Anda di halaman 1dari 16

INVESTASI DAN PASAR ENERGI TERBARUKAN

Disusun oleh :
Darei Tri Irda Solihin

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " investasi energi bersih dan pasar
listrik energi terbarukan di indonesia" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nina selaku guru Mata Pelajaran
Sejarah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Mei 2023

penulis

i
DAFTAR ISI
1.1. Latar belakang.......................................................................................................1
1.2. Tujuan....................................................................................................................2
2.1. Definisi energi terbarukan.....................................................................................3
2.2. Energi terbarukan di idndonesia............................................................................3
2.2.1. Energi matahari................................................................................................3
2.2.2. Energi angin.....................................................................................................4
2.2.3. Energi air..........................................................................................................4
2.2.4. Biodisel.............................................................................................................5
2.2.5. Panas bumi.......................................................................................................6
2.3. Potensi energi terbarukan di indonesia..................................................................7
2.3.1. Potensi Enegri Biomasa Di Indonesia..............................................................7
2.3.2. Potensi pengembangan energi alternatif tenaga surya......................................8
2.4. Faktor yang mempengaruhi energi terbarukan di indonesia.................................8
2.4.1. Faktor Internal .................................................................................................9
2.4.2. Faktor Eksternal ..............................................................................................9
2.5. Pengembangan investasi energi terbarukan..........................................................10
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Permintaan dan potensi energi terbarukan di Indonesia meningkat seiring dengan


pertumbuhan konsumsi energi yang cepat. Meskipun Indonesia masih mengandalkan
bahan bakar konvensional seperti batubara dan minyak bumi, penggunaan energi
terbarukan telah meningkat secara signifikan dan telah menjadi bagian penting dari
bauran energi negara. Namun, Indonesia menghadapi beberapa tantangan dalam
pengembangan energi baru dan terbarukan. Pertama, skala pasar menjadi tantangan
karena infrastruktur yang masih terbatas, terutama dalam hal transmisi listrik di
negara kepulauan ini. Infrastruktur yang tidak memadai dapat menghambat
penyebaran energi terbarukan secara efektif.
Namun biaya penggantian teknologi konvensional dengan energi terbarukan juga
menjadi masalah. Biaya substitusi, yaitu selisih antara biaya penggunaan teknologi
terbarukan dengan teknologi konvensional untuk menghasilkan jumlah energi yang
sama, perlu dipertimbangkan. Pengurangan biaya substitusi dapat dicapai dengan
memasukkan dampak eksternalitas seperti mitigasi perubahan iklim dan peningkatan
kesehatan.
Kondisi lingkungan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan energi terbarukan. Penggunaan teknologi seperti panel surya, turbin
angin, dan energi panas bumi harus mempertimbangkan dampak lingkungan dan
perubahan iklim.
Keempat, insentif kebijakan juga penting untuk mendorong pengembangan energi
terbarukan. Pemerintah Indonesia telah memberikan insentif pajak untuk proyek
energi terbarukan guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Di tingkat regional, negara-negara ASEAN juga memiliki target energi terbarukan
mereka sendiri. Peningkatan pengembangan proyek energi terbarukan di kawasan
ASEAN membutuhkan akses keuangan yang memadai dan penilaian risiko investasi
yang lebih baik.
Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia perlu melakukan langkah-langkah berani
dalam merevitalisasi sektor energi, menerapkan kebijakan-kebijakan strategis, dan
melakukan investasi yang signifikan. Dalam hal ini, penelitian yang lebih luas tentang
semua bentuk energi terbarukan sangat penting untuk memahami potensi dan
mengatasi tantangan yang ada.
Dengan mengatasi tantangan ini, Indonesia dapat memenuhi permintaan pasar akan
energi baru dan terbarukan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan
bergerak menuju transisi energi yang lebih berkelanjutan.

1
1.2. Tujuan
1.2.1. Mengetahui Investasi energi bersih yang baik di indonesia
1.2.2. Manfaat Investasi energi bersih bagi indonesi
1.2.3. Mengetahui Pasar listrik energi terbarukan di indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defifisi energi terbarukan

Energi terbarukan merupakan energi-energi yang bersumber dari elemen-elemen alam


yang dapat habis secara alamiah, tanpaadanya campur tangan manusia. Energi
terbarukan adalah energi yang paling bersih yang ada di bumi ini (Silitonga, 2020: 6).
Energi terbarukan dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari
tanpa campur tangan teknologi dalam proses pengolahannya, contoh paling
sederhanannya ialah, manusia dapatmemanfaatkan energi panas matahari untuk
mengeringkan pakaian
Sumber energi terbarukan merupakan elemen-elemen alam yang tersedia dalam
jumlah besar di bumi, contohnya matahari, air,angin, panas bumi, dan sebagainya.
2.2. Energi terbarukan di indonesia

Adalah energi yang dihasilkan dari sumber alami yang bertujuan untuk mengganti
penggunaan bahan bakar konvensional. Energi alternatif terbarukan dapat dihasilkan
lagi dan lagi (dapat diregenerasi) dan limbahnya tidak terlalu berbahaya bagi
lingkungan. Contoh energi alternatif terbarukan adalah biogas, kincir angin, bioetanol,
dll. Berikut akan dijelaskan beberapa energi alternatif terbarukan :

2.2.1. Energi matahari

Matahari terletak berjuta-juta kilometer dari Bumi (149 juta kilometer) akan tetapi
menghasilkan jumlah energi yang luar biasa banyaknya. Energi yang dipancarkan
oleh matahari yang mencapai Bumi setiap menit akan cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi seluruh penduduk manusia di planet kita selama satu tahun, jika
bisa ditangkap dengan benar. Setiap hari, kita menggunakan tenaga surya, misal
untuk mengeringkan pakaian atau mengeringkan hasil panen. Tenaga surya bisa
dimanfaatkan dengan cara-cara lain:

3
Sel Surya (yang disebut dengan sel ‘fotovoltaik’ yang mengkonversi cahaya
matahari menjadi listrik secara langsung. Pada waktu memanfaatkan energi
matahari untuk memanaskan air, panas matahari langsung dipakai untuk
memanaskan air yang dipompakan melalui pipa pada panel yang dilapisi cat
hitam.

2.2.2. Energi angin

Pada saat angin bertiup, angin disertai dengan energi kinetik(gerakan) yang bisa
melakukan suatu pekerjaan.Contoh, perahu layar memanfaatkan tenaga angin
untuk mendorongnya bergerak di air.

Tenaga angin juga bisa dimanfaatkan menggunakan baling-baling yang dipasang


di puncak menara, yang disebut dengan turbin angin yang akan menghasilkan
energi mekanik atau listrik.

2.2.3. Energi air

Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir atau air terjun. Air
yang mengalir ke puncak baling-baling atau baling-baling yang ditempatkan di
sungai, akan menyebabkan baling-baling bergerak dan menghasilkan tenaga
mekanis atau listrik. Tenaga air sudah cukup dikembangkan dan ada banyak
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menghasilkan listrik di seluruh
Indonesia.

4
Pada umumnya, bendungan dibangun di seberang sungai untuk menampung air di
mana sudah ada danau. Air selanjutnya dialirkan melalui lubang-lubang pada
bendungan untuk menggerakkan baling-baling modern yang disebut dengan turbin
untuk menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Akan tetapi, hampir
semua program PLTA kecil di Indonesia merupakan program yang memanfaatkan
aliran sungai dan tidak mengharuskan mengubah aliran alami air sungai.

2.2.4. Biodisel

Biodiesel adalah senyawa alkil ester yang diproduksi melalui proses alkoholisis
(transesterifikasi) antara trigliserida dengan metanol atau etanol dengan bantuan
katalis basa menjadi alkil ester dan gliserol; atau esterifikasi asam- asam lemak
(bebas) dengan metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa menjadi senyawa
alkil ester dan air. Biodiesel mentah (kasar) yang dihasilkan dari proses
transesterifikasi minyak (atau esterifikasi asam-asam lemak) biasanya masih
mengandung sisa-sisa katalis, metanol, dan gliserol. Untuk memurnikannya,
biodiesel mentah (kasar) tersebut bisa dicuci dengan air, sehingga pengotor-
pengotor tersebut larut ke dalam dan terbawa oleh fase air pencuci yang
selanjutnya dipisahkan. Porsi pertama dari air yang dipakai mencuci disarankan
mengandung sedikit asam/basa untuk menetralkan sisa-sisa katalis. Biodiesel yang
sudah dicuci kemudian dikeringkan pada kondisi vakum untuk menghasilkan
produk yang jernih dan bertitik nyala ≥100 o C (pertanda bebas metanol). Proses
transesterifikasi dan esterifikasi dapat digabungkan untuk mengolah bahan baku
dengan kandungan asam lemak bebas sedang sampai tinggi seperti CPO low
grade, maupun PFAD. Sebagai bahan baku biodiesel dapat digunakan antara lain
minyak jarak, minyak sawit, minyak kelapa dll. Biodiesel mempunyai rantai
karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung oksigen. Adanya oksigen pada
biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel (solar) yang komponen
utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi komposisi biodiesel dan petroleum
diesel sangat berbeda. Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak nabati,

5
sedangkan petroleum diesel adalah hidrokarbon. Walaupun kandungan kalori
biodiesel serupa dengan petroleum diesel, tetapi karena biodiesel mengandung
oksigen, maka flash pointnya lebih tinggi sehingga tidak mudah terbakar.
Biodiesel juga tidak menghasilkan uap yang membahayakan pada suhu kamar,
maka biodiesel lebih aman daripada petroleum diesel dalam penyimpanan dan
penggunaannya. Di samping itu, biodiesel tidak mengandung sulfur dan senyawa
bensen yang karsinogenik, sehingga biodiesel merupakan bahan bakar yang lebih
bersih dan lebih mudah ditangani dibandingkan dengan petroleum diesel.
Penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi emisi karbon monoksida,
hidrokarbon total, partikel, dan sulfur dioksida. Emisi nitrogen oksida juga dapat
dikurangi dengan penambahan konverter katalitik. Kelebihan lain dari segi
lingkungan adalah tingkat toksisitasnya yang 10 kali lebih rendah dibandingkan
dengan garam dapur dan tingkat biodegradabilitinya sama dengan
glukosa,sehingga sangat cocok digunakan pada kegiatan di perairan untuk bahan
bakar kapal/motor. Biodiesel tidak menambah efek rumah kaca seperti halnya
petroleum diesel karena karbon yang dihasilkan masuk dalam siklus karbon.

2.2.5. Energi Panas Bumi

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam Bumi. Pusat Bumi
cukup panas untuk melelehkan bebatuan. Tergantung pada lokasinya, maka suhu
Bumi meningkat satu derajat Celsius setiap penurunan 30 hingga 50 m di bawah
permukaan tanah. Suhu Bumi 3000 meter di bawah permukaan cukup panas untuk
merebus air. Kadang-kadang, air bawah tanah merayap mendekati bebatuan panas
dan menjadi sangat panas atau berubah menjadi uap.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) adalah seperti pembangkit listrik
tenaga batu bara biasa, hanya tidak memerlukan bahan bakar. Uap atau air panas
langsung berasal dari bawah tanah dan menggerakkan turbin yang dihubungkan
dengan generator yang menghasilkan listrik. Lubang-lubang dibor ke dalam tanah
dan uap atau air panas keluar dari pipa-pipa dialirkan ke pembangkit listrik tenaga
panas bumi untuk menghasilkan listrik. Tenaga panas bumi bersifat terbarukan
selama air yang diambil dari Bumi dimasukkan kembali secara terus-menerus ke
dalam tanah setelah didinginkan di pembangkit listrik. Tidak banyak tempat di
mana PLTPB bisa dibangun, karena perlu menemukan lokasi dengan jenis
bebatuan yang sesuai dengan kedalaman di mana memungkinkan untuk
melakukan pemboran ke dalam tanah dan mengakses panas yang tersimpan.

6
2.3. Potensi energi terbarukan di indonesia
2.3.1. Potensi Enegri Biomasa Di Indonesia

Sebagai negara agraris, potensi energi dari sumber biomasa di Indonesia cukup
melimpah. Limbah biomassa padat dari sektor kehutanan, pertanian, dan
perkebunan adalah limbah pertama yang paling berpotensi dibandingkan misalnya
limbah limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu. Besarnya
potensi limbah biomasa padat di seluruh Indonesia adalah 49,807.43 MW. Selain
limbah kehutanan dan pertanian, limbah peternakan dan sampah perkotaan juga
dapat diolah menjadi penghasil energi biomasa yang besar.
Dari kesemua sumber biomasa, kayu merupakan biomasa yang sudah lama
dikenal oleh masyarakat. Kayu sebagaimana biomasa adalah bahan bakar
terbarukan. Selama produksi dan pemanfaatan kayu, karbon yang dihasilkan
hampir netral. Walaupun selama pembakaran kayu dihasilkan CO2, kayu juga
mengabsorbsi CO2 selama proses fotosintesis.
BPS (2006) mencatat dari 55 juta ton padi yang diproduksi di Indonesia, 50%-nya
diproduksi di daerah Jawa. Di Jawa Tengah sebagai penghasil padi terbesar ketiga
setelah Jawa Barat dan Jawa Timur dihasilkan 8.5 juta ton padi atau setara dengan
1.7 juta ton sekam per tahun. Selain sekam padi, dari kegiatan pertanian ini juga
menghasilkan jerami. Potensi produksi jerami padi/ha kurang lebih 10-15 ton.
Potensi sumber biomasa lain adalah bagas, daun tebu, hasil samping pengolahan
sawit, sisa kelapa, dan sisa pohon karet. Untuk kelapa sawit, dalam proses
produksi CPO, 1 ton Tandan Buah Segar (TBS) menghasilkan 200 kg CPO dan
limbah padat Tandan Kosong Kelapa sawit (TKKS) 250 kg. Diperkirakan jumlah
TKKS pada tahun 2006 adalah sebanyak 20.75 juta ton. Misalkan kadar air TKKS
ini adalah 50%, maka jumlah TKKS kering (OD) kira-kira 10,375 juta ton. TKKS
memiliki nilai kalor tertinggi dibanding berbagai sumber biomasa sisa hasil
pertanian lainnya.
Bentuk limbah biomasa padat lainnya munisipal solid waste (sampah kota) di
kotakota besar merupakan limbah kota yang utamanya adalah berupa biomasa,
menjadi masalah yang serius karena mengganggu lingkungan adalah potensi
energi yang bisa dimanfaatkan dengan baik .Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata buangan sampah kota adalah 0.5 kg/kapita/hari.
Untuk kepentingan khusus, pemanfaatan biomasa menjadi solusi yang sangat
menjanjikan untuk permasalahan sampah di kota-kota besar. Pemanfaatan sampah
sebagai biomasa menjadi tenaga listrik melalui proses pembakaran langsung
(direct combustion) atau melalui proses pembuatan gas metana (gasifikasi) dapat
menjadi solusi, walaupun proyek ini lebih mahal dibandingkan proyek
pembangkit listrik lain untuk kapasitas yang setara. Khusus untuk sumber
biomasa, hanya sampah yang telah ditetapkan milestonenya.

7
Selain limbah biomasa padat, energi biogas bisa dihasilkan dari limbah kotoran
hewan, misalnya kotoran sapi, kerbau, kuda, dan babi juga dijumpai di seluruh
provinsi Indonesia dengan kuantitas yang berbeda-beda. Pemanfaatan energi
biomasa dan biogas di seluruh Indonesia sekitar 167.7 MW yang berasal dari
limbah tebu dan biogas sebesar 9.26 MW yang dihasilkan dari proses gasifikasi.
Pada tahun 1995 Departemen Pertambangan dan Energi melaporkan dalam
Rencana Umum Pengembangan EBT bahwa produksi etanol sebagai bahan baku
tetes mencapai 35-42 juta liter per tahun. Jumlah itu akan mencapai 81 juta liter
per tahun bila seluruh produksi tetes digunakan untuk membuat etanol. Saat ini
sebagian dari produksi tetes tebu Indonesia diekspor ke luar negeri dan sebagian
lagi dimanfaatkan untuk keperluan industri selain etanol. Biaya investasi biomasa
adalah berkisar 900 dollar/kW sampai 1.400 dollar/kW dan biaya energinya
adalah Rp 75/kW-Rp 250/kW.

2.3.2. Potensi pengembangan energi alternatif tenaga surya

Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh
permukaan bumi sebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Suplai energi
surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa
besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule/tahun, energi ini setara dengan 2 x 1017
Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di
seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0.1% saja permukaan
bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk
menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Perkembangan yang pesat
dari industri sel surya (solar sel) dimana pada tahun 2004 telah menyentuh level
1000 MW membuat banyak kalangan semakin melirik sumber energi masa depan
yang sangat menjanjikan ini.
Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan data
penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di
Indonesia dapat diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk Kawasan
Barat (KBI) dan Timur Indonesia (KTI) dengan distribusi penyinaran di KBI
sekitar 4.5 kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; dan di KTI sekitar
5.1 kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potesi
angin rata-rata Indonesia sekitar 4.8 kWh/m2 /hari dengan variasi bulanan sekitar
9%.

2.4. Faktor yang mempengaruhi energi terbarukan di indonesia

2.4.1. Faktor Internal

8
Faktor internal dalam analisis SWOT adalah faktor yang mengidentifikasikan
kekuatan atau keunggulan-keunggulan serta kelemahan-kelemahan yang dapat
digunakan pada pengembangan industri energi terbarukan.
Kekuatan (strength) untuk pengembangan industri energi terbarukan adalah :
pasokan permanen dan tidak dapat diperdagangkan; ramah lingkungan;
keberadaan sentra usaha kecil; biaya pengelolaan murah; sumberdaya dapat
disediakan secara lokal; mendapat dukungan politik yang kuat; potensi atau
depositnya sangat besar; menyerap tenaga kerja banyak; teknologi relatif mudah
dikuasai.
Kelemahan (weaknesses) yang merupakan kendala dalam pengembangan industri
energi terbarukan adalah: memerlukan biaya investasi yang tinggi; harga jual
produk energinya belum komersial; akses pasar terbatas; belum didukung
infratruktur yang memadai; dukungan kelembagaan masih kurang; kendala
sumberdaya manusia; kebijakan politik yang kurang terhadap pemanfaatan energi
terbarukan; belum dapat diproduksi massal; menggunakan teknologi beresiko
tinggi.
2.4.2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang dapat menggambarkan lingkungan di luar


pengembangan industri energi terbarukan, mencakup peluang dan ancaman.
Peluang (opportunities) dalam kaitannya dengan upaya pengembangan industri
energi terbarukan adalah: ada potensi peningkatan nilai tambah; menyerap banyak
tenaga kerja; menciptakan multiflier effects; memiliki prospek ekspor; terbukanya
kesempatan perluasan skala usaha; otonomi sumber energi di daerah; mampu
menggantikan peran energi fossil konvensional secara langsung.
Ancaman (threats) yang dapat timbul dalam pengembangan industri energi
terbarukan adalah: peningkatan persaingan pemanfaatan sumberdaya; perubahan
kebijakan baik secara nasional maupun di daerah; penurunan pasokan bahan baku;
penolakan masyarakat akibat berbagai konflik kepentingan.
2.5. Pengembangan investasi energi terbarukan

Secara umum dapat dirumuskan setidaknya 6 (enam) strategi pengembangan investasi


energi terbarukan yakni :

 Penyediaan Infrastruktur, termasuk informasi, yang dapat dikategorikan


sebagai strategi fasilitasi investasi;
 Penguatan Litbang Energi, juga termasuk strategi fasilitasi investasi;
 Pengembangan Kerjasama Pasar, selain dikategorikan sebagai strategi
fasilitasi investasi juga termasuk strategi subsidi harga jual produknya;
 Insentif Penanaman Modal, adalah strategi fasilitasi investasi dan keringanan
pajak;

9
 Subsidi terhadap Harga Jual Produk, termasuk strategi khusus untuk harga jual
produk batubara cair;
 Sosialisasi kepada masyarakat luas, adalah strategi fasilitasi investasi yang
berhubungan langsung dengan aspek sosial masyarakat.

Langkah Strategis Implementasi Program


Pengembangan investasi industri energi alternatif tidak dapat dipisahkan dari
beberapa faktor yang ada saat ini seperti :

 keberadaan sumberdaya;
 kondisi sosial budaya;
 pasar;
 infrastruktur; dan
 komitmen kuat dari pemangku kepentingan daerah.

Roadmap pengembangan investasi industri energi alternatif, khususnya industri


batubara cair, surya, dan biomassa, meliputi pengembangan seluruh aspek seperti :

 aspek pengelolaan sumberdaya;


 aspek teknologi;
 aspek Infrastruktur;
 aspek sumberdaya manusia;
 aspek pemasaran; dan
 aspek kemudahan berinvestasi.

Pengembangan usaha baru bidang energi alternatif pada tahap inisiasi memerlukan
sosialisasi dari sejumlah pihak, baik melalui pemerintah, BUMN, swasta, ataupun
pihak ketiga lainnya. Kelembangaan kelompok masyarakat dan Lembaga Swadaya
Masyarakat perlu mendapat perhatian sebagai upaya percepatan pengembangan
industri energi alternatif tersebut. Beberapa ketentuan peraturan daerah yang masih
tidak sejalan dengan kemudahan investasi harus ditinjau ulang. Kemudahan
berinvestasi juga diperlihatkan dari kemudahan pelayanan perijinan pada masing-
masing daerah. Kemudahan dalam bentuk insentif dan subsidi dirumuskan oleh
pemerintah pusat. Kerangka kerja penetapan insentif penanaman modal di Indonesia
telah disusun oleh BKPM sebagaimana disajikan pada Gambar 1.
Pola pemberian insentif fiskal dilakukan dengan dua pertimbangan yakni berdasarkan
kriteria sektor dan kriteria wilayah. Industri energi alternatif umumnya dapat
dipertimbangkan sebagai industri pionir, sehingga masuk dalam kriteria sektor
industri yang memperoleh insentif. Klasifikasi wilayah menjadi penting artinya pada
daerahdaerah yang memiliki kelangkaan sumberdaya energi fossil.
Pola pemberian insentif tersebut dapat pula dilakukan melalui gabungan
pertimbangan secara sektoral dan klasifikasi wilayah. Pengembangan energi alternatif
berbasis gelombang laut misalnya, selain sebagai industri pionir, di daerah potensial

10
seperti kawasan Nusa Tenggara Timur dapat dipertimbangkan sebagai wilayah yang
layak mendapat insentif. Konsumsi energi yang tidak terlalu besar, ditandai dengan
jumlah kawasan industri yang sangat sedikit, maka diperlukan insentif khusus agar
investor tertarik untuk mendirikan industri energi alternatif di daerah seperti itu.
Pengembangan investasi industri energi alternatif di suatu daerah diharapkan akan
memberikan beberapa keuntungan yakni :

 peningkatan produksi untuk meningkatkan perekonomian wilayah;


 pemanfaatan sumberdaya yang belum termanfaatkan menjadi sumber energi;
 mendukung program konservasi energi; dan
 membuka lapangan kerja yang luas.

Gambar 1 Profil biaya energi terbarukan dan energi fossil

11
BAB III
KESIMPULAN
3.1. KESIMPULAN
 Pertumbuhan pasar energi terbarukan: Pasar energi terbarukan telah
mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Investasi dalam sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin,
dan bioenergi, terus meningkat karena meningkatnya kebutuhan energi dan
kesadaran akan dampak negatif energi fosil terhadap lingkungan.
 Peluang investasi yang menjanjikan: Investasi dalam energi terbarukan
menawarkan peluang yang menjanjikan bagi para investor. Kebutuhan akan
energi terbarukan terus meningkat seiring dengan upaya untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Investor dapat memanfaatkan pasar ini dengan mengalokasikan dana mereka
dalam proyek-proyek energi terbarukan yang inovatif dan berpotensi
menguntungkan.
 Ketergantungan pada energi fosil: Meskipun pasar energi terbarukan
mengalami pertumbuhan yang pesat, ketergantungan pada energi fosil masih
dominan. Investasi dalam energi terbarukan perlu didorong lebih lanjut untuk
mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas dan
berpotensi merusak lingkungan. Dalam hal ini, peran pemerintah, kebijakan
yang mendukung, dan insentif bagi energi terbarukan sangat penting.
 Dampak positif lingkungan: Salah satu keuntungan utama investasi dalam
energi terbarukan adalah dampak positifnya terhadap lingkungan. Energi
terbarukan menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan sumber energi fosil. Dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, energi
terbarukan dapat membantu memerangi perubahan iklim dan meminimalkan
dampak negatifnya terhadap kualitas udara, air, dan lingkungan secara
keseluruhan.
 Keberlanjutan jangka panjang: Investasi dalam energi terbarukan juga
mencerminkan keberlanjutan jangka panjang. Sumber daya alam yang
terbarukan, seperti sinar matahari dan angin, tidak terbatas dan dapat
digunakan secara berkelanjutan tanpa mengurangi kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan masa depan. Dengan menginvestasikan sumber daya
dan teknologi yang tepat, energi terbarukan dapat menjadi bagian penting
dalam memenuhi kebutuhan energi global secara berkelanjutan

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Minilik peluang investasi di sektor energi. Business Review Nov. 2009.
Bernadi, R. 2009. Tenaga surya dan mikrohidro solusi atasi krisis energi desa terpencil.
Majalah Listrik Indonesia Edisi 5 Agustus-September 2009.
Departemen ESDM. 2003. Kebijakan pengembangan energy terbarukan dan konservasi
energi. Departemen ESDM, Jakarta.
Federal Ministry of Economics and Technology of Germany. 2008. Renewables made in
Germany. Deutch Energy-Agentur GmbH (Dena), Berlin
Huda, M., G. Agustina, N.S. Ningrum, dan B.Daulay. 2009. Financial analysis on
development of coal liquefication plant in Indonesia using brown coal
liquification (BCL) technology. J.Indonesian Mining Vol:12 No.13.
Ibrahim, H.D. 2009. Pengembangan Energi Terbarukan : Regulasi pricing, pembiayaan
biaya tambahan, dan penyediaan dana domestik. Business Review Nov. 2009.
Klass, D.L and G.H. Emert. 1981. Fuels from Biomass and Wastes. Ann Arbor Science,
Collingwood.
McKibben, B. 2009. Energi untuk masa depan. National Geographic. Edisi Spesial.
Rijwan, I, B.Daulay, dan G.K. Hudaya. 2008. The availability of Indonesian oil product
that used in the upgraded brown coal process. J. Indonesian Mining Vol:11 No.11
Sukandarrumidi. 2006. Batubara dan pemanfaatannya-pengantar teknologi batubara
menuju lingkungan bersih. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Widagdo, S. 2009. Letakkan Batubara sebagai Energy Value. Business Review Nov. 2009.

Anda mungkin juga menyukai