SKRIPSI
Disusun oleh :
Harsoyo / 16137048
Harsoyo
16137048
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Nama : Harsoyo
NIM : 16137048
Disetujui Oleh.
Dosen Pembimbing
STT Bina Tunggal Bekasi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa tugas akhir ini dengan
judul :
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KINERJA KARYAWAN DENGAN
PROGRAM K3 MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS di PT.
Indonesia Pondasi Raya. TBK
Oleh :
Nama : Harsoyo
NIM : 16137048
Setelah yang bersangkutan menempuh ujian komprehensif, tulisan tugas akhir ini
telah dikoreksi sesuai dengna perbaikan yang diperlukan
Bekasi, Juli 2021
Dr. Ir. Hendra Adiyatna, M.Si Atiek Ike Wijayanti, S.Tp, M.T
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
Occupational health and safety is one of the factors that affect employee
productivity. The productivity of human resources is very dependent on the extent
to which the existing company system can support and meet the needs of all
parties. K3 is an important aspect in efforts to improve employee welfare and
productivity. If the level of production safety is high, accidents that cause illness,
disability and death can be minimized. The research is to analyze with the help of
the fault tree analysis method of work accidents that often occur in the production
section of the company PT. Indopora. TBK for the last 3 years from 2018 to 2020
and after being analyzed based on the number of lost work hours data. Primary
data collection is done by observation method and some secondary data collection
by using literature method.
in this study to measure the results of safety efforts and the value of T-Safe
(Nts), the frequency level is to find out the number of accidents that often occur
every 1,000,000.- working hours in the period 2018 to 2020. The seferity level
states that the number of days lost due to accidents is accounted for by accidents
for every 1,000,000, .- hours worked of the number of "Work Hours" of workers.
The T-safety value (Nts) is a measurement that aims to compare the results of the
accident reduction rate achieved for that work. So from the results of research and
calculations show that work accidents affect worker productivity.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan kasih
sayang-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini
dengan baik. Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mendapatkan gelar kesarjanaan strata satu (S-1) pada jurusan teknik industri STT
Bina Tunggal.
Selama dalam kegiatan penyusunan proposal laporan tugas akhir ini penulis
banyak menerima bantuan semangat dan materi yang sangat berharga, sehingga
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Penulis.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................iv
vii
2.2.1 Pentingnya Keselamatan Kerja .......................................................11
2.2.2 Tujuan dan Penerapan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) ...12
viii
4.2.2 Pengukuran Tingkat Seferity / Keparahan Cidera Cacat .............42
5.1 Kesimpulan................................................................................................65
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Data Kecelakaan Kerja Area Proyek Indopora Struktur PIK 2 ..........3
Gambar 3.1 : Kerangka Berpikir ..............................................................................23
Gambar 3.2 : Flowchart Penelitian ...........................................................................26
Gambar 4.1 : Strutur Organisasi PT. Indopora, TBK Departemen Produksi ...........32
Gambar 4.2 : Grafik Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja ......................................46
Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Seferity .......................................................................47
Gambar 4.4 : Grafik Tingkat Nilai T-Selamat ..........................................................48
Gambar 4.5 : Grafik Pengukuran Produktivitas .......................................................48
Gambar 4.6 : Model Fault Tree Mata Kemasukan Debu .........................................62
Gambar 4.7 : Model Fault Tree Terjepit...................................................................63
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan proses produksi perusahaan, selain faktor mesin dan bahan
baku, manusia juga memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu,
sebagai karyawan harus bisa saling menjaga keselamatan dan kesehatannya,
Upaya mempertahankan karyawan tidak hanya untuk mencegah terjadinya
pergantian karyawan, tetapi juga untuk menjaga sikap kooperatif dan kemampuan
kerjanya. Salah satunya rencana keselamatan dan kesehatan kerja akan membantu
menjaga kondisi fisik mereka, sementara berbagai bentuk rencana layanan
karyawan dapat menumbuhkan sikap karyawan. Oleh karena itu, agar hasil yang
diperoleh dalam proses produksi dapat berjalan dengan aman, lancar dan efektif
maka perlu dilakukan peningkatan rencana lapangan keselamatan dan kesehatan
kerja.
PT. Indonesia Pondasi Raya. Tbk tidak dapat lepas dari faktor lingkungan,
masalah manajemen dan peralatan yang dihadapi di bidang produksi,
permasalahan tersebut sangat penting dalam proses produksi dan dapat
mengakibatkan kecelakaan yang fatal. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan.
Produktivitas sumber daya manusia sangat bergantung pada sejauh mana sistem
perusahaan yang ada dapat mendukung dan memenuhi kebutuhan semua pihak.
K3 merupakan aspek penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas karyawan. Jika tingkat keamanan produksi tinggi, kecelakaan yang
menyebabkan sakit, cacat dan kematian dapat diminimalisir. Apabila keselamatan
kerja rendah maka akan berdampak negatif pada kesehatan sehingga
mengakibatkan penurunan produktivitas.
1
2
90
80
70
60
50
2018
40
30 2019
20 2020
10
0
TERPELESET MATA TERJATUH TERJEPIT
KEMASUKAN
SCRAP
27% 31%
2018
2019
2020
42%
Gambar 1.1 : Data Kecelakaan Kerja Area Proyek Indopora Struktur PIK 2
Dari hasil diatas yaitu hasil dari presentase nilai setiap kecelakaan dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir ini dan disetiap tahun memiliki nilai penting dimana
ada hasil dari awal tahun, pertengahan tahun hingga akhir tahunnya dan
digambarkan dalam presentase. Dari hasil observasi mendalam dan wawancara
sebelumnya masih tingginya angka kecelakaan diarea produksi machining dan
minimnya penerapan K3 pada di area produksi machining.
4
Dari penjelasan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Mengukur tingkat frekuensi / kekerapan dan tingkat saverity terjadi dip PT.
Indonesia Pondasi Raya. Tbk ?
2. Apakah tingkat kecelakaan kerja berpengaruh pada tingkat produktivitas
kerja diperusahaan ?
3. Bagaimana mencari akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada PT.
Indonesia Pondasi Raya. Tbk dengan menggunakan FAULT TREE
ANALYSIS ( FTA ) ?
4. Bagaimana perbaikan penerapan program keselamatan kerja bagian
produksi ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini, yaitu :
1. Menghitung nilai T-Selamat dan tingkat keparahan kerja di PT. Indonesia
Pondasi Raya. Tbk.
2. Mencari hasil tingkat frekuensi dan saverity guna penelitian ini
mendapatkan hasil yang baik.
3. Mencari faktor-faktor kecelakaan kerja yang berpengaruh pada
produktivitas kerja diperusahaan.
4. Mengatasi akar penyebab yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
dengan metode FAULT TREE ANALYSIS (FTA).
1.5 Manfaat Penelitian
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada perusahaan terhadap
factor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang ada, khususnya
pada bagian yang dijadikan objek penelitian. Memberikan usulan dan
rekomendasi perbaikan kepada perusahaan untuk menangani permaslahan
dalam K3 yang sedang dihadapi perusahaan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
3. Bagi Peneliti
Mampu menerapkan keilmuan teknik industri yang diperoleh selama kuliah
untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ada pada perusahaan dan
pengalaman praktek dalam menganalisa suatu masalah yang terjadi secara
ilmiah, khusunya di PT. Indonesia Pondasi Raya. Tbk.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu
diperhatikan oleh pihak perusahaan. Karena dengan adanya program kesehatan
yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan
akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan,
sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Setiap
pekerjaan, proses dan produk memiliki persyaratan kualitas (mutu) dan kuantitas
yang ditetapkan baik dalam spesifikasi teknis, ukuran, volume, kapasitas produksi
atau waktuyang diperlukan. Produktivitas tidak tercapai jika pekerja tersebut
hanya mengejar kualitas saja, tetapi kuantitas produksi tidak tercapai atau
sebaliknya. Namun faktor kualitas dan kuantitas saja belum mencukupi.
7
8
Produktivitas juga tidak akan tercapai jika dalam proses suatu produk terjadi
kecelakaan atau kerusakan yang mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas
produksi tidak tercapai. Pekerjaan harus dilakukan dengan aman tanpa ada
kecelakaan, pemborosan, dan kerusakan sarana produksi. (Ramli, 2009)
kecelakaan dan sangat bergantung pada frekuensi atapun cedera yang terjadi di
perusahaan tersebut. (Salami, dkk, 2016).
2.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja
Pada dasarnya, semua mesin dan alat harus dalam keadaan baik dan terawatt
dengan baik. Pengawasan dan inspeksi dilakukan untuk mengetahui hal tersebut,
baik ketika mesin sedang tidak digunakan, atau akan dijalankan, atau selama
beroperasi, maupun ketika akan dimatikan. Semua yang dilakukan dan terjadi
harus sesuai dengan pedoman atau prosedur operasi dan perawatan yang
ditetapkan, baik mengenai operator, material, mesin dan produk, maupun
lingkungannya. Selain itu, perhatian terus-menerus difokuskan pada usaha
mengurangi kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan, sakit, dan cedera,
11
serta kematian manusia, kerusakan lingkungan, dan risiko lainnya. (Salami, 2016)
3. Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengelurkan
biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang
dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian
kecelakaan kerja yang dialami karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian
tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan
pertanggungan lainnnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan
akibat kecelakaan kerja yang diderita para pekerja
2.2.2 Tujuan dan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
yaitu:
(1)
(Salami, 2016)
2. Tingkat seferity atau keparahan kecelakaan kerja Untuk mengukur pengaruh
kecelakaan, juga harus dihitung angka beratnya kecelakaan untuk sejuta jam
kerja dari jumlah jam kerja karyawan dengan rumus :
(2)
(Slami, 2016)
(3)
Dimana :
FR (n) = angka frekuensi kecelakaan kerja kini
FR (n-1) = angka frekuensi kecelakaan kerja sebelumnya
16
Dalam membangun model pohon kesalahan (fault tree) dilakukan dengan cara
17
EVENT KETERANGAN
SYMBOLS
BASIC EVENT
AND GATE
OR GATE
INHIBET GATE
19
PRIORITY AND
d. Faktor Pekerja
Faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut
terdiri dari intermediate event dan basic event. Intermediate event adalah
kondisi yang masih memungkinkan untuk ditelusuri lagi penyebab
lainnya, yang dihubungkan dengan menggunakan gerbang logika (logic
gate). Basic event adalah kondisi penyebab kecelakaan yang paling
bawah atau dasar yang sudah tidak memungkinkan lagi diidentifikasi lagi
dikarnakan tidak memungkinkan ditelusuri lagi penyebab lainnya atau
dikarnakan kurangnya informasi yang dibutuhkan. Tujuan
mengidentifikasi intermediate event dan basic event adalah untuk
menggambarkan pohon kesalahan secara terstrktur diantara penyebab
yang satu dengan yang lain sehingga diketahui kemungkinan terjadinya
kecelakaan secara sistematis.
2.5 Penelitian Terdahulu
Dengan adanya dari beberapa pihak yang sudah melakukan penerapan atau
implementasi terhadap metode yang saya gunakan maka dari ituh penulis
mencantumkan atrikel / jurnal dari beberapa pihak pada tabel dibawah 2.3 yang
menjadi acuan penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
22
1. Jenis Kecelakaan
Kerja 1 Observasi
Pengambilan Data 2 Wawancara
2. Tingkat Bahaya
Kecelakaan Kerja
Standarisasi Produktivitas
Kerja
23
24
1. Objek penelitian pada bagian ini dapat dari hasil observasi ditempat
kerja.
2. Berkurangnya aktivitas kinerja disebabkan oleh kecelakaan kerja
dibagian produksi machining.
3. Pengambilan data didapat dari hasil 3 tahun terakhir.
4. Dari hasil pengambilan data mendapatkan hasil kecelakaan kerja.
5. Lalu diperhitungkan kembali hingga mendapatkan nilai frekuensi,
seferity dan T-selamat.
6. Lalu meningkatkan produktivitas dengan pendekatan metode FTA
kedalam program K3
7. Melakukan wawancara mendapatkan hasil pokok masalah hingga
penyebab.
8. Melakukan tindakan dengan metode FTA dengan analisis Kualitatif.
3.1.1 Studi Pustaka
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan untuk penelitian dengan
menyiapkan alat atau media, instrumen penelitian, dan perlengkapan yang
mendukung dalam penelitian tersebut dengan cara tanya jawab yang di lakukan
secara langsung dan sistematis kepada beberapa pihak diantaranya: pemilik
perusahaan, kepala bagian produksi, kepala sie K3, dan para karyawan di PT.
Indonesia Pondasi Raya. Tbk.
3.3 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini dibutuhkan data-data yang relevan untuk bisa
memformulasikan masalah dan menyelesaikan permasalahan yang diteliti,
sumber-sumber yang dibutuhkan dapat dibagi dua, yaitu :
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada :
a) Data jumlah kecelakaan kerja karyawan.
b) Data jumlah jam kerja karyawan.
c) Data jumlah jam hilang karyawan.
d) Jenis – jenis kecelakaan kerja karyawan.
3.4 Flowchart Pemecah Masalah
Mulai
Observasi Awal
Identifikasi masalah
Pengumpulan Data
Menentukan :
- Top Event
- Intermediate Event
- Basic Event
Pengolahan Data
1. Kuantitatif :
a. Menghitung tingkat kekerapan
b. Tingkat frekuensi
c. Nilai t selamat
d. Hubungan produktivitas dengan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Kualitatif
a. Fault Tree Analysis
Analisa Data
Selesai
1. Top event, kejadian yang tidak dikehendaki pada puncak yang akan diteliti
lebih lanjut kearah kejadiaan dasar lainnya dengan menggunakan gerbang-
gerbang logika untuk menentukan penyebab dan kekerapannya.
2. Intermediate event, hasil dari kombinasi kesalahan-kesalahan yang
ditempatkan di tengah-tengah sebuah kesalahan.
3. Basic event, kejadiaan yang tidak diharapkan yang dianggap sebagai
penyebab dasar sehingga tidak perlu dilakukan analisa lebih lanjut.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengolahan data ini dibutuhkan data-data yang relevan untuk bisa
memformulasikan masalah dan menyelesaikan permasalahan yang diteliti,
sumber-sumber yang dibutuhkan dapat dibagi dua, yaitu :
1 Kulitatif adalah penelitian yang diperoleh dengan riset lapangan dan
kepustakaan.
2 Kuantitatif adalah data yang dioeroleh dengan menggunakan perhitungan
29
Setelah penulis telah selesai melakukan penelitian, maka data tersebut akan di
implementasikan pemberlakuan pada perusahaan. Hal ini dilakukan agar hasil
yang telah dikaji dapat bermanfaat untuk perbaikan bagi perusahaan. Selain itu
30
dapat mengontrol kesalahan yang setiap hari dialami agar dilakukannya perbaikan
sehingga dapat meningkatkan produktifitas bagi perusahaan.
Tehap akhir dari penelitian adalah penarikan kesimpulan terhadap hasil yang
diperoleh selama proses analisa dan perbaikan telah selesai. Selain kesimpulan
terdapat ususlan ataupun saran yang akan bermanfaat bagi kelangsungan
perusahaan sehingga dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat menjadi lebih
baik pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
BAB IV
Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk mengolah dan membahas
penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data perusahaan secara umum dan data
perusahaan terkait penelitian, yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan penyelesaian penelitian. Berikut adalah data-data yang akan dibahas pada sub
bagian berikut ini.
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan dengan pengumpulan
data tiga tahun maka metode pengambilan penelitian yang digunakan iyalah
metode Top Event, Intermediate Event dan Basic Event iyalah metode penelitian
dengan cara mempelajari objek dalam jangka waktu panjang.
PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) Tbk didirikan pada tahun 1977 oleh
Ir. Yang Suryahimsa. Sejak awal berdirinya, Indopora memfokuskan kegiatan
usahanya pada pembuatan Pondasi, dinding penahan tanah, dan perbaikan tanah.
Melalui lini bisnis utamanya, Indopora menghadirkan layanan pembangunan
Pondasi bangunanbangunan maupun infrastruktur mulai dari rumah, rumah
ibadah, rumah sakit, gedung tinggi, jalan, jembatan, bendungan, bandara,
underpass dan lain-lain. Seiring waktu, bisnis Indopora bertumbuh semakin pesat
dan menangani berbagai proyek hampir di seluruh penjuru Indonesia.
31
32
tingkatan yang lebih tinggi dan menjadi perusahaan terdepan dan terbesar dalam
bidangnya dengna beberapa pengetahuan yang panjang
Visi dan misi dari PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk yaitu, Menjadi emimpin
di industri konstruksi pondasi di Indonesia serta menjadi perusahaan yang dapat
diandalkan dan terpercaya. Dan memberi layanan yang berkualitas, tepat waktu,
dan dengan harga yang kompetitif.
Direktur Operasional
STAFF MAINTENANCE
STAFF Warehouse
Tabel 4.1 : Jumlah Kecelakaan Kerja / Bulan PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Tahun 2018-2020
Bulan Jumlah
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Kecelakaan
2018 3 2 - 2 2 - 2 2 2 2 - 8 25
2019 2 - 4 1 5 1 - 2 - 10 3 - 28
2020 3 6 2 - - 1 2 2 1 - 2 - 19
Sumber : PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Tabel 4.2 : Jumlah Tenaga Kerja Bagian Produksi dan Jam Kerja PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018-2020
Jumlah Tenaga Jumlah Jam Pekerja / Total Jumlah Jam Kerja (Jam
Tahun
Pekerja (orang) bulan (Jam Operasional) Orang)
2018 114 23.712 284.544
2019 140 29.120 349.440
2020 152 31.616 379.392
Sumber : PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Keterangan :
Jumlah jam kerja / bulan sama.
Jam kerja yang berlaku adalah 8 jam mulai dari jam 08:00-16:00 WIB.
Dengan waktu istirahat 1 jam.
Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018
Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Pekerja Hilang
Pekerja (Orang)
Tertimpa Material Saat Anggota Tubuh
1 7 1
Mengambil Beda Kerja Terluka
Tersandung Karena Foot
2 Kaki Keseleo 4 1
Jan Steep Yang Tidak Rata
Tidak Menggunakan
Sarung Tangan Saat
3 Tangan Terluka 5 1
Membuat Clamping
Slack.
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2018
35
Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018 (Lanjutan)
Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Pekerja Hilang
Pekerja (Orang)
Tertabrak Forklift Saat
4 Proses Pemindagan Raw Patah Tulang 20 1
Material.
Feb
Jari Tangan Terjepit
5 Saat Proses Clamping Luka Memar 5 1
Jig.
Tidak Fokus Bekerja
6 Yang Mengakibatkan Tangan Terluka 7 1
Apr Terjepit Mesin Press.
7 Kurangnya H20 Dihidrasi 2 1
Lengan Terbentur Base
8 Karena Timing Mark Luka Memar 5 1
Meleset.
Jul
Terpeleset Saat
9 Memeriksa Mesin Luka Memar 4 1
Karena Lantai Licin
Tangan Terkilir Putaran
Agust 10 Tangan Sobek 3 1
Drill
Tertimpa Tool Tali Anggota Tubuh
11 2 1
Pengikat Rantai Memar
Membersihkan Anggota
Sept 12 Luka Memar 2 1
Tubuh Dengan Air Gun.
Lengan Terkena Log
13 Lengan Sobek 7 1
Gear Saat Mengebot.
Mata Terkena Percikan
14 Gram Saat Iritasi Mata 5 1
Ockt Membersihkan Barry.
Jari Tangan Terjepit
15 Luka Memar 5 1
Mesin Jig Press.
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2018
36
Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018 (Lanjutan)
Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Pekerja Hilang
Pekerja (Orang)
Tidak Menggunakan
16 Masker Karna Malas Sesak Nafas 2 5
Memakainya.
Tergelincir Saat Bekerja
Des 17 Dikarenakan Paparan Oli Luka Memar 4 1
Yang Berserakan.
Dagu Terkena Handle
18 Drill Saat Tombol Reset Luka Memar 5 1
Ditekan.
Jumlah 97 25
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2018
Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019
Tertimpa benda
kerja karena Anggota tubuh
1 7 1
mengangkat memar
beban berlebihan
Jan Terpeleset ketika
sedang
mengangkat Anggota tubuh
2 4 1
beban karena memar
sikap kerja yang
salah
Sumber : PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2019
37
Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019 (Lanjutan)
Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Kerja Hilang
Kerja (Orang)
Terjepit pintu
mesin scrap
3 karena tidak Tangan sobek 5 1
ditutup pada saat
proses
Tersetrum aliran
Mar 4 listrik karena Luka Trauma 4 2
kurang hati-hati
Tidak fokus
bekerja sehingga
5 Luka Memar 5 1
jari terkena mesin
press
Gangguan
pendengaran Rusak gendang
Apr 6 2 1
karena paparan telinga
kebisingan
Gangguan
pernafasan akibat
7 Sesak nafas 4 4
paparan uap bahan
kimia (B3)
Mai Tidak
menggunakan
masker
8 Sesak nafas 2 1
dikarnakan
pekerja malas
mengguanakannya
Mata terkena scap
karena tidak
Jun 9 Kebutaan 10 1
menggunakan
APD (kacamata)
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2019
38
Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019 (Lanjutan)
Tabel 4.5 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk Tahun 2020
Tertimpa
material karena Anggota tubuh
1 7 1
barang tidak memar
pada tempatnya
Jan Tertimpa saat
mengankat
benda kerja
2 Kaki terluka 7 2
karena cara
mengankat yang
salah
Tangan terkilir
putaran drill
spindel pada
3 Tangan Keseleo 5 1
proses
pemasangan
benda kerja
Feb Tersandung
Anggota tubuh
4 karena foot step 3 3
memar
tidak rata
Gangguan
pendengaran Rusak gendang
5 5 2
karena paparan telinga
kebisingan
Tidak berhati-
hati saat
meletakan
6 Luka memar 7 1
muatan beban
sehingga kaki
Mar terjepit
Tangan tergores
marking karena
7 tidak Tangan sobek 6 1
menggunakan
sarung tangan
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2020
40
Tabel 4.5 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk Tahun 2020 (Lanjutan)
Tertabrak forklift
saat proses
17 Patah tulang 4 1
pemindahan raw
material
Jumlah 99 23
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2020
41
Berdasarkan data kecelakaan kerja diatas maka diperoleh jumlah jam kerja
hilang dari tahun 2018 – 2020 seperti terlihat pada tabel berikut.
2018 97 776
2019 90 720
2020 99 792
Jumlah 286 2288
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Dalam penentuan angka pengukuran hasil usaha keselamatan kerja dan nilai
T selamat di PT Indonesia Pondasi Raya Tbkselama kurun waktu 3 tahun periode
2016-2018 diperlukan data-data dari beberapa kejadian kecelakaan kerja, jam
kerja hilang dan hari kerja hilang karyawan produksi. Data-data tersebut
digunakan untuk mengukur :
1. Tingkat frekuensi kecelakaan kerja.
2. Tingkat seferity atau keparahan kecelakaan kerja.
3. Pengukuran nilai T selamat (Nts)
4.3.1 Pengukuran tingkat frekuensi / kekerapan cidera cacat
𝐧 𝐱 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝐅=
𝐍
25 X 1.000.000
F(2018) =
284,544
= 87,8 per 1.000.000 jam kerja
28 X 1.000.000
F(2019) =
349,440
= 80,1 per 1.000.000 jam kerja
19 X 1.000.000
F(2020) =
379,392
= 50,1 per 1.000.000 jam kerja
Tingkat frekuensi pada periode ini menunjukan bahwa dalam satu tahun, kira-
kira 87 kecelakaan yang menyebabkan luka telah terjadi untuk setiap satu juta jam
kerja. Dengan cara yang sama hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja
adalah sebagai berikut :
Jumlah
Tahun Kecelakaan F
Kerja
2018 18 87,8
2019 15 80,1
2020 17 50,1
H 𝑥 1.000.000
S=
N
Dimana : S = Tingkat seferity / keparahan kecelakaan
H = Jumlah total jam hilang karyawan
N = Jumlah jam kerja karyawan
43
776 X 1.000.000
S(2018) =
284.544
= 2.727,17 jam per 1.000.000 jam kerja
720 𝑋 1.000.000
S(2019) =
349.440
= 2.060,43 jam per 1.000.000 jam kerja
792 𝑋 1.000.000
S(2020) =
379.392
= 2.087,55 jam per 1.000.000 jam kerja
Pada hasil pengukuran tingkat seferity bahwa dalam setahun berkisar 2.727
jam yang hilang untuk setiap 1.000.000 jam kerja yang dijalankan atau 2.727 jam
per juta jam kerja yang dijalankan. Dengan cara yang sama hasil pengukuran
tingkat saferity / keparahan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :
Nilai F1 diambil dari tahun sebelumnya dan nilai F2 adalah nilai pada tahun
yang akan diukur.
44
80,1 − 87,8
Nts(2019) =
√ 87,8
294.000
= -445,571
50,1 − 80,1
Nts(2020) =
√ 80,1
319.000
= -1893,216
Setelah membahas data di atas, maka sangat perlu bagi peneliti untuk
menganalisis hasil pembahasan tersebut. Dalam analisisnya, penulis memiliki
dasar untuk hasil pengukuran dan perhitungannya. Analisis dilakukan pada tahun
2018-2020.
46
70
Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi
60
Kecelakaan Kerja
50
2018
40
2019
30 2020
20
10
0
Frekuensi
Data pengukuran diatas dapat diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang
terjadi dari tahun ke tahun tidak stabil, hal ini disebabkan bahwa pada tahun 2018
terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja, ditahun 2019 terjadi penurunan dan
terjadi peningkatan di tahun 2020. Sehingga produktivitas di PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk harus lebih ditekankan lagi agar nilai produktivitasnya stabil.
3,000.00
2,000.00
2018
1,500.00
2019
2020
1,000.00
500.00
0.00
Tingkat Severity
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, tingkat keparahan tiap tahunnya
lebih rendah dibandingkan tahun 2015, yang akan berdampak pada peningkatan
efisiensi kerja.
Dari hasil pengukuran Nts selama 3 tahun, didapat Nts pada tahun 2018
besarnya adalah -1.859,88 dan 2019 sebesar 628,91. Dapat digambarkan sebagai
berikut.
48
-
Nts
(20,000)
(140,000)
(160,000)
(180,000)
(200,000)
T-Selamat
9985
Data Pengukuran Produktivitas
9980
9975
2016
2017
9970
2018
9965
9960
Produktivitas
Terlihat bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin kecil
pula hari kerja yang hilang dan mengakibatkan semakin tingginya tingkat
produktivitas.
Dari penjelasan diatas mengenai tingkat frekuensi dan tingkat seferity, dapat
diketahui bahwa pada tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan tingkat
kecelakaan, hal ini disebabkan masih banyak yang mengabaikan keselamatan dan
kesehatan kerja.
Dimana jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2018 sebanyak 18
kejadian, tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak 15 dan tahun 2020
meningkat sebanyak 20 kejadian kecelakaan. Agar lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.13 dibawah ini.
Tabel 4.12 : Jumlah Kecelakaan Kerja PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk. Tahun
2018-2020
Jumlah
Jumlah Hari Keterangan
Tahun Kecelakaan
Hilang (Orang)
(Orang)
2018 18 97 22
2019 15 90 28
2020 17 99 23
Total 45 288 73
A. Saat beraktivitas
A. Aktivitas bekerja
Area Pabrik operator tidak
membuat debu bertebangan
menggunakan masker
Menghirup
1
debu / uap C. Masker tidak layak
C. Pekerja merasa sulit
digunakan (Masker tidak
bernafas atau merasa
steril, tali masker putus /
gerah bila memakai
kendor, kondisi masker
masker
kotor dan berdebu)
Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan (Lanjutan)
Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan
A. Mengangkat beban A. Kekuatan fisik
melebihi kapasitas karyawan tidak sesuai
kemampuan dengan pekerjaan
B. Terkena tumpukan
B. Area pabrik licin
coolent
Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan (Lanjutan)
Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan
A. Mengangkat beban
melebihi kapasitas A. Area pabrik licin
kemampuan
B. Kekuatan fisik
B. Terkena tumpukan
karyawan tidak sesuai
coolent
dengan pekerjaan
C. Terburu-buru untuk C. Lantai jarang
menyelesaikan pekerjaan dibersihkan
Terjatuh, D. Tidak ada petugas
terpeleset, D. Bekerja tidak serius /
khusus yang ditempatkan
tersandung sambil bercanda
untuk membersihkan
E. Meletakan part
sembarangan tempat
F. Sikap kerja yang salah
/ tidak sesuai prosedur
G. Tidak ada insiatif atau
kesadaran pekerja untuk
membersihkan area
pabrik
A. Kurang hati-hati A. Kondisi alat yang
menutup pintu kurang layak
B. Bekerja sambil
Proses B. Kerusakan
2. Terjepit bercanda
produksi
C. Tidak hati-hati
meletakan produk pada C. Mudah lepas
tempatnya
54
Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan (Lanjutan)
Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan
A. Tidak meletakan A. Gudang penyimpanan
produk dengan benar overload / penuh
B. Lantai tidak rata atau B, Pada saat berjalan
terganjal sesuatu operator tidak hati-hati
C. Tidak mengikuti
C. Sikap kerja yang salah
instruksi kerja
Pemindahan Kejatuhan,
E. Merasa membuat
3. dan tertindih
proses kerja yang lebih
penyimpanan barang
panjang
Aktivitas bekerja membuat uap / debu Disepanjang area pabrik di terapkan 5 S (Seiri, Seiton,
berterbangan Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
55
3. Lingkungan Kerja
a. Pencegahan kebisingan dapat menggunakan alat-alat perlindungan diri
yang berupa alat pelindung pendengaran, yaitu (Budiono, 19992:299) :
1) Ear plug (sumbat telinga), alat pelindung pendengaran ini harus
dipakai dalam melaksanakan tugas, dimana kebisingan yang relatif
masih rendah. Alat ini dapat manurunkan tingkat kebisingan kurang
lebih 15 dB (A).
2) Ear muffs (tutup telinga), alat pelindung pendengaran yang sedikit
peka dari ear plug dimana alat ini dapat menurunkan tingkat
kebisingan antara 20-25 dB (A).
b. Setelah proses produksi selesai, sebaiknya tempat kerja selalu dalam
keadaan bersih.
c. Sistem ventilasi dapat digunakanuntuk keperluan operasi adalah: clean
room ventilationadalah sisitem pertukaran udara dari beberapa ruangan
yang saling berhubungan dipasang filter yang mempunyai efisiensi tinggi
untuk memberi udara segar yang ditempatkan sedekat mungkin kepada
tempat kerja. Filter mungkin akan menutup salah satu dinding (sisi ruang
atau atap ruangan), dan lubang untuk mengeluarkan disisi lain atau di
lantai ruangan.
d. Tata cara kerja
Adanya pelakasanaan program keselamatan dalam periode pertahun.
Program keselamatan kerja menekankan pada penguatan positif pada
training. Pertama kali disusun suatu tujuan keselamatan yang artinya
pelaksanaan kerja yang dilakukan dengan aman dan tujuan ini
dikomunikasikan pada para karyawan untuk memastikan bahwa mereka
tahu hal-hal yang diharapkan dari mereka dalam kaitannya dengan
prestasi yang baik. Kemudian, diadsakan sesi training dimana disajikan
informasi tentang keselamatan kerja 30 menit kepada para karyawan.
Dalam training ini para karyawan diperlihatkan gambaran tata ruang
dalam ruang pabrik. Pada akhir training kepada para karyawan
diperlihatkan suatu grafik catatan tentang keselamatan kerja mereka
59
Dengan adanya program keselamatan kerja yang akan dilakukan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini
Tabel 4.16 : Program Keselamatan Kerja PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Langkah-langkah utama
Anggota yang Bertanggung
kegiatan keselamatan, Target Program Kegiatan
Jawab
kesehatan kerja
1. Terbentuknya budaya
1. Pencegahan Keselamatan Dewan Komisi dan Seluruh
meningkatkan kesadaran
Kerja Karyawan Bertugas
akan keselamatan kerja
2. Terbentuknya kepatuhan
terhadap peraturan dan
2. Pencegahan Kebakaran
perundang-undangan
keselamatan kerja
3. Penunjang Kehandalan
Operasi Pabrik
Sebelum penulis melakukan penelitian lebih lanjut, pada awal penelitian yang
dahulu terjadi peningkatan keselamatan kerja membuat produktivitas menurun.
Dari informasi salah satu pekerja di perusahaan, semua karyawan belum
60
Dari hasil evaluasi yang telah ditemukan sebelumnya dapat diketahui bahwa
penerapan unsur-unsur program keselamatan kerja yang dilaksanakan
diperusahaan sudah sudah cukup baik dibandingkan dengan program keselamatan
kerja sebelum penerapan yang sekarang dan mendekati teori ILO dan teori Edwin
B. Flippo, namun ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
perusahaan, yaitu :
Mata Kemasukan
Debu
Tejepit
Kondisi alat
yang kurang Kerusakan Mudah lepas
layak alat
Tertindih Barang
Terjatuh
` Mengangkat Terburu-buru
beban melebihi untuk
kapasitas Area pabrik licin menyelesaikan
kemampuan pekerjaan
Tabel 4.17 : Analisa Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan dengan FTA
Kondisi Tidak
No Area Potensi Kecelakaan Tindakan Tidak Aman
Aman
a. Aktivitas
a. Tidak menggunakan
kendaraan membuat
kacamata pelindung
debu berterbangan
b. Operator merasa lebih b. Lokasi pabrik
Mata Kemasukan sulit melihat panas dan kering
Debu c. Kaca mata tidak
layak digunakan
c. Keluar keringat
(Tali kacamata
Proses disekitar mata akibat
1 rusak, kaca banyak
Produksi kegerahan / kepanasan
goresan, kaca
pecah)
a. Kurang hati-hati a. Kondisi alat yang
menutup pintu kurang layak
b. Bekerja sambil
Terjepit b. Kerusakan alat
bercanda
c. Tidak hati-hati
meletakan produk pada c. Mudah lepas
tempatnya
a. Gudang
a. Tidak meletakan produk
penyimpanan
dengan benar
overload / penuh
Pemindahan
b. Pada saat berjalan
2 dan Tertindih barang b. Lantai tidak rata /
operator tidak
Penyimpanan terganjal sesuatu
berhati-hati
c. Tidak mengikuti
c. Sikap kerja yang salah
instruksi kerja
a. Kekuatan fisik
a. Mengangkat beban
karyawan tidak
melebihi kapasitas
sesuai dengan
kemampuan
pekerjaan
3 Area Pabrik Terjatuh b. Terkena
b. Area pabrik licin
tumpukan coolent
c. Terburu-buru untuk c. Lantai jarang
menyelesaikan pekerjaan dibersihkan
BAB V
5.1 Kesimpulan
67
68
5.2 Saran
69
Gambar : Izin Pengambilan Data Penelitian
70
Gambar : Area Wajib APD
71
Gambar : Contoh Penggunan APD PT. Indopora, Tbk.
72
Gambar : Rambu-rambu Pengerjaan Area
73
Gambar : Rambu-rambu Area Jalan Licin
74
DAFTAR PUSTAKA
lxxv