Anda di halaman 1dari 21

Kadar senyawa fenol dan

polifenol
Kelompok I
Muh.agus salim
Mutiara sabila
Kausar
Retno iswari
a.s.nur endang sri astuty
Definisi FENOL

 Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak


ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin
aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan
gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi
nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol.
Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil
lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Senyawa
fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari
tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin
aromatik yang mengandung satu atau dua gugus -OH.
Definisi POLIFENOL

 Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan


pada tumbuhan.Pada beberapa penelitian disebutkan
bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai
antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan
polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah dan kanker.
ISOLASI

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) : Merupakan salah satu


metode identifikasi awal untuk menentukan kemurnian
senyawa yang ditemukan atau dapat menentukan
jumlah senyawa dari ekstrak kasar metabolit sekunder.
Cara ini sangat sederhana dan merupakan suatu
pendeteksian awal dari hasil isolasi.
 Kromatografi Kolom : Digunakan untuk pemisahan
campuran bebrapa senyawa yang diperoleh dari
isolasi tumbuhan. Dengan menggunakan fasa padat
dan fasa cair maka fraksi – fraksi senyawa akan
menghasilkan kemurnian yang cukup tinggi.
 Kromatografi Gas : Pemisahan campuran senyawa
yang cukup stabil pada pemanasan, karena sampel
yang digunakan akan dirubah menjadi fasa gas dan
dengan adanya perbedaan keterikatan senyawa pada
fasa padat yang digunakan terhadap senyawa organik
sehingga terjadi pemisahan masing – masing senyawa
dari campurannya.
 d.Kromatografi Cair : Lebih dikenal dengan HPLC (High
Pressure Liquid Chromatography ) dan lebih dari 75 % dari
pemakaian HPLC menggunakan fasa padat ODS (Oktadesil
Sifane) atau C – 18 sedangkan fasa cair sebagai pelarut
pembawa senyawa dapat diganti kepolarannnya pada saat
digunakan dan kondisi seperti itu dikenal sebagai fasa
gradien. Pada kondisi gradien, senyawa nonpolar akan
diadsorpsi lebih lemah oleh fasa padat dan akan dielusi
dengan pelarut nonpolar dan sebaiknya senyawa polar
akan diadsorpsi lebih kuat dan membutuhkan pelarut
polar. Jika sampel mempunyai polaritas luas, pemisahan
harus dilakukan dengan merubah kepolaran pelarut yang
digunakan. Efisiensi penggunaan HPLC ditentukan dengan
pengaturan dan penggunaan pelarut sebagai pembantu
dalam pemakaian HPLC.
IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL

 Uji FeCl3
 Uji ini digunakan untuk mendeteksi senyawa fenol
yang sederhana. Uji ini dapat dilakukan dengan cara
menambahkan larutan FeCl3 1% yang sudah dilarutkan di
dalam air atau etanol kemudian diteteskan ke larutan
sampel. Hasil yang positifmenimbulkan warna hijau, ungu,
hitam, biru dan merah.(Harbone, 1987). Reaksi FeCl3 jika
ditambahkan etanol warna larutan tetap maka senyawa
tersebut adalah asam salisilat namun jika ditambah 3tts
etanol berubah menjadi ingu, senyawa terssebut adalah
fenol.
 Folin-Ciocalteu Reagent (FCR)
 Folin-Ciocalteu Reagen (FCR) merupakan reagen
yang digunakan untuk mendeteksi fenol, tetapi di
dalam FCR tidak berisikan fenol.Reagen ini bereaksi
dengan fenol membentuk kromogen yang dapat di
deteksi secara spektrofotometri. FCR juga dapat
digunakan sebagai penampak noda dalam metode
kromatografi lapis tipis
Alang-alang
 Reaksi Loco millon
 Pereaksi million adalah larutan merkuro dan merkuri
nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini
ditambahkan pada larutan protein akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi warna
merah oleh pemanasan. Pereaksi yang digunakan
antara lain HNO3 dan Hg(NO3). Pada dasarnya reaksi
ini positif untuk fenol – fenol karena terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna.
IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK

 Sebanyak 4 gram sampel segar dirajang halus dan


dididihkan dengan 25 ml etanol selama lebih kurang
25 menit, disaring dalam keadaan panas, kemudian
pearut diuapkan sampai kering. Ekstrak dikocok kuat
dengan kloroform lalu ditambahkan air suling, biarkan
sampai terbentuk dua lapisan, yakni lapisan kloroform
dan lapisan air. Beberapa tetes ditempatkan dalam
tabung reaksi ditambahkan besi (III) klorida, timbul
warna hijau sampai ungu menandakan positif
mengandung fenolik.
EKSTRAKSI FENOL DAN POLIFENOL

 Maserasi
 Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut
organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan
perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar
sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan
terlarut dengan pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan
sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan.
Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan
efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa
bahan alam pelarut tersebut. Secara umum pelarut metanol
merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses
isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan
seluruh golongan metabolit sekunder.
 2. Perkolasi
 Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel
sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama-
sama pelarut. Tetapi efektifitas dari proses ini hanya akan lebih
besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam
pelarut yang digunakan.
3. Solketasi
 Solketasi menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut
akan dapat di hemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang
selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa
yang tidak terpengaruh oleh panas.
4. Destilasi uap
 Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik
yang tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari
titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak
digunakan untuk minyak atsiri.
5. Pengempaan
 Metode ini banyak digunakan dalam proses industri
seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dab
isolasi katecin dari daun gambir. Dimana dalam proses
tidak menggunakan pelarut.
BIOESSAY SENYAWA FENOL DAN
POLIFENOL

 Ekstrak metanol akar alang-alang mempunyai aktivitas


menurunkan hipertensi dan penelitian lain membuktikan
proses stres oksidatif dapat menjadi penyebab hipertensi.
Demikian juga halnya dengan senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai zat antioksidan antara lain senyawa fenol.
Telah dibuktikan senyawa itu memiliki aktivitas
antihipertensi. Tujuan penelitian ini mengukur kandungan
polifenol total menggunakan metode spektrofotometri
sinar tampak - pereaksi Folin- iocalteu, dan uji aktivitas
antioksidan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH).
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode
DPPH berdasarkan kemapuan sampel untuk mereduksi
radikal bebas stabil DPPH. 1. 1, 1-difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH) Uji radikal bebas DPPH dapat dilakukan dalam
tiga tahapan, Aktivitas penangkalan radikal bebas dari
ekstrak rumput laut Caulerpa racemosa dapat diukur
dengan pengujian radikal DPPH yaitu dengan
mereaksikan 0,5 mL ekstrak rumput laut Caulerpa
racemosa dengan 2 mL larutan DPPH dan absorbansinya
diukur pada λ 517 nm yang merupakan panjang
gelombang maksimum. Ekstrak rumput laut Caulerpa
racemosa memiliki kemampuan sebagai penangkal
radikal bebas yang sangat baik, hal ini dibuktikan
dengan perubahan warna ungu menjadi warna kuning,
dan ketika ekstrak ditambahkan larutan DPPH.
PERTANYAAN

1. Pada metode pengempaan kenapa tidak


menggunakan pelarut, kemudian bagaimanaproses
sehingga ditarik suatu senyawa (khalifa, klp 2)
2. Apakah semua tumbuhan yang memiliki senyawa
fenol memiliki aktifitas ntioksidan (khusnul, klp4)
3. Pada metode ekstraksi, metode apa saja yang cocok
untuk polifenol dan fenol (airin, klp 4)

Anda mungkin juga menyukai