Anda di halaman 1dari 16

Seminar dan Workshop

Karya Ilmiah

“TASPEN” ( Tas Penghasil Energi )

Disusun Oleh:

Fauzan Khalik (18110001)

Dosen Pengampu :

Silvi Trisna,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

2020

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2.Perumusan Masalah ................................................................................................4
1.3.Tujuan .....................................................................................................................4
1.4.Manfaat...................................................................................................................4
1.5.Luaran.....................................................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Solar Cell ................................................................................................................6
2.2 .Piezoelecltrik .........................................................................................................9
BAB III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Metode Pelaksanaan ..............................................................................................12
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya ....................................................................................................14
4.2. Jadwal Kegiatan ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................15

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada abad ke-20 perkembangan teknologi berkembang sangat cepat
contohnya dalam bidang elektronik. Energi listrik merupakan salah satu elemen
penting yang sangat dibutuh kan dalam kehidupan di zaman sekarang ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dari waktu ke waktu
maka kebutuhan energi yang diperlukan untuk menopang kemajuan tersebut juga
semakin meningkat Akhir-akhir tahun ini saja pengguna barang elektronik misalkan
handphone itu berkembang sangat pesat, sehingga pengguna handphone pun
meningkat cukup drastis dari kalangan anak-anak yang masih duduk dibangku
sekolah tingkat dasar sampai orang dewasa bahkan sampai yang sudah tua sekalipun
tidak lepas dari yang namanya handphone.apalagi pada saat pandemi sekarang ini
penggunaan handphone hampir tak terpisahkan bagi semua kalangan.
Tetapi semua barang elektronik ini tidak akan berfungsi tanpa adanya energi
listrik walaupun sudah terciptanya tempat penyimpanan energi listrik berskala kecil
atau yang sering kita sebut dengan power bank karena alat tersebut hanya bisa
menyimpan listrik bersifat sementara dan tidak bisa menghasilkan energi listrik.
Dari permasalahan tersebut muncul sebuah inovasi terbaru yaitu
pembangkit listrik bersekala mikro dengan menggunakan solar cell dan
piezoelectric sebagai penghasil listrik dan rangkaian regulator agar mengahasilkan energi
listrik yang lebih stabil. Dalam perancangan alat ini menggunakan tas.ransel
sebagai media untuk meletakkan solar celldan piezoelectric karena tas ransel
merupakan tempat penyimpanan barang yang sering digunakan oleh beberapa
orang dalam berpergian selaian itu tas ransel memiliki tempat yang ideal untuk
menempatkan solarcell maupun piezoelectric.
Perbedaan antara tas biasa dan prototype tas ini terdapat pada fungsi yang telah
ditambahkan sehingga tas ransel tersebut mampu menghasilkan energi dengan skala
mikro. Energi tersebut kemudian ditampung pada sebuah baterai sehingga dapat
digunakan sebagai pengisi energi alternatif pada handphone,kamera, mp3, dll
Teknologi pembangkit listrik berskala kecil ini diharapkan sedikit mereduksi
energi. Ditengah krisis yang sedang dihadapi saat ini maka perlu dilakukan
diversifikasi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan yang salah satunya adalah

3
energi matahari.Potensi energi terbarukan terbesar di Indonesia adalah energi surya
yaitu sebesar 156,487 MW dan baru termanfaatkan sebesar 5MW (Ditjen Listrik &
Pemanfaatan Energi, 2006). Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk
meningkatkan penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas
energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan
pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi
sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan teknologi yang efisien dan
membudayakan pola hidup hemat energi. DESDM (2003) mengidentifikasi bahwa
potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang sangat besar yaitu
antara 10% - 30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan
sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai sekitar 10 –
15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%. (Badan
Standarisasi Nasional, 2004)
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara membuat dan merancang solar cell dan piezoelectric pada tas ransel
tersebut?
2. Bagaimana cara kerja rangkaian penyetabil tegangan sehingga menghasilkan
energi listrik yang stabil pada tas ransel tersebut?
3. Bagaimana sistem kerja dari tas ransel tersebut?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan alat adalah sebagai berikut:
1. Membuat Prototipe Tas Ransel Penghasil Energi Berbasis Solar Cell dan
Pemanfaatan Piezoelectric.
2. Mengetahui Cara Kerja Tas Ransel Penghasil Energi Berbasis Solar Cell dan
Piezoelectric.
3. Mengetahui Efektivitas Penggunaan Tas Ransel Penghasil Energi Berbasis Solar
Cell dan Pemanfaatan Piezielectric.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari pembuatan alat adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bukti energi alternative yang di gubakan.
2. Alat pengisi energi berskala mikro (tas Ransel ) ini diharapkan dapat mengurangi
sedikit dampak dari krisis energi dan dapat mempermudah masyarakat

4
dalam memanfaatkan energi alam sebagai kebutuhannya sendiri sehingga dapat
menggurangi dampak dari pemborosan energi.
3. Menghasilkan produk baru yang berupa barang inovatif.
4. Sebagai alat bantu untuk pengecas energi alternatif untuk handphone dan lain
sebagainya..
1.5 LUARAN
Penelitian ini memiliki potensi luaran yang akan di tuju yaitu:
1. Publikasi artikel penelitian ilmiah di tingkat nasional dan internasional.
2. Membuat prototipe rancang tas penghasil energidalam skala kecil sebagai hasil akhir
yang di hasilkan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Solar cell
Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, sehingga penelitian tentang
bintang ini lebih mudah dari pada bintang lainnya. Matahari memiliki jarak 150
juta kilometer dari bumi, dan dia menyediakan energi yang dibutuhkan oleh kehidupan di
bumi ini secara terus-menerus (Mulyono, 2007: 47). Energi yang dibebaskan oleh
matahari setiap detinya menurut perhitungan para ahli, adalah ekuivalen dengan
konversi massa hidrogen yang besarnya adalah 4,2x10 ton/detik, yang ekuivalen dengan
1,2x 10 KW (Daryanto, 2007: 72).
Solar cell atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari
sebagian besar dioda p-n junction dan dengan adanya cahaya matahari mampu
menciptakan energi listrik. Perubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset
berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics (Patel, 2006: 143).
Berdasarkan jenis dan bentuk susunan atom-atom penyusunnya, solar cell dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu (Patel, 2006: 153):
1. Monokristal (Mono-crystalline)
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkandengan teknologi terkini
dan menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi. Monokristal
dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik besar pada
tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam yang sangat
ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 14 - 18%. Kelemahan dari panel jenis
ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya mataharinya kurang
(teduh), sehingga efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca berawan.
2. Polikristal (Poly-crystalline)
Merupakan panel surya yang memiliki susunan kristal acak karena
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan daya
listrik yang sama.Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung lebih
rendah(Patel, 2006: 153).
3. Amorphous
"Amorf" mengacu pada objek memiliki bentuk yang pasti dan tidak ada
didefinisikan sebagai bahan non-kristal. Tidak seperti silikon kristal, di mana

6
susunan atom yang teratur, fitur silikon amorf pengaturan atomnya tidak
teratur seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Sehingga, aktivitas
timbal balik antara foton dan atom silikon lebih sering terjadi pada silikon amorf
dibandingkan kristal silikon, memungkinkan lebih banyak cahaya yang dapat
diserap. Dengan demikian, sebuah film silikon amorf yang sangat tipis yang
kurang dari 1µm dapat diproduksi dan digunakan untuk pembangkit listrik.
Selain itu, dengan memanfaatkan logam atau plastik untuk substrat, sel surya
fleksibel juga dapat diproduksi. Solar cell jenis amorphous adalah solar cell
yang dibentuk dengan mendoping material silikon di belakang lempeng kaca.
Dinamakan amorphous atau tanpa bentuk karena material silikon yang
membentuknya tidak terstruktur atau tidak mengkristal. Solar cell jenis ini
biasanya berwarna coklat tua pada sisi yang menghadap matahari dan
keperakan pada sisi konduktifnya. Pada solar cell jenis ini terdapat garis-garis tipis
pararel di permukaannya, garis-garis ini merupakan lapisan n dan p dari
substrat silikon dan menjadi batas-batas individu solar cell dalam panel. Solar
cell jenis ini biasanya tanpa titik hook-up atau kabel yang jelas, sehingga dapat
membingungkan untuk menggunakannya.intensitas dan energi cahaya
meningkat dan mempengaruhi nilai voltase dan arus listrik dari solar cell.
Untuk solar cell jenis policrystal efisiensi dapat ditingkatkan sampai
35.08%. Dan untuk solar cell jenis amorphous dapat ditingkatkan sampai
31.77%. (Pagliaro, 2008: 62).
Sel surya konvensional, misalnya p-n , memiliki energi gap (Eg), ketika sel
terkena spektrum matahari, sebuah foton dengan energi kurang dari Eg,
tidak akan membuat kontribusi terhadap out put sel (mengabaikan Fonon
yang membantu penyerapan). Sedangkan sebuah foton dengan energi lebih besar
dari Eg, akan memberikan kontribusi sebesar energi Eg ke out put sel, dan energi
yang terlalu besar dari pada Eg akan terbuang menjadi panas. Untuk memperoleh
efisiensi konversi yang ideal, harus dipertimbangkan besarnya energi. (Sze, 1981:
403).

7
Gambar 1 Proses Pembangkitan Tegangan Pada Solar Cell
Prinsip Kerja Solar Cell Efek cell photovoltaik terjadi akibat lepasnya
elektron yang disebabkan adanya cahaya yang mengenai logam. Logam-
logam yang tergolong golongan 1 pada sistem periodik unsur-unsur
seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah melepaskan
elektron valensinya. Cellain karena reaksi redoks,elektron
valensilogamlogam tersebut juga mudah lepas olehadanya cahaya yang
mengenai permukaan logam tersebut. Diantara logam-logam diatas
Cessium adalah logam yang paling mudah melepaskan elektronnya, sehingga
lazim digunakan sebagai foto detektor.
Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah
sebanding dengan frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E
= h.f). Semakin kearah warna cahaya biru, makin tinggi tegangan yang
dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan berpengaruh terhadap arus
listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik dapat dihasilkan adalah
tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan 3
semikonduktor. Berikut karakteristik dari foto voltaik berdasarkan
hubungan antara intensitas cahaya dengan arus dan tegangan yang dihasilkan
(Purnama, 2012)

8
Oleh karena itu penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) untuk memanfaatkan potensi energi surya yang tersedia dilokasi-lokasi
tersebut merupakan solusi yang tepat (Ramadhan, dkk, 2016).

PLTS atau lebih dikenal dengan sel surya (sel Photovoltaic) akan lebih
diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang relevan dan di
berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Sehingga
hal ini dipandang perlu untuk dikaji lebih lanjut. Agar diperoleh kajian yang
komprehensif secara teknik. (Ubaidillah, dkk, 2012

2.2 Piezoelectric
Perkembangan energi terbarukan di negara-negara maju telah mengalami
peningkatan.Beberapa tahun terakhir ini banyak penelitian mengenai energi terbarukan.
Salah satunya adalah penelitian tentang bahan piezoelectric. Pada tahun 1880 terdapat
salah satu penemuan penting yang dikerjakan oleh Pierre dan Jacques Curie terkait
piezoelectricity effect (piezoelectricity) dimana penemuan tersebut memiliki potensi besar
untuk diuji coba kedalam konsep manajemen energi atau harvesting energy (Yulia, Putra,
Ekawati, & Nugraha, 2016).
Piezoelectric adalah suatu material yang dapat menghasilkan perbedaan muatan listrik
antara kedua sisinya apabila mengalami deformasi atau perubahan dimensi.Dengan
menghubungkan kedua sisi ini dengan konduktor listrik, maka dapat dihasilkan beda
potensial atau tegangan listrik, selain itu juga dapat dihasilkan arus listrik.
Material piezoelectric umumnya berbentuk kristal, yaitu material yang atomatom
penyusunnya tersusun sangat rapi yaitu memiliki pola geometri 3D yang

9
pasti.Material piezoelectric yang umum digunakan adalah quartz Kristal (SiO2). SiO2
sangat melimpah di alam yaitu banyak ditemukan dalam bentuk pasir dengan
struktur nonkristal atau amorphous. Quartz Kristal terdiri dari atom-atom silicon dan
oksigen yang tersusun rapi. Susunan atom-atom ini memiliki muatan yang netral karena
posisi atomatomnya berada pada kondisi kesetimbangan (muatan). Ketika kondisi
kesetimbangan ini terganggu karena deformasi Kristal, maka pada sisi Kristal yang
berseberangan akan muncul perbedaan muatan listrik. Sehingga ketika kedua sisi Kristal
dihubungkan oleh konduktor listrik, akan timbul gaya gerak listrik (Kristal yang
mengalami deformasi = dua kutub yang berbeda muatan listrik) (Habibullah, 2013).

Salah satu aplikasi dari piezoelectric adalah sebagai detektor suara pada
gitar listrik. Piezoelectric sangat sensitive dan responsif, bahkan getaran pada
papan permukaan gitar dapat dideteksi oleh piezoelectric. Sehingga untuk
mendeteksi suara yang dihasilkan oleh gitar, piezoelectric cukup ditempelkan pada
dinding gitar dihubungkan ke microcontroller atau computer atau sejenisnya untuk
diproses, kemudian dari microcontroller atau computer dapat dilanjutkan ke
speaker atau ampli.

Piezoelektrik adalah sebuah material yang apabila diberi tekanan akan


menghasilkan arus listrik Menurut penelitian sebelumnya pengembangan terhadap
piezoelektrik sudah diterapkan di beberapa wilayah misalnya Yogyakarta berupa
piezoelektrik sebagai sistem deteksi dini gempa, dan sebagai penghasil listrik

10
yang dihasilkan dengan cara memberikan tekanan pada piezoelektrik (Rahayu,
2013).

Pengembangan piezoelektrik sebagai penghasil listrik diterapkan dengan


beberapa pengaplikasian misalnya diletakan di alas sepatu, bola, alas keset dan
pada polisi tidur. Banyaknya pembuatan piezoelektrik dibeberapa pengaplikasian
mendorong peneliti untuk membuat piezoelektrik dengan memanfaatkan energi
alam, hal ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan listrik dari pemerintah.

Indonesia merupakan negara tropis, sehingga membuat Indonesia memiliki


dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pemanfaatan alam sebagai
energi listrik pada musim kemarau dimanfaatkan dengan cara memanfaatkan
panas matahari sebagai energi yang disimpan pada siang hari dan dimanfaatkan
atau digunakan sebagai listrik pada malam hari. Namun, pada musim hujan
belum ada pemanfaatan energi yang dapat dimanfaatkan atau digunakan sebagai
energi listrik. Sehingga dalam hal ini peneliti bermaksud memanfaatkan energi
yang dihasilkan dari tekanan air hujan yang turun dari langit sebagai energi
tekan pada piezoelektrik. Dengan bantuan tekanan air hujan pada piezoelektrik,
maka piezoelektrik dapat menghasilkan energi listrik yang dapat digunakan untuk
keperluan sehari-hari, seperti penerangan (Widodo, dkk, 2015)

Nilai koefisien muatan piezoelektrik yaitu rentang 1 – 100 pico


coloumb/Newton.Tegangan mekanik dan medan listrik dianggap sensitf pada
materil piezoelectric apabila tegangan mekanik diterapkan pada material
piezoelectric. M aka akan terjadi suatu medan listrik pada material tersebut. Efek
piezoelectric bersifat reversible yaitu dapatmenghasilkan direct piezoelectric
effect (menghasilkan energi listrik jika diterapkan dengan tegangan mekanik) dan
menghasilkan reverse piezoelectric effect (menghasilkan tegangan dan/atau regangan
mekanik jika diterapkan pada beda potensial listrik) (Ahda dan Mardianto,2010).

Piezoelectric merupakan sebuah bahan yang memiliki sifat yang unik.


Penerapan getaran/tekanan pada kristal piezoeletric akan membangkitkan tegangan
listrik karena terjadi polarisasi pada muatannya (Hidayatullah, Syukri, & Syukriyadin,
2016).

11
BAB II

METODE PELAKSANAAN

3.1Tahap Pelaksanaan

TASPEN (Tas Penghasil Energi) merupakan inovasi teknologi yang dapat


menutupi kekurangan energi pada umumnya dengan pemanfaatan energi
terbarukan, yaitu memanfaatkan tenaga radiasi matahari dengan menggunakan
panel surya sebagai pengkonversi energi matahari menjadi energi listrik dan
dilengkapi dengan piezoelectric yang memanfaatkan beban untuk dikonversi
menjadi energi listrik. Pelaksanaan program ini terdiri dari beberapa tahap yaitu:

Perancangan Sistem

Pengadaan Alat dan


Bahan

Perakitan “Taspen”

Hardware Mekanik

Ya/Tidak

Finishing

Uji kelayakan
Tekhnologi “Taspen”

12
Gambar perancangan mekanik tas penghasil energi

13
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN PROGRAM

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp)


1. Peralatan Penunjang Rp.4.000.000,-
2. Bahan Habis Pakai (BHP) Rp.5.501.000,-
3. Transportasi Bahan Baku dan peralatan Rp.1.450.000,-
4. Lain-lain : Rp.1.330.000,-
Fotocopy,Penjilidan,sewa tempat perakitan
Laporan Kemajuan dan laporan akhir
Jumlah Rp.12.281.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan Program

No Kegiatan Bulan ke-


1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perancangan Sistem x x
2. Pengadaan Alat x X
Dan Bahan
3. Perakitan TASPEN x x x
4. Finishing x x x
5. Uji Kelayakan x x

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Potensi Energi Terbarukan. Ditjen Listrik & Pemanfaatan Energi.

Archie WC. 1984.Prinsip-prinsip konversi energi (terjemahan oleh Darwin S.).Jakarta:


Erlangga

Fachruidin. 2011. Rancang bangun sistem aerator dengan menggunakan energi surya.Skripsi.
Bogor IPB

Hadi S. 2000. Perhitungan radiasi perancangan sistem konversi energi matahari. Jurnal bisnis
dan teknologi

Purnama,A.2012.Solar Cell. http://elektronika dasar.web.id/komponen/sensortranducer/solar-


cell/.

Habibullah,N.2013.Piezoelectric.
http://asramasalman.wordpress.com/2013/12/06/piezoelectric/.

Jaiswal and A.Mahor, “Review on MPPT Techniques in Solar Photovoltaic


System,”International Journal of Advanced Technology inEngineering and Science. Volume
No.02, Issue No. 07,July 201

UTAMI, Sri. Implementasi Algoritma Perturb and Observe untuk Mengoptimasi Daya
Keluaran Solar Cell Menggunakan MPPT di Laboratorium Energi Baru Terbarukan. Jurnal
Infotel, 2017, 9.1: 92-99.

SAODAH, SITI, and SRI UTAMI. "Perancangan Sistem Grid Tie Inverter pada Pembangkit
Listrik Tenaga Surya." ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi,
& Teknik Elektronika 7.2 (2019): 339.

Afifudin, Faslucky, and Farid Samsu Hananto. "Optimalisasi Tegangan Keluaran Dari Solar
Cell Menggunakan Lensa Pemfokus Cahaya Matahari." Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika dan
Aplikasinya (2012).

Asy’ari, Hasyim, Abdul Rozaq, and Feri Setia Putra. "Pemanfaatan solar cell dengan pln
sebagai sumber energi listrik rumah tinggal." (2014).

Pagliaro,Mario.2008.Flexible Solar Cells.Weinheim:WILEY-VCH Verlag GmbH&Co.


KGaA.

Patel. MukundR. 2006. Wind and Solar Power Systems Design, Analysis, and Operation.
USA: Taylor & Francis Group, LLC.

Sze,S.M.1981.Physics of Semiconductor Devices Second Edition. Canada: John Wiley &


Son, Inc

Widayana,Gede."Pemanfaatan Energi Surya." Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 9.1


(2012).

15
Rettob, Abraham L., and Richard S. Waremra. "Pompa Air Bertenaga Energi Matahari (Solar
Cell) Untuk Pengairan Sawah." Musamus Journal of Science Education 1.2 (2019): 046-052.

Irlan, Ade Oktavianti, et al. "pemanfaatan sollar sell sebagaiseumber Energi alternatif di
kendang, JAKARTA BARAT." (2020).

Heri, Junial. "Pengujian Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Solar Cell Kapasitas
50wp." Engineering 3.1 (2012).

Fazmir, H., Wahab, Y., Saadon, S., Anuar, A. F. M., Zainol, M. Z., Johari, S., ... & Arshad,
M. M. (2015). Study of ideal piezoelectric sandwich structure based on foot plantar pressure
applications. J. Teknol. Sci. Eng., 72, 1-6.

WIJAYA, Yohanes Adi Chandra, et al. Pengaruh luas permukaan piezoelectric disk terhadap
tekanan dan getaran dalammenghasilkan energi listrik. Prosiding SNST Fakultas Teknik,
2019, 1.1.

16

Anda mungkin juga menyukai