Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS “ALFAMART”

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


SKB (Studi Kelayakan Bisnis)”

Dosen Pembimbing:
Dr. Agus Syam, M.Si.

Disusun Oleh:
Siska Aulia Ramadhani (2045067)
Dinda Larasati (19214045)

MATA KULIAH STUDI KELAYAKAN BISNIS


PROGRAM STUDI PENGELOLAAN KONVENSI DAN ACARA
JURUSAN KEPARIWISATAAN
POLITEKNIK PARIWISATA NEGERI MAKASSAR
2024
DAFTAR ISI

BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STUDI KELAYAKAN BISNIS ..........1


A. Pengantar ....................................................................................................................1
B. Objek dari Proyek ......................................................................................................3
C. Tujuan .........................................................................................................................3
D. Metode Mempelajari Studi Kelayakan Bisnis ..........................................................5
E. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis...............................................................................6
F. Kriteria Penilaian .......................................................................................................7
G. Pengantar Identifikasi Ide/Gagasan Usaha ..........................................................9
H. Sumber Gagasan.....................................................................................................9
I. Metode Mengenali Gagasan ....................................................................................10
J. Teknik Penjaringan Gagasan ..................................................................................10
K. Kaitan Antara Gagasan Dan Alternatif Usaha ...................................................12
BAB II ASPEK HUKUM .....................................................................................................13
A. Jenis Badan Hukum .................................................................................................13
B. Jenis Izin Usaha ........................................................................................................13
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ..................................................................14
A. Pasar Dan Pemasaran ..............................................................................................14
B. Segmentasi Pasar ......................................................................................................14
C. Pasar Sasaran ...........................................................................................................14
D. Posisi Pasar ...............................................................................................................15
E. Strategi Bauran Pemasaran .....................................................................................15
F. Mengukur Dan Meramal Permintaan Pasar Dengan Time Series Dan Regresi ..16
G. Market Share Dan Market Potensial ..................................................................16
BAB IV ASPEK KEUANGAN ............................................................................................17
A. Perencanaan Nilai Investasi Dan Sumber Dana.....................................................17
B. Proyeksi Biaya Produksi, Cash Flow Dan Laporan Keuangan ............................17
C. Penilaian Investasi ....................................................................................................18
BAB V ASPEK TEKNIS/OPERASI ...................................................................................19
A. Kebijakan Yang Terkait Dengan Masalah Operasional Produksi Perusahaan ...19
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSPOL..............................................................................21
A. Implikasi Dalam Bidang Ekonomi, Sospol Pada Skb ............................................21
BAB VII ASPEK LINGKUNGAN HIDUP ........................................................................22
A. Bentuk badan usaha .................................................................................................22
B. Peraturan perundang-undangan .............................................................................22
C. Analisis dampak lingkungan ...................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................24
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang telah melimpahkan
segala kenikmatannya kepada umat manusia. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurah kepada rasul beserta keluarganya. Oleh karena itu penulis bersyukur telah
menyelesaikan tugas mata kuliah SKB (Studi Kelayakan Bisnis) “Makalah Studi
Kelayakan Bisnis Pada Perusahaan Alfamart”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah SKB (Studi
Kelayakan Bisnis). Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
menambah pengetahuan akan studi kelayakan bisnis, serta mengetahui aspek yang
dapat mempengeruhi keberlangsungan bisnis.
Tak lupa diucapkan banyak terima kasih kepada Bpk. Dr. Agus Stam, M.Si
selaku dosen pengajar mata kuliah SKB (Studi Kelayakan Bisnis) yang telah
membimbing selama proses pembelajaran berlangsung dan kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan tugas kelompok ini. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya
masukan, saran, dan kritik dari semua pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku mahasiswa khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Makassar, 13 Maret 2024

Penulis
BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Pengantar
Secara umum studi kelayakan diartikan sebagai gerakan pemeriksaan
tentang hasil bisnis. Selanjutnya, tindakan ini juga mencakup penyelidikan suatu
usaha, terlepas dari apakah efektif. Studi juga mengeksplorasi keuntungan dari
kemakmuran dan spekulasi bisnis, baik untuk pembeli dan perusahaan yang
sebenarnya.

Studi kelayakan bisnis menurut Umar (2005:p8), studi kelayakan bisnis


merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak
atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam
rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:p7) studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut
dijalankan. Menurut Kasmir dan Jafkar (2012,p7,

Studi kelayakan usaha adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara


mendalam tentang suatu usaha atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan
dijalankan atau tidaknya usaha tersebut.

Dari pengertian menurut para ahli di atas dapat diduga bahwa studi
kelayakan bisnis adalah sebuah eksplorasi yang mencakup berbagai perspektif, dari
sudut sebelumnya berikutnya pandang hukum, keuangan dan sosial, sudut pandang
pasar dan promosi, sudut pandang khusus dan inovatif, hingga sudut pandang
eksekutif dan moneter. Itu semua dijadikan alasan untuk penelitian dan hasilnya

1
2

digunakan untuk menentukan suatu pilihan, apakah suatu tugas atau bisnis bisa
diselesaikan atau ditunda, atau bahkan tidak dijalankan. Studi kelayakan adalah
analisis tentang seberapa sukses suatu proyek dapat diselesaikan,
memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor ekonomi,
teknologi, hukum dan penjadwalan. Manajer proyek menggunakan studi kelayakan
untuk menentukan potensi hasil positif dan negatif dari suatu proyek sebelum
menginvestasikan banyak waktu dan uang ke dalamnya (Investopedia, 2017).

Alfamart merupakan salah satu perusahaan ritel terbesar di Indonesia yang


berupaya untuk membangun sebuah jaringan toko modern untuk memenuhi
kebutuhan pokok setiap rumah tangga Indonesia dalam rangka berkontribusi pada
peningkatan perekonomian, pembukaan lapangan kerja, berbagi usaha dan
perbaikan gaya hidup masyarakat di sekitar daerah operasi kami.

Berdiri sejak tahun 1989, PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Tbk,


menjadi salah satu sahabat masyarakat yang menyediakan barang-barang
kebutuhan pokok yang lengkap dengan harga yang terjangkau, tempat berbelanja
yang nyaman, serta lokasi yang mudah dijangkau. Sebagai “Toko Komunitas”,
kami juga menunjukan kepedulian terhadap masyarakat marginal melalui
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan
Corporate Social Responsibility (CSR).

Saat ini, Alfamart merupakan salah satu yang terdepan dalam usaha ritel,
dengan melayani lebih dari 4,5 juta pelanggan setiap harinya di lebih dari 14.300
gerai, 26% diantaranya dalam bentuk waralaba. Toko kami didukung oleh 32 pusat
distribusi, tersebar di seluruh Indonesia. Kami menyediakan lapangan kerja bagi
lebih 121.953 pekerja di seluruh Indonesia. Kami beroperasi melalui pendekatan
4P (place, product, process, people) sebagai penggerak seluruh lini organisasi untuk
menciptakan produktivitas dan efektifitas layanan yang prima.
3

Bekerja sama dengan lebih dari 400 pemasok, kami menawarkan 4.000
SKU (Safe Keeping Unit) jenis produk dengan komposisi 68% makanan dan 32%
non makanan. Alfamart juga berkembang menjadi payment channel yang
menyediakan layanan pembelian atau pembayaran berbagai transaksi keuangan
seperti:

1. e-payment (cicilan kredit kendaraan bermotor, cicilan rumah, tagihan listrik,


air, gas, biaya kuliah, PBB, BPJS Kesehatan, asuransi, telepon, TV berbayar,
dan belanja online, agen travel online),
2. e-voucher (token listrik, pulsa & paket data, game online),
3. e-ticketing & travel (kereta api, maskapai, bus, ferry penyeberangan, hotel,
wahana permainan, dan konser/ event),
4. delivery services (pengiriman dokumen dan barang, remitansi),
5. Pelayanan lainnya (e-money, branchless banking, pengajuan kredit).

B. Objek dari Proyek


Hasil objek dari sudi kelayakan bisni yang akan dibahas adalah salah satu
perusahaan ritel terbesar yang ada di indonesia yaitu perusahaan PT Sumber Alfaria
Trijaya (Alfamart) Tbk

C. Tujuan
Tujuan utama studi kelayakan adalah untuk mengetahui apakah ide bisnis
tersebut dapat dilaksanakan. Jika ide bisnis ditemukan layak, rencana bisnis dapat
disusun untuk mendapatkan dukungan keuangan (Wizznotes. 2017). Definisi lain
juga dikemukan di Refernce (Referensi. 2017) Tujuan dari studi kelayakan adalah
untuk menganalisis proposal bisnis untuk menentukan apakah proyek tersebut
layak dan apakah harus ditindaklanjuti. Menentukan apakah suatu bisnis layak
sebelum didirikan mencegahnya seorang investor dari membuang-buang uang dan
waktu untuk usaha bisnis yang gagal.
4

Ada lima tujuan perlunya melakukan studi kelayakan menurut Kasmir dan
Jakfar (2003:p13), yaitu:

1. Menghindari Resiko Kerugian


Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada
semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi
atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini
fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita
inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat
dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang
akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan
hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan tersebut meliputi:
- Berapa jumlah dana yang diperlukan
- Kapan usaha akan dijalankan
- Dimana lokasi usaha akan dibangun
- Siapa yang akan melaksanakan
- Bagaimana cara melaksanakannya
- Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
- Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi penyimpangan
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat
memudahkan
pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah
memiliki pedoman yang harus diikuti.Pedoman tersebut telah tersusun secara
sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai
dengan rencana yang sudah disusun.
4. Memudahkan Pengawasan
5

Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang


sudah
disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengwasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun
5. Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan,
maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat
dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian
adalah untuk mengendalikan pelaksanaan agar tidak melenceng dari rel yang
sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.

D. Metode Mempelajari Studi Kelayakan Bisnis


Metode mempelajari studi kelayakan bisnis melibatkan pendekatan
sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang
diperlukan untuk menilai potensi keberhasilan suatu usaha atau proyek. Beberapa
metode yang umum digunakan dalam mempelajari studi kelayakan bisnis antara
lain:

• Studi Literatur: Melibatkan pengumpulan informasi dari berbagai sumber


seperti buku, jurnal, artikel, dan laporan terkait untuk memahami aspek-aspek
yang relevan dengan studi kelayakan bisnis.
• Wawancara: Melibatkan interaksi langsung dengan pihak terkait seperti pemilik
usaha, manajemen, ahli industri, atau calon konsumen untuk mendapatkan
wawasan yang lebih mendalam tentang proyek yang sedang dievaluasi.
• Observasi: Melibatkan pengamatan langsung terhadap kondisi lapangan, proses
produksi, atau perilaku konsumen untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang situasi yang relevan dengan studi kelayakan bisnis.
6

• Survei: Melibatkan penggunaan kuesioner atau alat survei lainnya untuk


mengumpulkan data dari sampel yang mewakili populasi tertentu, seperti calon
konsumen atau stakeholder terkait lainnya.

Analisis Data: Melibatkan pengolahan dan interpretasi data yang telah dikumpulkan
melalui berbagai metode, termasuk analisis statistik, analisis SWOT, atau analisis risiko
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelayakan bisnis.

E. Tahapan Studi Kelayakan Bisnis


Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa
tahapan studi yang dikerjakan menurut Umar (2005:p21), yaitu :

1. Penemuan Ide
Produk atau jasa yang akan dibuat haruslah berpotensi untuk dijual dan
menguntungkan. Karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis
produk atau jasa dari usaha harus dilakukan. Penelitian jenis produk dapat
dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk atau jasa dibuat untuk
memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi, memenuhi kebutuhan
manusia tetapi produk atau jasa tersebut belum ada.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide-ide proyek dipilih, selanjutnya dilakukan penelitian yang
lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses itu dimulai dengan
metode ilmiah:
• Mengumpulkan data
• Mengolah data dengan memasukkan teori-teori yang relevan
• Menganalisis dan menginterpretasi hasil pengolahan data
3. Tahap Evaluasi
Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasi usulan proyek
yang akan didirikan. Kedua, proyek yang sedang beroperasi. Dan yang ketiga,
mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun. Evaluasi berarti
7

membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria,
dimana standar atau kriteria ini bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih
standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini bersifat kuantitatif maupun
kualitatif.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan proyek bisnis yang dianggap layak
dan terdapat keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki menejemen untuk
merealisasikan semua proyek tersebut, maka perlu dilakukan pemilihan proyek
yang dianggap paling penting untuk direalisasikan. Sudah tentu, proyek yang
diprioritaskan ini mempunyai skor tertinggi jika dibandingkan dengan usulan
proyek yang lain berdasarkan kriteria-kriteria penilaian yang telah ditentukan.
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah suatu usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat
suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari
menentukan jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana,
ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen dan lain-lain.
6. Tahap Pelaksanaan
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap
pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek, mulai dari
pemimpin sampai pada 13 tingkat yang paling bawah, harus bekerja sama
dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rencana yang telah diterapkan.

F. Kriteria Penilaian
1. Kelayakan pasar
• Potensi pasar yang cukup besar untuk mendukung keberhasilan bisnis.
• Segmen pasar yang jelas dan teridentifikasi dengan baik.
• Tingkat persaingan yang dapat ditangani dengan strategi pemasaran yang
tepat.
8

2. Kelayakan teknis
• Ketersediaan teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk
menjalankan bisnis.
• Kemampuan tim atau perusahaan dalam mengelola aspek teknis operasi
bisnis.
• Kesesuaian proses produksi dan distribusi dengan kebutuhan pasar dan
regulasi.
3. Kelayakan keuangan
• Investasi awal yang terjangkau dan memadai untuk memulai bisnis.
• Proyeksi pendapatan yang realistis dan menguntungkan dalam jangka
waktu tertentu.
• Estimasi biaya operasional yang dapat dipertanggungjawabkan dan
menghasilkan keuntungan.
4. Kelayakan sosial dan lingkungan
• Dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
• Kepatuhan terhadap regulasi lingkungan dan tanggung jawab sosial
perusahaan.
• Hubungan yang baik dengan pihak-pihak terkait dan komunitas lokal.
5. Analisis risiko
• Identifikasi risiko yang mungkin timbul dalam menjalankan bisnis.
• Penilaian terhadap dampak dan probabilitas terjadinya risiko tersebut.
• Pengembangan strategi mitigasi risiko yang efektif.
6. Kriteria lainnya
• Konsistensi dengan tujuan dan visi perusahaan.
• Dukungan dari pemangku kepentingan utama seperti investor, karyawan,
dan pemasok.
• Potensi untuk pertumbuhan dan pengembangan jangka panjang.
9

G. Pengantar Identifikasi Ide/Gagasan Usaha


Gagasan usaha dalam studi kelayakan bisnis merupakan langkah awal yang
penting dalam proses pengembangan bisnis. Hal ini melibatkan penyelidikan awal
dan analisis tentang ide bisnis yang dimiliki untuk menentukan apakah layak untuk
dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat
diambil dalam pengantar gagasan usaha studi kelayakan bisnis:

a. Identifikasi ide bisnis


b. Penelitian awal
c. Validasi konsep
d. Analisis potensi keuntungan
e. Penilaian risiko awal
f. Penyusunan rencana bisnis pendahuluan
g. Kajian kelayakan awal

H. Sumber Gagasan
Sumber-sumber untuk mendapatkan gagasan usaha yang dapat dijadikan
objek studi kelayakan bisnis bisa berasal dari berbagai sumber. Berikut beberapa
sumber yang dapat Anda pertimbangkan:

1. Pasar dan industry


2. Pengalaman pribadi/hobi
3. Inovasi teknologi
4. Penelitian basar
5. Pola perilaku konsumen
6. Tantangan global atau lokal
7. Kemitraan/ kolaborasi
10

I. Metode Mengenali Gagasan


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengenali gagasan
usaha yang layak untuk studi kelayakan bisnis. Berikut adalah beberapa di
antaranya:

1. SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats


2. Survei dan wawancara
3. Analisis Tren dan Inovasi
4. Pengujian Konsep
5. Pengamatan Pasar
6. Benchmarking
7. Analisis Kelayakan Pasar
8. Penggunaan Teknologi dan Alat Analisis

J. Teknik Penjaringan Gagasan


Teknik penjaringan gagasan usaha merupakan langkah awal yang penting
dalam proses studi kelayakan bisnis. Teknik-teknik ini dirancang untuk
menghasilkan sejumlah gagasan yang bervariasi dan inovatif. Berikut adalah
beberapa teknik yang dapat digunakan untuk penjaringan gagasan usaha dalam
studi kelayakan bisnis:

1. Brainstorming : Ini adalah salah satu teknik penjaringan gagasan usaha yang
paling umum. Dalam sesi brainstorming, sekelompok orang berkumpul untuk
secara spontan menghasilkan gagasan-gagasan baru. Tidak ada penilaian atau
kritik terhadap ide-ide yang muncul pada tahap ini, tujuannya adalah untuk
memunculkan sebanyak mungkin gagasan.
2. Mind Mapping : Mind mapping adalah teknik visual yang digunakan untuk
memetakan gagasan-gagasan terkait dari suatu topik tertentu. Mulailah dengan
menuliskan gagasan utama di tengah sebuah kertas, dan kemudian tambahkan
11

cabang-cabang untuk menunjukkan hubungan dan detail lebih lanjut dari setiap
gagasan.
3. Analisis SWOT : Meskipun biasanya digunakan untuk menganalisis gagasan
usaha yang sudah ada, teknik SWOT juga dapat digunakan untuk menghasilkan
ide-ide baru. Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang
terkait dengan berbagai aspek dari lingkungan bisnis dapat membantu
memunculkan gagasan-gagasan baru.
4. Analisis Pasar : Melakukan analisis pasar yang komprehensif dapat membantu
dalam mengidentifikasi celah atau peluang yang belum dimanfaatkan di pasar.
Tinjau tren pasar, kebutuhan pelanggan, dan perubahan sosial atau teknologi
yang mungkin memunculkan ide-ide bisnis baru.
5. Benchmarking : Pelajari bisnis-bisnis serupa yang telah ada dan sukses, baik di
dalam maupun di luar industri Anda. Identifikasi strategi atau model bisnis yang
berhasil dan cari cara untuk mengadaptasi atau memodifikasi ide-ide tersebut
agar sesuai dengan konteks bisnis Anda.
6. Analisis Produk atau Layanan yang Sudah Ada : Tinjau produk atau layanan
yang sudah ada dan pertimbangkan cara untuk meningkatkan, memperbaiki,
atau mengkombinasikan fitur-fitur dari produk tersebut untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan inovatif.
7. Pemantauan Tren dan Berita Industri : Tetap up-to-date dengan tren dan berita
industri dapat memberikan inspirasi untuk ide-ide bisnis baru. Berlangganan
majalah, mengikuti konferensi industri, atau mengikuti blog dan media sosial
yang berhubungan dengan industri Anda dapat membantu Anda tetap
terinspirasi.
8. Konsultasi dengan Ahli atau Mentor : Diskusikan ide-ide bisnis Anda dengan
ahli atau mentor yang memiliki pengalaman di bidang tersebut. Mereka
mungkin dapat memberikan wawasan atau perspektif baru yang membantu
Anda mengembangkan gagasan-gagasan tersebut lebih lanjut.
12

K. Kaitan Antara Gagasan Dan Alternatif Usaha


1. Gagasan sebagai Titik Awal : Gagasan bisnis adalah konsep atau ide dasar
yang menjadi dasar bagi pengembangan bisnis. Ini mungkin berasal dari
observasi pasar, kebutuhan yang belum terpenuhi, atau inovasi teknologi.
Gagasan bisnis ini kemudian dijadikan titik awal untuk eksplorasi lebih lanjut
dalam studi kelayakan bisnis.
2. Alternatif Usaha : Alternatif usaha merupakan variasi atau perubahan terhadap
gagasan bisnis awal yang dapat dieksplorasi dalam studi kelayakan bisnis. Ini
bisa berupa berbagai model bisnis, strategi pemasaran yang berbeda, atau fokus
pasar yang berbeda. Alternatif-usaha-usaha ini membantu dalam mengevaluasi
berbagai kemungkinan dan memilih pendekatan terbaik untuk menjalankan
bisnis.
BAB II
ASPEK HUKUM

A. Jenis Badan Hukum


Alfamart adalah jenis badan usaha minimarket yang dimiliki dan dioperasikan
berdasarkan kesepakatan franchise dari PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk, selaku
pemegang merk Alfamart dengan moto “Belanja Puas, Harga Pas”. Alfamart memiliki
badan hukum yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, dengan modal terbagi menjadi
saham-saham. Status PT memberikan perlindungan hukum terhadap pemiliknya dan
memisahkan aset perusahaan dari aset pribadi pemiliknya.

B. Jenis Izin Usaha


Untuk beroperasi secara legal, Indomaret harus memperoleh berbagai izin
usaha sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Beberapa izin yang
mungkin diperlukan antara lain:

• Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)


• Nomor Induk Berusaha (NIB)
• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Nomor pengukuhan pengusaha kena pajak (NPPKP)
• Surat tanda pendaftaran waralaba (STPW)
• IUTM adalah izin yang diberikan kepada toko dengan pelayanan mandiri,
menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket,
supermarket, Departemen Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk
perkulakan.

13
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

A. Pasar Dan Pemasaran


Alfamart beroperasi di industri ritel di Indonesia dalam bentuk usaha
minimarket, dengan sasaran semua kalangan Masyarakat khususnya pada
penjualan produk kebutuhan sehari-hari. Strategi pemasaran Indomaret berfokus
pada menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dengan menyediakan produk
berkualitas dengan harga terjangkau dan memberikan kenyamanan dalam
berbelanja. Serta memberikan promo diskon seringkali diterapkan oleh Alfamart.
Promo diskonnya dapat berupa potongan harga langsung atau penawaran beli satu
gratis satu. Diskon harga yang menarik memiliki daya tarik yang kuat bagi
konsumen dan dapat mendorong mereka untuk mencoba atau membeli produk dari
Mie Gacoan.

B. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar menjadi kelompok yang
lebih kecil berdasarkan karakteristik dan kebutuhan yang serupa. Alfamart
cenderung melakukan segmentasi pasar berdasarkan lokasi geografis. Mereka
fokus pada perkotaan dan daerah dengan populasi yang padat. Strategi ini
memungkinkan Alfamart untuk menargetkan konsumen yang tinggal di daerah
perkotaan yang sibuk dan membutuhkan akses mudah ke produk sehari-hari.
Dengan demikian, Alfamart dapat mengoptimalkan penjualan mereka dengan
menempatkan toko di lokasi strategis di perkotaan

C. Pasar Sasaran
Alfamart menargetkan konsumen yang mencari akses mudah dan cepat ke
produk sehari-hari. Mereka menyediakan produk-produk dasar seperti makanan,
minuman ringan, dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Dengan menyasar

14
15

konsumen yang tinggal di daerah perkotaan, Alfamart menawarkan kenyamanan


dan kemudahan berbelanja di lokasi yang dekat dengan tempat tinggal atau tempat
kerja. Target pasar dapat dikelompokkan menurut tiga perspektif yaitu:

1. Geografis (area perumahan, fasilitas publik, dan gedung perkantoran),


2. Demografis (ibu rumah tangga, anak-anak, dan kelas ekonomi menengah)
3. Psikografis (kenyamanan, pelayanan yang ramah).

D. Posisi Pasar
Alfamart memposisikan dirinya sebagai "warung pintar". Mereka
menekankan kemudahan dan kenyamanan berbelanja dengan toko yang terjangkau
dan dekat dengan konsumen. Dalam strategi positioning mereka, Alfamart
menyoroti kecepatan, aksesibilitas, dan ketersediaan produk sehari-hari yang
diperlukan oleh konsumen. Mereka juga menonjolkan kualitas pelayanan
pelanggan yang baik dan hubungan dekat dengan masyarakat setempat.

E. Strategi Bauran Pemasaran


Strategi Kotler dan Amstrong (2012:75), menjelaskan bauran pemasaran
merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-
menerus mencapai tujuan perusahaannya di pasar sasaran. Bauran Pemasaran
terdiri dari7P: Product, Price, Place, Promotion, Physical Evidence, People, Proces.
Adapun bauran pemasaran yang bisa di ambil pada alfamart yaitu:

1) Product (Menyediakan berbagai macam produk kebutuhan sehari-hari dari


berbagai merek terkemuka)
2) Price (Menawarkan harga yang kompetitif dan terjangkau untuk menarik
pelanggan dari berbagai lapisan Masyarakat)
3) Place (memilih lokasi yang nyaman dan mudah di akses seperti pemukiman
penduduk, kampus, atau pusat perbelanjaan, perkantoran dll)
16

4) Promotion (Melakukan promosi melalui media sosial, iklan televisi, brosur, dan
program loyalitas pelanggan untuk meningkatkan kesadaran dan loyalitas
pelanggan dengan memberikan penawaran diskon)

F. Mengukur Dan Meramal Permintaan Pasar Dengan Time Series Dan Regresi
Alfamart menggunakan metode time series dan regresi untuk mengukur dan
meramal permintaan pasar. Dengan menganalisis data historis penjualan, tren
penjualan, dan faktor-faktor eksternal seperti musim atau peristiwa khusus,
Indomaret dapat membuat perkiraan yang akurat tentang permintaan pasar di masa
depan.

G. Market Share Dan Market Potensial


Alfamart secara teratur mengukur market share-nya dengan
membandingkan penjualan mereka dengan pesaing utama di industri ritel. Market
potential diukur dengan menganalisis pertumbuhan pasar secara keseluruhan dan
mengidentifikasi peluang untuk ekspansi atau penetrasi pasar yang lebih besar.
BAB IV
ASPEK KEUANGAN

A. Perencanaan Nilai Investasi Dan Sumber Dana


Biaya investasi untuk gerai baru Alfamart berkisar Rp 300 juta–Rp 500 juta.
Biaya ini mencakup: Franchise fee Rp 45 juta untuk 5 tahun, Instalasi Listrik,
Peralatan gerai, Shop sign dan pole sign, Perizinan gerai, Promosi dan persiapan
pembukaan gerai. Kemudian, untuk jumlah investasi gerai take over dimulai dari
Rp 800 juta, termasuk franchise fee, sewa lokasi, peralatan gerai, shop sign, pole
sign, dan perizinan gerai. Bisnis ritel seperti Alfamart juga membutuhkan biaya
operasional, seperti gaji pegawai dan biaya utilitas lainnya. Selain itu, ada juga
royalti yang perlu dibayar kepada franchisor sebesar 2,5%.

Sumber dana untuk investasi dapat berasal dari modal internal perusahaan,
pinjaman bank, atau investasi dari pemegang saham, serta modal dari pemilik usaha
franchise.

B. Proyeksi Biaya Produksi, Cash Flow Dan Laporan Keuangan


Biaya produksi Alfamart terutama terdiri dari biaya pembelian produk dari
pemasok, biaya operasional toko (termasuk gaji karyawan, biaya utilitas, dan biaya
operasional lainnya), dan biaya overhead yang terkait dengan manajemen pusat dan
administrasi.

Cash flow dan laporan keuangan Alfamart mencakup berbagai elemen


seperti pendapatan, biaya operasional, laba bersih, dan arus kas. Laporan keuangan
termasuk laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas, yang memberikan
gambaran menyeluruh tentang kinerja keuangan perusahaan.

17
18

C. Penilaian Investasi
Penilaian investasi pada Indomaret dapat dilakukan dengan menggunakan
metode-metode seperti analisis Playback Period (PP), Net Present Value (NPV),
Internal Rate Of Return (IRR), dan Average Rate Of Return (ARR). Ini membantu
manajemen dalam mengevaluasi proyek investasi baru dan memastikan bahwa
investasi tersebut akan memberikan hasil yang menguntungkan bagi perusahaan.
BAB V
ASPEK TEKNIS/OPERASI

A. Kebijakan Yang Terkait Dengan Masalah Operasional Produksi Perusahaan


➢ Manajemen persediaan
• Kebijakan penetapan stok optimal untuk berbagai produk yang dijual di
Indomaret, dengan mempertimbangkan permintaan pasar, musiman, dan
ketersediaan barang.
• Penggunaan sistem manajemen persediaan yang efisien untuk memantau
pergerakan barang, melakukan pengadaan dengan tepat waktu, dan
menghindari kekurangan atau kelebihan persediaan yang tidak perlu.
➢ Penyusunan dan penataan produk
• Kebijakan penataan produk di rak toko yang dirancang untuk memudahkan
pelanggan dalam mencari dan memilih barang.
• Strategi penyusunan produk berdasarkan kategori, popularitas, dan
kebutuhan pelanggan untuk meningkatkan penjualan.
➢ Manajemen kualitas produk
• Kebijakan pemeriksaan kualitas produk yang diterima dari pemasok untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas Indomaret.
• Penyusunan prosedur dan protokol untuk menangani produk yang cacat
atau kedaluwarsa
➢ Pelayanan pelanggan
• Standar pelayanan pelanggan yang ditetapkan untuk memastikan kepuasan
pelanggan dan membangun loyalitas.
• Pelatihan karyawan tentang keterampilan komunikasi, penanganan
keluhan, dan penyelesaian masalah untuk meningkatkan pengalaman
pelanggan.

19
20

➢ Keamanan dan keselamatan


• Kebijakan keselamatan kerja dan penggunaan peralatan pelindung yang
sesuai untuk karyawan.
• Protokol keamanan untuk mencegah kehilangan atau pencurian barang dan
uang di toko.
➢ Pengelolaan energi dan lingkungan
• Kebijakan efisiensi energi untuk mengurangi konsumsi energi dan dampak
lingkungan dari operasi toko.
• Program daur ulang dan pengelolaan limbah untuk mengurangi dampak
lingkungan dan mempromosikan kesadaran lingkungan di antara karyawan
dan pelanggan.
➢ Perawatan dan pemeliharaan peralatan
• Jadwal perawatan rutin untuk peralatan toko seperti rak, mesin kasir, dan
lemari pendingin untuk memastikan kinerja yang optimal.
• Kebijakan penanganan dan perbaikan cepat terhadap peralatan yang rusak
atau tidak berfungsi.
➢ Kebijakan kebersihan
• Standar kebersihan dan sanitasi yang ketat untuk memastikan toko selalu
bersih dan higienis.
• Pelatihan karyawan tentang prinsip-prinsip kebersihan dan protokol
kebersihan yang harus diikuti
BAB VI
ASPEK EKONOMI, SOSPOL

A. Implikasi Dalam Bidang Ekonomi, Sospol Pada Skb


1. Implikasi dalam bidang ekonomi
Kemunculan bisnis ritel khususnya alfamart memiliki dampak yang
baik. kemunculannya sangat membantu perekonomian daerah serta membuka
lapangan pekerjaan sebagai akses ekonomi Masyarakat, Disatu sisi munculnya
alfamart menyebabkan kegelisahan para pedagang tradisional sehingga
munculnya persaingan. Keberadaan alfamart menyebabkan berkurangnya
konsumen yang berbelanja di UMKM sehingga terjadi berkurangnya
pendapatan UMKM.
2. Implikasi dalam bidang sospol
Keberadaan ritel khususnya Alfamart membawa dampak social yang
cukup berpengaruh di kehidupan Masyarakat diantaranya adanya perubahan
gaya hidup dan perilaku konsumsi melahirkan budaya konsumtif di tengah-
tengah masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi ini didorong juga oleh
kebiasaan kelompok masyarakat kelas menengah ke atas yang lebih senang
berbelanja di pusat-pusat perbelanjaan modern. Fenomena budaya konsumtif
kalangan menengah ke atas ini menggodakelompok masyarakat menengah ke
bawah untuk merasakan hal serupa yaitu suasana belanja yang serba ada, aman,
nyaman, dan terkesan mewah. Pelaku UMKM memaklumi hal ini,karena
Alfamart mendorong kelompok masyarakat tertentu untuk datang berbelanja
dengan cara memberikan penawaran menarik (seperti diskon, doorprize, dan
lain-lain). Alfamart dalam konteks ini, berhasil menarik minat kelompok
masyarakat untuk berbelanja, dibuktikan dengan maraknya keberadaan
Alfamart hingga ke pelosok pedesaan.

21
BAB VII
ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

A. Bentuk badan usaha


Alfamart adalah jenis badan usaha minimarket yang dimiliki dan
dioperasikan berdasarkan kesepakatan franchise dari PT Sumber Alfaria
Trijaya, Tbk, selaku pemegang merk Alfamart dengan moto “Belanja Puas,
Harga Pas”.

Alfamart mendasarkan pada salah satu pilar CSR terpadu “Alfa clean
and gereen” dalam pelaksanaannya, selain dikembangkan sendiri, alfamart
bekerjasama dengan Lembaga-lembaga yang terpercaya untuk
mengembangkan pelaksanaan. Adapun program yang dilaksanakan alfamart :

1. Pengurangan penggunaan kantong plastic, dengan menerapkan kantong


plastic berbayar dan pemberian kantong belanja yang lebih ramah
lingkungan.
2. Penggunaan kembali air limbah, air limbah ini digunakan untuk menyiram
tanaman dan mencuci container
3. Mendaur ulang sampah menjadi barang ekonomis
4. Mengurangi konsumsi energi, dengan menggunakan lampu led dan
memanfaatkan cahaya matahari akan mengurangi konsumsi energi

B. Peraturan perundang-undangan
Alfamart Harus Mematuhi Berbagai Peraturan Perundang-Undangan
Terkait Lingkungan Hidup, Seperti Undang-Undang Lingkungan Hidup,
Regulasi Terkait Pengelolaan Limbah, Dan Standar Kebersihan Lingkungan

22
23

C. Analisis dampak lingkungan


Sebelum mendirikan toko baru, indomaret harus melakukan analisis
dampak lingkungan untuk mengevaluasi konsekuensi lingkungan dari operasi
bisnisnya alfamart menggunakan kemasan yang cukup banyak, termasuk
plastik dan kardus. Hal ini dapat berkontribusi pada masalah limbah dan polusi
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, transportasi dan
distribusi produk ke gerai-gerai alfamart juga menyumbang pada emisi gas
rumah kaca dan dampak lingkungan lainnya. Namun untuk menanggulangi
masalah tersebut alfamart telah melakukan upaya untuk mengurangi dampak
yang telah disebutkan diatas.
24

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. A., & Keller, K. L. (2012). Building Strong Brands (4th ed.). Simon &
Schuster.

Alfionita, C. (2013). Analisis Kelayakan Bisnis Pada Franchise Alfamart (Studi


Kasus Toko Franchise Alfamart Pelita Makassar) (Doctoral dissertation,
Politeknik Negeri Ujung Pandang).

Hasan, S., Elpisah, E., Sabtohadi, J., Zarkasi, Z., & Fachrurazi, F. (2022). Studi
Kelayakan Bisnis. Penerbit Widina.

Susanto, A. B. (2018). Studi Kelayakan Bisnis: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Penerbit
PT Refika Aditama.

https://www.rajarak.co.id/2023/05/Dampak-Positif-dan-Negatif-Indomaret-
Alfamart%20.html

Anda mungkin juga menyukai