1.1 PENDAHULUAN
Karenanya untuk mencapai best practices di dalam suatu industri, sebaiknya kita
melihat ke luar dinding perusahaan untuk melihat apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Di
makalah ini kita akan bicara tentang Strategi Benchmarking yang merupakan salah satu
metodologi yang membantu untuk melakukan seperti itu, benchmarking mengukur proses
atau praktik yang sangat penting bagi peningkatan kinerja Perusahaan,dan melakukan hal itu
di seluruh industri. benchmarking ini mengidentifikasi best practices yang digunakan.
Benchmarking bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dilakukan. Pengalaman beberapa
perusahaan menunjukkan hanya kalau direncanakan dan dilakukan dengan baik, ia dapat
berhasil membuka perusahaan terhadap metode dan ide-ide baru.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Benchmarking Adalah suatu proses Studi Banding dan mengukur suatu kegiatan
perusahaan/organisasi terhadap proses operasi yang terbaik dikelasnya sebagai inspirasi dalam
meningkatkan kinerja (performance) perusahaan/organisasi. Selain itu, benchmarking di sebut
juga Patok Duga yang dapat mendorong perusahaan/ organisasi untuk menyiapkan suatu
dasar untuk membangun rencana operasional praktik terbaik perusahaan dan menganjurkan
meningkatkan perbaikan bagi seluruh komponen lingkungan perusahaan/organisasi.
Dalam praktek pengukurannya, ada 4 jenis benchmarking yang dikenal selama ini, yaitu:
1. Internal benchmarking memberikan pembandingan antara operasi atau proses yang
sejenis dalam korporasi.
2. Competitive benchmarking memberikan pembandingan antar pesaing untuk produk
atau layanan tertentu (spesifik).
3. Functional benchmarking memberikan pembandingan untuk fungsi sejenis dengan
industri yang sama.
4. Generic benchmarking memberikan pembandingan proses-proses yang independen
pada industri atau fungsi secara keseluruhan.
Menentukan kunci atau rahasia sukses dari perusahaan pesaing yang paling unggul, kemudian
mengadaptasikan dan memperbaikinya secara lebih baik untuk diterapkan, yang akhirnya
akan mengungguli pesaing yang di benchmarking.
Manfaat Benchmarking :
1. Analisis Kompetitif
Dengan membandingkan performa perusahaan saat ini dengan performa kompetitor lain, maka
perusahaan Anda akan mampu mengidentifikasi bagian mana yang harus Anda tingkatkan atau Anda
perbaiki. Selain itu, perusahaan Anda juga akan mendapatkan benefit yang sangat strategis dari
kompetitor Anda, serta mampu meningkatkan rata-rata perkembangan perusahaan Anda.
2. Memantau Performa
Anda akan mampu mendapatkan tren saat ini dengan melakukan kegiatan benchmarking. Sehingga, akan
memungkinkan perusahaan Anda untuk menerapkan tren tersebut dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk itu, kegiatan benchmarking ini perlu dilakukan secara berkala untuk bisa memantau keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
3. Perbaikan Secara Berkala
Selain itu, dengan melakukan benchmarking juga Anda akan bisa meningkatkan performa bisnis secara
berkelanjutan. Hal tersebut memang sudah sepatutnya dilakukan dari waktu ke waktunya.
3
dampak yang lebih baik pada perusahaan.
C. Pelaksanaan Benchmarking
4
paling kritis yang akan secara signifikan meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih
informasi seperti apa yang diperlukan dalam proses benchmarking ini dari organisasi lain
yang menjadi tujuan benchmarking.
5
3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark
kemudian menentukan organisasi yang akan menjadi tujuan benchmarking ini.
Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain tersebut yang memang
dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam kategori ini.
4. Pengumpulan Data/Kunjungan
Tim mengumpulkan data tentang ukuran dan standar yang telah dipilih terhadap
organisasi yang akan di-benchmark. Pencarian informasi ini dapat dimulai dengan yang telah
dipublikasikan: misalkan hasil-hasil studi, survei pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan
lain-lain. Tim dapat juga merancang dan mengirimkan kuesioner kepada lembaga yang akan
di-benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara mendapatkan data dan informasi atau
sebagai pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan langsung. Pada saat kunjungan
langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses yang menggunakan ukuran dan
standar yang berkaitan dengan data internal yang telah diidentifikasi dan dikumpulkan
sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi
sehingga informasi yang didapat akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah
bahwa organisasi atau lembaga yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk
mendapatkan informasi yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya
keinginan timbal balik untuk saling mem-benchmark. Para pelaku benchmarking telah dapat
menyimpulkan bahwa kunjungan langsung kepada organisasi dengan praktik terbaik dapat
menghasilkan pandangan dan pemahaman yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan cara-
cara pengumpulan data yang manapun. Kunjungan ini memungkinkan kita untuk secara
langsung berhubungan dengan “pemilik proses” yaitu orang-orang yang benar-benar
menjalankan atau mengelola proses tersebut.
5. Analisis Data
Tim kemudian membandingkan data yang diperoleh dari proses yang di-benchmark
dengan data proses yang dimiliki (internal) untuk menentukan adanya kesenjangan (gap) di
antara mereka. Tentu juga perlu membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem,
prosedur, organisasi, dan sikap. Tim mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan
(perbedaan) dan apa saja yang dapat dipelajari dari situasi ini. Satu hal yang sangat penting
6
adalah menghindari sikap penolakan; jika memang ada perbedaan yang nyata maka kenyataan
itu harus dapat diterima dan kemudian disadari bahwa harus ada hal-hal yang diperbaiki.
Kelebihan
Benchmarking yang sebenarnya akan mendorong kita untuk melihat jauh ke dalam proses-
proses di pesaing kita (atau sejawat kita) yang sejenis, yang barangkali diimplementasikan
dengan lebih baik dan terbukti memberikan kualitas hasil atau keluaran yang lebih baik. Juga
benchmarking ini dapat membantu untuk mendapatkan ”jalan pintas” untuk mencapai tujuan
(target), dengan meniru maka banyak hal dapat dihemat, antara lain kita dapat lebih
mempersingkat proses pembelajaran (learning process), mengurangi kemungkinan kegagalan
karena bisa belajar dari kegagalan dan kesalahan orang lain.
7
Kekurangan
Berhubung proses identifikasi dan transfer praktek bisnis cenderung memakan waktu
(time consuming) , maka kendala yang terutama dalam melakukan benchmarking adalah
kurangnya motivasi untuk mengadopsi praktek bisnis, kurangnya informasi yang memadai
mengenai cara adaptasi dan penggunaannya secara efektif dan kurangnya kapasitas
(sumberdaya ataupun keterampilan) dalam penyerapan praktek bisnis.
E. CONTOH NYATA
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan
“Fisik” dan “Mental”. Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan
teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan secara
“Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri bila setelah
dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang cukup
tinggi.Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu
perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara
lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari
perusahan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar
kearah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll. Benchmarking juga
berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka panjang tentang praktik dan hasil dari
perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.Praktik banchmarking berlangsung
secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen lainnya, misalnya TQM, corporate
reengineering, analisis pesaing, dll.
Proses benchmark bukan sekedar menyontek, tetapi membandingkan keberadaan suatu
proses di satu pihak dengan pihak lain yang melakukan proses yang sama. Hasil analisa yang
diperoleh digunakan sebagai alat untuk melakukan perbaikan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja. bukannya meniru secara gelap.tapi Meniru dan memodifikasi secara jujur,
artinya kita minta izin dan bekerja sama dengan pemilik patent-nya, karena pada dasarnya
10
DAFTAR PUSTAKA
2. Wikipedia
3. ( Benchmarking The Primer; Benchmarking for Continuous Environmental
Improvement, GEMI, 1994,
4. Kesimpulan (Pawitra,1994, p.12), yaitu : Benchmarking merupakan kiat untuk
mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam
suatu industri dapat melaksanakan tugas- tugasnya secara lebih baik dibandingkan
dengan yang lainnya
5. Kelas IPS.com
6. Robert Camp, dalam bukunya The search for industry best practices that lead to
superior performance. Productivity Press .1989.
7. Copyrights : Copyright © 2002 by UPT. Perpustakaan Universitas
Muhammadiyah Malang.
11