Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH KUALITAS AUDIT, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS

TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil
dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Usulan Penelitian

Nama : Nugrah Pratama


NIM : 222017126

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022

i
Usulan Penelitian

PENGARUH KUALITAS AUDIT, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS


TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil
dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Nama : Nugrah Pratama


NIM : 222017126

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2022

ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Nugrah Pratama
Nim : 222017126
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap
Opini Audit Going Concern (Study Empiris pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
Dengan ini saya menyatakan:
1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana 1 baik di Universitas Muhammadiyah Palembang maupun
perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain kecuali arahan pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagaiacuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pusaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang diperoleh
karena karya ini serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi.

Palembang, Februari 2022

Nugrah Pratama

iii
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah
Palembang

TANDA PENGESEHAN USULAN PENELITIAN

Judul : Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, dan


Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going
Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019)
Nama :Nugrah Pratama
Nim : 222017126
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Pemeriksaan Akuntansi

Diterima dan disahkan


Pada Tanggal, Desember 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Rosalina Ghazali, S.E. Ak.M.Si Lis Djuniar, S.E., M.Si


NIDN : 0228115802/1021961 NIDN/NBM: 0220067101/1115716

Mengetahui,
Dekan
u.b ketua program studi akuntansi

Dr. Betri, S.E.,Ak.,M.Si.,CA


NIDN/NBM: 0216106902/944806

iv
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah
Palembang

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh Kualitas Audit, Leverage, dan


Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going
Concern (Study Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Nama : Nugrah Pratama
Nim : 222017126
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Akuntansi
Mata Kuliah Pokok : Pemeriksaan Akuntansi

Diterima dan disahkan


Pada Tanggal, Febuari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Rosalina Ghazali, S.E. Ak.M.Si Lis Djuniar, S.E., M.Si


NIDN : 0228115802/1021961 NIDN/NBM: 0220067101/1115716

Mengetahui,
Dekan
u.b ketua program studi akuntansi

Dr. Betri, S.E.,Ak.,M.Si.,CA


NIDN/NBM: 0216106902/944806

v
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN .......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN ............................ iv
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN SETELAH SEMINAR
.......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ......................................................................... 14


1. Kualitas Audit ...................................................................... 14
a. Pengertian Kualitas Audit ............................................... 14
b. Indikator Kualitas Audit.................................................. 15
2. Leverage .............................................................................. 15
a. Pengertian Leverage ........................................................ 15
b. Indikator Leverage .......................................................... 17
3. Profitabilitas ......................................................................... 17
a. Pengertian Profitabilitas .................................................. 17
b. Indikator Profitabilitas .................................................... 20
4. Opini Audit Going Concern ................................................ 20
a. Pengertian Opini Audit Going Concern.......................... 20
b. Indikator Opini Audit Going Concern ............................ 21
B. Penelitian Sebelumnya ............................................................. 24
C. Kerangka Pemikiran ................................................................. 26
D. Hipotesis ................................................................................... 27

vi
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 28


B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 29
C. Operasionalisasi Variabel ......................................................... 29
D. Populasi dan Sampel................................................................. 30
E. Data yang Diperlukan ............................................................... 33
F. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 34
G. Analisis Data dan Teknik Analisis ........................................... 34

vii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Sektor Tekstil dan
Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-
2020 ............................................................................................ 9
Tabel II.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya ..................... 24

Tabel III.1 Operasionaliasi Variabel ............................................................. 29


Tabel III.2 Seleksi Sampel ............................................................................ 32
Tabel III.3 Daftar Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment Tahun
2016-2020 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Yang Dijadikan
Sampel ........................................................................................ 33
Tabel III.4 Jadwal Penelitian ......................................................................... 43

viii
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 26

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini mengalami

kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan ini meningkatkan minat para investor

untuk melakukan investasi di pasar modal. Alat ukur yang dijadikan investor

untuk mengukur kondisi keuangan dari perusahaan adalah melalui laporan

keuangan perusahaan yang berisi informasi berupa posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas entitas. Laporan keuangan perusahaan agar dapat

dipercaya oleh investor, maka dibutuhkan auditor yang menjembatani

kebutuhan para pengguna laporan keuangan dan penyedia laporan keuangan.

Laporan keuangan sangat penting bagi para penggunanya baik dari

pihak internal maupun eksternal dalam mengambil sebuah keputusan. Bagi

investor dan kreditor laporan keuangan diharapkan dapat memberikan

informasi yang akurat mengenai kondisi perusahaan. Laporan keuangan

merupakan cerminan dari bentuk pertanggungjawaban dari manajemen

perusahaan kepada pemilik perusahaan sesuai dengan teori keagenan dikatakan

bahwa pemilik memberikan delegasi kepada manajemen untuk melaksanakan

kepentingan pemilik (Jensen and Meckling 1976). Hal ini menyebabkan

munculnya sebuah kondisi yang disebut asimetri informasi, dimana agen

sebagai pengelola perusahaan dianggap memiliki informasi yang lebih banyak

mengenai perusahaan dibandingkan principal. Auditor dipandang sebagai

pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal dengan pihak

agen (Susanto, 2009). Sebagai pihak yang independent, auditor memiliki

1
2

tanggungjawab untuk mengevaluasi apakah kebijakan yang diambil oleh

manajemen telah sesuai dengan kehendak prinsipal. Auditor akan memeriksa

kewajaran laporan keuangan yang dibuat manajemen.

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen akan lebih

dapat dipercaya oleh pengguna laporan keuangan apabila laporan keuangan

tersebut telah mendapatkan pernyataan atau opini dari auditor independent atas

kewajaran laporan keuangan tersebut. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

dalam PSA 30, SA 341 (IAPI 2011) menyatakan bahwa auditor memiliki

tanggungjawab untuk mengevaluasi kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas. Selain

itu dinyatakan juga dalam PSA 30, SA 341 (IAPI 2011) tersebut bahwa going

concern dapat dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang

tidak terbukti adanya informasi yang menunjukan hal yang berlawanan.

Biasanya Informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan

asumsi kelangsungan hidup Suatu badan usaha adalah berhubungan dengan

ketidakmampuan satuan usaha dalam Memenuhi kewajibannya pada saat jatuh

tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar Aktiva kepada pihak luar

secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang Dipaksakan

dari luar atau kegiatan serupa lainnya (IAPI 2011).

Opini audit going concern adalah opini yang diterbitkan oleh auditor

independen terkait kelangsungan usaha perusahaan. Kelangsungan usaha

perusahaan menggambarkan kemampuan manajemen dalam mengelola

perusahaan dilihat dari bagaimana cara mengatasi permasalahan yang dihadapi


3

baik financial maupun non financial. Auditor dalam menerbitkan opini audit

going concern harus mempertimbangkan banyak hal agar tidak menimbulkan

kesalahan. Ada dua tipe kesalahan yang mungkin dilakukan oleh auditor dalam

praktik pemberian opini audit going concern (Budisantoso, Rahmawati, Bandi,

Probohudono, 2017).

Going concern adalah kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode waktu pantas, yaitu

tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan (IAI, 2001). Opini

audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk

memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern

merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko

perusahaan yang tidak dapat bertahan dalam bisnis. Apabila auditor meragukan

perusahaan untuk melanjutkan usahanya, maka auditor harus menerbitkan

opini audit going concern dalam laporan auditnya yang dicantumkan dalam

paragraf penjelas atau sesudah paragraf pendapat.

Menurut Junaidi dan Nurdiono (2016: 8), Kualitas audit adalah

probabilitas bahwa laporan keuangan kesalahan material dan auditor akan

menemukan dan Melaporakan kekeliruan material tersebut. Kualitas audit

adalah karakteristik atau gammbaran praktik dan hasil audit berdasarkan

standar auditing dan standar Pengendalian mutu yang menjadikan ukuran

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Profesi seorang auditor.


4

Auditor yang memiliki kualitas audit lebih cenderung akan

mengeluarkan opini audit going concern terhadap klien yang bermasalah

dengan keuangannya. Auditor dengan kualitas audit baik akan menjadikannya

auditor berskala besar yang memiliki kemungkinan atau dorongan yang lebih

untuk melaporkan masalah going concern apabila klien terbukti mendapatkan

masalah untuk melangsungkan usahanya dibandingkan auditor berskala kecil

(Santosa dan Wedari, 2007). Auditor berskala besar dalam hal ini merupakan

Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam The Big Four.

Leverage merupakan suatu alat penting untuk mengukur efektivitas

penggunaan utang perusahaan. Konsep leverage ini penting bagi investor

dalam membuat pertimbangan penilaian saham karena para investor umumnya

cenderung menghindari risiko (Herry 2017:12). Menurut Kasmir (2016: 153)

Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya berapa besar beban utang

yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal

sendiri. Melalui perhitungan yang diproksikan dengan return on assets (ROA),

yaitu dengan cara membagi laba (rugi) bersih dengan total aset, kita dapat

mengetahui sejauh mana efektivitas pengelolaan aset perusahaan dalam rangka

menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai return on assets (ROA) menunjukkan

semakin efektif pula pengelolaan asetnya, sehingga semakin kecil pula

kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern.


5

Pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah

karena berkaitan erat dengan reputasi auditor. Penghakiman terhadap akuntan

publik sering dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah dengan

melihat kondisi bangkrut tidaknya perusahaan yang diaudit. Hal itu berarti

bahwa reputasi sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang

diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Auditor harus memiliki keberanian untuk mengungkapkan permasalahan

mengenai kelangsungan hidup (going concern) perusahaan klien.

Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh auditor dan

dimasukkan dalam opini auditnya pada saat opini audit itu diterbitkan. Auditor

bertanggung jawab mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam

periode waktu pantas.

Kasus Jiwasraya juga menarik perhatian khalayak ramai masyarakat,

dimana pada tahun 2016-2017 KAP yang ditunjuk adalah KAP Price Water

House Cooper (PWC). PWC disini memberikan opini wajar tanpa

pengecualian atas laporan keuangan Konsolidasian PT Jiwasarya dan entitas

anaknya pada tanggal 31 Desember 2016. Laba bersih PT jiwasraya yang telah

dimuat dalam laporan keuangan telah diaudit dan ditanda tangani oleh Auditor

PWC dimana laporan keuangan tersebut menunjukkan laba bersih tahun 2016

Rp 1.7 Triliun Sementara laba bersihJiwasraya pada tahun 2015 adalah Rp 1,06

triliun.Pada tahun 2018 PT Jiwasaraya mengumumkan bahwa tak mampu

untuk membayar klaim polis Js Saving plan sebesar Rp 802 Miliar.


6

Berdasarkan laporan BPK, perusahaan diketahui banyak melakukan investasi

pada aset beresiko untuk mengejar hasil imbal yang tinggi, sehingga

mengabaikan prinsip kehati-hatian. Pada tahun 2018 total aset finansial sebesar

22.4% Rp 5.7 Triliun ditempat pada modal saham, tetapi hanya 5% yang

ditempatkan pada saham LQ45. 59,1% atau Rp 14,9 triliun ditempatkan pada

reksa dana, tapi hanya 2% yang dikelola oleh top tier manajer investasi.

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian

(Beritasatu.Com: 2019)

Selain kasus PT Jiwasraya kasus PT Garuda Indonesia juga banyak

menarik perhatian masyarakat pasalnya laporan keuangan Garuda Indonesia

pada tahun buku 2018 dalam laporan keuangan membukukan laba bersih

sebesar USD809,85 Ribu atau setara Rp 11,33 miliar angka ini melonjak tajam

dibandingkan pada taun 2017 yang mengalami rugi USD216,5 juta. Laporan

keuangan tersebut menimbulkan polimik antara dua komisaris Garuda

Indonesia yang menganggap bahwa laporan keuangan 2018 tidak sesuai

dengan Pernyataan Satandar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pasalnya PT

Garuda Indonesia ini memasukan keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi

yang memiliki utang kepada PT Garuda Indonesia namun pada kenyataannya

PT Mahata Aero Teknologi tersebut memiliki hutang kepada makapai ber plat

merah tersebut. (Okezone.com: 2019)

Kasus kedua, PT Argo Pantes Tbk menerima opini audit modifikasi

going concern secara berturut-turut selama tahun 2016 hingga 2020,

dikarenakan perusahaan mengalami rugi netto dan defisiensi modal pada setiap
7

tahun tersebut. Pada Tahun 2016 perusahaan mengalami rugi netto sebesar $AS

25.717.177 dan defisiensi modal sebesar $AS 56.991.258, selanjutnya pada

tahun 2017 perusahaan juga mengalami rugi netto sebesar $AS 14.871.847 dan

defisiensi modal sebesar $AS 72.296.079, selanjutnya pada tahun 2018

perusahaan mengalami rugi netto sebesar $AS 8.186.633 dan defisiensi modal

sebesar $AS 80.074.538, selanjutnya pada tahun 2019 perusahaan mengalami

rugi netto sebesar $AS 7.277.027 dan defisiensi modal sebesar $AS

86.633.129, dan yang terakhir pada tahun 2020 perusahaan mengalami rugi

netto sebesar $AS 5.110.016 dan defisiensi modal sebesar $AS 91.995.803.

Sehingga kondisi tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian material yang

menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya (Sumber: Laporan keuangan PT.

Argo Pantes 2016-2020)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Hal tersebut

dikarenakan adanya perbedaan hasil dalam penelitian para peneliti

sebelumnya.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Januarti (2009) menemukan

bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap opini going concern sedangkan

Surbakti (2010) menemukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap

opini going concern. Fauziah (2015) menemukan bahwa financial distress

terbukti memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern.


8

Penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2009) dan Susanto dan

Aquariza (2012) menyatakan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan

current ratio tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern. Hal ini disebabkan karena auditor dalam memberikan opini audit

going concern tidak hanya melihat likuiditas perusahaan, akan tetapi lebih

cenderung melihat kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan (Susanto

2009). Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan Januarti dan Fitrianasari (2008) yang menyatakan bahwa likuiditas

perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern dari

auditor.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Susanto (2009), Kristiana

(2012) dan Sutedja (2010) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh

terhadap penerimaan opini going concern. Namun hasil dari penelitian tersebut

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008)

dan Sussanto dan Aquariza (2012). Hal ini sangat menarik untuk diteliti, karena

apabila sebuah perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan

laba, maka auditor cenderung akan memberikan opini going concern. Auditor

sebagai pihak ketiga yang independen memiliki tanggung jawab untuk menilai

kewajaran atas laporan keuangan yang diterbitkan, sehingga diharapkan

pengguna laporan keuangan akan dapat mengambil keputusan bisnis dengan

tepat.
9

Tabel I.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016-2020

No Nama Kode Tahun Kualitas Leverage Profitabilitas Opini


Perusahaan Audit Audit
Going
Concer
n
Sub Tekstil dan Garment
Argo Pantes 2016 0 0,67 -0,22 1
1. Tbk ARGO 2017 0 0,57 -0,15 1
2018 0 0,52 -0,09 1
2019 0 0,49 -0,08 1
2020 0 0,46 -0,06 1
Asia Pasific 2016 0 0,63 -0,22 1
2. Investama MYTX 2017 0 0,89 -0,08 1
Tbk 2018 0 0,93 -0,04 1
2019 0 0,91 -0,06 1
2020 0 0,99 -0,02 1
Pan 2016 1 0,56 0,02 0
3. Brothers PBRX 2017 1 0,59 0,01 0
Tbk 2018 1 0,56 0,02 0
2019 1 0,59 0,02 0
2020 1 0,60 0,02 1

Sumber: www.idx.co.id (2021)


Keterangan:
1: Untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP bigfour
1: Untuk perusahaan yang mendapat opini audit going concern
0: Untuk perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP bigfour
0: Untuk perusahaan yang tidak mendapat opini audit going concern

PT. Argo Pantes (ARGO) mendapatkan opini audit going concern

pada setiap tahunnya. Pada rasio leverage perusahaan terus menurun dari tahun

ke tahun, serta pada rasio profitabilitas perusahaan mengalami rugi setiap

tahunnya dikarenakan perusahaan mengalami rugi netto dan defisiensi modal


10

setiap tahun tersebut. Sehingga kondisi tersebut menyebabkan adanya

ketidakpastian material yang menyebabkan keraguan signifikan atas

kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Pada

setiap tahun tersebut perusahaan diaudit oleh auditor yang tidak termasuk

kedalam KAP bigfour, tapi perusahaan tersebut mengalami opini audit going

concern.

Pada PT.Asia Pasific Investama Tbk (MYTX) mendapatkan opini

audit going concern pada setiap tahunnya. Pada tahun 2017 rasio leverage

lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lainnya sehingga semakin sulit bagi

perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan

perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva. Pada tahun

2016 rasio profitabilitas perusahaan mengalami rugi netto sebesar 0,22.

Sehingga kondisi tersebut menyebabkan adanya ketidakpastian material yang

menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan kelangsungan usahanya. Pada setiap tahun tersebut

perusahaan diaudit oleh auditor yang tidak termasuk kedalam KAP bigfour,

tapi perusahaan tersebut mengalami opini audit going concern.

Pada PT. Pan Brothers (PBRX) mendapatkan opini audit going

concern pada tahun 2020. Hal ini diperkuat dengan adanya pengaruh kualitas

audit perusahaan yang diaudit oleh auditor KAP bigfour, serta pada rasio

leverage tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya sehingga semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh

tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi


11

utang-utangnya dengan aktiva . Pada tahun 2020 rasio profitabilitas perusahaan

menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan tidak mampu menghasilkan laba yang tinggi sehingga asset

tidak dapat bergerak dengan cepat.

Berdasarkan latar belakang dan beberapa hasil penelitian

sebelumnya terdapat perbedaan, maka dari itu peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Audit, Leverage,

dan Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan

Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2016-2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan

yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kualitas audit, leverage, dan profitabilitas terhadap

opini audit going concern?

2. Bagaimana pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going concern?

3. Bagaimana pengaruh leverage terhadap opini audit going concern?

4. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap opini audit going concern?


12

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka

penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, leverage, dan profitabilitas

terhadap opini audit going concern.

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap opini audit going

concern.

3. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap opini audit going concern.

4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap opini audit going

concern.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan akan

memberikan manfaat bagi semua pihak di antaranya:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, dan wawasan mengenai Kualitas Audit,

Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai apakah

adanya Pengaruh Kualitas Audit, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap

Opini Audit Going Concern


13

3. Bagi Almamater

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh

pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai refrensi maupun sebagai

bahan penelitian selanjutnya.


BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Kualitas Audit

a. Pengertian Kualitas Audit

Menurut Arum (2018: 22) kualitas audit seharusnya berhubungan

dengan pekerjaan auditor sehingga hanya atas dasar kualitas pekerjaanlah

kualitas audit diukur. Kualitas memang tidak akan sama disetiap kantor

akuntan, terlebih antar kantor dengan ukuran yang berbeda secara signifikan.

Kualitas audit yang bisa diberikan oleh kantor berukuran besar yang berskala

internasional dengan kantor yang berskala lokal atau regional pasti akan

berbeda. Kualitas auditor yang berpengalaman mengaudit disuatu industri

memang akan berbeda dengan auditor yang tidak berpengalaman mengaudit di

industri tersebut.

Menurut Junaidi dan Nurdiono (2016: 8), Kualitas audit adalah

probabilitas bahwa laporan keuangan kesalahan material dan auditor akan

menemukan dan Melaporakan kekeliruan material tersebut. Kualitas audit

adalah karakteristik atau gammbaran praktik dan hasil audit berdasarkan

standar auditing dan standar Pengendalian mutu yang menjadikan ukuran

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Profesi seorang auditor.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

Kualitas audit merupakan kemampuan seorang auditor dalam menemukan

serta melaporkan kekeliruan yang terdapat dalam laporan keuangan.

14
15

b. Indikator Kualitas Audit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melania, dkk (2016)

indikator pengukuran kualitas audit menggunakan variabel dummy. Jika

(KAP) termasuk ke dalam kategori The Big Four Auditors akan diberi kode

1, sedangkan jika tidak termasuk kedalam kategori The Big Four Auditors

akan diberikan kode 0.

Menurut Santoso dan Wedari (2007) dalam Melania, dkk (2016)

KAP The Big Four terdiri dari :

1) KAP Haryanto Suhari & rekan (Price Waterhouze-Cooper)

2) KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Ernest & Young)

3) KAP Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte Touche & Tohmatsu)

4) KAP Sidhata &Widjaja (Klynveld Peat Marwick Goerdeler)

Kualitas audit diukur menggunakan variabel dummy. Perusahaan

yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi bigfour diberi kode 1 dan

perusahaan yang menggunakan jasa KAP non bigfour diberi kode 0.

2. Leverage

a. Pengertian Leverage

Menurut Hery (2017:12) Leverage merupakan suatu alat penting

untuk mengukur efektivitas penggunaan utang perusahaan. Konsep leverage

ini penting bagi investor dalam membuat pertimbangan penilaian saham karena

para investor umumnya cenderung menghindari risiko.

Menurut Kasmir (2016: 153) Rasio Leverage merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan


16

hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa Leverage merupakan suatu kemampuan perusahaan dalam membayar

seluruh kewajibannya.

Tujuan dan manfaat rasio leverage untuk perusahaan menurut

Kasmir (2016: 155) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak

lainnya (Kreditor)

2. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang

bersifat tetap

3. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang

5. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap

pengelolaan aktiva

Jenis-jenis rasio leverage yang dikemukakan oleh Kasmir (2016:

157) yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kemampuannya

yaitu:

1. Debt to asset ratio

2. Debt to equity ratio


17

b. Indikator Leverage

Tingkat leverage diukur dengan dengan cara debt to asset ratio yaitu

membandingkan total asset dengan total kewajiban.

Debt to asset ratio =


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛

3. Profitabilitas

a. Pengertian Profitabilitas

Menurut Herry (2017: 7) Profitabilitas merrupakan kemampuan

suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode

tertentu. Ukuran profitabilitas dapat dibagi menjadi berbagai indikator, seperti

laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aset, dan tingkat

pengembalian ekuitas pemilik. Profitabilitas merupakan salah satu dasar

penilaian kondisi perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat analisis

untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio

keuangan. Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen berdasarkan

hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas

juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan untuk jangka panjang, Karena profitabilitas menunjukan

apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan

datang atau tidak.

Menurut Darmawan (2020: 103) Profitabilitas merupakan salah satu

dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat
18

analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio

keuangan. Ratio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan

hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas

juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan

hidup suatu perusahaan dalam jangka panjang, Karena profitabilitas

menunjukkan apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di

masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu

berusaha meningkatkan Profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat

profitabilitas Suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha

tersebut akan lebih terjamin.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Selama

periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang Tingkat efektifitas

manajemen dalam melaksanakan kegiatan Operasinya.

Tujuan dan manfaat rasio profitabilitas untuk perusahaan menurut

Kasmir (2016:197) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
19

5. Untuk mengukur produktivas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke

waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan

keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi. Pengukuran dapat

dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat

perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau

kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Berikut adalah

jenis-jenis rasio profitabilitas yang lazim digunakan dalam praktek untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terdiri dari:

a) Return On Aset (ROA)

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan Secara

keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan Jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Darmawan,

2020:112)

b) Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah rasio yang mengukur Besarnya laba bersih

perusahaan dibandingkan dengan Penjualannya. Rasio ini

menginterpretasikan tingkat efisiensi Perusahaan, yakni sejauh mana

kemampuan perusahaan menekan Biaya-biaya operasionalnya pada

periode-periode tertentu (Darmawan, 2020;108)


20

c) Return on Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efesiensi penggunaan modal

sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya, posisi pemilik

perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir 2016: 204).

b. Indikator Profitabilitas

Tingkat profitabilitas diukur dengan cara mengukur tingkat

keuntungan laba bersih setelah pajak dari total aset yang digunakan. Rasio ini

dihitung dengan rumus:

Return On Assets =
Laba Bersih Setelah Pajak
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

4. Opini Audit Going Concern

a. Pengertian Opini Audit Going Concern

Menurut Budisantoso dkk (2017) Opini audit going concern adalah

opini yang diterbitkan oleh auditor independen terkait kelangsungan usaha

perusahaan. Kelangsungan usaha perusahaan menggambarkan kemampuan

manajemen dalam mengelola perusahaan dilihat dari bagaimana cara

mengatasi permasalahan yang dihadapi baik financial maupun non financial.

Menurut Arum (2018: 169) kelangsungan usaha (Going Concern)

merupakan kesangsian besar tentang kelangsungan hidup berkaitan dengan

ketidakmampuan prusahaan klien untuk memenuhi kewajibannya yang akan

segera jatuh tempo, karena klien tidak memiliki asset yang tidak digunakan
21

dalam proses kegiatan normal perusahaan dalam jumlah cukup untuk

membayar utang.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa opini audit

going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh seorang auditor

mengenai keterkaitan kelangsungan perusahaan dalam dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dimasa depan.

b. Indikator Opini Audit Going Concern

Opini audit going concern adalah opini yang dikeluarkan oleh

auditor untuk mengevaluasi apakah ada kesangsian tentang kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (IAI, 2001 : SA

Seksi 341). Laporan audit dengan modifikasi mengenai going concern

merupakan suatu indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko

perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Pertimbangan auditor harus

didasarkan atas pengetahuannya mengenai perusahaan, baik kondisi keuangan

perusahaan, kemampuan memenuhi kewajiban, dan kebutuhan kemajuan di

masa yang akan datang.

Dalam SA Seksi 341 dinyatakan beberapa kondisi yang

menunjukkan adanya masalah going concern dalam suatu perusahaan, yaitu:

1. Trend negatif, misalnya kerugian operasi yang berulang kali terjadi,

kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio

keuangan penting yang buruk.

2. Kesulitan keuangan, misalnya kegagalan memenuhi utangnya,

penunggakan pembayaran deviden, restrukturisasi utang.


22

3. Masalah intern, misalnya pemogokan kerja, ketergantungan besar atas

sukses proyek tertentu atau kesulitan perburuhan yang lain.

4. Masalah luar, misalnya masalah gugatan pengadilan, keluarnya peraturan

perundang-undangan yang baru, kehilangan pelanggan dan pemasok

utama, kerugian akibat bencana besar serta masalah-masalah lain yang

kemungkinan mambahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dikotomi kategori

1 untuk perusahaan yang menerima opini audit going concern / going concern

audit opinion (GCAO) dan kategori 0 untuk perusahaan yang tidak menerima

opini audit going concern / non going concern audit opinion (NGCAO)

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Noverio (2011) dengan judul

Analisis pengaruh kualitas auditor, likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas

terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di bursa efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kualitas auditor dan

solvabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap opini going concern.

Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan, sementara likuiditas tidak

berpengaruh signifikan terhadap opini going concern.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Kristiana (2012) dengan

judul Pengaruh Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,dan Pertumbuhan

perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi


23

logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan,

Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif

signifikan terhadap going concern.

Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Eko (2016) dengan judul

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan,

Opini Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit

Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh secara

signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan kualitas

audit, leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sutra, Andini, Arifati (2016)

dengan judul Analisis Pengaruh kualitas auditor, Likuiditas, profitabilitas,

solvabilitas, dan ukuran perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.

(Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di BEI). Penelitian ini menggunakan

teknik analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Profitabilitas dan solvabilitas, Likuiditas, dan Ukuran perusahaan berpengaruh

negatif signifikan terhadap opini audit going concern. sedangkan kualitas audit

berpengaruh positif signifikan terhadap opini audit going concern.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Siagian (2016) dengan judul

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabiltas, Solvabilitas, serta Ukuran KAP dan

Ukuran Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada


24

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini

menggunakan teknik analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pengujian dengan menggunakan regresi logistik, diperoleh bukti bahwa

variabel rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, serta ukuran KAP dan

ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini

audit going concern.

Tabel II.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Sebelumnya
No. Judul, Nama, dan Persamaan Perbedaan
Tahun Peneliti
1. Analisis pengaruh Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini
kualitas auditor, terletak pada variabel terletak pada variabel (X)
likuiditas, (X) Kualitas auditor, Likuiditas
profitabilitas dan likuiditas, profitabilitas
solvabilitas terhadap dan variabel (Y) opini
opini audit going audit going concern
concern pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di bursa
efek Indonesia.
(Noverio 2011)
25

2. Pengaruh Ukuran Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini


perusahaan, terletak pada variabel terletak pada variabel (X)
Profitabilitas, (X) Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Likuiditas,dan Likuiditas dan variabel Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan (Y) opini audit going
perusahaan terhadap concern
Opini Audit Going
Concern Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
(Kristiana, 2011)

3. Pengaruh Kualitas Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini


Audit, Profitabilitas, terletak pada variabel terletak pada variabel (X)
Leverage, (X) Kualitas Audit, Leverage, Pertumbuhan
Pertumbuhan Profitabilitas, dan Perusahaan, Opini Audit
Perusahaan, Opini variabel (Y) opini audit Tahun Sebelumnya,
Audit Tahun going concern Ukuran Perusahaan
Sebelumnya, Ukuran
Perusahaan terhadap
Opini Audit Going
Concern pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (Eko,
2016)
4. Analisis Pengaruh Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini
kualitas auditor, terletak pada variabel terletak pada variabel (X)
Likuiditas, (X) Kualitas auditor, Solvabilitas, dan Ukuran
profitabilitas, Likuiditas, Perusahaan
solvabilitas, dan Profitabilitas, dan
ukuran perusahaan variabel (Y) opini audit
Terhadap Opini going concern
Audit Going
Concern. Perusahaan
Manufaktur
yangTerdaftar di
BEI (Sutra, Andini,
Arifati 2016)
26

5. Pengaruh Rasio Persamaan penelitian Perbedaan penelitian ini


Likuiditas, terletak pada variabel terletak pada variabel (X)
Profitabiltas, (Y) Penerimaan Opini Pengaruh Rasio
Solvabilitas, serta Audit Going Concern Likuiditas, Profitabiltas,
Ukuran KAP dan Solvabilitas, serta
Ukuran Perusahaan Ukuran KAP dan Ukuran
terhadap Penerimaan Perusahaan
Opini Audit Going
Concern pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
(Siagian, 2016)
Sumber: Penulis (2021)

C. Kerangka Pemikiran

Kualitas Audit H2a


(X1)
Opini Audit Going
H2b Concern
Leverage
(Y)
(X2)

H2c
Profitabilitas
(X3)
H1

Sumber: Penulis, 2021


Gambar II.1
27

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir dan paradigma penelitian yang telah

dijelaskan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara Bersama

H1: Kualitas Audit, Leverage, dan Profitabilitas secara Bersama berpengaruh

terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur Sub

Sektor Tekstil dan Garment yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2016-2020

2. Secara Parsial

H2a: Kualitas Audit berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2020.

H2b: Leverage berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2020.

H2c: Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2020.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Andra Tersiana (2018: 19-20) menyatakan bahwa ada

beberapa jenis penelitian dilihat dari tingkat eksplanasi. Tingkat eksplanasi

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel yang diteliti serta hubungan

antara satu variabel dengan variabel lainnya:

1. Penelitian Deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

nilai masing-masing variabel baik itu satu variabel atau lebih sifatnya

independen tanpa membuat hubungan maupun perbandingan dengan

variabel yang lain.

2. Penelitian Komperatif

Penelitian komperatif adalah suatu penelitian yang bersifat

membandingkan variabel yang satu dengan variabel yang lain.

3. Penelitian Asosiatif.

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan dua variabel atau lebih serta mengetahui pengaruhnya.

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh kualitas audit, leverage, dan profitabilitas, terhadap opini

audit going concern pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan

Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

28
29

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada perusahaan manufaktur sub

sektor tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-

2020, dimana datanya berupa laporan keuangan yang dipublikasikan dan dapat

didownload pada www.idx.co.id

C. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel III.1
Operasionaliasi Variabel
No. Variabel Definisi Indikator Skala
Penelitian
1. Opini Audit Opini audit going 1. Kategori 1 untuk Nominal
Going concern merupakan perusahaan yang
Concern (Y) opini yang dikeluarkan menerima opini
oleh seorang auditor audit going concern
mengenai keterkaitan 2. Kategori 0 untuk
kelangsungan perusahaan yang
perusahaan dalam tidak menerima
dalam opini audit going
mempertahankan concern
kelangsungan
hidupnya dimasa
depan.

2. Kualitas Audit Kualitas audit 1. Perusahaan yang Nominal


(X1) merupakan menggunakan jasa
kemampuan seorang KAP yang
auditor dalam berafiliasi bigfour
menemukan serta diberi kode 1
melaporkan kekeliruan 2. Perusahaan yang
yang terdapat dalam menggunakan jasa
laporan keuangan. KAP non bigfour
diberi kode 0.
30

3. Leverage Leverage merupakan DAR (Debt To Assets Rasio


(X2) suatu kemampuan Ratio)
perusahaan dalam 1. Total Utang
membayar seluruh 2. Total Aset
kewajibannya.
4. Profitabilitas Profitabilitas adalah ROA (Return On Rasio
kemampuan Assets)
(X3)
perusahaan dalam
menghasilkan laba 1. Laba Bersih Setelah
Selama periode Pajak
tertentu dan juga 2. Total Aset
memberikan gambaran
tentang Tingkat
efektifitas manajemen
dalam melaksanakan
kegiatan Operasinya.

Sumber: Penulis, 2021

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2018:130) mengartikan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang

terdaftar di bursa efek indonesia periode 2016-2020. Jumlah populasi dalam

penelitian ini sebanyak 22 perusahaan.

2. Sampel

Sugiyono (2018:131) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


31

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan

sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar

data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono,2010: 130).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan kriteria tertentu. Kriteria penentuan

sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian tahun 2016-2020.

2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia sebelum tahun 2016-2020.

3. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment yang telah

melaporkan laporan keuangan selama periode penelitian tahun 2016-2020.

4. Memiliki semua data yang diperlukan dalam penelitian ini.


32

Tabel III.2
Seleksi Sampel

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan 22

Garment yang terdaftar di bursa efek Indonesia

selama periode penelitian 2016-2020

2. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan (5)

Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

setelah tahun 2016-2020.

3. Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan (2)

Garment yang tidak melaporkan laporan keuangan

selama periode penelitian tahun 2016-2020.

Total Sampel Perusahaan 15

Tahun yang diteliti 5

Total sampel perusahaan 75

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan kriteria tersebut yang menjadi sampel penelitian

adalah 15 perusahaan yaitu dengan periode penelitian selama 5 tahun,

sehingga total observasi adalah 75 sampel.


33

Tabel III.3
Daftar Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garment
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Yang Dijadikan Sampel
No Kode Nama Perusahaan
Perusahaan
1 ARGO PT. Argo Pantes Tbk
2 POLY PT. Asia Pasific Fibers Tbk
3 MYTX PT. Asia Pasific Investama Tbk
4 ERTX PT. Eratex Djaya Tbk
5 ESTI PT. Ever Shine Tex Tbk
6 INDR PT. Indorama Synthetics Tbk
7 PBRX PT. Pan Brothers Tbk
8 HDTX PT. Panasia Indo Resource Tbk
9 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk
10 RICY PT. Ricky Putra Global Indo Tbk
11 SRILL PT. Sri Rejeki Isman Tbk
12 STAR PT. Star Petrochem Tbk
13 SSTM PT. Sunson Textile Manufacture Tbk
14 TFCO PT. Tifico Fibers Indonesia Tbk
15 TRIS PT. Trisula Internasional Tbk
Sumber: Penulis (2021)

E. Data yang Diperlukan

Sugiyono (2018:213) terdapat dua jenis pengumpulan data

bersadarkan dengan sumbernya yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data.

2. Data Sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dokumen berupa

laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintahan, artikel,

majalah, dan lain sebagainya. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian
34

ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan

garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016-

2020 dan dapat diakses dari www.idx.co.id .

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik ataupun cara yang

digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang nantinya data tersebut akan

digunakan oleh penulis untuk memperoleh bahan, keterangan, dan informasi

terkait dengan penelitian ini.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah yaitu metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan

mengumpulkan sumber data dokumenter seperti laporan keuangan perusahaan

manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI pada periode 2017-

2019.

G. Analisis Data dan Teknik Analisis

1. Analisis Data

Sugiyono (2019: 23-25), analisis data dalam penelitian dapat

dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :

a. Analisis kualitatif

Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang etnographi,

karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian

bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data

yang terkumpul data analisisnya lebih bersifat kualitatif.


35

b. Analisis kuantitatif

Penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi

sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode

positivisvic karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini

sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah

ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, sistematis, dan

relicable/dapat diulang. Metode ini disebut kuantitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif dengan menggunakan pengujian statistik dengan

menggunakan data dokumentasi.

2. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi logistik, guna mengetahui

dan menganalisis variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel

terkait. Analisis logistik digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang

mencerminkan dua pilihan (dikotomi) atau biasa disebut binary logistic

regression. Adapu Teknik analisis data yang akan digunakan pada penelitian

ini melibatkan penjabaran statistic deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi

logistik, penilaian kelayakan model regresi (Hosmer and Lemeshow Test),

koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Teknik analisis data dalam

penelitian ini dibantu oleh Statistical Program For Special Science (SPSS).
36

a. Statistik Deskriptif

Menurut V. Wiratna (2019: 113) Statistik deskriptif merupakan

gambaran berbagai karakteristik data yang berasal dari suatu sampel. Data

yang diolah dalam statistic deskriptif hanya satu variabel saja. Statistik

deskriptif seperti mean, median, persentil, desil, quartile, dalam bentuk

analisis angka.

b. Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi logistik, tetap diperlukan uji asumsi klasik

berupa uji multikolinearitas. Regresi logistik tidak memerlukan asumsi

normalitas, heteroskedastitas, dan auto korelasi dikarenakan variabel

dependen merupakan variabel dikotomi.

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Romie (2020: 122-123) Multikolinearitas merupakan

ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna

antara variabel independent pada model regresi. Model regresi yang baik

seharusnya tidak menjadi korelasi diantara variabel bebas. Diketahui

nilai tolerance ≤ 10 dari nilai VIF ≥ 10 maka dapat disimpulkan tidak

terjadi multikolinearitas pada model regresi.

c. Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik umumya digunakan ketika asumsi

multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel

bebas merupakan campuran antara variabel metrik dan variabel non-

metrik. Model analisis regresi logistik digunakan untuk menguji apakah


37

variabel-variabel independent yang diteliti mempengaruhi opini audit

going concern (Ghozali 2018: 325)

Model regresi logistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a+b1x1 + b2x2 + b3x3 + e

Atau
𝑅
ln = 𝑏0 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3
1−𝑅

Keterangan:

Y = probabilitas variabel dependen (Opini audit going concern)

a = Konstanta

b = Koefisien model regresi

X1 = Kualitas Audit

X2 = Leverage

X3 = Profitabilitas

e = Standard eror
𝑅
ln 1−𝑅 atau R/(1-R) disebut juga Pi (1-Pi) merupakan rasio kecenderungan

(odds ratio) yaitu rasio kemungkinan terjadinya suatu peristiwa terhadap

kemungkinan tidak terjadinya suatu peristiwa. Odds ratio menjelaskan

beberapak kali lipat kenaikan atau penurunan peluang Y=1 jika variabel

independent (X) berubah sebesar nilai tertentu. Secara matematis rumus

menghitung odds ratio adalah mencari antilog dari estimasi koefisien

estimasi, menguranginya dengan 1, kemudian mengkalikannya dengan

100.
38

d. Menilai Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Test)

Tahap awal yang harus dilakukan dalam analisis regresi logistik,

dikarenakan tidak mensyaratkan data yang berdistribusi normal, yaitu

melakukan uji Hosmer and Lemeshow goodness of fit test. Hosmer and

Lemeshow pada dasarnya menguji hipotesis 0, bahwa data empiris cocok

atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data

sehingga model dapat dikatakan fit).

Jika nilai Hosmer and Lemeshow goodness of fit < 0,05 maka

hipotesis nol ditolak yang bearti ada perbedaan signifikan antara model

dengan nilai observasi nya, sehingga model ini tidak baik karena tidak

dapat memprediksi nilai observasinya.

Jika nilai Hosmer and Lemeshow goodness of fit > 0,05 maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak yang artinya model dapat memprediksi

nilai observasinya (Ghozali, 2013).

e. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Guna untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien

determinasi. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien

korelasi sebagai ukuran untuk mengetahui kemapuan dari masing-masing

variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah

nagelkerke’s R square, karena nilai nagelkerke R2 dapat diinterpretasikan

seperti nilai pada multiple regression (Ghozali, 2013)


39

f. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bermaksud untuk mengetahu ada tidaknya

pengaruh yang signifikan antara variabel independent terhadap variabel

dependen. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji

signifikan, dengan penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif

(Ha).Hipotesis nol (H0) adalah suatu hipotesis yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent dengan

variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis

yang menyatakan bahwa variabel independent berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

Menurut Ghozali (2012: 333), pada umumnya penelitian

menggunakan tingkat signifikan 1%, 5%, atau 10%. Pada suatu pengujian

hipotesis jika menggunakan α = 5% maka artinya peneliti memiliki

keyakinan bahwa dari 100% sampel, probabilitas sampel yang tidak

memiliki karakteristik populasi adalah 5%,maka dalam penelitian ini

menggunakan tingkat signifikan 5%

1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima, berarti variabel

independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak, berarti variabel

independen tidak mempunya pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen.
40

Pengujian signifikan pada regresi logistik dapat dibagi menjadi

dua yaitu secara simultan dan secara parsial. Pengujian secara parsial dapat

dilakukan dengan Uji Wald. Sedangkan pengujian secara simultan

dilakukan dengan menggunakan uji Goodness Of Fit.

1. Pengujian Variabel Secara Parsial (Uji Wald)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan atau

melihat besarnya statistik wald yang mengikuti pola distribusi chi

square. Jika menggunakan tingkat signifikansi (sig), pengujian

hipotesis dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi (sig)

dengan alpha. Hipotesis (Ha) diterima jika signifikansi pada wald

statistik lebih kecil dari alpha (0,05) (Gio, 2015: 229).

Merumuskan Hipotesis:

H1 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Opini

Audit Going Concern

H2a : Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap Opini Audit

Going Concern

H2a : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern

H1 : Leverage berpengarih terhadap Opini Audit Going

Concern

H2b : Leverage tidak berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern
41

H2b : Leverage berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern

H2c : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Opini Audit

Going Concern

H2c : Profitabilitas berpengaruh terhadap Opini Audit Going

Concern

2. Pengujian Variabel Secara Simultan (Uji Godness Of Fit)

Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel

independent didalam regresi logistik secara simultan mempengaruhi

variabel dependen. Menurut Imam (2018: 332) menjelaskan bahwa

Langkah pertama untuk menggunakan regresi logsitik adalah dengan

menilai overal model fit terhadap data. Hipotesis untuk menilai model

fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Untuk menilai model fit ada beberapa uji statistik yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a) Nilai -2 log Likehood (-2 Log L)

Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi Likehood.

Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang

dihipotesiskan mengambarkan data input. Untuk menguji hipotesis


42

nol dan alternatif, maka L ditransformasikan menjadi -2 Log L.

Statistik -2 Log L terkadang disebut Likehood rasio 45 x2 statistik,

dimana x2 distribusi dengan degree of freedom n-q. q adalah jumlah

parameter. Statistik -2 Log L dapat juga digunakan untuk

menentukan jika variabel bebas ditambahkan kedalam model

apakah secara signifikan memperbaiki model fit. Selisih -2 Log L

untuk model konstanta dan konstanta dan -2 Log L untuk model

dengan konstanta dan variabel bebas didistribusikan sebagai x2

dengan data fit.

b) Nilai chi square dalam omnibus test of model coefficient merupakan

penurunan nilai -2 Log likehood. Apabila nilai chi-square

menunjukkan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan variabel independent dalam model

penelitian secara simultan dapat mempengaruhi variabel dependen.


43

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Oktober sampai

bulan November tahun 2021. Berikut jadwal kegiatan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

Tabel III.4
Jadwal Penelitian

Kegiatan Penelitian Tahun dan Bulan Ke-


Oktober November Desember Januari Februari
2021 2021 2021 2021 2021
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Usul Judul
Survei Pendahuluan
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Proposal
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Analisis Hasil
Penelitian
Penggandaan
Penelitian
Ujian Komprehensif
Perbaikan Skripsi
Sumber: Penulis (2021)

I. Sistematika Penulisan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
44

B. Penelitian Sebelumnya

C. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

B. Lokasi Penelitian

C. Operasionalisasi Variabel

D. Populasi dan Sampel

E. Data yang Diperlukan

F. Metode Pengumpulan Data

G. Teknik Analisis Data

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
45

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, K., Fariyanti, F., & Yanti, H. 2019. Pengaruh Aktivitas dan Likuiditas
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indoneisa.. Jurnal Eksis, 15(2).
Andra Tersiana. 2018. Metode Penelitian. Anak Hebat Indonesia.
Carson, Elizabeth, Neil L. Fargher, Marshall A. Gerger, Clive S Lennox,
K.Raghunandan, and Marleen Wilekens, 2013. “Audit Reporting for
Going-Concern Uncertainty : A Research Synthesis”. A Journal of
Practice & Theory, American Accounting Association.

DeAngelo, L, 1981. Auditor Independence, “low balling” and Disclosure


Regulation. Journal of accounting and Economics. (August). 113-127.

Darmawan. 2020. Dasar-Dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan. UNY


Press

Fahmi, Irham. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Gio, P. U. 2015. Belajar Olah Data dengan SPSS. Medan :USUpress.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Seksi 341,
Salemba Empat, Jakarta.

Imam Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IMB SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hani, Syafrida 2015. Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan: UMSU


Press.

Hery. 2017. Kajian Riset Akuntansi: mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini
dalam Bidang Akuntansi. Jakarta: PT. Grasindo

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). 2011. Pertimbangan Auditor atas


Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya,
PSA No. 30. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta.2015nsen
& Meckling. 1976. The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour,Agency
Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial andEconomics. 3:305-
360

Junaidi, & Nurdiono. 2016. Kualitas Audit Perspektif Opini Audit Going Concern.
Penerbit Andi.
46

Kasmir.2016. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-9. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Susanto, Y. K. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit


Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol. 11, No.3, Desember: 155-173.

www.idx.com

Anda mungkin juga menyukai