Disusun Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
4. Generic Benchmarking
Generic Benchmarking merupakan jenis asumsi dimana beberapa funsi bisnis
dan proses adalah sama tanpa mempedulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan di
antara industri-industri.
2.4 METODE BENCHMARKING
Proses benchmarking memiliki beberapa metode. Salah satu metode yang paling
terkenal dan banyak diadopsi oleh organisasi adalah metode 12, yang diperkenalkan oleh
Robert Camp, dalam bukunya The search for industry best practices that lead to superior
performance. Productivity Press 1989 Langkah metode 12 terlalu luas untuk dijabarkan.
Agar mudah, metode 12 tersebut bias diringkas menjadi 6 bagian utama yakni :
1. Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa proses, fungsi,
output dsb.
2. Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha serupa. Sebagai
contoh, jika anda menginginkan mengendalikan turnover karyawan sukarela di
perusahaan, carilah perusahaan-perusahaan sejenis yang memiliki informasi turnover
karyawan sukarela.
3. Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha serupa. Anda bisa
melihat didalam asosiasi industri, survey, customer, majalah finansial yang mana
industri yang menjadi top leader di bidang sejenis.
4. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan.Anda
bisa menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan
informasi yang relevan sesuai problem yang diidentifikasi di langkah awal.
5. Kunjungi ’best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha.
Beberapa perusahaan biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan
membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.
6. Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya. Setelah
mendapatkan best practice perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara
pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan program aksi
untuk implementasinya.
1) Komitmen manajemen.
2) Basis pada proses perusahaan itu sendiri
3) Identifikasi dan dokumentasi setiap kekuatan dan kelemahan proses perusahaan.
4) Pemilihan proses yang akan di benchmarking.
5) Pembentukan tim benchmarking.
6) Penelitian terhadap obyek yang terbaik di kelasnya (best-in-class).
7) Pemilihan calon mitra benchmarking best-in-class.
8) Mencapai kesepakatan dengan mitra benchmarking.
9) Pengumpulan data.
10) Data dan penentuan gap.
11) Perencanaan tindakan untuk mengurangi kesejangan yang ada atau bahkan
mengunggulinya.
12) Implementasi perubahan
13) Pemantauan.
14) Memperbarui benchmarking; melanjutkan siklus tersebut.
3.1 KESIMPULAN
Watson, G.H. 1996. Strategic Benchmarking: How to Rate Your Company’s Performance
Against The World’s Best. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ramli, Khaerani. 2013. Analisis Benchmarking terhadap Biaya Produksi pada PT Karunia
Alam Segar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Albar, F.B., dkk. 2014. Desain Strategi Pengembangan UKM dengan Kombinasi Metode
Benchmarking dan Blue Ocean Strategy. Seminar Nasional IENACO.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia, Diana. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi
Offset.
Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana. 2012. Education Manajemen: Analisis Teori dan
Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sulisworo, Dwi. 2010. Strategi Korporasi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
Spendolini, M.J. 1992. The Benchmarking Book. New York: The American Management
Assosiation.
Gaspersz, V. 2002. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://petra-lugas.blogspot.com/2022/02/merencanakan-proses-benchmarking.html
file:///C:/Users/JAMCOM/Downloads/367310664-MMT-Benchmarking.pdf
https://docplayer.info/34149069-Penerapan-konsep-benchmarking-dalam-rangka-
penyusunan-strategi-baru-perusahaan-study-kasus-pada-pt-kymco-lippo-motor-
indonesia.html