Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI ISO 22000 : 2005 & HACCP

DI PT. MAYORA INDAH – DIVISI WAFER


Herry Agung dan Dwi Nirmalasari
Teknik Industri
Universitas Mercubuana Jakarta
e-mail : nirmalasari_dwie@yahoo.co.id

ABSTRAK

PT. Mayora Indah Tbk. Divisi – Wafer merupakan salah satu divisi dari Mayora Group yang
bergerak dalam bidang Fast Moving Consumer Good (FMCG) dengan jenis-jenis produk Wafer.
Secara umum semua perusahaan memiliki tujuan dan sasaran keberhasil untuk
mempertahankan dan mengembangkan siklus hidup perusahaan. Begitu pula dengan PT.
Mayora Indah - Divisi Wafer yang memiliki tujuan serta sasaran untuk selalu memuaskan
keinginan pelanggan baik secara kualitas maupun kuantitas, sebagaimana saat ini yang
menjadi tuntutan dari setiap konsumen ialah kualitas yang nomor satu.
Dalam rangka untuk mengembangkan dan menjalankan proses-proses bisnisnya agar
menghasilkan produk – produk yang berkualitas PT. Mayora Indah – Divisi Wafer menetapkan
penggunaan system keamanan pangan yang bersumber pada ISO 22000 : 2005 & HACCP.
Keamanan Pangan sangat penting dilakukan bagi manusia sebab sangan berhubungan erat
dengan kesehatan dan keselamatan manusia. Dalam proses penerapan atau implementasi ISO
22000 : 2005 & HACCP, PT. Mayora Indah – Divisi Wafer menerapkan beberapa langkah –
langkah demi teraplikasinya sistem ISO 22000 : 2005 & HACCP yaitu dengan memulai
penyewaan jasa konsultan, menset up system manajemen, menset up dokumen, catatan dan
proses implementasi, pelaporan team ke pihak manajemen dan pendaftaran ke badan
sertifikasi jika dirasa telah mampu.

Kata Kunci: ISO 22000 : 2005, HACCP, Persyaratan Pelanggan dan Pengembangan Produk.

ABSTRACT

PT. Mayora Indah Tbk. Division - Wafer is a division of Mayora Group which is engaged in Fast
Moving Consumer Good (FMCG) with Wafer product types. In general, all companies have
goals and objectives to maintain and develop the success of the company's life cycle. So it is
with PT. Mayora Indah - Wafer Division with goals and objectives to always satisfy the desires
of customers both in quality and quantity, as is now the demand of each customer is the number
one quality.
In order to develop and execute business processes in order to produce a product - a
quality product PT. Mayora Indah - Wafer Division appropriation of the food safety system which
is based on ISO 22000: 2005 & HACCP. Food Safety is very important for humans because it is
unbelievably closely related to human health and safety. In the process of the application or
implementation of ISO 22000: 2005 & HACCP, PT. Mayora Indah - Wafer Division implemented
several steps - step by applying system ISO 22000: 2005 & HACCP is to start leasing
consultant, set up management system, setting up documents, records and the implementation
process, reporting to the management team and the registration to certification bodies if it had
been deemed capable.

Keywords: ISO 22000 : 2005, HACCP, Customer Requirement dan Product Research and
Development.

1. PENDAHULUAN dang (FMCG) yang memproduksi Makanan


Ringan (Wafer). Pada saat seperti sekarang
PT. Mayora Indah Tbk. Divisi Wafer meru- ini masyarakat sudah semakin peka terha-
pakan manufaktur yang bergerak dalam bi- dap kebutuhan sehari-hari yang didasarkan

66 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869
pada kualitas suatu produk, hal inilah yang Internasional Standar (ISO) 22000
yang menjadi focus utama bagi para peru-
Pengertian dari ISO 22000 adalah standar
sahaan. Ini juga lah yang menjadi focus PT.
internasional yang dikeluarkan oleh komite
Mayora indah Tbk. Divisi Wafer, untuk me-
teknis organisasi standar international (ISO).
ningkatkan kualitas demi memnuhi kebutu-
Standar ini merupakan standar penunjuk
han atau persyaratan pelanggan maka dite-
yang menggambarkan persyaratan sebuah
rapkan system keamanan pangan yang ber-
sistem manajemen keamanan pangan.
sumber pada ISO 22000 : 2005 & HACCP.
Standar ISO 22000. Komitmen yang terjalin
Rumusan Masalah dari pihak industri dan lembaga atau
asosiasi terkait diharapkan dapat membuat
Perumusan masalah yang akan dibahas ISO 22000 menggantikan standar BRC dan
ddalam jurna ini adalah tenang Implementa- International Food Standar (IFS) dalam
si ISO 22000 : 2005 & HACCP pada PT. kurun waktu lima tahun.
Mayora Indah Tbk. Divisi Wafer. Dalam hal
ini dibahas langkah-langkah dalam penera- Pengertian HACCP
pan manajemen keamanan pangan mulai Hazard Analysis Critical Control Point
dari penyewaan jasa konsultan hingga pros- (HACCP) adalah suatu sistem kontrol dalam
es pendaftaran ke badan sertifikasi. upaya pencegahan terjadinya masalah yang
didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di
Tujuan Penelitian dalam tahap penanganan dan proses
produksi. Tujuan dari penerapan HACCP
Tujuan pembuatan tulisan ini ialah untuk dalam suatu industri pangan adalah untuk
memberikan arahan atau memahaman mencegah terjadinya bahaya sehingga
proses dalam penerapan system keamanan dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan
pangan yang bersumber pada ISO 22000 : guna memenuhi tututan konsumen. HACCP
2005 & HACCP. bersifat sebagai sistem pengendalian mutu
sejak bahan baku dipersiapkan sampai
2. TINJAUAN PUSTAKA produk akhir diproduksi masal dan
didistribusikan. Penerapan HACCP dalam
Kebutuhan Standar International industri pangan memerlukan komitmen yang
Dengan adanya standar yang belum tinggi dari pihak manajemen perusahaan
diharmonisasikan terhadap teknologi yang yang bersangkutan. Disamping itu, agar
sama dari beberapa Negara atau wilayah penerapan HACCP ini sukses maka
yang berbeda kiranya dapat berakibat perusahaan perlu memenuhi prasyarat
timbulnya semacam “Technical barriers to dasar industri pangan yaitu, telah
trade (TBT)” atau “Hambatan Teknis diterapkannya Good Manufacturing
Perdagangan”. Industri pengekspor telah Practices (GMP) dan Standard Sanitation
lama merasakan perlunya persetujuan Operational Procedure (SSOP).
terhadap standar dunia yang dapat
membantu mengatasi hambatan – 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
hambatan tersebut dalam proses Dalam penerapan ISO sebaiknya
perdagangan international. Dari timbulnya perusahaan memperhatikan langkah demi
permasalahan inilah awalnya organisasi ISO langkah agar tercapainya tujuan yang
didirikan. harapkan yaitu mendapatkan sertifikasi dari
Standarisasi dibentuk untuk berbagai badan auditor yang terkait. Sama halnya
teknologi yang mencakup berbagai bidang, yang telah dilakukan oleh PT. Mayora Indah
antara lain bidang informasi dan Tbk, untuk mendapatkan sertifikasi serta
telekomunikasi, tekstil, pengemasan, implementasi dari system keamanan pangan
distribusi barang, pembangkit energy dan berikut adalah beberapa langkah yang dila-
pemanfaatannya, pembuatan kapal, kukan:
perbankan dan jasa keuangan serta masih
banyak lagi. Hal ini akan terus berkembang a. Menyewa Jasa Konsultan
untuk kepentingan berbagai sector kegiatan
industry pada masa-masa yang akan Untuk membantu dalam penerapan serta
datang. pengenalan system manajemen keamanan
pangan, para karyawan diberikan training
pengenalan & pemahaman tentang ISO

Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869    67
22000:2005 & HACCP oleh tenaga ahli dari menguraikan mengenai produk atau
eksternal. PT. Mayora Indah Tbk, untuk kategori produk, proses dan lokasi
mewujudkan itu semua mencari seorang produksi yang ditetapkan oleh system
konsultan yang dapat memberikan add manajemen keamanan pangan.
value atau nilai tambah sehingga proses
penerapan system manajemen keamanan Persyaratan Dokumentasi
pangan dapat berjalan berkesinambungan.
Umum
b. Menset Up System Manajemen
Pada dokumentasi system manajemen
Setelah mendapatkan seorang konsultan keamanan pangan harus mencakup:
maka langkah berikurnya adalah menset up a. Pernyataan yang terdokumentasi tentang
system manajemen dengan mengikuti kebijakan dan sasaran keamanan
langkah-langkah yang telah diinformasikan pangan
oleh konsultan. Langkah pertama adalah b. Dokumentasi prosedur dan rekaman-
melakukan business check up atau gap rekaman yang dipersyaratkan oleh
analisis yaitu kegiatan yang dilakukan untuk standar international
mengetahui kondisi dan situasi perusahaan c. Dokumen yang dibutuhkan oleh
dan di compare dengan system manajemen perusahaan untuk memastikan
yang akan diambil. Dari langkah ini akan pengembangan, penerapan dan
mendapatkan input situasi dan kondisi pembaharuan system manajemen
perusahaan. Langkah kedua adalah keamanan pangan yang efektif.
melakukan training. ada 3 jenis training yang
biasa diberikan yaitu training persyaratan Pengendalian Dokumen
training pembuatan dokumentasi prosedur,
dan training audit internal. Dokumen yang dipersyaratkan oleh system
manajemen keamanan pangan ini harus
c. Menset Up Dokumen dan Implementa- dikendalikan. Pengendalian tersebut harus
si memastikan bahwa seluruh perubahan yang
diusulkan ditinjau sebelum akan diterapkan
Untuk implementasi minimal untuk menentukan pengaruh perubahan
diimplementasikan satu bulan diperusahaan tersebut terhadap keamanan pangan.
sampai ada report atau catatan mengenai
prosedur yang sudah dijalankan. Langkah Pengendalian Catatan/Rekaman
berikutnya adalah melakukan assesment
yang biasanya dilakukan oleh konsultan iso Rekaman atau catatan harus diterapkan dan
yang lain (bukan konsultan incharge) dari dijaga sebagai sumber bukti dari kesesuaian
perusahaan tersebut untuk mengecek terhadap persyaratan dan operational yang
apakah sudah benar atau masih ada efektif dari system manajemen keamanan
perbaikan yang harus dilakukan. Berikut ini pangan. Rekaman-rekamana yang dibuat
merupakan penjelasan mengenai klausul- harus dapat terbaca jelas, mudah
klausul yang ada didalam ISO 22000 : 2005 diidentifikasi dan mudah ditelusur. Prosedur
& HACCP beserta dokumentasi dan yang terdokumentasi harus ditetapkan guna
implementasi di PT. Mayora Indah Tbk. menentukan pengendalian yang dibutuhkan
untuk perbaikan, pengidentifikasian,
d. Sistem Manajemen Kemanan Pangan proteksi, pencarian kembali, waktu retensi
dan pengancuran rekaman atau catatan.
Persyaratan Umum
e. Tanggung Jawab Manajemen
Sebuah perusahaan harus
menetapkan, menerapkan, Komitmen Manajemen
mendokumentasikan serta memelihara
suatu system manajemen kemanan Top Manajemen perusahaan harus
pangan yang efektif dan wajib memberikan bukti komitmennya untuk
diperbaharui sesuai dengan regulasi pengembangan dan penerapan system
atau peraturan yang terbaru. manajemen keamanan pangan dan untuk
Perusahaan harus menetapkan ruang meningkatkan efektifitas secara
lingkup system manajemen keamanan berkesinambungan Kebijakan Keamanan
pangan. Ruang lingkup harus Pangan. Dalam hal ini top manajemen harus

68 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869
menetapkan, mendokumentasikan dan d. Melaporkan kepada top manajemen
mengkomunikasikan kebijakan keamanan puncak tentang efektifitas dan
pangannya. kesesuaian system manajemen
keamanan pangan.
5.1. Perencanaan Sistem Manajemen Kea-
manan Pangan 5.4. Komunikasi

Implementasi dari klausul-klausul 5.1, 5.2 5.4.1. Komunikasi Eksternal


dan 5.3 yang wajib dilaksanakan adalah
perusahaan atau top manajemen harus Untuk memastikan bahwa informasi yang
mengkomunikasikan kebijakan keamanan cukup mengenai isu keamanan pangan
pangan dan sasaran keamanan pangan tersedia di seluruh rantai pangan,perusahan
kepada seluruh karyawan. Bentuk – bentuk harus menetapkan, menerapkan dan
komunikasi dapat berupa apapun, missal : memelihara pengaturan komunikasi efektif.
pelatihan atau breafing, menuliskan Komunikasi tersebut harus memuat
kebijakan keamanan pangan pada setiap informasi mengenai aspek keamanan
ruangan, membuat spanduk atau barnner pangan atas produk yang dihasilkan yang
pada titik-titik strategis di perusahaan agar mungkin relevan bagi perusahaan dalam
mudah dibaca dan dipahami oleh seluruh rantai pangan. (hal ini berlaku terutama bagi
karyawan. Sebaiknya dalam hal ini selalu bahaya keamanan pangan. Rekaman
melakukan komunikasi ulang (refresh) untuk komunikasi harus diperihara). Personel yang
visi, misi, kebijakan keamanan pangan untuk ditetapkan harus memiliki tanggungjawab
menjaga kesadaran (awareness) yang baik dan wewenang yang jelas untuk
pada seluruh karyawan. mengkomunikasikan informasikan yang
berkenan dengan keamanan pangan
5.2. Tanggung Jawab & Wewenang kepada pihak eksternal dan informasi yang
didapat bias dijadikan update system
Top Manajemen harus memastikan bahwa keamanan pangan.
tanggung jawab dan wewenang dalam
perusahaan ditetapkan dan dikomunikasikan 5.4.2. Komunikasi Internal
untuk memastikan operasi dan
pemeliharaan system manajemen Sedangkan untuk komunikasi internal untuk
keamanan pangan yang efektif. Semua pemeliharaan efektifitas system keamanan
personel harus memiliki tanggung jawab pangan, perusahaan harus memastikan
untuk melaporkan masalah-masalah dalam bahwa tim keamanan pangan
system manajemen keamanan pangan diinformasikan tentang perubahan-
kepada personel yang telah ditetapkan. perubahan secara tepat waktu. Untuk
Setiap orang yang telah ditunjuk harus permudah implementasi komunikasi
memiliki tanggung jawab dan wewenang eksternal & internal maka harus dibuatkan
yang jelas untuk memprakarsai dan matriks untuk komunikasi eksternal &
merecord tindakan yang terjadi. internal.

5.3. Ketua Tim Keamanan Pangan 5.5. Kesiapan dan Tanggap Darurat

Top Manajemen harus menunjuk seseorang Top manajemen harus menetapkan,


sebagai Ketua Tim Keamanan Pangan, menerapkan dan memelihara prosedur
yang merupakan diluar tanggung jawab untuk mengelola situasi darurat yang tidak
lainnya, harus memiliki tanggu jawab dan diharapkan yang dapat berdampak pada
wewenang untuk: keamanan pangan.
a. Mengelola tim keamanan pangan dan
mengorganisasikan pekerjaannya 5.6. Tinjauan Manajemen
b. Memastikan pelatihan dan pendidikan
yang relevan bagi anggota tim 5.6.1. Umum
keamanan pangan
Manajemen puncak harus melakukan
c. Memastikan system manajemen
tinjauan system manajemen keamanan
keamanan pangan ditetapkan,
pangan organisasi, pada rentang waktu
diterapkan, dipelihara dan
yang terencana, untuk memastikan
dimutakhirkan

Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869    69
kesesuaian, kecukupan dan efektifitasnya tiap personel. Kompetensi dari masing-
secara berkesinambungan. maing karyawan harus dievaluasi atau digap
analisis secara periodic. Jika terdapat
5.6.2. Masukkan Tinjauan Manajemen kekurangan atau gap maka harus diambil
tindakan memenuhinya. Misalnya dengan
Masukan untuk tinjauan manajemen tidak mengadakan pelatihan, pendidikan dan
dibatasi pada informasi mengenai : action lainya. Pelatihan yang dilakukan
a. Tindakan lanjutan dari tinjauan harus dilihat keefektifannya. Hal penting
manajemen sebelumnya yang harus diperhatikan adalah memastikan
b. Analisa hasil kegiatan verifikasi bahwa karyawan yang bertanggung jawab
c. Kondisi yang berubah yang dapat untuk memantau, memastikan, mengoreksi
mempengaruhi keamanan pangan dan melakukan tindakan koreksi system
d. Situasi darurat, kejadian yang tidak manajemen keamanan pangan telah terlatih.
diinginkan Semua rekaman yang berkaitan dengan
e. Hasil tinjauan dari kegiatan pemutakhiran kompetensi, kepedulian dan pelatihan harus
system direkam.
f. Tinjauan kegiatan komunikasi, termasuk
umpan balik dari pelanggan 6.3. Insfrastruktur
g. Audit atau inspeksi eksternal
Data tersebut diatas harus ditunjukan Perusahaan harus menyediakan
dengan cara yang memungkinkan top sumberdaya untuk membangun dan
manajemen mengaitkan informasi tersebut memelihara insfrastruktur yang diperlukan
dengan sasaran system manajemen untuk menerapkan persyaratan standar ini.
keamanan pangan yang telah ditetapkan.
6.4. Lingkungan Kerja
f. Manajemen Sumber Daya
Organisasi harus menyediakan sumber daya
6.1. Ketentuan Tentang Sumber Daya untuk pembangunan, pengelolaan dan
pemeliharaan lingkungan kerja yang
Manajemen harus menyediakan, diperlukan untuk menerapkan standar ini.
memberdaya yang cukup untuk penetapan, Perusahaan harus meyediakan dan
penerapan dan pemeliharaan serta memelihara infrastruktur dan lingkungan
pembaharuan system manajemen yang sesuai untuk memastikan system
keamanan pangan. manajemen keamanan pangan. Dan untuk
menjaga serta mengimplementasikan maka
6.2. Sumber Daya Manusia dibuatkan audit internal GMP & 5 R.
6.2.1. Umum g. Perencanaan dan Realisasi Produk
yang Aman
Tim keamanan pengadaan personil lain
yang melaksanakan kegiatan yang 7.1. Umum
mempengaruhi keamanan pangan harus
kompeten dan memiliki pendidikan, Perusahaan harus merencanakan dan
pelatihan, keterampilan dan pengalaman mengembangkan proses yang diperlukan
yang sesuai. Jika bantuan tenaga ahli dari untuk menghasilkan produk yang aman.
pihak eksternal diperlukan untuk Perusahaan harus menerapkan,
pengembangan, penerapan operasi atau menjalankan dan memastikan efektivitas
asesmen system manajemen keamanan kegiatan yang direncanakan dan setiap
pangan, maka rekaman perjanjian atau perubahan. Hal ini termasuk rencana
kontrak yang menerapkan tanggung jawab HACCP.
dan wewenang tenaga ahli eksternal harus
tersedia. 7.2. Program Persyaratan Dasar (PRP)

6.2.2. Kompetensi, Kepedulian & Pelatihan 7.2.1. Perusahaan harus menetapkan,


menerapkan dan memelihara PRP
Dalam hal ini perusahaan harus memberi- untuk mengendalikan:
kan pengetahuan bagi para karyawan ten-
tang keamanan pangan. Untuk mempermu-
dah dibuatkan matriks kompetensi bagi se-

70 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869
a. Kemungkinan masuknya bahaya 7.3. Tahap Awal untuk Melakukan Analisa
keamanan pangan ke dalam produk bahaya
melalui lingkungan kerja.
b. Kontaminasi biologi, kimia dan fisika 7.3.1. Umum
pada produk mencakup kontaminasi
silang antar produk. Semua informasi relevan yang diperlukan
c. Tingkat bahaya keamanan pangan dalam untuk melakukan analisa bahaya harus
produk dan lingkungan pengolahan dikumpulkan, dipelihara, dimutakhirkan dan
produk. didokumentasikan.

7.2.2. PRP Wajib : 7.3.2. Tim Keamanan Pangan

a. Sesuai dengan kebutuhan perusahaan Tim keamanan pangan harus ditetapkan .


yang berkaitan dengan keamanan tim keamanan pangan harus memiliki
pangan kombinasi multidisplin pengetahuan, bidang
b. Sesuai dengan ukuran dan jenis operasi kerja dan pengalaman di dalam
dan sifat produk yang diproduksi dan pengembangan dan penerapan sistem
atau ditangani manajemen keamanan pangan.
c. Diterapkan pada seluruh system Perusahaan pangan sebaiknya
produksi, baik untuk program yang menjamin bahwa pengetahuan dan keahlian
berlaku umum atau program untuk spesifik terhadap produk tertentu tersebut
produk atau line operasi tertentu. untuk pengembangan rencana HACCP yang
d. Disahkan oleh tim keamanan pangan. efektif. Secara optimal, hal tersebut dapat
dicapai melalui sebuah tim dari berbagai
7.2.3. Pada saat memilih atau menetapkan disiplin ilmu. Ruang lingkup rencana HACCP
PRP, tim harus mempertimbangkan sebaiknya diidentifikasi. Ruang lingkup
dan memanfaatkan informasi yang tersebut sebaiknya menggambarkan seluruh
sesuai. Tim harus mempertimbangkan rantai pangan tersebut yang terlibat dan
hal-hal berikut ketika menetapkan penjabaran secara umum bahaya-bahaya
program-program: yang dimaksud.

7.3.3. Karakteristik Produk


a. Konstruksi dan tataletak bangunan dan
kelengkapan terkait Deskripsi lengkap mengenai produk
b. Tataletak ruang, termasuk ruang kerja sebaiknya disusun termasuk informasi
dan fasilitas pegawai keamanan pangan yang relevan seperti
c. Paasokan udara, air, energy dan komposisi, struktur fisika/kimia, perlakuan
kelengkapan kerja mikrosida/statis, penyimpanan dan daya
d. Jas pendukung termasuk pembuangan tahan serta metoda pendistribusian. Pada
limbah perusahaan yang memiliki berbagai macam
e. Kesesuaian peralatan dan kemudahan produk seperti PT. Mayora Indah Tbk,
akses untuk pembersihan, pengelompokan produk yang memiliki
pemeliharaan dan perawatan yang karakteristik atau tahapan proses yang
bersifat pencegahan serupa akan lebih efektif untuk tujuan
f. Pengelolaan bahan yang dibeli (seperti pengembangan rencana HACCP.
bahan baku, ingredien, bahan kimia
dan pengemas), pemasok (seperti air, 7.3.4. Maksud Penggunaan
udara, uap dan es), Pembuangan
limbah dan penanganan produk Maksud penggunaan sebaiknya didasarkan
(seperti penyimpanan dan transportasi) pada kegunaan-kegunaan yang diharapkan
g. Tidakan pencegahan terhadap dari produk oleh konsumen.
kontaminasi silang
h. Kebersihan dan sanitasi 7.3.5. Penyusunan Diagram Alir
i. Pengendalian hama
j. Higienis personel Flow proses atau bagan alir sebaiknya
sebaiknya disusun oleh team HACCP. Flow
Dari penjelasan diatas implementasi proses sebaiknya mencakup seluruh
dan dokumentasi harus dipastikan dapat tahapan proses dari setiap operasi produk
berjalan seperti yang telah distandarkan. tertentu. Flow proses yang sama dapat

Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869    71
digunakan untuk sejumlah produk yang Berikut adalah matriks untuk menentukan
dihasilkan menggunakan tahapan proses assessment bahaya, sebagai berikut:
yang sama. Dalam membuat flow proses
haruslah dibuat secara lengkap, flow proses Probality L M H
juga mencantumkan secara lengkap uraian
tahapan proses dan tindakan pengendalian Severity
yang diperlukan dan harus diverifikasi dan
dicocokan dengan lapangan. Untuk L LL LM LH
mendapatkan flow proses yang sesuai terus
menerus, maka dilakukan verifikasi secara M ML MM MH
periodic. Jika terjadi perubahan dilapangan
H HL HM HH
maka harus segera dilakukan updating atau
pembaharuan. Matriks diatas dapat digunakan
dengan melakukan assessment dan
7.4. Analisa Bahaya
probability dengan severity atau P x S =
7.4.1. Umum signifikan atau tidak signifikan, tergantung
kombinasi dari matriks diatas.
Tim keamanan pangan harus melakukan
suatu analisa terhadap bahaya yang 7.4.4. Seleksi dan Asesment Tindakan Pen-
mungkin terkandung dalam bahan atau gendalian
proses produksi suatu produk untuk
dikendalikan atau bahkan dihilangkan. Berdasarkan asessment bahaya kombinasi
tindakan pengendalian yang sesuai harus
7.4.2. Melakukan Analisa Bahaya dipilih yang mampu untuk mencegah,
Terhadap RM & PM menghilangkan atau mereduksi keberadaan
bahaya pada tingkat yang dapat diterima.
Dalam melakukan analisa bahaya Raw Dalam seleksi ini semua tindakan
Material (RM), hal yang paling penting pengendalian harus dilihat efektifitasnya
perusahaan harus mengumpulkan semua terhadap bahaya keamanan pangan.
informasi dan data yang berkaitan dengan Pemilihan harus dilakukan menggunakan
bahan tersebut baik data internal maupun pendekatan logis.
eksternal. Tujuannya adalah untuk melihat
apakah terdapat bahaya fisik, kimia dan 7.5. Penentuan Titik Kendali Kritis
microbiologi yang terkandung dalam RM PRP/OPRP
tersebut. Data tersebut penting untuk proses
penetapan bahaya apa saja yang Titik kendali kritis dimana pengendalian
diterapkan untuk mengatasi bahaya yang
terkandung. Pedekatan untuk Packaging
sama. Penentuan TKK dalam system
Material dan ingredient sama
pendekatannya seperti pada RM. HACCP dapat dipermudah dengan
penerapan pohon keputusan yang menunjuk
7.4.3. Asesment Bahaya suatu pendekatan pemikiran yang logis.
Penerapan pohon keputusan sebaiknya
Assessment bahaya harus dilaksanakan fleksibel, tergantung apakah operasi
untuk menetapkan setiap bahaya keamanan tersebut untuk produksi, pemotongan,
pangan yang teridentifikasi, apakah terdapat penyimpangan,distribusi atau yang
proses pengendalian bahkan penghilangan lainnya.pohon keputusan sebaiknya
bahaya sampai pada batas yang dapat digunakan sebagai panduan saat
diterima hal tersebut penting dalam menentukan TKK.
meproduksi pangan yang aman dan apakah
pengendaliannya diperlukan agar batas
yang dapat diterima terpenuhi. Setiap
bahaya keamanan pangan harus dievaluasi
sesuai dengan keparahan dari dampak
negative kesehatan dan kemungkinan
terjadi bahaya. Metodologi yang digunakan
harus diuraikan dan hasil dari assessment
keamanan pangan harus terdokumentasi.

72 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869
Berikut ini adalah pohon keputusan 7.7. Pembaharuan Informasi & Rencana
untuk RM & PM : HACCP

Setelah dilakukan penetapan PRP & CCP


atau rencana HACCP Tim Keamanan
Pangan wajib selalu memperbaharui
informasi, seperti : karakteristik produk,
penggunaan, flow proses dan parameter
proses, tindakan pengendalian dan tahapan
proses. Tim keamanan pangan yang telah
ditunjuk harus selalu memperbaharui system
secara terus menerus, khususnya jika
terdapat perubahan yang terkait seperti
yang diatas. Pembaharuan harus mencakup
semua hal yang berkaitan baik dari
dokumen hingga catatan dll.
Berikut adalah pohon keputusan untuk
proses: 7.8. Perencanaan Verifikasi

Menetapkan prosedur verifikasi dan metoda


audit, prosedur dan pengujian termasuk
mengambil contoh secara acak dan analisa
dapat digunakan untuk menentukan bila
system HACCP bekerja secara baik dan
benar. Frekuensi verifikasi sebaiknya cukup
untuk mengkonfimasikan bahwa system
HACCP berkerja secara baik dan efektif.
Bila tindakan verifikasi tertentu tidak dapat
dilakukan sendri, verifikasi sebaiknya
dilaksanakan oleh tenaga ahli diluar
perusahaan kita atau pihak ketiga yang
kompeten. Apabila mungkin, kegiatan
7.6. Penentuan Titik KendaliKritis CCP validasi sebaiknya mencakup tindakan untuk
mengkonfirmasi kebenaran semua elemen-
Pemantauan merupakan pengukuran atau elemen system HACCP.
pemantauan terjadwal atas suatu CCP yang
berhubungan dengan batas kritisnya. 7.9. System Mampu Telusur
Prosedur pemantauan harus mampu
mendeteksi hilangnya pengendalian pada Organisasi harus mampu menetapkan dan
CCP. Pada kegiatan pemantauan menerapkan system mampu telusur lot
monitoring adalah pengujian dan sebuah produk dan keterkaitannya denga
jumlah batch raw material, rekaman proses
pengamatan terjadwal terhadap efektifitas
proses pengendalian titik kendali kritis dan penerimaan dan pengiriman barang. System
CL untuk menjamin keamanan produk. TKK mampu telusur harus dapat mengidentifikasi
dan CL dapat dipantau oleh tim yang telah raw material yang masuk dari pemasok atau
dipilih serta dengan frekuensi pengecekan supplier dan rantai awal distribusi produk
yang telah ditentukan berdasarkan berbagai akhir. Catatan mampu telusur harus
dipelihara dalam periode yang telah
pertimbangan. Pemantauan dapat berupa
pengamatan yang direkam dengan form ditetapkan untuk asesmen system yang
memungkinkan dilakukan penanganan
monitoring ataupun suatu pengukuran yang
produk yang tidak aman dan untuk
dituangkan kedalam suatu laporan. Pada
tahap ini tim HACCP perlu memperhatikan keperluan penarikan produk. Dalam
implementasinya perusahaan harus
cara pemantauan yang dilakukan, waktu
menetapkan identifikasi yang baik mulai dari
dan frekuensi. Serta semua hal yang
memang perlu dilakukan pemantauan. penerimaan raw material, transfer material,
proses, produk akhir hingga sampai
pengiriman. Umumnya identifikasi yang
digunakan ialah dengan menggunakan No.
Lot atau batch. Untuk itu perusahaan harus
 

Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869    73
memastikan bahwa seluruh form yang berisi 8.1. Umum
catatan tentang batch number/lot haruslah
saling berurutan sehingga tidak ada Tim keamanan pangan harus
lot/batch number yang hilang. Perusahaan merencanakan dan menetapkan proses
secara berkala harus mencoba atau menguji yang diperlukan untuk memvalidasi tindakan
system mampu telusur dengan cara pengendalian dan atau kombinasi tindakan
melakukan mock recall. pengendalian dan untuk memverifiksi dan
peningkatan system manajemen kemanan
7.10. Penetapan Tindakan Pengendalian pangan.

Penetapan tindakan perbaikan yang spesifik 8.2. Validasi Kombinasi Tindakaan Pengen-
harus dikembangkan untuk setiap tahapan dalian
proses. Tindakan-tindakan yang dilakukan
harus menjamin bahwa semuanya Sebelum penerapan tindakan pengendalian
terkendali. Tindakan yang dilakukan juga dimasukan dalam PRP dan rencana HACCP
harus mencakup disposisi yang tepat dari dan setelah terdapat perubahan, tim harus
produk yang tidak sesuai. Tidakan koreksi memvalidasi bahwa:
yang dilakukan jika terjadi penyimpangan
sangat tergantung pada resiko produk a. Tindakan pengendalian yang dipilih
pangan. mampu mengendalikan bahaya
keamanan pangan yang tealah
7.10.3. Penanganan Produk yang ditetapkan
Berpotensi tidak Aman b. Kombinasi tindakan pengendalian telah
efektif dan mampu memastikan
7.10.3.1. Umum pengendalian bahaya keamanan pangan
pada tingkat yang dapat diterima
Perusahaan harus menangani produk yang sehingga diperoleh produk yang aman
tidak sesuai dengan cara melakukan Jika hasil validasi menunjukan satu atau dua
tindakan pencegahan agar produk tersebut hal diatas tidak dapat dikonfirmasi, tindakan
tidak masuk kedalam rantai pangan. Semua pengendalian dan kombinasi harus
lot/batch number yang tidak sesuai harus dimodifikasi dan di akses ulang.
dikendalikan oleh perusahaan sampai
lot/batch number yang bermasalah dievalusi. 8.3. Pengendalian Pemantauan & Pengu-
Jika produk tersebut dalam pengendalian kuran
maka ditetapkan sebagai produk yang tidak
aman, perusahaan harus memberitahukan Perusahan harus memberikan bukti bahwa
kepada seluruh pihak-pihak yang terkait dan metoda pengukuran tertentu dan peralatan
mulai melakukan penarikan produk. cukup untuk memastikan kinerja prosedur
pengukuran dan pemantauan.Tim harus
7.10.3.2. Evaluasi Pelepasan mengakses keabsahan hasi pengukuran
yang sebelumnya bila peralatan proses di-
Setiap lot produk yang tidaksesuai hanya temukan tidak memenuhi persyaratan. Saat
akan direlease apabila telah memenuhi digunakan dalam pemantauan dan pengu-
kondisi, sebagai berikut: kuran pada persyaratan yang ditetapkan.
a. Bukti dari sistem pemantauan yang ada,
menunjukan tindakan pengendalian telah 8.4. Verifikasi Sistem Manajemen
efektif Keamanan Pangan
b. Bukti yang menunjukan bahwa pengaruh
kombinasi dari tindakan pengendalian 8.4.1. Verifikasi Audit Internal
produk tertentu memenuhi kinerja yang
dimaksud Perusahaan yang telah menerapkan sebuah
c. Hasil pengamatan, misal analisis atau system harus menerapkan audit internal
kegiatan verifikasi menunjukan bahwa lot pada selang waktu yang telah direncanakan
produk yang tercemar memiliki tingkat yang berfungsi untuk memastikan apakah
bahaya yang dapat diterima system yang telah diterapkan sudah dapat
8. Validasi, Verifikasi dan Perbaikan berjalan efektif. Program audit harus
Sistem. direncanakan, dengan mempertimbangkan
pentingnya proses dan area yang akan
diaudit. Criteria, lingkup, frekuensi dan

74 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869
metoda audit harus ditetapkan.pemilihan 1. Pelaporan Tim Ke Manajemen
auditor dan pelaksana harus memastikan
obyetivitas dan kenetralan pada saat proses Langkah selanjutnya adalah melakukan
audit. pelaporan oleh tim iso internal perusahaan
kepada manajemen perusahaan. Langkah
8.4.2. Evaluasi Hasil Verifikasi Individu ini untuk memastikan bahwa tim iso internal
bisa menjalankan manajemen iso dengan
Jika verifikasi tidak menunjukkan dengan baik dan benar sebelum memasuki tahap
peraturan yang direncanakan, perusahaan audit oleh Badan Sertifikasi ISO.
harus mengambil tindakan untuk mencapai
kesesuaian yang disyaratkan. 2. Pendaftaran Ke Badan Sertifikasi
8.4.3. Analisa Hasil Kegiatan Verifikasi Ini merupakan langkah terakhir yang
dilakukan yaitu mengajukan pendaftaran,
Tim keamanan pangan harus penjadwalan kapan akan diaudit system
menganalisishasil kegiatan verifikasi, yang telah dibuat. PT.Mayora Indah Tbk
mencakup hasil internal audit maupun memilih badan sertifiaksi SGS. Dalam
eksternal audit yang telah dilakukan. Anilisis proses audit oleh badan sertifikasi dibagi
tersebut harus dilakukan untuk: menjadi 2 tahap yaitu audit dokumentasi
a. Mengkonfirmasi bahwa kinerja sistem atau audit prosedur yang kedua adalah audit
secara keseluruhan telah memenuhi implementasi. Jarak antara audit pertama
peraturan yang terencana, dan dengan audit kedua maksimal 3 bulan untuk
memenuhi persyaratan sistem melakukan perbaikan. Sebaiknya ditemukan
manajemen kemanan pangan sebanyak mungkin ketidak sesuaian pada
b. Identifikasi keperluan pembaharuan audit pertama agar pada tahap audit kedua
atau perbaikan sistem manajemen tidak ada kegagalan. Setelah anda diaudit
keamanan pangan badan sertifikasi makan akan diterbitkan
c. Identifikasi kecenderungan yang sertifikat iso yang bisa anda banggakan
menunjukan peningkatan kejadian karena sebagai bukti kerja keras dari tahap
akibat produk yang berpotensi tidak awal improvement yang mulai anda
aman jalankan.
Hasil analisis kegiatan harus dilaporkan
ke top manajemen sebagai salah satu 4. SIMPULAN DANSARAN
masukan dalam rapat tinjauan manajemen.
Simpulan
8.5. Perbaikan
a. Penerapan ISO 22000 : 2005 &
8.5.1. Perbaikan Berkesinambungan HACCP pada PT. Mayora Indah Tbk.
Sangat berpengaruh terhadap perkem-
Top manajemen harus selalu memastikan bangan atau kemajuan dari perusa-
bahwa karyawan memperbaiki secara haan karena dengan mengimplementa-
berkesinambungan melalui komunikasi. sikan ISO 22000 : 2005 & HACCP ma-
Dalam implementasi perbaikan ka PT. Mayora Indah Tbk dapat meng-
berkesinambungan harus sebagai alat untuk hasilkan produk – produk yang berkua-
melakukan perbaikan atau improvement litas sebagai persyaratan utama pe-
secara terus menerus. langgan sehingga PT. Mayora Indah
mendapat kepercayaan dari pelanggan.
8.5.2. Pembaharuan System Manajemen b. Dengan menerapakan ISO 22000 :
Keamanan Pangan 2005 & HACCP di PT. Mayora Indah
Tbk sehingga seluruh proses produksi
Manajemen puncak harus dapat
dapat dikendalikan dan dipastikan
memastikan bahwa system manajemen
keamanan pangannya.
kemanan pangan dapat terus diperbaharui
c. Dengan menerapakan ISO 22000 :
secara berkesinambungan. Untuk mencapai
2005 & HACCP di PT. Mayora Indah
hal ini, tim kemanan pangan harus
Tbk untuk penanganan
mengevaluasi sistem manajemen keamanan
ketidaksesuaian produk dapat segera
pangan pada selang waktu yang telah
diatasi atau ditindaklanjuti agar segera
direncanakan.
melakukan preventive dan corrective
action.
 

Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869    75
d. Dengan menerapkan ISO 22000 : 2005
& HACCP di PT. Mayora Indah Tbk
semua kegiatan dapat berjalan secara
terintegrasi dan berkesinambungan.
e. Pendokumentasian dan rekaman
kegiatan dalam semua proses dapat
terdokumentasi secara baik sehingga
mampu telusur dapat berjalan efektif.

Saran

a. Agar PT. Mayora Indah Tbk. Dapat terus


melaksanakan atau menjalankan
system manajemen keamanan secara
konsisten serta terintegrasi dan selalu
berusaha untuk meningkatkan efektifitas
serta melakukan perbaikan secara
berkesinambungan sesuai dengan
regulasi yang terbaru.
b. Setiap karyawan dituntut dapat serta
berperan aktif dalam melakukan
penerapan system manajemen
keamanan pangan agar selalu terjadi
siklus improvement yang dapat
menguntungkan perusahaan dan
system manajemen keamanan pangan
dapat berjalan dengan baik.
c. Agar setiap karyawan baik level top
manajemen sampai level operator dapat
berkomitmen dalam penerapan system
manajemen keamanan pangan.

DAFTAR PUSAKA

ISO – TS 22002-1/PAS 220 : 2008, Publicly


Available Specification
ISO 22000 : 2005, Food Safety
Management System
Koto, Edi S, (2012), Panduan Lengkap
Sistem Manajemen Keamanan Pangan,
Cibubur.
Koto, Edi S, (2012), Panduan
LengkapHazards Analysis Critical
Control Point.
SNI 01-4852 : 1998, Hazards Analysis
Critical Control Point
SNI ISO 22000 : 2009, System Manajemen
Keamanan Pangan

76 Jurnal Ilmiah PASTI Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869

Anda mungkin juga menyukai