AUDIT ENERGI
Kelompok : B 6J-2
Nama Praktikan : Farah Adibah Ramadhanty (1217020044)
Febrianto Wibowo (1217020022)
Harrid Naufal Gifari (12170200)
Hilal Mafaza (12170200)
Inna Amilia Alqoina (12170200)
Irmawati Irawan (12160200)
Kelas : 6J
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan
Audit Bangunan Gedung ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterimakasih kepada Bapak Ir. Rahman Filzi, MT selaku Dosen
pengampu matakuliah Audit Energi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Laporan Audit. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Lantai 1
Nama Temperature Kelembapan Jumlah
No. AC Kadar CO2
Ruangan [oC] Nisbi [%] Nyala
[ppm]
1 Ruang A.105 26,7 69,3 2 1 -
2 Ruang A.106 26 69,6 2 1 -
3 Ruang A.107 27,3 70,4 2 1 -
Ruang A.108
4 23 68 1 1
(R.Tamu) -
Ruang A.109
5 24 63,1 2 1
(Perpus) -
6 Ruang A.110 24,5 63,7 1 2 -
7 Ruang A.111 24,8 64,5 2 2 -
Ruang A.112
8 25,1 65,3 2 2
(R.Dosen) -
Ruang A.113
9 25,4 67,1 2 2
(lab) -
10 Ruang A.114 26,6 69,2 2 1 -
11 Ruang A.115 24,7 64,1 2 2 -
12 Ruang A.116 26,4 68,5 2 1 -
Ruang A.117
13 23 48 2 1
(R.Proyektor) -
Lantai 2
Lantai 2
Nomor Tingkat
Kondisi
Lampu Titik Penerangan Ket
Nama Luas Cuaca
Pengukuran [lux]
Ruangan [m2]
Jumlah
Jenis Jumlah
Nyala
Ruang TL 36
64 12 11 1,2,3,4 303,232,723,832 Cerah
A.205 Watt
Ruang TL 36
A.207
64 Watt
12 11 1,2,3,4 278,295,842,932 Cerah
Ruang TL 36
A.208
64 Watt
12 11 1,2,3,4 248,289,867,1002 Cerah
Ruang TL 36
A.209
64 Watt
8 7 1,2,3,4 238,298,856,946 Cerah
Ruang TL 36
A.210
64 Watt
12 12 1,2,3,4 258,289,866,963 Cerah
Ruang TL 36
A.211
64 Watt
12 12 1,2,3,4 234,279,876,987 Cerah
Ruang TL 36
A.212
64 Watt
18 14 1,2,3,4 243,287,898,979 Cerah
Ruang TL 36
A.213
64 Watt
12 10 1,2,3,4 348,298,932,1012 Cerah
Ruang TL 36
A.214
64 Watt
11 10 1,2,3,4 344,294,943,1015 Cerah
Ruang TL 36
A.215
64 Watt
8 6 1,2,3,4 358,289,956,1009 Cerah
Ruang TL 36
A.216
64 Watt
12 12 1,2,3,4 367,292,977,1018 Cerah
TL 36
Koridor
Watt
5 5 1,2,3,4 Cerah
Kamar
Mandi 2 2 1,2,3,4 Cerah
Campur
TL 36 232,243,943,989
Mushola 2 2 1,2,3,4 Cerah
Watt
Hasil
Parameter Satuan Gedung
Pengamatan
Bentuk Bangunan Balok -
Panjang 19,6 m
Lebar 40,5 m Gedung A (Teknik
Tinggi 7,9 m Mesin)
Jumlah Lantai 2 -
Orientasi (Arah Hadap) Selatan -
BAB 3
ANALISA DATA
3.1.1Heating
Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang
sepanjang musim didominasi dengan suhu yang dingin. Tersusun oleh beberapa bagian
penting antara lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic.Furnace berfungsi
sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air bernama hydronic di
boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang selanjutnya setelah dari
boiler, hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas yang dikandungnya ke
udara yang tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk memanaskan ruangan.
3.1.2Ventilation
Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan
dengan udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan yang
tidak sedap, karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di
dalam ruangan. Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida.
3.1.3Air Conditioning
Air Conditioning (AC) menggunakan prinsip siklus mesin pendingin, yang terdiri
dari beberapa bagian penting yaitu refrigerant, kompresor, heat exchanger, dan katup
ekspansi.
Udara yang tersirkulasi diserap panasnya melalui heat exchanger oleh liquid chiller di
satu komponen bernama Air Handling Unit (AHU). Sedangkan panas dari liquid
chiller diserap oleh refrigerant melalui heat exchanger yang lainnya. Jadi ada semacam
proses pendinginan bertingkat di dalamnya.
Ada satu alasan yang kuat mengapa AC yang digunakan di gedung-gedung besar
menggunakan liquid chiller. Karena udara yang bersirkulasi di dalam gedung bervolume
besar, maka akan lebih jauh efisien jika menggunakan media liquid chiller sehingga
energi yang dibutuhkan untuk operasional AC lebih rendah jika dibandingkan tanpa
menggunakan liquid chiller.
Tujuan dari desain Sistem Tata Udara adalah untuk menyediakan sistem sesuai
dengan ketentuan CPOB untuk memenuhi kebutuhan perlindungan produk dan proses
sejalan dengan persyaratan GEP (Good Engineering Practices), seperti keandalan,
perawatan, keberlanjutan, fleksibilitas, dan keamanan.
Desain Sistem Tata Udara memengaruhi tata letak ruang berkaitan dengan hal seperti
posisi ruang penyangga udara (airlock) dan pintu. Tata letak ruang memberikan efek
pada kaskade perbedaan tekanan udara ruangan dan pengendalian kontaminasi silang.
Pencegahan kontaminasi dan kontaminasi silang merupakan suatu pertimbangan desain
yang esensial dari sistem Tata Udara. Mengingat aspek kritis ini, desain Sistem Tata
Udara harus dipertimbangkan pada tahap desain konsep industri farmasi.
Masalah yang biasanya dikaitkan dengan desain Sistem Tata Udara adalah : .
Parameter kritis dari tata udara yang dapat memengaruhi produk adalah :
suhu
kelembaban
partikel udara (viabel dan non viabel)
perbedaan tekanan antar ruang dan pola aliran udara
volume alir udara dan pertukaran udara
sistem filtrasi udara
Dengan pertimbangan :
Klasifikasi ruang
Produk/bahan yang digunakan
Jenis proses, padat, cairan/semi padat atau steril
Proses terbuka atau tertutup
Keterangan :
Dalam mengaudit sistem tata udara di Gedung A, total ruangan yang kami audit
ada 25 ruangan yaitu di lantai 1 terdapat 13 ruangan dan di lantai 2 terdapat 12
ruangan.
Lantai 1
Ruang A.105
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,7˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 69,3%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.106
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 69,6%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.107
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 27,3˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C hal ini dkarenakan AC pada ruangan ini tidak berfungsi
dengan baik. Ruangan ini memiliki kelembaban nisbi 70,2%. Dari data yang
diambil bahwa kelembaban nisbi juga tidak sesuai dengan standar yang efisien
yaitu antara 60% - 70%.
Ruang A.108
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 23˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros.
Ruang ini memiliki kelembaban nisbi 68%. Kami melihat data yang diambil
bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu antara 60% -
70%.
Ruang A.109
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 24˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros dan
memiliki kelembaban nisbi 63,1%. Berdasarkan data yang diambil bahwa
kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu antara 60% - 70%.
Ruang A.110
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 24,5˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros.
Ruangan ini memiliki kelembaban nisbi 63,7%. Kami melihat data yang
diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.111
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 24,8˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk
boros.Ruang ini memiliki kelembaban nisbi 64,5%. Kami melihat data yang
diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.112
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,1˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros.
Ruangan ini memiliki kelembaban nisbi 65,3%. Kami melihat data yang
diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.113
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,4˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 67,1%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.114
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,6˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 69,2%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.115
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 24,7˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros
dan memiliki kelembaban nisbi 64,1%. Kami melihat data yang diambil bahwa
kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu antara 60% - 70%.
Ruang A.116
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,4˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 68,5%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.117 (Ruang Proyektor)
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 23˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros dan
memiliki kelembaban nisbi 48%. Kami melihat data yang diambil bahwa
kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu antara 60% - 70%.
Lantai 2
Ruang A.205
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,3˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 69,1%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.206
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,7˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 67,1%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.207
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,6˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 68,3%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.208
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,7˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 69,2%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.209
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,9˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 67,4%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.210
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 27,6˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C hal ini dikarenakan AC yang tidak berfungsi dengan
baik. Ruangan ini memiliki kelembaban nisbi 71,6%. Dari data yang diambil
bahwa kelembaban nisbi juga tidak sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.211
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 68,4%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.212
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 24,8˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu tidak sesuai standar
yaitu sebesar 25±2 ˚C sehingga penggunaan AC di ruangan ini termasuk boros
dan memiliki kelembaban nisbi 68,9%. Kami melihat data yang diambil bahwa
kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu antara 60% - 70%.
Ruang A.213
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,3˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 66,3%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.214
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,9˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 69,7%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.215
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 25,8˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 67%. Kami melihat data yang
diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Ruang A.216
Dari hasil audit kami didapatkan data bahwa suhu pada ruangan tersebut yaitu
sebesar 26,2˚C. Dari data ini membuktikan bahwa suhu sesuai standar yaitu
sebesar 25±2 ˚C dan memiliki kelembaban nisbi 68,6%. Kami melihat data
yang diambil bahwa kelembaban nisbi sesuai dengan standar yang efisien yaitu
antara 60% - 70%.
Dengan:
OTTV = Nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki
arah atau orientasi tertentu (W/m2)
α = absorbtans radiasi matahari
UW = Transmitans termal dinding tidak tembus cahaya (W/m2.K);
WWR = Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada
orientasi yang ditentukan;
RSHG = U x A x CLTDcorr x Fc
dimana:
RSHG = room sensible heat gain (Btu/h).
A = luas atap, dinding, kaca (ft²).
U = nilai konduktansi bahan (Btu/ ft².°F.h).
CLTDcorr = CLTD tabel + (78-indoor) + (outdoor-85) (°F).
Fc = faktor koreksi.
dimana:
A = luas partisi, langit-langit, lantai (ft²).
∆T = temperatur outdoor – temperatur indoor (°F).
Radiasi melalui kaca:
RSHG = A x SC x SCL x Fc
dimana:
A = luas kaca (ft²).
SC = shading coefficient.
SCL = solar cooling load (Btu/h.ft²).
Ventilasi:
RSHG = 1,10 x n x CFM x ∆T
RLHG = 4840 x n x CFM x ∆W
dimana:
RLHG = room latent heat gain (Btu/h).
CFM = kebutuhan sirkulasi udara segar untuk tiap orang (cubic feet per minute).
∆W = perbedaan rasio kelembaban outdoor–indoor (lb/lb).
N = jumlah orang.
dimana:
Qs = beban panas orang sensibel (Btu/h).
Q1= beban panas orang latent (Btu/h).
CLF = cooling load factor, untuk orang.
Lampu:
RSHG = 3,412 x Input x Fu x Fs x CLF
dimana:
Input = jumlah lampu yang terpasang (W).
Fu = lighting use factor.
Fs = special allowance factor = 1,20.
CLF = cooling load factor, untuk lampu.
Peralatan:
RSHG = Input x CLFeq.
dimana:
Input = jumlah peralatan yang digunakan (Btu/h).
CLFeq = cooling load factor, untuk peralatan.
Ton of refrigeration:
TR = (RSHG total + RLHG total)/12000
dimana:
TR = Ton of Refrigeration, kapasitas pendinginan
(TR).
LOMS
Jumlah Pepohonan
LOMS UGA
BAB 4
REKOMENDASI TIM AUDIT
Menurut standar suhu di ruangan ini tidak sesuai dengan standar yaitu 23°C.
Seharusnya suhu di ruangan adalah 25 ± 2 °C. Ruang A.108 tidak effisien
menggunakan AC 2 PK.
b) Menggunakan gorden untuk menutup kaca.
Berdasarkan hasil audit kami, suhu di ruang pelayanan akademik adalah 26.6ºc.
Seharusnya suhu di ruangan itu dapat mencapai suhu yang lebih rendah, karena
dalam ruangan itu 3 dari 5 AC dengan kapasitas 2 pk dalam kondisi hidup.
Namun karena sinar matahari masuk melalui jendela yang tidak dipasang gorden,
jadi suhu dalam ruangan pelayanan akademi menjadi lebih panas.
c) Mematikan AC saat jam istirahat.
Jika pada saat jam istirahat AC yang ada pada ruangan pelayanan
akademik dimatikan, tentu akan menghemat daya yang dikeluarkan
sebelumnya.
4.1.2 Ruang A.109
a) Mengurangi penggunaan AC ( Dari 2 x 2 pk menjadi 1 x 2 pk).
Jika pada saat jam istirahat AC yang ada pada ruangan pelayanan
keuangan dimatikan, tentu akan menghemat daya yang dikeluarkan
sebelumnya.
4.1.3 Ruang A.110
a) Mengurangi penggunaan AC ( Dari 2 x 2 pk menjadi 1 x 2 pk).
Ruang A.110 memiliki luas 64 m2, jadi menurut standar, ruangan A.110
effisien jika menggunakan 1 AC dengan kapasitas 2 pk.
4.1.4 Ruang A.111
a) Mengurangi penggunaan AC ( Dari 2 x 2 pk menjadi 1 x 2 pk).
Ruang A.110 memiliki luas 64 m2, jadi menurut standar, ruangan A.110
effisien jika menggunakan 1 AC dengan kapasitas 2 pk.
4.1.5 Ruang A.115
a) Mengurangi penggunaan AC ( Dari 2 x 2 pk menjadi 1 x 2 pk).
Ruang A.110 memiliki luas 64 m2, jadi menurut standar, ruangan A.110
effisien jika menggunakan 1 AC dengan kapasitas 2 pk.
4.1.6 Ruang A.117 (Ruang Proyektor)
a) Mengurangi penggunaan AC ( Dari 2 x 2 pk menjadi 1 x 2 pk).
Ruang A.110 memiliki luas 64 m2, jadi menurut standar, ruangan A.110
effisien jika menggunakan 1 AC dengan kapasitas 2 pk.
4.1.7 Ruang A.212
a) Mengurangi penggunaan AC ( Dari 2 x 2 pk menjadi 1 x 2 pk).
Ruang A.110 memiliki luas 64 m2, jadi menurut standar, ruangan A.110
effisien jika menggunakan 1 AC dengan kapasitas 2 pk.
BAB 7
DOKUMENTASI
A.205