Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena


berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERATURAN
PEMERINTAH TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DI MASA
DEPAN”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Fisika oleh
guru pembimbing Susanti Gurning, S.Pd.
Peraturan pemerintah ini dapat disusun dan diterapkan guna mengatur serta
mendorong pengembangan sektor energi nasional. Kebijakan energi menjadi satu
aspek krusial dalam menjawab tantangan global serta menjamin ketahanan energi
negara. Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional ini disusun sebagai
wujud komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk memastikan ketersediaan,
keberlanjutan, dan efisiensi penggunaan energi dalam mendukung pembangunan
berkelanjutan. Energi memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi,
peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pengurangan dampak lingkungan.
Dalam penyusunan peraturan ini, kami mengacu pada berbagai peraturan
perundang-undangan yang relevan, hasil kajian ilmiah, serta melibatkan berbagai
pemangku kepentingan, ahli, dan praktisi di bidang energi. Proses partisipatif tersebut
memberikan fondasi yang kuat untuk merumuskan kebijakan yang sejalan dengan
dinamika perkembangan teknologi, ekonomi, dan lingkungan.

Pangkalan Kerinci, 24 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Energi............................................................................................................................3
2.2 Peraturan Pemerintah tentang Energi di Indonesia..................................................4
2.3 Apakah Sumber Energi Fosil Masih Mendominasi Di Indonesia.............................4
2.4 Rencana Energi Barukan di Masa Depan..................................................................5
2.5 Rencana Pengembangan Energi Nasional Untuk 10 Tahun Kedepan......................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah seringkali berusaha untuk merancang kebijakan yang
mendukung penggunaan sumber daya energi yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Ini dapat mencakup promosi energi terbarukan, efisiensi energi, dan
diversifikasi sumber daya energi. Pemerintah memiliki kepentingan untuk
memastikan pasokan energi yang andal dan stabil bagi masyarakat dan industri.
Mereka mungkin menciptakan kebijakan untuk mengurangi ketergantungan pada
sumber daya energi tertentu atau negara tertentu.
Peraturan sering kali didesain untuk mendorong inovasi dalam teknologi
energi. Ini dapat melibatkan insentif fiskal, dukungan penelitian dan
pengembangan, serta regulasi untuk mendorong pengenalan teknologi
baru.Pemerintah mungkin berupaya memanfaatkan sektor energi untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Ini
bisa melibatkan investasi dalam industri energi lokal atau promosi ekspor
teknologi energi.
Peraturan pemerintah ini dapat dicontohkan dalam bentuk undang-undang,
peraturan, atau kebijakan eksekutif, dan sering kali melibatkan kerjasama antara
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Setiap negara memiliki konteks
dan tantangan unik yang memengaruhi pengembangan kebijakan energinya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa saja peraturan Pemerintah Indonesia tentang Energi?
b. Apakah sumber energi fosil masih mendominasi di Indonesia?
c. Bagaimana rencana energi barukan di masa depan berdasarkan potensi
nasional yang kita miliki?
d. Bagaimana rencana pengembangan energi nasional untuk 10 tahun kedepa

1
1.3 Tujuan
Menciptakan kebijakan yang mendukung penggunaan sumber daya energi
yang berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang
terbatas. Mendorong diversifikasi sumber energi untuk mengurangi risiko
pasokan dan meningkatkan ketahanan energi negara. Ini bisa mencakup
pengembangan energi terbarukan, energi nuklir, serta penggunaan sumber daya
fosil yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Energi
Energi adalah sumber daya yang dapat digunakan untuk melakukan
berbagai proses kegiatan termasuk bahan bakar, listrik, energi mekanik dan panas.
Energi selalu berasal dari sumber energi, sumber energi adalah sesuatu yang dapat
menghasilkan energi, baik secara langsung maupun melalui proses konversi atau
transformasi. Peraturan kebijakan ini pada dasarnya memberikan peluang
bagaimana suatu badan atau pejabat administrasi negara untuk menjalankan
kewenangan pemerintahan (beschikking bevoegheid) dalam rangka
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan.Di Indonesia sendiri kebijakan
mengenai energi sudah diatur dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu
pada Pasal 33 ayat (3) dan terdapat pengaturan spesifik mengenai listrik yaitu
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009tentang Ketenagalistrikan.Pemanfaatan
terhadap energi oleh manusia saat ini lebih didominasi kepada penggunaan energi
fosil yang jumlah ketersediannya sangat terbatas. Selain itu, pemanfaatan atas
energi tersebut sering digunakan secara terus-menerus sehinggan dapat
menyebabkan kelangkaan atau bahkan menyebabkan habisnya suatu energi.
Akan tetapi, kondisi yang demikian itu, belum merubah mindset bahwa cadangan
energi fosil Indonesia saat ini berbeda dengan cadangan energi fosil pada era dulu
yang cukup relatif berlimpah sehingga Indonesia pernah mengalami booming
pada tahun 1977 sampai tahun 2000. Dengan adanya hal tersebut, energi baru dan
terbarukan muncul sebagai suatu inovasi dan alternatif untuk mengatasi
permasalahan tersebut sebagai upaya untuk mencegah kelangkaan energi yang
nantinya akan berdampak pada terganggunya stabilitas kehidupan makhluk hidup.
Peraturan mengenai energi baru dan terbarukan menurut hukum administrasi
negara ini diatur di dalam beberapa peraturan menteri dan Undang-Undang.

3
2.2 Peraturan Pemerintah tentang Energi di Indonesia
Bahwa guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta
meningkatkan efisiensi pemanfaatannya perlu dilakukan upaya pelaksanaan
konservasi energi dengan memperluas cakupan pengguna energi dan pengguna
sumber energi, menurunkan ambang batas konsumsi energi, pengaturan
pelaksanaan konservasi energi di lingkup pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, dan menumbuh kembangkan usaha jasa konservasi energi. Bahwa
berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam pengaturan konservasi
energi sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemenntah Nomor 7O Tahun 2OO9
tentang Konservasi Energi sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sehingga perlu
diganti. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana,perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Konservasi Energi.
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah:
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, UU Nomor 30 Tahun 2007.
Catatan:
- Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
- Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2023
- Diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 2023
- Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 83

2.3 Apakah Sumber Energi Fosil Masih Mendominasi Di Indonesia


Energi fosil masih jadi sumber energi utama Indonesia, khususnya minyak
bumi. Dari konsumsi minyak bumi 1,6 juta barrel per hari, Indonesia hanya
memproduksi 700.000-800.000 barrel per hari. Sisanya, atau lebih separuhnya,
diimpor .

4
Sumber energi fosil masih mendominasi pasokan energi global. Sumber
energi fosil utama meliputi batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Meskipun ada
upaya untuk menggantinya dengan sumber energi terbarukan, seperti energi
surya dan angin, namun masih banyak negara dan wilayah yang sangat
bergantung pada energi fosil. Peningkatan kesadaran akan dampak lingkungan
dari pembakaran bahan bakar fosil, bersama dengan dorongan untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca, telah mendorong beberapa negara untuk meningkatkan
investasi dalam energi terbarukan. Namun, transisi menuju sumber energi yang
lebih bersih masih dalam proses dan dapat bervariasi di seluruh dunia. Perubahan
ini juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, politik, dan teknologi. Beberapa
negara telah membuat kemajuan signifikan dalam mengurangi ketergantungan
mereka pada energi fosil, sementara negara lain mungkin masih sangat
bergantung pada sumber energi ini. Penting untuk dicatat bahwa kondisi ini
dapat berubah seiring waktu, dan perkembangan baru mungkin terjadi.

2.4 Rencana Energi Barukan di Masa Depan


Indonesia memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup
besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi
surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. Data
potensi EBT terbaru disampaikan Direktur Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi dalam acara Focus Group Discussion tentang Supply-Demand
Energi Baru Terbarukan yang belum lama ini diselenggarakan Pusdatin ESDM.
Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam
bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan
komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir,
Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu
langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas
terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025,

5
kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang
angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun
2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap
pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.
Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa adalah mendorong
pemanfaatan limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi
secara terintegrasi dengan industrinya, mengintegrasikan pengembangan
biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat, mendorong pabrikasi teknologi
konversi energi biomassa dan usaha penunjang, dan meningkatkan penelitian dan
pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah kota untuk energi. Upaya
untuk mengembangkan energi angin mencakup pengembangan energi angin
untuk listrik dan non listrik (pemompaan air untuk irigasi dan air bersih),
pengembangkan teknologi energi angin yang sederhana untuk skala kecil (10
kW) dan skala menengah (50 - 100 kW) dan mendorong pabrikan memproduksi
SKEA skala kecil dan menengah secara massal. Pengembangan energi surya
mencakup pemanfaatan PLTS di perdesaan dan perkotaan, mendorong
komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta,
mengembangkan industri PLTS dalam negeri, dan mendorong terciptanya sistem
dan pola pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan. Untuk
mengembangkan energi nuklir, langkah-langkah yang dambil pemerintah adalah
melakukan sosialisasi untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan melakukan
kerjasama dengan berbagai negara untuk meningkatkan penguasaan teknologi.
Berikut adalah beberapa contoh cara negara dapat merencanakan dan
mengimplementasikan energi terbarukan berdasarkan potensi nasional:
1. Energi Matahari (Solar):
Negara-negara yang memiliki banyak sinar matahari dapat
mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya. Hal ini dapat mencakup
pemanfaatan panel surya di rumah-rumah, proyek pembangkit listrik

6
tenaga surya besar, dan proyek surya skala besar seperti pembangkit listrik
surya.
2. Energi Angin (Wind):
Negara-negara dengan potensi angin yang baik dapat menginvestasikan
dalam turbin angin untuk pembangkit listrik tenaga angin. Lokasi yang
baik untuk proyek ini biasanya terletak di wilayah dengan angin yang
cukup kuat dan konsisten.
3. Energi Air (Hydropower):
Negara-negara yang memiliki sungai besar atau danau dapat
memanfaatkan energi air untuk pembangkit listrik tenaga air.
Pembangunan bendungan dan turbin air dapat menjadi solusi untuk
memanfaatkan potensi ini.
4. Energi Panas Bumi (Geothermal):
Jika suatu negara memiliki aktivitas geotermal yang signifikan,
pengembangan proyek panas bumi dapat menjadi opsi yang menarik untuk
memproduksi listrik dan panas.
5. Biomassa dan Bioenergi:
Negara-negara dengan sumber daya biomassa yang melimpah dapat
menggabungkan teknologi bioenergi untuk menghasilkan listrik dan bahan
bakar. Ini dapat melibatkan pembangunan pabrik biomassa atau fasilitas
produksi bioenergi.
6. Energi Ombak dan Pasang Surut:
Negara-negara yang memiliki pantai dengan ombak yang kuat atau
perbedaan pasang surut yang besar dapat mengeksplorasi potensi energi
ombak dan pasang surut untuk pembangkit listrik.
Rencana ini umumnya melibatkan kombinasi dari beberapa sumber energi
terbarukan agar dapat mengatasi fluktuasi dalam pasokan energi yang terkait
dengan sifat variabel beberapa sumber energi terbarukan. Implementasi rencana
energi terbarukan ini juga biasanya melibatkan kebijakan dukungan, investasi

7
dalam infrastruktur, dan pengembangan teknologi baru. Pentingnya
keberlanjutan dan ketahanan energi mendorong banyak negara untuk beralih
menuju portofolio energi yang lebih bersih dan terbarukan.

2.5 Rencana Pengembangan Energi Nasional Untuk 10 Tahun Kedepan


Pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terus
mengalami peningkatan dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang seiring
rencana Pemerintah melakukan penambahan kapasitas pembangkit listrik sekitar
40.000 Mega Watt (MW). Penambahan ini sebagai bagian dari antisipasi atas
meningkatnya demand (permintaan) sesuai hasil prognosis Kementerian ESDM.
Pada tingkat nasional, rencana pengembangan energi untuk 10 tahun ke
depan sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Rencana ini biasanya
mencakup strategi jangka panjang untuk mendiversifikasi sumber energi,
meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mencapai
tujuan berkelanjutan.
Beberapa elemen umum yang dapat ditemui dalam rencana
pengembangan energi nasional termasuk:
1. Pendekatan Terbarukan
porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Hal ini dapat
mencakup peningkatan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya, tenaga
angin, hidro, panas bumi, dan lainnya.
2. Efisiensi Energi
Fokus pada langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
energi di sektor-sektor utama, seperti industri, transportasi, dan
bangunan. Ini dapat mencakup pengembangan teknologi efisiensi energi,
penerapan praktik terbaik, dan peraturan yang mendorong efisiensi.
3. Infrastruktur Energi

8
Investasi dalam infrastruktur energi yang mendukung pengembangan
sumber energi terbarukan, seperti jaringan listrik yang dapat menangani
peningkatan kapasitas dari pembangkit listrik terbarukan.
4. Penelitian dan Pengembangan
Mendorong penelitian dan pengembangan dalam teknologi energi
terbarukan dan inovasi terkait, untuk mempercepat perubahan menuju
sumber energi yang lebih bersih dan efisien.
5. Pengelolaan Emisi Gas Rumah Kaca
Perancangan kebijakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,
termasuk peningkatan dalam energi bersih, pengelolaan limbah, dan
perlindungan hutan dan lahan sebagai penyerap karbon alami.
6. Kemitraan Internasional
Terlibat dalam kemitraan internasional untuk berbagi pengetahuan,
teknologi, dan sumber daya dalam upaya global untuk mengatasi
perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan energi.
7. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan
energi berkelanjutan, serta mendorong perubahan perilaku dan pola
konsumsi energi yang lebih ramah lingkungan.
Rencana ini biasanya mencerminkan visi pemerintah dalam mencapai
tujuan berkelanjutan dan dapat melibatkan sektor swasta, lembaga riset, dan
masyarakat secara luas. Rencana tersebut juga dapat disesuaikan dengan kondisi
khusus dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing negara, termasuk
ketersediaan sumber daya alam, kondisi ekonomi, dan kondisi geografis. Untuk
informasi lebih lanjut, disarankan untuk merujuk pada dokumen resmi
pemerintah terkait energi dan kebijakan lingkungan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.rri.co.id/bisnis/443269/penggunaan-energi-fosil-indonesia-masih-
tinggi?
utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=general_cam
paign#:~:text=KBRN%2C%20Jakarta%3A%20Penggunaan%20energi
%20fosil,padahal%20targetnya%20sebesar%2015%20persen.
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/potensi-energi-baru-terbarukan-
ebt-indonesia
https://ebtke.esdm.go.id/post/2021/09/24/2970/tambah.40.000.mw.dalam.10.tahun.ke.
depan.52.persen.dari.ebt
https://iesr.or.id/iesr-indonesia-perlu-strategi-baru-untuk-capai-23-bauran-energi-
terbarukan-pada-2025

10
11

Anda mungkin juga menyukai