Anda di halaman 1dari 83

PENGARUH KOMPLEKSITAS PERUSAHAAN,

UKURAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN KANTOR


AKUNTAN PUBLIK TERHADAP FEE AUDIT (Studi
Empiris Pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di
BEI pada Tahun 2016 – 2020)

Skripsi oleh :

Faradilah Putri

01031281722063

Akuntansi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih


Gelar Sarjana Ekonomi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN


TEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
DAFTAR ISI

Daftar Isi...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah penelitian................................................................ 6
1.3. Tujuan penelitian ................................................................................. 7
1.4. Manfaat penelitian ............................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 9
2.1. Landasan teori ...................................................................................... 9
2.1.1. Teori keagenan ......................................................................... 9
2.1.2. Variabel Dependen ................................................................. 12
2.1.3. Variabel Independen .............................................................. 14
2.1.3.1. Kompleksitas Perusahaan ............................................... 14
2.1.3.2. Ukuran Perusahaan ......................................................... 15
2.1.3.3. Ukuran KAP ................................................................... 16
2.2. Penelitian terdahulu ........................................................................... 18
2.3. Kerangka penelitian ........................................................................... 30
2.4. Pengembangan hipotesis .................................................................... 31
2.4.1. Pengaruh kompleksitas perusahaan tehadap fee audit........... 31
2.4.2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap fee audit ................... 32
2.4.3. Pengaruh ukuran kantor akuntan publik terhadap fee audit .. 32
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 34
3.1. Jenis dan sumber data ........................................................................ 34
3.2. Populasi dan sampel ........................................................................... 34
3.3. Definisi operasional variabel dan pengukuran ................................... 36
3.3.1. Variabel dependen ................................................................. 36
3.3.2. Variabel independen .............................................................. 36
3.3.2.1. Kompleksitas perusahaan .............................................. 36
3.3.2.2. Ukuran perusahaan ........................................................ 37
3.3.2.3. Ukuran kantor akuntan publik ....................................... 37
3.4. Teknik pengumpulan data ............................................................ 38
3.5. Teknik Analisis Data.................................................................... 38
3.5.1. Analisis Statistik Data .......................................................... 38
3.5.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................. 38
3.5.2.1. Uji Normalitas ................................................................ 39
3.5.2.2. Uji Autokorelasi ............................................................. 39
3.5.2.3. Uji Multikolinearitas ...................................................... 39
3.5.2.4. Uji Heteroskedastisitas................................................... 40
3.5.3. Analisis Regresi Linear Berganda ......................................... 40
3.5.4. Pengujian Hipotesis............................................................... 41
3.5.4.1. Uji Statistik t ................................................................. 41
3.5.4.2. Koefisien Determinasi................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 43
4.1. Gambaran Umum ......................................................................... 43
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................ 43
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................. 43
4.2.2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 44

i
4.2.2.1. Uji Normalitas ............................................................... 44
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ..................................................... 46
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 47
4.2.2.4. Uji Autokorelasi ............................................................ 48
4.2.3. Analisis Regresi Berganda.................................................... 50
4.2.4. Pengujian Hipotesis .............................................................. 51
4.2.4.1. Uji Statisti t ................................................................... 51
4.2.4.2. Koefisien Determinasi................................................... 53
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 53
4.3.1. Pengaruh Kompleksitas Perusahaan terhadap fee audit ....... 53
4.3.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap fee audit ................. 54
4.3.3. Pengaruh Ukuran KAP terhadap fee audit ........................... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 57
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 57
5.2. Saran ............................................................................................ 58
Daftar Pustaka ..................................................................................... 59
Lampiran ............................................................................................. 62

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beragam perusahaan di Indonesia berkembang pesat seiring dengan

perkembangan ekonomi. Laporan keuangan merupakan peran penting bagi

sebuah perusahaan terutama stakeholder karena laporan keuangan adalah

gambaran kondisi keuangan sebuah perusahaan yang terjadi dalam satu

periode digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan terutama

untuk investasi dan peminjaman.

Sering terjadi masalah keagenan di dalam perusahaan saat menyusun

laporan keuangan, perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dan

manajer dapat menimbulkan konflik karena pemiliki perusahaan skeptis atau

ragu bahwa pihak manajemen akan menyajikan sebuah laporan keuangan

berdasarkan fakta. Untuk meminimalisir hal tersebut terjadi konflik maka

pemilik perusahaan memerlukan jasa audit yang merupakan pihak yang

independen dapat melakukan penilaian kewajaran terhadap laporan keuangan

sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan

dalam perusahaan tersebut.

Auditor akan melaksanakan pengauditan pada laporan keuangan agar

menjadi informasi keuangan yang bermutu. Dalam proses pengauditan

memerlukan waktu yang tidak sedikit tergantung dengan kondisi yang terjadi

di lapangan proses ini terdiri dari beberapa tahapan sehingga atas jasa

pengauditan tersebut auditor berhak menerima imbalan yang disebut fee audit

1
(Ayu & Septiani, 2018).

Berkaitan dengan fee audit terdapat kasus Toshiba, dari kasus ini para

ahli akuntansi mempertanyakan rendahnya imbalan audit yang dibayar oleh

perusahaan-perusahaan jepang kepada auditornya. Hal ini juga terjadi di

perusahaan Toshiba, auditor eksternal-nya yaitu Ernst & Young (EY) yang

memiliki Imbalan audit yang rendah mengartikan bahwa auditor tidak

memiliki cukup waktu dan sumber daya audit yang memadai berkaitan dengan

audit perusahaan Toshiba. Kasus ini terdapat keterlibatan manajemen puncak

sehingga masalah audit sulit dideteksi. Partner di GMT penelitian hongkong

yaitu Robert Medd mengatakan “salah satu masalah yang terjadi di Jepang

adalah biaya audit yang dibayar oleh perusahaan sangat rendah dibandingkan

dengan rata-rata internasional”. Menurut Robert fee audit mempresentasikan

waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit, dan fee audit dapat menjadi patokan

besarnya pendapatan perusahaan (Price, 2015)

Awal dari kasus ini adalah perdana menteri Jepang yaitu Shinzo Abe ingin

terdapat keterbukaan atau transparansi untuk perusahaan-perusahaan yang ada

di jepang sebagai daya tarik investor asing. Untuk merealisasikan keinginan

perdana menteri Shinzo Abe maka dibutuhkan pihak independen yaitu akuntan

dan pengacara untuk menyelidiki perusahaannya, saat proses penyelidikan

terdapat fakta bahwa terdapat tiga direksi yang terlibat menaikkan laba usaha

perusahaan Toshiba sejak tahun 2008 yaitu sebesar ¥151,8 miliar. Target yang

besar sebelum akhir tahun merupakan pemicu kecurangan tersebut terjadi

yang membuat tiga petinggi tersebut mempermanis laporan keuangan dengan

2
menaikkan laba usaha dalam waktu yang lama. CEO Toshiba dan wakilnya

yaitu Hisao Tanaka dan Norio Sasaki memutuskan untuk mengundurkan diri.

Pihak independen berpendapat bahwa tidak mungkin para petinggi perusahaan

Toshiba tidak mengetahui praktik kecurangan laporan keuangan yang

dilakukan secara sengaja dan sistematis (Simbolon, 2015)

Perusahaan-perusahaan Indonesia memiliki pilihan untuk mencantumkan

atau tidak besarnya fee audit yang mereka berikan kepada pihak auditor atau

masih bersifat sukarela (voluntary disclosure), mengakibatkan sedikit

perusahaan yang mencantumkan fee audit yang terdapat dalam akun

professional fee dalam laporan keuangan.

Menurut El-Gammal (2012) fee audit yaitu sejumlah imbalan yang

perusahaan berikan untuk membayar jasa auditor eksternal. Imbalan adalah

kesepakatan antara pihak stakeholder dan Kantor Akuntan Publik yang

menaungi auditor dengan memperhatikan beberapa faktor (Raymond &

Yuyetta, 2014). Peraturan penetapan fee audit telah diatur dalam sebuah

peraturan Pengurus Nomor 2 tahun 2016 tentang Penentuan Imbalan Jasa

Audit Laporan keuangan yang ditetapkan oleh institute Akuntan Publik

Indonesia (IAPI, 2016). Laporan audit yang berkualitas membutuhkan waktu

yang lebih lama dan juga kemampuan auditor yang baik dapat meningkatkan

biaya audit (Kalsum, Fuadah, & Safitri, 2021). Penetapan imbalan jasa audit

merupakan hal yang penting karena besarnya dapat mempengaruhi Kantor

Akuntan Publik (KAP). Namun besaran fee audit masih berdasarkan hasil

kesepakatan antara pihak perusahaan dan KAP. Fee audit juga dapat

3
berdasarkan atas beberapa faktor yaitu kompleksitas perusahaan, ukuran

perusahaan dan ukuran KAP (Cristansy & Ardiati, 2016)

Faktor dominan penentu besarnya fee audit yaitu kompleksitas suatu

perusahaan (Sanusi & Purwanto, 2017). Kompleksitas adalah kerumitan yang

ada di sebuah perusahaan berkaitan dengan transaksi dapat berupa dengan

adanya banyak anak perusahaan, banyaknya cabang/operasi bisnis baik di

dalam maupun di luar negri, serta penggunaan mata uang asing.

Penelitian Sanusi & Purwanto (2017) dan Chandra (2015) memiliki hasil

bahwa kompleksitas perusahaan dapat mempengaruhi fee audit. Dari hasil

tersebut disimpulkan bahwa jika sebuah perusahaan memiliki kompleksitas

yang tinggi maka perusahaan tersebut membayar imbalan jasa atas audit yang

besar pula kepada auditor. Perusahaan yang memiliki kompleksitas yang

tinggi akan semakin rumit dan memakan waktu dalam proses pengauditan.

Namun dalam penelitian Cristansy & Ardiati (2016) menyatakan bahwa

kompleksitas perusahaan tidak ada pengaruh dengan fee audit.

Ukuran perusahaan yaitu total aset yang ada di dalam perusahaan. Jika

perusahaan tersebut dikategorikan besar maka fee audit atas jasa audit di

perusahaan tersebut juga tinggi karena jika total aset yang dimiliki besar maka

semakin kompleks audit yang akan dikerjakan auditor.

Hasil penelitian dari Wibowo (2017) terdapat hasil ukuran perusahaan

mempengaruhi fee audit. Hasil tersebut dapat dipahami bahwa ukuran

perusahaan yang besar akan memakan banyak waktu, dan keterlibatan tim

audit yang tidak sedikit sehingga fee audit yang dibayar akan besar pula.

4
Selain itu dalam penelitian Sanusi & Purwanto (2017) ukuran perusahaan

tidak memiliki pengaruh dengan fee audit.

Ukuran kantor Akuntan Publik (KAP) dikategorikan besar jika KAP

tersebut memiliki reputasi yang baik dan merupakan KAP berafiliasi big 4.

KAP big 4 akan menjaga citra baiknya untuk menghasilkan laporan audit yang

bermutu sehingga KAP yang besar akan memiliki imbalan yang besar pula

dibandingkan KAP yang bukan big 4.

Penelitian Primasari & Zulaikha (2017) dan Cristansy & Ardiati (2016)

terdapat hasil ukuran KAP mempengaruhi fee audit. Sedangkan menurut

Suharli (2008) ukuran KAP tidak mempengaruhi fee audit.

Penelitian ini replikasi dari penelitian Cristansy & Ardiati (2016) terdapat

inkonsisten dari hasil penelitian sebelumnya hal tersebut menjadi dorongan

bagi peneliti untuk meneliti kembali variabel tersebut. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Cristansy & Ardiati (2016) adalah objek penelitian yang

digunakan. Objek penelitian oleh Cristansy & Ardiati (2016) adalah

perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI sedangkan penelitian ini

menggunakan objek penelitian yaitu perusahaan keuangan yang terdapat di

BEI tahun 2016-2020. Perusahaan sektor keuangan merupakan perusahaan

yang fokus kegiatan usahanya adalah sebagai penyalur dana masyarakat.

Alasan memilih Perusahaan sektor keuangan karena masih sedikit penelitian

yang meneliti perusahaan keuangan sebagai objek penelitian dan dalam

peraturan Otoritas jasa Keuangan nomor 13/POJK.03/2017 tentang

Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan

5
Jasa Keuangan menyatakan bahwa “akuntan publik dan Kantor Akuntan

Publik berperan meningkatkan kualitas informasi keuangan yang disajikan

jasa keuangan yang diatur dan diawasi oleh otoritas jasa keuangan”. Dalam

penelitian ini, variabel dependen fee audit menggunakan pengukuran

besarnya fee audit yang dibayar oleh klien sedangkan penelitian-penelitian

sebelumnya mewakilkan besara fee audit dengan akun Professional Fee.

Professional Fee merupakan gabungan biaya-biaya yang dikeluarkan

perusahaan kepada jasa-jasa profesional, yaitu jasa audit laporan keuangan,

jasa penilai, jasa advokat, jasa konsultan dan sebagainya, berdasarkan uraian

tersebut peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kompleksitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Ukuran KAP terhadap Fee

Audit Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEI Pada tahun 2016-2020”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh kompleksitas perusahaan terhadap fee audit?

2. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap fee audit?

3. Bagaimana pengaruh ukuran KAP terhadap fee audit?

1.3. Tujuan Penelitian

6
Tujuan dari penelitian ini jika dilihat dari rumusan masalah yang telah

dibahas adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh kompleksitas

terhadap fee audit.

2. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh ukuran

perusahaan terhadap fee audit.

3. Menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh ukuran KAP terhadap

fee audit

1.4. Manfaat

Berdasarkan tujuan di atas maka manfaat yang didapatkan dari penelitian

ini adalah:

1. Bagi teoritis, untuk auditor dan perusahaan keuangan penelitian ini

menjadi referensi untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan

biaya audit atau fee audit dan menjadi referensi dalam pengambilan

keputusan serta menambah pengetahuan dan wawasan khususnya

mengenai fee audit yang jarang diketahui oleh mahasiswa

2. Bagi praktisi sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan keuangan dalam

faktor yang memengaruhi fee audit sehingga manajemen tidak

memberikan imbalan yang tidak sesuai kepada auditor sebagai referensi

penelitian selanjutnya

3. Penelitian ini menjadi pedoman bagi auditor dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya dalam menetapkan fee audit atas jasa auditing sesuai

7
dengan proses yang telah berlangsung

BAB II

8
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Keagenan

Jensen dan Meckling (1976) mereka adalah pencetus pertama teori

keagenan. Teori keagenan ini menjelaskan hubungan antara principal dan

agent. Principal (pemegang saham) merupakan pihak yang memperkerjakan

agent (manajer/manajemen) dengan mendelegasikan wewenangnya kepada

agent untuk mengelola perusahaan (Godfrey, Allan, Ann, Jane, & Scott,

2010). Pihak principal merupakan pihak yang memiliki modal serta

menyediakan fasilitas untuk kegiatan operasi perusahaan yaitu pemegang

saham/pemilik perusahaan/investor. Sedangkan agent merupakan pihak yang

diberi tugas dan wewenang untuk menjalankan kegiatan operasional

perusahaan yaitu manajer/manajemen.

Teori ini berpendapat bahwa dapat terjadi konflik jika pihak

pemegang saham tidak memiliki kepercayaan dengan pihak manajer atau

manajemen karena perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak

(Widiasari & Prabowo, 2008). Asymmetric Information yaitu suatu keadaan di

mana informasi tetentu yang diketahui satu pihak tetapi pihak lain tidak

mengetahuinya (Chandra, 2015)

Semua pihak menyatukan tujuannya dan saling bekerja sama serta

membagi pekerjaan sesuai bagiannya merupakan cara teori ini mengatasi

masalah keagenan. Teori keagenan secara spesifik menjelaskan tentang suatu

9
hubungan keagenan di mana pihak principal mendelegasikan pekerjaan

kepada pihak lain (agent). Menentukan kontrak yang paling efisien merupakan

dasar dari hubungan keagenan dan fokus dari teori ini.

Oleh karena itu, kontrak yang mampu menjelaskan apa saja tugas dan

wewenang dalam mengatur dan mengelola dana investor serta pembagian

keuntungan yang akan dilaksanakan oleh manajer merupakan kontrak yang

paling baik bagi manajer dan pemilik perusahaan/investor/pemegang saham

untuk menyelaraskan hal tersebut dibutuhkan pengawasan berupa jasa auditor

independen (Yulianti, Agustin, & Taqwa, 2019). Penjelasan lebih lanjut teori

ini auditor eksternal dibutuhkan oleh perusahan untuk menilai dan memeriksa

kebenaran informasi keuangan yang dibuat oleh manajer. Sedangkan bagi

manajer atau manajemen atas penilaian dan pemeriksaan tersebut mereka

diberi insentif sesuai kinerja tersebut. Bagi kreditor untuk memastikan bahwa

uang mereka benar-benar digunakan sesuai kesepakatan maka kreditor

membutuhkan auditor.

Teori keagenan berhubungan jelas dengan fee audit karena teori ini

membutuhkan pihak independen yaitu auditor untuk mengawasi dan menilai

maka atas jasa tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit. Biaya

Pengawasan yang dilakukan adalah mengawasi perilaku agent apakah

tindakan yang mereka lakukan telah sesuai dengan kepentingan principal.

Semua aktivitas manajer akan dilaporkan oleh auditor mengenai tugas dan

wewenang yang telah manajer jalankan. Biaya-biaya atas jasa auditor tersebut

disebut dengan fee audit, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fee audit

10
yaitu kompleksitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP

(Cristansy & Ardiati, 2016)

Hubungan teori keagenan dengan ukuran KAP seperti hubungan

principal dan agent yang menggambarkan hubungan antara auditee dan

auditor dalam proses audit. Principal menginginkan hasil audit yang

berkualitas maka principal cenderung memilih auditor (agent) dengan

independensi yang tinggi, auditor tersebut diasumsikan merupakan auditor di

dalam naungan KAP yang besar.

Teori keagenan juga memiliki hubungan dengan ukuran perusahaan

yaitu di mana perusahaan yang besar memiliki kompleksitas yang lebih besar.

Kompleksitas tersebut mengakibatkan biaya keagenan yang dikeluarkan besar

untuk jasa auditor yang dapat menengahi konflik/perbedaan kepentingan

antara principal dan agent. Kompleksitas tersebut membuat pihak principal

sulit mengontrol dan memantau aktivitas dan perilaku agent yang

menyimpang yaitu dengan mencari keuntungan pribadi mereka. Auditor disini

berperan untuk menilai dan memeriksa kewajaran laporan keuangan yang

telah dibuat dan disusun oleh manajemen apakah telah mengikuti akuntansi

yang berlaku sesuai dengan keinginan principal yang menginginkan informasi

yang sesuai dengan fakta yang ada di perusahaan. Dalam mepertahankan

auditor perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil memiliki insentif

yang lebih besar alasannya analisis keuangan akan menganalisa tentang waktu

pemecatan auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan.

2.1.2. Variabel Dependen

11
Menurut Agoes (2012:18) fee audit adalah sebagai berikut::

“Besaran biaya yang tergantung antara lain pada resiko penugasan,

kompleksitas jasa yang diberikan, tinggi keahlian yang diperlukan untuk

melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan

pertimbangan professional lainnya”

Menurut Arens (2014:86) menyatakan:

“Audit related fees are for service audit that can only be provided by CPA

firms.”

Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fee audit

adalah imbalan jasa yang akan diterima auditor atas pekerjaan auditnya,

besaran biayanya tergantung dengan negosiasi antar pihak stakeholder dan

akuntan publik. Hal ini berkaitan dengan teori keagenan karena di dalam

teori keagenan menegaskan kontrak yang paling efisien yang harus sesuai

dengan apa yang telah disepakati sebelumnya.

Terdapat pernyataan bahwa fee audit yang lebih sedikit atau rendah

dari fee yang diterima auditor sebelumnya atau yang dibayarkan

auditor/akuntan lain dapat menimbulkan keraguan kemampuan anggota

mengenai penerapan standar teknis dan standar professional yang berlaku.

Fee audit yang rendah juga dapat mengakibatkan memaksimalkan

kepentingan pribadi yang cenderung tidak mematuhi kode etik profesi

akuntan publik. Pencegahan hal tersebut terjadi maka akuntan publik akan

menetapkan fee audit yang sesuai agar cukup untuk melakukan prosedur

audit yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, dinyatakan dalam

12
peraturan pengurus No.2 tahun 2016 IAPI (2016). Penelitian Cristansy &

Ardiati (2016) menerapkan penetapan fee audit dengan

mempertimbangkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

a. Ruang lingkup pekerjaan dan kebutuhan klien

b. Lama waktu proses tahapan audit

c. kemampuan dan tanggung jawab terkait dengan pekerjaan

d. Tugas dan tanggung jawab menurut hukum

e. Jumlah personel dan banyaknya waktu yang diperlukan dan secara

efektif untuk menyelesaikan pekerjaan

f. Tingkat kompleksitas pekerjaan

g. Sistem pengendalian mutu kantor

h. Basis penetapan imbalan jasa yang disepakati

Fee audit diukur dengan logaritma dari besarnya fee audit seperti

dalam penelitian (Yulianti et al., 2019). Pengungkapan fee audit di

Indonesia bersifat sukarela (voluntary disclosure), sehingga pencantuman

data tentang fee audit terdapat dalam laporan tahunan perusahaan hanya

dilakukan secara sukarela (Raymond & Yuyetta, 2014). Oleh karena itu,

baru sedikit perusahaan yang mencantumkan besaran fee audit dalam

laporan tahunan perusahaan mereka

2.1.3. Variabel Independen

13
2.1.3.1. Kompleksitas Perusahaan

Auditor dalam melaksanakan tugasnya mempertimbangkan salah

satu faktor yaitu kompleksitas perusahaan (Cristansy & Ardiati, 2016).

Faktor yang dapat meningkatkan kompleksitas audit adalah adanya anak

perusahaan. Perusahaan besar memiliki anak dan cabang perusahaan yang

banyak artinya audit yang dilakukan akan menghabiskan waktu yang lama

sehingga imbalan jasa audit yang dibayarkan tidak sedikit (Wibowo,

2017).

“penelitian ini menggunakan anak perusahaan sebagai indikator

kompleksitas, mengingat kompleksitas jasa audit yang diberikan yang

merupakan ukuran rumit atau tidaknya transaksi yang dimiliki oleh klien

Kantor Akuntan Publik untuk diaudit” (Widiasari & Prabowo, 2008).

Subsidiary atau anak perusahaan masih dalam kendali perusahaan induk

karena modal anak perusahaan baik seluruh atau sebagiannya adalah milik

perusahaan induk yang bersangkutan (Raymond & Yuyetta, 2014)

Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel

kompleksitas seperti dalam penelitian Hay, Knechel, & Ling (2008) yaitu

anak perusahaan yang dimiliki, hal ini mengingat proses audit akan

semakin sulit jika transaksi dalam perusahaan tersebut semakin kompleks

2.1.3.2. Ukuran Perusahaan

14
Menurut Brigham (2011:4) ukuran perusahaan adalah sebagai

berikut:

“Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan

yang ditunjukan atau dinilai oleh total aset, total penjualan, jumlah laba,

beban pajak dan lain-lain.”

Gambaran proses audit yang akan dilewati auditor dapat dilihat

dari ukuran perusahaan yang diaudit. ukuran perusahaan merupakan total

aset, penjualan serta kapitalitas pasar dalam perusahaan tersebut

merupakan pertimbangan imbalan audit yang akan dibayarkan (Shafira &

Ghozali, 2017). ukuran perusahaan yang besar akan memakan waktu lebih

lama dalam proses audit karena di dalam perusahaan tersebut terdapat

transaksi yang kompleks (Cristansy & Ardiati, 2016).

Ukuran perusahaan diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kategori

dalam UU No. 20 Tahun 2008 yaitu sebagai berikut:

1. Usaha Mikro adalah perusahaan atau badan usaha perorangan yang

memiliki kriteria tertentu untuk dikategorikan sebagai usaha mikro

dalam undang-undang. Perusahaan ini memiliki aset sekitar Rp

50.000.000 tidak termasuk aset tetap dan total penjualan Rp

300.000.000

2. Usaha Kecil adalah perusahaan atau badan usaha perorangan yang

memiliki kriteria tertentu untuk dikategorikan sebagai usaha kecil

dalam undang-undang. Perusahaan ini memiliki aset sekitar Rp

50.000.000 saampai dengan Rp 500.000.000 tidak termasuk aset tetap

15
dan total penjualan Rp 300.000.000 sampai Rp 2.500.000.000

3. Usaha Menengah adalah perusahaan atau badan usaha perorangan

yang memiliki kriteria tertentu untuk dikategorikan sebagai usaha

menengah dalam undang-undang. Perusahaan ini memiliki aset sekitar

Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 10.000.000.000 tidak termasuk

aset tetap dan total penjualan Rp 2.500.000.000 sampai

50.000.000.000

4. Usaha Besar yaitu perusahaan atau badan usaha perorangan yang

memiliki kriteria tertentu untuk dikategorikan sebagai usaha besar

dalam undang-undang. Perusahaan ini memiliki aset sekitar Rp

10.000.000.000 tidak termasuk aset tetap dan total penjualan Rp

50.000.000.000

Ukuran perusahaan akan diukur dengan seperti dalam

penelitian Cristansy & Ardiati (2016) yaitu dengan logaritma natural

total aset perusahaan, total aset dilihat dari semua aset lancar dan tidak

lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan.

2.1.3.3. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Pengertian Kantor Akuntan Publik terdapat dalam“Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Dan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor: 17/Pmk.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik 2008”

menyatakan:

16
“Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha dalam praktek akuntan publik

di bidang pemberian jasa professional yang memperoleh izin sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Menurut Arens (2012:32) mengkategorikan ukuran KAP yaitu:

a) Kantor internasional big four yaitu kantor akuntan publik terbesar di

amerika hampir seluruh perusahaan besar atau kecil di amerika

maupun dunia diaudit oleh KAP big our

b) Kantor nasional yaitu kantor yang bersaing langsung dengan kantor

big four. Kantor ini dapat bertaraf internasional karena memiliki

kemampuan berafiliasi dengan kantor negara lain.

c) Kantor regional dan kantor lokal yang besar. KAP ini rata-rata hanya

melakukan audit kepada klien yang dekat dan KAP yang memiliki

cabang di luar negara dapat mengaudit klien yang lebih jauh

d) Kantor lokal kecil. Kantor ini rata-rata hanya melakukan audit

kepada usaha kecil dan memiliki kurang dari 25 staff ahli dan hanya

terdapat satu cabang.

Sedangkan menurut (Simunic, 1980) Kantor Akuntan Publik

dikategorikan antara lain:

“Kantor akuntan publik sering dikategorikan berdasarkan ukuran.

Kantor yang terbesar adalah kantor akuntan publik Big 4.”

KAP Indonesia yang berafiliasi dengan the big four adalah:

17
1. KAP Price Waterhouse Coopers (PWC), yang berafiliasi dengan

KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & rekan.

2. KAP Klynfeld Peat Marwick Goedelar (KPMG), yang berafiliasi

dengan KAP Siddharta Widjaja & rekan

3. KAP Ernst and Young (EY), yang berafiliasi dengan KAP

Purwantono, Sungkoro & Surja.

4. KAP Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), yang berafiliasi dengan

KAP Satrio Bing Eny & rekan.

dalam Buku Direktori Ikatan Akuntan Publik Indonesia (2011), IAPI

mengklasifikasikan KAP yang beroperasi di Indonesia menjadi dua,

yaitu:

1. KAP yang melakukan kerjasama dengan KAP asing.

2. KAP yang tidak melakukan kerjasama dengan KAP asing.

Pengukuran yang digunakan untuk variabel ukuran KAP seperti

dalam penelitian Chandra (2015) yaitu diukur dengan variabel dummy,

untuk KAP big four diberi angka 1 dan KAP non big four diberi angka 0

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Cristansy & Ardiati (2016) merupakan

salah satu penelitian yang meneliti faktor-faktor yang mempegaruhi fee audit

dengan variabel lain dengan judul “Pengaruh Kompleksitas Perusahaan,

Ukuran Perusahaan, Dan Ukuran Kap Terhadap Fee Audit Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2016” dalam penelitian fee

18
audit merupakan variabel dependen sedangkan kompleksitas perusahaan,

ukuran perusahaan dan ukuran KAP merupakan variabel independen. Hasilnya

adalah hanya variabel kompleksitas perusahaan yang tidak berpengaruh

terhadap fee audit. Berikut ini terdapat tabel penelitian terdahulu pada tabel

2.1.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No. Peneliti dan Variabel Metodologi Hasil

Tahun

1 Chandra Variabel Penelitian dilakukan Variabel yang

(2015) Independen: dengan metode berpengaruh terhadap

Independensi kuantitatif dengan fee audit adalah rapat

Dewan alat yang uji statistik dewan komisaris,

Komisaris, regresi linier ukuran perusahaan, anak

Ukuran Dewan berganda. perusahaan, dan ukuran

Komisaris, KAP. Sedangkan

Intensitas variabel yang tidak

Pertemuan berpengaruh terhadap

Dewan Komisaris fee audit adalah

, Intensitas independensi dewan

Pertemuan komisaris, jumlah

Komite Audit dewan komisaris, rapat

19
dan, Ukuran komite audit, dan risiko

Perusahaan, Anak

Perusahaan,

Ukuran KAP,

Risiko

Perusahaan

Variabel

Dependen: Fee

Audit Eksternal

2 Cristansy & Variabel Penelitian dilakukan Kompleksitas

Ardiati Independen: dengan metode perusahaan tidak

(2016) kompleksitas kuantitatif dengan berpengaruh terhadap

perusahaan, alat uji statistik fee audit, Ukuran

ukuran regresi linier perusahaan berpengaruh

perusahaan, berganda. positif terhadap fee

ukuran kap audit, Ukuran KAP

Variabel berpengaruh terhadap

Dependen: Fee fee audit

Audit

20
3 Sanusi & Variabel Penelitian dilakukan Ukuran perusahaan

Purwanto Independen: dengan metode ,profitabilitas

(2017) Profitabilitas kuantitatif perusahaan, audit report

Perusahaan, menggunakan lag, ukuran komite, dan

Risiko metode analisis piutang perusahaan

Perusahaan, Ordinary Least tidak berpengaruh

Kompleksitas Square Regression terhadap biaya audit,

Perusahaan, Jenis sedangkan risiko

Industri perusahaan,

Perusahaan, kompleksitas

Ukuran Kantor perusahaan, jenis

Akuntan Publik, industri, ukuran KAP,

Audit Report audit report lag,

Lag, Ukuran persediaan perusahaan

Komite Audit, berpengaruh terhadap

Piutang biaya audit.

Perusahaan,

Persediaan

Perusahaan

Variabel

Dependen: Biaya

Audit

21
4 Wibowo Variabel Penelitian dilakukan Ukuran perusahaan,

(2017) Independen: dengan metode kompleksitas dan

Ukuran kuantitatif dengan ukuran perusahaan audit

Perusahaan, metode analisis berpengaruh positif dan

Kompleksitas Ordinary Least signifikan terhadap

Perusahaan, Square Regression biaya audit eksternal,

Ukuran (Regresi Ukuran perusahaan,

Perusahaan OLS) untuk kompleksitas

Audit, pengujian hipotesis perusahaan, dan ukuran

Variabel perusahaan tidak

Dependen: Biaya mempunyai pengaruh

Audit tidak langsung terhadap

variabel biaya audit eksternal

intervening: dengan risiko litigasi

risiko litigasi sebagai variabel

intervening, Risiko

litigasi berpengaruh

negatif tidak signifikan

terhadap biaya audit

eksternal

22
5 Shafira & Variabel Penelitian dilakukan Variabel yang

Ghozali Independen: dengan metode berpengaruh terhadap

(2017) pengaruh risiko kuantitatif dengan fee audit adalah Risiko

audit, ukuran alat yang uji statistik audit dan ukuran

perusahaan, dan regresi linier perusahaan sedangkan

manajemen laba berganda. variabel yang tidak

variabel berpengaruh terhadap

Dependen: audit fee audit adalah

fee manajemen laba

6 Primasari & Variabel Penelitian dilakukan Variabel

Zulaikha Independen: dengan metode yangberpengaruh

(2017) Manajemen Laba, kuantitatif dengan terhadap fee audit

Ukuran KAP dan alat yang uji statistik adalah manajemen laba

Leverage regresi linier dan ukuran KAP

Variabel berganda. Sedangkan variabel

Dependen: Biaya yang tidak berpengaruh

Audit terhadap fee audit

adalah leverage

23
7 Raymond & Variabel Penelitian dilakukan Tipe kepemilikan

Yuyetta Independen: tipe dengan metode perusahaan BUMN dan

(2014) kepemilikan kuantitatif dengan swasta, serta manajemen

perusahaan, alat yang uji statistik laba tidak berpengaruh

ukuran regresi linier terhadap penetapan

perusahaan, berganda. audit fees, sedangkan

keberadaan anak Ukuran perusahaan,

perusahaan, keberadaan anak

ukuran KAP, dan perusahaan dan ukuran

manajemen laba. KAP berpengaruh

Variabel terhadap penetapan

Dependen: Audit audit fees, Keberadaan

Fee anak perusahaan

memiliki pengaruh

signifikan terhadap

penetapan audit fees,

Ukuran kantor akuntan

publik memiliki

pengaruh signifikan

terhadap penetapan

audit fees.

24
8 Yulianti et al Variabel Penelitian dilakukan ukuran KAP

(2019) Independen: dengan metode berpengaruh positif dan

Ukuran kuantitatif dengan signifikan terhadap fee

Perusahaan, alat yang uji statistik audit, Risiko perusahaan

Kompleksitas regresi linier berpengaruh positif

Audit, berganda. namun tidak signifikan

Risiko terhadap fee audit.

Perusahaan, dan

Ukuran KAP,

Variabel

Dependen: Fee

Audit

9 Widiasari & Variabel Penelitian dilakukan Keberadaan fungsi

Prabowo Independen: dengan metode internal audit

(2008) Internal Audit, kuantitatif dengan dan komite audit tidak

Pemegang Saham alat yang uji statistik berpengaruh yang

Mayoritas, regresi linier signifikan terhadap fee

Komite Audit, berganda. audit. Pemegang saham

Komisaris mayoritas dan

Independen dewan komisaris

Variabel independen perusahaan

Dependen: Fee berpengaruh terhadap

Audit fee audit dengan arah

25
positif

10 Ayu & Variabel penelitian ini adalah Dewan Komisaris,

Septiani Independen: metode analisis ukuran Komite Audit,

(2018) Ukuran Dewan regresi berganda, dan ukuran KAP

Komisaris, yaitu berpengaruh terhadap

Komite Audit, menghubungkan fee audit eksternal pada

dan Kap satu variabel perusahaan jasa sektor

Variabel dependen dengan keuangan yang terdaftar

Dependen: Fee variabel independen. di Bursa Efek Indonesia

Audit Eksternal (BEI) tahun 2014—

2016.

26
11 Umi Kalsum Varibael Penelitian variabel etnis dewan

Independen: kuantitatif ini komisaris independen

Good Corporate menggunakan dan CEO berpengaruh

Governance yang metode penelitian positif signifikan

diwakili oleh deskriptif dan terhadap audit fee;

variabel Analisis data variabel komite audit,

Komisaris menggunakan kepemilikan manajerial,

Independen, analisis regresi dan

Komite Audit, berganda dengan kepemilikan

Kepemilikan software institusional juga

Manajerial, Statistical Package berpengaruh signifikan

Kepemilikan for the Social terhadap audit fee.

Institusional dan Sciences (SPSS)

Etnisitas CEO dengan melakukan

Variabel perhitungan dan uji

Dependen: Audit statistik

Fee deskriptif, uji

asumsi klasik, uji

parsial dan uji

koefisien

determinasi

27
12 Hay et al. Variabel Penelitian dilakukan peningkatan kontrol dan

(2008) Independen: dengan metode tata kelola perusahaan

Ukuran, kuantitatif dengan secara positif terkait

kompleksitas, model 2SLS dengan permintaan

resiko bawaan, untuk layanan audit

kondisi eksternal tetapi hanya

keuangan, iuran jika ada variasi yang

firma audit besar cukup dalam pengaturan

, aset luar negri , tata kelola perusahaan.

Perubahan Pola keseluruhan hasil

terbaru dari mendukung teori yang

perusahaan audit mendasari bahwa ada

Variabel hubungan positif dan

Dependen: Audit kompleks antara elemen

Fee kontrol yang berbeda

karena hubungan agensi

antara pemangku

kepentingan, sifat risiko

yang relevan, dan

kontrol yang tersedia.

13 DeAngelo Variabel Penelitian kualitas audit tidak

(1981) Independen: dilakukan dengan tergantung pada ukuran

Ukuran Auditor metode kualitatif auditor

28
Variabel

Dependen:

Kualitas Audit

14 elgammal Variabel Penelitian dilakukan Hasil penelitian ini

Independen: dengan metode adalah ditekankan

Ukuran kuantitatif. Studi ini bahwa menjadi salah

perusahaan klien, didasarkan pada satu dari big four

Risiko Bisnis hasil survei yang ditemukan menjadi

Klien, Ukuran dilakukan di faktor paling penting

firma audit, Lebanon. Kuesioner dalam mempengaruhi

Tingkat dirancang untuk penentuan jumlah biaya

persaingan antara mengumpulkan data audit

Kantor Audit, yang terkait dengan

Profitabilitas determinan biaya

klien, audit di Lebanon.

15 Liu, Lobo, & Variabel Penelitian dilakukan kami menemukan bukti

Yu, 2020) Independen: dengan metode yang menunjukkan

Kompensasi kuantitatif bahwa kompensasi

Ekuitas Komite Menggunakan ekuitas mendorong

Audit model regresi biaya anggota komite audit

Variabel audit untuk menguji untuk

Dependen: Biaya hubungan antara mengkompromikan

Audit biaya audit dan independensi mereka

29
kompensasi dengan membayar biaya

ekuitasKomite audit audit yang lebih rendah.

2.3. Kerangka Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian dan juga

berdasarkan tinjauan teoritis serta tujuan penelitian, maka variabel independen

penelitian ini adalah Kompleksitas Perusahaaan (𝑋1), Ukuran perusahaan (𝑋2 )

dan Ukuran KAP (𝑋3) dan variabel dependen adalah Fee Audit (Y). Berikut

gambar kerangka penelitian pada gambar 2.1.

Kompleksitas
Perusahaaan
𝐻1
(𝑋1 )

𝐻2
Ukuran Perusahaaan Fee Audit
(𝑋2 ) (𝑌)

Ukuran KAP 𝐻3
(𝑋3 )

Gambar 2.1.
Skema Kerangka Penelitian

30
2.4. Pengembangan Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Kompleksitas Perusahaan terhadap Fee Audit

Kompleksitas adalah kerumitan yang ada di sebuah perusahaan

berkaitan dengan transaksi dapat berupa dengan adanya banyak anak

perusahaan, banyaknya cabang/operasi bisnis baik di dalam dan di luar negri,

serta penggunaan mata uang asing. Jika perusahaan mempunyai anak

perusahaan maka perusahaan tersebut wajib untuk menyusun laporan

keuangan konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian lebih sulit

dilakukan audit dibandingkan laporan keuangan biasa maka klien atau

perusahaan tersebut akan memberikan fee audit yang lebih besar pula jika

memiliki anak perusahaan.

Penjelasan di atas dapat dipahami suatu perusahaan yang mempunyai

banyak anak perusahaan maka akan semakin sulit proses pengauditan-nya

yang akan berpengaruh terhadap besaran fee audit yang akan dibayarkan

perusahaan tersebut sejalan dengan penelitian milik Suryajaya (2016) yang

hasilnya menuliskan kompleksitas mempengaruhi secara positif terhadap fee

audit audit yang artinya jika perusahaan memiliki banyak anak perusahaan

maka fee audit atas jasa profesional pengauditan yang akan diterima auditor

akan semakin besar dan sejalan dengan hasil penelitian Raymond & Yuyetta

(2014) dan Yulianti et al., (2019) yang menyatakan bahwa Keberadaan anak

perusahaan memiliki pengaruh terhadap penetapan audit fee. Hipotesis yang

diajukan berdasarkan uraian di atas adalah:

H1: Kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap fee audit

31
2.4.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Fee Audit

Menurut Wibowo (2017) Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset

yang ada di dalam perusahaan, penjualan serta kapitalisasi pasar perusahaan

bersangkutan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini ditunjukkan dengan

total aset suatu perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung akan memakan

banyak waktu serta membutuhkan banyak tim audit alasannya transaksi di

dalam perusahaan besar jauh lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil.

Jika suatu perusahaan itu besar maka fee audit yang dibayarkan juga akan

tinggi karena akan semakin rumit audit yang akan dikerjakan auditor.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Cristansy & Ardiati (2016)

dan Chandra (2015)yang menyatakan ukuran perusahaan mempengaruhi fee

audit. Hasil penelitian tersebut dapat dipahami jika ukuran perusahaan yang

besar membutuhkan waktu lama proses audit dalam memeriksa bukti-bukti

audit maka fee audit yang harus dibayarkan oleh perusahaan semakin besar.

Maka hipotesis yang dapat dirumuskan dari uraian di atas adalah:

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap fee audit

2.4.3. Pengaruh Ukuran KAP terhdadap Fee Audit

Ukuran kantor Akuntan Publik (KAP) dapat dikategorikan besar jika

KAP tersebut memiliki reputasi yang baik dan merupakan KAP berafiliasi

big 4. Menurut DeAngelo, (1981) KAP big four memiliki hasil audit lebih

berkualitas dibandingkan KAP non big four karena pengalamam dan

pelatihan yang lebih banyak serta reputasi yang lebih baik sesuai dengan

32
teori agensi. Mereka cenderung akan berusaha menghindari hal-hal yang

mencoreng citra KAP-nya.

KAP big four memiliki keuangan yang kuat, mereka melakukan

banyak pelatihan serta mengembangkan terknologi penunjang untuk

meningkatkan kinerja mereka oleh karena itulah Auditor yang berasal dari

KAP big four memasang harga atas jasa audit yang lebih tinggi. Ukuran

KAP besar (big four) maka hasil audit yang dihasilkan lebih bermutu

dibandingkan non big four sehingga fee audit yang diberikan perusahaan

lebih besar kepada auditor yang bernaung di dalam KAP big four. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian Chandra (2015) dan Ayu & Septiani

(2018) yang hasilnya mengungkapkan ukuran KAP akan mempengaruhi fee

audit. Hipotesis yang dapat diambil dari uraian di atas adalah:

H3: Ukuran KAP berpengaruh terhadap fee audit

33
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis data penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berfokus

pada penggunaan data numerik dan diproses dengan metode statistik,

sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Uma & Roger

(2017) Data sekunder adalah data yang telah ada dan peneliti tidak harus

mengumpulkannya. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari

laporan tahunan yang diaudit Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEI

pada Tahun 2016 – 2020 di situs Bursa Efek Indonesia yaitu

www.Invesnesia.com dan www.idx.co.id

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan semua objek penelitian yang berdasarkan kategori

tertentu yang ditetapkan peneliti. Populasi dari penelitian ini adalah

perusahaan keuangan yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia dari tahun

2016-2020 berjumlah 105 perusahaan. Sampel yaitu wakil dari populasi,

metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah teknik purposive

sampling dari teknik tersebut ditemukan sampel sebanyak 42 perusahaan.

Menurut Sugiyanto (2013:85) dalam Widianti (2019) purposive sampling

merupakan “...teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

34
Teknik purposive sampling digunakan karena mungkin kriteria sampel

tidak semuanya sesuai dengan yang telah penulis tentukan, oleh karena itu

peneliti memilih teknik ini. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan

teknik ini dengan menetapkan kriteria-kriteria khusus yang sesuai dengan

tujuan penelitian. Berikut ini kriteria-kriteria yang harus dipenuhi sebagai

berikut:

1. Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2016- 2020

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan secara lengkap

3. Perusahaan yang mengungkapkan besaran fee audit eksternal dalam

periode pengamatan.

4. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam rupiah.

Tabel 3.1
Jumlah Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah


Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
105
1 tahun 2016- 2020
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan secara lengkap (17)
2
Perusahaan yang tidak mengungkapkan besarnya fee audit selama periode
(46)
3 pengamatan

Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam Rupiah 0


4
Jumlah Sampel 42
Data Observasi (2016-2020) 210

Berdasarkan kriteria pengambilan sampel di atas, jumlah perusahaan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 perusahaan

35
selama 5 tahun penelitian yaitu tahun 2016-2020, sehingga sampel observasi

peneliti berjumlah 210 sampel. Tabel 3.1 berikut ini menujukkan daftar

sampel perusahaan

3.3. Definisi Operasional Variabel dan pengukuran

3.3.1. Variabel Dependen

Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu fee audit. Fee

audit merupakan imbalan yang diterima auditor dari perusahaan/klien atas

jasa audit yang telah dilakukan. Fee audit dapat dilihat dalam laporan

keuangan perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dari tahun 2016-2020. Namun belum banyak perusahaan yang

mengungkapkan besaran fee audit di dalam laporan keuangan karena

perusahaan bebas untuk mengungkapkannya atau tidak.

Pengukuran variabel fee audit dengan rumus logaritma natural dari

besarnya fee audit yang ada pada bagian tata kelola perusahaan atau di

bagian lembaga atau profesi penunjang pasar modal dalam annual report

perusahaan. Berikut ini rumus pengukuran variabel fee audit:

Fee audit = Ln (Fee Audit)

3.3.2. Variabel Independen

3.3.2.1. Kompleksitas perusahaan

Kompleksitas adalah kerumitan yang ada di sebuah perusahaan

berkaitan dengan transaksi dapat berupa dengan adanya banyak anak

perusahaan, banyaknya cabang/operasi bisnis baik di dalam maupun di

36
luar negri, serta penggunaan mata uang asing. Auditor dalam proses

auditing membutuhkan keahlian dan menghabiskan waktunya. Indikator

pengukuran penelitian ini adalah banyaknya jumlah anak perusahaan.

Skala nominal digunakan untuk mengukur variabel kompleksitas. Untuk

perusahaan yang memiliki anak perusahaan diberi angka 1 dan untuk

perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan diberi angka 0

(Widiasari & Prabowo, 2008).

3.3.2.2. Ukuran Perusahaan

Menurut Brigham (2011:4) ukuran perusahaan adalah sebagai

berikut:

“Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan

yang ditunjukan atau dinilai oleh total aset, total penjualan, jumlah laba,

beban pajak dan lain-lain.”

Pengukuran variabel ukuran perusahaan merujuk dari penelitian

Cristansy & Ardiati (2016) yaitu diukur dengan rumus log total aset yang

ada dalam perusahaan. Berikut ini rumus pengukuran variabel ukuran

perusahaan:

Ukuran perusahaan = Ln (Total Aset)

3.3.2.3. Ukuran KAP

Pengertian KAP terdapat di IAPI dalam PP Nomor 2 Tahun

2016 yaitu “suatu badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan

37
peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik”. KAP

akan diasumsikan besar jika KAP tersebut berafiliasi big four, maka

pengukuran ukuran kap berdasarkan big four atau non big four dengan

variabel dummy, KAP big four diberikan angka 1 dan KAP non big four

diberikan angka 0 (Chandra, 2015)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian

ini adalah menggunakan metode documenter. Metode dokumenter

dilakukan dengan menghimpun informasi annual report perusahaan

keuangan yang terdapat di BEI melalui sumber internet, jurnal, dan

publikasi dari instansi.

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang

ringkasan datadata penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus,

sum, range, minimum, dan maksimum.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini perlu melakukan uji asumsi klasik karena

menggunakan analisis regresi berganda. Selain itu uji asumsi klasik

38
dilakukan untuk memastikan persamaan regresi konsisten dan tidak bias.

Beberapa uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji

autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastitas.

3.5.2.1. Uji Normalitas

Jika nilai residual terdistribusi atau penyebarannya normal maka

model regresi tersebut baik. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan

pengujian uji normalitas. Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat

nilai kolmogrov-smirnov dengan ketentuan nilai signifikansi di atas 0,05

menunjukkan distribusi data normal sedangkan nilai signifikansi di bawah

0,05 berarti distribusi data tidak normal. Terdapat dua cara untuk

melakukan uji normalitas yaitu uji statistic dan analisis grafik. Analisis

grafik menggunakan grafik histogram dengan tujuan melihat normalitas

residual. Sedangkan uji statistik untuk melihat normalitas residual dengan

nilai kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011)

3.5.2.2. Uji autokorelasi

Model regresi linear diuji apakah terjadi korelasi di antara

kesalahan penganggu satu periode dengan periode sebelumnya (t-1)

dengan pengujian autokorelasi (Ghozali, 2011). Uji Durbin-watson

dilakukan untuk melihat apakah ada autokorelasi.

3.5.2.3. Uji Multikolinearitas

Pada model regresi berganda bisa terjadi korelasi antar variabel

bebas untuk mengetahui hal tersebut uji multikolinearitas perlu dilakukan.

Jika terdapat korelasi hal tersebut akan mengganggu hubungan antara

39
variabel bebas dan terikat. Menurut Ghozali (2011) “uji multikolonieritas

ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya kolerasi antar variabel bebas (variabel independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel

independennya”. Pengujian ini dilakukan dengan cara pengukuran

tolerance value dan pengukuran Variance Inflation Factor (VIF).

3.5.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Suatu model regresi berganda bisa terjadi perbedaan varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Ghozali (2011) menyatakan

bahwa “Model regresi yang baik adalah data yang tidak mengandung

heteroskedastisitas, di mana ini berarti bahwa data ini menghimpun data

yang mewakili berbagai ukuran”. Pengujian ini dilakukan dengan grafik

scatter plot dan uji glejser.

3.5.3 Analisis Regresi linear Berganda

Penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel independen maka

untuk menganalisis pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen menggunakan analisis regresi linear berganda yaitu untuk

mngetahui besarnya hubungan fee audit dengan kompleksitas perusahaan,

ukuran perusahaan, dan ukuran KAP (Ghozali, 2011)

𝐿𝑁𝐴𝑈𝐷𝐹𝐸𝐸𝑖𝑡 = α + 𝛽1 𝑆𝑈𝐵𝑆𝐷𝑅𝑖𝑡 + 𝛽2 𝐿𝑁𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 + 𝛽3 𝐾𝐴𝑃𝑖𝑡 + 𝜀

𝐿𝑁𝐴𝑈𝐷𝐹𝐸𝐸𝑖𝑡 = Fee yaitu imbalan jasa yang diterima auditor.

40
variabel ini diukur dengan logaritma natural dari fee

audit

α = konstanta

 = koefisien Variabel

𝛽1 𝑆𝑈𝐵𝑆𝐷𝑅𝑖𝑡 = Kompleksitas dilihat dari jumlah anak

perusahaan, angka 1 untuk untuk perusahaan yang

memiliki anak perusahaan dan angka 0 untuk

perusahaan yang tidak memiliki anak perusahaan

𝛽2 𝐿𝑁𝑆𝐼𝑍𝐸𝑖𝑡 = Ukuran Perusahaan dihitung menggunakan

logaritma natural dari aset perusahaan

𝛽3 𝐾𝐴𝑃𝑖𝑡 = Ukuran KAP menggunakan variabel dummy,

angka 1 untuk KAP big four dan angka 0 untuk non

big four

Ɛ = koefisian error (Cristansy & Ardiati, 2016)

3.5.4. Pengujian Hipotesis

3.5.4.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Stastistik t)

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen secara parsial maka dilakukan

pengujian statistic dengan ukuran tertentu yaitu p-value dibandingkan

0,05. Jika Jika sig-t < 0.05, maka terdapat pengaruh variabel bebas secara

parsial dan sebaliknya Jika sig-t ≥ 0.05, maka tidak terdapat pengaruh

variabel bebas secara parsial (Ghozali, 2011)

41
3.5.4.2. Koefisien Determinasi

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel bebas berikan pada

variabel terikat maka dilakukan pengujian ini dalam model regresi.

Menurut Ghozali (2011) “Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari

koefisien korelasi sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan dari

masing masing variabel yang digunakan. Koefisien determinasi (R²)

mengukur seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk dalam

menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi

(R²). Nilai R² yang kecil mengindikasikan variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

dilakukannya prediksi”

42
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Perusahaan keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2016-2020 merupakan objek penelitian dalam penelitian ini. Sampel

yang diperoleh terdapat 37 perusahaan keuangan yang sesuai dengan

kriteria sampel yang ditetapkan selama 5 tahun sehingga berjumlah 185.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan software IBM SPSS 22

untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi linear berganda.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan analisis statistic deskriptif untuk

menunjukkan mean, minimum, maximum, dan standar deviasi dari data

yang digunakan. Berikut ini terdapat hasil dari analisis statistik deskriptif

dari variabel LNAUDFEE (fee audit), SUBSDR (Kompleksitas), LNSIZE

(Ukuran Perusahaan), dan KAP (Ukuran KAP).

43
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Berdasarkan Variabel LNAUDFEE, SUBSDR,
LNSIZE, dan KAP

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SUBSDR 210 .00 1.00 .5048 .50117


LNSIZE 210 26.66 34.95 30.6906 2.14702
KAP 210 .00 1.00 .6095 .48902
LNAUDFEE 210 17.60 23.47 20.8001 1.31058
Valid N (listwise) 210

Tabel 4.1 di atas menghasilkan nilai terendah variabel

LNAUDFEE yaitu 17,60, nilai tertinggi LNAUDFEE yaitu 23,47, dan

nilai rata-rata 20,8001, serta standar deviasi 1,31058. Variabel SUBSDR

menunjukkan nilai terendah 0,00, dengan nilai tertinggi 1,00, dan nilai

rata-rata 0,5048, serta standar deviasi 0,50117. Variabel LNSIZE

menunjukkan hasil nilai terendah 26,66, dengan nilai tertinggi 34,95, dan

nilai rata-rata 30,6906, serta standar deviasi 2,14702. Variabel KAP

menunjukkan nilai terendah 0,00, dengan nilai tertinggi 1,00, dan nilai

rata-rata 0,6095, serta standar deviasi 0,48902.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1. Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui nilai

residual atau penyebarannya normal yang artinya model regresi tersebut

baik. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov

dengan ketentuan nila signifikansi diatas 0,05 menunjukkan distribusi data

44
normal sedangkan nilai signifikansi dibawah 0,05 artinya distribusi data

tidak normal. Berikut dibawah ini hasil dari uji normalitas dengan

menggunakan IBM SPSS 22.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 210
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .55256189
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .057
Negative -.088
Test Statistic .088
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Exact Sig. (2-tailed) .070
Point Probability .000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Tabel 4.2 di atas menunjukkan nilai Exact Sig (2-tailed) yaitu

sebesar 0,70 yang artinya uji normalitas terpenuhi karena nilai probabilitas

yaitu 0,70 lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05.

45
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Pendekatan Normal
ProbabilityPlot

Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa uji normalitas telah

terpenuhi menggunakan normal probability plot karena pada gambar

tersebut terdapat penyebaran titik-titik cenderung mendekati garis

diagonal.

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terjadi

korelasi antar variabel bebas, jika terdapat korelasi hal tersebut dapat

menggagu hubungan antara variabel bebas dan terikat. Model regresi

dikatakan tidak terdapat multikolinearitas jika nilai VIF (Variance

46
Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1(Constant)

SUBSDR .884 1.131

LNSIZE .722 1.384

KAP .795 1.258

Pada tabel 4.3 di atas menunjukkan hasil variabel SUBSDR

memiliki nilai VIF 1,131 dan tolerance 0,884, variabel LNSIZE memiliki

nilai VIF 1,384 dan tolerance 0,722, serta variabel KAP memiliki nilai

VIF 1,258 dan tolerance 0,795. Hasil tersebut tidak terdapat

multikolinearitas karena masing-masing variabel memiliki hasil nilai VIF

kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,10.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi

dikatakan baik jika tidak terdapat heteroskedastisitas. Pada penelitian ini

uji heteroskedastisitas dilakukan dengan grafik scatter plot.

47
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.2 adalah Grafik scatter plot yang menunjukkan pola

yang tidak jelas dan titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, maka dalam model regresi penelitian ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah terjadi korelasi

diantara kesalahan pengganggu satu periode dengan periode sebelumnya

(t-1) dalam model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan uji durbin

Watson dilakukan untuk melihat autokorelasi.

48
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .907a .822 .820 .55657 .588

a. Predictors: (Constant), KAP, SUBSDR, LNSIZE


b. Dependent Variable: AUDFEE

Tabel 4.4 di atas menunjukkan hasil durbin Watson bernilai 0,588,

dalam tabel durbin watson untuk model regresi dengan jumlah sampel 210

dan jumlah variabel bebas sebanyak 3 variabel didapat nilai dU 1,79326

dan nilai dL 1,75483 maka dalam tabel tersebut berarti tidak memenuhi

syarat model regresi bebas dari autokorelasi dimana jika suatu model

regresi bebas autokorelasi jika nilai dU<DW<4-dU.

Maka dilakukan pengujian kembali menggunakan metode Cohrane

Orcutt agar membuktikan model regresi ini tidak terjadi autokorelasi dan

dalam ghozali 2013 pengjujian kembali dengan uji cohrane orcutt salah

satu cara memulihkan autokorelasi.

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi dengan Uji Cohrane Orcutt

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .814a .663 .658 .38984 1.923

Tabel di atas hasil dari uji corhrane orcutt menunjukkan nilai

Durbin Watson (DW) sebesar 1,923 berarti model regresi ini bebas dari

autokorelasi Karena nilai DW terletak antara nilai dU<DW<4-dU yaitu

49
1,79326<1,923<2,20674.

4.2.3. Analisis Regresi Berganda

Model regresi dalam penelitian ini telah terpenuhi uji asumsi klasik

yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi maka dapat dilanjutkan ke tahap

analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel Kompleksitas

Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP terhadap Fee Audit

Tabel 4.6 Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2.610 .274 9.526 .000

LAG_X1 .251 .098 .115 2.570 .011

LAG_X2 .367 .032 .545 11.638 .000

LAG_X3 .835 .087 .414 9.579 .000

Tabel 4.6 di atas menunjukkan hasil persamaan regresi yaitu

dibawah ini :

LNAUDFEE = 2,610 + 0,251SUBSDR + 0,367LNSIZE + 0,835KAP + e

Penjelasan dari persamaan diatas sebagai berikut:

1. nilai konstanta sebesar 2,610 artinya jika variabel bebas memiliki nilai 0

maka nilai variabel terikat LNAUDFEE sebesar 2,610

2. variabel SUBSDR memiliki nilai koefisien positif yaitu 0,251 artinya jika

SUBSDR terjadi kenaikan 1% maka variabel terikat LNAUDFEE

50
meningkat sebesar 0,251 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Variabel LNSIZE memiliki nilai koefisien positif yaitu sebesar 0,367

artinya jika LNSIZE terjadi kenaikan 1% maka variabel terikat

LNAUDFEE meningkat sebesar 0,367 dengan asumsi variabel lain

konstan.

4. Variabel KAP memiliki nilai koefisien positif yaitu sebesar 0,835 artinya

jika KAP terjadi kenaikan 1% maka variabel terikat LNAUDFEE

meningkat sebesar 0,835 dengan asumsi variabel lain konstan.

4.2.4. Pengujian Hipotesis

4.2.4.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen secara parsial

yaitu apakah variabel bebas kompleksitas perusahaan, ukuran perusahaan,

dan ukuran KAP berepengaruh masing-masing terhadap fee audit.

Dibawah ini terdapat ketentuan uji statistik t:

1) Jika nilai signifikansi < 0,05 dan nilai t hitung > t tabel maka variabel

bebas secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05 dan nilai t hitung < t tabel maka variabel

bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

51
Tabel 4.7 Uji Statistik t

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 2.610 .274 9.526 .000

LAG_SUBSDR .251 .098 .115 2.570 .011

LAG_LNSIZE .367 .032 .545 11.638 .000

LAG_KAP .835 .087 .414 9.579 .000

Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil pengujian statistic t diketahui

sebagai berikut:

1. Nilai signifikansi variabel SUBSDR sebesar 0,000 artinya nilai

signifikansi < 0,05 dan nilai t hitung sebesar 2,570 artinya t hitung > t

tabel yaitu 2,570 > 1,97. Kesimpulannya adalah variabel SUBSDR

berpengaruh signifikan terhadap LNAUDFEE

2. Nilai signifikansi variabel LNSIZE sebesar 0,011 artinya nilai

signifikansi <0,05 dan nilai t hitung sebesar 11,638 artinya t hitung > t

tabel yaitu 11,638 > 1,97. Kesimpulannya adalah variabel LNSIZE

berpengaruh terhadap LNAUDFEE.

3. Nilai signifikansi variabel KAP sebesar 0,000 artinya nilai

signifikansi < 0,05 dan nilai t hitung 9,579 artinya t hitung > t tabel

yaitu 9,579 > 1,97. Kesimpulannya adalah variabel KAP berpengaruh

terhadap LNAUDFEE

52
4.2.4.2. Koefisien Determinasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh

variabel bebas berikan pada variabel terikat. Dibawah ini tabel koefisien

determinasi.

Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .814a .663 .658 .38984 1.923

Pada 4.8 Tabel diatas nilai Adjusted R Square yang menunjukkan

koefisien determinasi sebesar 0,658 nilai ini artinya variabel bebas yaitu

SUBSDR (Kompleksitas Perusahaan), LNSIZE (Ukuran Perusahaan), dan

KAP (Ukuran KAP) sebesar 65,8% berpengaruh terhadap variabel terikat

LNAUDFEE (Fee Audit), serta sisanya sebesar 34,2% variabel terikat

LNAUDFEE (Fee Audit) dipengaruhi oleh faktor lain.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1. Pengaruh Kompleksitas Terhadap Fee Audit

Pada penelitian ini untuk variabel kompleksitas perusahaan diukur

dengan adanya anak perusahaan menunjukkan hasil nilai signifikansi

0,000 kurang 0,05 dan nilai t hitung lebih dari t tabel yaitu 2,570 lebih dari

1,97 pada pengujian statistic t atau uji signifikansi parameter individual

yang artinya bahwa variabel kompleksitas perusahaan berpengaruh

53
terhadap fee audit. Keberadaan anak perusahaan membutuhkan waktu

yang lebih lama dan dibutuhkan kemampuan auditor karena terdapat

laporan konsolidasi yang lebih sulit dan rumit dalam proses auditing

sehingga dapat meningkatkan biaya audit yang akan dibayarkan

perusahaan.

Hasil ini sama dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian dari

Sanusi & Purwanto (2017) dan Chandra (2015) yang menyatakan bahwa

kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap fee audit sedangkan

menurut hasil penelitian Cristansy & Ardiati (2016) yang menyatakan

bahwa kompleksitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap fee audit.

4.3.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Fee Audit

Pada penelitian ini untuk variabel ukuran perusahaan diukur

menggunakan total aset yang dimili perusahaan menunjukkan hasil nilai

signifikansi 0,000 kurang dari 0,05 dan nilai t hitung lebih dari t tabel

yaitu 11,638 lebih besar dari 1,97 pada pengujian statistic t atau uji

signifikansi parameter individual yang artinya bahwa variabel ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap fee audit. Auditor melakukan audit

perusahaan besar membutuhkan waktu yang lebih lama dan jumlah tim

audit yang lebih banyak disebabkan perusahaan besar memiliki transaksi

yang komplek dan lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil sehingga

ukuran perusahaan mempengaruhi besaran biaya audit yang dibayarkan

perusahaan kepada auditor.

54
Hasil ini sama dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian dari

Wibowo (2017) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap fee audit sedangkan menurut hasil penelitian Sanusi & Purwanto

(2017) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap fee audit.

4.3.3. Pengaruh Ukuran KAP terhadap Fee Audit

Pada penelitian ini untuk variabel ukuran Kantor Akuntan Publik

diukur dengan KAP big four atau non big four yang menaungi auditor

eksternal perusahaan menunjukkan hasil nilai signifikansi 0,000 kurang

0,05 dan nilai t hitung lebih dari t tabel yaitu 9,579 lebih dari 1,97 pada

pengujian statistic t atau uji signifikansi parameter individual yang artinya

bahwa variabel ukuran KAP berpengaruh terhadap fee audit. Auditor KAP

big four menetapkan fee audit mereka lebih tinggi dibandingkan KAP non

big four karena KAP big four memiliki jam terbang yang tinggi dan

keahlian yang lebih baik karena sering melakukan pelatihan sehingga

dapat memberikan kualitas hasil audit yang lebih baik dibandingkan

auditor KAP non big four. KAP big four memiliki reputasi yang baik

karena KAP big four cenderung menghindari hal-hal yang dapat

mencoreng reputasi mereka.

Hasil ini sama dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian dari

Primasari & Zulaikha (2017) dan Cristansy & Ardiati (2016) yang

menyatakan bahwa kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap fee

55
audit sedangkan menurut hasil penelitian Suharli (2008) yang menyatakan

bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap fee audit.

56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil dari penelitian yang berjudul pengaruh kompleksitas

perusahaan, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP terhadap fee audit pada

perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2016 saampai dengan 2020 setelah melakukan analisis data menggunakan

software SPSS 22 dengan jumlah sampel 210 didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 (H1) yaitu kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap

fee audit diterima. Hal ini ditunjukkan pada nilai signifikansi 0,000

kurang 0,05 dan nilai t hitung lebih dari t tabel yaitu 2,570 lebih dari

1,97 artinya kompleksitas perusahaan berpengaruh terhadap fee audit

2. Hipotesis 2 (H2) yaitu ukuran perusahaan berpengaruh terhadap fee

audit diterima. Hal ini ditunjukkan pada nilai signifikansi 0,000

kurang dari 0,05 dan nilai t hitung lebih dari t tabel yaitu 11,638 lebih

besar dari 1,97 artinya ukuran perusahaan berpengaruh terhadap fee

audit

3. Hipotesis 3 (H3) yaitu ukuran KAP berpengaruh terhadap fee audit

diterima. Hal ini ditunjukkan pada nilai signifikansi 0,000 kurang 0,05

dan nilai t hitung lebih dari t tabel yaitu 9,579 lebih dari 1,97 artinya

ukuran KAP berpengaruh terhadap fee audit

57
5.2. Saran

Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan oleh peneliti

maka peneliti memberikan saran yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian berikutnya disarankan peneliti menambah variabel lain

yang mempengaruhi Fee audit seperti risiko perusahaan, tipe

kepemilikan perusahaan, profitabilitas dan lainnya

2. Sebaiknya pada penelitian berikutnya peneliti dapat memperpanjang

periode waktu pengamatan agar dapat dilihat perkembangan besaran

fee audit yang diberikan perusahaan kepada auditor atau KAP.

58
Daftar Pustaka

Agoes, S. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akutan


Publik (Edisi keem). Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin A, Randal J, Elder, dan Mark S. Beasly. (2012). Jasa Audit dan
Assurance (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Alvin A, Randal J, Elder, dan Mark S. Beasly. (2014). Auditing dan Jasa
Assurance (terjemahan) (edisi Keli). Jakarta: Erlangga.

Ayu, P. P., & Septiani, T. (2018). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Komite
Audit, Dan Kap Terhadap Fee Audit Eksternal. Jurnal Akuntansi, 12(1), 1–
15. https://doi.org/10.25170/jara.v12i1.55

Brigham, Eugene F, dan. Joel F. Houston. (2011). Dasar–dasar Manajemem


Keuangan (edisi 11; penerjemah A. A. Yulianto, ed.). Jakarta: Salemba
Empat.

Chandra, marcella octavia. (2015). Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XIII No. 26
Maret 2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE ,
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN UKURAN KAP TERHADAP
FEE AUDIT EKSTERNAL Marcella Octavia Chandra 1. Pengaruh Good
Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan Dan Ukuran Kap
Terhadap Fee Audit Eksternal, XIII(26), 174–194.

Cristansy, J., & Ardiati, A. Y. (2016). Pengaruh kompleksitas perusahaan, ukuran


perusahaan, dan ukuran kap terhadap fee audit pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bei tahun 2012-2016. Modus, 30(2), 198–211.

DeAngelo, L. E. (1981). Auditor size and audit fees. Journal of Accounting and
Economics, 3(3), 183–199.

El-Gammal, W. (2012). Determinants of Audit Fees: Evidence from Lebanon.


International Business Research, 5(11).
https://doi.org/10.5539/ibr.v5n11p136

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Godfrey, J., Allan, H., Ann, T., Jane, H., & Scott, H. (2010). Accounting Theory.
New York: McGraw Hill.

Hay, D., Knechel, W. R., & Ling, H. (2008). Evidence on the Impact of Internal

59
Control and Corporate Governance on Audit Fees. International Journal of
Auditing, 12(1), 9–24. https://doi.org/10.1111/j.1099-1123.2008.00367.

IAPI. (2016). Peraturan Pengurus Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Penentuan


Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Professional Akuntan Publik.


Jakarta: Salemba Empat.

Kalsum, U., Fuadah, L. L., & Safitri, R. H. (2021). Good corporate governance,
ethnic CEO and audit fees for manufacturing companies listed on the
Indonesia stock exchange (IDX). Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia,
25(1), 65–75. https://doi.org/10.20885/jaai.vol25.iss1.art7

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG


JASA AKUNTAN PUBLIK (pp. 2–5). (2008).

Price, M. (2015). Toshiba scandal puts focus on Japan’s cut-price company audits.
Retrieved from https://www.reuters.com/article/us-toshiba-accounting-
auditor-idUSKCN0Q32OY20150729

Primasari, A., & Zulaikha, Z. (2017). Pengaruh manajemen laba, ukuran KAP dan
leverage terhadap biaya audit pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Diponegoro Journal of Accounting, 6(1976), 104–110.

Raymond, I., & Yuyetta, E. N. A. (2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI. 3(1989), 1–12.

Sanusi, M. A., & Purwanto, A. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi


Biaya Audit Eksternal. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Audit
Eksternal, 6(3), 372–380.

Saputra, C. E. K. O. (2015). Kartu tanda peserta tes suliet. 2015.


Shafira, A. R., & Ghozali, I. (2017). PENGARUH RISIKO AUDIT, UKURAN
PERUSAHAAN, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP AUDIT FEE.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING, 6(3), 1–8.

Simbolon, H. A. (2015). Toshiba Accounting Scandal: Runtuhnya Etika Bangsa


Jepang Yang Sangat Diagungkan Itu. Retrieved July 22, 2015, from
akuntansiterapan.com website:
https://akuntansiterapan.com/2015/07/22/toshiba-accounting-scandal-
runtuhnya-etika-bangsa-jepang-yang-sangat-diagungkan-itu/

Simunic, D. A. (1980). The Prici Theoryw- and rEviden ~ ce of Audt Nervices :


Journal of Accounting Research, 18(1), 161–190.

60
Suharli, M. (2008). Konsentrasi Auditor Dan Penetapan Fee Audit : Investigasi
Pada Bumn. 133–148.

Suryajaya, Y. W. (2016). PENGARUH KONVERGENSI IFRS, KOMITE


AUDIT, DAN KOMPLEKSITAS PERUSAHAAN TERHADAP FEE
AUDIT. Jurnal Akuntansi Bisnis, 147(29), 11–40.

Uma, S., & Roger, B. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis (D. A. Halim & A.
N. Hanifah, Eds.). Jakarta Selatan: Salemba Empat.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011. (2011).

UU No. 20 Tahun 2008. (2008). UU No. 20 Tahun 2008. UU No. 20 Tahun 2008,
(1), 1–31.

Wibowo, A. S. (2017). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Audit Eksternal


Dengan Risiko Litigasi Sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal of
Accounting, 6(4), 275–284.

Widianti. (2019). Pengaruh Kompleksitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan


Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Fee Audit. 2018.

Widiasari, E., & Prabowo, T. J. W. (2008). Pengaruh Pengendalian Internal


Perusahaan Dan Struktur Corporate Governance Terhadap Fee Audit. Jurnal
Akuntansi Dan Investasi, 9(2), 125–137.

Yulianti, N., Agustin, H. &, & Taqwa, S. (2019). Pengaruh ukuran perusahaan,
kompleksitas audit, risiko perusahaan, dan ukuran kap terhadap fe e
audit(Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI
pada Tahun 2014 – 2017). Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(1), 217–235.

61
Lampiran 1: Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian

Kode Kriteria
No. Nama Perusahaan Sampel
Perusahaan 1 2 3 4
1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 1
2 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk ✓ ✓ ✓ ✓ 2
3 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniga Tbk ✓ ✓ ✓ ✓ 3
4 AGRS Bank IBK Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
5 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk ✓ ✓  ✓ 
6 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk. ✓ ✓  ✓ 
7 AMAR Bank Amar Indonesia Tbk. ✓   ✓ 
8 AMOR Ashmore Asset Management Indonesia Tbk ✓   ✓ 
9 APIC Pacific Strategic Financial Tbk ✓ ✓  ✓ 
10 ARTO Bank Jago Tbk. ✓ ✓  ✓ 
11 ASBI Asuransi Bintang Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 4
12 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 5
13 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk. ✓ ✓  ✓ 
14 ASMI Asuransi Maximus Graha Persada Tbk ✓ ✓  ✓ 
15 ASRM Asuransi Ramayana Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 6
16 BABP Bank MNC Internasional Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 7
17 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
18 BANK Bank Aladin Syariah Tbk. ✓   ✓ 
19 BBCA Bank Central Asia Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 8
20 BBHI Allo Bank Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
21 BBKP Bank KB Bukopin Tbk. ✓ ✓  ✓ 
22 BBLD Buana Finance Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 9
23 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 10
24 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero ✓ ✓ ✓ ✓ 11
25 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero ✓ ✓ ✓ ✓ 12
26 BBSI Bank Bisnis Internasional Tbk. ✓   ✓ 
27 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) ✓ ✓ ✓ ✓ 13
28 BBYB Bank Neo Commerce Tbk. ✓ ✓  ✓ 
29 BCAP MNC Kapital Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
30 BCIC Bank JTrust Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
31 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 14
32 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 15
33 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 16
34 BGTG Bank Ganesha Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 17
35 BHAT Bhakti Multi Artha Tbk. ✓   ✓ 
36 BINA Bank Ina Perdana Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 18
Bank Pembangunan Daerah Jawa Banten
37 BJBR Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 19

62
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
38 BJTM Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 20
39 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
40 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 21
41 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 22
42 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. ✓ ✓  ✓ 
43 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 23
44 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 24
45 BNLI Bank Permata Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 25
46 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tb ✓ ✓  ✓ 
47 BPII Batavia Prosperindo Internasio ✓ ✓  ✓ 
48 BRIS Bank Syariah Indonesia Tbk. ✓   ✓ 
49 BSIM Bank Sinarmas Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 26
50 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
51 BTPN Bank BTPN Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 27
52 BTPS Bank BTPN Syariah Tbk. ✓   ✓ 
53 BVIC Bank Victoria International Tb ✓ ✓ ✓ ✓ 28
54 CASA Capital Financial Indonesia Tb ✓ ✓  ✓ 
55 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 29
56 DEFI Danasupra Erapacific Tbk. ✓ ✓  ✓ 
57 DNAR Bank Oke Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
58 DNET Indoritel Makmur Internasional ✓ ✓  ✓ 
59 FUJI Fuji Finance Indonesia Tbk. ✓   ✓ 
60 GSMF Equity Development Investment ✓ ✓  ✓ 
61 HDFA Radana Bhaskara Finance Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 30
62 IBFN Intan Baruprana Finance Tbk. ✓ ✓  ✓ 
63 IMJS Indomobil Multi Jasa Tbk. ✓ ✓  ✓ 
64 INPC Bank Artha Graha Internasional ✓ ✓  ✓ 
65 JMAS Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mit ✓   ✓ 
66 LIFE Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tb ✓   ✓ 
67 LPGI Lippo General Insurance Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 31
68 LPPS Lenox Pasifik Investama Tbk. ✓ ✓  ✓ 
69 MASB Bank Multiarta Sentosa Tbk. ✓   ✓ 
70 MAYA Bank Mayapada Internasional Tb ✓ ✓ ✓ ✓ 32
71 MCOR Bank China Construction Bank I ✓ ✓  ✓ 
72 MEGA Bank Mega Tbk. ✓ ✓  ✓ 
73 MFIN Mandala Multifinance Tbk. ✓ ✓  ✓ 
74 MGNA Magna Investama Mandiri Tbk. ✓ ✓  ✓ 
75 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia ✓ ✓ ✓ ✓ 33
76 MTWI Malacca Trust Wuwungan Insuran ✓   ✓ 
77 NICK Charnic Capital Tbk. ✓   ✓ 

63
78 NISP Bank OCBC NISP Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 34
79 NOBU Bank Nationalnobu Tbk. ✓ ✓  ✓ 
80 OCAP Onix Capital Tbk. ✓ ✓  ✓ 
81 PADI Minna Padi Investama Sekuritas ✓ ✓  ✓ 
82 PANS Panin Sekuritas Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 35
83 PEGE Panca Global Kapital Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 36
84 PLAS Polaris Investama Tbk ✓   ✓ 
85 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk ✓ ✓ ✓ ✓ 37
86 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 38
87 PNIN Paninvest Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 39
88 PNLF Panin Financial Tbk. ✓ ✓  ✓ 
89 POLA Pool Advista Finance Tbk. ✓   ✓ 
90 POOL Pool Advista Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 
91 RELI Reliance Sekuritas Indonesia T ✓ ✓  ✓ 
92 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1 ✓ ✓  ✓ 
93 SFAN Surya Fajar Capital Tbk. ✓   ✓ 
94 SMMA Sinarmas Multiartha Tbk. ✓ ✓  ✓ 
95 SRTG Saratoga Investama Sedaya Tbk. ✓ ✓  ✓ 
96 STAR Buana Artha Anugerah Tbk. ✓ ✓  ✓ 
97 TIFA KDB Tifa Finance Tbk. ✓ ✓  ✓ 
98 TRIM Trimegah Sekuritas Indonesia T ✓ ✓ ✓ ✓ 40
99 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk ✓ ✓  ✓ 
100 TUGU Asuransi Tugu Pratama Indonesi ✓   ✓ 
101 VICO Victoria Investama Tbk. ✓ ✓  ✓ 
102 VINS Victoria Insurance Tbk. ✓ ✓  ✓ 
103 VRNA Verena Multi Finance Tbk. ✓ ✓ ✓ ✓ 41
104 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tb ✓ ✓ ✓ ✓ 42
105 YULE Yulie Sekuritas Indonesia Tbk. ✓ ✓  ✓ 

64
Lampiran 2: Sampel Perusahaan

Kode Subsektor
No. Nama Perusahaan
Perusahaan Perusahaan

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Perbankan


2 BABP Bank MNC International Tbk Perbankan
3 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk Perbankan
4 BINA Bank Ina Perdana Tbk Perbankan
5 BSIM Bank Sinarmas Tbk Perbankan
6 BBCA Bank Central Asia Tbk Perbankan
7 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk Perbankan
8 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Perbankan
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Perbankan
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Perbankan
11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk Perbankan
12 BGTG Bank Ganesha Tbk Perbankan
13 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk Perbankan
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
14 BJTM Perbankan
Tbk
15 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk Perbankan
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk Perbankan
17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk Perbankan
18 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk Perbankan
19 BNLI Bank Permata Tbk Perbankan
20 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Perbankan
21 BVIC Bank Victoria International Tbk Perbankan
22 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk Perbankan
23 NISP Bank OCBC NISP Tbk Perbankan
24 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk Perbankan
25 PNBS Bank Panin Dubai Syariah Tbk Perbankan
26 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk Asuransi
27 ASBI Asuransi Bintang Tbk Asuransi
28 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk Asuransi
29 ASRM Asuransi Ramayana Tbk Asuransi
30 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Asuransi
31 PNIN Paninvest Tbk Asuransi
32 LPGI Lippo General Insurance Tbk Asuransi
Lembaga
33 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk
Pembiayaan

65
Lembaga
34 BBLD Buana Finance Tbk
Pembiayaan
Lembaga
35 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk
Pembiayaan
Lembaga
36 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk
Pembiayaan
Lembaga
37 HDFA Radana Bhaskara Finance Tbk
Pembiayaan
Lembaga
38 VRNA Verena Multi Finance Tbk
Pembiayaan
Lembaga
39 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
Pembiayaan
Perusahaan
40 PEGE Panca Global Kapital Tbk
Sekuritas
Perusahaan
41 PANS Panin Sekuritas Tbk
Sekuritas
Perusahaan
42 TRIM Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk
Sekuritas

Lampiran 3: Data Audit Fee = Logaritma Natural Audit Fee

Kode
No. Logaritma Natural Fee Audit
Perusahaan

66
2016 2017 2018 2019 2020
1 AGRO 20.66 20.74 20.82 20.9 21.12
2 BABP 20.48 20.72 19.92 19.92 19.92
3 BEKS 20.08 19.98 20.07 20.07 20.15
4 BINA 20.2 20.17 20.27 20.49 20.72
5 BSIM 19.81 20.62 20.7 20.75 20.72
6 BBCA 22.71 22.55 22.58 22.65 22.75
7 BBMD 19.76 19.76 19.76 19.76 19.81
8 BBNI 22.7 22.7 22.86 23.28 23.26
9 BBRI 22.66 22.71 22.83 23.09 23.47
10 BBTN 21.5 21.55 21.58 21.7 21.9
11 BDMN 22.14 22.19 22.21 22.21 22.4
12 BGTG 20.95 20.13 20.21 19.84 19.84
13 BJBR 21.49 21.58 21.38 21.72 21.51
14 BJTM 20.55 20.16 20.66 20.68 21.12
15 BMAS 20.29 20.29 20.4 20.13 20.17
16 BMRI 22.78 23.03 23.21 23.26 23.31
17 BNGA 23.26 22.84 23.43 23.36 22.96
18 BNII 21.89 21.94 21.99 21.99 22.32
19 BNLI 22.53 22.5 22.56 22.68 22.63
20 BTPN 22.34 22.44 22.47 22.71 22.86
21 BVIC 21.07 21.13 21.29 21.13 21.25
22 MAYA 21.67 21.58 20.99 21.72 21.25
23 NISP 22.14 22 22.07 22.13 22.13
24 PNBN 22.06 22.1 22.28 22.08 22.19
25 PNBS 19.64 19.84 20.13 19.74 20.03
26 ABDA 19.49 19.49 19.52 19.58 19.74
27 ASBI 19.29 19.29 19.38 19.26 19.36
28 ASDM 20.13 20.27 20.35 20.34 20.4
29 ASRM 19.83 19.77 19.9 19.9 20
30 MREI 19.11 19.21 19.3 19.32 19.34
31 PNIN 18.59 18.76 18.65 18.6 18.72
32 LPGI 19.34 19.34 19.43 19.54 19.61
33 ADMF 20.39 20.48 20.5 20.59 20.79
34 BBLD 20.6 20.6 20.66 21 20.31
35 BFIN 19.77 20.25 19.74 19.9 19.95

67
36 CFIN 20.21 20.21 20.3 20.1 20.77
37 HDFA 19.85 19.89 20.99 21.62 19.98
38 VRNA 20.04 20.07 21.54 20.14 19.92
39 WOMF 20.13 20.13 19.67 20.18 20.25
40 PEGE 17.6 17.74 17.82 17.82 17.86
41 PANS 19.34 19.39 19.43 19.47 18.91
42 TRIM 20.68 20.68 20.75 20.85 20.96

Lampiran 4: Data Kompleksitas = Adanya anak perusahaan = 1,

tidak adanya anak perusahaan = 0

68
Kode Kompleksitas
No. Perusahaan 2016 2017 2018 2019 2020
1 AGRO 0 0 0 0 0
2 BABP 0 0 0 0 0
3 BEKS 0 0 0 0 0
4 BINA 0 0 0 0 0
5 BSIM 0 0 0 0 0
6 BBCA 1 1 1 1 1
7 BBMD 0 0 0 0 0
8 BBNI 1 1 1 1 1
9 BBRI 1 1 1 1 1
10 BBTN 0 0 0 0 0
11 BDMN 1 1 1 1 1
12 BGTG 0 0 0 0 0
13 BJBR 1 1 1 1 1
14 BJTM 0 0 0 0 0
15 BMAS 0 0 0 0 0
16 BMRI 1 1 1 1 1
17 BNGA 1 1 1 1 1
18 BNII 1 1 1 1 1
19 BNLI 1 1 1 1 1
20 BTPN 1 1 1 1 1
21 BVIC 1 1 1 1 1
22 MAYA 0 0 0 0 0
23 NISP 0 0 0 1 1
24 PNBN 1 1 1 1 1
25 PNBS 0 0 0 0 0
26 ABDA 1 1 1 1 1
27 ASBI 1 1 1 1 1
28 ASDM 0 0 0 0 0
29 ASRM 1 1 1 1 1
30 MREI 0 0 0 0 0
31 PNIN 1 1 1 1 1
32 LPGI 1 1 1 1 1
33 ADMF 0 0 0 0 0

69
34 BBLD 0 0 0 0 0
35 BFIN 0 1 1 1 1
36 CFIN 0 0 0 0 0
37 HDFA 0 0 0 0 0
38 VRNA 0 0 0 0 0
39 WOMF 0 0 0 0 0
40 PEGE 1 1 1 1 1
41 PANS 1 1 1 1 1
42 TRIM 1 1 1 1 1

Lampiran 5: Data Ukuran Perusahaan = Logaritma Natural Total

Aset

70
Kode Ukuran Perusahaan
No. Perusahaan 2016 2017 2018 2019 2020
1 AGRO 30.06 30.42 30.78 30.93 30.96
2 BABP 30.2 30 30.02 29.99 30.09
3 BEKS 29.29 29.67 29.88 29.72 29.31
4 BINA 28.49 28.77 28.98 29.29 29.76
5 BSIM 31.07 31.05 31.06 31.23 31.43
6 BBCA 34.15 34.25 34.35 34.45 34.61
7 BBMD 29.99 30.1 30.12 30.19 30.28
8 BBNI 34.03 34.2 34.33 34.37 34.42
9 BBRI 34.54 34.66 34.8 34.89 34.95
10 BBTN 33 33.2 33.36 33.37 33.52
11 BDMN 32.79 32.81 32.86 32.9 32.93
12 BGTG 29.07 29.15 29.13 29.2 29.31
13 BJBR 32.26 32.38 32.42 32.45 32.58
14 BJTM 31.39 31.57 31.77 31.97 32.06
15 BMAS 29.33 29.43 29.53 29.66 29.94
16 BMRI 34.58 34.66 34.72 34.82 34.9
17 BNGA 33.12 33.22 33.22 33.25 33.27
18 BNII 32.75 32.79 32.81 32.76 32.79
19 BNLI 32.74 32.63 32.63 32.72 32.92
20 BTPN 32.15 32.19 32.26 32.83 32.84
21 BVIC 30.89 30.99 31.04 31.05 30.9
22 MAYA 31.74 31.95 32.1 32.17 32.16
23 NISP 32.56 32.67 32.79 32.83 32.96
24 PNBN 32.93 32.99 32.96 32.98 33.02
25 PNBS 29.8 29.79 29.8 30.04 30.06
26 ABDA 28.67 28.72 28.69 28.58 28.54
27 ASBI 26.99 27.33 27.5 27.48 27.49
28 ASDM 27.69 27.7 27.69 27.78 27.48
29 ASRM 27.99 27.98 28.02 28.07 28.05
30 MREI 28.24 28.69 28.86 29 29.07
31 PNIN 30.93 30.99 31.04 31.1 31.16
32 LPGI 28.46 28.49 28.54 28.52 30.97
33 ADMF 30.95 31.02 31.08 31.19 31.01

71
34 BBLD 28.92 29.11 29.24 29.25 29.05
35 BFIN 30.15 30.43 30.58 30.58 30.35
36 CFIN 29.54 29.92 30.04 30.13 30.02
37 HDFA 28.91 28.98 28.45 27.81 27.37
38 VRNA 28.21 28.19 28.08 28.61 28.62
39 WOMF 29.53 29.68 29.81 29.74 29.3
40 PEGE 26.68 26.66 27.32 27.21 26.99
41 PANS 28.5 28.6 28.45 28.49 28.72
42 TRIM 28.08 28.79 28.61 28.75 28.62

Lampiran 6: Data Ukuran KAP = berafiliasi big four = 1, non big four

=0

72
Kode Ukuran KAP
No.
Perusahaan
2016 2017 2018 2019 2020
1 AGRO 1 1 1 1 1
2 BABP 1 1 0 0 0
3 BEKS 0 0 0 0 0
4 BINA 1 1 1 1 1
5 BSIM 0 0 0 0 0
6 BBCA 1 1 1 1 1
7 BBMD 0 0 0 0 0
8 BBNI 1 1 1 1 1
9 BBRI 1 1 1 1 1
10 BBTN 1 1 1 1 1
11 BDMN 1 1 1 1 1
12 BGTG 1 1 1 0 0
13 BJBR 1 1 0 0 0
14 BJTM 0 0 0 0 0
15 BMAS 1 1 1 0 0
16 BMRI 1 1 1 1 1
17 BNGA 1 1 1 1 1
18 BNII 1 1 1 1 1
19 BNLI 1 1 1 1 1
20 BTPN 1 1 1 1 1
21 BVIC 1 1 1 1 1
22 MAYA 1 1 0 0 0
23 NISP 1 1 1 1 1
24 PNBN 1 1 1 1 1
25 PNBS 1 1 1 1 1
26 ABDA 0 0 0 0 0
27 ASBI 0 0 0 0 0
28 ASDM 1 1 1 1 1
29 ASRM 0 0 0 0 0
30 MREI 0 0 0 0 0
31 PNIN 0 0 0 0 0
32 LPGI 0 0 0 0 0
33 ADMF 1 1 1 1 1

73
34 BBLD 1 1 1 1 0
35 BFIN 0 0 0 0 0
36 CFIN 1 1 1 1 1
37 HDFA 1 1 1 1 0
38 VRNA 1 1 1 0 0
39 WOMF 1 1 1 1 1
40 PEGE 0 0 0 0 0
41 PANS 0 0 0 0 0
42 TRIM 1 1 1 1 1

Lampiran 7: Hasil SPSS

74
Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SUBSDR 210 .00 1.00 .5048 .50117


LNSIZE 210 26.66 34.95 30.6906 2.14702
KAP 210 .00 1.00 .6095 .48902
AUDFEE 210 17.60 23.47 20.8001 1.31058
Valid N (listwise) 210

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 210
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .55256189
Most Extreme Differences Absolute .088
Positive .057
Negative -.088
Test Statistic .088
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Exact Sig. (2-tailed) .070
Point Probability .000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

75
Hasil Uji Multikolinearitas

76
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

SUBSDR .884 1.131

LNSIZE .722 1.384

KAP .795 1.258

Hasil Uji heteroskedastisitas

Uji Autokorelasi

77
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .814a .663 .658 .38984 1.923

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variables Entered/Removeda

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 LAG_X3,
LAG_X1, . Enter
LAG_X2b

a. Dependent Variable: LAG_Y


b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .814a .663 .658 .38984 1.923

a. Predictors: (Constant), LAG_X3, LAG_X1, LAG_X2


b. Dependent Variable: LAG_Y

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 61.271 3 20.424 134.391 .000b

Residual 31.154 205 .152

Total 92.426 208

a. Dependent Variable: LAG_Y


b. Predictors: (Constant), LAG_X3, LAG_X1, LAG_X2

Coefficientsa

78
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.610 .274 9.526 .000

LAG_X1 .251 .098 .115 2.570 .011

LAG_X2 .367 .032 .545 11.638 .000

LAG_X3 .835 .087 .414 9.579 .000

a. Dependent Variable: LAG_Y

Hasil Tabel t

79
80

Anda mungkin juga menyukai