Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

KONSEP DAN TEORI LAPORAN LABA RUGI DAN CONTOH


LAPORAN LABA RUGI PT. ULTRA JAYA MILK INDUSTRY Tbk.

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah & Praktik

Dosen Pengampu : Yanisa Zahra Nurul Fitria,S.Tr.Ak., M.Ak.

Oleh :

1. Bayu Segara - 66213052 8. Banu Wiranata - 66213012

2. Muhamad Saeful Yahya - 66213050 9. Sindi Puspita - 66214138

3. Fajar Sidiq - 66214115 10. Dafit Kurnianto - 66211039

4. Natasya Dara Irdiyanti - 66214105 11. Siti Mariam - 66213444

5. Naufal Alinur Khamal - 66211024 12. Zihan Nuryanti - 66213024

6. Andika Ferdiansyah - 66214128 13. Makna Anggraeni - 66214025

7. Mochamad Decky Fadillah - 66214109

KELAS MJ. 2B

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
ARDHIRAJASA RESWARA SANJAYA (ARS) BANDUNG
2022

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep dan
Teori Laporan Laba Rugi dan Contoh Laporan Laba Rugi PT Ultra Jaya
Milk Industry Tbk." ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Yanisa
Zahra Nurul Fitria,S.Tr.Ak., M.Ak. pada mata kuliah Akuntansi Keuangan
Menengah & Praktik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Laporan Laba Rugi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yanisa Zahra Nurul Fitria, selaku
dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah & Praktik yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 3 April 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

2
JUDUL ................................................................................................................1
KATA PENGANTAR
............................................................................................2

DAFTAR ISI ........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 ...Latar Belakang Masalah .....................................................................5

1.2 ...Rumusan Masalah .............................................................................9

1.3 ...Tujuan Penulisan ...............................................................................9

BAB II KONSEP DAN TEORI LAPORAN LABA RUGI

2.1...Laporan Laba Rugi ............................................................................10

A. Pengertian Laporan Laba Rugi ....................................................10

B. Kegunaan Laporan Laba Rugi ......................................................10

C. Batasan Laporan Laba Rugi .........................................................12

D. Kualitas Laba ...............................................................................13

2.2...Format Laporan Laba Rugi ...............................................................15

A. Unsur Laporan Laba Rugi ...........................................................15

B. Pengungkapan Minimum ...........................................................15

C. Laporan Laba Rugi Ringkas ........................................................16

2.3...Pelaporan dalam Laporan Laba Rugi ...............................................19

A. Laba Bruto .................................................................................19

B. Laba dari Operasi .....................................................................19

3
C. Klasifikasi Beban ......................................................................19

D. Keuntungan dan Kerugian .......................................................22

E. Laba Sebelum Pajak Penghasilan .............................................23

F. Laba Neto .................................................................................24

G. Laba Per Saham .......................................................................25

H. Operasi yang dihentikan ..........................................................26

1. Operasi yang dihentikan ( Keuntungan )............................28

2. Operasi yang dihentikan ( Kerugian ) ................................29

2.4...Isu Pelaporan Lainnya ...................................................................30

A. Perubahan Akuntansi dan Kesalahan .....................................30

B. Laporan Saldo Laba ................................................................33

C. Laba Rugi Komprehensif ........................................................35

D. Laporan Perubahan Ekuitas ...................................................35

BAB III Contoh Laporan Laba Rugi PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk.

3.1…Laporan Laba Rugi PT. Ultra Jaya Milk Infustry


Tbk……………………..37

BAB IV PENUTUP

4.1 ...Kesimpulan ..................................................................................40

4.2 ...Saran ............................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................41

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Laba/Rugi berisi informasi laba yang bermanfaat bagi pemakai


informasi laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan dan kinerja keuangan
perusahaan. Laporan Laba/Rugi tersebut memberikan informasi yang dibutuhkan
oleh pemegang saham dan calon investor untuk mengambil keputusan dalam
menginvestasikan dana mereka. Informasi laba yang terdapat di laporan keuangan
merupakan informasi utama dalam pengambilan keputusan berinvestasi tersebut.

Informasi laba sering menjadi target rekayasa melalui tindakan oportunis


manajemen untuk memaksimumkan kepuasaannya. Tindakan yang mementingkan
kepentingan sendiri (opportunistic) tersebut dilakukan dengan cara memilih
kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan
sesuai keinginannya. Perilaku manajemen untuk mengatur laba sesuai
keinginannya tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba (Tahrir dan Restie,
2010).

Tanggung jawab sosial atau yang lebih dikenal dengan istilah Corporate
Social Responsibility (CSR), berorientasi pada masyarakat dan bisnis. Menurut
Marhun dalam Sueb (2001), apabila perusahaan tidak memperhatikan faktor-faktor
di sekitarnya, sebagai satu kesatuan yang saling mendukung, maka hal tersebut
dapat mengakhiri eksistensi perusahaan itu sendiri. Pelaksanaan tanggung jawab
sosial sendiri akan disosialisasikan kepada publik melalui pengungkapan sosial
dalam laporan tahunan (Yap dan Widyaningdyah, 2009).

Pengungkapan informasi laba akuntansi yang dapat dipercaya erat kaitannya


dengan CSR karena CSR menyediakan dasar kepercayaan kepada pihak luar
perusahaan mengenai kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Hal ini
dikarenakan CSR berhubungan dengan etika dan isu-isu moral yang berkaitan

5
dengan sikap dalam pengambilan keputusan perusahaan yang sesuai dengan aturan
dan hukum yang berlaku (Heal, 2008). Dengan berpartisipasi dalam kegiatan CSR
maka akan tercipta gambaran positif terhadap perusahaan oleh para stakeholder
sehingga dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat,
membangun reputasi yang akan dapat meningkatkan kemampuan untuk
bernegoisasi terhadap peraturan dan kontrak-kontrak dengan pemerintah dan
suplier, menetapkan harga yang menguntungkan untuk barang dan jasa dan
mengurangi biaya modal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan
CSR adalah untuk memperoleh dukungan dari berbagai pemangku kepentingan
dalam perusahaan.

Berbagai penelitian mencoba meneliti hubungan antara CSR dan


manajemen laba dan menghasilkan dua sudut pandang. Beberapa penelitian
mencoba meneliti hubungan antara CSR dan manajemen laba antara lain Chih et al
(2008) melakukan penelitian terhadap item item CSR pada 1,653 perusahaan di 46
negara, menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara CSR dengan
manajemen laba. Namun sebaliknya citra sebagai perusahaan yang beretika belum
menjamin bahwa perusahaan tidak melakukan kegiatan yang tidak beretika dalam
pelaporan keuangannya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, perusahaan yang
melakukan manajemen laba memiliki insentif untuk memperbanyak kegiatan CSR
dengan motif untuk menutupi manajemen laba. Penelitian Prior et al. (2008) telah
menunjukkan bahwa 593 perusahaan dari 26 negara di dunia melakukan kegiatan
CSR dengan motivasi untuk menutupi manajemen laba. Dalam penelitian di bidang
pajak, penelitian Sikka (2010) menemukan bahwa perusahaan yang melakukan
kegiatan CSR yang bagus ternyata melakukan penggelapan pajak.
Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
ditemukan erat kaitannya dengan kinerja keuangan atau kualitas laba yang
dilaporkan perusahaan. (Murhadi, 2009). Penerapan corporate governance
didasarkan pada teori agensi. Fenomena dari teori keagenan (agency theory)
(Jensen dan Meckling, 1976) mengindikasikan bahwa adanya perbedaan
kepentingan antara pihak internal dan pihak eksternal dapat mengakibatkan
timbulnya penyalahgunaan laporan keuangan. Hal ini disebabkan bagi pihak
internal laporan keuangan digunakan untuk menunjukkan kinerja mereka terlihat

6
baik walaupun kondisi perusahaan sedang tidak baik sebagai tujuan untuk
mempertahankan para investor agar tetap melakukan investasi kepada perusahaan.
Sedangkan pentingnya laporan keuangan bagi pihak eksternal selaku pemakai
laporan keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui kondisi perusahaan yang
sesungguhnya pada saat ini sehingga dapat memprediksikan kondisi perusahaan
masa depan yang dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan.

Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan mekanisme tata kelola yang


efektif berkaitan dengan pengawasan serta pengelolaan perusahaan. Saat ini telah
banyak penelitian mengenai efektifitas mekanisme corporate governance dan
pengaruhnya terhadap manjemen laba. Hasil yang diungkapkan pun berbeda-beda.
Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang melakukan penelitian di Indonesiamenyatakan
bahwa keberadaan komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba
artinya keberadaan komisaris independen pada dewan komisaris akan mengurangi
tindakan manajemen laba. Sementara Xie et al. (2003)melakukan penelitian di
Amerika Serikat menemukan bahwa manajemen laba cenderung jarang terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang dijalankan oleh dewan komisaris yang memiliki latar
belakang keuangan. Conger et al. (1998) melakukan penelitian di Amerika Serikat,

menyatakan semakin sering diadakannya pertemuan dewan, maka akan


meningkatkan efektivitas dewan. Dewan yang aktif mengadakan pertemuan lebih
cenderung untuk melakukan tugasnya sesuai dengan kepentingan pemegang saham
(Vafeas, 1999) dan lebih berupaya dalam memantau integritas laporan keuangan.

Namun pendapat tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang


dilakukan di Indonesia oleh Isnanta (2008) dan Mintara (2008) bahwa keberadaan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dikarenakan
penerapan corporate governance baru dirasakan dampaknya dalam waktu yang
panjang, setelah semua aturan dilaksanakan sesuai mekanisme yang ada.

Terdapatnya variasi hasil penelitian terdahulu seperti yang telah


disebutkan diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial dan karakteristik dewan
komisaris terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

7
Bursa Efek Indonesia. Namun terdapat beberapa perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan kombinasi dari tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan mekanisme corporate
governance untuk mendeteksi pengaruhnya terhadap manajemen laba. Selain itu
penelitian ini menggunakan standar ISO 26000 sebagai indikator pengukuran
tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Untuk variabel
mekanisme corporate governance, peneliti menggunakan karakteristk dewan
komisaris yaitu latar belakang pendidikan serta frekuensi pertemuan dewan
komisaris. Adanya beberapa perbedaan yang terdapat dalam tesis ini dengan
penelitian sebelumnya akan menambah kontribusi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan


masalah dalam pembahasan ini adalah :

1. Uraikan dan jelaskan mengenai Konsep dan Teori Laporan Laba Rugi ?
2. Berikan contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan yang terdaftar di BEI.

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan pembahasan.


Adapun tujuannya yakni sebagai berikut :

1. Mampu menguraikan, menjelaskan, dan memahami Konsep dan Teori


Laporan Laba Rugi.
2. Mampu menguraikan dan menjelaskan mengenai Laporan Laba Rugi pada
sebuah perusahaan.
3. Untuk mengetahui Konsep dan Teori Laporan Laba Rugi terhadap sebuah
perusahaan.

8
BAB II

KONSEP DAN TEORI LAPORAN LABA RUGI

2.1 Laporan Laba Rugi

A. Pengertian Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (Income statement) merupakan laporan yang mengukur


keberhasilan operasi perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.(Biasanya
disebut juga sebagai laporan laba). Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan
laporan laba rugi untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan
kredit. Laporan ini menyediakan informasi yang membantu investor dan kreditor
memprediksikan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.

B. Kegunaan Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi membantu pengguna memprediksikan arus kas masa


depan dengan berbagai cara. Misalnya, para investor dan kreditor menggunakan
informasi Laporan Laba Rugi untuk:

1. Mengevaluasi kinerja perusahaan sebelumnya. Memeriksa pendapatan dan


beban menunjukan bagaimana perusahaan bekerja dan memungkinkan
perbandingan kinerja perusahaan dengan pesaingnya.

9
2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan. Informasi
tentang kinerja sebelumnya dapat membantu menentukan trend penting yang jika
berlanjut dapat memberikan informasi tentang kinerja masa depan.

3. Membantu menilai risiko atau ketidak pastian pencapaian arus kas masa
depan. Informasi tentang berbagai komponen laba rugi - pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian - menyoroti hubungan diantara komponen tersebut.
Laporan laba rugi juga membantu menilai risiko tidak tercapainya tingkat arus kas
tertentu di masa depan.

Ringkas nya, informasi laporan laba rugi, pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian membantu pengguna mengevaluasi kinerja masa lalu. Laporan laba rugi
juga memberikan wawasan mengenai kemungkinan pencapaian tingkat arus kas
tertentu di masa depan.

10
C. Batasan Laporan Laba Rugi

Dikarenakan laba neto merupakan estimasi( penilaian) dan mencerminkan


sejumlah asumsi, maka pengguna laporan laba rugi harus menyadari batasan
tertentu terkait dengan informasi tersebut :

1. Perusahaan menghilangkan pos dari laporan laba rugi yang tidak dapat
diukur secara andal. Praktik terkini melarang pengakuan pos tertentu dari
penentuan laba rugi meskipun dampak dari pos ini mungkin dapat memengaruhi
kinerja perusahaan.

2. Jumlah laba rugi dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Satu
perusahaan mungkin menyusutkan aset tetap secara cepat, perusahaan lain memilih
penyusutan garis lurus. Dengan asumsi semua faktor adalah sama, perusahaan
pertama akan melaporkan laba yang lebih rendah.

11
3. Pengukuran laba melibatkan penilaian. Satu perusahaan dengan itikad baik
akan dapat mengestimasikan umur manfaat aset menjadi 20 tahun, sementara
perusahaan lain mengestimasikan umur manfaat aset yang sama selama 15 tahun.
Demikian pula, beberapa perusahaan mungkin membuat estimasi optimis tentang
biaya garansi dan penghapusan piutang tak tertagih, yang akan menghasilkan beban
yang lebih rendah dari laba yang lebih tinggi.

Ringkasnya: beberapa batasan laporan laba rugi mengurangi kegunaannya


dalam memprediksi jumlah waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan.

D. Kualitas Laba

Kualitas laba adalah penilaian sejauh mana suatu laba dapat diperoleh
berulang-ulang, dapat dikendalikan, dan dapat menggambarkan profitabilitas
perusahaan secara nyata. Terdapat beberapa hal dalam penentuan kualitas laba :

1.Persisten

Adalah laba yang berkelanjutan, laba yang dihasilkan menunjukan kualitas


yang baik apabila laba tersebut dapat dihasilkan terus menerus dan bukan karena
suatu kejadian tertentu pada saat tertentu.Contoh laba yang dihasilkan dari
tingginya pendapatan kegiatan utama perusahaan akan lebih berkualitas dari laba
yang diperoleh akibat tingginya pendapatan lain-lain yang hanya muncul pada saat
tertentu.

2.Kedekatan laba dengan aliran kas operasional

Dapat diukur dengan rasio kas operasi dengan laba, semakin dekat laba
dengan kas operasi menunjukan laba yang semakin berkualitas.

12
3.Estimasi, pertimbangan, dan prediksi

Semakin banyak estimasi yang diperlukan oleh penyusun laporan


keuangan dalam penerapan standar pelaporan maka semakin rendah kualitas laba.

4.Manajemen laba

Keputusan yang diambil berdasarkan kepentingan manajemen akan


mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba.Semakin besar
manajemen laba yang dilakukan maka semakin rendah kualitas laba.Contoh apabila
manajemen mengakui biaya-biaya pada periode lalu dimana penjualan sedang turun
maka pada periode selanjutnya pengakuan biaya akan lebih kecil sehingga laba
pada periode selanjutnya seolah-olah akan terlihat lebih tinggi dari periode
sebelumnya.

Pada umunya suatu perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan


tersebut dapat menghasilkan laba yang tinggi.Banyak yang beranggapan bahwa
laba yang tinggi menggambarkan kinerja perusahaan yang baik pada periode
tersebut.Laba yang dihasilkan perusahaan perlu dilihat dan dianalisa lebih dalam
lagi apakah laba tersebut memiliki kualitas laba yang baik, karena hal tersebut dapat
berpengaruh terhadap keputusan ekonomi yang diambil oleh manajemen maupun
investor.

Laba dengan kualitas yang rendah tidak menunjukkan informasi yang


sebenarnyatentang kinerja manajemen pada periode tersebut sehingga dapat
menyesatkan pihak pengguna laporan.Jika laba dengan kualitas yang rendah
tersebut digunakan oleh investor untuk membentuk nilai pasar perusahaan, maka
laba tersebut tidak dapat menunjukan nilai pasar perusahaan yang sebenarnya. Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai pengguna laporan keuangan
perlu melihat lebih dalam mengenai laba yang dihasilkan apakah memiliki kualitas
yang baik agar perusahaan dapat menilai kinerja manajemen yang sesungguhnya
dan dapat mengambil keputusan ekonomik yang tepat.

13
2.2 Format Laporan Laba Rugi

A. Unsur Laporan Laba Rugi

Laba neto dihasilkan dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan


kerugian. Laporan laba rugi merangkum transaksi-transaksi tersebut. Berikut unsur
- unsur laporan laba rugi yaitu:

1. Pendapatan (Revenue). Kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode


akuntansi dalam bentuk arus masuk atau penambahan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi pemegang saham
2. Beban (Expenses). Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode.
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan
distribusi kepada pemegang saham.
3. Keuntungan (profit). Unsur laporan laba rugi ini hadir karena adanya
peningkatan ekuitas karena terjadi transaksi perusahaan atau yang
dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari pemilik perusahaan.
4. Kerugian (loss). Sementara untuk unsur kerugian, yaitu penurunan ekuitas
karena adanya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan atau akibat dari
beban dan pendistribusian kepada pemilik perusahaan.

B. Pengungkapan Minimum

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pengungkapan komponen laporan laba


rugi membantu pengguna untuk memahami kinerja keuangan tahun berjalan dan
memberikan dasar untuk memprediksi hasil di masa mendatang. IFRS tidak
menspesifikasikan perangkat tertentu dari komponen yang harus digunakan untuk
melaporkan informasi laporan laba rugi. Namun, laporan laba rugi paling tidak
menyajikan pos-pos berikut ini.

14
• Pendapatan: Pemasukan manfaat ekonomi selama suatu periode yang timbul
dalam pelaksanaan aktivitas normal perusahaan.

• Beban pajak

• Biaya keuangan (selanjutnya disebut sebagai beban bunga).

• Bagian dari laba atau rugi entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas.

• Jumlah tunggal yang terdiri dari total :

1. Laba setelah pajak atau rugi operasi yang dihentikan dan


2. Laba setelah pajak atau rugi yang diakui pada pengukuran nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau pelepasan kelompok aset atau
pelepasan aset yang merupakan operasi dihentikan.

C. Laporan Laba Rugi Ringkas

Dalam beberapa kasus, laporan laba rugi mungkin tidak dapat memuat semua
perincian beban. Untuk mengatasi permasalahan ini, perusahaan hanya
memasukkan jumlah total komponen dalam laporan laba rugi. Perusahaan juga
menyiapkan daftar tambahan untuk menghitung jumlah total. Format ini
mengurangi jumlah baris dalam satu halaman laporan laba rugi. Oleh karena itu,
bagi para pengguna yang ingin mendalami semua data yang dilaporkan pada operasi
harus memerhatikan daftar tambahan yang disusun sebagai daftar pendukung
laporan laba rugi. Berikut ini ilustrasinya:

15
Laporan dibawah ini merupakan laporan ringkas dari laporan laba rugi diatas.
Laporan ini mencerminkan laporan laba rugi yang sering ditemukan dalam praktik.

16
Ilustrasi dibawah ini menunjukkan contoh daftar pendukung, refrensi silang sebagai
catatan D dan perincian beban penjualan.

17
2.3 Pelaporan dalam Laporan Laba Rugi

A. Laba Bruto

Laba bruto Bec Hong Company dihitung dengan mengurangi beban pokok
penjualan dari pendapatan penjualan neto. Pengungkapan pendapatan penjualan
neto berguna karena Boc Hong melaporkan pendapatan rutin sebagai pos yang
terpisah. Perusahaan mengungkapkan pendapatan tidak biasa atau insidental
sebagai pendapatan dan beban lainnya. Dengan demikian, analis akan lebih mudah
memahami dan menilai trend pendapatan dari operasi yang dilanjutkan.

Demikian pula, pelaporan laba bruto yang memberikan informasi untuk


mengevaluasi dan memprediksi laba masa depan. Pembaca laporan mungkin
mempelajari trend laba bruto untuk memahami bagaimana tekanan kompetitif yang
mempengaruhi laba bruto.

B. Laba dari Operasi

Boc Hong Company menentukan laba dari operasi dengan mengurangi beban
penjualan dan administrasi sebagaimana pendapatan dan beban lainnya dari laba
bruto. Laba dari operasi menyoroti pos-pos yang memengaruhi aktivitas bisnis
rutin. Oleh karena itu, laba dari operasi merupakan ukuran yang sering digunakan
oleh para analis untuk membantu memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian
arus kas masa depan.

C. Klasifikasi Beban

Perusahaan diharuskan untuk menyajikan analisis beban yang


diklasifikasikan berdasarkan sifatnya (misalnya biaya bahan baku yang digunakan,
biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan, beban pengiriman, behan iklan,
imbalan kerja, beban penyusutan, dan beban amortisan) atau berdasarkan fungsinya
(misalnya beban pokok penjualan, beban penjualan, dan beban administrasi)

Keuntungan dari metode sifat beban (nature of expenie method) adalah


bahwa hal itu mudah diterapkan karena tidak memerlukan alokasi beban untuk
fungsi yang berbeda. Bagi perusahaan manufaktur yang harus mengalokasikan

18
biaya ke produk yang dihasilkan, dengan menggunakan pendekatan sifat beban
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan beban tanpa membuat alokasi yang
tidak logis.

Namun demikian, metode fungsi beban (function of expense method) sering


dipandang sebagai metode yang lebih relevan karena metode ini mengidentifikasi
pemicu biaya utama dari perusahaan sehingga membantu pengguna dalam menilai
apakah jumlah tersebut sesuai dengan pendapatan yang diperoleh.

Untuk mengilustrasikan kedua metode ini, asumsikan bahwa kantor akuntan


Telaris Co. menyediakan jasa audit, perpajakan, dan konsultasi. Telaris memiliki
pendapatan dan beban sebagai berikut.

Jika Telaris Group menggunakan pendekatan sifat beban, laporan laba rugi nya
menyajikan masing-masing pos beban, tetapi tidak mengklasifikasikan beban
tersebut menjadi beberapa subtotal. Pendekatan ini ditunjukkan dalam Ilustrasi
berikut.

19
Jika Telaris menggunakan pendekatan fungsi beban, maka laporan laba ruginya
seperti yang disajikan dalam llustrasi 4-6 berikut ini.

Metode fungsi beban ini umumnya digunakan dalam praktik, meskipun banyak
perusahaan percaya bahwa kedua metode tersebut memiliki keunggulan masing
masing. Perusahaan yang demikian menggunakan pendekatan fungsi beban untuk
laporan laba rugi, tetapi menyediakan perincian beban (sebagaimana yang ada
dalam pendekatan sifat beban) dalam catatan atas laporan keuangan.

20
D. Keuntungan dan Kerugian

Dalam laba neto masih menjadi hal yang kontrivensial. Misalnya apakah
sebaik nya perusahaan melaporkan keuntungan dan kerugian, dan koreksi atau
pendapatan dan beban tahun sebelum nya, sebagian dari saldo laba? Atau apakah
perusahaan menyajikan nya pada laporan laba rugi terlebih dahulu dan kemudian
memasukan nya ke saldo laba.

Misalnya ilustrasi dibawah ini mengidentifikasi jenis yang paling umum serta
jumlah keutungan dan kerugian yang di laporkan dalam survei terhadap 600
perusahaan besar. Perhatikan bahwa lebih dari 40 persen perusahaan yang di survei
melaporkan beban restrukturiasi, yang sering kali mengandung penghapusan
(writeoffs) dan pos satu kali lainnya. Sekitar 20 persen dari perusahaan yang di
survei melaporkan beban operasi yang di hentikan. Sebagian besar perusahaan
mencatat penghapusan nilai aset atau keuntungan atau penjualan aset.

Sebagaimana yang telah dibahas dalam cerita pembuka kita membutuhkan


praktik pelaporan laba untuk menghindari informasi 'bersifat promosi" yang di
laporkan oleh perusahaan. Mengembangkan kerangka dasar untuk pelaporan
keuntungan dan kerugian ini sangat penting yang memastikan informasi laba yang
paling berguna hanya mencerminkan unsur pendapatan dan beban yang rutin dan
berulang.

21
Sebalik nya, pihak pihak lain memperingatkan bahwa fokus laba yang tidak
memasukkan pos ini berpotensi melewatkan informasi penting tentang kinerja
perusahaan. Laba atau rugi yang di alami perusahaan apakah secara langsung atau
tidak langsung terkait dengan operasi, memberikan kontribusi untuk profitabilitas
jangka panjang. Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang analis. "Penghapusan
nilai aset merupakan hal penting karena menandakan volatilitas laba masa lalu.

E. Laba Sebelum Pajak Penghasilan

Boc Hong menghitung laba sebelum pajak penghasilan dengan cara


mengurangkan beban bunga (sering disebut sebagai biaya pendanaan atau biaya
keuangan) dari laba operasi. Berdasarkan IFRS, perusahaan harus melaporkan
biaya pendanaannya pada laporan laba rugi. Alasan kebutuhan ini adalah untuk
membedakan antara aktivitas bisnis perusahaan (bagaimana perusahaan
menggunakan modal untuk menciptakan nilai) dan aktivitas pendanaan (bagaimana
perusahaan memperoleh modal).

Pada sebagian besar kasus, biaya pendanaan mencakup beban bunga. Dalam situasi
lain, perusahaan akan saling hapus terhadap beban bunga, pos seperti pendapatan
bunga llustrasi dibawah ini menunjukkan bagaimana Network Rail (GBR)
menyajikan biaya pendanaan yang hanya mencakup beban bunga.

22
Seperti yang ditunjukkan, beberapa perusahaan menyaling hapus pendapatan bunga
dengan beban bunga, dan mengidentifikasinya sebagai biaya pendanaan neto atau
beban bunga neto dan pendapatan bunga neto. Sebagai pekerjaan rumah,
pertimbangkan hanya beban bunga sebagai beban pendanaan. Pendapatan bunga
harus dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan dan beban lainnya

F. Laba Neto

Untuk memperoleh laba neto, Boc Hong mengurangi laba sebelum pajak
penghasilan dengan pajak penghasilan. Laba neto mencerminkan laba setelah
semua pendapatan dan beban selama periode yang diperhitungkan. Laba neto
diperhitungkan banyak orang sebagai ukuran yang paling penting dari keberhasilan
atau kegagalan perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

Pajak penghasilan dilaporkan pada laporan laba rugi tepat sebelum laba neto
karena beban ini tidak dapat dihitung sampai semua pendapatan dan beban
ditentukan. Dalam praktiknya, pemahaman tentang bagaimana perusahaan
menghitung pajak penghasilan selama periode yang bersangkutan merupakan hal

23
yang penting. Misalnya, beberapa pos pendapatan mungkin memiliki tarif pajak
yang berbeda. Dalam kasus lain, terdapat beberapa pos beban yang tidak dapat
dikurangkan untuk tujuan pajak penghasilan. Pemahaman pada situasi ini
memungkinkan pengguna untuk memprediksi masa depan perusahaan dengan lebih
baik. Akibatnya, sering terdapat pengungkapan yang luas terkait dengan bagaimana
jumlah beban pajak ditentukan.

G. Laba Per Saham

Perhitugan laba per saham biasanya sederhana. Laba Per Saham (LPS) adalah
laba neto dikurangi dividen saham preferen (laba yang tersedia bagi pemegang
saham biasa),dibagi dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar.

Sebagai ilustrasi,asumsikan Lancer.Inc. melaporkan laba neto sebesar $350.000


perusahaan mengumumkan dan membayar dividen preferen sebesar $50,000 untuk
tahun ini . jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun ini
adalah 100,000 saham. Lancer menghitung laba per saham $3. Seperti pada ilustrasi
berikut.

Perhatikan bahwa LPS mengukur jumlah dolar yang diterima oleh masing masing
saham biasa. LPS tidak merepresentasikan jumlah dolar yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen.
Prospektus, materi proxy, dan laporan tahunan kepada pemegang saham biasa
menggunakan rasio "laba neto per saham" atau "laba per saham". Media keuangan
dan analis sekuritas juga menyoroti LPS. Oleh karena pentingnya LPS, perusahaan
harus mengungkapkan laba per saham pada lembar muka laporan laba rugi.

Banyak perusahaan memiliki struktur modal sederhana yang hanya mencakup


saham biasa. Untuk perusahaan tersebut, penyajian "Laba per saham sesuai dengan
laporan laba rugi. Namun, dalam banyak kasus, laba per saham perusahaan

24
berpotensi mengalami dilusi (penurunan) di masa depan karena kontinjensi yang
ada memungkinkan penerbitan saham tambahan.

H. Operasi yang dihentikan

Salah satu jenis yang paling umum dari pos yang tidak biasa adalah operasi
yang dihentikan IASB mendefinisikan operasi yang dihentikan (discontinued
operation) sebagai komponen dari entitas yang telah dilepaskan, atau
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan:

1. Merupakan lini branis utama atau wilayah geografis operasi, atau

2. Merupakan bagian dari rencana tunggal yang dikoordinasikan bersama untuk


melepaskan lini besnis utama atau wilayah geografis operasi, atau

3. Merupakan entilan anak yang diakuisisi secara eksklusif dengan pandangan


untuk dijual kembali

Untuk mengilustrasikan suatu komponen perhatikan S. C. Johnson (AS), yang


memproduksi dan menjual produk konsumen. Perusahaan tersebut memiliki
beberapa kelompok produk masing-masing dengan lini produk dan merek yang
berbeda. Bagi S C. Johnson, kelompok produk adalah tingkat terendah yang jelas
dapat membedakan operasi dan arus kas dari operasi perusahaan lainnya. Oleh
karena itu, setiap kelompok produk adalah komponen perusahaan. Jika ada
komponen yang dilepaskan, maka S. C. Johnson akan mengklasifikasikan sebagai
operasi yang dihentikan.

Multiplex menjual divisi pada akhir tahun dengan kerugian sebesar $500.000
(setelah dikurangi pajak). Ilustrasi berikut menunjukkan pelaporan operasi yang
dihentikan untuk multiplex.

25
Perusahaan menggunakan frasa "Laba dari operasi yang dilanjutkan" hanya
jika terjadi keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan.

Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan harus melaporkan per


jumlah saham untuk item baris pada lembar muka laporan laba rugi atau dalam
catatan atas laporan keuangan. Untuk mengilustrasikan, perhatikan laporan laba
rugi Poquito Industries Inc. yang ditunjukkan pada llustrasi diatas. Perhatikan
urutan data yang ditunjukkan Poquito, dengan informasi per saham di bagian
bawah.

26
Perusahaan yang melaporkan operasi yang dihentikan harus melaporkan jumlah per
saham untuk item baris, baik dimuka laporan laba rugi operasi yang dihentikan
atau dalam catatan atas laporan keuangan.

1. Operasi yang dihentikan ( Keuntungan )

Dalam menerapkan konsep alokasi pajak antarperiode, asumsikan bahwa


Schindler Co. memiliki laba sebelum pajak penghasilan sebesar $250.000.
Perusahaan memiliki keuntungan sebesar $100.000 dari operasi yang dihentikan.
Dengan mengasumsikan tarif pajak penghasilan sebesar 30 persen, Schindler
menyajikan informasi pada laporan laba rugi sebagai berikut.

27
Schindler menentukan pajak penghasilan sebesar $75.000 ($250.000×30%) yang
distribusikan ke "Laba sebelum pajak penghasilan dari transaksi pendapatan dan
beban yang terkait dengan laba ini. Schindler mengabaikan konsekuensi pajak atas
item yang tidak dimasukkan untuk menentukan "Laba sebelum pajak penghasilan.
Perusahaan menunjukkan pengaruh pajak yang terpisah sebesar $30.000 yang
serkait dengan "Keuntungan atas operasi yang dihentikan".

2. Operasi yang dihentikan ( Kerugian )

Untuk mengilustrasikan pelaporan kerugian dari operasi yang dihentikan,


asumsikan itu Schindler Co. memiliki penghasilan sebelum pajak penghasilan
sebesar $ 250.000. Itu juga memiliki kerugian dari operasi dihentikan $ 100.000.
Dengan asumsi tarif pajak 30 persen, Schindler menyajikan pajak penghasilan pada
laporan laba rugi seperti ditunjukkan pada Gambar Di bawah ini. Dalam hal ini,
kerugiannya manfaat pajak positif sebesar $ 30.000. Schindler, oleh karena itu,
menguranginya dari Kerugian $ 100.000.

28
Perusahaan juga dapat melaporkan pengaruh pajak dari item yang dihentikan
dengan catatan pengungkapan, seperti diilustrasikan di bawah ini.

Catatan 1: Selama tahun berjalan, perusahaan mengalami kerugian atas operasi


yang dihentikan sebesar $70.000, setelah dikurangi pengurangan pajak penghasilan
yang berlaku sebesar $30.000.

2.4 Isu Pelaporan Lainnya

Pada bagian ini kita membahan isu isu pelaporan yang terkait degan perubahan
akutansi dan kesalahan nya . laporan saldo laba . labarugi komperhenship dan
laporan perubahan ekuitas

A. Perubahan Akuntansi dan Kesalahan

Perubahan prinsip akuntansi, perubahan estimasi, dan koreksi kesalahan


memerlukan ketentuan pelaporan yang unik.

Perubahan Prinsip Akuntansi


Perubahan akuntansi sering terjadi dalam praktik karena peristiwa atau
kondisi penting sedang dalam perselisihan atau bersifat tidak pasti pada tanggal
pelaporan Salah satu jenis perubahan akuntansi terjadi ketika perusahaan
mengadopsi prinsip akuntansi yang berbeda. Perubahan prinsip akuntansi (changes
in accounting principle) mencakup perubahan metode penetapan harga persediaan
dari FIFO ke biaya rata rata, atau perubahan akuntansi untuk kontrak konstruksi
dari persentase penyelesaian menjadi metode penyelesaian kontrak.

29
Perusahaan mengakui perubahan prinsip akuntansi dengan membuat
penyesuaian retrospektif terhadap laporan keuangan. Penyesuaian tersebut
menyajikan kembali laporan tahun - tahun sebelumnya secara konsisten dengan
prinsip yang baru diadopsi. Perusahaan mencatat dampak kumulatif dengan adanya
perubahan untuk periode sebelumnya sebagai penyesuaian awal saldo laba tahun
yang disajikan.

Sebagai ilustrasi, Gaubert Inc. pada bulan Maret 2011 mengubah metode
penentuan harga persediaan dari FIFO menjadi rata-rata tertimbang Gaubert
mencatat laba sebelum pajak penghasilan, dengan menggunakan metode rata-rata
tertimbang pada tahun 2011 sebesar $50.000. Ilustrasi berikut ini menyajikan data
laba sebelum pajak untuk tahun 2009 dan 2010.

Ilustrasi dibawah menunjukkan informasi Gaubert yang disajikan dalam laporan


laba rugi komparatif, berdasarkan tarif pajak 30 persen.

Dengan demikian, berdasarkan pendekatan retrospektif, perusahaan menyajikan


kembali angka laba tahun sebelumnya dengan menggunakan metode yang baru
diadopsi. Oleh karena itu, pendekatan ini mempertahankan komparabilitas
antartahun.

30
Perubahan Estimasi

Estimasi merupakan suatu hal yang melekat dalam proses akuntansi.


Misalnya, perusahaan mengestimasi umur manfaat dan nilai residu aset tetap,
piutang tak tertagih, persediaan yang usang, dan jumlah periode yang diharapkan
memperoleh manfaat dari pengeluaran tertentu. Tidak jarang pula, karena waktu,
situasi, atau informasi baru, bahkan estimasi yang awalnya dibuat dengan itikad
baik harus diubah.

Untuk menggambarkan perubahan estimasi yang hanya memengaruhi periode


perubahan, asumsikan bahwa DuPage Materials Corp. secara konsisten
memperkirakan beban piutang tak tertagih sebesar 1 persen dari penjualan kredit.
Namun, pada tahun 2011, DuPage menetapkan bahwa perusahaan harus merevisi
kenaikan estimasi piutang tak tertagih atas penjualan kredit tahun berjalan menjadi
2 persen, atau dua kali lipat dari persentase tahun sebelumnya. Suku bunga sebesar
2 persen ini diperlukan untuk mengurangi piutang usaha ke nilai realisasi neto.
Dengan menggunakan suku bunga sebesar 2 persen menghasilkan beban piutang
tak tertagih sebesar $240.000, atau dua kali lipat dari jumlah beban yang
menggunakan estimasi suku bunga 1 persen untuk tahun sebelumnya. DuPage
mencatat beban piutang tak tertagih dan penyisihan terkait pada tanggal 31
Desember 2011 sebagai berikut.

Beban Piutang Tak Tertagih 240.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih 240.000

DuPage menyertakan seluruh perubahan estimasi pada laba 2011 karena perubahan
tersebut tidak memengaruhi periode mendatang. Perusahaan tidak menangani
perubahan estimasi secara retrospektif. Artinya, perubahan tersebut tidak dibawa
kembali untuk disesuaikan dengan tahun sebelumnya.

31
Koreksi Kesalahan

Kesalahan terjadi sebagai akibat dari kesalahan matematis, kesalahan dalam


penerapan prinsip akuntansi, atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat laporan
keuangan disusun. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan telah
mengoreksi kesalahan dalam laporan keuangan mereka. Kesalahan tersebut
melibatkan pos-pos seperti pelaporan yang tidak sesuai atas pendapatan, akuntansi
untuk opsi saham, penyisihan piutang, persediaan, dan provisi lainnya.Perusahaan
mengoreksi kesalahan dengan membuat ayat jurnal dalam akun yang tepat dan
melaporkan koreksi dalam laporan keuangan.

Sebagai ilustrasi pada tahun 2012. Hillsboro Ca menetapkan bahwa tidak benar
piutang dan pendapatan penjualan pada tahun 2011 disajikan terlalu tinggi sebesar
$100.000. Pada tahun 2012, Hillsboro membuat ayat jurnal untuk mengoreksi
kesalahan tersebut sebagai berikut (abaikan pajak penghasilan).

Saldo Laba 100.000

Piutang Usaha 100.000

Saldo Laba didebit karena nilai pendapatan penjualan dan laba neto disajikan terlalu
besar dalam periode sebelumnya. Piutang dikreditkan untuk mengurangi saldo yang
dinyatakan terlalu tinggi sehingga menjadi jumlah yang benar.

B. Laporan Saldo Laba

Laba neto meningkatkan saldo laba Rugi neto menurunkan saldo laba. Dividen
tunai dan dividen saham menurunkan saldo laba. Perubahan prinsip akuntansi
(secara umum) dan penyesuaian periode sebelumnya dapat meningkatkan atau
mengurangi saldo laba. Perusahaan membebankan atau mengkredakan penyesuaian
ini (setelah dikurangi pajak ) pada saldo awal atas saldo laba. Hal ini tidak termasuk
penyesuaian dari penentuan baba eto untuk perinde berjalas Perusahaan dapat

32
menyajikan informasi aalde laba dengan cara yang berbeda. Misalnya, beberapa
perusahaan menyusun laporan saldo laba tersendiri, seperti yang ditunjukkan pada
llustrasi berikut.

Rekonsilan dari saldo awal hingga saldo akhir saldo laba memberikan informal
tentang mengapa aset neto meningkat atau menurun selama tahun yang
bersangkutan Hubungan antara pembagian dividen dengan laba neto pada periode
berjalan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen terhadap laba
perusahaan Ini mungkin "membajak kembali ke bagian bisnis atau semua laba,
mendistribusikan laba tahun berjalan, atau mendistribusikan laba tahun berjalan
ditambah akumulasi laba tahun sebelumnya

Batasan Saldo Laba

Perusahaan sering membatau saldo laba untuk memenuhi persyaratan kontrak,


kebijakan dewan direksi, atau kebutuhan saat ini. Umumnya, perusahaan
mengungkapkan jumlah saldo laba yang dibatasi dalam catatan atas laporan
keuangan Dalam beberapa kasus, perusahaan memindahkan jumlah saldo laba yang
dibatasi ke akun berjudul Saldo Laba Dicadangkan (Appropriated Retained
Earnings). Bagian saldo laba dapat melaporkan dua jumlah yang terpisah-(1) saldo

33
laba bebas (tidak terbatas) dan (2) saldo laba dicadangkan (terbatas). Total kedua
jumlah tersebut sama dengan keseluruhan saldo laba

C. Laba Rugi Komprehensif

Perusahaan umumnya memasukkan semua pendapatan, beban, keuntungan dan


kerugian yang di akui selama periode berjalan kepada laba laba. Pos pos ini di
klasifikasi kan dalam laporan laba rugi sehingga pembaca laporan keuangan dapat
lebih memahami pentingnya berbagai komponen laba neto. Perubahan prinsip
akuntansi dan dan koreksi kesalahan tidak di masukkan dalam perhitungan laba
neto karena adanya dampak yang terkait dengan periode sebelumnya.

Laporan laba rugi komprehensif akan menggambarkan sumber-sumber penghasilan


yang diperoleh oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya, serta jenis-jenis
biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan-
kegiatan perusahaan. Dengan melihat atau memperhatikan selisih antara
pendapatan (revenues) dengan biaya (expenses), disini akan dapat ditetapkan
berapa jumlah laba atau kerugian yang didapat perusahaan dalam suatu periode
tertentu.

D. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu unsur laporan keuangan


lengkap yang harus disajikan oleh perusahaan. Laporan perubahan ekuitas
menyajikan informasi tentang perubahan ekuitas perusahaan antara awal dan akhir
periode pelaporan yang mencerminkan naik turunnya aset neto perusahaan selama
periode, baik yang berasal dari setoran atau distribusi kepada pemilik atau yang
berasal dari hasil atau kinerja perusahaan selama periode berjalan. Perubahan
ekuitas yang berasal dari kinerja perusahaan menggambarkan jumlah total
penghasilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang di akibatkan oleh
aktivitas perusahaan selama periode tersebut. Pos-pos yang disajikan dalam laporan
perubahan ekuitas adalah sebagai berikut :

• Laba rugi komprehensif untuk periode tersebut


• Kontribusi (penerbitan saham) dan distribusi (dividen) kepada pemilik
• Rekonsilisasi jumlah tercatat masing-masing komponen ekuitas dari
awal hingga akhir periode.

34
Perusahaan biasanya menyusun laporan perubahan ekuitas dalam bentuk
kolom. Dalam format ini, perusahaan menggunakan kolom pada setiap akun dan
total ekuitas.

Sebagai ilustrasi, perusahaan memiliki saldo akun ekuitas pada awal


2011sebagai berikut, modal saham-biasa 300.000, saldo laba 50.000 , dan
akumulasi penghasilan komprehensif lain 60.000, terkait dengan keuntungan yang
belum di realisasi akibat pemilikan atas efek ekuitas non-trading. Tidak ada
perubahaan dalam akun modal saham – biasa yang terjadi selama tahun berjalan.
Dividen tunai selama periode tersebut adalah 10.000.

Total laba rugi konprehensif terdiri dari laba neto sebesar 110.000 yang
ditambahkan ke saldo laba dan terkait dengan keuntungan yang belum direalisasi
sebesar 30.000. Kolom terpisah digunakan untuk melaporkan setiap pos tambahan
penghasilan konprehensif lain. Dengan demikian, laporan ini berguna untuk
memahami bagaimana perubahan ekuitas selama periode berjalan.

Dengan memberikan informasi tentang komponen laba rugi komprehensif,


perusahaan mengomunikasikan informasi tentang semua perubahan aset neto.
Dengan informasi ini, pengguna akan lebih memahami kualitas laba perusahaan.

35
BAB III

Contoh Laporan Laba Rugi PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk.

36
37
Penjelasan Laporan laba rugi
o Seluruh pendapatan Perseroan diperoleh dari penjualan produk
minuman dan makanan, serta pendapatan dari jasa pengolahan (toll
packing). Penjualan produk dilakukan di dalam negeri (lokal) dan
penjualan ekspor.

o Total Penjualan Bersih tahunbuku 2019 meningkat 14,0% senilai


Rp. 768,5 milyar dibandingkan dengan Total Penjualan Bersih
tahun buku 2018, yaitu dari Rp. 5,47 triliun di tahun 2018 menjadi
Rp. 6,24 triliun di tahun 2019. Kenaikan ini disebabkan oleh
meningkatnya volume produk yang dijual dan juga karena adanya
kenaikan harga jual produk minuman UHT pada tahunbuku 2019.

o Beban Pokok Penjualan terdiri atas biaya-biaya produksi dari


persediaan barang jadi yang dijual. Biaya-biaya pokok yang
dibebankan dalam proses produksi adalah: biaya pemakaian bahan
baku, biaya upah langsung, dan beban produksi tidak langsung
yang antara lain terdiri atas biaya – biaya yang berkaitan dengan
Penyusutan aset tetap dan aset yang disewa, biaya listrik dan
Energi, biaya pemeliharaan dan perbaikan, pemakaian suku cadang
dan bahan pembantu, biaya gaji dan upah, dll.

o Beban Penjualan terdiri dari beban/biaya yang dikeluarkan


sehubungan dengan kegiatan operasional di bidang distribusi dan
penjualan seperti biaya iklan & promosi, biaya angkutan
pengiriman barang (freight), biaya gaji pegawai yang terlibat
langsung dengan penjualan, biaya perjalanan dinas, biaya sewa
bangunan kantor & gudang, biaya bahan bakar, biaya komunikasi,
dan lain-lain.

o Beban Administrasi & Umum terdiri dari beban/biaya yang


dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan
di bidang administrasi dan umum seperti biaya gaji direksi & staf,
biaya listrik & energi di kantor, biaya sewa kendaraan bermotor,
biaya asuransi, biaya penyusutan aktiva tetap, dan lain-lain.

38
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Informasi laporan laba rugi pada perusahaan sangat dibutuhkan sebagai bahan
evaluasi keuangan dari transaksi keuangan yang berjalan selama satu bulan atau
satu tahun baik transaksi yang menghasilkan kerugian atau laba. Akumulasi dari
total finansial tersebut yang akan menjadi laporan laba rugi perusahaan di periode
tertentu. Pada umumnya, baik atau buruknya suatu kondisi keuangan perusahaan
dinilai dari laba yang dihasilkan pada periode tersebut. Laba dapat dijadikan
sebagai tolak ukur dari pencapaian kinerja suatu perusahaan.

Tanpa adanya laporan laba rugi yang benar, maka semakin besar
kemungkinan sebuah perusahaan akan bangkrut. Dengan kata lain, laporan laba
rugi sangat berguna untuk membantu mengukur dan mengetahui kinerja atau
performa perusahaan dalam satu periode atau dalam satu tahun.

4.2 Saran

Bagi perusahaan hendaknya perusahaan meningkatkan kinerja keuangan


perusahaan sehingga dapat menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Dan perusahaan juga harus lebih memperhatikan kegiatan operasional
perusahaan lebih cermat lagi terutama dalam penggunaan modal, pemakain aktiva
lancar. Selain dari itu perusahaan juga harus efisien dalam pengendalian harga
pokok penjualan supaya perusahaan bisa memperoleh laba yang maksimum.

39
DAFTAR PUSTAKA

Intermediate accounting Edisi IFRS (Volume 2)


Annual Report PT. Ultra Jaya Milk Industry Tbk.

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/laporan-laba-rugi-pengertian-
unsur-dan-
fungsinya#:~:text=Unsur%20di%20Dalam%20Laporan%20Laba%20Rugi&text=
Meski%20punya%20kebijakan%20yang%20berbeda,%2C%20dan%20rugi%20(lo
ss).

40

Anda mungkin juga menyukai