Anda di halaman 1dari 64

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT

MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIR SEBAGAI AKUNTAN


PUBLIK

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Indonesia Maluku)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

IZAK FELIX TEHUSIYARANA

NPM: 12162201180039

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2022
LEMBARAN PERSETUJUAN

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................


LEMBARAN PERSETUJUAN......................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................vi
BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Masalah Penelitian............................................................................ 8
1.3 Persoalan Penelitian..........................................................................8
1.4 Tujuan penelitian............................................................................... 9
1.5 Manfaat penelitian.............................................................................9
BAB II........................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................11
2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................11
2.1.1 Penelitian Terdahulu..................................................................11
2.1.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Ini Dengan Penelitian
Sebelumnya........................................................................................15
2.2 Perspektif Teoritis............................................................................16
2.2.1 Akuntan Publik...........................................................................16
2.2.2 Profesi Akuntan.........................................................................19
2.2.3 Profesi Akuntan di Indonesia.....................................................20
2.2.4 Kemampuan Akademik.............................................................21
2.2.5 Penghargaan Finansial..............................................................22
2.2.6 Pertimbangan Pasar Kerja........................................................24
2.2.7 Theory of Planned Behavior......................................................25
2.2.8 Minat..........................................................................................27
2.2.9 Norma Subjektif.........................................................................29

ii
2.2.10 Kontrol Perilaku.......................................................................30
2.2.11 Karir.........................................................................................31
2.2.12 Teori Harapan..........................................................................32
2.2.13 Motivasi belajar........................................................................33
2.2.14 Teori Hierarki...........................................................................34
2.3 Kerangka Pemikiran.........................................................................35
2.4 Hipotesis..........................................................................................35
2.4.1Pengaruh Kemampuan Akademik terhadap Minat Mahasiswa
dalam Pemilihan Karir........................................................................36
2.4.2 Penghargaan Finansial Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi
dalam Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik..................................36
2.4.3 Pengaruh Pertimbangan Pasar Kerja terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Berkarier sebagai Akuntan Publik..................37
BAB III.......................................................................................................40
METODE PENELITIAN.............................................................................40
3.1 Lokasi penelitian..............................................................................40
3.2 Desain Penelitian.............................................................................40
3.3 Variabel penelitian...........................................................................40
3.3.1 Variabel independen (bebas)....................................................40
3.3.2 Variabel Dependen (Terikat)......................................................42
3.4 Definisi operasional dan ukuran variabel.........................................42
3.5 Populasi dan sampel penelitian.......................................................44
3.6 Jenis pengumpulan Data.................................................................44
3.7 Teknik Pengumpulan dan Pengukuran Data...................................45
3.8 Metode Analisa................................................................................45
3.8.1 Uji statistic Deskriptif.................................................................45
3.8.2 Uji Validasi dan Reliabilitas Data...............................................46
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................48

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Ini Dengan Penelitian


Sebelumnya

Tebel 3.1 Definisi operasional dan ukuran variabel

Tabel 3.2 Pengukuran Data ..................................................................


36

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Theory of Planned Behavior Model18

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

v
DAFTAR LAMPIRAN

Kuisioner
Penelitian...............................................................................42

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era yang semkin berkembang memberi peluang lapangan


pekerjaan yang sangat beragam bagi lulusan sarjana ekonomi,
khususnya di bidang akuntansi. Untuk memilih pekerjaan yang tepat,
mahasiswa lulusan jurusan akuntansi harus didukung oleh pendidikan
yang menandai. Pendidikan berkontribusi dalam menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia kerja. Seiring dengan
meningkatnya kompetisi dan perubahan global profesi akuntan publik
telah banyak diakui oleh berbagai kalangan masyarakat. Kebutuhan
dunia usaha, pemerintah dan masyarakat luas terhadap jasa akuntan
inilah yang menjadi pemicu perkembangan, namun demikian
masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap
profesi akuntan publik (Rahayu, 2003).

Profesi akuntan sangat berperan penting dalam dunia usaha, di


bidang profesi akuntan memiliki tempat yang istimewa karena
seperti halnya profesi-profesi lain, profesi akuntan dituntut harus
memiliki keahlian lebih dalam bidang akuntansi. Jika di cermati
sudah banyak lembaga pendidikan yang khusus mengajarkan teori
mengenai akuntansi, seperti halnya kurikulum di sekolah dan
perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, tidak hanya itu
munculnya lembaga kursus akuntansi di Indonesia kini sudah mulai
banyak. Kondisi dunia kerja pun seolah menyambut positif fenomena,
hal ini ditandai dengan banyaknya peluang yang diberikan oleh

1
perusahaan terhadap kebutuhan profesi akuntan. Dengan adanya
kondisi ini secara tidak langsung persaingan dalam dunia kerja akan
semakin ketat, seorang akuntan dituntut harus memiliki kompetensi
yang lebih baik dibandingkan dengan akuntan lain (Sari, 2013).

Pemilihan karir menjadi salah satu hal yang kompleks dan


menyangkut tentang keputusan besar yang harus dipertimbangkan
sebelum membuat keputusan, dimana untuk membuat keputusan
dalam menentukan karir bukanlah suatu hal yang mudah. Sulitnya
pengambilan keputusan menyebabkan mahasiswa melakukan
pertimbangan-pertimbangan yang akan menjadi penilaian dalam
menentukan karir. Secara umum hal yang menjadi faktor
pertimbangan mahasiswa dalam memilih karir yaitu berupa
penghargaan finansial, pelatihan profesional hingga pengakuan
profesional. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis dan tuntutan
perusahaan akan profesi akuntan saat ini tidak seperti apa yang
diharapkan mahasiswa terutama dalam hal upah yang diterima.

Pada pemilihan karir ini, menjadi salah satu hal yang kompleks
dan menyangkut tentang keputusan besar dalam dimensi kehidupan
mahasiswa. hal inilah yang harus dipertimbangkan sebelum membuat
keputusan, kemudian untuk membuat keputusan dalam menentukan
karir bukanlah suatu hal yang mudah. Sulitnya pengambilan
keputusan menyebabkan mahasiswa melakukan pertimbangan-
pertimbangan yang akan menjadi penilaian dalam menentukan karir.
Secara umum hal yang menjadi faktor pertimbangan mahasiswa
dalam memilih karir yaitu berupa penghargaan finansial, pelatihan
profesional hingga pengakuan profesional. Minat dan rencana karir
mahasiswa yang jelas akan sangat berguna dalam penyusunan
program agar materi kuliah dapat disampaikan secara efektif bagi
mahasiswa yang memerlukannya. Perencanaan karir merupakan hal
yang sangat penting untuk mencapai sukses (Rasmini dalam Ardiani

2
Ika Sulistyawati dkk, 2013: 87). Oleh karena itu, diperlukan suatu
stimulasi untuk membuat mahasiswa mulai memikirkan secara serius
tentang karir yang diinginkan sejak masih di bangku kuliah agar
mahasiswa dapat memanfaatkan waktu dan fasilitas kampus secara
optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa
dan jenis karir yang akan mereka jalani merupakan hal yang menarik
untuk diteliti karena dengan diketahuinya pilihan karir yang diminati
mahasiswa, maka dapat diketahui mengapa seseorang memilih karir
tersebut (Rahayu, dalam Ardiani Ika Sulistyawati dkk, 2013:87).

Dengan diberlakukan Undang-Undang No. 5 tahun 2011


tentang akuntan publik ini secara tidak langsung akan memengaruhi
pemilihan karir seorang mahasiswa untuk berkarir sebagai akuntan
publik di masa akan datang, karena akan mempermudah mahasiswa
untuk berkarir menjadi akuntan publik apabila dibandingkan dengan
sebelum diberlakukannya Undang-Undang tersebut. Profesi akuntan
publik merupakan profesi yang dipandang menjajikan prospek yang
cerah karena profesi ini memerikan tantangan intelektual dan
pengalaman belajar yang tidak ternilai (Wheeler dalam Lara Absara
Aprilyan, 2011; 2). Profesi ini juga memberikan peluang untuk
mendapatkan pekerjaan yang menantang dan bervariasi karena dapat
ditugaskan di berbagai tempat dan berbagai perusahan yang memiliki
ciri dan kondisi yang berbeda. Profesi akuntan publik termasuk dalam
profesi-profesi termahal (Wheeler dalam Lara Absara
Aprilyan,2011: 3). Profesi akuntan publik bisa termasuk profesi
termahal karena sumber pendapat terbesar dari akuntan publik telah
bergeser dari jasa audit ke jasa Konsultasi manajemen (Bachtiar
dalam Lara Absara Apriliyan, 2002, 3). Profesi akuntan publik juga
termasuk profesi prestisius di Indonesia. Selain harus mempunyai
gelar sarjana akuntansi, calon akuntan diharuskan mengikuti ujian
yang diselenggarakan oleh Ikantan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

3
dan terdaftar di Departemen Keuangan untuk bisa berpraktek sebagai
akuntan.

Dengan mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi mengenai


faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi tersebut
dalam memilih Karir, maka setiap mahasiswa akuntansi yang akan
terjun ke dalam dunia bisnis dapat dengan tepat memilih karir yang
akan dijalankan dan pendidikan akuntansi juga dapat merencanakan
kurikulum yang sesuai dan relevan dengan tuntututan dunia kerja
sehingga mahasiswa akuntansi yang sudah lulus dan siap terjun
dalam dunia kerja lebih mudah menyesuaikan kemampuan yang
dimilikinya dengan tuntutan dalam pekerjaan, apalagi profesi akuntan
pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang semakin
berat, maka kesepian yang menyangkut profesionalime profesi mutlak
diperlukan.

Dalam memilih karir yang akan dijalaninya, mahasiswa


akuntansi memiliki berbgai pertimbangan untuk memilih karir apa yang
akan dijalaninya. Faktor-Faktor yang memepengaruhi terdiri dari
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional,
nilai nilai sosial , lingkungn kerja pertimbangan pasar kerja, serta
kelebihan dan kelemahan profesi Akuntan publik. Sebagai seorang
fresh graduate tentunya akan mempertimbangkan beberapa faktor
tersebut sebelum memilih profesi sebagai akuntan publik.

Penilitian sebelumnya dilakukan oleh Absara (2011) mengenai


faktor faktor yang mempengaruhi mahsiswa dalam pemilihan karir
menjadi akuntan publik. Hasil penelitiannya mengatakan faktor faktor
yang diukur dengan lingkungan kerja, nilai sosial, personalitas,
pelatihan profesi dan gaji berpengaruh signifikan terhadap pemilihan
karir akuntan publik. Ardianto (2014) mengenai faktor faktor yang
mempengaruhi mahasiswa dalam pemilihan karir akuntan dan non

4
akuntan. Hasil penelitiannya mengatakan lingkungan kerja,
personalitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir
akuntan dan non akuntan, sedangkan pelatihan profesional,
pengakuan professional dan pertimbangan pasar berpengaruh
signifikan terhadap pemilihan karir akuntan dan non akuntan. Ika,
Ardiani Sulistyawati (2013) persepsi mahasiswa akuntansi mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan karir, dimana hasil
penelitiannya menyatakan adanya perbedaan persepsi mahasiswa
dalam pemilihan karir gaji, pelatihan profesional, pengakuan
professional, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar yang
merupakan hal hal biasa menyebabkan perbedaan persepsi dalam
pemilihan karir.

Hasil penelitian yang berbeda tersebut dapat terjadi karena


berbagai faktor, seperti tempat, waktu, pemahaman responden dan
lain sebagainya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti
variable-variable yang telah diteliti peneliti sebelumnya untuk diuji
kembali guna mendapatkan gambaran atau kesimpulan yang lebih
meyakinkan tentang berbagai faktor yang mempengaruhi mahasiswa
dalam memilih karir. Selain itu, dalam penelitian-penelitian terdahulu
juga belum memasukan variable persyaratan untuk menjadi akuntan.
Persyaratan adalah hal-hal yang harus dipenuhi dan ditaati oleh
sesorang untuk memperoleh sesuatu. Dalam hal ini, persyaratan
menjadi akuntan adalah hal-hal yang wajib dipenuhi dan ditaati untuk
mendapatkan izin menjadi akuntan publik. Persyaratan menjadi
akuntan tertera dalam Undang-Undang Nomor 5/2011 pasal 6.
Variabel tersebut merupakan dasar yang telah ditetapkan bagi para
mahasiswa yang memiliki keinginan berkarir sebagai akuntan publik.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi mahasiswa


lulusan akuntansi dalam merencanakan karirnya, Tingginya tingkat
persaingan dalam dunia kerja mengharuskan sumber daya manusia

5
dilihat sebagai faktor yang saat ini menjadi hal penting yang harus
diperhatikan lulusan akuntansi dalam merencanakan karirnya.
Kualitas sumber daya manusia dapat terpenuhi dengan upaya-upaya
yang dapat meningkatkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK), dan
matakuliah yang telah diambil sama perkuliahan Pengauditan,
Akuntansi keuangan, Akuntansi Pemerintah dan Perpajakan.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah ukuran kemampuan


mahasiswa sampai periode tertentu yang dihitung berdasarkan
jumblah Satuan Kredit Semester (SKS) setiap mata kuliah yang telah
ditempuh oleh individu tersebut pada masa perkuliahannya. Ukuran
nilai tersebut akan dikalikan dengan bobot nilai setiap mata kuliah
kemudian dibagi dengan jumblah Satuan Kredit Semester (SKS) pada
periode tersebut. Selain pada Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang
merupakan hasil pengukuran belajar pada mahasiswa, tidak terlepas
dari mata kuliah Pengauditan, Akuntansi Keuangan, Akuntansi
Pemerintah dan Perpajakan.

Profesi akuntan publik dipandang sebagai profesi yang


menjanjikan prospek yang cerah serta memberikan pekerjaan yang
menantang karena ditugaskan di berbagai perusahaan yang memiliki
ciri dan kondisi yang berbeda. Profesi akuntan publik juga termasuk
sebagai profesi termahal karena sumber penghasilan terbesar dari
akuntan publik karena telah bergeser dari jasa audit ke jasa konsultan
manajemen. Namun hal ini tidak menjamin kesuksesan akuntan publik
karena besarnya penghasilan akuntan publik bergantung pada banyak
tidaknya proyek klien yang ditangani. Bila beruntung, akuntan publik
bisa mendapatkan penghasilan yang besar, namun banyak juga yang
berpenghasilan kecil.

Penghargaan Finansial atau gaji adalah sebuah penghargaan


yang berwujud finansial. Penghargaan Finansial tersebut

6
dipertimbangkan dalam pemilihan profesi karena tujuan utama
seseorang bekerja adalah memperoleh penghargaan finansial.
Penghasilan atau penghargaan finansial yang diperoleh sebagai
kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk
memberikan kepuasan kepada karyawannya.

Pertimbangan pasar kerja adalah segala sesuatu yang


berhubungan dengan pekerjaan yang dapat diakses dimasa yang
akan datang. Akuntan publik sebagai salah satu jenis profesi yang
mampu memberikan peluang dalam dunia kerja. Profesi akuntan
publik terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia usaha
dan pasar modal indonesia. Walaupun masih menuai banyak kritikan
dari para usahawan, pemakai jasa akuntan publik, maupun
masyarakat. Namun, keberadaan profesi akuntan tetap di akui oleh
pemerintah sbagai sebuah profesi kepercayaan masyarakat.
Disamping adanya dukungan dari pemerintah, perkembangan profesi
akuntan publik juga ditentukan oleh perkembangan ekonomi dan
kesadaran masyarakat akan manfaat akuntan publik.

Pelatihan Profesional, Pelatihan merupakan suatu proses


pendidikan jangka pendek yang memiliki tujuan meningkatkan
kompetensi, pengetahuan, dan keahlian untuk melaksanakan suatu
pekerjaan (Afifah, 2015). Dalam rangka memenuhi persyaratan
sebagai seorang auditor yang profesional, auditor harus menjalani
pelatihan yang cukup. Menurut Afifah (2015), pelatihan memiliki
fungsi-fungsi yang edukatif, administratif, dan personal. Fungsi
edukatif mengacu pada peningkatan kemampuan profesional,
kepribadian, dedikasi, dan loyalitas pada organisasi. Fungsi
administratif mengacu pada pemenuhan syarat-syarat administrasi,
seperti promosi dan pembinaan karier.

7
Saat ini mahasiswa yang telah menyelesaikan studi pada
jenjang S1 pasti memliki keinginan mengenai profesi yang akan
dicapainya terkhususnya pada mahasiswa akuntansi. Menurut
informasi wawancara dari empat nama mahasiswa Universitas Kristen
Indonesia Maluku Fakultas Ekonomi Dan Bisnis kususnya Program
Studi Akutansi. Keempat mahasiswa ini memiliki pendapat yang
berbeda beda. Pendapat yang di kemukakan oleh Billi Soumokil umur
23 tahun, dan Melanton Galandjindjinai umur 22 tahun menyatakan
kurang tertaik menjadi akuntan publik karena dari segi prestasi dalam
hal mata kuliah audit dan kemampuan mengambil resiko pekerjaan
menjadi akuntan public belum ada sedangkan Tamariski Mayaut umur
20, Rafael naryemin umur 24 yang sangat minat untuk menjadi

akuntan publik dikarenakan memiliki kemampuan di dalam


bidang akademik dan keingin menjadi akuntan publik sangat tinggi.
Dan sebagai tolak ukur penelitian ini membuktikan bahwa
perkembangan zaman menuntut lulusan sarjana yang lebih
berkualitas Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka
peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIR SEBAGAI
AKUNTAN PUBLIK (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis)

8
1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah


diatas mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat memengaruhi
minat mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik
maka peneliti membatasi masalah yang ada yaitu ketertarikan,
pemahaman dalam dunia kerja dan pengetahuan mahasiswa dalam
memilih berkarir sebagai akuntan publik.

1.3 Persoalan Penelitian

Sesuai gambaran masalah penelitian, maka yang menjadi


persoalan dalam penulisan ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Penghargaan Finansial terhadap minat
mahasiswa Ekonomi Prodi Akuntansi memilih berkarir sebagai
Akuntan Publik?
2. Bagaimana pengaruh pertimbangan Pasar Kerja terhadap
minat mahasiswa Ekonomi Prodi Akutansi memilih berkarir
sebagai Akuntan Publik?

1.4 Tujuan penelitian

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah penelitian


maka berikut ini tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Kemampuan Akademik terhadap
minat mahasiswa Ekonomi prodi Akuntansi dalam memilih
berkarir sebagai Akuntan Publik
2. Untuk mengetahui pengaruh Penghargaan Finansial terhadap
minat mahasiswa Ekonomi prodi Akuntansi dalam memilih
berkarir sebagai Akuntan PubliK

9
3. Untuk mengetahui pengaruh Pertimbangan Pasar Kerja
terhadap minat mahasiswa Ekonomi prodi Akuntansi dalam
memilih berkarir sebagai Akuntan PubliK

1.5 Manfaat penelitian

a. Bagi Penulis
 Menambah pengetahuan dan memahami teori-teori selama
yang didapat diproses perkuliaan.
 Menambah pengatahuan dan pemahaman tentang bagaimana
atau faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi suatu
mahasiswa dalam memilih berkarir sebagai seorang akuntan
publik
b. Bagi universitas
 Memberikan minat kepada pembaca untuk menggali lebih
dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat
mahasiswa dalam berkarir memilih sebagai seorang akuntan
publik.
 penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan informasi bagi
para pengambil keputusan khususnya yang berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa dalam berkarir
sebagai seorang akuntan publik

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

2.1.1 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penelitian Variable Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini membuktikan


bahwa nilai intrinsik pekerjaan
tidak berpengaruh terhadap minat
mahasiswa akuntansi berkarier
menjadi akuntan publik.
Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa penghargaan finansial/gaji
X1: nilai intrinsik berpengaruh positif terhadap minat
pekerjaan mahasiswa akuntansi berkarier
Yulin 2
X : penghargaan finansial menjadi akuntan publik.
Shafira
1. X3:lingkungan kerja Hasil penelitian ini membuktikan
Oktaviani 4: bahwa lingkungan kerja
1 Fathoni X 5 Pelatihan profesional
berpengaruh positif terhadap minat
Zoebaedi2 X : pertimbangan pasar
kerja mahasiswa akuntansi berkarier
, Salis
Y: Minat Mahasiswa menjadi akuntan publik.
Musta
Akuntansi Berkarir Hasil penelitian ini membuktikan
Ani3(2020
Sebagai Akuntan Publik bahwa pelatihan profesional
)
berpengaruh positif terhadap minat
mahasiswa akuntansi berkarier
menjadi akuntan publik.
Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa pertimbangan pasar kerja
berpengaruh positif terhadap minat
mahasiswa akuntansi berkarier
menjadi akuntan publik.

11
hasil analisis data tersebut
yang telah dilakukan
pengujian-pengujian terlebih
dahulu terhadap hipotesis
diperoleh kesimpulan, yaitu:
1) Variabel kompensasi
secara parsial berpengaruh
X1: Kompensasi sigifikan terhadap minat
X2: Kepribadian mahasiswa menjadi akuntan
X3: Lingkungan kerja publik;
Triana 2) Variabel kepribadian
Y: Minat mahasiswa secara parsial berpengaruh
2. Anggraini
menjadi akuntan publik sigifikan terhadap minat
(2020)
mahasiswa menjadi akuntan
publik;
3) Variabel lingkungan
kerja secara parsial tidak
berpengaruh sigifikan
terhadap minat mahasiswa
menjadi akuntan publik.
1
X : Penghargaan Berdasarkan hasil analisis
Arif Finansial data dan pembahasan yang
3. Dwisanto X2: Pengakuan telah diuraikan pada bab
so Profesional sebelumnya, maka dapat diambil
(2017) X3: Nilai Nilai Sosial kesimpulan sebagai berikut:
X4: Lingkungan Kerja Berdasarkan hasil analisis
X5: Pertimbangan Pasar data diketahui penghargaan
Kerja finansial tidak berpengaruh
X6: Personalitas terhadap minat mahasiswa
Y: Minat Menjadi Akuntan akuntansi menjadi akuntan
Publik publik, hasil ini dibuktikan
dengan signifikan sebesar 0,835
lebih besar dari 0,05 artinya H1
ditolak
Berdasarkan hasil analisis
data diketahui bahwa
pengakuan profesi berpengaruh
terhadap minat mahasiswa
akuntansi menjadi akuntan
publik, hasil ini dibuktikan dengan
nilai signifikan sebesar 0,000
yang lebih kecil dari 0,05 artinya
H2 diterima.
 Berdasarkan hasil analisis
data diketahui bahwa nilai-
nilai sosialberpengaruh
terhadap minat

12
mahasiswa akuntansi
menjadi akuntan publik,
hasil ini dibuktikan
dengan nilai signifikan
sebesar 0,003 yang lebih
kecil dari 0,05. Hasil
tersebut menunjukan
bahwa H3 diterima.
 Berdasarkan hasil analisis
data diketahui bahwa
lingkungan kerja
berpengaruh terhadap
minat mahasiswa
menjadi akuntan publik,
hasil ini dibuktikan
dengan nilai signifikan
sebesar 0,005 yang lebih
kecil dari 0,05. Hasil
tersebut menunjukan
bahwa H4 diterima.
 Berdasarkan hasil
analisis data diketahui
bahwa pertimbangan
pasar kerja tidak
berpengaruh terhadap
minat mahasiswa
akuntasi menjadi akuntan
publik, hasil ini dibuktikan
dengan nilai signifikan
sebesar 0,630 yang lebih
besar dari 0,05. Hasil
tersebut menunjukan
bahwa H5 ditolak
 Berdasarkan hasil
analisis data diketahui
bahwa personalitas
berpengaruh terhadap
minat menjadi akuntan
publik, hsebesar sil ini
dibuktikan dengan nilai t
hitung 3,815 > t tabel
(1,997) dan nilai signifikan
sebesar 0,002 < 5%,
sehingga
 H6 diterima.

4. Vinny X1 Perhargaan Finansial Berdasarkanhasilpenelitian

13
yang
telahdilakukan,dapatdiperolehk
esimpulansebagaiberikut: 1.
Penghargaan Finansial
berpengaruh terhadap Minar
Berkarir Sebagai Akuntan
Publik. 2. Pasar Kerja
Stephanie berpengaruh terhadap Minat
X2 Pasar Kerja
Hidayat Berkarir Sebagai Akuntan
X3 Lingkungan kerja
Enrico Publik.
Y Minat Berkarir sebagai
Goiyardi 3. Lingkungan Kerja
akuntan publik
(2017) berpengaruh terhadap Minat
Berkarir Sebagai Akuntan
Publik.
4. Penghargaan Finansial,
Pasar Kerja, dan Lingkungan
Kerja berpengaruh terhadap
Minat Berkarir Sebagai
Akuntan Publik.

2.1.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Ini Dengan Penelitian


Sebelumnya

Tabel 2.2

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Ini Dengan Penelitian Sebelumnya


No Penelitian Variable Perbedaan Persamaan

X1: nilai intrinsik Perbedaan Peneitian dengan


pekerjaan penelitian dan penelitian
1. Yulin Shafira X2: penghargaan penelitian terdahulu sama-
Oktaviani1 finansial terdahulu sama
Fathoni X3: lingkungan penelitian menggunakan
Zoebaedi2 , kerja menggunakan 3 variable nilai
Salis Musta X4: : pelatihan variable intriksik pekerjaan,
Ani3(2020) professional sedangkan penghargaan
X5: pertimbangan penelitian finansial, dan
pasar kerja terdahulu pertimbangan
Y: Minat menggunakan 5 pasar kerja
Mahasiswa variable
14
Akuntansi Berkarir
Sebagai Akuntan
Publik

Perbedaan Persamaan
penelitian dengan penelitian dan
X1: Kompensasi penelitian penelitian
X2: kepribadian terdahulu ialah di terdahulu sama-
X3: lingkungan variable sama meggunakan
kerja indenpenden metode penelitian
Y: Minat Kemampuan kuantitatif
Triana
mahasiswa Akademik
2. Anggraini
menjadi Akuntan Penghargaan
(2020)
Publik Finansial
Pertimbangan
Pasar kerja
X1: Penghargaan Perbedaan Persamaan sama-
Finansial penelitian dan sama meneliti
X2: Pengakuan penelitian tentang
Profesional terdahulu terdapat mahasiswa
X3: Nilai Nilai di variable fakultas ekonomi
Sosial penelitian prodi akuntansi
4
X : Lingkungan menggunakan 3
3. Kerja variable
Arif 5
X : Pertimbangan sedangkan
Dwisantoso Pasar Kerja penelitian
(2017) 6
X : Personalitas terdahulu
Y: Minat Menjadi menggunakan 5
Akuntan Publik variable

Vinny X1 Perhargaan Perbedaan Persamaan sama


Stephanie Finansial penelitian tersebut sama Sama sama
4. Hidayat Enrico X2 Pasar Kerja terdapat pada Sama-sama
Goiyardi (2017) X3 Lingkungan variable penelitian menggunakan 3
kerja kemampuan variable
Y Minat Berkarir akademik,penghar
sebagai akuntan gaan finansial dan
publik pertimbangan
pasar kerja
sedangkan
penelitian
terdahulu memakai
variable Pasar
Kerja
Lingkungan kerja
Minat Berkarir

15
sebagai akuntan
publik

2.2 Perspektif Teoritis

2.2.1 Akuntan Publik

Secara umum, akuntan publik memiliki pengertian yaitu adalah


sebuah profesi yang memberikan pelayanan berupa jasa profesional dan
sudah memiliki izin resmi untuk praktek sebagai akuntan swasta secara
independen. Selain pengertian di atas, ada pengertian lainnya yang berasal
dari sejumlah narasumber.Menurut UU RI No. 3 Tahun 2011, profesi satu
ini memiliki definisi sebagai profesi yang memberikan jasa yang dapat
digunakan oleh masyarakat luas untuk membantu dalam mengambil
keputusan penting. Peraturan Menkeu No. 443/KMK.01/2011 juga
menjelaskan bahwa setiap akuntan publik wajib untuk masuk menjadi
anggota dalam IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia). Menurut UU
Akuntan Publik No. 5 Tahun 2011, Akuntan Publik adalah seseorang yang
telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang tersebut. Akuntan publik merupakan akuntan independen
yang memberikan jasa akuntansi tertentu dan menerima pembayaran atas
jasa yang telah diberikannya. Profesi ini mempunyai tugas yang cukup
kompleks, bukan hanya melakukan perhitungan-perhitungan angka, tetapi
juga sebagai penghubung aktivitas bisnis antara perusahaan yang menjadi
kliennya dan perusahaan lain dalam proses keberlanjutan bisnis. Laporan
yang dibuat oleh seorang akuntan publik juga sangat penting dalam
menganalisa dan membuat keputusan bisnis kedepannya. Oleh sebab itu
untuk mengemban tugas ini diperlukan seseorang yang profesional dalam
bekerja. Nah, dari ulasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
profesi satu ini merupakan akuntan yang sudah memiliki izin resmi
pemerintah untuk melakukan praktik akuntan dalam memeriksa laporan
16
keuangan sebuah pperusahaan. Selain memiliki tugas untuk memeriksa
laporan keuangan, akuntan publik juga bertugas dalam membantu
akuntansi manajemen perusahaan.Hal ini bertujuan untuk mempermudah
pihak internal perusahaan, seperti pemegang saham dan manajer
perusahaan dalam mengambil keputusan penting dalam bisnis. Tugas
lainnya yaitu harus melakukan analisis laporan keuangan, audit pajak, audit
laporan keuangan, dan masih banyak lagi.Dengan semua tanggung jawab
dan tugas tersebut, gaji akuntan publik pun lumayan besar.Setiap akuntan
publik juga harus mengikuti aturan yang sudah berlaku atau disebut juga
sebagai etika profesi akuntansi, sebagaimana yang dijelaskan oleh IAI
(Ikatan Akuntansi Indonesia).

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari


Menteri Keuangan untuk memberikan jasa. Ketentuan mengenai akuntan
publik diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik. Seorang akuntan publik akan memberikan
jasanya melalui KAP. KAP merupakan badan usaha yang telah
memperoleh izin dari Menteri Keuangan sesuai dengan peraturan
perundangundangan. Dalam Undang-Undang Nomor 5/2011 tentang
Akuntan Publik Pasal 3 ayat satu (1) dinyatakan bahwa jasa asuransi
yang diberikan oleh akuntan publik meliputi:

a. Jasa audit atas informasi keuangan historis.


b. Jasa review atas informasi keuangan historis
c. Jasa asurans lainnya Gambaran tentang jenjang karir akuntan
publik menurut Mulyadi (2002) adalah sebagai berikut:
1. Auditor junior, bertugas untuk melaksanakan prosedur
audit secara rinci dan membuat kertas kerja untuk
mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah
dilaksanakan.

17
2. Auditor senior, bertugas untuk melaksanakan audit
dan bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya
audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, serta
mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior.
3. Manager, merupakan pengawas audit yang bertugas
membantu auditor senior dalam merencanakan
program audit dan waktu audit dalam mereview kertas
kerja, laporan audit dan management letter.
4. Partner, bertanggung jawab atas hubungan dengan
klien dan bertanggung jawab secara
5. keseluruhan mengenai auditing.

2.2.2 Profesi Akuntan

Akuntan publik merupakan profesi akuntan yang telah memiliki izin


praktik dari pemerintah untuk memberikan jasa kepada perusahaan
dengan bayaran tertentu. Izinnya pun sudah diatur oleh pemerintah dalam
Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Dalam
peraturannya, akuntan publik bisa melakukan praktiknya di seluruh
wilayah Republik Indonesia.

Biarpun begitu, akuntan publik bekerja atas nama perusahaan


swasta. Mereka pun harus bekerja secara independen untuk mencegah
adanya konflik kepentingan. Setiap akuntan publik pun wajib menjadi
anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Adapun tugas dari
seorang akuntan publik adalah menganalisis laporan dan mengaudit
laporan keuangan. Selain itu, akuntan publik juga berkewajiban
melakukan audit pajak sebuah perusahaan yang menunjuknya. Seorang
akuntan publik harus memastikan tidak ada manipulasi data,
penyelewengan dana, atau penyalahgunaan sumber dana dari di sebuah
perusahaan. Nantinya, segala data yang dikumpulkan akan menjadi

18
bahan untuk perusahaan tersebut dalam pelaporan usaha setiap
tahunnya.

Profesi di bidang akuntansi dikenal dengan sebutan akuntan.


Akuntan merupakan gelar yang diberikan kepada lulusan sarjana
akuntansi dari suatu universitas atau perguruan tinggi yang telah lulus
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Seorang akuntan berhak
mendapatkan register negara dan dibolehkan untuk mengikuti Ujian
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Sertifikat tanda lulus ujian profesi
akuntan publik merupakan salah satu syarat yang penting untuk
mendapatkan izin menjadi akuntan publik.

2.2.3 Profesi Akuntan di Indonesia

Menurut International Federation of Accountants (IFAC)


profesi akuntan merupakan seluruh bidang pekerjaan yang
menggunakan keahlian dibidang akuntansi, termasuk dibidang
pekerjaan akuntan publik, keuangan, interen, perusahaan industri,
dagang, pemerintah, maupun sebagai pendidik. Secara umum, profesi
akuntan merupakan profesi di bidang akuntansi yang telah melalui
pendidikan formal tertentu (Senjari, 2016). Bidang-bidang profesi
akuntan di Indonesia, antara lain:

1. Akuntan Publik, yaitu akuntan yang menyediakan jasa-jasa untuk


kepentingan perusahaan yang membutuhkan dengan menerima
pembayaran sebagai imbalan jasa.
2. Akuntan Interen, yaitu akuntan yang bekerja di suatu entitas atau
perusahaan dan bertanggungjawab terhadap masalah akuntansi
di perusahaan tersebut.
3. Akuntan Pemerintah, yaitu akuntan yang bekerja pada
lembagalembaga pemerintah dan bertugas mengendalikan, dan

19
memeriksa penggunaan keuangan, atau kekayaan negara dan
membuat laporan hasil pemeriksaan.
4. Akuntan Pendidik, yaitu akuntan yang memiliki tugas utama
mengajarkan dan mengembangkan ilmu akuntansi, misalnya
dosen atau guru yang mengajar ilmu akuntansi.

Berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001


merupakan awal ditetapkannya pendidikan profesi akuntansi (PPAK)
di Indonesia. Dalam Kepmen ini menyebutkan bahwa pendidikan
profesi merupakan pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi
setelah program sarjana ilmu ekonomi pada program studi akuntansi.
Pendidikan profesi akuntansi tersebut diselenggarakan di perguruan
tinggi setelah mendapat ijin dari Direktur Jendral Perguruan Tingggi,
dan dalam pelaksanaannya sesuai persyaratan, tatacara, dan
kurikulum yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
(MenDikNas, 2001). Lulusan pendidikan profesi akuntansi berhak
memperoleh sebutan profesi akuntansi yang selanjutnya disingkat Ak
(Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 179/U/2001 pasal 3). Menurut penjelasan UU Nomor 5 tahun
2011 tentang Akuntan Publik, yang dapat mengikuti pendidikan
profesi akuntan publik adalah seorang yang telah menempuh
pendidikan minimal tingkat Sarjana Strata 1 (S-1), Diploma IV (D-IV)
atau yang setara.

2.2.4 Penghargaan Finansial

Penghargaan Finansial adalah penghargaan yang diberikan


kepada seseorang berupa uang atas kerja dan sumbangannya untuk
membantu perusahaan mencapai tujuannya. Penghargaan Finansial
didasarkan atas asas adil dan asas layak serta wajar baik secara
langsung atau tidak langsung, atas pengorbanan yang telah diberikan

20
karyawan tersebut terhadap pencapaian tujuan organisasi/perusahaan
(Harianti,2017).

Penghargaan finansial atau gaji adalah sebuah penghargaan


yang berwujud finansial. Menurut M. Audi Alhadar(2013), yang
termasuk gaji awal yang tinggi, dana pensiun, dan potensi kenaikan
penghargaan finansial/gaji.

Penghargaan finansial adalah segala sesuatu yang diterima


karyawan sebagai Imbalan atas sumbangannya kepada perusahaan,
termasuk didalamnya adalah gaji, Pemberian tunjangan lain yang
berupa uang. Penghargaan finansial yang diperoleh sebagai
Kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian besar Perusahaan sebagai daya tarik utama untuk
memberikan kepuasan kepada karyawannya. Penghargaan finansial
yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja
(Audi Alhandar, 2013).

Kantor Akuntan Publik memiliki cara sendiri dalam memberikan


penghargaan Finansial/gaji kepada seorang akuntan publik. Akuntan
publik dalam kenyataannya Mengaudit tidak hanya satu perusahaan
saja, biasanya dua atau lebih perusahaan dalam Sekali tempo. Klien
atau pengguna jasa yang merasa puas dan cocok dengan cara kerja
Auditor dan kantor akuntan publik akan meggunakan jasanya
kembali. Hal ini bermanfaat Untuk menjaga hubungan relasi atau
bahkan menambah relasi dengan klien yang berbeda, Otomatis akan
menambah penghasilan. (Veithzal Rivai, 2012) menjelaskan
komponen-komponen penghargaan finansial sebagai berikut:

1. Gaji
Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang
diterima sebagai konsekuensi Dari kedudukannya sebagai
seorang karyawan yang menyumbangkan tenaga dan
Pikirannya dalam mencapai tujuan perusahaan atau

21
merupakan bayaran tetap yang Diterima seseorang dari
keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.
2. Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung yang
dibayarkan kepada karyawan Berdasarkan jam kerja, jumlah
barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan Yang
diberikan. Besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung
pada kontribusi yang Diberikan.
3. Insentif

Insentif merupakan imbalan langsung yang diberikan


kepada karyawan karena Kinerjanya mampu melebihi targe
yang telah ditentukan, biasanya menimbulkan Penghematan
biaya dan peningkatan produktivitas. Insentif merupakan
kompensasi Tetap, yang biasa disebut kompensasi
berdasarkan kinerja.

4. Kompensasi Tidak Langsung (Fringe Benefit)


Fringe Benefit merupakan kompensasi tambahan yang
diberikan berdasarkan Kebijakan perusahaan terhadap semua
karyawan sebagai upaya meningkatkan Kesejahteraan para
karyawan. Contoh dari fringe benefit seperti: asuransi,
Tunjangan, uang pensiun, dan lain-lain

2.2.5 Pertimbangan Pasar Kerja

Suatu hal yang pantas untuk dipertimbangan sebelum seseorang


memilih karir adalah pasar kerja. Pertimbangan pasar kerja (job market
consideration) mencakup empat aspek, yaitu: Tersedianya lapangan
pekerjaan (lowongan), Keamanan kerja, Fleksibel dan Kesempatan
promosi (Laraswati 2017:23)

22
keamanan kerja dan tersedianya lapangan kerja atau
kemudahan mengakses lowongan kerja. Pekerjaan yang memiliki
pasar kerja yang lebih luas akan lebih diminati dari pada
pekerjaan yang pasar kerjanya kecil (Merdekawati (2011).

Pertimbangan pasar kerja adalah hal yang dipertimbangkan oleh


seseorang dalam. Memilih sebuah pekerjaan, karena setiap pekerjaan
mempunyai peluang dan kesempatan Yang berbeda-beda. Profesi yang
memiliki pasar kerja yang luas akan lebih diminati daripada Profesi yang
pasar kerjanya lebih kecil. Selain profesi akuntan pubilk, bidang pekerjaan
Sesuai yang dapat digeluti oleh mahasiswa akuntansi adalah menjadi
akuntan perusahaan, Akuntan pemerintah, atau akuntan pendidik (Adi
Surono,2012)

Menurut (Wheller, 1983 dalam Rediana Setiyani, 2011)


pertimbangan pasar kerja (job market consideration) meliputi empat
aspek, yaitu sebagai berikut :

1. Tersedianya Lapangan Pekerjaan


Wheeler menyatakan mahasiswa jurusan bisnis,
psikologi, dan pendidikan bahwa faktor jangka pendek
seperti suplai kerja bidang akuntansi lebih baik dibandingkan
dengan bisnis lain.
2. Keamanan Kerja
Keamanan kerja merupakan faktor dimana profesi
yang dipilih dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Profesi yang dipilih diharapkan bukan merupakan pilihan
profesi sementara, tetapi dapat terus berlanjut sampai tiba
waktu pensiun.
3. Fleksibilitas Karir
Adanya pilihan karir yang lebih fleksibel akan
membantu karyawan untuk tidak berada pada situasi yang
stagnasi. Karir yang fleksibel membutuhkan pengetahuan
dan pelatihan yang terus menerus diperbaharui.
23
4. Kesempatan promosi
Promosi merupakan proses pemindahan jenjang karir
secara vertikal ke arah yang lebih tinggi dan disertai dengan
adanya kenaikan tanggung jawab dan imbalan. Seseorang
bekerja tentu mengharapkan peningkatan posisi sesuai
dengan prestasinya. Kesempatan promosi yang diberikan
dapat mendorong peningkatan kualitas kerja, mewakili
aspek penting dari sistem seleksi dan mengurangi turnover.

2.2.6 Pelatihan professional

Pelatihan Profesional, Pelatihan merupakan suatu proses


pendidikan jangka pendek yang memiliki tujuan meningkatkan
kompetensi, pengetahuan, dan keahlian untuk melaksanakan suatu
pekerjaan (Afifah, 2015). Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai
seorang auditor yang profesional, auditor harus menjalani pelatihan yang
cukup. Menurut Afifah (2015), pelatihan memiliki fungsi-fungsi yang
edukatif, administratif, dan personal. Fungsi edukatif mengacu pada
peningkatan kemampuan profesional, kepribadian, dedikasi, dan loyalitas
pada organisasi. Fungsi administratif mengacu pada pemenuhan syarat-
syarat administrasi, seperti promosi dan pembinaan karier. Kemudian
fungsi personal, yaitu menekankan pada pembinaan kepribadian dan
bimbingan personal untuk mengatasi kesulitan dan masalah dalam
pekerjaan.

2.2.7 Theory of Planned Behavior

The Theory of Planned Behavior merupan pengembangan dari The


theory of reason action (Ajzen dan Fishbein 1980). Theory of Reason
Action atau yang disebut dengan TRA merupakan teori yang berhubungan
dengan minat berperilaku, didalamnya menjelaskan bahwa perilaku
merupakan fungsi dari minat. Didalam TRA masih memiliki beberapa

24
kelemahan yang hanya berasumsi jika seseorang memiliki control penuh
terhadap perilaku tersebut, maka dari itu tahun 1991 Ajzen,
menambahkan control perilaku persepsi (PBC) atau yang dikenal sebagai
TPB, dimana didalam teori ini kontrol perilaku tidak hanya dikendalikan
oleh sikap individual. Theory of Planned Behavior secara tidak langsung
menunjukkan kemungkinan bahwa tidak semua perilaku dilakukan secara
penuh dibawah kendali individu atau kelompok, maka kontrol perilaku
yang yang dipersepsikan ditambahkan untuk mengatasi perilaku-perilaku
tersebut. Kontrol perilaku yang dipersepsikan menunjukkan seberapa kuat
hal-hal yang lain dapat mendukung atau menghambat perilaku individu.
Teori ini lebih menekankan pada pengaruh yang mungkin timbul akibat
kontrol perilaku yang dipersepsikan dalam pencapaian tujuan perilakunya.
Dalam Teori Perilaku Terencana (theory of planned behavior) digunakan
untuk mengkaji perilaku individu sebagai hal yang wajib dipengaruhi oleh
niat 14 untuk bersikap patuh dimana niat tersebut dipengaruhi oleh tiga
macam kepercayaan, yaitu:

 Kepercayaan perilaku (behavioral belifes), yaitu


kepercayaan individu atas kemungkinan terjadinya
perilaku . Dari kepercayaan perilaku tersebut, maka akan
membentuk suatu sikap, baik sikap menyukai ataupun
tidak.
 Kepercayaan normatif (normative beliefs), yaitu
kepercayaan tentang ekspektasi normatif dari orang lain,
misal teman, keluarga, dan kerabat terdekat untuk
menyetujui ekspektasi tersebut, sehingga dari
kepercayaan normatif , akan memunculkan norma
subjektif.
 Kepercayaan kontrol (control beliefs), yaitu kepercayaan
tentang adanya faktorfaktor yang akan mendukung atau
menghambat kinerja dari perilaku dan kekuatan
persepsian dari faktor-faktor tersebut, sehingga dari

25
kepercayaan control akan menghasilkan control perilaku
persepsian (perceived behavioral control

Gambar 1

Theory of Planned Behavior Model

Sikap terhadap
perilaku (attitude
towards behaviour)
Niat
Norma Subjektif Perilaku
Berperilaku
(subjective norms) (Behavior)
(Behavioral
Intention)
Kontrol perilaku
persepsian
(perceived
behavioural
Sumber : ramkuman teori

berdasarkan gambar Theory of Planned Behavior Model,


dapat dikatakan bahwa control perilaku persepsian dapat
berpengaruh secara langsung dengan minat, apabila seseorang
memiliki sikap dan norma subjektif yang mendukung perilaku, namun
tidak memiliki kesempatan, maka individu tersebut belum memiliki
niat yang kuat untuk berperilaku. Secara tidak langsung pun, kontrol
perilaku persepsian dapat memperkuat atau memperlemah individu
dalam berperilaku.

2.2.8 Minat

Winkel (1983) mengungkapkan bahwa minat adalah


kecenderungan untuk merasa tertarik pada bidang-bidang tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut. Sedangkan
26
menurut Suryabrata (2002), minat adalah suatu rasa suka dan rasa
ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan hal lain di luar dirinya. Semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar
minatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam memilih


berkarir sebagai Akuntan Publik Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan individu untuk
mengenali dan menghargai perasaan emosi diri dan orang lain
(empati), mengelola, dan mengatur emosi diri secara efektif untuk
memotivasi diri sendiri, menahan diri terhadap kepuasan dan
mengendalikan dorongan hati, dan kemampuan untuk menjalin
hubungan dengan orang lain Menurut Goleman (2009) jika seseorang
memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan dapat
mengenali diri dan memanfaatkan emosi secara produktif serta
mampu membina hubungan dengan orang lain. Pada dasarnya
kecerdasan emosional didalam penentuan karir atau memasuki dunia
kerja tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual, karena
dengan memiliki kecerdasan emosional yang baik individu akan
mudah dalam mengatasi problem solution yang ada didalam
lingkungan kerjanya.

Goleman (2002), membagi lima peran kecerdasan emosional


dalam eksplorasi karier berhubungan dengan wilayah kecerdasan
emosional, yaitu:

1. Mengenali emosi diri Mengenal emosi diri merupakan akar dari


kesadaran diri (selfawareness), yaitu kemampuan untuk
mengenal diri sendiri. Dalam kaitannya dengan eksplorasi karier,
mengenal diri sendiri lebih diarahkan pada mengenal bakat,
minat, nilai, dan kepribadiannya.

27
2. Mengelola emosi Mengelola emosi berkaitan erat dengan
kemampuan mengatur perasaan sendiri. Ketepatan mengelola
emosi dapat dijadikan motivasi positif alam mengelola rasa
cemas, takut, marak, khawatir dalam menghadapi perubahan
karier di saat ini.
3. Memotivasi diri sendiri. Memotivasi diri berkaitan erat dengan
kemandirian. Kemandirian akan mendorong individu untuk
memperoleh kepercayaan diri (selfreliance) dan menumbuhkan
motif berprestasi (need for achievement).
4. Mengenali emosi orang lain (empati) Kemampuan berempati
merupakan akar dari mengenali emosi orang lain. Dalam
eksplorasi karier kemampuan berempati terhadap orangorang
yang berada dalam kelompok lingkungan karier akan
mempermudah individu untuk mengenali karakteristik lingkungan
kariemya, dan bahkan ia ikut merasakan mana kala ia bekerja di
karier tersebut.
5. Membina hubungan Membina hubungan dengan orang lain
merupakan akar dari keterampilan social. Dalam melakukan
eksplorasi karier individu akan selalu berhadapan dengan
Berbagai berbagai orang dalam lingkungan karier yang berbeda
satu dengan yang lain

2.2.9 Norma Subjektif

Norma subjektif merupakan faktor sosial yang menunjukaan


adanya tekanan sosial yang dirasakan untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku tertentu (Dewi dan Budiasih 2017). Menurut
Apriasanti (2016) norma subjektif adalah persepsi perilaku yang
dipengaruhi oleh orang-orang penting di sekitar individu seperti
keluarga, teman, atau kerabat terdekat. Pada dasarnya, norma
subjektif ini mengacu pada setuju atau tidaknya individu dari
perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Berdasarkan
28
Theory of Planed Behavior, norma subjektif merupakan determinan
dasar kedua yang mempengaruhi niat berperilaku dan masih erat
kaitannya dengan keyakinan-keyakinan. Namun, keyakinan dalam
norma subyektif dalam teori ini merupakan persepsi dari tokoh
panutan, baik dari perorangan, maupun sekelompok orang yang
akan mempengaruhi individu apakah akan menampilkan perilaku
atau tidak. Menurut norma subyektif, memiliki dua komponen, yaitu:

Menurut (Ajzen, 2012) norma subyektif secara umum


mempunyai dua komponen yaitu:

1. Normative beliefs
Merupakan keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap
dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak.
Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang
lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh
panutan tersebut apakah subyek harus melakukan atau tidak suatu
perilaku tertentu.
2. Motivation to Comply
Merupakan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut Norma
subyektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan dorongan
yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya dengan
motivasi untuk mengikuti pandangan mereka dalam melakukan
atau tidak melakukan tingkah laku tersebut

2.2.10 Kontrol Perilaku

Kontrol perilaku merupakan potensi yang dikembangkan dan


digunakan individu selama proses kehidupan mereka, termasuk
dalam menghadapi kondisi yang terdapat di lingkungan sekitarnya
(Dewi dan Budiasih 2017). Kontrol perilaku ini mengacu tentang
perasaan self efficacy, yaitu kemampuan individu dalam melakukan
suatu perilaku atau tindakan. Secara tidak langsung, kontrol
perilaku juga bermakna sebagai keterampilan individu dalam
29
membaca situasi diri dan lingkungan sekitar serta kemampuan
dalam mengontrol dan mengelola faktorfaktor perilaku sesuai
dengan situasi dan kondisi. Kontrol perilaku tersebut merupakan
bagaian dari landasan teori yang disebut dengan Theory of
Reasoned Action dan Teory of Planning Behavior. Theoryof
Planned Behavior (TPB) ini dikembangkan oleh Icek Ajzen (1988)
yang merupakan pengembangan atas Theory of Reasoned Action
(TRA) yang menjelaskan bahwa perilaku dilakukan karena individu
memiliki niat atau keinginan untuk melakukannya. Theory of
Planned Behavior (TPB) menyatakan bahwa selain sikap dan
norma subjektif, seseorang juga mempertimbangkan kontrol
perilaku yaitu kemampuan mereka untuk melakukan tindakan
tersebut.

Ajzen (2012) menyebutkan bahwa Kontrol Perilaku secara umum


memiliki dua komponen yaitu:
1. Control Belief, yakni kepercayaan terhadap faktor yang
memfasilitasi atau menghalangi niat responden
2. Power of Control ,yakni ukuran mengenai seberapa besar
faktor-faktor kontrol berpengaruh terhadap niat responden

2.2.11 Karir

Karir yang sukses dapat diperoleh dari pengalaman,


pendidikan, pres tasi kerja yang baik dan lain-lain. Bagi sebagian
orang karir yang sukses diperoleh melalui perencanaan yang matang,
tetapi bagi sebagian yang lain hanya merupakan faktor
keberuntungan saja. Menurut Handoko (2014), konsep dasar karir
dapat diartikan dalam tiga tahap pengertian:

1. Karir sebagai urutan promosi atau pemindahan (transfer) ke


jabatan-jabatan yang menuntut tanggung jawab lebih.

30
2. Karir sebagai petunjuk-petunjuk pekerjaan yang membentuk
suatu pola kemajuan sistematis yang jelas.

3. Karir sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian


posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerjanya.

2.2.12 Teori Harapan

Teori harapan yang dikemukakan oleh Vroom (1964)


menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk
bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari
hubungan timbal-balik antara hal-hal yang diinginkan dan dibutuhkan
dengan hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Vroom (1964) lebih
menekankan pada hasil pekerjaan (outcomes) dibandingkan
kebutuhan (needs)

Yudhantoko (2013) menyatakan seorang mahasiswa


akuntansi tertarik pada Suatu karir untuk dikejar di masa depan
adalah disebabkan karena karir tersebut Dianggap memiliki suatu
nilai yang memberikan kepuasaan pribadi. Dalam prosesPemilihan
karir, mahasiswa akuntansi akan membentuk perilaku atau usaha –
usaha yang maksimal guna mendapatkan hasil yang diinginkanny

Teori Harapan atau Teori Ekspektansi (Expectancy Theory of


motivation) Dikemukakan oleh Victor H. Vroom pada tahun 1964.
Konsep ini sering digunakan Dalam pemilihan karir bagi individu dan
merupakan bagaian dari teori motivasi. Menurut Rivai (2006),
motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang
Mempengaruhi seseorang untuk mencapai hal-hal yang spesifik
sesuai dengan Tujuan individu. Secara luas, menurut Victor Vroom
1964 teori motivasi Pengharapan adalah karyawan akan berupaya
lebih baik dan lebih keras, jika Karyawan tersebut yakin dengan

31
usaha keras akan menghasilkan kinerja yang baik. Ada tiga asumsi
pokok tentang teori ekspektasi menurut Victor Vroom, Yaitu :

1. Harapan hasil (outcome expectancy), yaitu individu


percaya jika ia Berperilaku tertentu, maka akan
memperoleh hasil tertentu , hal ini sebagai Penilaian
subjektif individu atas kemungkinan bahwa suatu hasil
tertentu Akan muncul dari tindakan individu tersebut.
2. Valensi (valence), yaitu anggapan bahwa setiap hasil
mempunyai nilai bagi Individu tertentu. Hal ini, sebagai
nilai yang individu berikan kepada suatu Hasil yang
diharapkan.
3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai
seberapa sulit Mencapai hasil tersebut. Harapan usaha
(effortexpectancy), yaitu anggapan Bahwa setiap hasil
berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit
Mencapai hasil tersebut,hal ini sebagai kemungkinan
bahwa usaha Seseorang akan menghasilkan pencapaian
suatu tujuan tertentu.
Kaitannya dengan penelitian ini adalah pemillihan
dalam minat karir Akuntan publik pada mahasiswa,
ditentukan oleh pengharapan dari karir akuntan Tersebut,
yang meliputi, kemampuan Akademik motivasi belajar,
penghargaan finansial, pengakuan Professional, dan
pertimbangan pasar kerja.

2.2.13 Motivasi belajar

Motivasi secara umum dapat diartikan sebagai dorongan yang


memberikan kekuatan pada seseorang untuk bersikap antusias dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari diri
seseorang, maupun dari luar individu. Tinggi rendahnya motivasi yang
32
dimiliki seseorang akan menentukan kualitas perilaku yang
ditampilkannya dalam pekerjaan sesuatu (Ardianingsih, 2015). Jadi,
Motivasi belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mendorong, mengarahkan, dan menggerakan seseorang untuk
belajar untuk mencapai tujuan. Hamzah (2007) menyebutkan bahwa
terdapat dua faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
seseorang, yaitu:

1. Faktor Intrinsik, merupakan faktor yang ada dalam diri individu


yang sedang melakukan belajar. Faktor intenal meliputi faktor
fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan dan
cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi inteligensi,
bakat minat, kematangan, motif, kelelahan, dan perhatian.
2. Faktor eksternal, merupakan faktor yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan disekitar anak, yang meliputi faktor keluarga,
faktor masyarakat, faktor lingkungan pendidikan Motivasi belajar
ini merupakan bagian dari teori pengharapan atau teori
epekspektasi oleh Vroom (1964) yang menekankan pada hasil,
dimana motivasi ditentukan dari hasil yang ingin dicapai
seseorang, apabila seseorang menginginkan harapan untuk
mencapai sesuatu, maka seseorang akan cenderung termotivasi
belajar untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.2.14 Teori Hierarki

Kebutuhan Teori hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh


Maslow (1943) didasarkan atas anggapan bahwa kebutuhan-
kebutuhan di tingkat lebih rendah harus terpenuhi atau paling tidak
cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan-
kebutuhan di tingkat lebih tinggi. Menurut Maslow (1943),
kebutuhan-kebutuhan tersebut digambarkan sebagai sebuah
hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan.

33
Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang,
kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

2.3 Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini berdasarkan penelitian


terdahulu dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2

Kerangka Pemikiran

Penghargaan finansial

(X1)

Pertimbangan pasar kerja Karir Akuntan Publik

(X2) Y
XXYYGU

Pelatihan profesional

(X3)

Sumber : Rangkuman Teori

34
2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara permasalahan yang


dianalisis dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah ada akan
diuji kebenaranya dari jawaban sementara yang di jabarkan . hipotesis dari
penelitian ini yaitu :

2.4.1Pengaruh penghargaan finansial terhadap Minat Mahasiswa dalam


Pemilihan Karir
Menurut Widiatami (2013) gaji dipertimbangkan data pemilihan
karir karena tujuan utama seseorang bekerja adalah untuk memperoleh
gaji guna memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Apriliyani (2011)
mengungkapkan penghasilan atau penghargaan finansial/gaji yang
diperoleh sebagai kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara
mendasar bagi sebagian besar persuhaan sebagai daya tarik utama
untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Kompensasi
finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi penghargaan
finansial kepada karyawannya.Hal ini berlaku juga untuk Kantor Akuntan
Publik (KAP).Semakin besar klien yang di audit atau yang menggunakan
jasa akuntan publik biasanya semakin besar pula
pendapatan/penghasilan yang didapat oleh akuntan publik.Gaji atau
penghargaan finansial menjadi tujuan utama dalam pemilihan karir dan
akuntan dianggap paling mudah mendapatkan gaji tinggi meskin gaji
awal lebih rendah dibanding karir non akuntan (Felton,1994 dalam
Mariny,2003).Berdasarkan penelitian tersebut dapat dihipotesiskan
bahwa penghargaan finansial atau gaji mempengaruhi mahasiswa
dalam pemilihan karirnya, sehingga hipotesis pertama diusulkan.

H1: Penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat


mahasiswa akuntansi dalam berkarir sebagai akuntan publik.

2.4.2 Pengaruh Pertimbangan Pasar Kerja Terhadap Minat Mahasiswa


Akuntansi dalam Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik

35
Pertimbangan pasar kerja berhubungan erat dengan pekerjaan yang dapat
diakses di masa yang akan datang. Pekerjaan yang memiliki pasarkerja
yang lebih luas akan lebih diminati dari pada pekerjaan yang pasar
kerjanya kecil. Pertimbangan pasar kerja dapat menjadi alasan atau
faktorbagi seseorang dalam menentukan kariernya (M. Audi, 2013) dalam
Yanti (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Apriliyan (2011) menyatakan
bahwa pertimbangan pasar kerja dapat menjadi pertimbangan dalam
memilih karier sebagai akuntan publik dengan ditujukkan hasil
pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif signifikan terhadap pemilihan
karier sebagai akuntan publik. Mahasiswa akuntansi yang cenderung
memilih akuntan publik sebagai pemilihan kariernya karena dengan
informasi semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berdiri baik dalam
perseorangan maupun perusahaan berbentuk badan hukum jasa
seorang akuntan publik akan semakin banyak dicari dan hal ini
menyebabkan semakin banyak peluang kerja yang ditawarkan. Dari
penjelasan tersebut hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H2: Pertimbangan Pasar Kerja berpengaruh positif terhadap Minat


Mahasiswa Akuntansi dalam memilih Berkarir sebagai Akuntan Publik.

36
2.4.3 Pengaruh Pelatihan profesional terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi
Berkarier sebagai Akuntan Publik
H3: Pelatihan profesional berpengaruh positif terhadap Minat Mahasiswa
Akuntansi dalam memilih Berkarir sebagai Akuntan Publik.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini di lakukan di Universitas Kristen Indonesia Maluku ( UKIM )


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi .JLn. OT Pattimaipauw
Talake Kelurahan Wainitu,Nusaniwe,Kota Ambon Maluku Kode Pos : 97117

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Data
yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer.

3.3 Variabel penelitian

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah di cari


hubungannya antar satu variabel dengan variabel lain. Variabel yang digunakan
dalam penelitian

1 Variabel independen (bebas) yaitu variabel yang menjelaskan


dan mempengaruhi variabel yang lain
2 Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dijelaskan dan
dipengaruhi oleh variabel independen.

3.3.1 Variabel independen (bebas)

38
1. Penghargaan Finansal
2. Pertimbangan pasar kerja
3. Pelatihan profesional
 Penghargaan finansial X1
Nasution (1988) dalam Winarni (2006) mengemukakan bahwa
secara alami dalam satu kelas kemampuan akademik siswa bervariasi,
jika dikelompokkan menjadi 3 kelompok, maka ada kelompok siswa
berkemampuan tinggi, menengah, dan rendah. Menurut Anderson dan
Pearson (1984); Nasution (1988); dan Usman (1996) dalam Winarni
(2006), apabila siswa memiliki tingkat kemampuan akademik berbeda
kemudian diberi pengajaran yang sama, maka hasil belajar
(pemahaman konsep) akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat
kemampuannya, karena hasil belajar berhubungan dengan
kemampuan dalam mencari dan memahami materi yang dipelajari.
 Pertimbangan pasar kerja X2
Penghargaan finansial adalah segala sesuatu yang diterima
karyawan sebagai Imbalan atas sumbangannya kepada perusahaan,
termasuk didalamnya adalah gaji, Pemberian tunjangan lain yang
berupa uang. Penghargaan finansial yang diperoleh sebagai
Kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi
sebagian besar Perusahaan sebagai daya tarik utama untuk
memberikan kepuasan kepada karyawannya. Penghargaan finansial
yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja (Audi
Alhandar, 2013).
 Pelatihan professional X3
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas selanjutnya
adalah pertimbangan pasar kerja menurut Wheller (1983) dalam lara
absara (2011) indikator pertimbangan pasar kerja meliputi empat
aspek;
a Tersedianya lapangan pekerjaan
b Keamanan kerja
c Fleksibilitas karir

39
d Kesempatan promosi

3.3.2 Variabel Dependen (Terikat)

Pada penelitian ini variabel dependen Y adalah Karir Akuntan Publik

3.4 Definisi operasional dan ukuran variabel

Penelitian ini diukur menggunakan skala likert yang berisi lima tingka
preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :
1. Sangat tidak setuju (STS)
2. Tidak setuju (TS)
3. Cukup (CS)
4. Sangat setuju (SS)

Tabel 3.1

Definisi operasional dan ukuran variabel

Variabel Definisi operasional Indikator Skala ukur


variable
Akuntan Mulyadi (2011) 1. Menjadi Skala likert
Publik (Y) mendefinisikan akuntan Konsultan
publik adalah profesi bisnis
yang menjual jasanya terpercaya
kepada masyarakat 2. Menjadi
terutama dalam bidang direktur
pemeriksaan terhadap perusahaa
laporan keuangan yang n
dibuat oleh kliennya dan 3. Menambah
juga menjual jasanya wawasan
sebagai konsultan pajak, 4. Profession
konsultan dibidang al
manajemen, penyusunan akuntansi
akuntansi serta
penyusunan laporan
keuangan

40
Penghargaan Winarni (2006) adalah 1. Prestasi Skala likert
finansial (X1) gambaran tingkat Akademik
pengetahuan atau 2. Kemampun
kemampuan siswa belajar
terhadap suatu materi 3. skill
pelajaran yang sudah
dipelajari dan dapat
digunakan sebagai bekal
atau modal untuk
memperoleh
pengetahuan yang lebih
luas dan kompleks.

Pertimbangan Penghasilan atau 1. Gaji awal Skala likert


pasar kerja pengargan finansial yang yang tinggi
(X2) diperoleh sebagai 2. Potensi
kontraprestasi dari kenaikan gaji
pekerjaan telah diyakini 3. Tersedianya
secara mendasar bagi pensiun
sebagian besar
perusahaan sebagai
daya tarik utama untuk
meberikan kepuasan
kepada
karyawannya(Alhadar
2013)

Pelatihan Law (2010), profesi yang 1. keamanan Skala likert


profesional memiliki pasar kerja yang kerja
(X3) luas akan lebih diminati 2. memudahkan
dari pada profesi dengan mengakses
pasar kerja yang kecil. lowongan kerja
Selain profesi akuntan 3. Kesempatan
publik, bidang pekerjaan promosi
sesuai yang dapat
digeluti oleh mahasiswa
akuntansi adalah menjadi
akuntan perusahaan,
akuntan pemerintah, atau
akuntan pendidik

41
3.5 Populasi dan sampel penelitian

Menurut sugiyono (2009:23) populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah mahasiswa


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM).
Adapun jenis teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode simple
random sampling. Menurut sugiyono (2009:118) simple random sampling ialah
dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu
Random sampling di ambil karena tidak diperlukan kriteria tertentu dalam simple
yang akan dijadikan objek penelitian.

Sampel pada penelitian ini adalah pada mahasiwa Program studi


akuntansi dengan jumblah sebanyak 86 orang mahasiswa yang terdiri dari
angkatan 2018 dan 2019 Universitas Kristen Indonesia Maluku, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis program studi akuntansi.

3.6 Jenis pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam memperole


data-data untuk bahan penelitian adalah dengan metode penelitian. Penelitian
lapangan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
peninjauan langsung pada objek penelitian. Penelitian lapangan bertujuan untuk
memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dengan melakukan
pengamatan langsung atas aktivitas yang dilakukan dilaksanakan oleh objek
penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan melalui data primer. Adapun cara
dilakukan adalah Kuesioner. Kuesioner dilakukan dengan mengajukan daftar

42
pertanyaan yang bertujuan untuk mengatahui variabel-variabel yang penulis teliti
dengan disebarkan ke bagian-bagian yang sesuai dengan objek penelitian.

Tabel 3.2

Pengukuran Data

Skala Likert Bobot


Sangat setuju 5
Setuju 4
Cukup setuju 3
Kurang setuju 2
Tidak setuju 1

3.7 Teknik Pengumpulan dan Pengukuran Data


Dalam pengumpulan data ini menggunakan data primer menggunakan
data primer menggunakan skala likert 1 sampai 5 yang berdasarkan kuesioner
yang menjadi objek penelitian dengan wawancara dan dokumentasi, observasi.

3.8 Metode Analisa

3.8.1 Uji statistic Deskriptif

Menurut Ghosali (2006), statistic deskriptif memberikan gambaran atau


deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimun dan minimum.

43
3.8.2 Uji Validasi dan Reliabilitas Data

3.8.2.1 Uji validasi


Uji validasi dalam penelitian ini menggunakan sistem analisa
item, yaitu, mengkorelasi setiap skor tiap butir dengan skor total
yang merupakan jumblah dari setiap butir dengan skor total yang
merupakan jumblah dari setiap butir skor. Jika ada item yang tidak
memenuhi syarat, maka item tersebt tidak akan teliti lebih lanjut.
Menurut sugiyono syarat yang harus dipenuhi memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Jika r = 0.30 atau diatas 0.30, maka item-item dari pertanyaan
dari kuesioner adalah valid.
2. Jika r ≠ 0.30 , maka item-item dari pertanyaan dari kuesioner
adalah tidak valid.

3.8.2.2 Pengujian Reabilitas


Sedangkan Reabilitas menunjukan sejauh mana suatu hasil
pengukuran terhadap aspek yang sama pada alat ukur yang sama.
Reabilitas kuesioner menunjukan pada suatu pengertian bahwa
instrument cukup padat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
ukur yang baik, dalam hal ini kuesioner haruslah berisi pertanyaan-
pertanyaan yang jelas sehingga hasilnya memang benar-benar
sesuai kenyataan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
alpha cronbach Alpha (a) yang terdapat dalam SPSSfor window
version 20.0 (statistc program for social scien). Jika Cronbach
alpha lebih besar dari 0,6 maka alat uji tersebut dikatakan reliable.
Harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati 1 maka semakin besar kendala alat ukur tersebut dan
menunjukan konsisten yang tinggi.

44
3.8.2.3 Uji Asumsi klasik
Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji
hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik terdiri dari: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi yang dolakukan dengan bantuan
SPSSfor window version 20.0 (statistic program for social science).
 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah data variabel bebas (X)
dan data Variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang
dihasilkan, berdistribusi normal Atau berdistribusi tidak normal
(Sunyoto, 2012). Penelitian ini menggunakan alat Uji Kolmogorov
Smirnov untuk menguji normalitas data. Dalam uji ini apabila Nilai
asymp sig. 2-tailed) > 0,05 maka distribusi data dapat dikatakan
normal dan Apabila nilai asymp sig. 2-tailed) < 0,05 maka distribusi
data dapat dikatakan tidak Normal.

 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi Berganda yang diuji terjadi ketidaksamaan varians dari
residual pengamatan yang Satu dengan yang lainnya.Metode untuk
menguji ada atau tidaknya Heteroskedastisitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji glejser.Model Regresi yang baik adalah
yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau dapat Dikatakan sebagai
homokedastisitas. Apabila nilai signifikansinya > 0,05 maka
Dikatakan homoskedastisitas, sedangkan apabila nilai signifikansiya
< 0,05 maka Dikatakan heteroskedastisitas (Ghozali, 2013)

 Uji Multikolinearitas
Uji multikolnearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
Ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Model uji

45
regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikolinearitas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas:
1. Menganalisis korelasi antar variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi, dimana nilai VIF > 10 maka dapat
diketahui bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
2. Jika nilai VIF < 10 maka dapat diketahui bahwa tidak ada
multikolnearitas antar variabel independen dalam model regresi
(Ghozali, 2013)
3. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak
adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2013).

 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam regresi linear


ada korelasi Antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi(Ghozali dan
Ratmono, 2017: 121). Uji Autokorelasi berkaitan dengan pengaruh
observer atau data dalam satu variable yang saling berhubungan
satu sama lain (Gani dan Amalia, 2015: 124). Besarnya nilai sebuah
data dapat saja dipengaruhi atau berhubungan dengan data lainnya.
Regresi secara klasik mensyaratkan bahwa variable tidak boleh
tergejala autokorelasi. Jika terjadi autokorelasi, maka model regresi
menjadi buruk karena akan menghasilkan parameter yang tidak logis
dan diluar akal sehat. Autokorelasi umumnya terjadi pada data time
series, karena data time series terikat dari waktu-waktu, beda halnya
dengan data cross section yang tidak terikat oleh waktu. Mendeteksi
autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin Watson. Kriteria
dalam pengujian Durbin Watson yaitu(Sujarweni, 2016: 232) :
1. Jika 0 < d < dL, berarti ada autokorelasi positif
2. Jika 4 – dL < d < 4, berarti ada auto korelasi negative

46
3. Jika 2 < d < 4 – dU atau dU < d < 2, berarti tidak ada
autokorelasi positif atau negatif
4. Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, pengujian tidak
meyakinkan. Untuk itu dapat digunakan uji lain atau menambah data
5. Jika nilai du < d < 4-du maka tidak terjadi autokorelasi Run test
juga merupakan bagian dari statistik non-parametik dapat pula
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi
yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi
maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.

3.8.2.4 Uji Statiskik Regresi Berganda

regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh


kemampuan akademik, penghargaan finansial, dan pertimbangan
pasar kerja terhadap minat mahasiswa akuntansi menjadi akuntan
publik.Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada mahasiswa akuntansi
Uneversitas Kristen Indonesia Maluku .Sesuai dengan permasalahan
dan perumusan model yang telah dikemukakan serta kepentingan
pengujian hipotesis, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS (Stastical Package for Social
Science) yang meliputi analisis regresi linier berganda. Analisis linier
berganda digunakan untuk menggunakan signifikansi pengaruh
kemampuan akademik (X1), penghargaan finansial (X2), dan
pertimbangan pasar kerja (X3). Terhadap minat mahasiswa menjadi
akuntan publik. Model persamaan regresi yang digunakan untuk
menguji hipotesis ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b4X4 e

Y = Karir Akuntan Publik


B = Intersep atau Konstanta

47
b1,b2 = Koefisien Regresi
X1 = penghargaan finansial
X2 = Pertimbangan pasar kerja
X3 = pelatihan profesional
e = Error

3.8.2.5 Uji F
Uji ini digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat
digunakan Untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan
diuji dengan Menggunakan tingkat signifikan (α) sebesar 5% atau
0,05. Jika nilai probabilitas Signifikan > 0,05, maka hipotesis diterima
dan berarti model regresi dapat Digunakan untuk memrepdiksi
variabel independen. Jika nilai probabilitas Signifikan > 0,05, maka
hipotesis ditolak dan berarti model regresi tidak dapat Digunakan
untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2013).

3.8.2.6 Uji Statsitik T


Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen Secara individual dalam menerapkan variasi-variasi
dependen dan digunakan Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel Independen secara individual
terhadap variabel dependen (ghozali, 2013). Variabel independen
secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang Signifikan terhadap
variabel dependen apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari Tingkat
signidikan (α). Tingkat signifikan yang diterapkan dalam penelitian ini
Adalah α = 5%. Hal ini berarti apabila nilai p value (sig) lebih kecil dari
5% Maka variabel independen secara individu dikatakan memiliki
pengaruh yang Signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013).

48
3.8.2.7 koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness of fit


dari model Regresi (Ghozali, 2013). Besarnya nilai koefisien
determinasi ditunjukkan Dengan nilai Adjusted R Square (R2).
Adjusted R Square (R2) digunakan karena Nilai Adjusted R Square
(R2) dapat naik atau turun, apabila suatu variabel Independen
ditambahkan kedalam model sehingga tidak menimbulkan bias
Terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
(Ghozali, 2005). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Nilai R2 Yang kecil Berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi Variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-Variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan Untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

49
DAFTAR PUSTAKA

Aprilyan, Lara Absara. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi


dalam Pemilihan Karir menjadi Akuntan Publik. Skripsi. Semarang: Program
Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Bem, S. L. (1981). Gwnder Schema Theory: A Cognitive A Cognitive Account of


Typing. Psychological Review, 88, 354-364.

Chairunnisa, F. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat


Mahasiswa Akuntansi Untuk Berkarir Sebagai Akuntan Publik. Jurnal Audit
Dan Akuntansi.

Chairunnisa Fifi 2014. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat


Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir sebagai Akuntan Publik ` jurnal Audit
dan Akuntansi Vol 3, No 2

Daud, F. (2012). Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar


Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA N 3 Palopo. Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran, 19(2).

Dewi, Ni Kadek Diah Kumala Budiasih, I. G. A. N. (2017). Pengaruh Kecerdasan


Emosional, Norma Subjektif, dan Kontrol Perilaku terhadap minat Berkarir
Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, 20, 1016–1045.

Ferina, Z. I. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Niat Mahasiswa Akuntansi


Terhadap Profesi Publik ( Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Akuntansi Di
Kota Bengkulu ). Journal Akuntansi, 80–86

(Felton,1994 dalam Mariny, 2003).


Ghozali, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate SPSS. Universitas
Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Iman 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang; Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2021. Pendidikan Profesi Berkelanjutan,


2021.http://iaiglobal.or.id/v03/PPL/home

Ika Ardiani Sulistyawati, 2013. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-


Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Jurnal Dinamika Akuntansi
Vol 5, No September 2013.

Law 2010

Lestari, L. P. (2015). Relevansi Pemahaman Mahasiswa Akuntansi


Terhadap Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Keputusan
Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik. Journal
Akuntansi, 1–19.

Mulyadi. (2002). Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Nurman. (1994). Kontribusi Keadaan Ekonomi Orang Tua, Biaya Kost,


Motivasi Profesi Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa. Laporan
Penelitian. Medan: FPIPS IKIP Medan.

Nasution (1988) dalam Winarni (2006)

Pasaribu Hiras, et al, 2013. Analisis Perbedaan Persepsi Mahasiswa


Akuntansi yang mempengaruhi Pilihan karir. Jurnal Akuntansi Vol 2
no 1.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang


Akuntan Publik.

Vroom, Victor. H. (1964). Work and Motivation. New York: John Willey &
Son, Inc.
Winkel. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Edisi ketiga.
Jakarta: Gramedia.

Rahayu, Sri, dkk, 2003. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir”, SNA VI, Hal 821-837.

Sari, M. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir


Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Depatermen Akuntansi
Fakultas Ekonomi UMSU Medan. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Bisnis, 13(September), 174–201.

Widiyasari, Yuanita, 2010. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai


Faktor-Faktor yang Membedakan Pemilihan Karir. Tesis.
U&niversitas Diponegoro. Semarang.

Wheeler, K.G, 1983. Perceptions of Labour Market Variables by College


Student In Business, Education, and Psychology. Journal of
Vocational Behavior, Vol. 22. Pp. 1-11.

Yudhantoko (2013) .
Norma Subjektif

No Pertanyaan

1. Normative beliefs

1 Keluarga menyarankan saya untuk


memilih
menjadi seorang akuntan publik

2 Teman saya menyarankan saya untuk


menjadi
3 Dosen saya menyarankan untuk
menjadi
2. Motivation to Comply

4 Saya menerima tawaran keluarga


untuk
menjadi Akuntan Publik

5 Saya menerima tawaran teman untuk


menjadi
6 Saya menerima tawaran dosen untuk
menjadi
Kontrol Perilaku

No Pertanyaan

1. Control beliefs

1 Seseorang akuntan publik akan memiliki jam


kerja yang tinggi
2 Biaya yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang akuntan publik terlalu mahal .
3 Proses sertifikasi untuk menjadi Akuntan
Publik relatif lama
2. Power of Control

4 Sulit bagi saya dengan jam kerja


akuntanpublik yang tinggi
5 Sulit bagi saya dengan biaya pendidikan
untuk menjadi akuntan publik yang relative
mahal
6 Sulit bagi saya dengan proses sertifikasi
Akuntan Publik yang relatif lama
LAMPIRAN

Kemampuan Akademik

NO Pertanyaan
1 Apakah prestasi akademik berpengaruh
bagi pemilihan karir akuntan publik
2 Apakah skill berpengaruh bagi pemilihan
karir akuntan publik
3 Apakah kemampuan belajar berpengaruh
bagi karir akuntan pubklik

Penghargaan Finansial
No Pertanyaan

1 Saya tertarik menjadi akuntan publik


apabila mampu membayar gaji diawal
dengan jumlah besar
2 Saya tertarik menjadi akuntan publik
apabila mampu memberikan dana
pension
3 Saya tertarik menjadi akuntan publik
mampu menaikkan gaji secara cepat

Pertimbangan Pasar Kerja

No Pertanyaan

1 Profesi Akuntan Publik memiliki Keamanan


kerjanya lebih terjamin (tidak mudah di PHK)
2 Profesi Akuntan Publik memiliki lapangan kerja
yang ditawarkan mudah diketahui/diakses

3 Profesi Akuntan Publik dapat memperluas


akses atau jaringan dengan dunia bisnis
4 Profesi Akuntan Publik dapat memperluas
akses dan pengetahuan isu-isu dunia bisnis
dan akuntansi terkini
Minat

No Pertanyaan

1 Saya rutin mempersiapkan diri untuk


menjadi akuntan publik
2 Saya ingin menjadi seorang akuntan
publik
3 Saya memiliki tujuan untuk menjadi
seorang
4 Saya senang membaca artikel
tentang akuntan publik
5 Saya senang mencari informasi-
informasi
6 Saya ingin mendapat pengalaman
baru
7 Saya ingin merasakan kenyamanan
dalam bekerja jika menjadi seorang
akuntan publik
8 Saya ingin diperlakukan secara adil
oleh
9 Menjadi seorang akuntan publik
akan membuat saya mampu
bersosialisasi dengan rekan kerja dan
klien
10 Saya ingin mendapatkan kepuasan batin
jika menjadi akuntan publik
11 Saya ingin mendapatkan
ketentraman
12 Saya ingin mendapatkan kecukupan
ekonomi

Anda mungkin juga menyukai