Anda di halaman 1dari 14

STUDY KELAYAKAN BISNIS PUSAT OLEH-OLEH KEKINIAN KHAS

BEKASI

MATA KULIAH : EKONOMI TEKNIK


DOSEN PENGAMPU : Dr . Ir . Supriyanto, M.P.

Disusun Oleh:
Dadang Ibnu Hidayat (352110449)
Ramadhani Cahyono Putra (352110210)

PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS


PELITA BANGSA
ABSTRAK

Kota Bekasi saat ini menjadi salah satu wilayah yang sedang berfokus kepada pariwisata
dimana bisa dilihat dari kunjungan wisata yang selalu meningkat. Kesempatan tersebut
menjadi peluang bagi yang ingin memulai bisnis dalam pendirian pusat oleh – oleh khas Kota
Bekasi. Dalam studi kelayakan ini dimulai dengan pengumpulan dan pengolahan data pada
aspek pasar dengan penentuan pasar potensial serta permintaan efektif. Tujuan dari penelitian
ini ialah untuk mengetahui studi kelayakan pendirian pusat oleh-oleh yang meliputi aspek
pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran serta aspek keuangan. Kesimpulan
yang diperoleh dari seluruh aspek adalah layak untuk didirikan.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-nya lah. Sehingga Laporan Studi Kelayakan Bisnis ini dapat kami selesaikan
dengan cukup mudah dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan tanpa pertolongan
mungkin kami tidak bisa menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Supriyanto, M.P.. selaku Dosen Studi
Kelayakan Bisnis yang telah memberikan tugas laporan ini yang nantinya dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada para pembaca kami menyadari bahwa laporan ini sangat
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun laporan ini.

Terima kasih.

Gowa, 23 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PELITA BANGSA.....................................1
ABSTRAK................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................5
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................5
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN..............................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Bekasi merupakan salah satu kota di Indonesia dengan populasi terbesar di
Indonesia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta jiwa, Kota Bekasi kini menjadi
berkembang menjadi tempat tinggal kaum urban dan sentra industri di Provinsi Jawa Barat.
Tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bekasi secara umum tergolong menengah keatas
(berdasarkan klasifikasi IPM, dan UNDP). Tingginya nilai IPM Kota Bekasi dipengaruhi oleh
faktor utama Indeks Pendidikan dan Indeks Kesehatan (Najmulmunir, 2009, hlm. 1-2).

Awalnya Kota Bekasi merupakan sebuah kecamatan dari Kabupaten


Bekasi yang kemudian berkembang dan ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif
Bekasi.Dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981.
Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20
April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Akan
tetapi rupanya perkembangan Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini
ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang
semakin meningkat, sehingga status Kota Administratif Bekasi pun kembali ditingkatkan
menjadi Kotamadya melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996.

Fungsi Kota Bekasi pada awalnya sebagai wilayah penyangga, bergeser menjadi
wilayah penyeimbang DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia, sebagai
pusat pemerintahan, bisnis dan perdagangan, serta kegiatan jasa dan usaha lainnya, dan kota
pendukung kawasan metropolitan seperti Bogor, Depok, dan Tangerang. Dampak demografis

dari berkembangnya Kota Bekasi kemudian membuat penduduknya semakin padat.

Dari berbagai bisnis yang ada di kota Bekasi, bisnis Oleh-oleh kekinian Khas Bekasi
merupakan salah satu bisnis yang sedang berkembang. Beragamnya bisnis yang ada di Kota
Bekasi menjadikan para wisatawan memperoleh alternatif berbagai Oleh-oleh kekinian Khas
Bekasi. Namun disisi lain, dengan berkembangnya usaha bisnis tersebut juga memicu
persaingan yang ketat antara bisnis Oleh-oleh kekinian Khas Bekasi yang satu dengan yang
lainnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Menurut Suliyanto (2010), keterkaitan antara aspek non finansial dengan aspek finansial
terlihat pada laporan keuangan bisnis tersebut. Aspek pasar memiliki keterkaitan dengan nilai
proyeksi penjualan. Sedangkan aspek teknis, manajemen dan hukum, serta aspek ekonomi
sosial lingkungan memiliki keterkaitan dengan proyeksi biaya pada laporan laba rugi
perusahaan. Proyeksi penjualan dikurangi dengan proyeksi biaya menghasilkan proyeksi laba
rugi. Proyeksi penjualan akan berkaitan dengan proyeksi kas masuk pada laporan arus kas,
sedangkan proyeksi biaya akan berkaitan dengan proyeksi kas keluar. Proyeksi aliran kas
masuk dikurangi proyeksi aliran kas keluar akan menghasilkan proyeksi aliran kas bersih.
Aliran kas bersih inilah yang digunakan untuk melakukan analisis kelayakan pada aspek
keuangan.

Berdasarkan latar belakang penyusunan tugas ini, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : “Apakah bisnis ini layak atau tidak berdasarkan studi kelayakan bisnisnya.”

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan tugas ini
adalah“Untuk mengetahui apakah usaha ini layak atau tidak berdasarkan studi kelayakan
bisnis.”
BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian studi kelayakan suatu proyek atau perusahaan adalah penelitian yang

melibatkan berbagai aspek, aspek hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknis dan operasional, aspek manajerial dan keuangan, yang kesemuanya

menjadi landasan untuk penelitian. studi kelayakan yang hasilnya digunakan untuk

memutuskan apakah suatu proyek atau usaha dapat dilaksanakan atau ditunda bahkan tidak

dilaksanakan.

Dengan demikian, studi kelayakan bisnis, sering juga disebut sebagai studi kelayakan,

merupakan elemen yang harus dipertimbangkan ketika mengambil keputusan, apakah akan

menerima atau menolak ide bisnis yang direncanakan atau keuntungan bisnis), baik dari segi

'finansial'. kelebihan dan manfaat menurut Ibrahim (2003:1). Tjiptono (2002: 7)

mendefinisikan pemasaran sebagai proses profesional dan manajerial di mana individu atau

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

mewarnai, dan memperdagangkan apa pun yang mereka butuhkan. Nilai dengan orang atau

kelompok lain. Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran adalah seperangkat

prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), menilai kebutuhan konsumen,

mengembangkan barang dan jasa, memuaskan keinginan, memberikan nilai kepada

konsumen dan manfaat bagi bisnis. Selain itu kelayakan usaha berdasarkan aspek finansial

pada masing-masing penelitian terdahulu dianalisis dengan menggunakan kriteria investasi

diantaranya Net Present Value, Net B/C, IRR, dan Payback Period.

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat membuat pelaku usaha tidak bisa

hanya mengandalkan pengalaman maupun intuisi bila ingin membuat bisnis baru ataupun

mengembangkan usahanya (Suliyanto 2010). Pelaku usaha harus menganalisis kelayakan

terhadap usahanya dari berbagai aspek. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memutuskan apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak

(Suliyanto 2010). Menurut Umar (2005), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian

terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis

dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan

yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

menurut Nurmalina et al. (2010) studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau

analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila

dilaksanakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah suatu analisis

terhadap bisnis baru maupun pengembangan sebuah bisnis yang bertujuan untuk melihat

apakah bisnis tersebut dapat memberikan manfaat bila dilaksanakan dalam waktu yang tidak

ditentukan.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Kelayakan Non Finansial

3.1.1 ASPEK PASAR

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama
dalam studi kelayakan usaha. Pada tahap ini besar permintaan produk serta kecenderungan
perkembangan permintaan selama masa kehidupan bisnis yang akan datang perlu
diperkirakan dengan cermat. Dari segi pemasaran kegiatan bisnis diharapkan dapat beroperasi
secara sehat bilamana produk yang dihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran serta
menghasilkan penjualan yang memadai dan menguntungkan.

3.1.2 Strategi pasar

Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran maka para pemasar
menggunakan instrument yang dikenal dengan bauran pemasaran (Laksana, 2008). Bauran
pemasaran (Marketing Mix) meliputi produk, harga, tempat, dan promosi.

a. Produk

Produk yang tersedia di Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi adalah berbagai
varian olahan kue dan cemilan. Seperti Kue biji ketapang,kue kembang goyang,kue
akar,kue sagon,cokelat mete,kue jalabia,bolu gulung batik Bekasi. Hal ini dikarenakan
banyak konsumen yang mencari sesuatu yang unik dan mewah saat berwisata.

b. Harga

Sebagai pendatang baru, awalnya pihak manajemen menetapkan harga


berdasarkan harga pesaing di lingkungan sekitar Bekasi. Akan tetapi setelah
dilakukan perhitungan berdasarkan besarnya biaya produksi dan bahan baku,
diketahui bahwa penetapan harga awal tersebut tidak mampu memberikan keuntungan
maksimal sesuai target. Oleh karena itu, pihak manajemen menaikan harga untuk
beberapa produk makanan sekitar Rp5 000 sampai
Rp10 000. Harga yang ditawarkan bervariasi. Mulai dari Rp20 000 hingga Rp50 000

c. Tempat

Pemilihan Lokasi ini dikarenakan lokasi ini masih berada di dalam kawasan
ramai Kota Bekasi. Selain itu kawasan ini juga dekat dengan Wisata dan Pasar
Modern sehingga dapat dengan mudah diakses oleh pengunjung lokal dan
pengunjung mancanegara yang merupakan target pasar utama bisnis ini.

3.1.3 Hasil Analisis Aspek pasar

Berdasarkan analisis aspek pasar, Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi dinilai
memiliki potensi pasar yang baik, melihat jumlah Wisata/Wisatawan di kota Bekasi yang
menjual produk bolu gulung batik khas bekasi masih sedikit. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada aspek pasar, Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi layak untuk dijalankan.

3.1.4 ASPEK TEKNIS

Pada aspek teknis, dapat diketahui tahapan atau proses bagaimana suatu produk
dihasilkan. Aspek ini juga berhubungan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan
pengoperasiannya setelah bisnis itu dibangun (Nurmalina et al. 2010). Beberapa bagian
utama yang akan dianalisis pada aspek teknis diantaranya lokasi bisnis, proses produksi.

a. Lokasi Bisnis

Beberapa variabel utama yang dalam penentuan lokasi suatu bisnis antara lain
ketersediaan bahan baku, suplai tenaga kerja, tenaga listrik dan air, fasilitas transportasi, dan
letak pasar utama (Nurmalina et al. 2010).

b. Suplai tenaga kerja

Pengadaan sumberdaya manusia pada Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi dikelola
oleh seorang manajer operasional dan seorang manajer keuangan. Manajer operasional
bertanggung jawab atas kinerja bagian pelayanan, dapur produksi, serta graphic designer.
Sedangkan manajer keuangan bertanggung jawab atas kinerja bagian pembelian bahan baku
dan kasir. Pembagian jabatan dan jumlah pegawai pada Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas
Bekasi dapat dilihat pada Tabel
N JABATAN TOTAL N JABATAN TOTAL
O O

1 Operational Manager 1 7 Co Cashier 1

2 Accounting Manager 1 8 Cashier 3

3 Graphic Designer 1 9 Captain 1

4 Head Chef 1 10 Waiters 9

5 Asistent Chef 1 11 Storeman 3

6 Cook 8 12 Steward 6

Berdasarkan data pada Tabel diatas diketahui bahwa total keseluruhan jumlah
pegawai di Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi adalah 36 orang. Hampir 60 persen
pegawai di Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi merupakan pegawai yang berasal dari
masyarakat yang berdomisili di sekitar lokasi usaha. Pegawai tersebut menjabat pada bagian
pelayanan dan keamanan. Tidak ada kualifikasi khusus seperti tingkat pendidikan bagi
mereka, hal yang diutamakan adalah mau bekerja sama, memiliki loyalitas yang tinggi, dan
mampu bekerja dibawah tekanan.

c. Tenaga listrik dan air

Sumberdaya listrik dan air yang digunakan Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi
berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Kapasitas maksimal penggunaan listrik yang dapat digunakan yaitu 4 000 watt
dengan biaya jumlah yang harus dikeluarkan per bulannya Rp3 200 000. Sistem pembayaran
listrik di tempat ini merupakan sistem prabayar dimana pembelian voucher dilakukan di
Alfamart. Sedangkan untuk penggunaan air PDAM, biaya yang dikeluarkan per bulannya
sebesar Rp1 400 000. Sistem pembayaran air PDAM dilakukan secara tunai yang dibayarkan
langsung ke loket PDAM.

d. Fasilitas Transportasi
Tempat ini memiliki fasilitas transportasi berupa 1 unit sepeda motor yang digunakan
untuk mengangkut bahan mentah dari pasar menuju Lokasi. Selain itu sepeda motor ini juga
berguna untuk mengantar pesanan konsumen menuju alamat yang dituju (delivery order).
Pemilihan alat transportasi ini karena dirasa lebih efisien dan memudahkan di dalam
perjalanan pegawai baik untuk membeli bahan baku serta mengantar makanan yang dipesan
konsumen.

3.1.5 Hasil Analisis Aspek Teknis

Analisis aspek teknis menunjukkan bahwa usaha Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi
layak untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan pada lokasi yang mendukung jalannya usaha,
proses produksi dan tempat penjualan produk juga berada didalam satu tempat yang sama.
Tata letak telah diatur sedemikian rupa dengan baik sehingga dapat memperlancar kegiatan
usaha. Sarana dan fasilitas yang tersedia juga menunjang kegiatan produksi. Selain itu
kedekatan tempat dengan tempat pembelian bahan baku juga dapat memperlancar kegiatan
produksi sekaligus dapat menjaga kualitas dan kesegaran bahan baku. 3. Aspek Manajemen
dan Hukum

Menurut Nurmalina et al. (2010), aspek manajemen mempelajari tentang manajemen


dalam masa pembangunan bisnis dan dalam masa operasi. Selain itu, bagi usaha yang baru
dibangun diperlukan juga perizinan yang lengkap untuk mempermudah dan memperlancar
kegiatan bisnis. Pengelolaan usaha Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi dalam manajemen
dan hukum akan menganalisis bentuk badan hukum usaha, struktur organisasi, deskripsi
pekerjaan masing-masing pegawai, dan sistem penggajian tenaga kerja.

a. Bentuk badan usaha

Bentuk badan usaha di Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi ini adalah perusahaan
perseorangan dan masih tergolong dalam kategori Usaha Kecil Menengah (UKM). Pemilik
lokasi juga merencanakan untuk membangun sebuah badan usaha berupa Perseroan Terbatas
(PT). Salah satu tujuan pemilik lokasi ini membentuk badan usaha ini dikarenakan adanya
investor yang menanamkan modal di Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi. Selain itu
dengan mendirikan badan usaha Perseroan Terbatas, lokasi ini dapat lebih mudah dikenal
secara luas oleh kalangan masyarakat dan memungkinkan menarik minat investor lain untuk
menanamkan modalnya di Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi.

b. Sistem penggajian karyawan


Pada saat ini gaji sebagian besar pegawai Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi
belum berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional) Kota karawang, kecuali manajer
operasional dan manajer keuangan. Namun pemilk lokasi berencana untuk memberikan
asuransi kepada para pegawainya sehingga apabila dikalkulasikan bisa mencapai UMR Kota
karawang. Untuk bagian keamanan, karena tidak tergabung dalam manajemen lokasi maka
upah yang diperoleh berasal dari tarif parkir yang diberikan oleh para konsumen.

5.1.3 Hasil Analisis Aspek Manajemen dan Hukum

Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi belum memiliki perizinan yang lengkap sesuai
dengan peraturan yang telah ditentukan. Namun bila dilihat dari indikator yang lain seperti
struktur organisasi dan deskrpsi pekerjaan sudah dibuat cukup sederhana sehingga
memudahkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan. Sistem
penggajian juga telah ditentukan dengan baik. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa usaha ini layak untuk dijalankan berdasarkan aspek manajemen namun belum layak
bila dijalankan berdasarkan aspek hukum.

4. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Adanya kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat maka Pusat Oleh-oleh
Kekinian Khas Bekasi mempekerjakan masyarakat dari sekitar wilayah lokasi lokasi sebagai
pegawai. Hal ini berdampak positif karena dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur.
Sebanyak 40 persen tenaga kerja di lokasi berasal dari masyarakat sekitar dan diposisikan
sebagai pelayan dan penjaga keamanan. Tidak ada kualifikasi khusus seperti tingkat
pendidikan bagi mereka, hal yang diutamakan adalah mau bekerja sama, memiliki loyalitas
yang tinggi, dan mampu bekerja dibawah tekanan. Pihak lokasijuga melakukan kegiatan
sosial seperti memberi santunan kepada anak yatim pada saat lokasi dibuka serta pemberian
susu gratis bagi anak-anak di sekitar lokasi usaha.

Pembayaran pajak kepada pemerintah tentu dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD)
Kota karawang. Apabila skala usaha semakin besar, maka pemerintah akan menerima
pembayaran pajak yang semakin besar pula. Pada saat ini pajak yang dibayarkan merupakan
PP 1 sebesar 10 persen dari omset yang diperoleh lokasi Secara makro, adanya pajak akan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan.
Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas Bekasi tetap menjaga kebersihan lingkungan sekitar
selama lokasi ini beroperasi. Pada awalnya lokasi ini membuang limbah sisa proses produksi
ke selokan di sekitar lokasi. Akan tetapi, saat ini lokasi membuat septic tank yang berfungsi
sebagai tempat pembuangan limbah dari proses produksi. Meskipun biaya yang dikeluarkan
untuk membuat septic tank cukup besar, hal ini dilakukan demi menjaga kebersihan
lingkungan sekitar.

5.1.4 Hasil Analisis Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat sekitar

ditunjukkan dengan dibukanya kesempatan bekerja bagi mereka sehingga dapat menyerap
tenaga kerja yang menganggur. Pembayaran pajak secara rutin juga mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan. lokasi juga tetap
memperhatikan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang limbah dari proses produksi
secara sembarangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pusat Oleh-oleh Kekinian Khas
Bekasi layak diusahakan berdasarkan aspek sosial ekonomi dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai