Benchmarking sebagai pencarian secara suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk,
berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik- jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang
praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai
kompetitif unggul. yang terbaik.
Benchmarking sebagai suatu proses belajar yang Benchmarking sebagai proses pembanding dan
berlangsung secara sisitematis dan terus-menerus pengukuran operasi atau proses internal organisasi
dimana setiap bagian dari suatu perusahaan terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya, baik dari
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau dalam maupun dari luar industri.
pesaing yang paling unggul.
Menurut kamus yang ditulis Drs. Peter Salim, benchmarking
dipadankan dengan patok duga. Maksudnya, sebuah perusahaan akan
‘mematok’ perusahaan lain yang mereka anggap sebagai pesaing
terberat, lalu bila dibandingkan ‘menduga’ perusahaan mereka berada
pada posisi setinggi apa.
• Benchmarking merupakan upaya untuk mengetahui tentang bagaimana dan mengapa suatu
perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik
dibandingkan dengan yang lainnya.
• Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahan lainnya.
Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus tentang praktik dan hasil dari
perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
• Praktik benchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen
lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis pesaing, dsb.
• Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan, pemilihan yang
tepat tentang apa yang akan dibenchmarking-kan, pemahaman dari organisasi itu sendiri, pemilihan
mitra yang cocok dan kemampuan untuk melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis.
• Benchmarking merupakan upaya untuk melihat posisi suatu perusahaan dengan mengukur dan
membandingkan perusahaannya dengan perusahaan lainnya sehingga diperoleh kualitas kinerja
yang unggul dan mampu berkompetisi.
02.
Dasar Pemikiran
Pentingnya
Benchmarking
Dorongan untuk melakukan Benchmarking dimaksudkan untuk
benchmarking ditentukan oleh secara langsung meningkatkan efisiensi
faktor pemenuhan kepuasan operasi dan strategi perusahaan. Konsep
pelanggan yang sifatnya dinamis benchmarking mengarah pada orientasi
serta dapat meningkatkan daya budaya menuju usaha belajar,
saing dalam menghadapi peningkatan keterampilan karyawan,
liberalisasi perdagangan dan dan efisiensi yang pada gilirannya
globalisasi ekonomi. mengarah pada proses perbaikan
berkelanjutan.
Menurut Karlof dan Ostblom, konsep efisiensi yang ingin dicapai
melalui benchmarking mengandung 4 komponen dasar. Yaitu :
kualitas, harga, volume produksi, dan biaya produksi.
Benchmarking digunakan untuk menentukan proses yang akan
diperbaiki secara berkesinambungan yang menawarkan jalan
tercepat untuk mencapai kinerja yang nyata.
Identifikasi problem apa yang hendak dijadikan subyek. Bisa berupa proses, fungsi,
1.
output dsb.
4. Lakukan survey pada industri untuk pengukuran dan praktek yang dilakukan. Dapat
menggunakan survey kuantitatif atau kualitatif untuk mendapatkan data dan
informasi yang relevan sesuai problem yang diidentifikasi di langkah awal.
Lanjutan
5. Kunjungi ’best practice’ perusahaan untuk mengidentifikasi area kunci praktek usaha. Beberapa perusahaan
biasanya rela bertukar informasi dalam suatu konsorsium dan membagi hasilnya didalam konsorsium tersebut.
Implementasikan praktek bisnis yang baru dan sudah diperbaiki prosesnya. Setelah mendapatkan best practice
6. perusahaan, dan mendapatkan metode/teknik cara pengelolaannya, lakukan proyek peningkatan kinerja dan laksanakan
program aksi.
06.
Peran Manajemen
Dalam Benchmarking
Berbagai pertimbangan benchmarking yang membutuhkan dukungan manajemen sebelum
prosesnya yaitu :
Pengungkapan Keterlibatan
Masing-masing pihak yang terlibat dalam Manajemen harus terlibat dalam penentuan
benchmarking harus mengungkapkan proses yang akan dibenchmarking dan mitra
informasi mengenai proses dan praktiknya. benchmarking. Keterlibatan secara aktif dari
Dalam hal ini hanya pihak manajemen yang pihak manajemen dapat menyebabkan
berwenang membuat keputusan untuk semakin produktifnya setiap level dalam
mengungkapkan suatu informasi. melaksanakan aktivitas benchmarking.
Hal-hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam
benchmarking adalah:
Agar benchmarking dapat produktif, manajemen harus
memiliki komitmen yang tinggi terhadap perubahan.
Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
Manajemen harus mengalokasikan sumber daya manusia yang
tepat.
Informasi yang dapat diungkapkan kepada mitra benchmarking
hanya dapat disiapkan dan ditentukan pihak manajemen.
Manajer puncak harus terlibat secara langsung dalam kegiatan
benchmarking.
07.
Hambatan-hambatan
Dalam Melakukan
Benchmarking
Berhubung proses identifikasi dan transfer praktik bisnis
cenderung memakan waktu (time consuming), maka kendala
terutama dalam melakukan benchmarking adalah :
● Kurangnya motivasi untuk mengadopsi praktik bisnis yang semakin lama
semakin berkurang, Sehingga, hal yang sempat menjadi target mereka
kemungkinan akan terbengkalai.