Anda di halaman 1dari 15

“LAPORAN PERHITUNGAN TARIF LISTRIK DALAM SUMBER ENERGI

TERBARUKAN SEBAGAI SYARAT KELULUSAN MATA KULIAH


MANAJEMEN ENERGI”

DOSEN

Ari Andriyas Puji, ST., MT

DISUSUN OLEH :

Agung Wibowo : (200103093)

Rahmad Farid Hakim : (200103094)

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

PEKANBARU

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “ Perhitungan Tarif Listrik”.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami
berhasil menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan paparan ilmu yang lebih untuk kedepannya.Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada mahasiswa dan
masyarakat dari hasil makalah ini.Karena itu kami berharap semoga laporan ini dapat
menjadi sesuatu berguna bagi kita semua.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.Penulis berharap semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 18 Januari 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................7
LANDASAN TEORI...............................................................................................................7
2.1 Sumber Energi Terbarukan............................................................................................7
2.1.1 Sumber energi terbarukan (PLTD).........................................................................7
2.1.2 Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga diesel :.......................................................7
Perhitungan Metode Life Cycle Cost...................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................10
3.1 LCC Skenario...............................................................................................................10
3.1.1 .Total Harga Energi Listrik yang Dibangkitkan.....................................................10
3.2 Studi Kelayakan Ekonomi............................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................12
4.1 Simpulan......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
LAMPIRAN...........................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ini kami lakukan berdasarkan apa yang terjadi di lingkungan


sekitar,dikarenakan adanya pemakaian energi terbarukan di bidang industri,maka
kami melakukan penelitian ini untuk mencari cara bagaimana perhitungan tarif listrik
dengan menggunakan pembangkit listrik yang lain.Indonesia memiliki Potensi
Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar diantaranya, mini/micro hydro
sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi
angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. Data potensi EBT terbaru
disampaikan Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dalam acara
Focus Group Discussiontentang Supply-Demand Energi Baru Terbarukan yang
belum lama ini diselenggarakan Pusdatin ESDM.

Saat ini pengembangan EBT mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang
Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi
primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati
sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara
yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah
menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada
tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang
angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan
nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai
tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.

Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan biomasa adalah mendorong pemanfaatan


limbah industri pertanian dan kehutanan sebagai sumber energi secara terintegrasi dengan
industrinya,
mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan kegiatan ekonomi masyarakat,
mendorong pabrikasi teknologi konversi energi biomassa dan usaha penunjang, dan
meningkatkan penelitian dan pengembangan pemanfaatan limbah termasuk sampah kota
untuenergi.

Upaya untuk mengembangkan energi angin mencakup pengembangan energi angin untuk
listrik dan non listrik (pemompaan air untuk irigasi dan air bersih), pengembangkan teknologi

4
energi angin yang sederhana untuk skala kecil (10 kW) dan skala menengah (50 - 100 kW)
dan mendorong pabrikan memproduksi SKEA skala kecil dan menengah secara massal.

Pengembangan energi surya mencakup pemanfaatan PLTS di perdesaan dan perkotaan,


mendorong komersialisasi PLTS dengan memaksimalkan keterlibatan swasta,
mengembangkan industri PLTS dalam negeri, dan mendorong terciptanya sistem dan pola
pendanaan yang efisien dengan melibatkan dunia perbankan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalah dalam Kasus ini
adalah:
1. Energi Terbarukan jenis apa yang efisien dipakai di bidang industri saat ini?
2. Bagaimana hasil perbandingan perhitungan tarif antara skenario 1 dan
skenario 2?
3. Bagaimana Rekomendasi energi terbarukan yang digunakan pada lahan
industri di perkotaan dan pedesaan?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini yaitu:


1. Energi Terbarukan Yang Efisien Pada Industri
2. Lahan di Perkotaan atau Pedesaan
3. Upaya Perhitungan Tarif Listrik

5
6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sumber Energi Terbarukan


Energi terbarukan memiliki makna bahwa sumber energi ini adalah
sumber energi yang bisa dapat didaurulang dan tidak habis. Artinya sumber ini di
bumi dan alam semesta berada dalam jumlah yang berlimpah dan tidak akan habis.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator.

2.1.1 Sumber energi terbarukan (PLTD)


PLTD atau pembangkit listrik tenaga diesel adalah pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai prime mover (penggerak mula). Prime mover ini
adalah peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang dibutuhkan untuk
memutar rotor generator.

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel biasanya digunakan untuk mencukupi


kebutuhan energi listrik dalam jumlah kecil. Biasanya digunakan pada daerah-daerah
tepencil yang belum mendapatkan pasokan listrik serta digunakan untuk memasok
kebutuhan listrik pada suatu pabrik.

2.1.2 Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga diesel :


Pertama-tama bahan bakar di dalam tangki penyimpanan disaring terlebih
dahulu sebelum dipompakan ke dalam tangki penyimpanan sementara yang kemudian
akan disimpan. Jika menggunakan bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar tersebut
dipompakan ke nozzle (pengabut). Pada proses ini temperatur bahan bakar akan
dinaikkan sehingga menjadi kabut. Sedangkan jika menggunakan bahan bakar gas
(BBG), bahan bakar dari tangki penyimpanan sementara akan diatur tekanannya
melalui convertion kit (pengatur tekanan gas).

Dengan kompresor, udara bersih akan dimasukkan ke dalam tangki udara


kemudian dialirkan ke dalam turbocharger. Sebelum dialirkan, udara di dalam turbo
charger tersebut akan dinaikkan tekanan dan temperaturnya mencapai 500 psi dan
suhunya 600° C . kemudian udara yang bertemperatur dan bertekanan tinggi tersebut
akan dialirkan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

7
Kemudian bahan bakar dari nozzle (jika menggunakan BBM) atau dari
convertion kit (jika menggunakan (BBG) diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber).

Karena menggunakan udara yang memiliki tekanan dan temperatur tinggi,


mesin diesel akan menyala secara otomatis. Hal ini terjadi karena udara dengan
tekanan dan temperatur tinggi tadi akan membuat temperatur di dalam silinder ikut
naik. Dan pada saat itu bahan bakar akan disemprotkan pada silinder sehingga dapat
menimbulkan ledakan bahan bakar dan membuat mesin diesel menyala. Ledakan
bahan bakar tersebut dapat menggerakkan poros rotor generator yang akan mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Agar energi listrik yang telah dihasilkan
sampai ke beban, tegangan yang dihasilkan generator tadi akan dinaikkan tegan.

Perhitungan Metode Life Cycle Cost


Model life cycle cost pada sistem energi pertama dikembangkan oleh
Departement of Energy US dan diatur dalam National Bureau of Standards, 1980.
Model ini mempertimbangkan total semua biaya yang relevan dari suatu sistem
energi dari waktu ke waktu mulai dari biaya desain, bangunan, bahan, operasi sistem,
dan komponen. Lebih khusus lagi, termasuk biaya investasi awal, operasi, biaya
pemeliharaan, biaya penggantian peralatan dimasa yang akan datang, keamanan,
asuransi dan juga nilai jual kembali. Dengan demikian, biaya siklus hidup sistem
energi dirumuskan sebagai berikut :

LCC = EC + IC + SV + NFOMC + NRC + RC

Dimana :

LCC : Nilai saat ini dari life cycle cost

EC : Nilai saat ini dari biaya energy

IC : Nilai saat ini dari biaya investasi

SV : Nilau saat ini dari salvage

NFOMC : Nilau saat ini dari operasi diluar bahan bakar setiap tahun berulang
dan biaya pemeliharaaan

NRC : Nilai saat ini dari operasi luar bahan bakar tidak berulang dan
pemeliharaan biaya

8
RC : Nilai saat ini biaya berulang atau biaya tahunan

Biaya siklus hidup (life-cycle cost) merujuk pada penjumlahan semua biaya-biaya,
baik yang berulang maupun tidak berulang sehubungan dengan produk, struktur,
sistem, atau jasa selama jangka waktu hidupnya

LCoE adalah harga dimana listrik yang dibangkitkan dari sumber energy
tertentu sehingga mencapai break even selama jangka waktu tertentu.Jangka waktu
biasanya ditentukan berdasarkan waktu pakai dari system pembangkit listrik.

U.S. Energy Information Administration mendefinisikan LCoE sebagai


berikut : levelized cost mempresentasikan nilai total dari biaya investasi, operasional
& perawatan, biaya penggantian peralatan, sewa lahan, asuransi sebuah fasilitas
pembangkit yang di ‘present value’ kan dalam satu siklus finansial dan siklus kerja,
kemudian nilai ini dikonversikan dalam cicilan tahunan dengan menambahkan
perhitungan tingkat inflasi.

n
LCC
I+ ∑ t
t =1 ( 1+ r)
LCoE= n
Et
∑ (1+r )
t
t =1

It : biaya investasi pembangkit perioda tahun ke-t

LCCt : Life Cycle Cost pembangkit perioda tahun ke-t r : nilai suku bunga yang
berlaku Et : pembangkitan energi listrik yang dihasilkan (dalam kWh) pada tahun
ke-t n : umur pakai pembangkit

gannya menggunakan trafo step up. Itulah prinsip kerja pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD).

9
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 LCC Skenario


Skenario Pada umumnya pembangunan PLTD adalah dilakukan oleh investor
yang murni bersifat Independent Power Producer (IPP) sedangkan PLTD
Pekanbaru Kota dan merupakan pilot project dari Pemerintah Republik Indonesia
melalui Kementrian ESDM RI.

Perhitungan tarif penjualan listrik skenario-1(dekat dengan pemukiman) dan


scenario-2(jauh dari pemukiman) didapatkan hasil bahwa penambahan nilai LCoE
dengan margin keuntungan sebesar 10%. Dengan LCOE scenario 1 =Rp. 12.812 dan
LCOE, scenario 2 = Rp. 11.743. Untuk mendapatkan TPL maka LCOE(biaya energy)
+ margin keuntungan 10% maka didapatkan harga scenario 1 Rp. 0,99 scenario 2 Rp.
0,90.
3.1.1 .Total Harga Energi Listrik yang Dibangkitkan
Dengan menggunakan tarif penggunaan listrik pada seknario 1 Yang bernilai
Rp. 12.812,-/kWh dan total pembangkitannya sebanyak 3.250.000 kWh dan hasil
perhitungan total penjualan energy sebesar 41.639.000.000. Dengan menggunakan
tarif penggunaan listrik pada seknario 2. Yang bernilai Rp.11.743,-/kWh dan total
pembangkitnya sebanyak 3.000.000 kWh. Dan hasil perhitungan total penjualan
energy sebesar 35.229.000.000

10
3.2 Studi Kelayakan Ekonomi
Untuk menganalisa kelayakan ekonomi terhadap tarif penjualan listrik dengan
nilai Rp. 11.743,- /kWh dilakukan dengan mempergunakan 4 (empat) parameter
yang hasil perhitungannya dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Paramater Pay Back Period

Dengan menggunakan persamaan hasil perhitungan parameter PBP


memperlihatkan bahwa untuk pengembalian LCC diperlukan waktu 4 tahun
hal ini menunjukkan bahwa dengan tariff penjualan listrik senilai Rp
11.743 /kWh bisa di terima karena total LCC PLTD RIAU akan bisa ditutupi
sebelum habis masanya
2. Parameter Net Present Value
Perhitungan parameter NPV dilakukan dengan tarif penjualan listrik senilai
Rp 11.743 /kWh didapatkan hasil NPV bernilai positif yaitu Rp
951.503.719.333 dengan hasil yang positif maka parameter NPV
menunjukkan yang bisa diterima dan layak dilaksanakan
3. Parameter IRR
IRR dihitung menggunakan hasil dari Net Cash Flow yang sudah kami hitung
menggunakan Ms Exel dan didapati IRR 62% angka ini lebih besar dari
MARR 8 %
4. Parameter PI
Cara menghitung parameter PI dengan PV pendapatan / PV pengeluaran
didapati hasil 1,58. Hasil perhitungan 1,58 lebih besar atau di atas 1 sesuai
dengan parameter profitability.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Simpulan terhadap kajian Analisa Keekonomian Tarif Penjualan Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Riau dengan metode Life Cycle Cost adalah
Sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan tarif penjualan listrik skenario-1, yaitu dengan
memasukkan biaya investasi dalam perhitunganLCC Dengan
menggunakan persamaan hasil perhitungan parameter PBP
memperlihatkan bahwa untuk pengembalian LCC diperlukan waktu 4
tahun hal ini menunjukkan bahwa dengan tariff penjualan listrik
senilai Rp 12.812 /kWh bisa di terima karena total LCC PLTD RIAU
akan bisa ditutupi sebelum habis masanyasehingga tidak
memungkinkan untuk memberlakukan hasil ini.
2. Hasil perhitungan tarif penjualan listrik skenario-2, yaitu dengan
memasukkan biaya investasi dalam perhitungan LCC Dengan
menggunakan persamaan hasil perhitungan parameter PBP
memperlihatkan bahwa untuk pengembalian LCC diperlukan waktu 4
tahun hal ini menunjukkan bahwa dengan tariff penjualan listrik
senilai Rp 11.743 /kWh bisa di terima karena total LCC PLTD RIAU
akan bisa ditutupi sebelum habis masanya sehingga tidak
memungkinkan untuk memberlakukan hasil ini.
3. Studi kelayakan ekonomi terhadap tarif penjualan listrik skenario-2
(Rp. 75.149.985 /kWh) dengan menggunakan empat
parameter kelayakan ekonomi menunjukkan hasil yang
menerima harga tersebut, ini berarti bahwa secara ekonomi
tarif penjualan listrik ini memberikan profit kepada pengelola.
4. Diperlukan adanya keputusan yang tepat dan cepat dalam
penetapan tarif penjualan listrik PLTD RIAU untuk dapat
menjaga kontinuitas fungsi sistem dari aset yang dimiliki
pemerintah untuk dapat tercapainya target pada tahun 2022 RIAU
pembangkit energi baru terbarukan sebesar 22%.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=pembangkit+listrik+tenaga+diesel+di+indonesia&ei=GsTqYa24K8_D3LUPwcOf
wAI&oq=pembangkit+listrik+tenaga+diesel&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAEYATIFCA
AQgAQyBQgAEIAEMgUIABCABDIFCAAQgAQyBQgAEIAEMgYIABAWEB4y
BggAEBYQHjIGCAAQFhAeMgYIABAWEB4yBggAEBYQHjoHCAAQRxCwAzo
HCAAQsAMQQzoMCC4QyAMQsAMQQxgAOgcIABCxAxBDOggIABCABBCx
AzoOCC4QgAQQsQMQxwEQrwE6BAgAEEM6CgguELEDEIMBEEM6CwgAEIA
EELEDEIMBOgUIABCRAjoOCC4QgAQQsQMQxwEQ0QM6CAgAELEDEIMBO
ggILhCxAxCDAToICC4QgAQQsQM6CwguEIAEELEDEIMBOgsILhDHARCvAR
CRAkoECEEYAEoECEYYAFDXCljkeWCOnwFoAnACeASAAfAJiAHlM5IBETE
2LjEyLjEuMy4xLjAuMS4xmAEAoAEBsAEAyAEMwAEB2gEECAAYCA&sclien
t=gws-wiz#:~:text=Pembangkit%20Listrik%20Tenaga%20Diesel%20(PLTD)
%20%2D%20www,%C2%B7%20Translate%20this%20page

13
LAMPIRAN

(Gambar Daerah Rencana PLTD Jauh dari pemukiman Skenario 2)

14
(Gambar Daerah Rencana PLTD Dekat Pemukiman Skenario 1)

15

Anda mungkin juga menyukai