Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KOMPARASI STUDI KELAYAKAN BISNIS

USAHA WARUNG MAKAN NASI GORENG

Disusun Oleh:
Anisa Paradila
2011102431343

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


BISNIS DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsakarena


berkat rahmat dan karunianyalah hingga makalah yang berjudul
“KOMPARASI STUDI KELAYAKAN BISNIS USAHA WARUNG MAKAN
NASI GORENG” ini dapat di selesaikan dengan cukup mudah dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Tanpa pertolongannya
mungkintidakbisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Saya
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Efendi, S.Pd., M.E.PS
selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis yangtelah
memberikan tugas ini yang semoga nantinya dapat memberikanwawasan
yang lebih luas kepada para pembaca. Saya menyadari bahwamakalah ini
sangat banyak kekurangannya. Oleh karena itu, sayamengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun makalah ini.

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................I
DAFTAR ISI.................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1. Latar belakang.......................................................................................1
1.2. Rumusan masalah................................................................................3
1.3. Tujuan penelitian...................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................4
2.1 Konsep dasar studi kelayakan bisnis.....................................................4
2.2 UMKM.....................................................................................................6
2.3 Aspek-aspek studi kelayakan bisnis......................................................8
BAB III KOMPARASI.................................................................................10
3.1 Perbandingan.......................................................................................10
3.1.1 Aspek pemasaran.............................................................................10
3.1.2 Aspek keuangan................................................................................11
3.1.3 Aspek sosial......................................................................................11
3.1.4 Aspek hukum.....................................................................................12
3.1.5 Aspek lingkungan..............................................................................13
3.1.6 Aspek teknis......................................................................................15
3.2 Kesimpulan...........................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................18
4.1 Aspek Pemasaran................................................................................18
4.2 Aspek Keuangan..................................................................................18
4.3 Aspek Sosial.........................................................................................18
4.4 Aspek hukum........................................................................................19
4.5 Aspek Lingkungan................................................................................19
4.6 Aspek Teknis........................................................................................19
BAB V PENUTUP......................................................................................20
5.1 Kesimpulan...........................................................................................20

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Banyak masalah yang dapat menyebabkan suatu usaha atau bisnis


menjadi tidak menguntungkan atau gagal di masa depan. Hal ini disebabkan
oleh kesalahan dalam perencanaan, kesalahan dalam menaksir pasar yang
tersedia, serta kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang digunakan
oleh perusahaan. Selain itu, perubahan kondisi lingkungan, baik dalam
lingkup ekonomi, sosial, maupun politik, juga dapat mempengaruhi
pelaksanaan usaha yang sedang berjalan. Di sisi lain, ketika sebuah usaha
telah berjalan, melakukan studi kelayakan tetap memberikan manfaat yang
signifikan terhadap perkembangan usaha. Dengan demikian, diharapkan dapat
menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan usaha yang
sebenarnya tidak layak atau tidak menguntungkan.
Studi kelayakan bisnis (Heri dan Peni,:2009), merupakan penelitian
terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya
bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan
dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu
memberikan manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini,
pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan teknis sangat penting karena akan
dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Studi kelayakan bisnis bertujuan untuk mencari jalan keluar agar dapat
meminimalkan hambatan dan risiko yang mungkin timbul di masa yang
akandatang. Ketidakpastian di masa mendatang di bidang ekonomi, hukum,
politik, budaya, perilaku, dan perubahan lingkungan masyarakat.
Mengidentifikasi masalah di masa datang, sehingga dapat meminimalkan
kemungkinan melesetnya hasil yang ingin dicapai dalam suatu investasi.

1
(Kasmir dan Jakfar,2012:4), dalam hal ini adalah usaha atau bisnis rumah
makan.
Bisnis rumah makan memiliki potensi yang menjanjikan. Jika
dikembangkan dengan teknik dan pendekatan pasar yang tepat, bisnis ini
dapat memberikan keuntungan yang besar bagi pemiliknya. Oleh karena itu,
banyak pengusaha yang tertarik menjalankan bisnis ini, termasuk perusahaan
atau jenis usaha yang baru akan didirikan. Dalam menghadapi kondisi ini,
penting untuk melakukan penelitian mengenai studi kelayakan bisnis, yang
melibatkan berbagai aspek terkait. Studi kelayakan ini bertujuan untuk
menentukan besarnya investasi yang diperlukan, pasar yang ada, serta
mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin terjadi dalam proses
pendirian rumah makan di Kota Samarinda.
Bisnis kuliner warung makan nasi goreng menjadi salah satu jenis
usaha yang menarik untuk diteliti. Nasi goreng, dengan beragam variasi dan
cita rasa yang khas, telah menjadi favorit banyak orang. Warung makan nasi
goreng, dengan daya tariknya yang menggoda, telah menjadi destinasi kuliner
yang populer di kalangan masyarakat. Untuk itu, diperlukan penelitian yang
mengkaji kelayakan pendirian warung makan nasi goreng, dengan fokus pada
aspek-aspek yang relevan seperti pemasaran, keuangan, hukum, sosial,
lingkungan, dan teknis.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah untuk
melakukan analisis kelayakan usaha pendirian beberapa warung makan nasi
goreng, dengan mempertimbangkan enam aspek yang relevan, yaitu aspek
pemasaran, aspek keuangan, aspek hukum, aspek sosial, aspek lingkungan,
dan aspek teknis. Dalam konteks ini, perlu dilakukan penelitian dengan judul:
“Makalah komparasi bisnis warung makan nasi goreng”.

1.2. Rumusan masalah

Bagaimana perbandingan strategi penjualan dalam usaha warung makan nasi


goreng dapat dianalisis untuk mengevaluasi tingkat efektivitas dan efisiensi
melalui studi kelayakan bisnis?

2
1.3. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan menganalisis


strategi penjualan dalam warung makan nasi goreng dengan tujuan mengukur
efektivitas dan efisiensi melalui studi kelayakan bisnis.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep dasar studi kelayakan bisnis

A. Definisi studi kelayakan bisnis

Menurut Kasmir dan Jafkar (2012,p7), a business feasibility


study is an activity that studies in depth about a business or
business to be run, in order to determine whether or not the
business is run. (Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan
yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau
bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
tidak usaha tersebut dijalankan).
A feasibility study is an analysis of how successfully a
project can be completed, accounting for factors that affect it such
as economic, technological, legal and scheduling factors. Project
managers use feasibility studies to determine potential positive and
negative outcomes of a project before investing a considerable
amount of time and money into it (Investopedia, 2017).
Suliyanto (2010) menyatakan beberapa perbedaan studi
kelayakan bisnis dengan rencana bisnis (businessplan)
berdasarkan sumber data penelitian, penyusun penelitian, tujuan
dari studi kelayakan dan rencana bisnis, waktu penelitian, dan
biaya yang dibutuhkan oleh masing-masing.
Dari pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa studi kelayakan bisnis adalah studi atau pembelajaran yang
dilakukan untuk menilai suatu usaha baru layak atau tidak layak
untuk dijalankan.

4
B. Tahapan studi kelayakan bisnis

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), tahapan studi kelayakan bisnis


perlu dilakukan secara benar agar tujuan yang telah ditetapkan
dapat tercapai. Tahapan studi kelayakan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data dan informasi
Mengumpulkan data dan informasi secara kualitatif dan
kuantitatif. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai
sumber-sumber yang dapat dipercaya, misalnya Biro Pusat
Statistika (BPS), Bank Indonesia (BI) dan sebagainya.
2. Melakukan pengolahan data
Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul,
maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dan informasi.
Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan
metodedan ukuran yang telah lazim digunakan dalam bisnis.
3. Analisis Data
Analisis data untuk menentukan kriteria kelayakan suatu
aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dengan kriteria-kriteria yang
telah memenuhi syarat sesuai kriteria yang layak digunakan.
4. Mengambil keputusan
Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah
diperoleh hasil pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah
mengambil keputusan terhadap hasil.
5. Memberikan rekomendasi
Tahap terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada
pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun.
Dalam rekomendasi, diberikan juga saran jika memang
dibutuhkan.
C. Tujuan studi kelayakan bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), ada lima tujuan mengapa
sebelum suatu usaha atau bisnis dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan yaitu:
1. Menghindari resiko kerugian

5
Resiko kerugian untuk masa yang akan datang yang penuh
dengan ketidak pastian, dalam hal ini fungsi studi kelayakan
untuk meminimalkan resiko baik yang dapat dikendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2. Memudahkan Perencanaan
Perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan,
kapan usaha akan dijalankan, dimana, bagaimana
pelaksanaannya, berapa besar keuntungan yang akan
diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi
penyimpangan.
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan rencana yang telah tersusun maka sangat
memudahkan pelaksanaan bisnis, pengerjaan usaha dapat
dilakukan secara sistematik.
4. Memudahkan Pengawasan
Dengan melaksanakan proyek sesuai rencana maka
memudahkan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
usaha.
5. Memudahkan Pengendalian
Jika dapat diawasi maka jika terjadi penyimpangan akan
mudah terdeteksi, sehingga mudah untuk mengendalikan
penyimpangan tersebut.

2.2 UMKM

A. Pengertian UMKM

Menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha


Mikro Kecil Menengah (UU UMKM) definisi UMKM adalah sebagai
berikut:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana diatur dalam Undang – Undang ini, (UU

6
UMKM Nomor 20 tahun 2008). Kriteria usaha usaha mikro
adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus
juta rupiah).
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang ini, (UU
UMKM Nomor 20 tahun 2008). Kriteria Usaha Kecil adalah
sebagai berikut : Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,- ( dua miliar lima
ratus juta rupiah).
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tak
langsung dari usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
dimaksud dalam undang – undang ini, (UU UMKM Nomor 20
tahun 2008). Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,-
(sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

7
tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp. 2.500.000.000,- (dua miliar lima ratus juta rupiah).

B. Berbagai bentuk perusahaan UMKM

Menurut Abdul Kadir Muhammad dan Ridwan Khairandi dalam


MUKTI FAJAR ND, ada berbagai bentuk perusahaan di Indonesia
yaitu:
1) Perusahaan Perseorangan
2) Perusahaan Firma
3) Perusahaan Persekutuan Komanditer (CV)
4) Perseroan Terbatas
5) Koperasi
6) Dan perusahaan Milik Negara yang terdiri dari Perusahaan
Perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (Perum)

2.3 Aspek-aspek studi kelayakan bisnis

Aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis adalah bidang


kajian studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu dari fungsi-
fungsi bisnis (pemasaran, operasi, manajemen/SDM, hukum,
lingkungan, dan keuangan). Pelaksanaan studi dan penelitian atas
fungsi-fungsi bisnis tersebut terkadang disesuaikan dengan
kebutuhan dari analis atau stakeholder.

Berdasarkan disiplin ilmu dasarnya, aspek-aspek dalam studi


kelayakan bisnis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Aspek primer, merupakan aspek utama dalam penyusunan


studi kelayakan. Aspek primer ada beberapa sector usaha baik
pabrikasi (manufacturing), Perdagangan (trading), maupun jasa
(service). Aspek primer terdiri dari :

a. Aspek pasar dan pemasaran (marketing),

8
b. Aspek teknis dan teknologis (produksi/operasi),

c. Aspek manajemen dan organisasi (SDM),

d. Aspek hukum,

e. Aspek ekonomi dan keuangan.

2. Aspek Sekunder, merupakan aspek pelengkap yang disusun


berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan
objek studi, misalnya aspek analisis mengenai dampak
lingkungan. Pada umumnya aspek ini dipersyaratka dalam studi
kelayakan yang ojeknya menyangkut sumber daya alam, seperti
proyek pembanunan perumahan (real estete), pembangunan
pabrik pengolahan (pabrik tapioca, plywoods, kertas, dan
sebagainya). Aspek sosial biasanya dipersyaratkan untuk
pembangunan saranan dan prasarana public yang didanai
oemerintah aaupu donator internasional.

Aspek tersier, merupakan aspek yang juga dapat menjadi


pertimbangan dalam studi kelayakan karena secara tidak langsung
dapat memengaruhi kegiatan bisnis, yaitu aspek politik.

9
BAB III

KOMPARASI

3.1 Perbandingan

3.1.1 Aspek pemasaran

Warung Warung Sindicate


Indikato Depot Suroboyo
istiqomah bandung
r
Ramai Sepi Ramai
Harga Harga relatif Harga lebih Harga lebih
mahal terjangkau terjangkau
Produk Enak Biasa Enak
Tempat Outdoor Outdor Outdor
Promosi Online dan Ofline Online dan offline
Offline

Harga absolut: Walaupun sebuah warung makan memiliki


harganya murah, tidak ada jaminan bahwa usaha
tersebut akan selalu memiliki banyak pelanggan.
Produk absolut: Pada sebuah warung makan yang memiliki sebuah
produk yang rasanya enak akan berpotensi memiliki
banyak pelanggan.
Tempat absolut: Tempat yang outdoor tidak dapat menjamin bahwa
sebuah warung makan akan selalu ramai dengan
pembeli.
Promosi Absolut: Warung makan yang melakukan promosi melalui
online dapat membantu meningkatkan jumlah
pembeli.

10
3.1.2 Aspek keuangan

Warung Depot Warung Sindicate


Indikator istiqomah Suroboyo bandung
Ramai Sepi Ramai
Sistem
Pembayara Cash & Qris Cash Cash
n

Sistem pembayaran Absolut: Penggunaan pembayaran tunai atau transfer


tidak menjamin bahwa usaha tersebut akan
selalu ramai dengan pelanggan.

3.1.3 Aspek sosial

Warung Depot Warung Sindicate


Indikator istiqomah Suroboyo bandung
Ramai Sepi Ramai
Kenyamana Kurang karena
n Baik tempat kotor dan Baik
space yang kecil
Pelayanan Ramah Kurang Ramah

Kenyamanan absolut : Kenyamanan yang baik dapat menjamin sebuah


warung makan itu ramai oleh pelanggan.
Pelayanan absolut : Pelayanan yang ramah dapat menjadi salah satu
faktor penentu penting dalam menjamin
kesuksesan sebuah warung makan.

11
3.1.4 Aspek hukum

Warung Depot Warung Sindicate


Indikator istiqomah Suroboyo bandung
Ramai Sepi Ramai
Produksi Halal Halal Halal
Surat Ijin
Usaha Ada Ada Ada
Dagang
Nama Warung Warung Sindicate
Depot Suroboyo
Usaha istiqomah bandung

Produksi absolut : Warung makan yang memproduksi makanan halal


memiliki potensi ramai untuk warung makan tersebut,
namun terdapat beberapa faktor lain yang juga
menentukan apakah warung makan tersebut akan
ramai atau tidak.
Surat ijin absolut : Warung makan yang memiliki surat ijin dagang belum
bisa menjamin apakah warung makan tersebut ramai
atau tidak.

12
3.1.5 Aspek lingkungan

Warung Depot Warung Sindicate


Indikator istiqomah Suroboyo bandung
Ramai Sepi Ramai
Udara dan
Cukup Baik Baik
penerangan
Suara Bising Kondusif Kondusif
Kebersihan Bersih Bersih Bersih
Keamanan Aman Aman Aman
Hubungan Baik Cukup Baik
kerja
Tanggung Setiap Setiap karyawan Setiap karyawan
jawab dan karyawan memiliki peran memiliki peran yang
struktur memiliki peran yang cukup jelas.
kerja yang jelas. jelas.
Komunikasi Komunikasi Komunikasi dan Komunikasi dan
lancar dan dan kerjasama kerjasama tim kerjasama tim yang
kerja sama tim yang efektif yang efektif dan efektif dan terbuka
tim dan terbuka terbuka antara antara pemilik, dan
antara pemilik, pemilik, dan pembeli.
dan pembeli. pembeli.

Udara dan penerangan Absolut : Warung makan yang memiliki


sirkulasi dan penerangan yang
baik dapat menjadi salah satu
faktor usaha itu ramai.
Suara Absolut : Warung makan yang memiliki
suara yang kondusif tidak bisa
menjamin warung makan itu
ramai karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhi.

13
Kebersihan Absolut : Keadaan warung makan bersih
merupakan faktor yang
membuat warung makan
ramai.
Keamanan Absolut : Keamanan pada warung
makan merupakan hal penting
karna dapat menjamin warung
makan itu ramai.
Hubungan kerja Absolut : Memiliki hubungan kerja yang
baik antara pemilik dan
pembeli merupakan faktor
yang membuat warung makan
itu ramai.
Tanggung jawab dan struktur Absolut : Tanggung jawab dan struktur
yang memiliki peran yang jelas
setiap karyawan menjamin
warung makan itu ramai.
Komunikasi dan kerjasama tim Absolut : Komunikasi dan kerjasama tim
efektif dan terbuka antara
pemiliki, karyawan, pembeli
menjamin usaha itu ramai.

3.1.6 Aspek teknis

14
Warung
Warung
Depot Suroboyo Sindicate
Indikator istiqomah
bandung
Ramai Sepi Ramai
Tenaga
Terampil Cukup Terampil
Kerja
Lokasi Ketersediaan Ketersediaan Ketersediaan
bahan dekat bahan dekat bahan dekat
dengan pasar. dengan pasar. dengan pasar.
Perluasa Kurang
Memaksimalkan Memaksimalkan
n industri memaksimalkan
dengan dengan
dalam menambah
menambah menu menambah menu
menu makanan
makanan lain. makanan lain
lain.

Tenaga kerja absolut : Warung makan yang memiliki tenaga kerja


yang terampil akan merupakan faktor yang
mempengaruhi suatu usaha itu ramai.
Lokasi absolut : Warung makan yang memiliki lokasi bahan
baku merupakan faktor yang mempengaruhi
warung makan itu ramai atau tidak, karena
jika warung makan mendapatkan bahan
baku yang murah dan dekat akan
mempengaruhi harga yang akan dijual.
Perluasan industri absolut : Warung makan yang memiliki varian menu
yang bervariasi merupakan faktor yang
dapat membuat warung makan itu ramai.

3.2 Kesimpulan

Aspek pemasaran, Warung Istiqomah memiliki tingkat kunjungan


yang ramai, namun harga produknya relatif mahal. Mereka melakukan

15
promosi secara online dan offline. Sementara itu, Depot Suroboyo
menghadapi sepi pengunjung namun menawarkan harga yang lebih
terjangkau dengan promosi yang dilakukan secara offline. Warung
Sindicate Bandung juga memiliki tingkat kunjungan yang ramai dengan
harga yang lebih terjangkau, dan mereka melakukan promosi secara
online dan offline. Selain itu, produk yang disajikan di Warung Sindicate
Bandung dianggap enak.
Aspek keuangan, Warung Istiqomah menerima pembayaran
dengan cash dan QRIS, sementara Depot Suroboyo dan Warung
Sindicate Bandung hanya menerima pembayaran secara tunai.
Aspek sosial, Warung Istiqomah memberikan kenyamanan yang
baik kepada pelanggan dengan pelayanan yang ramah. Depot Suroboyo
mengalami kekurangan dalam hal kenyamanan karena tempatnya yang
kotor dan ruangan yang kecil, serta pelayanan yang kurang memuaskan.
Di sisi lain, Warung Sindicate Bandung memberikan kenyamanan yang
baik dan pelayanan yang ramah kepada pelanggan.
Aspek hukum, ketiga warung tersebut memproduksi makanan yang
halal dan memiliki Surat Izin Usaha Dagang (SIUP). Nama usaha mereka
adalah Warung Istiqomah, Depot Suroboyo, dan Warung Sindicate
Bandung.
Aspek lingkungan, Warung Istiqomah memiliki udara dan
penerangan yang cukup baik, meskipun terdapat kebisingan. Mereka
menjaga kebersihan dan keamanan. Depot Suroboyo memiliki udara dan
penerangan yang baik, kondisi yang kondusif, serta menjaga kebersihan
dan keamanan dengan baik. Sementara Warung Sindicate Bandung juga
memiliki udara dan penerangan yang baik, kebersihan dan keamanan
dijaga dengan baik. Hubungan kerja di warung ini baik dengan tanggung
jawab dan struktur kerja yang jelas. Komunikasi dan kerjasama tim juga
efektif dan terbuka antara pemilik dan pembeli.
Aspek teknis, Warung Istiqomah memiliki tenaga kerja yang
terampil, lokasi strategis dekat dengan pasar, dan memaksimalkan
perluasan industri dengan menambah menu makanan lain. Depot

16
Suroboyo juga memiliki tenaga kerja yang cukup terampil dan lokasi dekat
dengan pasar, meskipun kurang memaksimalkan perluasan industri
dengan menambah menu makanan lain. Warung Sindicate Bandung
memiliki tenaga kerja yang terampil, lokasi dekat dengan pasar, dan juga
memaksimalkan perluasan industri dengan menambah menu makanan
lain.
Berdasarkan analisis ini, dapat disimpulkan bahwa Warung
Istiqomah memiliki keunggulan dalam pemasaran, keuangan, aspek
sosial, hukum, lingkungan, dan teknis. Depot Suroboyo menghadapi
tantangan dalam aspek pemasaran dan sosial, namun memiliki potensi
untuk memperbaiki keuangan dan lingkungan. Sementara Warung
Sindicate Bandung juga memiliki keunggulan dalam beberapa aspek
pemasaran, sosial, hukum, lingkungan, dan teknis, tetapi masih perlu
meningkatkan keuangan.

17
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Aspek Pemasaran

Dalam aspek pemasaran harga, produk, tempat, dan promosi menjadi


faktor dalam menarik pembeli. Berdasarkan komparasi yang telah
dilakukan Warung Istiqomah memiliki tingkat kunjungan yang ramai,
namun harga produknya relatif mahal. Mereka melakukan promosi secara
online dan offline. Sementara itu, Depot Suroboyo menghadapi sepi
pengunjung namun menawarkan harga yang lebih terjangkau dengan
promosi yang dilakukan secara offline. Warung Sindicate Bandung juga
memiliki tingkat kunjungan yang ramai dengan harga yang lebih
terjangkau, dan mereka melakukan promosi secara online dan offline.
Selain itu, produk yang disajikan di Warung Sindicate Bandung dianggap
enak.

4.2 Aspek Keuangan

Selanjutnya untuk aspek keuangan melibatkan analisis sistem transaksi


dimana Warung Istiqomah menerima pembayaran dengan cash dan
QRIS, sementara Depot Suroboyo dan Warung Sindicate Bandung hanya
menerima pembayaran secara tunai.

4.3 Aspek Sosial

Untuk aspek sosial melibat indikator seperti kenyamanan dan pelayanan.


Berdasarkan komparasi yang telah dilakukan Warung Istiqomah
memberikan kenyamanan yang baik kepada pelanggan dengan
pelayanan yang ramah. Depot Suroboyo mengalami kekurangan dalam
hal kenyamanan karena tempatnya yang kotor dan ruangan yang kecil,
serta pelayanan yang kurang memuaskan. Di sisi lain, Warung Sindicate

18
Bandung memberikan kenyamanan yang baik dan pelayanan yang ramah
kepada pelanggan.

4.4 Aspek hukum

Berdasarkan hasil komparasi yang telah dilakukan sebelumnya didapat


ketiga warung tersebut memproduksi makanan yang halal dan memiliki
Surat Izin Usaha Dagang (SIUP).

4.5 Aspek Lingkungan

Selanjutnya aspek lingkungan berdasarkan komparasi yang telah


dilakukan maka Warung Istiqomah memiliki udara dan penerangan yang
cukup baik, meskipun terdapat kebisingan. Mereka menjaga kebersihan
dan keamanan. Depot Suroboyo memiliki udara dan penerangan yang
baik, kondisi yang kondusif, serta menjaga kebersihan dan keamanan
dengan baik. Sementara Warung Sindicate Bandung juga memiliki udara
dan penerangan yang baik, kebersihan dan keamanan dijaga dengan
baik. Hubungan kerja di warung ini baik dengan tanggung jawab dan
struktur kerja yang jelas. Komunikasi dan kerjasama tim juga efektif dan
terbuka antara pemilik dan pembeli.

4.6 Aspek Teknis

Yang terakhir yaitu aspek teknis, pada aspek ini hasil yang didapatkan
dari komparasi adalah Warung Istiqomah memiliki tenaga kerja yang
terampil, lokasi strategis dekat dengan pasar, dan memaksimalkan
perluasan industri dengan menambah menu makanan lain. Depot
Suroboyo juga memiliki tenaga kerja yang cukup terampil dan lokasi dekat
dengan pasar, meskipun kurang memaksimalkan perluasan industri
dengan menambah menu makanan lain. Warung Sindicate Bandung
memiliki tenaga kerja yang terampil, lokasi dekat dengan pasar, dan juga
memaksimalkan perluasan industri dengan menambah menu makanan
lain.

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai tiga
warung makan yang dibandingkan. Pada Bab I, telah diidentifikasi tujuan penelitian yaitu
untuk membandingkan tiga warung makan dalam berbagai aspek. Bab II membahas tentang
tinjauan pustaka mengenai konsep pemasaran, keuangan, sosial, hukum, lingkungan, dan
teknis yang menjadi dasar pemahaman untuk melakukan komparasi terhadap tiga warung
makan tersebut.

Kesimpulan yang dapat diambil dari bab-bab sebelumnya adalah dalam memilih warung
makan, faktor-faktor seperti harga, kenyamanan, pelayanan, kebersihan, dan perluasan
industri perlu dipertimbangkan. Warung Istiqomah menarik banyak kunjungan dengan
pelayanan yang baik, namun harga produknya relatif mahal. Depot Suroboyo menawarkan
harga yang lebih terjangkau, tetapi menghadapi sepi pengunjung dan kurangnya
kenyamanan serta pelayanan yang kurang memuaskan. Sementara itu, Warung Sindicate
Bandung memiliki tingkat kunjungan yang ramai dengan harga yang terjangkau, disajikan
makanan yang enak, dan memberikan kenyamanan serta pelayanan yang baik kepada
pelanggan.

Secara keuangan, Warung Istiqomah menerima pembayaran dengan cash dan QRIS,
sementara Depot Suroboyo dan Warung Sindicate Bandung hanya menerima pembayaran
secara tunai. Ketiga warung tersebut memiliki makanan yang halal dan memiliki Surat Izin
Usaha Dagang (SIUP). Dalam aspek lingkungan, ketiga warung menjaga kebersihan dan
keamanan dengan baik, namun Warung Istiqomah mengalami kebisingan. Dalam aspek
teknis, Warung Istiqomah dan Warung Sindicate Bandung memiliki tenaga kerja yang
terampil, lokasi strategis dekat dengan pasar, dan memaksimalkan perluasan industri
dengan menambah menu makanan lain, sedangkan Depot Suroboyo kurang memaksimalkan
perluasan industri.

Dengan demikian, dalam memilih warung makan, faktor-faktor seperti harga, kenyamanan,
pelayanan, kebersihan, dan perluasan industri perlu dipertimbangkan. Kesimpulan ini
didasarkan pada hasil komparasi aspek pemasaran, keuangan, sosial, hukum, lingkungan,
dan teknis dari Warung Istiqomah, Depot Suroboyo, dan Warung Sindicate Bandung yang
telah dianalisis secara mendalam pada bab-bab sebelumnya.

20

Anda mungkin juga menyukai