Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Benchmarking (Patok Duga)

Disusun Oleh:

Rahmawati C20119160

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melim1pahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Benchmarking (Patok
Duga).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak kekuarangan dan
kesalahan, baik dalam penulisan maupun penyajian materi. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan guna penyempurnaan dalam penyusunan dan
penulisan tugas ini dan tugas-tugas selanjutnya.

Palu, 24 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian Benchmarking

B. Pentingnya Benchmarking

C. Jenis-jenis Benchmarking

D. Evaluasi Konsep Benchmarking

E. Faktor-faktor yang mendorong perusahaan melakukan benchmarking

F. Prasyarat Benchmarking

G. Proses Benchmarking

H. Peranan Penting Manajemen Dalam Patok Duga (Benchmarking)

I. Hal-hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam patok duga

J. Manfaat Melakukan Benchmarking

K. Hambatan Dalam Melakukan Benchmarking

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagaimana suatu perusahaan mengukur pencapaian kinerjanya dengan baik, khususnya agar mampu
bersaing dalam industri, kalau tidak melakukan studi perbandingan dengan aktivitas bisnis pada
perusahaan lain yang sejenis. Benchmark adalah sebuah metode peningkatan kinerja secara sistematis
dan logis melalui pengukuran dan perbandingan kinerja dan kemudian menggunakannya untuk
meningkatkan kinerja “Best practices” merujuk pada praktik bisnis yang dilakukan dengan sangat baik
melebihi apa yang dapat dilakukan perusahaan lain dalam suatu industri tertentu. Dengan kata lain, tak
ada perusahaan lain yang melakukannya lebih baik. Best practices dapat diraih melalui inovasi di dalam
perusahaan. Namun, kalau kita perhatikan akan ada banyak sekali inovasi yang dilakukan dan diterapkan
oleh banyak perusahaan di mana saja. Karenanya untuk mencapai best practices di dalam suatu industri,
sebaiknya kita melihat ke luar dinding perusahaan untuk melihat apa yang sesungguhnya sedang terjadi.

Di makalah ini kami akan bicara tentang Strategi Benchmarking yang merupakan salah satu metodologi
yang membantu untuk melakukan seperti itu, benchmarking mengukur proses atau praktik yang sangat
penting bagi peningkatan kinerja Perusahaan,dan melakukan hal itu di seluruh industri. benchmarking
ini mengidentifikasi best practices yang digunakan, lepas dari posisi Anda di dalam industri, dan
selanjutnya mempelajari dengan sungguh-sungguh proses tersebut dan menerapkan proses terbaik itu
di perusahaan Anda.Benchmarking bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dilakukan. Pengalaman
beberapa perusahaan menunjukkan hanya kalau direncanakan dan dilakukan dengan baik, ia dapat
berhasil membuka perusahaan terhadap metode dan ide-ide baru.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian benchmarking?

2. Apa Pentingnya Benchmarking?

3. Apa Jenis-jenis Benchmarking?

4. Bagaimana Evaluasi Konsep Benchmarking?

5. Apa Faktor-faktor yang mendorong perusahaan melakukan benchmarking ?

6. Apa Prasyarat Benchmarking ?

7. Bagaimana Proses Benchmarking ?

8. Apa Peranan Penting Manajemen Dalam Patok Duga (Benchmarking)?


9. Apa Hal-hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam patok duga?

10. Apa Manfaat Melakukan Benchmarking?

11. Apa Hambatan Dalam Melakukan Benchmarking?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian benchmarking?

2. Untuk mengetahui Pentingnya Benchmarking?

3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Benchmarking

4. Untuk mengetahui Evaluasi Konsep Benchmarking

5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendorong perusahaan melakukan benchmarking

6. Untuk mengetahui Prasyarat Benchmarking

7. Untuk mengetahui Proses Benchmarking

8. Untuk mengetahui Peranan Penting Manajemen Dalam Patok Duga (Benchmarking)

9. Untuk mengetahui Hal-hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam patok duga

10. Untuk mengetahui Manfaat Melakukan Benchmarking

11. Untuk mengetahui Manfaat Melakukan Benchmarking


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Benchmarking

Adalah suatu proses Studi Banding dan mengukur suatu kegiatan perusahaan/organisasi terhadap
proses operasi yang terbaik dikelasnya sebagai inspirasi dalam meningkatkan kinerja (performance)
perusahaan/organisasi. Selain itu, benchmarking di sebut juga Patok Duga yang dapat mendorong
perusahaan/ organisasi untuk menyiapkan suatu dasar untuk membangun rencana operasional praktek
terbaik perusahaan dan menganjurkan meningkatkan perbaikan bagi seluruh komponen lingkungan
perusahaan/organisasi. Benchmarking dapat diartikan sebagai metode sistematis untuk
mengidentifikasi, memahami, dan secara kreatif mengembangkan proses, produk, layanan, untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.

Pada dasarnya, benchmarking adalah kata serapan dari bahasa Inggris. Dilansir dari kamus
Cambridge, benchmarking memiliki arti sebagai suatu patokan atau alat ukur. Berdasarkan akar katanya
tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa benchmarking adalah suatu patokan atau tolak ukur yang
digunakan untuk menilai atau membandingkan hal tertentu.

Sementara itu, pengertian umum benchmarking adalah suatu standar atau tolak ukur yang
dimanfaatkan untuk membandingkan antara satu hal dengan hal lainnya yang sejenis. Sederhananya,
dengan menggunakan tolak ukur tersebut, maka berbagai hal akan bisa diukur dengan standar baku
yang umum.

Sedangkan dalam bidang ilmu manajemen, pengertian benchmarking adalah suatu upaya mengukur
kebijakan dalam suatu perusahaan, produk, strategi, program, dan hal lainnya dengan cara
membandingkannya dengan kompetitor lain yang bergerak pada bidang yang sama, agar bisa
mendapatkan informasi tentang bagaimana dan bagian apa saja yang harus di evaluasi dalam upaya
meningkatkan performa perusahaan.

Itu artinya, benchmarking adalah suatu cara yang sangat sistematis atau suatu upaya penilaian performa
pada layanan, produk atau proses perusahaan dengan membandingkannya dengan layanan, proses,
atau produk dari kompetitor lain yang dinilai lebih baik dari perusahaan tersebut.

Jadi, tujuan yang paling utama dari melakukan benchmarking adalah demi meningkatkan nilai lebih
perusahaan dengan cara memperbaiki performa usaha, meningkatkan produktivitas, memperbaiki
kualitas produk dan pelayanan, serta hal lainnya dengan memanfaat performa dari kompetitor lain yang
dianggap lebih baik.
B. Pentingnya Benchmarking

1. Menyusun target bisnis yang jelas dan strategi bisnis yang relevan

2. Mengembangkan infrastruktur perusahaan

3. Memberikan motivasi kerja

4. Meningkatkan penjualan

C. Jenis-jenis Benchmarking

Saat ini, benchmarking bisa dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu benchmarking berdasarkan objeknya
dan benchmarking berdasarkan subjeknya. Ini penjelasan lengkapnya:

1. Benchmarking Berdasarkan Subjeknya

a. Internal Benchmarking

Benchmarking internal atau internal benchmarking adalah suatu kegiatan membandingkan kegiatan
atau proses yang sama dalam suatu koperasi. Biasanya, kegiatan ini dilakukan pada perusahaan yang
sudah memiliki anak perusahaan atau cabang agar setiap perusahaan di dalamnya memiliki standarisasi
yang sama dengan induk perusahaan.

b. Exsternal Benchmarking

Benchmarking eksternal atau external benchmarking adalah suatu kegiatan benchmarking yang
dikerjakan dengan membandingkan perusahaan miliknya dengan perusahaan lain yang bergerak pada
bidang industri yang sejenis. Dalam jenis benchmarking eksternal pun terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

1)Competitive Benchmarking

Competitive benchmarking adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut


dengan kompetitor atau perusahaan lain yang dianggap sebagai kompetitor utama.

2)Non-competitive Benchmarking

Non-competitive benchmarking adalah suatu perusahaan yang membandingkan perusahaan tersebut


dengan perusahan lain, namun dalam bidang industri yang berbeda. Jenis non-competitive
benchmarking ini pun dibagi lagi menjadi dua, yaitu:

 Functional Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan fungsi yang sama


dari perusahaan yang berbeda pada berbagai bidang industri
 Generic Non-competitive Benchmarking, adalah kegiatan membandingkan proses fundamental
bisnis yang dinilai sama pada setiap perusahan.
2. Benchmarking Berdasarkan Objeknya

Berdasarkan objeknya, benchmarking terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

a. Strategic Benchmarking

Strategic benchmarking adalah suatu upaya pengamatan tentang bagaimana perusahaan lain mampu
lebih unggul dari kompetitor lainnya pada bidang yang sama.

b. Process Benchmarking

Process benchmarking adalah suatu upaya dalam mengamati dan juga membandingkan berbagai
kegiatan operasional atau sistem operasional dalam suatu perusahaan, seperti sistem pembayaran,
pelayanan pelanggan, dan perekrutan tenaga kerja.

c. Functional Benchmarking

Functional benchmarking adalah suatu proses dalam mengamati dan membandingkan fungsionalitas
kerja pada kompetitor pada bidang industri yang sama agar mampu meningkatkan fungsionalitas kerja
pada perusahaannya.

d. Performance Benchmarking

Performance benchmarking adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan performa produk
barang atau jasa dari kompetitor lain, seperti harga, fitur produk, kualitas teknis, dll.

e. Product Benchmarking

Product benchmarking adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan produk dari
perusahaannya dengan produk dari kompetitor lain untuk bisa mendapatkan informasi terkait kekuatan
dan kelemahan dari produk kompetitor.

f. Financial Benchmarking

Financial benchmarking adalah suatu kegiatan mengamati dan membandingkan kondisi keuangan dari
perusahaan lain untuk mendapatkan informasi tentang daya saing kompetitor

D. Evaluasi Konsep Benchmarking

Menurut Watson (dalam Widayanto, 1994), konsep benchmarking sebenarnya telah mengalami
setidaknya lima generasi, yaitu :

1. Reverse Engineering

Dalam tahap ini dilakukan perbandingan karakteistik produk, fungsi produk dan kinerja terhadap produk
sejenis dari pesaing.
2. Competitive Benchmarking

Selain melakukan benchmarking terhadap karakteristik produk, juga melakukan benchmarking terhadap
proses yang memungkinkan produk yang dihasilkan adalah produk unggul

3. Process Benchmarking

Memiliki lingkup yang lebih luas dengan anggapan dasar bahwa beberap proses bisnis perusahaan
terkemuka yang sukses memiliki kemiripan dengan perusahaan yang akan melakukan benchmarking

4. Strategic Benchmarking

Merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengevaluasi alternatif, implementasi strategi bisnis dan
memperbaiki kinerja dengan memahami dan mengadaptasi strategi yang telah berhasil dilakukan oleh
mitra eksternal yang telah berpartisipasi dalam aliansi bisnis Membahas tentang hal-hal yang berkitan
dengan arah strategis jangka panjang

5. Global Benchmarking

Mencakup semua generasi yang sebelumnya dengan tambahan bahwa cakupan geografisnya sudah
mengglobal dengan membandingkan terhadap mitra global maupun pesaing global.

E. Faktor-faktor yang mendorong perusahaan melakukan benchmarking

1. Komitmen terhadap TQM

2. Fokus pada pelanggan

3. Product – to – market time

4. Waktu siklus pemanufakturan

5. Laba

F. Prasyarat Benchmarking

Sebelum melaksanakan patok duga, organisasi harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:

1. Kemauan dan komitmen.

Tanpa adanya kemauan dan komitmen terhadap patok duga, maka organisasi tidak dapat maju.

2. Keterkaitan tujuan strategik.


Tujuan patok duga harus dikaitkan dengan tujuan strategik perusahaan, serta memberikanpedoman
spesifik dan fokus pada setiap usaha yang dilakukan.

3. Tujuan untuk menjadi terbaik, bukan hanya untuk perbaikan.

Perbaikan bertahap merupakan suatu upaya yang baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam
kondisi ini diperlukan patok duga untuk mencapai perubahan radikal dan meraihpeningkatan kinerja
yang sangat besar, bukan hanya beberapa persen pertambahan dari kinerjasebelumnya.

4. Keterbukaan terhadap ide-ide.

Perusahaan harus terbuka tehadap ide-ide baru untuk patok duga yang memberikan nilai baru.Suatu ide
baru yang telah terbukti keberhasilannya akan lebih mudah diterima.

5. Pemahaman terhadap proses, produk, dan jasa yang ada.

Sudah menjadi keharusan bagi suatu organisasi untuk memahami proses, produik, jasa, danpraktiknya
secara keseluruhansehingga organisasi tersebut dapat menentukan apa yang perludipatok duga.

6. Proses yang terdokumentasi.

Pemahaman terhadap proses saja tidak cukup, tetapi proses tersebut harus didokumetasikan, halini
dikarenakan:·

 Semua orang yang berhubungan dengan suatu proses harus memiliki pemahaman yang
samaterhadap proses yang bersangkutan.·
 Dokumentasi sebelum adanya perubahan berguna dalam pengukuran peningkatan kinerja
setelahdilaksanakannya patok duga.
 Mitra patok duga belum tentu akrab denagn proses yang dimiliki suatu organisasi.
Denganadanya pemahaman yang didapatkan dari dokumentasi, maka citra tersebut dapat
memberikanbantuan yang dibutuhkan.

7. Keterampilan analisis proses.

Perusahaan membutuhkan orang yang memiliki keterampilan dalam menggolongkan


danmendokumentasi proses. Orang ini bisa karyawan perusahaan, bisa pula konsultan.

8. Keterampilan riset, komunikasi, dan pembentukan tim.

Riset dibutuhkan untuk mengidentifikasi pemilik proses yang terbaik dikelasnya, sedangkankomunikasi
dan pembentukan tim diperlukan untuk melaksanakan patok duga.

G. Proses Benchmarking

Proses benchmarking biasanya terdiri dari enam langkah yaitu:


1. Menentukan Apa yang Akan Di-benchmark

Hampir segala hal dapat di-benchmark: suatu proses lama yang memerlukan perbaikan; suatu
permasalahan yang memerlukan solusi;suatu perancangan proses baru; suatu proses yang upaya-upaya
perbaikannya selama ini belum berhasil. Perlu dibentuk suatu Tim Peningkatan Mutu yang akan
menyelidiki proses dan permasalahannya. Tim ini akan mendefinisikan proses yang menjadi target,
batas-batasnya, operasi-operasi yang dicakup dan urutannya, dan masukan (input) serta keluarannya
(output).

2. Menentukan Apa yang Akan Diukur

Ukuran atau standar yang dipilih untuk dilakukan benchmark-nya harus yang paling kritis dan besar
kontribusinya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu. Tim yang bertugas me-review elemen-elemen
dalam proses dalam suatu bagan alir dan melakukan diskusi tentang ukuran dan standar yang menjadi
fokus. Contoh-contoh ukuran adalah misalnya durasi waktu penyelesaian, waktu penyelesaian untuk
setiap elemen kerja, waktu untuk setiap titik pengambilan keputusan, variasi-variasi waktu, jumlah aliran
balik atau pengulangan, dan kemungkinankemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap elemennya.
Jika memang ada pihak lain (internal dan eksternal) yang berkepentingan terhadap proses ini maka
tuntutan atau kebutuhan (requirements) mereka harus dimasukkan atau diakomodasikan dalam tahap
ini. Tim yang bertugas dapat pula melakukan wawancara dengan pihak yang berkepentingan terhadap
proses tersebut (dapat pula dipandang sebagai pelanggan) tentang tuntutan dan kebutuhan mereka dan
menghubungkan atau mengkaitkan tuntutan tersebut kepada ukuran dan standar kinerja proses. Tim
kemudian menentukan ukuran-ukuran atau standar yang paling kritis yang akan secara signifikan
meningkatkan mutu proses dan hasilnya. Juga dipilih informasi seperti apa yang diperlukan dalam
proses benchmarking ini dari organisasi lain yang menjadi tujuan benchmarking.

3. Menentukan kepada Siapa akan Dilakukan Benchmark kemudian menentukan organisasi yang akan
menjadi tujuan benchmarking ini.

Pertimbangan yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain tersebut yang memang dipandang
mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam kategori ini.

4. Pengumpulan Data/Kunjungan

Tim mengumpulkan data tentang ukuran dan standar yang telah dipilih terhadap organisasi yang akan
di-benchmark. Pencarian informasi ini dapat dimulai dengan yang telah dipublikasikan: misalkan hasil-
hasil studi, survei pasar, survei pelanggan, jurnal, majalah dan lain-lain. Tim dapat juga merancang dan
mengirimkan kuesioner kepada lembaga yang akan di-benchmark, baik itu merupakan satu-satunya cara
mendapatkan data dan informasi atau sebagai pendahuluan sebelum nantinya dilakukan kunjungan
langsung. Pada saat kunjungan langsung (site visit), tim benchmarking mengamati proses yang
menggunakan ukuran dan standar yang berkaitan dengan data internal yang telah diidentifikasi dan
dikumpulkan sebelumnya. Tentu akan lebih baik jika ada beberapa obyek atau proses yang dikunjungi
sehingga informasi yang didapat akan lebih lengkap. Asumsi yang perlu diketahui adalah bahwa
organisasi atau lembaga yang dikunjungi mempunyai keinginan yang sama untuk mendapatkan
informasi yang sejenis dari lembaga yang mengunjunginya yaitu adanya keinginan timbal balik untuk
saling mem-benchmark. Para pelaku benchmarking telah dapat menyimpulkan bahwa kunjungan
langsung kepada organisasi dengan praktik terbaik dapat menghasilkan pandangan dan pemahaman
yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan caracara pengumpulan data yang manapun. Kunjungan ini
memungkinkan kita untuk secara langsung berhubungan dengan “pemilik proses” yaitu orang-orang
yang benar-benar menjalankan atau mengelola proses tersebut.

5. Analisis Data

Tim kemudian membandingkan data yang diperoleh dari proses yang di-benchmark dengan data proses
yang dimiliki (internal) untuk menentukan adanya kesenjangan (gap) di antara mereka. Tentu juga perlu
membandingkan situasi kualitatif misalnya tentang sistem, prosedur, organisasi, dan sikap. Tim
mengindentifikasi mengapa terjadi kesenjangan (perbedaan) dan apa saja yang dapat dipelajari dari
situasi ini. Satu hal yang sangat penting adalah menghindari sikap penolakan; jika memang ada
perbedaan yang nyata maka kenyataan itu harus dapat diterima dan kemudian disadari bahwa harus
ada hal-hal yang diperbaiki.

6. Merumuskan Tujuan dan Rencana Tindakan

Tim menentukan target perbaikan terhadap proses. Target-target ini harus dapat dicapai dan realistis
dalam pengertian waktu, sumber daya, dan kemampuan yang ada saat ini; juga sebaiknya terukur,
spesifik, dan didukung oleh manajemen dan orang-orang yang bekerja dalam proses tersebut. Kemudian
tim dapat diperluas dengan melibatkan multidisiplin yang akan memecahkan persoalan dan
mengembangkan suatu rencana untuk memantapkan tindakan spesifik yang akan diambil, tahapan-
tahapan waktunya, dan siapa-siapa yang harus bertanggung jawab. Hasil ini akan diserahkan kepada
para pelaksana penjaminan mutu (executive) untuk kemudian memantau kemajuan dan
mengidentifikasi persoalan-persoalan yang timbul. Kesenjangan standar mungkin saja tidak dapat
dihilangkan karena target organisasi terus saja berkembang dan memperbaiki diri. Yang lebih penting
dari semata-mata mengejar kesenjangan adalah menjadikan benchmarking sebagai suatu kebiasaan,
yang akan mendorong untuk terus memperbaiki diri. Jika perlu bahkan dapat dibuat atau dibentuk suatu
departemen atau divisi tersendiri yang bertanggung jawab melaksanakan benchmarking secara terus
menerus (berkelanjutan).

H. Peranan Penting Manajemen Dalam Patok Duga (Benchmarking)

Manajemen memegang peranan penting dalam prose patok duga. Tanpa adanya dukungan,
keterlibatan, dan komitmen dari manajemen puncak, maka tidak mungkin dilaksanakan patok
duga. Berbagai pertimbangan patok duga yang membutuhkan dukungan manajemen sebelum
prosesnya dapat dimulai adalah komitmen terhadap perubahan, pendanaan, personil,
pengungkapan, dan keterlibatan.

a. Komitmen terhadap Perubahan


Patok duga merupakan usaha yang membutuhkan komitmen sungguh-sungguh terhadap
perubahan secara radikal dalam proses suatu perusahaan agar dapat menjadi yang terbaik dalam
kelasnya. Bila komitmen ini tidak ada, maka hanya akan terjadinya pemborosan biaya dan tenaga, serta
kekecewaan pada setiap karyawan yang menginginkannya.

b. Pendanaan

Hanya pihak manajemen yang berwenang atas pengeluaran dana untuk patok duga. Dana ini akan
mendukung perjalanan bagi tim untuk mengunjungi organisasi – organisasi yang memiliki proses
terbaik di kelasnya.

c. Sumber Daya Manusia

Manajemen juga merupakan satu-satunya pihak yang dapat memutuskan dan menugaskan sumber
daya manusia yang tersedia untuk melakukan patok duga. Meskipun biaya sumber daya manusia
biasanya jauh lebih tinggi dari pada biaya perjalanan, ketersediaan personil jarang sekali
merupakan persoalan kecuali bagi perusahaan sasaran.

d. Pengungkapan

Masing-masing pihak yang terlibat dalam patok duga harus mengungkapkan mengenai proses dan
praktiknya. Dapat dipahami bila pihak manajemen enggan atau ragu- ragu untuk mengungkapkan
informasi seperti itu kepada saingannya, tetapi bagaimana halnya bila mitra patok duga bukan pesaing?
Memang tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut tidak akan bocor. Akan tetapi bila organisasi
memiliki proses unik yang memberikannya keunggulan kompetitif, maka proses tersebut harus
diperlakukan seabagai rahasia dan tidak dijadikan aspek yang akan dipatok duga. Dalam hal ini
hanya pihak manajemen yang berwenang membuat keputusan untuk mengungkapkan suatu
informasi.

e. Keterlibatan

Manajemen harus terlibat aktif dan nyata dalam setiap aspek proses patok duga. Manajemen harus
terlibat dalam penentuan proses yang akan dipatok duga dan mitra patok duga. Menajemen
memiliki kemudahan dalam membentuk saluran komunikasi antar perusahaa, karena manajer
puncak biasanya terlibat dalam organisasi profesi. Dialog antar manajemen puncak sebaikya
diupayakan berlangsung periodik.

I. Hal-hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam patok duga

a. Agar patok duga dapat produktikf, manajemen harus memiliki komitmen yang tinggiterhadap
perubahan.

b. Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.


c. Manajemen harus mengalokasikan sumber daya manusia yang tepat.

d. Informasi yang dapat diungkapkan kepada mitra patok duga hanya dapat disiapkan danditentukan
pihak manajemen.

e. Manajer puncak harus terlibat secara langsung dalam kegiatan patok duga.

J. Manfaat Melakukan Benchmarking

Dengan melakukan benchmarking, setidaknya ada enam manfaat utama yang bisa perusahaan Anda
rasakan, yaitu:

1. Analisis Kompetitif

Dengan membandingkan performa perusahaan saat ini dengan performa kompetitor lain, maka
perusahaan Anda akan mampu mengidentifikasi bagian mana yang harus Anda tingkatkan atau Anda
perbaiki. Selain itu, perusahaan Anda juga akan mendapatkan benefit yang sangat strategis dari
kompetitor Anda, serta mampu meningkatkan rata-rata perkembangan perusahaan Anda.

2. Memantau Performa

Anda akan mampu mendapatkan tren saat ini dengan melakukan kegiatan benchmarking. Sehingga,
akan memungkinkan perusahaan Anda untuk menerapkan tren tersebut dan mendapatkan hasil yang
maksimal. Untuk itu, kegiatan benchmarking ini perlu dilakukan secara berkala untuk bisa memantau
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

3. Perbaikan Secara Berkala

Selain itu, dengan melakukan benchmarking juga Anda akan bisa meningkatkan performa bisnis secara
berkelanjutan. Hal tersebut memang sudah sepatutnya dilakukan dari waktu ke waktunya.

4. Perencanaan dan Penetapan Sasaran

Setelah Anda berhasil melakukan benchmarking, maka perusahaan Anda nantinya akan mampu
menentukan tujuan dan metrik performa untuk bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Nantinya,
sasaran tersebut akan menjadi target baru yang lebih kompetitif, namun perusahaan tetap harus
menetapkan target yang realistis.

5. Meningkatkan Rasa Kepemilikan

Kegiatan benchmarking ini harus dilakukan dengan melibatkan setiap karyawan agar bisa memperoleh
seluruh jawaban yang diperlukan. Dengan cara mendengarkan pendapat karyawan, maka perusahaan
Anda akan mendapatkan pemahaman yang baik terkait peran dari setiap individu, sehingga akan
meningkatkan rasa memiliki dalam diri karyawan.
Nantinya, akan timbul rasa bangga dari para karyawan karena pekerjaan mereka bisa memberikan
dampak yang lebih baik pada perusahaan.

6. Memahami Kelebihan Perusahaan

Kegiatan benchmarking mampu membantu mengidentifikasi posisi suatu perusahaan dalam suatu
bidang industri. Untuk itu, jika Anda ingin meningkatkan bidang apapun dalam bisnis Anda, maka
benchmarking adalah salah satu cara yang efektif untuk mempelajari bagaimana kompetitor lain bisa
lebih unggul dan lebih sukses.

K. Berbagai Hambatan Dalam Melakukan Benchmarking

1. Fokus Internal

Perusahaan yang terlalu fokus pada internal perusahaannya saja cenderung akan mengabaikan fakta
bahwa proses yang terbaik adalah proses yang mampu menghasilkan nilai efisiensi yang jauh lebih
tinggi, sehingga visi perusahan akan bisa lebih dipersempit.

2. Tujuan Benchmarking Terlalu Luas

Kegiatan benchmarking memerlukan tujuan yang lebih rinci dan spesifik, serta lebih berorientasi pada
proses, bukan hasilnya.

3. Jadwal Yang Tidak Realistis

Kegiatan benchmarking memerlukan kesabaran yang tinggi, karena proses keterlibatan memerlukan
waktu yang lebih banyak. Namun, jadwal yang dilakukan terlalu lama juga tidak baik, karena
menunjukkan ada yang salah dalam hal pelaksanaannya.

4. Komposisi Tim yang Kurang Tepat

Diperlukan adanya keterlibatan pada setiap orang yang berhubungan dan menjalankan berbagai proses
operasional perusahaan dalam melakukan benchmarking.

5. Bersedia Menerima "OK-in-Class"“

Seringkali organisasi bersedia memilih mitra yang bukan terbaik dalam kelasnya. Hal ini
dikarenakan 3 pertimbangan berikut:

1. Yang terbaik di kelasnya tidak berminat untuk berpartisipasi

2. Riset mengidentifikasi mitra yang keliru

3. Perusahaan patok duga malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya dekat

6. Penekanan yang Tidak Tepat


Salah satu penyebab kegagalan yang seringkali timbul adalah tim terlalu menekan aspek
pengumpulan dan jumlah data. Padahal aspek yang paling penting adalah proses itu sendiri,
sedangkan data dan angka – angka hanyalah faktor pendukungnya.

7. Kekurangpekaan terhadap Mitra

Kepekaan terhadap mitra merupakan faktor yang paling penting dalam hubungan kemitraan. Mitra
patok duga memberikan akses kepada organisasi patok duga untu mengamati prosesnya.
Selain itu mitra tersebut juga menyediakan waktu yang berharga dan personil kuncinya untuk
membantu proses patok duga. Oleh karena itu mereka harus dihormati dan dihargai. Paling tidak
mereka juga ingin mendapatkan perlakuan yang sama.

8. Dukungan Manajemen Puncak yang Terbatas

Dukungan manajemen puncak merupakan faktor yang sangat penting bagi kesuksesan setiap tahap
aktivitas patok duga. Dukungan terus – menerus dari manajemen puncak dibutuhkan untuk
memulai patok duga, membantu tahap persiapan, dan juga menjamin tercapainya manfaat yang
dijanjikan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan fisik dan mental. Secara fisik karena
dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking
secara akurat. Sedangkan secara mental adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri
bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang cukup tinggi
maka dapat disimpulkan beberapa hal yang harus diketahui oleh perusahaan maupun mereka yang
berkecimpung dalam dunia bisnis bahwa:

Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu perusahaan
yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik
dibandingkan dengan yang lainnya.

Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahaan lainnya. Ruang
lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar kearah proses, fungsi, kinerja organisasi,
logistik, pemasaran, dll. Bencmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka
panjangtentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.

B. Saran

Diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang metode tersebut sehingga dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Dalam penulisan makalah ini, penyusun merasa masih banyak
kekurangan dari makalah yang dibuat. Maka dari itu kami mohon kritikan dan saran dari para pembaca
yang sifatnya membangun agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA

docplayer.info/47672097-Manajemen-mutu-terpadu-patok-duga-benchmarking.html

https://accurate.id/marketing-manajemen/benchmarking-adalah/

https://glints.com/id/lowongan/benchmarking-adalah/#.YZ2RuFP7M0M

https://www.academia.edu/36333905/MAKALAH_AKUNTANSI_MANAJEMEN_BENCHMARKING_

1. Browsing Internet ,Keyword : strategi benchmarking

2. Nisjar S. & Winardi (1997:188)

3. ( Benchmarking The Primer; Benchmarking for Continuous Environmental Improvement, GEMI, 1994,

4. Benchmarking is a continous, systematic process for evaluating the product, services, and work
processes of organizations that are recognized as representing best practices, for the purpose of
organizational improvement (Spendolini, 1992 dalam Nisjar S & Winardi, 1997:178).

Anda mungkin juga menyukai