Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

Disusun Oleh :

WAYAN EGA PRADA WINATA (25)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala berkat-Nyakami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Operasi dan Produktivitas”.Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikandukungan dan
motivasi.Kami meminta maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahanpengetikan
dan kekeliruan. Kami berharap agar makalah ini dapat membantumenambah pengetahuan
bagi pembaca.Ka mi juga menyadar i bahwa da la m penyusunan makalah in i
mas iht er d apat kekur a nga n d a n jau h d ar i k a t a se mpur na. O le h kar e na it u
ka mi mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat
menyempurnakanmakalah ini.

Denpasar, 22 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i

DAFTARISI ........................................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1

LatarBelakang .......................................................................................................................... 1
RumusanMasalah.....................................................................................................................1
TujuanPenulisan........................................................................................................................ 2

BAB IIISI................................................................................................................................ 3
PengertianManajemenOperasi...............................................................................................3
PenerapanFungsiManajemenOperasi............................................................................4
PengorganisasianUntuk MenghasilkanBarangdanJasa.............................................4
ManajemenOperasionaldalamSektor Jasa……………………….………….
KonsepProduktivitas.........................................................................................................................4
Pengertian Desain dan Seleksi Produk............................................. 5
Faktor yang Mempengaruhi dalam seleksi dan desain produk ....... 6
Tahapan tahapan dalam seleksi dan desain produk ......................... 7.
Pengembangan Produk .................................................................... 7
Strategi dan Tahapan-Tahapan dalam Pengembangan Produk ....... 9
Pengertian Kualitas ......................................................................... 12
Standar Kualitas Internasional ......................................................... 13
Total Quality Management .............................................................. 13
Inspeksi dalam Pengendalian Kualitas ..............................................17
Definisi Kapasitas ............................................................................ 18
Perencanaan Kapasitas ..................................................................... 19
Analisis Kapasitas ............................................................................ 20
Penerapan Pohon Keputusan ............................................ 23.
Investasi yang dipicu oleh Strategi .................................... 25
Pentingnya Lokasi yang Strategis....................................... 26
Proses Penentuan Lokasi Operasional ............................... 27
Kepentingan Strategis Keputusan Tata Letak .................... 28
Tipe-tipe Tata Letak Gudang,Ritel,Kantor........................ 28
Tata Letak yang Berorientasi pada Produk dan Proses ..... 29
Manajemen Persediaan dan Fungsinya.............................. 32
Model – model Persediaan................................................. 37.
Model Persediaan untuk Permintaan Terbatas ................... 43

ii
BAB IIIPENUTUP....................................................................................................... 45
Kesimpulan..............................................................................................................45

DAFTARPUSTAKA ........................................................................................................ 47

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manajemen operasional merupakan bagian manajemen yang erat kaitannya dengan
mengawasi, merancang, dan mengendalikan kegiatan produksi. Selain itu, manajemen ini
bertugas mengendalikan kegiatan produksi dan proses perbaikan strategi kegiatan bisnis dalam
hal produksi barang dan jasa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang akan dibahas
dalammakalah ini adalah:
1. Pengertian Manajemen Operasi
2. Penerapan Fungsi Manajemen Operasi
3. Pengorganisasian untuk Menghasilkan Barang dan Jasa
4. Manajemen Operasional dalam Sektor Jasa
5. Konsep Produktivitas
6. Pengertian Desain dan Seleksi Produk
7. Faktor yang Memperngaruhi
8. Tahapan-tahapan dalam Desain dan Seleksi Produk
9. Pengembangan Produk
10. Strategi dan Tahapan dalam Pengembangan Produk
11.Pengertian Kualitas
12.Standar Kualitas Internasional
13.Total Quality Management
14.Inspeksi dalam Pengendalian Kualitas
15.Definisi Kapasitas
16.Perencanaan Kapasitas
17.Analisis Kapasitas
18.Penerapan Pohon Keputusan
19.Investasi yang dipicu oleh Strategi
20.Pentingnya Lokasi yang Strategis
21.Proses Penentuan Lokasi Operasional
22. Kepentingan Strategis Keputusan Tata Letak

1
23. Tipe-tipe Tata Letak Gudang,Ritel,Kantor
24. Tata Letak yang Berorientasi pada Produk dan Proses
25.Manajemen Persediaan dan Fungsinya
26. Model – model Persediaan
27. Model Persediaan untuk Permintaan Terbatas

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen operasi.
2. Untuk memberikan pemahaman mengenai penerapan fungsi manajemenoperasi
3. Untuk memberikan pemahaman mengenai pengorganisasian untuk menghasilkan barang
dan jasa
4. Untuk memberikan pemahaman mengenai manajemen operasional dalam sektor jasa
5. Untuk memberikan pemahaman mengenai konsep produktivitas

2
BAB II
ISI

2.1 Manajemen Operasi


Manajemen Operasi adalah dimana bisnis yang berfokus pada proses produksi dengan efektif
dan efisien serta mengelola proses pengubahan input menjadi output.
Dalam hal ini saya meneliti disebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner yang
bernama “DIHATEA”. Dimana manajemen operasional di DIHATEA ini menerapkan sistem
input Es batu, Buah Mangga yang sudah di potong,Blender, Gula,Air. Proses yang dilalui yaitu
siapkan bahan terlebih dahulu, masukan es batu, air, buah manga, gula ke dalam blender. Lalu
blender bahan tersebut sampai kelihatan lembut kurang lebih 3-5 menit untuk mengubah
tekstur dalam jus. Setelah diblender lalu masukan ke dalam gelas dan jus manga siap disajikan.
Sehingga tercipta output berupa Jus Mangga.

2.2 Penerapan Fungsi Manajemen Operasi


Tujuan Manajemen Operasi diterapkan dalam sebuah perusahaan adalah untuk mencapai
tingkataktivitas yang lebih efisien. Manajemen ini memiliki beberapa fungsi untuk
memudahkan tujuan tersebut. Fungsi yang dimaksud meliputi perencanaan, pengorganisasian,
serta pengawasan operasional usaha untuk hasil produksi yang lebih baik.

Dari penelitian yang saya lakukan di “PT. PURNAMA” perencanaan yang dilakukan adalah
menyiapkan menu yang diminati masyarakat dan menentukan total pengeluaran untuk bahan
baku sehingga harga yang kan ditetapkan untuk hasil produksi masih terjangkau oleh kalngan
masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang menyukai hasil produksi dari harga yang murah
dan rasa yang tidak kalah dengan yang lain.

Pengorganisaian di “PT. PURNAMA” ini di kelola oleh Kak Josh dan Kak Nyoman yang
merupakan sepasang suami istri sekaligus memimpin pusaha tersebut. Untuk pengawasan
sendiri di “PT. PURNAMA” tidak terlalu ketat karena ini bisnis pribadi milik Kak Josh dan
Kak Nyoman jadi mereka tau tanggung jawab dengan tugas masing-masing sehingga semua
berjalan dengan lancar dan maksimal.

3
2.3 Pengorganisasian untuk Menghasilkan Barang dan Jasa
Untuk menghasilkan barang dan jasa, semua jenis organisasi menjalankan
3 fungsi. Fungsi – fungsi ini merupakan hal yang penting, bukan hanya untuk
proses produksi, tetapi juga demi kelangsungan hidup sebuah organisasi. Fungsi –
fungsi ini adalah :
1. Pemasaran, yang menghasilkan permintaan, atau paling tidak menerima
pemesanan untuk sebuah barang atau jasa (tidak akan ada aktivitas jika
tidak ada penjualan)
2. Produksi/operasi, yang menghasilkan produk.
3. Keuangan/akuntansi, yang mengawasi sehat atau tidaknya sebuah
organisasi, membayar tagihan dan mengumpulkan uang.
Dari penelitian yang saya lakukan di “PT. PURNAMA” untuk pemasaran, mereka
memposting foto maupun video di sosmed salah satunya adalah Instagram pribadi “PT.
PURNAMA”. Untuk proses produksi mereka membagi tugas masing-masing. Kak Nyoman
yang menyiapkan semua bahan sedangkan Kak Josh yang memproses pembuatan produksi
tersebut.. Yang mengawasi keuangan tentu saja Kak Josh dan Kak Nyoman karena mereka
elaku pemimpin bisnis.

2.4 Manajemen Operasional dalam Sektor Jasa


Kegiatan ekonomi yang biasanya menghasilkan barang tidak nyata (pendidikan, hiburan,
penginapan, pemerintahan, pelayanan keuangan, dan kesehatan).
Untuk Manajemen Operasional dalam sector jasa yang saya melakukan penelitian di Rumah
Sakit yang menerapkan sistem input Dokter, Perawat, Karyawan, Fasilitas gedung da peralatan
medis, laboraturium, modal, energy, informasi dan manajerial. Proses yang dilalui adalah
pasien datang untuk beroperasi, pemeriksaan, pemantauan, pengobatan, dan terapi. Sehingga
output yang dihasilkan berupa Pelayan medis bagi pasien.

2.5 Konsep Produktivitas


Secara konsep, produktivitas adalah tingkat efisiensi suatu ekonomi dalam menggunakan
modal, manusia dan teknologi untuk menciptakan output. Produktivitas adalah konsep yang

4
penting dalam analisis pembangunan ekonomi, karna selain dari penambahan input produksi,
pertumbuhan pendapatan dapat terjadi akibat peningkatan produktivitas.
Dalam hal ini penelitian yang saya lakuka di “PT. PURNAMA”, modal yang merka miliki
digunakan untuk menyewa tempat untuk memulai bisninsnya, membeli beberapa alat- alat
dan bahan yang akan digunakan, dan juga menyiapkan beberapa website untuk
memasarkanproduknya. Untuk karyawan di “PT. PURNAMA” itu tidak ada karyawan
karena ini adalah bisnis pribadi jadi mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar
karyawan. Dan untuk teknologi mereka menggunakan handphone untuk menerima order
lewat gojek, memasarkan produknya lewat semua sosmed, jadi untuk urusan teknologi “PT.
PURNAMA” tidak ketinggalan dan siap bersaing.
2.6 Pengertian Desain dan Seleksi Produk
Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh
perusahaan kepada konsumen. Desain produk adalah sebuahbidang keilmuan
atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah produk manufaktur,
mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan kemampuan proses produksinya
pada industri yang memproduksinya.

Seleksi produk adalah kegiatan pemilihan produk yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen atau pelanggan. Kegiatan seleksi produk
berfokus pada produk yang berpotensi memaksimalkan keuntungan.Dalam
seleksi produk juga penting menciptakan keunggulan bersaing bagi perusahaan.

Dari penelitian yang saya lakukan di Wr.Solo Mas Farel desain produk yang
dibuat berdasarkan bidang nya yaitu kuliner adalah menciptakan makanan –
makanan enak dan murah yang disukai masyarakat. Untuk seleksi produk
Wr.Solo Mas Farel akan memilih produk terbaik dari beberapa penjual terdekat
contoh daging ayam, mereka akan memilih daging yang segar dan berkualitas
agar konsumen Wr.Solo Mas Farel tidak merasa kecewa jika saja daging yang
dihidangkan kurang berkualitas.

5
2.7 Faktor yang Mempengaruhi dalam seleksi dan desain produk

1) Kebutuhan Konsumen. Pelanggan akan memiliki pengaruh yang besar atas


cara produk dirancang dan berkembang. Alasan produk dirancang adalah
harus mampu memenuhi kebutuhan pelanggan potensial yang akan dibidik.
Misalnya, ketika merancang sebuah ponsel,tim desain akan menampilkan
beberapa desain kepada pelanggan potensial dan membuat perubahan sesuai
dengan suka dan tidak suka.
2) Segmentasi Pasar. Pasar/konsumen perlu dibedakan, salah satunya
mengingat perbedaan dalam selera konsumen. Semakin kompleks konsumen
dalam stratanya maka akan semakin banyak jenis produk yang diperlukan dalam
melayani segmentasi konsumen itu.
3) Teknologi. Dalam mendesain produk teknologi berperan dalam menghasilkan
produk yang diminati.Perkembangan teknologi mengharuskan produsen untuk
mampu menciptakan produk yang berkualitas.
4) Kondisi Lokal. Dalam desain produk perlu dipertimbangkan budaya lokal
masyarakat sehingga produk kita bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak
menyusahkan.

Dalam penelitian saya di Wr.Solo Mas Farel, mereka sering melakukan


perbincangan dengan pelanggan terkait menu masakan terutama pelanggan yang
sering datang, mereka akan menanyakan seperti rasa masakan, kepuasan,
keinginan untuk menu yang baru, jadi mereka membuka peluang untuk
melakukan perubahan pada menu tergantung minat pelanggan. Untuk
segmentasi pasar mereka tidak menempatkan pelanggan dalam kelompok
tertentu, jika ada pelanggan yang kurang sabar mereka akan berusaha melayani
lebih cepat dari biasanya untuk meminimalisir keadaan terburuk. Teknologi

6
yang mereka gunakan tidak tertinggal dari pesaing bahkan mereka bisa
dikatakan unggul karna mereka memiliki website sendiri untuk produk yang
meraka jual yang mana pesaing di sekitar mereka belum memiliki website
sendiri untuk produk mereka. Dan kondisi lokal, tidak ada masalah apapun
penduduk sekitar lebih banyak atau lebih menyukai masakan rumahan karna itu
untuk Wr.Solo Mas Farel mereka tidak perlu mengkhawatirkan kondisi lokal,
dan untuk budaya mereka mengikuti budaya yang ada bahkan kerap mereka
menutup gerai untuk menghormati kebudayaan sekitar
2.8 tahapan tahapan dalam seleksi dan desain produk
Sebelum desain suatu produk disetujui untuk diproses dan diproduksi oleh
bagian operasi pabrik, perlu dilakukan seleksi dengan tahapan-tahapan:

1. Konsepsi, membuat spesifikasi konsep dengan menggabungkan selera

konsumen.
2. Persetujuan, tahap dimana spesifikasi ditunjukkan dengan perhitungan

matematis, pembuatan model gambar, kemudian dimodifikasi dengan


bagian pemasaran
3. Pelaksanaan, Selanjutnya dibuatlah model yang sesuai dengan spesifikasi

4. Penterjemahan, Berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan pada tahap

dua pada tahap ini keikut sertaan bagian operasi dan pelayanan purna jual
sangat diperlukan agar sama persepsi dan tidak butuh biaya mahal.

Penerapan di tempat kerjayaitu dengan tetap membuat produk ini seperti


aslinya namun rasa nya di sesuaikan dengan selera konsumen lokal. Bentuk produk
masih sama seperti aslinya dan penggunaan mangkok dan sumpit tetap sama seperti
di negeri asalnya. Kemudian disajikan dengan sentuhan lokal sehingga sangat
diterima oleh konsumen.

2.9 Pengembangan Produk


7
Pengembangan produk dalam era sekarang dituntut cepat mengingat
teknologi yang terus berkembang serta tuntutan persaingan yang tinggi. Namun pada
prinsipnya tantangan dalam Pengembangan Produk ialah:

1. Makin terbatasnya gagasan-gagasan tentang produk baru mengingat cepatnya

perkembangan pasar.
2. Pasar yang semakin terkotak dikarenakan semakin tajamnya tingkat

persaingan.
3. Hambatan sosial dan peraturan pemerintah
4. Biaya pengembangan produk yang tinggi.

5. Usia produk yang singkat mengingat pesaing biasanya akan memproduk

serupa jika produk kita sukses di pasar.

langkah-langkah penting dalam pengembangan produk adalah sebagai berikut :

1. Pemunculan gagasan (idea generation)

Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan
konsumen sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-
gagasan produk baru

2. Penyaringan gagasan (idea screening)

Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan


menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin

3. Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)

Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang oleh
perusahaan dianggap bisa ditawarkan kepasar. Suatu konsep produk adalah versi
terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti.

8
Sedangkan suatu citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari
produknya atau calon produk.

4. Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)

Merupakan strategi pemasaran yang menyangkut cara untuk melakukan pengenalan


produk kepasaran dan masyarakat baik yang berhubungan dengan strategi, harga
yang ditawarkan,ditribusi dan biaya pemasaran

5. Analisisusaha (business analysis)

Manajemen harus menilai penjualan, biaya, dan perkiraan laba untuk menentukan
apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika telah memenuhi, produk
bisa bergerak maju kelangkah pengembangan produk.

Penerapan di tempat kerja yaitu gagasn nya muncul dari produk makanan
jepang yang belum banyak di ketahui orang indonesia. Kemudian terpilihlah Mie
Udon sebagai produk kerena orang Indonesia sudah mengenal mie namun belum
mengetahui bahwa Udon adalah mie jepang yang ukurannya lebih besar sehingga
konsumen tertarik untuk mencoba produk yang satu ini. Strategi pemasarannya
menggunakan brosur yang di sebar dan media sosial lokal yang digunakan
masyarakat pada umunnya. Dari awalnya hanya beberapa menu sekarang tersedia
menjadi 20 menu yang berbeda namun tetap tidak meninggalkan rasa dan bentuk
dari negeri asalnya. Dan hasilnya pada pembukaan sampai sekarang tempat kerja
saya masih terus beroprasi dan rencananya akan membuka cabang lagi saat pandemi
sudah berakhir.

3.0 Strategi dan Tahapan-Tahapan dalam Pengembangan Produk

Dalam kaitan dengan perancangan dan pengembangan produk, harus


mengetahui mengenai konsep Life Cycles. Konsep ini menyatakan bahwa hampir

9
semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus
kehidupan yang terdiri atas 4 (empat) tahap dalam periode waktu terbatas.

1. Tahap pengenalan (introduction)

Dalam tahap ini, operasi penjualan tidak selalu bekerja baik. Masih terdapat masalah
keterlambatan dalam perluasan kapasitas produksi, masalah-masalah teknis yang
belum dapat diatasi, dan harga tinggi.

2. Tahap pertumbuhan (growth)

Dalam tahap ini, produk diperbaiki dan distandarisasi, menjadi dapat diandalkan
dalam pengguanan dan harga lebih rendah, serta para konsumen membeli dengan
sedikit desakan. Kuantitas penjualan perusahaan akan meningkat cukup besar.

3. Tahap kejenuhan (maturity)

Volume penjualan mulai menurun pertambahannya karena setiap orang atau pembeli
potensial sekarang telah memiliki produk, sehingga penjualan sangat tergantung
pada penggantian dan pertambahan penduduk.

4. Tahap penurunan (decline)

Tahap penurunan yaitu tahap penurunan dalam permintaan terhadap produk. Hampir
semua produk akan mengalami tahap keempat ini, oleh karena itu perusahaan harus
senantiasa bekerja pada pengembangan produk-produk baru untuk menggantikan
produk-produk lama.

Kecenderungan dalam Pengembangan Produk

Ada beberapa alasan adanya pengembangan produk, antara lain :

10
1. Banyak perusahaan mengurangi macam produk dan menghentikan
pembuatan barang-barang dalam garis produknya yang hanya
menguntungkan secara marginal.
2. Banyak perusahaan sedang mencoba untuk menyederhanakan produk-produk
mereka melalui perancangan kembali bagian-bagian dan komponen-
komponen sehingga unit-unit dengan jumlah lebih sedikit akan melakukan
pekerjaan yang sama.

Proses Pengembangan Produk Baru

Proses pengembangan produk baru, terdiri 5 langkah sebagai berikut :

a. Pencarian gagasan

Sumber utama gagasan-gagasan produk baru adalah dari pasar atau teknologi yang
telah ada. Gagasan pasar merupakan berbagai kebutuhan dan keinginan para
konsumen yang belum terpenuhi.

b. Seleksi produk

Gagasan-gagasan tersebut dianalisis dengan kriteria antara lain : potensi pasar,


kelayakan finansial, dan kesesuaian operasi. Tujuan analisis adalah untuk menyaring
gagasan-gagasan yang jelek, karena menerima suatu gagasan jelek dan
mengembangkan menjadi suatu produk akan membuat perusahaan rugi.

c. Disain produk pendahuluan

Bersangkutan dengan pengembangan desain terbaik bagi gagasan produk baru.

d. Pengujian (testing)

11
Pengujian terhadap produk ditujukan pada pengujian pemasaran dan kemampuan
teknikal produk. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan uji
pasar.

e. Disain akhir (final)

Dalam tahap ini, spesifikasi-spesifikasi produk dan komponen-komponennya dan


gambar-gambar prakitan memberikan basis bagi proses produksinya.

Penerapan di tempat kerja produk ini dikenalkan ke masyarakat setelah


restaurannya di bangun dengan pemberian brosur dan diskon yang menarik.
Kemudian diterima oleh masyarakat dan terus bertumbuh dan dibali saat ini sudah
ada 2 cabang yang sudah beroprasi. Terus berinovasi dengan menu baru adalah cara
untuk terus membuat pelanggan itu tertarik mencoba dan menjadi pelanggan di
tempat kami. Dan semenjak pandemi tingkat kunjungan pembeli menurun namun
tetap bisa bertahan dan semoga bisa kembali seperti semula

2.11 Pengertian Kualitas


Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan :
1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas tergantung kepada
audiensnya. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan
pelanggan.
2. Kualitas berbasis manufaktur biasanya diterapkan oleh manajer produksi.
Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan
membuat produk dengan benar sejak awal.
3. Kualitas itu berbasis produk yang memandang bahwa kualitas sebagai
variabel yang dapat dihitung.
Studi Kasus :
PT.Castrol Indonesia
Castrol adalah produsen, penyalur dan pemasar terkemuka di dunia untuk
minyak pelumas premium, gemuk dan layanan terkait untuk para pelanggan
dari kalangan otomotif, industri, kelautan, penerbangan, eksplorasi dan

12
produksi minyak di seluruh dunia. Kantor pusatnya berada di Inggris dan
beroperasi langsung di lebih dari 40 negara, dan mempekerjakan sekitar 7.000
staf di seluruh dunia. Di hampir 100 pasar lainnya, kami diwakili oleh
penyalur pihak ketiga yang memasarkan dan menjual produk kami secara
lokal. Jaringan pengiriman Castrol tersebar di 140 negara, yang meliputi 800
pelabuhan dan bermitra dengan lebih dari 2000 penyalur dan agen. Castrol
menawarkan pelumas untuk penggunaan rumah tangga, komersial dan
industri. Untuk pelumas otomotif (termasuk mesin sepeda motor 2-tak dan 4-
tak, mesin mobil bensin dan diesel), produk kami meliputi banyak ragam
pelumas transmisi manual dan otomatis, pelumas.
Operasi bisnis global memberikan kepastian di seluruh dunia, peningkatan
produktivitas, peningkatan produk lingkungan dan nasihat terpercaya yang
difokuskan pada pengoptimalan proses produksi para pelanggan kami. Di
pusat kegiatan teknologi perintis dengan 13 pusat Litbang di seluruh dunia,
kami mengembangkan dan menguji ratusan produk baru setiap tahun. Kami
bekerja erat dengan Produsen Peralatan Asli (OEM) industri terkemuka, yang
dengannya kami memasok berbagai ragam pelumas yang dirancang untuk
kondisi dan lingkungan kerja tertentu.

2.12 Standar Kualitas Internasional


Kualitas secara global sangat penting sehingga dunia bersatu menciptakan
kualitas, ISO 9000. ISO 9000 adalah kumpulan standar untuk sistem
manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu
organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali
dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for
Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang
bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC
176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin
bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date dan relevan untuk
organisasi.
2.13 Total Quality Management
1. Pengertian Total Quality Management
Total Quality Management atau disingkat dengan TQM adalah suatu
sistem manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer
focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan
peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus).
Total Quality Management atau TQM menggunakan strategi, data dan
komunikasi yang efektif untuk mengintegrasikan kedisplinan kualitas ke
dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, Total Quality

13
Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk mencapai
keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer
Satisfaction).

Dalam TQM (Total Quality Management), semua anggota organisasi atau


karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam melakukan peningkatan
proses, produk, layanan serta budaya dimana mereka bekerja sehingga
menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan Layanan yang pada akhirnya
dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan.
2. Elemen Pokok TQM
Terdapat 8 Elemen Pokok dalam Sistem Manajemen TQM (Total Quality
Management). Kedelapan elemen pokok tersebut diantaranya adalah :

1. Fokus pada Pelanggan (Customer Focussed) Pelanggan


merupakan pihak yang menentukan apakah kualitas produk maupun jasa yang
dihasilkan perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan atau tingkatan kualitas
yang diinginkannya. Apapun yang dilakukan oleh sebuah
organisasi/perusahaan seperti pelatihan karyawan, perbaikan proses,
penggunaan mesin canggih ataupun adopsi teknologi terbaru yang pada
akhirnya Pelangganlah yang menentukan apakah upaya-upaya yang dilakukan
tersebut bermanfaat atau tidak.
2. Keterlibatan Karyawan secara keseluruhan (Total Employee Involvement)
Karyawan merupakan sumber daya perusahaan yang penting dalam mencapai
tujuan yang direncanakannya. Oleh karena itu, keterlibatan karyawan secara
keseluruhan dapat mendukung perusahaan dalam melakukan peningkatan
proses dan kualitas yang berkesinambungan yang kemudian menghasilkan
produk dan layanan yang terbaik untuk pelanggannya. Dalam pemberdayaan
karyawan, diperlukan pelatihan dan peningkatan terhadap keterampilan
karyawan dalam mengerjakan tugasnya.
3. Pemusatan perhatian pada Proses (Process-centered)
Perhatian pada peningkatan proses merupakan pondasi dasar dalam sistem
manajemen TQM. Proses merupakan serangkaian langkah-langkah yang
dimulai dari penerimaan INPUT dari supplier (internal maupun eksternal) dan
mengtransformasinya menjadi OUTPUT yang akan dikirimkan ke pelanggan
(internal maupun Eksternal).
4. Sistem yang Terintegrasi (Integrated System)
Meskipun terdapat banyak keahlian dan ruang lingkup kerja dalam suatu
perusahaan yang membentuk departementalisasi secara vertikal maupun
horizontal. Semuanya memerlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik
14
agar visi, misi, strategi, kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan dapat
dikomunikasikan dengan baik dan jelas kepada semua karyawan.
5. Pendekatan Strategi dan Sistematik (Strategy and Systematic Approach)
Salah satu bagian yang penting dalam Manajemen Kualitas adalah pendekatan
Strategi dan Sistematik dalam mencapai Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan.
Proses tersebut biasanya disebut dengan Perencanan Strategi ataupun
Manajemen Strategi yang melakukan perumusan dan perencanaan strategi
dalam mengintegrasikan konsep kualitas ke dalam Strategi Perusahaan secara
keseluruhan.
6. Peningkatan yang berkesinambungan (Continual Improvement)
Peningkatan yang berkesinambungan mendorong perusahaan untuk
melakukan analisis dan menciptakan cara-cara yang lebih bersaing dan efektif
dalam mencapai tujuan perusahaan dan memenuhi harapan semua pihak yang
berkepentingan.
7. Keputusan berdasarkan Fakta (Fact-based decision
making). Untuk mengetahui sejauh mana kinerja suatu
perusahaan, diperlukan data untuk mengukurnya. TQM mewajibkan
perusahaan tesebut untuk mengumpulkan dan melakukan analisis data secara
berkesinambungan agar keputusan ataupun kebijakan yang diambil benar-
benar akurat dan tepat sasaran. Dengan adanya data, kita dapat menarik
kesimpulan berdasarkan kejadian ataupun hasil sebelumnya.
8. Komunikasi (Communications)
Dalam operasional sehari-hari, perusahaan pasti akan mengalami perubahan
baik perubahan dalam strategi, kebijakan, jadwal maupun metode
pelaksanaan. Perubahan tersebut perlu dikomunikasikan dengan baik kepada
semua karyawan yang bersangkutan. Komunikasi yang baik juga akan
menimbulkan motivasi dan semangat kerja dalam mencapai tujuan
perusahaannya.
3.Studi Kasus
PT.Citra Abadi Sejati
Penerapan TQM pada perusahaan ini memang tidak langsung sekaligus, akan
tetapi bertahap setiap tahunnya demi melakukan perbaikan dan peningkatan
yang berkesinambungan. Strategi ini terus dilakukan untuk menciptakan
kualitas produk yang terbaik untuk para pelanggan dan menciptakan daya
saing perusahaan agar lebih dikenal di dunia garmen internasional.
Berdasarkan 10 pilar utama TQM, PT Citra Abadi Sejati telah melakukan
usaha ini dengan sebaik mungkin.
Berikut penjelasannya.

15
1. Fokus pada Pelanggan, Tidak bisa di pungkiri bahwa tidak ada pelanggan
tidak ada pendapatan dan tentu tidak akan ada kegiatan produksi pada
perusahaan. Hal ini juga yang menjadikan PT Citra Abadi Sejati sangat
memperhatikan keinginan pelanggannya, karena perusahaan ini bersifat
Bussiness to Bussiness tentu saja tidak bisa mengabaikan pelanggannya
dan membuat produk dengan keinginan sepihak.
2. Obsesi terhadap kualitas, Kualitas merupakan hal utama dalam
produknya, PT Citra Abadi Sejati lebih mengutamakan pelanggan yang
menginginkan kualitas dibanding dengan jumlah yang banyak tetapi harga
murah dengan kualitas yang biasa.
3. Pendekatan Ilmiah, Dalam hal ini, cara dilakukan melalui pertemuan
dengan pelanggan (buyer) untuk mencapai kesepakatan dan pemecahan
masalah yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Jadi,
pengambilan keputusan tidak hanya dilakukan oleh sepihak tetapi di
musyawarahkan berdasarkan faktafakta lapangan dan teori yang konkrit.
Sehingga pemecahan masalah tidak hanya berdasarkan perkiraan tetapi
dengan langkah yang jelas dan terukur.
4. Komitmen Jangka Panjang, PT Citra Abadi Sejati memiliki komitmen
jangka panjang dalam menciptakan budaya perusahaan yang memiliki
kualitas pada manajemennya. Tanpa adanya komitmen tersebut
perusahaan tidak akan berjalan dengan baik dan penerapan TQM hanya
sebatas wacana
5. Kerja Sama Tim ( Team Work), Tanpa ada kerja sama tim dalam
perusahaan tentu kegiatan perusahaan hanya akan sia-sia. Kerja sama
dalam PT Citra Abadi Sejati sangat berpengaruh terhadap kualitas yang
dihasilkan. Setiap departemen saling berintegrasi untuk membentuk
kualitas yang terbaik.
6. Perbaikan Sisem Secara Berkesinambungan, Hal ini merupakan hal yang
selalu diperhatikan oleh PT Citra Abadi Sejati. Kesalahan yang fatal akan
mengakibatkan hilangnya kepercayaan para pelanggan. Perusahaan ini
akan terus memperbaiki sistem secara terus menerus untuk meminimalisir
kesalahan yang terjadi agar kualitas yang dihasilkan terus meningkat. Baik
dengan sumber dayanya ataupun lingkungannya.
7. Pendidikan dan Pelatihan, Setiap orang dalam PT Citra Abadi Sejati
dituntut untuk terus belajar. Bukti nyatanya adalah pelatihan bagi setiap
karyawan agar memiliki keterampilan yang lebih baik dan dapat bekerja
secara profesional.
8. Kebebasan yang Terkendali, PT Citra Abadi Sejati memberikan karyawan
akses untuk terlibat dalam pengambilan keputusan. Mereka dapat
memberikan masukan atau pendapat yang dapat membangun perusahaan
16
agar menjadi lebih baik. Meskipun tidak semua diberikan akses tersebut
akan tetapi keputusan yang dibuat tidak hanya dilakukan oleh top
manajemen saja melainkan mengikutsertakan para bawahannya.
9. Kesatuan Tujuan, Dalam hal ini PT Citra Abadi Sejati mengharuskan
semua departemen memiliki kesatuan tujuan yaitu menciptakan pelayanan
yang terbaik kepada pelanggan. Tanpa tujuan yang sama, antar departemen
akan bekerja sesuai keinginannya masing-masing. Hal tersebut dilarang
pada perusahaan ini.
10. Adanya keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan, Karyawan pada PT
Citra Abadi Sejati merupakan sesuatu yang berharga bagi perusahaan.
Mereka merupakan bagian dari perusahaan juga. Oleh karena itu saran dan
kritik para karyawan sangat membantu untuk perbaikan yang lebih efektif.
Karyawan pun diberdayakan se-optimal mungkin agar terciptanya kualitas
SDM yang lebih baik dan memacu karyawan agar bekerja lebih baik.

2.14 Inspeksi dalam Pengendalian Kualitas


1. Pengertian Inpeksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Inspeksi diartikan sebagai
pemeriksaan seksama, pemeriksaan secara langsung tentang peraturan, tugas
dan lain sebagainya. Jika kata Inspection atau Inspeksi ini kita aplikasikan ke
dalam pengendalian kualitas maka dapat diartikan bahwa Inspeksi atau
Inspection adalah pemeriksaan secara seksama terhadap suatu produk yang
dihasilkan apakah sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditetapkan
padanya.

Dalam pengendalian kualitas (Quality Control), Inspeksi merupakan salah


satu elemen yang sangat penting. Inspection (Inspeksi) diperlukan untuk
memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan dan
standarnya sehingga kepuasan pelanggan dapat terjaga dengan baik. Selain
mengendalikan kualitas dan menjaga kepuasan pelanggan, Inspeksi juga dapat
mengurangi biaya-biaya manufakturing akibat buruknya kualitas produksi
seperti biaya pengembalian produk dari pelanggan, biaya pengerjaan ulang
dalam jumlah banyak dan biaya pembuangan bahan yang tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Unit kerja yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memilah


komponen-komponen yang dipasok oleh pemasok ataupun produk setengah
jadi (Semi Products) dari unit kerja lainnya apakah sudah sesuai dengan
standar kualitas yang ditentukan biasanya disebut dengan IQC (Incoming
Quality Control). Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab untuk
17
inspeksi dan pengujian terhadap produk jadi (finished goods) yang di produksi
oleh perusahaan manufakturing ini biasanya disebut dengan OQC
atau Outgoing Quality Control.

Inspeksi pada dasarnya hanya melakukan pengukuran terhadap tingkat


kesesuaian dengan standar dan karakteristik produk yang yang ditentukan dan
memisahkan produk-produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas dengan
produk-produk yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Jadi pada
dasarnya, Inspeksi tidak akan melakukan penelitan mengapa produk tersebut
tidak sesuai dengan standar atau mencari penyebab ketidaksesuaian (non-
conformance) tersebut. Untuk melakukan penelitian terhadap penyebab
ketidaksesuaian, ada pihak tertentu atau unit kerja lainnya yang
melakukannya.

Inspeksi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh perusahaan


manufakturing untuk mencapai keseragaman kualitas produk dan Standarisasi
produk. Jika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan ketentuan standar
dan spesifikasi maka produk tersebut akan ditolak dan pihak yang
bertanggung jawab harus melakukan tindakan perbaikan (corrective
countermeasure) agar tidak terjadi lagi ketidaksesuaian standar di masa yang
akan datang.
2. Tujuan Inspeksi dalam Pengendalian Kualitas
1. Untuk mendeteksi dan menghilangkan bahan baku yang cacat sebelum
masuk ke proses produksi.
2. Untuk mendeteksi produk cacat dan produk yang berkualitas rendah
terkirim ke pelanggan.
3. Untuk memberikan pemberitahuan kepada Manajemen sebelum suatu
masalah kualitas menjadi serius sehingga manajemen dapat mengambil
tindakan-tindakan yang diperlukan.
4. Untuk mencegah keterlambatan pengiriman yang dikarenakan masalah
kualitas dan mengurangi keluhan dari pelanggan.
5. Untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas produk.

2.15 Definisi Kapasitas


Kapasitas berasal dari bahasa Belanda, yaitu capaciteit yang artinya
daya tamping, daya serap, ruang atau fasilitas yang tersedia. Kapasitas
(capacity) adalah hasil produksi (throughtphut), atau jumlah unit yang dapat
ditahan, diterima, disimpan, atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu
periode waktu tertentu. Kapasitas mempengaruhi sebagian besar biaya tetap.
Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi, atau apakah
18
fasilitas yang ada akan berlebih. Jika fasilitas terlalu besar, sebagian fasilitas
akan mengenggur dan akan terdapat biaya tambahan yang dibebankan pada
produk yang ada atau pelanggan. Jika fasilitas terlalu kecil, pelanggan bahkan
pasar keseluruhan akan hilang. Oleh karena itu, penetapan ukuran fasilitas
sangat menentukan tujuan pencapaian tingkat utilitas tinggi dan
tingkat pengembalian investasi tinggi.

2.16 Perencanaan Kapasitas


Proses produksi di sebuah perusahaan pastilah memerlukan beberapa
unsur yang menunjang untuk dilakukannya proses produksi. Perusahaan akan
memproduksi barangnya sesuai dengan kapasitas yang tersedia atau yang
disanggupi untuk memproses suatu barang. Penentuan kapasitas produksi
juga dipengaruhi oleh tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik
turunnya perimintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan
merencanakan perubahan-perubahan kapasitas yang dibutuhkan. Bila hal ini
tidak diantisipasi , perubahan-perubahan cenderung terjadi tiba-tiba dan
drastis, sehingga akan lebih memakan biaya. Agar dapat menyesuaikan
tingkat kebutuhan kapasitas untuk mananggapi naik turunnya permintaan
pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan-
perubahan kapasitas yang dibutuhkan. Hal ini tidak dilakukan, perubahan-
perubahan cenderung terjadi tiba-tiba dan drastik, sehingga akan lebih
memakan biaya.

Peramalan terutama lebih penting bagi produk-produk yang diproduksi


untuk persediaan daripada untuk memenuhi pesanan langganan tertentu.
Forecast ini dilakukan untuk menyusun skedul produksi induk (master
production schedul) dan untuk mengecek permintaan kapasitas di waktu yang
akan datang dibandingkan dengan kapasitas menetapkan batasan-batasan atas
bagi skedul-skedul produksi. Di samping itu, kapasitas juga memberikan
batasan bawah, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak
ekonomik untuk mengurangi kapasitas secara drastik. Rancangan
proses berkenaan dengan penetapan tahapan-tahapan pengolahan dan alat-
alat (teknologi) yang akan digunakannya. Rancangan kapasitas berkenaan
dengan seberapa besar jumlah produk yang akan dihasilkan. Kalau membuat
kue bolu hanya 2 kg, alat-alat yang digunakan cukup sederhana dan bisa
disimpan dalam lemari, tetapi untuk membuat kue 200 kg per hari, diperlukan
alat yang lebih canggih. Alat-alatnya besar dan harus disimpan di tempat
berbeda sehinngga pengolahanya harus di ruangan terpisah. Demikian pula
penyimpanan bahan dan produk yang dihasilkan harus terpisah. Bahan baku

19
disimpan di gudang bahan baku, barang jadi disimpan di gudang barang jadi.
Kalau kapastasnya lebih besar lagi, mesin harus terus-menerus
beroperasi siang malam, prosesnya harus kontinu. Jadi, rancangan kapasitas
akan menentukan rancangan proses produksi. Jadi Perencanaan kapasitas
adalah keputusan strategi jangka panjang untuk membangun sumber daya
perusahaan secara keseluruhan. Perencanaan kapasitas berusaha untuk
mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimalisasi ongkos
fasilitas produksi.
Adapun faktor yang memepengaruhi perencanaan kapasitas yaitu kapasitas
tenaga kerja dan lembur, bagi perusahaan biasanya tidak ekonomik untuk
menambah dan mengurangi tenaga kerja dengan naik turunnya permintaan
pasar. Namun tidak berarti sumber daya karwayan adalah sumber daya yang
tetap, tetapi penyesuaian penyesuaian besar dapat dibuat tanpa harus menarik
lebih banyak orang dan kemudian memutuskan hubungan kerja. Penggunaan
kerja lembur, subkontrak dari luar, atau penimbunan persediaan merupakan
keputusan-keputusan manajerial dan tergantung pada biaya - biaya relatif
masing-masing alternatif.

Studi Kasus :
E-government dan Aplikasinya di Lingkungan Pemerintah daerah (studi kasus
kualitas informasi website kabupaten bengkalis porvibsi riau)Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menciptakan teknologi
website, sebuah media informasi efektif yang terhubung ke jaringan internet
sehingga dapat diakses setiap saat. Tidak ingin ketinggalan, organisasi
pemerintahpun kini memanfaatkan teknologi ini sebagai salah satu
layanannya dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Namun
informasi yang terdapat pada website seyogyanya memiliki nilai kualitas yang
baik agar informasi yang disampaikan dapat bermanfaat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengukur kualitas informasi website Pemerintah Kabupaten
Bengkalis berdasarkan dimensi kualitas informasi. Pengamatan terhadap 4
(empat) website di lingkungan Pemkab Bengkalis dilakukan beserta
wawancara mendalam kepada masing-masing pengelolanya. Hasil yang
diperoleh bahwa informasi yang tersedia di website Pemkab Bengkalis sudah
memenuhi kualitas informasi yang baik, meskipun terdapat beberapa
kekurangan seperti adanya link informasi yang kosong, sebagian penanggalan
informasi yang belum tercantum, dan belum adanya jaminan kualitas jaringan
untuk memastikan ketersediaan informasi.
2.17 Analisis Kapasitas

20
Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik
barang maupun jasa, perusahaan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan
berapa besar laba yang ingin diperoleh. Artinya dalam hal ini besar laba
merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan, di samping hal-hal
lainnya. Agar perolehan lebih mudah ditentukan, salah satu caranya adalah
perusahaan harus mengetahui terlebih dulu berapa titik impasnya. Artinya
perusahaan beroperasi pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga
perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan.
Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan
nama analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis
keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan.
Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning).
Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin
mengeluarkan suatu produk baru. Artinya dalam memproduksi produk baru
tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian
penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau
dijual ke konsumen. Jadi Kesimpulannya Analisis titik impas adalah suatu
analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam unit, rupiah atau
pun harga, yang menunjukkan biaya sama dengan penerimaan.

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil


penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam
kondisi tidak laba dan tidak rugi. atau laba sama dengan nol. Melalui titik
BEP, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan penjualan atau produksi).
Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit
volone analysis

Analisis BEP juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah


produk minimal, yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar
perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Artinya dengan
memproduksi sejumlah barang dengan kapasitas produksi yang dimilikinya,
perusahaan akan tahu batas minimal yang harusdijual dan keuntungan
maksimal yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh. Jumlah produksi
yang akan dijual akan berkaitan erat dengan biaya yang dikeluarkan. Pada
akhimya biaya-biaya ini menjadi penentu terhadap harga jual perusahaan.
Besar kecilnya biaya sangat berpengaruh terhadap harga jual, demikian pula
sebaliknya, oleh karena itu, salah satu kegunaan analisis titik impas adalah
untuk menentukan biaya - biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi.

21
Dengan demikian, akan dapat diketahui berapa jumlah yang layak untuk
dijalankan.

Manfaat lain analisis titik impas adalah untuk membantu manajer mengambil
keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi). dan penentuan
harga suatu produk tertentu. Intinya, kegunaan analisis ini adalah untuk
menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa arti analisis BEP adalah suatu keadaan
dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan
(laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah
pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
Lebih lanjut harus dijual agar kita memperoleh keuntungan, baik
dalam volume penjualan dalam unit maupun rupiah.

Studi Kasus :
IKM Kremes “KURNIA”
IKM Kremes “KURNIA” yang terletak di Desa Sindangsari Kecamatan
Cikoneng Kabupaten Ciamis.Dalam pelaksanaan produksi kremes, IKM
Kremes “KURNIA” mengeluarkan biaya tetap Rp 70.502,49 dalam satu kali
proses produksinya dan biaya variabel Rp 2.789.557,80, sehingga biaya total
yang digunakan Rp 2.860.060,29. Jumlah produk kremes yang dihasilkan
dalam satu kali proses produksi yaitu 1200 pak, sedangkan harga per paknya
yaitu Rp 3000,00. Maka penerimaan yang diperoleh pengusaha kremes yaitu
Rp 3.600.000,00.
⮚ Analisis Titik Impas Nilai Penjualan(Penerimaan)
BEPnp (Rp) = TFC
1- TVC
TR
BEPnp (Rp) = 70.502,49
1- 2.789.557,8
3.600.000,00
BEPnp (Rp) = 70.502,49
1- 0,77

BEPnp (Rp)= 70.502,49

22
0,23
= 306.532,56
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai jual minimum yang harus
diterima pengusaha agroindustri kremes untuk mencapai titik impas dalam
satu kali proses produksi yaitu Rp 306.532,56. Jika perusahaan beroperasi
kurang dari BEP maka perusahaan akan mengalami kerugian.
⮚ Analisis Titik Impas Volume Produksi
BEPvp (Pak) = BEPnp
Harga
BEPvp (Pak) = 306.532,56
3.000,00
= 102,17
Hasil analisis menunjukkan bahwa titik impas volume produksi agroindustri
kremes dalam satu kali proses produksi yaitu 102,17 pak, artinya agroindustri
kremes ini benar benar menguntungkan karena volume produksi agroindustri
kremes sudah lebih tinggi dari BEP, sehingga pengusaha tidak mengalami
kerugian sama sekali. ⮚ Analisis Titik Impas Harga
BEPh (Rp/Pak) = TC
Total Produksi
BEPh (Rp/Pak) = 2.860.060,29
1.200
= 2.383,38
Hasil analisis menunjukkan harga jual minimum hasil produksi yang
harus ikeluarkan pengusaha agroindustri kremes agar mencapai titik impas
dalam satu kali proses produksi yaitu Rp 2.383,38 per pak. Apabila harga jual
per pak kurang dari Rp 2.383,38 maka perusahaan akan mengalami kerugian.

2.18 Peneraapan Pohon Keputusan


Secara konsep, Pohon Keputusan merupakan salah satu teknik dari
Analisis Keputusan (Decision Analysis). Terdapat banyak definisi teknis
yang bisa ditemukan dalam berbagai sumber mengenai pohon keputusan
karena beragamnya aplikasi pohon keputusan ini pada berbagai jenis proses
dan industri yang berbeda-beda. Definisi yang paling sederhana mengenai
apa itu Pohon Keputusan, adalah diagram analisis yang dapat membantu
23
pengambil keputusan ketika menghadapi beberapa opsi dengan
cara memproyeksikan hasil yang mungkin terjadi. Pohon tersebut juga
memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/ probablitas yang akan
mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan tersebut, disertai dengan
estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif
keputusan tersebut.
Definisi teknis yang diambil dari beberapa buku Manajemen Operasional,
bahwa Pohon Keputusan merupakan “Model alternatif pilihan yang tersedia
bagi pengambil keputusan, beserta kemungkinan konsekuensinya.” Pohon
keputusan dapat digunakan saat membuat berbagai pilihan, mulai dari
keputusan yang paling sederhana sampai yang sangat yang rumit. Konsep
dari pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan
aturan-aturan keputusan. Pohon keputusan memadukan antara eksplorasi
data dan pemodelan, sehingga sangat bagus sebagai langkah awal
dalam proses pemodelan bahkan ketika dijadikan sebagai model akhir dari
beberapa teknik lain.

Studi Kasus :

Berikut merupakan contoh pohon keputusan yang ada di dalam lingkungan


tempat saya bekerja. Pada saat pemilihan vendor kontraktor, perusahaan
tempat saya bekerja memiliki 2 pilihan keputusan yang salah satunya harus
dipilih dan dilakukan. Keputusan pertama memilih vendor dengan
melakukan pelelangan terbuka dan keputusan kedua memilih vendor dengan
melakukan pelelangan terbatas. Pelelangan terbuka menempuh waktu proses
pelelangan 90 hari dan perusahaan – perusahaan yang mengikuti pelelangan
tersebut belum pernah mendaftar sebelumnya. Sementara untuk pelelangan
terbatas menempuh waktu proses pelelangan 75 hari dan perusahaan –

24
perusahaan yang mengikuti pelelangan tersebut pernah mengikuti dan
mendaftar sebelumnya.
2.19 Investasi yang Dipicu oleh Strategi
Manajer operasi merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk return
on investment (EOI). Dimana manajer harus memilih dari beragam pilihan
keuangan juga alternatif kapasitas dan proses yang tersedia. Analisisnya
harus menunjukkan investasi modal, biaya variable, dan arus uang, begitu
juga net present value. Perusahaan harus memilih investasi yang sesuai
dengan strategi perusahaan. Investasi merupakan aktivitas menempatkan
modal, baik berupa uang atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda,
lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal atau investor kelak akan
mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu tertentu.
Macam – Macam Investasi Yang Biasa Digunakan
OlehPerusahaan:
- Deposito
- Saham
- Property
- Reksadana
Para investor didalam perusahaan mengggunakan strategi dan teknik tertentu
untuk menyiasati situasi dan kondisi yang berbeda antara satu bursa dengan
bursa yang lain. Strategi tersebut dikembangkan berdasarkan pengalaman,
hasil riset, analisis, dan pengamatan pasar dalam periode tertentu. Dengan
demikian, strategi yang dipakai sangat tergantung pada kebiasaan yang
digunakan suatu pasar modal tertentu. Oleh karena itu, para pelaku pasar
harus jeli melihat kecenderungan yang terjadi di pasar modal dan mengamati
data statistik pergerakan saham sebelumnya kemudian menggabungkan
berbagai faktor analisis untuk membuat keputusan investasi.
Untuk memperoleh hasil maksimal, harus dilihat berbagai segi baik
perkembangan ekonomi maupun politik dalam dan luar negeri. Terdapat
beberapa cara untuk memperoleh hasil yang maksimal seperti membeli
saham di pasar primer dan dijual di pasar sekunder. Artinya,saham dibeli
sebagai sindikat penjamin dan menjualnya melalui para pialang kepada
masyarakat.Dengan cara itu, diperoleh keuntungan yang cukup besar melalui
negosiasi dengan perusahaan Strategi Investasi di Bursa Saham (Suryanto)
83 yang akan meluncurkan saham IPO hingga 35%. Untuk itu, diperlukan
dana yang besar. Bila dana tidak memadai, dapat membeli saham di pasar
sekunder dengan jumlah pembelian minimal 1 lot atau 500 lembar saham.
Untuk membeli, harus diketahui kapan akan dibeli dan dijual.Oleh karena itu,
25
perlu menggunakan data terdahulu untuk mendapatkan nilai pembelian yang
paling menguntungkan (paling rendah) dengan melihat kondisi pertumbuhan
ekonomi yang diprediksi akan mengalami pertumbuhan dan kenaikan harga
yang cukup memuaskan sesuai dengan margin yang diharapkan. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal, harus bermain di sektor yang
perkembangan berita maupun rumornya dapat menjanjikan hasil yang
maksimal.

Studi Kasus :
Di suatu perusahaan seorang karyawan yang berinvestasi Rp 500.000
setiap bulannya di reksa dana. Strategi investasi DCA lebih cocok jika calon
investor tidak memiliki modal besar di awal. Saat ini ada banyak produk
reksa dana yang menawarkan fitur auto debet atau investasi secara otomatis
yang memudahkan kamu untuk berinvestasi secara rutin.
Dari segi keuntungan, strategi ini bisa jadi kalah dibandingkan dengan strategi
lump sum. Beberapa ahli mengatakan DCA adalah salah satu strategi dalam
mendiversifikasi (waktu dan harga beli) sehingga investor diharapkan dapat
memperkecil risiko. Jumlah dana yang disetorkan dengan menggunakan
strategi DCA selalu tetap, contoh Rp 500.000 per bulan. Jadi jumlah unit
reksa dana yang didapat bisa jadi berbeda-beda. contoh:
Bulan April, harga reksa dana saham ABC Rp 1.000, jika Pak Ahmad
Investasi sebesar Rp 500.000, maka Pak Ahmad mendapatkan Rp 500.000 /
Rp 1.000 = 500 unit. Bulan Mel, harga reksa dana saham ABC Rp 2.000, jika
Pak Ahmad Investasi sebesar Rp 500.000, maka Pak Ahmad mendapatkan
Rp 500.000 / Rp 2.000 = 250 unit. Bulan Juni, harga reksa dana saham ABC
Rp 750, jika Pak Ahmad Investasi sebesar Rp 500.000, maka Pak Ahmad
mendapatkan Rp 500.000 / Rp 750 = 666 unit.
2.20 Pentingnya Lokasi yang Strategis
Salah satu keputusan yang paling penting yang dibuat oleh perusahaan adalah
dimana mereka akan menempatkan kegiatan operasional mereka, maka
keputusan yang harus diambil selanjutnya oleh manajer operasional adalah
strategi lokasi. Lokasi yang strategis adalah wilayah penempatan operasi
produksi sebuah perusahaan yangdapat memberikan keuntungan maksimal
terhadap perusahaan tersebut, karena tujuan strategi lokasi adalah untuk
memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Keputusan yang paling
penting yang perlu dibuat oleh perusahaan adalah dimana mereka harus
menempatkan operasi mereka. Aspek Internasional keputusan ini adalah
sebuah indikasi bahwa keputusan lokasi bersifat global. Lokasi sangat
mempengaruhi biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi sangat

26
mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
Sebagai contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk
(tergantung kepada produk dan tipe produksi atau jasa yang diberikan). Hal
ini berarti bahwa seperempat total pendapatan perusahaan mungkin
dibutuhkan hanya untuk menutup biaya pengangkutan bahan mentah yang
masuk dan produk jadi yang keluar dari perusahaan. Biaya lain yang dapat
dipengaruhi oleh lokasi antara lain adalah pajak, upah, biaya bahan mentah,
dan sewa. Lokasi sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau
menghancurkan) strategi bisnis sebuah perusahaan. Kerja keras yang
dilakukan manajemen untuk menetapkan lokasi fasilitas yang optimal
merupakan investasi yang baik. Keputusan lokasi sering bergantung pada tipe
bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya
adalah strategi untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan
jasa professional, strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan
pendapatan
2.21 Proses Penentuan Lokasi Operasional
Satu keputusan yang paling penting dalam manajemen operasi jasa adalah
menentukan di mana perusahaan atau organisasi jasa atau pelayanan akan
ditempatkan. Setelah lokasi dipilih, perusahaan jasa segera didirikan dan tata
letaknya segera diatur untuk memudahkan kegiatan operasionalnya.
Organisasi jasa memilih lokasi berdasarkan berbagai pertimbangan, seperti
strategi pengembangan organisasi , kemungkinan meningkatnya permintaan,
keberadaan fasilitas pelayanan yang ada saat ini yang sudah tidak memenuhi
syarat lagi bila masih digunakan di masa mendatang, atau kemungkinan
adanya ekspansi, baik fasilitasnya maupun perusahaan atau organisasinya
(Haksever et al., 2000). Keputusan mengenai lokasi biasanya berkaitan
dengan tiga hal, yaitu memperluas fasilitas atau perusahaan jasa yang ada dan
membuka kembali di lokasi yang baru, atau membuka satu atau beberapa
lokasi baru.
Keputusan penentuan lokasi untuk menghasilkan produk merupakan aspek
kunci dalam membuat keputusan strategik dan logistik untuk perusahaan
manufaktur. Lokasi optimum menawarkan keunggulan bersaing dan
memberikan kontribusi bagi keberhasilan organisasi atau perusahaan
(McCarthy & Atthirawang, 2003). Dalam persaingan, globalisasi dan
kompleksnya lingkungan tempat beroperasinya perusahaan akan bertambah,
pengelolaan jaringan kerja internasional terintegrasi menjadi tugas penting
manajer operasi. Menurut Vereecke dan Van Dierdonck (2002), keputusan
mengenai lokasi didasarkan pada pertimbangan ciri struktural dan
infrastruktural. Pertimbangan struktural merupakan ukuran dan lokasi
27
perusahaan, kapasitas, tipe peralatan, dan tingkat otomatisasi peralatan.
Sementara pertimbangan infrastruktural meliputi keahlian karyawan, tingkat
otonomi lokasi, dan struktur organisasi.
Keputusan dalam pemilihan lokasi pelayanan cenderung merupakan bagian
penting dari keseluruhan strategi pemasaran untuk menyampaikan produk
atau pelayanan kepada pelanggan. Perusahaan tidak dapat menyederhanakan
survei karakteristik demografi dan membangun fasilitas pada lokasi dengan
tanda-tanda penting dari pelanggan, atau adanya pertimbangan finansial yang
merupakan bagian dari keputusan pemilihan lokasi. Keputusan lokasi
memang lebih sering dilakukan untuk operasi jasa atau pelayanan daripada
perusahaan manufaktur. Fasilitas untuk pelayanan yang berhubungan dengan
bisnis cenderung lebih kecil dan murah. Pelayanan tergantung pada tingkat
kejenuhan pasar, sehingga lokasi merupakan bagian nyata dari produk. Lokasi
perusahaan manufaktur juga penting, tetapi untuk berbagai alasan yang
berbeda. Meskipun kriteria lokasi yang utama untuk bisnis jasa biasanya
adalah kemudahan akses oleh pelanggan, perusahaan manufaktur juga
menggunakannya dengan kriteria yang berbeda. Kriteria untuk perusahaan
manufaktur misalnya karakteristik karyawan, biaya tenaga kerja atau upah,
kedekatan dengan pemasok dan pasar, biaya distribusi dan transportasi, biaya
dan ketersediaan energi, infrastruktur masyarakat seperti jalan raya, peraturan
pemerintah, kualitas kehidupan kerja, dan pajak.
2.22 Kepentingan Strategis Keputusan Tata Letak
Menurut Birchfield (2008), tata letak adalah pengaturan peralatan untuk
menciptakan area kerja yag efisien, aman, dan ergonomis (kenyamanan dalam
bekerja). Area kerja dengan tata letak yang memiliki prinsip desain yang baik
akan menciptakan menghasilkan tingkat efisiensi dan produktivitas karyawan
yang tinggi.

Tujuan utama tata letak adalah optimalisasi pengaturan tata letak mesin dan
peralatan produksi sehingga tata letaknya dapat mengoptimalkan operasi
produksi.

23. Tipe-tipe Tata Letak Gudang, Ritel, dan Kantor


1. Tata Letak Kantor
Adalah cara mengelompokkan pekerja, perlengkapan pekerja, dan ruang
dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan pergerakan
informasi. Hal yang membedakan antar layout kantor dan pabrik adalah pada

28
kepentingan informasi. Tata letak dan fungsi kantor terus berubah akibat
perubahan teknologi. Walaupun begitu, analisis tata letak kantor masih
memerlukan pendekatan berbasis tugas, korespondensi lewat kertas, kontrak,
dokumen hukum, dokumen klien, naskah cetak, gambar, dan desain masih
memegang peraan besar di banyak kantor.
2. Tata Letak Toko Eceran
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian
ruang dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide
bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik
perhatian konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk
mempertontonkan produk kepada konsumen sebanyak mungkin. Penelitian
membuktikan bahwa semakin besar produk terlihat oleh konsumen maka
penjualan akan semakin tinggi dan tingkat pengembalian investasi semakin
tinggi. Untuk itu manajer operasional perusahaan ritel dapat melakukan
pengubahan pengaturan toko secara keseluruhan atau alokasi tempat bagi
beragam produk dalam toko. Ada lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam
pengaturan toko yaitu:
Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko.
Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
3. Tata Letak Gudang
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk
tempat menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun
barang jadi yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan
di gudang di lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses
produksi. Bentuk gudang tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam
persediaan dan karakter sistem penanganan bahan dari produk atau kontainer
yang digunakan.

24. Tata Letak yang Berorientasi pada Produk dan Proses


• Tata letak berorientasi pada produk
Tata letak yang berorientasi pada produk disusun di sekeliling produk atau
keluarga produk yang sama yang memiliki volume tinggi dan bervariasi
rendah. Produksi yang berulang dan kontinu, menggunakan tata letak produk.
Asumsi yang digunakan adalah: Volume yang ada mencukupi untuk utilisasi

29
peralatan yang tinggi.Permintaan produk cukup stabil untuk memberikan
kepastian akan penanaman modal yang besar untuk peralatan khusus. Produk
distandarisasi atau mendekati sebuah fase dalam siklus hidupnya, yang
memberikan penilaian adanya penanaman modal pada peralatan khusus.
Pasokan bahan baku dan komponen mencukupi dan mempunyai kualitas yang
seragam (cukup terstandarisasi) untuk memastikan bahwa mereka dapat
dikerjakan dengan peralatan khusus tersebut.
Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini
pabrikasi dan perakitan. Lini pabrikasi (fabrication line) membuat komponen
seperti ban mobil dan komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin.
Lini perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara
bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja. Kedua lini ini merupakan proses
yang berulang, dan dalam kedua kasus, lini ini harus “seimbang”, yaitu waktu
yang dihabiskan untuk mengerjakan suatu pekerjaan harus sama atau
seimbang dengan waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan pekerjaan pada
mesin berikutnya pada lini pabrikasi, sebagaimana waktu yang dihabiskan
pada satu stasiun kerja oleh seoarang pekerja di lini perakitan harus
“seimbang” dengan waktu yang dihabiskan pada stasiun kerja berikutnya
yang dikerjakan oleh pekerja berikutnya.
Studi Kasus :
PT. Teh Celup 88
PT. Teh Celup 88 merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agroindustri
dengan produk unggulan yaitu Teh Celup 88. Perusahaan ini berdiri sejak 10
November 1987 yang terpusat di Jawa Tengah. Teh Celup 88 merupakan teh
yang berorientasi praktis dan ekonomis, dengan kemasan celup merupakan
suatu cara modern untuk menikmati teh selain dengan teh bubuk. PT. teh celup
88 memproduksi teh celup dengan mesin dan peralatan yang modern serta
dijamin keamanan dan kebersihan. Kapasaitas produksi pada PT. Teh Celup
88 ini sebanyak 10.000 kantong/ hari. Jumlah pekerja sekitar 2.335 pegawai
baik pegawai langsung maupun pegawai tidak langsung.
PT. Teh Celup memiliki visi yaitu menjadi perusahaan teh berkualitas
nasional maupun Internasional. Misi perusahaan PT. Teh 88 yaitu
menggunakan bahan baku berkualitas tinggi dengan proses produksi yang
menggunakan peralatan canggih sehingga menghasilkan produk teh yang
berkualitas, aman, sehat dan ternama. Slogan pada perusahaan teh 88 ini
adalah “sehat bermutu hanya teh 88”.
Tipe layout untuk proses pengolahan teh adalah menggunakan tipe product

30
layout. Layout produk atau garis) adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik
berdasarkan aliran dari produk tersebut. Tipe layout produk / garis ini
merupakan tipe paling populer dan sering digunakan untuk pabrik yang
menghasilkan produk secara massal dengan tipe produk relatif kecil dan
standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak seperti
ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi.
• Tata letak berorientasi pada proses
Tata letak yang berorientasi pada proses (process-oriented layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak
ini paling efisien di saat produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di
saat penanganan pelanggan, pasien atau klien dengan kebutuhan yang
berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi
volume rendah dengan variasi tinggi.
Pada tugas akhir ini hanya dibahas mengenai layout dari lokasi departemen.
Dengan penataan lokasi departemen yang baik, diharapkan perusahaan
mendapat keuntungan, antara lain :
• Biaya penanganan bahan baku menjadi minimal.
• Penggunaan ruangan yang efisien.
• Mencegah terjadinya kemacetan aliran bahan.
• Penggunaan tenaga kerja yang efisien.
• Mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses pabrikasi atau untuk
melayani konsumen.
Dalam perancangan tata-letak berorientasi proses, taktik yang paling umum
adalah mendekatkan departemen-departemen yang mempunyai interaksi
tinggi sehingga meminimumkan biaya penanganan material
Studi Kasus :
CV Merapi
CV Merapi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengecoran besi di
daerah Kendal, Semarang. Dalam perusahaan itu, CV Merapu memproduksi
berbagai besi baja jenis abu-abu dimana hasil produksinya berbagai macam
sesuai dengan permintaan pelanggan. Perbedaannya hanyalah di proses
machining dimana dalam proses tersebut terdiri dari proses bubut, drill, tap,
cutting dan gerinda. Semua proses tersebut dimasukkan dalam satu proses
yaitu machining. Berdasarkan frekuensi pemakaian mesin, penyusunan tata
letak mesin dalam proses machining kurang optimal. Selain itu, perusahaan

31
pengecoran besi pasti berhubungan dengan besi cair sebagai bahan dasar
pembuatannya. Besi cair ini bisa mencapai suhu lebih dari 1000 derajat
celcius sehingga udara yang dikeluarkannya sangat tinggi.
Hal ini membahayakan karena panas dari pegangan wadah tersebut dan
beratnya wadah tersebut menyebabkan jarak yang ditempuh tidak boleh
terlalu jauh, dan juga lokasi sand casting ini tidak boleh terlalu jauh, dan juga
lokasi sand casting ini tidak boleh berdekatan dengan barang yang mudah
terbakar. Bila kita lihat frekuensi penggunaan mesin dan juga hubungan ARC
antara fasilitas-fasilitas yang ada, dapat dicari tata letak yang optimal sehingga
waktu yang digunakan akan lenih sedikit penggunaannya. Untuk mengetahui
hubungan kedekatan antar fasilitas, metode CORELAP diterapkan dalam
penentuan area pabrik nantinya. Berdasarkan hasil metode tersebut,
penempatan memiliki jarak transportasi yang lebih singkat dibandingkan
dengan tata letak yang lama. Hal ini mengakibatkan penurunan jarak
transportasi 29,05 persen dan waktu transportasi 10,94 persen.

2.25 Manajemen Persediaan dan Fungsinya


• Pengertian Manajemen Persediaan

Persediaan (inventory) adalah bahan-bahan atau barang (sumber daya


organisasi) yang disimpan yang akan dipergunakan untuk memenuhi tujuan
tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk suku cadang
dari peralatan, maupun untuk dijual. Walaupun persediaan hanya merupakan
suatu sumber dana yang menganggur, akan tetapi dapat dikatakan tidak ada
perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan. Sedangkan manajemen
persediaan adalah proses untuk mengatur persediaan barang yang dimiliki
oleh suatu instansi atau perusahaan. Mulai dari cara memperoleh persediaan,
penyimpanannya, sampai persediaan tersebut dimanfaatkan atau dikeluarkan.
• Jenis-jenis Manajemen Persediaan
Freddy Rangkuti dalam bukunya “Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang
Bisnis”
(2002;8&15) menjelaskan jenis-jenis Persediaan terdiri dari 2 karakteristik :
A. Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :
1. Batch Stock,
2. Fluctuation Stock,
3. Anticipation Stock.

32
B. Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :
1. Persediaan Bahan Mentah ( Raw Material ),
2. PersediaanKomponen-Komponen Rakitan ( Purchased Parts/Components)
3. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies),
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process),
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Untuk memperjelas keterangan diatas, berikut pengertian beberapa jenis-jenis
persediaan menurut fungsinya dan Persediaan menurut Jenis dan Posisi
Barang antara lain sebagai berikut
Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsi antara lain :
a. Batch Stock , persediaan yang didakan karena membeli atau membuat
bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari
jumlah yang dibutuhkan saat itu.
b. Fluctuation Stock , persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c. Anticipation Stock , persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang
terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan atau permintaan yang meningkat.
Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang antara lain :
1. Persediaan Bahan Mentah (Raw Material ), yaitu persediaan barang-
barang berwujud seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya
yang digunakan dalam proses produksi.Menurut Handoko (2002)
Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang- barang
berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam
atau dibelidari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk
digunakan dalam proses produksi selanjutnya
2. Persediaan Komponen-Komponen Rakitan (Purchased
Parts/Components), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari
komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaanlain, di mana secara
langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan Bahan Pembantu Atau Penolong (Supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen barang jadi.

33
4. Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process), yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi.
5. Persediaan Barang Jadi ( Finished Goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual
atau dikirim kepada pelanggan.Dari pernyataan diatas dapat diketahui
bahwa setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara
pengelolaan yang berbeda. Persediaan ditujukan untuk mengantisipasi
kebutuhan permintaan. Permintaan ini meliputi: persediaan bahan baku,
barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir bahan-bahan pembantu
atau pelengkap, dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian
keluaran produk perusahaan.

• Manfaat Manajemen Persediaan


Dalam menejemen persediaan sudah tentu ada manfaatnya, berikut
merupakan manfaat dari manajemen persediaan.
A. Memanfaatkan Diskon Kuantitas, Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan
membeli dalam kuantitas yang besar. Perusahaan membeli melebihi
kebutuhan sehingga ada yang disimpan sebagai persediaan.
B. Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock ). Jika pelanggan datang
untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan tidak mempunyai
barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan. Untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan harus
mempunyai persediaan barang jadi.
C. Manfaat Pemasaran Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan
yang lengkap, maka pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan
kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa
meningkat disamping itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan
pelanggan pada saat dibutuhkan maka kepuasan pelanggan semakin baik dan
perusahaan semakin untung.
D. Peningkatan Tingkat Pelayanan Pelanggan tidak hanya meminta kecepatan
pengantaran tetapi juga ketepatan, kepercayaan dan macam-macam
pengapalan. Pengintegrasian dengan penjualan meningkatkan pengetahuan
pelanggan akan preferensi pengepakan dan pengiriman, dan memungkinkan
otomatisasi untuk memenuhi instruksi; indetifikasi dari daerah distribusi
untuk dibagi antara beberapa pelanggan atau grup dan mudah untuk menyortir
dari staging area dan pergerakan stok. Hal ini menjamin bahwa produk yang
benar berada ditempat yang benar pada waktu yang tepat. Tingkat pelayanan
34
tertinggi dapat menyediakan pelanggan sehubungan dengan respons yang
cepat terhadap permintaan atau perubahan persyaratan dimana hal ini akan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
E. Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik Fleksibilitas dari distribusi dan
penyimpanan barang-barang secara menyeluruh memungkinkan perusahaan
untuk memantau dan mengontrol persediaan sesuai dengan bisnis mereka.
Akses yang instan terhadap data-data yang kritis meliputi ketersediaan
peresediaan, jumlah yang ada, jumlah yang harus disorder lagi dan biaya yang
dapat diketahui pada saat itu juga terhadap persediaan untuk direspon secara
cepat dalam rangka pengambilan keputusan sistem dengan kemampuan
mengelolah beberapa lokasi yang berbeda-beda memungkinkan manajemen
dari gudang-gudang yang berbeda-beda dan penelusuran persediaan melalui
lot secara seri atau menggunakan level.
• Fungsi- Fungsi Persediaan

Fungsi persediaan yaitu untuk menghindari keterlambatan barang, hilangnya


barang dan dengan adanya persediaan, maka operasional perusahaan dapat
terus berjalan sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat terus berjalan
sehingga pelayanan terhadap konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Menurut Freddy Rangkuti dalam buku “Manajemen Persediaan
Aplikasi di Bidang Bisnis”, fungsi utama persediaan yaitu :
• Fungsi Decoupling.
• Fungsi Economic Lot Sizing.
• Fungsi Antisipasi.
Dari istilah diatas dapat di uraikan sebagai berikut :
• Fungsi Decoupling
Persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan
agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam
hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses
diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual
perusahaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.Persediaan
yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak
dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuations Stock.
• Fungsi Economic Lot Sizing.

35
Persediaan Lot Size ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan
atau potongan pembelian. biaya pengangkutan per unit menjadilebih murah
dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan
sebagainya).
• Fungsi Antisipasi.
Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa
lalu, yaitu permintaanmusiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan
persediaan musiman (Seasional Inventories).
Selain fungsi-fungsi diatas, menurut Herjanto (1997:168) terdapat enam
fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan
perusahaan antara lain:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang
yangdibutuhkan perusahaan
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga
harus dikembalikan
3. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan sulit bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas
(Quantity Discount ).
6. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersediaanya barang
yang diperlukan

• Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Persediaan


Secara umum besar-kecilnya inventory tergantung pada beberapan faktor :
1. Lead time, yaitu lamanya masa tunggu material yang dipesan datang.
2. Frekuensi penggunaan bahan selama 1 periode, frekuensi pembelian yang
tinggi menyebabkan jumlah inventory menjadi lebih kecil untuk 1 periode
pembelian
3. Jumlah dana yang tersedia
4. Daya tahan materialSecara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi
persediaan adalah:

36
5. Bahan baku, dipengaruhi oleh : perkiraan produksi, sifat musiman
produksi, dapat diandalkan pemasok, dan tingkat efisiensi penjadualan
pembelian dan kegiatan produksi.
6. Barang dalam proses, dipengaruhi oleh: lamanya produksi yaitu waktu
yang dibutuhkan sejaksaat bahan baku masuk ke proses produksi sampai
dengan saat penyelesaian barang jadi.
7. Barang jadi, persediaan ini sebenarnya merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan.

• Metode Manajemen Persediaan


1. Metode EOQ ( Economic Order Quantity )EOQ atau kuantitas pesanan
ekonomis adalah suatu metode untuk menentukan beberapa jumlah
pesanan yang paling ekonomis untuk satu kali pesan
2. Recorder Point Recorder atau titik pemesanan kembali adalah saat
persediaan mencapai titik dimana perludilakukan pemesanan kemali yang
dinyatakan dalam persamaan berikut Titik persamaan kembali = tenggang
waktu x pemakaian
3. Safety Stock Safety stock atau persediaan pengamanan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya
kekurangan bahan
4. Sistem ABC / System ABC adalah teknik manajemen persediaan dengan
membagai persediaan kedalam tiga golongan sesuai dengan tingkat
penurunan kepentingan yang didasarkan pada nilai rupiah padainvestasi
masing – masing golongang persediaan

2.26 Model – model Persediaan


Model-model persediaan ini dilihat dari anggapan variabel yang diketahui,
apabila variabel tersebut diketahui maka model persediaan tersebut bisa
disebut model deterministik, apabila variabel persediaan tersebut tidak
diketahui maka model persediaan tersebut adalah model probabilistic. Agus
Ristono berpendapat (2013:30) “Secara umum model persediaan dapat
dikelompokan menjadi dua model yaitu :
1. Model Deterministik
2. Model Probabilistik
Model Deterministik

37
Model deterministik adalah sebuah model yang dimana terdapat gejala yang
dapat diukur dengan derajat kepastian yang cukup tinggi. Di dalam model
deterministik ini semua parameter serta variable telah diketahui atau dapat
dihitung secara pasti. Terdapat tiga model persediaan deterministik yaitu :
1) Model kuantitas pesanan ekonomis (Economic Order Quantity/EOQ)
EOQ atau frekuensi pemesanan mengacu pada jumlah optimal barang yang
harus dipesan pada suatu titik waktu tertentu, sehingga total biaya tahunan
membawa dan memesan barang tersebut diminimalkan. Sederhananya –
berapa banyak produk yang harus Anda beli untuk mempertahankan rantai
pasokan agar menghemat biaya. EOQ membantu perusahaan meminimalkan
biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan. Sebagaimana dijelaskan oleh
konsep ekonomi, semakin biaya per unit pemesanan produk turun, semakin
besar jumlah total pesanan.
Namun, semakin besar jumlah total pesanan, semakin tinggi biaya untuk
menyimpan dan mengelola inventaris Anda. Berikut adalah cara menghitungg
EOQ atau frekuensi pemesanandengan menggunakan rumus:

EOQ = akar kuadrat dari: [2SD] / H

S = Biaya penyiapan (per pesanan, umumnya termasuk pengiriman dan


penanganan)
D = Tingkat permintaan (jumlah yang terjual per tahun)
H = Biaya penyimpanan (per tahun, per unit)
Berikut adalah contoh soal tentang EOQ, bagaimana cara menghitung dengan
menggunakan rumus frekuensi pemesanan?
PT Maju Jaya pada tahun yang akan datang membutuhkan bahan baku
sebanyak 240.000 unit. Harga bahan baku per unit Rp2.000.
Biaya pesan untuk setiap kali melakukan pemesanan sebesar Rp150.000,
sedangkan biaya penyimpanan sebesar 25% dari nilai rata-rata persediaan.

Diminta:
a. Berapa jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ)?
b. Berapa kali pemesanan yang harus dilakukan dalam setahun?

38
c. Berapa hari sekali perusahaan melakukan pemesanan (1 tahun =360 hari)?
Jawab :
a. EOQ = 2 x 240.000 x Rp.150.000 / Rp.2000 x 25% = 144.000.000 = 12.000
Unit

b. Pemesanan yang dilakukan dalam setahun : 240.000 : 12.000 = 20 x


pemesanan.
c. Jika 1 tahun = 360 hari, maka pemesanan dilakukan = 360 : 20 = 18 hari
sekali.
2) Model Kuantitas Pesanan Produksi
Karena sesuai untuk lingkungan produksi, model ini biasanya disebut model
kuantitas pesanan produksi (production order quantity model). Model ini
berguna saat persediaan menumpuk secar berkelanjutan selama waktu tertentu
dan saat asumsi kuantitas pesanan produksi berlaku. Kita menurunkan model
ini dengan menetapkan biaya pemesanan atau biaya pemasangan sama dengan
biaya penyimpanan dan menentukan ukuran pesanan yang optimal. Model ini
dapat digunakan dalam dua situasi :
1) Saat persediaan mengalir atau menumpuk secara berkelanjutan selama
suatu waktu setelah pesanan ditempatkan.
2) Saat unit-unit dihasilkan dan dijual secara serempak. Dalam kondisi ini,
kita memperhitungkan tingkat produksi harian (aliran persediaan) dan tingkat
permintaan harian.

39
Gambar diatas menunjukan tingkat persediaan sebagai fungsi waktu dan persediaan
persediaan turun menjadi nol antar pesanan . Sesuai untuk lingkungan produksi,
model ini biasanya disebut model kuantitas pesanan produksi (production order
quantity model). Model ini berguna saat persediaan menumpuk secara berkelanjutan
selama waktu tertentu dan saat asumsi kuantitas pesanan produksi berlaku. Kita
menurunkan model ini dengan menetapkan biaya pemesanan atau biaya pemasangan
sama dengan biaya penyimpanan dan menentukan ukuran pesanan yang optimal.
3) Model diskon kuantitas
Untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan menawarkan diskon
kuantitas ke pelanggannya. Diskon kuantitas (quantity discount) hanyalah
pengurangan harga (P) untuk sebuah barang jika dibeli dalam kuantitas besar.
Daftar diskon dengan sejumlah diskon untuk pesanan besar adalah hal umum.
Memang benar, semakin besar diskon kuantitas, semakin rendah biaya
produknya. Akan tetapi, biaya penyimpanan meningkat karena pesanannya
lebih besar. Jadi, hasil pertukaran utama ketika mempertimbangkan diskon
kuantitas adalah antara biaya produk yang menurun dan biaya penyimpanan
yang meningkat.
Model Probabilistik
Model probabilistik/stokastik adalah sebuah model yang didalamnya terdapat
permintaan yang terjadi tidak selamanya konstan. Terkadang permintaan
suatu barang itu bervariasi dan juga mengikuti distribusi probabilistik tertentu.
Dalam menghadapi permintaan yang beravriasi biasanya perusahaan memiliki
persediaan yang biasa disebut dengan safety stock. Model dikatakan

40
probabilistik bila salah satu dari “demand” atau “lead time” atau bahkan
keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti, sehingga datanya harus
diuraikan dengan distribusi probabilitas (Siswanto, 1985). Suatu
pertimbangan yang sangat penting dalam setiap model probabilistik adalah
adanya kemungkinan kehabisan persediaan atau stock out. Masalah kehabisan
persediaan dapat timbul karena naiknya tingkat pemakaian persediaan yang
tidak diharapkanataupun lead time yang lebih lama dari yang diharapkan.
Kehabisan persediaan tersebut akan menimbulkan biaya-biaya seperti
kehilangan keuntungan. System persediaan kontinu (system Q,r) dan system
persediaan periodic (system P) merupakan model yang digunakan dalam
penyelesaian permintaan probabilistic dengan menggunakan beberapa
asumsi, yaitu:
1. Lead time pemesanan konstan
2. Harga barang yang dipesan konstan dan tidak tergantung pada ukuran
3. Biaya simpan per tahun kosntan dan tidak tergantung pada jumlah barang
yang disimpan
Penjelasan Lead time pemesanan konstan Semua model persediaan yang telah
dibahas sejauh ini membuat asumsi bahwa permintaan untuk sebuah produk
bersifat sama dan konstan. Model persediaan berikut ini dipakai bila
permintaan produk tidak diketahui dan dapat dispesifikasi lewat distribusi
probabilitas. Jenis model seperti ini disebut model probabilitas.
Perhatian penting manajemen adalah mempertahankan tingkat pemenuhan
permintaan di tengah ketidakpastian permintaan. Tingkat pemenuhan
permintaan ini bersifat komplementer terhadap probabilitas terjadinya
kehabisan stok. Misalnya, bila probabilitas kehabisan stoknya adalah 0,05,
maka tingkat pemenuhan permintaannyaadalah 0,95. Permintaan yang tidak
pasti memperbesar kemungkinan terjadinya kehabisan stok. Satu metode
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kehabisan stok adalah dengan
menahan unit tambahan di persediaan untuk menghindari kemungkinan itu.
Hal ini meliputi penambahan jumlah unit stok pengaman sebagai penyangga
titik pemesanan ulang. Sebagaimana yang dibahas sebelumnya: Titik
pemesanan ulang = ROP = d x L
d = permintaan harlan , L = lead time pemesanan atau jumlah hari kerja yang
diperlukan untuk mengirimkan pesanan.
Dimasukkannya stok pengaman (ss) ke dalam penghitungan menyebabkan
perubahan persamaan menjadi: ROP = d x L + ss Jumlah stok pengaman

41
tergantung biaya terjadinya kehabisan stok dan biaya penyimpanan
persediaan tambahan.
Tujuannya adalah untuk menemukan stok pengaman yang meminimalisasi
total penyimpanan persediaan tambahan dan biaya kehabisan stok persediaan
tambahan total per tahun. Biaya penyimpanan tahunan didapat dengan cara
mengalikan penyimpanan dengan jumlah unit yang ditambahkan ke ROP
baru.
Biaya kehabisan stok lebih sulit dihitung. Untuk setiap tingkat stok pengaman,
biaya kehabisan stoknya sebesar biaya yang diharapkan. Biaya yang
diharapkan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah kekurangan bingkai
dengan probabilitas, dikalikan lagi dengan biaa kehabisan stok, lalu dengan
jumlah berapa kali dapat terjadi kehabisan stok (atau jumlah pemesanan per
tahun). Kemudian, tambahkan biaya kehabisan stok untuk setiap tingkat
kehabisan stok yang mungkin untuk ROP tertentu.
Bila untuk menentukan biaya terjadinya kehabisan stok sulit atau tidak
mungkin, seorang manajer dapat memutuskan untuk mengikuti kebijakan
menjaga stok pengaman di tangan secukupnya agar dapat mencapai tingkat
pemenuhan permintaan komsumen yang ditetapkan. Manajer mungkin ingin
mendefinisikan level pelayanan hingga dapat memenuhi 95% demand (atau
sebaliknya, mengalami kehabisan stok hanya 5% dari waktu). Dengan asumsi
demand selama lead time (periode pemesanan ulang) mengikuti kurva normal,
hanya rata-rata (mean) dan standar deviasi yang diperlukan untuk
mendefinisikan persyaratan persediaan untuk berbagai level pelayanan. Data
penjualan biasanya cukup yntuk menghitung rata-rata dan standar deviasi.
Dalam contoh berikut digunakan kurva normal dengan mean (μ) yang
diketahui dan standar deviasi ( σ) untuk menentukan titik pemesanan ulang
dan stok pegaman yang dibutuhkan untuk level pelayanan 95%, menggunakan
rumus berikut: ROP = demand yang diharapkan selama lead time + Zσ
Dengan
Z = jumlah standar deviasi σ = standar deviasi lead time demand
Jika tidak ada data mengenai lead time demand dan standar deviasi, maka
persamaan tersebut tidak dapat digunakan dan harus ditentukan jika :
(a). demand adalah variabel dan lead time adalah konstanta ; atau (b). baik
demand atau lead time adalah variabel. Untuk masing-masing situasi
menggunakan rumus yang berbeda.

42
(a). jika hanya demand yang variabel, maka ROP = rata-rata demand harian x
lead time dalam dσ LeadTime = Satuan hari + Z σ dLT dengan σ dLT =
standar deviasi demand per hari
(b) jika hanya demand yang variabel, maka ROP = demand harian x rata-rata
lead time dalam satuan hari + Zd σ Dlt
(c) jika keduanya variabel maka, σ + x − x − x − Demand Harian Rata-rata
Lead Time Rata-rata Z Lead time Rata-rata = 2 2 ROP 2 LTσ d d

2.27 Model Persediaan untuk Permintaan Terbatas


Sistem Permintaan Bebas (independent demand)
Permintaan bebas atau independen adalah jenis permintaan suatu barang yang
bebas, artinya tidak tergantung dari waktu atau jumlah permintaan barang
lain. Permintaan seperti ini biasanya seragam dan relatif lebih teratur.
• Jenis – jenis sistem persediaan bebas
1. Economic Order Quantity (EOQ)
2. Production Order Quantity (POQ)
3. Quantity Discount (QD)
• Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ) dasar
Model kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) dasar adalah salah satu teknik
pengendalian persediaan yang paling tua dan paling dikenal secara luas.
Teknik ini relatif mudah digunakan tetapi didasarkan pada beberapa asumsi,
yaitu :
1. Permintaan diketahui, tetap, dan bebas.
2. Lead time, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan
diketahui dan konstan.
3. Penerimaan persediaan bersifat seketika daan lengkap.
4. Diskon (potongan harga) karena kuantitas tidak memungkinkan.
5. Biaya variable yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pesanan (biaya
setup ) dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke
waktu (biaya penyimpanan atau penggudangan )
6. Kekurangan persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan
dilakukan pada waktu yangtepat (no shortage and no backorder).

Studi Kasus :

43
SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN SPARE PART DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN BACKORDER PADA INDUSTRI TEPUNG
TERIGU
PT. Lumbung Nasional Flour Mill (LNFM) adalah sebuah perusahaan manufaktur
yang memproduksi tepung terigu. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2008 dan
mempunyai peningkatan kapasitas produksi menjadi 1.100 MT/hari. Peningkatan ini
tentu saja mempunyai dampak terhadap pengadaan persediaan salah satunya adalah
persediaan spare part. Permintaan terhadap spare part mempunyai karakteristik
frekuensi permintaan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah permintaan fluktuatif
terhadap barang consumable yang dapat menimbulkan kondisi backorder dan harus
menentukan metode pengendalian persediaan yang tepat agar tidak mengalami
kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu pada tahap awal diperlukan suatu metode
peramalan yang tepat. Metode peramalan digunakan yang terbaik dipilih
berdasarkan nilai MAD. Dilanjutkan ke perhitungan metode EOQ dan backorder
(Q,r). Metode ini dapat ditentukan besarnya persediaan simpanan (safety stock),
pemesanan kembali (reorder point) untuk menghindari resiko kehabisan persediaan
(stockout), sehingga dapat meminimalisasi biaya persediaan bagi perusahaan. Hasil
perhitungan menggunakan model backorder menunjukkan bahwa perusahaan
mampu menghemat biaya pembelian sebesar 29,60% dan biaya persediaan sebesar
2,41% selama setahun dibanding dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan
sekarang. Ini berarti menunjukkan bahwa solusi optimal bagi perusahaan penghasil
tepung terigu adalah menggunakan model pengendalian persediaan dengan
backorder.
Kesimpulan studi kasus
Menentukan jumlah material yang akan dipesan dan kapan dimulai melakukan
pemesanan adalah dengan menggunakan metode backorder . hasil perhitungan
didapatkan hasil yang optimal untuk pemesanan material consumable 6-CON-CUT-
001yaitu;
-menentukan jumlah material yang dipesan dan kapan mulai melakukan pemesanan
salah satunya Adalah dapat menggunakan metode backorder.

-hasil perhitungan dengan metode backorder mampu melakukan penghematan biaya


persediaan setiap tahun sebesar RP.154.468 atau 2,41% pertahun dan biaya
pembelian sebesar 29,60% atau sebesar RP. 2.514.236,58.

44
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat proses-
proses dalam organisasi dan agar kita memahami apa yang dikerjakan manajer operasi sehingga
dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan pelayanan dalam masyarakat serta
mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang produktif. Bahwa sangatlah penting untuk
mengetahui bagaimana aktivitas Manajemen Operasi berjalan agar kita memahami apa yang
dikerjakan manajer operasi sehingga dengan cermat dapat meningkatkan peluang keuntungan dan
pelayanan dalam masyarakat serta mampu mengorganisasikan diri pada perusahaan yang
produktif.

Manajemen operasi tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bergerak


di bidang manufaktur, namun perusahaan yang bergerang di bidang jasa
juga termasuk di dalamnya. Dikarenakan di dalam perusahaan jasa ada proses
input berupa skill (kemampuan) pegawai untuk diubah menjadi output yang
berupa pelayanan kepada konsumen.

Dalam perancangan dan pengembangan produk, hal yang paling penting


adalah gagasan atau ide.Perancangan produk dan perancangan jasa tidak
mempunyai perbedaan secara mendasar, hanya dalam suatu organisasi jasa,
pelayanan yang diberikan merupakan “produk“-nya. Organisasi jasa biasanya
lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan mereka lebih cepat dibanding
perusahaan manufaktur.Pada tingkat industri yang luas terdapat antaraksi
antara desain produk-jasa dan desain sistem produksi.

Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memnuhi


kebutuhan
pelanggannya. Total Quality Management (TQM) mengacu pada penekanan
kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan mulai dari pemasok hingga
pelanggan. Kesimpulan Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality
Management) atau total quality management didefinisikan sebagai suatu cara
untuk meningkatkan performansi secara terus menerus) pada setiap level
operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan
menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia.

45
Manajemen Kualitas adalah fundamental dalam sebuah strategi perusahaan.
Ketika Organisasi selalu bermain dalam lingkungan kualitas yang baik, maka
hasil dan kinerja akan berlaku untuk jangka panjang.

Penentuan kapasitas produksi juga dipengaruhi oleh tingkat


kebutuhan kapasitas untuk menanggapi naik turunnya perimintaan pasar,
perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan-perubahan
kapasitas yang dibutuhkan.

Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik
yang ada didalam bangunan maupun yang ada diluar. Tata letak mencakup
desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses
perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak
merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga
dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

Persediaan adalah suatu bagian dari kekayaan perusahaan yang digunakan


dalam rangkaian proses produksi untuk diolahmenjadi barang setengah jadi
maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun
jasa.Jenis-jenis persediaan terbagi menjadi 2 karakteristik yaitu 1). persediaan
sesuaifungsinya terbagi atas Batch Stock, Fluctuation Stock, dan Anticipation
Stock.
Persediaan menurut jenis dan posisi barangnya terdiri dari :
Persediaan Bahan Mentah (Raw Material),
PersediaanKomponen-Komponen Rakitan (Purchased Parts/Components),
Persediaan BahanPembantu atau Penolong (Supplies),
Persediaan Barang Dalam Proses (Work In Process),
Persediaan Barang Jadi (Finished Goods).
Adapun manfaat dari memanajemeni persediaan yaitu sebagai berikut :
MemanfaatkanDiskon Kuantitas, Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of
Stock), Manfaat Pemasaran, Peningkatan Tingkat Pelayanan, dan
Pengontrolan Persediaan yang Lebih Baik.
Faktor yang mempengaruhi pengendalian bahan baku persediaanya sebagai
berikut :
Perkiraan Pemakaian Bahan Baku, Harga Bahan Baku, biaya-biaya
persediaan, Kebijaksanaan pembelanjaan, Pemakaian Bahan, Waktu Tunggu,
Model Pembelian Bahan baku, Persediaan Pengaman, Pembelian Kembali.

46
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-manajemen-operasional/

https://belajarekonomi.com/just-in-time-management/
https://accurate.id/marketing-manajemen/arti-supplier/
https://repository.usd.ac.id/11813/2/132114192_full.pdf
https://wave20.blogspot.com/2018/01/produksi-ramping-serta-tujuannya.html
http://jitdanleantugasmanajemenoperasi.blogspot.com/2016/12/just-in-time-
lean.html
Marugame Udon Teuku Umar bali, Jl Teuku Umar no 141 Denpasar Barat

Stevenson W. J & Chuong S. C. 2014. Manajemen Operasi: PerspektifJakarta:


Salemba Empat.Asia

47

Anda mungkin juga menyukai