Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,

UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP


AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2019-2021

Oleh:
NI KOMANG TRI ISMAYANTI
20192413030

FAKULTAS BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS TRIATMA MULYA
BADUNG
2022
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,
UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP
AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2019-2021

SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi

Oleh:
NI KOMANG TRI ISMAYANTI
20192413030

FAKULTAS BISNIS DAN PARIWISATA


UNIVERSITAS TRIATMA MULYA
BADUNG
2022
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ni Komang Tri Ismayanti


NIM : 20192413030
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran
Perusahaan, Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit report lag Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2019-2021

Badung, ……………… 20….


Pembimbing

(Gde Herry Sugiarto Asana, SE., M.Si)


NIK. 15.02.00388

Mengetahui
Koordinator Program Studi

(Gde Herry Sugiarto Asana, SE., M.Si)


NIK. 15.02.00388

ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dipertahankan di depan Sidang Dewan Penguji Skripsi dan Komprehensif Fakultas


Bisnis. Universitas Triatma Mulya, Badung, Bali, dan dinyatakan diterima untuk
memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana ………. Pada Tanggal :
……………………….

TIM PENGUJI TANDA TANGAN


1. Nama : ………………./NIK.… Ketua : __________

2. ………………………./NIK. .. Sekretaris : __________

3. ………………………/NIK. .. Anggota : __________

MENGETAHUI,
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS TRIATMA MULYA
DEKAN

(…………………………...)
NIK.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL .................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 9

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian....................................................................... 10

1.3.2 Kegunaan Penelitian .................................................................. 10

1.4 Sistematika Penulisan Skripsi ………………………………..…...…… 8


II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................13

2.1 Kajian Teoritis .................................................................................... 13

2.1.1Teori Keagenan .......................................................................... 13

2.1.2 Laporan Keuangan .................................................................... 15

2.1.3 Auditing..................................................................................... 18

2.1.4 Teori Pendukung ....................................................................... 20

iv
2.3 Kajian Empiris ...................................................................................... 27

2.4 Kerangka Konseptual dan Hipotesis ..................................................... 31

2.4.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 31

2.4.2 Hipotesis .................................................................................... 32

III. METODE PENELITIAN .............................................................................38

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 38

3.2 Identifikasi Variabel ............................................................................. 40

3.3 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 40

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 42

3.5 Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 42

3.5.1 Jenis Data .................................................................................. 42

3.5.2 Sumber Data .............................................................................. 42

3.6 Teknik Penentuan Sampel .................................................................... 43

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 44

3.7.1 Uji Statistik Deskriptif………………………………..……….44

3.7.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 44

3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................. 47

3.7.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) .................................................... 48

3.7.5 Uji Statistik t (t-test) .................................................................. 48

v
3.7.6 Koefisien Determinasi (R2) ...................................................... 49

3.8 Jadwal Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional VariabeL .............................................................30

Tabel 3. 2 Seleksi Pemilihan Sampel .....................................................................32

Tabel 3. 8 Jadwal Penelitian………………………………………………….…..36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan,

Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2019

– 2021 ...................................................................................……22

Gambar 3. 1 Desain Penelitian Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas,

Ukuran Perusahaan, Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit report

lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019 – 2021 ....................................................28

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses pencatatan transaksi

keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan status keuangan perusahaan

selama suatu periode waktu tertentu. Informasi penting yang terdapat dalam

laporan keuangan harus relevan dan handal. Dapat dikatakan seperti itu apabila

informasi tersebut diperoleh tepat pada waktunya. Ketepatan waktu dalam

penyusunan maupun penyajian laporan keuangan dapat mempengaruhi nilai

informasi pada laporan keuangan tersebut, dimana perusahaan yang sudah go

public diwajibkan mampu memberikan laporan keuangan yang disusun sesuai

dengan standar akuntansi dan telah diaudit oleh akuntan publik yang sudah

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh OJK Nomor

29/POJK.04/2016, menyatakan bahwa bagi emiten atau perusahaan publik

yang sahamnya tercatat pada bursa efek di Indonesia wajib menyampaikan

laporan tahunan kepada OJK paling lambat pada akhir bulan keempat setelah

tahun buku berakhir. Namun, PT. Bursa Efek Indonesia menyampaikan bahwa

pada Tahun 2019 ada 30 perusahaan tercatat emiten yang belum

menyampaikan laporan keuangan tahunan dan pada Tahun 2020 ada 41

perusahaan tercatat yang belum melaporkan laporan keuangan, dan di kenakan

sanksi peringatan tertulis I (Termasuk juga untuk perusahaan yang terlambat

melakukan penyampaian keterbukaan informasi, akan di kenakan peringatan


1
2

tertulis) sampai dengan denda senilai Rp 150.000.000 dan pada Tahun 2021

tercatat ada 32 perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangannya.

Dimana hal ini menunjukkan bahwa masih adanya perusahaan-perusahaan

yang mengabaikan peraturan yang telah diberlakukan terkait penyampaian

laporan keuangan yang tepat waktu.

Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal

ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu

informasi yang dipublikasikan, dengan demikian ketepatan waktu pelapor

merupakan catatan pokok laporan keuangan yang memadai. Afify (2009)

menyatakan rentang waktu penyelesaian audit dari tanggal tutup buku

perusahaan sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan audit disebut

dengan Audit report lag. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), tujuan dari

laporan keuangan adalah memberikan informasi ataupun gambaran mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan

keputusan ekonomi. Berdasarkan PSAK No.1 Tahun 2012, ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang penting untuk

mengungkapkan informasi baik bersifat wajib maupun sukarela, dimana

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

karakteristik yang penting bagi informasi akuntansi karena jika informasi yang

sudah lewat nilai relevansinya dianggap sudah berkurang atau hilang untuk

dijadikan bahan analisis oleh partisipan pasar dalam proses pembuatan


3

keputusan investasi. Oleh karena itu, keterlambatan penyampaian laporan

keuangan dapat menyebabkan kepercayaan investor menurun.

Hal ini menjadi tanggung jawab yang besar untuk auditor agar bekerja

secara lebih profesional sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik,

karena auditor harus memberikan opini atas laporan keuangan tersebut. Yang

mana hasilnya mengandung konsekuensi dan tanggung jawab yang besar untuk

keputusan pemakai laporan keuangan di masa depan. Seperti yang disebutkan

dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), khususnya standar umum

ketiga yang menyatakan: “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan

laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan

cermat dan seksama”. Namun demikian, pemenuhan standar profesional

akuntan publik tidaklah mudah. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat

berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tapi juga berdampak pada

peningkatan kualitas hasil auditnya (Sari, 2011). Sehingga hal ini menimbulkan

suatu dilema bagi auditor untuk menyelesaikan laporan keuangan auditannya

secara tepat waktu. Adapun faktor-faktor yang mampu mempengaruhi audit

report lag antara lain : likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran

perusahaan, dan umur perusahaan.

Pertama likuiditas yaitu bentuk dari kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya membayar utang jangka pendeknya, seperti hutang

usaha, hutang dividen, hutang pajak dan sebagainya. Berdasarkan Tannuka

(2018), Likuiditas memberikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya. Dalam penelitian Alisha dan Muis (2018) serta Juliani (2020)
4

menyatakan bahwa likuditas berkolerasi positif dan berpengaruh signifikan

terhadap audit report lag, sedangkan dalam penelitian Firdaus (2021) dan

Priantoko dan Herawaty (2019), likuiditas berpengaruh negatif terhadap audit

report lag.

Faktor kedua profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba perusahaan dalam periode tertentu. Dura (2017),

mengindikasikan bahwa perusahaan yang mendapatkan profit yang besar

cenderung melakukan proses audit lebih singkat dibanding perusahaan yang

mengalami profit yang kecil. Octa (2017) menyatakan bahwa bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag karena perusahaan yang

mengalami tingkat profitabilitas tinggi cenderung mengharapkan penyelesaian

audit secepat mungkin dan tidak akan menunda penerbitan laporan keuangan

mereka. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan laba akan

cenderung mengalami audit report lag yang lebih pendek, sehingga kabar baik

tersebut dapat segera disampaikan kepada investor dan pihak – pihak yang

berkepentingan lainnya. Dalam penelitian Firdaus (2021), Istiqomah (2020),

serta Istiqomah dan Khusnah (2022), menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag. Namun berbeda

dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kalinggajaya (2018),

Sastrawan dan Latrini (2016), serta penelitian Widiastuti dan Kartika (2018)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report

lag.
5

Faktor ketiga yang mempengaruhi audit report lag adalah solvabilitas

dimana solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala

kewajiban keuangannya pada saat perusahaan dilikuidasi. Menurut Hanafi dan

Halim (2007:81), solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka panjang. Presentase yang tinggi dari hutang

terhadap total aset akan membawa pengaruh solvabilitas yang terkait dengan

masalah kelangsungan hidup sebuah perusahaan, sehingga perlu adanya

kecermatan yang lebih dalam melakukan pengauditan. Semakin tingginya

jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan maka akan menyebabkan proses

audit report lag yang relatif lebih panjang. Adapun di dalam penelitian yang

dilakukan oleh Gaol dan Mariana (2020), Kalinggajaya (2018), serta penelitian

sastrawan dan latrini (2016) menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh

positif terhadap audit report lag. Sedangkan Firdaus (2021) menyatakan bahwa

solvabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Faktor kempat yang mempengaruhi audit report lag adalah ukuran

perusahaan Ukuran perusahaan merupakan suatu gambaran besar kecilnya

sebuah perusahaan yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu total

nilai aset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, intensitas perusahaan dan

sebagainya , perusahaan besar cenderung akan menyelesaikan proses auditnya

lebih cepat dan tepat waktu dibandingkan perusahaan yang levelnya kecil atau

menengah. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seperti

manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung memberikan insentif

untuk mengurangi dampak audit report lag karena biasanya perusahaan


6

tersebut dipantau oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah (Dura,

2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sunarsih, et al (2021),

membagikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit

report lag. Besar atau kecilnya jumlah aset yang dimiliki oleh suatu

perusahaan dapat mempengaruhi panjang atau pendeknya proses penyusunan

laporan keuangan di perusahaan dan akibatnya bisa mempengaruhi ketepatan

waktu dalam penyampaian laporan keuangan. Dalam penelitian Kalinggajaya

(2018) dan Firdaus (2021) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap audit report lag, sedangkan hasil dari penelitian Widiastuti dan

Kartika (2018), serta Alisha dan Muis (2018) menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Faktor kelima yang mempengaruhi audit report lag adalah umur

perusahaan yang dapat didefinisikans sebagai lama berdirinya suatu

perusahaan atau saat awal perusahaan melakukan kegiatan atau aktivitas

operasionalnya dan dapat mempertahankan eksitensinya dalam dunia bisnis.

Menurut Gaol dan Mariana (2020), umur perusahaan adalah lamanya waktu

hidup suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis,

mampu bersaing dalam dunia usaha dan mampu mempertahankan

kesinambungan usahanya serta merupakan bagian dari dokumentasi yang

menunjukan tujuan dari perusahaan tersebut. Adapun menurut penelitian

Indriani (2013), umur perusahaan ditinjau dari umur listing perusahaan, dimana

umur listing perusahaan merupakan seberapa lama perusahaan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai perusahaan go public. Pernyataan yang


7

dikemukakan oleh Indriani tersebut menunjukkan bahwa perusahaan juga

dapat diukur dari tahun pencatatan umur listing perusahaan, semakin lamanya

umur listing perusahaan maka jangka waktu pelaporan auditnya akan semakin

cepat, demikian pula jika umur listing perusahaan tersebut masih baru maka

jangka waktu pelaporan auditnya akan semakin lama. Perusahaan yang telah

lama berdiri umumnya telah melakukan ekspansi dengan membuka cabang

atau usaha di beberapa daerah (Widiastuti dan Kartika, 2018). Hasil penelitian

dari Istiqomah (2020), serta Istiqomah dan Khusnah (2022) menyatakan bahwa

umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag,

sedangkan menurut Gaol dan Mariana (2020) umur perusahaan secara parsial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit report lag.

Dalam setiap perusahaan tentu menginginkan proses audit laporan

keuangannya dapat selesai lebih cepat juga disertai dengan kualitas yang baik.

Dikarenakan banyaknya penelitian yang telah dilakukan tentang audit report

lag, tetapi jenis faktor yang diambil sebagai variebel berbeda-beda satu dengan

lainnya. Selain itu, ditemukan juga ketidakkonsistenan dari hasil penelitian

terdahulu pada banyak faktor, maka dari ketidakkonsistenan penelitian-

penelitian yang telah dilakuakan terdahulu dapat menunjukkan bahwa

penelitian ini perlu dikaji ulang.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Yunita, Adnantara, dan Kusumadewi (2020) juga merupakan

pengembangan dari penelitian lain yang serupa dan menjawab saran atas

penelitian-penelitian sebelumnya. Dengan judul Pengaruh Profitabilitas,


8

Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Audit report lag. Variabel

penelitian yang diteliti yaitu Audit report lag sebagai variabel dependen.

Profitabilitas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel

independen. Populasi yang digunakan dalam penelitian Yunita, Adnantara,

Kusumadewi (2020) adalah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2016-2018.

Adapun pengembangan yang di lakukan dalam penelitian ini yaitu

penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dengan periode tiga Tahun terbaru terbaru yaitu 2019-2021,

sedangkan penelitian terdahulu menggunakan periode tiga Tahun 2016-2018.

Dan penambahan variabel bebas yaitu Likuiditas dan Umur perusahaan, objek

penelitian perusahaan yang akan di lakukan yaitu pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur dipakai sebagai

objek penelitian karena keberadaannya yang paling dekat dengan masyarakat,

selain itu perusahaan manufaktur juga merupakan salah satu perusahaan yang

memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan

merupakan sektor dengan jumlah perusahaan terbanyak di Bursa Efek

Indonesia dan terdapat hasil yang belum menunjukkan konsisten pada

penelitian terdahulu yang menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek

penelitian.

Peneliti termotivasi untuk mengonfirmasi kembali mengenai faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag pada laporan keuangan

perusahaan manufaktur periode tahun 2019 hingga tahun 2021. Variabel


9

dependen yang diteliti adalah audit report lag dan variabel independen yang

akan diteliti adalah likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan

dan umur perusahaan. Berdasarkan penjabaran di atas, maka diambil lah

penelitian kembali dengan judul : “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas,

Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan terhadap Audit report

lag pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Busra Efek Indonesia Tahun

2019-2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap audit report lag pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021?

2. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2021?

3. Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2021?

4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2021?

5. Bagaimana pengaruh umur perusahaan terhadap audit report lag pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2019-2021?
10

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan bukti empiris pengaruh likuiditas terhadap audit report

lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2021

2. Mendapatkan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap audit

report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2021

3. Mendapatkan bukti empiris pengaruh solvabilitas terhadap audit

report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2021

4. Mendapatkan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap

audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2019-2021

5. Mendapatkan bukti empiris pengaruh umur perusahaan terhadap audit

report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2019-2021

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat dari penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut :


11

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan teori dan menambah wawasan mahasiswa dalam

mempraktikkan teori yang diperoleh selama proses perkuliahan,

selain itu diharapkan penelitian ini juga dapat dijadikan referensi

untuk penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia agar lebih memperhatikan waktu penyampaian

laporan keuangannya, dan bagi para pengguna laporan keuangan

(stakeholders) dapat menjadikan hasil dari penelitian ini guna

memberikan tambahan pengetahuan mengenai audit report lag dan

memanfaatkan informasi tersebut untuk kepentingan pengambilan

keputusan.

1.4 Sistematika Penulisan Skripsi

Pembahasan penelitian ini terdiri dari lima bab yang dapat dirinci sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika

penulisan skripsi.
12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan teori-teori yang melandasi

penelitian ini, kajian empiris, dan kerangka konseptual

untuk memperkuat hasil penelitian dan hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan dan menjelaskan tentang

identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis

dan sumber data, prosedur pengumpulan data, prosedur

penentuan sampel, dan teknik analisis data yang

digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan gambaran objek penelitian yang diteliti

dan berkaitan dengan penyesuaian permasalahan yang

ditentukan berdasarkan alat dan memperoleh hasil analisis

data.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari seluruh hasil

serta pembahasan dan saran yang dibicarakan berdasarkan

atas simpulan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan teori yang digunakan oleh perusahaan

untuk melihat hubungan manajemen dan pemegang saham terhadap

proses menjalankan bisnisnya. Hubungan agensi muncul ketika satu

orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk

memberikan suatu jasa yang kemudian mendelegasikan wewenang

pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Ketika pemegang saham

menunjuk manajer atau agent sebagai pengelola dan pengambil

keputusan bagi perusahaan, maka pada saat itulah hubungan keagenan

muncul. Jensen dan Meckling (1976), juga menyatakan bahwa masalah

agensi disebabkan karena terjadinya konflik kepentingan dan asimetri

informasi antara prinsipal dan agen. Asimetri informasi merupakan

ketidakseimbangan akibat distribusi informasi yang tidak merata dia

antara prinsipal dan agen. Permasalahan yang timbul akibat adanya

perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agent disebut dengan agency

problems. Ada dua macam agency problems yaitu:

1. Moral hazard, adalah permasalahan yang terjadi ketika agen

(manajemen) melakukan hal diluar kesepakatan yang ada dalam

kontrak kerja bersama.

13
14

2. Adverse selection, adalah suatu keadaan ketika seorang agen

membuat pengamatan yang belum dilakukan oleh prinsipal

dimana hasil pengamatan tersebut dipakai untuk mengambil

keputusan. Dan prinsipal tidak mengetahui secara pasti apakah

keputusan yang diambil oleh pihak agen tersebut telah

berdasarkan informasi yang sesuai atau hanya terjadi sebagai

kelalaian tugas.

Dalam upaya untuk menekan masalah agensi ini diperlukan adanya

pihak independen untuk menjembatani konflik antara principal dan

agent. Pihak independen yang dianggap mampu menengahi kepentingan

antara pihak prinsipal dengan pihak agen adalah auditor, dengan adanya

auditor yang independen maka pihak prinsipal tidak disalahgunakan

kepercayaannya oleh pihak agen (manajemen), pihak prinsipal juga dapat

mengetahui sebaik apa kondisi perusahaan yang berada dibawah

pengambilan keputusan agen. Di dalam penerapan teori keagenen ini,

audit report lag harus diperhatikan yang mana sangat erat kaitannya

dengan dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan, karena

manfaat laporan keuangan menjadi tidak tepat waktu bagi para pengguna

apabila laporan tersebut tidak disampaikan tepat waktu. Ketepatan waktu

disini menunjukkan rentang waktu antara informasi yang ingim disajikan

dengan pelaporan, apabila informasi tersebut tidak disampaikan tepat

waktu maka mengakibatkan berkurangnya nilai informasi yang

disampaikan kepada prinsipal yang akan menimbulkan adanya


15

asymmetric information. Asymmetric information merupakan salah satu

elemen teori keagenan, dalam hal ini pihak agen lebih banyak

mengetahui informasi internal perusahaan secara detail dibandingkan

pihak prinsipal yang hanya mengetahui informasi perusahaan secara

eksternal melalui hasil kinerja yang dibuat oleh manajemen. Oleh karena

itu, hal ini memerlukan ketepatan waktu untuk mengurangi adanya

ketidaksesuaian informasi (asymmetric information) antara pihak agen

atau manajemen dengan pihak prinsipal atau pemegang saham, sehingga

laporan keuangan dapat disampaikan secara transparan kepada prinsipal.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan

manajemen kepada pihak luar perusahaan. Kualitas komunikasi yang

dicapai tergantung pada kualitas laporan keuangan. Karakteristik laporan

keuangan yang baik sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan adalah:

1. Dapat dipahami

Laporan keuangan yang baik harus memberikan informasi yang

dapat dengan mudah dipahami, sehingga pemakai informasi

laporan keuangan tersebut bisa dengan mudah memahaminya.

2. Relevan

Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi

yang diberikan dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi


16

keputusan ekonomi penggunanya dalam mengevaluasi kejadian

masa lalu,masa kini, dan masa depan.

3. Andal

Informasi laporan keuangan memiliki kualitas andal jika terlepas

dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan

menyajikan semua fakta yang ada secara jelas dan jujur. Suatu

informasi dapat diandalkan apabila peristiwa yang digambarkan

secara wajar dan tidak direkayasa.

4. Dapat dibandingkan

Suatu laporan keuangan lebih bermanfaat apabila dapat

dibandingkan jika informasi yang disajikan dapat

diperbandingkan seperti antar periode maupun antar perusahaan.

Adapun peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan diatur

dalam Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor X.K.2 beserta

lampiran keputusan ketua BAPEPAM Nomor : Kep-346/BL/2011.

Adapun BAPEPAM mewajibkan bahwa seluruh perusahaan yang

terdaftar di pasar modal agar dapat menyampaikan laporan keuangan

secara tepat waktu dan juga disertai dengan laporan auditor independen,

dan harus disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90

hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Kemudian disampaikan

juga laporan keuangan yang harus dilaporkan adalah sebagai berikut :

1. Laporan posisi keuangan / Neraca

2. Laporan laba rugi


17

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, jika

Emiten atau Perusahaan Publik menerapkan suatu kebijakan

akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali pos-

pos laporan keuangan, atau mereklasifikasi pos-pos dalam

laporan keuangannya; dan

6. Catatan atas laporan keuangan

Bahwa dalam rangka untuk menjaga kepatuhan Perusahaan Tercatat

terhadap pemenuhan ketentuan pencatatan Efek dan dalam rangka

menjamin keterbukaan informasi kepada publik untuk terciptanya

perdagangan yang teratur, wajar dan efisien maka ditetapkan Keputusan

Direksi PT. Bursa Efek Jakarta NOMOR : Kep-307/BEJ/07-2004 tentang

peraturan Nomor I-H tentang sanksi, Khusus bagi Perusahaan Tercatat

yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan akan dikenakan

sanksi sebagai berikut :

1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian Laporan

Keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak

lampaunya batas waktu penyampaian Laporan Keuangan.

2. Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari

kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian


18

Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak memenuhi

kewajiban penyampaian Laporan Keuangan.

3. Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp

150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai

hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya

batas waktu penyampaian Laporan Keuangan.

4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya

batas waktu penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan

Tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan

Keuangan dan atau Perusahaan Tercatat telah menyampaikan

Laporan Keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk

membayar denda.

2.1.3 Auditing

1. Pengertian Auditing

Auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam

memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan

perusahaan klien. Pemeriksaan ini tidak dimaksudkan untuk mencari

kesalahan atau menemukan kecurangan, walaupun dalam

pelaksanaannya sangat memungkinkan diketemukannya kesalahan atau

kecurangan. Dalam hal ini pemeriksaan atas laporan keuangan

dimaksudkan untuk menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Agoes, 2004).


19

2. Tujuan Audit

Tujuan umum dari suatu audit atas laporan keuangan adalah

untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam

semua hal yang bersifat material dan sesuai dengan prinsip-pinsip

akuntansi yang berlaku umum. Kewajaran laporan keuangan diukur

berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan

dalam laporan keuangan yang disebut dengan asersi manajemen.

(Mulyadi, 2002).

3. Jenis Audit

Agoes (2004) menyebutkan tiga jenis Auditing yang umum

dilaksanakan. Ketiga jenis tersebut yaitu :

1. Operasional Audit (Pemeriksaan Operasional/ Manajemen)

Operasional atau management audit merupakan pemeriksaan

atas semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu

organisasi untuk menilai efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasinya.

Audit operasional dapat menjadi alat manajemen yang efektif dan

efisien untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hasil dari audit

operasional berupa rekomendasi-rekomendasi perbaikan bagi

manajemen.

2. Compliance Audit (Audit Ketaatan)

Compliance Audit merupakan pemeriksaan untuk

mengetahui apakah prosedur dan aturan yang telah ditetapkan

otoritas berwenang sudah ditaati oleh personal di organisasi


20

tersebut. Compliance Audit biasanya ditugaskan oleh otoritas

berwenang yang telah menetapkan prosedur/ peraturan dalam

perusahaan sehingga hasil audit jenis ini tidak untuk dipublikasikan

tetapi untuk intern manajemen.

3. Financial audit (Audit atas Laporan Keuangan)

Pemeriksaan atas laporan keuangan merupakan evaluasi

kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen

secara keseluruhan dibandingkan dengan standar akuntansi

keuangan yang berlaku umum. Dalam pengertiannya apakah

laporan keuangan secara umum merupakan informasi yang dapat

ditukar dan dapat diverifikasi lalu telah disajikan sesuai dengan

kriteria tertentu. Umumnya kriteria yang dimaksud adalah standar

akuntansi yang berlaku umum seperti prinsip akuntansi yang

berterima umum.

2.1.4 Teori Pendukung

1. Likuiditas

Menurut Harahap (2007: 301), likuiditas adalah kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas

merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau

kemampuan untuk memperoleh kas. Perusahaan dapat dikatakan likuid

apabila mampu melunasi utang lancarnya. Sebaliknya, jika perusahaan

tidak mampu melunasi utang lancarnya maka perusahaan tersebut

belum bisa dikatakan likuid atau tidak. Hubungan antara likuiditas


21

dengan audit report lag termasuk hubungan yang linier. Perusahaan

yang berada pada kondisi likuid membutuhkan analisis yang semakin

kompleks dari auditor. Beberapa diantaranya mengenai tingkat likuid

yang dihasilkan apakah mampu dicapai pada periode berikutnya,

Kemudian bagaimana dengan kondisi aktiva lancar yang menjadi

jaminan utang lancar perusahaan, apakah dapat meyakinkan bahwa

aktiva lancar dapat menutup utang lancar yang dimiliknya. Sebab aktiva

lancar dalam kaitannya dengan likuiditas merupakan sumber ekonomi

yang diharapkan oleh perusahaan karena bisa dicairkan sewaktu-waktu

atau memiliki jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Atas

pertimbangan-pertimbangan yang seperti inilah yang dapat berdampak

pada lamanya waktu penyelesaian audit (Utami, 2020).

2. Profitabilitas

Menurut Harahap (2007: 304), rasio profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba

selama periode tertentu. Rasio profitabilitas digunakan sebagai

penilaian kinerja suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk

memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka semakin

rinci informasi yang disampaikan manajer dalam memberikan

informasi kepada para stakeholder, hal ini berguna untuk meyakinkan

stakeholder perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil akhir dari

sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan, dan merupakan ukuran

yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam


22

menghasilkan keuntungan (Fahrul, 2012). Apabila nilai profitabilitas

tinggi menandakan kinerja dari manajemen baik karena hal tersebut

mempengaruhi cepat atau lambatnya manajemen melaporkan

kinerjanya.

Carslaw dan Kaplan (1991) menunjukkan perusahaan yang

mengalami kerugian akan meminta auditor menjadwalkan proses

pengauditan lebih lambat dari biasanya, hal ini menyebabkan

penyerahan laporan keuangan mengalami kelambatan. Dapat

disimpulkan jika suatu perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang

rendah maka ketepatan waktu dalam penyampaian laporan

keuangannya akan terlambat karena laporan keuangannya mengandung

kabar yang buruk. Hal ini tentunya akan berdampak buruk terhadap

penilaian kinerja suatu perusahaan.

3. Solvabilitas

Solvabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh hal kewajiban keuangannya pada jangka pendek

ataupun panjang dan pada saat perusahaan di likuidasi. Menurut Kasmir

(2010: 151), solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

menunjukkan sejauh mana aktiva suatu perusahaan yang dibiayai

dengan utang perusahaan. Proporsi hutang yang terlalu tinggi akan

berdampak pada masa depan perusahaan dikarenakan perusahaan dapat

terjebak dalam hutang yang tinggi dan sulit untuk dilunasi. Oleh karena

hal itu, perusahaan harus menyeimbangkan jumlah utang perusahaan


23

dan memperhatikan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk

menjamin pembayaran utang perusahaan tersebut. Adapun hal ini akan

meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang

akan diaudit, dimana semakin tinggi proporsi hutang maka semakin

meningkat jugaresiko keuangan. Perusahaan yang mengalami kondisi

dimana keadaan keuangan yang tidak stabil atau kurang sehat

cenderung dapat melakukan tindakan mismanagement dan fraud.

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu gambaran besar kecilnya

sebuah perusahaan yang dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu

total nilai asset, total penjualan, jumlah tenaga kerja, intensitas

perusahaan dan sebagainya. Ukuran perusahaan pada dasarnya terbagi

menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan besar atau large firm. Perusahaan besar adalah

perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari

Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki

penjualan lebih dari Rp 50 Milyar per tahun.

2. Perusahaan menengah atau medium firm. Perusahaan

menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil

penjualan lebih besar Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50

Milyar per tahun.


24

3. Perusahaan kecil atau small firm. Perusahaan kecil adalah

perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki

hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar per tahun.

Menurut penelitian Octa (2017) yang menggunakan total aktiva

dalam penentuan ukuran perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur

sebagai logaritma dari total aktiva. perusahaan besar cenderung akan

menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dan tepat waktu

dibandingkan perusahaan yang levelnya kecil atau menengah. Adapun

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seperti manajemen

perusahaan yang berskala besar cenderung memberikan insentif untuk

mengurangi dampak audit report lag karena biasanya perusahaan

tersebut dipantau oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah

(Dura, 2017).

5. Umur Perusahaan

Menurut Gaol dan Mariana (2020), umur perusahaan adalah

lamanya waktu hidup suatu perusahaan yang menunjukkan bahwa

perusahaan tetap eksis, mampu bersaing dalam dunia usaha dan mampu

mempertahankan kesinambungan usahanya serta merupakan bagian

dari dokumentasi yang menunjukan tujuan dari perusahaan tersebut.

Adapun menurut penelitian indriani (2013), umur perusahaan ditinjau

dari umur listing perusahaan, dimana umur listing perusahaan


25

merupakan seberapa lama perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) sebagai perusahaan go public.

6. Audit report lag

Menurut Kartika (2011) Audit report lag adalah lamanya waktu

penyelesaian pelaksanaan audit yang diihat dari tanggal penutupan

tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit.

Panjangnya waktu tunda audit akan mengakibatkan terjadinya

keterlambatan waktu laporan keuangan auditan yang disampaikan oleh

auditor kepada perusahaan sehingga dapat mempengaruhi kualitas

informasi dari laporan tersebut yang menunjukkan bahwa informasi

yang diberikan tidak out of date dan kualitas dari laporan keuangan

auditan tersebut buruk. ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan merupakan hal yang penting untuk mengungkapkan

informasi baik bersifat wajib maupun sukarela, dimana ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan merupakan suatu karakteristik yang

penting bagi informasi akuntansi karena jika informasi yang sudah

lewat nilai relevansinya dianggap sudah berkurang atau hilang untuk

dijadikan bahan analisis oleh partisipan pasar dalam proses pembuatan

keputusan investasi.

Lamanya proses penyelesaian audit dapat mempengaruhi audit

report lag dalam menyampaikan laporan keuangan auditan kepada

publik sehingga dapat berdampak buruk terhadap reaksi pasar (Sari,

2011) serta menyebabkan ketidakpastian dalam hal pengambilan


26

keputusan ekonomi khususnya bagi pengguna laporan keuangan. Untuk

melihat ketepatan waktu dalam suatu penelitian biasanya melihat

keterlambatan (lag). Dyer dan Mchugh dalam Dewi (2013)

menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam penelitiannya:

1. Preleminary lag, jumlah jarak hari antara tanggal laporan

keuangan sampai dengan penerimaan laporan akhir

preliminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag, jumlah jarak hari antara tanggal laporan

keuangan sampai dengan tanggal laporan auditor

ditandatangani.

3. Total lag, jumlah jarak hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.

Menurut Subekti (2005) dalam (Amani, 2016), audit report lag

adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor

yang diukur dari perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan

dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan atau tanggal

laporan keuangan auditor independen. Dalam penelitian ini

menggunakan laporan keuangan yang memiliki tanggal tutup buku per

31 Desember sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit.

Maka dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa audit report lag

merupakan lamanya waku yang dibutuhkan oleh auditor independen

untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya diukur dari tanggal penutupan

tahun buku pada tanggal 31 Desember sampai dengan tanggal yang


27

tercantum dalam laporan auditor independen. Waktu penyelesaian

tersebut diukur dalam jumlah hari. Jumlah hari tersebut dihitung dari

tanggal penutupan tahun buku perusahaan dikurangi tanggal penerbitan

laporan keuangan audit. Proses audit sangat membutuhkan waktu,

sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya audit report lag yang

nantinya akan sangat berpengaruh pada ketepatan waktu laporan

keuangan (Amani, 2016).

2.2 Kajian Empiris

Adapun penelitian terdahulu atau kajian empiris yang digunakan sebagai

acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ;

Alisha dan Muis (2018), Politeknik Bisnis dan Pasar Modal, dalam

jurnalnya yang berjudul “pengaruh profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, dan

ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2015-2020. Metodolologi penelitian yang digunakan

adalah metode kuantitatif dan teknik analisis data menggunakan Common Effect

Model (CEM), Random Effect Model (REM), Fixed Effect Model (FEM)

dengan analisis regresi data panel. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa likuiditas berkorelasi positif dan berpengaruh signifikan terhadap audit

report lag.

Penelitian Utami (2020), Institut Agama Islam Negeri Tulungagung,

dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh likuiditas, solvabilitas, jangka waktu

perikatan, dan pergantian auditor terhadap audit delay atau audit report lag

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini


28

merupakan penelitian yang memakai pendekatan kuantitatif dengan jenis

penelitian asosiatif. Teknik pengambilan sampel meggunakan purposive

sampling. Jenis data yang digunakan merupakan jenis data sekunder dan analisis

data meggunakan teknik regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap audit

delay atau audit report lag perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Juliani (2020) di Universitas Satya Negara Indonesia, Jakarta. Dengan

judul penelitian “pengaruh profitabilitas, slvabilitas, dan likuiditas terhadap

audit delay atau audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI”, penelitian ini merupakan penelitian empiris, penentuan sampel

menggunakan purposive sampling dan analisis data menggunakan regresi

logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan likuiditas berpengaruh posisit dan

signifikan terhadap audit delay atau audit report lag pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Firdaus (2021), Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan judul “Pengaruh Solvabilitas,

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Perputaran Persediaan

Terhadap Audit report lag (Studi Empiris pada Perusahaan Makanan dan

Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2017 – 2020)”.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan

teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik,

dan analisis regresi linear berganda. Hasil dai penelitian menunjukkan


29

profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report

lag.

Kemudian penelitian Istiqomah dan Khusnah (2022), Fakultas Ekonomi

Bisnis dan Teknologi Digital Univesitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Dengan

judul penelitian “pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan,

opini audit dan reputasi KAP terhadap audit report lag pada perusahaan

manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2014-

2019)”. Penelitian ini menggunakan alat analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah statistik deskriptif dan analisis regresi logistic dengan

menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas, ukuran

perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan.

Dan penelitian Istiqomah (2020), Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi

Digital Univesitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Dengan judul penelitian

“pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, opini audit,

reputasi kap terhadap audit report lag (studi empiris pada perusahaan

manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di (BEI) periode 2014-

2019)” Populasi yang digunakan dengan metode purposive sampling dan jenis

penelitian ini menggunakan kuantitatif sumber data penelitian ini adalah data

sekunder, Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan

regresi logistik. Penelitian ini mendapatkan hasil Profitabilitas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap audit report lag, Ukuran Perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap audit report lag, Umur Perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap audit report lag.


30

Lisa (2020), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta. Dengan

judul penelitian “pengaruh auditor switching, audit tenure, profitabilitas dan

ukuran perusahaan terhadap audit report lag (studi empiris pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2017-2019)”.

Dengan teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder yang diambil

dalam situs www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda. Alat pengolahan data adalah Eviews 10.0, adapaun hasil

penelitian menunjukkan variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Audit report lag.

Penelitian Sastrawan dan Latrini (2016), Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana, yang berjudul “pengaruh profitabilitas, solvabilitas dan

ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013”. Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh positif terhadap

audit report lag yang mengindikasikan bahwa tingginya jumlah hutang yang

dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih panjang.

Penelitian selanjutnya oleh Kalinggajaya (2018), Universitas Islam

Indonesia, Yogyakarta dengan judul penelitian “pengaruh profitabilitas,

solvabilitas, ukuran kap, opini audit dan ukuran perusahaan terhadap audit

report lag pada perusahaan manufaktur”. Teknik analisis yang dipakai dalam

penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan penentuan sampel

menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan


31

bahwa variabel solvabilitas dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh

positif signifikan terhadap Audit report lag.

Kemudian penelitian Gaol dan Mariana (2020), Fakultas Ekonomi

Program Studi Akuntansi Universitas Katolik Santo Thomas, dengan jurnal yang

berjudul “pengaruh pergantian auditor, ukuran kantor akuntan publik,

solvabilitas dan umur perusahaan terhadap audit report lag”. Adapun penentuan

sampel menggunakan metode purposive sampling dan teknik analisis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan

Solvabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit

report lag pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan semakin tinggi

solvabilitas, maka audit report lag semakin lama.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

2.3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan maka hubungan

antara variabel dependen dan independen dalam penelitian ini dapat

dinyatakan dalam sebuah kerangka teoritis mengenai Pengaruh

Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Umur

Perusahaan Terhadap Audit report lag, sebagai berikut :


32

GAMBAR 2. 1
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS,
UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2019 – 2021

Sumber : data diolah, 2022

: Pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebas Likuiditas (X1),

Profitabilitas (X2), Solvabilitas (X3), Ukuran Perusahaan (X4), Umur

Perusahaan (X5) terhadap variabel terikat Audit report lag (Y)

2.3.2 Hipotesis

1. Pengaruh Likuiditas terhadap Audit report lag

Likuiditas menunjukkan suatu kewajiban keuangan perusahaan

yang harus segera dipenuhi atau menunjukkan suatu kewajiban jangka

pendek perusahaan yang harus segera dipenuhi, Hubungan antara


33

likuiditas dengan audit report lag yaitu perusahaan yang berada pada

kondisi likuid membutuhkan analisis yang semakin kompleks dari

auditor. Beberapa diantaranya mengenai tingkat likuid yang dihasilkan

apakah mampu dicapai pada periode berikutnya, mengingat salah satu

pertimbangan investor dalam memberikan kucuran dana adalah dilihat

dari tingkat likuiditas perusahaan. Kemudian bagaimana dengan kondisi

aktiva lancar yang menjadi jaminan utang lancar perusahaan, apakah

dapat meyakinkan bahwa aktiva lancar dapat menutup utang lancar yang

dimiliknya. Sebab aktiva lancar dalam kaitannya dengan likuiditas

merupakan sumber ekonomi yang diharapkan oleh perusahaan karena

bisa dicairkan sewaktu-waktu atau memiliki jangka waktu kurang dari 1

(satu) tahun. Atas pertimbangan-pertimbangan yang seperti inilah yang

dapat berdampak pada lamanya waktu penyelesaian audit atau audit

report lag akan semakin panjang. Hal ini sesuai dengan hasil dari

penelitian Juliani (2020), Utami (2020) dan penelitian Alisha dan Muis

(2018) yang menyatakan bahwa Likuiditas berpengaruh positif dan

signifikan terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis

yang diajukan sebagai berikut :

H1 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap audit report lag.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap Audit report lag

Ang (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas merupakan

suatu keberhasilan perusahaan di dalam meraup keuntungan. Suatu

operasional perusahaan harus dapat mencapai tingkat keefektifitasan


34

dengan cara menghasilkan keuntungan atau profitabilitas. Dasar pemikiran

bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai

keberhasilan efektifitas perusahaan, yang nantinya akan berkaitan dengan

hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah

dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Indikator rasio

profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset

(ROA). Octa (2017) menyatakan bahwa bahwa profitabilitas berpengaruh

terhadap audit report lag karena perusahaan yang mengalami tingkat

profitabilitas tinggi cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat

mungkin dan tidak akan menunda penerbitan laporan keuangan mereka.

Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan laba akan

cenderung mengalami audit report lag yang lebih pendek, sehingga kabar

baik tersebut dapat segera disampaikan kepada investor dan pihak – pihak

yang berkepentingan lainnya. Sedangkan perusahaan yang mengalami

kerugian maka penerbitan laporan keuangannya akan ditunda karena hal

tersebut merupakan kabar buruk. Hal ini sejalan dengan penelitian

Tannuka (2018) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi membutuhkan proses pengauditan laporan

keuangan yang lebih cepat karena adanya tuntutan untuk segera

menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Begitu pula dengan

penelitian Firdaus (2021), Istiqomah (2020), dan penelitian Istiqomah dan

Khusnah (2022) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif


35

terhadap audit report lag. Berdasrkan uraian diatas, hipotesis yang

diajukan sebagai berikut :

H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.

3. Pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag

Menurut Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Rachmawati (2008)

menyatakan bahwa prosentase dari hutang terhadap total aset

menggambarkan adanya kondisi keuangan dari sebuah perusahaan.

Apabila kondisi menggambarkan bahwa jumlah hutang yang dimiliki

perusahaan tinggi maka hal ini juga akan mempengaruhi proses audit,

aditor perlu meningkatkan kehati-hatian dan kecermatan yang lebih dalam

lagi dalam proses pengauditan. Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian

Dura (2017) yaitu solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag dan

menunjukkan bahwa tingginya jumlah hutang yang dimiliki perusahaan

akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih panjang. Penelitian Gaol

dan Mariana (2020), Sastrawan dan Latrini (2016), dan Kalinggajaya

(2018) juga menyatakan hasil bahwa solvabilitas berpengaruh positif

terhadap audit report lag. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang

diajukan sebagai berikut :

H3 : Solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.

4. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit report lag.

Ukuran perusahaan merupakan besar atau kecilnya suatu

perusahaan yang dapat diukur berdasarkan ukuran nominalnya seperti

dengan menggunakan jumlah kekayaan (total asset), juga memiliki


36

penjualan, maupun ekuitas yang besar pula (Kalinggajaya, 2018). Menurut

penelitian Octa ( 2017 ) yang menggunakan total aktiva dalam penentuan

ukuran perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari

total aktiva. perusahaan besar cenderung akan menyelesaikan proses

auditnya lebih cepat dan tepat waktu dibandingkan perusahaan yang

levelnya kecil atau menengah. Adapun beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi seperti manajemen perusahaan yang berskala besar

cenderung memberikan insentif untuk mengurangi dampak audit report

lag karena biasanya perusahaan tersebut dipantau oleh investor, pengawas

permodalan, dan pemerintah (Dura, 2017). Semakin besar ukuran dari

sebuah perusahaan maka akan semakin dikenal oleh masyarakat pula, oleh

sebab itu dengan semakin dikenalnya perusahaan maka akan ada tuntuan

transparansi juga terkait kondisi perusahaan. Hasil dari penelitian

Kalinggajaya (2018), Firdaus (2021), dan penelitian Lisa (2020)

menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit

report lag. Maka berdasrkan uraian diatas, diajukan hipotesis sebagai

berikut :

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report

lag.

5. Pengaruh umur perusahaan terhadap audit report lag

Umur perusahaan merupakan umur perusahaan atau lamanya

perusahaan sejak terdaftar di BEI. Umur perusahaan dihitung dari tahun

perusahaan listing di BEI sampai dengan tahun penelitian, semakin


37

lamanya umur listing perusahaan maka jangka waktu pelaporan auditnya

akan semakin cepat, demikian pula jika umur listing perusahaan tersebut

masih baru maka jangka waktu pelaporan auditnya juga akan semakin

lama. Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya telah melakukan

ekspansi dengan membuka cabang atau usaha di beberapa daerah

(Widiastuti dan Kartika, 2018) hal ini sejalan dengan penelitian Gaol dan

Mariana (2020) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki umur

yang lebih lama dinilai lebih mampu dan terampil dalam mengumpulkan,

memproses, dan menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah

memiliki pengalaman yang banyak. Adapun hasil penelitian dari

Istiqomah (2020), Istiqomah dan Khusnah (2022) menyatakan bahwa

umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report

lag. Maka berdasarkan uraian diatas, diajukan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report

lag.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rangkaian prosedur dan metode yang dipakai

untuk menganalisis dan menghimpun data untuk menentukan variabel yang

akan menjadi topik penelitian. Dibuatnya desain penelitian agar penelitian bisa

berjalan sesuai dengan pedoman dan tidak menyimpang sehingga tujuan

penelitian lebih mudah diraih.

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah

bagaimana pengaruh likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan

dan umur perusahaan secara parsial terhadap audit report lag pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019-2021. Kajian

Teoritis penelitian ini yaitu : Grand Theory yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Teori Keagenan. Supporting theory yang akan mendukung penelitian

ini adalah likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur

perusahaan, dan audit report lag. Selain menggunakan kajian teori, penelitian

ini juga menggunakan kajian empiris dari penelitian sebelumnya. Hipotesis

yang dapat diajukan ada 5 hipotesis dengan pertimbangan kajian teori dan

kajian empiris.

Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi

dan studi pustaka kemudian teknik penentuan sampel menggunakan metode

purposive sampling yang dilakukan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian dilakukan dengan uji asumsi

38
39

klasik, analisis regresi linier berganda, uji kelayakan model, uji t, dan uji

koefisien determinasi (R²) . Hasil dari pengujian ini berupa tabel dan diagram

yang kemudian diinterpretasikan dalam deskripsi yang mudah dipahami.

Penjelasan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Fenomena dan Masalah

Rumusan Masalah

Kajian Teoritis Kajian Empiris

Hipotesis

Populasi dan Sampel

Teknik Analisis Data

Hasil

GAMBAR 3. 1
DESAIN PENELITIAN PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS,
SOLVABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2019 – 2021
Sumber : Data diolah, 2022
40

3.2 Identifikasi Variabel

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yang terdiri dari :

1. Variabel Bebas (Independent Variabel )

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah likuiditas (X1),

Profitabilitas (X2), solvabilitas (X3), ukuran perusahaan (X4), dan umur

perusahaan (X5)

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat

dalam penelitian ini adalah Audit report lag (Y).

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel digunakan untuk membatasi ruang lingkup

atau pengertian masing-masing variabel yang akan diteliti. Definisi operasional

ini juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan

terhadap variabel-variabel yang bersangkutan. Definisi operasional dalam

penelitian ini yaitu :


41

TABEL 3. 1

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

No Variabel Definisi Indikator Skala

1 Audit report Audit report lag merupakan Jumlah hari Hari


lag (Y) lamanya waktu yang penyelesaian
Agustina dibutuhkan oleh auditor (tanggal lap.
(2021). independen untuk Keuangan – tanggal
menyelesaikan pekerjaan lap. audit)
auditnya
2 Likuditas (X1) Likuiditas merupakan bentuk CURRENT RATIO Rasio
Andika (2015) dari kemampuan perusahaan = (asset lancar :
untuk memenuhi kewajiban lancar) x
kewajibannya membayar 100%
utang jangka pendeknya.

3 Profitabilitas Profitabilitas merupakan ke- ROA = (laba bersih Rasio


(X2) mampuan perusahaan untuk setelah pajak : total
Tannuka memperolah laba atau asset) ×100%
(2018) keuntungan selama periode
tertentu

4 Solvabilitas Solvabilitas menunjukkan DAR = (Total Rasio


(X3) kemampuan perusahaan hutang : Total
Andika (2015) untuk memenuhi kewajiban Asset) × 100 %
jangka panjangnya atau pada
saat terjadi likuidasi.
5 Ukuran Ukuran perusahaan Log natural (Total Rasio
Perusahaan merupakan suatu gambaran Asset)
(X4) besar kecilnya sebuah
Kalinggajaya perusahaan
(2018)
6 Umur Umur perusahaan pada Tahun penelitian – Tahun
Perusahaan penelitian ini ditinjau dari Tahun perusahaan
(X5) umur listing perusahaan di terdaftar di BEI
Agustina Bursa Efek Indonesia (BEI)
(2021).

Sumber : Data diolah, 2022


42

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu

berupa sumber data tertulis dari perusahaan manufaktur yang dipublikasikan di

Bursa Efek Indonesia dalam websitenya www.idx.co.id. Data yang digunakan

berupa data laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang ada di

Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021. Penelitian ini juga menggunakan

metode studi pustaka yang merupakan metode pengumpulan data dengan

melakukan telaah pustaka dan mengkaji berbagai sumber, seperti buku, jurnal,

dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang berbentuk

angka-angka (Sugiyono, 2018). Angka-angka yang terdapat dalam

laporan keuangan yang kemudian diolah untuk mendapatkan hasil

penelitian.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja

dikumpulkan oleh penulis yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan

data penelitian yang diperoleh dari perhitungan dalam laporan keuangan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


43

3.6 Teknik Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2019-2021 dengan jumlah 219 perusahaan.

Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan metode purposive

sampling yaitu metode penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2018:85) dengan menggunakan karakteristik :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama tahun 2019-2021 secara berturut-turut.

2. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan periode tahun 2019-

2021.

3. Perusahaan yang laporan keuangannya menggunakan mata uang Rp.

4. Perusahaan yang mendapatkan laba

TABEL 3. 2

SELEKSI PEMILIHAN SAMPEL

Keterangan Jumlah

Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 219


Pengambilan sampel berdasarkan kriteria (purposive sampling):
1. Perusahaan yang tidak terdaftar di BEI secara berturut-
(38)
turut dari tahun 2019-2021
2. Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan
(23)
periode tahun 2019-2021
3. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rp (26)
4. Perusahaan yang tidak mendapatkan laba (47)
Sampel Penelitian 85
Outlier (31)
44

Jumlah sampel 54
Total Sampel (n x periode penelitian) (54 x 3 tahun) 162
Sumber : Data diolah, 2022

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.7.1 Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

umum atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, maksimum, minimum, dan distribusi frekuensi (Ghozali,

2016).

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian regresi dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini

memenuhi syarat uji dari asumsi klasik. Dengan adanya pengujian ini

diharapkan agar model regresi yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian

asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Berikut ini penjelasan uji

asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel independendan dependen keduanya memiliki

distribusi normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2011),

uji statistik yang digunakan untuk menguji normalitas adalah uji


45

statistik Kormogorov-smirnov (K-S). Pedoman dalam pengambilan

keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah

sebagai berikut:

A. Nilai signifikan (asymtotic significance) < 0,05 maka

distribusi dikatakan tidak normal.

B. Nilai signifikan (asymtotic significance) ≥ 0,05 maka

distribusi dikatakan normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah

ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen.

Multikolinearitas menyatakan hubungan antar sesama variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009:95).

Deteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor)

dan tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika besar

nilai VIF ≤ 10 dan nilai tolerance ≥ 0,10 (Ghozali, 2009:96).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda


46

disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastisitas (Ghozali, 2009:125). Uji Heteroskedastisitas

dengan uji glejser untuk meregresi nilai absolute residual dari

model yang diestimasi terhadap variabel independen. Dasar

pengambilan keputusan untuk uji glejser, yaitu:

1. Jika nilai signifikan pada tabel cofficient dalam uji

glejser < 0,05 maka mengidikasi telah terjadi

heteroskedastisitas.

2. Jika nilai signifikan pada tabel cofficient dalam uji

glejser ≥ 0,05 maka mengidikasi telah terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi

antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1

(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson

(DW-Test). dimana dalam pengambilan keputusan melihat

berapa jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka

ketentuannya pada tabel Durbin Watson. Nilai Durbin Watson

(DW) harus dihitung terlebih dahulu, kemudian dibandingkan

dengan nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk

berbagai nilai n (jumlah sampel) dan k (jumlah variabel bebas)


47

yang ada di dalam tabel Durbin Watson dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. DW < dL, terdapat autokorelasi positif (+)

2. dL < DW < dU, tidak dapat disimpulkan

3. dU < DW < 4-dU, tidak terjadi autokorelasi

4. 4-dU < DW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan

5. DW < 4-dL, terdapat autokorelasi negatif (-)

3.7.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Pada penelitian ini digunakan lima variabel independen dan satu

variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah regresi berganda (multiple regression), yaitu regresi

yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent. Regresi berganda digunakan

untuk menguji H1, H2, H3, H4, dan H5 dengan pendekatan interaksi

yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasi peneliti mengenai pengaruh

likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan umur

perusahaan terhadap audit report lag. Persamaan regresinya adalah

sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β 2 X2 + β 3 X3 + β 4 X4 + β 5 X5 + e ………….(1)

Dimana :

Y : Audit report lag

α : Konstanta

β 1, β 2, β 3, β 4 dan β 5 : Koefisien regresi


48

X1 : Likuiditas

X2 : Profitabilitas

X3 : Solvabilitas

X4 : Ukuran Perusahaan

X5 : Umur Perusahaan

e : Error

3.7.4 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji kelayakan model merupakan tahapan awal mengidentifikasi

model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Layak disini maksudnya

adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Apabila nilai probabilitas F hitung (sig.) lebih kecil dari tingkat

kesalahan/error 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang

diestimasi layak, sedangkan apabila nilai probabilitas lebih besar dari

0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi tidak

layak.

3.7.5 Uji Statistik t (t-test)

Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel

independen secara individual dalam memengaruhi variabel dependen

(Ghozali, 2018:97). Uji t dapat dilihat melalui nilai profitabilitas

signifikansi t yang akan dibandingkan dengan batas signifikansi yang

ditetapkan sebesar 0,05. Ketika nilai signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis

diterima (koefisien regresi signifikan), berarti variabel independen


49

berpengaruh pada variabel dependen. Namun, ketika nilai signifikansi t

> 0,05, berarti variabel independen tidak berpengaruh pada variabel

dependen.

3.7.6 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai Adj R² yang kecil

menunjukkan kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan

variabel-variabel terikat sangat terbatas (Ghozali, 2011).

Anda mungkin juga menyukai