Anda di halaman 1dari 12

Pendahuluan

Teknik analisis bisnis penting karena membantu mengembangkan dan mengoptimalkan


solusi yang akan menciptakan hasil yang diinginkan bagi suatu organisasi. Strategi analisis
ini digunakan sepanjang umur proyek untuk menentukan masalah dan peluang apa pun yang
dapat muncul. Ada berbagai macam alat dan model analisis, dengan teknik khusus yang lebih
efektif untuk tahap tertentu dari siklus hidup proyek. Selain itu, teknik tertentu lebih cocok
untuk tujuan dan proyek tertentu.

Benchmarking Adalah

Pada dasarnya, benchmarking adalah kata serapan dari bahasa Inggris. Dilansir dari


kamus Cambridge,  benchmarking memiliki arti sebagai suatu patokan atau alat ukur.
Berdasarkan akar katanya tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa benchmarking adalah suatu
patokan atau tolak ukur yang digunakan untuk menilai atau membandingkan hal tertentu.

Sementara itu, pengertian umum benchmarking adalah suatu standar atau tolak ukur yang
dimanfaatkan untuk membandingkan antara satu hal dengan hal lainnya yang sejenis.
Sederhananya, dengan menggunakan tolak ukur tersebut, maka berbagai hal akan bisa diukur
dengan standar baku yang umum.

Sedangkan dalam bidang ilmu manajemen, pengertian benchmarking adalah suatu upaya


mengukur kebijakan dalam suatu perusahaan, produk, strategi, program, dan hal lainnya dengan
cara membandingkannya dengan kompetitor lain yang bergerak pada bidang yang sama, agar
bisa mendapatkan informasi tentang bagaimana dan bagian apa saja yang harus di evaluasi dalam
upaya meningkatkan performa perusahaan.

Itu artinya, benchmarking adalah suatu cara yang sangat sistematis atau suatu upaya penilaian
performa pada layanan, produk atau proses perusahaan dengan membandingkannya dengan
layanan, proses, atau produk dari kompetitor lain yang dinilai lebih baik dari perusahaan
tersebut.

Jadi, tujuan yang paling utama dari melakukan benchmarking adalah demi meningkatkan nilai
lebih perusahaan dengan cara memperbaiki performa usaha, meningkatkan produktivitas,
memperbaiki kualitas produk dan pelayanan, serta hal lainnya dengan memanfaat performa dari
kompetitor lain yang dianggap lebih baik.

Jenis-jenis Benchmarking

Saat ini, benchmarking bisa dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu benchmarking berdasarkan


objeknya dan benchmarking berdasarkan subjeknya. Ini penjelasan lengkapnya:
1. Benchmarking Berdasarkan Subjeknya

 Internal Benchmarking 

Benchmarking internal atau internal benchmarking adalah suatu kegiatan membandingkan


kegiatan atau proses yang sama dalam suatu koperasi. Biasanya, kegiatan ini dilakukan pada
perusahaan yang sudah memiliki anak perusahaan atau cabang agar setiap perusahaan di
dalamnya memiliki standarisasi yang sama dengan induk perusahaan.

 Exsternal Benchmarking 

Benchmarking eksternal atau external benchmarking adalah suatu kegiatan benchmarking yang


dikerjakan dengan membandingkan perusahaan miliknya dengan perusahaan lain yang bergerak
pada bidang industri yang sejenis. Dalam jenis benchmarking eksternal pun terbagi lagi menjadi
dua, yaitu:

1. Competitive Benchmarking
Competitive benchmarking adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut
dengan kompetitor atau perusahaan lain yang dianggap sebagai kompetitor utama.

2. Non-competitive Benchmarking
Non-competitive benchmarking adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan
tersebut dengan perusahan lain, namun dalam bidang industri yang berbeda. Jenis non-
competitive benchmarking ini pun dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

 Functional Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan fungsi


yang sama dari perusahaan yang berbeda pada berbagai bidang industri
 Generic Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan proses
fundamental bisnis yang dinilai sama pada setiap perusahan.

2. Benchmarking Berdasarkan Objeknya
Berdasarkan objeknya, benchmarking terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

1. Strategic Benchmarking
Strategic benchmarking adalah suatu upaya pengamatan tentang bagaimana perusahaan lain
mampu lebih unggul dari kompetitor lainnya pada bidang yang sama.

2. Process Benchmarking
Process benchmarking adalah suatu upaya dalam mengamati dan juga membandingkan berbagai
kegiatan operasional atau sistem operasional dalam suatu perusahaan, seperti sistem pembayaran,
pelayanan pelanggan, dan perekrutan tenaga kerja.
3. Functional Benchmarking
Functional benchmarking adalah suatu proses dalam mengamati dan membandingkan
fungsionalitas kerja pada kompetitor pada bidang industri yang sama agar mampu meningkatkan
fungsionalitas kerja pada perusahaannya.

4. Performance Benchmarking
Performance benchmarking adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan performa
produk barang atau jasa dari kompetitor lain, seperti harga, fitur produk, kualitas teknis, dll.

5. Product Benchmarking
Product benchmarking adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan produk dari
perusahaannya dengan produk dari kompetitor lain untuk bisa mendapatkan informasi terkait
kekuatan dan kelemahan dari produk kompetitor.

6. Financial Benchmarking
Financial benchmarking adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan kondisi
keuangan dari perusahaan lain untuk mendapatkan informasi tentang daya saing kompetitor.

Langkah-Langkah Dalam Melakukan Benchmarking

Pertama yang harus Anda lakukan adalah memilih produk, layanan atau departemen di dalam
perusahaan Anda untuk bisa dijadikan sebagai tolak ukur. Kedua, tentukanlah skala bisnis
dimana Anda harus melakukan perbandingan, atau di organisasi mana Anda ingin
membandingkan bisnis Anda.

Ketiga, himpunlah seluruh informasi terkait performa internal kompetitor Anda. Keempat,
lakukanlah perbandingan data antara perusahaan Anda dengan perusahaan kompetitor untuk bisa
mendapatkan informasi tentang kesenjangan yang ada dalam performa perusahaan Anda.
Terakhir, terapkanlah seluruh proses dan kebijakan yang dilakukan oleh kompetitor yang Anda
nilai paling baik.

Setelah Anda melakukan serangkaian langkah diatas, maka nantinya benchmarking akan


menunjukkan adanya perubahan paling signifikan. Namun, pilihannya ada pada diri Anda
sendiri, ingin menerapkannya ataukah tidak

Manfaat Melakukan Benchmarking

Dengan melakukan benchmarking, setidaknya ada enam manfaat utama yang bisa perusahaan
Anda rasakan, yaitu:

1. Analisis Kompetitif
Dengan membandingkan performa perusahaan saat ini dengan performa kompetitor lain, maka
perusahaan Anda akan mampu mengidentifikasi bagian mana yang harus Anda tingkatkan atau
Anda perbaiki. Selain itu, perusahaan Anda juga akan mendapatkan benefit yang sangat strategis
dari kompetitor Anda, serta mampu meningkatkan rata-rata perkembangan perusahaan Anda.
2. Memantau Performa
Anda akan mampu mendapatkan tren saat ini dengan melakukan kegiatan benchmarking.
Sehingga, akan memungkinkan perusahaan Anda untuk menerapkan tren tersebut dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, kegiatan benchmarking ini perlu dilakukan secara
berkala untuk bisa memantau keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

3. Perbaikan Secara Berkala


Selain itu, dengan melakukan benchmarking juga Anda akan bisa meningkatkan performa bisnis
secara berkelanjutan. Hal tersebut memang sudah sepatutnya dilakukan dari waktu ke waktunya.

4. Perencanaan dan Penetapan Sasaran


Setelah Anda berhasil melakukan benchmarking, maka perusahaan Anda nantinya akan mampu
menentukan tujuan dan metrik performa untuk bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Nantinya,
sasaran tersebut akan menjadi target baru yang lebih kompetitif, namun perusahaan tetap harus
menetapkan target yang realistis.

5. Meningkatkan Rasa Kepemilikan


Kegiatan benchmarking ini harus dilakukan dengan melibatkan setiap karyawan agar bisa
memperoleh seluruh jawaban yang diperlukan. Dengan cara mendengarkan pendapat karyawan,
maka perusahaan Anda akan mendapatkan pemahaman yang baik terkait peran dari setiap
individu, sehingga akan meningkatkan rasa memiliki dalam diri karyawan.

Nantinya, akan timbul rasa bangga dari para karyawan karena pekerjaan mereka bisa
memberikan dampak yang lebih baik pada perusahaan.

6. Memahami Kelebihan Perusahaan


Kegiatan benchmarking mampu membantu mengidentifikasi posisi suatu perusahaan dalam
suatu bidang industri. Untuk itu, jika Anda ingin meningkatkan bidang apapun dalam bisnis
Anda, maka benchmarking adalah salah satu cara yang efektif untuk mempelajari bagaimana
kompetitor lain bisa lebih unggul dan lebih sukses.

Pengertian Market Analysis

Market analysis berasal dari dua kata, market berarti pasar sedangkan analysis artinya analisis.


Pasar yang dimaksud bukan sekadar tempat bertemunya penjual dan pembeli. Secara lebih
kompleks, pasar merupakan pelaksanaan kegiatan ekonomi yang bebas dan kompetitif.
Sementara itu, analisis berarti penyelidikan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya.
Maka market analysis adalah penyelidikan terhadap fenomena pasar yang meliputi hal-hal
seperti potensi, lokasi, sifat, dan ciri pasar.
P EM AS A RAN
Apa Itu Market Analysis ?

WULAN TRISNA FEBRUARY 26, 20220 COMMENT 2.1K

Dunia bisnis sangat akrab dengan istilah market atau pasar. Untuk menjadi pebisnis handal,
seseorang harus berkawan dengan pasar. Dapat dikatakan bahwa pasar adalah ladang para
pebisnis. Maka dari itu, bagi orang yang ingin memulai bisnis maupun mengembangkan
bisnis, market analysis atau analisis pasar hendaknya menjadi komponen esensial dalam
menopang usaha.

Pengertian Market Analysis

Market analysis berasal dari dua kata, market berarti pasar sedangkan analysis artinya analisis.


Pasar yang dimaksud bukan sekadar tempat bertemunya penjual dan pembeli. Secara lebih
kompleks, pasar merupakan pelaksanaan kegiatan ekonomi yang bebas dan kompetitif.
Sementara itu, analisis berarti penyelidikan untuk mengetahui keadaan sesungguhnya.
Maka market analysis adalah penyelidikan terhadap fenomena pasar yang meliputi hal-hal
seperti potensi, lokasi, sifat, dan ciri pasar.

Mengapa Market Analysis Sangat Penting?

Market analysis merupakan elemen yang sangat vital dalam manajemen pemasaran. Pemasaran
bertujuan untuk menjaring konsumen membeli atau menikmati produk yang ditawarkan
perusahaan. Timbal baliknya tentu saja keuntungan perusahaan. Untuk mencapai keuntungan
tersebut maka suatu perusahaan tidak boleh sembarangan melakukan kegiatan produksi hingga
distribusi produk tanpa analisis yang akurat mengenai kondisi pasar. Dengan menerapkan
analisis pasar, perusahaan akan memiliki gambaran dinamika pasar sehingga dapat merancang
strategi pemasaran yang efektif dan efisien.

Tujuan

Beberapa tujuan analisis pasar, yaitu:

1. Menentukan strategi pemasaran


2. Mengetahui keunggulan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis
3. Peka terhadap keinginan konsumen dan tren pasar
4. Mengetahui segmentasi pasar
5. Meneliti kekuatan dan kelemahan kompetitor

Metode
Metode yang biasa digunakan dalam market analysis adalah SWOT. Analisis SWOT adalah
metode analisis perencanaan strategis yang biasa digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi
lingkungan perusahaan.

 Strength (kekuatan), mengetahui keunggulan produk dan perusahaan


 Weakness (kelemahan), mengetahui kelemahan produk dan perusahaan
 Opportunity (peluang), memprediksi peluang untuk meningkatkan promosi dan penjualan
 Threat (ancaman), memprediksi ancaman yang mungkin merugikan produk ataupun
perusahaan

Manfaat

Secara garis besar, manfaat market analysis adalah memberikan gambaran mengenai target dari
pemasaran suatu produk yang dijual.

1.    Menjaring konsumen
Analisis pasar akan memudahkan perusahaan mendapatkan konsumen karena produk yang
ditawarkan sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2. Melihat persaingan
Analisis pasar berguna untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pesaing sehingga
perusahaan dapat merancang strategi agar mampu selangkah lebih maju.

3. Memanfaatkan peluang
Melalui analisis pasar perusahaan dapat mengetahui peluang yang masih jarang dan memiliki
prospek yang baik kedepannya.

4. Mengurangi risiko
Analisis pasar menjadikan perusahaan tanggap akan risiko yang mungkin terjadi mulai dari
kegagalan produk hingga kegagalan bisnis sehingga risiko tersebut dapat dihindari sejak dini.

5. Dapat merancang rencana jangka panjang


Setelah melakukan analisis pasar, perusahaan tidak akan kebingungan dalam menentukan
langkah ke depan.

6. Menjadi trend setter bisnis
Mengkolaborasikan peluang dengan ide-ide cemerlang akan menghasilkan produk baru yang
unik dan tentunya perusahaan menjadi icon trend setter bisnis.
7. Mendapat keuntungan dengan lebih cepat
Mendapatkan keuntungan dengan cepat merupakan tujuan utama manajemen pemasaran bisnis.
Oleh karena itu, pembahasan analisis pasar akan bermuara pada peningkatan keuntungan.

Brainstorming adalah
Sederhananya, brainstorming adalah cara atau teknik mengumpulkan gagasan atau ide untuk

mencari solusi dari masalah tertentu. Wikipedia mengartikan brainstorming sebagai curah

pendapat, dimana anggota kelompok berupaya mencari penyelesaian atas suatu masalah dengan

mengumpulkan gagasan-gagasan yang ada secara spontan.

Mengutip dari merdeka.com, brainstorming diartikan sebagai metode untuk menemukan ide-ide

baru berdasarkan pada spontanitas dan kreativitas. Melalui brainstorming, otak manusia dilatih

untuk mampu melahirkan ide baru yang kemudian dicatat pada sebuah kertas. Seluruh ide

tersebut nantinya akan disusun menjadi sesuatu yang lebih konkret.

Berbagai sumber menyebutkan bahwa istilah ini dipopulerkan oleh Alex F. Osborn pada awal

1940. Menurut Osborn, penting untuk menciptakan lingkungan dimana setiap anggota dapat

mengeluarkan ide secara leluasa tanpa dikritik. Melalui brainstorming setiap orang didorong

untuk bisa mengeluarkan setiap ide yang bahkan mungkin terdengar konyol atau aneh pada

awalnya.

Apa Tujuan Brainstorming?
Brainstorming adalah metode yang digunakan oleh team dalam memecahkan sebuah masalah

dengan mengajak anggota kelompok menemukan ide atau penilaian dari permasalahan secara

kreatif dan cepat.

Dengan terlibat pada kegiatan brainstorming, kemampuanmu untuk bisa mengemukakan

pendapat, berdiskusi, serta berpikir kritis akan semakin terasah lho. Jadi, kalau Quipperian
terlibat pada suatu kegiatan organisasi atau kelompok, jangan ragu-ragu untuk

melakukan brainstorming dalam proses pengembangan ide untuk menghasilkan berbagai solusi.

Bagaimana Cara Melakukan Brainstorming?


Karena brainstorming seringkali melibatkan banyak orang yang memiliki berbagai ide serta

gagasan yang berbeda-beda, bukan hal tidak mungkin muncul hambatan saat melaksanakannya.

Berikut adalah 7 cara melakukan brainstorming agar berjalan efektif.

1. Tentukan tujuan

Penting bagi kamu untuk menetapkan tujuan utama dari brainstorming, karena tidak bisa seluruh

masalah diselesaikan dalam satu sesi brainstorming, yang waktunya terbatas. Oleh karena itu,

tentukan tujuannya sejak awal. Misalnya, “Sekolah berniat melakukan penggalangan dana untuk

membantu korban banjir, cara apa saja yang bisa kita lakukan agar dana yang terkumpul dapat

maksimal?” atau permasalahan yang terjadi di perusahaan, “Bagaimana agar produk baru ini bisa

lebih dikenal oleh masyarakat?”.

2. Persiapkan tim 

Jika organisasi tersebut besar, tentu tidak semua orang harus dilibatkan dalam

sesi brainstorming. Dengan mengetahui tujuan brainstorming, akan lebih mudah untuk

mempersiapkan tim yang dibutuhkan. Jika hal tersebut mengacu pada masalah pendanaan, bisa

melibatkan orang-orang yang banyak berhubungan dengan urusan keuangan. Meskipun begitu,

melibatkan divisi lain pun tidak dilarang ya, karena bisa jadi akan melahirkan ide kreatif baru

yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

3. Tentukan waktu dan tempat

Banyak tim yang sengaja memilih tempat di luar dari area mereka biasanya bekerja. Tempat baru

diharapkan dapat menciptakan suasana baru, dan bisa menghindari konflik yang mungkin terjadi
di tempat kerja. Waktu untuk melakukannya pun perlu disepakati bersama, apakah pada hari

biasa, atau malah hari libur agar lebih leluasa dalam menentukan durasinya.

4. Pilih seseorang untuk memimpin

Orang yang memimpin jalannya kegiatan brainstorming memiliki peran yang sangat besar.

Orang tersebut dituntut untuk memahami tujuan brainstorming, memahami kondisi, sekaligus

mampu memimpin jalannya acara, bagaimana merumuskan pertanyaan, mendorong anggota

untuk bisa menyampaikan pendapat, mengumpulkan seluruh ide, hingga membuat kesimpulan

akhir.

5. Lakukan diskusi

Inti dari brainstorming adalah mengeluarkan ide dan mendiskusikan ide tersebut. Pada

saat brainstorming dilakukan, sediakan sesi untuk anggota agar dapat menyampaikan ide dan

sesi lain untuk bisa mendiskusikan ide yang telah dikumpulkan. Walaupun konsep awalnya ide

yang dikeluarkan bersifat spontan, tapi seringkali untuk menghemat waktu, setiap anggota sudah

ditugaskan sebelumnya untuk menyusun ide.

6. Hindari kritik

Selama proses brainstorming, anggota perlu menghindari untuk mengeluarkan kritik satu sama

lain. Kritikan di sini dikhawatirkan akan menimbulkan batasan, serta membuat anggota lain jadi

mengurungkan niatnya mengeluarkan gagasan. Kumpulkan seluruh ide kreatif yang ada, dan

dorong setiap anggota untuk bisa mengeluarkan ide yang out of the box.

7. Catat setiap ide dan simpulkan

Jangan sampai ide yang telah dicurahkan hilang tanpa jejak. Dengan adanya catatan yang rapi

dan struktur, akan lebih mudah bagi kita untuk menarik kesimpulan dan menyusun rencana

tindakan dari kegiatan brainstorming tersebut.


Analisis keuangan (juga dikenal sebagai analisis laporan keuangan, analisis akuntansi, atau
analisis keuangan) mengacu pada penilaian kelayakan, stabilitas, dan profitabilitas bisnis,
subbisnis, atau proyek.  Hal ini dilakukan oleh para profesional yang menyiapkan laporan
menggunakan rasio dan teknik lainnya, yang memanfaatkan informasi yang diambil dari laporan
keuangan dan laporan lainnya.  Laporan-laporan ini biasanya disajikan kepada manajemen
puncak sebagai salah satu dasar mereka dalam mengambil keputusan bisnis.  Analisis keuangan
dapat menentukan apakah suatu bisnis akan:

Melanjutkan atau menghentikan operasi utamanya atau bagian dari usahanya;

Membuat atau membeli bahan tertentu dalam pembuatan produknya;

Memperoleh atau menyewakan/sewa mesin dan peralatan tertentu dalam produksi barangnya;

Menerbitkan saham atau menegosiasikan pinjaman bank untuk meningkatkan modal kerjanya;

Membuat keputusan mengenai investasi atau pinjaman modal;

Membuat keputusan lain yang memungkinkan manajemen membuat pilihan berdasarkan


informasi atas berbagai alternatif dalam menjalankan bisnisnya

Analis keuangan sering menilai elemen perusahaan berikut:

Profitabilitas - kemampuannya untuk memperoleh pendapatan dan mempertahankan


pertumbuhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.  Tingkat profitabilitas
perusahaan biasanya didasarkan pada laporan laba rugi, yang melaporkan hasil operasi
perusahaan;

Solvabilitas - kemampuannya untuk membayar kewajibannya kepada kreditur dan pihak ketiga


lainnya dalam jangka panjang;

Likuiditas - kemampuannya untuk mempertahankan arus kas positif, sambil memenuhi


kewajiban segera;

Stabilitas - kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam bisnis dalam jangka panjang, tanpa
harus menanggung kerugian yang signifikan dalam menjalankan bisnisnya.  Menilai stabilitas
perusahaan membutuhkan penggunaan laporan laba rugi dan neraca, serta indikator keuangan
dan non-keuangan lainnya.

Baik 2 dan 3 didasarkan pada neraca perusahaan, yang menunjukkan kondisi keuangan bisnis
pada titik waktu tertentu.
Analis keuangan sering membandingkan rasio keuangan (solvabilitas, profitabilitas,
pertumbuhan, dll.):

Kinerja Masa Lalu - Sepanjang periode waktu historis untuk perusahaan yang sama (misalnya 5
tahun terakhir),
Kinerja Masa Depan - Menggunakan angka historis dan teknik matematika dan statistik tertentu,
termasuk nilai sekarang dan masa depan, Metode ekstrapolasi ini merupakan sumber utama
kesalahan dalam analisis keuangan karena statistik masa lalu dapat menjadi prediktor yang buruk
untuk prospek masa depan.
Kinerja Komparatif - Perbandingan antara perusahaan serupa
Membandingkan rasio keuangan hanyalah salah satu cara untuk melakukan analisis keuangan. 
Analis keuangan juga dapat menggunakan analisis persentase yang melibatkan pengurangan
serangkaian angka sebagai persentase dari beberapa jumlah dasar.[1]  Misalnya, sekelompok
item dapat dinyatakan sebagai persentase dari laba bersih.  Ketika perubahan proporsional pada
angka yang sama selama periode waktu tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dikenal
sebagai analisis horizontal.[2]

Analisis vertikal atau ukuran umum mengurangi semua item pada pernyataan menjadi "ukuran
umum" sebagai persentase dari beberapa nilai dasar yang membantu perbandingan dengan
perusahaan lain dengan ukuran berbeda.[3]  Akibatnya, semua item Laporan Laba Rugi dibagi
dengan Penjualan, dan semua item Neraca dibagi dengan Total Aset.[4]

Metode lain adalah analisis komparatif.  Ini memberikan cara yang lebih baik untuk menentukan
tren.  Analisis komparatif menyajikan informasi yang sama untuk dua periode waktu atau lebih
dan disajikan berdampingan untuk memudahkan analisis.

Anda mungkin juga menyukai