Anda di halaman 1dari 63

ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE QUICK

EXPOSURE CHECKLIST (QEC) DAN OVAKO WORKING


POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)
(Studi Kasus di PT. Golden Blossom Sumatra)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana
Program Srata-1 Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang

Oleh
Novita Sari
152016027

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya serta salawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad
SAW, keluarga, para sahabat, dan pengikut-Nya hingga akhir zaman. Skripsi yang
berjudul “ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE QUICK EXPOSURE
CHECKLIST (QEC) DAN OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM
(OWAS)”. Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar S-1 atau Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bimbingan, pengarah, dan
nasehat yang tidak ternilai harganya. Untuk itu, pada kesempatan ini dan selesainya
proposal ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Bapak Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, M.T selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Merisha Hastarina, S.T,.M.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri di Universitas Muhammadiyah Palembang. Sekaligus Dosen
Pembimbing Pendamping Tugas Akhir
4. Ibu Nidya Wisudawati, S.T.,M.T.,M.Eng, selaku Sekretaris Program Studi
Teknik Industri
5. Bapak Ir. A. Ansyori Masruri, M.T selaku Dosen Pembimbing Utama.
6. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Indusri dan Staff Universitas
Muhammadiyah Palembang.
7. Kedua orang tua yang tidak pernah berhenti untuk mendoakan agar diberi
kemudahan dalam menempuh pendidikan.
8. Teman-teman Program Studi Teknik Industri angkatan 2016 di Universitas
Muhammadiyah Palembang.

ii
9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik. Semoga Allah SWT membalas budi baik kalian yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal ibadah yang kalian
lakukan diterima dan mendapatkan balasan dari-Nya Semoga bimbingan,
saran, partisipasi dan bahan yang telah diberikan akan bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.

Wassalamu' alaikum Wr. Wb.

Palembang, Februari 2021

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah............................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ergonomi....................................................................................... 6
2.2 Biomekanika.................................................................................. 7
2.3 Musculoskeletal Disorders............................................................ 9
2.4 Ergonomi Risk .............................................................................. 10
2.4.1 Faktor Risiko Ergonomi Terkait MSDs ..............................
2.4.2 Faktor Risiko pada Pekerjaan..............................................
2.4.3 Force (Beban).......................................................................
2.4.4 Durasi...................................................................................
2.4.5 Frekuensi..............................................................................
2.4.6 Quick Exposure Checklist (QEC).........................................
2.4.7 Ovako Working Posture Analysis System (OWAS).............
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan lokasi Penelitian.......................................................... 22
3.2 Sumber Data.................................................................................. 23
3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................... 25
3.4 Metode Pengolahan Data..............................................................
3.4.1 Metode Exposure Score.......................................................
3.4.2 Metode QWAS...................................................................... 24

iv
3.5 Diagram Alir Penelitian................................................................. 25
3.6 Rencana Jadwal Penelitian............................................................ 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................................
4.2 Hasli Analsis.................................................................................
4.3 Pembahasan .................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................
5.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkatan Nilai Exposure QUEC ..................................................

Tabel 2.2 Skala Sikap Kerja menurut OWAS ...............................................

Tabel 3.1 Penilaian skor QEC........................................................................

Tabel 3.2 Penilaian sikap kerja OWAS..........................................................

Tabel 4.1 Tahap proses Pembudidayaan Kelapa Sawit di PT. Golden Blossom

Sumatera ......................................................................................

Tabel 4.2 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pengamat ..................................

Tabel 4.3 Jawaban Kuesioner Operator.........................................................

Tabel 4.4 Rekapitulasi Exposure Score .........................................................

Tabel 4.5 Rekapitulasi Exposure Level ........................................................

Tabel 4.6 Distribusi Postur Kerja Petani Kelapa Sawit di PT.

Golden Blossom Sumatera ..........................................................

Tabel 4.7 Hasil Distribusi Rata – Rata Skor Postur Kerja Responden Berdasarkan

Metode OWAS .............................................................................

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian PT. Golden Blossom Sumatera......................

Gambar 4.1 Mempersiapkan bibit di Pembibitan utama................................

Gambar 4.2 Pengangkutan bibit ke lapangan.................................................

Gambar 4.3 Menaruh bibit di setiap lubang...................................................

Gambar 4.4 Mempersiapkan lubang tanam....................................................

Gambar 4.5 Menanam bibit pada lubang.......................................................

Gambar 4.6 Pemeriksaan areal yang sudah ditanami.....................................

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Industri manufaktur merupakan industri yang menggunakan mesin dan

tenaga manusia dalam skala besar.Industri manufaktur melakukan kegiatannya

berupa pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi yang memiliki nilai jual.

Proses pengolahan pada industri ini, peran tenaga kerja sangat penting dalam

mengoperasikan alat-alat produksi tersebut. Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan elemen dalam Industri yang penting. Perfoma pada manusia akan

menentukan perfoma organisasinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perfoma

pada Sumber Daya Manusia (SDM) ini yaitu penggunaan kelengkapan kerja dan

fasilitas. Tenaga kerja yang melakukan kegiatan pengoperasian alat produksi

tersebut perlu diperhatikan mengenai keselamatan kerjanya dan kesehatannya.

Menurut Nofriza (2018) tenaga kerja seringkali tidak diperhatikan masalah

kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga kerja tersebut membutuhkan pengawasan

keselamatan kerja. Tenaga kerja melakukan pekerjaan dengan postur tubuh yang

salah. Postur dan posisi yang salah dalam bekerja akan mengalami beberapa resiko,

diantaranya (Ahmad, 2012) yaitu : mudah lelah. Tenaga kerja dengan postur tubuh

salah dalam kegiatan produksi menyebabkan tubuh tersebut mudah lelah karena

kondisi tubuh yang kurang aman. Salah dalam kegiatan produksi menyebabkan

tubuh cedera. Cedera ini akan menyebabkan beberapa resiko diantaranya cacat fisik.

Dampak yang diterima oleh tenaga kerja ini akan mempengaruhi perfoma kerjanya.

Kualitas pekerjaannya akan menurun serta perfoma juga menurun. Peran evaluasi
2

disini sangat penting karena adanya evaluasi dapat memberikan informasi

berkaitan aktivitas elemen didalam perusahaan salah satunya posisi tubuh pekerja

yang salah. Tenaga kerja yang bekerja berdiri akan menghabiskan tenaga mencapai

10-15%. (Tarwaka,2004)

Menurut Bintang (2016) QEC adalah metode yang diganakan dalam evaluasi

postur tubuh pekerja adalah QEC dan OWAS. Metode ini dapat digunakan untuk

mencegah yaitu : pertama, cedera pada punggung. Cedera pada punggung terjadi

karena ketika pekerja memasang, mengangkat dan meletakkan cetakan postur tubuh

pekerja membungkuk sehingga meningkatkan risiko fatigue pada punggung dan

pinggang. Kedua, cederapada leher disebabkan ketika pekerja dalam waktu lama

mengarah ke bawah disebabkan obyek kerja berada dibawah. Ketiga, cedera bagian

bahu terjadi saat beban terlalu berat sehingga titik tumpu pada bahu juga tidak tepat

Keempat, cedera pada pinggang terjadi karena posisi pinggang yang mengarah

berlebihan melewati sumbu 90 derajat. Kondisi ini menyebabkan kondisi pinggang

cedera ditambah beban yang berat.. Kelima, cedera pergelangan tangan juga

disebabkan posisi tangan yang tidak tepat dalam mengangkat beban yang berat. Dari

kondisi diatas maka penulis ingin melakukan analisis terhadap postur kerja dan akan

dikolerasikan dengan metode OWAS dan QUEC sebagai metode penyelamart kerja.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana menganalisis postur kerja dengan metode QEC dan OWAS?

2. Bagaimana postur kerja yang baik sesuai dengan model OWAS dan

QEC?

1.3 Batasan Masalah


3

Batasan masalah penelitian ini yaitu menganalisa postur tubuh yang sesuai

dengan metode OWAS dan QEC. Kemudian, menganalisa postur-postur

tubuh tenaga kerja yang tidak sesuai dengan metoe OWAS dan QEC.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis postur kerja dengan metode OWAS dan QUEC.

2. Menganalisis bentuk-bentuk postur kerja yang baik yang sesuai dengan

model OWAS dan QEC

3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk postur kerja yang baik sesuai metode

OWAS dan QEC

1.5 Manfaat Penelitian

a) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pengetahuan

mengenai posisi tubuh yang baik dalam bekerja..

b). Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan informasi terhadap pihak perusahaan

industri untuk melakukan kegiatan evaluasi kerja. Evaluasi kerja ini

berkaitan dengan postur tubuh pekerja sehingga dapat meningkatkan

produksi yang lebih baik akibat dari postur tubuh yang benar.

c) Bagi Universitas

Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu referensi bagi Universitas

berkaitan dengan postur kerja yang baik melalui metode QEC dan OWAS
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

Ergonomi menurut beberapa ahli ergonomi secara umum definisi ergonomi

adalah membicarakan permasalahan yang ada hubungannya antara manusia pekerja

dengan tugas-tugas pekerjaannya serta desain dari objek yang digunakannya.

Menurut Tarwaka (2004:6-9) beberapa definisi ergonomi yaitu menurut Pheasant

(Tarwaka 2004) ergonomi adalah penerapan informasi ilmiah tentang manusia (dan

metode ilmiah untuk memperoleh informasi tersebut) untuk masalah desain.

Ergonomi juga merupakan studi tentang kemampuan dan karakteristik manusia yang

mempengaruhi desain peralatan, sistem dan pekerjaan (Corlett & Clark, 1995 dalam

Tarwaka,dkk 2004). Ergonomi merupakan kemampuan untuk menerapkan informasi

mengenai karakter manusia, kapasitas, dan batasannya pada desain tugas manusia,

sistem mesin, ruang hidup, dan lingkungan sehingga manusia dapat hidup, bekerja

dan bermain dengan aman, nyaman dan efisien. (Annis & McConville, 1996 dalam

Tarwaka,dkk 2004).

Bentuk desain ergonomis adalah penerapan faktor manusia, informasi hingga

desain alat, mesin, sistem, tugas, pekerjaan, dan lingkungan untuk fungsi manusia

yang produktif, aman, nyaman, dan efektif. (Manuaba, 1998 dalam Tarwaka, dkk

2004) . Dari beberapa definisi diatas maka ergonomi adalah ilmu, seni dan

penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan segala fasilitas yang

digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat sesuai kemampuan dan


5

keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara

keseluruhan menjadi lebih baik”. Kualitas hidup manusia menurut (ILO) adalah:

1. Pekerjaan harus menghormati kehidupan dan kesehatan pekerja.

2. Pekerjaan harus membuat pekerja memiliki waktu luang untuk istirahat dan

bersantai

3. Pekerjaan harus memungkinkan pekerja untuk melayani masyarakat dan

mencapai pemenuhan diri dengan mengembangkan kapasitas pribadinya.Dengan

demikian pencapaian kualitas hidup manusia secara optimal, baik di tempat

kerja, di lingkungan sosial maupun di lingkungan keluarga, menjadi tujuan

utama dari penerapan ergonomi (Tarwaka, dkk 2004: 6-8).

2.2 Biomekanika

Biomekanika merupakan disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor

yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti

fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk

menganalisis gaya pada tubuh. (Chaffin, D. B. dan Andersson, G. 1984 ). Terdapat

beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi manusia tersebut adalah faktor

individual dan faktor situasional. (Madyana, 1996). Biomekanika merupakan ilmu

yang membahas aspek-aspek mekanika gerakan-gerakan tubuh manusia.

Biomekanika juga merupakan kombinasi antara keilmuan mekanika, antropometri

serta dasar ilmu kedokteran (biologi dan fisiologi). Dalam dunia kerja yang menjadi

perhatian yaitu keselamatan kerja. Beberapa bentuk keselamatan kerja yang perlu

diperhatikan menurut Eli (2009) yaitu :

1. Kekuatan kerja otot yang tergantung terhadap posisi anggota tubuh yang bekerja,

2. Arah gerakan kerja dan perbedaan kekuatan antar bagian tubuh


6

3. Kecepatan dan ketelitian

4. Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban.

Biomekanika juga mengkaji hubungan pekerja dengan perlengkapan kerja

dengan lingkungan kerja dan sebagainya. Biomekanika didefinisikan sebagai bidang

ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika didefinisikan sebagai

bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi yang merupakan kombinasi

antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi.

Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh makhluk hidup.

Selain itu untuk meningkatkan suatu sistem kerja melalui minimasi kemungkinan

terjadinya cedera pada saat melakukan kerja. Biomekanika menggunakan hukum-

hukum mengenai konsep fisik dan teknik menggambarkan gerakan yang dialami

oleh bagian-bagian tubuh yang beragam dan aksi gaya pada bagian-bagian tubuh

tersebut selama melakukan aktifitas harian. Dilihat dari definisi tersebut,

biomekanika adalah aktifitas multidisipliner (Siska dan Multy, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi biomekanika yaitu (Siska dan Multy,

2012):

1. Keacakan random.

Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama

jenis kelamin, suku atau bangsa, kelompok usia dan pekerjaanya, namun sudah

masih akan ada perbedaan yang cukup signifikan antara berbagai macam

masyarakat.

2. Jenis kelamin.

Terdapat perbedaan signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk

kebanyakan dimensi pria dan wanita ada perbedaan signifikan di antara mean
7

dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan. Pria dianggap lebih panjang

dimensi segmen badanya daripada wanita sehingga data antropometri untuk

kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

3. Suku bangsa.

Beragam variasi di antara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal

yang tidak kalah pentingnya karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari

satu negara ke negara lain.

4. Usia

Usia digolongkan atas berbagai kelompok usia yaitu: balita, anak-anak, remaja,

dewasa dan lanjut usia. (Siska dan Multy, 2012)

2.3 Musculoskeletal Disorders

Menurut Eli (2009) keluhan musculoskeletal adalah keluhan sakit, nyeri dan

pegal-pegal pada sistem otot (musculoskeletal) seperti tendon, pembuluh darah,

sendi, tulangdan syaraf. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas kerja. Keluhan

musculoskeletal dinamakan MSD (Musculoskeletal disorder), RSI (Repetitive Strain

Injuries), CTD (Cumulative Trauma Disorders) dan RMI (Repetitive Motion Injury).

Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Keluhan sementara (reversible) yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot

menerima beban statis, namun, keluhan tersebut akan segera hilang apabila

pembebanan dihentikan.

2. Keluhan menetap (persistent) yaitu keluhan otot yang bersifat menetap,

walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, tetapi rasa sakit pada otot terus

belanjut.
8

2.4 Ergonomi Risk

2.4.1 Faktor Risiko Ergonomi Terkait MSDs

Menurut Peter Vi (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan MSDs yaitu

terdiri dari :

a). Faktor pekerjaan, meliputi :

1. Postur yaitu posisi tubuh pekerja saat melakukan pekerjaan

2. Beban/gaya yaitu beban yang diterima oleh tubuh

3. Frekuensi yaitu tingkat keseringan

4. Durasi yaitu waktu berkaitan berapa lama pekerja menggunakan posisi yang

salah

b). Faktor individu, meliputi :

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Masa kerja

4. Kebiasaan merokok

5. Kesegaran jasmani

6. Antropometri Pekerja

c). Faktor lingkungan, meliputi :

1. Tekanan

2. Getaran

3. Suhu

2.4.2 Faktor Risiko pada Pekerjaan


9

Pekerjaan fisik yang dilakukan saat berada di tempat kerja berhubungan

dengan kapasitas otot pada tubuh pekerja. Beberapa postur janggal menurut Pheasant

(2011) ketika melakukan pekerjaan yaitu :

1. Postur Janggal Postur tubuh mengalami deviasi secara signifikan terhadap posisi

normal saat melakukan pekerjaan.

2. Postur janggal akan meningkatkan beban kerja dari otot sehingga memberi

dampak yang signifikan terhadap gangguan otot rangka. Selain meningkatkan

tenaga yang dibutuhkan juga menyebabkan transfer tenaga otot menuju skeletal

sistem menjadikan tidak efisien

Menurut Pheasant (2011) bentuk postur tubuh yang berpotensi menimbulkan janggal

dapat terjadi pada posisi berdiri, duduk dan jongkok, meliputi 6 bagian tubuh, yaitu :

1. Postur janggal tangan dan pergelangan tangan princh grip yaitu menggenggam

menggunakan jari-jari tangan dengan penekanan yang kuat pada jari-jari tangan

seperti menjepit benda

2. Finger press yaitu posisi jari-jari tangan menekan obyek deviasi ulnar dengan

posisi tangan miring menjauhi ibu jari.

3. Deviasi radial yaitu posisi tangan miring mendekati ibu jari.

4. Fleksi yaitu ketika pergelangan tangan menekuk ke arah dalam dan membentuk

sudut ≥45º.

5. Ekstensi yaitu ketika pergelangan tangan menekuk ke arah luar/punggung tangan

dan membentuk sudut ≥45º

3. Power grip yaitu tangan menggenggam benda dengan melingkarkan seluruh ibu

jari pada benda yang dipegang (berat benda ≥ 10 lbs atau 4.5 kg) bagian Tubuh

Postur janggal
10

4. Siku Forearm rotation yaitu posisi bagian bawah tangan (dari siku sampai

jarijari) melakukan gerakan memutar seperti saat menggunakan obeng untuk

memutar mur (screwdriver)

5. Hammering yaitu gerakan ekstensi penuh dimana siku membentuk sudut ≥ 135º

atau digerakkan berulang kali ke arah atas dan bawah seperti saat mencangkul.

6. Bahu Raise ≥ 45º yaitu posisi mengangkat pada bahu membentuk sudut ≥ 45º

dari arah vertikal sumbuh tubuh, baik ke samping/depan, ketika objek yang

dikerjakan berada jauh di depan atau samping tubuh.

7. Arm behind body yaitu ketika bahu melewati garis vertikal sumbu tubuh jika

objek yang dikerjakannya berada di belakang tubuh.

8. Shoulder shrugged yaitu posisi bahu terangat Leher. Bent forward merupakan

posisi saat eher menunduk membentuk sudut ≥ 30º dari garis vertikal dengan

ruas tulang leher saat objek yang sedang dikerjakannya berada lebih dari ≥ 30º di

bawah pandangan mata

9. Sideways yaitu posisi leher miring ke kanan/kiri tanpa melihat besarnya sudut

yang dibentuk oleh garis vertikal dengan sumbu dari ruas tulang leher, saat objek

yang dikerjakannya berada di samping kanan/kiri atau berada di atas/bawah

(tidak tepat di depan pekerja)

10. Backwards yaitu posisi leher deviasi ke arah belakang yang nyata pada postur

leher. Postur leher yang tengadah (mendongak) ke atas tanpa melihat besar sudut

yang dibentuk garis vertikal dengan sumbu dari ruas tulang leher, saat objek

yang dikerjakannya berada di atas pandangan mata/ diatas kepala pekerja


11

11. Twisted yaitu posisi leher berputar ke kanan atau kiri membentuk sudut >20º dari

garis vertikal dengan ruas tulang leher yang dilakukan ketika objek yang

dikerjakannya berada jauh di samping atau di belakang tubuh pekerja

12. Punggung Extended yaitu gerakan meraih atau posisi tubuh saat lengan terangkat

ke atas, jika objek yang dikerjakannya berada di atas tubuh

13. Unsupported yaitu posisi tubuh tegak duduk dengan punggung yang tidak

ditopang. Kaki Squat yaitu posisi berjongkok biasanya objek yang dikerjakannya

berada di bawah. Selanjutnya, horizontal unsupported yaitu posisi tubuh duduk

dengan kaki yang tidak tersupport/ditopang. Yang terakhir, adalah kneel yaitu

posisi kaki berlutut atau salah satu atau kedua lutut dijadikan tumpuan ketika

sedang bekerja.

2.4.3. Force (beban)

Force atau pengerahan tenaga adalah jumlah usaha fisik yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan tugas atau gerakan. Pekerjaan dengan tenaga besar akan

memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot, tendon, ligamen dan sendi.

Beban berat dapat mengakibatkan kelelahan otot, tendon, dan jaringan lainnya, iritasi

dan inflamasi.

2.4.4 Durasi

Durasi yaitu lamanya waktu pekerja terpapar secara terus-menerus oleh

faktor risiko ergonomi. Pekerjaan dengan menggunakan otot yang sama untuk durasi

yang lama dapat meningkatkan potensi timbulnya kelelahan, baik lokal, atau sekujur

tubuh. Semakin lama durasi pekerjaan berisiko tersebut, maka waktu yang

diperlukan untuk pemulihan juga akan semakin lama. Durasi merupakan faktor yang
12

berkontribusi pada faktor lainnya yang besarannya sangat tergantung dengan sifat

dari faktor risiko yang memapar pekerja.

2.4.5 Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya gerakan yang dilakukan dalam periode waktu.

Jika aktivitas pekerjaan dilakukan secara berulang, maka disebut sebagai repetitive.

Gerakan repetitive dalam pekerjaan, dapat berupa kecepatan pergerakan tubuh, atau

gerakan yang dilakukan secara berulang tanpa adanya variasi gerakan. Posisi atau

postur tubuh yang salah dengan frekuensi pekerjaan sering dapat menyebabkan

suplai darah berkurang, akumulasi asam laktat, inflamasi, tekanan pada otot, dan

trauma mekanis.

2.4.6 Quick Exposure Checklist (QEC)

Quick Exposure Check (QEC) merupakan metode pengukuran beban postur

yang diperkenalkan oleh Dr.Guanyang Li dan Peter Buckle (2002). Quick Exposure

Check (QEC) digunakan untuk mengetahui risiko cidera gangguan otot rangka

(musculoskeletal disorder) yang menitik beratkan tubuh bagian atas yaitu punggung,

leher, lengan, bahu, dan pergelangan tangan. Kelebihan dari metode ini adalah

mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh pekerja dari dua sudut pandang yaitu

dari sudut pandang pengamat dan juga operator. Hal ini dapat memperkecil bias

penilaian subjektif dari pengamat. Quick Exposure Check (QEC) memiliki tingkat

sensitivitas dan kegunaan yang tinggi dan dapat diterima secara luas realibilitasnya.

QEC merupakan metode untuk penilaian terhadap risiko kerja yang

berhubungan dengan gangguan otot di tempat kerja. Quick Exposure Check (QEC)

membantu mencegah terjadinya WMSDs seperti gerak repetitive, tekan, postur

salah, dan durasi kerja. Konsep dasar dari metode ini yaitu mengetahui seberapa
13

besar exposure score untuk bagian tubuh tertentu dibandingkan dengan bagian tubuh

lainnya. Exposure score dihitung untuk masing-masing bagian tubuh dengan

mempertimbangkan ± 5 kombinasi. Dimisalnya postur dengan gaya atau beban,

pergerakan dengan gaya atau beban, durasi dengan gaya atau beban, postur dengan

durasi, pergerakan dengan durasi. Perhitungan Nilai Exposure Level Berdasarkan

Metode Quick Exposure Check (QEC) = E % = . 100

Nilai exposure juga dapat dijelaskan tingkatannya berdasar tabel dibawah ini :

Tabel 2. Tingkatan Nilai Exposure QUEC


Tindakan Exposure Level Penanganan
<40% Aman
40-49% Perlu Penanganan lebih lanjut
50-69% Perlu Perubahan
>70% Harus dilakukan perubahan sesegera mungkin
Sumber:Ilman, 2013

2.4.7 Ovako Working Posture Analysis System (OWAS)

Menurut Tarwaka (2015:315), metode OWAS adalah metode yang

sederhana dan dapat digunakan untuk menganalisa suatu pembebanan pada postur

tubuh. Metode ini mulai berkembang pada awal tahun tujuh puluhan di perusahaan

Ovako Oy Finlandia (sekarang bernama Fundia Wire). Klasifikasi postur kerja dari

metode OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) adalah pada pergerakan

tubuh bagian belakang (back), lengan (arms), dan kaki (legs), dan beban (loads).

Setiap postur tubuh tersebut OWAS merupakan metode untuk mengevaluasi dan
14

menganalisa sikap kerja yang tidak nyaman dan mengakibatkan cedera

musculoskeletal disorders.

OWAS merupakan metode analisis sikap kerja ini mendefinisikan

pergerakan bagian tubuh punggung, kaki, lengan, dan berat badan pada

pekerja. Menurut Pamula (2012) metode OWAS ini sangat efektif digunakan

untuk menganalisis dan mengevaluasi sikap posisi kerja untuk dapat direkomendasi

metode kerja yang baik digunakan. Postur kerja tubuh merupakan titik penentu

dalam menganalisis postur tubuh dalam bekerja yang efektif dan ergonomis yang

diperoleh apabila postur tubuh kerja terjadi kelelahan, kelainan dalam bentuk tulang

menyebabkan hasil pekerjaan mengalami penurunan tidak sesuai diharapan

Terdiri dari 4 postur bagian belakang, 3 postur lengan, dan 7 postur kaki.

Berat beban yang dikerjakan juga dilakukan penilaian mengandung skala 3 point

(nilai). Menurut Ilman (2013) terdapat skala sikap kerja sesuai OWAS (Ovako

Working Posture Analysis System) sikap ini terdiri dari empat level skala sikap kerja

yang berbahaya bagi para pekerja. Empat skala tersebut dapat dilihat melalui tabel

berikut :

Tabel 2. Sakala Sikap Kerja menurut OWAS


Kategori Tindakan Tindakan
1. Aman
2. Diperlukan beberapa waktu ke depan
3. Tindakan dalam waktu dekat
4. Tindakan saat ini
Sumber:Karhu, 1981
15
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di PT. Golden Blossom Sumatera. Waktu

penelitian berlangsung selama dua bulan yaitu bulan November hingga Desember

2020. Lokasi pene;itian dapat dilihat melalui gambar berikut :

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian PT. Golden Blossom


Sumatera
(Sumber : Google Map)

3.2 Sumber Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data-data sesuai dengan

data yang dibutuhkan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi:

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui sumber pertama baik dari individu

maupun perorangan. Data ini diambil melalui wawancara atau kuisioner

(Sekaran,2011). Pada penelitian ini data primer berupa video pekerjaan operator,

hasil screenshot video dan hasil pengukuran kerja.

2. Data Sekunder yaitu data primer yang telah diolah dan disajikan oleh pihak

pengumpul data primer atau pihak lain (Sekaran,2011). Dari data sekunder yang

dikumpulkan adalah profil perusahaan, sumber referensi dan studi literature.


16

3.3 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini dan dengan

memperhatikan kondisi lainnya. Maka penulis menggunakan metode penelitian yang

relevan yaitu :

1. Studi Literature

Berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi yang berkaitan dengan nilai,

budaya, dan norma yang berkembang pada situasi soal yang diteliti. Studi

kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian karena tidak akan lepas

dengan literature ilmiah (Sugiyono, 2017). Studi literature pada penelitian ini yaitu

kajian teori melalui artikel, jurnal ilmiah mengenai analisis postur kerja

menggunakan nordic body map.

2. Observasi

Sugiyono (2017) menyatakan bahwa teknik observasi merupakan kegiatan

pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan

pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan nonpartisipan.

Observasi pada penelitian ini adalah observasi non-partisipan. Peneliti memilih hal-

hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Aspek yang

diobservasi adalah proses produksi di PT. Golden Blossom Sumatera.

3. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul informasi dengan mengajukan

pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga. Ciri utama pada wawancara

adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dengan sumber

informasi (Margono, 2014). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara


17

dengan responden atau pegawai untuk mentehaui postur kerja saat melakukan

kegiatan produksi di PT. Golden Blossom Sumatera.

4. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2017) kuisioner adalah tenik pengumpulan data yang

dilakukan dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya. Teknik kuisioner atau angket ini bertujuan untuk mengumpulkan data

berdasar penilaian konsumen tentang postur kerja pada proses produksi di PT.

Golden Blossom Sumatera.

5. Dokumentasi

Menurut Margono (2012) cara mengumpulkan teknik dokumentasi adalah

dengan mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis. Teknik dokumentasi

digunakan untuk mencari sumber informasi yang ada kaitanya dengan penelitian

berupa dokumen foto. Penelitian ini menggunakan dokumentasi meliputi foto

penelitan dan foto saat melakukan kegiatan produksi.

3.4 Metode Pengolahan Data

3.4.1 Metode Exposure Score

Pengolahan data ini menggunakan metode Brown dan Li pada tahun 2003,

Exposure score dihitung berdasarkan bagian tubuh dengan mempertimbangkan ± 5

kombinasi atau interaksi, contohnya postur dengan gaya atau beban, pergerakan

dengan gaya atau beban, durasi dengan gaya atau beban, postur dengan durasi serta

pergerakan dengan durasi. Sedangkan untuk tahap-tahap penilaian dengan

menggunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) yaitu :

Tahap 1 : Pengembangan Metode untuk merekam postur kerja


18

Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan

tubuh dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk tujuh kelompok

atau grup yakni grup A, B, C, D, E, F dan G dari sudut pandang pengamat.

Sedangkan untuk dari sudut pandang operator dibentuk kelompok atau

grup yaitu grup H, I, J, K, L, M dan N. Hal ini untuk memastikan bahwa

seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala kejanggalan atau batasan

postur oleh punggung atau leher yang mungkin saja mempengaruhi postur

anggota tubuh atas dapat tercakup dalam penilaian.

Tahap 2 : Pengembangan sistem skor untuk pengelompokkan bagian tubuh

Berdasarkan hasil dari penilaian grup A sampai grup G yang meliputi

punggung, bahu, lengan, tangan, dan pergelangan tangan yang diamati dan

ditentukan oleh skor masing-masing postur. Kemudian skor tersebut

dimasukkan dalam tabel skor penilaian (Exposure Score) untuk

memperoleh skor total. Dibawah ini adalah contoh tabel penilaian skor

metode Quick Exposure Checklist (QEC). Tabel skor berupa :

Tabel 3. Penilaian skor QEC

Tindakan
Penanganan
Exposure Level
<40% Aman
40-49% Perlu Penanganan lebih lanjut
50-69% Perlu Perubahan
>70% Harus dilakukan perubahan sesegera mungkin

3.4.2 Metode OWAS


19

Metode OWAS yang digunakan dengan klasifikasi sikap kerja sebagai

berikut :

a). Klasifikasi sikap kerja dan klasifikasi sikap bagian tubuh yang diamati untuk

dianalisa dan dievaluasi yaitu :

1. Sikap punggung: dikatakan lurus dengan nilai 1, membungkuk nilai 2,

memutar atau miring kesamping nilai 3 dan membungkuk dan memutar

atau membungkuk ke depan dan menyamping nilai 4.

2. Sikap lengan: dikatakan kedua lengan berada dibawah bahu maka nilai 1,

jika satu lengan berada pada atas atau diatas bahu maka nilai 2, jika kedua

lengan berada pada atau diatas bahu maka nilai 3.

3. Sikap kaki: dikatakan duduk maka nilai 1, jika berdiri dengan keadaan

kedua kaki lurus maka nilai 2, jika berdiri dengan beban berada pada salah

satu kaki maka nilai 3 dan jika berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan

lutut sedikit di tekuk m aka nilai 4, jika Berdiri bertumpu pada satu kaki

dengan lutut ditekuk maka nilai 5, Berlutut pada satu atau kedua lutut

maka nilai 6 dan jika berjalan maka nilai 7.

4. Beban kerja: dikatakan Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W=10 Kg)

maka nilai 1, jika Berat beban 10-20 Kg (W = 10 Kg - 20 Kg) maka nilai

2, dan jika berat beban adalah lebih dari 20 kg (W>20 kg) maka nilai 3.

b). Penilaian Analisis Postur Kerja Metode Ovako Work Posture Analysis System

(OWAS) Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level

skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja yaitu sebagai berikut:

1. Kategori 1: Sikap ini tidak ada masalah pada sistem

muskuloskeletal (tidak berbahaya). Tidak perlu ada perbaikan.


20

2. Kategori 2: Sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur

kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu

perbaikan dimasa yang akan datang.

3. Kategori 3: Sikap ini berbahaya pada sistem musculoskeletal (postur

kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu

perbaikan segera mungkin.

4. Kategori 4: Sikap ini sangat berbahaya pada sistem musculoskeletal

(postur kerja ini mengakibatkan risiko yang jelas)

Tabel 4. Penilaian sikap kerja OWAS

Kategori Tindakan Tindakan


1. Aman
2. Diperlukan beberapa waktu ke depan
3. Tindakan dalam waktu dekat
4. Tindakan saat ini

3.5 Diagram Alir Penelitian

Mulai
21

Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data :

1. Studi Literature

2. Observasi

3. Waawancara

5. Kuisioner

Pengolahan Data :

1. Menganalisa kuisioner
Nordic Body Map

2. Menganalisa Gejala dan


jenis keluhan postur kerja

Memberikan alternatif postur


kerja

Kesimpulan dan Saran

Selesai

3.6 Rencana Jadwal Penelitian

No Kegiatan Oktober November Desember


22

2020 2020 2020


I II I II I I II I
I I II I
I I V I V I I V
1 Penyusunan Proposal
2 Pencarian Data
3 Analisa Data
4 Hasil
5 Bimbingan
6 Penulisan Laporan
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan / Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi

PT Golden Blossom Sumatera adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak di

bidang perkebunan kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan industri dan bahan

pangan yang ada di dalam negeri. PT Golden Blossom Sumatera berada didirikan di

Palembang dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C- 09648 HT.

01.01.TH.2005 pada tanggal 11 April 2005 dan telah diumumkan oleh Berita Negara

Republik Indonesia No. 70 pada tanggal 01 September 2006.

PT. Golden Blossom Sumatera memiliki sebuah tujuan ikut serta dalam

mengembangkan perkebunan kelapa sawit dan ikut membantu pertumbuhan

ekonomi daerah, sekaligus ikut dalam mengurangi kemiskinan dengan tetap

memperhatikan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan kepada petani sawit yang berjumlah 98 orang yang

berada di PT Golden Blossom Sumatera melalui pengamatan langsung dalam

pengambilan data awal. Objek peneliitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah proses pembibitan sawit .Pada pembudidayaan kelapa sawit terdapat 6 tahap

yaitu tahap mempersiapkan bibit di pembibitan utama , pengangkutan bibit ke

lapangan , menaruh bibit di setiap lubang , persiapan lubang tanam , penanaman

bibit pada lubang dan pemeriksaan areal yang sudah ditanami. Adapun tahap
24

pembudidayaan kelapa sawit di PT Golden Blossom Sumatera adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.1

Tahap proses Pembudidayaan Kelapa Sawit di PT Golden Blossom Sumatera

No Alur Kegiatan Frekuensi dan Sikap Kerja

Proses Panen Durasi


1 Mempersiapkan Setiap hari mulai Berdiri , sedikit

bibit di pembibitan jam 07.00 – 17.00 membungkuk ke

utama depan , kedua

lengan berada di

bawah bahu
2 Pengangkutan bibit Setiap hari mulai Berdiri sambil

ke lapangan jam 07.00 – 17.00 berjalan dengan

membawa bibit

kelapa sawit

dengan kepala

sedikit menunduk

dan punggung

memutar ke

samping
3 Menaruh bibit di Setiap hari mulai Duduk / jongkok

setiap lubang jam 07.00 – 17.00 sedikit

membumgkuk ke

depan dengan

tangan berada di
25

bawah bahu

dengan sikap kaki

berdiri atau

jongkok satu lutut


4 Mempersiapkan Setiap hari mulai Membungkuk ke

lubang tanam jam 07.00 – 17.00 depan dan berdiri

dengan satu lutut

sedikit tertekuk

kemudian tangan

berada di bawah

bahu
5 Menanam bibit Setiap hari mulai Duduk/ jongkok

pada lubang jam 07.00 – 17.00 sedikit

membungkuk

dengan tangan

berada di bawah

bahu sambil

melakukan gerakan

membungkuk ke

depan secara

berulang
6 Pemeriksaan areal Setiap hari mulai Duduk/ jongkok

yang sudah jam 07.00 – 17.00 dengan sedikit

ditanami membungkuk ke

depan dengan
26

tangan berada

sejajar dengan

lutut.

Berdasarkan tabel diatas postur kerja yang akan dipilih untuk dinilai adalah postur

kerja yang lebih sering dikerjakan oleh petani sawit selama satu siklus kerja atau

postur kerja yang menjadi postur utama dalam bekerja dan banyak mengeluhkan

nyeri bagian belakang. Kegiatan pembudidayaan kelapa sawit yang dilakukan oleh

petani yaitu mempersiapkan bibit di pembibitan utama, pengangkutan bibit ke

lapangan , menaruh bibit di setiap lubang , mempersiapkan lubang tanam , menanam

bibit pada lubang dan pemeriksaan areal yang sudah ditanami. Pada kegiatan

mempersiapkan bibit postur kerja yang dilakukan adalah duduk / jongkok sedikit

membungkuk. Pada kegiatan pengangkutan bibit ke lapangan postur kerja yang

dilakukan adalah berdiri sambil berjalan dengan membawa bibit kelapa sawit dengan

kepala sedikit menunduk. Pada kegiatan menaruh bibit di setiap lubang postur kerja

yang dilakukan adalah duduk / jongkok sedikit membumgkuk dengan tangan berada

di bawah bahu sambil melakukan gerakan membungkuk ke depan secara berulang.

Pada kegiatan mempersiapkan lubang tanam postur kerja yang dilakukan adalah

berdiri dengan satu lutut sedikit tertekuk kemudian tangan berada di bawah bahu.

Pada kegiatan pemeriksaan areal yang sudah ditanami postur kerja yang dilakukan

adalah duduk/ jongkok dengan sedikit membungkuk dengan tangan berada

sejajaradengan lutut. Berikut juga penulis tampilkan kuesioner operator dan

kuesioner pengamat yang berguna dalam kegiatan penelitian.

Kuesioner Pengamat
27

Punggung
A. Ketika melakukan pekerjaan, apakah punggung ( pilih situasi terburuk )
A1 Hampir netral
A2 Agak memutar atau membungkuk
A3 Terlalu memutar atau membungkuk
B. Pilih satu dari 2 pilihan pekerjaan :
Apakah
Untuk pekerjaan dengan duduk atau berdiri secara statis. Apakah punggung
berada dalam posisi statis. Apakah punggung berada dalam posisi statis dalam
waktu yang lama ?

B1. Tidak

B2. Ya

Atau

Untuk pekerjaan mengangkat , mendorong/ menarik. Apakah pergerakan pada


punggung

B3. Jarang ( sekitar 3 kali per menit atau kurang ) ?

B4. Sering ( sekitar 8 kali per menit ) ?

B5. Sangat sering ( sekitar 12 kali per menit atau lebih ) ?

Bahu/ Lengan

C. Ketika pekerjaan dilakukan, apakah tangan ( pilih situasi terburuk )

C1. Berada di sekitar pinggang atau lebih rendah ?

C2. Berada di sekitar dada ?

C3. Berada di sekitar bahu atau lebih tinggi ?

D. Apakah pergerakan bahu/ lengan

D1. Jarang ( sebentar – sebentar ) ?

D2. Sering ( pergerakan biasa dengan berhenti sesaat/istirahat ?


28

D3. Sangat sering ( pergerakan yang hampir kontinyu ) ?

Pergelangan tangan/ Tangan

E. Apakah pekerjaan dilakukan dengan ( pilih situasi terburuk )

E1. Pergelangan tangan yang hampir lurus ?

E2. Pergelangan tangan yang tertekuk ?

F. Apakah gerakan pekerjaan diulang

F1. 10 kali per menit atau kurang ?

F2. 11 hingga 20 kali per menit ?

F3. Lebih dari 20 kali per menit ?

Leher

G. Ketika melakukan pekerjaan , apakah leher/ kepala tertekuk atau berputar ?

G1. Tidak

G2. Ya, Terkadang

G3. Ya , secara terus – menerus

Kuesioner Operator

H. Apakah berat maksimum yang diangkat secara manual oleh anda pada
pekerjaan ini ?

H1. Ringan ( sekitar 5 kg atau kurang )

H2. Cukup berat ( 6 kg hingga 10 kg )

H3. Berat ( 11 kg hingga 20 kg )

H4. Sangat Berat ( lebih dari 20 kg )

I. Berapa lama rata – rata anda untuk menyelesaikan pekerjaan dalam sehari ?

I1. Kurang dari 2 jam

I2. 2 hingga 4 jam

I3. Lebih dari 4 jam


29

J. Ketika melakukan pekerjaan ini , berapa tingkat kekuatan yang digunakan oleh
satu tangan ?

J1. Rendah ( kurang dari 1 kg )

J2. Sedang 1 hingga 4 kg )

J3. Tinggi ( lebih dari 4 kg )

K. Apakah pekerjaan ini memerlukan penglihatan yang

K1. Rendah ( hampir tidak memerlukan untuk melihat secara detail )

K2. Tinggi ( memerlukan untuk melihat secara detail )

L. Ketika bekerja apakah anda menggunakan kendaraan selama

L1. Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah ?

L2. Antara 1 hingga 4 jam per hari ?

L3. Lebih dari 4 jam per hari ?

M. Ketika bekerja apakah anda menggunakan alat yang menghasilkan getaran

M1. Kurang dari 1 jam per hari atau tidak pernah ?

M2. Antara 1 hingga 4 jam per hari ?

M3. Lebih dari 4 jam per hari ?

N. Apakah anda mengalami kesulitan pada pekerjaan ini ?

N1. Tidak pernah

N2. Terkadang

N3. Sering

O. Pada umumnya, bagaimana anda menjalani pekerjaan ini

O1. Sama sekali tidak stress

O2. Cukup stress

O3. Stress

O4. Sangat stress


30

Selain kuesioner pengamat dan kuesioner operator penulis juga menampilkan


gambar penanaman sawit.

Gambar 4.1

Mempersiapkan bibit di Pembibitan utama

Gambar 4.2

Pengangkutan bibit ke lapangan


31

Gambar 4.3

Menaruh bibit di setiap lubang


32

Gambar 4.4

Mempersiapkan lubang tanam

Gambar 4.5

Menanam bibit pada lubang

Gambar 4.6

Pemeriksaan areal yang sudah ditanami

4.2 Hasil Analisis

a. Penilaian Sikap Kerja Petani Kelapa Sawit di PT. Golden Blossom Sumatera

dengan QEC
33

Pada penelitian ini melakukan pengukuran dan penilaian sikap punggung , sikap

lengan, sikap kaki dan berat beban dengan metode QEC dimana metode ini

dihitung berdasarkan kuesioner pengamat dan kuesioner operator. Kuesioner

pengamat dibuat untuk lebih menitik beratkan kepada postur tubuh yang terbentuk

oleh operator ketika melakukan pekerjaannya. Kuesioner operator lebih menitik

beratkan kepada yang dirasakan oleh operator ketika melakukan pekerjaannya

seperti beban yang harus diangkat dan juga durasi kerja. Setelah seluruh stasiun

kerja diberikan kuesioner, dapat dibuat rekapitulasi jawaban dari kuesioner

pengamat dan operator.

Tabel 4.2

Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Pengamat

Stasiun Kerja Punggung Bahu/ Lengan Pergelangan Leher

Tangan
1 2 1 2 1 2
Mempersiapkan A3 B3 C1 D3 E1 F1 G3

Bibit
Pengangkutan A2 B3 C1 D3 E1 F1 G3

Bibit
Menaruh Bibit A1 B3 C1 D3 E1 F1 G3
Mempersiapkan A1 B3 C1 D3 E1 F1 G3

Lubang Tanam
Menanam Bibit A2 B3 C1 D2 E1 F1 G3

Pada Lubang
34

Pemeriksaan A3 B3 C1 D3 E1 F1 G3

Areal yang Sudah

Ditanami

Tabel 4.3

Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Operator

Stasiun Kerja Pertanyaan


H I J K L M N O
Mempersiapkan H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2

Bibit
Pengangkutan H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2

Bibit
Menaruh Bibit H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2
Mempersiapkan H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2

Lubang Tanam
Menanam Bibit H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2

Pada Lubang
Pemeriksaan H1 I3 J1 K2 L1 M1 N2 O2

areal yang sudah

ditanami

Lembar QEC untuk stasiun Mempersiapkan Bibit

Punggung

Posisi Punggung ( A ) & Beban ( H )

  A1 A2 A3
H1 2 4 6
H2 4 6 8
H3 6 8 10
H4 8 10 12
35

6
Score 1

Posisi Punggung ( A ) Durasi ( I )

  A1 A2 A3
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
      10

Score 2

Durasi ( I ) & Beban ( H )

  I1 I2 I3
H1 2 4 6
H2 4 6 8
H3 6 8 10
H4 8 10 12
6
Score 3

Untuk pekerjaan statis gunakan scoring 4

Untuk pekerjaan manual handling gunakan skor 5 dan 6

Posisi Statis ( B ) & Durasi I

  B1 B2
I1 2 4
I2 4 6
I3 6 8
     

Score 4

Frekuensi ( B ) & Beban H

  B3 B4 B5
H1 2 4 6
36

H2 4 6 8
H3 6 8 10
H4 8 10 12
    2
Score 5

Frekuensi ( B ) & Durasi ( I )

  B3 B4 B5
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
  8 10 12
    6

Score 6

Total Skor Punggung = Total Skor 1 sampai 4 atau total skor 1 sampai 3 ditambah

skor 5 dan 6

Total Skor Punggung = 6 + 10 + 6 + 2 + 6

= 30

Bahu / Lengan

Tinggi ( C ) & Beban ( H )

  C1 C2 C3
H1 2 4 6
H2 4 6 8
H3 6 8 10
H4 8   6
    2
Score 1

Tinggi ( C ) & Durasi ( I )

  C1 C2 C3
I1 2 4 6
i2 4 6 8
37

i3 6 8 10
  8   6

Score 2

Durasi ( I ) & Beban ( H )

  I1 I2 I3
H1 2 4 6
H2 4 6 8
H3 6 8 10
H4   8   10 6

Score 3

Frekuensi ( D ) & Beban ( H )

  D1 D2 D3
H1 2 4 6
H2 4 6 8
H3 6 8 10
H4 8 10 12
    6
Score 4

Frekuensi ( D ) & Durasi ( I )

  D1 D2 D3
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
      10

Score 5

Total Skor Bahu / Lengan = Total Skor 1 sampai 5

= 2 + 6 + 6 + 6 + 10

= 30
38

Pergelangan Tangan

Gerakan Berulang ( F ) & Kekuatan ( J )

  F1 F2 F3
J1 2 4 6
J2 4 6 8
J3 6 8 10
      2

Skor 1

Gerakan Berulang ( F ) & Durasi ( I )

  F1 F2 F3
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
      6

Skor 2

  I1 I2 I3
J1 2 4 6
J2 4 6 8
J3 6 8 10
      6

Skor 3

Posisi Pergelangan tangan ( E ) dan Kekuatan ( J )

  E1 E2
J1 2 4
J2 4 6
J3 6 8
    2

Skor 4
39

Posisi Pergelangan Tangan ( E) & Durasi ( I )

   
  E1 E2
I1 2 4
I2 4 6
I3 6 8
    6

Skor 5

Total Skor Pergelangan Tangan = Total skor 1 sampai 5

=2+6+6+2+6

= 22

Leher

Posisi Leher ( G ) & Durasi ( I )

  G1 G2 G3
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
      10

Skor 1

Kebutuhan Visual ( K ) & Durasi ( I )

  K1 K2
I1 2 4
I2 4 6
I3 6 8
    8

Skor 2
40

Total Skor Leher = Total Skor 1 dan 2

= 10 + 8

= 18

Mengemudi

L1 L2 L3
1 4 9
1
Total Mengemudi

Getaran

M1 M2 M3
1 4 9
1
Total Getaran

Kecepatan Bekerja

N1 N2 N3
1 4 9
4

Total Kecepatan Bekerja

Stress

O1 O2 O3 O4
1 4 9 16
4

Total Stress

E(%)=x x 100 %

x max

= 100 x 100 % = 56,17 %

178
41

Total Stress

E(%)=x x 100 %

x max

= 96 x 100 % = 53,93 %

178

Tabel 4.4

Rekapitulasi Exposure Score

Anggota

Tubuh
Nilai Exposure Score di Stasiun Kerja
yang

Diamati
Mempersiap Pengangku Menar Mempersiap Menan Pemeriks

kan Bibit tan Bibit uh kan Lubang am aan Areal

Bibit Tanam bibit yang

pada Sudah

lubang Ditanami
Punggun 30 26 22 22 26 30

g
Bahu/ 30 30 30 30 30 30

lengan
Pergelan 22 22 22 22 22 22

gan

Tangan
Leher 18 18 18 18 18 18
Total 100 96 92 92 96 100

Exposure

Score
42

Tabel 4.5

Rekapitulasi Exposure Level

Stasiun Kerja Eksposure Level Tindakan


Mempersiapkan Bibit 56,17 % Perlu Perubahan
Pengangkutan Bibit 53,93 % Perlu Perubahan
Menaruh Bibit 51,68 % Perlu Perubahan
Mempersiapkan Lubang 51,68 % Perlu Perubahan

Tanam
Menanam Bibit Pada 53,93 % Perlu Perubahan

Lubang
Pemeriksaan areal yang 56,17 % Perlu Perubahan

sudah ditanami

Dari hasil perhitungan Eksposure Level ditunjukkan bahwa perlu adanya

perubahan postur tubuh pada stasiun kerja mempersiapkan bibit , pengangkutan bibit

, menaruh bibit , mempersiapkan lubang tanam , menanam bibit pada lubang dan

pemeriksaan areal yang sudah ditanami.

b. Penilaian Sikap Kerja Petani Kelapa Sawit di PT. Golden Blossom Sumatera

dengan Metode OWAS

Pada penelitian ini melakukan pengukuran dan penilaian sikap punggung, sikap

lengan, sikap kaki dan berat beban dengan metode OWAS dimana sikap punggung

terdapat menjadi empat kategori, yakni; skor 1 untuk posisi punggung lurus , skor 2

untuk posisi punggung membungkuk ke depan atau skor 3 untuk posisi punggung

memutar atau miring ke samping dan skor 4 untuk posisi punggung membungkuk ke

depan dan menyamping. Pada sikap lengan terdapat tiga kategori, yakni skor 1 untuk
43

posisi kedua lengan berada di bawah bahu, skor 2 untuk posisi satu lengan berada

pada atau di atas bahu dan skor 3 untuk posisi kedua lengan berada pada atau di atas

bahu. Pada sikap kaki terdapat menjadi tujuh kategori, yakni skor 1 dengan posisi

kaki duduk, skor 2 dengan posisi kaki berdiri kedua kaki lurus, skor 3 dengan posisi

kaki berdiri dengan beban berada pada salah satu kaki , skor 4 dengan posisi kaki

berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut sedikit di tekuk , skor 5 dengan posisi

kaki berdiri atau jongkok satu lutut , skor 6 dengan posisi kaki berlutut pada satu

atau kedua lutut dan skor 7 dengan posisi kaki berjalan dan berat beban dibagi

menjadi tiga, yakni; skor 1 untuk berat beban <10 kg, skor 2 untuk berat beban 10-

20 kg dan skor 3 untuk berat beban >20 kg.

Tabel 4.6

Distribusi Postur Kerja Petani Kelapa Sawit di PT. Golden Blossom Sumatera

Postur Kerja
N Kegiatan Kategori Sko Pergerakan Jumla Persentas Keteranga

o r h(n) e(%) n
1 Mempersiapk Sikap 2 Membungk 10 10,20 TE

an bibit di Punggun uk ke depan

pembibitan g

utama Sikap 1 Kedua 10 10,20 E

lengan lengan

berada

dibawah

bahu
Sikap 5 Berdiri / 10 10,20 TE
44

kaki berjongkok

pada satu

kaki dengan

lutut
Berat 1 Berat beban 10 10,20

Beban < 10 kg
Total / Postur 10 10,20
2 Pengangkutan Sikap 3 untuk posisi 24 24,48 TE

bibit ke Punggun punggung

lapangan g memutar

atau miring

ke samping
Sikap 3 kedua 24 24,48 TE

Lengan lengan

berada pada

atau di atas

bahu
Sikap 7 Posisi kaki 24 24,48 E

Kaki berjalan
Berat 2 Berat beban 24 24,48

Beban 10 -20 kg
Total/ postur 24 24,48
3 Menaruh bibit Sikap 2 Membungk 20 20,40 TE

di setiap Punggun uk ke depan

lubang g
Sikap 1 Kedua 20 20,40 E

lengan lengan

berada di
45

bawah bahu
Sikap 5 Berdiri atau 20 20,40 TE

Kaki jongkok

satu lutut
Berat 1 < 10 kg 20 20,40

Beban
Total / postur 20 20,40
4 Mempersiapk Sikap 2 Membungk 20 20,40 TE

an lubang Punggun uk ke depan

g
Sikap 1 Kedua 20 20,40 E

Lengan lengan

berada di

bawah bahu
Sikap 5 Berdiri atau 20 20,40 TE

Kaki Jongkok

satu lutut
Berat 1 < 10 kg 20 20,40

Beban
Total/ Postur 20 20,40
5 Menanam Sikap 2 Membungk 10 10,20 TE

bibit pada Punggun uk ke depan

lubang g
Sikap 1 Sikap 10 10,20

Lengan lengan

berada di

bawah bahu
Sikap 1 Kaki duduk 10 10,20 E

Kaki
Berat 1 < 10 kg 10 10,20
46

Beban
6 Pemeriksaan Sikap 2 Membungk 14 14,28

areal yang Punggun uk ke depan

sudah g

ditanami
Sikap 2 Posisi 14 14,28

Lengan lengan

berada pada

atau diatas

bahu
Sikap 7 Posisi kaki 14 14,28

Kaki berjalan
Beban 1 < 10 kg 14 14,28

Kerja
Total/ Postur 14 14,28
Total 98 100 %

Keteramgan:

( 1 ) : Skor 1 E : Ergonomi

( 2 ) : Skor 2 TE : Tidak Ergonomi

( 3 ) : Skor 3

( 4 ) : Skor 4

( 5 ) : Skor 5

( 6 ) : Skor 6

( 7 ) : Skor 7

Berdasarkan tabel 4.2 untuk penilaian postur kerja dapat dilihat pada kategori

punggung diketahui yang mendapatkan skor 2 sebanyak 74 responden dengan


47

presentase sebesar 75,5 % dengan postur kerja membungkuk ke depan pada kegiatan

mempersiapkan bibit di pembibitan utama , menaruh bibit di setiap lubang ,

mempersiapkan lubang , menanam bibit pada lubang , pemeriksaan areal yang sudah

ditanami. Skor 3 sebanyak 24 dengan presentase sebesar 24,48 % dengan postur

kerja punggung memutar atau miring ke samping pada kegiatan pengangkutan bibit

ke lapangan. Sedangkan sikap punggung yang tidak ada adalah pada skor 1 dan 4.

Pada kategori lemgan diketahui yang mendapat skor 1 sebanyak 60 responden

dengan persentase sebesar 61,22 dengan postur kerja berada di bawah bahu pada

kegiatan mempersiapkan bibit di pembibitan utama, menaruh bibit di setiap lubang ,

mempersiapkan lubang , menanam bibit pada lubang , pemeriksaan yang sudah

ditanami. Skor 3 sebanyak 24 responden dengan persentase sebesar 24,48 % dengan

postur kerja kedua lengan berada atau di atas bahu pada kegiatan pengangkutan bibit

ke lapangan. Skor 2 sebanyak 14 responden dengan persentase sebesar 14,28 %

dengan postur kerja salah satu lengan berada atau di atas bahu pada kegiatan

pemeriksaan areal yang sudah ditanami.

Pada kategori kaki diketahui yang mendapat skor 1 sebanyak 10 responden

dengan persentase sebesar 10,20 dengan postur kerja kaki duduk pada kegiatan

menanam bibit pada lubang. Skor 5 sebanyak 54 responden dengan persentase 55,10

% dengan postur kerja berdiri atau jongkok satu lutut pada kegiatan mempersiapkan

bibit di pembibitan utama , menaruh bibit di setiap lubang , mempersiapkan lubang.

Skor 7 sebanyak 34 responden dengan persentase sebesar 34,69 % dengan postur

kerja kaki berjalan pada kegiatan pengangkutan bibit ke lapangan , pemeriksaan

areal yang sudah ditanami. Sedangkan sikap kaki yang tidak ada adalah sikap kaki

2,3 ,4 , 6
48

Untuk berat beban dengan skor 1 sebesar 74 responden dengan persentase sebesar

75 , 52 % dengan beban kurang dari 10 kg pada kegiatan mempersiapkan bibit di

pembibitan utama , menaruh bibit di setiap lubang , mempersiapkan lubang ,

menanam bibit pada lubang , pemeriksaan areal yang sudah ditanami. Skor 2 sebesar

24 responden dengan persentase sebesar 24,48 % dengan postur kerja beban diantara

10 kg – 20 kg pada kegiatan pengangkutan bibit ke lapangan. Sedangkan sikap berat

beban yang tidak adalah sikap no 3.

c. Gambaran Level Risiko Pengkodean Postur Kerja dan Tindakan pada petani

sawit di PT. Golden Blossom Sumatera

Pada penelitian ini peneliti melakukan sebuah penelitian mengenai sikap

punggung, sikap lengan , sikap kaki , dan berat beban pada petani kelapa sawit.

Kategori penilaiannya adalah sebagai berikut :

Kategori 1: Tidak perlu ada perbaikan

Kategori 2 : Perlu perbaikan di masa yang akan datang.

Kategori 3 : Perlu perbaikan segera mungkin

Kategori 4 : harus segera mengambil tindakan

Tabel 4.7
49

Hasil Distribusi Rata – Rata Skor Postur Kerja Responden Berdasarkan

Metode OWAS

No Kegiatan Postur Kerja Kombinasi Kategori

OWAS
1 Mempersiapkan Berdiri , 2-1-5-1 3

Bibit di sedikit

Pembibitan membungkuk

Utama ke depan ,

kedua lengan

berada di

bawah bahu
2 Pengangkutan Berdiri sambil 3-3-7-2 3

bibit ke lapangan berjalan

dengan

membawa

bibit kelapa

sawit dengan

kepala sedikit

menunduk dan

punggung

memutar ke

samping
3 Menaruh bibit di Duduk/ 2-1- 5-1 3

setiap lubang jongkok

sedikit
50

membungkuk

ke depan

dengan tangan

berada di

bawah bahu

dengan sikap

kaki berdiri

atau jongkok

satu lutut
4 Mempersiapkan Membungkuk 2-1-5-1 3

lubang ke depan dan

berdiri dengan

satu lutut

sedikit

tertekuk

kemudian

tangan berada

di bawah bahu
5 Menanam bibit Duduk/ 2-1-1-1 2

pada lubang jongkok

sedikit

membungkuk

dengan tangan

berada di

bawah bahu
51

sambil

melakukan

ggerakan

membungkuk

ke depan

secara

berulang
6 Pemeriksaan Duduk/ 2-2-7-1 3

areal yang sudah jongkok

ditanami dengan sedikit

membungkuk

ke depan

dengan tangan

berada sejajar

dengan lutut

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari perhitungan akhir OWAS yang

berada di level risiko sedang dengan kombinasi 2 -1 - 5 -1 , 3 - 3 - 7 – 2 , 2 - 1- 5

– 1 , 2 – 1- 5 – 1 , 2 – 2 – 7 – 1 yaitu kategori 3 yang memerlukan perbaikan

secepat mungkin pada kegiatan mempersiapkan bibit di pembibitan utama ,

pengangkutan bibit ke lapangan , menaruh bibit di setiap lubang dan pada

kategori dua yaitu membutuhkan perbaikan di masa yang akan datang.

4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan metode QEC dan Owas perlu dilakukan perbaikan segera
52

mungkin pada sikap punggung , sikap lengan , sikap kaki dan berat beban pada
petani kelapa sawit karena hal ini akan mempengaruhi efektifitas kerja dari petani itu
sendiri dan juga mengakibatkan kegiatan produksi kelapa menjadi tergganggu.
Tentunya hal ini juga harus mendapat perhatian yang serius dari pihak perusahaan
itu sendiri karena akan berdampak langsung kepada produksi kelapa sawit dan hal
ini pasti juga akan berpengaruh kepada kegiatan lainnya. Maka dari itu pekerja perlu
memperhatikan postur kerja yang benar dalam kegiatan penanaman sawit sehingga
tidak menimbulkan berbagai keluhan yang dirasakan oleh para petani sawit itu
sendiri.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berlandaskan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan perbaikan

secepat mungkin pada postur tubuh saat bekerja.

2. Berdasarkan perhitungan QEC karyawan di PT. Golden Blossom Sumatera

memiliki level dengan range 50 – 69 % yang artinya perlu adanya perubahan

sehingga stasiun kerja beresiko terjadinya cedera bagi operator di dalamnya.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang ditujukan oleh penulis terkait hasil penelitian yaitu

sebagai berikut :

1. Bagi Industri

Agar memperhatikan pola postur tubuh pada saat proses mempersiapkan bibit di

pembibitan utama , pengangkutan bibit ke lapangan , menaruh bibit di setiap lubang ,

mempersiapkan lubang tanam , menanam bibit pada lubang , pemeriksaan areal yang

sudah ditanami.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan

memanfaatkan hasil usulan perbaikan yang telah di dapatkan dari hasil penelitian ini

dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi postur kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Alfin Nur, and Shanty Kusuma Dewi, ‘Analisa Postur Kerja Menggunakan
Metode OWAS Dan RULA’, 18 (2017), 43–54
Hermayu, Suci Anisa, ‘Usulan Perbaikan Postur Dan Fasilitas Kerja Menggunakan
Plibel Checklist Dan Quick Exposure Check ( Qec ) ( Studi Kasus : Home
Industry Pembuatan Tahu Kusnadi )’, 2016, 379–87
Ilman, Ahmad, and Yanty Helianty, ‘Rancangan Perbaikan Sistem Kerja Dengan
Metode Quick Exposure Check ( QEC ) Di Bengkel Sepatu X Di Cibaduyut *’,
1 (2013), 120–28
Muda, Iskandar, ‘Analisis Postur Kerja Operator Pada Area Pengantongan Pupuk
Mengunakan Metode OWAS Di’, 6 (2020), 77–85
Noor, Ridwan Adam M, and Universitas Pendidikan Indonesia, ‘Analisis Ergonomi
Menggunakan Metode Quick Exposure Checklist Pada Praktikan Bidang
Keahlian Chassis Otomotif’, 5 (2018), 84–90
Pembayung, Dian, Bambang Suhardi, and Rahmaniyah Dwi Astuti, ‘Penilaian Postur
Kerja Menggunakan Metode Quick Exposure Checklist ( QEC ) Di IKM Tahu
Sari Murni’, 17 (2018), 24–30 <https://doi.org/10.20961/performa.17.1.18984>
Priyono, Joko, Jurusan Teknik, Industri Fakultas, and Universitas Muhammadiyah
Surakarta, ‘ANALISIS POSTUR KERJA DAN REDESIGN PERALATAN
KERJA MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK (QEC)
PADA OPERATOR KERAJINAN PENCETAKAN GERABAH (Studi Kasus:
Home Industry Bapak Sutrisno, Wedhi, Bayat, Klaten)’, 2014
Purbasari, Annisa, Benedikta Anna H Siboro, Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Riau Kepulauan, Manajemen Rekayasa, and others, ‘EVALUASI
POSTUR KERJA DI STASIUN KERJA CRIMPING SPLICE PT . XXX
DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECK’, 3 (2020), 87–95
Sriyanto, ‘Analisis Metode OWAS Dan QUEC’, Industry, 2 (2014)
Truva, Bastuti, ‘ANALISIS POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS
( OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM ) DAN QEC
( QUICK EXPOSURE CHECKLIST ) UNTUK MENGURANGI
TERJADINYA KELELAHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS ’, 2
(2019)
Yul, Faradila Ananda, and Indah Sari Nasution, ‘Analisa Postur Kerja Operator Pada
UD . Kenari Bakeri Menggunakan Metode Quick Exposure Check ( QEC )’,
82–85

Anda mungkin juga menyukai