Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“BENCHMARKING”

DOSEN PENGAMPU :
Marina Puspita, S.IP., MA

DISUSUN OLEH:
Siti NurLela (102023062)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS MANDIRI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakhatuh

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Pengantar Manajemen dengan
judul “Benchmarking”

Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kurang baik dalam segi tulisan maupun kata-kata, oleh karena itu saya mohon.
Saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan
terutama ilmu saya.

Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
kedepannya. Semoga Allah Subhanallahu wa ta’ala membalas kebaikan kita
semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum WarahmatullahiWabarakatuh

Subang, 9 November 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1......................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2

1.3 TUJUAN........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

2.1 Sejarah Benchmarking..................................................................................3

2.2 Pengertian Benchmarking.............................................................................5

2.3 Jenis – Jenis Benchmarking..........................................................................7

2.4 Metode Benchmarking..................................................................................9

2.5 Proses Benchmarking..................................................................................10

2.6 Manfaat Benchmarking...............................................................................13

2.7 Implementasi Benchmarking.......................................................................16

2.8 Studi Kasus..................................................................................................17

BAB III..................................................................................................................20

3.1 KESIMPULAN............................................................................................20

3.2 Kritik dan Saran...........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam


manajemen atau umumnya manajemen strategis, dimana suatu unit atau bagian
atau organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau
kegiatan serupa unit atau bagian atau organisasi lain yang sejenis baik secara
internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking, suatu organisasi dapat
memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja organisasi
sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan.
Kegiatan benchmarking tidaklah harus peristiwa yang dilakukan satu kali waktu,
namun bisa juga merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi
dapat memperoleh manfaat dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik
untuk mereka.

Proses benchmarking memiliki beberapa metode. Salah satu metode


yang paling terkenal dan banyak diadopsi oleh organisasi adalah metode 12, yang
diperkenalkan oleh Robert Camp, dalam bukunya The search for industry best
practices that lead to superior performance. Productivity Press .1989.

Patokan suatu penilaian kecepatan dan performa sebuah smartphone


tentu sangat penting. Salah satu caranya adalah dengan mengetahui skor
benchmark, dimana semakin tinggi benchmark maka akan semakin bagus pula
performa yang didapatkan suatau ponsel itu sendiri. Jadi Anda tidak usah ragu
lagi pada smartphone yang memiliki benchmark dengan skor tinggi.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah Benchmarking?


2. Apa pengertian Benchmarking?
3. Apa saja jenis-jenis Benchmarking?
4. Apa saja metode Benchmarking?
5. Bagaimana proses Benchmarking?
6. Apa manfaat dari Benchmarking?
7. Apa Implementasi Benchmarking?
8. Apa contoh kasus dari Benchmarking?

1.3 TUJUAN

1. Untuk memberikan Pemahaman lebih lanjut tentang Total


QualityManajemen khusunya tentang Benchmarking.
2. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Total Quality Manajemen
Yang diharapakan mahasiswa baik masyarakat umum dapat memahaminya
secara mendalam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Benchmarking

Sejarah benchmarking dimulai pada tahun 1980-an, ketika perusahaan-perusahaan


mulai memperhatikan pentingnya membandingkan prestasi mereka dengan para
pemimpin industri.

Awalnya, hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan


sumber daya yang besar, tetapi seiring berjalannya waktu, benchmarking menjadi
lebih mudah dan terjangkau bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah.

Pada tahun 1988, Robert C. Camp menulis buku pertama tentang


benchmarking, yang berjudul “Benchmarking for Competitive Advantage”. Buku
ini menjadi pedoman bagi para praktisi dan menjadi dasar bagi metodologi
benchmarking modern.

Pada tahun 1990-an, benchmarking mulai berkembang menjadi suatu


disiplin ilmu dengan berbagai metodologi dan teknik yang dikembangkan untuk
membantu perusahaan-perusahaan mencapai prestasi yang lebih baik. Pada saat
itu, tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan, tetapi juga pada tingkat sektor
dan negara.

Sekarang, benchmarking sudah menjadi bagian penting dari manajemen


strategi bagi banyak perusahaan, organisasi pemerintah, dan lembaga non-profit.
Banyak perusahaan yang menggunakannya sebagai alat untuk meningkatkan
kualitas produk dan jasa mereka, meningkatkan efisiensi proses, dan memperluas
pasar.

Beberapa bentuk perbandingan di perusahaan digunakan, sejak 1800-an, dan


terutama mencakup perbandingan kualitas dan fitur produk. Jenis perbandingan
ini hampir tidak digunakan dan tidak menjadi alat manajemen yang berharga

3
sampai akhir 1980an dan 1990an, ketika Xerox memperkenalkan teknik
pembandingan proses. Perbandingan jenis ini terbukti sangat bermanfaat dan
Xerox, AT & T dan perusahaan lainnya mulai membandingkan kinerja proses
mereka dengan standar terbaik di industri ini. Tabel berikut menunjukkan
bagaimana benchmarking berevolusi menjadi alat strategi modern:

Sejarah Pembandingan

 1950-1975 Reverse engineering


 1976-1986 benchmarking kompetitif
 1982-1986 Proses pembandingan
 1988+ Landasan Strategis
 1993 + Global benchmarking

Menurut Camp, benchmarking hanya “Menemukan dan menerapkan praktik


bisnis terbaik”. Manajer menggunakan alat ini untuk mengidentifikasi praktik
terbaik di perusahaan lain dan menerapkan praktik tersebut ke proses mereka
sendiri untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Meningkatkan kinerja perusahaan
adalah merupakan tujuan benchmarking yang paling penting.

Bernchmarking adalah alat yang sangat penting dalam manajemen strategis,


karena sering kali mengungkapkan seberapa baik kinerja organisasi Anda
dibandingkan dengan pesaing.

Penggunaan alat lainnya:

 Mengungkapkan proses bisnis yang sukses. Seringkali tidak jelas seberapa


sukses perusahaan mencapai kinerja yang superior. Dengan mengamati
dan meneliti perusahaan semacam itu, Anda dapat mengidentifikasi
proses, keterampilan atau kompetensi yang berkontribusi terhadap
kesuksesan organisasi dan kemudian menerapkan praktik yang sama ke
perusahaan Anda sendiri.

4
 Untuk memudahkan berbagi pengetahuan. Pengetahuan yang didapat
tentang bisnis lain dapat dengan mudah ditransfer ke organisasi Anda
sendiri.
 Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Perusahaan dapat memperoleh
keunggulan kompetitif jika menerapkan praktik terbaik dari industri lain
ke industrinya sendiri. Misalnya, sebuah peternakan milik keluarga kecil
yang menjual produk pertaniannya sendiri secara online dapat menerapkan
strategi media sosial yang sama seperti blog internet untuk menarik
perhatian dan mendapatkan pelanggan baru. Ini akan menjadi cara baru
untuk mendapatkan pelanggan dan dapat menghasilkan setidaknya
keunggulan kompetitif sementara.

2.2 Pengertian Benchmarking

Benchmarking adalah proses pencarian, membandingkan, latihan dan


praktik terbaik yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus terhadap
kompetitor yang terbaik di kelasnya baik dari dalam maupun dari luar industri
guna mengarah pada kinerja kompetitif yang paling unggul. Benchmarking
dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang tentang praktik
dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
Penerapan konsep benchmarking secara modern dipelopori oleh perusahaan
Xerox, Jepang pada tahun 1979, terutama yang dilakukan adalah menguji dan
membandingkan apakah biaya perunit produksinya lebih tinggi dari pesaing-
pesaing di perusahaan sejenis di Jepang. Pada tahun 1988, seorang tokoh
Baldridge National Quality Award bernama Bob Camp, menjadikan
benchmarking sebagai salah satu syarat untuk menerima penghargaan tersebut, hal
ini disebabkan karena buku pertamanya yaitu "The Search for Industry Best
Practices that Lead to Superior Performance". Pada tahun itu Xerox menjadi juara
karena berhasil meningkatkan kualitas dan keuntungan berdasarkan penerapan
praktek benchmarking.

5
Benchmarking merupakan upaya untuk mengetahui tentang bagaimana dan
mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat
melaksanakan tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan,
pemilihan yang tepat tentang apa yang akan dibenchmarkingkan, pemahaman dari
organisasi itu sendiri, pemilihan mitra yang cocok, dan kemampuan untuk
melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis.
Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari
perusahaan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan
jasa menjalar ke arah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dan
lain-lain. Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus tentang
praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
Berikut definisi dan pengertian benchmarking dari beberapa sumber buku:

 Menurut Watson (1996), benchmarking adalah pencarian dan aplikasi


praktik-praktik yang benar-benar lebih baik secara terus-menerus, yang
mengarah pada kinerja kompetitif yang superior.
 Menurut Ramli (2013), benchmarking adalah suatu proses belajar yang
berlangsung secara sistematis dan terus-menerus dimana setiap bagian dari
suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau
pesaing yang paling unggul.
 Menurut Albar dkk (2014), benchmarking adalah evaluasi kinerja relatif
dari perusahaan (atau entitas produksi lainnya) yang mengubah input
(sumber daya) jenis yang sama menjadi jenis output yang sama.
 Menurut Tjiptono dan Anastasia (2003), benchmarking adalah proses
pembandingan dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi
terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun
dari luar industri.
 Menurut Rivai dan Murni (2012), benchmarking adalah mencari latihan-
latihan yang terbaik secara terus menerus yang mengantar kita menuju
pada penampilan yang paling baik.

6
2.3 Jenis – Jenis Benchmarking

Jenis-jenis benchmarking yang umumnya dilakukan oleh perusahaan. Ada


dua jenis benchmarking yaitu:

1. Benchmarking yang Berdasarkan Subjeknya

Pembagian benchmarking berdasarkan subjeknya dibagi lagi menjadi dua


jenis, yaitu:

a. Internal Benchmarking

Internal benchmarking adalah sebuah cara untuk membandingkan kegiatan


atau proses yang terjadi dalam satu perusahaan. Jika Anda memiliki anak
perusahaan atau cabang lainnya, maka Anda bisa melakukan internal
benchmarking ini.

b. External Benchmarking

External benchmarking adalah sebuah cara untuk membandingkan


perusahaan sendiri dengan kompetitor yang bergerak di industri yang sama. Jenis
ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu competitive dan non-competitive benchmarking.
Competitive benchmarking adalah salah satu cara untuk membandingkan
perusahaan sendiri dengan perusahaan kompetitor utama di industri yang sama
Non-competitive benchmarking adalah cara untuk membandingkan perusahaan
sendiri dengan kompetitor lainnya namun dalam industri yang berbeda, seperti:

 Functional non-competitive benchmarking: membandingkan fungsi yang


sama dari perusahaan lain di bidang industri yang berbeda
 Functional non-competitive benchmarking: membandingkan fungsi yang
sama dari perusahaan lain di bidang industri yang berbeda

7
2. Benchmarking yang Berdasarkan Objeknya

Benchmarking yang berdasarkan objeknya dibagi menjadi enam jenis, yaitu:

 Strategic benchmarking: pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui


bagaimana perusahaan lain bisa lebih unggul dari perusahaan kompetitor
lainnya di industri yang sama.
 Process benchmarking: pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui
kegiatan operasional setiap perusahaan.
 Functional benchmarking: pengamatan yang dilakukan dengan
membandingkan fungsional kerja kompetitor lain di industri yang sama.
 Performance benchmarking: pengamatan yang dilakukan dengan
membandingkan performa produk dan/atau jasa dari kompetitor.
 Product benchmarking: pengamatan yang dilakukan dengan
membandingkan produk perusahaan sendiri dengan produk kompetitor.
 Financial benchmarking: pengamatan yang dilakukan dengan
membandingkan kondisi keuangan kompetitor.

Ada berbagai jenis pembandingan yang dapat digunakan oleh para manajer.
Tuominen dan Bogan & English mengidentifikasi 3 jenis utama ini:

 Benchmarking strategis Manajer menggunakan jenis tolok ukur ini untuk


mengidentifikasi cara terbaik untuk bersaing di pasar. Selama proses,
perusahaan mengidentifikasi strategi pemenang (biasanya di luar industri
mereka sendiri) sehingga perusahaan yang sukses menggunakan dan
menerapkannya pada proses strategis mereka sendiri. Hal ini juga umum
untuk membandingkan tujuan strategis untuk menemukan pilihan strategis
baru.
 Benchmarking kinerja. Hal ini berkaitan dengan membandingkan produk
dan layanan perusahaan Anda. Menurut Bogan & Inggris alat ini terutama

8
berfokus pada kualitas produk dan layanan, fitur, harga, kecepatan,
keandalan, desain dan kepuasan pelanggan, namun dapat mengukur segala
sesuatu yang memiliki metrik terukur, termasuk proses. Tolok ukur kinerja
menentukan seberapa kuat produk dan layanan kami dibandingkan dengan
pesaing kami.
 Benchmarking Proses. Diperlukan untuk melihat perusahaan lain yang
terlibat dalam kegiatan serupa dan untuk mengidentifikasi praktik terbaik
yang dapat diterapkan pada proses Anda sendiri dan untuk
memperbaikinya. Proses pembandingan adalah jenis pembandingan yang
terpisah, namun biasanya berasal dari pembandingan kinerja. Ini karena
perusahaan pertama-tama mengidentifikasi titik-titik persaingan yang
lemah dari produk atau layanan mereka dan kemudian berfokus pada
proses utama untuk menghilangkan kelemahan tersebut. Misalnya, sebuah
organisasi yang menggunakan perbandingan kinerja mengidentifikasi
bahwa produk mereka ‘X’ lebih unggul dalam fitur, kualitas dan desain
manufaktur, namun lebih tinggi dari produk pesaing ‘Y’. Kemudian
perusahaan menentukan, proses mana yang paling banyak menambah
biaya produk dan mencari cara untuk memperbaikinya dengan melihat hal
yang serupa, namun mengurangi biaya proses di perusahaan lain

2.4 Metode Benchmarking

Metode benchmarking yang bisa kamu pilih dan biasa digunakan oleh
perusahaan ada beberapa cara, yakni:

1. Riset in-house. Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan dan


menilai informasi yang terdapat di perusahaan sendiri dan informasi di
luar perusahaan namun dicari sendiri.
2. Riset in-house. Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan dan
menilai informasi yang terdapat di perusahaan sendiri dan informasi di
luar perusahaan namun dicari sendiri.

9
3. Pertukaran langsung. Metode yang dilakukan dengan cara ‘barter’
informasi dengan perusahaan yang dijadikan mitra benchmarking.
Misalnya barter isi kuisioner, hasil survei, dan sebagainya.
4. Pertukaran langsung. Metode yang dilakukan dengan cara ‘barter’
informasi dengan perusahaan yang dijadikan mitra benchmarking.
Misalnya barter isi kuisioner, hasil survei, dan sebagainya.

2.5 Proses Benchmarking

Beberapa tahap tertentu perlu dilakukan agar bisa benchmarking. Berikut


beberapa proses yang ada dalam benchmarking :

 Menentukan apa yang akan di-benchmark.


Hampir segala hal dapat di-benchmark seperti suatu proses lama
yang memerlukan perbaikan, suatu permasalahan yang memerlukan solusi,
suatu perancangan proses baru atau suatu proses dengan upaya
perbaikannya selama ini belum berhasil.
 Menentukan apa yang akan diukur.
Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya
harus yang paling kritis dan besar kontribusinya terhadap perbaikan dan
peningkatan mutu. Contoh ukuran adalah durasi waktu penyelesaian,
waktu penyelesaian untuk setiap elemen kerja, waktu untuk setiap titik
pengambilan keputusan, variasi waktu, jumlah aliran balik atau
pengulangan, dan kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemen.
Kemudian menentukan ukuran atau standar yang paling kritis yang secara
signifikan meningkatkan mutu proses dan hasil. Juga memilih informasi
apa yang diperlukan dalam proses benchmarking dari organisasi lain yang
menjadi tujuan benchmarking.
 Menentukan kepada siapa akan dilakukan benchmark.
Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain
tersebut yang memang dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik
dalam kategori ini.

10
 Pengumpulan data kunjungan.
Mengumpulkan data tentang ukuran dan standar yang telah dipilih
terhadap organisasi yang akan di-benchmark. Informasi ini dapat dimulai
dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil studi, survei pasar,
survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Dapat juga merancang dan
mengirimkan kuesioner kepada lembaga yang akan di-benchmark, baik itu
merupakan satu-satunya cara mendapatkan data dan informasi atau sebagai
pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan langsung. Pada saat
kunjungan langsung (site visit), proses yang diamati adalah yang
menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data internal
yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih
baik jika ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi sehingga
informasi yang didapat akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui
adalah bahwa organisasi atau lembaga yang dikunjungi mempunyai
keinginan yang sama untuk mendapatkan informasi yang sejenis dari
lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan timbal balik untuk
saling mem-benchmark. Para pelaku benchmarking telah dapat
menyimpulkan bahwa kunjungan langsung kepada organisasi dengan
praktik terbaik dapat menghasilkan pandangan dan pemahaman yang jauh
lebih dalam dibandingkan dengan cara pengumpulan data yang manapun.
Kunjungan ini memungkinkan kita untuk secara langsung berhubungan
dengan “pemilik proses” yaitu orang yang benar-benar menjalankan atau
mengelola proses tersebut.
 Memahami proses bisnis dalam organisasi
Tahap pertama yaitu memahami proses internal, analisis dibutuhkan
untuk tahap yang satu ini. Coba bandingkan data internal yang dimiliki dengan
data yang diperoleh. Tujuannya yaitu menentukan kesenjangan antara dua
kategori data tersebut.

11
Bandingkan situasi kualitatif seperti prosedur, organisasi, sistem,
sikap individu dan sebagainya. Lalu identifikasi mengapa perbedaan tersebut bisa
muncul dan apa yang dapat dipelajari dari situ.

 Memahami proses bisnis dalam organisasi


Benchmark sebenarnya bisa menjadi proses yang lama, dan terus
memerlukan perbaikan. Untuk mencari tahu solusi dari suatu permasalahan, maka
perlu diawali perancangan proses yang baru untuk upaya perbaikan. Pemilihan
suatu standar harus dapat memiliki peran besar untuk peningkatan mutu maupun
perbaikan.
Mulai dari memperhatikan durasi penyelesaian pada setiap unsur
pekerjaan, waktu tiap poin pengambilan keputusan, dan jumlah pengulangannya.
Aspek yang perlu diperhatikan lainnya yaitu kemungkinan terjadinya kekeliruan
pada tiap elemen.
Benchmarking tidak lepas juga dari menentukan bagaimana caranya
meningkatkan mutu hasil maupun proses. Pilih juga informasi yang diperlukan
untuk setiap proses benchmarking tapi dari perusahaan lain agar dapat menjadi
tujuan tambahan.
 Memahami proses bisnis dalam organisasi
Tahap benchmarking selanjutnya adalah menentukan untuk siapa
benchmark ini dilakukan. Caranya yaitu memilih perusahaan atau organisasi lain
yang dirasa mempunyai reputasi baik. Bahkan bisa saja pilih yang terbaik pada
kategori bisnis terkait.
 Pengumpulan data
Langkah penting lainnya yaitu pengumpulan data, lakukan riset
terkait standar tertentu yang sudah dipilih kepada perusahaan yang hendak ‘di-
benchmark’. Kategori informasi yang dikumpulkan dapat dimulai lewat apa saja
informasi yang telah dipublikasikan.
Cara riset dalam benchmarking sebenarnya cukup beragam. Mulai
dari pengumpulan data ‘ in house’, bisa dilakukan dengan penilaian terhadap
berbagai informasi internal. Misalnya adalah survei terhadap pasar, hasil studi
jurnal, survei pelanggan, majalah dan lain sebagainya.
Pengumpulan data pihak ketiga merupakan cara lainnya. Cara ini
dilakukan melalui jasa pencarian data, biasanya jasa ini digunakan untuk
informasi yang sulit untuk didapat. Kategori cara riset lainnya yaitu pertukaran
langsung.

12
Langkahnya bisa dengan memakai kuesioner yang diberikan kepada
lembaga tujuan yang ingin kamu benchmark. Langkah lainnya bisa menelepon
langsung perusahaan terkait. Data-data yang didapat bisa kamu gunakan sebagai
pendahuluan terlebih dahulu, sebelum mengunjungi langsung.
Ketika ingin berkunjung langsung, berbagai proses yang akan diamati
perlu sesuai standar terkait data internal. Tentunya harus diidentifikasi terlebih
dahulu sebelumnya.

 Pasca Riset
Kunjungan langsung akan menghasilkan pemahaman lebih
mendalam. Kalau dibandingkan dengan pengumpulan data lainnya, mengunjungi
langsung memiliki hasil yang lebih mutakhir. Maka dari itu, kalau sudah didapat
informasi mendalam tersebut, bisa langsung diaplikasikan.
Langkah terakhir benchmarking yaitu implementasi dari berbagai
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap satu ini, dibutuhkan
mekanisme pelaporan untuk mencari tahu seperti apa efektivitas rencana tersebut.
Melakukan pemantauan harus secara berkelanjutan atau kontinu.
Harapannya adalah informasi yang didapat bisa dijadikan sumber perbaikan untuk
tahap perencanaan yang selanjutnya.

2.6 Manfaat Benchmarking

Berikut ini manfaat sekaligus alasan mengapa benchmarking penting


dilakukan:

1. Mengetahui kelebihan kompetitor

Dalam melakukan benchmarking, kamu akan mengetahui seperti apa posisi


perusahaan pada industri tersebut. Dari identifikasi tersebut, kamu dapat
mempelajari bagaimana kompetitor bisa lebih unggul dan sukses.
Salah satunya adalah mengetahui kelebihan perusahaan kompetitor. Apabila
sudah tahu, maka kamu bisa review kembali hal-hal apa saja yang ada pada bisnis
kamu namun tidak ada pada kompetitor.

2. Meningkatkan kinerja perusahaan

13
Setelah mengetahui keunggulan kompetitor, selanjutnya adalah
meningkatkan kinerja perusahaan. Cari tahu hal-hal apa saja yang sebaiknya
dihentikan, dilanjutkan, ataupun dikembangkan.

Dengan begitu, perusahaan akan mampu bersaing dengan kompetitor,


bahkan jauh lebih unggul. Selain itu, perusahaan juga bisa melakukan
perencanaan pada komponen tersebut agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

3. Melakukan perbaikan secara berkala

Ketika melakukan benchmark, perusahaan akan tahu apa saja hal yang harus
diperbaiki. Dari situlah perusahaan akan menyusun perencanaan agar lebih bisa
ditingkatkan lagi. Setelah itu lakukan benchmark dari waktu ke waktu untuk
melihat bagaimana progres perbaikannya.

4. Meningkatkan rasa memiliki terhadap perusahaan

Dalam melakukan benchmark, maka karyawan harus terlibat dalam


memperoleh seluruh jawaban yang diperlukan. Caranya dengan meminta pendapat
karyawan terkait peran setiap individu.

5. Membuat Tujuan dan Perencanaan yang Terarah

Menentukan sebuah tujuan dan perencanaan yang efektif sering menjadi


tantangan tersendiri bagi sebuah bisnis. Maka dari itu, tidak sedikit perusahaan
baik skala besar maupun kecil yang seperti kehilangan arah dan berujung pada
keruntuhan.

Benchmarking dengan kompetitor bisa jadi upaya untuk menjaga fokus dan
tujuan bisnis dalam jangka panjang, menengah, dan pendek sekalipun. Adanya
“ancaman” kompetitor pun membuat perusahaan lebih berhati-hati sehingga
langka-langkah yang diambil harus dipastikan strategis dan menguntungkan atau
tidak.

14
6. Menumbuhkan Budaya Berbenah Diri

Bisnis selalu memerlukan konsumen. Itu artinya, bisnis harus mampu selalu
melakukan evaluasi dan improvisasi terhadap produk dan layanan yang diberikan
sesuai kebutuhan konsumen. Lewat inilah loyalitas konsumen akan terus
berkembang.

Di sisi lain, evaluasi dan improvisasi juga perlu dilakukan di dalam tubuh
organisasi bisnis itu sendiri. Seperti contoh adalah kompetensi sumber daya
manusianya, alur dan kompleksitas birokrasi, dan lain sebagainya.

7. Memahami Kondisi Perusahaan Lebih Baik

Di tengah ketatnya kompetisi bisnis, terkadang perusahaan lupa untuk


melihat ke dalam tubuhnya sendiri. Padahal mengetahui kondisi perusahaan
sendiri penting mengetahui kelemahan dan kelebihan.

Pengetahuan terhadap kondisi perusahaan akan membantu Anda lebih jeli,


efektif, dan efisien dalam membuat strategi. Misal, Anda mengetahui bahwa
investasi di sumber daya manusia secara in-house (melakukan rekrutmen) saat ini
kurang tepat untuk mengejar ketertinggalan dengan kompetitor. Sebagai gantinya,
melakukan investasi di teknologi ternyata jadi solusi yang lebih pas sehingga
Anda tidak menghambur-hamburkan dana perusahaan untuk hal yang tidak benar-
benar menjawab kebutuhan.

Benchmarking adalah upaya sebuah bisnis untuk terus tumbuh dan


berkembang dengan cara melakukan perbandingan satu atau berbagai aspek
dengan aspek lainnya. Lewat benchmarking, bisnis dapat senantiasa

15
berimprovisasi dan menghasilkan kebijakan-kebijakan tepat sasaran sehingga
proses bisnis dapat terjaga lebih baik.

Tentunya, faktor pembanding yang menjadi benchmark juga memiliki


karakter yang apple to apple sehingga hasil yang diperoleh akurat. Selain itu,
pemilihan faktor pembanding juga disesuaikan dengan kebutuhan atau target yang
ingin dicapai agar tidak bias.

2.7 Implementasi Benchmarking

Pencarian Informasi:

1. Identifikasi proses dan pemanufakturan serta operasi lainnya di dalam


perusahaan yang membutuhkan perbaikan.

2. Mencari perusahaan lain yang sukses dalam melakukan aktivitas dan


proses operasinya.

Gambar 2.7 Penerapan Benchmarking

Sumber: Ramli, 2013

16
Secara umum yang harus diimplementasikan sebagai unsur perusahaan
adalah mengukur kinerja perusahaaan yang dibandingkan dengan perusahaan II-
24 yang paling terbaik di kelasnya. Membandingkan bukan berarti menjiplak atau
mencuri tanpa rasa malu, hanya karena saat perusahaan mendapatkan bantuan ide-
ide untuk mempercepat peningkatan kinerja dari perusahaan yang terbaik.
Implementasi strategik benchmarking adalah bukan langkah adopsi melainkan
murni sebagai langkah adaptasi, sehingga dapat membantu mempercepat proses
reformasi peningkatan kerja.

Ukuran kinerja yang biasa diimplementasikan:

Tabel 2.7 Ukuran Kinerja Benchmarking.

No KRITERIA KINERJA UNIT PENGUKURAN


1. Pangsa pasar Unit rupiah.
2. Profitabilitas Margin contribution, return on total capital
orEquity.
3. Pertumbuhan Pesaing Pangsa pasar setiap segmen.
4. Bahan baku Proporsinya terhadap biaya total, harga
(material) volume, biaya pengangkutan.
5. Biaya tenaga kerja Langsung Jumlah karyawan pada setiap fungsi, pangsa
atau tidak Langsung pasar, gaji, jam kerja produktif setiap
karyawan, profil karyawan.
6. Biaya modal Tingkat turn over, total asset, fixed asset,
Inventory.
7. Kinerja Output per utility.
8. Pelayanan Waktu rata-rata tiap pelayanan, pemrosesan
pesanan rutin, perencanaan produksi.
9. Citra (image) Customer awareness, intensitas dan biaya
pemasaran, reaksi pelanggan terhadap
kampanye pemasaran.
2.8 Studi Kasus

17
A. Bechmarking Samsung terhadap produk Apple (Iphone 4)

Tahun 2013 Samsung mengeluarkan produk baru yaitu Samsung Galaxy


ace. Namun, terdapat isu pelanggaran hak paten kepada Samsung karena
produknya tersebut dianggap menjiplak produk Apple yaitu Iphone 4 karena
terdapat kemiripan disisi keunggulan dan fitur namun disertai harga yang lebih
terjangkau. Iphone 4 lebih dulu di luncurkan sebelum Samsung galaxy ace, dari
pelanggaran paten, pihak pengadilan memang tidak memutuskan bahwa
seluruhnya dilanggar oleh Samsung. Beberapa yang tidak dianggap melanggar
antara lain adalah bagian desainnya yang jauh berbeda. Banyak pihak juga yang
mengatakan bahwa Samsung telah melakukan penjiplakan terhadap produk Apple.
Karena memang sudah terbukti Samsung telah melanggar hak paten dan meniru
iphone. Disini sudah jelas bahwa Samsung yang melakukan benchmarking
(product bechmarking) terhadap iphone. Sehingga keuntungannya, Samsung bisa
lebih menguasai pasar karna memiliki harga yang sangat terjangkau oleh kalangan
luas. Hal mengejutkan juga datang dari pemberitaan di Amerika Serikat ditahun
2014, terungkap bahwa Galaxy S4 mampu mengalahkan penjualan iPhone 5.
Tentu ini rekor pertama kali Samsung mampu mengalahkan Apple di pasar
kandang sendiri. Dikutip dari GSMarena, Samsung menempati posisi teratas pada
penjualan Mei 2013 lalu di AS, Bila di AS saja Samsung mampu mengalahkan
Apple, bagaimana dengan pasar di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.
Itusangat menguntungkan sekali bagi Samsung. Kerugian nya untuk iphone
mengalami penurunan, dan dapat dikalahkan oleh Samsung. Dari segiharga
maupun kecanggihan nya. Sebenanrnya mereka pernah bekerja sama dalam hal
LCD, flashmemory, dan prosesor dari Samsung, dan Apple merupakan pelanggan
terbesar Samsung. Beberapa perangkat penting iPad dan iPhone, diproduksi oleh
Samsung

B. Bechmarking Ford

18
Ford Taurus yang sangat sukses diperkenalkan sejak permulaan tahun 1980-
an juga merupakan hasil dari benchmarking. Ford mula-mula membuat
identifikasi 400 ciri dianggap paling penting bagi pembeli mobil di Amerika
Serikat, kemudian mengidentifikasi mobil pesaing (sebagian besarmobil Jepang)
yang mempunyai ciri-ciri tersebut, dan akhirnya membuat mobil (Taurus) yang
mengabungkan ciri-ciri tersebut dengan harga yang kompetitif dengan meniru
metode produksi yang dilakukan pesaingnya. Taurus yang didesain ulang pada
tahun 1992, sekali lagi didasarkan pada Benchmarking. Pegangan pintu dan
bensin irit Ford merupakan hasil benchmarking dari Chevy Lumina, lampu depan
halogen dan roda miring hasil benchmarking dengan Honda Accord, bola lampu
belakang yang mudah diganti dan control jendela hasil benchmarking dengan
Nissan’s Maxima, dan control radio jarak jauh hasil benchmarking dari Pontiac
Grand Prix.

C. Benchmarking yang dilakukan Honda (Beat) terhadap Yamaha (Mio)

Yamaha mio adalah pelopor motor jenis matik di Indonesia yang mulanya
diperuntukan untuk wanita. Karena produknya yang sangat populer disertai
permintaan yang sangat tinggi, tidak lama kemudian Honda melakukan
benchmarking lalu meluncurkan Honda Beat dengan jenis yang samanamun
memiliki keunggulan yang berbeda. Hingga saat ini Honda Beat mampu
menyaingi penjualan Yamaha mio.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan “Fisik”


dan “Mental”.Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia
dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat.
Sedangkan secara “Mental” adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus
bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka
menemukan kesenjangan yang cukup tinggi. Maka dapat disimpulkan beberapa
hal yang harus diketahui oleh perusahaan maupun mereka yang berkecimpung
dalam dunia bisnis bahwa:

Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagaimana dan


mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat
melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang
lainnya.Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik
dari perusahaan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk
dan jasa menjalar kearah proses,fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran,
dll. Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka
panjang tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun
perusahaan itu berada.

Bechmarking penting dilakukan guna mengetahui kekuatan dan kelemahan


yang ada dalam perusahaan dalam berbagai aspek dengan cara
membandingkannya dengan internal perusahaan (cabang/bagian lain) atau
perusahaan lain dalam industri serupa/pesaing.

Benchmarking harus melibatkan penelitian dan pemahaman tentang


prosedur kerja internal sendiri, kemudian mencari "praktik terbaik" pada
organisasi atau lembaga lain, kemudian mencocokkannya dengan yang telah
diidentifikasi dan akhirnya mengadaptasi praktik-praktik itu dalam organisasinya
sendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Pada dasarnya, benchmarking adalah

20
suatu cara belajar dari orang (organisasi) lain secara sistematis demi memperbaiki
kelemahan dan memperkuat mempertahankan kekuatan yang ada atau
mendapatkan strategi baru yang diadaptasi dari orang/organisasi lain tersebut.

Contoh penerapan benchmarking yang berhasil adalah yang dilakukan


Samsung terhadap Apple ditahun 2013, dimana Samsung dengan produknya
Samsung Galaxy ace mampu mengalahkan penjualan iphone 4 dan iphone 5.
Yang dilakukan Samsung adalah meniru fitur-fitur yang ada dalam produk Apple
namun mengatasi kelemahannya yaitu membuat produk yang lebih terjangkau.
Namun dampak negative yang diperoleh Samsung dalam melakukan bechmarking
ini adalah mendapat isu pelanggaran hak paten karena Samsung meniru produk
Apple terlalu persis.

3.2 Kritik dan Saran

Dalam melakukan bechmarking hendaknya suatu perusahaan tetap


berpegang teguh terhadap visi, misi, tujuannya sendiri serta mempertahankan ciri
khas yang ada. Selain itu dalam meniru sesuatu jangan terlalu mirip, yang
berdampak perusahaan tersebut mendapat pelanggaran hak paten atau plagiatisme.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. https://ritaelfianis.id/benchmarking/
2. https://www.kajianpustaka.com/2021/01/benchmarking-pengertian-
tujuan-jenis.html?m=1
3. https://www.kitalulus.com/bisnis/benchmarking-adalah
4. https://majoo.id/solusi/detail/benchmarking-adalah
5. https://www.mpm-insurance.com/berita/bechmarking-pengertian-tujuan-
dan-cara-melakukannya/
6. https://www.dewaweb.com/blog/pengertian-benchmark/
7. https://www.hashmicro.com/id/blog/benchmarking-adalah/
8. https://mochamadbadowi.com/news/benchmarking.html
9. https://www.akseleran.co.id/blog/benchmarking-adalah/
10. https://repository.uin-suska.ac.id/20957/7/07%20BAB%20II%20TA
%20Insyaallah.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai