Karya Ilmiah
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu :
Silvi Trisna,M.Pd
2020
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
energi matahari.Potensi energi terbarukan terbesar di Indonesia adalah energi surya
yaitu sebesar 156,487 MW dan baru termanfaatkan sebesar 5MW (Ditjen Listrik &
Pemanfaatan Energi, 2006). Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk
meningkatkan penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas
energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan
pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi
sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan teknologi yang efisien dan
membudayakan pola hidup hemat energi. DESDM (2003) mengidentifikasi bahwa
potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang sangat besar yaitu
antara 10% - 30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan
sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai sekitar 10 –
15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%. (Badan
Standarisasi Nasional, 2004)
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara membuat dan merancang solar cell dan piezoelectric pada tas ransel
tersebut?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian penyetabil tegangan sehingga menghasilkan
energi listrik yang stabil pada tas ransel tersebut?
3. Bagaimana sistem kerja dari tas ransel tersebut?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan alat adalah sebagai berikut:
1. Membuat Prototipe Tas Ransel Penghasil Energi Berbasis Solar Cell dan
Pemanfaatan Piezoelectric.
2. Mengetahui Cara Kerja Tas Ransel Penghasil Energi Berbasis Solar Cell dan
Piezoelectric.
3. Mengetahui Efektivitas Penggunaan Tas Ransel Penghasil Energi Berbasis Solar
Cell dan Pemanfaatan Piezielectric.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan alat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bukti energi alternative yang di gubakan.
2. Alat pengisi energi berskala mikro (tas Ransel ) ini diharapkan dapat mengurangi
sedikit dampak dari krisis energi dan dapat mempermudah masyarakat
4
dalam memanfaatkan energi alam sebagai kebutuhannya sendiri sehingga dapat
menggurangi dampak dari pemborosan energi.
3. Menghasilkan produk baru yang berupa barang inovatif.
4. Sebagai alat bantu untuk pengecas energi alternatif untuk handphone dan lain
sebagainya..
1.5 LUARAN
Penelitian ini memiliki potensi luaran yang akan di tuju yaitu:
1. Publikasi artikel penelitian ilmiah di tingkat nasional dan internasional.
2. Membuat prototipe rancang tas penghasil energidalam skala kecil sebagai hasil akhir
yang di hasilkan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Solar cell
Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, sehingga penelitian tentang
bintang ini lebih mudah dari pada bintang lainnya. Matahari memiliki jarak 150
juta kilometer dari bumi, dan dia menyediakan energi yang dibutuhkan oleh kehidupan di
bumi ini secara terus-menerus (Mulyono, 2007: 47). Energi yang dibebaskan oleh
matahari setiap detinya menurut perhitungan para ahli, adalah ekuivalen dengan
konversi massa hidrogen yang besarnya adalah 4,2x10 ton/detik, yang ekuivalen dengan
1,2x 10 KW (Daryanto, 2007: 72).
Solar cell atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari
sebagian besar dioda p-n junction dan dengan adanya cahaya matahari mampu
menciptakan energi listrik. Perubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset
berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics (Patel, 2006: 143).
Berdasarkan jenis dan bentuk susunan atom-atom penyusunnya, solar cell dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu (Patel, 2006: 153):
1. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkandengan teknologi terkini
dan menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Monokristal
dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada
tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat
ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 14 - 18%. Kelemahan dari panel jenis
ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang
(teduh), sehingga efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
2. Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya
listrik yang sama.Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung lebih
rendah(Patel, 2006: 153).
3. Amorphous
"Amorf" mengacu pada objek memiliki bentuk yang pasti dan tidak ada
didefinisikan sebagai bahan non-kristal. Tidak seperti silikon kristal, di mana
6
susunan atom yang teratur, fitur silikon amorf pengaturan atomnya tidak
teratur seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sehingga, aktivitas
timbal balik antara foton dan atom silikon lebih sering terjadi pada silikon amorf
dibandingkan kristal silikon, memungkinkan lebih banyak cahaya yang dapat
diserap. Dengan demikian, sebuah film silikon amorf yang sangat tipis yang
kurang dari 1µm dapat diproduksi dan digunakan untuk pembangkit listrik.
Selain itu, dengan memanfaatkan logam atau plastik untuk substrat, sel surya
fleksibel juga dapat diproduksi. Solar cell jenis amorphous adalah solar cell
yang dibentuk dengan mendoping material silikon di belakang lempeng kaca.
Dinamakan amorphous atau tanpa bentuk karena material silikon yang
membentuknya tidak terstruktur atau tidak mengkristal. Solar cell jenis ini
biasanya berwarna coklat tua pada sisi yang menghadap matahari dan
keperakan pada sisi konduktifnya. Pada solar cell jenis ini terdapat garis-garis tipis
pararel di permukaannya, garis-garis ini merupakan lapisan n dan p dari
substrat silikon dan menjadi batas-batas individu solar cell dalam panel. Solar
cell jenis ini biasanya tanpa titik hook-up atau kabel yang jelas, sehingga dapat
membingungkan untuk menggunakannya.intensitas dan energi cahaya
meningkat dan mempengaruhi nilai voltase dan arus listrik dari solar cell.
Untuk solar cell jenis policrystal efisiensi dapat ditingkatkan sampai
35.08%. Dan untuk solar cell jenis amorphous dapat ditingkatkan sampai
31.77%. (Pagliaro, 2008: 62).
Sel surya konvensional, misalnya p-n , memiliki energi gap (Eg), ketika sel
terkena spektrum matahari, sebuah foton dengan energi kurang dari Eg,
tidak akan membuat kontribusi terhadap out put sel (mengabaikan Fonon
yang membantu penyerapan). Sedangkan sebuah foton dengan energi lebih besar
dari Eg, akan memberikan kontribusi sebesar energi Eg ke out put sel, dan energi
yang terlalu besar dari pada Eg akan terbuang menjadi panas. Untuk memperoleh
efisiensi konversi yang ideal, harus dipertimbangkan besarnya energi. (Sze, 1981:
403).
7
Gambar 1 Proses Pembangkitan Tegangan Pada Solar Cell
Prinsip Kerja Solar Cell Efek cell photovoltaik terjadi akibat lepasnya
elektron yang disebabkan adanya cahaya yang mengenai logam. Logam-
logam yang tergolong golongan 1 pada sistem periodik unsur-unsur
seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah melepaskan
elektron valensinya. Cellain karena reaksi redoks,elektron
valensilogamlogam tersebut juga mudah lepas olehadanya cahaya yang
mengenai permukaan logam tersebut. Diantara logam-logam diatas
Cessium adalah logam yang paling mudah melepaskan elektronnya, sehingga
lazim digunakan sebagai foto detektor.
Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah
sebanding dengan frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E
= h.f). Semakin kearah warna cahaya biru, makin tinggi tegangan yang
dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan berpengaruh terhadap arus
listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik dapat dihasilkan adalah
tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan 3
semikonduktor. Berikut karakteristik dari foto voltaik berdasarkan
hubungan antara intensitas cahaya dengan arus dan tegangan yang dihasilkan
(Purnama, 2012)
8
Oleh karena itu penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) untuk memanfaatkan potensi energi surya yang tersedia dilokasi-lokasi
tersebut merupakan solusi yang tepat (Ramadhan, dkk, 2016).
PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel Photovoltaic) akan lebih
diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di
berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Sehingga
hal ini dipandang perlu untuk dikaji lebih lanjut. Agar diperoleh kajian yang
komprehensif secara teknik. (Ubaidillah, dkk, 2012
2.2 Piezoelectric
Perkembangan energi terbarukan di negara-negara maju telah mengalami
peningkatan.Beberapa tahun terakhir ini banyak penelitian mengenai energi terbarukan.
Salah satunya adalah penelitian tentang bahan piezoelectric. Pada tahun 1880 terdapat
salah satu penemuan penting yang dikerjakan oleh Pierre dan Jacques Curie terkait
piezoelectricity effect (piezoelectricity) dimana penemuan tersebut memiliki potensi besar
untuk diuji coba kedalam konsep manajemen energi atau harvesting energy (Yulia, Putra,
Ekawati, & Nugraha, 2016).
Piezoelectric adalah suatu material yang dapat menghasilkan perbedaan muatan listrik
antara kedua sisinya apabila mengalami deformasi atau perubahan dimensi.Dengan
menghubungkan kedua sisi ini dengan konduktor listrik, maka dapat dihasilkan beda
potensial atau tegangan listrik, selain itu juga dapat dihasilkan arus listrik.
Material piezoelectric umumnya berbentuk kristal, yaitu material yang atomatom
penyusunnya tersusun sangat rapi yaitu memiliki pola geometri 3D yang
9
pasti.Material piezoelectric yang umum digunakan adalah quartz Kristal (SiO2). SiO2
sangat melimpah di alam yaitu banyak ditemukan dalam bentuk pasir dengan
struktur nonkristal atau amorphous. Quartz Kristal terdiri dari atom-atom silicon dan
oksigen yang tersusun rapi. Susunan atom-atom ini memiliki muatan yang netral karena
posisi atomatomnya berada pada kondisi kesetimbangan (muatan). Ketika kondisi
kesetimbangan ini terganggu karena deformasi Kristal, maka pada sisi Kristal yang
berseberangan akan muncul perbedaan muatan listrik. Sehingga ketika kedua sisi Kristal
dihubungkan oleh konduktor listrik, akan timbul gaya gerak listrik (Kristal yang
mengalami deformasi = dua kutub yang berbeda muatan listrik) (Habibullah, 2013).
Salah satu aplikasi dari piezoelectric adalah sebagai detektor suara pada
gitar listrik. Piezoelectric sangat sensitive dan responsif, bahkan getaran pada
papan permukaan gitar dapat dideteksi oleh piezoelectric. Sehingga untuk
mendeteksi suara yang dihasilkan oleh gitar, piezoelectric cukup ditempelkan pada
dinding gitar dihubungkan ke microcontroller atau computer atau sejenisnya untuk
diproses, kemudian dari microcontroller atau computer dapat dilanjutkan ke
speaker atau ampli.
10
yang dihasilkan dengan cara memberikan tekanan pada piezoelektrik (Rahayu,
2013).
11
BAB II
METODE PELAKSANAAN
3.1Tahap Pelaksanaan
Perancangan Sistem
Perakitan “Taspen”
Hardware Mekanik
Ya/Tidak
Finishing
Uji kelayakan
Tekhnologi “Taspen”
12
Gambar perancangan mekanik tas penghasil energi
13
BAB IV
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Potensi Energi Terbarukan. Ditjen Listrik & Pemanfaatan Energi.
Fachruidin. 2011. Rancang bangun sistem aerator dengan menggunakan energi surya.Skripsi.
Bogor IPB
Hadi S. 2000. Perhitungan radiasi perancangan sistem konversi energi matahari. Jurnal bisnis
dan teknologi
Habibullah,N.2013.Piezoelectric.
http://asramasalman.wordpress.com/2013/12/06/piezoelectric/.
UTAMI, Sri. Implementasi Algoritma Perturb and Observe untuk Mengoptimasi Daya
Keluaran Solar Cell Menggunakan MPPT di Laboratorium Energi Baru Terbarukan. Jurnal
Infotel, 2017, 9.1: 92-99.
SAODAH, SITI, and SRI UTAMI. "Perancangan Sistem Grid Tie Inverter pada Pembangkit
Listrik Tenaga Surya." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi,
& Teknik Elektronika 7.2 (2019): 339.
Afifudin, Faslucky, and Farid Samsu Hananto. "Optimalisasi Tegangan Keluaran Dari Solar
Cell Menggunakan Lensa Pemfokus Cahaya Matahari." Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika dan
Aplikasinya (2012).
Asy’ari, Hasyim, Abdul Rozaq, and Feri Setia Putra. "Pemanfaatan solar cell dengan pln
sebagai sumber energi listrik rumah tinggal." (2014).
Patel. MukundR. 2006. Wind and Solar Power Systems Design, Analysis, and Operation.
USA: Taylor & Francis Group, LLC.
15
Rettob, Abraham L., and Richard S. Waremra. "Pompa Air Bertenaga Energi Matahari (Solar
Cell) Untuk Pengairan Sawah." Musamus Journal of Science Education 1.2 (2019): 046-052.
Irlan, Ade Oktavianti, et al. "pemanfaatan sollar sell sebagaiseumber Energi alternatif di
kendang, JAKARTA BARAT." (2020).
Heri, Junial. "Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Solar Cell Kapasitas
50wp." Engineering 3.1 (2012).
Fazmir, H., Wahab, Y., Saadon, S., Anuar, A. F. M., Zainol, M. Z., Johari, S., ... & Arshad,
M. M. (2015). Study of ideal piezoelectric sandwich structure based on foot plantar pressure
applications. J. Teknol. Sci. Eng., 72, 1-6.
WIJAYA, Yohanes Adi Chandra, et al. Pengaruh luas permukaan piezoelectric disk terhadap
tekanan dan getaran dalammenghasilkan energi listrik. Prosiding SNST Fakultas Teknik,
2019, 1.1.
16