Diajukan Untuk:
Mata Kuliah Manajemen Operasional
Dosen Lisa Hary Sulistiowati, SE , MM
Disusun Oleh:
Mohammad Zundi L (117020186)
Erwin Nugraha J (117020192)
Mukhamad Indra H (117020204)
Kelas:
MANAJEMAN 2F
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB V PROSES PRODUKSI DAN PENDISTRIBUSIAN SAOS CABAI
5.1. Proses Produksi Saos Cabai ................................................................ 13
5.2. Pengemasan Produk ............................................................................ 14
5.3. Pengendalian Mutu Produk ................................................................. 15
5.4. Pendistribusian Produk Saos ............................................................... 17
BAB VI PENUTUP
6.1.KRITIK ................................................................................................. 18
6.2. SARAN ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 19
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tata Letak Perusahaan PD. Surabraja Food Industri ......................................... 20
2. Tata Letak Proses Produksi Saos Cabai PD. Surabraja Food Industri ............... 21
3. Daftar Pertanyaan ............................................................................................... 22
4. Daftar Kegiatan .................................................................................................. 23
5. Sample Produk di PD. Surabraja Food Industri ................................................. 24
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi .................................................. 25
7. Dokumentasi Pada Saat Observasi ..................................................................... 26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada mulanya perusahaan ini bergerak dalam bidang usaha produksi kecap,
limun, sirup, saus dan gula batu. Sedangkan alat yang digunakan dalam proses
produksi masih sangat sederhana yaitu dengan sistem manual (Tenaga Manusia).
Begitu pula dengan alat pengangkutnya yaitu hanya sebuah mobil colt 120, daerah
pemasaran terbatas yakni 2 kecamatan. Baru pada tahun 1980 perusahaan mulai
meluaskan usahanya dengan dengan cara mengadakan eksprersi pemasaran, sehingga
PD. Sura Braja Food Industri dapat berkembang dengan pesat hingga sekarang.
PD. Surabraja Food Industri pada mulanya memiliki modal awal sendiri
sebesar Rp. 3.000.000, namun setelah dirasakan manfaatnya/omset pemasaran atau
penjualan meningkat serta diiringi permintaan konsumen yang belum dipenuhi , oleh
karena itu mesin produksi yang relative sederhana, maka pada tahun 1983
perusahaan mengajukan kredit pada Bank BRI denagan jumlah sebesar Rp.
35.000.000. Dana tersebut dialokasikan untuk membeli mesin-mesin industri,
membeli bahan baku industri, biaya ekspansi pemasaran dan lain-lain.
Mulai saat itulah PD. Surabraja Food Industri bekembang dan dipegang
langsung oleh H. Badawi sebagai direktur utamanya. Sekarang selaku komisaris PD.
Surabraja Food Industri dipegang oleh Hj. Rupi’ah dengan general manager Ir. H.
Abdul Qodir.
Secara umum kegiatan perusahaa PD. Surabraja Food Industri dibagi dalam
tiga tahapan proses yaitu, penyedian bahan baku terencana, pelaksanaan produksi
3
4
yang efektif dan efisiensi serta pemasaran yang handal merupakan kunci
kemampuan. Ketiga kegiatan tersebut senantiasa terbuka untuk diadakan penelitian
dan pengembangan (R&D) sebagai upaya untuk menjawab tantangan perubahan
zaman dan tuntunan pasar.
sumber daya alamnya maka akan semakin tinggi biaya pengankutan dan
pendistribusian bahan tersebut.
3. Sumber Daya Manusia
Tersedianya tenaga kerja baik tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja
terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang penting dalam penentuan lokasi
pabrik atau unit pengolahan harus di perhitungkan besarnya kebutuhan baik tenaga
kerja terdidik atau terlatih terhadap kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut
disekitar daerah yang akan dipilih sebagai unit pengolahan.
4. Pasar
Seperti halnya bahan baku, biaya distribusi harus di tambahkan pula pada
harga-harga barang jadi. Apakah suatu produk itu merupakan barang-barang harus
dijual pada konsumen yang sangat luas ataukah hanya akan dijual kepada sebagian
kecil masyarakat ataukah barang tersebut merupakan bahan mentah pabrik lain, akan
sangat mempengaruhi lokasi pabrik. Distribusi dan transportasi barang-barang hasil
produksi tersebut dari pabrik kepada konsumen perlu diperhatikan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat.
5. Pengangkutan
Tersedianya fasilitas angkutan yang baik, baik bagi bahan dasar maupun bagi
barang hasil produksi yang dimiliki oleh suatu daerah dapat mengatasi kelemahan-
kelemahan daerah tersebut sebagai akibat dari tidak dimilikinya faktor-faktor yang
telah disebutkan diatas, perlu diperhatikan bahwa fasilitas pengangkutan yang harus
dipertimbangkan adalah tidak saja pengangkutan darat akan tetapi juga pengangkutan
lewat air.
6. Pembangkit Tenaga
Kebutuhan setiap pabrik atau unit pengolahan terhadap sumber tenga turut
mempengaruhi pula terhadap pemilihan lokasi suatu pabrik atau unit pengolahan.
7. Tanah Untuk Perluasan
Tanah didaerah perkotaan tentu saja sulit untuk diperoleh dan harganyapun
lebih mahal dibandingkan dipedesaan. Oleh karena itu, pabrik-pabrik baru didirikan
diluar kota sebagai tempat alternatif yang disebabkan karena alasan bahwa
kemungkinan perluasan dimasa depan akan lebih mudah mendapatkan tanah.
Dilihat dari literatur di atas maka secara umum lokasi PD. Surabraja Food
Industri termasuk unit pengolahan yang didalamnya telah sesuai dengan faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan pendirian suatu pabrik atau unit
6
Biasanya pada kebanyakan pabrik, gudang ini terletak didalam ruangan (Apple,
1990).
Gudang yang ada pada PD. Surabraja Food Industri letaknya menjadi satu
tempat dengan ruang produksi. Bergabungnya unit pengolahan dengan gudang
dikarenakan untuk memudahkan pengankutan. Di PD. Surabraja terdapat 3 jenis
gudang yaitu; gudang bahan-bahan mentah, gudang produk jadi serta gudang bahan
pengemas. Untuk letak ketiga gudang tersebut menjadi satu dengan ruang produksi,
dimana untuk gudang bahan mentah dan gudang bahan pengemas berada didalam
ruang produksi bertujuan untuk mempermudah pada saat proses produksi, sedangkan
untuk gudang bahan jadi tidak ada gudang khusus untuk menyimpannya, hal ini
dikarenakan produk yang sudah jadi akan langsung di ambil pemesan atau
didistribusikan kepada konsumen. Sehingga waktu simpan dari produk yang sudah
jadi hingga produk tersebut dipasarkan atau didistribusikan sangat pendek.
c. Ruang Produksi
Penentuan ruang produksi yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi
tergantung dari luasnya tempat kerja. Dimana pada PD. Surabraja ruang produksi di
dalamnya berisi alat-alat/fasilitas produksi dan fasilitas penunjang bahan mentah
maupun bahan jadi dan perkakas lainnya yang berkenaan dengan produksi.
d. Ruang Penerimaan dan Pengiriman
Ruang yang dibutuhkan untuk penerimaan dan pengiriman di PD. Surabraja
bergabung menjadi satu dengan unit pengolahan dengan tujuan untuk memperlancar
proses penerimaan dan pengiriman barang.
3.4. Ketenagakerjaan
Sumber daya terpenting dalam suatu organisasi adalahsumber daya manusia,
orang – orang yang memberikan tenaga, bakat kreativitas dan usaha mereka kepada
organisasi (Handoko, 1992).
B. Sistem Pengupahan
Upah merupakan penghargaan dari energi karyawan yang diimplementasikan
sebagai hasil produksi. Untuk sistem pengupahan di PD. Surabraja Food Industri
diklasifikasikan berdasarkan kelompok kerja kayawan harian, borongan dan bulanan,
seta banyaknya gaji yang diberikan pada setiap karyawan tidak sama karena bidang
yang dikerjakan yang berbeda. Dimana PD. Surabraja selain memberikan gaji pokok
pada karyawan juga memberikan uang makan yang diberikan per hari.
BAB IV
ASPEK PRODUK DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAAN
9
10
Peranan pengemasan bagi produk pangan tidak hanya sekedar sebagai wadah
atau bungkus sebagai pelindung saja. Tetapi lebih dari itu, peranan kemasan disini
menjadi lebih penting bagi dunia industri makanan, karena kemasan tersebut
merupakan suatu pemenuhan kebutuhan akibat adanya interaksi produsen makanan
dengan masyarakat peatau pembeli. Untuk keperluan ini maka fungsi kemasan harus
menjembatani kepentingan anntara konsumen dan produsen (Raharjo, 1996)
Menurut Syarief (1989), kemasan dapat digolongkan berdasakan berbagai hal
antara lain : frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan, sifat kekakuan bahan
pengemas dan sifat perlindungan terhadap lingkungan.
Pengemasan yang digunakan pada produk saus ada 3 macam kemasan yaitu
kemasan botol kaca, botol plastik dan kemasan plastik. Penggunaan botol kaca
sebagai bahan pengemas yaitu agar lebih mudah dalam pengangkutan dari tempat
produksi ke sampai dengan pihak distributor maupun sampe ke tangan konsumen.
Tutup botol yang digunakan adalah khusus tebuat dari logam dan semacam karet
yang terdapat didalamnya. Kelebihan penggunaan botol kaca supaya tidak bereaksi
dengan produk yang dikemas, tembus pandang, dan dapat digunakan berulang –
ulnag serta dapat disterilisasi.
Pengguanaan kemasan botol plastik karena mempunyai keunggulan yaitu
tidak mudah pecah, sehingga memudahkan dalam penanganan dan transportasi
produk.
Penggunaan kantong plastik untuk mengemas saus dikarenakan harganya
yang relatif murah dibandingkan dengan botol kaca atau plastik. Dimana kemasan
plastik dengan kapasitas isi yang cukup besar digunakan untuk isi ulang ke kemasan
lain seperti botol.
Industri adalah alat penghancur, mengepres tutup botol, bak penampung saus, pisau,
alat pengaduk, tempat pemanasan dan tempat pengisian botol.
1. Pekerjaan tidak mudah terhenti, karena terjadi kerusakan pada suatu titik tertentu,
maka pada suatu titik lainnya masih dapat bekerja.
2. Sifat fleksibel, karena jika terjadi perubahan-perubahan akan mudah diatasi.
Adapun kerugian-kerugiannya antara lain:
1. Tidak bisa menggunakan mesin-mesin atau alat yang otomatis, karena adanya
pengelompokan area mesin dan peralatan.
2. Pengawasan mesin agak susah karena adanya area pengelompokan mesin dan
peralatan.
13
14
dilakukan pemanasan pada suhu 70-800C selama 5 menit yang dilanjutkan dengan
pendinginan. Setelah saos dingin maka dilakukan pengisian saos pada berbagai
kemasan.
Pada proses pembuatan saos setelah ubi jalar disortasidan dicuci, pengukusan
ubi jalar pada bak pengukusan suhu 1000C selama satu jam atau sampai benar-benar
matang. Setelah itu ubi jalar digiling sampai halus. Pada saat penggilingan
ditambahkan larutan garam, cuka, gula, pewarna dan pengawet. Dimana proses
penggilingan dilakukan 2 kali untuk menghasilkan ubijalar yang halus. Kemudian
dilanjutkan dengan pencampuran dari hasil pemasakan pasta (saos SB, SBP,SBB).
Proses produksi saos cabai di perusahaan PD. Surabraja Food Industri setiap
harinya menggunakan bahan baku ubi jalar merah sebanyak 2 ton dan cabai merah
sebanyak 2 ton untuk dijadikan saos cabai. Kapasitas produksi setiap harinya
mencapai 10.000 liter saos lebih untuk semua jenis kemasan. Proses produksi
berlangsung mulai pagi hari sampai sore hari. Saos yang dihasilkan setiap harinya
100 krat kayu untuk jenis saos SB, jenis saos SS 75 krat kayu, dan jenis SBP 50 krat
kayu, dimana yang masing-masing krat berisi 24 botol kaca dengan volume saos 600
ml. Untuk kemasan botol plastik hanya jenis saos SB sebanyak 75 kantong plastik
yang masing-masing kantong plastik berisi 12 botol plastik dengan volume 600 ml.
Untuk kemasan plastik khusus saos SBB dengan dua jenis kemasan sekunder yaitu
kemasan kantong plastik yang berisi 20 kemasan kantong plastik primer dan
kemasan sekunder kardus yang yang berisi 24 kemasan. Dimana untuk setiap
kemasan plastik dengan volume saos sebanyak 300 ml.
6.1. KRITIK
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok kami selama
obserrvasi di PD. Surabraja Food Industri terdapat beberapa kritik antara lain :
dalam keselamatan dan kenyamanan pekerja harus diperhatikan, perlunya
penambahan mesin dalam proses produksinya seperti penambahan mesin pada proses
pengisian saos serta proses pengepresan tutup botol yang masih dilakukan pada
perusahaan tersbut.
6.2. SARAN
Dari kritik tersebut terdapat bebberapa saran antara lain: perusahaan harus
memerhatikan keselamatan dan kenyamanan karyawan yang sesuai dengan SOP
yang ditetapkan oleh pemerintah, serta perusahaan harus menambahkan mesin baru
seperti mesin pengisian saos dan pengepresan tutup botol yang semuanya dilakukan
masih manual.
18
DAFTAR PUSTAKA
Appel, J. M. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
19
20
Lampiran 1
Tata Letak Perusahaan PD. Surabraja Food Industri
Keterangan:
1. WC
2. Musholah
3. Kantor
4. Proses Produksi Kecap
5. WC
6. Proses Produksi Saos Cabai
7. Proses Produksi Sirup
8. Proses Produksi Gula Batu
9. Tempat Pengiriman Produk 1
10. Tempat Penerimaan Bahan Baku dan lain – lain
11. Laboratorium
12. Rumah Keluarga
13. Tempat pengirman 2
21
Lampiran 2
Tata Letak Proses Produksi Saos Perusahaan PD. Surabraja Food Industri
Keterangan:
1. Gudang Pengemasan Botol Plastik 15. Tempat Pengasaman
2. Tempat Pencucian 1
3. Tempat Pencucian 2
4. Tempat penghancuran 1
5. Tempat Penampungan Bahan Setengah Jadi
6. Tempat Penghancuran 2
7. Tempat Pendinginan Saos
8. Tempat pengemasan Saos
9. A. Gudang Pengemasan Botol Kaca
B. Gudang Sementara Saos
10. A. Tempat Pemasakan 1
B. Tempat Pemasakan 2
C. Tempat Pemasakan 3
11. Tempat Pengukusan Bahan Baku
12. Gudang Bahan Pembantu Tepung dan Gula
13. Gudang Bahan Kimia
14. Ruang Alat Produksi
22
Lampiran 3
Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan perusahaan ?
2. Apa saja dasar hukum yang dimiliki oleh perusahaan ?
3. Mengapa lokasi perusahaan sendiri terletak di pinggiran kota ?
4. Bagaimana tata letak dari perusahaan ini ?
5. Berapa jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan serta system
pengupahannya seperti apa ?
6. Apa saja sarana – sarana penunjang untuk proses produksinya ?
7. Berapa botol yang dihasilkan perusahan ini per harinya ?
8. Bagaimana desain kemasan dari produk perusahaan ini ?
9. Penyusunan fasilitas pabrik seperti mesin dan peralatannya seperti apa, serta
bagaimana keuntungan dan kerugiannya dari penyusunan fasilitas tersebut ?
10. Apa saja perawatan mesin yang dilakukan oleh perusahaan serta dalam kurun
berapa hari melakukan perawatan mesinnya ?
11. Bagaimana proses produksi terutama pada produk saos cabai dari mulai
bahan baku mentah sampai produk jadi ?
12. Bagaimana pengemasan dari produk perusahaan terutama saos cabai ?
13. Apa saja yang dilakukan perusahaan terhadap pengendalian mutu produk
demi menjaga kepuasan pada konsumen ?
23
Lampiran 4
Daftar Kegiatan
Kamis, 16 Mei 2019 : mencari pabrik atau pelaku UMKM yang bersedia
diwawancarai.
Jumat, 17 Mei 2019 : membuat pengajuan izin observasi ke pihak kampus.
Sabtu, 18 Mei 2019 : membuat pertanyaan – pertanyaan.
Senin, 20 Mei 2019 : mengajukan permohonan observasi pada pihak perusahaan.
Senin, 20Mei 2019 : melakukan wawancara pada Kepala Divisi Produksi sekaligus
salah satu pemilik perusahaan.
Kamis, 23 Mei 2019 : menyusun laporan hasil wawancara.
Sabtu, 25 Mei 2019 : melakukan pengamatan langsung dari proses produksi, tata
letak pabrik serta tata letak fasilitas produksi.
Senin, 27 Mei 2019 : melanjutkan menyusun laporan hasil observasi.
24
Lampiran 5
Sample Produk Saos Sambal di PD. Surabraja Food Industri
25
Lampiran 6
Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi
26
Lampiran 7
Dokumentasi Pada Saat Observasi