Anda di halaman 1dari 24

BENCHMARKING

Kelompok 11 Total Quality Management


 Dede Nur Asiyah (202001017)
 Muhammad Rafli Maulana (202001036)
 Shelvy Tiana Putri (202001217)
 Risma Nur Amalia (20210101097)
 Nisha Kamilla Khairani (20210101122)
 Rita Nisa Meylanda (20210101181)
 Dani Sirojudin (20210101197)
 May May Maya Suningrat (20210101241)
01.
Definisi
Benchmarking
Beberapa pendapat mengenai pengertian benchmarking :

Gregory H. Watson David Kearns (CEO dari Xerox)

Benchmarking sebagai pencarian secara suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk,
berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik- jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang
praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai
kompetitif unggul. yang terbaik.

Teddy Pawitra Goetsch dan Davis

Benchmarking sebagai suatu proses belajar yang Benchmarking sebagai proses pembanding dan
berlangsung secara sisitematis dan terus-menerus pengukuran operasi atau proses internal organisasi
dimana setiap bagian dari suatu perusahaan terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau dalam maupun dari luar industri.
pesaing yang paling unggul.
Menurut kamus yang ditulis Drs. Peter Salim, benchmarking
dipadankan dengan patok duga. Maksudnya, sebuah perusahaan akan
‘mematok’ perusahaan lain yang mereka anggap sebagai pesaing
terberat, lalu bila dibandingkan ‘menduga’ perusahaan mereka berada
pada posisi setinggi apa.

Atau lebih jelasnya benchmarking merupakan suatu proses belajar


secara sistematika dan terus menerus untuk menganalisis tata kerja
terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas
dunia, dengan membandingkan setiap bagian dari suatu perusahaan
dengan perusahaan pesaing yang paling unggul.
Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan :

• Benchmarking merupakan upaya untuk mengetahui tentang bagaimana dan mengapa suatu
perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik
dibandingkan dengan yang lainnya.
• Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahan lainnya.
Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus tentang praktik dan hasil dari
perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
• Praktik benchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen
lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis pesaing, dsb.
• Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan, pemilihan yang
tepat tentang apa yang akan dibenchmarking-kan, pemahaman dari organisasi itu sendiri, pemilihan
mitra yang cocok dan kemampuan untuk melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis.
• Benchmarking merupakan upaya untuk melihat posisi suatu perusahaan dengan mengukur dan
membandingkan perusahaannya dengan perusahaan lainnya sehingga diperoleh kualitas kinerja
yang unggul dan mampu berkompetisi.
02.
Dasar Pemikiran
Pentingnya
Benchmarking
Dorongan untuk melakukan Benchmarking dimaksudkan untuk
benchmarking ditentukan oleh secara langsung meningkatkan efisiensi
faktor pemenuhan kepuasan operasi dan strategi perusahaan. Konsep
pelanggan yang sifatnya dinamis benchmarking mengarah pada orientasi
serta dapat meningkatkan daya budaya menuju usaha belajar,
saing dalam menghadapi peningkatan keterampilan karyawan,
liberalisasi perdagangan dan dan efisiensi yang pada gilirannya
globalisasi ekonomi. mengarah pada proses perbaikan
berkelanjutan.
Menurut Karlof dan Ostblom, konsep efisiensi yang ingin dicapai
melalui benchmarking mengandung 4 komponen dasar. Yaitu :
kualitas, harga, volume produksi, dan biaya produksi.
Benchmarking digunakan untuk menentukan proses yang akan
diperbaiki secara berkesinambungan yang menawarkan jalan
tercepat untuk mencapai kinerja yang nyata.

Faktor–faktor yang dipertimbangkan untuk mendorong suatu


perusahaan melakukan benchmarking adalah sebagai berikut :

1) Komitmen terhadap pelaksanaan manajemen mutu terpadu.


2) Fokus pada pelanggan.
3) Product to market time.
4) Waktu siklus manufaktur.
5) Laba.
03.
Jenis-jenis
Benchmarking
Dalam pelaksanaannya/prakteknya, dikenal empat jenis dasar dari benchmarking yaitu :

Benchmarking Internal Benchmarking Kompetitif


Pendekatan dilakukan dengan membandingkan Pendekatan dilakukan dengan mengadakan
operasi suatu bagian dengan bagian internal perbandingan dengan berbagai pesaing.
lainnya dalam suatu organisasi. misalnya misalnya membandingkan karakteristik produk
dibandingkan kinerja antara departemen/divisi dengan produk yang sama yang dihasilkan
dalam suatu perusahaan dalam satu group pesaing dalam pasar yang sama.
perusahaan.

Benchmarking Fungsional Benchmarking Generik


Pendekatan dengan diadakan perbandingan fungsi Pendekatan dengan diadakan perbandingan pada
atau proses dari perusahaan lain yang berada di proses bisnis fundamental yang cenderung sama di
berbagai industri, atau dengan kata lain dilakukan setiap industri, atau dengan kata lain perbandingan
perbandingan dengan perusahaan/industri yang fungsi-fungsi usaha atau proses yang sama dengan
lebih luas atau pemimpin industri untuk fungsi- mengabaikan jenis industri.
fungsi yang sama.
04.
Benchmarking
Sebagai Instrument
Perbaikan
Sebagai instrument perbaikan, benchmarking membantu organisasi untuk :

 Mengidentifikasi kelemahan dan  Menetapkan tujuan yang realistis


kekuatan Benchmarking membantu dalam menetapkan
Dengan membandingkan kinerja mereka dengan tujuan yang realistis dengan
stardar terbaik, organisasi dapat mengidentifikasi mengimplementasikan standar industri yang sudah
dimana bagian yang kurang efisien dan bagian teruji sehingga memungkinkan adanya perbaikan
dimana mereka telah berhasil. yang bekelanjutan.

 Memahami praktik terbaik  Mengidentfikasi peluang untuk inovasi


Dengan menganalisis praktik terbaik dari pesaing Dengan memahami standar terbaik, organisasi
atau industri terkemuka, organisasi dapat belajar dapat mengidentifikasi peluang untuk inovasi dan
bagaimana meningkatkan proses, produk atau pengembangan produk atau suatu proses baru.
layanan mereka.
Secara umum manfaat yang diperoleh dari benchmarking dapat
dikelompokkan menjadi:

1.) Perubahan Budaya Memungkinkan perusahaan untuk


menetapkan target kinerja baru yang realistis berperan meyakinkan
setiap orang dalam organisasi akan kredibilitas target.
2.) Perbaikan Kinerja Membantu perusahan mengetahui adanya gap-
gap tertentu dalam kinerja dan untuk memilih proses yang akan
diperbaiki.
3.) Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
 Memberikan dasar bagi pelatihan.
 Karyawan menyadari adanya gap antara yang mereka
kerjakan dengan apa yang dikerjakan karyawan lain
diperusahaan lain.
 Keterlibatan karyawan dalam memecahkan permasalahan
sehingga karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan
keterampilan.
05.
Langkah-langkah
Melakukan
Benchmarking
Berikut ini adalah langkah ringkas penerapan benchmarking 6 langkah :

Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa proses, fungsi,
1.
output dsb.

2. Identifikasi industri/organisasi/lembaga yang memiliki aktifitas/usaha serupa.

Identifikasi industri yang menjadi pemimpin/leader di bidang usaha serupa. Dapat


3. dilihat didalam asosiasi industri, survey, customer, majalah finansial yang mana
industri yang menjadi top leader di bidang sejenis.

4. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan. Dapat
menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan
informasi yang relevan sesuai problem yang diidentifikasi di langkah awal.
Lanjutan

5. Kunjungi ’best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha. Beberapa perusahaan
biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.

Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya. Setelah mendapatkan best practice
6. perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan
program aksi.
06.
Peran Manajemen
Dalam Benchmarking
Berbagai pertimbangan benchmarking yang membutuhkan dukungan manajemen sebelum
prosesnya yaitu :

Pendanaan Sumber daya manusia


Komitmen terhadap perubahan
Benchmarking merupakan usaha Hanya pihak manajemen yang Manajemen juga merupakan satu-
yang membutuhkan komitmen berwenang atas pengeluaran dana satunya pihak yang dapat
sungguh-sungguh terhadap untuk bencmarking. dana ini akan memutuskan dan menugaskan
perubahan secara radikal dalam mendukung perjalanan bagi tim. sumber daya manusia yang tersedia
proses suatu perusahaan agar dapat untuk melakukan bencmarking.
menjadi yang terbaik dikelasnya
Lanjutan

Pengungkapan Keterlibatan

Masing-masing pihak yang terlibat dalam Manajemen harus terlibat dalam penentuan
benchmarking harus mengungkapkan proses yang akan dibenchmarking dan mitra
informasi mengenai proses dan praktiknya. benchmarking. Keterlibatan secara aktif dari
Dalam hal ini hanya pihak manajemen yang pihak manajemen dapat menyebabkan
berwenang membuat keputusan untuk semakin produktifnya setiap level dalam
mengungkapkan suatu informasi. melaksanakan aktivitas benchmarking.
Hal-hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam
benchmarking adalah:
 Agar benchmarking dapat produktif, manajemen harus
memiliki komitmen yang tinggi terhadap perubahan.
 Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
 Manajemen harus mengalokasikan sumber daya manusia yang
tepat.
 Informasi yang dapat diungkapkan kepada mitra benchmarking
hanya dapat disiapkan dan ditentukan pihak manajemen.
 Manajer puncak harus terlibat secara langsung dalam kegiatan
benchmarking.
07.
Hambatan-hambatan
Dalam Melakukan
Benchmarking
Berhubung proses identifikasi dan transfer praktik bisnis
cenderung memakan waktu (time consuming), maka kendala
terutama dalam melakukan benchmarking adalah :
● Kurangnya motivasi untuk mengadopsi praktik bisnis yang semakin lama
semakin berkurang, Sehingga, hal yang sempat menjadi target mereka
kemungkinan akan terbengkalai.

● Kurangnya informasi yang memadai mengenai cara adaptasi dan


penggunaannya secara efektif, Oleh sebab itulah kebanyakan orang
kesulitan melakukan penolokukuran secara efektif.

● Kurangnya kapasitas (sumber daya ataupun keterampilan) dalam


penyerapan praktik bisnis . Akibatnya, penolokukuran tidak berjalan
dengan efektif bahkan bisa dikatakan gagal.
Kesimpulan

Benchmarking merupakan upaya untuk melihat posisi suatu


perusahaan dengan mengukur, membandingkan perusahaannya dengan
perusahaan lainnya sehingga diperoleh kualitas kinerja yang unggul dan
mampu berkompetisi.

Kemudian menentukan ukuran atau standar yang paling kritis


yang secara signifikan meningkatkan mutu proses dan hasil. Pertimbangan
yang perlu adalah tentunya memilih organisasi lain tersebut yang memang
dipandang mempunyai reputasi baik bahkan terbaik dalam kategori ini.
TERIMA KASIH!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai