Anda di halaman 1dari 19

Critical Review Journal

Development of Consumption and Supplying


Energy in Indonesia’s Economy
Authors : S I Faizah & U A Husaeni

Reviewed by :
Jehan Noor Auda
1706128810
Latar Belakang
• Eksplorasi sumber energi, lebih berfokus pada energi tidak terbarukan (energi fosil)
• Berimplikasi pada kelangkaan crude oil dan meningkatkan impor CPO dan produk
turunannya
• Cadangan minyak mentah di Indonesia hanya tersisa untuk 22,99 tahun ke depan,
sedangkan gas alam sekitar 58,95 tahun dan batu bara sekitar 82,01 tahun dengan asumsi
tidak ditemukan sumber yang baru (ESDM, 2017)
• Pada aspek tingkat konsumsi, terjadi kenaikan konsumsi energi di Indonesia setiap
tahunnya. Diketahui bahwa rata-rata kenaikan konsumsi energi meningkat 2,73% dengan
kontribusi penggunaan energi terbesar berasal dari sektor industri
Kalkulasi Konsumi Energi
Metode Penelitian
Sumber Data
Data sekunder time series dari tahun 2007-2017, meliputi data konsumsi energi per
sektor, jenis energi dan supply energi. Data didapatkan dari Kementerian ESDM, BPS
dan sumber lain.

Metode Analisis
Kombinasi antara analisis deskriptif dan analisis trend. Dimana analisis trend
menunjukkan pola atau fluktuasi konsumsi energi, jenis energi dan supply energi.
Analisis dekriptif menjabarkan masalah akibat adanya fluktuasi pada trend.
Hasil dan Pembahasan
Konsumsi Energi Sektor Industri
Pada periode 10 tahun (2007-2017), konsumsi energi berfluktuasi, dan pada sektor
industri konsumsi energi terbesar terjadi pada tahun 2012. Jenis energi yang digunakan
pada sektor industri adalah biomasa, batu bara, briket, gas, minyak bumi, LPG, listrik dll
Hasil dan Pembahasan
Konsumsi Energi Sektor Rumah Tangga
Tingginya penggunaan biomasa sebagai sumber energi, menunjukkan bahwa masih banyak
rumah tangga yang melakukan aktivitas memasak dengan cara tradisional, khususnya di
wilayah pedesaan. Energi biomasa yang digunakan pada sektor rumah tangga adalah kayu
bakar, arang dll.
Hasil dan Pembahasan
Konsumsi Energi Sektor Transportasi
Penggunaan energi pada sektor transportasi terus meningkat setiap tahunnya, dengan
peningkatan rata-rata 3,31% per tahun. Jenis energi yang paling banyak digunakan adalah
bahan bakar, dan konsumsi bahan bakar berbanding lurus dengan banyaknya jumlah
kendaraan bermotor.
Hasil dan Pembahasan
Konsumsi Energi Sektor Komersial
Penggunaan energi pada sektor ini umumnya digunakan untuk pemenas air, pendingin
ruangan (AC), pencahayaan, memasak dll. Jenis energi yang paling banyak digunakan
adalah energi listrik.
Hasil dan Pembahasan
Ketersediaan Energi di Indonesia
1. Suplai Batu Bara
Konsumsi batu bara umumnya digunakan pada pembangkit listrik dan sektor industry bidang
besi dan baja, keramik dan semen, pulp dan kertas, serta briket. Sebagian kecil rumah tangga
juga masih menggunakan batu bara, karena harganya yang relative lebih rendah
dibandingkan dengan LPG.
Pada periode 2007-2017, produksi batu bara mencapai 3.808 juta ton. Sedangkan, sekitar
2.958 juta ton diekspor ke beberapa negara Asia, Eropa dan Amerika. Jadi hanya sekitar
9,28% yang digunakan di dalam negeri, dan 90,72% diekspor.
Hasil dan Pembahasan
Ketersediaan Energi di Indonesia
2. Minyak Mentah
Ketersediaan minyak mentah atau crude oil
mengalami deplesi setiap tahunnya. Produksi minyak
mentah di Indonesia diperkirakan hanya akan mampu
memenuhi kebutuhan untuk 30 tahun kedepan.
Hasil dan Pembahasan
Ketersediaan Energi di Indonesia
3. Gas Alam
Rendahnya produksi gas alam dikarenakan terbatasnya

kapasitas produksi. Alat instalasi produksi gas yang sudah

tua dan semakin rendahnya tingkat investasi untuk

eksplorasi menjadi faktor penyebabnya. Rendahnya

investasi dalam minyak dan gas disebabkan oleh sejumlah

ketidakpastian, termasuk masalah keamanan, pajak yang

tinggi ketidakpastian posisi pemerintah dan pembaruan

kontrak di sumur minyak yang ada.


Hasil dan Pembahasan
Ketersediaan Energi di Indonesia
4. Listrik
Penjualan listrik di Indonesia meningkat dengan rata-rata 6,24% per tahun. Sektor rumah tangga
berkontribusi besar dalam mengkonsumsi listrik (69,313 GWh). Meningkatnya penjualan dan konsumsi
listrik, mendorong pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga air, energi panas bumi, mikrohidro,
biomassa, matahari dan angin.
Hasil dan Pembahasan

Solusi untuk Mengatasi Masalah Kelangkaan Energi di Indonesia


1. Konservasi Energi
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membangun gerakan konservasi energi adalah
kampanye hemat energi, mengadakan program audit energi, menyebarluaskan teknik konservasi energi,
memberikan insentif untuk pemanfaatan efisiensi energi. Pemerintah dapat menyiapkan UU Konservasi
Energi dan mendirikan Pusat Konservasi Energi Nasional, seperti yang dilakukan Jepang dan Thailand.
Hasil dan Pembahasan
Solusi untuk Mengatasi Masalah Kelangkaan Energi di Indonesia
2. Kebijakan
Sebagai upaya mengatasi isu ketersediaan energi yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam
negeri, maka perlu untuk memberlakukan kebijakan jangka pendek, menengah dan panjang. Kebijakan
jangka pendek diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan energi, antara
lain oleh konversi bahan bakar ke gas untuk rumah tangga, dan penghapusan subsidi bahan bakar.
Kebijakan jangka menengah diperlukan upaya untuk meningkatkan investasi dari aspek produksi,
pemrosesan dan distribusi energi fosil, Dalam jangka panjang, upaya untuk mengalihkan penggunaan
energi dari sumber daya tak terbarukan ke penggunaan energi terbarukan, seperti air, angin, biomassa,
biodiesel, biogas dan sumber energi berkelanjutan lainnya.
Hasil dan Pembahasan
Best Practice di Negara Lain
• Tahun 1981 Pemerintah Malaysia mengeluarkan regulasi terkait kebijakan diversifikasi untuk menurunkan jumlah
konsumsi bahan bakar minyak dalam pembangkit listrik dan menggantinya dengan gas alam, batubara dan
hydropower. Walaupun hasil implementasi kebijakan dinilai cukup lambat, tetapi pada tahun 2000 mulai tampak
adanya perubahan, dimana permintaan bahan bakar minyak menurun dari 88% menjadi 10%, sedangkan
permintaan gas alam meningkat dari 1% menjadi 75%.
• Pemerintah Thailand menganggap bahwa sektor transportasi berkontribusi besar terhadap konsumsi energi,
sehingga pemerintah membentuk beberapa program yang dicapai melalui pemberian insentif seperti pembebasan
pajak tanah untuk konstruksi bangunan tempat tinggal berkepadatan tinggi dan engontrol kepadatan kota di zona
pinggiran kota melalui mekanisme kontrol penggunaan lahan
Kesimpulan
Dalam rangka mengatasi masalah energi di Indonesia, konservasi energi diperlukan di
berbagai lapisan, baik dari aspek manajemen manajemen energi maupun dari kalangan
masyarakat. Selain itu, ada juga kebutuhan akan kebijakan ekonomi suku bunga rendah
dan nilai tukar yang stabil untuk mendorong investasi energi dalam rangka
meningkatkan produksi minyak mentah dan menangkal dampak negatif dari kenaikan
harga minyak dunia yang mengarah pada penurunan pasokan energi. Dalam jangka
panjang, upaya harus dilakukan untuk mengalihkan penggunaan energi dari sumber
daya tak terbarukan ke penggunaan energi terbarukan, seperti air, angin, biomassa,
biodiesel, biogas dan sumber energi berkelanjutan lainnya.
Pendapat dan Saran
Secara keseluruhan isi jurnal Development of Consumption and Supplying Energy in
Indonesia’s Economy, sudah cukup baik dalam menyajikan data sehingga membantu
pembaca awam untuk memahami isi jurnal. Tetapi, akan lebih baik apabila setiap hasil
analisis data lebih dielaborasi secara lebih detail, sehingga akan memberikan value
added kepada pembaca.
Kritik Jurnal
• Metode yang digunakan dalam jurnal adalah analisis trend dan analisis deksriptif. Sedangkan apabila
dibaca secara keseluruhan, perlu adanya wawancara kepada pihak terkait di setiap sektor yang diteliti.
Karena jurnal jadi terkesan hanya menjabarkan hasil kompilasi data yang didapatkan dari
Kementerian ESDM dan BPS tanpa adanya penjelasan secara konkrit. Sebagai contoh, tidak ada
penjelasan mengapa konsumsi energi pada sektor industry di tahun 2012 sangat tinggi, dan kemudian
turun lebih dari 100.000 BOE di tahun selanjutnya. Apakah karena jumlah industri di tahun 2012
meningkat, atau karena di tahun 2013 industri mulai mengganti penggunaan non renewable energy
menjadi renewable energy, atau karena adanya improvement industri dalam hal teknologi, sehingga
lebih hemat konsumsi energi?.
Daftar Pustaka
Azam, M., Qayyum, A., Zaman, K., & Ahmad, M. (2015). Factors determining energy consumption :
Evidence from Indonesia , Malaysia and Thailand. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 42,
1123–1131. https://doi.org/10.1016/j.rser.2014.10.061

Chong, C., Ni, W., Ma, L., Liu, P., & Li, Z. (2015). The use of energy in Malaysia: Tracing energy flows
from primary source to end use. Energies, 8(4), 2828–2866. https://doi.org/10.3390/en8042828

Kunvitaya, A., & Dhakal, S. (2017). Household energy requirements in two medium-sized Thai cities with
different population densities. Environment and Urbanization, 29(1), 267–282.
https://doi.org/10.1177/0956247816659804

Mujiyanto, S., & Tiess, G. (2013). Secure energy supply in 2025 : Indonesia ’ s need for an energy policy
strategy. Energy Policy, 61(5), 31–41. https://doi.org/10.1016/j.enpol.2013.05.119

Anda mungkin juga menyukai