Anda di halaman 1dari 23

KELOMPO

K3
SUMBER DAYA MANUSIA DAN DESIGN
PEKERJAAN
ANGGOTA

Muhammad
Nazla Adl Haqq Meilani Puspasari
Hamzah Ramazan
1199240126 1199240101 1199240114

Nabila Resmika Rahmat Ponsyah


Suci Ramadhani
Padialloh Rasidi Putra
1199240123 1199240132 1199240139
Tujuan Strategi SDM
Menurut Heizer dan Render (2017), “The objective of a human resource strategy is to manage labor and design jobs so
people are effectively and efficiently utilized”.

Tujuan dari strategi sumber daya manusia adalah untuk mengelola tenaga kerja dan merancang pekerjaan sehingga para
tenaga kerja dapat diberdayakan secara efektif dan efisien.

Strategi sumber daya manusia memastikan bahwa para tenaga kerja:


Dimanfaatkan secara efisien dalam batas keputusan manajemen operasi
Memiliki kualitas kehidupan kerja yang wajar dalam suasana komitmen dan kepercayaan bersama
Kendala
dalam
SDM
Contoh kendala:
Keputusan tata letak, seperti jalur perakitan dan sel
kerja dapat memengaruhi kandungan pekerjaan.
C O N TO Keputusan teknologi memaksakan kendala
substansial. Misalnya, beberapa pekerjaan di
H pengecoran kotor, berisik, dan berbahaya; pekerjaan

E N D A L di rumah jagal mungkin membuat stres dan


K membuat pekerja terkena bau busuk yang
menyengat perut.
A
FAKTOR EKSTERNAL
KENDALA SDM
3
A Sektor Hukum
1 dan Politik
2
Sektor
Perekonomian
Teknologi

4
Sektor
Sosial
FAKTOR INTERNAL KENDALA SDM

TUJUAN BUDAYA
ORGANISASI ORGANISASI

SUMBER DAYA STRUKTUR


FINANSIAL ORGANISASI
Perencanaan
Pekerjaan
Menurut Husein Umar (2009:65), perencanaan atau rencana kerja adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan,
kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Menurut Gunawan Adisaputro (2010:309) perencanaan dapat memberikan beberapa


manfaat diantaranya :
Perencanaan sebagai pengarah untuk meraih atau mendapatkan sesuatu secara lebih
terkoordinasi.
Perencanaan meminimalisasi ketidakpastian
Perencanaan meminimalisasi pemborosan sumber daya
Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas
JENIS PERENCANAN
PEKERJAAN
Kebijakan Stabilitas Ketenagakerjaan
Jadwal kerja (work shcedules)

(employment stability) Jadwal kerja merupakan susunan


untuk mengatur kegiatan atau
Stabilitas pekerjaan berkaitan dengan aktivitas.
jumlah karyawan yang dipertahankan
oleh suatu organisasi pada waktu ● Jam Kerja Karyawan
tertentu. Ada dua kebijakan yang Konvensional
sangat mendasar untuk menangani
● Jam Kerja Karyawan Shift
stabilitas:

● Ikuti permintaan dengan tepat ● Jam Kerja On/Off

● Pertahankan pekerjaan yang ● Jam Kerja Freelance atau


konstan Pekerja Lepas
DESIGN
PEKERJAN
Desain pekerjaan dapat didefinisikan
sebagai fungsi penetapan kegiatan-kegiatan
kerja seorang individu atau kelompok
secara organisasional.

Desain pekerjaan menetapkan secara


lengkap isi pekerjaan (siapa yang akan
melakukan, dimana, kapan, mengapa dan
bagaimana tugas-tugas dilakukan) dan
tanggung jawab pekerjaan para pekerja.
KOMPONEN
DESIGN
PEKERJAAN
Ada komponen-komponen dari desain pekerjaan yang
harus diperhatikan:
• Job Specialization (Spesialisasi Pekerjaan)
• Job Expansion (Perluasan Pekerjaan)
CARA MEMODIFIKASI
Rotasi Pekerjaan (Job
PEKERJAAN Rotation)
sebuah sistem di mana seorang
Pelebaran Pekerjaan (Job karyawan dipindahkan dari satu
Enlargement) pekerjaan khusus ke yang lain.
pengelompokan berbagai tugas tentang
tingkat keterampilan yang sama
(horizontal) Pemberdayaan Karyawan
Pengayaan Pekerjaan (Job (Employee Empowerment)
Enrichment) memperkaya pekerjaan sehingga
sebuah metode memberi karyawan lebih karyawan menerima tanggung jawab
banyak tanggung jawab yang mencakup atas berbagai keputusan yang
beberapa perencanaan dan kontrol yang biasanya terkait dengan spesialis
diperlukan untuk pencapaian pekerjaan staf.
(vertikal).
Biaya modal dapat meningkat ke level yang lebih
tinggi.
Beberapa studi mengidentifikasikan bahwa
banyak SDM pabrik yang lebih memilih
pekerjaan yang sederhana dan kurang rumit. Keterbatasan
Dibutuhkan tingkat upah yang relatif tinggi.
Ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi Perluasan
spesifikasi akan berkurang.
Berpeluang untuk menimbulkan peningkatan Pekerjaan
jumlah kecelakaan kerja.
Perluasan pekerjaan yang diinginkan mungkin
tidak ditunjang oleh teknologi yang tersedia di
perusahaan.
Pernyataan khusus tentang jumlah
waktu yang harus digunakan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan
STANDAR tertentu di bawah kondisi kerja
normal ini sering disebut standar
DAN tenaga kerja (labors standards).

PENGUKURA Standar-standar yang telah ditetapkan


dan “reasonable” mempunyai
N KERJA berbagai kegunaan, termasuk
pemuasan kebutuhan karyawan,
penyesuaian ukuran prestasi
organisasi, dan mempermudah
operasi-operasi organisasi.
STANDAR DAN PENGUKURAN KERJA
Tanpa adanya petunjuk waktu standar, akan mengakibatkan:
Biaya-biaya tidak dapat diperkirakan dan oleh karena itu harga-harga tidak dapat ditetapkan.
Anggaran-anggaran tidak dapat dibuat.
Evaluasi prestasi atau pelaksanaan suatu kegiatan tidak akan mungkin dilakukan karena tidak akan ada basis
pembandingnya.
Rencana-rencana insentif dan program balas jasa menjadi tidak dapt diperkirakan.

Teknik-teknik pengukuran kerja dapat digunakan untuk maksud-maksud sebagai berikut:


● Mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan.
● Merencanakan kebutuhan tenaga kerja.
● Menentukan tingkat kapasitas.
● Menentukan harga atau biaya suatu produk.
● Memperbandingkan metode-metode kerja.
● Memudahkan scheduling operasi-operasi.
● Menetapkan upah insentif.
Time Study atau telaah
waktu dikenalkan oleh
Frederick W. Taylor pada
tahun 1881, merupakan TIME
suatu teknik observasi
langsung, di mana para STUDY
praktisi time study
mengamati seorang pekerja,
mencatat waktu dari apa
yang sedang dikerjakan dan
menentukan nilai pekerjaan
tersebut.
Misalnya seorang pekerja diobservasi untuk
ME
melaksanakan pekerjaan tertentu dari saat mulai hingga
TO
saat selesai dan hasilnya 10 menit. Waktu 10 menit ini
TIM DE
STU E
dikenal sebagai waktu yang diobservasi (observed time)
dan sama sekali tidak memperhitungkan kemampuan
pekerja dan kelonggaran (allowances).
Kemampuan pekerja tersebut kemudian dinilai (rating),
DY
yaitu dibandingkan secara mental dengan pekerja yang
memenuhi syarat qualified yang bekerja dengan prestasi
standar.
Sebagai contoh, mungkin pekerja tersebut bekerja
dengan waktu yang tepat, namun dengan tingkat
ketepatan (presisi) yang rendah atau dengan cara yang
kurang aman. Atau, pekerja tersebut menghasilkan
ketepatan melebihi dari apa yang diperlukan, namun
jumlah yang dihasilkan lebih sedikit.
METODE PENUGASAN Kemampuan pekerja tersebut kemudian
dinilai (rating), yaitu dibandingkan secara
mental dengan pekerja yang memenuhi
syarat qualified yang bekerja dengan
prestasi standar
Misalnya seorang pekerja diobservasi untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu dari saat
mulai hingga saat selesai dan hasilnya 10
menit. Waktu 10 menit ini dikenal sebagai Sebagai contoh, mungkin pekerja tersebut
waktu yang diobservasi (observed time) dan bekerja dengan waktu yang tepat, namun
sama sekali tidak memperhitungkan dengan tingkat ketepatan (presisi) yang
kemampuan pekerja dan kelonggaran rendah atau dengan cara yang kurang
(allowances). aman. Atau, pekerja tersebut menghasilkan
ketepatan melebihi dari apa yang
diperlukan, namun jumlah yang dihasilkan
lebih sedikit.
TUJUAN METODE
PENUGASAN
Tujuan dari metode penugasan ialah mengalokasikan pemberian
tugas/karyawan sedemikian rupa pada biaya total yang minimum.

Karena sifatnya yang one-to-one basis, metode ini menggunakan


pemecahan secara n x n matriks. Jumlah tugas atau kegiatan harus
sama dengan jumlah sumber daya yang tersedia.
LEARNING CURVE

Learning curve didasarkan pada anggapan dimana


tenaga kerja dan organisasi menjadi lebih baik dalam
tugas mereka saat tugas tersebut dikerjakan secara
berulang-ulang.

Bila seorang karyawan diminta untuk mengerjakan


sesuatu yang belum pernah dia mengerjakannya
sebelum itu, ada kemungkinan bahwa keluaran kedua
akan memerlukan waktu lebih sedikit dibanding
keluaran pertama, waktu yang diperlukan untuk
keluaran ketiga lebih sedikit daripada keluaran kedua,
dan seterusnya.
Ada sejumlah alasan mengapa
waktu nyata output per unit akan
menurun sejalan dengan naiknya
jumlah unit yang diproduksi atau
mengapa perbaikan-perbaikan
terjadi, yaitu
Learning Curve
Perbaikan-perbaikan dalam
Karyawan menjadi lebih perencanaan dan organisasi
familiar dengan apa yang harus kerja, metode-metode kerja, dan
dilakukan dan bagaimana Pola kerja menjadi
lebih ritmik peralatan-peralatan yang
melakukannya semakin baik
2 4

1 3 5
Keterampilan Lingkungan kerja
individual yang lebih
berkembang menguntungkan.
Thanks!

Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai