Anda di halaman 1dari 87

MAKALAH KELOMPOK 3

ASPEK KEUANGAN PADA BISNIS KULINER PT CAMPINA ICE


CREAM INDUSTRY, Tbk
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu, Dr. Adang Djatnika Effendi, ST., MT.

Disusun oleh : Kelompok 3

Manajemen 6C

Muhammad Kholis Burhanudin (1199240108)


Muhammad Hamzah Ramazan (1199240114)
Muhammad Rasyid Sidiq (1199240118)
Nabeela Puteri Rachmani (1199240122)
Nazla Adl Haqq Krisnawan (1199240126)
Neng Ani Wijianingsih (1199240127)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah Swt. Selain itu,
kami juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik
iman maupun islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan


penulisan makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Studi Kelayakan
Bisnis dengan Dosen Pengampu, Dr. Adang Djatnika Effendi, ST., MT. Kami
sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari isinya maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.
Semoga makalah ini memberikan manfaat, umumnya pada para pembaca dan
khususnya bagi kami sendiri. Aamiin.

Bandung, 06 April 2022

KELOMPOK 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................... 3
1.4 Sistematika Pembahasan........................................................... 4
BAB II ISI....................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis........................................... 5
2.2 Analisis Kelayakan Bisnis PT CAMPINA ICE CREAM
INDUSTRY Tbk................................................................................. 8
2.2.1 Visi, Misi Dan Nilai ……………………….………. 9
2.2.2 Sejarah …………………….……………………….. 10
2.2.3 Kebijakan Mutu PT. Campina Ice Cream Industry…… 11
2.2.4 Jenis Usaha Yang Dikelola……………………………... 12
2.2.5 Produk PT Campina Ice Cream Industry…………..… 13
2.3 Sumber Dana............................................................................. 14
2.4 Analisis Kinerja Keuangan PT CAMPINA ............................. 16
2.4.1 ASET, LIABILITAS, DAN EKUITAS………………….16
2.4.2 PENDAPATAN, BEBAN DAN PERTUMBUHAN
LABA………………………………………………………...19
2.5 Analisis Kinerja Keuangan Lainnya......................................... 24
2.6 Biaya Kebutuhan Investasi ....................................................... 32
2.7 Laporan Laba Rugi………………………………………… 33
2.8 Laporan Arus Kas
………………………………………………………………. 34
2.9 Pengukuran dengan Rasio Kuangan ……………………….. 35
BAB III TINJAUAN JURNAL......................................................................
3.1 Jurnal Internasional................................................................... 38

ii
3.2 Jurnal Nasional.......................................................................... 40
BAB IV ASPEK KEUANGAN BISNIS KULINER CAMPINA................
4.1 Faktor Penilaian Studi Bisnis .................................................. 43
4.1.1 Biaya Produksi …………………………………….. 43
4.1.2 HP..………………………………………………… 47
4.1.3 Laba Rugi ………………………………………… 51
4.1.4 Teori PBP dan NVP…………..………………….. 54
4.1.5 BEP……………………………………………….. 58
4.1.6 Cashflow…………………………………………. 64
4.1.7 INVESTASI………………………………………. 69
4.1.8 NERACA…………………………………………… 75
4.1.9 Sumber Dana………………………………...……. 77
4.1.10 IRR dan PI……………………………….. 79
BAB V PENUTUPAN.................................................................................... 82
5.1 Kesimpulan............................................................................... 82
5.2 Saran..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Beakang

1.1.1 Pengertian Aspek Keuangan

Menurut Umar (2009), aspek finansial/keuangan merupakan aspek yang berkaitan


dengan kondisi keuangan suatu usaha baik dari investasi awal usaha dan
keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan.

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan


perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya,
bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling
utama untuk dianalisis karena dariaspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan
dengan keuntungan perusahaan, sehinggamerupakan salah satu aspek yang sangat
penting untuk diteliti kelayakannya.

Aspek Keuangan mempelajari bagaimana individu, bisnis, dan organisasi


meningkatkan, mengalokasi, dan menggunakan sumber daya moneter sejalan
dengan waktu, dan juga menghitung risiko dalam menjalankan proyek mereka.
Istilah keuangan dapat berarti:

 Ilmu keuangan dan asset lainnya

 Manajemen asset tersebut

 Menghitung dan mengatur risiko proyek

Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan


perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang
berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk diteliti kelayakanya.

1
1.1.2 Peran Aspek Keuangan Dalam Bisnis Es Krim CAMPINA

Peran aspek keuangan di studi kelayakan bisnis PT Campina Ice Cream Industri
adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan. Juga untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas
proyek/bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang
akan dijalankan. Apabila sebuah usulan rencana bisnis tak ada perhitungan aspek
keuangan, akan sulit melakukan pengukuran pada keberhasilan usaha.

1.1.3 Tujuan Aspek Keuangan Dalam Bisnis Es Krim CAMPINA

Tujuan adalah (1) mengetahui bagaimana perkembangan keuangan dalam


bisnis es krim CAMPINA; (2) Meninjau kinerja dan hasil barang yang
diperjual belikan dalam bisnis CAMPINA; (3) selalu meningkatkan
kesejahteraan karyawan; (4) memperhtungkan suplai persediaan barang;
dan (5) melakukan perhitungan rugi dan untung serta memperjual belikan
saham sebagai bentuk investasi pada masyarakat.

1.1.4 Ruang Lingkup

Ice cream merupakan salah satu makanan favorit karena rasanya yang enak,
teksturnya yang lembut, dan membuat sensasi yang menyenangkan bagi sebagian
orang yang memakannya. Pengolahan ice cream tidak hanya berdasarkan pada
perbedaan variasi rasa, warna dan bentuk, tetapi juga dapat dikombinasikan
dengan produk makanan, minuman maupun cake. Ice cream dapat dikatakan
sebagai jenis makanan yang paling populer dan banyak digemari oleh semua
kalangan, baik dari anak-anak hingga orang dewasa. Ice cream merupakan produk
pembekuan yang murni dan bersih, dibuat dari susu, gula, air, dan biasanya juga
ditambahkan buah-buahan, flavor, zat warna, dan sebagainya (Foster., et al, 1961
dan Barber, 1962). Ice cream dapat dikomersilkan dalam skala rumah tangga
maupun skala industri. Industri ice cream yang terkenal di Indonesia salah satunya
adalah PT. Campina Ice cream Industry. PT. Campina Ice Cream Industry
merupakan perusahaan lokal yang sudah dikenal sejak berdiri pada tahun 1972
dengan kapasitas produksi yang besar. Produk Ice Cream dari PT. Campina Ice
Cream Industry juga telah berhasil menembus pangsa pasar yang cukup luas yang
dibuktikan dengan pendistribusian Ice Cream Campina sudah mencapai seluruh
wilayah Indonesia. Perusahaan ini selain mampu mempertahankan loyalitas
konsumen terhadap produk-produk yang dimilikinya, juga mampu
mempertahankan kualitas produk-produk yang dihasilkan. Keberhasilan dalam
mempertahankan loyalitas konsumen dan kualitas produk diperoleh dari

2
penerapan sistem-sistem yang ada serta 2 pengembangan sistem-sistem tersebut
menjadi lebih baik seiring dengan perkembangan industri.

Didirikan sebagai sebuah industri rumahan berbentuk Firma bernama CV Pranoto


dengan merk dagang Campina. CV Pranoto ini didirikan oleh Darmo Hadipranoto
pada tanggal 22 Juli 1972 di Jalan Gembong Sawah Surabaya, yang juga
merupakan kediaman pribadi Darmo Hadipranoto. Seiring perkembangan usaha
yang semakin maju, Campina melakukan ekspansi dengan membuka Fasilitas
Produksi di Kawasan SIER, Surabaya Jawa Timur pada Tahun 1982. Mengubah
status perusahaan dari Firma (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Dengan
nama PT Campina Ice Cream Industry. Perseroan mulai fokus pada program-
program pengurangan dampak pemanasan global. Perseroan melakukan
Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 19 Desember 2017 di Bursa Efek
Indonesia dengan kode emiten CAMP. Menjadi partner dan pendukung gelaran
Asian ParaGames 2018 di Jakarta. Untuk kedua kalinya , perseroan menerima
penghargaan Green Company Award dari Swa Magazines. yang sebelumnya telah
diraih pada tahun 2017

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penyusunan makalah ini yaitu:
1. . Apa Pengertian aspek keuangan? Dan Bagaimana peran
keuangan dalam aspek bisnis es krim PT CAMPINA serta
tujuan aspek hukum dalam bisnis es krim di PT CAMPINA dan
ruang lingkup aspek bisnis es krm pada PT CAMPINA?
2. Apa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis ?
3. Bagaimana analisis kelayakan bisnis pada PT CAMPINA?
4. Apa saja fungsi Laporan Keuangan?
6. Apa saja aspek pokok Keuangan?
7. Bagaimana aspek keuangan dalam PT Indofood ?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Aspek keuangan dalam bidang kuliner.

3
1.4 Sistematika Pembahasan
BAB I : Membahas tentang pendahuluan, yang melatarbelakangi Mengapa
terjadinya aspek keuangan, peranan keuangan dalam aspek bisnis es krim PT
CAMPINA tujuan serta ruang lingkup aspek misnis es krim PT CAMPINA.
BAB II : Orientasi, dalam bab ini membahas lebih dalam lagi tentang studi
kelayakan bisnis PT CAMPINA serta memasukan aspek keuangan dan berbagai
data yang sudah ditemukan.
BAB II : Dalam bab ini mengenai jurnal internasional dan nasional, kami
mengambil beberapa kasus yang penerapan aspek hukumnya sama dalam bidang
bidang kuliner serta disusun pertanyaan 5W+1H yang ada pada jurnal.
BAB IV : Aspek Kruangan, dalam bab ini aspek hukum lebih dilengkapi
lagi beserta jenis-jenis dokumen dalam aspek hukum.
BAB V : Penutup, menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis menurut Umar (2005:p8), studi kelayakan bisnis


merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis
layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin
dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:p7) studi kelayakan bisnis adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis
yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan. Menurut Kasmir dan Jafkar (2012,p7, Studi kelayakan usaha adalah
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau usaha
yang akan dijalankan, untuk menentukan dijalankan atau tidaknya usaha tersebut.
Studi kelayakan adalah analisis tentang seberapa sukses suatu proyek dapat
diselesaikan, memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti
faktor ekonomi, teknologi, hukum dan penjadwalan. Manajer proyek
menggunakan studi kelayakan untuk menentukan potensi hasil positif dan negatif
dari suatu proyek sebelum menginvestasikan banyak waktu dan uang ke dalamnya
(Investopedia, 2017).

 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan Bisnis


Tujuan utama studi kelayakan adalah untuk mengetahui apakah ide bisnis
tersebut dapat dilaksanakan. Jika ide bisnis ditemukan layak, rencana
bisnis dapat disusun untuk mendapatkan dukungan keuangan (Wizznotes.
2017). Definisi lain juga dikemukan di Refernce (Referensi. 2017) Tujuan
dari studi kelayakan adalah untuk menganalisis proposal bisnis untuk
menentukan apakah proyek tersebut layak dan apakah harus
ditindaklanjuti. Menentukan apakah suatu bisnis layak sebelum didirikan
mencegahnya seorang investor dari membuang-buang uang dan waktu

5
untuk usaha bisnis yang gagal. Ada lima tujuan perlunya melakukan studi
kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar (2003:p13), yaitu:
1) Menghindari Resiko Kerugian Untuk mengatasi resiko kerugian di
masa yang akan datang ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada
yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi
tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk
meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita
kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2) Memudahkan Perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita
dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu
direncanakan. Perencanaan tersebut meliputi: - Berapa jumlah dana yang
diperlukan - Kapan usaha akan dijalankan - Dimana lokasi usaha akan
dibangun - Siapa yang akan melaksanakan - Bagaimana cara
melaksanakannya - Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh -
Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi penyimpangan
3) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana
yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para
pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang
harus diikuti.Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga
usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana
yang sudah disusun. 4) Memudahkan Pengawasan Dengan telah
dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah disusun,
maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengwasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun.
5) Memudahkan Pengendalian Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah
dilakukan pengawasan, maka jika terjadi penyimpangan akan mudah
terdeteksi, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan
tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan

6
agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya
tujuan perusahaan akan tercapai.
 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Hasil dari laporan studi kelayakan sebuah
bisnis akan memiliki manfaat yang berguna bagi beberapa pihak menurut
Umar (2005:p19), yaitu:
1) Pihak Investor.
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan,
pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari, misalnya
dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta
menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu
calon investor ini akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang
telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung
tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas
modal yang akan ditanamkannya.
2) Pihak Kreditor.
Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, sebelum memutuskan
untuk memberikan kredit atau tidak, perlu mengkaji ulang studi kelayakan
bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain,
misalnya tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.
3) Pihak Manajemen Perusahaan.
Studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan
maupun pihak internal perusahaan sendiri. Terlepas dari siapa yang
membuat, pembuatan proposal ini merupakan upaya dalam rangka
merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada
peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak
yang menjadi project leader sudah tentu pihak menejemen perlu
mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, berapa
yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan
dari kreditor.
4) Pihak Pemerintah dan Masyarakat.

7
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan
kebijakankebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena
bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung,
mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa Negara,
penggalangan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal
merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi.
Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang
diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsidi dan keringanan lain.
5) Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi.
Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga dianalisis manfaat
yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap
perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk
mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek
rencana pembangunan nasional, distribusi nilai rambah pada seluruh
masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, semi analisis
kemanfaatan dan beban sosial. Jadi, jelas bahwa studi kelayakan bisnis
yang dibuat perlu dikaji demi tujuan-tujuan pembangunan ekonomi
nasional.

2.2 Analisis Kelayakan Bisnis PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY


Tbk.

Kami merupakan salah satu produsen es krim ternama di Indonesia, dengan


rangkaian produk yang selalu menjadi juara di hati konsumen. Kami selalu
berinovasi untuk menciptakan kebahagiaan dan kesenangan melalui produk-
produk istimewa yang dibuat dari bahan alami, higienis dan berkualitas. Adalah
tujuan kami untuk membuat konsumen lebih menikmati hidup yang sehat melalui
kandungan bermutu di dalam es krim kami yang memberikan manfaat untuk
semua orang.

2.2.1 Visi, Misi Dan Nilai

8
Campina Memiliki Visi “Memiliki kepekaan tinggi untuk
senantiasa berorientasi kepada pasar dan pelanggan, mengoptimalkan
seluruh sumber daya dan asset perusahaan guna memberikan nilai lebih
sebagai wujud pertanggungjawaban kepada para pemilik saham serta
menjalankan usaha dengan memperhatikan lingkungan dan masyarakat
sekitar.”
Juga Memiliki Misi “Menjadikan Perseroan, sebagai salah satu
produsen es krim dan makanan beku, yang terbaik dan terbesar di
Indonesia dengan senantiasa mengutamakan kepuasan para pelanggan,
para pemegang saham dan para karyawan, serta memegang teguh prinsip
usaha yang bersahabat dengan lingkungan.”
Serta Memiliki nilai “SALAM Campina”, Sebagai Berikut
 S “Suka Cita Dalam Bekerja” yang berarti Selalu bertindak dengan
dilandasi pemikiran Positif dan Hati yang Ikhlas. Ramah dan
Murah Senyum dalam berhubungan dengan Semua pihak.
 A “Aktif Mencapai Hasil Sempurna” yang berarti Bertugas dengan
penuh semangat, jujur dan disiplin dalam segala situasi, untuk
mencapai hasil terbaik.
 L “Lestarikan Sumber Daya” yang berarti Peduli & bertanggung
jawab terhadap kelangsungan perusahaan, dengan selalu hemat
dalam menggunakan sumber daya.
 A “Adaftif Dan Berjiwa Muda” yang berarti Selalu melakukan
perbaikan secara kreatif dan cepat, untuk menyesuaikan dengan
perkembangan terkini.
 M “Menghargai Setiap Orang” yang berarti Saling menghormati
dalam keberagaman dan bekerjasama dengan baik dalam setiap
aktivitas.

2.2.2 Sejarah
PT. Campina Ice Cream Industry merupakan perusahan yang berstatus
PMDN ( Penanaman Modal Dalam Negeri ) dan dibawah pengawasan

9
departemen perindustrian dengan SK Menteri Perindustrian No.
0271/reg/01/kanwil B.1/4.1/105-13/II/74. Usaha ini diawali pada tgl 22 Juli
1972 oleh keluarga Bapak Darmo Hadi Pranoto. Bapak Pranoto memulai
usahanya dengan memproduksi Ice Cream secara Home Industry. Produk es
krim hasil usahanya ini diberi merek “ CAMPINA” yang berasal dari kata
“Campiun atau Champion” yang berarti juara dan “NA” yang berarti di mana
– mana. Gambar logo PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY yang
terdapat di lampiran 1. Pada saat itu, usaha tersebut masih berupa pabrik es
kecil – kecilan dengan nama “CV. PRANOTO” yang berlokasi di samping
rumah keluarga Bapak Pranoto di daerah Gembong Sawah, sedangkan hasil
produksinya hanya berupa es krim cup. Pada awal berdirinya, perusahaan
CAMPINA tidak menemui hambatan dalam pemasarannya, bahkan langsung
dapat diterima oleh masyarakat dan menjadi es krim kebanggaan nasional,
khususnya bagi Surabaya karena merupakan produk es krim nasional yang
terbaik. Proses pemasaran ynag dirintis untuk memasarkan produk “Campina”
pada saat awal berdirinya sangat sederhana yaitu dengan menjual dengan
menggunakan sepeda, penjual berkeliling dari kampung ke kampung. Namun
berkat tekat yang gigih, usaha keluarga ini 9 berkembang dengan pesat. Pada
tahun 1973, pemasaran produk ice cream ”Campina” mulai menjangkau luar
kota Surabaya. Pada tahun 1974 perusahaan berkembang semakin pesat
hingga menarik perhatian Gubernur Jawa timur yang pada saat itu di jabat oleh
Muh. Noer. Oleh karena itu, beliau meninjau sendiri Home industry tersebut,
untuk mengetahui bagaimana sebuah home industry dapat menembus pasar
sampai keluar dari kota Surabaya dengan kualitas produk yang baik.
Permintaan akan produk es krim yang cukup besar menjanjikan prospek yang
cerah bagi perkembangan perusahaan. Pada tahun 1976 setelah usaha
berkembang dengan cukup pesat, diadakan pengembangan home industry.
Seluruh bangunan rumah dijadikan pabrik kecil bersamaan dengan
penambahan sejumlah mesin baru. Perkembangan berikutnya yang terjadi
bahkan menyebabkan tempat usaha yang sudah ada dianggap tidak mencukupi
lagi. Oleh sebab itu, pada tahun 1982 diadakan pemindahan lokasi pabrik ke

10
rungkut industri (lokasi PT. SIER) tepatnya di jalan Rungkut Industri II/15-17
Surabaya. Pada waktu itu produk es krim ”Campina” sudah menjadi produk
Nomor satu di Indonesia. Setelah tahun 1982 perkembangan perusahaan
mengalami masa istirahat. Pada sekitar tahun 1990 perusahan mengalami
penurunan jumlah produksi yang disebabkan oleh menurunnya aktivitas
perekonomian di Indonesia, selain itu mulailah berdatangan para kompetitor
dari luar negeri dengan memakai bendera perusahaan multinasional yang
memakai mesin-mesin yang sama dengan yang dimiliki Campina Ice Cream.
Hal ini menyebabkan, Bapak Pranoto mengubah CV. Pranoto menjadi PT
dengan nama PT. Pranoto Panca Jaya. Namun ini pun 10 masih belum
dirasakan cukup. Agar tidak kalah dalam persaingan dengan kompetitior lain
terutama dala hal modal, Bapak Pranoto menggandeng investor dalam negeri
yang bernama Bapak Sabana Prawira Widjadja. Kerja sama ini mengakibatkan
perubahan nama perusahaan tersebut dari PT. Pranoto Panca Jaya menjadi PT.
Campina Ice Cream Industry pada tahun 1994. PT. Campina Ice Cream
Industry melakukan berbagai pembenahan untuk menghadapi persaingan
dengan produsen – produsen es krim yang lain. Cara yang ditempuh adalah
mendatangkan mesin – mesin dengan kapasitas yang lebih besar dan canggih,
meningkatkan kondisi bangunan yang diiringi dengan perluasan lokasi sebesar
1400 m2 , membangun gudang penyimpanan es krim yang lebih besar,
menyempurnakan alat – alat laboratorium dan pengendalian mutu, serta
pengembangan dibidang armada pengangkutan atau pengiriman es krim
sebagai sarana pemasaran PT. Campina Ice Cream Industry sampai saat ini
masih terus mengadakan pembenahan di segala bidang agar dapat ikut
bersaing dalam kancah perdagangan bebas.
.

2.2.3 Kebijakan Mutu PT. Campina Ice Cream Industry

Berikut merupakan kebijakan mutu PT Campina Ice Cream Industry yaitu sebagai
berikut: 1. Memberikan pelayanan terbaik guna meningkatkan kepuasan
pelanggan 2. Berkomitmen untuk selalu meningkatkan standar kualitas 3. Selalu

11
mengutamakan faktor keamanan pangan dan kehalalan 4. Mematuhi semua
peraturan yang berlaku PT. Campina Ice Cream Industry senantiasa
mengutamakan kepuasan pelanggan dengan berkomitmen untuk selalu
mengembangkan dan menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara
berkesinambungan guna meningkatkan standar kualitas dan pelayanan serta
mengutamakan faktor keamanan pangan, kehalalan produk dan mematuhi semua
peraturan yang berlaku. Sistem manajemen mutu 13 PT. Campina Ice Cream
Industry dituangkan dalam Panduan Mutu, Prosedur dan Instruksi Kerja yang
didokumentasikan, dimengerti dan dilaksanakan oleh semua personil secara
profesional. Sejalan dengan Visi dan Misi Perusahaan, Manajemen dalam setiap
tingkatan beserta setiap pekerja menjunjung tinggi Kebijakan mengenai Kualitas
ini dan berpartisipasi secara aktif guna menjabarkannya ke dalam setiap aspek
kegiatan Perusahaan.

2.2.4 Jenis Usaha Yang Dikelola

1. Campina Scoop Counter (CSC) Campina Scoop Counter (CSC) adalah salah
satu channel usaha unggulan PT. Campina Ice Cream Industry yang menawarkan
sistem Business Opportunity 14 kepada masyarakat umum. CSC melayani
penjualan produk es krim dengan berbagai macam variasi menu yang
penyajiannya dengan cara scooping ke dalam wadah tertentu (cone, cup, maupun
wadah lainnya). Dengan menjadi mitra CSC, memungkinkan para mitra CSC
meraih margin keuntungan yang tinggi. Para mitra CSC juga akan mendapatkan
dukungan dan bimbingan manajemen dari PT. Campina Ice Cream Industry yang
sudah ahli dan terpercaya di bidang industri es krim. Dan Campina Scoop Counter
(CSC) ini dibuat dengan sistem semi Franchise. Semi franchise yang diterapkan
adalah tidak adanya Royalty Fee dan Franchise fee, dengan sistem ini sangat
menguntungkan bagi para calon pengusaha. Sehingga pengusaha bisa cepat
kembali modal, dengan investasi awal sekitar 10 juta dari ilustrasi bisa kembali
modal dalam 6-7 bulan. Keunggulannya lagi adalah kita bisa usaha dengan
bantuan nama besar Ice Cream Campina yang sudah terkenal di Indonesia.

12
2. Factory Visit PT Campina Ice Cream Industry Sejak bulan agustus 2009, PT
Campina ice cream Industry telah membuka kunjungan ke pabrik yang berlokasi
di Jl Rungkut Industry II No 15-17 Surabaya. Para pengunjung dapat mengetahui
tentang es krim secara umum dari sisi kandungan gizinya, manfaatnya dan lain-
lain. Dan sekaligus dapat mengetahui proses produksi es krimdari bahan mentah
hingga dapat di konsumsi.

3. Campina Home Delivery Layanan Campina Home Delivery adalah layanan


pengiriman ice cream sampai kerumah, Home Delivery memberikan anda
kepuasan menikmati Campina Ice Cream tanpa mengalami kemacetan, bebas
BBM, hemat waktu dan energi. Bahkan untuk daerah tertentu ice cream dapat
anda nikmati 1 jam setelah 15 pemesanan. Pemesanan dapat dilakukan dengan
menghubungi nomor bebas pulsa 0 800 1 375746 dengan minimum pembelian
sebesar Rp.50.000. Untuk saat ini pengiriman masih terbatas pada wilayah-
wilayah tertentu. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai (Cash on Delivery)
atau transfer bank. Tetapi disarankan untuk lebih baik menggunakan sistem cash
on delivery selain lebih cepat dan efisien anda juga tidak perlu melakukan fax
bukti transfer ke kantor perwakilan terdekat.

4. Event – event Campina Ice Cream Untuk lebih memuaskan keinginan


masyarakat di Indonesia. PT. Campina Ice Cream selalu membuat atau
menampilkan acara atau event. Salah satunya adalah acara yang baru saja digelar
oleh PT Campina Ice Cream Industry yaitu Concerto FUNtastic Follow Me Dance
yang diadakan di 5 kota besar di Indonesia salah satunya kota Surabaya. Dan
masih banyak lagi event – event yang diadakan oleh PT Campina Ice Cream
Industry seperti Campina Model Hunt 2011, Campina F2F 2010 dan lain – lain.

2.2.5. Produk PT Campina Ice Cream Industry

Sampai saat ini telah menciptakan berbagai rasa ice cream yang bervariasi rasa
dan warna yaitu sebagai berikut:

a. Jenis Avatar seperti dual stick, triple cup dan dual cone

13
b. Jenis Blue Jack seperti big time choco milky, big time choco berry, liliput
coklat, liliput nut, didi cup, dan big time choco.

c. Jenis Cake Ice Cream seperti blackforest, star bright, cassata, tiramisu, dan
sweet heart.

d. Jenis Classic seperti Tropicana coklat.

e. Jenis Concerto seperti concerto coklat, concerto blueberry, concerto Olympia,


concerto sundae coklat, dan concerto sundae strawberry.

f. Jenis Hula – hula seperti hula – hula kacang hijau dan hula – hula tape ketan. g.
Jenis Mini Pack seperti mini pack Neapolitan dan mini pack tripolitan.

h. Jenis premium seperti heart, bazzoka vanilla, dan bazzoka mede.

i. Jenis Premium Family Pack seperti chocolate extra brownies, choco chip,
tiramisu fudge, vanilla, kopyor, strawberry, dan durian.

j. Jenis Water Ice seperti petit dan fantasy

2.3 Sumber Dana

Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti darimodal
sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Setelah jumlah dana yang
dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukanadalah dalam bentuk apa
dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumberdana yang
mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.

Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal
kerja jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam,
yaitu:

1. Modal Asing

Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak
luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Perolehan modal asing

14
juga relatif sulitkarena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan
pemilik dana. Disamping itu dengan menggunakan modal pinjaman biasanya
timbulmotivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengejakan usaha
yang dijalankan. Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari:

 Pinjaman dari dunia perbankan

 Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal


ventura, atau lembaga keuanganlainnya.

 Pinjaman dari perusahaan nonbank

2. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
caramengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya
dari kalanganinternal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan
menjual saham kepadamasyarakat luas. Perolehan dana dari modal sendiri
biasanya berasal dari:

 Setoran dari pemegang saham

 Dari cadangan laba

 Dari laba yang belum dibagi

Data pemegang saham

Nama Pemegang Jumlah Saham Modal Disetor Persentase


Saham

Sabana 4.936.000.000 493.600.000.000 83,87%


Prawirawidjaja (Saham) (IDR)

Publik 885.000.000 88.500.000.000 15,04%


(Saham) (IDR)

Darmo 28.800.000 2.880.000.000 0,49%

15
Hadipranoto (Saham) (IDR)

Justiani 22.400.000 2.240.000.000 0,38%


Hadipranoto (Saham) (IDR)

Hendro 6.400.000 640.000.000 0,11%


Hadipranoto (Saham) (IDR)

Listijani 6.400.000 640.000.000 0,11%


Hadipranoto (Saham) (IDR)

KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA


Saham Perseroan pertama kali diperdagangkan Pada tanggal 19 Desember 2017.
Harga saham Perseroan ditawarkan pada harga Rp. 330,- dengan nilai nominal
Rp.100,- per saham. Jumlah saham yang ditawarkan kepada masyarakat saat itu
adalah sebesar 885.000.000 lembar atau setara dengan 15.04% dari total
kepemilikan modal yang disetor perseroan. OBLIGASI/SUKUK/OBLIGASI
KONVERSI, DAN EFEK LAINNYA DAN KRONOLOGIS PENCATATAN
Perseroan tidak menerbitkan obligasi/sukuk/obligasi konversi dan efek lainnya.
INFORMASI MENGENAI SUSPENSI SAHAM PERSEROAN Selama tahun
buku, Perseroan tidak mengalami penghentian sementara perdagangan saham
(suspension), dan/atau penghapusan pencatatan saham (delisting).
PEMBAYARAN DIVIDEN 1. Pada tahun 2018, Perseroan melakukan aksi
korporasi (Corporate Action) yaitu membagikan dividen tunai senilai Rp
17.655.000.000,- (tujuh belas milyar enam ratus lima puluh lima juta Rupiah).
Jumlah saham adalah 5.885.000.000 saham, sehingga setiap saham menerima
dividen sebesar Rp 3.- (tiga Rupiah). 2. Pada tahun 2019, Perseroan melakukan
aksi korporasi (Corporate Action) yaitu membagikan dividen tunai senilai Rp
25.011.250.000,- (dua puluh lima milyar sebelas juta dua ratus lima puluh ribu
Rupiah). Jumlah saham adalah 5.885.000.000 saham, sehingga setiap saham
menerima dividen sebesar Rp 4,25,- (empat koma dua lima Rupiah). ENTITAS
ANAK Perseroan tidak memiliki Asosiasi dan Entitas Anak

2.4 Analisis Kinerja Keuangan PT CAMPINA

Analisis atas kinerja keuangan ini didasarkan kepada Laporan Keuangan


Perseroan Tahun 2020 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Supoyo,
Sutjahjo, Subyantara & Rekan dengan opini wajar tanpa pengecualian,
sebagaimana terlampir dalam Laporan Tahunan ini.

16
2.4.1 ASET, LIABILITAS, DAN EKUITAS

 Jumlah Aset | Total Assets

Uraian 2020 2019 Perubahan


Description
Jumlah %

Aset Lancar 751.790 723.916 27.874 3,85%


Current
Assets
Aset Tidak 335.084 333.613 1.471 0,44%
lancar
Non Current
Assets
Jumlah Aset 1.086.874 1.057.529 29.345 2,77%
Total Assets

Total Aset per 31 Desember 2020 meningkat sebesar 2,77% dari Rp1,06 triliun di
tahun 2019 menjadi Rp1,09 triliun di tahun 2020. Jumlah aset mengalami
kenaikan baik pada aset lancar sebesar 3,85% dan aset tidak lancar tumbuh
sebesar 0,44%. Aset lancar per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp751,8 miliar,
nilai ini meningkat sebesar Rp27,9 miliar jika dibandingkan dengan nilai aset
lancar pada periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp723,9 miliar. Hal yang
mempengaruhi kenaikan dari aset lancar ini yaitu adanya kenaikan kas dan setara
kas yang mengalami peningkatan sebesar 37,54% atau Rp130,7 miliar. Dimana
pada tahun 2019 akun Kas dan setara kas Rp348,1 miliar naik menjadi Rp478,7
miliar di tahun 2020. Untuk aset tidak lancar perusahaan membukukan jumlah
aset tidak lancar per 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp335,1 miliar, sedikit
meningkat dari tahun 2019 yang sebesar Rp333,6 miliar, dimana mengalami

17
kenaikan sebesar Rp1,5 miliar. Penyebab kenaikan aset tidak lancar yaitu adanya
kenaikan nilai pada Aset tetap sebesar 14,19%.

 Jumlah Liabilitas | Total Liabilities

Uraian 2020 2019 Perubahan (Changes)


Description Jumlah %
(Amount)
Jumlah 56.665 57.300 (635) (1,11%)
Liabilitas
Lancar
(Total
Current
Liabilities)
Jumlah 68.497 64.836 3.660 5,65%
Liabilitas
Tidak
Lancar

(Total Non
Current
Liabilities)
Jumlah 125.162 122.137 3.025 2,48%
Liabilitas

(Total
Liabilities)
Jumlah Liabilitas meningkat sebesar 2,48% atau Rp3,0 miliar dari Rp122,1 miliar
di tahun 2019 menjadi Rp125,2 miliar di tahun 2020. Peningkatan ini terutama
karena adanya peningkatan Jumlah Liabilitas Tidak Lancar dari Rp64,8 miliar di
tahun 2019 menjadi Rp68,5 miliar di tahun 2020 atau meningkat sebesar 5,65%.

 Jumlah Ekuitas | Total Equity

18
Uraian 2020 2019 Perubahan (Changes)
Description
Jumlah %
(Amount)
Modal 588.500 588.500 0 -
Ditempatkan
dan Disetor
(Issued and
Paid-up Capital)
Tambahan 205.166 205.166 0 -
Modal Disetor
(Additional
Paid-in Capital)
Saldo Laba 174.074 148.431 25.642 17,28%
Belum
Ditentukan
(Penggunaannya
Retain Earning
with Unspecified
Balance)

Jumlah ekuitas 961.712 935.392 26.319 2,81%


Total equity

Jumlah Ekuitas meningkat sebesar 2,81% dari Rp935,4 miliar di tahun 2019
menjadi Rp961,7 miliar di tahun 2020. Adapun hal yang mempengaruhi kenaikan
ekuitas yaitu meningkatnya saldo laba yang belum ditentukan penggunaanya,
pada tahun 2019 bernilai Rp148,4 miliar meningkat sebesar Rp25,6 miliar
menjadi Rp174,1 miliar pada tahun 2020.

19
2.4.2 PENDAPATAN, BEBAN DAN PERTUMBUHAN LABA

a. Pendapatan Pendapatan (Penjualan Bersih) menurun sebesar 7,03% Rp1,03


triliun di tahun 2019 menjadi Rp956,6 miliar pada tahun 2020. Seluruh
pendapatan Perseroan diperoleh dari penjualan es krim impulse dan
in-home/family pack yang dilakukan di dalam negeri. Penurunan pendapatan juga
disebabkan oleh pengaruh dari faktor eksternal yang terjadi secara global tahun
ini. Penyebaran Covid-19 tidak dapat diprediksi dan hal ini juga yang
mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara dan hal ini terjadi secara
global.

 Pendapatan
Pendapatan (Penjualan Bersih) menurun sebesar 7,03% Rp1,03 triliun di
tahun 2019 menjadi Rp956,6 miliar pada tahun 2020. Seluruh pendapatan
Perseroan diperoleh dari penjualan es krim impulse dan in-home/family
pack yang dilakukan di dalam negeri. Penurunan pendapatan juga
disebabkan oleh pengaruh dari faktor eksternal yang terjadi secara global
tahun ini. Penyebaran Covid-19 tidak dapat diprediksi dan hal ini juga
yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara dan hal ini terjadi
secara global.

 Beban Pokok Penjualan

Akun 2020 2019 Perubahan (Changes)


Account Jumlah %
(Amount)
Penjualan 956.634 1.028.953 (72.318) (7,03%)
Bersih
(Net Sales)
Beban Pokok 439.656 426.418 (13.238) (3,10%)
Penjualan
(Cost of

20
Goods Sold)

Beban Pokok Penjualan meningkat sebesar 3,10% dari Rp426,4 miliar pada tahun
2019 menjadi Rp439,7 miliar pada tahun 2020. Beban Pokok Penjualan terdiri
atas biaya-biaya produksi dari persediaan barang jadi yang sudah terjual. Biaya-
biaya produksi yang dibebankan dalam proses produksi adalah: biaya pemakaian
bahan baku, biaya upah langsung, dan beban produksi tak langsung yang antara
lain terdiri atas biaya-biaya yang berkaitan dengan penyusutan aset tetap, biaya
listrik dan energi, biaya pemeliharaan dan perbaikan, pemakaian suku cadang dan
bahan pembantu, biaya gaji dan upah dan lain-lain.

Tahun 2020, biaya upah langsung dan beban penyusutan meningkat sehingga
meningkatkan beban pokok penjualan dibanding tahun 2019. Biaya upah langsung
tahun 2019 sebesar Rp17,1 miliar naik Rp2,9 miliar, menjadi Rp19,9 miliar di
tahun 2020, dan beban penyusutan meningkat Rp2,8 miliar dari Rp3,9 miliar pada
tahun 2019 menjadi Rp6,8 miliar di tahun 2020.

 Beban Usaha | Expenses

Akun 2020 2019 Perubahan (Changes)


Account Jumlah %
(Amount)
Beban 186.627 223.897 (37.270) (16,65%)
Penjualan
(Selling
Expenses)
Beban 282.574 289.340 (6.765) (2,34%)
Administrasi
dan Umum
(Administrative
and General
Expenses)

21
Beban 8.087 2.265 5.822 257,08%
Operasional
Lainnya
(Other
Operational
Expenses)
Jumlah Beban 477.288 515.501 (38.213) (7,41%)
Usaha
(Total
Expenses)

Beban Usaha mengalami penurunan 7,41% dari Rp515,5 miliar di tahun 2019
menjadi Rp477,3 miliar di tahun 2020. Beban Penjualan turun sebesar 16,65%
dari Rp223,9 miliar di tahun 2019 menjadi Rp186,6 miliar di tahun 2020. Beban
Penjualan terdiri dari beban yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan
operasional di bidang distribusi dan penjualan seperti: beban promosi, beban
angkutan, beban periklanan, supply kebutuhan dan sarana pemasaran, bahan
bakar, perjalanan dinas dan lain-lain.

Beban Umum dan Administrasi turun sebesar 2,34% dari Rp289,3 miliar di tahun
2019 menjadi Rp282,6 miliar di tahun 2020. Beban Umum dan Administrasi
adalah beban/biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan beban usaha umum
yang berhubungan dengan operasi umum dan administrasi perusahaan secara
keseluruhan, baik di Kantor Pusat maupun Kantor Perwakilan. Beban Operasional
Lainnya naik sebesar 257,08% dari Rp2,3 miliar di tahun 2019 menjadi Rp8,1
miliar di tahun 2020. Adapun yang mempengaruhi kenaikan beban operasional
lainnya yaitu, beban pajak dan rugi selisih kurs. Perusahaan mencatat kenaikan
pada akun beban pajak sebanyak Rp4,7 miliar di tahun 2020. Pada tahun 2019
perusahaan tidak membukukan adanya rugi selisih kurs, namun di tahun 2020
Perusahaan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp2,0 miliar. Kedua akun
tersebut yang mempengaruhi peningkatan pada akun beban operasional lainnya.

22
 Pertumbuhan Laba | Profit Growth

Pos 2020 2019 Perubahan (Changes)


Post Jumlah %
(Amount)
Penjualan 956.634 1.028.953 (72.318) (7,03%)
Bersih
(Net Selling)
Laba Kotor (516.979) 602.535 (85.556) (14,20%)
(Gross Profit)
Laba dari 48.760 90.902 (42.142) (46,36%)
Usaha
(Profit from
Business)
Laba Sebelum (56.816) 99.535 (42.719) (42,92%)
Pajak
Penghasilan
(Profit Before
Income Tax)

Laba Bersih 44.046 76.759 32.713 (42,62%)


Setelah Pajak
(Net Profit
After Tax)
Total 44.723 74.981 (30.258) 40,35%
Pendapatan
Komprehensif
Tahun
Berjalan
(Total

23
Comprehensive
Income for
Current Year)

Dampak dari Covid-19 menyebabkan guncangan kondisi pertumbuhan


perekonomian negara dan berdampak pada sektor kegiatan ekonomi, penurunan
pasar modal dan gangguan operasi bisnis. Operasi Perusahaan telah dan mungkin
terus dipengaruhi oleh penyebaran virus Covid-19.

Hal ini juga yang mempengaruhi penurunan pertumbuhan laba saat ini yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal yang sedang melanda secara global yang
membuat daya beli masyarakat menurun. Penurunan pertumbuhan laba dapat
diringkas sebagai berikut:

• Penjualan Bersih menurun sebesar 7,03% dari Rp1,03 triliun di tahun 2019
menjadi Rp956,6 miliar di tahun 2020.

• Laba dari Usaha menurun sebesar 46,36% dari Rp90,9 miliar di tahun 2019
menjadi Rp48,8 miliar di tahun 2020.

• Laba Bersih Setelah Pajak menurun sebesar 42.62%dari Rp76,8 miliar di tahun
2019 menjadi Rp44,0 miliar di tahun 2020.

• Total Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan menurun sebesar 40,35% dari


Rp74,9 miliar di tahun 2019 menjadi Rp44,7 miliar di tahun 2020.

2.4 Analisis Kinerja Keuangan Lainnya

 TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG (ACCOUNTS


RECEIVABLE TURNOVER RATE)

Rasio Aktivitas 2020 2019


Activity Ration
Receivable Turnover 6,2 5,5

24
(kali l times)
Average Collection 59 67
Period (hari l days)

Tingkat Perputaran Piutang Usaha Tingkat perputaran piutang usaha (receivable


turnover) menunjukkan tinggi rendahnya jumlah modal kerja yang tertanam di pos
Piutang Usaha pada suatu periode tertentu. Di tahun 2020, tingkat perputaran
piutang usaha Perseroan meningkat dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu dari
5.5 kali menjadi 6,2 kali.

Kemampuan Mencairkan Piutang Usaha Tingkat kemampuan Perseroan untuk


mencairkan piutang usahanya (average collection period) di tahun 2020
meningkat dibanding tahun 2019 yaitu dari 67 hari menjadi 59 hari.

 KEBIJAKAN DIVIDEN

Berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, pengumuman mengenai


pembagian dividen dibuat berdasarkan keputusan pemegang saham dalam
rapat umum pemegang saham tahunan berdasarkan usulan dari Direksi.
Perseroan dapat membagikan dividen pada tahun tertentu hanya jika Perseroan
memiliki saldo laba positif. Usulan, jumlah, dan pembayaran dividen
merupakan kewenangan Direksi Perseroan dan Dewan Komisaris, dan akan
bergantung pada persetujuan RUPS

Besarnya dividen bergantung pada sejumlah faktor termasuk diantaranya: •


Hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan
modal kerja, belanja modal; • Rencana pengembangan usaha Perseroan di
masa yang akan datang; • Rencana investasi Perseroan di masa yang akan
datang; dan • Faktor lainnya yang dianggap penting oleh manajemen
Perseroan. Dividen yang dibayarkan pada tahun 2020 dan 2019 adalah sebagai
berikut:

Rasio Aktivitas 2020(Rp) 2019 (Rp)

25
(Activity Ration)
Dividen Tunai Tidak ada None 25.011.250.0
(Cash Dividend)

 STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN

Tujuan Perseroan dalam pengelolaan permodalan adalah untuk mempertahankan


kelangsungan usahanya. Struktur modal tahun 2020 tidak mengalami perubahan
yang signifikan dibanding struktur modal tahun 2019. Tidak ada penambahan
modal disetor berupa setoran modal tunai, dividen saham, dan agio saham.
Perubahan terjadi pada peningkatan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya.

 MANAJEMEN RISIKO

Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, Perseroan sangat


menyadari atas adanya berbagai jenis risiko yang dihadapi. Meskipun
demikian, Manajemen memiliki strategi untuk melakukan pengelolaan
manajemen risiko secara terintegrasi, optimal, dan berkesinambungan.
Pengelolaan tersebut antara lain dilakukan dengan pelaksanaan manajemen
risiko yang sistematis seperti identifikasi risiko, pengukuran risiko, mitigasi
risiko, dan pengendalian risiko

Perseroan berkomitmen untuk menjalankan manajemen risiko dalam usahanya


untuk mempertahankan kinerja yang sudah tercapai saat ini. Perseroan
menyadari bahwa jalannya operasional Perseroan tidak terlepas dari berbagai
risiko, baik risiko yang berada dibawah kendali maupun risiko yang berada
diluar kendali Perseroan. Oleh karena itu, seluruh risiko harus dikelola secara
terintegrasi dan berkelanjutan, sebagai bagian dari praktik tata kelola
perusahaan yang baik.

Sebagai bagian dari komitmen untuk mengelola risiko, Perseroan telah


membentuk unit Internal Audit, yang bertanggung jawab langsung kepada

26
Direktur Utama. Pembentukan unit ini adalah salah satu dari langkah awal
yang diambil oleh manajemen yang mengarah kepada penerapan manajemen
risiko yang menyeluruh pada masa yang akan datang. Perseroan mengelola
risiko dengan cara yang terstruktur, terkendali, dan efektif.

Pendekatan manajemen risiko Perseroan telah tertanam dalam kegiatan


operasional sehari-hari Perseroan. Jaminan kepatuhan dan pemantauan
internal telah ditempatkan untuk menelaah pengaturan strategi risiko
Perseroan. Unit Audit Internal memainkan peran penting dalam memastikan
risiko operasional dan eksekusi bisnis Perseroan telah ditangani dan dikelola
dengan tepat. Unit Audit Internal bersama dengan Dewan Komisaris
melakukan kajian risiko secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi dan
mempertimbangkan risiko-risiko utama internal dan eksternal yang
berdampak pada model bisnis Perseroan.

Dalam hal identifikasi risiko, maka Perseroan harus mengetahui faktor-faktor


risiko yang mungkin muncul baik yang berasal dari internal maupun eksternal
sehingga kemudian dapat melakukan pengukuran terhadap setiap risiko yang
mungkin timbul. Untuk pengendalian risiko, Perseroan melakukan upaya-
upaya yang diperlukan untuk meminimalkan terjadinya risiko tersebut.
Pengendalian juga dilakukan dengan pemantauan dan pengkajian risiko secara
berkala sehingga risiko-risiko tersebut dapat dikendalikan dan nilai Perseroan
berada pada level sehat dapat terjaga. Dalam menghadapi risiko-risiko usaha,
Perseroan telah menerapkan sistem manajemen risiko sebagai berikut:

a. Risiko Mutu Produk


Dalam upaya menghasilkan produk bermutu tinggi, usaha yang
dilakukan Perseroan diawali dengan pengendalian mutu bahan
baku, pengendalian proses produksi, pengendalian mutu produk
akhir, serta pengendalian mutu sarana distribusi produk akhir.
Untuk mendapatkan kualitas serta pasokan bahan baku baik raw
material maupun packaging material yang stabil dan konsisten,
Perseroan senantiasa meningkatkan komunikasi yang baik dengan

27
pemasok serta mencari alternatif pemasok sehingga tidak
tergantung pada satu pemasok.
Pengendalian mutu bahan baku dilakukan secara
berkesinambungan dalam bentuk evaluasi pemasok yang dilakukan
secara periodic sehingga proses perbaikan guna peningkatan mutu
bahan baku pun lebih efektif.
Pengendalian selama proses produksi dilakukan pada setiap
tahapan proses, hal ini untuk memastikan bahwa produk akhir yang
dihasilkan pada setiap tahapan proses sesuai dengan
standard/spesifikasi. Pengendalian mutu produk jadi yang ketat
selama berlangsungnya proses produksi hingga penyimpanan
produk jadi, proses sampling yang terencana serta penetapan
parameter uji berdasarkan regulasi yang berlaku di Indonesia
bertujuan untuk memberikan perlindungan konsumen.
Pencantuman tanggal kadaluwarsa pada setiap produk akan
memudahkan identifikasi produk yang telah dipasarkan. Guna
memastikan kualitas produk jadi yang diterima oleh konsumen
tetap sesuai dengan standar yang ditetapkan, Perseroan melakukan
pengawasan terhadap kualitas armada yang digunakan untuk
mendistribusikan produk akhir ke kantor perwakilan dan
distributor di seluruh Indonesia, suhu pendingin armada
pengiriman menjadi hal yang sangat penting sehingga perlu
dipantau selama proses distribusi produk akhir tersebut.
b. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko dalam hal Perseroan tidak dapat
memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo. Perseroan melakukan
evaluasi dan pengawasan yang ketat atas arus kas masuk (cash-in)
dan kas keluar (cash-out) untuk memastikan tersedianya dana
untuk memenuhi kebutuhan pembayaran liabilitas yang jatuh
tempo. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas

28
jangka pendek maupun jangka panjang diperoleh dari penjualan
kepada pelanggan.
c. Risiko Kredit
Perseroan menghadapi risiko kredit dari kegiatan operasi dan
aktivitas pendanaan terutama yang berasal dari piutang usaha dari
pelanggan dan piutang lain-lain. Risiko kredit yang berasal dari
piutang usaha dan piutang lain-lain dikelola oleh manajemen
Perseroan sesuai dengan kebijakan, prosedur, dan pengendalian
Perseroan. Batasan kredit ditentukan untuk semua pelanggan
berdasarkan kriteria penilaian secara internal. Saldo piutang
pelanggan dimonitor secara teratur oleh manajemen Perseroan.
Untuk mengurangi risiko yang akan timbul Perseroan melakukan
hubungan bisnis hanya dengan pihak-pihak yang diakui dan
terpercaya. Perseroan memiliki kebijakan untuk semua pelanggan
yang akan melakukan perdagangan secara kredit harus melalui
prosedur verifikasi kredit. Sebagai tambahan, jumlah piutang
dipantau secara terus-menerus untuk mengurangi risiko penurunan
nilai piutang.
d. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko dalam hal nilai wajar atau arus kas
kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan
terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur
Perseroan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait
dengan kas dan setara kas, kas dan deposito berjangka yang
dibatasi penggunaannya, pinjaman bank jangka pendek, dan
pinjaman bank jangka panjang.
e. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Risiko mata uang merupakan risiko dalam hal nilai wajar atau arus
kas masa datang dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi
akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Perseroan juga

29
melakukan pembelian bahan baku dalam mata uang Dolar AS
sesuai ketentuan pembayaran yang dipersyaratkan pemasok

 PERIKATAN

Viacom Media Networks

Pada tanggal 30 Agustus 2019, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan


Viacom Media Networks (VMN), New York, yaitu Consumers Product Lisence
Agreement tentang pemberian properti lisensi (Spongebob Squarepants). Jangka
waktu lisensi sampai dengan tanggal 30 Juni 2021, kecuali diakhiri lebih awal
sesuai perjanjian. PT Walt Disney Indonesia Pada tahun 2016, Perusahaan
mengadakan perjanjian dengan PT Walt Disney Indonesia tentang pemberian
lisensi atas merek-merek yang dimiliki oleh perusahaan. Jangka waktu perjanjian
sejak tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan 30 Juni 2021 untuk style guide
Avenger Classic dan style guide Spiderman Classic dan Frozen. Ikatan Material
untuk Investasi Barang Modal Tidak ada ikatan material untuk investasi barang
modal pada tahun buku 2020.

 PERISTIWA SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN

Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021

Pada tanggal 2 Februari 2021, Pemerintah mengundangkan dan memberlakukan


Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 (PP 35/2021) untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 81 dan Pasal 185 (b) UU No. 11/2020 mengenai Cipta Kerja yang
bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya bagi rakyat
Indonesia secara merata, dalam rangka memenuhi penghidupan yang layak. PP
35/2021 mengatur mengenai perjanjian kerja waktu tertentu (karyawan tidak
tetap), alih daya, waktu kerja, waktu istirahat dan pemutusan hubungan kerja,
yang dapat mempengaruhi manfaat imbalan minimum yang harus dibayar kepada
karyawan-karyawan. Perusahaan menetapkan estimasi tambahan atas cakupan
program dana pensiun untuk mengakui liabilitas imbalan kerja pada tanggal 31
Desember 2020 yang disyaratkan dalam PSAK 24: Imbalan

30
Kerja menggunakan manfaat imbalan minimum yang diatur dalam UU 13/2003
(Catatan 2y) yang berlaku pada tanggal tersebut. Sampai dengan tanggal 24
Februari 2021, Perusahaan masih mempelajari dampak dari penerapan PP 35/2021
tersebut yang akan direfleksikan dalam pelaporan keuangan Perusahaan periode
berikutnya.

a. Target Proyeksi pada Awal Tahun Buku dengan Hasil yang


Dicapai Pada tahun 2020
Penjualan bersih 2020 diproyeksikan senilai Rp945 miliar dengan
realisasi penjualan bersih tahun 2020 sebesar Rp956,63 miliyar.
Sehingga pencapaian penjualan bersih Perseroan tahun 2020
adalah sebesar 101,23% dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan.
b. Target Proyeksi Tahun 2021
Proyeksi pertumbuhan Penjualan Bersih tahun 2021 ditargetkan
sebesar 5% - 7%.
c. Informasi dan Transaksi Material
Di tahun 2020 tidak terdapat transaksi material.
d. Perubahan Perundang-undangan
Tidak ada perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berpengaruh signifikan terhadap Perseroan dan dampaknya
terhadap laporan keuangan pada tahun 2020. Perubahan Kebijakan
Akuntansi Perusahaan telah menerapkan sejumlah amendemen dan
penyesuaian standar akuntansi yang relevan dengan pelaporan
keuangan dan efektif untuk tahun periode yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2020 sebagai berikut :
• Amendemen PSAK 1 dan PSAK 25: Definisi Material.
• Amendemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang
judul laporan keuangan.
• PSAK 71: Instrumen Keuangan,
• PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
• PSAK 73: Sewa

31
e. PROSPEK USAHA 2021
Prospek usaha Perseroan tidak bisa dilepaskan dengan peluang
yang tersedia dalam perekonomian, khususnya dalam industri
consumer goods, khususnya industri es krim. Memasuki tahun
2021 ini pandemi Covid-19 belum kunjung selesai. Banyak gerai
ritel, baik modern maupun tradisional sepi pengunjung karena
mendapatkan imbas langsung dari pemberlakuan PSBB yang telah
ditetapkan oleh pemerintah setempat. Gerai ritel harus merelakan
aktivitas usaha terhenti untuk menghindari kerumunan dan
menekan angka penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Perkembangan penjualan ritel produk consumer goods akan tetap
positif pada tahun 2021 karena didorong oleh momentum
pemulihan ekonomi. Ditambah juga dengan langkah antisipasi
pemerintah Indonesia yang segera melakukan vaksinasi Covid-19.
Saat ini, para ritel sudah banyak yang beralih ke platform online
sehingga tentunya akan membuat konsumen mulai melirik toko-
toko online. Pandemi Covid-19 membuat aktivitas belanja online
mengalami peningkatan. Sebelumnya, konsumen berbelanja di e-
commerce hanya untuk kebutuhan sekunder, sekarang konsumen
juga berbelanja kebutuhan bahan pokok untuk memenuhi
kebutuhan primer dengan memanfaatkan e-commerce atau toko
online. Dengan begitu banyak perubahan gaya hidup, maka ada
trentren yang mempengaruhi pola bisnis consumer goods, baik
bagi produsen, peritel, maupun distributor. Pada tahun 2021 ini
diperkirakan akan lebih banyak brand-brand lokal di Industri
consumer goods yang diharapkan bisa mengganti ketergantungan
impor produk dari luar negeri. Jika hal ini benar-benar terjadi,
maka akan semakin menguntungkan untuk pertumbuhan ekonomi
di Indonesia, karena selain memberikan pemasukan untuk negara,
kebutuhan tenaga kerja akan meningkat sehingga menciptakan
peningkatan lapangan kerja ketika PSBB diakhiri.

32
2.6 Biaya Kebutuhan Investasi

Tahun
2021 2020
Aktiva 198,170,686,974 237,711,417,828
Tetap
Berwujud
Aktiva 3,193,320,078 4,789,980,117
Tetap Tidak
Berwujud

Biaya Operasional Tahun


2021 2020
Gaji dan Tunjangan 84.462.532.532 84.309.776.352
Listrik dan Air 10.265.953.353 10.987.720.298
Komunikasi 2.830.681.766 3.002.391.071
Pemeliharaan 988.818.925 1.004.038.730
Asuransi 1.116.322.693 1.240.731.844
Pajak 478.199.509 5.100.977.746
Supply kebutuhan 3.455.325.400 7.257.203.933
pemasaran
Sarana Pemasaran 27.422.350.409 24.914.775.436

2.7 Laporan Laba Rugi

Laporan Laba/Rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil


usaha dalamsuatu periode tertentu.

Tahun
2021 2020
Penjualan dan 1,019,133,657,275 956,634,474,111

33
pendapatan usaha
Beban pokok ( 464,038,494,499 ) ( 439,655,714,828 )
penjualan dan
pendapatan
Jumlah laba bruto 555,095,162,776 516,978,759,283
Beban penjualan ( 184,194,989,415 ) ( 186,627,103,432 )
Beban umum dan ( 255,451,833,251 ) ( 282,574,403,816 )
administrasi
Pendapatan 8,248,926,236 8,595,046,948
keuangan
Pendapatan lainnya 5,049,073,976 12,136,235,926
Beban Keuangan ( 541,219,305 ) ( 538,471,297 )
Beban lainnya ( 2,460,301,480 ) ( 8,229,677,903 )

Jumlah laba (rugi) 126,156,941,830 56,816,360,398


sebelum pajak
penghasilan
Pendapatan (beban) ( 26,090,326,740 ) ( 12,770,532,085 )
pajak
Jumlah laba (rugi) 100,066,615,090 44,045,828,313
dari operasi yang
dilanjutkan
Jumlah laba (rugi) 100,066,615,090 44,045,828,313

2.8 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek


yang berkaitan dengankegiatan prusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap kas.

34
2.9 Pengukuran Dengan Rasio Keuangan

Kriteria unuk menentukan apakah posisi keuangan suatu perusahaan sehat atau
tidak dapat diklasifikasikan menjadi lima macam rasio keuangan, yaitu:

1. Rasio Likuiditas
Rasio-rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah suatu rasio keuangan yang
menunjukkankemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya.
Rasio ini terdiri dari:
 Current Ratio yaitu membandingkan antara total aktiva lancar
dengan kewajiban lancarnya.
Current Ratio PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, Tbk
yaitu sebesar 1330.91%
 Quick Ratio yaitu dihitung dengan mengurangkan persediaan dari
aktiva lancar dan kemudian membaginya dengan kewajiban lancer

35
Quick Ratio PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, Tbk yaitu
sebesar 1142.87%
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana
perusahaan secara efektif mengelola akiva-aktivanya. Rasio ini digunakan
untuk melihat seberapa besar tingkat aktiva tertentu yang diiliki
perusahaan. Rasio aktivitas dapat diukur dengan rasio inventori
turnover/ITO dan perputaran aktiva total (Total asset turnover/ TATO)
Total asset turnover mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan
dihitng dengan cara membagi penjualan dengan aktiva total.
Total asset turnover PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, Tbk yaitu
sebesar 58.77 M
3. Rasio Leverage / rasio Solvabilitas
Rasio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
hingga sejauhmana aktivitas operasionl perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rasio leverage dapat menggunakandua ukuran, yaitu rasio utang terdapat
ekuitas (debt to equity ratio / DER)
DER diukur dengan cara mebandingkan antara utang jangka panjang (long
term debt) perusahaan dengan modal ekuitas (stock equity)
DER PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, Tbk yaitu 12.17%
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan.
Untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan dapat dilakukan dengan
lima macam rasio,yaitu gross profit margin, net operating profit mrgin, net
profit margin, return on investmen,return on equity.
 Gross profit margin merupakan perbandingan antara laba kotor
dengan penjualan.
Gross profit margin PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY,
Tbk sebesar 54.47%

36
 Net operating profit margin merupakan rasio perbandingan antara
laba operasi bersih (earning before interest and taxes / EBIT)
dengan penjualan.
Net operating profit margin PT CAMPINA ICE CREAM
INDUSTRY, Tbk sebesar 11.33%
 Margin laba bersih (Net profit margin) merupakan rasio
perbandingan antara leba bersih Setelah pajak (earning after taxes /
EAT).
Margin laba bersih (Net profit margin) PT CAMPINA ICE
CREAM INDUSTRY, Tbk sebesar 9.82%
 Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) mrupakan perbandingan
antara laba tersedia bagi para pemegang saham biasa (EACS),
dengan ekuitas saham (modal saham biasa).
Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE) PT CAMPINA ICE
CREAM INDUSTRY, Tbk sebesar 9.78%

37
BAB III

TINJAUAN JURNAL

3.1 Jurnal Internasional

1. Economic Value Added Method as A Tools to Measure Financial Performance


Assessment in PT. Campina Ice Cream Tbk.
- What (apa)
Perusahaan Menggunakan Metode nilai ekonomi ditambahkan sebagai alat untuk
mengukur penilaian kinerja keuangan.
- Who (siapa)
Menurut (Rudianto, n.d.) Penilaian EVA dapat diukur dengan ketentuan. Jika
EVA lebih dari 0, nilai EVA positif menunjukkan bahwa telah ada nilai tambahan
proses dalam perusahaan. Jika EVA sama dengan 0 menunjukkan posisi tidak
mengalami kemunduran dan kemajuan. Jika EVA kurang dari 0 yang berarti EVA
negatif menunjukkan tidak ada nilai proses ditambahkan terjadi. Dalam kutipan
(I.N.Adiguna., S. Murni., 2015).
- when (kapan)
Sumber Data dalam studi ini menggunakan Data sekunder bentuk keuangan
laporan dari industri es krim Campina di tahun 2016-2018.
- Why (mengapa)
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis metode nilai ekonomi ditambahkan
sebagai alat untuk mengukur penilaian kinerja keuangan di PT. Campina Ice
Cream Industry Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan
deskriptif kualitatif.
- Where (dimana)
Departemen manajemen, fakultas ekonomi dan bisnis, universitas Narotama,
Indonesia
- How (Bagaimana)
Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi yang dilakukan oleh penelitian di PT.
Campina Ice Cream Industry Tbk, Hal ini dapat disimpulkan bahwa penilaian
kinerja keuangan menggunakan nilai ekonomi yang ditambahkan dari tahun 2016

38
ke 2018 adalah ketidakstabilan. Di mana, pada tahun 2016 nilai nilai ekonomi
yang dihasilkan adalah Rp. (3,65. 510,875) dan pada tahun 2017 dinilai dari Rp.
(2,473,733,162) menunjukkan nilai nilai ekonomi yang ditambahkan <0 atau
negatif yang dapat dikatakan demikian Kinerja keuangan tidak baik karena
perusahaan tidak dapat memberikan nilai ekonomi kepada investor. Pada tahun
2018, perusahaan berhasil mencapai nilai nilai ekonomi menambahkan > 0 atau
nilai positif Rp. 15,881,444. Kemudian, dapat dipastikan bahwa kinerja keuangan
perusahaan itu baik dan telah menghasilkan nilai yang diharapkan dari Pemegang
saham atau investor. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi yang
ditambahkan dapat digunakan sebagai ukuran menciptakan nilai tambahan dari
investasi di perusahaan.

2. Managerial and Financial Capabilities Become Determining Factors of Tax


Avoidance Practice in Indonesia
- What (apa)
Tentang Kemampuan manajerial dan keuangan Menjadi faktor penentu praktik
penghindaran pajak di Indonesia.
- Who (siapa)
Alamanda Rizka Hasanah dan Ni Putu Eka Widiastuti
- when (kapan)
Di Publikasikan pada tahun 2022 di International Journal of Finance & Banking
Studies.
- why (mengapa)
Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari dampak dari kompetensi pengelolaan
dan kompetensi keuangan terhadap penghindaran pajak di perusahaan manufaktur
indonesia.
- Where (dimana)
Department of Economic and Business, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta, Jakarta, Indonesia
- How (Bagaimana)

39
Kesimpulan yang diperoleh setelah pengujian dan analisis data adalah bahwa
hipotesis satu diterima, yang berarti kesulitan keuangan itu berdampak negatif
terhadap penghindaran pajak. Hipotesis kedua juga diterima dengan hasil bahwa
ada efek negatif antara kemampuan manajerial dan penghindaran pajak, Namun
hipotesis ketiga ditolak karena tidak ada efek antara komite audit dalam
penghindaran pajak. Variabel kontrol profitabilitas memiliki efek positif pada
penghindaran pajak, sementara leverage tidak mempengaruhi penghindaran pajak.
Hasil menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi kesulitan keuangan cenderung
mengurangi penghindaran pajak, dan dalam kasus ini, manajer diharuskan
memiliki keterampilan manajerial yang baik untuk mengelola keuangan
perusahaan dan mempertahankan citra perusahaan.

3.2 Jurnal Nasional


1. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas PT Campina Ice Cream Industry
Tbk Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
- What (apa)
Perusahan harus bisa merencakan dengan baik jumlah modal kerja yang tepat
sesuai dengan kebutuhan perusahaan., karena keberhasilan dan kegagalan
manajemen perusahaan dalam mengolah modal kerja sangat berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan.
- who (siapa)
Irham Fahmi ( 2015: 21 ) menyatakan salah satu cara melihat kinerja manajemen
adalah melalui laporan keuangan. laporan keuangan merupakan suatu informasi
yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
- why (mengapa)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap
profitabilitas pada PT Campina Ice Cream Industry Tbk. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode analisis data sekunder dengan pendekatan kuantitatif.
- when (kapan)

40
sampel yang digunakan adalah data laporan keuangan periode 2016-2019 yang
meliputi Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi.
- where (dimana)
PT Campina Ice Cream Industry Tbk Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.
- How (Bagaimana)
Modal Kerja pada Perusahaan PT Campina Ice Cream Industry Tbk, menunjukan
bahwa presentase Modal Kerja fluktuatif setiap tahunnya. Berdasarkan rata-rata
Modal Kerja pada perusahaan PT Campina Ice Cream Industry Tbk sebesar 25%.
Dari data persentase rata-rata profitabilitas pada perusahaan PT Campina Ice
Cream Industry sebesar 21,22%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan telah
efisien dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva
yang dimilikinya. Pengaruh variabel
independen (Modal Kerja) terhadap variabel dependen (Profitabilitas) adalah
sebesar 22%, maka modal kerja terdapat pengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan PT Campina Ice Cream Industry Tbk.

2. Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap terhadap Laba Perusahaan PT.


Campina Ice Cream Industry Tbk.

- What (apa)
perhitungan penyusutan aset tetap terhadap laba dengan menggunakan 3 metode,
yakni metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, dan metode saldo menurun
ganda.
- Who (siapa)
perusahaan ini merupakan industri rumahan milik sepasang suami istri asal
Surabaya yakni Darmo Hadipranoto pada 22 Juli 1972 dengan nama CV. Pranoto
- Why (mengapa)
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui metode penyusutan yang paling
berpengaruh terhadap laba perusahaan dan untuk mengetahui efektifitas pilihan
perusahaan.
- When (kapan)

41
Dipublikasikan oleh Politeknik Negeri Banjarmasin pada tahun 2021
- Where (dimana)
beralamat di Jl. Gembong Sawah, Surabaya. Namun untuk memperkuat daya
saing dimasa itu pada tahun 1994 perusahaan berubah nama menjadi PT. Campina
Ice Cream Industry yang ditandai dengan adanya kegiatan dari keluarga Sabana
Prawirawidjaja yang kini menjadi PT. Ultrajaya Milk Industry mengambil bagian
dalam kepemilikan saham.
- How (Bagaimana)
Perhitungan penyusutan aset tetap dengan metode garis lurus untuk kedua jenis
aset selalu konstan atau tetap sampai umur ekonomis aset habis. Perhitungan aset
tetap dengan metode jumlah angka tahun menurun setiap tahunnya sebagai
dampak dari dasar penyusutan pecahan hingga habis umur ekonomis suatu aset.
Perhitungan penyusutan aset tetap dengan metode saldo menurun ganda
mempunyai penurunan setiap tahunnya yang disebabkan oleh perlakuan
perhitungan berdasarkan tarif 40% sehingga membuat beban penyusutan
berfluktuasi.

42
BAB IV

ASPEK KEUANGAN BISNIS KULINER PT CAMPINA

4.1 Faktor Penilaian Studi Bisnis

4.1.1 Biaya Produksi


Dalam operasional bisnis, pengertian biaya produksi adalah sejumlah dana yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka melakukan pengolahan dan produksi
bahan baku demi terciptanya suatu produk.
Biaya produksi diperlukan untuk mengetahui harga jual suatu produk. Setelah
seluruh biaya produksi dihitung, perusahaan bisa membaginya dengan total output
yang dihasilkan dari biaya tersebut dan menetapkan harga lengkap dengan margin
labanya.
Jenis Jenis Biaya Produksi
Secara garis besar, biaya produksi perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya produksi
eksplisit dan implisit. Selengkapnya tentang penjelasan dua jenis biaya produksi
tersebut adalah sebagai berikut.
Biaya Eksplisit (Langsung)
Biaya eksplisit atau langsung merupakan jenis biaya produksi yang dialokasikan
perusahaan dalam membeli sejumlah kebutuhan dengan pembayaran tunai. Dalam
hal ini, contoh biaya produksi adalah pembelian bangunan, tanah, mesin, gaji
karyawan, dan bahan baku.
Jenis biaya produksi eksplisit akan dicatat secara langsung dalam laporan
keuangan. Besaran biaya langsung seringkali berbeda setiap waktunya. Mengingat
harga bahan baku atau kebutuhan lainnya mengalami naik turun.
Biaya Implisit (Tersembunyi)
Terakhir, jenis biaya produksi adalah biaya implisit (tersembunyi). Biaya implisit
merupakan pengeluaran perusahaan dalam memberikan fasilitas produksi tanpa
mempengaruhi proses manufaktur secara langsung. Namun hasilnya dirasakan
dalam jangka panjang. Biasanya biaya tidak langsung ini dimasukkan dalam biaya
overhead. Contoh biaya produksi eksplisit yaitu perawatan mesin, pelatihan SDM,
biaya sewa, dan sebagainya.
Komponen Biaya Produksi
Komponen biaya produksi terdiri dari biaya tetap, variabel, rata-rata, marginal,
dan total. Berikut penjelasan masing-masing komponen biaya produksi.
Biaya Tetap (Fixed Cost)

43
Biaya tetap adalah komponen biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
dengan besaran tetap dan tidak akan berubah walaupun kapasitas produksi
meningkat atau menurun. Keuntungannya, perusahaan dapat membuat anggaran
dana secara pasti. Contoh biaya produksi tetap yaitu sewa pabrik, gaji SDM
bulanan, modal mendirikan bangunan.
Biaya Variabel (Variable Cost)
Terdapat beberapa pengeluaran yang tidak bisa dipastikan besaran nominalnya
karena akan mengalami perubahan. Dalam hal ini, komponen biaya produksi
adalah biaya variabel.
Besaran biaya variabel tergantung jumlah output. Saat tingkat produksi semakin
tinggi, maka biaya variabel juga ikut meningkat. Sebaliknya, jumlah produksi
rendah, maka biaya variabel akan menurun. Tetapi, biaya variabel hanya
dibutuhkan ketika proses produksi sedang berlangsung. Contoh biaya variabel
yaitu bahan baku.
Biaya Rata-Rata (Average Cost)
Biaya rata-rata adalah hasil pembagian total pengeluaran dan besaran hasil
produksi besaran sehingga didapatkan harga per satuan produk. Dengan biaya
tersebut, perusahaan dapat mengukur persentase laba.
Biaya Marginal
Selanjutnya, komponen biaya produksi adalah biaya marginal. Biaya marginal
merupakan biaya pengeluaran modal perusahaan dilakukan secara fleksibel.
Biasanya, biaya marginal dikategorikan sebagai biaya tambahan agar produksi
meningkat. Perhitungannya akan ditambahkan bersama biaya variabel.
Tujuan alokasi biaya marginal yaitu agar perusahaan mampu memaksimalkan
aktivitas operasional sehingga mendapat keuntungan lebih tinggi. Dalam
komponen ini, contoh biaya produksi adalah saat terjadi peningkatan kuantitas
produksi sehingga diadakan biaya marginal.
Biaya Total
Biaya total merupakan komponen biaya produksi dari penjumlahan biaya variabel
dan campuran. Perhitungan biaya total dilakukan setelah produksi selesai. Hasil
akhir ini merupakan total dana yang dikeluarkan perusahaan selama proses
produksi dan akan diolah sebagai pertimbangan penetapan harga jual.
Unsur Biaya Produksi
Proses produksi tidak hanya melibatkan pengolahan bahan baku saja. Terdapat
unsur lain yang patut diperhitungkan dalam biaya produksi. Oleh sebab itu,
beberapa unsur biaya produksi wajib ada, antara lain:
Biaya Bahan Baku

44
Bahan baku merupakan aspek terpenting dalam produksi suatu produk. Sehingga
unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku. Biaya pengeluaran ini digunakan
dalam memenuhi kebutuhan bahan material/baku agar terciptanya suatu produk.
Hasilnya, bahan baku ini terlihat secara fisik.
Biaya Sumber Daya Manusia
Dalam proses pengolahan bahan baku menjadi suatu produk memerlukan bantuan
mesin dan tenaga manusia. Keterlibatan sumber daya manusia membuat
perusahaan wajib memberikan upah sebagai ganti tenaga yang telah dikeluarkan.
Sehingga, unsur biaya produksi adalah biaya sumber daya manusia. Biaya ini
dikeluarkan oleh perusahaan dalam bentuk gaji bulanan atau dalam periode
tertentu sesuai kesepakatan.
Biaya Overhead Pabrik
Terakhir, unsur biaya produksi adalah biaya overhead pabrik. Biaya overhead
pabrik merupakan pengeluaran perusahaan terhadap kebutuhan manufaktur dan
secara tidak langsung berkaitan dengan hasil produksi. Dapat dikatakan, biaya
overhead pabrik yaitu besaran dana untuk keperluan penunjang proses produksi.
Dari penjelasan tersebut, contoh biaya produksi adalah biaya listrik, perawatan
mesin pabrik, dan sebagainya.
Teori Biaya Produksi
Sebelum menginjak pembahasan cara menghitung biaya produksi, sebaiknya
Anda perlu mengetahui teori biaya produksi. Adapun penjelasan teori biaya
produksi adalah sebagai berikut.
Full Costing
Teori biaya produksi pertama yakni full costing. Full costing adalah metode
perhitungan biaya produksi dengan menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi
dalam perilaku tetap dan variabel. Jadi seluruh biaya bahan baku, sumber daya
manusia, dan overhead akan dijumlah hingga menghasilkan biaya full costing.
Variable Costing
Ada pula cara perhitungan biaya produksi hanya melibatkan biaya variabel saja
dengan unsur biaya produksi sama. Kondisi demikian masuk dalam teori biaya
produksi adalah variable costing. Namun sangat jarang perusahaan menggunakan
metode tersebut karena biaya tetap tidak akan muncul nantinya.
Cara Menghitung Biaya Produksi
Setelah mengetahui berbagai jenis biaya produksi, di bawah ini dijelaskan cara
menghitung biaya produksi sehingga Anda bisa menetapkan harga jual suatu
produk.
Tentukan Penggunaan Teori Biaya Produksi

45
Pertama, cara menghitung biaya produksi adalah menentukan penggunaan teori
biaya produksi. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan teori biaya
produksi untuk digunakan dalam perhitungan akhir. Anda dapat menyesuaikan
kondisi keuangan perusahaan dengan teori biaya produksi yang cocok.
Susun dan Total Pembelian Bahan Baku
Setelah menentukan metode yang tepat, silahkan buat list seluruh bahan baku
terbeli beserta harga per satuannya. Kemudian, jumlahkan seluruh harga
pembelian bahan baku. Adapun rumus biaya produksi adalah berikut ini:
Sisa awal bahan baku + pembelian bahan baku – sisa akhir bahan baku = biaya
bahan baku telah digunakan
Rincikan dan Jumlahkan Biaya SDM
Langkah selanjutnya yaitu membuat perhitungan rinci terkait jumlah sumber daya
manusia yang dipekerjakan beserta posisi dan besaran upah masing-masing. Lalu,
total seluruh gaji masing-masing tenaga kerja. Hasil akhir tersebut merupakan
biaya sumber daya manusia dan digunakan dalam perhitungan harga produksi.
Buat Perhitungan Biaya Overhead
Berikutnya, perhitungan unsur biaya produksi adalah biaya overhead. Setiap
periode produksi bisa saja alokasi dan besaran biaya ini berbeda-beda. Catat
seluruh pengeluaran biaya overhead secara terperinci baik kuantitas dan harganya.
Buat perhitungan biaya dari seluruh pengeluaran tersebut.
Jumlahkan Seluruh Biaya Pengeluaran
Semua besaran total masing-masing unsur biaya produksi telah diketahui.
Selanjutnya, cara menghitung biaya produksi adalah melakukan penjumlahan
seluruh biaya pengeluaran baik secara variabel atau tetap. Anda bisa menerapkan
rumus biaya produksi di bawah ini dalam perhitungannya.
Total Biaya Produksi = Total Biaya Bahan Baku + Total Biaya Sumber Daya
Manusia + Total Biaya Overhead Produksi
Tetapkan Harga Pokok Produksi Setiap Produk
Terakhir, silahkan menetapkan harga pokok produksi setiap produk melalui cara
membagi total biaya produksi akhir dengan total kuantitas produk. Selain cara
tersebut, Anda juga bisa menggunakan rumus biaya produksi ini.
Harga Pokok Produksi = (Jumlah biaya produksi + Sisa awal persediaan barang
saat proses produksi – sisa akhir persediaan barang saat proses produksi) :
kuantitas produk
Di atas merupakan penjelasan lengkap terkait pengertian biaya produksi, jenis,
unsur, komponen, dan cara menghitung biaya produksi. Biaya produksi adalah hal
yang wajib ada saat menyusun laporan keuangan dan penting dalam perhitungan

46
harga jual suatu produk. Sudahkah Sobat OCBC NISP memasukkan biaya
produksi dalam laporan keuangan?
Asu m si Ke n a ik a n 1 0 %
NO JEN IS 2019 2020 2021
1 GAJI DAN TUNJAGAN Rp 8 7 .1 4 0 .2 2 6 .7 0 6 Rp 8 6 .8 1 5 .4 8 1 .0 4 0 Rp 8 7 .1 7 7 .8 5 1 .6 9 5 Rp 6 4 .2 6 2 .7 0 4
2 BAHAN BAKU Rp 4 8 .0 4 1 .7 8 4 .9 3 7 Rp 3 2 .6 1 0 .2 5 5 .8 0 0 Rp 4 5 .0 9 4 .4 5 9 .4 9 0 Rp 4 9 .7 3 9 .3 3 2 .9 4 3
3 KOMUNIKASI Rp 3 .1 6 6 .0 0 4 .5 6 2 Rp 3 .0 0 2 .3 9 1 .0 7 1 Rp 2 .8 3 0 .6 8 1 .7 6 6 Rp 3 7 .4 0 0 .8 9 3 .7 6 3
4 TRANSPORTASI DAN BBM Rp 8 .3 1 7 .5 2 1 .7 6 9 Rp 8 .4 7 9 .1 3 1 .5 2 9 Rp 8 .1 6 3 .5 6 6 .8 7 2 Rp 8 7 .1 4 0 .2 2 6 .7 0 6
5 LISTRIK DAN AIR Rp 1 0 .9 0 4 .7 6 3 .0 8 0 Rp 1 0 .9 8 7 .7 2 0 .2 9 8 Rp 1 0 .2 5 6 .9 5 3 .3 5 3
6 DEPRESIASI Rp 6 8 .9 7 8 .4 3 7 .3 3 0 Rp 7 1 .4 4 7 .4 6 7 .7 2 8 Rp 6 2 .3 1 7 .4 9 0 .8 4 4
7 AMORTISASI Rp 1 .5 9 6 .6 6 0 .0 3 9 Rp 1 .5 9 6 .6 6 0 .0 3 9 Rp 1 .5 9 6 .6 6 0 .0 3 9
JUMLAH Rp 2 2 8 .1 4 5 .3 9 8 .4 2 3 Rp 2 1 4 .9 3 9 .1 0 7 .5 0 5 Rp 2 1 7 .4 3 7 .6 6 4 .0 5 9

4.1.2 HPP
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah pengeluaran atau beban yang
dikeluarkan secara langsung maupun tidak langsung guna memproduksi barang
dan jasa untuk kemudian diperjual belikan atau digunakan sendiri. Komponen ini
sangat penting dalam bisnis karena menjadi penentu jumlah laba atau rugi
perusahaan.
HPP adalah salah satu unsur biaya produksi perusahaan yang dapat memberi
gambaran laba maupun rugi dengan cara perbandingan berbagai pengeluaran,
misalnya biaya material, gaji, biaya marketing, dan sebagainya.
Pengertian HPP menurut para ahli
Beberapa perspektif para ahli terkait apa itu HPP adalah sebagai berikut.
1. Bustami dan Nurlela
Bustami dan Nurlela menyatakan bahwa HPP adalah sekumpulan biaya
produksi yang di dalamnya terdiri dari komponen bahan baku dan tenaga
kerja langsung, biaya overhead pabrik, dan ditambah persediaan produk
saat proses awal dikurangi persediaan akhir.
Mereka berpendapat bahwa HPP terikat pada periode tertentu dan nilainya sama
dengan biaya produksi jika di dalamnya tidak terdapat persediaan awal dan akhir.
2. Mulyadi
HPP adalah biaya untuk produksi barang atau jasa selama periode tertentu
sejak proses awal hingga siap jual.
3. Raiborn dan Kinney
Raiborn dan Kinney mendefinisikan HPP sebagai keseluruhan biaya
produksi untuk barang-barang yang telah dikerjakan dan ditransfer ke
persediaan produk dalam suatu periode.
Mengapa perhitungan HPP penting?

47
Terdapat beberapa alasan mengapa HPP adalah komponen yang penting untuk
dihitung dalam laporan keuangan perusahaan. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut.
Menentukan Harga Jual
HPP adalah bahan pertimbangan produsen dalam menentukan harga jual
produknya. Dengan mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk produksi, mereka
dapat memperhitungkan harga jualnya agar tetap untung.
Mengetahui Margin Laba Kotor
Perhitungan HPP akan membantu perusahaan untuk mengetahui berapa laba kotor
yang mereka peroleh dalam sekali produksi. Nominal tersebut merupakan modal
awal untuk mengetahui laba bersihnya.
Efisiensi Produk
Total HPP juga bisa menjadi bahan pertimbangan seberapa banyak produk yang
akan diproduksi perusahaan agar mendapat keuntungan sesuai target. Jika HPP
terlalu besar, maka dapat disimpulkan bahwa pengeluaran untuk proses produksi
terlalu besar.
Komponen HPP
Adapun komponen untuk menghitung HPP adalah sebagai berikut.
Persediaan awal barang dagang
Persediaan awal barang dagang adalah persediaan pada awal periode akuntansi
keuangan perusahaan. Anda dapat mengeceknya di neraca saldo periode berjalan
maupun di awal perusahaan pada tahun sebelumnya.
Persediaan akhir barang dagang
Komponen persediaan akhir barang dagang pada HPP adalah persediaan barang di
akhir periode akuntansi perusahaan atau pada akhir tahun buku berjalan setelah
adanya data penyesuaian perusahaan.
Pembelian bersih
Salah satu elemen perhitungan HPP adalah pembelian bersih, yakni total
pembelian barang dagang perusahaan ditambah biaya angkut yang telah dikurangi
potongan maupun retur. Unsur-unsur pembelian bersih meliputi pembelian kotor,
pengurangan harga, potongan pembelian, dan retur pembelian.
Untuk menghitung pembelian bersih, Anda dapat menjumlahkan pembelian
dengan ongkos lalu dikurangi retur atau potongan pembelian.
Penjualan bersih

48
Penjualan bersih merupakan salah satu unsur HPP yang terdiri dari retur,
pembelian kotor, dan pengurangan harga. Nilai ini diperoleh dari penjualan
dikurangi nilai retur yang sudah dijumlah dengan potongan penjualan.
Pengecualian dari HPP
Dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan, terdapat beberapa komponen yang
harus dikecualikan. Beberapa pengecualian dalam HPP adalah sebagai berikut.
 Semua biaya non operasional, misalnya belanja modal atau bunga.
 Biaya administrasi, misalnya biaya akuntansi, gaji manajemen, iklan, sewa
kantor, ongkos distribusi, dan sebagainya.
 Biaya produksi untuk produk yang tetap tidak terjual hingga akhir periode,
tercermin pada stok di dalam gudang.
Rumus HPP
Rumus untuk menghitung HPP adalah sebagai berikut.
HPP = Biaya persediaan awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
Cara menghitung HPP
Setelah mengetahui rumus di atas, Anda tentu juga perlu tahu proses
perhitungannya. Nah, cara menghitung HPP adalah sebagai berikut.
1. Hitung Penjualan Bersih
Hitunglah penjualan bersih terlebih dahulu dengan menggunakan rumus
berikut.
Penjualan bersih = Total pendapatan - (retur + diskon)
2. Hitunglah Pembelian Bersih
Setelah mengetahui nominal penjualan bersih, hitung juga pembelian
bersihnya dengan rumus berikut.
Pembelian Bersih = (Pembelian Kotor + ongkos transportasi) - (retur +
diskon)
3. Hitung HPP
Setelah kedua komponen di atas diketahui nominalnya, Anda bisa
menghitung HPP dengan mengaplikasikan rumus yang telah tersedia.
Contoh perhitungan HPP
Contoh perhitungan HPP adalah sebagaimana diilustrasikan berikut ini.
Pada tahun 2021, Perusahaan A memiliki data operasional produksi berikut ini.
 Persediaan awal: Rp150 juta
 Persediaan akhir: Rp80 juta
 Pembelian kotor Rp40 juta.

49
 Transportasi: Rp5 juta.
 Diskon: Rp1 juta.
 Retur: Rp3 juta
Dengan data di atas, HPP PT A dapat diketahui melalui perhitungan berikut.
1. Ketahui Pembelian Bersih
Pembelian bersih = (Pembelian kotor + ongkos transport) - (retur +
diskon)
= (Rp40 juta + Rp5 juta) - (Rp3 juta+Rp1 juta)
= Rp45 juta - Rp4 juta = Rp41 juta.
2. Hitung HPP
HPP = Biaya persediaan awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
= Rp150 juta + Rp41 juta - Rp80 juta
= Rp111 juta.
Jadi, HPP Perusahaan A pada tahun 2021 adalah sebesar Rp111 juta.

50
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Awal Rp 48.041.784.937,00
Pembelian Rp 4.152.180.305,00
Saldo Akhir Rp 10.049.446.274,00
Total Biaya Bahan Baku Rp 62.243.411.516,00
Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process /WIP)
Persediaan Awal Rp 9.831.741.117,00
Total Biaya Bahan Baku Rp 62.243.411.516,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 87.140.226.706,00
Saldo Akhir Rp 10.049.446.274,00
Total Biaya WIP Rp 169.264.825.613,00
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Tansportasi dan BBM Rp 831.752.769,00
Biaya Listrik, Air Dan Telepon Rp 14.070.767.642,00
Biaya Depresiasi Rp 68.978.437.330,00
Biaya Amortisasi Rp 1.596.660.039,00
Biaya Administrasi Rp 3.570.665.179,00
Biaya Pemasaran Rp 88.150.859.604,00
Biaya Bunga Rp 9.250.525.703,00
Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 87.140.226.706,00
Biaya Maintenance Rp 2.132.322.366,00
Total BOP Rp 275.722.217.338,00
HARGA POKOK PRODUKSI Rp 444.987.042.951,00

Persediaan Barang Jadi


Persediaan Awal Rp 87.256.191.710,00
Harga Pokok Produksi Rp 444.987.042.951,00
Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 532.243.234.661,00
Saldo Akhir Rp 86.766.601.507,00
HARGA POKOK PENJUALAN Rp 445.476.633.154,00
PPN (20%) Rp 89.095.326.630,80
TOTAL HARGA POKOK PENJUALAN Rp 534.571.959.784,80
Volume Produksi (jt liter/tahun) 30
HARGA JUAL PRODUK Rp 17.819.065.326

4.1.3 LABA RUGI


Laporan laba rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss Statement)
adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban
perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba atau rugi bersih.
Laporan laba rugi bisa dibuat dalam periode satu bulan, satu tahun, atau
berdasarkan konsep perbandingan (matching concept) yang disebut juga konsep
pengaitan atau pemadanan, antara pendapatan dan beban yang terkait. Laporan ini

51
masuk ke dalam empat laporan keuangan utama perusahaan dan sebagai
penghubung antara dua laporan neraca.
Selain itu, laporan laba rugi juga bermanfaat untuk hal bisnis lainnya seperti
bahan evaluasi pihak manajemen badan usaha dalam hal menentukan strategi
bisnis kedepannya, komparasi dengan laporan sebelumnya, hingga mengetahui
total pajak pada periode selanjutnya.
Unsur di Dalam Laporan Laba Rugi
Setiap perusahaan atau badan usaha memiliki kebijakan, jenis operasi, dan valuasi
yang berbeda. Hal ini juga akan mengarah kepada adanya perbedaan dalam
laporan keuangan laba rugi masing-masing badan usaha. Mengingat keuntungan
dan pengeluaran bisnis tidak selalu sama.
Meski punya kebijakan yang berbeda sesuai dengan usaha yang dijalankan, ada
unsur-unsur mendasar yang sama di dalam setiap laporan laba rugi. Unsur-unsur
dalam laporan tersebut meliputi pendapatan (revenue), beban (expense), laba
(profit), dan rugi (loss). Berikut penjelasan ringkasnya.
 Pendapatan (revenue)
Unsur laporan laba rugi ini adalah peningkatan aktiva atau arus masuk perusahaan
yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Nilai pendapatan diperoleh dari total
pendapatan kotor perusahaan yang telah dikurangi potongan harga atau diskon,
retur, dan tunjangan lainnya.
 Beban (expenses)
Unsur ini merupakan arus keluar atau pemakaian aktiva akan memunculkan
liabilitas dalam suatu periode tertentu dikarenakan pengiriman ataupun produksi
barang.
 Keuntungan (profit)
Unsur laporan laba rugi ini hadir karena adanya peningkatan ekuitas karena terjadi
transaksi perusahaan atau yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari
pemilik perusahaan.
 Kerugian (loss)
Sementara untuk unsur kerugian, yaitu penurunan ekuitas karena adanya transaksi
yang dilakukan oleh perusahaan atau akibat dari beban dan pendistribusian kepada
pemilik perusahaan.
Pembagian Laba Rugi dalam Laporan Laba Rugi
Selain unsur yang terdapat di dalam laporan laba rugi, dalam proses penyusunan
laporan ini juga ada beberapa jenis pembagian laba seperti berikut ini:
 Laba Kotor

52
Laba ini merupakan pengukuran pendapatan langsung perusahaan dari penjualan
produk di dalam satu periode akuntansi. Laba kotor sama juga dengan pendapatan
dari hasil penjualan bersih setelah dikurangi harga pokok penjualan. Laba kotor
biasanya menjadi indikasi seberapa jauh perusahaan mampu menutupi biaya
produksinya.
 Laba Operasi
Untuk laba di laporan laba rugi ini merupakan selisih antara penjualan dan semua
biaya dan beban operasi perusahaan. Umumnya, laba operasi dipakai sebagai alat
ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari bisnisnya.
 Laba Sebelum Pajak
Untuk laba ini adalah jumlah laba sebelum pajak penghasilan yang ditetapkan
berdasarkan standar akuntansi keuangan. Laba ini tidak mempengaruhi jumlah
pajak penghasilan yang sebenarnya untuk pihak-pihak yang menggunakannya
dalam mengambil keputusan.
 Laba Bersih
Ini merupakan bagian yang penting dalam laporan laba rugi karena laba bersih
biasanya menjadi indikasi dari profitabilitas perusahaan. Laba bersih adalah
kelebihan keuntungan dalam penjualan bersih perusahaan terhadap harga pokok
penjualan dikurangi beban operasi dan pajak penghasilan. Ada beberapa hal yang
bisa memengaruhi laba bersih seperti pendapatan, biaya pajak penghasilan, beban
operasi, hingga beban pokok penjualan.
 Laba Operasi Berjalan
Diperoleh dari kegiatan bisnis perusahaan yang tengah berjalan setelah pajak dan
bunga. Laba operasi berjalan ini disebut juga laba sebelum pos luar biasa.
Fungsi Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menjadi hal wajib untuk dibuat dalam periode yang sudah
ditentukan oleh perusahaan terkait. Hal ini dikarenakan ada fungsi-fungsi khusus
yang bisa diberikan oleh laporan tersebut jika dilakukan perhitungan secara
berkala.
 Dijadikan Bahan Evaluasi Keuangan
Fungsi laporan laba rugi yaitu menjadikannya sebagai bahan evaluasi keuangan
dari transaksi keuangan yang berjalan selama satu bulan atau satu tahun baik
transaksi yang menghasilkan kerugian maupun laba.
Akumulasi dari total finansial tersebut yang akan menjadi laporan laba rugi
perusahaan di periode tertentu. Jika keuangan tersebut dicatat lengkap dengan
transaksinya akan memudahkan perusahaan mengetahui secara jelas data finansial
tersebut. Kondisi bisa memungkinkan untuk dilakukan penghitungan lebih
menyeluruh ketika evaluasi.

53
 Untuk Mengetahui Perkembangan Perusahaan
Laporan laba rugi bisa menjadi indikator untuk melihat perkembangan sebuah
perusahaan. Perkembangan bisa dilihat dari kondisi keuangan di perusahaan
tersebut. Jika lebih besar keuntungan atau laba dibandingkan rugi, prospek
perusahaan ke depan akan semakin meningkat.
Kondisi ini akan semakin diuntungkan jika dibarengi dengan peningkatan alat
produksi, sumber daya manusia dan lainnya. Untuk mengetahui perkembangan
perusahaan, harus diketahui data-data laba rugi perusahaan. Dengan begitu,
laporan laba rugi bisa dijadikan tolak ukur perkembangan.
KETERAN GAN 2019 2020 2021
PEMASUKAN
HASIL PENJUALAN Rp 1 .0 2 8 .9 5 2 .9 4 7 .8 1 8 Rp 9 5 6 .6 3 4 .4 7 4 .1 1 1 Rp 1 .0 1 9 .1 3 3 .6 5 7 .2 7 5
PEN GELUARAN
PAJAK PENJUALAN (1 0 %) Rp 1 0 2 .8 9 5 .2 9 4 .7 8 2 Rp 9 5 .6 6 3 .4 4 7 .4 1 1 Rp 1 0 1 .9 1 3 .3 6 5 .7 2 8
BIAYA PRODUKSI Rp 4 2 6 .0 0 1 .4 2 5 .0 3 5 Rp 4 2 6 .0 0 1 .4 2 5 .0 3 5 Rp 4 3 8 .1 1 4 .0 1 1 .7 5 1
BIAYA PEMASARAN Rp 8 8 .1 5 0 .8 5 9 .6 0 4 Rp 8 9 .7 4 4 .9 8 7 .0 0 5 Rp 8 7 .3 7 3 .0 0 1 .0 5 2
BIAYA ADMINISTRASI Rp 3 .5 7 0 .6 6 5 .1 7 9 Rp 3 .4 1 5 .9 4 8 .5 3 8 Rp 3 .4 7 5 .7 4 0 .9 8 8
BEBAN BUNGA Rp 9 .2 5 0 .5 2 5 .7 0 3 Rp 8 .5 9 5 .0 4 6 .9 4 8 Rp 8 .2 4 8 .9 2 6 .2 3 6
TOTAL PEN GELUARAN Rp 6 2 9 .8 6 8 .7 7 0 .3 0 3 Rp 6 2 3 .4 2 0 .8 5 4 .9 3 7 Rp 6 3 9 .1 2 5 .0 4 5 .7 5 5
LABA SEBELUM PAJAK Rp 9 9 .5 3 5 .4 7 3 .1 3 2 Rp 5 6 .8 1 6 .3 6 0 .3 9 8 Rp 1 2 6 .1 5 6 .9 4 1 .8 3 0
PAJAK PEN GHASILAN Rp 2 2 .7 7 6 .6 4 3 .6 7 5 Rp 1 2 .7 7 0 .5 3 2 .0 8 5 Rp 2 6 .0 9 0 .3 2 6 .7 4 0
LABA SETELAH PAJAK Rp 7 6 .7 5 8 .8 2 9 .4 5 7 Rp 4 4 .0 4 5 .8 2 8 .3 1 3 Rp 1 0 0 .0 6 6 .6 1 5 .0 9 0

As um s i Ke na ika n Ha rg a Jua l 5 %
URAIAN 2019 2020 2021
HARGA JUAL Rp 1 7 .8 1 9 .0 6 5 .3 2 6 Rp 1 8 .7 1 0 .0 1 8 .5 9 2 Rp 1 9 .6 4 5 .5 1 9 .5 2 2

4.1.4 Teori PBP dan NVP


Sebelumnya, payback period adalah istilah yang merujuk pada pengembalian
suatu modal investasi yang sudah diberikan melalui keuntungan dalam kisaran
waktu tertentu.
Hasil dari perhitungan payback period ini yang nantinya menentukan investor
dalam menentukan suatu keputusan.
Lebih jelasnya, berikut beberapa pengertian payback period yang diartikan oleh
beberapa ahli, yakni:

 Bambang Riyanto mendefinisikan rumus payback period sebagai teknik


menutupi kembali modal yang dikeluarkan pada investasi dalam periode
tertentu dengan menggunakan aliran kas netto.

 Kasmir dan Jakfar menyampaikan bahwa PP atau payback period adalah


cara mengetahui jangka waktu pengembalian investasi dalam suatu
proyek.

54
 Abdul Choliq mengartikan payback period sebagai perkiraan jangka waktu
investasi akan kembali melalui profit yang didapatkan.

Mengutip buku Analisis Kuantitatif Pembiayaan Perusahaan Pertanian karya


Ayub M. Padangaran, NPV (Net Present Value) adalah nilai sekarang dari
selisih antara nilai sekarang total benefit dan nilai sekarang total cost pada
discount rate tertentu selama jangka waktu umur investasi.

a. Metode Payback Period (PBP)

Payback period adalah suatu metode berapa lama investasi akan kembali atau
periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cashninvestment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback
period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash flownya yang
hasilnya merupakan satuan waktu. Suatu usulan investasi akan disetujui apabila
payback period-nya lebih cepat atau lebih pendek dari payback period yang
disyaratkan oleh perusahaan.
• Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek berbeda
jumlahnya setiap tahun:

• Rumus payback period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek sama
jumlahnya setiap tahun:

55
Meskipun metode payback period memiliki beberapa kelemahan, namun metode
ini masih terus digunakan secara intensif dalam membuat keputusan investasi,
tetapi metode ini tidak digunakan sebagai alat utama melainkan hanya sebagai
indikator dari likuiditas dan risiko investasi.
Keunggulan metode payback period adalah sebagai berikut:
a) Perhitungannya mudah dimengerti dan sederhana.
b) Mempertimbangkan arus kas dan bukan laba menurut akuntansi.
c) Sebagai alat pertimbangan risiko karena makin pendek payback makin rendah
risiko kerugian.
Contoh:
1. Besarnya suatu project 250 juta, penerimaan investasi 50 juta/tahun, maka
payback period project adalah 5 tahun.
2. Berapa lama suatu investasi akan kembali, jika dana yang di investasikan
sebesar 650 juta dan penerimaan investasi per tahun sebesar 150 juta.

b. Metode Net Present Value (NPV)


Secara umum ada anggapan bahwa metode net present value merupakan kriteria
seleksi kuantitatif yang paling baik sehingga paling sering digunakan untuk
menilai kelayakan suatu usulan investasi. Namun ada kalanya perusahaan dalam
proses pembuatan keputusan investasi tidak hanya menggunakan metode net
present value tetapi juga menggunakan metode-metode lainnya secara bersama-
sama. Metode ini adalah metode yang mengurangkan nilai sekarang dari uang
dengan aliran kas bersih operasional atas investasi selama umur ekonomis
termasuk terminal cash flow dengan initial cash flow (initial investment).
Secara matematik rumus untuk menghitung Net Present Value (NPV) dapat
dituliskan sebagai berikut:

56
Metode ini memperhatikan nilai waktu uang, maka arus kas masuk (cash inflow)
yang digunakan dalam menghitung net present value (nilai sekarang bersih)
adalah arus kas masuk yang didiskonkan atas dasar discount rate tertentu (biaya
modal, opportunity cost, tingkat bunga yang berlaku umum). Selisih antara
present value penerimaan kas dengan present value pengeluaran kas dinamakan
Net Present Value.
Kriteria keputusan:
• Jika NPV bertanda positif (NPV > 0), maka rencana investasi diterima.
• Jika NPV bertanda negatif (NPV < 0), maka rencana investasi ditolak.

Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan proyek A dan B, tiap proyek
memerlukan investasi sebesar Rp 50.000.000,- biaya modal proyek itu adalah
10%. Cash flow investasi proyek A dan B Sebagai berikut:

57
4.1.5 BEP
BEP adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang
dikeluarkan, sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan.
Total keuntungan dan kerugian yang dihasilkan pada posisi 0 (titik break even
point) dapat diartikan bahwa di titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau
keuntungan.
Break Even Point adalah operasional perusahaan menggunakan biaya
tetap (fixed cost dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap
dan biaya variabel (variable cost).
Jika suatu perusahaan mengalami kerugian, hal ini terjadi ketika penjualan hanya
cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap.
Begitu juga sebaliknya, ketika perusahaan memperoleh profit atau keuntungan
maka penjualan ini melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus
dikeluarkan perusahaan.
Perhitungan saham yang dibuat dengan menggunakan metode BEP dapat
membuat seorang investor untuk melakukan kegiatan jual beli saham, kapan saat
yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put).

58
Pengertian BEP (Break Even Point) Menurut Para Ahli
Dalam Buku Analisa Atas Laporan Keuangan bahwa arti dari Break Even
Point adalah sebuah kondisi perusahaan tidak mendapatkan profit dan tidak
menderita kerugian. Biaya yang dikeluarkan perusahaan saat proses produksi
sudah ditutupi oleh pendapatan yang didapatkan dari penjualan produk.
Berikut ini pengertian BEP menurut para ahli.
1. Garrison dan Noreen
Menurut Garrison dan Noreen arti dari BEP adalah jumlah penjualan yang akan
dicapai untuk menutupi keseluruhan biaya operasional yang sudah dikeluarkan
perusahaan.
Pencapaian BEP ini bisa dilihat dari pengumpulan nilai jual produk, maksudnya
perusahaan mendapatkan profit dari laba bersih yang nilainya sebanding dengan
biaya yang sudah dikeluarkan untuk proses produksi.
Menurut Garrison dan Noreen, Break Even Point adalah earning before tax and
interest, yaitu nilai penjualan sebelum kena pajak dan bunganya. Hal tersebut
perlu diperhitungkan dengan detail seperti melihat biaya variabel (variable
cost) dan biaya tetap (fixed cost) yang dikeluarkan perusahaan selama proses
produksi.
2. Abdullah
Abdulllah yang seorang ahli manajemen bisnis mengatakan bahwa BEP
adalah salah satu indikator tolok ukur dari cost volume profit
analysis, manajemen suatu perusahaan baru dapat memutuskan harga jual
tergantung dari kondisi keuangan perusahaan tersebut. Keputusan harga jual ini
tentu setelah mengkaji beberapa hal terkait Break Even Point, seperti:
 Penentuan berapa angka minimal produksi ini dilakukan supaya harga jual
yang ditentukan perusahaan tidak menyebabkan kerugian, terlebih lagi
ketika kondisi permintaan di pasar tidak lebih tinggi dari angka
penawaran.
 Dalam pencapain profit atau laba tertentu, perusahaan perlu menentukan
berapa jumlah produk atau jasa yang harus terjual di market.
 Agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang signifikan, perusahaan
akan menentukan berapa persentase penurunan penjualan yang masih bisa
ditoleransi.
3. Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony
Menurut Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony, pengertian Break Even
Point adalah jumlah pendapatan dari volume penjualan yang memiliki nilai

59
nominal yang sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi. Jadi perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.
4. Mulyadi, Sigit, dan PS. Djarwanto
Menurut Mulyadi, Sigit, dan PS. Djarwanto, para praktisi pendidikan ekonomi
bisnis, arti dari BEP adalah cara yang dipakai oleh para pebisnis pemula atau
profesional mengenai pencapaian volume penjualan minimum supaya bisnis tidak
menderita kerugian atau profit di angka nol. Orang awam mengatakan bahwa titik
0 ini merupakan titik impas yang mana perusahaan atau bisnis tidak mengalami
rugi atau laba.
5. Zulian Yamit dan S. Munawir
Pengertian BEP menurut Zulian Yamit dan S. Munawir adalah total pendapatan
yang didapat sama dengan total biaya produksi yang sudah digunakan, baik biaya
variabel (variable cost) ataupun biaya tetap (fixed cost).

Dasar-Dasar BEP (Break Even Point)


Perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangannya untuk periode selanjutnya
dengan melihat hasil BEP yang dihasilkan dari penjualan. Oleh karena itu, para
pengusaha perlu konsep dasar dalam penentuan Break Even Point ini, seperti
berikut:
 Elemen utama perhitungan BEP adalah biaya tetap dan biaya variabel.
 Bila terjadi perubahan aktivitas produksi, nilai biaya tetap (fixed cost) akan
tetap konstan.
 Perubahan volume kapasitas produksi akan mempengaruhi nilai biaya
variabel secara keseluruhan.
 Harga jual per unit akan tetap, selama periode analisis berlangsung,
sehingga tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.
 Menurut perhitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap
telah habis terjual.
 Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk. Bila perusahaan
memproduksi banyak produk, diperlukan persamaan hasil penjualan pada
setiap produk.
Dasar-dasar BEP di atas akan membantu kamu dalam mengimplementasikan
rumus dan cara menghitung BEP. Dasar-dasar ini adalah aturan tetap untuk
menghitung BEP yang benar dan akurat. Bila kamu abai, tentunya akan terdapat
kesalahan dalam menghitung nilai BEP.

60
Elemen-Elemen Dalam BEP
Setelah membahas dasar-dasar BEP, berikut ini terdapat beberapa elemen-elemen
penyusun Break Even Point, seperti:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Elemen yang pertama BEP adalah biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah
biaya pokok yang selalu dikeluarkan perusahaan, walaupun perusahaan tidak
memproduksi barang sekalipun. Contoh dari biaya tetap ini, seperti biaya sewa
gedung, biaya perawatan mesin, kendaraan, dan lainnya.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Kebalikan dari biaya tetap, nilai dari variable cost akan mengikuti jumlah
produksi yang dihasilkan perusahaan. Contoh dari variable cost, seperti biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan lainnya.
3. Biaya Campuran (Mixed Cost)
Mixed cost adalah biaya gabungan antara biaya tetap dan variabel. Mixed
cost memiliki nilai default yang wajib dibayarkan walaupun tidak ada aktivitas
produksi. Akan tetapi, pada saat produksi dilakukan, jumlahnya akan terus
meningkat mengikuti output produksi. Contoh dari mixed cost, seperti tagihan
listrik, tagihan air, biaya bensin kendaraan, dan lainnya.
4. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Terbentuknya elemen HPP (Harga Pokok Penjualan) ini setelah semua biaya
dijumlahkan. HPP merupakan harga murni yang nominalnya sama dengan BEP.
Nilai laba di dalam HPP sama dengan nol.
5. Margin Laba
Margin laba adalah elemen yang wajib ditambahkan pada harga produk begitu
BEP-nya sudah terhitung. Kamu dapat menetapkan margin laba dengan nominal
berapapun, sesuai harga jual produk yang kamu inginkan.
Manfaat Break Even Point
Break Even Point juga memiliki manfaat yang bisa diimplementasikan untuk
bisnis kecil maupun besar. Manfaat BEP ini antara lain:
1. Mengetahui Biaya Total Produksi
Manfaat BEP yang pertama untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan
selama proses produksi sejumlah barang. Ketika kamu menghitung Break Even
Point, otomatis akan menghitung semua biaya produksi, mulai dari biaya tetap
hingga biaya variabel.
2. Sebagai Dasar Perhitungan Laba

61
Untuk mendapatkan harga jual produk yang menghasilkan laba, tentu kamu perlu
menghitung BEP ditambah dengan margin profit. Margin profit merupakan tolak
ukur keuntungan atas setiap produk yang akan dijual.
3. Estimasi Waktu Balik Modal
Pada umumnya suatu bisnis mengalami kerugian di awal berjalan, hal ini karena
brand awareness belum sepenuhnya terbangun.
Maka dari itu, untuk mengetahui kapan kerugian ini terjadi, para pebisnis harus
mengetahui banyaknya produk harus terjual sekaligus dalam periode tertentu. Bila
kamu tidak menghitung BEP, estimasi jumlah produk terjual tidak akan bisa
dihitung, sehingga waktu penjualan produk tidak dapat diperkirakan.
4. Analisa Profitabilitas Bisnis
Manfaat Break Even Point/BEP yang terakhir untuk menganalisis bisnis apakah
benar-benar dapat menghasilkan laba. Perhitungan BEP ini menjadi dasar
penentuan profitabilitas bisnis.
Cara Menghitung BEP
Setelah membahas pengertian, dasar-dasar, elemen, dan manfaat, di bawah ini
akan dijelaskan lagi lebih dalam tentang cara menghitung BEP.
1. Metode BEP Per Unit
Metode ini merupakan tolak ukur dari nominal biaya tetap, yang kemudian dibagi
dengan harga per unit setelah dikurangi biaya variabel. Metode BEP ini tepat
digunakan untuk mengetahui kontribusi produk per unit terhadap pencapaian
keuntungan atas penjualan produk.
Rumus BEP Per Unit
BEP Per Unit = Fixed Cost / (Harga Per Unit - Variable Cost Per Unit)
2. Metode BEP Per Penjualan
Metode BEP ini dihitung berdasarkan fixed cost dibagi dengan selisih antara harga
jual dan perbandingan variable cost dengan harga total.
Rumus BEP Per Penjualan
BEP Per Penjualan = Fixed Cost / [1 - (Total Variable Cost/Harga Total)]
3. Metode BEP Per Biaya
Dengan menggunakan metode ini, BEP dihitung berdasarkan biaya pokok,
dikurangi margin laba atau harga jual. Metode perhitungan ini paling sering
digunakan, karena rumusnya jauh lebih mudah.
Rumus BEP Per Biaya

62
BEP Per Biaya =
= (Total Fixed Cost + Total Variable Cost) / Total Unit

Perhitungan BEP pada PT CAMPINA


KETERANGAN 2019 2020 2021

PENJUALAN Rp 1.028.952.947.818 Rp 956.634.474.111 Rp 1.019.133.657.275

FIXED COST

TENAGA KERJA TAK LANGSUNG Rp 37.400.893.763 Rp 38.688.828.484

TRANSPORTASI DAN BBM Rp 8.317.521.769 Rp 8.479.131.529 Rp 8.163.566.872

REKENING LISTRIK, TELEPON


Rp 14.070.767.642 Rp 13.990.111.369
DAN AIR Rp 13.087.635.119

DEPRESIASI Rp 68.978.437.330 Rp 71.447.467.728 Rp 62.317.490.844

AMORTISASI Rp 1.596.660.039 Rp 1.596.660.039 Rp 1.596.660.039

BEBAN BUNGA Rp 9.250.525.703 Rp 8.595.046.948 Rp 8.248.926.236

TOTAL Rp 139.614.806.246 Rp 142.797.246.097 Rp 93.414.279.110

VARIABLE COST

TENAGA KERJA LANGSUNG Rp 49.739.332.943 Rp 48.126.652.556

BAHAN BAKU Rp 48.041.784.937 Rp 32.610.255.800 Rp 45.094.459.490

PAJAK PENJUALAN Rp 102.895.294.782 Rp 95.663.447.411 Rp 101.913.365.728

PAJAK PENGHASILAN Rp 22.776.643.675 Rp 12.770.532.085 Rp 26.090.326.740

TOTAL Rp 223.453.056.337 Rp 189.170.887.852 Rp 173.098.151.958

BEP harga Rp 178.345.233.767 Rp 177.995.113.866 Rp 112.526.761.954

BEP unit 5 6 3

4.1.6 Cashflow

Dalam perekonomian dikenal istilah cash flow yang penting untuk dipahami.
Cash flow adalah arus kas yang menunjukkan perputaran uang masuk dan keluar
yang diterima perusahaan sebagai hasil menjalankan bisnis.

63
Menurut Downes & Goodman (1999) sebagaimana dikutip dalam Analisa
Laporan Keuangan (2017), cash flow adalah suatu analisis dari semua perubahan
yang mempengaruhi kas dalam kategori operasi, investasi, dan keuangan. Laporan
cash flow adalah laporan yang menyajikan ikhtisar terinci dari semua cash flow
masuk dan cash flow keluar selama periode tertentu. Laporan cash flow
(statement of cash flow) merupakan jumlah uang yang mengalir masuk atau
keluar dari perusahan. Dalam laporan arus kas dapat dilihat bagaimana uang kas
dihasilkan dari penggunaan aset dan bagaimana uang tersebut dibayarkan kepada
pihak yang mendanai (kreditor atau pemegang saham) untuk pembelian aset
melalui cash flow from asset (CFFA). Advertisement Mengutip Strategi Bisnis
Take Over (2011), cash flow dalam sebuah bisnis diibaratkan sebagai darah yang
terus mengalir dalam tubuh bisnis tersebut. Jika tidak ada cash flow, bisnis tidak
dapat menyuplai demi perkembangannya. Kestabilan cash flow penting dijaga
karena berpengaruh dalam menghasilkan capital gain, yaitu keuntungan yang
didapatkan dari selisih harga beli dan harga jual. How to Break Free From 'Doom-
Scrolling' Jenis Cash Flow Bersumber dari buku Manajemen Keuangan (2021),
terdapat beberapa jenis cash flow yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Operational cash flow (aliran kas operasional) Kelompok ini meliputi kas yang
diterima (pemasukan) dan kas yang dibelanjakan (pengeluaran) untuk aktivitas
bisnis dari proyek atau perusahaan. Pemasukan dapat bersumber dari hasil
penjualan produk,layanan, atau dari pinjaman untuk penguatan modal kerja
(working capital).

Pengeluaran meliput pembayaran gaji pegawai dan buruh, pembelian bahan baku,
biaya listrik dan sumber energi, pemeliharaan dan perbaikan, biaya distribusi, dan
biaya overhead. Agar proyek atau perusahaan berada pada kondisi sehat dan
menguntungkan, nilai bersih dari aliran kas operasional harus positif. BACA
JUGA Indonesia Incar Investasi Hingga Rp 250 Triliun Melalui Ajang G20

64
2. Investment Cash Flow (Aliran Kas Investasi) Jenis ini merupakan kas yang
diterima dari penjualan aset berumur panjang atau kas yang dikeluarkan untuk
belanja modal, seperti investasi, akuisisi, dan pembiayaan aset berumur panjang.

3. Financing Cash Flow ( Aliran Kas untuk Pendanaan) Kelompok ini terdiri atas:
Kas yang diterima dari pinjaman dan penjualan saham. Kas yang dibayarkan
sebagai dividen ke pemegang saham. Kas yang digunakan untuk membeli kembali
saham yang dipegang oleh pihak luar. Kas yang digunakan untuk pembayaran
pokok pinjaman dan bunga utang perusahaan.

Sedangkan dalam buku Dasar Kelayakan Proyek Arsitektur dan Ekonomi


Bangunan (2018), cash flow dibedakan sebagai berikut.

 Initial Cash Flow Initial cash flow atau kas awal merupakan segala macam
pengeluaran pada awal periode investasi atau merealisasikan gagasan
sampai menjadi kenyataan fisik. Misalnya, biaya pra konstruksi,
pembelian material (bahan bangunan), peralatan konstruksi, mesin, alat-
alat, serta modal kerja awal.
 Operational Cash Flow Operational cash flow adalah kas yang diterima
dan dikeluarkan ketika usaha sudah beroperasi. Para periode ini, jumlah
pendapatan dan hasil produk (jasa/barang) telah melampaui biaya operasi.
Dalam aliran kas operasi diperhitungkan aliran yang masuk dari produk
jasa yang dihasilkan atau penjualan produk. Sedangkan aliran keluar
terdiri dari biaya produksi, pemeliharaan, dan pajak.
 Terminal Cash Flow Terminal cash flow adalah aliran kas yang diterima
ketika usaha telah berakhir, terdiri dari nilai sisa (salvage value) dari aset
dan pengembalian (recovery) modal kerja. Bila terjadi penjualan barang
sisa harus diperhitungkan pajak penjualannya.

Cash Flow Positif dan Negatif Berdasarkan selisih penerimaan dan


pengeluaran dalam laporan, cash flow dibedakan menjadi cash flow positif
dan negatif.

65
 Cash Flow Positif Jika kas yang masuk ke dalam perusahaan lebih
besar daripada kas yang keluar, maka perusahaan memiliki arus kas
positif. Bisnis dengan arus kas positif adalah bisnis yang dapat berjalan
terus tanpa injeksi dari luar operasi bisnis. Kondisi ini disebut dengan
Cash Flow Break Even Point (Cash Flow BEP). Mengutip buku
Rahasia Analisis Fundamental Saham (2021), arus kas investasi yang
positif menunjukkan adanya uang masuk karena perusahaan menjual
asetnya atau divestasi aset, seperti adanya suntikan modal baru dari
pemegang saham atau mendapatkan utang baru. Suntikan modal atau
utang baru mengimplikasikan investor atau bank percaya terhadap
perusahaan tersebut sehingga mereka mau menanamkan uangnya di
perusahaan tersebut.
 Cash Flow Negatif Jika kas yang keluar lebih besar daripada kas yang
masuk, maka perusahaan memiliki arus kas negatif. Mengutip buku
Rahasia Analisis Fundamental Saham (2021), arus kas investasi
negatif menunjukkan perusahaan melakukan ekspansi, seperti membeli
aset baru, membangun pabrik baru, mengakuisisi perusahaan, dan
sebagainya. Artinya, arus kas negatif menunjukkan perusahaan
mengeluarkan uang untuk berinvestasi yang diharapkan dapat menjadi
sumber pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang.

Perhitungan cashflow PT CAMPINA

Keterangan 2021 2020 2019

Arus Kas Dari


Aktivitas
Operasi

Penerimaan 1.032.980.217.295 996.406.489.155 1.039.840.092.612


Kas Dari
Pelanggan

66
Pengeluaran
Kas Kepada:

Pemaso (335.622.070.975) (303.286.517.723) (337.341.306.953)


k

Karyaw (140.907.564.027) (142.605.375.045) (135.987.057.770)


an

Beban (337.981.548.596) (351.634.383.591) (399.132.289.059)


Operasi
lainnya

Penerimaan 218.469.033.697 198.880.212.796 167.379.438.830


kas dari
aktivitas
operasi

Penerimaan
dari:

Penghasilan 8.248.926.236 8.595.046.948 9.250.525.703


bunga

Penghasilan 5.049.073.976 12.136.235.926 3.239.545.743


lainnya

Pembayaran
atas:

Pajak (18.284.484.130) (16.969.073.278) (21.429.110.362)


penghasilan

Arus Kas 213.482.549.779 202.642.422.392 158.440.399.914


Bersih yang
Diperoleh dari
Aktivitas

67
Operasi

ARUS KAS
DARI
AKTIVITAS
INVESTASI

Hasil penjualan 70.771.718 148.088.623 204.304.532


aset tetap

Penambahan (40.608.060.143) (72.117.554.873) (66.704.109.517)


aset tetap

Pembayaran (41.195.000.000) - (25.011.250.011)


dividen

Arus Kas (81.732.288.425) (71.969.466.250) (91.511.054.996)


Bersih yang
Digunakan
untuk
Aktivitas
Investasi

Kenaikan kas 131.750.261.354 130.672.956.142 66.929.344.918


dan setara kas

Saldo awal 478.735.929.325 348.062.973.183 281.133.628.265


kas dan setara
kas

Saldo akhir 610.486.190.679 478.735.929.325 348.062.973.183


kas dan setara

68
kas

4.1.7 INVESTASI

Definisi Investasi

“Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan
memperoleh keuntungan.”

Kamus Besar Bahasa Indonesia

"Penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva tetap
atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh
keuntungan (investment)."

Otoritas Jasa Keuangan

Apa itu Investasi?

Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset
berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan
pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu
tertentu. Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah
investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Istilah investasi sendiri berasal
dari kata Bahasa Italia, investire yang berarti memakai atau menggunakan.
Umumnya, dana atau aset yang ditanamkan oleh seorang investor akan
dikembangkan oleh badan atau pihak yang mengelola. Keuntungan dari hasil
pengembangan tersebut nantinya akan dibagikan kepada investor sebagai imbal
balik sesuai dengan ketentuan antara kedua pihak.

Secara ekonomi, dalam investasi, pemodal akan membeli sesuatu yang tidak akan
dipergunakan sekarang. Sesuatu yang dibeli tersebut disimpan sebagai harta yang
setelah melewati masa tertentu dapat mengalami perubahan nilai. Investasi tidak
selalu berujung menghasilkan keuntungan. Terdapat risiko kerugian juga dalam

69
berinvestasi. Maka dari itu, penting sekali memahami jenis-jenis investasi dan
risikonya.

Contoh Investasi

Eki membeli 2 gram emas batangan seharga Rp400.000 per gram pada tahun
2005. Emas tersebut disimpan dengan rapat di brankas pribadi miliknya. Setelah 5
tahun, harga emas per gram meningkat menjadi Rp500.000 per gram. Eki pun
menjual emas yang dimilikinya dan mendapatkan keuntungan Rp100.000 per
gram. Tindakan Eki membeli emas pada tahun 2005 inilah yang disebut sebagai
investasi. Dan keuntungan sebesar Rp100.000 dari selisih harga beli tersebut
disebut keuntungan.

Tujuan Investasi

Berikut beberapa tujuan penting dari investasi:

 Untuk mendapatkan penghasilan tetap

 Untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak dan stabil di masa yang
akan datang.

 Berguna untuk mengembangkan usaha

 Mendapatkan jaminan dalam bisnis

 Membentuk dan mengontrol dana untuk suatu kepentingan khusus,


contohnya seperti kepentingan sosial, kepentingan ekspansi, dll.

 Mengurangi tekanan inflasi

 Investasi dapat dipergunakan untuk menjaga hubungan antar perusahaan

 Berpartisipasi dalam pembangunan negara.

Bentuk Investasi

Setelah mengetahui jenis-jenis investasi, deretan jenis investasi tersebut juga


dikelompokan ke dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu:

70
 Investasi Aktiva Riil: Investasi ini dilakukan oleh seseorang baik dalam
bentuk yang terlihat maupun yang tidak terlihat, seperti investasi tanah,
investasi logam, investasi properti, dll.

 Investasi Aktiva Finansial: Investasi aktiva finansial dilakukan oleh


investor sebagai bentuk sekuritas. Contohnya
investasi deposito dan saham.

Jenis-jenis Investasi

Banyak sekali jenis investasi yang ada saat ini diantaranya adalah:

 Investasi Properti

 Investasi Emas

 Investasi Saham

 Investasi Reksa Dana

 Investasi Valuta Asing

 Investasi Obligasi

 Investasi Syariah

 Investasi Cryptocurrency

 Investasi Deposit

 Dan sebagainya.

Jenis Investasi Berdasarkan Jangka Waktu

Terdapat dua jenis investasi yang dikategorikan berdasarkan jangka waktunya,


yakni:

 Investasi Jangka Pendek


Investasi jangka pendek merupakan investasi yang memungkinkan kamu

71
untuk mendapatkan keuntungan kurang dari tiga tahun dan dapat langsung
kamu konversikan dengan uang atau jual. Namun, perlu diingat bahwa
investasi jangka pendek ini memberikan return yang lebih kecil sehingga
cocok untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu dekat. Contoh dari
investasi jangka pendek adalah obligasi jangka pendek, pasar saham,
sertifikat deposito.

 Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang adalah investasi yang membutuhkan waktu lebih
dari tiga tahun untuk mendapatkan keuntungan. Kamu dapat menikmati
hasil dari investasi ini dalam lima tahun, belasan tahun, hingga puluhan
tahun yang akan datang. Return yang dihasilkan oleh investasi jangka
panjang tentu juga lebih besar dibandingkan investasi jangka pendek.
Investasi jenis ini sangat cocok bagi kamu yang membutuhkan tabungan
untuk keperluan di masa depan seperti biaya pendidikan, dana kebutuhan
nikah, dana pensiun, dan lain sebagainya. Contoh dari investasi jangka
panjang adalah investasi saham dan investasi emas.

Cara Investasi

Jika dulu investasi mengharuskan untuk melakukan administrasi yang rumit, saat
ini investasi dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Hanya dengan
berbekal smartphone misalnya, Anda dapat melakukan investasi melalui produk-
produk investasi Tokopedia seperti Emas dan Reksa Dana. Nominal untuk
investasi pun bisa dimulai dari Rp500.

Manfaat Investasi

Investasi pun punya banyak manfaat bagi investor. Berikut beberapa manfaat atau
kelebihan investasi yang bisa dipetik:

1. Meningkatkan Aset
Hal ini dapat diterapkan pada investasi properti pembelian tanah,
apartemen atau rumah yang harganya kelak akan naik. Namun,
peningkatan nilai aset tidak didapatkan dalam waktu singkat, butuh waktu

72
yang lama dan kesabaran.

2. Memenuhi Kebutuhan di Masa Depan


Karena banyak kebutuhan yang tidak terduga di masa depan, investasi
sangat tepat sebagai sarana pemenuhan kebutuhan yang menunjang masa
depan. Investasi di masa sekarang bertujuan untuk menunjang dan
mendukung kehidupan di masa depan karena nilainya akan naik.

3. Gaya Hidup Hemat


Dengan investasi seseorang akan mencoba hidup hemat untuk tetap
berinvestasi, pada akhirnya orang tersebut akan menghindari membeli hal-
hal tidak penting dan bersifat lebih ekonomis.

4. Menghindari Utang
Dengan gaya hidup sederhana, seseorang akan menghindari hutang.
Orang-orang yang memiliki komitmen investasi akan menghindari
berhutang dan lebih memilih hidup hemat untuk memperbaiki keadaan
ekonomi.

Risiko Investasi

Selain memiliki banyak manfaat, investasi tentu juga mempunyai sejumlah risiko
yang harus diwaspadai oleh investor.

 Business Risk

 Liquidity Risk

 Financial Risk

 Country Risk

 Exchange Risk

Faktor yang Mempengaruhi Laju Investasi

73
 Terjadinya perubahan tingkat atau nilai tukar

 Tingkat suku bunga

 Infrastruktur

 Tingkat inflasi

Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Berinvestasi

Jika ingin investasi berhasil, berikut beberapa hal penting yang harus kamu
perhatikan:

 Jangan melakukan investasi dengan tergesa-gesa dan harus disertai dengan


pemahaman atau riset yang mendalam, termasuk mengenai objek investasi
yang paling potensial untuk dipilih.

 Tidak bertindak secara spekulatif.

 Penting untuk mempertimbangkan jangka waktu investasi.

 Mengetahui dan menilai jumlah modal yang bisa kamu siapkan.

 Memahami risiko yang bisa terjadi sebagai investor dan jenis investasi
yang dipilih.

PERHITUNGAN INVESTASI PT CAMPINA

KETERANGAN TOTAL DEPRESIASI


Aktiva Tetap 198.170.686.974 62.317.490.844
Berwujud
AMORTISASI
Aktiva Tetap Tidak 3.193.320.078 1.596.660.039
Berwujud

TOTAL INVESTASI: Rp 201.364.007.052

TOTAL PENYUSUTAN: Rp 70.575.097.369

74
4.1.8 NERACA

/ne·ra·ca/

"n: catatan perbandingan untung rugi, utang-piutang, pemasukan dan pengeluaran,


dan sebagainya."
Kamus Besar Bahasa Indonesia

"Ikhtisar yang menggambarkan posisi harta, kewajiban, dan modal sendiri suatu
badan usaha pada saat tertentu; disebut neraca karena kenyataannya terjadi
keseimbangan antara harta di satu pihak dengan kewajiban dan modal di pihak
lain (balance sheet)."
Otoritas Jasa Keuangan

Neraca adalah bagian dari laporan keuangan dari entitas bisnis atau perusahaan
yang mencatat informasi tentang aset, kewajiban, dan ekuitas pemegang saham
pada waktu tertentu. Laporan ini wajib dibuat oleh entitas bisnis atau perusahaan
karena menjadi panduan dalam memutuskan keputusan bisnis.

Unsur-unsur dalam Neraca

1. Aset/harta. Aset/harta adalah kekayaan yang dimiliki entitas bisnis, bisa


berupa kas, piutang, tanah, mesin, dan sebagainya. Jenis-jenis harta dibagi
ke dalam 3 jenis, yaitu aset lancar, aset tetap, dan aset tidak berwujud.
2. Liabilitas/utang. Liabilitas/utang adalah kewajiban perusahaan pada
pihak lain yang harus dibayar, dalam jangka pendek ataupun jangka
panjang. Liabilitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu liabilitas jangka pendek
dan liabilitas jangka panjang.
3. Ekuitas. Modal atau ekuitas adalah uang atau barang yang digunakan
sebagai dasar untuk menjalankan pekerjaan. Ekuitas merupakan selisih
aset dikurangi dengan liabilitas, sehingga seringkali disebut sebagai aset
bersih.

Aset = Liabilitas + Ekuitas

Ekuitas = Aset - Liabilitas

Manfaat Neraca

1. Berlaku sebagai alat analisis perubahan kondisi keuangan suatu


perusahaan secara berkala, dari tahun ke tahun

75
2. Alat analisis likuiditas entitas bisnis untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk melakukan kewajibannya
3. Alat analisis kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek

PERHITUNGAN NERACA PT CAMPINA


KETERANGAN 2019 2020 2021
Aktiva Lancar
KAS 348.062.973.183 478.735.929.325 610.486.190.679
Aktiva Tetap 208.167.764.816 241.788.672.716 198.170.686.974
Akumulasi (68.978.437.330) (71.447.467.728) (62.317.490.844)
Depresiasi
Total 139.189.327.486 170.341.204.988 135.853.196.130
Aktiva Tak 3.193.320.078 4.789.980.117 6.386.640.156
Berwujud
Akumulasi (1.596.660.039) (1.596.660.039) (1.596.660.039)
Amortisasi
Total 1.596.660.039 3.193.320.078 4.789.980.117
Total Aktiva 488.848.960.708 652.270.454.391 751.129.366.926

Pasiva

Hutang Lancar 57.300.411.135 56.665.064.940 64.332.022.572


Hutang Jangka 60.113.618.000 68.496.672.000 64.836.341.000
Panjang
Total Hutang 117.414.029.135 125.161.736.940 129.168.363.572
Modal 935.392.483.850 961.711.929.702 1.022.814.971.132
RUGI/LABA 76.758.829.457 44.045.828.312 100.066.615.090
Total Pasiva 1.129.565.342.442 1.130.919.494.954 1.252.049.949.794

4.1.9 SUMBER DANA


Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada seperti darimodal
sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Setelah jumlah dana yang

76
dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukanadalah dalam bentuk apa
dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumberdana yang
mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal
kerja jelas berbeda. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam,
yaitu:
3. Modal Asing
Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak
luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Perolehan modal asing
juga relatif sulitkarena diperlukan syarat-syarat tertentu sesuai dengan kebijakan
pemilik dana. Disamping itu dengan menggunakan modal pinjaman biasanya
timbulmotivasi dari pihak manajemen untuk sungguh-sungguh mengejakan usaha
yang dijalankan. Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari:
 Pinjaman dari dunia perbankan
 Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal
ventura, atau lembaga keuanganlainnya.
 Pinjaman dari perusahaan nonbank
4. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
caramengeluarkan saham baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya
dari kalanganinternal pemilik saham sebelumnya, sedangkan terbuka dengan
menjual saham kepadamasyarakat luas. Perolehan dana dari modal sendiri
biasanya berasal dari:
 Setoran dari pemegang saham
 Dari cadangan laba
 Dari laba yang belum dibagi
Data pemegang saham
Nama Pemegang Jumlah Saham Modal Disetor Persentase
Saham
Sabana 4.936.000.000 493.600.000.000 83,87%
Prawirawidjaja (Saham) (IDR)
Publik 885.000.000 88.500.000.000 15,04%
(Saham) (IDR)
Darmo 28.800.000 2.880.000.000 0,49%

77
Hadipranoto (Saham) (IDR)
Justiani 22.400.000 2.240.000.000 0,38%
Hadipranoto (Saham) (IDR)
Hendro 6.400.000 640.000.000 0,11%
Hadipranoto (Saham) (IDR)
Listijani 6.400.000 640.000.000 0,11%
Hadipranoto (Saham) (IDR)

4.1.10 IRR dan PI


 Metode Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol.
Discount rate yang dipakai untuk mencari present value dari suatu benefit/biaya
harus senilai dengan opportunity cost of capital seperti terlihat dari sudut
pandangan si penilai proyek. Konsep dasar opportunity cost pada hakikatnya
merupakan pengorbanan yang diberikan sebagai alternatif terbaik untuk dapat
memperoleh sesuatu hasil dan manfaat atau dapat pula menyatakan harga yang

harus dibayar untuk mendapatkannya.


Kriteria penilaian yang dilakukan adalah: jika IRR yang diperoleh ternyata
memiliki nilai lebih besar dari rate of return yang ditentukan, maka investasi dapat
diterima.

78
 Metode Profitability Index (PI)
Profitability index dapat dihitung dengan membandingkan antara PV kas masuk
dengan PV kas keluar.

79
Contoh:
Perusahaan XYZ dihadapkan pada pilihan proyek A dan B. Proyek A biaya
investasinya sebesar 50 juta dan proyek B biaya Investasinya sebesar 60 juta.
proceeds yang diperoleh proyek A selama 10 tahun adalah 8 juta dan 12 juta
untuk proyek B. Manakah yang dipilih jika tingkat suku Bunga 15%?

80
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PT. Campina Ice Cream Industry Tbk merupakan salah satu produsen es krim
ternama di Indonesia, dengan rangkaian produk yang selalu menjadi juara di hati
konsumen. Kami selalu berinovasi untuk menciptakan kebahagiaan dan
kesenangan melalui produk-produk istimewa yang dibuat dari bahan alami,
higienis dan berkualitas.
Memiliki nilai “SALAM Campina”, yaitu :
- S “Suka Cita Dalam Bekerja”
- A “Aktif Mencapai Hasil Sempurna”
- L “Lestarikan Sumber Daya”
- A “Adaftif Dan Berjiwa Muda”
- M “Menghargai Setiap Orang”
Menurut Umar (2009), aspek finansial/keuangan merupakan aspek yang berkaitan
dengan kondisi keuangan suatu usaha baik dari investasi awal usaha dan
keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan.
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya,
bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling
utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang
berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek
yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya. Adapun aspek keuangan terbagi
menjadi :
- Sumber Dana
- Biaya Kebutuhan Investasi
- Laporan Laba Rugi
- Laporan Arus Kas
- Pengukuran Rasio Keuangan
• Rasio Likuiditas
• Rasio Aktivitas

81
• Rasio solvabilitas
• Rasio Profitabilitas

82
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.piksi.ac.id › do...PDF
PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PT ..
https://ejurnal.poliban.ac.id › ...PDF
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap terhadap Laba Perusahaan PT .
https://jurnal.ahmar.id › article › view
Economic Value Added Method as A Tools to Measure Financial ...
https://www.idnfinancials.com/id/camp/pt-campina-ice-cream-industry-
tbk#shareholders
https://www.academia.edu/37090879/
Aspek_keuangan_dalam_Studi_Kelayakan_Bisnis

83

Anda mungkin juga menyukai