Perhitungan Waktu Baku dan Peta-Peta Kerja pada suatu usaha kerja tentang pembuatan Es
Kelapa Susu
Disusun Oleh :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Analisis & Pengukuran Kerja. Shalawat serta
salam selalu kami curahkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW dengan bersholawat
kepadanya.
Kami membuat laporan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu tentang
waktu baku dan peta-peta kerja yang diberikan oleh dosen mengenai “Perhitungan Waktu Baku
dan Peta – Peta pada Usaha MIkro”. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Waktu Baku dan Peta – Peta Kerja bagi para pembacadan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih dosen pengajar yaitu, Bapak Satriardi, ST., M.Eng
selaku dosen mata kuliah Analisi & Pengukuran Kerja yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan bagi para pembacanya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL.................................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................5
BAB I....................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................8
LANDASAN TEORI............................................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................38
BAB IV...............................................................................................................................................45
ANALISIS DATA...............................................................................................................................45
BAB V.................................................................................................................................................47
PENUTUP...........................................................................................................................................47
5.1 Kesimpulan................................................................................................................................47
5.2 Saran..........................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................48
DAFTAR TABEL
Sebuah perusahaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaian
berlangsung paling singkat. Ukuran sukses dari suatu sistem produksi dalam industri
biasanya dinyatakan dalam bentuk besarnya produktivitas yang dihasilkan. Dalam hal ini
ukuran kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha peningkatan
produktivitas industri. Dalam mendapatkan hasil terbaik untuk ukuran kerja manusia
dibutuhkan pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu adalah usaha untuk menentukan
lama kerja yang dibutuhkan seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada
tingkat kecepatan kerja normal dan wajar.
Produktivitas tidak akan dapat diukur apabila perusahaan tidak memiliki suatu acuan atau
standar yang baku. Sebuah standar biasanya merupakan langkah awal dalam menentukan
kebutuhan pekerja. Standar sering disamakan dengan waktu standar karena ukuran untuk
menentukan sebuah standar dapat dilihat dari waktu standarnya. Waktu standar merupakan
waktu yang dibutuhkan rata-rata pekerja untuk melakukan pekerjaan dalam kondisi normal.
Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa sangat diperlukaanya penentuan waktu standar yang
kemudian dibakukan oleh pihak perusahaan untuk dijadikan waktu standard atau sering
disebut juga waktu baku serta pembuatan peta peta kerja. Hal ini digunakan untuk
memberikan waktu standar atau waktu baku untuk menyelesaikan proses produksi.
Salah satu usahmikro yang ada yaitu es kelapa susu sirup. Es kelapa susu dingin
merupakan salahsatu usaha kecil menengah yang bergerak dibidang pengolahan minuman
lokasi berada di Jalan Bundo Kanduong, Pekanbaru Raya, Kota Pekanbaru. Beroperasi
selama jam. Maka, penulis mengajukan untuk menghitung waktu baku dan peta-peta kerja.
LANDASAN TEORI
1.Pengukuran Langsung
Melakukan penghitungan secara langsung dengan mengukur dilokasi pekerjaan dengan
kegiatan pekerjaan tersebut mulai dijalankan, untuk metode pengukuran pengambilan
langsung dibagi menjadi dua:
1. Metode Stopwatch
Aktifitas pengukuran waktu pengamatan dari awal proses kerja sampai selesai,
kemudian pengamat mencatat waktu siklusnya.
2. Metode Sampling Kerja
Pengamat tidak harus terus menerus berada dilokasi kerja, tetapi melakukan kegiatn
pengamatan sekali-kali yang telah ditentukan dengan cara random/acak. Karena dalam satu
hari kerja akan dibagi satuan waktu yang besarnya biaya ditentukan pengukur.
3..Pengukuran Tidak Langsung
Pengukuran waktu yang telah tidak harus berada langsung dilokasi kerja. Tetapi bias
dilakukan dengan cara melihat grafik atau table yang tersedia, dengan catatan harus
memahami jalannya produksi yang telah diprosesdengan elemen-elemen gerakan, seperti
Work Factor (WFS), Method Time Measurenment (MTM), Basic Motion Time (BMT),
Maynard Operation Sequence Technique (MOST)
3. Memilih operator
4. Melatih operator
a. Melakukan penyesuian
c. Menghitung kelonggaran
𝑘/𝑠√𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2
𝑁′ = ( )
∑𝑋
Keterangan:
𝑠 = Tingkat ketelitian
𝑘 = Tingkat keyakinan
= 90% ≈ 3
= 95% ≈2
Jika 𝑁′𝑁, data dianggap cukup
BKB = 𝑋̅ - kσ
𝑋̅ / 𝑊𝑠 =
Waktu rata-
rata / Waktu
Siklus
𝑋𝑖
𝑋̅ = ∑
2.1.5 Menghitung Waktu Normal
Waktu normal adalah waktu penyelesaian oleh pekerja dalam dan kemampuan
rata-rata. Setelah diketahui besarnya waktu siklus untuk setiap elemen kerja maka dapat
dilakukan perhitungan waktu baku. Waktu normal juga waktu kerja yang
mempertimbangkan faktor penyesuaian.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung waktu
normal adalah sebagai berikut :
𝑊𝑛 = 𝑊𝑠 × 𝑝
Keterangan:
𝑊𝑛 = Wantu Normal
𝑊𝑠 = Waktu Siklus
𝑝 = Faktor Penyesuaian
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung waktu normal adalah sebagai
berikut :
100%
𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 ×
100% − 𝐴𝑙𝑙
Keterangan:
𝑊𝑏 = Waktu Baku
𝑊𝑛 = Waktu Normal
1. Pertama, pada baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis
peta, yaitu Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti :
nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, apakah itu memetakan
keadaan sekarang atau yang diusulkan, nomor peta dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses dinyatakan tepat di atas garis horizontal yang
sesuai, yang menunjukkan ke dalam urutan-urutan tempat material
tersebut kemudian di proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertical, dari atas ke bawah
sesuai urut-urutan prosesnya.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi terkait.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi
Agar diperoleh gambar peta kerja operasi yang baik bagian produk yang
paling banyak mengalami proses operasi atau komponen induk, dipetakan terlebih
dahulu atau diletakkan pada bagian peta sebelah kanan.
SIMBOL ARTI
SIMBOL/KETERANGAN
Kegiatan Operasi
Pengawasan atau Inspeksi
Aktivitas Ganda
Menunggu
Penyimpanan
Transportasi
1 Persiapan Material
2 Pengukuran Kayu
3 Pengukuran Karton
4 Pengukuran Kaca
5 Pemotongan Kayu
6 Pemotongan Karton
7 Pemotongan Kaca
8 Penghalusan Kayu
9 Pengecatan
10 -Pengeringan Cat
-Tunggu
11 Pengeleman Kayu
14 Pengeleman Karton
15 Finishing/Perakitan
17 Proses Reject.
18 Packaging.
19 Penyimpanan di Gudang.
Ket :
W = Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi/pemeriksaan, biasanya
dalam jam
O-N = No urut untuk kegiatan operasi tersebut.
I-N = No urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.
M = Menunjukkan mesin/tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan
- Kayu
- Kaca
- Karton Tebal
- Cat/Pernis
- Lem
- Besi Pengait
- Gergaji
- Amplas
- Gantungan Besi
- Foto ukuran 10 R (20x25 cm)
- Cutter
- Pemotong kaca
- Engsel besi kecil
- Kardus kemasan
- Plastik kemasan
Misalkan, dengan mengetahui tata letak atau keadaan ruang tempat terjadi
perpindahan suatu barang, maka kita bisa menganalisis apakah tata letak dalam
ruangan tersebut memungkinkan jarak perpindahan seminimum mungkin.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Diagram Aliran merupakan suatu
gambaran menurut skala, dari susunan lantai dan gedung, yang menunjukkan
lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses. Aktivitas, yang
berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ke tempat
berikutnya, dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut. Arah aliran
digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut.
Dalam beberapa hal, hubungan Antara operator dan mesin sering bekerja
secara silih berganti, yaitu sementara mesin menganggur, operator bekerja atau
sebaliknya. Waktu menganggur adalah suatu kerugian. Oleh karena itu, waktu
menganggur baik pada pekerja maupun mesin harus dihilangkan atau setidaknya
diminimumkan. Namun, tentunya harus masih berada dalam batas-batas
kemampuan manusia dan mesinnya.
Jika ditinjau dari pekerja, keadaan ini menunjukkan seorang pekerja yang
sedang bekerja dan independen dengan mesin dan pekerja lainnya. Misalnya
seorang pekerja yang sedang mengambil dan mempersiapkan bahan atau ia
sedang melakukan pemeriksaan terhadap produk akhir tanpa alat. Jika ditinjau
dari pihak mesin, berarti mesin tersebut sedang bekerja tanpa memerlukan
pelayanan dari operator (mesin otomatis)
Cara mencari persentase di atas yaitu WAKTU KERJA/ WAKTU TOTAL X 100
%
Melalui peta ini kita bisa melihat suatu operasi secara cukup lengkap, yang
berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk
memperbaiki pekerjaan manual, yakni setiap siklus dari pekerja terjadi dengan
cepat dan terus berulang.
Data
Pengamata 5 4 5 5 4 3 4 5 3 4 5 5 4 3 5 3 4 5 5 4
n
Kecukupan data
Pada pengukuran elemen kerja kali ini dilakukan sebanyak 20
kali pengamatan dengan menggunakan stopwatch. Dengan
tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10 %
( )
2
' 2 /0,1 √ 20 x 373−7225
N =¿ ¿ N =
'
85
'
N =13,01
Keseragaman data
Mengacu pada hasil pengujian kecukupan data, dengan tingkat
keyakinan 3, maka untuk mengetahui keseragaman dari data
tersebut maka:
X = 4,25
¿ √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
¿
√ 11,75
19
¿ 0,78
Waktu Siklus
Xi
X =∑
N
85
X =∑
20
X =4,25
Waktu Normal
Wn=Ws × p
Wn=4,25 ×1
Wn=4,25
Waktu Baku
100 %
Wb=Wn ×
100 %− All
100 %
Wb=4,25 ×
100 %−15 %
Wb=¿5menit/cup
Maka untuk membuat satu Cup Es Kelapa Susu Sirup diperlukan waktu 5 menit
sudah termasuk kelonggaran karyawan didalamnya.
Terlihat pada peta proses operasi sekarang diatas terdapat 14 tahapan dalam
pembuatkan jus alpukat dimana terdapat proses yang terbilang tidak terlalu dibutuhkan.
Kemudian untuk melakukan efisien pada proses ini dilakukan peta proses operasi
usulan. Peta proses operasi pada pembuatan jus alpukat untuk peta kerja yang usulan
yaitu:
Gambar 3. 2 Peta Proses Operasi Usulan
Setelah dilakukan peta proses operasi usulan pada pembuatan es kelapa susu
sirup, maka proses lebih efisien dan waktu tidak ada yang terbuang.
Setelah dilakukan peta proses operasi usulan pada pembuatan es susu kelapa,
maka proses lebih efisien dan waktu tidak ada yang terbuang.
BAB IV
ANALISIS DATA
Data yang diambil dari usaha mikro yang ada pekanbaru. Pengerjaan data
dilakukan sebagai berikut.
Dari pembuatan jus alpukat secara pengamatan sehingga membuat peta kerja
sekarang. Setelah diperhatikan waktu dan tempat letak dari usaha tersebut tidak efisien
sehingga membuat peta kerja usulan sehingga pembuatan satu cup es kelapa susu sirup
lebih efisien dan tenanga yang terpakai tidak terlalu besar. Maka dari itu diperlukan
rancangan layout operator yang baik dan tepat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penulisan laporan tentang perhitungan waktu baku dan
peta-peta kerja, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Setelah melalui perhitungan waktu kerja secara langsung dapat digunakan
sebagai standar waktu operasi pembuatan pasta coklatyang lebih akurat.
2. Penggunaan perhitungan waktu baku untuk penambahan sistem informasi
dalam pembuatan pasta coklatdapat membantu pihak unit usaha untuk
memprediksi waktu pembuatan pasta coklat yang lebih efisien..
3. Sistem informasi yang didapat lebih cepat mengenai waktu, kebutuhan,
dan biaya.
5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1). Agar sistem informasi ini dapat dijalankan dengan berkelanjuatan, perusahaan
harus mempunyai standar waktu kerja tiap komponen dan produknya.
3).Peta kerja usulan dapat membantu karyawan agar lebih hemat waktu dan
tenaga
DAFTAR PUSTAKA
Wibowo, A. (2008). Waktu Baku. Penentuan Standar Waktu Kerja dan Harga Jual
Produk Menggunakan Modul Sistem Informasi Manajemen , 28-117.
https://www.kidangijo.com/2017/07/peta-kerjapeta-kerja-keseluruhan-
contoh.html