Menyutujui :
Tim Pembimbing
Syachriani,S.Si.,M.Si.Apt Muh.Aris,S.Si.,M.Si,Apt
PUTRIANA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan yang sehat yaitu makanan yang higienis dan bergizi. Makanan
yang higienis adalah makanan yang tidak mengandung kuman penyakit dan tidak
akan kita makan harus mengandung komposisi gizi yang lengkap, yaitu terdiri
atas karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Di Indonesia komposisi
Zat gizi merupakan unsur yang terkandung dalam makanan yang dapat
yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang berbeda. Makanan yang satu
dengan makanan yang lainnya memiliki kandungan zat gizi yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan,
maupun jumlah dari masingmasing zat gizi. Setiap zat gizi memiliki fungsi yang
spesifik. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun
Madu adalah salah satu makanan penting untuk sumber nutrisi manusia
garam mineral, protein dan vitamin (A, B, dan C). Oleh karena pemanfaaatannya
yang sangat luas maka madu harus bebas dari semua kontaminasi yang dapat
Lingkungan ekosistem sering kali terdapat zat berbahaya yang saat ini
banyak dikaji secara serius oleh kalangan ahli. Zat berbahaya tersebut diantaranya
adalah logam berat. Logam berat tersebut antara lain Pb, Zn, Cd, dan Cu. Logam
berat dinyatakan sebagai polutan yang sangat toksik dan berbahaya karena
sifatnya yang sukar terurai. Sifat inilah yang menyebabkan logam berat dapat
keracunan secara akut dan kronis bahkan dapat menyebabkan kematian (Wati,
2010)
pencemaran, seperti industri dan transportasi maka, tanpa kita sadari jenis bahan
beracun yang tersebar di lingkungan juga semakin beragam dengan kadar yang
Seperti logam berat atau pestisida didalam madu, seafood, sayuran dan lain-lain
(Nasution.B.M, 2009)
dan dapat berupa keracunan akut atau yang lebih sering merupakan keracunan
kronik. Timbal diabsorbsi dengan cepat di saluran cerna dan menurun seiring
dengan bertambahnya usia. Anak-anak mengabsorbsi sekitar 30-50% timbal yang
tertelan sedangkan dewasa hanya sekitar 5-15%. Oleh karena itu anak-anak lebih
Dengan adanya resiko tercemarnya madu oleh logam berat terutama logam
dipasaran, sering kali kita jumpai sebahagian penjual menambahkan air ke dalam
madu keberadaan cemaran logam di dalam madu, karena sumber air yang
digunakan tersebut kemungkinan sudah tercemari oleh logam berat ( Vera, 2011)
sebesar 0,2 mg/kg dan khusus untuk logam timbal dalam madu melalui SNI 01-
penelitian Penetapan kadar Timbal (Pb) pada madu hutan di Desa kaseralau secara
B. Rumusan Masalah
2. Berapakah kadar timbaL (Pb) pada madu hutan yang berada di Desa
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada madu hutan yang berada di Desa
atom.
D. Manfaat Penelitian
kepada masyarakat tentang kadar timbal (Pb) yang ada didalam madu
timbal.
Ruang lingkup penelitian menekankan pada bidang ilmu kimia yaitu untuk
mengetahui Kadar timbal (Pb) pada madu hutan berada di berada di Desa
kaseralau, Kec. Batulappa, Kab. Pinrang dengan menggunakan metode
METODE PENELITIAN
Cawan porselin, Gelas kimia 100 ml, Gelas Ukur 100 ml, pipet tetes,
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
Bahan Uji yang digunakan adalah Madu hutan asal berada di Desa kaseralau,
dilakukan sampling, dan bahan yang di ambil langsung dari hutan yang
a. Preparasi Sampel
Lalu dipindahkan kedalam tanur dan diabukan pada suhu 450 0C selama
24 jam. Abu yang dihasilkan dibiarkan dingin pada suhu kamar. Bila
kembali diatas Hot plate hingga kering. Selanjutnya diabukan lagi pada
suhu 4500C selama 4 jam hingga diperoleh abu yang berwarna putih.
c. Uji Kualitatif
1. Uji Nyala
dipijarkan pada nyala api biru. Amati warna nyala api yang terjadi jika
2. Uji Reaksi
d. Uji Kuantitatif
kedalam labu ukur 100 ml, ditambahkan 10 ml larutan HNO3 5N. Dari
larutan tersebut di pipet 2,5ml, 7,5 ml, 12,5 mL. Dilarutkan hingga
100 ppm, 125 ppm dan 150 ppm. Kemudian di ukur serapannya
menggunakan spektrofotometri serapan atom dengan panjang gelombang
283,3 nm.
menggunakan evaporasi.
Y = a + bX
Keterangan :
a = intersept
b = slope
X = Konsentrasi sampel
n . ∑ xy−b. ∑ y
b=
n ∑ x 2 −( ∑ x )2
Jika a dan b telah diperoleh maka antara serapan dan konsentrasi uji
berikut :
n. ∑ xy−∑ x . ∑ y
r=
√(n ∑ x 2−∑ x 2¿). ¿ ¿ ¿
-Nyala Biru/Ungu +
- Endapan putih/kuning +
Abu
Abu putih
SSA
Dilakukan pengujian kadar
Data
Analisis data
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 2009, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan, Jakarta,
Indonesia.
SKEMA KERJA
dar timbal (pb) pada madu hutan yang beredar di kabupaten Pinrang secara
Spektrofotometri Serapan Atom