Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MESIN KONVERSI ENERGI II

DISUSUN OLEH :

YUDHA PRATAMA ( 1604102010065 )

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah
penggunaan energi. Menghemat energi berarti tidak menggunakan energi listrik untuk
suatu hal yang tidak berguna. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan
energi secara efisien di mana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi
lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan
energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya
nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-
organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan
energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan
keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.

Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.
Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita,
sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi.
Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit
energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan
fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.

Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari
mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan
digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat
diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam
menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.

Tujuan konservasi energi adalah untuk memelihara kelestarian sumber daya alam yang
berupa sumber energi melalui kebijakan pemilihan teknologi dan pemanfaatan energi
secara efisien, rasional, untuk mewujudkan kemampuan penyediaan energi.

Menunjuk Keppres No. 43/1991, bahwa pembinaan dan pengawasan terhadap


pelaksanaan konservasi energi dilingkungan Depdiknas menjadi tanggungjawab menteri
Pendidikan Nasional, sedangkan secara nasional adalah menjadi tanggung-jawab Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral selaku ketua Badan Koordinasi Energi Nasional.

Pelaksanaan program konservasi energi merupakan program yang harus mendapat


dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia terutama para pimpinan yang
memegang kebijakan dalam mengambil keputusan, tanpa dukungan dari masyarakat
mustahil tujuan konservasi energi dapat tercapai secara optimal.

Jika kita berbicara tentang konservasi energi, hal ini memiliki keterkaitan dengan
seberapa banyak kebutuhan energi nasional yang diperlukan. Kebutuhan energi sendiri
dibagi dalam empat sektor yaitu kebutuhan energi sektor industri, transportasi, rumah
tangga dan komersial. Pembagian tersebut didasarkan pada Buku Outlook Energi
Indonesia 2016 dari Dewan Energi Nasional. Untuk mempermudah pembahasan, mari
kita bahas satu per satu dari tiap sektor yang telah disebutkan di atas.

1. Sektor Industri

Pangsa Kebutuhan Energi Final Menurut Sektor Industri (Sumber: Outlook Energi
Indonesia 2016)

Total kebutuhan energi dari sektor industri pada tahun 2015 sebesar 45 Juta TOE (Tonne
of Oil Equivalent = setara ton minyak). Yang mana industri makanan menjadi
penyumpang kebutuhan energi tertinggi yaitu pupuk kimia dan karet sebesar 21 persen
atau 9,45 TOE, selanjutnya diikuti oleh industri semen dan bukan logam sebesar 20
persen atau 9 TOE. Lalu bagaimana sektor industri melakukan konservasi atas kebutuhan
energinya?
Dalam PP Nomor 70 tahun 2009 disebutkan bahwa setiap industri diberikan tanggung
jawab dalam tiga hal, yaitu:

a. melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap pelaksanaan usaha;

b. menggunakan teknologi yang efisien energi; dan/atau

c. menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi.

Tanggung jawab industri dalam perusahaan ini seperti yang kita lihat dari ketiga poin di
atas masih sangat umum. Hal itu dikarenakan jenis industri yang beragam dan juga
nantinya memiliki turunan peraturan lainnya.

Dalam paparan seminar dari Tri Reni Budiharti Kepala Pusat Pengkajian Industri Hijau
dan Lingkungan Hidup Kementerian Perindustrian menyebutkan bahwa kita sebenarnya
memiliki peluang dalam konservasi energi di sektor industri diantaranya banyak industri
yang sebenarnya telah mengetahui bahwa pemerintah sedang menggalakkan
pengembangan industri yang ramah lingkungan dan juga setiap pelaku usaha untuk
mendapatkan audit energi gratis dari pemerintah.

Tetapi, hambatan yang dihadapi dalam sektor ini juga cukup banyak. Mulai dari
teknologi ramah lingkungan yang cenderung tinggi, kurangnya kesadaran industri dalam
memanfaatkan limbah industrinya untuk dijadikan energi bersih, selain itu juga
kurangnya koordinasi antara pihak perusahaan dan pemerintah disinyalir dapat
menghambat konservasi energi di sektor Industri.

2. Sektor Transportasi
Pangsa Kebutuhan Energi Final Menurut Sektor Transportasi (Sumber: Outlook Energi
Indonesia 2016)

Dari data yang disajikan dapat dilihat bahwa kebutuhan energi di sektor transportasi pada
tahun 2015 sebesar 46 Juta TOE. Yang mana dari jumlah tersebut, jalan raya
mengantongi angka tertinggi yaitu sebesar 40,38 Juta TOE. Pemerintah dalam hal ini
berusaha melakukan konservasi energi di sektor transportasi dengan beberapa cara seperti
yang terlihat pada gambar di bawah ini
Upaya Konservasi di Sektor Transportasi (Sumber: Outlook Energi Indonesia 2016)

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang membutuhkan akses transportasi untuk dapat
menunjang kebutuhan hidupnya. Selain langkah-langkah yang telah diusahakan
pemerintah dalam melakukan efisiensi terhadap konsumsi energi, tentulah kita sebagai
pemakai energi terutama dalam hal ini transportasi perlu bijak dalam memilih moda
transportasi yang digunakan. Skenario-skenario tersebut tidak akan berjalan jika
warganya sendiri enggan melakukan diet energi di sektor ini.

Selain hal-hal di atas, program-program seperti hari car free day atau bike to work atau
bike to campus perlu digalakkan untuk menekan laju emisi karbon dan juga dapat
meningkatkan efisiensi dari penggunan energi ini. Hal yang saya sebutkan di atas
tidaklah berdiri sendiri, karena di beberapa negara yang telah mengoptimalkan
penggunaan energi bersih di sektor transportasi melakukan kolaborasi antara pihak
swasta, pemerintah dan institusi untuk mengoptimalkan penggunaan energi bersih.

3. Sektor Rumah Tangga


Pangsa Kebutuhan Energi Final Menurut Sektor Rumah Tangga (Sumber: Outlook
Energi Indonesia 2016)

Pada 2015, total kebutuhan energi nasional di sektor rumah tangga sebesar 111 Juta TOE.
Kebutuhan energi terbesar berasal dari energi listrik lalu disusul oleh kebutuhan atas
LPG. Adapun beberapa penjabaran yang dapat dilakukan dalam meningkatkan efisiensi
energi di sektor rumah tangga adalah sebagai berikut.
Upaya Konservasi di Sektor Rumah Tangga (Sumber: Outlook Energi Indonesia 2016)

Jika kita melihat data yang disajikan gambar di atas tentu kita sudah tidak asing dengan
hal-hal yang telah dijabarkan di atas. Seperti penggunaan penerangan dengan lampu LED
dikarenakan memiliki jumlah watt yang kecil tapi pijaran yang efisiensi, juga langkah-
langkah menghemat barang elektronik yang tidak terpakai.

Pemerintah sendiri memiliki beberapa program dalam meningkatkan angka konservasi


energi listrik di Indonesia pada sektor ini. Di antaranya adalah “Potong 10 Persen”.
Gerakan ini diluncurkan pertama kali pada 15 Mei 2016 oleh Menteri ESDM saat itu
yaitu Sudirman Said. Dia mengatakan ada tiga langkah mudah dalam menghemat
penggunaan listrik yaitu matikan lampu dan peralatan elektronik yang sudah tidak
digunakan, serta mencabut saklar. Cara kedua, menjaga volume mesin pendingin (AC)
pada level 25 derajat. Dan ketiga, menjadikan hemat energi sebagai gaya hidup sehari-
hari masyarakat Indonesia.

Selain itu, dengan melakukan penghematan energi 10 persen, itu artinya kita telah
berusaha untuk membangun kapasitas pembangkit listrik setara 3,5 Gigawatt (Gw) yang
mana memerlukan dana sebesar 43 Triliun Rupiah. Sebuah langkah kecil yang tanpa
disadari ternyata memiliki dampak besar jika dilakukan secara masif. Untuk lebih
gampang mencerna akan manfaat penghematan 10 persen bisa dilihat gambar di bawah
ini sebagai bahan bacaan tambahan yang bersumber dari laman esdm.go.id .
Kampanye potong 10 Persen dari Kementrian ESDM (Sumber : esdm.go.id)

Kampanye potong 10 Persen dari Kementrian ESDM (Sumber : esdm.go.id)

4. Sektor Komersial

Pangsa Kebutuhan Energi Final Menurut Sektor Komersial (Sumber: Outlook Energi
Indonesia 2016)

Dari data didapatkan bahwa jumlah total energi di sektor komersial pada tahun 2015
adalah sebesar 40 TOE yang mana energi listrik menjadi pasokan utama dari sektor
energi ini. Dalam melakukan efisiensinya, langkah-langkah yang dilakukan tidak jauh
berbeda dengan langkah-langkah yang dilakukan seperti pada sektor rumah tangga.
Peningkatan kebutuhan energi pada sektor ini meningkat tajam pada tahun-tahun ke
depan dikarenakan semakin menjamurnya usaha hotel, restoran, lembaga keuangan tanpa
bank, sewa bangunanan dan juga gedung pemerintahan.
Upaya Konservasi di Sektor Komersial (Sumber: Outlook Energi Indonesia 2016)

Dari data-data yang telah disajikan di atas, tentu kita berharap dengan semakin majunya
teknologi, konsumsi akan energi dapat ditekan demi terjaganya bahan baku yang hingga
saat ini masih didominasi dari bahan fosil. Di masa yang akan datang, peningkatan akan
jumlah populasi manusia juga menjadi tantangan akan dalam ketahanan energi di
Indonesia. Mari, mulai dari sekarang lebih bijak dalam menggunakan energi demi
menjaga keberlangungan energi di masa yang akan datang.
Pemakaian dan Effisiensi Turbin Gas
Pemakaian turbin gas banyak menguntungkan sebagai pengganti sumber
penggerak lain, seperti yang sudah diuraikan di atas, yaitu turbin gas
bentuknya lebih simpel dan tidak banyak memakan tempat. Kalau
dibandingkan dengan turbin uap, turbin gas lebih mudah dioperasikan, mudah
dikendalikan dan instalasinya lebih sederhana. Akan tetapi, secara aktual
efisiensi turbin gas masih rendah. Sudah banyak metode yang digunakan
untuk menaikan efisiensi tersebut.
Dari gambar diagram p-v dan t-s, dapat dilihat bahwa :

Pemasukan panas berlangsung pada tekanan tetap Pengeluaran panas juga


pada tekanan konstan.
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan kerja berguna dengan energi
kalor yang masuk, dirumuskan sebagai berikut

Dapat dilihat dari perumusan diatas, bahwa untuk menaikan efisiensi turbin
gas,kompresor yang digunakan harus memiliki perbandingan tekanan yang
tinggi, sehingga pemakaian bahan bakar lebih sedikit. Kenaikan perbandingan
tekan tidak selamanya menaikan daya turbin, pada perbandingan tekanan
tertentu, daya turbin mencapai maksimum, selanjutnya daya yang berguna
akan kembali turun.

Hal ini dikarenakan, pada perbandingan tekanan yang tinggi diperlukan kerja
kompresor yang besar, padahal kerja kompresor mengambil dari daya turbin.
Dengan alasan tersebut, bisa dipahami kenaikan perbandingan tekanan tidak
selalu menguntungan pada nilai tertentu.
Bagian dari kerja turbin yang digunakan untuk menggerakan kompresor
dinamakan back work ratio. Perbandingan daya pada turbin gas biasanya 3 :
2 : 1, Dengan alasan itu, banyak faktor yang harus diperhatikan terutama
untuk mengoptimalkan kerja kompresor. Sebagai contoh, suhu masuk
kompresor T1 tidak terlalu tinggi, dengan alasan pada suhu yang tinggi kerja
kompresor bekerja lebih berat. Dengan kerja kompresor lebih berat, daya
yang diambil dari daya turbin lebih banyak sehingga mengurangi bagian yang
lainnya.

Dari perumusan kerja berguna turbin, terlihat bahwa temperatur T3 yaitu


temperature gas pembakaran yang masuk turbin, sangat berpengaruh
terhadap kerja turbin, semakin tinggi T3 semakin besar kerja turbin yang
dihasilkan. Kenaikan T3 juga tidak selalu menguntungkan, karena
membutuhkan material yang kuat dan mahal. Apabila karakteristik materila
turbin tidak memenui andar, kenaikan T3 harus dibatasi untuk menghindari
kegagalan opersi, karena kerusakan material turbin pada suhu tinggi.

Perbedaan mendasar antara turbin gas dan turbin uap adalah bahwa turbin gas mudah
untuk memulai dan mengendalikan dengan mudah sementara turbin uap sulit untuk
memulai dan sulit untuk dikendalikan.

Ide turbin gas sudah sangat tua, prinsip kerjanya adalah versi lanjutan dari penggilingan
angin. Untuk mencapai kerja efisien dari turbin, pergerakan gas dikendalikan dan
diarahkan ke pisau. Udara yang berada di bawah tekanan yang disuplai ke turbin oleh
kompresor udara .

Dalam turbin gas awalnya udara diperoleh dari atmosfer dan dikompres dalam kompresor
udara. Udara yang dikompresi dilewatkan ke dalam ruang bakar. Udara panas dibuat
mengalir di atas pisau yang bergerak, yang menyebabkan gerakan rotasi ke pelari. Dalam
proses ini udara mengembang dan akhirnya kelelahan di atmosfer.

Bagian utama dari daya yang dikembangkan oleh turbin dikonsumsi untuk menurunkan
kompresor. Tenaga yang tersisa digunakan untuk melakukan pekerjaan eksternal.

Turbin gas
1. Komponen utamanya adalah kompresor dan ruang bakar.
2. Massa turbin gas per kW kurang berkembang.
3. Untuk instalasi, ini membutuhkan lebih sedikit ruang.
4. Biaya pemasangannya kurang.
5. Sangat mudah untuk memulai turbin gas.
6. Sangat mudah untuk mengendalikannya.
7. Itu tidak tergantung pada pasokan air.

Turbin uap

1. Komponen utamanya adalah aksesori dan ketel uap.


2. Massa turbin uap per kW lebih berkembang.
3. Untuk pemasangan dibutuhkan lebih banyak ruang.
4. Biaya pemasangannya lebih banyak.
5. Sulit untuk memulai turbin uap
6. Sulit untuk mengendalikannya.
7. Itu tergantung pada pasokan air.

Turbin gas itu adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas
pembakaran. Dia memiliki kompresor naik ke-atas dipasangkan dengan turbin turun ke-
bawah, dan sebuah bilik pembakaran di-tengahnya.

Energi ditambahkan di arus gas di pembakar, di mana udara dicampur dengan bahan
bakar dan dinyalakan. Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran
gas. Kemudian diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin,
memutar turbin dan mentenagai kompresor.

Energi diambil dari bentuk tenaga shaft, udara terkompresi dan dorongan, dalam segala
kombinasi, dan digunakan untuk mentenagai pesawat terbang, kereta, kapal, generator,
dan bahkan tank.
Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas (Gas-Turbine Engine)

Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor
berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur
udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di
dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang
dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan
memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas
tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:

 Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan


 Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan
udara kemudian di bakar.
 Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui
nozel.
 Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian
yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat
pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat
terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara
lain:
 Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure
losses) di ruang bakar.
 Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
 Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
 Adanya mechanical loss, dsb.

Klasifikasi Turbin Gas

Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya. Menurut
siklusnya turbin gas terdiri dari:

 Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)


 Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas
siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfer,
sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali
ke dalam proses awal.

Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :

Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)

Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan
energi listrik untuk keperluan proses di industri.

Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)

Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan turbin
bertekanan rendah, di mana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban yang
berubah seperti kompresor pada unit proses.

Siklus-Siklus Turbin Gas

Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:

Siklus Ericson

Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik
(reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di
dalam komponen siklus internal (regenerator), di mana effisiensi termalnya adalah : hth =
1 – T1/Th, di mana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.

Siklus Stirling

Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat
balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi termalnya sama
dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.

Siklus Brayton

Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat ini
siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau manufacturer
dalam analisis untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses
kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan konstan.
Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisis secara berikut:

Siklus Brayton

Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma


(h2 – h1). Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor
yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 – h2). Proses 3 ke 4, ekspansi isentropik di dalam
turbin. Daya yang dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4). Proses 4 ke 1,
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma
+ mf) (h4 – h1)

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi,
dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis
mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti
pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses
perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros
dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja
turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida
kerjanya yang bertambah akibat penambahan energi termal.

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi
kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme
yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk
pembangkit listrik.

Sebuah sistem turbin uap – generator yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga
uap berfungsi untuk mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi energi listrik.
Proses yang terjadi adalah energi panas yang ditunjukkan oleh gradien/perubahan
temperatur dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-sudu turbin
mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi mekanik pada poros/shaft. Pada
akhirnya, generator mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Panas dari
uap air yang tidak terkonversi menjadi energi mekanik, terdisipasi/dibuang di kondenser
oleh air pendingin.
Umumnya PLTU menggunakan turbin uap tipe multistage, yakni turbin uap yang terdiri
atas lebih dari 1 stage turbin (Turbin High Pressure, Intermediate Pressure, dan Low
Pressure). Uap air superheater yang dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure
(HP), dan keluar pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air
yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap sisi Intermediate
Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan langsung masuk ke Turbin Low
Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang keluar dari turbin LP masuk ke dalam kondenser
untuk mengalami proses kondensasi.

Prinsip kerja turbin uap

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang
disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal
dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat,
cair dan gas.

Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.

Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul
menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor menyebabkan
uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas
dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini
mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%.
Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C.

Komponen-komponen Turbin Uap

Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari turbin uap:

Shaft Seal

Shaft seal adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk
mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing
akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin
(terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap
beroperasi.

Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa
bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling
bertemu secara berselang-seling. Antara labyrinth poros dengan labyrinth casing ada
sedikit rongga dengan jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap
air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap air
dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada titik tertentu. Selain adanya
sistem labyrinth seal, ada satu sistem tambahan bernama sistem seal & gland steam.
Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu terutama
pada saat start up awal atau shut down turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air
yang masuk ke dalam turbin uap.

Turbine Bearings

Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:

 Menahan diam komponen rotor secara aksial


 Menahan berat dari rotor
 Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
 Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau
ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
 Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi

Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal
bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem
pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan
untuk melumasi bearing yang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap
beroperasi normal.

Balance Piston

Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial
terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh
sistem balance piston.

Turbine Stop Valves

Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari
supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.

Turbine Control Valve

Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai
dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.

Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada
saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari proses
pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.

Jenis Turbin

1. Turbin Impuls
Aliran uap уаng cepat diarahkan kе sudu turbin berbentuk cekung dimana tekanan уаng
diberikan menyebabkan rotor berputar dan kecepatan uap berkurang seiring perpindahan
energi kinetik dаrі uap kе sudu. Sudu-sudu secara bergantian merubah arah aliran pada
tekanan konstan karena luas penampang ѕеtіар bagian konstan. Turbin impuls bіаѕа
disebut turbin tekanan konstan. Rangkaian sudu tetap berikutnya membalik arah aliran
uap ѕеbеlum mеlаluі rangkaian sudu gerak berikutnya.

2. Turbin Reaksi
Sudu-sudu rotor turbin reaksi berbentuk mirip dеngаn aerofoil, disusun
sedemikian rupa sehingga luas penampang ѕеtіар bagiannya berbeda аntаrа sisi
masuknya hіnggа sisi keluar. Perbedaan іnі membentuk ѕuаtu nozzle, sehingga
ketika keluar dаrі ruang sudu mengakibatkan peningkatan kecepatan dan
menurunkan tekanan uap sebagaimana efek nozzle уаng diberikan оlеh sudu tetap.
Uap уаng keluar dеngаn cepat dаrі sudu gerak membentuk gaya reaktif уаng
memberikan momen putar rotor turbin.

Siklus Rankine menjadi konsep dasar sebuah pembangkit listrik tenaga uap. Siklus
tertutup termodinamika ini tersusun atas empat komponen dasar yakni turbin uap,
kondensor, pompa, serta boiler. Siklus berawal dengan dipanaskannya air di dalam boiler
sehingga menjadi uap air kering. Selanjutnya uap air superheated ini masuk ke turbin
sehingga energi panas di dalam uap air terkonversi menjadi energi gerak. Uap air jenuh
yang keluar dari turbin akan melewati kondensor untuk mengalami proses kondensasi
sehingga kembali berwujud cair. Dari kondensor, air dialirkan sekaligus ditingkatkan
tekanannya oleh sebuah pompa, menuju boiler. Siklus sederhana ini berputar seterusnya
sehingga energi panas yang didapatkan dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace
boiler pada akhirnya terkonversi menjadi energi gerak poros turbin uap.

Secara singkat, beberapa komponen Siklus Rankine akan mengalami perpindahan energi


panas serta ada pula yang mengalami perubahan energi gerak. Di dalam boiler akan
terjadi proses masuknya energi panas dari luar -- pembakaran bahan bakar -- ke dalam
sistem (siklus air - uap air). Sedangkan di dalam kondensor akan terjadi proses
pembuangan kalor laten dari uap air jenuh ke media pendingin. Pada turbin uap, karena
terjadi konversi energi panas menjadi gerak, maka di komponen ini keluar produk berupa
energi mekanis. Terakhir adalah pada komponen pompa, terjadi proses transfer energi
gerak dari pompa menjadi tekanan.

Dari penjabaran sederhana ini, serta dengan ketentuan bahwa siklus ini adalah Siklus
Rankine ideal tanpa adanya kerugian sama sekali, maka dapat kita buat dua buah
rumusan sederhana berikut:

Energi Masuk = Energi Keluar (Hukum Kekekalan Energi)

QBoiler + WPompa = WTurbin + QKondensor

(Eq. 01)

serta,

ηtermal=Wturbin−WpompaQboiler×100%

(Eq. 02)

Persamaan (01) hanya berfungsi sebagai alat untuk memahami proses Siklus Rankine
saja. Kita akan berbicara lebih jauh dengan persamaan (02), yakni rumusan perhitungan
efisiensi termal Siklus Rankine. Efisiensi termal Siklus Rankine merupakan perbandingan
antara energi output siklus (energi gerak turbin) dikurangi energi siklus yang digunakan
oleh sistem (energi gerak pompa), dengan energi panas yang masuk ke sistem (energi
panas boiler).

Mungkin ada sebagian dari kita yang bertanya-tanya kemanakah energi panas kondensor?
Mengapa ia tidak masuk ke perhitungan efisiensi termal?

Energi panas yang dibuang oleh kondensor berbentuk panas laten. Panas laten adalah
panas yang dibutuhkan untuk mengubah fase air dari cair menjadi uap air. Pada tekanan
atmosfer, panas laten dibutuhkan untuk merubah air menjadi uap pada temperatur
konstan 100°C. Temperatur laten akan semakin tinggi seiring semakin tingginya tekanan
kerja boiler. Kalor laten inilah yang harus dibuang pada Siklus Rankine melalui
kondensor. Pembuangan kalor laten tersebut akan merubah fase uap air kembali ke cair.
Dikarenakan panas buangan kondensor tersebut tidak secara langsung berdampak pada
unjuk kerja mesin Rankine, maka kalor laten kondensor tidak masuk ke perhitungan
efisiensi siklus. Sederhananya, parameter sebuah mesin Rankine dapat dikatakan efisien
adalah ketika turbin uap dapat menghasilkan energi gerak sebesar-besarnya dengan
konsumsi energi panas boiler dan energi gerak pompa seminimal mungkin.

Sekarang mari kita ambil contoh sebuah sistem PLTU sederhana ideal seperti pada
gambar di atas. Sistem tersebut jika digambarkan ke dalam sebuah diagram tekanan-
entalpi (P-h), maka akan seperti pada diagram di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai