Anda di halaman 1dari 76

Tugas Final Mata Kuliah Manajemen Keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERSADARKAN


METODE VERTIKAL – HORIZONTAL DAN ANALISIS RASIO
UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PADA PT. SAWERIGADING UTAMA
SOROWAKO
(PERIODE 2015-2017)

ANDI TENRI DETTYA ULENG PANGERANG

A201 18 1 005

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
PRAKATA

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan

kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan tugas pengganti Final ini yang berjudul “Analisis Laporan

Keuangan Berdasarkan Metode Vertikal – Horizontal dan Analisis Rasio Untuk

Mengevaluasi Kinerja Karyawan Perusahaan Pada PT. Sawerigading Utama

Sorowako Periode 2015-2017” dalam bentuk maupun isi yang sangat sederhana

yang merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam

menyelesaikan maka kuliah Manajemen Keuangan di Program Magister

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Selesainya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik

dalam proses pembelajaran, arahan, bantuan, serta dukungan. Oleh karena itu

peneliti juga menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua, yang telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan tugas ini, baik yang bersifat material maupun non

material, serta do’a yang tiada hentinya untuk mendukung kesuksesan

anaknya guna menyelesaikan studi ini.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rakhman Laba, S.E., MBA selaku dosen

peneliti yang telah banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran

memberikan motivasi, arahan, serta bimbingan kepada peneliti

menyelesaikan penelitian ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Syamsyu Alam, SE., M.Si., CIPM selaku ketua

program studi Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin

ii
4. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Kadir, S.E., MM., CIPM selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

5. Para pegawai Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin dan

seluruh staff lainnya.

6. Teman – teman Kelas B2 MM yang telah berpartisipati dalam

keberlangsungan penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat

peneliti harapkan demi tercapainya penulisan yang lebih baik. Harapan peneliti

semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pihak-pihak yang

membutuhkannya.

Makassar, 13 Desember 2017

Peneliti

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


PRAKATA ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 4
1.4.1 Kegunaan Teoretis............................................................... 4
1.4.2 Kegunaan Praktis................................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan.................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 5


2.1 Landasan Teori ............................................................................. 5
2.1.1 Pengelolaan Keuangan........................................................ 5
2.1.1.1 Laporan Keuangan .................................................. 5
2.1.1.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ................................ 6
2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuanga......................................... 8
2.1.1.4 Penggunaan Laporan Keuangan ............................. 9
2.1.1.5 Analisis Laporan Keuangan ..................................... 10
2.1.1.6 Teknik Analisis Laporan Keuangan .......................... 10
2.1.1.7 Teori Rasio Keuangan ............................................. 14
2.1.2 Konsep Evaluasi Kinerja ...................................................... 23
2.1.3 Konsep Proyeksi Cash Flow ................................................ 24
2.1.4 Kebijakan Pembiayaan ........................................................ 25
2.1.5 Kebijakan Penganggaran ..................................................... 26
2.1.6 Kondisi Utama Usaha (Core Business) ................................ 27

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 28


3.1 Analisis Horizontal PT. Sawerigading Utama Sorowako ............... 28
3.1.1 Analisis Horizontal Laporan Posisi Keuangan 2015-2017 .... 28
3.1.2 Analisis Horizontal Laporan Rugi Laba 2015-2017............... 33
3.1.3 Analisis Horizontal Laporan Arus Kas 2015-2017 ................ 36
3.2 Analisis Vertikal PT. Sawerigading Utama Sorowako .................... 39
3.2.1 Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan 2015-2017 ........ 39
3.2.2 Analisis Vertikal Laporan Rugi Laba 2015-2017 ................... 46
3.2.2 Analisis Vertikal Laporan Arus Kas 2015-2017 .................... 49
3.3 Analisis Rasio Keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako ...... 53
3.3.1 Analisis Rasio Profitabilitas 2015-2017 ................................ 54
3.3.2 Analisis Rasio Liabilitas 2015-2017 ...................................... 56
3.3.3 Analisis Rasio Aktivitas 2015-2017 ...................................... 60
3.3.4 Analisis Rasio Financial Leverage........................................ 60
3.4 Analisis Proteksi Arus Kas PT. Sawerigading Utama Sorowako .... 61

iv
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 63
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 63
4.2 Saran ............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 67

LAMPIRAN ................................................................................................... 68

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 69

2 Surat Keterangan Izin Penelitian .................................................. 70

3 Surat Bukti Izin Usaha Perdagangan PT. Sawerigading Utama ... 71

4 Surat Bukti Keterangan NPWP PT. Sawerigading Utama ............ 72

5 Bukti Kartu NPWP PT. Sawerigading Utama ............................... 73

6 Bukti Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ........................ 74

PT. Sawerigading Utama ............................................................. 75

7 Bukti Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas (PT) .......... 76

8 Laporan Neraca PT. Sawerigading Utama Sorowako .................. 77

9 Laporan Laba Rugi PT. Sawerigading Utama Sorowako ............. 78

10 Laporan Arus Kas ....................................................................... 79

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan globalisasi saat ini, Indonesia sebagai salah satu

negera berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan

ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap

mampu menopang dan meningkatkan kesejahtraan masyarakat secara adil dan

merata. Perseroan Terbatas (PT) baik Tbk maupun yang tertutup merupakan

salah satu pilar ekonomi yang dianggap mampu untuk mewujudkan kesejahtraan

masyarakat Indonesia. Dengan melihat pentingnya peran Perseroan Terbatas

dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi masyarakat salah satu cara untuk

mengukur keberhasilan pencapaian tersebut dengan melakukan analisis kinerja

laporan keuangannya.

Laporan keuangan disususn berdasarkan standar yang telah ditetapkan

diantaranya Standar Akuntansi Keuangan dapat digunakan secara global yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan International Financial Reporting

Standars (IFRS) yang di adaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional

(International Accounting Standards Board) yang dapat digunakan secara

Internasional. Standar Akuntansi Keuangan memberikan flesibilitas bagi

manajemen dalam memilih metode ataupun estimasi akuntansi yang digunakan.

Kebebasan dalam memilih metode, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan

laporan keuangan yang berbeda-beda disetiap perusahaan.

1
2

Dalam menjalankan sebuah usaha dibutuhkan perencanaan dan perlunya

menganalisis laporan keuangan agar dapat berjalan dengan baik dan mampu

menunjungkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan baik. Analisis

merupakan proses perencanaan yang terdiri beberapa bagian atau komponen

yang saling berhubungan atau berkesinambungan agar mendapatkan pengertian

yang berupa sumber informasi yang tepat serta memiliki pemahaman arti

keseluruhan. Salah satu analisis tersebut adalah analisis laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah data keuangan perusahaan untuk melihat

seberapa jauh aktivitas perusahaan dan bagaimana tingkat keberhasilan

perusahaan tersebut selama satu periode berjalan. Oleh karena itu, laporan

keuangan yang disajikan harus akuntabel, transparan, wajar, mudah dipahami

dan dan dapat diperbandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Laporan

keuangan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas,

Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Tetapi dalam

menganalisis laporan keuangan data yang digunkan adalah Neraca, Laporan

Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas. Neraca merupakan laporan yang

menggambarkan posisis aktiva dan pasiva yang dimiliki suatu perusahaan pada

periode tertentu. Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan

penghasilan dari aktivitas pengeluaran dan penerimaan suatu perusahaan pada

periode tertentu. Dan laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan

aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.

Salah satu Perseroan Terbatas yang saat ini turut andil dalam

perkembangan perekonomian Indonesia adalah PT. Sawerigading Utama

Sorowako yang merupakan salah satu perusahaan tertutup yang menjadi salah

satu mitra PT. Vale Indonesia yang bergerak di industry pertambangan. PT.
3

Sawerigading Utama Sorowako merupakan mitra perusahaan yang membantu

dalam penyediaan alat kontruksi dan menjadi salah satu pihak ketiga dalam

rekrutment PT. Vale Indonesia. Sehingga untuk menilai perusahaan dapat

bekerja secara efektif dan efisien dibutuhkan analisis laporan keuangan, salah

satu metode yang digunkaan adalah analisis laporan horizontal (dinamis),

analisis laporan vertical, dan analisis rasio keuangan. Pentingnya nalisis laporan

keuangan sebagai salah satu informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan

untuk mengambil keputusan, seperti yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

sangat tertarik untuk mendalami dan membahas topic tentang “ANALISIS

LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN METODE VERTIKAL – HORIZONTAL

DAN ANALISIS RASIO UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN PADA PT. SAWERIGADING UTAMA SOROWAKO”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako pada

periode 2015-2017 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan

analisis horizontal?

2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako pada

periode 2015-2017 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan

analisis vertical?

3. Bagaimana kinerja keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako pada

periode 2015-2017 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan

analisis rasio keuangan?


4

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako

pada periode 2015-2017 ditinjau dari laporan keuangan dengan

menggunakan analisis horizontal.

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako

pada periode 2015-2017 ditinjau dari laporan keuangan dengan

menggunakan analisis vertical.

3. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Sawerigading Utama Sorowako

pada periode 2015-2017 ditinjau dari laporan keuangan dengan

menggunakan analisis rasio keuangan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah dan

memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan

dengan penilaian kinerja laporan keuangan yang ditinjau dari analisis horizontal –

vertical, analisis rasio keuangan dan analisis investasi..

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi PT.

Sawerigading Utama Sorowako untuk melihat hasil analisis kinerja laporan

keuangannya yang ditinjau dari analisis horizontal – vertical, analisis rasio

keuangan dan analisis investasi.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengelolaan Keuangan

2.1.1.1 Laporan Keuangan

Menurut kasmir (2016: 7), secara sederhana pengertian laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan, dalam hal ini suatu kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Ia berkata

“maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan saat ini adalah

merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan

laba rugi).”

Munawir (2010: 5) mengemukakan laporan keuangan terdiri dari neraca dan

perhitungan laba rugi serta perusahaan modal dimana neraca menunjukkan atau

menggambarkan jumlah aktiva, hutang atau modal dari suatu perusahaan pada

tanggal tertentu sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang

telah dicapai oleh perusahan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan

laporan perubahan modal menunjukkan sumber-sumber penggunaan dana atau

alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal. Dari beberapa pengertian

diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari

kegiatan akuntansi yang menggambarkan keadaan atau kondisi keuangan suatu

perusahaan, serta menjadi informasi bagi para pemakai dalam mengambil

keputusan ekonomi. mengukur perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui

dengan melakukan pengukuran laporan keuangana. Pengukuran laporan keuangan

yang disajikan bermaksud dapat bermanfaat bagi pengguna informasi untuk

mengetahui kuat lemahnya suatu perusahaan.


6

2.1.1.2 Jenis – Jenis Laporan Keuangan

Menurut Warsono (2001: 25) ada 2 macam bentuk laporan keuangan utama yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan yaitu Neraca dan Laporan laba rugi.

a. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu

organisasi pada suatu periode tertentu. Neraca perusahaan ini disusun berdasarkan

persamaan dasar akuntansi, yaitu bahwa kekayaan atau aktiva (asets) sama dengan

kewajiban (liabilities) ditambah modal saham (stock equities).

b. Laporan laba-rugi

Laporan laba-rugi adalah laporan keuangan yang mengambarkan hasil-hasil

usaha yang dicapai selama periode tertentu. Laba rugi bersih adalah selisih antara

pendapatan total dengan biaya atau pengeluaran total. Pendapatan mengukur aliran

masuk asset bersih (setelah dikurangi utang) dari penjualan barang atau jasa.

Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang penting

disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar

perusahaan, kualitas manajemen dan yang lainnya.

Ada 3 macam laporan keuangan yang pokok dihasilkan yaitu neraca, laporan

laba-rugi, dan laporan aliran kas.

1. Neraca

Menurut Munawir (2010: 13), neraca adalah laporan yang sistematis tentang

aktiva, utang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuannya

adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal

tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan di tentukan sisanya pada

suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance

Aset. Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha

pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumberdaya ekonomis (asset), kewajiban


7

ekonomis (utang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut. Dengan demikian

neraca dapat meringkaskan posisi keuangan suatu perusaahaan pada tanggal tertentu.

Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas

perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan kemampuan

menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.

2. Laporan laba-rugi

Menurut Munawir (2010: 26), laporan laba-rugi merupakan laporan yang

sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan

selama periode tertentu. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup

aktivitas rutin atau operasional, dan aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan

semestinya agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan.

Menurut Hanafi (2003: 57), ada beberapa elemen pokok dalam laporan laba-rugi antara

lain: pendapatan operasional, beban operasional, dan untung atau rugi (Gain or Loss).

Pendapatan didefinisikan sebagai asset masuk selama periode dimana perusahaan

mempoduksi dan menyerahkan barang yang merupakan operasi pokok perusahaan.

Beban operasional didefinisikan sebagai asset keluar selama periode dimana

perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang. Untung (gain) didefinisaikan

sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental. Rugi (loss)

didefinisikan sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bersifat insidental.

3. Laporan aliran kas

Menurut Hanafi (2003: 59), laporan arus kas digunakan untuk menganalisis dan

memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama

periode tertentu. Laporan aliran kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode

tertentu. Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemapuan

perusahaan menghasilkan kas.


8

2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama pembuatan dan penyusunan laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan dalam

pengambilan suatu keputusan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), tujuan

laporan keuangan adalah: “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum laporan

keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik

pada sesuatu tertentu maupun pada periode tertentu. Menurut Kasmir (2016: 10-11)

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyususunan laporan keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada

suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manejemen perusahaan dalam suatu

periode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

h. Informasi keuangan lainnya.


9

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan

keuangan adalah:

1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset

perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan, sebagai

bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan yang timbul

dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan meramalkan

apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan datang sehingga

akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih menguntungkan.

3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai

aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama periode tertentu.

Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan keuangan juga bertujuan

sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.

2.1.1.4 Penggunaan Laporan Keuangan

Laporan Keuangn bermanfaat karena membantu pengguna dalam

pengambilan keputusanekonomi yang lebih baik. Hasil analisis laporan keungan

akan mampu membantu mengimprestasikan berbagaihubungan kunci dan

kecenderungan yang dapat memberikan dasra pertimbangan mengenai

potensikeberhasilan perusahaan di masa yang akan datang Analisis laporan

keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik anasisispadalaporan

dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-

hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Jadi,

fungsi utamaanalisis laporan keuangan adalah untuk mengkonversikan data menjadi

informasi.Analisis Laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa

tujuan,misalanya dapatdigunakan sebagai alat screening awal dalam memilih

alternativef investasi atau merger, sebagai alat forecasting menganai kondisi dan
10

kinerja keuangan di masa yang akan datang, sebagai diagnosisterhadap masalah-

masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, atau sebagaialat

evaluasiterhadap manajemen.Dari semua tujuan tersebut, yang terpenting dari

analisis laporan keuangan adalahtujuannya unutk mengurangi ketergantungan

pengambilan keputusan pada dugaan murni, terkaandan intuisi, mengurangi dan

mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakkan padasetiap proses

pengambilan keputusan.

2.1.1.5 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2016:66), mengemukakan analisis laporan keuangan bahwa: “Agar

laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh

berbagai pihak, maka perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Hasil analisis laporan

keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang

dimiliki perusahaan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan

tergambar kinerja manajemen selama ini.

Menurut Munawir (2010:35), analisis laporan keuangan adalah: Analisis laporan

keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari dari pada hubungan dan

tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keunagn dan hasil

operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

2.1.1.6 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap

penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis horisontal dan analisis vertikal. Analisis

horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk

beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya.

Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu

periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu
11

dengan akun yang lain dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan diketahui

keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Menurut Munawir (2010:36-37),

teknik analisis laporan keuangan terdiri dari :

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisis

dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau

lebih, dengan menunjukkan:

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.

c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase.

d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio.

e. Persentase dalam total.

Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu

merupakan permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis

laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu

untuk membuat agar data lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Teori Tentang

Analisis Horizontal (Analisis Trend atau time series) adalah analisis rasio

perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present

ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-

rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan

yang sama. Analisis Time Series juga merupakan rangkaian data yang diukur

berdasarkan waktu dengan interval yang uniform. Analisis deret waktu (time

series analysis) merupakan metode yang mempelajari deret waktu, baik dari segi

teori yang membawahinya maupun untuk membuat peramalan (prediksi). Prediksi

deret waktu adalah penggunaan model untuk memprediksi nilai di waktu

mendatang berdasar peristiwa yang telah terjadi (Wikipedia, 2008). Analisis data
12

deret waktu pada dasarnya digunakan untuk melakukan analisis data yang

mempertimbangkan pengaruh waktu. Data-data yang dikumpulkan secara periodik

berdasarkan urutan waktu, bisa dalam jam, hari, minggu, bulan, kuartal dan tahun,

bisa dilakukan analisis menggunakan metode analisis data deret waktu. Analisis

data deret waktu tidak hanya bisa dilakukan untuk satu variabel (Univariate) tetapi

juga bisa untuk banyak variabel (Multivariate). Selain itu pada analisis data deret

waktu bisa dilakukan peramalan data beberapa periode ke depan yang sangat

membantu dalam menyusun perencanaan ke depan (Marbun, 2008). Salah satu

metode analisis time series (analisis horizonal) yang biasa digunakan yaitu analisis

perbandinga (comparisson analysis):

Analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang

dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horizontal dan

membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukkan informasi

keuangan atau data lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit. Teknik

perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan penurunan dalam rupiah

atau unit dan juga dalam persentase atau perbandingan dalam bentuk angka

perbandingan atau rasio. Sofyan Syafri Harahap (2011:227). Tujuan analisis

perbandingan ini adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa

kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua

atau lebih periode yang dibandingkan. Perbandingan dapat juga dilakukan antara

laporan yang sudah dikonversikan ke angka indeks atau laporan bentuk common

size bentuk awam. Malah metode ini lebih mudah dan lebih sederhana

menafsirkannya disbanding laporan aslinya.

Dalam melakukan analisis laporan keuangan teknik perbandingan ini, kita

dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu,

angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rat industry, dan rasio

normatife sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antar pos

laporan keuangan dapat dilakukan melalui:


13

a. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horizontal), misalnya laporan

keuangan tahun 2010, dibandingkan dengan laporan keuangan tahun 2011.

b. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.

c. Perbandingan dengan angka-angka standar industry yang berlaku (Industrial

Norm). di Indonesia standar ini belum ada, tetapi di USA beberapa perusahaan

mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini misalnya Moody’s, Standard

& Poor dan lain-lain.

d. Perbandingan dengan budget (anggaran).

e. Perbandingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam suatu

perusahaan.

Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standar sebagai ukuran

lain yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki. Tanpa standar

pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau posisi perusahaan yang

dinilai. Dalam melakukan perbandingan ini perlu diyakinkan bahwa:

a. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.

b. Size dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarti harus

sama.

c. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan laba

rugi dan komponennya. Jangan sampai laporan Laba/Rugi satu tahun

dibandingkan dengan laporan Laba/Rugi satu semester.

Teori Tentang Analisis Vertical dimana analisis membandingkan rasio

keuangan yang berbeda-beda dari perusahaan secara bersama-sama. Para analis

biasanya tertarik pada sebagus apa kinerja yang diperlihatkan oleh perusahaan jika

dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Seringkali

perusahaan akan membandingkan nilai-nilai rasio-nya terhadap pesaing kunci atau

kelompok pesaing yang berusaha menandinginya. Jenis analisis ini, yang disebut
14

juga benchmarking, sangat populer digunakan. Perbandingan Cross Section adalah

perbandingan data keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yg

sejenis atau membandingkan pos-pos dalam neraca pada laporan neraca atau

laporan laba rugi. Salah satu metode analisis cross sectional atau analisis vertikal

yang biasa digunakan yaitu analisis common size statement.

2.1.1.7 Teori Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan laporan yang menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lainnya. Dengan

dilakukanpenyederhanaan tersebut sehingga lebih mudah atau dapat menilai secara

cepat hubungan antarapos dengan pos yang lainnya dan juga dapat

membandingkannya dengan rasio lain,dengan itukita dapat memperoleh informasi

dan memberikan penilaian. Analisis keuangan tersebutmerupakan alat utama yang

digunakan untuk memprediksi tingkat perkembangan perusahaandimasa yang akan

datang.

Informasi dan gambaran perkembangan keuangan perusahaan dapat

diperoleh denganmengadakan interprestasi dari laporan keuangan, yakni dengan

menghubungkan elemen-elemenyang ada pada laporan keuangan seperti elemen-

elemen dari berbagai aktiva satu dengan yanglainnya, elemen-elemen pasiva satu

dengan yang lainnya, elemen pasiva dengan aktiva, elemenelemenneraca dengan

elemen laba rugi, akan bias diperoleh banyak gambaran mengenai kondisikeuangan

suatu perusahaan. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi Analisis

Rasiokeuangan yang akan dikemukakan oleh para ahli ekonomi:Menurut Munawir

(2007 : 64), mendefinisikan laporan keuangan sebagaiberikut:“Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perbandingan (mathematical

relationship)antara suatu jumlah dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan

alat analisa,berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
15

kepada penganalisatentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan terutamaapabila rasio angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio

perbandingan yangdigunakan sebagai standar”.Lalu menurut Sofyan (2006 : 297),

”mendefisi Rasio Keuangan adalah angka yang diperolehdari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yangmempunyai hubungan

yang relevan dan signifikan (berarti)”. Sedangakan menurut Muslich (2004 : 47),

”Analisis rasio merupakan alat analisis yang berguna apabila apabiladibandingkan

dengan rasio standar.

Terdapat beberapa komponen dari masing-masing jenis rasio adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang diperlukan dalam menganalisa

laporan keuangan perusahaan. karena rasio Likuiditas merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek

yang harus segera dipenuhi perusahaan. Berikut ini kan diuraikan beberapa

pengertian Likuiditas menurut beberapa ahli ekonomi: Munawir (2010 : 31),

mendefinisi Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suata perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sedangkan

menurut Sutrisno (2009 : 215), mendefinisikan likuiditas adalah kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.

Kewajiban yang segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena

itu rasio ini bias digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka

pendek, serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila

kewajiban jangka pendek ini segera ditagih.

Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur

kemampuan, yaitu :
16

a. Rasio Lancar (Current ratio)

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera pada saat jatuh tempo

pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio adalah perbandingan antara

aktiva lancar dan utang lancar.

Rumus : CR = Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

utangnya yang harus segera dipenuhi dengan mengunakan aktiva lancar yang

dimilikinya. Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui

sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin

hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang

perusahaan kepada kreditor.Current ratio kadang-kadang sudah memuaskan bagi

suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada

beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan untuk

seluruh perusahaan. Current ratio hanya merupakan kebiasaan dan akan digunakan

sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih lanjut.

b. Rasio Cepat (Quick ratio)

Rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau

membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar

tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Quick ratio merupakan rasio antara aktiva

lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini

menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk

melunasi hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar,

sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah yakni menjadi
17

piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak

memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif

lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan

lebih likuid daripada piutang. Jika current ratio tinggi tapi quick rationya rendah

menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.

Rumus: QTR = Kas + Quic Asset

Kewajiban Lancar

c. Cash Ratio

Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

uang kas yang tersedia untuk membayar utang.Rasio ini untuk mengukur jumlah kas

tersedia dibanding dengan hutang lancar. Pengertian kas kadang-kadang diperluas

dengan setara kas (cash equivalent) meliputi surat berharga yang mudah

diperjualbelikan.Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat

berharga. Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar

utang jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera

diuangkan.

Rumus Cash Ratio = Kas + Surat surat berharga

Hutang lancar

2.Rasio Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hal yang penting untuk mengetahui perkembangan

suatu perusahaan karena dengan profitabilitas manajemen dapat mengukur

kemampuan dan kesuksesan perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Dan juga

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh pendapatan

diatas biaya-biaya yang diperhitungkan. Berikut ini akan diuraikan beberapa

pengertian Profitabilitas menurut beberapa ahli keuangan: Menurut Sutrisno (2009 :


18

222) rasio keuntungan digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat

keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, dimana semakin besar tingkat

keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu perusahaan yang

menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal atau aktiva yang

menghasilkan laba tersebut. Untuk mengetahui tingkat Profitabilitas suatu

perusahaan dapat di ukur dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yaitu:

a. GrossProfit Margin

b. NetProfit Margin

c. Return on Asset

d. Return On Equity

Berikut akan diuraikan mengenai penjelasan mengenai rumus dan

kegunaann masingmasingrasio-rasio tersebut:

a. Gross Profit Margin

Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian

harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan

untuk berproduksi secara efisien. Gross profit margin merupakan persentase laba

kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik

keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok

penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya,

semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan.

Gross profit margin dihitung dengan formula: = Penjualan bersih-HPP

Penjualan bersih

b. Net Profit Margin

Net profit margin (sales margin) adalah untuk melihat efisiensi perusahaan

dalam mencapai volume penjualan untuk menghasilkan laba yang diharapkan,


19

sedangkan operation assets turnover untuk melihat efektivitas perusahaan yang

dapat terjamin dan kecepatan operating assets turn over perusahaan.Suatu faktor

yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan adalah sampai sejauh mana

perusahaan mengelola usahanya agar dapat menghasilkan laba yang maksimal,

sedangkan laba itu sangat dipengaruhi oleh sejauhmana perusahaan mencapai

tingkat volume penjualan dengan biaya yang sewajarnya, karena tingkat efisiensi

dalam perusahaan akan menyebabkan semakin tinggi pula pencapaian net profit

margin perusahaan.

Adapun rumus net profit tersebut adalah : Laba bersih × 100%

Penjualan bersih

c. Return On Asset

ROA sering juga disebut dengan istilah earning power adalah perbandingan

antara laba sebelum pajak dengan keseluruhan modal perusahaan. Adapun laba

yang dimaksud adalah laba operasi dan modal adalah jumlah aktiva. Syarifuddin

Alwi (1999: 13) mengemukakan bahwa rasio rentabilitas ekonomis adalah salah

satu rasio rentabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur tingkat kemampuan

perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan pada operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dan operasi

perusahaan (net operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang

digunakan untuk menghasilkan operasi tersebut (net operating assets).Batas

penjelasan tersebut diberikan suatu rumusan, adalah :

= Laba bersih setelah pajak

Total aktiva
20

d. Return On Equity

Roe menyangkut bagaimana tingkat kemampuan modal sendiri dengan

menghasilkan keuntungan yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal

tetapi khususnya modal sendiri.

Rumus ROE = Laba bersih setelah pajak

Total aktiva- utang lancar

2. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas diukur dengan perbandingan antara total aktiva dengan total

utang,ukuran tersebut mensyaratkan agar perusahaan mampu memenuhi semua

kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.

Perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi ideal, apabila perusahaan dapat

memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Likuid) dan juga dapat memenuhi

kewajiban jangka panjangnya (Solvable). Analisis Solvabilitas memiliki tujuan

yaitu untuk mengetahui apakah kekayaan perusahaan mampu untuk mendukung

kegiatan perusahaan tersebut.

Sutrisno (2009 :15), mendefinisikan Solvabilitas adalah kemampuan

perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan

dilikuidasi. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Solvabilitas

merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utang

perusahaan,baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Untuk

mengetahui tingkat Solvabilitas suatu perusahaan maka dapat dihitung dengan

menggunakan rasio keuangan sebagai berikut:

a. Debt to Equity Ratio

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik

dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang

mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut
21

juga rasio leverage. Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa

bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan

permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal

pemegang saham.

Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan

pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah

modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau berasal dari

mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain)

(Riyanto, 2008:22). Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan

perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan

modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

dengan menggunakan modal yang ada. Rasio hutang modal dihitung dengan

formula:

DER = Total Kewajiban

Total Ekuitas

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas

ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai

jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat

keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya

persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat

penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang

tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila

ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Yang termasuk ke dalam rasio

aktivitas adalah sebagai berikut:


22

1) Receivable Turn Over

Rasio ini menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan

perusahaan dalam penagihan piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini akan

semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Akan

tetapi, rasio yang terlalu tinggi juga bisa mengakibatkan ketidaksukaan pelanggan

sehingga bisa mengakibatkan pelangan lari karena kebijakan ktredit yang terlalu

ketat.

RTO = Penjualan bersih

Rata-rata piutang dagang

2) Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam

inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan

tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334).

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang

dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi

operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal

yang ada pada persediaan. Banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang

menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin

dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market)

sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka

persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih baik

menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir

dibagi dua. Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:

ITO = Harga Pokok Penjualan

Rata-rata persediaan barang


23

3) Accounts Receivable Turn Over (perputaran piutang)

Total Accounts Receivable Turn Over merupakan perbandingan antara

pendapatan bersih dibandingkan dengan piutang usaha dan piutang lain suatu

perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total piutang

dalam satu periode tertentu. Accounts Receivable Turn Over merupakan rasio yang

menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan piutang perusahaan dalam

aktiva.

ART = Pedapatan Bersih

Piutang Usaha + Piutang lain lain

2.1.2 Konsep Evaluasi Kinerja

Meggison (Mangkunegara, 2005:9) mendefinisikan evaluasi/penilaian kinerja

adlaah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang

karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Dengan demikian, evaluasi kinerja dapat dikatakan sebagai suatu sistem dan cara

penilaian pencapaian hasil kerja individu pegawai, unit kerja maupun organisasi

secara keseluruhan. Tujuan dari evaluasi kinerja, diantaranya:

1. Mengidentifikasi kemampuan dan kekuatan karyawan

2. Mengindentifikasi potensi perkembangan karyawan

3. Untuk memberikan informasi bagi perkembangan karyawan

4. Untuk membuat organisasi lebih produktif

5. Untuk memberikan data bagi kompensasi karyawan yang sesuai

6. Untuk memproteksi organisasi dari tuntutan hukum perburuhan.


24

2.1.3 Konsep Proyeksi Cash Flow

Cashflow (Aliran Kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang

masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas

yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan

serta berapa saldonya setiap periode. Analisis arus kas (Cashflow) adalah Laporan

yang disusun guna menunjukkan perubahan bertambahnya atau berkurangnya uang

kas selama satu periode. Pengeluaran uang kas suatu perusahaan dapat bertambah

terus, misalnya untuk pengeluaran pembelian bahan mentah, pembayaran gajki,

upah, honor, dan lain sebagainya. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang

mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi

dana/uang yang miliki, simpan atau investasikan.

Pada umumnya, untuk kebutuhan perkreditan, proyeksi yang dilakukan

adalah bulanan. Untuk proyek jangka panjang, misalnya, pembiayaan hotel,

biasanya proyeksi bulanan dilakukan untuk 1-3 tahun pertama. Setelah itu, dilakukan

secara tahunan. Patokan yang dipakai untuk menetukan durasi proyeksi bulanan

adalah mulai dari awal proyek sampai dengan masa stabilitas komersial. Misalnya,

pembangunan sebuah hotel. Mungkin 2 tahun pertama adalah masa kontruksi.

Setelah itu, 1 tahun berikutnya adalah masa peluncuran dan promosi. Setelah itu,

dianggap penjualan akan stabil. Dengan demikian 3 tahun pertama dilakukan

proyeksi bulanan untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci. Setelah itu, tahunan

sudah cukup memadai. Untuk proyek lain, mungkin proyeksi bulanan dibutuhkan

cukup untuk 2 tahun pertama. Jadi, tergantung pada jenis dan sifat proyek yang

dibiayai. Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan

sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement sebagai berikut :

1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan

rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan

kas.
25

2. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan

datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.

3. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.

4. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit

yang diberikan kepadanya.

2.1.4 Kebijakan Pembiayaan

Kebijakan pembiyaan merupakan artikulasi dari apa yang menjadi tujuan

dalam strategi bank. Kebijakan ini harus pula memberi kontribusi bagi pengelolaan

risiko pembiayaan yang efektif dalam bentuk penyajian informasi yang memadai,

untuk membantu bank dalam melakukan penilaian secara komprehensif terhadap

risiko pembiayaan. Toleransi risiko pembiayaan, yaitu jumlah dan jenis risiko

pembiayaan yang siap diserap, harus secara jelas ditegaskan dalam kebijakan

pembiayan. Toleransi risiko ini harus searah dengan tujuan strategik bank.

Kebijakan (policy) yaitu pedoman untuk bertindak, dimana menunjukan

bagaimana sumber harus dialokasikan dan bagaimana tugas yang diberikan dalam

organisasi harus dilaksanakan sehingga manajer tingkat-fungsional dapat

melaksanakan strategi itu sebaik-baiknya. Jadi kebijakan pembiayaan merupakan

pedoman dalam upaya penyaluran pembiayaan. Jika suatu perusahaan

menyalurkan pembiayaan hanya kepada calon nasabah yang dipandang kuat, maka

kerugian karena timbulnya piutang ragu-ragu biasanya kecil. Sebaliknya, ada

kemungkinan tingkat pembiayaan akan berkurang dan laba yang seharusnya

diperoleh dari pembiayaan yang hilang tersebut, dapat lebih besar daripada biaya

yang dapat dihindarinya. Untuk menentukan setandar pembiayaan yang optimal,

maka prusahaan perlu membandingkan antara biaya marginal penyaluran

pembiayaan dan laba marginal dari peningkatan pembiayaan.


26

2.1.5 Kebijakan Penganggaran

Kebijakan anggaran atau biasa disebut politik anggaran lazim digunakan

pemerintah suatunegara dalam menjalankan kebijakan fiskal. Kebijakan masing-

masing negara bisa berbedatergantung pada keadaan dan arahyang akan dicapai

dalam jangka pendek maupun jangkapanjangnya. Kebijakan anggaran adalah

suatu teknik untuk mengubah pengeluaran ataupenerimaan Negara saat

perekonomian guncang baik karena inflasi atau deflasi (menyesuaikandengan

kondisi yang dialami Negara). Tujuan kebijakan anggaran adalah untuk

menemukanarah, tujuan dan prioritas pembangunan nasional serta

pertumbuhan ekonomi yang padagilirannya meningkatkan kemakmuran

masyarakat. Berikut adalah macam-macam anggaranyang biasa ditempuh

beberapa negara dalam mencapai manfaat tertinggi dalam mengelolaanggaran,

antara lain:

a. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)

Anggaran berimbang terjadi bilamana pemerintah menetapkan pengeluaran

sama besardengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni

terjadinya kepastian anggaranserta meningkatkan disiplin anggaran karena

pengeluaran tidak boleh dilaksanakan melebihipenerimaan. Pada anggaran

berimbang, diusahakan agar pengeluaran (belanja) danpendapatan atau

penerimaan sama. Keadaan seperti ini dapat menstabilkan ekonomi dan

anggaran. Dalam hal ini, pengeluaran disesuaikan dengan kemampuan

keuangan suatu negara.

b. Anggaran Defisit (Deficit Budget)

Kebijakan Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat

pengeluaran lebihbesar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada

perekonomian (stimulus fiskal). Umumnya sangat baik digunakan jika


27

keaadaan ekonomi sedang resesif atau pada saatkeadaan negara

mengalami depresi. (pengeluaran / belanja negara > penerimaan negara).

c. Anggaran Surplus (Surplus Budget)

Kebijakan Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat

pemasukannya lebihbesar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran

surplus dilaksanakan ketikaperekonomian pada kondisi yang ekspansi yang

mulai memanas (overheating) untukmenurunkan tekanan permintaan. Penetapan

anggaran seperti ini dilakukan pada negara yangmemiliki masa kenaikan

(Prosperity). (Pengeluaran <Penerimaan).d. Anggaran Dinamis, Anggaran dinamis

adalah suatu bentuk anggaran apabila penerimaan Negara dari tahun ketahun selalu

meningkat dan terbuka dan diiringi meningkatnya pengeluaran Negara, dari sisi

penerimaan yang perlu ditingkatkan adalah penerimaan pajak, tabungan

dan pinjaman pemerintah.

2.1.6 Kondisi Utama Usaha (Core Business)

PT. Sawerigading Utama merupakan salah satu mitra dari PT. Vale Indonesia Tbk.

Dimana PT. Sawerigading, perusahaan ini berdiri sejak tahun 1994. Selama 24 tahun PT.

Sawerigading Utama beroperasi saat ini bergerak pada jenis usaha jasa konstruksi sipil, jasa

konstruksi mekanikal, jasa pemeliharaan perumahan dan fasiltas umum, jasa penyedia tenga

kerja, jasa cleaning service, dan jasa pengeboran eksplorasi. Saat ini PT. Sawerigading Utama

juga sudah menjadi mitra PT. Trakindo Utama untuk jasa penyedia cleaning service. Dan

menjadi mitra PT. Vale Indonesia Tbk untuk bidang On Call Engineering Service, Plumbing &

Masonry Maintenance, Provision of Secondment fot CoW Mine Development, Provision of

Assistant Geologist, Bucket Maintenance Services & Line Boring, dan General Outcourching

Services.
28

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 ANALISIS HORISONTAL PT. SAWERIGADING UTAMA SOROWAKO

3.1.1 Analisis Horizontal Laporan Posisi Keuangan


PT. Sawerigading Utama Sorowako Analisis Horizontal

Laporan Posisi Keuangan

Per 31 Desember 2015 Kenaikan / Penurunan Persentasi

2015 2016 2017 2016 2017 2016 2017

Aset Lancar

Kas dan
Setara Kas IDR298.959.515 IDR459.932.108 IDR496.200.829 IDR160.972.593 IDR36.268.721 54% 8%

Investasi
Instrumen
Ekuitas IDR12.520.690 IDR13.004.215 IDR7.582.599 IDR483.525 -IDR5.421.616 4% -42%

Piutang
Usaha
kepada
Pihak Kegita IDR53.823.461 IDR48.661.106 IDR9.814.323 -IDR5.162.355 -IDR38.846.783 -10% -80%

Piutang
Lain-lain:

Pihak
Ketiga IDR2.730.158 IDR4.193.378 IDR2.823.350 IDR1.463.220 -IDR1.370.028 54% -33%

Pihak
Berelasi IDR88.107 - - 0%

Persediaan -
Neto IDR515.838 IDR1.191.117 IDR1.347.621 IDR675.279 IDR156.504 131% 13%

Pajak
Dibayar
Dimuka IDR18.011.011 IDR22.147.365 IDR29.829.184 IDR4.136.354 IDR7.681.819 23% 35%

Uang Muka
dan Biaya
Dibayar Di
muka IDR2.817.973 IDR15.495.092 IDR2.534.527 IDR12.677.119 -IDR12.960.565 450% -84%

Aset Tidak
Lancar
Dimiliki
unutk Dijual IDR3.596.278 IDR3.596.278 IDR1.137.045 IDR- -IDR2.459.233 0% -68%

Total
Aset Lancar IDR393.063.031 IDR568.220.659 IDR551.269.478 IDR175.157.628 -IDR16.951.181 45% -3%
29

Aset Tidak
Lancar

Aset Pajak
Tangguhan IDR1.709.710 IDR1.774.120 IDR1.588.632 IDR64.410 -IDR185.488 4% -10%

Properti
Investasi -
Setelah
dikurangi
Akumulasi IDR1.544.030.4
Penyusutan IDR157.253.545 IDR166.839.588 IDR1.710.870.071 IDR9.586.043 83 6% 925%

Aset Tetap -
Setelah
dikurangi -
Akumulasi IDR1.318.804.8 IDR1.363.785.9 IDR1.348.043.7
Penyusutan 47 63 IDR15.742.246 IDR44.981.116 17 3% -99%

Biaya
Ditangguhka
n IDR428.192 IDR412.524 IDR259.357 -IDR15.668 -IDR153.167 -4% -37%

Uang
Jaminan IDR899.279 IDR720.929 IDR731.929 -IDR178.350 IDR11.000 -20% 2%

Total
Aset Tidak IDR1.479.095.5 IDR1.533.533.1
Lancar 73 24 IDR1.729.192.235 IDR54.437.551 IDR195.659.111 4% 13%

TOTAL IDR1.872.158.6 IDR2.101.753.7


ASET 04 83 IDR2.280.461.713 IDR229.595.179 IDR178.707.930 12% 9%

LIABILITAS
DAN
EKUITAS

LIABILITAS
JANGKA
PENDEK

Utang Bank - - -

Utang
Usaha
kepada
Pihak Ketiga IDR4.907.742 IDR4.848.538 IDR5.908.284 -IDR59.204 IDR1.059.746 -1% 22%

Utang Lain-
lain kepada
Pihak Ketiga IDR4.777.367 IDR3.431.544 IDR1.904.232 -IDR1.345.823 -IDR1.527.312 -28% -45%

Utang Pajak IDR6.819.422 IDR7.076.756 IDR997.889 IDR257.334 -IDR6.078.867 4% -86%

Beban
Akrual IDR5.445.537 IDR4.522.532 IDR5.627.630 -IDR923.005 IDR1.105.098 -17% 24%

Uang Muka
Penjualan
dan IDR168.730.514 IDR154.056.210 IDR102.943.039 -IDR14.674.304 -IDR51.113.171 -9% -33%
Pendapatan
30

Diterima
Dimuka

Utang Bank
Jangka
Panjang -
Bagian
Jatuh
Tempo
dalam Satu
Tahun - IDR758.257 IDR2.023.997 IDR1.265.740 167%

Total
Loabilitas
Jangka
Pendek IDR190.680.582 IDR174.693.837 IDR119.405.071 -IDR15.986.745 -IDR55.288.766 -8% -32%

LIABILITAS
JANGKA
PANJANG

Pendapatan
Diterima di
Muka IDR16.357.098 IDR10.097.434 IDR18.134.220 -IDR6.259.664 IDR8.036.786 -38% 80%

Jaminan
Pelanggan -
Neto IDR67.079.921 IDR77.032.151 IDR73.461.792 IDR9.952.230 -IDR3.570.359 15% -5%

Liabilitas
Imbalan
Kerja
Jangka
Panjang IDR8.476.055 IDR11.447.234 IDR14.498.863 IDR2.971.179 IDR3.051.629 35% 27%

Total
Liabilitas
Jangka
Panjang IDR91.913.074 IDR98.576.819 IDR106.094.875 IDR6.663.745 IDR7.518.056 7% 8%

Total
Liabilitas IDR282.593.656 IDR273.270.656 IDR225.499.946 -IDR9.323.000 -IDR47.770.710 -3% -17%

EKUITAS

Modal IDR130.400.000 IDR130.400.000 IDR130.400.000 IDR- IDR- 0% 0%

Tambahan
Modal
Disetor IDR928.487.500 IDR931.987.500 IDR1.176.391.000 IDR35.000.000 IDR2.444.035 0% 26%

Aset
Keuangan
Tersedia 4127
Untuk Dijual IDR483.785.000 IDR20.907.000 IDR883.786.000 -IDR462.878 IDR862.879 96% %

IDR1.449.396.2 IDR1.688.722.3
Saldo Laba 88 45 IDR1.911.914.071 IDR239.326.057 IDR223.191.726 17% 13%
31

Total IDR1.589.564.9 IDR1.828.463.1


Ekuitas 48 27 IDR2.054.961.767 IDR238.898.179 IDR226.498.640 15% 12%

TOTAl
LIABILITAS
DAN IDR1.872.158.6 IDR2.101.733.7
EKUITAS 04 83 IDR2.280.461.713 IDR229.575.179 IDR178.727.930 12% 9%

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Posisi Keuangan) PT. Sawerigading

Utama Periode 2015-2016 :

Perbandingan aktiva perusahaan pada periode 2015 dengan 2016

mengalami peningkatan sebesar Rp. 229.595.179 atau sebesar 12%. Dengan

perincian dari setiap pos sebagai berikut:

 Total aktiva lancar perusahaan antara periode 2015 dengan 2016 mengalami

kenaikan sebesar Rp. 175.157.628 atau dengan persentase sebesar 45%

yang berasal dari kas dan setara kas dimana mengakibatkan perubahan

dalam pos-pos yang lain seperti akun kas dan setara kas yang memiliki

kenaikan sebesar Rp. 160.972.593 atau persentase sebesar 54%, selain

akun kas dan setara kas perusahaan ini juga memiliki akun investasi

instrument ekuitas yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 483.525 atau

dengan persentase sebesar 4%, selain itu perusahaan ini juga memiliki akun

aktiva lancer yang mengalami penurunan terlihat pada akun piutang usaha

kepada pihak ketiga yang mengalami penurunan sebesar Rp. 5.162.355 atau

dengan persentase sebesar -10%. Perusahaan ini tidak megalami perubahan

untuk akun asset tidak lancer dimiliki untuk dijuan, dimana jumlahnya tetap

sebesar Rp. 3.596.278 atau dengan persentase sebesar 0%.

 Untuk pos-pos dalam aktiva tetap atau asset tidak lancar (asset pajak

tangguhan, property investasi setelah dikurangi akumulasi, asset tetap

setelah dikurangi akumulasi, biaya ditangguhkan, dan uang jaminan) dalam


32

perusahaan ini mengalami kenaikan sebesar Rp. 54.437.628 atau dengan

persentase sebesar 12%.

Selain aktiva perusahaan mengalami kenaikan, total liabilitas dan ekuitas

atau pasiva perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 229.575.179 atau

sebesar 12%. Dengan perincian dari setiap pos sebagai berikut:

 Pada pos kewajiban lancar yang terdapat akun (utang bank, utang usaha

kepada pihak ketiga, utang lain-lain kepada pihak ketiga, utang pajak, beban

akrual, uang muka penjualan dan pendapatan, dan utang bank jangka

panjang – bagian jatuh tempo) mengalami penurunan sebesar Rp. 15.

986.745 atau dengan persentase -8%.

 Untuk pos-pos dalam kewajiban jangka panjang yang terdapat akun (

pendapatan diterima dimuka, jaminan pelanggan, dan liabilitas imbalan kerja

jangka panjang) memiliki kenaikan sebesar Rp. 6.663.745 atau dengan

persentase 7%

 Dari pos ekuitas perusahaan juga jelas terlihat kenaikan sebesar Rp.

238.898.179 dengan persentase sebesar 15% terlihat dari peningkatan

tambahan modal disetor sebesar Rp. 35.000.000.

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Posisi Keuangan) PT. Sawerigading

Utama Periode 2016-2017 :

Perbandingan aktiva perusahaan pada periode 2016-2017 mengalami

kenaikan sebesar Rp. 178.707.930 atau dengan persentase sebesar 9%. Perincian

dari setiap pos sebagai berikut:

 Total aktiva lancar perusahaan antar periode 2016-2017 mengalami

penurunan sebesar Rp. 16.951.181 atau sebesar -3% yang mengakibatkan

perubahan dalam pos-pos lain yang lain seperti akun kas dan setara kas

yang jika dibandingkan dengan periode 2015-2016 tidak sebesar


33

peningkatan periode sebelumnya. Pada periode 2016-2017 akun kas dan

setara kas hanya memiliki kenaikan sebesar Rp. 36. 268.721 atau sebesar

8%.pada periode ini perusahaan juga tidak memiliki piutang lain-lain

terhadap pihak relasi .

 Untuk pos-pos dalam aktiva tetap atau asset tidak lancar (asset pajak

tangguhan, property investasi setelah dikurangi akumulasi, asset tetap

setelah dikurangi akumulasi, biaya ditangguhkan, dan uang jaminan) pada

PT. Sawerigading Utama juga mengalami kenaikan sebesar Rp.

195.659.111 dengan persentase sebesar 13%.

Selain aktiva perusahaan mengalami kenaikan, total liabilitas dan ekuitas

atau pasiva perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar Rp. 178.727.930 atau

sebesar 9%. Dengan perincian dari setiap pos sebagai berikut:

 Pada pos kewajiban lancar yang terdapat akun (utang bank, utang usaha

kepada pihak ketiga, utang lain-lain kepada pihak ketiga, utang pajak, beban

akrual, uang muka penjualan dan pendapatan, dan utang bank jangka

panjang – bagian jatuh tempo) mengalami penurunan sebesar Rp.

55.288.766 atau dengan persentase -32%.

 Untuk pos-pos dalam kewajiban jangka panjang yang terdapat akun (

pendapatan diterima dimuka, jaminan pelanggan, dan liabilitas imbalan kerja

jangka panjang) memiliki kenaikan sebesar Rp. 7.518.056 atau dengan

persentase 8%

 Dari pos ekuitas perusahaan juga jelas terlihat kenaikan sebesar Rp.

226.498.640 dengan persentase sebesar 12% terlihat dari peningkatan

tambahan modal disetor dengan persentasi 26%.

3.1.2 Analisis Horizontal Laporan Laba Rugi


PT. Sawerigading Utama Sorowako

Laporan Rugi Laba


34

Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember Analisis Horizontal

Kenaikan / Penurunan Persentase

2015 2016 2017 2016 2017 2016 2017

PENDAPATAN
NETO IDR422.254.497 IDR406.872.943 IDR395.780.873 -IDR15.381.554 -IDR11.092.070 -4% -3%

BEBAN
OPERASIONA
L GEDUNG -IDR111.032.611 -IDR105.142.580 -IDR118.946.610 IDR5.890.031 -IDR13.804.030 -5% 13%

LABA BRUTO IDR311.221.886 IDR301.730.363 IDR276.834.263 -IDR9.491.523 -IDR24.896.100 -3% -8%

BEBAN
USAHA IDR- IDR-

Penjualan -IDR1.072.467 -IDR7.249.152 -IDR8.624.812 -IDR6.176.685 -IDR1.375.660 576% 19%

Umum dan
Administrasi -IDR19.438.373 -IDR22.698.573 -IDR22.052.133 -IDR3.260.200 IDR646.440 17% -3%

Pajak Final -IDR42.225.449 -IDR40.687.294 -IDR36.200.140 IDR1.538.155 IDR4.487.154 -4% -11%

Total
Beban Usaha -IDR62.736.289 -IDR70.635.019 -IDR66.877.085 -IDR7.898.730 IDR3.757.934 13% -5%

LABA USAHA IDR248.485.597 IDR231.095.344 IDR209.957.178 -IDR17.390.253 -IDR21.138.166 -7% -9%

IDR- IDR-

PENGHASILA
N (BEBAN)
LAIN-LAIN IDR- IDR-

Penghasilan
Bunga IDR6.975.648 IDR21.702.841 IDR27.772.443 IDR14.727.193 IDR6.069.602 211% 28%

Laba
Penjualan
Aset Tetap IDR1.847.136 IDR2.544.964 IDR218.027.708 IDR697.828 IDR215.482.744 38% 8467%

IDR- IDR-

Lain-Lain -
Neto -IDR1.274.151 IDR2.020.927 IDR1.109.568 IDR3.295.078 -IDR911.359 -259% -45%

Total
Penghasilan
Lain-lain -
Neto IDR7.548.633 IDR26.268.732 IDR34.719.775 IDR18.720.099 IDR8.451.043 248% 32%

LABA
SEBELUM
PAJAK IDR256.034.230 IDR257.364.076 IDR244.676.953 IDR1.329.846 -IDR12.687.123 1% -5%

PAJAK
PENGHASILA
N IDR2.622.345 IDR2.645.400 IDR2.232.767 IDR23.055 -IDR412.633 1% -16%

TOTAL LABA IDR258.656.575 IDR260.009.476 IDR246.909.720 IDR1.352.901 -IDR13.099.756 1% -5%


TAHUN
35

BERJALAN

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi) PT. Sawerigading Utama

Periode 2015-2016 :

 Untuk periode tahun 2015 ke periode 2016 pendapatan yang diterima PT.

Sawerigading Utama mengalami penurunan sebesar Rp. 15.381.554 atau

dengan persentase sebesar -4%. Hal ini diakibatkan karena permintaan

barang yang mengalami penurunan sehingga membuat pendapatannya juga

mengalami penurunan.

 Untuk beban usaha pada periode 2015-2016 yang terdiri dari (penjualan,

umum dan administrasi pajak final mengalami penurunan sebesar Rp.

7.898.730 atau dengan persentase -7%.

 Untuk laba rugi bersih tahun berjalan perusahaan ini mengalami peningkatan

sebesar Rp. 1.352.901 atau dengan persentase 1% hal ini dikarenakan

adanya peningkatan pada penghasilan lain-lain sebesar 18.720.099 atau

sebesar 248%.

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi) PT. Sawerigading Utama

Periode 2016-2017 :

 Untuk periode tahun 2016 ke periode 2017 pendapatan yang diterima PT.

Sawerigading Utama mengalami penurunan sebesar Rp. 11.092.070 atau

dengan persentase sebesar -3%. Hal ini diakibatkan karena permintaan

barang yang mengalami penurunan sehingga membuat pendapatannya juga

mengalami penurunan.

 Untuk beban usaha pada periode 2016-2017 yang terdiri dari (penjualan,

umum dan administrasi pajak final mengalami penurunan sebesar Rp.

21.138.166 atau dengan persentase -9%.


36

 Untuk laba rugi bersih tahun berjalan perusahaan ini mengalami penurunan

sebesar Rp. 12.099.756 atau dengan persentase -5% hal ini dikarenakan

adanya penurunan laba sebelum pajak yang cukup signifikan yaitu sebesar

Rp. 12.687.123 atau dengan persentase -5%.

3.1.3 Analisis Horizontal Laporan Arus Kas

PT. Sawerigading Utama Sorowako

Laporan Posisi Keuangan

Untuk Tahun Berjalan Yang Berakhir Pada 31 Desember

Analisis Horizontal

Kenaikan / Penurunan Persentase

2015 2016 2017 2016 2017 2016 2017

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS
OPERASI

Penerimaan dari
Pelanggan IDR419.775.120 IDR401.013.264 IDR389.625.350 -IDR18.761.856 -IDR11.387.914 -4% -3%

Pembayaran
Kepada Pemasok -
dan Lainnya IDR112.737.037 -IDR133.321.355 -IDR113.369.951 -IDR20.584.318 IDR19.951.404 18% -15%

Pembayaran
Kepada Komisaris,
Direksi, dan
Karyawan -IDR22.321.487 -IDR24.806.320 -IDR28.544.975 -IDR2.484.833 -IDR3.738.655 11% 15%

IDR2.708.321 IDR3.062.671 IDR6.833.919 IDR354.350 IDR3.771.248 13% 123%


Penerimaan
37

Lainnya

Kas Dihasilkan
dari Operasi IDR287.424.917 IDR245.948.260 IDR254.544.343 -IDR41.476.657 IDR8.596.083 -14% 3%

Pembayaran Pajak
Penghasilan
Badan -IDR38.234 -IDR154.341 -IDR43.466 -IDR116.107 IDR110.875 304% -72%

Penerimaan
Restitusi Pajak
Penghasilan - - -

Kas Neto
Diperoleh dari
Aktivitas Operasi IDR287.386.683 IDR245.793.919 IDR254.500.877 -IDR41.592.764 IDR8.706.958 -14% 4%

IDR- IDR-

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS
INVESTASI IDR- IDR-

Penerimaan
Bunga IDR12.996.728 IDR22.222.640 IDR29.346.619 IDR9.225.912 IDR7.123.979 71% 32%

Hasil Penjualan
Aset Tetap dan
Properti Investasi IDR2.637.727 IDR1.722.000 IDR725.000 -IDR915.727 -IDR997.000 -35% -58%

Perolehan Aset
Tetap -IDR57.081.226 -IDR81.729.070 -IDR2.383.993 -IDR24.647.844 IDR79.345.077 43% -97%

Uang Muka
Penjualan Aset
Tidak Lancar - - -

Dimiliki Untuk
Dijual IDR- IDR-

Hasil Penjualan
Aset Tidak Lancar
Dimiliki untuk
Dijual IDR4.034.366 IDR3.629.992 IDR1.409.090 -IDR404.374 -IDR2.220.902 -10% -61%

Perolehan
Investasi
Instrumen Ekuitas -IDR22.888.818 -IDR75.566.392 -IDR49.057.171 -IDR52.677.574 IDR26.509.221 230% -35%

Penjualan
Divestasi
Instrumen Ekuitas IDR11.182.398 IDR76.875.482 IDR58.656.378 IDR65.693.084 -IDR18.219.104 587% -24%

Perolehan
Investasi yang
Dimiliki Hingga
Jatuh Tempo - -IDR10.000.000 -IDR5.000.000 IDR5.000.000 -50%

Perolehan
Properti Investasi - - -IDR167.612.521

Pembayaran Uang - - -IDR60.858.000


Muka Properti
38

Investasi

Kas Neto
Digunakan untuk -
Aktivitas Investasi -IDR49.118.825 -IDR62.845.348 -IDR194.774.598 -IDR13.726.523 IDR131.929.250 28% 210%

IDR- IDR-

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS
PENDANAAN IDR- IDR-

Pembayaran
Dividen -IDR22.763.000 -IDR20.085.000 -IDR24.192.000 IDR2.678.000 -IDR4.107.000 -12% 20%

Pembayaran
Utang Bank - -IDR249.885 -IDR108.700 IDR141.185 -56%

Pembayaran
Beban Pinjaman
atas Utas Bank - -IDR28.135 - 0%

Pembayaran
Utang Lain-Lain -IDR1.437.152 -IDR1.736.062 -IDR1.600.892 -IDR298.910 IDR135.170 21% -8%

Penerimaan dari
Pihak Berelasi IDR88.107 IDR2.432.035 IDR88.107 IDR2.343.928 2660%

Kas Neto
Digunakan untuk
Aktivitas
Pendanaan -IDR24.200.152 -IDR22.010.975 -IDR23.469.557 IDR2.189.177 -IDR1.458.582 -9% 7%

IDR- IDR-

PENINGKATAN
NETO KAS DAN -
SETARA KAS IDR214.067.706 IDR160.937.596 IDR36.256.722 -IDR53.130.110 IDR124.680.874 -25% -77%

PENGAMPUNAN
PAJAK - IDR35.000 IDR12.000 -IDR23.000 -66%

KAS DAN SETARA


KAS, AWAL
TAHUN IDR84.891.810 IDR298.959.515 IDR459.932.108 IDR214.067.705 IDR160.972.593 252% 54%

KAS DAN SETARA


KAS, AKHIR
TAHUN IDR298.959.516 IDR459.932.111 IDR496.200.830 IDR160.972.595 IDR36.268.719 54% 8%

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Arus Kas) PT. Sawerigading Utama

Periode 2015-2016 :

 Arus kas kegiatan operasi periode 2015-2016 mengalami penurunan sebesar

Rp. 41.5992.764 dengan persentase sebesar -14% hal ini dikarenakan akun-

akun dalam kegiatan operasi rata-rata mengalami penurunan dimana adanya


39

penurunan sumber dana yang berasal dari kegiatan operasi walaupun pada

total akhir L/R bersih mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.352.901 dengan

persentase 1%.

 Arus kas kegiatan investasi pada periode 2015-2016 dimana aktivitas

investasi yang terdiri penerimaan penurunan inventaris dan penurunan

investasi sebesar Rp. 13.726.523 dengan persentase 28%.

 Sisa saldo kas dan setara kas akhir mengalami peningkatan sebesar Rp.

160.972.595 atau dengan pesentase 54%.

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Arus Kas) PT. Sawerigading Utama

Periode 2016-2017 :

 Arus kas kegiatan operasi periode 2015-2016 mengalami peningkatan

sebesar Rp. 8.706.958 dengan persentase sebesar 4% hal ini dikarenakan

akun-akun dalam kegiatan operasi rata-rata mengalami peningkatan dimana

adanya peningkatan sumber dana yang berasal dari kegiatan operasi

walaupun pada total akhir L/R bersih mengalami penurunan sebesar Rp. 13.

099.756 dengan persentase -5%.

 Arus kas kegiatan investasi pada periode 2015-2016 dimana aktivitas

investasi yang terdiri penerimaan penurunan inventaris dan penurunan

investasi sangat signifikan sebesar Rp. 131.929.250 dengan persentase

210%.

 Sisa saldo kas dan setara kas akhir mengalami peningkatan sebesar Rp.

36.268.719 atau dengan pesentase 8%.

3.2 ANALISIS VERTIKAL PT. SAWERIGADING UTAMA SOROWAKO

3.2.1 Analisis Vertikal Laporan Posisi Keuangan


PT. Sawerigading
Utama Sorowako
40

Laporan Posisi
Keuangan

Analisis Vertikal (Total)

Aset Lancar 2015 2016 2017 2015 2016 2017

Kas dan Setara Kas IDR298.959.515 IDR459.932.108 IDR496.200.829 16% 22% 22%

Investasi Instrumen
Ekuitas IDR12.520.690 IDR13.004.215 IDR7.582.599 1% 1% 0%

Piutang Usaha kepada


Pihak Kegita IDR53.823.461 IDR48.661.106 IDR9.814.323 3% 2% 0%

Piutang Lain-lain:

Pihak Ketiga IDR2.730.158 IDR4.193.378 IDR2.823.350 0% 0% 0%

Pihak Berelasi IDR88.107 - - 0%

Persediaan - Neto IDR515.838 IDR1.191.117 IDR1.347.621 0% 0% 0%

Pajak Dibayar Dimuka IDR18.011.011 IDR22.147.365 IDR29.829.184 1% 1% 1%

Uang Muka dan Biaya


Dibayar Di muka IDR2.817.973 IDR15.495.092 IDR2.534.527 0% 1% 0%

Aset Tidak Lancar


Dimiliki unutk Dijual IDR3.596.278 IDR3.596.278 IDR1.137.045 0% 0% 0%

Total Aset Lancar IDR393.063.031 IDR568.220.659 IDR551.269.478 21% 27% 24%

Aset Tidak Lancar

Aset Pajak Tangguhan IDR1.709.710 IDR1.774.120 IDR1.588.632 0% 0% 0%

Properti Investasi -
Setelah dikurangi
Akumulasi Penyusutan IDR157.253.545 IDR166.839.588 IDR1.710.870.071 8% 8% 75%

Aset Tetap - Setelah


dikurangi Akumulasi
Penyusutan IDR1.318.804.847 IDR1.363.785.963 IDR15.742.246 70% 65% 1%

Biaya Ditangguhkan IDR428.192 IDR412.524 IDR259.357 0% 0% 0%

Uang Jaminan IDR899.279 IDR720.929 IDR731.929 0% 0% 0%

Total Aset Tidak


Lancar IDR1.479.095.573 IDR1.533.533.124 IDR1.729.192.235 79% 73% 76%

TOTAL ASET IDR1.872.158.604 IDR2.101.753.783 IDR2.280.461.713 100% 100% 100%


41

LIABILITAS DAN
EKUITAS

LIABILITAS JANGKA
PENDEK

Utang Bank - - -

Utang Usaha kepada


Pihak Ketiga IDR4.907.742 IDR4.848.538 IDR5.908.284 0% 0% 0%

Utang Lain-lain kepada


Pihak Ketiga IDR4.777.367 IDR3.431.544 IDR1.904.232 0% 0% 0%

Utang Pajak IDR6.819.422 IDR7.076.756 IDR997.889 0% 0% 0%

Beban Akrual IDR5.445.537 IDR4.522.532 IDR5.627.630 0% 0% 0%

Uang Muka Penjualan


dan Pendapatan
Diterima Dimuka IDR168.730.514 IDR154.056.210 IDR102.943.039 9% 7% 5%

Utang Bank Jangka


Panjang - Bagian Jatuh
Tempo dalam Satu
Tahun - IDR758.257 IDR2.023.997 0% 0%

Total Loabilitas
Jangka Pendek IDR190.680.582 IDR174.693.837 IDR119.405.071 10% 8% 5%

LIABILITAS JANGKA
PANJANG

Pendapatan Diterima
di Muka IDR16.357.098 IDR10.097.434 IDR18.134.220 1% 0% 1%

Jaminan Pelanggan -
Neto IDR67.079.921 IDR77.032.151 IDR73.461.792 4% 4% 3%

Liabilitas Imbalan Kerja


Jangka Panjang IDR8.476.055 IDR11.447.234 IDR14.498.863 0% 1% 1%

Total Liabilitas
Jangka Panjang IDR91.913.074 IDR98.576.819 IDR106.094.875 5% 5% 5%

Total Liabilitas IDR282.593.656 IDR273.270.656 IDR225.499.946 15% 13% 10%

EKUITAS

Modal IDR130.400.000 IDR130.400.000 IDR130.400.000 7% 6% 6%

Tambahan Modal
Disetor IDR9.284.875 IDR9.319.875 IDR11.763.910 0% 0% 1%

Aset Keuangan
Tersedia Untuk Dijual IDR483.785 IDR20.907 IDR883.786 0% 0% 0%
42

Saldo Laba IDR1.449.396.288 IDR1.688.722.345 IDR1.911.914.071 77% 80% 84%

Total Ekuitas IDR1.589.564.948 IDR1.828.463.127 IDR2.054.961.767 85% 87% 90%

TOTAl LIABILITAS
DAN EKUITAS IDR1.872.158.604 IDR2.101.733.783 IDR2.280.461.713 100% 100% 100%

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Posisi Keuangan) PT. Sawerigading

Utama Periode 2015 dengan Membandingkan Antara Total Aktiva, Total Pasiva

Dengan Transaksi-Transaksi Yang Terjadi :

Perbandingan antara total aktiva dengan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar

masing-masing 21% dan 79%. Dengan demikian proporsi dalam aktiva secara

keseluruhan terletak pada aktiva tetap, dapat diartikan bahwa kekayaan perusahaan

terbesar pada aktiva tetap.

 Perbandingan kas dan setara kas dengan total aktiva sebesar 16% yang

artinya, saldo kas dan setara kas pada tahun 2015 sebesar 16% dari jumlah

aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam

bentuk kas dan setara kas Rp. 0,16.

 Perbandingan investasi instrument ekuitas dengan total aktiva sebesar 1%

yang artinya, saldo investasi instrument ekuitas pada tahun 2015 sebesar 1%

dari jumlah aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva

diinvestasikan dalam bentuk investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,01.

 Perbandingan piutang usaha kepada pihak ketiga dengan total aktiva

sebesar 3% yang artinya, saldo piutang usaha kepada pihak ketiga pada

tahun 2015 sebesar 3% dari jumlah aktiva akhir tahun tersebut atau setiap

Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha kepada pihak

ketiga sebesar Rp. 0,03.

 Perbandingan property invetasi dengan total aktiva sebesar 8% yang artinya,

saldo property investasi pada tahun 2015 sebesar 8% dari jumlah aktiva akhir
43

tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk

investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,08.

 Perbandingan asset tetap dengan total aktiva sebesar 70% yang artinya,

saldo aktiva tetap pada tahun 2015 sebesar 70% dari jumlah aktiva akhir

tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk

investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,70.

Perbandingan antara total passive dengan kewajiban lancar, kewajiban

jangka panjang dan total ekuitas masing masing sebesar 10%, 5%, dan 85%.

Dimana sumber dana perusahaan yang terbesar berasal dari total ekuitas .

 Perbandingan hutang usaha dengan total passive sebesar 10% yang artinya

saldo hutang tahun 2015 sebesar 10% dari jumlah passive atau setiap Rp.

1,00 passiva pada tahun 2015 Rp. 0,10 berupa hutang atau setiap Rp. 1,00

aktiva dibiayai dari hutang usaha sebesar Rp. 0,10.

 Perbandingan untuk kewajiban jangka panjang dari total passive sebesar 5%

yang artinya saldo kewajiban jangka panjang sebesar 5% dari jumlah passive

atau setiap Rp. 1,00 passiva pada tahun 2015 Rp. 0,05.

 Perusahaan mengalami laba pada tahun berjalan sebesar 77% dari total

passive yang artinya, saldo ekuitas pada bulan November sebesar 77%

setelah ditambahkan lama pada tahun berjalan.

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Posisi Keuangan) PT. Sawerigading

Utama Periode 2016 dengan Membandingkan Antara Total Aktiva, Total Pasiva

Dengan Transaksi-Transaksi Yang Terjadi :

Perbandingan antara total aktiva dengan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar

masing-masing 27% dan 73%. Dengan demikian proporsi dalam aktiva secara
44

keseluruhan terletak pada aktiva tetap, dapat diartikan bahwa kekayaan perusahaan

terbesar pada aktiva tetap.

 Perbandingan kas dan setara kas dengan total aktiva sebesar 22% yang

artinya, saldo kas dan setara kas pada tahun 2016 sebesar 22% dari jumlah

aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam

bentuk kas dan setara kas Rp. 0,22.

 Perbandingan investasi instrument ekuitas dengan total aktiva sebesar 1%

yang artinya, saldo investasi instrument ekuitas pada tahun 2016 sebesar 1%

dari jumlah aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva

diinvestasikan dalam bentuk investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,01.

 Perbandingan piutang usaha kepada pihak ketiga dengan total aktiva

sebesar 2% yang artinya, saldo piutang usaha kepada pihak ketiga pada

tahun 2016 sebesar 2% dari jumlah aktiva akhir tahun tersebut atau setiap

Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang usaha kepada pihak

ketiga sebesar Rp. 0,02.

 Perbandingan property invetasi dengan total aktiva sebesar 8% yang artinya,

saldo property investasi pada tahun 2016 sebesar 8% dari jumlah aktiva akhir

tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk

investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,08.

 Perbandingan asset tetap dengan total aktiva sebesar 65% yang artinya,

saldo aktiva tetap pada tahun 2016 sebesar 65% dari jumlah aktiva akhir

tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk

investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,65.

Perbandingan antara total passive dengan kewajiban lancar, kewajiban

jangka panjang dan total ekuitas masing masing sebesar 8%, 5%, dan 87%. Dimana

sumber dana perusahaan yang terbesar berasal dari total ekuitas .


45

 Perbandingan hutang usaha dengan total passive sebesar 10% yang artinya

saldo hutang tahun 2016 sebesar 10% dari jumlah passive atau setiap Rp.

1,00 passiva pada tahun 2016 Rp. 0,10 berupa hutang atau setiap Rp. 1,00

aktiva dibiayai dari hutang usaha sebesar Rp. 0,10.

 Perbandingan untuk kewajiban jangka panjang dari total passive sebesar 5%

yang artinya saldo kewajiban jangka panjang sebesar 5% dari jumlah passive

atau setiap Rp. 1,00 passiva pada tahun 2016 Rp. 0,05.

 Perusahaan mengalami laba pada tahun berjalan sebesar 80% dari total

passive yang artinya, saldo ekuitas pada bulan November sebesar 80%

setelah ditambahkan lama pada tahun berjalan.

Analisis Laporan Keuangan (Laporan Posisi Keuangan) PT. Sawerigading

Utama Periode 2017 dengan Membandingkan Antara Total Aktiva, Total Pasiva

Dengan Transaksi-Transaksi Yang Terjadi :

Perbandingan antara total aktiva dengan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar

masing-masing 24% dan 76%. Dengan demikian proporsi dalam aktiva secara

keseluruhan terletak pada aktiva tetap, dapat diartikan bahwa kekayaan perusahaan

terbesar pada aktiva tetap.

 Perbandingan kas dan setara kas dengan total aktiva sebesar 22% yang

artinya, saldo kas dan setara kas pada tahun 2017 sebesar 22% dari jumlah

aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam

bentuk kas dan setara kas Rp. 0,22.

 Perbandingan investasi instrument ekuitas dengan total aktiva sebesar 0%

yang artinya, saldo investasi instrument ekuitas pada tahun 2017 sebesar

0%.

 Perbandingan piutang usaha kepada pihak ketiga dengan total aktiva

sebesar 0% yang artinya, saldo piutang usaha kepada pihak ketiga pada

tahun 2016 sebesar 0%.


46

 Perbandingan property invetasi dengan total aktiva sebesar 75% yang

artinya, saldo property investasi pada tahun 2017 sebesar 75% dari jumlah

aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam

bentuk investasi instrument ekuitas sebesar Rp. 0,75.

 Perbandingan asset tetap dengan total aktiva sebesar 1% yang artinya, saldo

aktiva tetap pada tahun 2017 sebesar 1% dari jumlah aktiva akhir tahun

tersebut atau setiap Rp. 1,00 aktiva diinvestasikan dalam bentuk investasi

instrument ekuitas sebesar Rp. 0,01.

Perbandingan antara total passive dengan kewajiban lancar, kewajiban

jangka panjang dan total ekuitas masing masing sebesar 5%, 5%, dan 90%. Dimana

sumber dana perusahaan yang terbesar berasal dari total ekuitas .

 Perbandingan hutang usaha dengan total passive sebesar 5% yang artinya

saldo hutang tahun 2016 sebesar 5% dari jumlah passive atau setiap Rp.

1,00 passiva pada tahun 2017 Rp. 0,10 berupa hutang atau setiap Rp. 1,00

aktiva dibiayai dari hutang usaha sebesar Rp. 0,05.

 Perbandingan untuk kewajiban jangka panjang dari total passive sebesar 5%

yang artinya saldo kewajiban jangka panjang sebesar 5% dari jumlah passive

atau setiap Rp. 1,00 passiva pada tahun 2016 Rp. 0,05.

 Perusahaan mengalami laba pada tahun berjalan sebesar 84% dari total

passive yang artinya, saldo ekuitas pada bulan November sebesar 84%

setelah ditambahkan lama pada tahun berjalan.

3.2.2 Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi


PT. Sawerigading
Utama Sorowako

Laporan Rugi Laba

Analisis Vertikal

2015 2016 2017 2015 2016 2017


47

PENDAPATAN NETO IDR422.254.497 IDR406.872.943 IDR395.780.873 100% 100% 100%

BEBAN OPERASIONAL
GEDUNG -IDR111.032.611 -IDR105.142.580 -IDR118.946.610 -26% -26% -30%

LABA BRUTO IDR311.221.886 IDR301.730.363 IDR276.834.263 74% 74% 70%

BEBAN USAHA

Penjualan -IDR1.072.467 -IDR7.249.152 -IDR8.624.812

Umum dan
Administrasi -IDR19.438.373 -IDR22.698.573 -IDR22.052.133

Pajak Final -IDR42.225.449 -IDR40.687.294 -IDR36.200.140

Total Beban Usaha -IDR62.736.289 -IDR70.635.019 -IDR66.877.085 -15% -17% -17%

LABA USAHA IDR248.485.597 IDR231.095.344 IDR209.957.178 59% 57% 53%

PENGHASILAN
(BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan Bunga IDR6.975.648 IDR21.702.841 IDR27.772.443 92% 83% 80%

Laba Penjualan Aset


Tetap IDR1.847.136 IDR2.544.964 IDR218.027.708 24% 10% 628%

Lain-Lain - Neto -IDR1.274.151 IDR2.020.927 IDR1.109.568 -17% 8% 3%

Total Penghasilan
Lain-lain - Neto IDR7.548.633 IDR26.268.732 IDR34.719.775 100% 100% 100%

LABA SEBELUM PAJAK IDR256.034.230 IDR257.364.076 IDR244.676.953 61% 63% 62%

PAJAK PENGHASILAN IDR2.622.345 IDR2.645.400 IDR2.232.767

TOTAL LABA TAHUN


BERJALAN IDR258.656.575 IDR260.009.476 IDR246.909.720 61% 64% 62%

Analisis Laba Rugi PT. Sawerigading Utama Untuk Bulan Periode 2015 Dengan

Membandingkan Pos Rugi-Laba Dengan Total Penjualannya

 Perbandingan beban operasional gedung dengan pendapatan neto sebesar -

26% yang artinya, beban operasional pada tahun 2015 sebesar -26% dari

pendapatan bulan November 2015 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan maka

kurang Rp. 0,26 dalam beban operasional gedung.


48

 Perbandingan total beban-beban usaha dengan pendapatan sebesar -15%

yang artinya beban usaha pada tahun 2015 sebesar -15% dari pendapatan

usaha netto pada tahun 2015 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan usaha maka

kurang Rp. 0,15 akan terserap dalam bentuk biaya-biaya usaha.

 Perbandingan laba sebelum pajak dengan pendapatan usaha sebesar 61%

yang artinya, laba sebelum pajak pada tahun 2015 sebesar 61% dari

pendapatan usaha netto bulan November atau setiap Rp. 1,00 penjualan

diperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 0,61.

Analisis Laba Rugi PT. Sawerigading Utama Untuk Bulan Periode 2016 Dengan

Membandingkan Pos Rugi-Laba Dengan Total Penjualannya

 Perbandingan beban operasional gedung dengan pendapatan neto sebesar -

26% yang artinya, beban operasional pada tahun 2015 sebesar -26% dari

pendapatan bulan November 2016 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan maka

kurang Rp. 0,26 dalam beban operasional gedung.

 Perbandingan total beban-beban usaha dengan pendapatan sebesar -17%

yang artinya beban usaha pada tahun 2016 sebesar -17% dari pendapatan

usaha netto pada tahun 2016 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan usaha maka

kurang Rp. 0,17 akan terserap dalam bentuk biaya-biaya usaha.

 Perbandingan laba sebelum pajak dengan pendapatan usaha sebesar 63%

yang artinya, laba sebelum pajak pada tahun 2016 sebesar 63% dari

pendapatan usaha netto bulan November atau setiap Rp. 1,00 penjualan

diperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 0,63.

Analisis Laba Rugi PT. Sawerigading Utama Untuk Bulan Periode 2017 Dengan

Membandingkan Pos Rugi-Laba Dengan Total Penjualannya

 Perbandingan beban operasional gedung dengan pendapatan neto sebesar -

30% yang artinya, beban operasional pada tahun 2017 sebesar -30% dari
49

pendapatan bulan November 2016 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan maka

kurang Rp. 0,30 dalam beban operasional gedung.

 Perbandingan total beban-beban usaha dengan pendapatan sebesar -17%

yang artinya beban usaha pada tahun 2017 sebesar -17% dari pendapatan

usaha netto pada tahun 2017 atau setiap Rp. 1,00 pendapatan usaha maka

kurang Rp. 0,17 akan terserap dalam bentuk biaya-biaya usaha.

 Perbandingan laba sebelum pajak dengan pendapatan usaha sebesar 62%

yang artinya, laba sebelum pajak pada tahun 2017 sebesar 62% dari

pendapatan usaha netto bulan November atau setiap Rp. 1,00 penjualan

diperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp. 0,62.

3.2.3 Analisis Vertikal Laporan Arus Kas


PT. Sawerigading
Utama Sorowako

Laporan Arus Kas

Analisis Vertikal

2015 2016 2017 2015 2016 2017

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari
Pelanggan IDR419.775.120 IDR401.013.264 IDR389.625.350 146% 163% 153%

Pembayaran Kepada
Pemasok dan Lainnya -IDR112.737.037 -IDR133.321.355 -IDR113.369.951 -39% -54% -45%

Pembayaran Kepada
Komisaris, Direksi, dan
Karyawan -IDR22.321.487 -IDR24.806.320 -IDR28.544.975 -8% -10% -11%

Penerimaan Lainnya IDR2.708.321 IDR3.062.671 IDR6.833.919 1% 1% 3%

Kas Dihasilkan dari


Operasi IDR287.424.917 IDR245.948.260 IDR254.544.343 100% 100% 100%

Pembayaran Pajak
Penghasilan Badan -IDR38.234 -IDR154.341 -IDR43.466 -0,0133% 0% 0%

Penerimaan Restitusi
Pajak Penghasilan - - -

Kas Neto Diperoleh


dari Aktivitas Operasi IDR287.386.683 IDR245.793.919 IDR254.500.877 100% 100% 100%
50

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS INVESTASI

Penerimaan Bunga IDR12.996.728 IDR22.222.640 IDR29.346.619 -26% -35% -15%

Hasil Penjualan Aset


Tetap dan Properti
Investasi IDR2.637.727 IDR1.722.000 IDR725.000 -5% -3% 0%

Perolehan Aset Tetap -IDR57.081.226 -IDR81.729.070 -IDR2.383.993 116% 130% 1%

Uang Muka Penjualan


Aset Tidak Lancar - - -

Dimiliki Untuk Dijual

Hasil Penjualan Aset


Tidak Lancar Dimiliki
untuk Dijual IDR4.034.366 IDR3.629.992 IDR1.409.090 -8% -6% -1%

Perolehan Investasi
Instrumen Ekuitas -IDR22.888.818 -IDR75.566.392 -IDR49.057.171 47% 120% 25%

Penjualan Divestasi
Instrumen Ekuitas IDR11.182.398 IDR76.875.482 IDR58.656.378 -23% -122% -30%

Perolehan Investasi yang


Dimiliki Hingga Jatuh
Tempo - -IDR10.000.000 -IDR5.000.000 16% 3%

Perolehan Properti
Investasi - - -IDR167.612.521 86%

Pembayaran Uang Muka


Properti Investasi - - -IDR60.858.000 31%

Kas Neto Digunakan


untuk Aktivitas Investasi -IDR49.118.825 -IDR62.845.348 -IDR194.774.598 100% 100% 100%

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Dividen -IDR22.763.000 -IDR20.085.000 -IDR24.192.000 94% 91% 103%

Pembayaran Utang Bank - -IDR249.885 -IDR108.700 1% 0%

Pembayaran Beban
Pinjaman atas Utas Bank - -IDR28.135 - 0%

Pembayaran Utang Lain-


Lain -IDR1.437.152 -IDR1.736.062 -IDR1.600.892 6% 8% 7%

Penerimaan dari Pihak


Berelasi IDR88.107 IDR2.432.035 0% -10%

Kas Neto Digunakan


untuk Aktivitas
Pendanaan -IDR24.200.152 -IDR22.010.975 -IDR23.469.557 100% 100% 100%
51

PENINGKATAN NETO
KAS DAN SETARA KAS IDR214.067.706 IDR160.937.596 IDR36.256.722 72% 35% 7%

PENGAMPUNAN PAJAK - IDR35.000 IDR12.000 0% 0%

KAS DAN SETARA KAS,


AWAL TAHUN IDR84.891.810 IDR298.959.515 IDR459.932.108 28% 65% 93%

KAS DAN SETARA KAS,


AKHIR TAHUN IDR298.959.516 IDR459.932.111 IDR496.200.830 100% 100% 100%

Analisis Arus Kas PT. Sawerigading Utama Untuk Periode 2015 Dengan

Membandingkan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dengan Arus Kas Bersih

Kegiatan Operasi, Investasi dan Pendanaan:

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan operasi dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2015 salah satunya berasal dari kegiatan operasi. Arus kas bersih dari

kegiatan operasi pada tahun 2015 sebesar 100% dari kenaikan (penurunan)

bersih kas tahun 2015 atau setiap Rp. 1,00 jumlah kegiatan arus kas dari

operasi maka sebesar Rp. 1,00 akan terserap dalam kenaikan bersih kas.

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan invesrasi dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2015 salah satunya berasal dari kegiatan investasi. Arus kas bersih dari

aktivitas operasi pada tahun 2015 sebesar 100% dari kenaikan (penurunan)

bersih kas tahun 2015 atau sebesar Rp. 1,00 akan terserap dalam kenaikan

bersih kas.

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan pendanaan dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2015 salah satunya berasal dari kegiatan pendanaan. Arus kas bersih dari

aktivitas pendanaan pada tahun 2015 sebesar 100% dari kenaikan


52

(penurunan) bersih kas tahun 2015 atau sebesar Rp. 1,00 akan terserap

dalam kenaikan bersih kas.

Analisis Arus Kas PT. Sawerigading Utama Untuk Periode 2016 Dengan

Membandingkan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dengan Arus Kas Bersih

Kegiatan Operasi, Investasi dan Pendanaan:

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan operasi dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2016 salah satunya berasal dari kegiatan operasi. Arus kas bersih dari

kegiatan operasi pada tahun 2016 sebesar 100% dari kenaikan (penurunan)

bersih kas tahun 2016 atau setiap Rp. 1,00 jumlah kegiatan arus kas dari

operasi maka sebesar Rp. 1,00 akan terserap dalam kenaikan bersih kas.

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan invesrasi dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2015 salah satunya berasal dari kegiatan investasi. Arus kas bersih dari

aktivitas operasi pada tahun 2016 sebesar 100% dari kenaikan (penurunan)

bersih kas tahun 2016 atau sebesar Rp. 1,00 akan terserap dalam kenaikan

bersih kas.

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan pendanaan dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2016 salah satunya berasal dari kegiatan pendanaan. Arus kas bersih dari

aktivitas pendanaan pada tahun 2016 sebesar 100% dari kenaikan

(penurunan) bersih kas tahun 2016 atau sebesar Rp. 1,00 akan terserap

dalam kenaikan bersih kas.

Analisis Arus Kas PT. Sawerigading Utama Untuk Periode 2017 Dengan

Membandingkan Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dengan Arus Kas Bersih

Kegiatan Operasi, Investasi dan Pendanaan:


53

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan operasi dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2017 salah satunya berasal dari kegiatan operasi. Arus kas bersih dari

kegiatan operasi pada tahun 2017 sebesar 100% dari kenaikan (penurunan)

bersih kas tahun 2017 atau setiap Rp. 1,00 jumlah kegiatan arus kas dari

operasi maka sebesar Rp. 1,00 akan terserap dalam kenaikan bersih kas.

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan invesrasi dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2017 salah satunya berasal dari kegiatan investasi. Arus kas bersih dari

aktivitas operasi pada tahun 2017 sebesar 100% dari kenaikan (penurunan)

bersih kas tahun 2017 atau sebesar Rp. 1,00 akan terserap dalam kenaikan

bersih kas.

 Perbandingan arus kas bersih dari kegiatan pendanaan dengan kenaikan

(penurunan) bersih kas sebesar 100% yang artinya kenaikan kas pada tahun

2017 salah satunya berasal dari kegiatan pendanaan. Arus kas bersih dari

aktivitas pendanaan pada tahun 2017 sebesar 100% dari kenaikan

(penurunan) bersih kas tahun 2017 atau sebesar Rp. 1,00 akan terserap

dalam kenaikan bersih kas.

3.3 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT. SAWERIGADING UTAMA


SOROWAKO

Ratio Analysis

PT SAWERIGADING UTAMA

FINANCIAL CONDITION 2015 2016 2017

Profitability

Operating Profit Margin 201760,64% 63,25% 61,82%

Net Profit Margin 61,26% 63,90% 62,39%


54

Return on Assets 13,82% 12,37% 10,83%

Return on Equity 16,27% 14,22% 12,02%

Liquidity

Current Ratio (x) 206% 325% 462%

Quick Ratio 206% 325% 461%

Cash Ratio (x) 157% 263% 416%

Activity

Account Receivable Turnover (Third) 745% 770% 3132%

Financial Leverage

Equity Ratio 100% 100% 100%

Debt to Equity (x) 12% 10% 6%

3.3.1 Analisis Ratio Profitabilitas

a. Gross Profit Margin

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐻𝑃𝑃


𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai GPM sebesar 20.176.064 untuk

tahun 2015 yang berarti bahwa untuk setiap Rp 1 penjualan.

Perusahaan mendapatkan margin kotor sebesar 20.176.064 rupiah

atau besarnya Laba kotor sama dengan 201760,64% penjualan

bersihnya.

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai GPM sebesar 6.325 untuk tahun

2016 yang berarti bahwa untuk setiap Rp 1 penjualan. Perusahaan

mendapatkan margin kotor sebesar 6.325 rupiah atau besarnya Laba

kotor PT. Sawerigading Utama sama dengan 63,26% penjualan

bersihnya.
55

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai GPM sebesar 6.182 untuk tahun

2017 yang berarti bahwa untuk setiap Rp 1 penjualan. Perusahaan

mendapatkan margin kotor sebesar 6.182 rupiah atau besarnya Laba

kotor PT. Sawerigading Utama sama dengan 61,82% penjualan

bersihnya.

b. Net Profit Margin

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑋 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝐸𝑟𝑠𝑖ℎ

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai NPM sebesar 61,26% untuk

tahun 2015 yang berarti bahwa untuk setiap seratus rupiah penjualan.

Perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 61,26 rupiah

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai NPM sebesar 63,90% untuk

tahun 2016 yang berarti bahwa untuk setiap seratus rupiah penjualan.

Perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 63,90 rupiah

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai NPM sebesar 62,39% untuk

tahun 2017 yang berarti bahwa untuk setiap seratus rupiah penjualan.

Perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 62,39 rupiah

c. Return On Assets

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝐸𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝑋100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
56

Dari hasil perhitungan ROA pada tahun 2015 perusahaan sebesar 13,82%

namun pada tahun 2016 mengalami penurunan ROA sebesar 12,37% dan untuk

tahun 2017 PT Sawerigading Utama mengalami penurunan kembali yang

menghasilkan ROA Sebesar 10,83%. Arti angka ini adalah bahwa untuk setiap

seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan mendapatkan

keuntungan 13,82 rupiah untuk tahun 2015 dan 12,37 rupiah untuk tahun 2015 dan

10,83 rupiah untuk tahun 2017. Untuk menilai kinerja, rasio ROA akan dibandingkan

dengan rata-rata suku bunga simpanan atau dengan tingkat kembalian pada industri

yang sama. Misalkan suku bunga simpanan pada saat itu sebesar 15%, bisa

disimpulkan bahwa kinerja perusahaan untuk tahun 2012 sampai 2014 tidak baik

karena memperoleh tingkat kembalian yang lebih rendah atas aktiva yang

diinvestasikan.

d. Return On Equity

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑋100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 − 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

Dari hasil perhitungan ROE tahun 2015 pada perusahaan memperoleh ROE

sebesar 16,27% namun pada tahun berikutnya mengalami penurunan ROE menjadi

14,22% dan tahun 2017 PT. Sawerigading Utama diperoleh nilai ROE sebesar

12,02%. Arti angka ini adalah bahwa ROE 16,27% untuk tahun 2015 yang berarti

untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham, perusahaan memberikan

kembalian sebesar 16,27 rupiah. Sedangkan untuk tahun 2016, nilai ROE adalah

sebesar 14,22% yang berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang

saham, perusahaan memberikan kembalian sebesar 14,22 rupiah. Dengan

membandingkan suku bunga simpanan saat itu sebesar 15% bisa disimpulkan
57

bahwa perusahaan memberikan tingkat kembalian mendekati perbandingan untuk

pemegang saham d dengan investasi pada deposito atau tabungan.

3.3.2 Analisis Ratio Likuiditas

Untuk mengukur apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka

pendeknya pada tahun 2015, 2016, dan 2017 maka dapat digunakan Rasio

Likuiditas. Dimana yang termasuk didalamnya anatara lain : current ratio, quick ratio,

dan cash ratio.

a. Current Ratio

𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2015 diperoleh rasio lancar sebesar

206%. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap kewajiban Rp 1

akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,06 maka kondisi

perusahaan ini dapat dikatakan bahwa PT Sawerigading Utama pada tahun

2015 dalam kondisi likuid (dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya)

karena besarnya aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar

atau dapat dikatakan aktiva lancar perusahaan besarnya 2,06 x utang

lancarnya.

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2016 diperoleh rasio lancar sebesar

325%. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap kewajiban Rp 1

akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 3,25 maka kondisi

perusahaan ini dapat dikatakan bahwa PT Sawerigading Utama pada tahun

2016 dalam kondisi likuid (dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya)

karena besarnya aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar

atau dapat dikatakan aktiva lancar perusahaan besarnya 3,25 x utang

lancarnya.
58

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2017 diperoleh rasio lancar sebesar

462%. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap kewajiban Rp 1

akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 4,62 maka kondisi

perusahaan ini dapat dikatakan bahwa PT Sawerigading Utama pada tahun

2017 dalam kondisi likuid (dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya)

karena besarnya aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar

atau dapat dikatakan aktiva lancar perusahaan besarnya 4,62 x utang

lancarnya.

b. Rasio Lancar

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2015 diperoleh rasio lancar sebesar 2,06.

Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap kewajiban Rp 1 akan

dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 2,06 maka kondisi perusahaan ini

dapat dikatakan bahwa PT Sawerigading Utama pada tahun 2015 dalam

kondisi likuid (dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya) karena

besarnya aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar atau

dapat dikatakan aktiva lancar perusahaan besarnya 2,06 x utang lancarnya.

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2016 diperoleh rasio lancar sebesar

325%. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap kewajiban Rp 1

akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 3,25 maka kondisi

perusahaan ini dapat dikatakan bahwa PT Sawerigading Utama pada tahun

2016 dalam kondisi likuid (dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya)


59

karena besarnya aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar

atau dapat dikatakan aktiva lancar perusahaan besarnya 3,25 x utang

lancarnya.

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2017 diperoleh rasio lancar sebesar

461%. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap kewajiban Rp 1

akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 4,61 maka kondisi

perusahaan ini dapat dikatakan bahwa PT Sawerigading Utama pada tahun

2017 dalam kondisi likuid (dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya)

karena besarnya aktiva lancar sebagai jaminan atas utang lancar lebih besar

atau dapat dikatakan aktiva lancar perusahaan besarnya 4,61 x utang

lancarnya.

c. Rasio Kas

𝐾𝑎𝑠
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑎𝑠 =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2015 diperoleh rasio KAS sebesar 1,57.

Nilai ini bisa diartikan bahwa untuk setiap Rp 1 utang akan dijamin dengan

Rp. 1,57 kas. Maka kondisi perusahaan ini dapat dikatakan bahwa kas yang

dimiliki PT. Sawerigading Utama pada tahun 2015 hanya 1,57 x hutang

lancarnya.

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2016 diperoleh rasio KAS sebesar 2,63.

Nilai ini bisa diartikan bahwa untuk setiap Rp 1 utang akan dijamin dengan

Rp. 2,63 kas. Maka kondisi perusahaan ini dapat dikatakan bahwa kas yang

dimiliki PT. Sawerigading Utama pada tahun 2016 hanya 2,63 x hutang

lancarnya.
60

 Dari hasil perhitungan untuk tahun 2017 diperoleh rasio KAS sebesar 4,16.

Nilai ini bisa diartikan bahwa untuk setiap Rp 1 utang akan dijamin dengan

Rp. 4,16 kas. Maka kondisi perusahaan ini dapat dikatakan bahwa kas yang

dimiliki PT. Sawerigading Utama pada tahun 2017 hanya 4,16 x hutang

lancarnya.

3.3.3 Analisis Ratio Aktivitas

a. Total Account Receivable turn over


𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝐴𝑅𝑇𝑂 =
𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 + 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 − 𝑙𝑎𝑖𝑛

 Dari hasil perhitungan diperoleh rasio TARTO tahun 2015 sebesar 7,45 yang

berarti tingkat perputaran piutang seberapa sering piutang digunakan dalam

tingkat pendapatan bersih pada tahun 2015 sebesar 7,45.

 Dari hasil perhitungan diperoleh rasio TARTO tahun 2016 sebesar 7,70 yang

berarti tingkat perputaran piutang seberapa sering piutang digunakan dalam

tingkat pendapatan bersih pada tahun 2016 sebesar 7,70.

 Dari hasil perhitungan diperoleh rasio TARTO tahun 2017 sebesar 31,32

yang berarti tingkat perputaran piutang seberapa sering piutang digunakan

dalam tingkat pendapatan bersih pada tahun 2017 sebesar 31,32.


61

3.3.4 Analisis Ratio Financial Leverage

a. Ratio Ekuitas
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai RE sebesar 100% pada tahun 2015,

2016, dan 2017. Dari nilai ini dijelaskan bahwa terjadi hasil persentasi yang

sama dan mencapai total keseluruhan untuk ketiga tahun tersebut.

b. Debt To Equity Ratio


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

 Dari hasil perhitungan didapat nilai DER sebesar 0,12 pada tahun 2015, 0,10

pada tahun 2016 dan 0,6 pada tahun 2017. Dari nilai tersebut bisa dijelaskan

bahwa terjadi penurunan dalam DER untuk 3 tahun berturut-turut. Yang

berarti porsi pemegang saham semakin besar dalam menjamin investasi

kreditor. Sejalan dengan hasil perhitungan pada rasio hutang dibandingkan

aktiva yang mengalami penurunan menunjukkan bahwa sebagian besar

investasi yang dilakukan oleh perusahaan sepenuhnya didanai dari dari

ekuitas pemegang saham.

3.4 ANALISIS PROYEKSI ARUS KAS


Cashflow Forecast 2016 - 2018

PT SAWERIGADING

2017 2018F 2019F

Opening Balance 0 4.003.467.042 8.120.115.377

Money In / Cash Inflow

Owner's Equity 2.054.961.767 2.137.160.238 2.222.646.647


62

Net Revenues 395.780.873 407.654.299 419.883.928

Account Receivable 9.814.323 9.912.466 10.011.591

Fixed Assets 1.729.192.235 1.746.484.157 1.763.948.999

Total Cash Inflow 4.189.749.198 4.301.211.160 4.416.491.165

Money Out / Cash


Outflow

Loan Repayments 119.405.071 117.016.970 112.336.291

Expenses 66.877.085 67.545.855,85 68.221.314,41

Depreciation Expenses - - -

Dividend - - -

Total Cash Outflow 186.282.156 184.562.825 180.557.605

Closing Balance 4.003.467.042 8.120.115.377 12.356.048.937

Berdasarkan data-data yang telah terhimpun oleh PT. Sawerigading Utama

selama 3 tahun (2015-2017), maka disusun proyeksi cashflow untuk tahun 2018 dan

2019. Dengan melihat proyeksi arus kas tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Posisi awal modal pemilik sebesar Rp. 2.054.961.767, dengan total arus kas

masuk sebesar Rp. 4.189.749.198 adalah merupakan penjumlahan dari

Owner’s Equity, net revenue, account receivable, dan fixed assets.

 Arus kas keluar berjumlah Rp. 186.282.156 yang disebabkan adanya

transaksi Loan repayments, expenses, depreciation expenses, dan dividend.

 Posisi kas akhir pada tahun 2017 sebesar Rp. 4.003.467.042 adalah

merupakan hasil dari pengurangan total arus kas masuk dan total arus kas

keluar. Posisi kas akhir tersebut akan menjadi saldo posisi kas awal pada

periode berikutnya. Dengan melihat hasil proyeksi PT. Sawerigading Utama

dapat dikatakan pemenuhan kebutuhan likuiditasnya diatas batas normal.

Dengan diketahuinya saldo kas yang akan datang maka kelebihan dan
63

kekurangannya oleh pihak perusahaan dapat direncanakan atau dibuatkan

strategi untuk meningkatkan dalam pemenuhan kebutuhan likuiditas

perusahaan, atau menghindari agar tidak terjadi idle funds jika terjadi

kelebihan likuiditas, sehinggah pada akhirnya dapat diperoleh pengelolaan

dana yang optimal.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan alat analisis dalam

manajemen keuangan untuk mengamati kinerja PT. Sawerigading Utama. Maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis horizontal neraca 2015 ke 2016

Berdasarkan hasil analisis horizontal neraca PT. Sawerigading Utama

perbandingan dari tahun 2015 ke 2016 tersebut dapat dilihat kenaikan yang

dominan pada pos-pos dalam neraca seperti aktiva lancar, aktiva tetap, total aset

ekuitas dan total ekuitas dan liabilitas. Sedangkan pos-pos yang mengalami

penurunan dari tahun 2015 ke 2016 adalah total liabilitas jangka pendek dan total

liabilitas jangka panjang.

2. Hasil analisis horizontal neraca 2016 ke 2017


64

Berdasarkan hasil analisis horizontal neraca PT. Sawerigading Utama

perbandingan dari tahun 2016 ke 2017 tersebut dapat dilihat kenaikan pada pos-

pos dalam neraca seperti aktiva tetap, total aset ekuitas dan total ekuitas dan

liabilitas. Sedangkan pos-pos yang mengalami penurunan dari tahun 2016 ke

2017 adalah aktiva lancar, total liabilitas jangka pendek dan total liabilitas jangka

panjang.

3. Hasil analisis horizontal Laba Rugi 2015 ke 2016

Berdasarkan hasil kalkulasi kuanitatif dengan analisis horizontal pada laporan

laba-rugi perbandingan tahun 2015 ke 2016 tidak menunjukkan adanya

penurunan simultan pada sebagian besar pos. Hal ini disebabkan karena tidak

dominannya penurunan pos-pos pada akun laba rugi, dengan itu perusahaan

mampu membayar bebannya.

4. Hasil Analisis horizontal Laba Rugi 2016 ke 2017

Berdasarkan hasil kalkulasi kuanitatif dengan analisis horizontal pada laporan

laba-rugi perbandingan tahun 2016 ke 2017 menunjukkan jelas adanya

penurunan simultan pada sebagian besar pos. Hal ini disebabkan karena pada

perbandingan pos tersebut terjadi penurunan pendapatan yang dilhasilkan oleh

perusahaan sehingga jelas perusahaan mengalami penurunan dalam

mendapatkan laba, namun perusahaan masih bisa membayar sebagian

bebannya. Hal ini menjadi sinyal negatif kinerja manajemen PT Sawerigading

Utama.

5. Hasil analisa horizontal laporan arus kas tahun 2015 ke 2016

Berdasarkan hasil kalkulasi dengan analisis horizontal arus kas perusahaan

mengalami penurunan hal ini karena adanya penurunan pada kegiatan operasi

yang berasal dari sumber dana. Begitu pula untuk kegiatan investasi yang

mengalami penurunan tetapi tidak untuk kegiataan pendanaan.

6. Hasil analisa horizontal laporan arus kas tahun 2016 ke 2017


65

Berdasarkan hasil kalkulasi dengan analisis horizontal arus kas perusahaan

mengalami peningkatan hal ini karena adanya peningkatan pada kegiatan operasi

yang berasal dari sumber dana. Begitu pula untuk kegiatan investasi yang

mengalami penurunan yang cukup signifikan dan untuk kegiataan pendanaan

juga mengalami penurunan.

7. Analisis vertical neraca PT. Sawerigading Utama

Berdasarkan hasil kalkulasi dengan analisis vertikal pada neraca, proporsi aktiva

lancar dalam total aktiva dibandingkan aktiva tetap hasil analisis vertical

menunjukkan bahwa untuk tiga tahun tersebut aktiva lancar selalu lebih kecil

dibanding aktiva tetap pada PT Sawerigading Utama , hal ini karena hasil total

perhitungan dan presentase aktiva tetap lebih besar daripada aktiva lancar.

Sedangkan untuk total liabilitas setiap tahunnya selama tiga periodeberada di

persentase yang sama berbeda dengan total ekuitas disetiap tahunnya selama

tiga peiode terus mengalami peningkatan.

8. Analisis vertical laporan laba rugi PT. Sawerigading Utama

Berdasarkan hasil analisis vertical pada laporan laba rugi, menghasilkan analisis

bahwa persentase laba bersih pada tahun 2015 ke 2016 mengalami peningkatan.

Namun, mengalami penurunan pada tahun 2017.

9. Hasil analisis rasio profitabilitas

Berdasarkan hasil kalkulasi rumus rumus rasio profitabilitas, dapat disimpulkan

profitabilitas PT. Sawerigading Utama berfluktuatif 3 tahun berturut-turut.

10. Hasil analisis rasio likuiditas

Berdasarkan hasil kalkulasi dengan rasio-rasio likuditas, dapat disimpulkan bahwa

likuiditas perusahaan ini menunjukkan peningkatan tiap tahunnya.

11. Hasil analisis rasio aktivitas


66

Berdasarkan hasil kalkulasi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen PT.

Sawerigading Utama perlu untuk mempertahankan peningkatan manajemen

karena mengalami kenaikan dalam rasionya selama tiga tahun berturut-turut.

12. Hasil analisis rasio leverage

Berdasarkan hasil analisis dengan rasio rasio solvabilitas yang ada, dapat

disimpulkan bahwa ada kinerja perusahaan menurun dengan tetapnya porsi

hutang dalam pendanaan aktiva. Yang dilihat dari rasio DER nya yang yang

berarti porsi pemegang saham semakin kecil dalam menjamin investasi kreditor.

Sejalan dengan hasil perhitungan pada rasio hutang dibandingkan aktiva yang

mengalami peningkatan menunjukkan bahwa sebagian besar investasi yang

dilakukan oleh perusahaan tidak sepenuhnya didanai dari dari ekuitas pemegang

saham.

Kesimpulan secara umum dapat dilihat bahwa hasil kinerja manajemen PT.

Sawerigading Utama mengalami penurunan walaupun masih dalam batas wajar

dalam manajemen perusahaannya dikarenakan ketersediaan dana untuk mencukupi

kebutuhan perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis horizontal,

vertical, dan beberasa rasio keuangan. PT. Sawerigading Utama memiliki

keunggulan dalam hal likuiditas.

4.2 Saran Penelitian

Setelah melakukan penelitian pada PT. Sawerigading Utama, penulis

memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. PT. Sawerigading Utama dalam tiga tahun perusahaan tersebut menurunkan

uang muka dan biaya dibayar dimuka yang cukup tinggi dan memperhatikan
67

property investasi dan asset tetap yang cukup tinggi dibandingkan aktiva,

serta peningkatan nilai modal/ekuitas, baik bagi penambahan modal disetor,

asset keuangan tersedia dijual serta saldo laba.

2. PT. Sawerigading Utama juga perlu memperhatikan efektivitas, efisiensi, dan

ekonomis operasionalnya, dalam hal ini pengelolaan piutang, persediaan,

dan aktiva lancar dari analisis rasio aktivitas dan juga dengan melihat rasio

profitabilitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Syarifuddin. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis. Yogyakarta. BPFE

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung. Refika Aditama

Bambang Riyanto. 2004. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta. BPFC Edisi
ke 4.

Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan Revisi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Mamduh, M. Hanafi. 2003. Analisa Laporan Keuangan. UPP MPP YKPN. Yogyakarta.
68

Mohammad Muslich. 2004. Manajemen Keuangan Moderen, Analisis Perencanaan dan


Kebijakan. Cetakan Pertama. Jakarta. Bumi Aksara.

Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.

Sadeli, Lili. 2014. Dasar Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.

Siamat, Dahlan. 2008. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan. Yogyakarta. Ekonisia

Syamsuddin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Warsono. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Ketiga. Malang Cetakan Pertama.
Jilid Satu. Bayu Media.
69

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Anda mungkin juga menyukai