Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGUKURAN KINERJA

METODE PRISM

Disusun oleh:
Dicky Aditya Hernanda (07.2019.1.03488)
Cindy Novalia Dwi Pratama (07.2020.1.03612)
Ali Sulton (07.2021.1.03667)

Dosen Pengampu:
Siti Ratnawati Kulsum, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Metode Pengukuran Kinerja Prism”
ini dapat disusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
masukan materi maupun saran dalam penulisan makalah ini.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Pengukuran Kinerja. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan supaya
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan dukungan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengukuran Kinerja ............................................................................................. 3
2.2 Performance prism .............................................................................................. 4
2.2.1. Kerangka Metode Performance prism .............................................................. 5
2.2.2. Tahapan Performance prism ............................................................................. 8
2.2.3. Kelebihan .......................................................................................................... 8
2.2.4. Kekurangan ....................................................................................................... 9
2.3. Contoh Studi Kasus .................................................................................................. 9
2.3.1. Analisis hasil penelitian studi kasus .................................................................. 9
BAB III............................................................................................................................. 23
PENUTUP ........................................................................................................................ 23
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24

ii
Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri manufaktur maupun jasa telah memasuki era revolusi industri 4.0 pada 2022
sehingga tiap industri manufaktur dan jasa tentunya saling berkompetisi antar kompetitor
(Afif et al., 2015). Di antara kompetitor-kompetitor tersebut diperlukan strategi yang baik
pula agar mendapatkan hasil yang maksimal. Tentunya, sebelum sebuah industri siap
dalam menghadapai kompetitor, maka diperlukan evaluasi mandiri dari industri yang
terkait, yaitu measurement (pengukuran). Pengukuran merupakan hal yang vital dalam
bersaing dan menjadi evaluasi mandiri pada perusahaan.
Dari pengukuran tersebut, ada dua hal yang menjadi komponen pengukuran, yaitu
pengukuran secara makro (skala perusahaan) dan pengukuran secara mikro (perorangan).
Dua hal komponen tersebut merupakan acuan dalam mengukur sejauh mana progress
perusahaan tersebut. Dalam pengukuran kinerja, tentunya ada beberapa macam hal yang
menjadi komponen tersebut, mulai dari jenis, metode, dan berbagai cara.
Dari hal ini, kami akan fokus dari segi metode pengukuran kinerja. Dari metode
tersebut ada berbagai macam metode, salah satunya adalah Prism. Kali ini Prism akan
menjadi fokus kelompok kami dalam mengulas dalam bagaimana penerapan Prism dalam
sebuah industri dan bagaimana sebuah Prism berperan dalam menghadapi sebuah kasus.
Pada makalah kali ini, kelompok kami akan membahas studi kasus pengukuran
kinerja Gambaran Umum Sampel Proyek Pembangunan dan Rehabilitasi gedung sekolah.
Pada kasus ini, rehabilitasi gedung sekolah memerlukan keterkaitan dari beberapa pihak,
yaitu Dinas Tata Kota dan Permukima Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya,
Pihak sekolah, kontraktor pengusaha, konsultan pengawas, dan konsultan perencana.
Mereka merupakan komponen penting dalam memelihara lingkungan sekolah, dan agar
terbentuknya Gedung sekolah yang aman dan nyaman untuk siswa belajar di sekolah,
sehingga menimbulkan semangat saat menempuh Pendidikan.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |1


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakakang yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan suatu
pokok masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja?
2. Apa yang dimaksud dengan metode pengukuran kinerja Performance prism?
3. Bagaimana contoh implementasi Performance prism dalam menyelesaikan suatu
permasalahan pada perusahaan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dapat ditentukan tujuan
penulisan makalah adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian dari pengukuran kinerja.
2. Menjelaskan mengenai metode pengukuran kinerja Prism.
3. Memberikan contoh studi kasus pada perusahaan yang diselesaikan menggunakan
metode Prism.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |2


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan suatu proses sistematis untuk menilai hasil akhir
apakah program, kegiatan yang telah direncanakan telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana tersebut, dan yang lebih penting adalah apakah telah mencapai keberhasilan yang
telah ditargetkan pada saat perencanaan (Fahrudin, 2020).
Pengukuran kinerja berguna bagi perusahaan dalam hal mengevaluasi para tenaga
kerja dalam perusahaan tersebut. Dengan adanya pengukuran kinerja ini dapat mengetahui
keadaan sebuah perusahaan tersebut dalam keadaan baik maupun buruk. Pengukuran
kinerja pada sumber daya manusia berguna untuk menyediakan informasi yang membantu
membandingkan kinerja setiap karyawan, memberikan feedback mengenai pengembangan
dan motivasi karyawan sekaligus memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan
keputusan mengenai karyawan tersebut.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pengukuran kinerja. Manfaat – manfaat
tersebut adalah:
1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan
lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang/ pegawai dalam
organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai
pelanggan dan pemasok internal.
3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya – upaya
pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste).
4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkrit
sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi/perusahaan.
5. Membangun individua untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi reward
atas perilaku yang diharapkan.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |3


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.2 Performance prism


Performance prism, merupakan model sistem pengukuran kinerja yang
dikembangkan oleh (Adams & Neely, 2000). Metode ini mencoba memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada pada metode sebelum berkembangnya Performance
prism. Metode Performance prism mencoba mempertimbangkan seluruh stakeholder dari
perusahaan seperti investor, pelanggan, karyawan, peraturan pemerintah, pemasok,
masyarakat sebagai bagian yang saling terintegrasi. Dengan kata lain pengukuran kinerja
yang dilakukan tidak hanya terbatas pada beberapa stake holder saja.
Alasan yang mendasari pentingnya mempertimbangkan seluruh stakeholder yang
terlibat dalam perusahaan tersebut antar lain : stakeholder adalah individual tau kelompok
yang memiliki kepentingan serta mempengaruhi jalannya bisnis perusahaan ; adanya
bahaya bahwa stakeholder akan memberontak dan menolak untuk bekerja sama dengan
perusahaan apabila perusahaan tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka ;
perusahaan memiliki tanggung jawab legal, moral dan etika terhadap stakeholder ; menjaga
reputasi perusahaan dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan khusus.
Untuk dapat mewujudkan kepuasan para stakeholder tersebut secara sempurna,
maka pihak manajemen perusahaan perlu juga mempertimbangkankontribusi dari masing–
masing stakeholder, mengetahui strategi apa saja yang harus dilakukan, mengetahui proses
apa saja yang diperlukan untuk menjalankan strategi tersebut, serta mengetahui
kemampuan apa saja yang harus dipersiapkan untuk melaksanakannya (Adams & Neely,
2000).

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |4


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.2.1. Kerangka Metode Performance prism

Gambar 2.1. Kerangka Metode Performance prism


Performance prism memberikan pengukuran yang komprehensif dan sudutpandang
yang luas, sehingga memberikan gambaran-gambaran yang realistis mengenai penentu
kesuksesan bisnis. Selain itu, Performance prism tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi
juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (strategi, proses, dan kapabilitas) sehingga
pengukuran kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang kondisi
perusahaan yang sebenarnya (Neely, 2002).

2.2.1.1. Perspektif kinerja pada Performance prism


a. Perspektif Pertama
Stakeholder satisfaction : Siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja
keinginandan kebutuhan mereka ?

(Clarkson, 1995) dalam artikelnya menjelaskan bahwa stakeholder adalah


kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup organisasi. Penting bagi suatu organisasi untuk mengetahui apa
yang menjadi keinginan dan kebutuhan para stakeholder nya sehingga dapat
meningkatkan kepuasan stakeholder jika bertransaksi dengan organisasi tersebut.
Apabila organisasi gagal memberi value kepada stakeholdernya, maka dapat
mengakibatkan pengurangan reputasi organisasi tersebut, tetapi apabila

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |5


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

stakeholder satisfaction terpenuhi, berarti kinerja organisasi telah baik dan


pada akhirnya organisasi dapat mencapai tujuan akhir, yaitu peningkatan
profit (laba). Kesuksesan suatu organisasi di masa mendatang tergantung
pada pendekatan manajemen yang dapat merefleksikan kebutuhan dan
memperhatikan keinginan semua stakeholdernya.

b. Perspektif Kedua

Strategies : Strategi apa saja yang dibutuhkan untuk memberikan


kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan para stakeholder ?

Tujuan dari strategi yang utama adalah memberikan nilai (value)


kepada para stakeholder dengan cara memuaskan keinginan dan kebutuhan
mereka. Apabila strategi telah dapat memberikan value kepada stakeholder,
maka segala kegiatan yang berada dalam organisasi yang konsisten terhadap
strategi juga akan mendukung tercapainya stakeholder satisfaction. Strategi
sangat diperlukan untuk mengukur kinerja organisasi sebab dapat dijadikan
sebagai acuan sudah sejauh mana tujuan organisasi telah dicapai, sehingga
pihak manajemen bisa mengambil langkah cepat dan tepat dalam
mengambil langkah cepat dan tepat dalam membuat keputusan untuk
menyempurnakan kinerja organisasi.

c. Perspektif Ketiga

Processes : Proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih


strategi yang sudah ditetapkan ?

Proses adalah bagaimana caranya agar organisasi mampu


menjalankan strategi. Proses yang baik harus dapat mendukung pencapaian
strategi, sehingga memungkinkan organisasi memiliki performansi yang
baik, antara lain memperoleh pendapatan yang tinggi dengan pengeluaran
serendah mungkin melalui pengoptimalan fasilitas. Salah satu alasan
kegagalan dalam mengimplementasikan strategi adalah karena organisasi
tidak menyesuaikan antara proses dan strategi tersebut.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |6


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

d. Perspektif keempat

Capabilities : Kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan


untuk menjalankan proses yang ada ?

Kapabilitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh organisasi


meliputi keahlian sumber dayanya (skilled People), praktek, dan
bisnisnya (kebijakan dan prosedur), infrastruktur fisik (seperti pabrik,
kantor dan gudang), pemanfaatan teknologi, serta fasilitas-fasilitas
pendukungnya yang memungkinkan dan mendukung jalannya proses
tersebut. Kapabilitas sangat penting dalam organisasi karena dapat
menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan nilaibagi
para stakeholder. Pengukuran kinerja dapat membantu organisasi dalam
menempatkan proses dan kapabilitas dengan benar, serta mendorong
orang-orang dalam organisasi untuk mempertahankan atau secara aktif
memelihara proses dan kapabilitas tersebut
e. Perspektif Kelima
Stakeholder contribution : Kontribusi apa saja yang dibutuhkan
dan diinginkan dari para stakeholder untuk mengembangkan kemampuan
yang kita miliki ?

Performance prism tidak hanya berbicara mengenai apa yang dibutuhkan


dan diinginkan oleh stakeholder, tetapi juga timbal balik atas apa yang dibutuhkan
dan diinginkan oleh organisasi dari stakeholder. Suatu organisasi dikatakan
memiliki kinerja yang baik jika mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan
stakeholder, serta menyampaikan apa yang diinginkannya dari para stakeholder
yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi mereka. Pemenuhan
keinginan organisasi terhadap stakeholder haruslah sebaik pemenuhan keinginan
dan kebutuhan stakeholder dari organisasi itu sendiri (Neely, 2002).

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |7


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.2.2. Tahapan Performance prism

Performance prism mempunyai tahapan (Adams & Neely, 2000) di dalam


desain pengukuran kinerja sebagai berikut:
1.) Mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution
dari masing-masing stakeholder yang dimiliki perusahaan.
2.) Menetapkan tujuan (objective).
3.) Menyesuaikan strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan
dalam memenuhi tujuan.
4.) Mendefinisikan pengukuran (measures) yang digunakan untuk
pencapaian tujuan tersebut.
5.) Mengecek (validasi) apakah ada measures yang konflik.
6.) Menjabarkan spesifikasi masing-masing measures.
2.2.3. Kelebihan
Metode ini mempertimbangkan stakeholder secara keseluruhan. Metode ini
tidak hanya mengukur hasil akhir, tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir
(strategi, proses, dan kapabilitas). Oleh karena itu, hasil pengukuran kinerja dapat
memuaskan seluruh stakeholder serta memberikan gambaran yang jelas dannyata
tentang kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Menurut (Adams & Neely, 2000) kelebihan dari metode performance
prism bila dibandingkan dengan metode lain, terutama Balanced Scorecard dan
IPMS adalah
Tabel 3.1. Kelebihan Performance prism dengan metode lainnya

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |8


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.2.4. Kekurangan
Pengukuran kinerja sebaiknya mengacu pada visi misi perusahaan, namun
metode ini menitik beratkan stakeholder sebagai dasar pengukuran. Selain itu,
adanya kesulitan dalam menampung banyaknya keinginan dan harapan yang
berbeda-beda dari masing-masing stakeholder yang kadang saling berbenturan satu
dengan lainnya.

2.3. Contoh Studi Kasus

Pada studi kasus ini, kami akan menampilkan studi kasus pada Gambaran
Umum Sampel Proyek Pembangunan dan Rehabilitasi gedung sekolah. Proyek
pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah merupakan salah satu bentuk proyek
pengadaan barang/jasa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Proyek ini merupakan salah satu bentuk proyek yang ditangani secara bersama-
sama oleh Dinas Tata Kota dan Permukiman dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Dalam tesis ini ditetapkan sebagai studi kasus adalah proyek pembangunan dan
rehabilitasi gedung sekolah dan sebagai sampel adalah proyek pembangunan dan
rehabilitasi gedung sekolah tahap 18 tahun 2007, yang diumumkan melalui media
www.surabaya-eproc.or.id pada bulan Oktober 2007

2.3.1. Analisis hasil penelitian studi kasus


Stakeholder adalah sekelompok orang /perorangan yang berperan penting dalam
perusahaan. Stakeholder juga merupakan pihak yang menerima dan menggunakan
barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan (Adams & Neely, 2000).

Tabel 3.2. stakeholder yang terlibat

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS Page |9


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Dengan komposisi: 39 paket pekerjaan, 31 kontraktor, 8 konsultan perencana dan


7 konsultan pengawas.

2.3.1.1. Survey Pendahuluan


Responden

Tabel 3.3. Tabel Survey Pendahuluan

2.3.1.2. Hasil Survey Pendahuluan

Tabel 3.4. Tabel Hasil Survey Pendahuluan berdasarkan Perspektif Konsultan Pengawas

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 10


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.3.1.3. Survey Penelitian

Tabel 3.5. Tabel Survey Penelitian Stakeholder

Tabel 3.6. Tabel Survey Penelitian Perspektif Konsultan Pengawas

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 11


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Tabel 3.7. Tabel pengklasifikasian stakeholder

2.3.1.4. Pengelompokkan Stakeholder Satisfaction


Tujuan mengumpulkan stakeholder satisfaction yang sama menurut
persepsi Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya dan tahapan aktivitas
proyek Berdasarkan persepsi Dinas dihasilkan 10 kelompok:
1. Anggaran dan sasaran
2. Perencanaan
3. Komunikasi
4. Pelaksanaan dan waktu
5. Kualitas dan kuantitas
6. Dampak buruk
7. Pengawasan
8. Hasil konstruksi

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 12


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

9. Pembayaran
10. Pemaliharaan
Berdasarkan latar belakang aktivitas dibagi menjadi tiga kelompok:
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Pemeliharaan
2.3.1.5. Menentukan Tujuan
melalui analisa stakeholder satisfaction dan background aktivitas proyek
didapatkan 10 bentuk objective/tujuan yang menjadi keinginan seluruh stakeholder
kunci yaitu:

1. Penggunaan anggaran pembangunan sekolah tepat sasaran dan tepat prosedur


sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Perencanaan pekerjaan dilakukan dengan baik sesuai standard yang berlaku dan
sesuai dengan tata ruang sekolah.

3. Hubungan komunikasi dengan semua pihak berjalan dengan baik.

4. Pelaksanaan pekerjaan lancar dan tepat waktu.

5. Kualitas dan kuantitas pekerjaan terpenuhi sesuai dengan rencana Kerja dan
Syarat-syarat, ketentuan dan perundangan yang berlaku.

6. Minimalisasi dampak buruk dan konflik selama dan sesudah pelaksanaan


pekerjaan.

7. Pengawasan setiap tahapan pekerjaan dengan objective dan transparan.

8. Hasil konstruksi nyaman dan bisa langsung dimanfaatkan.

9. Proses pembayaran pekerjaan berjalan dengan baik.

10. Pemeliharaan pekerjaan dilakukan dengan baik.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 13


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.3.1.6. Identifikasi Strategi, Proses dan Kapabilitas


Tahapan ini dilakukan dengan mengidentifikasi strategi, proses dan
kapabilitas pada Dinas Tata Kota dan Permukiman sebagai pelaksana teknis dan
pelaksana anggaran untuk proyek pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah di
Kota Surabaya Identifikasi strategi dilakukan dengan memberikan pertanyaan
seputar strategi apa yang dilakukan oleh organisasi untuk memenuhi 10
objective/tujuan bersama stakeholder kunci Identifikasi proses dan kapabilitas
dilakukan dengan telaah prosedur yang terkait dengan pemenuhan strategi dan
kapabilitas/penanggung jawab pelaksana proses tersebut berdasarkan prosedur dan
peraturan yang berlaku di Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya

Tabel 3.8. Tabel pengidentifikasian strategi, proses, dan kapabilitas

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 14


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 15


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.3.1.7. Identifikasi KPI


Identifikasi indikator ini diperoleh dengan studi indicator kinerja proyek
melalui literatur dan disesuaikan dengan prosedur dan indikator yang dapat diukur
oleh Dinas Tata Kota dan Permukiman

2.3.1.8. Pembobotan KPI


Pembobotan indikator kinerja merupakan cara pandang organisasi proyek
terhadap tingkat kepentingan indicator-indikator kinerja proyek yang telah
diperoleh. Penilaian pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan
menggunakan metode Analytical Hierarcy Process (AHP)

Tabel 3.9. Tabel pembobotan KPI

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 16


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 17


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 18


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 19


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 20


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 21


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

2.3.1.9. Kriteria Pengukuran Indikator


Kriteria pengukuran pada masing-masing indikator pada penelitian ini
ditetapkan dengan 3 tingkatan yaitu baik, sedang dan buruk, untuk masing-masing
indikator. Setiap tingkatan kriteria didasarkan pada beberapa hal yaitu;

1. Berdasarkan worst skenario persepsi dan pengalaman tenaga ahli Dinas. Skenario
ini didasarkan pada pengalaman terburuk berdasarkan pengalaman tenaga ahli
Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya.

2. Berdasarkan rata-rata data statisik yang ada atau pernah terukur di Pemerintah
Kota Surabaya.

3. Berdasarkan batasan peraturan dan perundangan yang berlaku

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 22


Makalah
Pengukuran Kinerja
Jurusan Teknik Industri

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang telah disampaikan pada BAB II, maka
dapat ditarik kesimpulan pada makalah ini sebagai berikut:
1. Pengukuran kinerja merupakan sebuah proses yang sistematis untuk
mengukur dan menilai sebuah proses, kegiatan, atau kinerja untuk
mengetahui sejauh mana progres yang ditempuh. Dan yang tak kalah penting,
apakah hasil pengukuran tersebut sudah berhasil mencapai targetyang telah
ditetapkan
2. Model Performance prism merupakan model pengukuran kinerja yang
mempertimbangkan aspek yang diukur bukan hanya berdasarkan konsumen atau
pendapatan saja seperti model pengukuran kinerja organisasi pada umumnya,
melainkan dari sisi stakeholder seperti owner, supplier, customer, employee,
pemerintah, dan bahkan masyarakat umum.
3. Performance prism dapat diaplikasikan dalam menangani masalah Gambaran
Umum Sampel Proyek Pembangunan dan Rehabilitasi gedung sekolah yang
menggandeng Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya, Dinas
Pendidikan Kota Surabaya, Pihak sekolah, kontraktor pengusaha, konsultan
pengawas, dan konsultan perencana.

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 23


DAFTAR PUSTAKA
Adams, C., & Neely, A. (2000). The performance prism to boost M&A success.
Measuring Business Excellence, 4(3), 19–23.
https://doi.org/10.1108/13683040010377818
Afif, A. M., Kurniawan, D., & Saleh, A. (2015). Rantai Pasok Menggunakan
Metode Balanced Scorecard Pada Bengkel Otomotif X *. Jurusan Teknik
Industri Itenas, 03(02), 104–114.
Clarkson, M. B. E. (1995). A Stakeholder Framework for Analyzing and Evaluating
Corporate Social Performance Published by : Academy of Management
Linked references are available on JSTOR for this article : A STAKEHOLDER
FRAMEWORK FOR ANALYZING AND EVALUATING CORPORATE
SOCIAL PERFOR. Academy of Management Review, 20(1), 92–117.
Fahrudin, W. A. (2020). Analisis Pengukuran Kinerja Menggunakan Balance
Scorecard Untuk Menentukan Key Performance Indicator Di Pt Mulia Artha
Anugerah. JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik Dan Manajemen Industri), 3(1), 15.
https://doi.org/10.32493/jitmi.v3i1.y2020.p15-23

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya-ITATS P a g e | 24

Anda mungkin juga menyukai