Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DAN PROFITABILITAS TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN
MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2014-2018
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu N. Heriyah, S.E., M.Ak

Disusun oleh :
Tiffany Adeline
17221013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
DAFTAR TABEL..................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................12
BAB II...................................................................................................................................13
KAJIAN TEORI..................................................................................................................13
2.1 Deskripsi Teoritik.................................................................................................13
2.1 1 Teori Agensi ( Agency Theory).....................................................................13
2.1 2 Teori Sinyal (Signal Theory)........................................................................14
2.1 3 Profitabilitas...................................................................................................16
2.1 4 Corporate Social Responsibility.....................................................................19
2.1 5 Stakeholder...................................................................................................22
2.1 6 Nilai Perusahaan.............................................................................................24
2.2 Kerangka Konseptual..........................................................................................28
2.3 Penelitian Terdahulu dan Perbedaan Penelitian Terdahulu.............................29
2.4 Hipotesis................................................................................................................33
BAB III.................................................................................................................................33
METODE PENELITIAN....................................................................................................33
3.1 Objek Penelitian...................................................................................................33
3.2 Metode Penelitian.................................................................................................34
3.3 Jenis dan Sumber Data........................................................................................34

1
3.4 Populasi dan Sampel............................................................................................35
3.5 Operasionaliasasi Variabel..................................................................................36
3.6 Analisis Data.........................................................................................................40
3.7 Pengujian Hipotesis..............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................44
LAMPIRAN.........................................................................................................................45

DAFTAR TABEL

2
Tabel 1.1................................................................................................................................10
Tabel 2.1................................................................................................................................30

Tabel 3. 1...............................................................................................................................37
Tabel 3. 2...............................................................................................................................39

DAFTAR GAMBAR

3
Gambar 1.1............................................................................................................................10
Gambar 2.1............................................................................................................................30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

4
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu merealisasikan
pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidang-
bidang lainnya sebagai agenda penting pembangunan negeri ini ke depan.
Ironisnya, strategi menyelenggarakan pemerataan itu hingga kini masih lebih
berupa agenda politik tanpa rencana detail, apalagi pelaksanaannya (Sukada
dkk,2007). Banyak wilayah negeri ini sibuk dengan isu pemekaran, yang
memberikan peluang besar pada pemerintah kabupaten dan kota berlomba-lomba
ingin menjadi yang terbaik melalui otonomi daerahnya. Banyak daerah yang
perekonomiannya maju karena di daerah tersebut banyak perusahaan yang
membuka pabriknya sehingga daerah tersebut disebut sebagai daerah industry
dan perekonmian daerah tersebut pun membaik sehingga dapat dilihat dari sudut
pandang ekonomi makro, kehadiran perusahaan memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan pendapatan nasional guna pemerataan pembangunan.
Dewasa ini, semakin banyak perusahaan- perusahaan di Indonesia yang
berkembang, mulai dari sektor Agri (Pertanian) sampai dengan sektor Trade
(Perdagangan, Jasa, dan Investasi). pertumbuhan penduduk di Indonesia
semakin meningkat dan hal itu pun mempengaruhi terhadap tingkat permintaan
akan makanan dan minuman sehingga saat ini mulai banyak perusahaan-
perusahaan baru yang memproduksi makanan dan minuman. Karena keterbatasan
lahan yang ada sekarang ini perusahaan-perusahaan baru tersebut membangun
pabriknya ditengah lingkungan masyarakat yang dapat membawa dampak positif
dan negatif.
Dampak positif dapat dilihat dari perekonomian dan pembangunan di wilayah
tersebut yang semakin membaik, sedangkan dampak negatifnya yang dapat
dirasakan adalah ketika perusahaan tersebut semakin berkembang dampak yang
dapat dirasakan yaitu kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan akibat
aktivitas produksi perusahaan. Hal tersebut dapat muncul karena kesadaran
perusahaan yang masih rendah akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Begitu pula dalam aktivitas produksi industry makanan dan minuman pasti

5
menghasilkan limbah produksi. Oleh karena itu untuk menyikapi kondisi tersebut
dalam dunia usaha muncul tanggung jawab sosial yang harus dilakukan oleh
suatu perusahaan. Salah satunya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility yang selanjutnya disingkat CSR).
Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial merupakan etika
bisnis yang artinya dalam penerapannya perusahaan tidak hanya mempunyai
kewajiban ekonomi legal yaitu kepada para pemegang saham atau stakeholder
tetapi juga perusahaan mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak
lain yang berkepentingan merujuk kepada semua hubungan yang terjadi antara
sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah
pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, masyarakat, pemilik atau
investor pemerintah supplier bahkan juga competitor (Nurlela dan Islahudin
2008). Tanggung jawab sosial berkaitan dengan kode-kode etik, sumbangan
perusahaan program-program community relations dan tindakan mematuhi
hukum, kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaksanakan CSR menjadi
tren global seiring dengan meningkatnya kepedulian global terhadap penggunaan
produk-produk ramah lingkungan. Karena CSR sangat penting dilaksanakan oleh
setiap perusahaan maka pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai CSR yang
tertuang dalam Undang-Undang PT No.40 Pasal 74 Tahun 2007 mengenai
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan.
Dengan menerapkan CSR pula, diharapkan perusahaan akan memperoleh
legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka
panjang (Kiroyan, 2006 dalam Ariwenda, 2011). Hal ini mengidentifikasikan
bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif
oleh para pelaku pasar. Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan
informasi yang berada dilaporan tahunan perusahaan untuk pengambilan
keputusan tidak hanya semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja.
Dalam laporan tahunan perusahaan merupakan salah satu media yang digunakan

6
untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan. Dalam
PSAK No.1 (Revisi 1998) paragraph 9 menyatakan bahwa:
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan nilai tambah (value added statement),
khususnya bagi industry dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting dan bagi industry yang menganggap pegawai sebagai
kelompok pengguna laporan keuangan”
Dalam laporan keuangan tahunan perusahaan pasti juga tertera berapa laba yang
diperoleh oleh perusahaan karena memang tujuan utama suatu bisnis yaitu
mendapatkan laba dan pasti perusahaan tersebut pun sudah menetapkan target
laba yang harus dicapai. Untuk mengukur laba yang diperoleh suatu perusahaan
biasanya menggunakan rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
(Kasmir;;2010)

Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek


perusahaan dimasa depan dinilai baik, artinya nilai perusahaan juga akan
semakin baik dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan
Saud; 1998). Dengan demikian, analisis profitabilitas ini memiliki pengaruh yang
sangat besar bagi investor dan karena alasan ini maka perusahaan berupaya keras
dalam memaksimalkan daya yang ada untuk mencapai profit yang ditargetkan
oleh perusahaan guna memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
Profitabilitas pun dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan karena
ketika laba yang dihasilkan oleh perusahaan tinggi maka artinya kinerja
perusahaan tersebut pun dapat dikatakan baik. Kinerja keuangan perusahaan
merupakan faktor penting untuk menilai keseluruhan kinerja perusahaan. Banyak
indicator yang dapat digunakan dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan

7
antara lain cash flow, profitabilitas, likuiditas, struktur keuangan dan investasi
atau rasio pemegang saham. Salah satu faktor yang menjadi indikator kinerja
keuangan perusahaan adalah profitabilitas yang mana dapat memberikan
kebebasan kepada manajemen perusahaan untuk melakukan dan mengungkapkan
tanggungjawab secara lebih luas. Profitabilitas juga merupakan faktor yang
mempengaruhi luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.

Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan


tanggungjawab sosial perusahaan telah menjadi anggapan dasar untuk
mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial.
Sehingga semakin tunggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahan, maka
pengungkapan informasi sosial akan cenderung semakin besar, dan demikian
sebaliknya (Syahnaz, 2013). Apakah dengan melakukan yang benar (doing well)
yaitu menerapkan CSR maka perusahaan juga telah melakukan yang baik (doing
good) yaitu memiliki kinerja yang baik? Tentunya perusahaan tidak akan
melakukan aktivitas yang berdampak negatif terhadap arus kas perusahaan
karena akan mempengaruhi performance perusahaan. Jika demikian perlu
diketahui seberapa besar pengaruh CSR terhadap kinerja perusahaan sehingga
membuat perusahaan mau menerapkan CSR dan mendapat profitabilitas yang
lebih baik (Kamaludin, 2010).

Ketika suatu perusahaan menghasilkan laba yang tinggi otomatis perusahaan


tersebut pun akan mampu untuk mensejahterakan para pemegang sahamnya dan
ketika perusahaan menerapkan CSR maka akan menambah rasa kepercayaan
masyarakat terutama para investornya dengan begitu nilai perusahaan tersebut
pun akan meningkat. Karena kemakmuran para pemegang saham suatu
perusahaan dapat dinilai dari nilai perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tersebut dijual. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan yang sering dikaitkan dengan harga saham dan profitabilitas

8
(Bringham dan Houston:2010). Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi
merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan
tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap
perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang
ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Entreprise value
(EV) atau dikenal juga sebagai firm value merupakan konsep penting bagi
investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab dalam
menyusun perencanaan mengenai bagaimana cara memaksimalkan nilai
perusahaan sehingga perusahaan dapat tetap dipercaya dan diminati oleh para
pemegang saham (Aisyatul Munawaroh:2014)

Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini, namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan. Nilai
perusahaan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai nilai pasar, karena dengan
nilai pasar dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham. Secara umum, para investor
menyerahkan pengelolaan nilai perusahaan kepada professional seperti manajer
dan komisaris. Untuk mengetahui nilai suatu perusahaan pun dapat diketaui dari
Price Book Value perusahaan tersebut. Berikut data PBV beberapa perusahaan
makanan dan minuman dari tahun 2014 hingga 2018.

Price Book Value dan Return On Asset Pada Perusahaan Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2014-2018

Nama 2014 2015 2016 2017 2018

9
Perusahaa
n PBV ROA PBV ROA PBV ROA PBV ROA PBV ROA
STTP 4,61 7,27% 3,91 9,67% 3,57 7,45% 4,12 9,22% 2,98 9,69%

ROTI 7,3 8,80% 8,24 10,00% 5,61 9,58% 2,25 2,97% 2,54 2,89%

ULTJ 4,74 9,70% 3,82 14,78 3,78 16,74 0,87 13,88% 3,26 12,63%

Tabel 1.1

Gambar 1.1

Price Book Value dan Return on Asset pada Perusahaan-Perusahaan Makanan


dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2014-2018

Dari data tersebut dapat dilihat price book value dari 3 perusahaan selama 5
tahun terakhir. Terlihat nilai perusahan dari tahun-ketahun fluktuatif bahkan ada
yang hingga menurun sangat drastis padahal ke 3 perusahaan tersebut selama 5
tahun dari 2014 hingga 2018 sudah melakukan CSR dan melaporkannya pada
laporan keuangan tahunannya. Tetapi dengan perusahaan melaporkan CSRnya
pun tidak selalu berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ketiga

10
perusahaan tersebut dan dapat dilihat juga profitabilitas perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan meskipun keadaannya pun
fluktuatif. Dari masalah tersebut terjadi sebuah penyimpangan antara teori
dengan kenyataan yang ada sehingga hal tersebut dapat dikatakan sebagai
sebuah fenomena karena terjadi lebih dari 3 tahun. Namun hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Raningsih dan Luh Gede Sri
Artini yaitu profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan namun Corporate Social Responsibility ekonomi dapat
memeperlemah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan
Corporate Social Responsibility lingkungan tidak mampu memoderasi pengaruh
antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian yang dilakukan
oleh Hanni Chyntia, Maita Putri dan Surya Raharja (2013) menyatakan hasil yang
sebaliknya yaitu CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan yang didorong dengan tingkat pengungkapan , hasil penelitian
tersebut pun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tatik Zulika dan
Grasella Sihombing (2019) yang menyatakan bahwa pengungkapan Corporate
Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Begitu pula
dengan profitabilitas yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi profit yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai hal
tersebut dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2018”

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

11
1. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif dan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk mengetaui apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
3. Untuk mengetahui apakah Corporate Social Responsibility dan
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis

12
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan mengenai pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.

2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berakaitan
dengan pengaruh Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas
terhadap nilai perusahaan dan selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan bagi pemecahan masalah mengenai pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap nilai
perusahaan selanjutnya.

BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Deskripsi Teoritik
2.1 1 Teori Agensi ( Agency Theory)

Teori ini dikembangkan pertama kali oleh Michael C. Jensen dan William
H. Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Mecklimg dalan Sienatra et al.
(2015) menggambarkan mengenai hubungan agency, yaitu suatu kontrak
antara suatu atau beberapa principal yang melibatkan orang lain sebagai agent
untuk melaksanakan tugas pelayanan dan wewenang yang diberikan oleh

13
principal terhadap agent. Teori ini menjadi dasar teori yang dipakai dalam
melaksanakan bisnis pada saat ini. Verawaty et al. (2015) menjelaskan bahwa
prinsip utama teori ini yaitu adanya hubungan kerja antara principal yang
memberi wewenang dan agent yang menerima wewenang. Dalam hal tersebut,
sering terjadi konflik keagenan antara principal dan agent.

Teori keagenan ini berkaitan dengan sikap mementingkan diri sendiri


dibangdingkan dengan mementingkan kepentingan orang lain. Dalam hal ini
manajer sebagai agent lebih mementingkan untuk memperkaya diri sendiri
dari pada memenuhi kepentingan principal. Jika dikaitkan dengan penelitian
yang dilakukan, maka teori agensi mempunyai peran sebagai dasar praktik
bisnis yang dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan
kemakmuran kepada prinsipal. Dalam hal pengambilan keputusan, teori ini
berkaitan dengan perilaku atau behaviour dari agen yang lebih mementingkan
diri sendiri di bandingkan untuk kepentingan para pemegang saham.

2.1 2 Teori Sinyal (Signal Theory)

Teori sinyal (signaling theory) berawal dari tulisan George Akerlof pada
karyanya ditahun 1970 “The Market for Lemons”, yang memperkenalkan
istilah informasi asimetris (assymetri information). Arkerlof mempelajari
fenomena ketidakseimbangan informasi mengenai kualitas produk antara
pembeli dan penjual, dengan melakukan pengujian terhadap pasar mobil
bekas (used car). Dari penelitiannya tersebut, Arkerlof menemukan bahwa
ketika pembeli tidak memiliki informasi terkait spesifikasi produk dan hanya
memiliki persepsi umum mengenai produk tersebut, maka pembeli akan
menilai semua produk pada harga yang sama, baik produk yang berkualitas
tinggi maupun yang berkualitas rendah, sehingga merugikan penjual produk
berkualitas tinggi.

14
Kondisi utama dimana salah satu pihak (penjual) yang melangsungkan
transaksi usaha memiliki informasi lebih atas pihak lain (pembeli) ini disebut
adverse selection. Menurut Arkerlof, adverse selection dapat dikurangi
apabila penjual mengkomunikasikan produk mereka dengan memberikan
sinyal berupa informasi tentang kualitas produk yang mereka miliki.
Pemikiran Arkerlof tersebut dikemukakan oleh Spence (1973) dalam model
keseimbangan sinyal (basic equilibrium signaling model). Spence (1973)
memberikan ilustrasi pada pasar tenaga kerja (job market) dan
mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (superior
performance) menggunakan informasi finansial untuk mengirimkan sinyal ke
pasar. Dari penilitiannya tersebut, Spence (1973) juga menemukan bahwa cost
of signal pada bad news lebih tinggi dari pada good news dan perusahaan
yang memiliki bad news mengirimkan sinyal yang tidak kredibel. Hal tersebut
memotivasi manajer untuk mengungkapkan informasi private untuk
mengurangi asimetri informasi dengan harapan dapat mengirimkan sinyal
yang baik (good news) tentang kinerja perusahaan ke pasar.

Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen


perusahaan yang memberi petunjuk kepada investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan (Bringham and Houtson, 2001).
Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari
penjualan saham dan mengusahakan modal baru dengan cara-cara lain
termasuk penggunaan hutang melebihi target struktur modal yang normal.
Teori signal dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk
memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (insiders) perusahaan pasa
umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan
dengan investor luar. Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer
berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada

15
pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

Laporan keuangan yang dimaksud untuk digunakan oleh berbagai pihak,


termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Namun yang paling
berkepentingan dengan laporan keuamgan tersebut paling penting bagi para
pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi
yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Para pengguna internal (para
manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahaannya dan
mengetahui peristiwa- peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat
ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna
eksternal. Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut
sebagai asimetri informasi (information asymetry), yaitu suatu kondisi di
mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen
sebagai penyedia infotmasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan
stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user). Adanya
asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara
principal dan agent untuk saling mencoba memanfaatkan pihak lain untuk
kepentingan sendiri.

Hubungan teori signal dengan nilai perusahaan adalah pengungkapan


CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan semakin memperluas
pengungkapan dalam laporan tahunan. Hal ini merupakan sinyal positif yang
diberikan perusahaan kepada investor. Makin luasnya pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan akan menambah informasi yang diterima oleh
investor. Semakin luasnya informasi yang diterima investor akan
meningkatkan tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan. Dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi tentunya investor akan memberikan respon
yang positif terhadap perusahaan berupa pergerakan harga saham yang
cenderung naik. Dengan demikian tingkat pengungkapan yang dilakukan oleh

16
perusahaan akan berpengaruh pada pergerakan harga saham yang cenderung
naik pada gilirannya juga akan mempengaruhi volume saham yang
diperdagangkan. Dengan pergerakan harga saham yang cenderung meningkat
tentunya kan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham perusahaan.

2.1 3 Profitabilitas

Menurut Kasmir (2015:22) profitabilitas adalah rasio untuk menilai


kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan atau laba dalam periode
tertentu. Rasio ini dapat memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
perusahaan yang dapat ditunjukkan dari laba yang diperoleh dari penjualan
atau dari pendapatan investasi. Tujuan profitabilitas untuk perusahaan atau
pihak luar adalah: (Kasmir 2015:187)

1. Menghitung atau mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan untuk


satu periode tertentu
2. Menilai posisi laba perusahaan ditahun sebelumnya dan tahun saat ini
3. Menghitung pertumbuhan laba dari waktu ke waktu
4. Menilai jumlah dari laba bersih sesudah pajak dengan modal
5. Mengukur produktivitas seluruh modal perusahaan yang digunakan baik
berupa modal pinjaman maupun modal sendiri.

Rasio profitabilitas memiliki manfaat tidak hanya untuk pihak manajemen


perusahaan atau pemilik usaha (internal perusahaan) tetapi juga untuk pihak
eksternal perusahaan , khususnya yang memiliki keterkaitan dengan
perusahaan. Menurut Kasmir (2015:198), berikut beberapa manfaat
profitabilitas:

1. Mengetahui posisi laba perusahaan sebelumnya dibandingkan dengan


tahun sekarang
2. Mengetahui pertumbuhan laba dari waktu ke waktu

17
3. Menginformasikan jumlah laba bersih perusahaan setelah dipotong pajak
4. Mengetahui produktivitas semua dana milik perusahaan yang digunakan
baik dari modal pinjaman maupun dari modal sendiri

Menurut Kasmir (2014:115) secara umum terdapat empat jenis utama


yang digunakan dalam menilai tingkat profitabilitas diantaranya:

1. Profit Margin (Profit Margin on Sales)


Profit Margin On Sale atau Rasio Margin atau Margin Laba atas
penjualan, merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara
membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.
Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin. Rumusnya sebagai
berikut:
Earning After Interest ∧Tax
Profit Margin on Sale =
Sales

2. Return On Investment (RO1)


Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return On
Investment (ROI) atau Return on Total Assets, merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelola investasinya. Rumusnya sebagai berikut:

Earning After Interest ∧Tax


ROI =
Total Assets

3.
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) atau rentabilitas
modal sendiri, merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

18
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Makin tinggi rasio ini , makin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumusnya sebagai
berikut:

Earning After Interest ∧Tax


ROE=
Equity

19
4. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Rasio per lembar saham (Earning Per Share) atau disebut juga rasio nilai
buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya
dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat
dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian tinggi. Rumusnya
sebagai berikut:

Laba Saham Biasa


Earning Per Share =
Saham Biasa Yang Beredar

2.1 4 Corporate Social Responsibility


Menurut Rusdianto (2013:7) bahwa :
“ Konsep dari Corporate Social Responsibility (CSR) mengandung arti
bahwa organisasi bukan lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan
dirinya sendiri (selfish). Sehingga terealisasi dari lingkungan masyarakat
di tempat mereka bekerja, melainkan sebuah identitas usaha yang wajib
melakukan adaptasi kultural dengan lingkungan sosialnya. Konsep ini
menyediakan jalan bagi setiap perusahaan untuk melibatkan dirinya
dengan dimensi sosial dan memberikan perhatian terhadap dampak-
dampak sosial yang ada”

Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2014:32) mendefinisikan


Corporate Social Responsibility sebagai berikut:

20
“Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan tanggung jawab
perusahaan baik terhadap karyawan di perusahaan itu sendiri (internal)
dan diluar perusahaan (eksternal) karena perusahaan merupakan bagian
dari lingkungannya.”

Dalam Corporate Social Responsibility terdapat kategori aktivitas


diantaranya:

1. Cause Promotions

Perusahaan menyediakan dana atau sumber daya lainnya yang dimiliki


perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu
kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari
masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk suatu kegiatan tertentu.
Komunikasi persuasif untuk menciptakan kesadaran serta perhatian terhadap
suatu masalah sosial.

2. Cause-Related Marketing

Perusahaan memiliki komitmen untuk menyumbangkan persentase


tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan
besarnya penjualan produk.

3. Corporate Social Marketing

Perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk


mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Corporate Phylanthropy

Perusahaan memberikan sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk


kalangan masyarakat tertentu.

21
5. Community Volunteering

Perusahaan mendukung serta mendorong para karyawan, rekan pedagang


eceran, atau para pemegang franchise agar menyisihkan waktu mereka secara
sukarela guna membantu organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat.

6. Social Responsible Business Practice

Perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui yang diwajibkan


oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara
lingkungan hidup.

Dari keenam kategori aktivitas CSR tersebut dapat disimpulkan bahwa inti
atau output yang dihasilkan dari program CSR salah satunya sebagai wadah
atau sarana untuk mengembangkan masyarakat.

Pelaksanaan program CSR melibatkan beberapa pihak, oleh sebab itu


diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin terlaksananya
implementasi program CSR dengan baik. Kondisi pertama, implementasi
CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat
sehingga pelaksanaan program CSR didukung sepenuhnya oleh sumber daya
yang dimiliki perusahaan kondisi kedua, yang harus diciptakan untuk
menunjang keberhasilan implementasi program CSR adalah ditetapkannya
pola hubungan diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan
meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. Tanpa adanya
pola hubungan yang jelas diantara berbagai pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan CSR, maka kemungkinan besar pelaksanaan program CSR
tersebut tidak berjalan secara optimal. Selain itu tanpa adanya pola hubunga
yang jelas, maka kemungkinan program CSR tersebut untuk berlanjut
(sustainable) akan berkurang. Kondisi ketiga adalah adanya pengelolaan
program yang baik.

22
Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bika terdapat
kejelasan tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan program yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
CSR. Perwujudan program tersebut juga memerlukan dukungan terhadap
program-program yang tengah dijalankan dari pihak-pihak yang terlibat dan
terdapat kejelasan mengenai durasi waktu pelaksanaa program serta siapa
yang bertanggung jawab untuk memelihara kontinuitas pelaksanaan kegiatan
bila program CSR sudah berakhir (Ismail Solihin, 2009:145).

2.1 5 Stakeholder

Nil Menyadari adanya realitas baru yang berhubungan antara perusahaan


korporasi dengan pemangku kepentingan, (Freeman dan Reed dalam Solihin,
2009:50) mengajukan dua rumusan pemangku kepentingan, yakni; pemangku
kepentingan dalam pengertian luas dan pemangku kepentingan dalam
pengertian sempit. Dalam hal ini pemangku kepentingan dalam arti luas yaitu
kelompok maupun individu-individu yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan mereka atau pencapaian perusahaan yang dipengaruhi oleh kegiatan
perusahaan pada saat perusahaan mengejar tujuannya. Yang termasuk dalam
pemangku kepentingan dalam pengertian ini mencakup: kelompok
kepentingan publik, kelompok yang melakukan aktivitas protes (protest
group), pegawai pemerintah, asosiasi perdagangan, pesaing, serikat pekerja
dan juga karyawan, pelanggam pada segmen tertentu serta pemegang saham.

Pemangku kepentingan dalam arti sempit, dimana perusahaan memiliki


ketergantungan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya kepada
pemangku kepentingan ini yang terdiri dari kelompok-kelompok maupun
beberapa individu tertentu. Pemangku kepentingan ini terdiri dari karyawan,

23
pelanggan pada segmen tertentu, pegawai di pemerintahan, kreditur tertentu,
dan pemegang saham.

(Kumar dan Subramanian serta Fotler et al dalam Solihin, 2009:59)


mengklasifikasikan stakeholders menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu internal
stakeholders, interface stakeholders dan eksternal stakeholders.

1. Internal Stakeholders

Terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan dan tuntutan


terhadap sumber daya perusahaan serta berada di dalam organisasi
perusahaan. Perusahaan secara terus- menerus memberikan imbalan yang
memadai kepada kelompok pemangku kepentingan jenis ini untuk
memperoleh kontribusi hasil kerja mereka. Yang termasuk ke dalam internal
stakeholders adalah para manajer (managers), para professional, dan staf non
professional.

2. Eksternal Stakeholders

Terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak (constituencies) yang bukan


pemilik perusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula karyawan
perusahaan, namun memiliki kepentingan terhadap perusahaan dan
dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.
Yang termasuk ke dalam kategori eksternal stakeholders adalah pelanggan
(customers), pemasok (suppliers), pemerintah (government), masyarakat
lokal (local communities) dan masyarakat umum (general public)

3. Interface Stakeholders

Yaitu mereka yang melaksanakan fungsi organisasi secara internal


maupun eksternal, atau mereka yang menjadi penghubung antara organisasi

24
dengan lingkungannya. Kelompok pemangku kepentingan ini adalah staf
karyawan, para pemegang saham, pembayar pajak, serta contributor lainnya.

2.1 6 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai kondisi yang telah dicapai oleh


suatu perusahaan sebagai gambaran kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu
sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini
(Noerirawan:2012). Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) dalam Sri
Hermuningsih (2009) ,nilai perusahaan juga sebagai persepsi investor
terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga
saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi, dan
meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat
ini namun pada prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaa,
karena dengan memaksimalkan nilai perusahan berarti juga memaksimalkan
tujuan utama perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah
prestasi yang sesuai dengan keinginan pemiliknya, karena dengan
meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan
meningkat.

Nilai perusahaan juga dapat menunjukkan nilai asset yang dimiliki


perusahaan seperti surat-surat berharga. Nilai perusahaan go public selain
menunjukkan nilai seluruh aktiva, juga tercermin dari nilai pasar atau harga
sahamnya, sehingga semakin tinggi harga saham mencerminkan tingginya
nilai perusahaan (Afzal,2012).

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yaitu:

1. Faktor Pertumbuhan Laba

25
Pertumbuhan laba merupakan pengaruh yang positif terhadap nilau
pertumbuhan yang tinggi dan semakin bernilai dalam pertumbuhan laba yang
dihasilkan pada potensi keuntungan yang lebih besar. Dengan demikian laba
perusahaan dapat mengelola bisnisnya secara efisien karena mampu
menghasilkan profitabilitas yang semakin tinggi serta dapat meningkatkan
kepercayaan pada masyarakat dan mendapatkan investor yang mendorong
lebih besar.

2. Faktor Devidend Payout Ratio

Faktor Devidend Payout Ratio merupakan nilai yang memiliki pengaruh


positif terhadap pertumbuhan yang semakin tinggi dari nilai jual yang
meningkat pada perusahaan dengan memiliki keuntungan bagi pemegang
saham. Faktor dividend payout ratio ini juga dapat memberikan sinyal kepada
para investor terhadap perusahaan untuk mempertahankan dan direspon
positif dengan pertumbuhan yang lebih tinggi sehingga memiliki karakter
pertumbuhan deviden.

3. Required Rate of Return

Faktor Required Rate of Return merupakan faktor nilai yang memiliki


tingkat keuntungan yang dianggap layak di dapatkan bagi investor atau
tingkat dengan keuntungan yang lebih diutamakan lagi. Faktor Required Rate
of Return dapat diberikan hasil nilai dalam menjual saham tersebut dan akan
mendorong terhadap penurunan harga saham lebih jauh sehingga kemampuan
ini akan semakin rendah.

Terdapat lima jenis nilai perusahaan berdasarkan metode perhitungan


yang digunakan. Yaitu: (Yulius dan Tarigan, 2007:3)

26
1. Nilai Nominal, adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
dasar perseroan , disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan,
dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
2. Nilai Pasar, nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual di pasar saham.
3. Nilai Intrinsik, nilai intrinsic merupakan konsep yang paling abstrak,
karena mengacu kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai
perusahaan dalam konsep nilai konsep intrinsik ini bukan sekedar harga
dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis
yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
4. Nilai Buku, nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan
dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi
selisih antar total asset dan total utang dengan jumlah saham yang
beredar.
5. Nilai Likuidasi, nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh asset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi
dapat dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku,
yaitu berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan dilikuidasi.

Nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham


menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian. Menurut Sudana (2011:23),
rasio penilaian adalah suatu rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham
perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public). Rasio
penilauan memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai
perusahaan, sehingga masyarakat tertarik untuk membeli saham dengan harga
yang lebih tinggi disbanding nilai bukunya. Pengukuran nilai perusahaan

27
menurut Weston dan Copelan (2004) dalam rasio penilaian perusahaan terdiri
dari:

1. Price Earning Ratio (PER)

Menurut Tandelilin (2007) PER adalah perbanngan antara harga saham


perusahaan dengan earning per share dalam saham. Per adalah fungsi dari
perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang.
Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan
tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.PER dapat di hitung
dengan rumus :

Harga pasar perlembar saham


PER=
Laba perlembar saham

2. Price To Book Value (PBV)

Menurut Prayitno dalam Afzal (2012) Price To Book Value (PBV)


menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek
perusahaan tersebut. PBV juga menunjukan seberapa jauh suatu perusahaan
mampu menciptakan nilai perusahaan yang relative terhadap jumlah modal
yang diinvestasikan. PBV juga dapat berupa rasio yang berarti menunjukan
apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau
undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan
Hardianto, 2001). Secara sistematis PBV dapat dihitung dengan rumus :
Harga pasar perlembar saham
3. Tobin’s Q PBV =
Nilai Buku saham

28
Salah satu alternative yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan
adalah dengan menggunakan Tobin’s Q . Tobin’s Q ini dikembangkan oleh
professor James Tobin (Weston dan Copelan, 2004). Rasio ini merupakan
konsep yang sangat berharga karena meninjukan estimasi pasar keuangan saat
ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dollar imvestasi incremental.
Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham
perushaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:

( EMV + D)
Q=
( EBV + D )
Dimana :

Q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas
EBV = Nilai buku dari total aktiva
D = Nilai buku dari total hutang

EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir
tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahin.
EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.

2.2 Kerangka Konseptual

Memiliki nilai perusahaan yang baik merupakan tujuan dari setiap


perusahaan. Untuk mendapatkan nilai perusahaan yang baik tentunya ada
beberapa faktor yang mempengaruhi. Mendapatkan profitabilitas yang tinggi pun
merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan. Dengan tingkat profitabilitas
yang baik maka akan berpengaruh juga terhadap nilai perusahaan karena dengan
begitu perusahaan dapat mensejahterakan para stakeholdernya. Selain itu dengan

29
mendapatkan profitabilitas yang tinggi maka perusahaan pun dengan mudah akan
mampu untuk melaksanakan program CSR yang telah dirancangnya. Ketika
suatu perusahaan mampu untuk menghasilkan laba yang tinggi dan juga
melaksanakan CSR nya yang langsung dapat berdampak pada masyarakat dan
lingkungan sekitar atas kegiatan operasionalnya maka kinerja perusahaan dinilai
sudah baik. Pihak manajemen perusahaan pun turut ambil bagian sehingga
perusahaan dapat mencapai hasil tersebut. Ketika laba yang dihasilkan
perusahaan tinggi dan juga CSR perusahaan pun berjalan dengan baik maka hal
tersebut pun akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Gambar 2.1

2.3 Penelitian Terdahulu dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

30
Penelitian
1 Tatik Zulika, Pengaruh Independen: 1.Pengungkapan
Grasella Corporate Social Corporate Social berpengaruh positif dan
Sihombing Responsibility Resposibility signifikan terhadap nilai
(2019) Dan Profitabilitas (X1), perusahaan yang terdaftar
Terhadap Nilai Profitabilitas dalam Indeks saham SRI-
Perusahaan (X2) KEHATI
(Studi Empiris 2. Variabel profitabilitas
Pada Indeks SRI- yang diproksikan dengan
KEHATI yang return on equity (ROE) dan
terdaftar di BEI) return on investment (ROI)
berpengaruh positif dan
Dependend: signifikan terhadap nilai
Nilai Perusahaan perusahaan yang terdaftar
(Y) dalam indeks saham SRI-
KEHATI.
3.Variabel pengungkapan
CSR dan profitabilitas (yang
diproyeksikan dengan
return of equity (ROE) dan
return of investment (ROI))
secara simultan atau secara
bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan
yang terdaftar dalam indeks
saham SRI-KEHATI
2 Hanni Chyntia Pengaruh Independen: 1.Variabel Corporate Social
Maita Putri , Corporate Social Corporate Social Responsibility memiliki
Surya Raharja Responsibility Responsibility pengaruh positif dan
(2013) Terhadap Nilai (X) signifikan terhadap nilai
Perusahaan perusahaan yang didorong
Dengan oleh tingkat pengungkapan
Kepemilikan Moderating: Corporate Social
Manajerial Kepemilikan Responsibility yang cukup
Sebagai Variabel Manajerial (X2) tinggi oleh perusahaan-
Moderating perusahaan sampel
Dependend: 2.Variabel kepemilikan
Nilai perusahaan manajerial memeiliki
(Y) pengaruh sebagai variabel
variabel moderasi yang
memperlemah hubungan
antara Corporate Social

31
Responsibility terhadap nilai
perusahaan.
3 I Made Pengaruh Independen: 1.Pengaruh keputusan
Pradnya Susila, Keputusan Keputusan pendanaan terhadap nilai
Gine Das Prena Pendanaan, Pendanaan (X1), perusahaan menunjukan
(2019) Kebijakan Kebijakan pengaruh positif dan
Deviden, Deviden (X2), signifikan pada perusahaan
Profitabilitas dan Profitabilitas makanan dan minuman
Corporate Social (X3), Corporate 2. Kebijakan Dividen
Responsibility Social berpengaruh positif dan
Terhadap Nilai Responsibility signifikan terhadap nilai
Perusahaan (X4) perusahaan pada
perusahaan makanan dan
minuman
Dependen: 3.Profitabilitas berpengaruh
Nilai Perusahaan positif dan signifikan
(Y) terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan
dan minuman
4.Corporate Social
Responsibility berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan
dan minuman.
4 Hesti Dyah Pengaruh Independen: 1.Leverage memiliki
Permatasari, Leverage, Tipe Leverage (X1), pengaruh negative dan
Drs. H. Industri, Ukuran Tipe Industri signifikan terhadap
Prasetiono, M Perusahaan Dan (X2), Ukuran pengungkapan CSR
Si Profitabilitas Perusahaan 2.Tipe industri memiliki
Terhadap (X3), pengaruh yang positif dan
Corporate Social Profitabilitas tidak signifikan terhadap
Responsibility (X4) pengungkapan CSR
(CSR) (Studi pada 3. Ukuran perusahaan
Perusahaan- memiliki pengaruh yang
Perusahaan yang positif dan signifikan
Terdaftar di Dependen: terhadap pengungkapan CSR
Bursa Efek Corporate Social 4. Profitabilitas memiliki
Indonesia Tahun Responsibility pengaruh positif dan
2010-2012) signifikan terhadap
pengungkapan CSR.

5 Yasmira Sari, Pengaruh Independen: 1. Profitabilitas dan ukuran

32
Leny Suzan, Profitabilitas dan Profitabilitas perusahaan berpengaruh
Eddy Budiono Ukuran (X1), Ukuran secara simultan terhadap
(2017) Perusahaan Perusahaan pengungkapan Corporate
Terhadap (X2), Social Responsibility pada
Pengungkapan perusahaan Sub Sektor
Corporate Social Dependen: Makanan dan Minuman di
Responsibility Pengungkapan BEI
(Studi Kasus Social 2. Profitabilitas berpengaruh
Pada Perusahaan Responsibility positif signifikan dan parsial
Sub Sektor (Y) terhadap pengungkapan
Makanan dan Corporate Social
Minuman yang Ressponsibility pada
Terdaftar di perusahaan sub sektor
Bursa Efek makanan dan minuman di
Indonesia BEI
Periode 2010- 3. Ukuran perusahaan
2013) berpengaruh positif
signifikan secara parsial
terhadap pengungkapan
corporate social
responsibility pada
perusahaan makanan dan
minuman.
6 Ni Putu Ayu Pengaruh Independen: 1.Pengaruh Corporate Social
Arianti, I Putu Profitabilitas Profitabilitas Responsibility memiliki
Mega Juli Pada Hubungan (X1), Corporate pengaruh positif terhadap
Semara Putra Corporate Social Social Nilai Perusahaan
(2018) Responsibility Responsibility 2.Pengaruh Kepemilikan
dan Good (X2), Good Manajerial berpengaruh
Corporate Corporate positif terhadap Nilai
Governance Governance (X3) perusahaan
Terhadap Nilai 3. Kepemilikan Institusional
Perusahaan tidak memiliki pengaruh
Dependen: terhadap Nilai perusahaan
Nilai 4.Pengaruh Komite Audit
Perusahaan(Y) tidak berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan dan Nilai
profitabilitas. Profitabilitas
tidak mampu memoderasi
hubungan Komite Audit
terhadap Nilai Perusahaan
Dalam penelitian ini yang menjadi pembeda dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah perusahaan yanng diteliti merupakan perusahaan makanan dan

33
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengukur rasio
perusahaan atau nilai perusahaan yang diteliti menggunakan Price Book Value
yang mana pada penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan perhitungan
Tobin’s Q.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan ide untuk mencari fakta yang harus dikumpulkan.


Berdasarkan teori yang ada hubungan antar variabel dalam penelitian ini
memiliki hipotesis sebagai berikut:

1. Ho: Bahwa Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh


signifikan terhadap nilai perusahaan

Ha: Bahwa Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh yang


signifikan terhadap nilai perusahaan

2. Ho : Bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap


nilai perusahaan
Ha : Bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
3. Ho : Bahwa Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ha : Bahwa Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian

34
Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini sebagai variabel bebas
(independent variabel) pertama (X1) adalah Corporate Social Responsibility dan
variabel bebas yang kedua (X2) yaitu Profitabilitas pada perusahaan. Sedangkan
objek yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) yaitu nilai perusahaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan objek penelitian ini maka dapat
dilihat yang pertama bagaimana corporate social responsibility , profitabilitas dan
nilai perusahaan yang terdapat pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampfuai dengan tahun
2018. Yang kedua melihat seberapa besar pengaruh pengungkapan corporate
social responsibility dan profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2014 hingga 2018.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan metode atau cara tertentu yang dipilih secara
spesifik untuk memecahkan masalah yang diajukan dalam sebuah penelitian

Menurut Sugiono (2010:2) Metode diartikan sebagai cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dapat disimpulkan
bahwa metode penelitian merupakan suatu cara-cara yang masuk akal, dapat
diamati, dan menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara


ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan
bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu.

35
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada
hubungan antar variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan
mengetahui apakah variabel independen yaitu corporate social responsibility dan
profitabilitas berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.

Data dalam peneilitian ini bersumber dari data sekunder (secondary data)
yang berasal dari laporan keuangan Perusahaan Makanan dan minuman yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2018, IDX Statistic 2014-
2018, website www. idx.co.id

3.4 Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2010:115) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi pada penelitian ini


adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014-2018

Menurut Sugiyono (2009:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penggunaan sampel bertujuan
untuk mempermudah penelitian yaitu dengan mengambil sebagian objek populasi
yang mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sehingga sampel
tersebut dapat mewakili populasi yang diteliti.

Penentuan pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan simple random sampling. Menurut Sugiyono (2017) yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan

36
menggunakan teknik probability sampel maka peneliti menggunakan pendekatan
purposive sampling.

Menurut Sugiyono (2017:85), purposive sampling adalah teknik penentuan


sampel dengan pertimbangan tertentu.

Alasan penulis memilih teknik ini karena setiap sampel harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


yang memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang
dapat digunakan selama dalam penelitian
2. Perusahaan makanan dan minuman yang mempublikasikan laporan
keuangannya selama masa penelitian
3. Perusahaan makanan dan minuman yang menerbitkan laporan
keberlanjutan (Substainability Report) atau informasi sosial lainnya
selama tahun 2014-2018

Tabel 3. 1

Data Sampel Emiten

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk


2 CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk
3 DMND Diamond Food Indonesia Tbk
4 GOOD PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk
5 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
6 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
7 STTP PT Siantar Top Tbk

37
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
8 ULTJ
Company Tbk

3.5 Operasionaliasasi Variabel


Variabel penelitian menurut Sugiyono (2017:38) yaitu segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan judul penelitian ini yaitu “ Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2018” maka dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang terdapat pada
penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Menurut Sugiyono (2017:39), “Variabel bebas merupakan variabel yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini ada dua variabel bebas (independen)
yang akan diteliti diantaranya corporate social responsibility yang merupakan
variabel bebas pertama (X1) dan profitabilitas sebagai variabel bebas kedua
(X2).

2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Menurut Sugiyono (2017:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang


dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu nilai perusahaan (Y). Nilai
perusahaan merupakan suatu kondisi dimana kondisi yang telah dicapai oleh
sebuah perusahaan sebagai gambaran kepercayaan publik kepada perusahaan
setelah melalui sebuah proses kegiatan perusahaan hingga saat ini.

38
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan setiap variabel
yang terdapat dalam penelitian ini dan juga untuk memudahkan pengertian
dan menghindari terjadinya perbedaan persepsi dalam penelitian ini. Variabel
yang sudah diuraikan penulis sebelumnya. Agar lebih mudah untuk melihat
mengenai variabel penelitian yang digunakan makan penulis akan
menjabarkannya ke dalam operasionalisasi.

Tabel 3. 2

Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel Konsep Indikatior Skala


Corporate Tanggungjawab Rasio
Social suatu organisasi Rumus:
Responsibi atas dampak
lity keputusan dan ∑X 1 j
CSRDIJ¿ x 100%
(Variabel kehiatannya nj
X1) terhadap
masyarakat dan Dimana:
lingkungan CSRDIJ = Corporate Social
hidup yang Responsibility Disclosure
diwujudkan perusahaan j
melalui Nj = jumlah item untuk perusahaan
perilaku yang j, nj≤91
transparan dan Xij = Dummy variabel, 1= jika item
etis yang 1 diungkapkan, 0= jika item tidak
memberi diungkapkan.
kontribusi ke
pembangunan
keberlanjutan,
termasuk
kesehatan dan
kesejahteraan
masyarakat,
mempertimban
gkan harapan-
harapan
stakeholders
sejalan dengan
ketaatan

39
terhadap
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku serta
konsisten
dengan perilaku
dan norma
internasional
Profitabilit Profitabilitas   Rasio
as yaitu rasio yang Earning After Interest ∧Tax
ROI =
(Variabel menilai Total Assets
X2) kemampuan
perusahaan
dalam mencari
keuntungan
(Kasmir
2016:196)
Nilai Nilai Harga pasar perlembar saham
Rasio
PBV =
Perusahaan perusahaan Nilai Buku saham
(Variabel merupakan
Y) kondisi yang  
telah dicapai
oleh suatu
perusahaan
sebagai
gambaran dari
kepercayaan
masyarakat
terhadap
perusahaan
setelah melalui
suatu proses

40
kegiatan selama
beberapa tahun,
yaitu semenjak
perusahaan
tersebut

3.6 Analisis Data


Analisis data menurut Sugiyono (2017:232) , “Analisis data merupakan
kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan.”

Selain itu juga anlisis data disebut juga pengolahan data, yaitu rangkaian
kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data
agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Pada penelitian
ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda.. Pengolahan data
menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Sebelum dilakukan
regresi linier sederhana dilakukan terlebih dahulu beberapa uji yaitu analisis
deskriptif, uji normalitas, uji multikoloniearitas, uji auto korelasi dan uji
heteroskedastisitas. Berikut rumus analisis regresi linier berganda:

Y =α + β 1+ X 1+ β 2+, e

Dimana:

41
Y = Nilai Perusahaan

α = Bilangan Konstanta

β1,β2 = Koefisien Regresi

X1 = Corporate Social Responsibility

X2 = Profitabilitas

e = Kesalahan pengganggu (disturbance error).

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu
untuk dilakukan pengujian berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang


ciri-ciri respondenn dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan untuk melihat apakah suatu data


terdistribusi secara normal atau tidak. Tujuan uji normalitas adalah untuk
mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual
berdistribusi normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak adalah dengan dilakukan Kolmogrov-Smirnov test yang terdapat di
program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal apabila signifikansi >
0.05.

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan pengujian


asumsi klasik. Ghozali menyatakan bahwa analisis regresi linier berganda perlu

42
menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah
penggunaan analisis tersebut.

a. Uji Multikoloniearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel
bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model
regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan nilai variance inflation factor
(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang
tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah
sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan menunjukkan
adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut-off yang umum dipakai adalah nilai
tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

b. Uji Auto Korelasi

Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana


variabel dependen tidak verkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi
dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak
berhubungan dengan variabel itu sendiri, baik nilai variabel sesudahnya
maupun nilai pada periode sesudahnya ( Santosa& Ashari, 2005:240)

Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi:

1. Bila nilai DW berada diantara Du sampai dengan 4-Du, koefisien


korelasi sama dengan nol. Artinya tidak terjadi autokorelasi
2. Bila nilai DW lebih kecil daripada Dl, koefisien korelasi lebih besar
daripada nol. Artinya terjadi autokorelasi positif
3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-Dl, koefisien korelasi lebih kecil
daripada nol. Artinya terjadi autokorelasi negative

43
4. Bila nilai DW terletak diantara 4-Du dan 4-Dl, hasilnya tidak dapat
disimpulkan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model


regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedistisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan uji
scatter plot.

3.7 Pengujian Hipotesis


a. Uji F (Secara Simultan)

Uji Simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel


independen secara bersamaan terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali
(2016:96) Uji F menguji hipotesa bahwa b1, b2, b3 secara simultan sama
dengan nol

Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output


hasil regresi menggunakan SPSS dengan signifikansi level 0,05 (α=5%). Jika
nilai siginifikansi lebih besar dari α maka koefisien ditolak, dan jika lebih
kecil dari α maka hipotesis diterima.

b. Uji t (Secara Parsial)

Menurut Ghozali (2016:97) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan


seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen.

44
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji t juga dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t
masing-masing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan
siginifikansi 0,05 (α=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka
hipotesis ditolak, dan jika lebih kecil dari α maka hipotesis diterima.

45
DAFTAR PUSTAKA

Imam, G. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

MHD, R. (2017). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social
Responsibility Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur
yang terdapat di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2015). Skripsi S1 UIN Medan.

Noerirawan, R. d. (2012). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap


Nilai Perusahaan, Vol.I No2. hal 4.

Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(2007). Undang- Undang No. 40 Perseroan Terbatas.

46
LAMPIRAN

47

Anda mungkin juga menyukai