2
“Inilah 8 Pabrik Garmen Penyerap Ribuan Tenaga Kerja Di Jepara,” ISJTV.COM,
accessed September 25, 2020, https://isjtv.com/inilah-8-pabrik-garmen-penyerap-ribuan-
tenaga-kerja-di-jepara/.
42
Dengan banyaknya pabrik berskala Internasional ini akan
membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat Jepara dan juga
luar Jepara sehingga sedikit demi sedikit masyarakat bisa
memperbaiki kesejahteraannya sendiri maupun keluarganya. Dalam
penelitian ini, penulis mewawancarai narasumber dengan mengambil
1 pabrik yang berada di Jepara yaitu PT. Parkland World Indonesia
(PWI) Jepara. Sekilas akan dijelaskan tentang gambaran umum dari
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara, di mana para
narasumber bekerja di tempat ini.
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara adalah
perusahaan swasta yang bergerak di bidang Industri Alas Kaki.
Dengan jumlah karyawan saat ini mencapai lebih dari 10.000 orang.
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara didirikan pada tanggal
14 Desember 2013 dengan akte nomor 070, dengan kantor pusat di Jl.
Pelang Mayong Jepara. Pemilihan lokasi ini didasarkan kepada studi
kelayakan pada akhir tahun 2012-an, di mana desa Pelang Mayong
sedang membangun diri sebagai daerah industri. Selain itu, ada
beberapa pertimbangan sosial ekonomi yang lebih menguntungkan
yaitu harga tanah yang relatif murah, mudah mendapatkan tenaga
kerja, mudah mendapatkan bahan baku, dan juga terletak di daerah
strategis di mana cukup dekat dengan jalan tol Jepara-Kudus.
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara didirikan di atas
tanah seluas kurang lebih sepuluh hektar. Pembangunan pabrik ini
dimulai pada bulan Desember 2012 dan baru selesai pada bulan
November 2013. Kemudian pada bulan Januari 2014 PT. Parkland
World Indonesia (PWI) Jepara sudah mulai beroperasi, lalu untuk
ekspor perdananya baru dapat dilakukan pada awal bulan Februari
2014. Ada beberapa latar belakang dalam pendirian industri sepatu
ini diantaranya yaitu untuk membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat sekitar dan memberi keterampilan kerja dibidang industri
dalam rangka membantu pemerintah dalam mengatasi masalah
pengangguran, mendapatkan keuntungan bagi perusahaan guna
pengembangan dan kelangsungan hidup karyawan, membantu
menambah devisa Negara dalam meningkatkan ekspor non migas di
mana orientasi produk perusahaan adalah pasar dalam dan luar
negeri, serta yang menjadi latar belakang terakhir yaitu membantu
pemerintah dalam menghidupi industri lain seperti industri baku.
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara juga mempunyai
visi dan misi. Visi dari PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara
adalah menjadi yang paling kompetitif dan terpercaya dalam
memanufaktur sepatu olahraga dengan harga menengah ke bawah.
Misi dari PT. Parkland World (PWI) Mayong Jepara adalah memberi
43
pelayanan harga dan kualitas yang terbaik bagi pelanggan dengan
selalu menerapkan sistem perburuhan yang terbaik, mencari dan
menerima, mempertahankan, melatih dan menghargai karyawan yang
terbaik dalam bidangnya, menciptakan produk bermutu tinggi dengan
inovasi dan kreatifitas, peduli kepada masyarakat dan lingkungan
sekitar, fokus kepada efisiensi dan mutu, memperbaiki biaya, mutu
dan proses pada tahap development, dan menerapkan perbaikan
berlanjut pada proses produksi.3
3
“Working at PT Parkland World Indonesia Jepara,” JobStreet, accessed September
4, 2020, https://www.jobstreet.co.id/en/companies/1267219-pt-parkland-world-indonesia-
jepara/reviews.
4
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
5
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
44
Fatima sudah 4 tahun bekerja di pabrik PWI ini dan bekerja
di pabrik dijadikan sebagai pekerjaan utama. Alasan dari
saudara Siti Fatima bekerja di pabrik karena saat itu baru
dibuka pabrik sehingga melamar bekerja dipabrik dan juga
gaji di pabrik yang besar. Selain itu, saudara Siti Fatima
merupakan anak pertama dan masih mempunyai adik-adik
yang sekolah jadi harus membantu orangtua.6
d. Zuliana, seorang buruh pabrik di PT. Parkland World
Indonesia (PWI) Jepara. Pendidikan terakhir dari informan
yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA). Umur saudara Zuliana
23 tahun dan alamat tempat tinggal di Ds. Mayong Lor Kec.
Mayong Kab. Jepara serta sudah bekerja di pabrik PWI
selama 2 tahun. Domisili yang dekat dengan pabrik
mengakibatkan masyarakat sekitar bekerja di pabrik, selain
itu lowongan kerja pabrik lebih banyak daripada kerja
rumahan.7
e. Venni Khofiana, seorang buruh pabrik di PT. Parkland World
Indonesia (PWI) Jepara dengan usia 22 tahun dan sudah
bekerja selama 4 tahun di pabrik PWI. Alamat tempat tinggal
saudara Venni yaitu Ds. Mayong Kidul Kec. Mayong Kab.
Jepara. Pendidikan terakhir dari informan yaitu Sekolah
Menengah Atas (SMA). Saudara Venni bekerja karena untuk
mencukupi kebutuhan dan menabung untuk biaya kuliah.8
f. Elok Intan Permatasari, buruh pabrik yang bekerja di PT.
Parkland World Indonesia (PWI) Jepara sebagai supervisior
produksi. Pendidikan terakhir dari informan yaitu Sekolah
Menengah Atas (SMA). Umur dari saudara Elok yaitu 23
tahun, sedangkan alamat tinggalnya ada di Ds. Blolo
Karangampel Kec. Kaliwungu Kab. Kudus. Bekerja di pabrik
ini bisa dikatakan sebagai pekerjaan utama dari saudara Elok
dan sudah 4 tahun bekerja di pabrik PWI. Alasan kenapa
bekerja di pabrik karena setelah lulus sekolah ingin
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tetapi terhalang
oleh pendapatan orangtua yang tidak cukup untuk biaya
kuliah sehingga saudara Elok memilih kerja.9
6
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
7
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
8
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
9
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 6,
transkrip.
45
g. Nasiyatul Aisyah, karyawan pabrik yang bekerja di PT.
Parkland World Indonesia (PWI) Jepara dan bertempat
tinggal di Mayong, Jepara. Pendidikan terakhir dari informan
yaitu S1. Umur dari saudara Nasiyatul Aisyah adalah 27
tahun dan sudah bekerja di pabrik PWI selama 3,5 tahun.
Saudara Nasiyatul Aisyah ini sudah menikah hampir 1 tahun
dan sekarang hamil 2 bulan. Suami dari saudara Nasiyatul ini
bekerja serabutan, fotografer dan juga punya usaha dagang.
Alasan saudara Nasiyatul bekerja di pabrik PWI yaitu gaji
yang cukup besar dibandingkan dengan gaji di tempat kerja
sebelumnya.10
2. Faktor-faktor yang menyebabkan perempuan milenial
melakukan pekerjaan di luar rumah
Dalam penelitian ini penulis juga menganalisis faktor-
faktor yang menyebabkan perempuan milenial melakukan
pekerjaan di luar rumah. Dari hasil wawancara dengan para
informan yang bekerja di PT. Parkland World Indonesia (PWI)
Jepara, peneliti menemukan beberapa faktor yang menyebabkan
perempuan bekerja di luar rumah yaitu faktor kebutuhan, seperti
yang dikatakan oleh saudara Wiwin Setyorini yang mengatakan
bahwa ia bekerja di pabrik karena tuntutan ekonomi dan juga gaji
di pabrik lebih banyak.11
Hal ini selaras dengan informan lain yaitu saudara
saudara Siti Fatima juga mengatakan bahwa ia bekerja di pabrik
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara karena faktor
ekonomi dan keluarga dimana ia masih mempunyai adik-adik
yang masih sekolah.12 Penjelasan yang sama juga diungkap oleh
saudara Elok Intan Permatasari yang mengatakan bahwa ia
bekerja untuk mendapatkan pengalaman.13
Selain itu, saudara Venni Khofiana juga mengatakan jika
bekerja karena faktor untuk memenuhi kebutuhan dan juga untuk
melatih mental agar kuat menghadapi segala keadaan.14 Hal yang
sama juga diungkapkan oleh saudara Winda yang mengatakan
10
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip..
11
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
12
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
13
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
14
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
46
jika mereka bekerja di pabrik PT. Parkland World Indonesia
(PWI) Jepara karena kebutuhan dan banyaknya lowongan kerja
di pabrik.15 Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara
Nasiyatul Aisyah ia bekerja di pabrik karena lowongan kerja di
pabrik yang banyak dan gaji yang besar.16 Begitu juga dengan
saudara Zuliana yang mengatakan bahwa ia bekerja karena
domisili dekat dengan pabrik dan juga lowongan kerja di pabrik
lebih banyak.17
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 7 informan
diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan
perempuan milenial bekerja di luar rumah diantaranya yaitu
kebutuhan yang mendesak sehingga mengharuskan para
perempuan milenial ini untuk bekerja di pabrik PWI, lowongan
kerja di pabrik yang lebih banyak daripada kerja di rumahan,
domisili atau lingkungan yang dekat dengan pabrik sehingga
masyarakat sekitar juga kebanyakan bekerja di pabrik, serta
belajar mandiri dan juga memperoleh pengalaman.
3. Peran perempuan milenial dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga ditinjau dari maqashid syariah
Untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah ini,
penulis akan membahas indikator-indikator untuk memperoleh
kesejahteraan yang sesuai dengan maqashid syariah. Berikut ini
hasil wawancara dengan informan yang bekerja di pabrik PWI
Jepara:
a. Pemeliharaan Agama (Hifz al-Din)
1) Sholat
Sholat merupakan salah satu indikator
pemeliharaan agama yang sangat penting. Oleh karena
itu, setiap manusia sesibuk apapun tidak boleh
meninggalkan kewajibannya untuk melaksanakan sholat.
Begitu juga dengan para informan yang selama bekerja
tidak merasa terganggu seperti yang diungkapkan oleh
saudara Wiwin Setyorini yang mengatakan bahwa ia
tidak terganggu sama sekali karena dalam bekerja
diperbolehkan untuk beribadah diberi toleransi waktu.18
Hal ini juga selaras dengan perkataan saudara Winda
15
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
16
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
17
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
18
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
47
yang mengatakan meskipun mereka bekerja, waktu
sholatnya tidak mengganggu.19
Saudara Siti Fatima juga membenarkan
pernyataan informan diatas bahwa meskipun ia bekerja,
kewajiban sholatnya tidak terganggu tidak merasa
terganggu dengan kewajibannya.20 Hal yang sama juga
dikatakan oleh saudara Zuliana bahwa ia tidak sama
sekali terganggu dengan kewajiban sholatnya selama
bekerja di pabrik.21 Saudara Venni Khofiana juga
mengatakan hal yang sama bahwa ia selama bekerja,
kewajiban sholatnya tidak terganggu.22
Pernyataan dari para informan di atas juga
dibenarkan oleh saudara Elok Intan Permatasari yang
mengatakan bahwa tidak merasa terganggu dengan
kewajiban sholatnya selama bekerja karena sudah
disiapkan tempat untuk beribadah.23 Informan terakhir
yaitu saudara Nasiyatul Aisyah juga mengatakal hal yang
sama bahwa ia selama bekerja, kewajiban sholatnya tidak
terganggu.24
Dari ke-7 informan di atas dapat diketahui bahwa
selama bekerja para informan tidak merasa terganggu
dengan kewajiban sholatnya.
2) Puasa
Begitu juga dengan sholat, puasa Ramadhan
merupakan indikator yang juga penting dalam
pemeliharaan agama. Oleh karena itu, setiap orang
muslim wajib untuk menunaikan ibadah puasa
Ramadhan meskipun sedang bekerja atau tidak. Begitu
juga dengan para informan yang mengatakan tetap
menjalankan puasa Ramadhan meskipun sedang bekerja
sesuai dengan pernyataan dari saudara Wiwin Setyorini
yang mengatakan meskipun ia bekerja tetap menjalankan
19
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
20
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
21
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
22
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
23
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
24
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
48
puasa wajib dan dari pabrik sendiri untuk menghormati
biasanya tidak ada makan siang diganti dengan takjil.25
Hal ini juga sama dengan jawaban dari saudara
Winda yang mengatakan bahwa ia tetap menjalankan
puasa Ramadhan meskipun sedang bekerja.26Selaras
dengan saudara Siti Fatima juga mengatakan bahwa
meskipun ia bekerja, ketika bulan puasa tetap
menjalankan puasa Ramadhan meskipun sedang bekerja
karena itu kewajiban bagi seorang muslim.27 Hal ini
sama dengan saudara Zuliana yang mengatakan bahwa
tetap menjalankan puasa Ramadhan wajib meskipun
sedang bekerja harus puasa.28
Saudara Venni Khofiana juga mengatakan
sebagai seorang muslim wajib untuk berpuasa selagi
tidak berhalangan dan puasa itu tergantung dari niat
masing-masing.29 Hal yang sama juga diungkapkan oleh
saudara Elok Intan Permatasari yang mengatakan bahwa
di pabrik tidak ada aturan untuk wajib puasa, semua itu
tergantung dengan niat masing-masing pekerja.30
Informan terakhir yaitu Saudara Nasiyatul Aisyah juga
mengatakan bahwa meskipun ia bekerja tetap
menunaikan ibadah puasa Ramadhan karena itu
merupakan kewajiban sebagai seorang muslim.31
Dari ke-7 informan di atas dapat diketahui bahwa
meraka tetap menunaikan ibadah puasa Ramadhan
meskipun sedang bekerja dan pabrik juga menghormati
dengan tidak ada makan siang bagi karyawan diganti
dengan takjil.
3) Zakat
Indikator selanjutnya yang menjadi bagian dari
pemeliharaan agama yaitu membayar zakat, dimana
zakat merupakan salah satu rukun Islam. Sehingga wajib
25
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
26
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
27
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
28
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
29
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
30
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
31
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
49
bagi seorang muslim untuk membayar zakat untuk
membersihkan diri dan harta yang dimiliki karena setiap
harta seseorang ada hak orang lain. Seperti yang
dikatakan oleh saudara Wiwin yang setiap tahun
membayar zakat dan juga dari pihak pabrik setiap hari
jum’at ada infaq.32 Hal yang sama juga diungkapkan oleh
saudara Winda yang mengatakan setiap tahun membayar
zakat fitrah dan terkadang jika idul fitri kalau ada anak
kecil diberikan uang dari hasil kerja di pabrik meskipun
nominalnya tidak banyak. 33
Saudara Siti Fatima juga mengatakan hal yang
sama bahwa ia selalu membayar zakat fitrah karena bisa
membersihkan diri dan harta yang dimiliki dan dari
pabrik setiap hari jum’at selalu ada infaq yang nantinya
diberikan kepada orang yang membutuhkan.34 Hal yang
sama juga dikatakan oleh saudara Zuliana yang
mengatakan setiap tahun membayar zakar fitrah dengan
hasil kerja sendiri.35 Begitu juga dengan saudara Venni
Khofiana yang mengatakan bahwa setiap tahun sudah
membayar zakat fitrah dan jika ada uang lebih diberikan
kepada anak tetangga yang yatim piatu.36
Hal yang sama juga dikatakan oleh saudara Elok
Intan Permatasari bahwa ia telah membayar zakat fitrah
dan juga zakat maal yang diberikan kepada orang yang
membutuhkan dan dari pabrik juga setiap jum’at ada
pengurus yang mengurusi infaq mbak dimana dananya
disalurkan untuk yatim piatu, masjid, dan orang yang
membutuhkan37 Informan terakhir yaitu saudara
Nasiyatul Aisyah juga mengatakan hal yang sama bahwa
setiap tahun sudah membayar zakat fitrah dan juga
membayar zakat maal, serta dari pabrik juga setiap hari
jum’at mengadakan infaq.38
32
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
33
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
34
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
35
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
36
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
37
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
38
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
50
Berdasarkan informasi dari ke-7 informan di atas
dapat diketahui bahwa semua informan setiap tahun
membayar zakat fitrah dan juga ada beberapa informan
yang juga sudah membayar zakat maal setiap satu bulan
bekerja dalam bentuk uang tunai. Kemudian, pihak
pabrik sendiri setiap jum’at berinfaq yang dananya
disalurkan ke masjid, yatim piatu, dan orang-orang yang
membutuhkan.
b. Pemeliharaan Jiwa (Hifz al-Nafs)
1) Tempat Tinggal
Rumah juga bisa dijadikan sebagai indikator
kesejahteraan bagi setiap manusia. Kondisi rumah yang
baik maka akan baik juga keadaan sosialnya. Selain itu,
juga perlu dilengkapi dengan fasilitas yang baik agar
memberi kenyamanan yang menghuni rumah tersebut.
Berikut ini hasil yang diperoleh peneliti ketika
mewawancarai saudara Wiwin Setyorini mengatakan
bahwa rumah orang tuanya erbilang sudah layak dan juga
nyaman untuk ditinggali.39 Hal yang sama juga
diungkapkan oleh saudara Winda yang mengatakan jika
masih tinggal bersama orang tua, kondisi dan fasilitas di
rumah sudah layak dan juga memberi kenyamanan.40
Begitu juga dengan saudara Siti Fatima yang mengatakan
jika ia masih tinggal bersama orangtua dan saudaranya
dimana kondisinya dalam keadaan yang terbilang
layak.41
Saudara Zuliana juga mengatakan bahwa rumah
yang ditinggalinya bersama orang tua dan saudaranya
sudah memberi rasa nyaman dan juga layak untuk
ditempati.42 Hal yang sama diungkapkan oleh saudara
Venni Khofiana yang mengatakan bahwa kondisi rumah
yang di tempati bersama orangtua dan saudaranya sudah
dalam kondisi layak baik dari segi dinding, atap, dan
lantai.43 Begitu juga dengan saudara Elok Intan
Permatasari yang juga masih tinggal bersama orangtua
39
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
40
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
41
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
42
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
43
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip. .
51
dan saudaranya mengatakan kondisi rumah yang di
tempati dengan keluarganya sudah cukup baik.44 Hal
yang sama diungkapkan oleh informan terakhir yaitu
saudara Nasiyatul Aisyah yang mengatakan bahwa
rumah yang di tempati sudah cukup layak.45
Berdasarkan informasi dari ke-7 informan dapat
diketahui bahwa 6 informan masih tinggal bersama
orangtuanya dan 1 informan tinggal bersama suami. Dari
hasil observasi yang peneliti lakukan menghasilkan data
bahwa kondisi fisik rumah baik dilihat dari dinding,atap,
dan lantai juga sudah dalam kondisi yang baik serta
fasilitas rumah yang memadai, seperti kamar mandi,
dapur, penerangan sudah memakai listrik, dan
sebagainya.
2) Pangan
Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan
penelitian mengenai pemenuhan kebutuhan pangan dari
ke-7 subjek penelitian. Ke-7 subjek penelitian
menyatakan pendapat yang hampir sama tentang
frekuensi pola makan sehari-hari. Seperti yang
diungkapkan oleh saudara Wiwin Setyorini yang
mengatakan jika ia dan keluarganya makan seperti orang
lainnya yaitu 3x sehari.46Begitu juga dengan Saudara
Winda yang mengungkapkan hal yang sama bahwa ia
dan keluarganya makan 3x sehari, akan tetapi ia
kebanyakan makan siang di pabrik.47
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara
Siti Fatima yang mengungkapkan bahwa ia dan
keluarganya sama seperti informan yang lain yaitu
makan 3x sehari.48 Saudara Zuliana juga mengungkapkan
bahwa ia dan keluarganya makan 3x sehari.49 Hal yang
sama juga diungkapkan oleh saudara Venni Khofiana
bahwa ia dan keluarganya sebisa mungkin makan
44
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
45
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
46
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
47
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
48
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
49
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
52
makanan yang bergizi dengan frekuensi pola makan 3x
sehari.50 Saudara Elok Intan Permatasari juga
mengatakan bahwa ia dan keluarganya makan 3x
sehari.51 Informan yang terakhir yaitu saudara Nasiyatul
Aisyah mengatakan bahwa ia dan suami makan sehari 3x
dan ia juga mengkonsumsi makan makanan yang
bergizi.52
Berdasarkan informasi dari ketujuh informan
dapat diketahui bahwa frekuensi makan semua informan
sama yaitu sehari 3x. Kemudian, para informan juga
telah memenuhi kebutuhan pangan ini dengan makan
makanan yang bergizi.
3) Pakaian
Pemenuhan kebutuhan pakaian dari ke-7
informan sudah tercukupi dengan baik. Hal ini seperti
yang diungkapkan oleh saudara Wiwin Setyorini yang
mengatakan bahwa ia bisa berganti-ganti setiap hari dan
hasil kerjanya juga bisa untuk membeli pakaian untuk
keluarganya.53 Hal yang sama juga diungkapkan oleh
saudara Winda yang mengatakan bahwa kebutuhan
sandangnya sudah tercukupi dengan baik dan bisa
membelikan baju untuk orang tua dan adik.54 Saudara
Siti Fatima juga mengatakan hal yang sama bahwa
pakaian yang dimiliki lebih dari cukup karena biasanya
pakaian yang digunakan itu yang disuka-suka saja.55
Hal yang sama juga dikatakan oleh saudara
Zuliana yang mengatakan sama bahwa pakaian yang
dimilikinya lebih dari kata cukup.56Begitu juga dengan
saudara Venni Khofiana mengatakan bahwa kebutuhan
sandangnya sudah tercukupi dengan baik.57 Hal yang
50
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
51
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
52
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
53
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
54
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
55
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
56
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
57
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
53
sama juga diungkapkan oleh saudara Elok Intan
Permatasari yang mengatakan bahwa pakaian yang ia dan
keluarganya pakai sudah tercukupi dengan baik.58
Informan terakhir yaitu saudara Nasiyatul Aisyah juga
mengatakan hal yang serupa bahwa kebutuhan sandang
sudah tercukupi dengan baik, dimana ia bisa dan mampu
membeli pakaian bukan hanya untuk diri sendiri
melainkan untuk keluarganya juga. 59
Berdasarkan informasi dari ketujuh informan
dapat diketahui bahwa kebutuhan sandang para informan
dan keluarganya telah tercukupi dengan baik. Setiap
harinya informan dan keluarganya bisa berganti-ganti
pakaian untuk digunakan sehari-hari.
4) Kesehatan dan keselamatan kerja
Untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan dan
keselamatan kerja, ketujuh subjek penelitian juga
menyatakan hal yang sama. Jika ada anggota yang sakit
di bawa ke puskesmas kalau yang sakit ringan beli obat
di apotek. Kemudian, dari ketujuh informan juga sudah
memiliki jaminan kesehatan. Seperti yang diungkapkan
oleh saudara Wiwin Setyorini jika ada keluarga yang
sakit dibawa ke dokter, tetapi kalau sakitnya ringan
biasanya membeli obat di apotek atau warung terdekat.60
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara
Winda jika ia dari pabrik sudah ada BPJS dan misalnya
di pabrik tiba-tiba sakit juga bisa periksa di poliklinik
yang merupakan fasilitas dari pabrik mbak. Kemudian,
jika keluarga sakit dibawa ke puskesmas terdekat.61
Begitu juga dengan saudara Siti Fatima yang mengatakan
hal yang sama dimana jika ada keluarga yang sakit
biasanya dibawa ke puskesmas tetapi kalau hanya sakit
ringan biasanya hanya istirahat dan beli obat di apotek
mbak. Sedangkan yang memiliki BPJS kesehatan hanya
58
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
59
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
60
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
61
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
54
saudara Siti karena memang dari pabrik sudah
didaftarkan jadinya tidak perlu mendaftar lagi.62
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara
Zuliana yang mengatakan jika gaji yang diterimanya dari
pabrik sudah termasuk potongan untuk asuransi
kesehatan mbak sedangkan untuk keluarga saudara
Zuliana tidak memiliki BPJS kesehatan.63
Saudara Venni Khofiana juga mengungkapkan
hal yang sama jika ada keluarga yang sakit dibawa ke
dokter sedangkan saudara Venni sudah di asuransikan
oleh perusahaan dan dilampirkan di slip gaji.64 Hal yang
sama juga diungkapkan oleh saudara Elok Intan
Permatasari bahwa ia memiliki asuransi kesehatan karena
setiap karyawan sudah didaftarkan dalam program BPJS
dari pihak management.65 Informan terakhir yaitu
saudara Nasiyatul Aisyah juga mengatakan hal yang
serupa jika ia memiliki jaminan kesehatan karena dari
perusahaan sudah di daftarkan.66
Berdasarkan informasi dari ketujuh informan di
atas dapat diketahui bahwa semua informan memiliki
jaminan kesehatan karena dari perusahaan sudah di
daftarkan biasanya nanti dilampirkan di slip gaji.
Kemudian para informan dan keluarganya juga ketika
sakit mampu menjangkau pelayanan kesehatan.
5) Alat transportasi
Alat transportasi dapat dijadikan sebagai
indikator tambahan dalam kesejahteraan para informan.
Hal ini dikarenakan alat transportasi dapat
mempermudah para pekerja untuk berangkat kerja.
Selain itu, adanya alat transportasi ini dapat
mempermudah mobilitas sehari-hari untuk menjangkau
ke tempat yang hendak dituju. Alat transportasi yang
kebanyakan dimiliki oleh para informan adalah sepeda
motor seperti yang dikatakan oleh saudara Wiwin
62
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
63
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
64
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
65
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
66
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
55
Setyorini yang mengatakan bahwa ia mempunyai sepeda
motor yang ia kredit dari hasil kerjanya.67 Hal yang sama
juga diungkapkan oleh saudara Winda bahwa ia memiliki
sepeda motor yang ia kredit sendiri ketika bekerja di
pabrik.68 Begitu juga dengan saudara Siti Fatima yang
mengatakan bahwa alat transportasi yang dimilikinya
berupa sepeda motor.69 Hal yang sama juga diungkapkan
oleh saudara Zuliana jika ia memiliki motor sendiri untuk
digunakan ketika berangkat kerja.70 Saudara Venni
Khofiana juga mengatakan hal yang sama jika sepeda
motor merupakan alat transportasi yang dimilikinya
karena sepeda motor sangat diperlukan ketika berangkat
kerja maupun pergi kemana-mana tidak perlu pinjam
motor orang.71 Hal yang sama juga diungkapkan oleh
saudara Elok Intan Permatasari jika awal kerja dulu
kredit motor dengan dp awal dibantu orang tua tetapi
untuk cicilannya bayar sendiri.72 Informan terakhir yaitu
saudara Nasiyatul Aisyah juga mengatakan hal yang
sama jika alat transportasi yang dimiliki berupa sepeda
motor.73
Berdasarkan informasi dari ketujuh informan
dapat diketahui bahwa kebanyakan alat transportasi yang
dimiliki oleh para informan yaitu sepeda motor. Dan juga
para informan memiliki kendaraan sendiri setelah mereka
kerja di pabrik sehingga bisa kredit sepeda motor.
c. Pemeliharaan Akal (Hifz al-‘Aql)
Allah SWT memberikan akal kepada manusia agar
setiap orang dapat membedakan antara yang baik dan yang
buruk bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh karena
itu, akal yang telah diberikan kepada manusia perlu dijaga,
dipeliharan, dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Untuk
memelihara akal dapat melalui pendidikan formal maupun
67
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
68
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
69
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
70
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
71
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
72
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
73
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
56
non formal, karena pendidikan sangatlah penting dan erat
kaitannya dengan ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat.
Berikut tingkat pendidikan terakhir dari para informan akan
disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1
Tingkat Pendidikan Terakhir
No. Nama Pendidikan
Terakhir
1. Wiwin Setyorini SMA
2. Winda SMA
3. Siti Fatima SMA
4. Zuliana SMA
5. Venni Khofiana SMA
6. Elok Intan SMA
Permatasari
7. Nasiyatul Aisyah S1
Sumber : Hasil Wawancara Oleh Peneliti, 2020
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan terakhir dari 1 informan adalah S1 dan 6
informan memiliki tingkat pendidikan SMA/Sederajat. Hal
ini berarti para informan memelihara akal mereka dengan
menuntut ilmu melalui pendidikan formal. Meskipun mereka
sudah tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi
mereka tetap memelihara akalnya, seperti yang dikatakan
oleh Saudara Wiwin yang mengatakan jika ia bekerja di pt
dibidang pembuatan sepatu dapat menambah pengetahuan
baru seperti kita membeli sepatu bisa lebih selektif dalam
memilih sepatu yang bagus dan nyaman.74 Begitu juga
dengan saudara Winda yang mengatakan hal sama bahwa ia
belajar job pekerjaan dimana sebelum diterima mendapatkan
pelatihan agar mengetahui pekerjaan yang akan digeluti.75
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara Siti Fatima
yang mengatakan bahwa ilmu bukan hanya teori buku saja
melainkan praktik mengenai job pekerjaan di pabrik juga
harus paham.76
Saudara Zuliana juga mengatakan bahwa selama
bekerja mendapatkan pengetahuan dan ilmu baru dimana bisa
74
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
75
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
76
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
57
saling menghargai, bertukar pendapat, dan saling membantu.
Selain itu, bisa belajar mengenai job pekerjaan sesuai yang
dikerjakan”77 Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara
Venni Khofiana yang mengatakan bahwa banyak ilmu yang
didapat baik dari sesama karyawan maupun tidak, dan bisa
saling menghargai, bertukar pendapat, saling membantu.78
Begitu juga dengan saudara Elok Intan Permatasari juga
banyak mendapatkan ilmu maupun pengalaman karena
dikelilingi orang-orang yang berfikir positif.79 Informan
terakhir yaitu saudara Nasiyatul Aisyah juga mengatakan
bahwa mendapatkan ilmu dan wawasan, serta lingkup pabrik
yang luas maka bertemu dengan orang-orang yang memiliki
karakter yang berbeda-beda.80
Dari ke-7 informan dapat diketahui bahwa semua
informan menuntut ilmu melalui pendidikan formal dan
selama bekerja semua informan mendapatkan ilmu dan
wawasan baru baik dari sesama karyawan maupun tidak.
d. Pemeliharaan Keturunan (Hifz al-Nasl)
Status perkawinan menunjukkan kemampuan
seseorang dalam menjalin suatu hubungan untuk membentuk
suatu keluarga. selain itu, pemeliharaan keluarga juga dilihat
dari bagaimana cara para informan untuk menjaga
keharmonisan dan kerukunan dengan orangtua dan
saudaranya. Berdasarkan dari penjelasan saudara Wiwin
Setyorini yang mengatakan bahwa ia belum menikah karena
tidak mau terburu-buru.81 Hal yang sama juga diungkapkan
oleh saudara Winda yang mengatakan bahwa ia belum
menikah dan cara menjaga keharmonisan dengan orang tua
yaitu dengan meluangkan waktu saat libur.82 Saudara Siti
Fatima juga mengatakan hal yang sama jika ia masih mau
bekerja dulu karena menikah harus benar-benar siap segala
sesuatunya. Kemudian untuk menjaga kerukunan dengan
77
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
78
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
79
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
80
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
81
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
82
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
58
orang tua dan saudanya, saudara Siti selalu menyempatkan
waktu kumpul bareng keluarga misalnya nonton tv atau
makan bersama.83
Hal yang sama juga diungkapkan saudara Zuliana
yang mengatakan bahwa ia belum menikah dan cara menjaga
keharmonisan dengan sering kumpul dengan keluarga.84
Saudara Venni Khofiana juga mengungkapkan hal yang sama
jika ia belum menikah dan cara menjaga keharmonisan dan
kerukunan dengan keluarga dengan cara sehabis pulang kerja
saya usahakan untuk selalu berkumpul dengan keluarga
karena kalau hari libur digunakan untuk kuliah.85 Begitu juga
dengan saudara Elok Intan Permatasari yang mengatakan hal
yang sama jika ia belum menikah tetapi sudah ada calonnya.
Cara saya untuk menjaga keharmonisan dan kerukunan
keluarga dengan cara banyak-banyak berkumpul, bercerita
dan terbuka dengan keluarga dan bersilaturahmi dengan baik
kepada sanak sodara.86 Informan yang terakhir yaitu saudara
Nasiyatul Aisyah yang mengatakan jika ia sudah menikah
hamper 1 tahun dan sekarang lagi mengandung 2 bulan dan
cara menjaga keharmonisan dengan suami dengan cara
sehabis pulang kerja biasanya disempatkan waktu untuk
ngobrol terus makan bareng, dan saling komunikasi.87
Berdasarkan ketujuh informan di atas dapat di
ketahui bahwa 6 informan belum menikah dan 1 informan
sudah menikah. Kemudian, para informan untuk menjaga
keharmonisan dan kerukunan dengan keluarganya dengan
cara berkumpul, saling komunikasi, dan sebagainya.
e. Pemeliharaan Harta (Hifz al-Mal)
Pendapatan merupakan imbalan atau balas jasa yang
diterima oleh seseorang atas suatu pekerjaan yang telah
dilakukan. Pendapatan dalam penelitian ini yaitu jumlah
penghasilan yang diperoleh oleh informan selama bekerja
satu bulan di pabrik PT. Parkland World Indonesia (PWI)
Jepara. Kemudian, dari pendapatan yang diterima pasti uang
83
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
84
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
85
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
86
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
87
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
59
yang diterima akan dikeluarkan untuk biaya konsumsi
mereka baik konsumsi pangan dan non pangan. Berikut ini
hasil dari wawancara dengan para informan mengenai
pendapatan dan pengeluaran mereka yang beraneka ragam
seperti yang dikatakan oleh saudara Wiwin Setyorini dimana
penghasilannya Rp 2.040.000 tetapi jika lembur full bisa
sampe Rp 3.000.000, tetapi kemarin awal-awal covid gajinya
hanya Rp 1.600.000. Kemudian untuk pengeluarannya bisa
hamper Rp 2.000.000, alokasinya Rp 1.000.000 untuk
orangtua, Rp 200.000 untuk membeli krim, Rp 250.000
untuk bensin satu bulan, Rp 300.000 untuk jajan, terus untuk
beli minyak sabun sampo dan lain-lain mungkin Rp 100.000
dan sisanya untuk di tabung”88
Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara
Winda dimana penghasilannya sebulan Rp 2.040.000 sesuai
UMR dimana penghasilannya diberikan kepada orang tua
dan untuk kebutuhan sendiri.89 Begitu juga dengan saudara
Siti Fatima yang mengatakan bahwa penghasilan yang ia
dapat Rp 2.000.000 s/d Rp 3.000.000. Dimana alokasinya
diberikan untuk orangtua dan kebutuhan saudara Winda
sendiri dan jika masih ada sisa di tabung.90 Hal yang sama
juga diungkapkan oleh saudara Zuliana yang mengatakan
penghasilan selama sebulan Rp 2.040.000 sesuai UMR
Jepara, dari penghasilannya diberikan kepada orangtua dan
untuk keperluan saudara Zuliana sendiri. 91
Begitu juga dengan saudara Venni Khofiana yang
mengatakan jika gajinya sesuai dengan UMR Jepara, dimana
gajinya untuk orang tua dan juga ditabung untuk biaya
kuliah.92 Hal yang sama juga diungkapkan oleh saudara Elok
Intan Permatasari yang mengatakan jika gaji yang
diterimanya sebesar Rp 5.000.000 karena levelnya sudah
supervisior produksi.93 Informan yang terakhir yaitu saudara
Nasiyatul Aisyah mengatakan jika gajinya sebagai admin
88
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
89
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
90
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
91
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
92
Venni Khofiana, wawancara oleh penulis, 13 September, 2020, wawancara 5,
transkrip.
93
Elok Intan Permatasari, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara
6, transkrip.
60
sebesar 4.000.000 dan ia juga mendapatkan uang dari
suaminya.94
Berdasarkan informasi dari ketujuh informan di atas
dapat diketahui bahwa gaji yang diterima sudah sesuai
dengan UMR yang bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan informan dan juga keluarganya.
94
Nasiyatul Aisyah, wawancara oleh penulis, 21 September, 2020, wawancara 7,
transkrip.
61
Wiwin bahwa ia bekerja karena tuntutan ekonomi95, begitu juga
dengan saudara Siti Fatima bahwa faktor ekonomi dan keluarga
menyebabkan ia bekerja karena ia masih memiliki adik yang
sekolah sehingga dengan bekerja ia bisa membantu orangtua dan
memenuhi kebutuhannya sendiri.96
Kemudian, faktor yang kedua yang menyebabkan para
perempuan milenial bekerja di luar rumah yaitu banyaknya
lapangan kerja di pabrik dan gaji yang cukup besar. Alasan lain
yang menyebabkan para perempuan milenial bekerja selain
karena faktor kebutuhan ekonomi yaitu banyaknya lapangan
kerja di pabrik. Hal ini selaras dengan banyaknya pabrik-pabrik
berskala Internasional yang didirikan di Jepara, sehingga dengan
berdirinya pabrik-pabrik ini akan berdampak kepada peluang
kerja masyarakat semakin banyak baik dari Jepara maupun luar
Jepara. Selain itu, gaji di pabrik yang cukup besar dimana gajinya
sesuai dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) belum
lagi ketika para pekerja lembur akan mendapatkan uang lembur.
Hal inilah yang menyebabkan para pekerja berbondong-bondong
untuk bekerja di pabrik daripada rumahan, karena lowongan kerja
untuk rumahan juga sedikit kebanyakan memang kerja di pabrik.
Seperti yang dikatakan saudara Winda yang mengatakan bahwa
lowongan kerja di pabrik lebih banyak dibandingkan dengan
kerja rumahan dan gaji di pabrik yang cukup besar.97
Faktor yang ketiga yaitu domisili rumah. Faktor lain
yang menyebabkan para informan untuk bekerja di luar rumah
yaitu domisili rumah mereka yang berada di sekitar pabrik
sehingga para informan ketika lulus sekolah memilih untuk
bekerja di pabrik karena tetangga sekitar juga banyak yang
bekerja di pabrik. Ini selaras dengan perkataan saudara Zuliana
bahwa ketika ia mencari pekerjaan kebanyakaan yang diperlukan
itu karyawan pabrik, kemudian domisili rumahnya yang dekat
pabrik menyebabkan tetangga sekitar rumah kebanyakan bekerja
di pabrik.98 Dengan domisili informan yang berada dekat dengan
pabrik mereka bisa menghemat uang untuk alokasi bensin dan
juga ketika mereka ngambil lembur pulangnya tidak terlalu jauh.
95
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
96
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3, transkrip.
97
Winda, wawancara oleh penulis, 9 September, 2020, wawancara 2, transkrip.
98
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
62
Faktor terakhir yang menyebabkan para perempuan
milenial bekerja di luar rumah yaitu belajar untuk mandiri dan
memperoleh pengalaman. Selain faktor-faktor yang telah
disebutkan, para perempuan milenial ini memilih bekerja di luar
rumah untuk belajar mandiri. Salah satu cara untuk melatih diri
agar mandiri yaitu dengan mereka bekerja yang nantinya akan
mendapatkan atau memperoleh penghasilan sendiri. Kemudian,
dengan mereka bekerja di luar rumah akan semakin banyak
pengalaman yang didapat yang nantinya dari pengalaman ini para
perempuan tidak akan terburu-buru dan lebih bijak dalam
mengambil keputusan. Selain itu, pengalaman-pengalaman yang
sudah didapat nantinya bisa saja bermanfaat di waktu yang akan
datang.
Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dalam
sebuah jurnal yang ditulis oleh Shafila Mardiana Bunsaman,
faktor yang menyebabkan perempuan bekerja karena kurangnya
penghasilan yang didapatkan oleh suami sebagai kepala keluarga
mendorong para perempuan untuk memiliki pekerjaan dengan
cara menjadi petugas K3L (Kebersihan, Kenyamanan, Keindahan
Lingkungan) di Universias Padjadjaran.99 Ini tentu berbeda
dengan penelitian yang penulis lakukan, dimana para informan
mereka kebanyakan belum keluarga sehingga alasan yang
digunakan bukan karena kurangnya penghasilan suami,
melainkan karena untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan
juga untuk membantu orangtuanya. Selain itu, dengan mereka
bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri merupakan salah
satu cara untuk belajar mandiri tidak terus bergantung kepada
orangtua.
Pembaharuan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu jika penelitian sebelumnya faktor yang
menyebabkan mereka ikut bekerja karena kurangnya penghasilan
yang didapat oleh suami mereka sehingga mereka ikut untuk
bekerja. Sedangkan dalam penelitian ini, faktor yang
menyebabkan mereka bekerja diluar rumah itu disebabkan oleh
beberapa faktor yang tentunya beragam yaitu faktor kebutuhan
ekonomi baik untuk dirinya sendiri maupun untuk membantu
orang tua, lapangan kerja khususnya di pabrik yang cukup
banyak, faktor domisili atau lingkungan yang berada dekat
99
Bunsaman, “Peranan Perempuan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi
Keluarga (Studi tentang Peranan Petugas K3L Perempuan Universitas Padjadjaran
Jatinangor (Zona: Rektorat)).”
63
dengan pabrik, serta belajar mandiri dan memperoleh
pengalaman selagi mereka masih muda.
Berdasarkan analisis di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa faktor yang menyebabkan perempuan milenial bekerja di
luar rumah yaitu factor kebutuhan ekonomi, factor domisili yang
dekat dengan pabrik, lapangan kerja di pabrik yang cukup besar,
serta para perempuan milenial ini ingin belajar mandiri dan juga
untuk mendapatkan pengalaman yang bisa digunakan untuk masa
yang akan datang.
Tabel 4.2
Faktor Perempuan Milenial Bekerja di Luar Rumah
No. Faktor Pendorong
1. Faktor kebutuhan
Faktor pertama yang mendorong perempuan untuk
bekerja di luar rumah itu karena kebutuhan ekonomi
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk membantu
keluarganya. Apalagi harga kebutuhan sekarang ini
yang semakin mahal, jika mereka tidak memiliki
penghasilan maka tidak akan bisa memenuhi
semuanya. Oleh karena itu, untuk memenuhinya
mereka bekerja di luar rumah yaitu menjadi buruh di
PT. Parkland World Indonesia (PWI) Jepara.
2. Banyaknya lapangan kerja di pabrik
Seiring dengan berjalannya waktu banyak sekali
pabrik-pabrik berskala internasional yang didirikan di
Jepara. Hal ini tidak menutup kemungkinan dengan
banyaknya pabrik yang didirikan maka peluang
pekerjaan juga akan semakin banyak, karena pabrik-
pabrik membutuhkan banyak pekerja dan juga bisa
mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu, gaji di
pabrik yang lumayan besar membuat mereka memilih
untuk bekerja di pabrik.
3. Domisili rumah atau lingkungan
Rumah mereka yang tidak jauh dari pabrik juga bisa
menjadi salah satu alasan mereka memilih bekerja di
pabrik, karena kebanyakan dari mereka lebih suka
kerja yang bisa dilaju dari rumah daripada harus kerja
jauh dari keluarga. Kemudian, tetangga rumah mereka
juga rata-rata bekerja di pabrik sehingga setelah
mereka sudah tamat sekolah mereka memilih untuk
bekerja dan kebetulan lowongan kerja kebanyakan dari
64
pabrik.
100
Anwarul Sholihin dan Muhammad Ghafur Wibowo, “The Welfare of Female
Worker Family from Maqashid Asy-Syari’ah Perspective (Labor Case Study in CV.
Kausar Jaya, Gresik),” Millah: Jurnal Studi Agama no. 1 (2017): 14.
66
Jika dibandingkan dengan teori hierarchy of needs
yang dikemukakan oleh Maslow, penulis menilai bahwa
maqashid syariah lebih universal dibandingkan dengan teori
hierarchy of needs ini. Keuniversalan ini bisa dilihat dalam
menempatkan agama (din) sebagai salah satu kebutuhan
dasar manusia. Dalam teori hierarchy of needs, agama bukan
merupakan kebutuhan dasar manusia. Padahal agama
dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan petunjuk
kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu
keselamatan dunia dan akhirat. Dalam teori hierarchy of
needs yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, kebutuhan
dasar manusia seperti makan dan minum yang dinamakan
dengan kebutuhan fisiologi (physiological needs). Sedangkan
menurut penulis, jika dalam maqashid syari’ah yang
dikemukakan oleh Al-Syathibi, agama bisa dikatakan sebagai
kebutuhan dasar pertama apalagi bagi seorang muslim. Hal
ini dikarenakan jika kita sebagai seorang muslim kita akan
mengetahui apa yang dibolehkan dan tidak dibolehkan
agama, baik dari makanan, pakaian, pekerjaan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, agama dapat memberikan petunjuk kepada
manusia dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia untuk
mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa semua
informan telah berusaha untuk menjaga keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT yaitu dengan menjalankan
kewajiban menegakkan ibadah sholat. Selain itu, mereka juga
tidak merasa terganggu waktu sholatnya ketika bekerja di
pabrik, ini dikarenakan perusahan juga memberi toleransi
waktu bagi karyawannya ketika waktu sholat dan juga
terdapat mushola yang disedikan oleh perusahaan sebagai
sarana untuk karyawan beribadah. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan saudara Wiwin yang mengatakan bahwa ia tidak
merasa terganggu sama sekali ketika akan beribadah.101
Begitu pula dengan pernyataan saudara Siti Fatima yang
mengatakan bahwa selama bekerja dipabrik tidak menggangu
kewajiban sholatnya karena memang di pabrik juga sudah
101
Wiwin Setyorini, wawancara oleh penulis, 5 September, 2020, wawancara 1,
transkrip.
67
ada mushola yang dapat digunakan karyawan untuk
beribadah.102
Demikian juga dengan kewajiban menjalankan
ibadah puasa Ramadhan, para informan tetap menjalankan
ibadah puasa Ramadhan meskipun sedang bekerja. Jika bulan
Ramadhan, perusahaan juga menghormati dengan tidak ada
makan siang tetapi diganti dengan takzil. Ini membuktikan
bahwa toleransi yang tinggi antara perusahaan dan juga
karyawan dimana mayoritas pekerja merupakan seorang
muslim. Hal ini diperkuat dengan pernyataan saudara Venni
yang mengatakan bahwa selama bekerja ia tetap berpuasa
dan ia juga mengatakan bahwa jika puasa Ramadhan dari
perusahaan malah didukung, hal ini terlihat dari jika puasa
Ramadhan tidak ada jatah makan siang untuk karyawan
tetapi diganti dengan takzil.103
Kemudian, puasa sangat erat kaitannya dengan
membayar zakat. Zakat yang dimaksud yaitu zakat fitrah
yang dikeluarkan pada saat bulan Ramadhan dan paling
lambat zakat harus dibayarkan sebelum memasuki bulan
Syawal. Zakat ini bertujuan untuk membersihkan diri dari
harta yang kita miliki, karena setiap harta yang dimiliki
seseorang terdapat hak orang lain. Sehingga harus
dibersihkan dengan melalui membayar zakat, berinfaq dan
bersodaqoh kepada orang yang berhak menerima seperti
anak-anak yatim, orang miskin, dan lain-lain. Selain itu, dari
pihak perusahaan juga setiap jum’at berinfaq biasanya
dananya disalurkan untuk anak yatim, masjid, dan orang
yang membutuhkan. Seperti pernyataan dari saudara Siti
Fatima yang mengatakan bahwa ia sudah bisa membayar
zakat fitrahnya sendiri dari hasil kerjanya sehingga tidak
bergantung kepada orang tua. Selain itu, ia juga mengatakan
bahwa di pabrik setiap jum’at selalu berinfaq yang diberikan
kepada orang yang membutuhkan.104
Jadi, dari hasil penelitian diperoleh bahwa
kemaslahatan atau kesejahteraan perempuan milenial yang
bekerja di pabrik PWI dari aspek pemeliharaan agama (hifz
102
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3,
transkrip.
103
Zuliana, wawancara oleh penulis, 12 September, 2020, wawancara 4, transkrip.
104
Siti Fatima, wawancara oleh penulis, 10 September, 2020, wawancara 3,
transkrip.
68
al-Din) telah tercapai seluruhnya. Hal ini dikarenakan para
informan telah memiliki kesadaran untuk menjaga keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan menjalankan
kewajibannya sebagai umat Islam yaitu menegakkan sholat
fardhu, menunaikan puasa Ramadhan, dan membayar zakat.
Kemudian, dari pihak perusahaan juga memberikan toleransi
waktu bagi karyawannya ketika menjalankan sholat,
sehingga dalam hal pemeliharaan agama karyawannya tetap
terpelihara dengan baik. Sedangkan untuk menunaikan
ibadah haji tidak digunakan dalam pemeliharaan ini,
dikarenakan ibadah haji bagi yang mampu baik dari segi
materi, fisik, dan mental. Pemenuhan pada aspek
pemeliharaan agama ini menjauhkan para informan dari hal-
hal yang mendatangkan mudharat dan menjauhkan diri dari
perbuatan yang tercela dan kemaksiatan.
b. Pemeliharaan Jiwa (Hifz al-Nafs)
Lima poin penting yang perlu dilindungi setelah
beragama yaitu menjaga jiwa. Dalam hal ini, ada hal-hal
yang dihindari yaitu membunuh orang lain, bunuh diri,
melukai orang lain baik melalui penganiayaan fisik maupun
mental serta aborsi. Kemudian, Jaser Auda menjelaskan
bahwa menjaga jiwa juga meliputi kewaspadaan terhadap
penyakit dan polusi. Dalam hal ini, jika diterapkan dalam
dunia industri, maka seorang pengusaha perlu melakukan
pencegahan terhadap hal-hal yang dapat merusak jiwa
pekerjanya, seperti eksploitasi fisik, tidak ada jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja.105
Seperti yang diketahui, jika pemeliharaan jiwa atau
menjaga jiwa sangat penting bagi seseorang agar dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu,
setiap manusia harus mampu memenuhi kebutuhannya agar
tercapai kesejahteraannya. Agar dapat menjaga dan
menjamin kehidupan manusia, Islam mewajibkan secara
pasti untuk makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain-
lain. Kesejahteraan dalam aspek pemeliharaan jiwa dalam
penelitian ini diukur dari beberapa indikator yang berkaitan
dengan pemeliharaan jiwa dengan tujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Adapun
105
Anwarul Sholihin dan Muhammad Ghafur Wibowo, “The Welfare of Female
Worker Family from Maqashid Asy-Syari’ah Perspective (Labor Case Study in CV.
Kausar Jaya, Gresik) ”, 14.
69
indikator dalam pemeliharaan jiwa disini diantaranya yaitu
pakaian, pangan, tempat tinggal, kesehatan dan keselamatan
kerja, serta alat transportasi. Untuk indikator alat transportasi
dijadikan sebagai indikator tambahan, karena alat
transportasi dapat menunjang para informan ketika berangkat
kerja dan juga untuk membantu aktivitas lainnya para
informan.
1) Pakaian
Indikator pertama yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pakaian. Pakaian merupakan salah
satu bentuk dari pemeliharaan jiwa, karena pakaian dapat
melindungi tubuh manusia dari paparan terik panas
matahari. Selain itu, berpakaian juga wajib untuk
memenuhi syariat Islam yaitu untuk menutup aurat. Oleh
karena itu, pakaian menjadi kebutuhan yang harus
dicukupi untuk digunakan sebagai penutup aurat. Islam
sendiri tidak menentukan model pakaian tertentu bagi
umatnya. Agama Islam menyerahkan sepenuhnya kepada
manusia untuk berkreasi dalam berpakaian asalkan
mengikuti aturan Islam. Dimana artinya, meskipun Islam
tidak menjelaskan secara detail model pakaian Islami,
tetapi Islam menjelaskan aturan umum dan etika
berpakaian yang mesti dipahami dan diamalkan.
Dalam pandangan KH. Ali Mustafa Yaqub,
walaupun Islam tidak merekomendasikan satu model
pakaian tertentu, tetapi Islam memiliki aturan umum
berpakaian. Aturan umum ini diistilahkan oleh
Almarhum dengan 4T, yaitu tidak terbuka (tutup aurat),
tidak transparan, tidak ketat, dan tidak menyerupai lawan
jenis. Selain itu etika berpakaian yang perlu diperhatikan
yaitu kesederhanaan. Kesederhanaan dalam segala hal
termasuk berpakaian adalah bagian dari imam. Dalam
sebuah Hadis Rasulullah SAW, sebagaimana terdapat
dalam Sunan Ibn Majah/1379 sebagai berikut:
106
Rizky Rivolsa, "Cara Berpakaian yang Baik menurut Islam," makhtab.id,
accessed 27 October, 2020, https://makhtab.id/blog/cara-berpakaian-yang-baik-menurut-
islam/.
70
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
penulis, semua informan telah mampu memenuhi
kebutuhan pakaian yang digunakan untuk kegiatan
sehari-hari. Selain itu, pakain yang dimiliki juga pakaian
yang sederhana tidak terlalu mewah dan sudah sangat
layak untuk dipakai. Sehingga dalam hal ini mereka telah
memenuhi syariat Islam yaitu berpakaian. Selain itu, para
informan juga mengatakan bahwa dari penghasilan yang
telah mereka peroleh bisa digunakan untuk membelikan
pakaian bagi keluarganya meskipun tidak setiap gajian
mereka membelikan untuk keluarganya. Kemudian, para
informan juga telah menyadari pentingnya berpakaian
yaitu melindungi tubuh dari paparan terik panas
matahari, menghindari sengatan hewan, dan menutup
aurat seperti yang diperintahkan Allah SWT. Sehingga
dalam indikator ini, semua informan telah memenuhi
pemeliharaan kebutuhan pakaian dengan baik.
2) Pangan
Indikator kedua yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu pemenuhan pangan yang dapat diukur dari
asupan gizi yang dikonsumsi oleh para informan. Selain
itu, dalam mengkonsumsi makanan kita harus memakan
makanan yang halal dan juga bergizi agar bermanfaat
bagi tubuh dan juga kesehatan. Apalagi semua informan
merupakan seorang muslim sehingga wajib hukumnya
untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal
serta haram hukumnya bagi seorang muslim
mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram
selain mendapatkan dosa juga dapat merusak kesehatan
tubuh manusia, sehingga kita perlu untuk
menghindarinya.
Dikutip dalam situs Islamic Council of Victoria,
kata halal dalam bahasa Arab dijelaskan sebagai sesuatu
yang baik, dibolehkan, dan sesuai hukum. Bagi seorang
muslim, hukum memakan makanan yang halal merujuk
pada QS. Al-Baqarah ayat 172.
71
ِ ياَيُّهاالَّ ِذين امنُوا ُكلُوا ِمن طَيب
ت َم َارَزقْ ن ُك ْم َوا ْش ُكُرْوا ْ ْ ْ َ َْ َ
لِلّ ِو اِ ْن ُكْنتُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُ ُد ْو َن
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”107
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 168, Allah SWT
juga berfirman agar manusia tidak mengikuti langkah
setan untuk mengkonsumsi makanan yang diharamkan.
Sebab, Allah memberikan makanan yang halal dan lagi
baik di bumi.
107
Puti Yasmin, “Hadits Mengkonsumsi Makanan Yang Halal Dan Bergizi,” Food
detik, accessed 27 October, 2020, https://food.detik.com/info-halal/d-4911837/hadits-
mengonsumsi-makanan-yang-halal-dan-bergizi.
108
Puti Yasmin, “Hadits Mengkonsumsi Makanan Yang Halal Dan Bergizi,” Food
detik, accessed 27 October, 2020, https://food.detik.com/info-halal/d-4911837/hadits-
mengonsumsi-makanan-yang-halal-dan-bergizi.
72
Asupan makanan bergizi yang kurang akan
mengakibatkan para informan menjadi kurang gizi
sehingga akan lebih rentan terkena berbagai macam
gangguan kesehatan dan penyakit. Sebaliknya, informan
yang asupan makanan bergizinya tercukupi dapat
meningkatkan ketahanan fisiknya. Apalagi para informan
bekerja di pabrik sehingga pekerjaannya lumayan berat,
sehingga membutuhkan asupan makanan yang bergizi
agar dapat bekerja dengan maksimal. Jadi, dalam hal
pemenuhan kebutuhan pangan para informan telah
mampu mencukupi dengan baik yaitu makan makanan
dengan gizi yang seimbang.
3) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan merupakan salah satu aset berharga
bagi setiap manusia. Tubuh yang sehat akan mendukung
seseorang untuk melakukan segala aktivitas dan
pekerjaan sehari-hari tanpa ada hambatan. Bekerja
sebagai karyawan pabrik tentu memiliki resiko yang
cukup besar, resiko tersebut yaitu resiko kecelakan kerja
yang sebenarnya setiap pekerjaan memiliki resiko
kecelakaan kerja bagaimanapun bentuk pekerjaannya.
Pekerjaan sebagai karyawan pabrik harus berhati-hati
agar tidak terjadi kecelakaan kerja yaitu terkena mesin
pabrik, selain itu juga harus berhati-hati ketika di jalan
agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu,
para informan perlu untuk memiliki asuransi kesehatan
agar kesehatan para informan terjamin. Selain itu, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perusahaan harus
mengikut-sertakan para pekerja dalam program
jamsostek.
Bagi perusahaan sendiri perlu untuk menerapkan
kesehatan dan keselematan kerja (K3) dalam usahanya.
Kesehatan kerja dalam sebuah usaha bisa diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan program
kesehatan untuk para karyawan atau pekerja. Apabila
kesehatan karyawan terjaga, perusahaan akan memiliki
SDM yang sehat, jarang absen, dan bekerja dengan lebih
produktif. Kemudian, keselamatan kerja dalam sebuah
usaha diartikan sebagai kondisi yang aman dan kondusif
dalam lingkungan kerja. Keselamatan kerja dalam sebuah
perusahaan dapat diwujudkan dengan bekerja dan
menggunakan alat kerja sesuai standar operasional
73
prosedur (SOP) yang berlaku, serta menjaga tempat kerja
agar memiliki potensi bahaya yang minim.109 Penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja bagi suatu perusahaan
bisa dibilang sebagai salah satu upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di sebuah
perusahan mungkin bisa dikaitkan dengan QS. Al-Qasas
Ayat 77 berikut ini:
111
“Kendaraan Pembawa Amal Kebaikan,” Republika, accessed 29 October, 2020,
https://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/11/14/146712-
kendaraan-pembawa-amal-kebaikan.
112
“Kendaraan Pembawa Amal Kebaikan,” Republika, accessed 29 October, 2020,
https://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/11/14/146712-
kendaraan-pembawa-amal-kebaikan.
76
api neraka. Selain itu, dengan kita memiliki kendaraan
kita bisa memberikan tumpangan kepada orang lain baik
saudara, tetangga, atau teman sekantor yang bisa berbuah
pahala bagi pemiliknya. Berikut ini merupakan standar
kriteria transportasi yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 4.3
Alat Transportasi
Transportasi
Rendah Menengah Tinggi
Tidak Sepeda onthel, Sepeda
memiliki kereta kuda motor, mobil,
sama sekali truk
Berdasarkan standar kriteria alat transportasi di
atas, maka para informan dapat dikategorikan memiliki
transportasi dalam golongan tinggi yaitu sepeda motor.
Dengan kepemilikan sepada motor ini bisa menunjang
segala aktivitas informan, dan hampir semua informan
memiliki sepeda motor dengan merek Honda. Maka
kesejahteraan untuk indikator transportasi telah
terpenuhi, karena masing-masing informan telah
memiliki alat transportasi berupa sepeda motor yang bisa
menunjang segala kegiatan para informan.
5) Tempat Tinggal
Tempat tinggal bisa dijadikan indikator
pemeliharaan jiwa dalam penelitian ini. Dengan memiliki
tempat tinggal, seseorang akan merasa aman dari kondisi
hujan atau kondisi yang membahayakan sekalipun.
Selain itu, rumah juga menjadi tempat untuk
pembentukan kepribadian dan watak seseorang atau bisa
dikatakan rumah menjadi madrasah pertama bagi seorang
anak. Tempat tinggal yang layak huni akan menentukan
apakah para informan tergolong dalam keadaan sejahtera
atau tidak.
Jika mengacu kepada Badan Pusat Statistik,
tempat tinggal yang layak huni adalah rumah yang
memiliki dinding permanen, lantai, dan atap yang layak.
Kemudian, dari segi fasilitas yaitu sumber air, sumber
penerangan, dan sanitasi. Kriteria tempat tinggal layak
huni dapat dilihat dari tabel berikut ini:
77
Tabel 4.4
Kondisi Rumah
Jenis Kondisi Rumah
Rendah Menengah Tinggi
Dinding Bambu Kombinasi Batu bata dan plester
Lantai Tanah Bata ditutup Semen yang dipoles
semen tegel/
keramik/marmer/grani
t/traso
Atap Jerami, Genteng, Keramik, kaca
rumbia, tanah liat,
daun seng
kelapa
(ijuk),
bamboo
Tabel 4.5
Fasilitas Rumah
Jenis Fasilitas
Rendah Menengah Tinggi
Sumber Air Sumur Sumur sendiri Sumur
tetangga, dengan pompa sendiri
sungai, tangan dengan
mata air pompa listrik
Sumber Lampu Lampu Lampu listrik
Penerangan minyak petromak
Sanitasi Di luar Di luar tertutup Dalam rumah
terbuka
113
“Menjaga Akal Dengan Ilmu Bagaimana?,” Hujjah.net, accessed 16 October,
2020, https://www.hujjah.net/menjaga-akal-dengan-ilmu/.
114
“Menjaga Akal Dengan Ilmu Bagaimana?,” Hujjah.net, accessed 16 October,
2020, https://www.hujjah.net/menjaga-akal-dengan-ilmu/.
79
“Barangsiapa tidak suka dengan ilmu maka tidak
ada kebaikan baginya.”115
Nasehat Imam as-Syafi’i lainnya yaitu
“Barangsiapa ingin mendapatkan dunia maka
hendaklah dengan ilmu, dan barangsiapa ingin mendapatkan
akhirat maka hendaklah dengan ilmu pula”116
Jika dikaitkan dengan teori maqashid yang
dikemukakan oleh Umer Chapra, dalam pemeliharaan dan
pengembangan akal diperlukan dukungan tersedianya
kualitas pendidikan yang baik dengan harga terjangkau,
fasilitas perpustakaan penelitian (library and research
fasilities), kebebasan berpikir dan berekspresi (freedom of
thoght and expression), penghargaan atas prestasi kerja, dan
keuangan (finance).117
Oleh karena itu, menuntut ilmu sangat penting untuk
menjaga akal dari gelapnya kebodohan. Selain itu, dengan
menuntut ilmu kita bisa mengetahui apa yang diperbolehkan
dan apa yang tidak boleh. Berdasarkan hasil yang diperoleh
penulis, para informan menuntut ilmu melalui pendidikan
formal. Hal ini terlihat dari pendidikan terakhir para
informan yang rata-rata lulusan Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan juga ada yang lulusan perguruan tinggi. Para
informan tidak hanya berhenti memelihara akal dengan cara
menuntut ilmu melalui pendidikan formal saja, melainkan
setelah mereka bekerja pun tetap memelihara akal dengan
tetap belajar mengenai job kerja dan juga lingkup kerjanya.
Selain itu, mereka juga mendapatkan ilmu baru untuk bisa
lebih selektif dalam memilih dan mengetahui sepatu yang
bagus dan nyaman karena mereka bekerja di industri yang
terfokus pada sepatu. Mereka juga mendapatkan penghargaan
atas prestasi kerjanya, dimana ada informan yang awal
kerjanya di level operator bisa sampai level supervisior
karena kerjanya yang baik sehingga bisa sampai ke level ini.
115
Alhafiz Kurniawan, "Rahasia Imam As-Syafi'i dalam Menuntut Ilmu" nuonline,
accessed 16 October, 2020, https://islam.nu.or.id/post/read/118011/rahasia-imam-as-
syafi-i-dalam-menuntut-ilmu.
116
Alhafiz Kurniawan, "Rahasia Imam As-Syafi'i dalam Menuntut Ilmu" nuonline,
accessed 16 October, 2020, https://islam.nu.or.id/post/read/118011/rahasia-imam-as-
syafi-i-dalam-menuntut-ilmu.
117
Al-Buthi, Perempuan dalam Pandangan Hukum Barat dan Islam, Cet 1.
Muhammad Yafiz, “Internalisasi Maqashid Al-Syari’ah dalam Ekonomi Menurut M.
Umer Chapra,” Ahkam no. 1 (2015): 6.
80
Selain itu, pihak perusahaan juga turut serta dalam
memelihara akal bagi karyawan, dimana salah satunya ketika
mereka diterima di perusahaan mereka akan ditraining
terlebih dahulu untuk bekal ketika mereka sudah mulai
bekerja.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
kesejahteraan perempuan milenial yang bekerja di pabrik
dalam hal pemeliharaan akal telah terpenuhi, karena dengan
pendidikan baik formal maupun non yang diperoleh akan
mempengaruhi pola pikir, perilaku, sikap, dan juga perbuatan
parainforman.
d. Pemeliharaan Keturunan (Hifz Nasl)
Dalam hal memelihara keturunan ini, Umer Chapra
mengatakan jika tidak ada peradaban yang dapat bertahan
apabila generasi penerusnya mempunyai kualitas yang
rendah, baik secara spiritual, fisik maupun mental. Oleh
karena itu, diperlukan generasi masa depan yang tangguh dan
mampu merespon tantangan zaman. Generasi muda harus
diberikan pendidikan sejak mereka kecil dan keluarga
merupakan institusi pertama yang bertanggung jawab dalam
menanamkan pendidikan moral dan akhlak mulia. Rasulullah
SAW bersabda bahwa orang mukmin yang kuat lebih baik
dan disenangi Allah daripada orang mukmin yang lemah.118
Seperti yang diketahui jika keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat. Keluarga memiliki peranan yang
sangat penting sebagai pembentuk karakter, kebiasaan, sopan
santun seseorang. Keluarga juga menjadi tempat pertama
bagi seorang anak untuk belajar baik belajar bersosialisasi
maupun belajar nilai-nilai agama. Keluarga yang berhasil
menerapkan nilai-nilai agama akan mampu memberikan
fondasi yang kuat bagi setiap anggota keluarganya. Oleh
karena itu, pernikahan sangat diperlukan dalam pemeliharaan
keluarga. Pernikahan sangat dianjurkan agar terhindar dari
perbuatan zina dan dengan pernikahan diharapkan akan
memiliki keturunan yang baik.
Kriteria pemeliharaan keluarga dalam penelitian ini
yaitu pernikahan, keluarga mengkonsumsi makanan yang
bergizi, menjaga komunikasi dengan keluarga, kesehatan,
dan memiliki kemampuan untuk menyekolahkan anaknya.
118
Muhammad Yafiz, “Internalisasi Maqashid Al-Syari’ah dalam Ekonomi Menurut
M. Umer Chapra”, 7.
81
Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh bahwa 6
informan belum menikah dan statusnya dalam keluarga
adalah sebagai anak. Status informan sebagai anak dalam
keluarga maka mereka berhak untuk menerima pendidikan
dengan menempuh pendidikan formal. Sehingga dalam hal
ini, orang tua para informan wajib untuk menyekolahkan
anaknya yaitu sesuai dengan program pemerintah wajib
belajar 12 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, orang tua
informan telah memberikan pendidikan kepada anaknya
hingga lulus SMA/sederajat. Kemudian ada 1 informan yang
sudah menikah, maka status informan adalah sebagai istri.
Sehingga bagi seorang istri ketika ingin bekerja di luar rumah
maupun di dalam rumah maka harus mendapatkan izin dari
suaminya. Informan yang sudah menikah mengatakan bahwa
suaminya memperbolehkan untuk bekerja karena memang
sebelum menikah, informan sudah bekerja di pabrik dan
ketika menikah sudah didiskusikan bahwa boleh tetap
bekerja.
Selanjutnya para informan beserta keluarga telah
mampu memenuhi makanan yang bergizi yaitu empat sehat
lima sempurna yang terdiri dari nasi, sayuran, lauk pauk,
buah, dan susu. Kemudian, para informan juga memiliki cara
tersendiri untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan dalam
keluarga meskipun mereka bekerja. Cara yang digunakan
oleh para informan seperti bercerita dan terbuka dengan
keluarga, meluangkan waktu bersama keluarga ketika libur
kerja, nonton tv bareng, dan lain sebagainya. Untuk
kesehatan, para informan yang bekerja di pabrik sudah
mendapatkan jaminan kesehatan dari perusahaan dan juga
mereka dan keluarnya jika sakit mudah menjangkau
pelayanan kesehatan.
Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ulfa Ismiana terdapat perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian
sebelumnya semua informannya telah menikah dan sudah
mempunyai anak sehingga dalam hal pemeliharan keturunan
bisa dibilang sudah terpenuhi karena memang dalam hal
pemeliharaan keturunan sangat dianjurkan sebuah pernikahan
agar terhindar dari perbuatan zina sedangkan dalam
penelitian ini hampir semua merupakan perempuan milenial
yang usianya masih kisaran 22-23 tahunan sehingga untuk
menikah diperlukan kesiapan yang matang. Oleh karena itu,
82
dalam pemeliharaan keturunan dalam penelitian ini belum
semuanya terpenuhi.
e. Pemeliharaan Harta (Hifz Maal)
Harta merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk dimiliki oleh setiap orang, karena dengan harta
manusia dapat bertahan hidup untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya seperti rumah, makanan, pakaian, pendidikan,
kesehatan, dan lainnya. Jika seseorang tidak memiliki harta
sama sekali, maka hidupnya akan selalu bergantung dan
mengharapkan bantuan dari orang lain. Sehingga seseorang
yang hidupnya selalu bergantung kepada orang lain maka
kualitas hidupnya dianggap belum mencapai kesejahteraan.
Oleh karena itu, setiap manusia diwajibkan untuk memiliki
harta dengan cara berusaha mendapatkannya melalui jalan
muamalah yang sesuai dengan syariat Islam, bukan dengan
jalan yang tidak baik atau melanggar syariat Islam.
Selain itu, manusia juga diharuskan untuk
memelihara, mengatur, dan memanfaatkan harta dengan
sebaik-baiknya agar harta yang dimiliki tidak terbuang sia-sia
dan tidak salah dalam memanfaatkan harta tersebut. Ini
sesuai dengan perintah Allah SWT yang melarang manusia
untuk menghambur-hamburkan harta secara boros, darupada
menghambur-hamburkan harta lebih baik digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pengukuran tingkat
kesejahteraan pada indikator pemeliharaan harta dapat dilihat
dari pendapatan dan juga pengeluaran. Pendapatan dijadikan
sebagai indikator dalam pemeliharaan harta karena dengan
seseorang memiliki pendapat maka mereka akan mampu
memenuhi dan mengatur pengeluaran kebutuhan hidup yang
dianggap penting. PT. Parkland World Indonesia (PWI)
Jepara yang memberikan pekerjaan kepada pekerjanya, harus
membayar gaji tepat waktu sesuai dengan perjanjian dengan
pekerjanya, memberikan tunjangan hari raya, dan
memberikan gaji sesuai dengan produktivitas kerjanya. Hal
ini bertujuan agar pekerja dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya dan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
Berdasarkan hasil yang didapat dari hasil wawancara
penulis, pendapatan yang diterima oleh para informan sesuai
dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Jepara yaitu
sebesar Rp 2.040.000, belum lagi jika para informan
mengambil lembur ada perhitungannya sendiri. Jika para
informan mengambil lembur bisa mendapatkan gaji sampai
83
Rp 3.000.000, sedangkan untuk level SPV mau lembur atau
tidak gajinya tetap hampir Rp 5.000.000. Pendapatan para
informan per bulan kemudian dibandingkan dengan Upah
Minimum Provinsi (UMP) Jawa Tengah. Upah Minimum
Provinsi (UMP) merupakan upah minimum yang berlaku
untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Upah
minimum bisa diartikan sebagai standar minimum (terendah)
sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan di dalam
lingkungan usaha atau kerjanya. Upah Minimum Provinsi
(UMP) Jawa Tengah pada tahun 2020 yaitu sebesar Rp
1.742.015. 119 Jika dibandingkan dengan UMP Jawa Tengah,
tentu pendapatan yang diterima oleh para informan lebih
besar dari upah minimum (terendah) yang ditetapkan oleh
Provinsi. Oleh karena itu, dengan pendapatan yang diterima
oleh para informan lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi
(UMP) Jawa Tengah diharapkan dapat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan juga keluarganya. Dengan
mereka bekerja mereka bisa membantu orangtua dan juga
bisa untuk kebutuhan pribadi. Dengan bekerja mereka bisa
mengkredit motor sebagai investasi dari hasil kerjanya
supaya tidak terlalu membebankan orangtua. Selain itu,
tempat mereka bekerja juga memberikan tunjangan hari raya
berupa uang.
Untuk memelihara harta, seseorang dilarang untuk
mendapatkan harta dengan jalan yang haram. Seorang hamba
diharuskan untuk memilih pekerjaan dengan jalan yang halal.
Para informan bekerja di pabrik merupakan cara mereka
untuk mendapatkan harta dengan jalan yang benar. Seperti
hadis dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu, Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Wahai umat manusia,
bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang
baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah
seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah
mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat
datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah
jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-
jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang
haram.” (HR. Ibnu Majah)
119
“UMP dan UMK Jawa Tengah 2020,” Gajimu.com, accessed September 25,
2020, https://gajimu.com/garmen/gaji-pekerja-garmen/gaji-minimum/ump-umk-jateng.
84
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pemeliharaan harta (hifz al-mal) para informan telah
memenuhi aspek pemeliharan harta. Hal ini dikarenakan 7
informan telah memiliki pendapatan yang dapat memenuhi
kebutuhannya setiap hari baik itu kebutuhan pangan maupun
non-pangan. Dan hasil dari pendapatan para informan juga
tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri melainkan juga
untuk keluarganya.
Dari kelima indikator di atas, jika dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya dalam sebuah skripsi yang ditulis oleh
Ulfa Ismiana dengan judul “Analisis peran buruh wanita yang
bekerja di pabrik dalam menunjang perekonomian keluarga
ditinjau dari perspektif ekonomi Islam”120, buruh perempuan ini
memiliki peran dalam menunjang kesejahteraan ekonomi rumah
tangga mereka, terutama pada aspek pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan, kelengkapan rumah tangga, biaya pendidikan
anak-anak, dan kebutuhan lainnya. Sedangkan jika dalam
penelitian ini, para perempuan milenial memiliki peran dalam
menunjang kesejahteraan ekonomi keluarganya maupun bagi
dirinya sendiri. Dengan mereka bekerja di pabrik PT. Parkland
World Indonesia (PWI) Jepara, mereka bisa memenuhi
kebutuhannya sendiri sehingga tidak selalu bergantung atau
merepotkan orang tua dan juga dengan bekerja mereka bisa
membantu atau meringankan perekonomian orang tua.
Pembaharuan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu jika penelitian sebelumnya mereka telah
mampu memenuhi semua kebutuhan yang sesuai dengan
perspektif ekonomi Islam. Sedangkan dalam penelitian ini, ada 1
indikator yang belum terpenuhi secara sempurna yaitu indikator
pemeliharaan keturunan, dimana di indikator ini disyariatkan
untuk melakukan pernikahan agar terhindar dari zina. Tetapi, dari
penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap para informan
yaitu perempuan milenial yang bekerja di pabrik PT. Parkland
World Indonesia (PWI) Jepara hanya ada 1 informan yang sudah
menikah dan sisanya 6 orang belum menikah. Kemudian, jika di
penelitian sebelumnya tidak begitu rinci dalam menjelaskan
indikator-indikatornya terutama indikator pemeliharaan agama
tidak dijelaskan apa saja indikator dalam pemeliharaan ini.
120
Ismiana, “Analisis Peran Buruh Wanita yang Bekerja di Pabrik dalam Menunjang
Perekonomian Keluarga Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Kasus pada
Desa Kalibening Raya Kecamatan Abung Selatan).”
85
Sedangkan dalam penelitian ini dijelaskan apa saja yang
termasuk dalam pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kesejahteraan pekerja dalam perspektif maqashid syariah
tercermin dari keberlanjutan agama, jiwa, akal, keturunan dan
harta. Tetapi untuk keberlanjutan keturunan belum terpenuhi
dengan baik, karena dari segi pernikahan baru ada 1 pekerja yang
sudah menikah. Sehingga bisa dikatakan bahwa kesejahteraan
para perempuan milenial dan keluarganya sudah cukup sejahtera.
Tabel 4.6
Potret Peran Buruh Perempuan Milenial Ditinjau dari
Maqashid Syariah Diolah Berdasarkan Hasil Wawancara
Maqashid Indikator
Syariah
Pemeliharaan Kesejahteraan buruh perempuan di PT.
Agama Parkland World Indonesia (PWI) Jepara
menunjukkan bahwa dalam bidang
memelihara agama, para pekerja dapat
melakukan ibadah di tempat kerja
dengan fasilitas mushola yang ada di
tempat kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa pekerja dapat melestarikan atau
menjaga keberlangsungan agamanya
dengan baik.
86
baik dari gaji mereka bisa digunakan
untuk memenuhi kebutuhan maupun
tempat mereka bekerja yang
memberikan jaminan kesehatan
sehingga para pekerja merasa aman
ketika melakukan pekerjaan dan adanya
hari libur yang bisa dimanfaatkan untuk
berkumpul dengan keluarga.
Pemeliharaan Kesejahteraan buruh dalam memelihara
Akal akal terpenuhi dengan baik. Hal ini
dikarenakan adanya pelatihan kerja
yang sangat mendukung untuk
produktivitas pekerja. Selain itu,
memelihara akal bisa dengan cara
menuntut ilmu baik pendidikan formal
maupun nonformal. Begitu juga dengan
para informan, mereka memelihara akal
dengan cara menuntut ilmu melalui
pendidikan formal.
Pemeliharaan Pernikahan dalam pemeliharaan ini
Keturunan sangat penting, karena dalam Islam
disyariatkan untuk menikah agar
terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan menikah
diharapkan memiliki keturunan yang
baik dan berkualitas baik secara
spiritual, fisik, dan mental.
Pemeliharaan keturunan disini belum
terpenuhi dengan baik karena baru 1
informan yang sudah menikah
sedangkan 6 informan belum menikah.
Pemeliharaan Dimensi kesejahteraan pekerja dalam
Harta memelihara harta dipenuhi dengan gaji
yang diberikan tepat waktu dan ada
juga tunjangan hari raya (THR). Dalam
hal ini, para buruh yang bekerja di PT.
PWI Jepara telah mendapatkan
pendapatan yang sesuai dengan UMK
Jepara yaitu sebesar Rp 2.040.000 dan
juga bisa lebih jika mereka lembur.
Dengan pendapatan yang mereka terima
87
bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari baik kebutuhan
pangan maupun non pangan. Sehingga,
bisa dikatakan dalam pemeliharaan
harta ini telah terpenuhi.
88