Disusun Oleh :
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Perusahaan ........................................................................................3
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 5
1.3 Manfaat .......................................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 7
2.1 Laporan Posisi Keuangan ......................................................................................... 7
2.2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif .............................................. 9
2.3 Hasil Pembahasan ....................................................................................................... 10
2.3.1 Ratio Likuiditas .................................................................................................10
2.3.2 Ratio Solvabilitas ............................................................................................ 13
2.3.3 Ratio Aktivitas ...................................................................................................16
2.3.4 Ratio Profitabilitas............................................................................................ 18
BAB III .......................................................................................................................................22
PENUTUP .............................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................22
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta bimbingan-Nya
tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Makalah ini berisi kan tentang analisis laporan
keuangan perusahaan pada tahun 2017 Dan 2016 dan berisi tentang informasi mengenai
perusahaan publik yang terdaftar pada BEI yang sekaligus merupakan perusahaan lokal yang
menyandang sebagai perusahaan multi nasional, dimana yang kami pilih adalah PT. Tembaga Mulia
Semanan Tbk.
Semoga makalah “Analisis Laporan Keuangan (PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk.)
Periode tahun 2017 dan 2016" ini memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat serta
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kitasemua.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) didirikan tanggal 3 Februari 1977 dan
memulai produksi komersial batangan dan kawat tembaga pada bulan Desember 1979
dan batangan aluminium pada bulan April 2001. Kantor dan pabrik TBMS berdomisili
dan berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 16, Semanan, Jakarta 11850 – Indonesia.
Dunia bisnis dihadapkan pada era globalisasi yang didukung oleh tingkat
kemajuan teknologi. Perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang maupun jasa,
3
Mutu pula yang membedakan antara perusahaan global yang berpredikat
worldclasscompany dengan perusahaan tradisional. Secara garis besar, kesesuaian
mutu dapat melekat pada sesuatu berupa barang atau produk jasa atau pelayanan
kepada pihak yang dituju, kecepatan dalam pemrosesan, serta moral yang melekat
pada individu yang terlibat dalam pembentukan mutu tersebut yang mencakup pada
teknis, pelayanan, kecepatan, harga dan moral. Secara langsung mutu terlibat menjadi
bagian pokok dalam pandangan proses yang merupakan suatu usaha untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, dimana konsumen mempunyai harapan yang dituangkan dalam
spesifikasi produk. Oleh karena itu, mutu dalam arti luas adalah suatu proses yang
terfokus pada konsumen. Mutu dalam arti luas tidak dapat lagi diyakini hanya dengan
cara-cara inspeksi, tetapi merupakan sesuatu yang sudah melekat pada produk.
Mutu biasa disebut sebagai mutu dalam arti yang sempit. Pandangan ini juga
membawa pengertian bahwa peningkatan mutu makin meningkatkan biaya
penyediaan produk tersebut. Mutu memiliki berbagai arti, mulai dari yang sekedar
menjelaskan suatu keadaan hingga yang berarti strategis. Dalam mutu digambarkan
adanya keadaan dimana suatu produk memiliki kesan yang baik untuk para konsumen.
Kualitas menjadi karakteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar tetap
survive. Salah satunya atas dasar inspeksi dengan penerimaan produk memenuhi
syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga dan
waktu yang terbuang. Dengan itu maka perusahaan membentuk adanya pemikiran
penciptaan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah.
Masalah tersebut, salah satunya adalah penolakan terhadap hasil produksi yang
tidak memenuhi syarat atau disebut juga dengan reject. PT Mulia Senaman Tbk
sebagai supplier penghasil tembaga perlu memperhatikan adanya proses produksi
sampai kualitas dari hasil produksi. Reject dalam hal ini merupakan hasil produksi
yang menyimpang dari batas kendali. Rejet dapat dinilai sebagai karakteristik atau
gambaran dari kinerja proses perusahaan. Untuk pengukuran reject atau produk cacat
perlu adanya penerapan teknik penyelesaian masalah sebagai pemonitor, pengendali,
penganalisis dan pengelola. Reject dari hasil produksi PT. Tembaga Mulia Semanan
Tbk. tetap dikendalikan dan dikuantifikasikan untuk menunjukkan kemampuan proses
pengurangan terhadap variasi atau kesalahan- kesalahan proses seperti produk cacat.
Reject yang berupa produk cacat dalam hal ini sangat berpengaruh pada kuantitas
4
produk yang akan disampaikan pada konsumen. Semakin tinggi jumlah produk cacat
maka semakin rendah pula daya produksi dan sebaliknya. Bagi para konsumen atau
pelanggan, kualitas terhadap produk menjadi acuan utama daya beli untuk
mengkonsumsi hasil produksi dari PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk.
1.2 Tujuan
1. Mengukur kemampuan perusahaan pada tahun 2017 dan 2016 dalam memenuhi
kewajibannya dengan menggunakan 4 cara yaitu Current Ratio, Quick Ratio,
Cash Ratio, dan Inventory to Net Working Capital
2. Mengukur sejauh mana aktivasi perusahaan dibiayai oleh hutang pada tahun
2017 dan 2016, dengan menggunakan 4 cara yaitu Debt To Asset Ratio, Debt
To Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Time Interest Earned
3. Mengukur Efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki
pada tahun 2017 dengan tahun 2016, dengan 4 cara yaitu Receivable Turn Over,
Inventory Turn Over, Working Capital Turn Over, dan Total Asset Turn Over
4. Mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan pada tahun 2017
dengan tahun 2016 dengan 4 cara yaitu Profit Margin on Sale (Bruto), Profit
Margin on Sale (Neto), Rasio Return on Investation, dan Rasio Return on
Equity.
1.3 Manfaat
5
4. Menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dilihat dari laba kotor
atas penjualan, laba setelah bunga dan pajak, dan dari laba bersih setelah pajak
dengan modal sendiri.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
8
2.2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
9
2.3 Hasil Pembahasan
1. Current Ratio
Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, dimana bisa diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah
aktiva lancar perusahaan bisa menjamin utang lancarnya.
Current Assets
CR = Current Liabilities
99.240.489
2016 = = 0.99 kali
100.447.176
133.098.705
2017 = = 1,04 kali
127.980.652
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Jumlah aktiva lancar sebanyak 0,99 kali hutang lancar,
atau Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Rp. 0,99 aktiva lancar
- Pada tahun 2017 = Jumlah aktiva lancar sebanyak 1,04 kali hutang lancar,
atau Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Rp.1,04 aktiva lancer
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami kenaikan 0,05 kali
2. Quick Ratio
Rasio Cepat atau dalam bahasa Inggris sering disebut juga dengan Quick
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
10
termasuk sebagai Aset Cepat (Quick Asset) adalah Aktiva Lancar atau Aset
lancar yang dapat dengan cepat dikonversi menjadi uang tunai dan mendekati
nilai bukunya.
Current Assets − Inventory
QR =
Current Liabilities
133.098.705 − 31.840.775
2017 = = 0,79 Kali
127.980.652
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin 0,83 kali Rasio
Cepat
- Pada tahun 2017 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin 0,79 kali Rasio
Cepat
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami penurunan 0,04.
3. Cash Ratio
Rasio Kas (Cash Ratio) atau sering disebut juga dengan Rasio Aset Tunai
(Cash Asset Ratio) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan total
kas (tunai) dan setara kas perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Rasio Kas
ini pada dasarnya adalah penyempurnaan dari rasio cepat (quick ratio) yang
digunakan untuk mengidentifikasikan sejauh mana dana (kas dan setara kas)
yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancar atau hutang jangka pendeknya.
Calon kreditur menggunakan rasio ini sebagai ukuran likuiditas perusahaan dan
seberapa mudahnya perusahaan dapat menutupi kewajiban hutang jangka
pendeknya.
11.101.721
2016 = x 100% = 0.11 = 11%
100.447.176
9.356.331
2017 = x 100% = 0,073 = 7,3 %
127.980.652
11
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin oleh rasio kas
sebesar 11 %
- Pada tahun 2017 = Setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin oleh rasio kas
sebesar 7,3 %
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami penurunan 3,7%. 5118048
Inventory
Inventory to NNC = x 100%
Current Assets − Current Liabilities
15.891.281
2016 = x 100 % = 1.317 %
99.240.489 − 100.447.176
31.840.775
2017 = x 100 % = 622.13 %
133.098.705 − 127.980.657
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancar dapat dijamin
oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 1.317 %
- Pada tahun 2017 = Setiap Rp.1 Hutang lancar dan Aset lancar dapat dijamin
oleh Rasio Inventory to NNC sebesar 622.13 %
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami Penurunan 694.87 %.
12
2.3.2 Ratio Solvabilitas
perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang
Deb to Asset Ratio adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset yang
dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas
mengindakasikan :
Total Debt
DtAR = x 100%
Total Asset
100.865.003
2016 = x 100% = 0.78 = 78%
129.799.075
128.302.927
2017 = x 100% = 0.79 = 79%
164.820.670
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Bahwa 78% pendanaan aktiva perusahaan adalah dengan
hutang dan 22% dibiayai oleh modal sendiri atau modal pemegang saham.
13
- Pada tahun 2017 = Bahwa 79% pendanaan aktiva perusahaan adalah dengan
hutang dan 21% dibiayai oleh modal sendiri atau modal pemegang saham.
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami kenaikan 1% pendanaan aktiva perusahaan.
Total Debt
DER = x 100%
Equity
100.865.003
2016 = x 100% = 3.49
28.934.072
128.302.927
2017 = x 100% = 3.51
36.517.743
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Bahwa 349% atau 3.49 kali hutang perusahaan dijamin
oleh pemegang saham.
- Pada tahun 2017 = Bahwa 351% atau 3.51 kali hutang perusahaan dijamin
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami penurunan 0.02 atau 2% hutang yang
dijamin oleh pemegang saham.
Long term debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka
14
panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.
417.827
2016 = 28.934.072 x 100% = 0.014 = 1.44%
322.275
2017 = x 100% = 0.008 = 0.8%
36.517.743
Artinya:
- Pada tahun 2016 = Bahwa 1.44% hutang jangka panjang dapat dijamin oleh
modal sendiri
- Pada tahun 2017 = Bahwa 0.8% hutang jangka panjang dapat dijamin oleh
modal sendiri.
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami penurunan 0.64%.
13.882.945
2016 = = 3.25 kali = 3 kali
4.277.888
14.759.499
2017 = = 3.51 kali = 4 kali
4.202.293
Artinya:
15
- Pada tahun 2016 = Bahwa 3.25 atau 3 kali beban bunga tahunan dapat
dijamin oleh laba operasi perusahaan
- Pada tahun 2017 = Bahwa 3.51 atau 4 kali beban bunga tahunan dapat
dijamin oleh laba operasi perusahaan
Maka pada tahun tahun 2017 dibandingkan dengan kondisi perusahaan pada
tahun 2016, perusahaan mengalami kenaikan 1 kali
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau
efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset
(aktiva) yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah
satu macam macam rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi
akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik.
Rasio perputaran piutang adalah rasio efisiensi atau rasio aktivitas yang
mengukur berapa kali bisnis dapat mengubah piutangnya menjadi kas selama
satu periode. Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam
mengumpulkan penjualan kreditnya dari pelanggan. Dalam beberapa hal rasio
perputaran piutang juga bisa dilihat sebagai rasio likuiditas. Perusahaan lebih
likuid semakin cepat mereka bisa menyisihkan piutang mereka menjadi uang
tunai.
Penjualan
RTO =
Kredit Piutang
446,334.138
2016 = = 6,64 = 7 Kali
70,140.255
620,635.053
2017 = = 7,13 = 8 Kali
87,009.568
Artinya: Analisis Receivable Turn Over dari tahun 2016 sampai dengan
16
terlihat pada tahun 2016 mendapatkan presentase sebesar 7 kali sedangkan
pada tahun 2017 hanya mendapatkan 8 kali.
Penjualan
ITO =
Persediaan
446,334.138
2016 = = 29,34 = 30 Kali
15,891.281
620,635.053
2017 = = 19,49 = 20 Kali
31,840.775
Artinya : Analisis Inventory Turn Over dari tahun 2016 sampai dengan 2017
perusahaan mengalami penurunan sebesar 10 kali, hal ini dapat terlihat pada
Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja) adalah rasio untuk
mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang
Lancar) terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan.
Penjualan Bersih
WCTO =
Modal Kerja
466,334.138
2016 = = 16,11 = 17 Kali
28,934.072
17
Artinya: Analisis Working Capital Turn Over dari tahun 2016 sampai
Total Aset Turn Over (Perputaran Aktiva) adalah rasio untuk mengukur
tingkat perputaran total aktiva terhadap penjualan.
Penjualan
TATO =
Toal Aktiva
466,334.138
2016 = = 3,59 = 4 Kali
129,799.075
620,635.053
2017 = = 3,76 = 4 Kali
164,820.670
Artinya: Analisis Total Aset Turn Over dari tahun 2016 sampai dengan 2017
Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) adalah rasio untuk menilai
persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional
18
penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya, maka
perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional.
Laba Kotor
Gross Profit Margin = × 100%
Total Pendapatan
20.486.158
2016 = 466.334.138 × 100% = 0.0439 = 4,39%
22.949.289
2017 = × 100% = 0,0369 = 3,69%
620.635.053
Artinya :
Analisis Gross Profit Margin dari tahun 2016 sampai dengan 2017
perusahaan mengalami penurunan sebesar 0,7%, hal ini dapat terlihat pada
Net Profit Margin atau Marjin Laba Bersih merupakan rasio profitabilitas
untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak
terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Marjin Laba Bersih ini
disebut juga Profit Margin Ratio (Rasio Marjin Laba). Rasio ini mengukur laba
Laba Bersih
Net Profit Margin = × 100%
Total Pendapatan
13.882.945
2016 = × 100% = 0,0297 = 2,97%
466.334.138
14.759.499
2017 = × 100% = 0,0237 = 2,37%
620.635.044
Artinya :
19
Analisis Net Profit Margin dari tahun 2016 sampai dengan 2017 perusahaan
mengalami penurunan sebesar 0,6%, hal ini dapat terlihat di tahun 2017
7.227.005
2016 = × 100% = 0,0556 = 5,56%
129.799.075
7.583.671
2017 = × 100% = 0,0460 = 4,60%
164.820.670
Artinya :
Analisa ROI dari tahun 2016 sampai dengan 2017 mengalami penurunan
artinya perusaahaan dalam keadaan kurang baik di tahun 2017. Dalam hal
sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor.
20
ℎ ℎ
= × 100%
7.227.005
2016 = × 100% = 0,249 = 24,9%
28.934.072
7.583.671
2017 = × 100% = 0,207 = 20,7%
36.517.743
Artinya :
Analisis ROE dari tahun 2016 sampai dengan 2017 mengalami penurunan
hampir sebesar 4%, yang artinya perusahaan pada tahun 2017 mengalami
pendapatan.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis Laporan Keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Rasio-rasio Analisis Laporan Keuangan PT Tembaga Mulia Semanan. Tbk
Tahun
Uraian Rata-rata
2016 2017
Current Ratio 0.99 1.04 1.02
Quick Ratio 0.83 0.79 0.81
Ratio Likuiditas
Cash Ratio 11% 7.30% 9.15%
Inventory to NWC 1317% 622.13% 969.57%
DtAR 78% 79% 78.50%
DtER 3.49% 3.51% 3.50%
Ratio Solvabilitas
LTDtER 1.44% 0.80% 1.12%
TIE 3 4 3.50
RTO 7 8 7.50
ITO 30 20 25.00
Ratio Aktivitas
WCTO 17 17 17.00
TATO 4 4 4.00
PMoS Bruto 4.39% 3.69% 4.04%
PMoS Netto 2.97% 2.37% 2.67%
Ratio Profitabilitas
ROI 5.56% 4.60% 5.08%
ROE 24.90% 20.70% 22.80%
Jadi menurut kami untuk tahun 2016 ke 2017 PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk
mengalamai penurunan meskipun adanya penurunan tersebut dapat dikatakan PT.
Tembaga Mulia Semanan Tbk ini tetap dalam kondisi atau keadaan yang baik, karena
setelah diteliti memang pada tahun 2017 banyak perusahaan yang terkena dampak
penurunan seperti halnya Freeport dan Newmont mengalami penurunan yang
signifikan.
22