Disusun Oleh :
1. Andi Ismail Saleh (64200193)
A. Latar Belakang
Benchmarking adalah suatu proses yang biasa digunakan dalam manajemen atau umumnya
manajemen strategis, dimana suatu unit atau bagian atau organisasi mengukur dan
membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit atau bagian atau
organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal. Dari hasil benchmarking,
suatu organisasi dapat memperoleh gambaran dalam (insight) mengenai kondisi kinerja
organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk meraih sasaran yang diinginkan.
Kegiatan benchmarking tidaklah harus peristiwa yang dilakukan satu kali waktu, namun bisa
juga merupakan kegiatan berkesinambungan sehingga organisasi dapat memperoleh manfaat
dalam meraih praktek aktifitas organisasi yang terbaik untuk mereka.
Proses benchmarking memiliki beberapa metode. Salah satu metode yang paling terkenal dan
banyak diadopsi oleh organisasi adalah metode 12, yang diperkenalkan oleh Robert Camp,
dalam bukunya The search for industry best practices that lead to superior performance.
Productivity Press .1989.2
Patokan suatu penilaian kecepatan dan performa sebuah smartphone tentu sangat penting.
Salah satu caranya adalah dengan mengetahui skor benchmark, dimana semakin tinggi
benchmark maka akan semakin bagus pula performa yang didapatkan suatau ponsel itu
sendiri. Jadi Anda tidak usah ragu lagi pada smartphone yang memiliki benchmark dengan
skor tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
Defenisi Benchmarking.
Banchmarking adalah proses pengukuran operasional terhadap bisnis sebuah
perusahaan (kualitas produksi-jasa layanan) dengan membandingkannya keperusahaan/
institusi lain yang mempunyai produksi/ jasa layanan yang lebih baik.
Pengertian benchmarking menurut para ahli:
1. Gregory H. Watson ⇒ Bencmarking sebagai pencarian secara berkesinambungan
dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada
kinerja kompetitif unggul.
2. David Kearns (CEO dari Xerox) ⇒ Benchmarking adalah suatu proses pengukuran
terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat
atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
3. IBM ⇒ Benchmarking merupakan suatu proses terus-menerus untuk menganalisis
tata cara terbaik di dunia dengan maksud menciptakan dan mencapai sasaran dan
tujuan dengan prestasi dunia.
4. Teddy Pawitra ⇒ Bencmarking sebagai suatu proses belajar yang berlangsung
secara sisitematis dan terus-menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul.
5. Goetsch dan Davis ⇒ Benchmarking sebagai proses pembanding dan pengukuran
operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang trbaik dalam kelasnya,
baik dari dalam maupun dari luar industri.
3) Functional Benchmarking
Functional Beanchmarking merupakan jenis asumsi yang tidak harus membetasi pada
perbandingan terhadap pesaing langsung. Functional Benchmarking dapat melakukan
investigasi pada perusahaan – perusahaan yang unggul dalam industri tidak sejenis.
Bagaimanapun, relevansi dari perbandingan pada functional benchmarking, nilai nilai target
pembanding dapat berasal dari perusahaan tidak sejenis yang unggul. Implementasi
functionak benchmarking memang lebih sulit untuk dilakukan, mengingat informasi yang
diperlukan pada umumnya lebih sulit diperoleh, dan bencmark targets-nya memerlukan
imajinasi dan kreativitas yang tinggi.
4) Generic Benchmarking
Generic Benchmarking merupakan jenis asumsi dimana beberapa funsi bisnis dan proses
adalah sama tanpa mempedulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan di antara industri-
industri.Gerneric beanchmarking merupakn perluasan dari functional benchmarking.
Proses Bechmarking
Setelah data terkumpul, kemudian diolah dan dan analisis untuk mengetahui kenerja suatu
proses yang nantinya akan menemukan kesenjangan/ perbandingan antara kedua pihak
(perusahaan dan mitra benchmarking), serta menentukan perbaikan target kinerja yang ingin
dicapai. Apabila ternyata proses mitra benchmarking lebih unggul, maka diadakan analisis
kelayakan implementasi dengan menghitung biaya serta pengaruhnya terhadap proses-proses
lainnya yang berkaitan.
3) Integrasi.
Apabila hasil analisis menunjukan bahwa perubahan untuk menerapkan proses baru
tersebut layak, dan mendapat dukungan setiap manajer, maka disusun perencanaan
implementasinya guna mencegah timbulnya hambtan dan gangguan, sehingga pelaksanaanya
akan dapat bejalan lancar dan berhasil. Dalam menyusun perencanaan, dapat ditargetkan
kinerja proses yang lebih unggul dari perusahaan mitra benchmarking. Untuk maksud
tersebut diperlukan pelatihan karyawan untuk mengembangkan keterampilannya.
Pengembangan keterampilan yang dibutuhkan dalam bencmarking meliputi empat faktor,
yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan, terutama yang berkenaan dengan aspek proses dan praktik suatu pekerjaan
yang diperoleh dari hasil penelitian benchmarking.
b. motifasi, yaitu agar dapat memotifasi setiap orang untuk terus beljar dan meningkatkan
produktifitas kerja.
c. situasi, yaitu peluang bagi setiap orang untuk menerapkan pengetahuannya dalam
meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
d. kemauan setiap orang untuk mengembangkan pengetahuannya.
4) implementasi
Implementasi benchmarking harus sesuai dengan yang telah direncanakan dan sesuai
dengan prosedur baru yang membutuhkan waktu untuk bisa menjadi kebiasaan. Setelah
proses baru digunakan dan berjalan lancar,biasanya kinerja perusahaan akan meningkat
dengan pesat. Dengan pelaksanaan perbaikan yang berkesinambungan, maka perusahaan
dapat mengungguli mitra benchmarking kesemuanya ini baru dapat tercapai bila dilakukan
kegiatan pemantauan dengan pengendalian proses secara statistik untuk mengetahui
kemajuan perbaikan yang dilakukan. Berdasarkan hasil dari kegiatan pemantauan tersebut,
dilakukan perbaikan secara berkesinambungan, sehingga dapat mengungguli proses dari
mitra benchmarking.
5) Fase kematangan
PENUTUP
Dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan “Fisik” dan “Mental”. Secara
“Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk
melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan secara “Mental” Adalah bahwa pihak
manajemen perusahaan harus bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata
mereka menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.Maka dapat disimpulkan beberapa hal
yang harus diketahui oleh perusahaan maupun mereka yang berkecimpung dalam dunia
bisnis bahwa:
Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu
perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara
lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahaan lainnya.
Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar kearah proses, fungsi,
kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll. Benchmarking juga berwujud perbandingan yang
terus-menerus, jangka panjang tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik
dimanapun perusahaan itu berada.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36333905/
MAKALAH_AKUNTANSI_MANAJEMEN_BENCHMARKING_
http://eprints.umpo.ac.id/2767/2/BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/14441371/Benchmarking