Disusun oleh :
Tiffany Adeline
17221013
DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
DAFTAR TABEL..................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................12
BAB II...................................................................................................................................13
KAJIAN TEORI..................................................................................................................13
2.1 Deskripsi Teoritik.................................................................................................13
2.1 1 Teori Agensi ( Agency Theory).....................................................................13
2.1 2 Teori Sinyal (Signal Theory)........................................................................14
2.1 3 Profitabilitas...................................................................................................16
2.1 4 Corporate Social Responsibility.....................................................................19
2.1 5 Stakeholder...................................................................................................22
2.1 6 Nilai Perusahaan.............................................................................................24
2.2 Kerangka Konseptual..........................................................................................28
2.3 Penelitian Terdahulu dan Perbedaan Penelitian Terdahulu.............................29
2.4 Hipotesis................................................................................................................33
BAB III.................................................................................................................................33
METODE PENELITIAN....................................................................................................33
3.1 Objek Penelitian...................................................................................................33
3.2 Metode Penelitian.................................................................................................34
3.3 Jenis dan Sumber Data........................................................................................34
1
3.4 Populasi dan Sampel............................................................................................35
3.5 Operasionaliasasi Variabel..................................................................................36
3.6 Analisis Data.........................................................................................................40
3.7 Pengujian Hipotesis..............................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................44
LAMPIRAN.........................................................................................................................45
DAFTAR TABEL
2
Tabel 1.1................................................................................................................................10
Tabel 2.1................................................................................................................................30
Tabel 3. 1...............................................................................................................................37
Tabel 3. 2...............................................................................................................................39
DAFTAR GAMBAR
3
Gambar 1.1............................................................................................................................10
Gambar 2.1............................................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
Sebagai negara berkembang, Indonesia masih perlu merealisasikan
pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidang-
bidang lainnya sebagai agenda penting pembangunan negeri ini ke depan.
Ironisnya, strategi menyelenggarakan pemerataan itu hingga kini masih lebih
berupa agenda politik tanpa rencana detail, apalagi pelaksanaannya (Sukada
dkk,2007). Banyak wilayah negeri ini sibuk dengan isu pemekaran, yang
memberikan peluang besar pada pemerintah kabupaten dan kota berlomba-lomba
ingin menjadi yang terbaik melalui otonomi daerahnya. Banyak daerah yang
perekonomiannya maju karena di daerah tersebut banyak perusahaan yang
membuka pabriknya sehingga daerah tersebut disebut sebagai daerah industry
dan perekonmian daerah tersebut pun membaik sehingga dapat dilihat dari sudut
pandang ekonomi makro, kehadiran perusahaan memberikan kontribusi yang
besar dalam meningkatkan pendapatan nasional guna pemerataan pembangunan.
Dewasa ini, semakin banyak perusahaan- perusahaan di Indonesia yang
berkembang, mulai dari sektor Agri (Pertanian) sampai dengan sektor Trade
(Perdagangan, Jasa, dan Investasi). pertumbuhan penduduk di Indonesia
semakin meningkat dan hal itu pun mempengaruhi terhadap tingkat permintaan
akan makanan dan minuman sehingga saat ini mulai banyak perusahaan-
perusahaan baru yang memproduksi makanan dan minuman. Karena keterbatasan
lahan yang ada sekarang ini perusahaan-perusahaan baru tersebut membangun
pabriknya ditengah lingkungan masyarakat yang dapat membawa dampak positif
dan negatif.
Dampak positif dapat dilihat dari perekonomian dan pembangunan di wilayah
tersebut yang semakin membaik, sedangkan dampak negatifnya yang dapat
dirasakan adalah ketika perusahaan tersebut semakin berkembang dampak yang
dapat dirasakan yaitu kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan akibat
aktivitas produksi perusahaan. Hal tersebut dapat muncul karena kesadaran
perusahaan yang masih rendah akan pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Begitu pula dalam aktivitas produksi industry makanan dan minuman pasti
5
menghasilkan limbah produksi. Oleh karena itu untuk menyikapi kondisi tersebut
dalam dunia usaha muncul tanggung jawab sosial yang harus dilakukan oleh
suatu perusahaan. Salah satunya tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate
Social Responsibility yang selanjutnya disingkat CSR).
Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial merupakan etika
bisnis yang artinya dalam penerapannya perusahaan tidak hanya mempunyai
kewajiban ekonomi legal yaitu kepada para pemegang saham atau stakeholder
tetapi juga perusahaan mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak
lain yang berkepentingan merujuk kepada semua hubungan yang terjadi antara
sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah
pelanggan atau customers, pegawai, komunitas, masyarakat, pemilik atau
investor pemerintah supplier bahkan juga competitor (Nurlela dan Islahudin
2008). Tanggung jawab sosial berkaitan dengan kode-kode etik, sumbangan
perusahaan program-program community relations dan tindakan mematuhi
hukum, kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaksanakan CSR menjadi
tren global seiring dengan meningkatnya kepedulian global terhadap penggunaan
produk-produk ramah lingkungan. Karena CSR sangat penting dilaksanakan oleh
setiap perusahaan maka pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai CSR yang
tertuang dalam Undang-Undang PT No.40 Pasal 74 Tahun 2007 mengenai
Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan.
Dengan menerapkan CSR pula, diharapkan perusahaan akan memperoleh
legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka
panjang (Kiroyan, 2006 dalam Ariwenda, 2011). Hal ini mengidentifikasikan
bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif
oleh para pelaku pasar. Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan
informasi yang berada dilaporan tahunan perusahaan untuk pengambilan
keputusan tidak hanya semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja.
Dalam laporan tahunan perusahaan merupakan salah satu media yang digunakan
6
untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan. Dalam
PSAK No.1 (Revisi 1998) paragraph 9 menyatakan bahwa:
“Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan
mengenai lingkungan hidup dan nilai tambah (value added statement),
khususnya bagi industry dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting dan bagi industry yang menganggap pegawai sebagai
kelompok pengguna laporan keuangan”
Dalam laporan keuangan tahunan perusahaan pasti juga tertera berapa laba yang
diperoleh oleh perusahaan karena memang tujuan utama suatu bisnis yaitu
mendapatkan laba dan pasti perusahaan tersebut pun sudah menetapkan target
laba yang harus dicapai. Untuk mengukur laba yang diperoleh suatu perusahaan
biasanya menggunakan rasio profitabilitas. Rasio Profitabilitas merupakan rasio
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
(Kasmir;;2010)
7
antara lain cash flow, profitabilitas, likuiditas, struktur keuangan dan investasi
atau rasio pemegang saham. Salah satu faktor yang menjadi indikator kinerja
keuangan perusahaan adalah profitabilitas yang mana dapat memberikan
kebebasan kepada manajemen perusahaan untuk melakukan dan mengungkapkan
tanggungjawab secara lebih luas. Profitabilitas juga merupakan faktor yang
mempengaruhi luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.
8
(Bringham dan Houston:2010). Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi
merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan
tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap
perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang
ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Entreprise value
(EV) atau dikenal juga sebagai firm value merupakan konsep penting bagi
investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab dalam
menyusun perencanaan mengenai bagaimana cara memaksimalkan nilai
perusahaan sehingga perusahaan dapat tetap dipercaya dan diminati oleh para
pemegang saham (Aisyatul Munawaroh:2014)
Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja
perusahaan saat ini, namun juga pada prospek perusahaan dimasa depan. Nilai
perusahaan dalam penelitian ini didefenisikan sebagai nilai pasar, karena dengan
nilai pasar dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham. Secara umum, para investor
menyerahkan pengelolaan nilai perusahaan kepada professional seperti manajer
dan komisaris. Untuk mengetahui nilai suatu perusahaan pun dapat diketaui dari
Price Book Value perusahaan tersebut. Berikut data PBV beberapa perusahaan
makanan dan minuman dari tahun 2014 hingga 2018.
Price Book Value dan Return On Asset Pada Perusahaan Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2014-2018
9
Perusahaa
n PBV ROA PBV ROA PBV ROA PBV ROA PBV ROA
STTP 4,61 7,27% 3,91 9,67% 3,57 7,45% 4,12 9,22% 2,98 9,69%
ROTI 7,3 8,80% 8,24 10,00% 5,61 9,58% 2,25 2,97% 2,54 2,89%
ULTJ 4,74 9,70% 3,82 14,78 3,78 16,74 0,87 13,88% 3,26 12,63%
Tabel 1.1
Gambar 1.1
Dari data tersebut dapat dilihat price book value dari 3 perusahaan selama 5
tahun terakhir. Terlihat nilai perusahan dari tahun-ketahun fluktuatif bahkan ada
yang hingga menurun sangat drastis padahal ke 3 perusahaan tersebut selama 5
tahun dari 2014 hingga 2018 sudah melakukan CSR dan melaporkannya pada
laporan keuangan tahunannya. Tetapi dengan perusahaan melaporkan CSRnya
pun tidak selalu berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ketiga
10
perusahaan tersebut dan dapat dilihat juga profitabilitas perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan meskipun keadaannya pun
fluktuatif. Dari masalah tersebut terjadi sebuah penyimpangan antara teori
dengan kenyataan yang ada sehingga hal tersebut dapat dikatakan sebagai
sebuah fenomena karena terjadi lebih dari 3 tahun. Namun hal tersebut sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Kadek Raningsih dan Luh Gede Sri
Artini yaitu profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan namun Corporate Social Responsibility ekonomi dapat
memeperlemah pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan
Corporate Social Responsibility lingkungan tidak mampu memoderasi pengaruh
antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Tetapi penelitian yang dilakukan
oleh Hanni Chyntia, Maita Putri dan Surya Raharja (2013) menyatakan hasil yang
sebaliknya yaitu CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan yang didorong dengan tingkat pengungkapan , hasil penelitian
tersebut pun sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tatik Zulika dan
Grasella Sihombing (2019) yang menyatakan bahwa pengungkapan Corporate
Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Begitu pula
dengan profitabilitas yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi profit yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan maka akan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai hal
tersebut dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2018”
11
1. Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif dan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia?
12
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan mengenai pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang berakaitan
dengan pengaruh Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas
terhadap nilai perusahaan dan selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan bagi pemecahan masalah mengenai pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap nilai
perusahaan selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Deskripsi Teoritik
2.1 1 Teori Agensi ( Agency Theory)
Teori ini dikembangkan pertama kali oleh Michael C. Jensen dan William
H. Meckling pada tahun 1976. Jensen dan Mecklimg dalan Sienatra et al.
(2015) menggambarkan mengenai hubungan agency, yaitu suatu kontrak
antara suatu atau beberapa principal yang melibatkan orang lain sebagai agent
untuk melaksanakan tugas pelayanan dan wewenang yang diberikan oleh
13
principal terhadap agent. Teori ini menjadi dasar teori yang dipakai dalam
melaksanakan bisnis pada saat ini. Verawaty et al. (2015) menjelaskan bahwa
prinsip utama teori ini yaitu adanya hubungan kerja antara principal yang
memberi wewenang dan agent yang menerima wewenang. Dalam hal tersebut,
sering terjadi konflik keagenan antara principal dan agent.
Teori sinyal (signaling theory) berawal dari tulisan George Akerlof pada
karyanya ditahun 1970 “The Market for Lemons”, yang memperkenalkan
istilah informasi asimetris (assymetri information). Arkerlof mempelajari
fenomena ketidakseimbangan informasi mengenai kualitas produk antara
pembeli dan penjual, dengan melakukan pengujian terhadap pasar mobil
bekas (used car). Dari penelitiannya tersebut, Arkerlof menemukan bahwa
ketika pembeli tidak memiliki informasi terkait spesifikasi produk dan hanya
memiliki persepsi umum mengenai produk tersebut, maka pembeli akan
menilai semua produk pada harga yang sama, baik produk yang berkualitas
tinggi maupun yang berkualitas rendah, sehingga merugikan penjual produk
berkualitas tinggi.
14
Kondisi utama dimana salah satu pihak (penjual) yang melangsungkan
transaksi usaha memiliki informasi lebih atas pihak lain (pembeli) ini disebut
adverse selection. Menurut Arkerlof, adverse selection dapat dikurangi
apabila penjual mengkomunikasikan produk mereka dengan memberikan
sinyal berupa informasi tentang kualitas produk yang mereka miliki.
Pemikiran Arkerlof tersebut dikemukakan oleh Spence (1973) dalam model
keseimbangan sinyal (basic equilibrium signaling model). Spence (1973)
memberikan ilustrasi pada pasar tenaga kerja (job market) dan
mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (superior
performance) menggunakan informasi finansial untuk mengirimkan sinyal ke
pasar. Dari penilitiannya tersebut, Spence (1973) juga menemukan bahwa cost
of signal pada bad news lebih tinggi dari pada good news dan perusahaan
yang memiliki bad news mengirimkan sinyal yang tidak kredibel. Hal tersebut
memotivasi manajer untuk mengungkapkan informasi private untuk
mengurangi asimetri informasi dengan harapan dapat mengirimkan sinyal
yang baik (good news) tentang kinerja perusahaan ke pasar.
15
pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan.
16
perusahaan akan berpengaruh pada pergerakan harga saham yang cenderung
naik pada gilirannya juga akan mempengaruhi volume saham yang
diperdagangkan. Dengan pergerakan harga saham yang cenderung meningkat
tentunya kan berpengaruh terhadap meningkatnya return saham perusahaan.
2.1 3 Profitabilitas
17
3. Menginformasikan jumlah laba bersih perusahaan setelah dipotong pajak
4. Mengetahui produktivitas semua dana milik perusahaan yang digunakan
baik dari modal pinjaman maupun dari modal sendiri
3.
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE) atau rentabilitas
modal sendiri, merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak
18
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Makin tinggi rasio ini , makin baik. Artinya posisi pemilik
perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumusnya sebagai
berikut:
19
4. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Rasio per lembar saham (Earning Per Share) atau disebut juga rasio nilai
buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam
mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti
manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya
dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang saham meningkat
dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian tinggi. Rumusnya
sebagai berikut:
20
“Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan tanggung jawab
perusahaan baik terhadap karyawan di perusahaan itu sendiri (internal)
dan diluar perusahaan (eksternal) karena perusahaan merupakan bagian
dari lingkungannya.”
1. Cause Promotions
2. Cause-Related Marketing
4. Corporate Phylanthropy
21
5. Community Volunteering
Dari keenam kategori aktivitas CSR tersebut dapat disimpulkan bahwa inti
atau output yang dihasilkan dari program CSR salah satunya sebagai wadah
atau sarana untuk mengembangkan masyarakat.
22
Pengelolaan program yang baik hanya dapat terwujud bika terdapat
kejelasan tujuan program, terdapat kesepakatan mengenai strategi yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan program yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan program dari para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
CSR. Perwujudan program tersebut juga memerlukan dukungan terhadap
program-program yang tengah dijalankan dari pihak-pihak yang terlibat dan
terdapat kejelasan mengenai durasi waktu pelaksanaa program serta siapa
yang bertanggung jawab untuk memelihara kontinuitas pelaksanaan kegiatan
bila program CSR sudah berakhir (Ismail Solihin, 2009:145).
2.1 5 Stakeholder
23
pelanggan pada segmen tertentu, pegawai di pemerintahan, kreditur tertentu,
dan pemegang saham.
1. Internal Stakeholders
2. Eksternal Stakeholders
3. Interface Stakeholders
24
dengan lingkungannya. Kelompok pemangku kepentingan ini adalah staf
karyawan, para pemegang saham, pembayar pajak, serta contributor lainnya.
25
Pertumbuhan laba merupakan pengaruh yang positif terhadap nilau
pertumbuhan yang tinggi dan semakin bernilai dalam pertumbuhan laba yang
dihasilkan pada potensi keuntungan yang lebih besar. Dengan demikian laba
perusahaan dapat mengelola bisnisnya secara efisien karena mampu
menghasilkan profitabilitas yang semakin tinggi serta dapat meningkatkan
kepercayaan pada masyarakat dan mendapatkan investor yang mendorong
lebih besar.
26
1. Nilai Nominal, adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran
dasar perseroan , disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan,
dan juga ditulis secara jelas dalam surat saham kolektif.
2. Nilai Pasar, nilai pasar sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari
proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika
saham perusahaan dijual di pasar saham.
3. Nilai Intrinsik, nilai intrinsic merupakan konsep yang paling abstrak,
karena mengacu kepada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai
perusahaan dalam konsep nilai konsep intrinsik ini bukan sekedar harga
dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis
yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
4. Nilai Buku, nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan
dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi
selisih antar total asset dan total utang dengan jumlah saham yang
beredar.
5. Nilai Likuidasi, nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh asset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai likuidasi
dapat dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku,
yaitu berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu
perusahaan akan dilikuidasi.
27
menurut Weston dan Copelan (2004) dalam rasio penilaian perusahaan terdiri
dari:
28
Salah satu alternative yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan
adalah dengan menggunakan Tobin’s Q . Tobin’s Q ini dikembangkan oleh
professor James Tobin (Weston dan Copelan, 2004). Rasio ini merupakan
konsep yang sangat berharga karena meninjukan estimasi pasar keuangan saat
ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dollar imvestasi incremental.
Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham
perushaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:
( EMV + D)
Q=
( EBV + D )
Dimana :
Q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas
EBV = Nilai buku dari total aktiva
D = Nilai buku dari total hutang
EMV diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir
tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahin.
EBV diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
29
mendapatkan profitabilitas yang tinggi maka perusahaan pun dengan mudah akan
mampu untuk melaksanakan program CSR yang telah dirancangnya. Ketika
suatu perusahaan mampu untuk menghasilkan laba yang tinggi dan juga
melaksanakan CSR nya yang langsung dapat berdampak pada masyarakat dan
lingkungan sekitar atas kegiatan operasionalnya maka kinerja perusahaan dinilai
sudah baik. Pihak manajemen perusahaan pun turut ambil bagian sehingga
perusahaan dapat mencapai hasil tersebut. Ketika laba yang dihasilkan
perusahaan tinggi dan juga CSR perusahaan pun berjalan dengan baik maka hal
tersebut pun akan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Gambar 2.1
Tabel 2.1
30
Penelitian
1 Tatik Zulika, Pengaruh Independen: 1.Pengungkapan
Grasella Corporate Social Corporate Social berpengaruh positif dan
Sihombing Responsibility Resposibility signifikan terhadap nilai
(2019) Dan Profitabilitas (X1), perusahaan yang terdaftar
Terhadap Nilai Profitabilitas dalam Indeks saham SRI-
Perusahaan (X2) KEHATI
(Studi Empiris 2. Variabel profitabilitas
Pada Indeks SRI- yang diproksikan dengan
KEHATI yang return on equity (ROE) dan
terdaftar di BEI) return on investment (ROI)
berpengaruh positif dan
Dependend: signifikan terhadap nilai
Nilai Perusahaan perusahaan yang terdaftar
(Y) dalam indeks saham SRI-
KEHATI.
3.Variabel pengungkapan
CSR dan profitabilitas (yang
diproyeksikan dengan
return of equity (ROE) dan
return of investment (ROI))
secara simultan atau secara
bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan
yang terdaftar dalam indeks
saham SRI-KEHATI
2 Hanni Chyntia Pengaruh Independen: 1.Variabel Corporate Social
Maita Putri , Corporate Social Corporate Social Responsibility memiliki
Surya Raharja Responsibility Responsibility pengaruh positif dan
(2013) Terhadap Nilai (X) signifikan terhadap nilai
Perusahaan perusahaan yang didorong
Dengan oleh tingkat pengungkapan
Kepemilikan Moderating: Corporate Social
Manajerial Kepemilikan Responsibility yang cukup
Sebagai Variabel Manajerial (X2) tinggi oleh perusahaan-
Moderating perusahaan sampel
Dependend: 2.Variabel kepemilikan
Nilai perusahaan manajerial memeiliki
(Y) pengaruh sebagai variabel
variabel moderasi yang
memperlemah hubungan
antara Corporate Social
31
Responsibility terhadap nilai
perusahaan.
3 I Made Pengaruh Independen: 1.Pengaruh keputusan
Pradnya Susila, Keputusan Keputusan pendanaan terhadap nilai
Gine Das Prena Pendanaan, Pendanaan (X1), perusahaan menunjukan
(2019) Kebijakan Kebijakan pengaruh positif dan
Deviden, Deviden (X2), signifikan pada perusahaan
Profitabilitas dan Profitabilitas makanan dan minuman
Corporate Social (X3), Corporate 2. Kebijakan Dividen
Responsibility Social berpengaruh positif dan
Terhadap Nilai Responsibility signifikan terhadap nilai
Perusahaan (X4) perusahaan pada
perusahaan makanan dan
minuman
Dependen: 3.Profitabilitas berpengaruh
Nilai Perusahaan positif dan signifikan
(Y) terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan
dan minuman
4.Corporate Social
Responsibility berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan makanan
dan minuman.
4 Hesti Dyah Pengaruh Independen: 1.Leverage memiliki
Permatasari, Leverage, Tipe Leverage (X1), pengaruh negative dan
Drs. H. Industri, Ukuran Tipe Industri signifikan terhadap
Prasetiono, M Perusahaan Dan (X2), Ukuran pengungkapan CSR
Si Profitabilitas Perusahaan 2.Tipe industri memiliki
Terhadap (X3), pengaruh yang positif dan
Corporate Social Profitabilitas tidak signifikan terhadap
Responsibility (X4) pengungkapan CSR
(CSR) (Studi pada 3. Ukuran perusahaan
Perusahaan- memiliki pengaruh yang
Perusahaan yang positif dan signifikan
Terdaftar di Dependen: terhadap pengungkapan CSR
Bursa Efek Corporate Social 4. Profitabilitas memiliki
Indonesia Tahun Responsibility pengaruh positif dan
2010-2012) signifikan terhadap
pengungkapan CSR.
32
Leny Suzan, Profitabilitas dan Profitabilitas perusahaan berpengaruh
Eddy Budiono Ukuran (X1), Ukuran secara simultan terhadap
(2017) Perusahaan Perusahaan pengungkapan Corporate
Terhadap (X2), Social Responsibility pada
Pengungkapan perusahaan Sub Sektor
Corporate Social Dependen: Makanan dan Minuman di
Responsibility Pengungkapan BEI
(Studi Kasus Social 2. Profitabilitas berpengaruh
Pada Perusahaan Responsibility positif signifikan dan parsial
Sub Sektor (Y) terhadap pengungkapan
Makanan dan Corporate Social
Minuman yang Ressponsibility pada
Terdaftar di perusahaan sub sektor
Bursa Efek makanan dan minuman di
Indonesia BEI
Periode 2010- 3. Ukuran perusahaan
2013) berpengaruh positif
signifikan secara parsial
terhadap pengungkapan
corporate social
responsibility pada
perusahaan makanan dan
minuman.
6 Ni Putu Ayu Pengaruh Independen: 1.Pengaruh Corporate Social
Arianti, I Putu Profitabilitas Profitabilitas Responsibility memiliki
Mega Juli Pada Hubungan (X1), Corporate pengaruh positif terhadap
Semara Putra Corporate Social Social Nilai Perusahaan
(2018) Responsibility Responsibility 2.Pengaruh Kepemilikan
dan Good (X2), Good Manajerial berpengaruh
Corporate Corporate positif terhadap Nilai
Governance Governance (X3) perusahaan
Terhadap Nilai 3. Kepemilikan Institusional
Perusahaan tidak memiliki pengaruh
Dependen: terhadap Nilai perusahaan
Nilai 4.Pengaruh Komite Audit
Perusahaan(Y) tidak berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan dan Nilai
profitabilitas. Profitabilitas
tidak mampu memoderasi
hubungan Komite Audit
terhadap Nilai Perusahaan
Dalam penelitian ini yang menjadi pembeda dengan penelitian-penelitian
terdahulu adalah perusahaan yanng diteliti merupakan perusahaan makanan dan
33
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengukur rasio
perusahaan atau nilai perusahaan yang diteliti menggunakan Price Book Value
yang mana pada penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan perhitungan
Tobin’s Q.
2.4 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
34
Adapun yang menjadi objek pada penelitian ini sebagai variabel bebas
(independent variabel) pertama (X1) adalah Corporate Social Responsibility dan
variabel bebas yang kedua (X2) yaitu Profitabilitas pada perusahaan. Sedangkan
objek yang menjadi variabel terikat (dependent variabel) yaitu nilai perusahaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan objek penelitian ini maka dapat
dilihat yang pertama bagaimana corporate social responsibility , profitabilitas dan
nilai perusahaan yang terdapat pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampfuai dengan tahun
2018. Yang kedua melihat seberapa besar pengaruh pengungkapan corporate
social responsibility dan profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2014 hingga 2018.
35
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada
hubungan antar variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan
mengetahui apakah variabel independen yaitu corporate social responsibility dan
profitabilitas berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan.
Data dalam peneilitian ini bersumber dari data sekunder (secondary data)
yang berasal dari laporan keuangan Perusahaan Makanan dan minuman yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2018, IDX Statistic 2014-
2018, website www. idx.co.id
36
menggunakan teknik probability sampel maka peneliti menggunakan pendekatan
purposive sampling.
Alasan penulis memilih teknik ini karena setiap sampel harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. 1
37
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
8 ULTJ
Company Tbk
38
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjabarkan setiap variabel
yang terdapat dalam penelitian ini dan juga untuk memudahkan pengertian
dan menghindari terjadinya perbedaan persepsi dalam penelitian ini. Variabel
yang sudah diuraikan penulis sebelumnya. Agar lebih mudah untuk melihat
mengenai variabel penelitian yang digunakan makan penulis akan
menjabarkannya ke dalam operasionalisasi.
Tabel 3. 2
39
terhadap
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku serta
konsisten
dengan perilaku
dan norma
internasional
Profitabilit Profitabilitas Rasio
as yaitu rasio yang Earning After Interest ∧Tax
ROI =
(Variabel menilai Total Assets
X2) kemampuan
perusahaan
dalam mencari
keuntungan
(Kasmir
2016:196)
Nilai Nilai Harga pasar perlembar saham
Rasio
PBV =
Perusahaan perusahaan Nilai Buku saham
(Variabel merupakan
Y) kondisi yang
telah dicapai
oleh suatu
perusahaan
sebagai
gambaran dari
kepercayaan
masyarakat
terhadap
perusahaan
setelah melalui
suatu proses
40
kegiatan selama
beberapa tahun,
yaitu semenjak
perusahaan
tersebut
Selain itu juga anlisis data disebut juga pengolahan data, yaitu rangkaian
kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data
agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Pada penelitian
ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda.. Pengolahan data
menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science). Sebelum dilakukan
regresi linier sederhana dilakukan terlebih dahulu beberapa uji yaitu analisis
deskriptif, uji normalitas, uji multikoloniearitas, uji auto korelasi dan uji
heteroskedastisitas. Berikut rumus analisis regresi linier berganda:
Y =α + β 1+ X 1+ β 2+, e
Dimana:
41
Y = Nilai Perusahaan
α = Bilangan Konstanta
X2 = Profitabilitas
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu
untuk dilakukan pengujian berikut:
1. Analisis Deskriptif
2. Uji Normalitas
42
menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah
penggunaan analisis tersebut.
a. Uji Multikoloniearitas
43
4. Bila nilai DW terletak diantara 4-Du dan 4-Dl, hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
c. Uji Heteroskedastisitas
44
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji t juga dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t
masing-masing variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan
siginifikansi 0,05 (α=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka
hipotesis ditolak, dan jika lebih kecil dari α maka hipotesis diterima.
45
DAFTAR PUSTAKA
Imam, G. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8).
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
MHD, R. (2017). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social
Responsibility Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur
yang terdapat di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2015). Skripsi S1 UIN Medan.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
46
LAMPIRAN
47