Anda di halaman 1dari 87

TUGAS AKHIR

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KINERJA KARYAWAN DENGAN


PROGRAM K3 MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

(Studi Kasus PT Indopora. Tbk)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata


Satu (S-1) Bidang Ilmu Teknik-Program studi industri

Disusun oleh :

Harsoyo / 16137048

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BINA TUNGAL
BEKASI
2021
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.


Nama : Harsoyo
NIM : 16137048
Judul Skripsi : “PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KINERJA
KARYAWAN DENGAN PROGRAM K3 MENGGUNAKAN FAULT TREE
ANALYSIS di PT. Indopora. TBK”
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penulisan skripsi ini
berdasarkan hasil sebuah maha karya mahasiswa tersebut dengan arahan dari
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Seandainya skripsi ini ditemukan unsur-unsur yang dikategorikan sebagai
karya pelagiat maka sesuai Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem
pendidikan Nasional. Saya bersedia menerima sanksi plagiat sebagai berikut.
Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya yang digunakan untuk
memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplak,
maka:
1. Dicabut gelarnya (Pasal 25 Ayat 2)
2. Dipidana penjara paling lama dua ( 2 ) Tahun atau denda paling banyak
Rp. 200.000.000.00,- (Pasal 70)

Bekasi, Juni 2021

Harsoyo

16137048

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KINERJA KARYAWAN DENGAN


PROGRAM K3 MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS di PT.
Indopora. TBK

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Akademis pada Jurusan Teknik Industri di


STT Bina Tunggal

Disusun Oleh :

Nama : Harsoyo
NIM : 16137048

Disetujui Oleh.
Dosen Pembimbing
STT Bina Tunggal Bekasi

Ahmad Fauzi Pane S.T, MT

ii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa tugas akhir ini dengan
judul :
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KINERJA KARYAWAN DENGAN
PROGRAM K3 MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS di PT.
Indonesia Pondasi Raya. TBK
Oleh :

Nama : Harsoyo
NIM : 16137048

Setelah yang bersangkutan menempuh ujian komprehensif, tulisan tugas akhir ini
telah dikoreksi sesuai dengna perbaikan yang diperlukan
Bekasi, Juli 2021

Dr. Ir. Hendra Adiyatna, M.Si Atiek Ike Wijayanti, S.Tp, M.T
Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Ahmad Fauzi Pane S.T, MT Reno Ferlando, S.Kom


Dosen Penguji III Sekretaris

Dr. Ir. Hendra Adiyatna, M.Si

Ketua Program Studi Teknik Industri

iii
ABSTRAK

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KINERJA KARYAWAN DENGAN


PROGRAM K3 MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS di PT.
Indonesia Pondasi Raya. TBK

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi produktivitas karyawan. Produktivitas sumber daya manusia
sangat bergantung pada sejauh mana sistem perusahaan yang ada dapat
mendukung dan memenuhi kebutuhan semua pihak. K3 merupakan aspek penting
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Jika
tingkat keamanan produksi tinggi, kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat dan
kematian dapat diminimalisir. Penelitian guna menganalisis dengan bantuan
metode fault tree analysis terhadap kecelakaan kerja yang sering terjadi dibagian
produksi diperusahaan PT. Indopora. TBK selama 3 tahun terakhir dari tahun
2018 s/d 2020 dan setelah dianlisa berdasarkan jumlah data jam kerja yang hilang.
pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi dan pengumpulan
sebagian data sekunder dengan metode literature.
dalam penelitian ini guna pengukuran hasil usaha keselamatan dan nilai T-
Selamat (Nts), tingkat frekuensi untuk mengetahui jumlah kecelakaan yang sering
terjadi setiap 1.000.000,.- jam kerja dalam periode tahun 2018 s/d 2020. Tingkat
keparahan menyatakan bahwa jumlah hari hilang akibat terjadinya kecelakaan
disebebkan kecelakaan untuk setiap 1.000.000,.- jam kerja dari jumlah "Jam
Kerja" pekerja. Nilai T-selamat (Nts) adalah pengukuran yang bertujuan
membandingkan hasil tingkat penurunan kecelakaan yang dicapai untuk kerja
tersebut. Maka dari hasil penelitian dan perhitungan menunjukkan bahwa
kecelakaan kerja berpengaruh terhadap produktivitas pekerja.
Kata Kunci : Keselamatan Kerja, Kecelakaan Kerja, Fault Tree Analysis,
Produktivitas

iv
ABSTRACT

INCREASING EMPLOYEE PERFORMANCE PRODUCTIVITY WITH


OSH PROGRAM USING FAULT TREE ANALYSIS In PT. Indonesia
Pondasi Raya. TBK

Occupational health and safety is one of the factors that affect employee
productivity. The productivity of human resources is very dependent on the extent
to which the existing company system can support and meet the needs of all
parties. K3 is an important aspect in efforts to improve employee welfare and
productivity. If the level of production safety is high, accidents that cause illness,
disability and death can be minimized. The research is to analyze with the help of
the fault tree analysis method of work accidents that often occur in the production
section of the company PT. Indopora. TBK for the last 3 years from 2018 to 2020
and after being analyzed based on the number of lost work hours data. Primary
data collection is done by observation method and some secondary data collection
by using literature method.
in this study to measure the results of safety efforts and the value of T-Safe
(Nts), the frequency level is to find out the number of accidents that often occur
every 1,000,000.- working hours in the period 2018 to 2020. The seferity level
states that the number of days lost due to accidents is accounted for by accidents
for every 1,000,000, .- hours worked of the number of "Work Hours" of workers.
The T-safety value (Nts) is a measurement that aims to compare the results of the
accident reduction rate achieved for that work. So from the results of research and
calculations show that work accidents affect worker productivity.

Keywords: Work Safety, Work Accidents, Fault Tree Analysis, Productivity

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan kasih
sayang-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini
dengan baik. Tugas Akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mendapatkan gelar kesarjanaan strata satu (S-1) pada jurusan teknik industri STT
Bina Tunggal.

Selama dalam kegiatan penyusunan proposal laporan tugas akhir ini penulis
banyak menerima bantuan semangat dan materi yang sangat berharga, sehingga
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Allah SWT, atas segala petunjuknya sehingga penulis dapat melaksanakan


Tugas Akhir dengan baik dan lancar.
2. Bapak Dr. Ir. Hendra Adiyatna, M.Si selaku pimpinan Sekolah Tinggi
Teknologi Bina-Tunggal.
3. Bapak Ahmad Fauzi Pane, ST. MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan informasi hingga tata cara dalam pembuatan tugas akhir ini
sampai selesai.
4. Kedua orang tuaku (Bapak, Ibu) yang selalu ada disetiap perjalanan
hidupnya yang telah memberikan bantuan moril maupun materil dan tak
lupa doanya yang tak lupa henti.
5. Mas. Arief Rachman Ramlie rekan seperguruan difakultas teknik atas
bantuan baik secara materil maupun moril dalam motivasi Tugas Akhir.
6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materil maupun
moril, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak penulis
sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat penulis dalam
menyelesaikan laporan kerja praktek ini

Bekasi, 15 Februari 2021

Penulis.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................iii

ABSTRAK ................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR ..............................................................................................vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................2

1.3 Perumusan Masalah .................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian .....................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................4

1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...................................................5

1.7 Sistematika Penulisan ...............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7

2.1 Pengertian Dengan Tujuan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)....7

2.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja ........................................................7

2.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja ..............................................................9

2.1.3 Pengertian Keselamatan Kerja ........................................................10

2.2 Program Keselamatan Kerja ...................................................................11

vii
2.2.1 Pentingnya Keselamatan Kerja .......................................................11

2.2.2 Tujuan dan Penerapan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) ...12

2.2.3 Hubungan Antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Terhadap Produktivitas ............................................................................13

2.3 Indikator Kinerja dan Keselamatan .......................................................14

2.4 Definisi FAULT TREE ANALYSIS (FTA) ..............................................16

2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................................21

BAB III Metode Penelitian ......................................................................................23

3.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................23

3.1.1 Studi Pustaka.....................................................................................24

3.1.2 Konsep Pemikiran.............................................................................25

3.2 Observasi Awal .........................................................................................24

3.3 Pengumpulan Data ...................................................................................25

3.4 Flowchart Pemecah Masalah ...................................................................26

3.5 Menentukan Variabel Event Penyebab Kecelakaan .............................27

3.6 Metode Pengumpulan Data .....................................................................28

3.6.1 Pengolahan Data ...............................................................................28

3.7 Analisis Data .............................................................................................29

3.8 Penerapan ..................................................................................................29

3.9 Kesimpulan dan Saran .............................................................................30

BAB IV Pengumpulan, Pengolahan Data dan Analisa .........................................31

4.1 Pengumpulan Data ...................................................................................31

4.1.1 Struktur Organisasi ..........................................................................32

4.2 Pengolahan Data .......................................................................................33

4.2.1 Pengukuran Tingkat Frekuensi / Kekerapan Cidera Cacat .........41

viii
4.2.2 Pengukuran Tingkat Seferity / Keparahan Cidera Cacat .............42

4.2.3 Pengukuran Nilai T-Selamat (Nts) ..................................................43

4.2.4 Pengukuran Produktivitas ...............................................................44

4.3 Analisis Hasil Pengolahan Data ...............................................................45

4.3.1 Analisis Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja ..............................45

4.3.2 Analisis Tingkat Seferity / Keparahan Kecelakaan Kerja ............46

4.3.3 Analisis Nilai T-Selamat ...................................................................47

4.3.4 Analisis Hubungan Keselamatan Kerja dengan Produktivitas ....48

4.3.5 Penarikan Kesimpulan .....................................................................49

4.4 Fault Tree Analysis....................................................................................49

4.5 Upaya Perbaikan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Pekerja di


Perusahaan Berdasarkan Analisa yang diperoleh ......................................55

4.6 Penerapan Program Keselamatan Kerja di PT. Indonesia Pondasi


Raya. TBK .......................................................................................................59

4.7 Model Fault Tree Analysis dalam Analisis Gambar ..............................61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................65

5.1 Kesimpulan................................................................................................65

5.2 Saran ..........................................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................xv

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Simbol-simbol Metode FTA ...................................................................17


Tabel 2.2 : Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja ........................................................19
Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu ...............................................................................21
Tabel 3.1 : Timeline Penelitian ..................................................................................30
Tabel 4.1 : Jumlah Kecelakaan Kerja / Bulan PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Tahun 2018-2020 .......................................................................................................33
Tabel 4.2 : Jumlah Tenaga Kerja Bagian Produksi dan Jam Kerja PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018-2020 ........................................................................34
Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018 .................................................................................34
Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019 .................................................................................37
Tabel 4.5 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk Tahun 2020 ..................................................................................39
Tabel 4.6 : Rekapitulasi Jumlah Jam Hilang Karyawan............................................41
Tabel 4.7 : Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja.........................42
Tabel 4.8 : Hasil Pengukuran Tingkat Seferity ..........................................................43
Tabel 4.9 : Data-data Pengukuran Nilai T-Selamat...................................................43
Tabel 4.10 : Hasil Pengukuran Nilai T-selamat ........................................................44
Tabel 4.11 : Data-data Pengukuran Produktivitas .....................................................45
Tabel 4.12 : Jumlah Kecelakaan Kerja PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk. Tahun
2018-2020 ..................................................................................................................49
Tabel 4.13 : Sumber-sumber Kecelakaan ..................................................................50
Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan .......................51
Tabel 4.15 : Jenis Penyebab Kecelakaan dan Solusinya ...........................................53
Tabel 4.16 : Program Keselamatan Kerja PT. Indonesia Pondasi Raya. TBK .........59

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Data Kecelakaan Kerja Area Proyek Indopora Struktur PIK 2 ..........3
Gambar 3.1 : Kerangka Berpikir ..............................................................................23
Gambar 3.2 : Flowchart Penelitian ...........................................................................26
Gambar 4.1 : Strutur Organisasi PT. Indopora, TBK Departemen Produksi ...........32
Gambar 4.2 : Grafik Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja ......................................46
Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Seferity .......................................................................47
Gambar 4.4 : Grafik Tingkat Nilai T-Selamat ..........................................................48
Gambar 4.5 : Grafik Pengukuran Produktivitas .......................................................48
Gambar 4.6 : Model Fault Tree Mata Kemasukan Debu .........................................62
Gambar 4.7 : Model Fault Tree Terjepit...................................................................63

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan proses produksi perusahaan, selain faktor mesin dan bahan
baku, manusia juga memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu,
sebagai karyawan harus bisa saling menjaga keselamatan dan kesehatannya,
Upaya mempertahankan karyawan tidak hanya untuk mencegah terjadinya
pergantian karyawan, tetapi juga untuk menjaga sikap kooperatif dan kemampuan
kerjanya. Salah satunya rencana keselamatan dan kesehatan kerja akan membantu
menjaga kondisi fisik mereka, sementara berbagai bentuk rencana layanan
karyawan dapat menumbuhkan sikap karyawan. Oleh karena itu, agar hasil yang
diperoleh dalam proses produksi dapat berjalan dengan aman, lancar dan efektif
maka perlu dilakukan peningkatan rencana lapangan keselamatan dan kesehatan
kerja.

PT. Indonesia Pondasi Raya. Tbk tidak dapat lepas dari faktor lingkungan,
masalah manajemen dan peralatan yang dihadapi di bidang produksi,
permasalahan tersebut sangat penting dalam proses produksi dan dapat
mengakibatkan kecelakaan yang fatal. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan.
Produktivitas sumber daya manusia sangat bergantung pada sejauh mana sistem
perusahaan yang ada dapat mendukung dan memenuhi kebutuhan semua pihak.
K3 merupakan aspek penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas karyawan. Jika tingkat keamanan produksi tinggi, kecelakaan yang
menyebabkan sakit, cacat dan kematian dapat diminimalisir. Apabila keselamatan
kerja rendah maka akan berdampak negatif pada kesehatan sehingga
mengakibatkan penurunan produktivitas.

1
2

Namun dalam penelitian ini keselamatan kerja berpengaruh tidak signifikan


terhadap efisiensi kerja, sedangkan kesehatan kerja berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja. Besarnya kerusakan yang diderita tergantung dari
frekuensi (frekuensi) dan parahnya (seferity) kecelakaan tersebut. Oleh karena itu,
kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh pekerjaan akan sangat mempengaruhi
aktivitas proses produksi dan kelangsungan hidup perusahaan, dengan kata lain
kecelakaan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja.

Hubungan antara keselamatan kerja dan produktivitas adalah bahwa semakin


tinggi tingkat kecelakaan, semakin rendah tingkat produktivitasnya, dan semakin
kecil tingkat kecelakaan maka semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya.
Semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, semakin sedikit hari kerja yang hilang,
sehingga meningkatkan produktivitas. Kaitan antara kesehatan dan produktivitas
adalah bahwa meskipun tingkat produktivitas biasanya mencapai nol, tenaga kerja
yang sakit biasanya sangat mengurangi produktivitas. Produktivitas penyakit
kronis sejak lama sangat rendah. Kondisi antara kesehatan dan penyakit juga
dapat menyebabkan penurunan produktivitas, dan penurunan ini biasanya besar
atau bahkan lebih besar. Untuk meningkatkan produktivitas, perlu bekerja dengan
cara dan lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun Masalah yang dapat di identifikasi dan untuk menyelesaikan problem


atau masalah kecelakaan kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1 adalah sebagai berikut :
3

90
80
70
60
50
2018
40
30 2019
20 2020
10
0
TERPELESET MATA TERJATUH TERJEPIT
KEMASUKAN
SCRAP

PRESENTASE SETIAP TAHUN

27% 31%
2018
2019
2020
42%

Gambar 1.1 : Data Kecelakaan Kerja Area Proyek Indopora Struktur PIK 2

Dari hasil diatas yaitu hasil dari presentase nilai setiap kecelakaan dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir ini dan disetiap tahun memiliki nilai penting dimana
ada hasil dari awal tahun, pertengahan tahun hingga akhir tahunnya dan
digambarkan dalam presentase. Dari hasil observasi mendalam dan wawancara
sebelumnya masih tingginya angka kecelakaan diarea produksi machining dan
minimnya penerapan K3 pada di area produksi machining.
4

1.3 Perumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Mengukur tingkat frekuensi / kekerapan dan tingkat saverity terjadi dip PT.
Indonesia Pondasi Raya. Tbk ?
2. Apakah tingkat kecelakaan kerja berpengaruh pada tingkat produktivitas
kerja diperusahaan ?
3. Bagaimana mencari akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja pada PT.
Indonesia Pondasi Raya. Tbk dengan menggunakan FAULT TREE
ANALYSIS ( FTA ) ?
4. Bagaimana perbaikan penerapan program keselamatan kerja bagian
produksi ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini, yaitu :
1. Menghitung nilai T-Selamat dan tingkat keparahan kerja di PT. Indonesia
Pondasi Raya. Tbk.
2. Mencari hasil tingkat frekuensi dan saverity guna penelitian ini
mendapatkan hasil yang baik.
3. Mencari faktor-faktor kecelakaan kerja yang berpengaruh pada
produktivitas kerja diperusahaan.
4. Mengatasi akar penyebab yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
dengan metode FAULT TREE ANALYSIS (FTA).
1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan didapatkan dalam penelitian ini adalah:


1. Bagi Universitas
Bisa mengenali sepanjang mana keahlian mahasiswa dalam
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan. Hasil
penyusunan ini bisa dijadikan sebagai bahan riset permasalahan serta acuan
untuk mahasiswa secara universal buat menaikkan ilmu pengetahuan untuk
pembaca.
5

2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada perusahaan terhadap
factor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang ada, khususnya
pada bagian yang dijadikan objek penelitian. Memberikan usulan dan
rekomendasi perbaikan kepada perusahaan untuk menangani permaslahan
dalam K3 yang sedang dihadapi perusahaan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
3. Bagi Peneliti
Mampu menerapkan keilmuan teknik industri yang diperoleh selama kuliah
untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ada pada perusahaan dan
pengalaman praktek dalam menganalisa suatu masalah yang terjadi secara
ilmiah, khusunya di PT. Indonesia Pondasi Raya. Tbk.
1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Untuk mencegah meluasnya permasalahan yang ada, maka ruang lingkup


penelitian dapat dibatasi sebagai berikut :
1. Objek penelitian pada bagian produksi atau semua peralatan / mesin yang
ada di bagian produksi machining pada PT Indonesia Pondasi Raya. Tbk.
2. Pembahasan yang dilakukan adalah mengenai bahaya-bahaya yang terjadi
yang disebabkan oleh manusia atau peralatan yang bekerja serta lingkungan
kerja.
3. Data kecelakaan kerja yang diambil adalah data kecelakaan kerja 3 tahun
mulai tahun 2018-2020.
4. Pengukuran produktivitas dilakukan berdasarkan jumlah jam kerja yang
hilang dengan jumlah jam kerja karyawan.
6

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab yang secara rinci sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, ruang lingkup, manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Hasil teori yang akan dikemukakan dalam bab II yaitu pengertian
dan tujuan, program, unsur-unsur yang mendukung, pengukuran
serta hubungan Kesehatan dan keselamatan kerja. Serta pengertian,
sebab-sebab dan pencegahan kecelakaan kerja.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Membahas dan menjelaskan secara garis besar menbenai objek
penelitian, tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan
dan analisis data. Serta bagaimana langkah-langkah pemecahan
masalah dengan menggunakan metode yang digunakan dalam
memecahkan masalah.
BAB IV PEGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
Pada bab ini akan dilakukan pengumpulan data sesuai dengan
kebutuhan dalam penelitian. Kemudian berisi kumpulan data-data
penting yang diperoleh dari penelitian pada perusahaan yang
kemudian akan diolah menggunakan metode-metode yang telah
ditentukan sehingga menghasilkan sebuah solusi optimal yang
berguna bagi perusahaan untuk menyelesaikan masalah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini berisi tentang hasil dan penyelesaian maslah yang
dihadapi perusahaan serta berisi saran bagi penelitian selanjutnya
untuk dapat memperbaiki atau memperluas area penelitian yang
terkait dengan penelitian ini untuk penambahan ilmu pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dengan Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan langkah perlindungan


yang dapat menjaga agar staf / pekerja dan personel lainnya di perusahaan selalu
aman dan sehat, sehingga semua sumber produktivitas dapat digunakan dengan
aman dan efisien.
2.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi


individu (the degree of physiological and psychological well being of the
individual). Secara umum, pengertian dari kesehatan adalah upayaupaya yang
ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara
mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah
kelelahan kerja, kecelakaan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Kecelakaan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Di dalam proses produksi,
produktivitas ditopang oleh tiga pilar utama yaitu kuantitas (quantity), kualitas
(quality), keselamatan (safety). Produktivitas hanya dapat dicapai jika ketiga
unsur produktivitas ditas berjalan secara seimbang. (Ramli, 2009)

Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu
diperhatikan oleh pihak perusahaan. Karena dengan adanya program kesehatan
yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan
akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan,
sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Setiap
pekerjaan, proses dan produk memiliki persyaratan kualitas (mutu) dan kuantitas
yang ditetapkan baik dalam spesifikasi teknis, ukuran, volume, kapasitas produksi
atau waktuyang diperlukan. Produktivitas tidak tercapai jika pekerja tersebut
hanya mengejar kualitas saja, tetapi kuantitas produksi tidak tercapai atau
sebaliknya. Namun faktor kualitas dan kuantitas saja belum mencukupi.

7
8

Produktivitas juga tidak akan tercapai jika dalam proses suatu produk terjadi
kecelakaan atau kerusakan yang mengakibatkan kualitas menurun dan kapasitas
produksi tidak tercapai. Pekerjaan harus dilakukan dengan aman tanpa ada
kecelakaan, pemborosan, dan kerusakan sarana produksi. (Ramli, 2009)

Terdapat 2 kelompok penyebab kecelakaan kerja yaitu penyebab langsung


dan tidak langsung. Penyebab langsung atau primer disebabkan oleh unsafe act
(perilaku manusia tidak aman) dan unsafe condition (kondisi lingkungan kerja
yang tidak aman). Sedangkan penyebab tidak langsung/nyata/dasar dapat
disebabkan oleh :

1. Faktor manusia : faali, kejiwaan


2. Faktor lingkungan : psikologi, kimia
3. Faktor manajemen (kebijakan, keputusan, evaluasi, control, administrasi).
(Salami, dkk, 2016).

Penyebab tidak langsung ini atau underlying causes dapat melibatkan


unsurunsur seperti material yang digunakan, peralatan yang dilibatkan,
lingkungan tempat pekerja, bekerja, serta juga orang atau pekerja lain di
sekitarnya. Beberapa perusahaan atau institusi mengklasifikasikan tingkat
keselamatan dalam bentuk yang berbeda, misalnya :

1. Major injuries-reportable disease-dangerous occurrence.


2. Fatality-major injuries-minor injuries.
3. Fatality-accident with day loss-accident without day loss.
4. Dan lain-lain (Salami, dkk, 2016).

Beberapa definisi/klasifikasi ini berguna untuk tingkat evaluasi atau


pengendalian dan pencegahan kecelakaan yang haus dilakukan oleh perusahaan.
Pada perusahaan yang memprioritaskan keselamatan, kondisi “near miss” saja
sudah menjdi perhatian dan dicatat. Beberapa perusahaan lainnya baru akan
mencatat kecelakaan apabila kecelakaan yang terjadi menimbulkan kehilangan
hari kerja. Perbedaan ini bermula karena adanya perbedaan perhatian dan prioritas
9

kecelakaan dan sangat bergantung pada frekuensi atapun cedera yang terjadi di
perusahaan tersebut. (Salami, dkk, 2016).
2.1.2 Tujuan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan


menggungkapkan kelemahan yang mingkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian cermat dilakukan atau tidak.
(Fauzan, 2014)

Menurut Mangkunegara dalam Fauzan (2014) bahwa tujuan dari Keselamatan


dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja


baik secara fisik, social, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selekif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atas kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Flippo, dalam Fauzan (2014), berpendapat bahwa tujuan keselamatan dan


kesehatan kerja karyawan dapat dicapai, jika unsur- unsur yang mendukung,
yaitu:

1. Adanya dukungan dari pimpinan puncak


2. Ditunjuknya direktur keselamatan
3. Rekayasa pabrik dan kegiatan yang aman
4. Diberikannya pendidikan bagi semua karyawan untuk bertindak aman
10

5. Terpeliharanya cacatan-catatan tentang kecelakaan


6. Menganalisis penyebab kecelakaan
7. Kontes keselamatan
8. Melaksanakan peraturan.
2.1.3 Pengertian Keselamatan Kerja
Dalam Jurnal Visionida (2017) Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau
memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan
kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat
dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan
ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan
keselamatan yang mungkin terjadi. (Rijanto, 2010). Menurut Abdurrahmat (2006)
Manajemen sumber daya manusia yang mempunyai tinjauan wawasan masa
depan harus mempunyai program memasukan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) bagi karyawan dalam organisasi. Pelaksanaan program keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Menurut
(Suardi, 2007) bahwa dalam proses industrialisasi tidak lepas dari peranan tenaga
kerja, oleh karena itu membangun tenaga kerja yang produktif, sehat dan
berkualitas perlu memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Pada dasarnya, semua mesin dan alat harus dalam keadaan baik dan terawatt
dengan baik. Pengawasan dan inspeksi dilakukan untuk mengetahui hal tersebut,
baik ketika mesin sedang tidak digunakan, atau akan dijalankan, atau selama
beroperasi, maupun ketika akan dimatikan. Semua yang dilakukan dan terjadi
harus sesuai dengan pedoman atau prosedur operasi dan perawatan yang
ditetapkan, baik mengenai operator, material, mesin dan produk, maupun
lingkungannya. Selain itu, perhatian terus-menerus difokuskan pada usaha
mengurangi kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan, sakit, dan cedera,
11

serta kematian manusia, kerusakan lingkungan, dan risiko lainnya. (Salami, 2016)

Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi


naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara
tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi
berbagai bahaya di sekitar lingkungan hidupnya. (Ramli, 2009).

2.2 Program Keselamatan Kerja


2.2.1 Pentingnya Keselamatan Kerja
Menurut Bangun Wilson dalam Fauzan (2014) terdapat tiga alasan
keselamatan kerja merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk
melaksanakannya, antara lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.
1. Moral
Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu sepatutnya
manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam organisasi.Manusia
memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatn dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagankerjaan). Para
pemberi kerja melaksanakan itu untuk membantu dan memperingan beban
pederitaan atas musibah kecelakaan kerja yang dialami para karyawan dan
keluarga
2. Hukum
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap pekerja
untuk menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan pekerjaan.
Para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam melindungi
pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan mendapat hukuman
yang setimpal yang sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan. Yang
tertera pada undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja untuk melindungi para pekerja pada segala lingkungan kerja
baik di darat, dalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
12

3. Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena mengelurkan
biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan kerja yang
dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan kerugian
kecelakaan kerja yang dialami karyawan kepada pihak asuransi. Kerugian
tersebut bukan hanya berkaitan dengan biaya pengobatan dan
pertanggungan lainnnya, tetapi banyak faktor lain yang menjadi perhitungan
akibat kecelakaan kerja yang diderita para pekerja
2.2.2 Tujuan dan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan


menggungkapkan kelemahan yang mingkin akan terjadinya kecelakaan. Fungsi
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian cermat dilakukan atau tidak.
(Fauzan, 2014).

Menurut Mangkunegara dalam Fauzan (2014) bahwa tujuan dari


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja


baik secara fisik, social, dan psikologis.
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selekif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atas kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Flippo, dalam Fauzan (2014), berpendapat bahwa tujuan keselamatan dan


kesehatan kerja karyawan dapat dicapai, jika unsur- unsur yang mendukung,
13

yaitu:

1. Adanya dukungan dari pimpinan puncak.


2. Ditunjuknya direktur keselamatan.
3. Rekayasa pabrik dan kegiatan yang aman.
4. Diberikannya pendidikan bagi semua karyawan untuk bertindak aman.
5. Terpeliharanya cacatan-catatan tentang kecelakaan.
6. Menganalisis penyebab kecelakaan.
7. Kontes keselamatan.
8. Melaksanakan peraturan.
2.2.3 Hubungan Antara Keselamatan Dan Kesehatan Kerja terhadap
Produktivitas

Karyawan yang memiliki kesejahteraan buruk akan mempengaruhi


produktivitasnya. Lebih lanjut, mereka tidak mempunyai motivasi dan minat,
apatis dalam bekerja, serta loyalitas terhadap pekerjaan akan bekutang. Menurut
Ike Kusdyah dalam Fauzan (2014), ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan
produktivitas kerja yaitu:

1. Pengaturan Jam Kerja


Jam kerja normal adalah 40 jam seminggu. Tidak semua pekerjaan memiliki
jam kerja yang sama. Perusahaa paling tidak harus memikirkan pengaturan
jam kerja yang tepat dan meminimalkan risiko, terutama untuk pekerjaan
yang berisiko tinggi. Apabila jam kerja bisa bekurang, terutama untuk
pekerjaan yang berbahaya dan menanggung risiko, maka tenaga kerja akan
merasa lebih puas dan nyaman. Hal ini mencerminkan kenyataan ahwa
istirahat mingguan atau hari libur di akui sebagai suatu yang sangat penting
untuk kesejahteraan karyawan. Kaitan antara jam kerja dengan produktivitas
kerja adalah bahwa kondisi karyawan dapat dipengaruhi oleh kurang
istirahat yang memandai sehingga mengakibatkan kondisi psikis dan mental
menurun. Contohnya, karyawan yang dipekerjakan dalam shift sewajarnya
menerima fasilitas khusus, seperti gaji ekstra, dan bonus.
14

2. Kemudahan menghemat waktu dan efisiensi kerja


Setiap karyawan menegetahui spesifikasi jabatan dan deskripsi jabatan yang
apabila dikaji dengan standar untuk kerja dan volume pekerjaan akan
diperoleh suatu jam kerja yang efisien dan efektif. Oleh karena itu, telah
diadakan berbagai upaya pengurangan jam kerja untuk waktu istirahat dan
libur sebagai kompensasinya.
a) Sistem shift yang didukung oleh model upah shift.
b) Kenyamanan kerja.
c) Keamanan kerja.
d) Keselamatan dan kesehatan kerja gaya baru.

Menurut Basir Barthos dalam Fauzan (2014) keterkaitan antara keselamatan


dan kesehatan kerja dengan produktivitas sangat erat hubungannya bagi tenaga
kerja, penyakit yang diakibatkan pekerjaan dapat menurunkan produktivitas kerja
sekaligus menurunkan pendapatan yang diterimanya.
2.3 Indikator Kinerja dan Keselamatan

Kinerja keselamatan dapat diperlihatkan dengan kematian atau penurunan


angka kecelakaan kerja atau pencatatan data kecelakaan kerja ini penting
dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi tren angka kecelakaan di dalam
perusahaan ataupun untuk membandingkan kinerja unit kerja dalam suatu
perusahaan ataupun membandingkan suatu jenis kegiatan yang sama. Tren ini
dimanfaatkan sebagai indicator kondisi keselamatan yang ada di suatu perusahaan
atau industri. Perhitungan angka kecelakaan kerja ini dapat menggunaka
perhitungan incidence rate atau angka frekuensi kecelakaan kerja dan seferity rate,
atau safety rate, atau angka keparahan kecelakaan kerja dengan persamaan
berikut.

1. Tingkat frekuensi / kekerapan kecelakaan kerja.


Tingkat frekuensi menyatakan banyaknya kecelakaan yang terjadi tiap
sejuta jam kerja manusia, dengan rumus :
15

(1)
(Salami, 2016)
2. Tingkat seferity atau keparahan kecelakaan kerja Untuk mengukur pengaruh
kecelakaan, juga harus dihitung angka beratnya kecelakaan untuk sejuta jam
kerja dari jumlah jam kerja karyawan dengan rumus :

(2)
(Slami, 2016)

Jumlah jam kerja yang hilang meliputi :


a) Jumlah hari yang diakibatkan cacat total sementara, di hitung
berdasarkan tanggal (termasuk hari libur selama pekerja tidak mampu
bekerja).
b) Jumlah cacat total permanen dan kematian
3. Nilai T Selamat
Untuk membandingkan hasil tingkat kecelakaan suatu unit kerja pada masa
lalu dan masa kini, sehingga dapat diketahui tingkat penurunan kecelakaan
pada unit tersebut, digunakan nilai T Selamat yang berdasarkan pada uji
pengawasan mutu secara statistik. Metode yang di gunakan adalah
pengujian “ t ” atau Student Test.

(3)

Dimana :
FR (n) = angka frekuensi kecelakaan kerja kini
FR (n-1) = angka frekuensi kecelakaan kerja sebelumnya
16

Apabila diperoleh nilai Safe-T-score positif, artinya kondisi kecelakaan di


suatu perusahaan / industry menunjukkan keadaan yang meburuk.
Sebaliknya, jika angka Safe-T-score bernilai negative, itu menunjukkan
keadaan keselamatan yang membaik. Selain itu, apabila diperoleh nilai
±2,00, itu menunjukkan perubahan berarti.
a) STS antara +2,00 dan -2,00 tidak menunjukkan perubahan berarti.
b) STS di atas +2,00 menunjukkan keadaan memburuk.
c) STS di bawah -2,00 menunjukkan keadaan yang membaik
(Salami, dkk. 2016:251)
2.4 Definisi FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
FTA adalah teknik yang banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan
resiko dari keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang
menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas terjadinya
event tersebut dapat ditentukan dengan FTA. Sebuah TOP event yang merupakan
definisi dari kegagalan suatu sistem (system failure), harus ditentukan terlebih
dahulu dalam mengkonstruksikan FTA.

Sistem kemudian dianalisa untuk menemukan semua kemungkinan yang


didefinisikan pada top event. Fault Tree adalah sebuah model grafis yang terdiri
beberapa kombinasi kesalahan (faults) secara paralel dan secara berurutan yang
mungkin menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan. Analisa
deduktif ini menunjukkan analisa kualitatif dan kuantitatif dari sistem engineering
yang dianalisa. FTA secara umum dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu:

1. Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary condition) dari sistem.


2. Pengkontruksian fault tree.
3. Mengidentifikasi minimal cut set atau minimal path set.
4. Analisa kualitatif dari fault tree.
5. Analisa kuantitatif fault tree. (Suliantoro, dkk. 2016)

Dalam membangun model pohon kesalahan (fault tree) dilakukan dengan cara
17

wawancara dengan manajemen dan melakukan pengamatan langsung terhadap


proses produksi di lapangan. Selanjutnya sumber-sumber kecelakaan kerja
tersebut digambarkan dalam bentuk model pohon kesalahan (fault tree). Analisis
pohon kesalahan (FAULT TREE ANALYSIS) merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk menganalisa akar penyebab akar kecelakaan kerja.
1. Langkah-langkah membangun FTA :
a) Mendefinisikan kecelakaan.
b) Mempelajari sistem dengan cara mengetahui spesifikasi peralatan,
lingkungan kerja dan prosedur operasi.
c) Mengembangkan pohon kesalahan.
d) Simbol-simbol yang digunakan pada metode FTA :

Tabel 2.1 : Simbol-simbol Metode FTA

EVENT KETERANGAN
SYMBOLS

Menggambarkan suatu basicinitiating fault yang tidak


memerlukan pengenbanganatau uraian lebihlanjut

BASIC EVENT

Kondisi spesifik yang atau batasan


CONDITIONING
EVENT

Suatu fault event yang tidak diperiksa lebih lanjut karena


keterbatasan informasi yang dianggap kurang
UNDEVELOPED
EVENT
18

Tabel 2.1 : Simbol-simbol Metode FTA (Lanjuutan)

Suatu event yang sudah ada / exist terlebih dahulu yang


mendukung terjadinya kegagalan
EXTERNAL /
HOUSE EVENT

Suatu fault event yang dihasilkandari interaksi kejadian


kegagalan lainnya yang disusun menggunakanlogicgate
INTERMEDIATE
EVENT

Menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika seluruh


input events ada / terjadi ( exist )

AND GATE

Menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika salahsatu


input events ada / terjadi (exist)

OR GATE

Menunjukkan bahwa output event akan terjadi jika input


event ada daninhibit conditionterpenuhi

INHIBET GATE
19

Tabel 2.1 : Simbol-simbol Metode FTA (Lanjuutan)

Fault output terjadi jika semua faultinput terjadi dengan


urutan / sekuens tertentu

PRIORITY AND

Menunjukkan bahwa fault tree berhubungan lebih lanjut


dengan fault tree di lembaran / halaman lain
TRANSFER
SIMBOL
Sumber : Metode FTA
2. Top Event
Top Event (kejadian puncak) adalah suatu kegagalan atau kesalahan yang
akan diidentifikasisecara rinci. Berikut adalah faktor-faktor penyebab
kecelakaan kerja secara umum :

Tabel 2.2 : Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja


Penyebab Basic event
(intermediateevent)
Faktor Pekerja Kurangnya pengetahuan pekerja
Kurangnya ketrampilan pekerja
Motivasi yang kurang
Fisik yang tidak mendukung
Masalah mental dan stress fisik
Ketidakseimbagankemampuan psikologis
20

Tabel 2.2 : Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja (Lanjutan)


Faktor Manajemen Standart kerja yang kurang baik
Standart perencanaan yang kurangtepat
Standart perawatan yang kurang tepat
Standart pembelian peralatan yang
kurangtepat
Keausan alat dan pemakaian
yang abnormal
Faktor Lingkungan Faktor fisik yang meliputi penerangan,
suhu udara, cepat rambat udara, suara,
vibrasi mekanik, radiasi dan lain-lain.
Faktor biologi, baik dari golongan hewan
maupun dari tumbuh- tumbuhan
Faktor kimia yaitu berupa gas, uap, debu,
kabut, asap awan, cairan dan benda padat.
Faktor mental psikologis yaitu
susunan kerja, hubungan antara pekerja
dengan pengusaha.
Faktor Peralatan Alat pelindung diri yang tidak memenuhi
standart
Bahan atau peralatan kerja yang telah rusak
Sistem tanda bahaya tidak
memenuhi standart
House keeping dan layout yang jelek
Memuat sesuatu secara
Berlebihan
Sumber : Penyebab Kecelakaan
Ada 4 factor kecelakaan kerja (Intermediate event) yaitu :
a. Faktor Manajemen.
b. Faktor Lingkungan.
c. Faktor Peralatan.
21

d. Faktor Pekerja
Faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya kecelakaan tersebut
terdiri dari intermediate event dan basic event. Intermediate event adalah
kondisi yang masih memungkinkan untuk ditelusuri lagi penyebab
lainnya, yang dihubungkan dengan menggunakan gerbang logika (logic
gate). Basic event adalah kondisi penyebab kecelakaan yang paling
bawah atau dasar yang sudah tidak memungkinkan lagi diidentifikasi lagi
dikarnakan tidak memungkinkan ditelusuri lagi penyebab lainnya atau
dikarnakan kurangnya informasi yang dibutuhkan. Tujuan
mengidentifikasi intermediate event dan basic event adalah untuk
menggambarkan pohon kesalahan secara terstrktur diantara penyebab
yang satu dengan yang lain sehingga diketahui kemungkinan terjadinya
kecelakaan secara sistematis.
2.5 Penelitian Terdahulu

Dengan adanya dari beberapa pihak yang sudah melakukan penerapan atau
implementasi terhadap metode yang saya gunakan maka dari ituh penulis
mencantumkan atrikel / jurnal dari beberapa pihak pada tabel dibawah 2.3 yang
menjadi acuan penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini.
22

Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu

Penulis Tahun Judul Nama Jurnal Metode Kesimpulan

Analisis Fault Tree


dalam pemodelan
International penilaian
Javadi l, Sadegh, FAULT TREE
Journal Of Metode keadnalan sistem
Mohammad., ANALYSIS
Multidisciplinary yang rekayasa
Nobakht., Approach in
2016 Sciences And digunakan menggunakan
Azim., Reliability
Engineering, adalah aljabar boolean.
Meskarbashee, Assesment of
Vol, 2, No. 6 FTA Terlepas dari
Ali Power System
September 2011 kerumitan
pemodelan sistem
skala besar.
Keuntungan dari
model FTA-RBD
FAULT TREE
termasuk sistem
ANALYSIS for
Metode robot kompleks
Fazlollahtabar, Reliability Journal of
yang yang terperinci
Hamed, Ph.D., Evaluation of Advanced
2017 digunakan komponen oleh
Niaki, STA, an Advanced Manufacturing
adalah FTA, menyediakan
Ph.D Complex Systems, 2017
FTA-RBD desain diagram
Manufacturing
blok untuk
System.
penyajian seri /
paralel.
Sumber : Javadi l, Sadegh, Mohammad., Nobakht., Azim., Meskarbashee, Ali.,
2016, & Fazlollahtabar, Hamed, Ph.D., Niaki, STA, Ph.D,. 2017
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Objek Penelitian Pada Bagian


Produksi Machining

Identifikasi Kecelakaan Kerja

1. Jenis Kecelakaan
Kerja 1 Observasi
Pengambilan Data 2 Wawancara
2. Tingkat Bahaya
Kecelakaan Kerja

Perhitungan dan Analisis Kuantitatif


Hitungan :
1. Tingkat Frekuensi
2. Tingkat Severity
3. T-Selamat

Tindakan Dengan Metode FTA


Dengan Analisis Kualitatif

Standarisasi Produktivitas
Kerja

Gambar 3.1 : Kerangka Berfikir

23
24

Penelitian ini dilaksanakan didalam perusahaan untuk mendapatkan suatu


data hasil penelitian dengan melalui beberapa tahap persiapan observasi, analisis
dan penerapan dengan pengumpulan data yang dikerjakan dan dijelaskan dibawah
ini:

1. Objek penelitian pada bagian ini dapat dari hasil observasi ditempat
kerja.
2. Berkurangnya aktivitas kinerja disebabkan oleh kecelakaan kerja
dibagian produksi machining.
3. Pengambilan data didapat dari hasil 3 tahun terakhir.
4. Dari hasil pengambilan data mendapatkan hasil kecelakaan kerja.
5. Lalu diperhitungkan kembali hingga mendapatkan nilai frekuensi,
seferity dan T-selamat.
6. Lalu meningkatkan produktivitas dengan pendekatan metode FTA
kedalam program K3
7. Melakukan wawancara mendapatkan hasil pokok masalah hingga
penyebab.
8. Melakukan tindakan dengan metode FTA dengan analisis Kualitatif.
3.1.1 Studi Pustaka

Mencari literatur yang mendukung penelitian ini dan mengumpulakan data-


data yang relevan terhadap topik dengan mempelajari buku-buku, tulisan ilmiah,
informasi mengenai lokasi penelitian dan peraturan perundang-undangan yang
sesuai serta berhubungan dengan penelitian ini.

Jadi, dalam penelitian ini penulis ingin menggambarkan bagaimana


penerapan keselamatan kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja perusahaan
apakah sudah terlaksana dengan baik atau tidak.

3.1.2 Konsep Pemikiran

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memelihara


kondisi fisik karyawan, jadi program keselamatan dan kesehatan kerja perlu
25

dilakukan perusahaan. Bila karyawan merasa aman, selalu diperhatikan dan


diberikan penghargaan sehingga kepuasan karyawan akan meningkatkan hal ini
memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
3.2 Observasi Awal

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan untuk penelitian dengan
menyiapkan alat atau media, instrumen penelitian, dan perlengkapan yang
mendukung dalam penelitian tersebut dengan cara tanya jawab yang di lakukan
secara langsung dan sistematis kepada beberapa pihak diantaranya: pemilik
perusahaan, kepala bagian produksi, kepala sie K3, dan para karyawan di PT.
Indonesia Pondasi Raya. Tbk.
3.3 Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini dibutuhkan data-data yang relevan untuk bisa
memformulasikan masalah dan menyelesaikan permasalahan yang diteliti,
sumber-sumber yang dibutuhkan dapat dibagi dua, yaitu :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung :


a) Riset lapangan
Riset lapangan dilakukan dengan melakukan survey terlebih dahulu ke
line production yang akan akan dilakukan penelitian untuk mengetahui
kondisi lapangan sehingga dapat di identifikasi masalah-masalah yang
timbul yang sedang dihadapi oleh line production juga untuk
mendapatkan informasi dan data yang diperlukan untuk tahap-tahap
penelitian selanjunya.
b) Studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari landasan teori dan metode-
metode yang sedang diteliti oleh penulis dan dapat digunakan dalam
mendukung pemecahan masalah yang sedang dibahas, yang diperoleh
dengan membaca buku, makalah dan bahan kuliah yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan.
26

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada :
a) Data jumlah kecelakaan kerja karyawan.
b) Data jumlah jam kerja karyawan.
c) Data jumlah jam hilang karyawan.
d) Jenis – jenis kecelakaan kerja karyawan.
3.4 Flowchart Pemecah Masalah

Mulai

Observasi Awal

Identifikasi masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


- Studi Literatur - Data Kecelakaan
- Studi Wawancara - Sistem Manajemen K3

Gambar 3.2 : Flowchart Penelitian


27

Menentukan :
- Top Event
- Intermediate Event
- Basic Event

Pengolahan Data
1. Kuantitatif :
a. Menghitung tingkat kekerapan
b. Tingkat frekuensi
c. Nilai t selamat
d. Hubungan produktivitas dengan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Kualitatif
a. Fault Tree Analysis

Analisa Data

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 3.2 : Flowchart Penelitian (Lanjutan)


3.5 Menentukan Variabel Event Penyebab Kecelakaan

FAULT TREE ANALYSIS (FTA) merupakan sebuah analytical tool yang


menerjemahkan secara grafik kombinasi-kombinasi dari kesalahan yang
menyebabkan kegagalan dari system. Teknik ini berguna mendeskripsikan dan
menilai kejadian di dalam hsystem (Foster, 2004). FTA menggunakan 2 simbol
utama yang disebut events dan gates. Ada tiga tipe event yaitu:
28

1. Top event, kejadian yang tidak dikehendaki pada puncak yang akan diteliti
lebih lanjut kearah kejadiaan dasar lainnya dengan menggunakan gerbang-
gerbang logika untuk menentukan penyebab dan kekerapannya.
2. Intermediate event, hasil dari kombinasi kesalahan-kesalahan yang
ditempatkan di tengah-tengah sebuah kesalahan.
3. Basic event, kejadiaan yang tidak diharapkan yang dianggap sebagai
penyebab dasar sehingga tidak perlu dilakukan analisa lebih lanjut.
3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini mengguanakan beberpaa teknik pengambilan data,


antara lain :
1. Riset Lapangan
a) Metode Interview
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dilakukan secara
langsung dan sistematis kepada beberapa pihak diantaranya : kepala
bagian produksi, kepada sie K3, dan para karyawan di PT. INDOPORA
b) Metode Observasi
Yaitu perolehan data dengan cara melakukan pengamatan serta
pencatatan secara langsung pada obyek yang diteliti di PT. INDOPORA
seperti : Sumber daya yang tersedia, waktu proses, dll.
2. Riset Kepustakaan (data sekunder)
Adalah penelitian dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
dengna permasalah yang ada seperti : hubungan antara tingkat keselamatan
kerja dan tingkat produktivitas.
3.6.1 Pengolahan Data

Dalam pengolahan data ini dibutuhkan data-data yang relevan untuk bisa
memformulasikan masalah dan menyelesaikan permasalahan yang diteliti,
sumber-sumber yang dibutuhkan dapat dibagi dua, yaitu :
1 Kulitatif adalah penelitian yang diperoleh dengan riset lapangan dan
kepustakaan.
2 Kuantitatif adalah data yang dioeroleh dengan menggunakan perhitungan
29

matematis yang berdasarkan pengukuran hasil usahakeselamatan kerja dari


kejadian kecelakaan kerja yaitu :
a) Menghitung tingkat frekuensi kekerapan.
b) Menghitung tingkat safety.
c) Menghitung nilai T selamat.
d) Mengukur hubungan produktivitas dengan kesehatan dan keselamatan
kerja.
3.7 Analisis Data

Setelah mengolah data selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah


melakukan analisa secara menyeluruh. Analisa yang dilakukan ini juga meliputi
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja di are
produksi yaitu melakukan evaluasi perbaikan dalam usaha meningkatkan
produktivitas. Sehingga metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Metode analisis kualitatif
Analisis kualitatif deskriptif yaitu analisis yang memberikan gambaran
untukmengevaluasi (menilai) program keselamatan kerja yang ditinjau dari
penerapanunsur-unsur dan pendukung program keselamatan kerja di
perusahaan. dalam prosespengevaluasiannya di sesuaikan dengan kriteria
menurut teori dari International Labour Organization (ILO) dan teori
Edwin B. Flippo.
2. Metode analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif yaitu analisis yang berdasarkan pengukuran hasil
usahakeselamatan kerja dari kejadian kecelakaan kerja dan nilai T selamat.
Untuk kejadiankecelakaan ringan analisa yang dilakukan berdasarkan
data-data yang adadiperusahaan.
3.8 Implementasi

Setelah penulis telah selesai melakukan penelitian, maka data tersebut akan di
implementasikan pemberlakuan pada perusahaan. Hal ini dilakukan agar hasil
yang telah dikaji dapat bermanfaat untuk perbaikan bagi perusahaan. Selain itu
30

dapat mengontrol kesalahan yang setiap hari dialami agar dilakukannya perbaikan
sehingga dapat meningkatkan produktifitas bagi perusahaan.

3.9 Kesimpulan dan Saran

Tehap akhir dari penelitian adalah penarikan kesimpulan terhadap hasil yang
diperoleh selama proses analisa dan perbaikan telah selesai. Selain kesimpulan
terdapat ususlan ataupun saran yang akan bermanfaat bagi kelangsungan
perusahaan sehingga dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat menjadi lebih
baik pada saat sekarang dan masa yang akan datang.
BAB IV

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

4.1 Pengumpulan Data

Bab ini berisi data-data yang diperlukan untuk mengolah dan membahas
penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data perusahaan secara umum dan data
perusahaan terkait penelitian, yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan penyelesaian penelitian. Berikut adalah data-data yang akan dibahas pada sub
bagian berikut ini.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan dengan pengumpulan
data tiga tahun maka metode pengambilan penelitian yang digunakan iyalah
metode Top Event, Intermediate Event dan Basic Event iyalah metode penelitian
dengan cara mempelajari objek dalam jangka waktu panjang.

4.1.1 Profil Perusahaan

PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) Tbk didirikan pada tahun 1977 oleh
Ir. Yang Suryahimsa. Sejak awal berdirinya, Indopora memfokuskan kegiatan
usahanya pada pembuatan Pondasi, dinding penahan tanah, dan perbaikan tanah.
Melalui lini bisnis utamanya, Indopora menghadirkan layanan pembangunan
Pondasi bangunanbangunan maupun infrastruktur mulai dari rumah, rumah
ibadah, rumah sakit, gedung tinggi, jalan, jembatan, bendungan, bandara,
underpass dan lain-lain. Seiring waktu, bisnis Indopora bertumbuh semakin pesat
dan menangani berbagai proyek hampir di seluruh penjuru Indonesia.

Sejalan dengan hal tersebut, manajemen Indopora juga berkembang semakin


kuat dengan peralihan kepemimpinan pada Manuel Djunako, putra tunggal Bapak
Alm. Ir. Yang Suryahimsa pada tahun 2000 dan bergabungnya Febyan (saat ini
menjabat sebagai Presiden Direktur) pada tahun 1992. Bersama, keduanya
menjadi ‘motor’ penggerak utama dalam meningkatkan kinerja Indopora menuju.

31
32

tingkatan yang lebih tinggi dan menjadi perusahaan terdepan dan terbesar dalam
bidangnya dengna beberapa pengetahuan yang panjang

Berbekal pengalaman panjang dalam dunia konstruksi Pondasi dan dengan


didukung sumber daya yang kompeten dan peralatan yang inovatif, Indopora
senantiasa menyediakan jasa yang berkualitas, tepat waktu dan dapat diandalkan
Hingga saat ini, Indopora memiliki lebih dari 1.000 karyawan, satu anak usaha di
bidang beton pracetak, serta portofolio peralatan yang komprehensif untuk
pekerjaan konstruksi Pondasi, dinding penahan tanah, perbaikan tanah, pengujian
tiang, dan jenis pekerjaan lainnya.

Visi dan misi dari PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk yaitu, Menjadi emimpin
di industri konstruksi pondasi di Indonesia serta menjadi perusahaan yang dapat
diandalkan dan terpercaya. Dan memberi layanan yang berkualitas, tepat waktu,
dan dengan harga yang kompetitif.

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Indopora TBK didepartemen produksi terdiri dari


direktur operasional dan manajer proses produksi, manajer quality control dan
manager R&D dimana setiap bagian dari struktur ini memiliki nilai
berkesinambungan dan peran penting dalam perkembangan perusahaan, yaitu :
33

Direktur Operasional

Manajer Proses Manajer Manajer HSE


Produksi Quality Control

STAFF PROSES STAFF QC STAFF HSE

STAFF PACKAGING STAFF


PURCHASING
STAFF PPIC

STAFF MAINTENANCE

STAFF Warehouse

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT. Indopora. Tbk Departemen Produksi


Sumber : HR-Departemen, PT. Indopora. Tbk
4.2 Wawancara dan Observasi

Pada sesi wawancara, peneliti melakukan pengajuan beberapa pertanyaan


penting kepada bagian Healt, Safety, Environment (HSE) diperusahaan guna
mendapatkan informasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
setiap tahunnya dalam periode 3 tahun terakhir guna dapat melakukan observasi
atau peninjauan secara cermat dalam melakukan pengolahan data selanjutnya pada
sub-bab 4.3 s/d selesai.

4.3 Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 4.1 dihalaman selanjutnya ini jumlah kecelakaan kerja /


bulan PT Indonesia Pondasi Raya Tbk, tahun 2018 s/d 2020.Menunjukan bahwa
jumlah kecelakaan kerja ditahun 2018 sebanyak 69 orang, 2019 sebanyak 171
orang dan 2018 sebanyak 76 orang sehingga data tersebut dinyatakan data
dinamis.
34

Tabel 4.1 : Jumlah Kecelakaan Kerja / Bulan PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Tahun 2018-2020

Bulan Jumlah
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Kecelakaan
2018 3 2 - 2 2 - 2 2 2 2 - 8 25
2019 2 - 4 1 5 1 - 2 - 10 3 - 28
2020 3 6 2 - - 1 2 2 1 - 2 - 19
Sumber : PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Tabel 4.2 : Jumlah Tenaga Kerja Bagian Produksi dan Jam Kerja PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018-2020
Jumlah Tenaga Jumlah Jam Pekerja / Total Jumlah Jam Kerja (Jam
Tahun
Pekerja (orang) bulan (Jam Operasional) Orang)
2018 114 23.712 284.544
2019 140 29.120 349.440
2020 152 31.616 379.392
Sumber : PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk
Keterangan :
Jumlah jam kerja / bulan sama.
Jam kerja yang berlaku adalah 8 jam mulai dari jam 08:00-16:00 WIB.
Dengan waktu istirahat 1 jam.
Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018

Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Pekerja Hilang
Pekerja (Orang)
Tertimpa Material Saat Anggota Tubuh
1 7 1
Mengambil Beda Kerja Terluka
Tersandung Karena Foot
2 Kaki Keseleo 4 1
Jan Steep Yang Tidak Rata
Tidak Menggunakan
Sarung Tangan Saat
3 Tangan Terluka 5 1
Membuat Clamping
Slack.
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2018
35

Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018 (Lanjutan)

Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Pekerja Hilang
Pekerja (Orang)
Tertabrak Forklift Saat
4 Proses Pemindagan Raw Patah Tulang 20 1
Material.
Feb
Jari Tangan Terjepit
5 Saat Proses Clamping Luka Memar 5 1
Jig.
Tidak Fokus Bekerja
6 Yang Mengakibatkan Tangan Terluka 7 1
Apr Terjepit Mesin Press.
7 Kurangnya H20 Dihidrasi 2 1
Lengan Terbentur Base
8 Karena Timing Mark Luka Memar 5 1
Meleset.
Jul
Terpeleset Saat
9 Memeriksa Mesin Luka Memar 4 1
Karena Lantai Licin
Tangan Terkilir Putaran
Agust 10 Tangan Sobek 3 1
Drill
Tertimpa Tool Tali Anggota Tubuh
11 2 1
Pengikat Rantai Memar
Membersihkan Anggota
Sept 12 Luka Memar 2 1
Tubuh Dengan Air Gun.
Lengan Terkena Log
13 Lengan Sobek 7 1
Gear Saat Mengebot.
Mata Terkena Percikan
14 Gram Saat Iritasi Mata 5 1
Ockt Membersihkan Barry.
Jari Tangan Terjepit
15 Luka Memar 5 1
Mesin Jig Press.
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2018
36

Tabel 4.3 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT. Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2018 (Lanjutan)

Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Pekerja Hilang
Pekerja (Orang)
Tidak Menggunakan
16 Masker Karna Malas Sesak Nafas 2 5
Memakainya.
Tergelincir Saat Bekerja
Des 17 Dikarenakan Paparan Oli Luka Memar 4 1
Yang Berserakan.
Dagu Terkena Handle
18 Drill Saat Tombol Reset Luka Memar 5 1
Ditekan.
Jumlah 97 25
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2018
Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019

Sebab Akibat Jumlah


Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan Kecelakaan / Ket
Hilang
Kerja Kerja (Orang)

Tertimpa benda
kerja karena Anggota tubuh
1 7 1
mengangkat memar
beban berlebihan
Jan Terpeleset ketika
sedang
mengangkat Anggota tubuh
2 4 1
beban karena memar
sikap kerja yang
salah
Sumber : PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2019
37

Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019 (Lanjutan)

Akibat Jumlah
Sebab Kecelakaan Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan / Ket
Kerja Hilang
Kerja (Orang)
Terjepit pintu
mesin scrap
3 karena tidak Tangan sobek 5 1
ditutup pada saat
proses
Tersetrum aliran
Mar 4 listrik karena Luka Trauma 4 2
kurang hati-hati
Tidak fokus
bekerja sehingga
5 Luka Memar 5 1
jari terkena mesin
press
Gangguan
pendengaran Rusak gendang
Apr 6 2 1
karena paparan telinga
kebisingan
Gangguan
pernafasan akibat
7 Sesak nafas 4 4
paparan uap bahan
kimia (B3)
Mai Tidak
menggunakan
masker
8 Sesak nafas 2 1
dikarnakan
pekerja malas
mengguanakannya
Mata terkena scap
karena tidak
Jun 9 Kebutaan 10 1
menggunakan
APD (kacamata)
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2019
38

Tabel 4.4 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk, Tahun 2019 (Lanjutan)

Sebab Akibat Jumlah


Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan Kecelakaan / Ket
Hilang
Kerja Kerja (Orang)
Tertabrak
forklift saat
10 proses Patah tulang 10 1
pemindahan raw
material
Agust
Tidak hati-hati
disaat meletakan
Tulang kaki
11 beban muatan 20 1
Retak
sehingga kaki
terjepit
Kaki tertindih
part pada saat
12 Luka Memar 5 3
akan
Okt dipindahkan
Sepatu safety
13 tidak layak kaki memar 2 7
pakai (Rusak)
Tidak
menggunakan
14 Luka bakar 5 2
APD manset
Nov saat proses kerja
Terpapar air
15 collant pada saat Iritasi kulit 5 1
bekerja
Jumlah 90 28
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2019
39

Tabel 4.5 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk Tahun 2020

Sebab Akibat Jumlah


Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan Kecelakaan / Ket
Hilang
Kerja Kerja (Orang)

Tertimpa
material karena Anggota tubuh
1 7 1
barang tidak memar
pada tempatnya
Jan Tertimpa saat
mengankat
benda kerja
2 Kaki terluka 7 2
karena cara
mengankat yang
salah
Tangan terkilir
putaran drill
spindel pada
3 Tangan Keseleo 5 1
proses
pemasangan
benda kerja
Feb Tersandung
Anggota tubuh
4 karena foot step 3 3
memar
tidak rata
Gangguan
pendengaran Rusak gendang
5 5 2
karena paparan telinga
kebisingan
Tidak berhati-
hati saat
meletakan
6 Luka memar 7 1
muatan beban
sehingga kaki
Mar terjepit
Tangan tergores
marking karena
7 tidak Tangan sobek 6 1
menggunakan
sarung tangan
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2020
40

Tabel 4.5 : Keterangan Kecelakaan Kerja dan Jumlah Hari Hilang PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk Tahun 2020 (Lanjutan)

Sebab Akibat Jumlah


Hari
Bulan Kejadian Kecelakaan Kecelakaan / Ket
Hilang
Kerja Kerja (Orang)
Kaki tertindih
Jun 10 part saat akan Luka memar 5 1
dipindahkan
Posisi badan
tidak nyaman
11 saat melakukan Sakit pinggang 4 1
pengukuran yang
Jul
tidak tepat
Tersandung
12 karena foot step Kaki keseleo 5 1
tidak rata
Tidak
menggunakan
13 ssarung tangna Tangan terluka 5 1
saat membatu
Agust clamping slack
Terjepit material
Anggota tubuh
14 saat mengambil 7 1
terluka
benda kerja
Mata terkena
scrap karena
Sept 15 tidak Buta 2 1
menggunakan
APD (kacamata)
Tertimpa benda
kerja karena
Anggota tubuh
16 mengangkat 7 1
memar
muatan beban
Nov berlebihan

Tertabrak forklift
saat proses
17 Patah tulang 4 1
pemindahan raw
material
Jumlah 99 23
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk, 2020
41

Berdasarkan data kecelakaan kerja diatas maka diperoleh jumlah jam kerja
hilang dari tahun 2018 – 2020 seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 : Rekapitulasi Jumlah Jam Hilang Karyawan

Hari Hilang Jam Hilang


Tahun
(Hari) (Jam)

2018 97 776
2019 90 720
2020 99 792
Jumlah 286 2288
Sumber : Dokumentasi PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk

Dalam penentuan angka pengukuran hasil usaha keselamatan kerja dan nilai
T selamat di PT Indonesia Pondasi Raya Tbkselama kurun waktu 3 tahun periode
2016-2018 diperlukan data-data dari beberapa kejadian kecelakaan kerja, jam
kerja hilang dan hari kerja hilang karyawan produksi. Data-data tersebut
digunakan untuk mengukur :
1. Tingkat frekuensi kecelakaan kerja.
2. Tingkat seferity atau keparahan kecelakaan kerja.
3. Pengukuran nilai T selamat (Nts)
4.3.1 Pengukuran tingkat frekuensi / kekerapan cidera cacat

Untuk mendapatkan tingkat frekuensi / kekerapan cidera cacat, rumus yang


digunakan adalah sebagai berikut :

𝐧 𝐱 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝐅=
𝐍

Dimana : F = Tingkat frekuensi kekerapan kecelakaan


n = Jumlah kecelakaan yang terjadi
N = Jumlah jam kerja karyawan
42

25 X 1.000.000
F(2018) =
284,544
= 87,8 per 1.000.000 jam kerja

28 X 1.000.000
F(2019) =
349,440
= 80,1 per 1.000.000 jam kerja

19 X 1.000.000
F(2020) =
379,392
= 50,1 per 1.000.000 jam kerja

Tingkat frekuensi pada periode ini menunjukan bahwa dalam satu tahun, kira-
kira 87 kecelakaan yang menyebabkan luka telah terjadi untuk setiap satu juta jam
kerja. Dengan cara yang sama hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja
adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 : Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja

Jumlah
Tahun Kecelakaan F
Kerja
2018 18 87,8
2019 15 80,1
2020 17 50,1

4.3.2 Pengukuran tingkat seferity / keparahan cidera cacat

H 𝑥 1.000.000
S=
N
Dimana : S = Tingkat seferity / keparahan kecelakaan
H = Jumlah total jam hilang karyawan
N = Jumlah jam kerja karyawan
43

776 X 1.000.000
S(2018) =
284.544
= 2.727,17 jam per 1.000.000 jam kerja

720 𝑋 1.000.000
S(2019) =
349.440
= 2.060,43 jam per 1.000.000 jam kerja

792 𝑋 1.000.000
S(2020) =
379.392
= 2.087,55 jam per 1.000.000 jam kerja

Pada hasil pengukuran tingkat seferity bahwa dalam setahun berkisar 2.727
jam yang hilang untuk setiap 1.000.000 jam kerja yang dijalankan atau 2.727 jam
per juta jam kerja yang dijalankan. Dengan cara yang sama hasil pengukuran
tingkat saferity / keparahan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 : Hasil Pengukuran Tingkat Seferity

Jumlah Jam Hilang Jumlah Jam


Tahun S
(Hari) Kerja (Jam)

2018 97 284.544 2,727,17


2019 90 349.440 2,060,43
2020 99 379.392 2,087,55

4.3.3 Pengukuran Nilai T-Selamat (Nts)

Nilai F1 diambil dari tahun sebelumnya dan nilai F2 adalah nilai pada tahun
yang akan diukur.
44

Tabel 4.9 : Data-data Pengukuran Nilai T-Selamat

Jumlah Jam Kerja


Tahun F1 F2
(Jam)

2018 249.400 - 87,8


2019 294.000 88 80.1
2020 319.200 80 50,1

Dimana : Sts = Nilai T selamat (tak berdimensi)


F1 = Tingkat frekuensi kecelakaan kerja masa lalu
F2 = Tingkat frekuensi kecelakaan kerja masa kini
N = Jumlah jam kerja karyawan

80,1 − 87,8
Nts(2019) =
√ 87,8
294.000
= -445,571

50,1 − 80,1
Nts(2020) =
√ 80,1
319.000
= -1893,216

Artinya terjadi peningkatan prestasi tingkat frekuensi kecelakaan kerja


pada masa kini jika dibandingkan terhadapmasa lampau. Safe T Score adalah
angka yang tidak mempunyai dimensi. Arti Safe T Score positif menunjukkan
keadaan yang memburuk sedangkan angka negatif menunjukkan keadaan
membaik. Dengan cara yang sama hasil pengukuran nilai T selamat adalahsebagai
berikut :
45

Tabel 4.10 : Hasil Pengukuran Nilai T selamat


Tahun Nts
2019 -445,571
2020 -1893,216

4.3.4 Pengukuran Produktivitas


Setelah diperoleh angka kecelakaan kerja, jumlah jam yang hilang, jumlah
jam kerja, dan hasil pengukuran tingkat keparahan, produktivitas dapat diperoleh
dengan cara sebagai berikut:

Jumlah jam kerja karyawan − Jumlah jam hilang karyawan


Produktivita =
Jumlah jam kerja karyawan

Tabel 4.11 : Data-data Pengukuran Produktivitas


Jumlah Tingkat Seferity (S) Produktivitas
Jumlah jam
total jam H X 1.000.000 N−H
Tahun kerja (N)
hilang (H)
(jam) S= P=
(Jam) N N
2018 776 284.544 2.727,17 0,9972
2019 720 349.440 2.060,43 0,9979
2020 792 379.392 2.087,55 0,9979

Terlihat bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin


kecil pula jam kerja yang hilang dan mengakibatkan semakin tingginya
produktivitasnya.

4.4 Analisis Hasil Pengolahan Data

Setelah membahas data di atas, maka sangat perlu bagi peneliti untuk
menganalisis hasil pembahasan tersebut. Dalam analisisnya, penulis memiliki
dasar untuk hasil pengukuran dan perhitungannya. Analisis dilakukan pada tahun
2018-2020.
46

4.3.1 Analisis Tingkat Frekuensi Kecelakaan Kerja

Terlihat dari hasil pengukuran di atas bahwa tingkat kekerapan / frekuensi


kejadian kecelakaan pada tahun 2018, 2019, dan 2020 masing-masing adalah
87,8, 80,1, dan 50,1. Angka ini menunjukkan bahwa jam kerja tahunan adalah
satu juta jam, yang tidak stabil.
80

70
Hasil Pengukuran Tingkat Frekuensi

60
Kecelakaan Kerja

50
2018
40
2019
30 2020

20

10

0
Frekuensi

Gambar 4.2 : Grafik Tingkat frekuensi kecelakaan kerja

Data pengukuran diatas dapat diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang
terjadi dari tahun ke tahun tidak stabil, hal ini disebabkan bahwa pada tahun 2018
terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja, ditahun 2019 terjadi penurunan dan
terjadi peningkatan di tahun 2020. Sehingga produktivitas di PT Indonesia
Pondasi Raya Tbk harus lebih ditekankan lagi agar nilai produktivitasnya stabil.

4.3.2 Analisis Tingkat Seferity / Keparahan Kecelakaan Kerja

Tingkat seferity kecelakaan / keparahan kerja tertinggi yang terjadi pada


tahun 2018 adalah 2.836,26, dan dari 1 juta jam kerja, total jam kerja yang hilang
sebanyak 679 jam. Tingkat keparahan kecelakaan kerja lainnya relatif rendah
yaitu masing-masing 2.142,85 dan 2302,63 pada tahun 2019 dan 2020.
47

3,000.00

Hasil Pengukuran Tingkat Severity


2,500.00

2,000.00

2018
1,500.00
2019
2020
1,000.00

500.00

0.00
Tingkat Severity

Gambar 4.3 : Grafik Tingkat Seferity

Seperti yang terlihat pada gambar di atas, tingkat keparahan tiap tahunnya
lebih rendah dibandingkan tahun 2015, yang akan berdampak pada peningkatan
efisiensi kerja.

4.3.3 Analisa Nilai T-Selamat

Dari hasil pengukuran Nts selama 3 tahun, didapat Nts pada tahun 2018
besarnya adalah -1.859,88 dan 2019 sebesar 628,91. Dapat digambarkan sebagai
berikut.
48

-
Nts
(20,000)

Hasil Pengukuran Nilai T selamat


(40,000)
(60,000)
(80,000)
(100,000) 2017
(120,000) 2018

(140,000)
(160,000)
(180,000)
(200,000)
T-Selamat

Gambar 4.4 : Grafik Tingkat nilai T selamat

Dapat dilihat dari diagram Nilai T Selamat di atas bahwa nilai


frekuensikecelakaan dari tahun 2018 sampai 2019 mengalami penurunan.

4.3.4 Analisis Hubungan Keselamatan Kerja Dengan Produktivitas

9985
Data Pengukuran Produktivitas

9980

9975
2016
2017
9970
2018

9965

9960
Produktivitas

Gambar 4.5 : Grafik pengukuran produktivitas


49

Terlihat bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin kecil
pula hari kerja yang hilang dan mengakibatkan semakin tingginya tingkat
produktivitas.

4.3.5 Penarikan Kesimpulan

Dari penjelasan diatas mengenai tingkat frekuensi dan tingkat seferity, dapat
diketahui bahwa pada tahun 2019 dan 2020 mengalami penurunan tingkat
kecelakaan, hal ini disebabkan masih banyak yang mengabaikan keselamatan dan
kesehatan kerja.

Dimana jumlah kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2018 sebanyak 18
kejadian, tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak 15 dan tahun 2020
meningkat sebanyak 20 kejadian kecelakaan. Agar lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.13 dibawah ini.

Tabel 4.12 : Jumlah Kecelakaan Kerja PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk. Tahun
2018-2020
Jumlah
Jumlah Hari Keterangan
Tahun Kecelakaan
Hilang (Orang)
(Orang)
2018 18 97 22
2019 15 90 28
2020 17 99 23
Total 45 288 73

Sumber informasi yang diperoleh dari salah satu karyawan yang


pernahmengalami kecelakaan dan juga pembimbing lapangan yang membantu
dalampenelitian.
50

4.5 Fault Tree Analysis

Potensi sumber kecelakaan yang terjadi di perusahaan dapat diketahui dengan


membangun pohon kesalahan (fault tree) yaitu suatu analisis pohon kesalahan
secara sederhana dapat diuraikan sebagai suatu teknik analisis.

Tabel 4.13 : Sumber-Sumber Kecelakaan


No. Lingkup Area Potensi Kecelakaan
Menghirup Uap
Mata Kemasukan Gram / Scrap
1. Area Pabrik
Terjatuh
Terpeleset
Tersandung
Terjepit Pintu
2. Proses Produksi
Terjepit Mesin
Kejatuhan Matrial atau Mesin
3. Pemindahan dan Penyimpanan Ketindihan atau Tertimpa
Matrial atau Mesin

Dengan membangun Fault Tree Analisis di atasnya, kita dapat memahami


penyebab utama setiap kecelakaan di perusahaan dan memahami perilaku manusia
yang tidak memenuhi syarat keselamatan (unsafe human behavior) dan kondisi
tidak aman untuk dianalisis.
51

Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan


Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan

A. Saat beraktivitas
A. Aktivitas bekerja
Area Pabrik operator tidak
membuat debu bertebangan
menggunakan masker

B. Pekerja tidak terbiasa B. Lokasi pabrik panas &


menggunakan masker kering

Menghirup
1
debu / uap C. Masker tidak layak
C. Pekerja merasa sulit
digunakan (Masker tidak
bernafas atau merasa
steril, tali masker putus /
gerah bila memakai
kendor, kondisi masker
masker
kotor dan berdebu)

D. Persediaan masker habis


/ kurang

Mata A. Aktivitas kendaraan


A. Tidak menggunakan
kemasukan membuat debu
kaca mata pelindung
debu berterbangan

B. Operator merasa lebih B. Lokasi pabrik panas &


sulit melihat kering

C. Kaca mata tidak layak


C. Keluar keringat
digunakan (Tali kacamata
disekitar mata akibat
rusak, kaca banyak
kegerahan
goresan, kaca pecah)

D. Operator tidak terbiasa


menggunakan kaca mata
pelindung
52

Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan (Lanjutan)

Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan
A. Mengangkat beban A. Kekuatan fisik
melebihi kapasitas karyawan tidak sesuai
kemampuan dengan pekerjaan

B. Terkena tumpukan
B. Area pabrik licin
coolent

C. Terburu-buru untuk C. Lantai jarang


menyelesaikan pekerjaan dibersihkan
Terjatuh,
D. Tidak ada petugas
terpeleset, D. Bekerja tidak serius /
khusus yang ditempatkan
tersandung sambil bercanda
untuk membersihkan
E. Meletakan part
sembarangan tempat
F. Sikap kerja yang salah /
tidak sesuai prosedur
G. Tidak ada insiatif atau
kesadaran pekerja untuk
membersihkan area pabrik
A. Aktivitas kendaraan
A. Tidak menggunakan
membuat debu
kaca mata pelindung
berterbangan
B. Operator merasa lebih B. Lokasi pabrik panas &
sulit melihat kering
Mata
C. Kaca mata tidak layak
kemasukan C. Keluar keringat
digunakan (Tali kacamata
debu disekitar mata akibat
rusak, kaca banyak
kegerahan
goresan, kaca pecah)
D. Operator tidak terbiasa
menggunakan kaca mata
pelindung
53

Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan (Lanjutan)

Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan
A. Mengangkat beban
melebihi kapasitas A. Area pabrik licin
kemampuan
B. Kekuatan fisik
B. Terkena tumpukan
karyawan tidak sesuai
coolent
dengan pekerjaan
C. Terburu-buru untuk C. Lantai jarang
menyelesaikan pekerjaan dibersihkan
Terjatuh, D. Tidak ada petugas
terpeleset, D. Bekerja tidak serius /
khusus yang ditempatkan
tersandung sambil bercanda
untuk membersihkan
E. Meletakan part
sembarangan tempat
F. Sikap kerja yang salah
/ tidak sesuai prosedur
G. Tidak ada insiatif atau
kesadaran pekerja untuk
membersihkan area
pabrik
A. Kurang hati-hati A. Kondisi alat yang
menutup pintu kurang layak
B. Bekerja sambil
Proses B. Kerusakan
2. Terjepit bercanda
produksi
C. Tidak hati-hati
meletakan produk pada C. Mudah lepas
tempatnya
54

Tabel 4.14 : Analisis Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan (Lanjutan)

Potensi
No. Area Pabrik Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman
Kecelakaan
A. Tidak meletakan A. Gudang penyimpanan
produk dengan benar overload / penuh
B. Lantai tidak rata atau B, Pada saat berjalan
terganjal sesuatu operator tidak hati-hati
C. Tidak mengikuti
C. Sikap kerja yang salah
instruksi kerja
Pemindahan Kejatuhan,
E. Merasa membuat
3. dan tertindih
proses kerja yang lebih
penyimpanan barang
panjang

Tabel 4.15 : Jenis penyebab kecelakaan dan solusinya


Jenis Penyebab Kecelakaan Solusi
a. Cara mencegah penyebab kecelakaan ini ialah
dengan mendisiplinkan dan menyadarkan pekerja arti
pentingnya pemakaian alat pelindung diri dan memberi
tahu resiko dan kerugian yang ditimbulkan baik dirinya
maupun perusahaan
Menghirup debu / uap (tidak memakai
pelindung seperti : masker, kacamata) b. Perusahaan menyediakan ruangan khusus untuk
penggunaan alat pelindung diri guna mendisiplinkan
karyawan supaya sebelum melakikan pekerjaan, harus
masuk keruangan tersebut untuk pemakaian alat-alat
pelindung diri yang telah disediakan

Disarankan kepada seluruh karyawan bagian produksi


Masker dan kaca mata pelindung tidak
agar selalu tetap menjaga kebersihan masker, kacamata
layak digunakan
pelindung dan berhati-hati dalam pemakaiannya

Aktivitas bekerja membuat uap / debu Disepanjang area pabrik di terapkan 5 S (Seiri, Seiton,
berterbangan Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
55

Tabel 4.16 : Jenis penyebab kecelakaan dan solusinya (Lanjutan)


Jenis Penyebab Kecelakaan Solusi
a. Setiap karyawan dibagian produksi diwajibkan
untuk membersihkan lantai yang terkena tumpahan air
atau oli
b. Karena perusahaan belum memiliki petugas untuk
menangani masalah ini, dis arankan agar perusahaan
menempatkan atau mewajibkan salah satu karyawan
Terjatuh, terpleset, tersandung untuk menangani atau bertanggung jawab dalam hal ini
Mengangkat beban terlalu berat Menambah alat pengangkut beban
Melakukan teguran langsung kepada karyawan yang
bersangkutan dan memberi peringatan yang tegas
Bekerja sambil bercanda dengan kondisi yang seharusnya
Pada saat bekerja alat yang telah digunakan harus
Meletakan perkakas disembarang tempat diletakan pada tempatnya yang sudah disediakan
Diberikan sangsi kepada pelanggar, dan apabila masih
Tidak mengikuti instruksi kerja dan mengulangi kesalahannya dari pihak perusahaan akan
melanggar peraturan mengeluarkannya
a. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, karyawan
harus membersihkannya dengan rapi
b. Perusahaan menambah karyawan khusus untuk
Lantai licin dan kotor membersihkan ruangan-ruangan yang kotor
Karyawan ditegaskan untuk lebih hati-hati dalam
menggunakan alat dan mengikuti instruksi kerja yang
Terjepit pintu dan alat-alat perkakas ada
a. Diinstruksikan kepada karyawan agar lebih hati-
hati dalam mengangkat atau menata produk
b. Menyediakan tempat penyimpanan produk
sementara seandainya penyimpanan telah penuh yaitu
dengan menyediakan rantai-rantai pengaman untuk
Kejatuhan atau tertindih barang menahan produk yang diletakan.

4.6 Upaya Perbaikan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Pekerja di


Perusahaan Berdasarkan Analisa yang di Peroleh

Usaha-usaha dalam perbaikan ini yang akan diperbaikan, yaitu :


1. Manusia / Pekerja
56

a. Bagi pekerja hendaknya benar-benar mempersiapkan diri baik secara


fisik maupun mental dalam melakukan pekerjaan. Perusahaan juga
tentunya dapat maningkatkan motivasi pekerjanya.
b. Setiap pekerja wajib menggunakan perlindungan diri dan merawat alat
perlindungan diri yang telah diterima.
c. Pendidikan bagi karyawan mendapat perhatian penuh dari perusahaan,
berfikir dan bekerja dengan aman. Adapun cara yang ditempuh untuk
melakukan pendidikan ini adalah :
1) Pelantikan karyawan baru.
2) Penekanan keselamatan selama latihan, khususnya dalam pelatihan
ditempat.
3) Pengadaan rapat-rapat khusus tentang keselamatan karyawan.
4) Pembentukan seksi kesehatan dan keselamatan kerja yang bertugas
antara lain:
a) Memberi saran atau pertimbangan mengenai masalah keselamatan
dan kesehatan kerja kepada perusahaan baik diminta maupun tidak.
b) Mengadakan review masalah keselamatan dan kesehatan kerja
untuk mendapatkan data tentang bahaya potensial yang ada serta
pencegahannya.
c) Meneliti dan menganalisa setiap kecelakaan guna mencari
pencegahan yang tepat.
d) Mengadakan dan penyimpanan catatan statistik kecelakaan kerja.
e) Berhak memerintah dan memaksakan perintahnya untuk
menjalankan peraturan-peraturan dalam bidang keselamatan kerja.
d. Perbaikan-perbaikan di bidang pengupahan dan jaminan sosial, serta
jaminan kelangsungan kerja, dapat menumbuhkan motivasi kerja dan
meningkatkan kemampuan fisik karyawan.
e. Kontes keselamatan kerja
Lomba keselamatan kerja yang diadakan di perusahaan adalah lomba
antar bagian produksi. Kompensasi akan diberikan kepada divisi yang
menang dengan tidak adanya kecelakaan kerja. Lomba keselamatan kerja
57

yang diadakan oleh perusahaan untuk memberikan motivasi bagi semua


bagian produksi untuk bekerja dengan kesadaran penuh akan pentingnya
keselamatan kerja.
f. Pelaksanaan peraturan
Pelaksanakan peraturan di PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk diharapkan
agar program keselamatan lebih efektif, pendekatan terhadap program
keselamatan pada hahekatnya bersifat positif. Peringatan, denda,
pemberhentian sementara, dan pemecatan dalam keadaan tertentu agar
karyawan lebih disiplin dalam melaksanakan peraturan-peraturan
keselamatan.
2. Mesin, peralatan, dan perlengkapan kerja
a. Setiap kerusakan dan kehilangan alat perlindungan diri harus di laporkan
kepada seksi kesehatan dan keselamatan kerja guna perbaikan atau
mendapat penggantian dengan alat pelindungan diri yang baru.
b. Menambah alat perlindungan diri untuk mata yaitu kacamata yang
berfungsi sebagai alat perlindungan mata dari serbuk scrap.
c. Memakai sepatu pada saat bekerja bagi semua karyawan agar kaki
terlindung dari benda yang terjatuh dan terpeleset pada lantai akibat oli
berceceran.
d. Mengatur peralatan dan perlengkapan yang bersih dan rapih serta aman
bagi karyawan bekerja.
e. Setiap karyawan diwajibkan menggunakan pakaian kerja yang telah
diberikan oleh perusahaan dalam setiap aktifitas kerja.
f. Pemasangan tanda-tanda peringatan pada bagian produksi seperti :
peringatan berhati-hati terhadap jalan yang licin, mesin yang berbahaya,
selalu menggunakan alat pelindung diri setiap akan bekerja.
g. Memberikan peringatan berupa tulisan dan gambar pada dinding
mengenai hukuman dan sanksi berupa denda terhadap karyawan yang
bertanggung jawab masing-masing bagian jika ada yang lalai
membersihkan lantai, memakai alat perlindungan diri, dan merapikan
peralatan dan mesin.
58

3. Lingkungan Kerja
a. Pencegahan kebisingan dapat menggunakan alat-alat perlindungan diri
yang berupa alat pelindung pendengaran, yaitu (Budiono, 19992:299) :
1) Ear plug (sumbat telinga), alat pelindung pendengaran ini harus
dipakai dalam melaksanakan tugas, dimana kebisingan yang relatif
masih rendah. Alat ini dapat manurunkan tingkat kebisingan kurang
lebih 15 dB (A).
2) Ear muffs (tutup telinga), alat pelindung pendengaran yang sedikit
peka dari ear plug dimana alat ini dapat menurunkan tingkat
kebisingan antara 20-25 dB (A).
b. Setelah proses produksi selesai, sebaiknya tempat kerja selalu dalam
keadaan bersih.
c. Sistem ventilasi dapat digunakanuntuk keperluan operasi adalah: clean
room ventilationadalah sisitem pertukaran udara dari beberapa ruangan
yang saling berhubungan dipasang filter yang mempunyai efisiensi tinggi
untuk memberi udara segar yang ditempatkan sedekat mungkin kepada
tempat kerja. Filter mungkin akan menutup salah satu dinding (sisi ruang
atau atap ruangan), dan lubang untuk mengeluarkan disisi lain atau di
lantai ruangan.
d. Tata cara kerja
Adanya pelakasanaan program keselamatan dalam periode pertahun.
Program keselamatan kerja menekankan pada penguatan positif pada
training. Pertama kali disusun suatu tujuan keselamatan yang artinya
pelaksanaan kerja yang dilakukan dengan aman dan tujuan ini
dikomunikasikan pada para karyawan untuk memastikan bahwa mereka
tahu hal-hal yang diharapkan dari mereka dalam kaitannya dengan
prestasi yang baik. Kemudian, diadsakan sesi training dimana disajikan
informasi tentang keselamatan kerja 30 menit kepada para karyawan.
Dalam training ini para karyawan diperlihatkan gambaran tata ruang
dalam ruang pabrik. Pada akhir training kepada para karyawan
diperlihatkan suatu grafik catatan tentang keselamatan kerja mereka
59

sebelum berlangsungnya training (dalam hubungannya dengan pekerjaan


yang dilakukan dengan aman). Dan kepada mereka diminta untuk
meningkatkan prestasi untuk mencapai tujuan keselamatan kerja yang
baru karen alasan sebagai berikut: untuk keselamatan mereka sendiri,
untuk mengurangi kerugian perusahaan, untuk mempertinggi peringkat
keselamatan kerja perusahaan, dengan cara-cara tersebut keselamatan
kerja diperusahaan secara berangsur-angsur meningkat.
4.7 Penerapan Program Keselamatan Kerja di PT. Indonesia Pondasi Raya.
TBK

Dengan adanya program keselamatan kerja yang akan dilakukan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini

Tabel 4.16 : Program Keselamatan Kerja PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk

Langkah-langkah utama
Anggota yang Bertanggung
kegiatan keselamatan, Target Program Kegiatan
Jawab
kesehatan kerja

1. Terbentuknya budaya
1. Pencegahan Keselamatan Dewan Komisi dan Seluruh
meningkatkan kesadaran
Kerja Karyawan Bertugas
akan keselamatan kerja

2. Terbentuknya kepatuhan
terhadap peraturan dan
2. Pencegahan Kebakaran
perundang-undangan
keselamatan kerja

3. Penunjang Kehandalan
Operasi Pabrik

4. Pelatihan Khusus dan


Pembinaan

Sebelum penulis melakukan penelitian lebih lanjut, pada awal penelitian yang
dahulu terjadi peningkatan keselamatan kerja membuat produktivitas menurun.
Dari informasi salah satu pekerja di perusahaan, semua karyawan belum
60

sepenuhnya melaksanakan peraturan yang berhubungan dengan keselamatan


kerja. Peneliti kemudian melakukan penelitian kembali untuk menerapkan
program keselamatan kerja agar dapat menguranggi kecelakaan kerja
diperusahaan dan dapat meningkatkan produktivitas. Dalam usaha untuk
meningkatkan kehandalan operasi pabrik, maka perusahaan melakukan :
1. Audit keselamatan kerja
2. Inspeksi-inspeksi
3. Tindakan pengawasan dan pengamanan untuk semua area produksi
4. Diberlakukan prosedur tetap mengenai :
a. Surat izin masuk perorangan atau kendaraan
b. Surat izin kerja untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu
5. Pemasangan label keselamatan kerja bagi semua peralatan pabrik
6. Penanggulangan darurat tentang bahaya kecelakaan
7. Pemakaian alat-alat pelindungan diri bagi semua karyawan produksi
8. Semua kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan keselamatan kerja, baik
untuk peralatan maupun karyawan.

Pembinaan maupun pelatihan tidak luput juga dari program keselamatan


kerja, perusahaan mengadakan pembinaan dan pelatihan karyawan dalam bentuk :

1. Bagi karyawan baru diberikan training sebelum memasuki lingkungan kerja


selama 3 bulan.
2. Penyuluhan langsung dan tidak langsung, yaitu :
a. Penyuluhan langsung yaitu memberikan pengarahan sebelum karyawan
melakukan pekerjaan dan memberi nasehat serta peringatan kepada
karyawan, jika ditemukan karyawan tidak menggunakan alat pelindung
diri yang telah disdiakan.
b. Penyuluhan tidak langsung berupa stiker-stiker maupun rambu-rambu
yang dipasang disekitar area produksi.
3. Mendatangkan dari pihak dinas tenaga kerja untuk mengadakan rapat yang
membahas mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang nantinya
disampaikan para seluruh karyawan perusahaan.
61

Dari hasil evaluasi yang telah ditemukan sebelumnya dapat diketahui bahwa
penerapan unsur-unsur program keselamatan kerja yang dilaksanakan
diperusahaan sudah sudah cukup baik dibandingkan dengan program keselamatan
kerja sebelum penerapan yang sekarang dan mendekati teori ILO dan teori Edwin
B. Flippo, namun ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
perusahaan, yaitu :

1. Banyak pekerja menganggap alat perlindungan diri mengganggu pekerjaan,


memerlukan prosedur kerja yang lebih panjang, dan membuat tidak leluasa
dalam bergerak sehingga tidak menggunakan peralatan perlindungan diri,
dan juga para pekerja tidak memperhatikan sistem operasi yang aman yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk itu perlu dilakukan inspeksi setiap
hari serta pengarahan sebelum memulai pekerjaan agar kejadian kecelakaan
kerja dapat dihindari semaksimal mungkin.
2. Masalah udara disekitar pabrik sangat panas yang menggangu kenyamanan
karyawan. Oleh sebab itu penanaman pohon-pohon pelindung disekitar area
pabrik sangat membantu perusahaan disamping menimbulkan kesan indah,
nyaman dan segar juga dapat mengurangi kebisingan yang berasal dari
dalam pabrik.
4.8 Model Fault Tree Analysis dalam analisis gambar

Dimana dalam penelitian peningkatan produktivitas kinerja karyawan di PT.


Indonesia Pondasi Raya TBK terdapat jenis penyebab utama yang dapat dianalisis
dan dapat dilihat pada model gambar dibawah ini tersebut.
62

Mata Kemasukan
Debu

` Tidak Keluar keringat


menggunakan Operator merasa disekitar mata
kaca mata lebih sulit melihat akibat kegerahan
pelindung / kepanasan

Kaca mata tidak


Aktivitas layak digunakan
kendaraan Lokasi pabrik (Tali kacamata
membuat debu panas dan rusak, kaca
berterbangan kering banyak goresan,
kaca pecah)

Gambar 4.6 : Model Fault Tree Mata Kemasukan Debu


63

Tejepit

Kurang hati-hati Bekerja sambil Tidak hati-hati


menutup pintu bercanda meletakan produk
pada tempatnya

Kondisi alat
yang kurang Kerusakan Mudah lepas
layak alat

Gambar 4.7 : Model Fault Tree Terjepit


64

Tertindih Barang

` Tidak meletakan Lantai tidak rata


produk dengan atau terganjal Sikap kerja yang
benar sesuatu salah

Gudang Pada saat


penyimpanan berjalan Tidak mengikuti
overload / penuh operator tidak instruksi kerja
berhati-hati

Gambar 4.8 : Model Fault Tree Tertindih Barang


65

Terjatuh

` Mengangkat Terburu-buru
beban melebihi untuk
kapasitas Area pabrik licin menyelesaikan
kemampuan pekerjaan

Kekuatan fisik Terkena


karyawan tidak tumpukan Lantai jarang
sesuai dengan coolent dibersikan
pekerjaan

Gambar 4.9 : Model Fault Tree Terjatuh


66

Tabel 4.17 : Analisa Penyebab Utama dari Setiap Jenis Kecelakaan dengan FTA
Kondisi Tidak
No Area Potensi Kecelakaan Tindakan Tidak Aman
Aman
a. Aktivitas
a. Tidak menggunakan
kendaraan membuat
kacamata pelindung
debu berterbangan
b. Operator merasa lebih b. Lokasi pabrik
Mata Kemasukan sulit melihat panas dan kering
Debu c. Kaca mata tidak
layak digunakan
c. Keluar keringat
(Tali kacamata
Proses disekitar mata akibat
1 rusak, kaca banyak
Produksi kegerahan / kepanasan
goresan, kaca
pecah)
a. Kurang hati-hati a. Kondisi alat yang
menutup pintu kurang layak
b. Bekerja sambil
Terjepit b. Kerusakan alat
bercanda
c. Tidak hati-hati
meletakan produk pada c. Mudah lepas
tempatnya
a. Gudang
a. Tidak meletakan produk
penyimpanan
dengan benar
overload / penuh
Pemindahan
b. Pada saat berjalan
2 dan Tertindih barang b. Lantai tidak rata /
operator tidak
Penyimpanan terganjal sesuatu
berhati-hati
c. Tidak mengikuti
c. Sikap kerja yang salah
instruksi kerja
a. Kekuatan fisik
a. Mengangkat beban
karyawan tidak
melebihi kapasitas
sesuai dengan
kemampuan
pekerjaan
3 Area Pabrik Terjatuh b. Terkena
b. Area pabrik licin
tumpukan coolent
c. Terburu-buru untuk c. Lantai jarang
menyelesaikan pekerjaan dibersihkan
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan evaluasi, pengukuran dan analisis yang telah dilakukan di PT.


Indonesia Pondasi Raya Tbk dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengukuran tingkat frekuensi kecelakaan kerja diketahui bahwa pada
tahun 2018 dengan frekuensi 87,8. Tahun 2019 terjadi dengan frekuensi
80,1. Dan pada tahun 2020 dengan frekuensi 50,1.
2. Hasil tingkat keparahan kecelakaan kerja pada tahun 2018 sebesar 2,836.26.
Pada tahun 2019 sebesar 12,142.85 dan pada tahun 2020 sebesar 2,302.63.
Hal itu berarti tingkat keparahan bekerja dari tahun ke tahun semakin
menurun dan akan diikuti meningkatnya produktivitas kerja karyawan.
3. Hasil pengukuran nilai T selamat (Nts) tahun 2018 diketahui – 1,859.88 dan
pada tahun 2020 sebesar 628.91. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam
tahun 2019 ke tahun 2020 nilai frekuensi kecelakaan masa kini mengalami
kenaikan terhadap nilai frekuensi kecelakaan masa lalu.
4. Kecelakaan kerja di PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk masih bisa terjadi, hal
ini disebabkan karena ketidak hati-hatian para karyawan dalam
melaksanakan tugasnya dan banyak karyawan yang tidak mengindahkan
anjuran dari perusahaan atau dengan tidak memakai alat perlindungan diri
yang telah disediakan oleh perusahaan.
5. Terlihat dari hasil analisis hubungan keselamatan kerja dengan produktifitas
bahwa semakin sedikit kecelakaan yang terjadi, maka semakin kecil pula
hari kerja yang hilang dan mengakibatkan semakin tingginya tingkat
produktifitas.

67
68

5.2 Saran

Sebagai penutup penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang


diharapkan dapat membantu pihak perusahaan, yaitu :
1. Perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang ketat dari perusahaan
tentang pemakaian alat perlindungan diri pada waktu mengoperasikan mesin
atau sewaktu bekerja. Mengingat faktor pekerja masih sebagai penyebab
kecelakaan kerja, sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari sedini mungkin.
2. Mengadakan safety talk dan training pada setiap 3 bulan sekali untuk
diberikan pengarahan dan kegunaan alat perlindungan diri yang mereka
pakai setiap hari.
3. Perlu adanya suatu ruangan ganti khusus untuk penggunaan warepack
karyawan guna untuk mendisiplinkan karyawan supaya sebelum melakukan
proses operasi harus masuk keruangan tersebut untuk pemakaian warepack.
4. Untuk mendapat hasil yang optimal, sebaiknya pengertian mengenai
pentingnya produktivitas lebih ditanamkan lagi sampai ketahappekerja dan
operator. Pengertian ini dijelaskan dengan sederhana dan mengambil contoh
langsung pada pekerjaan yang dihadapinya sehari-hari. Jika
terjadikecelakaan kerja pada perusahaan maka tingkat produktivitas
menurun. Produktivitas dapat mencapai optimal jika perusahaan mampu
menurunkan tingkat kecelakaan kerja menjadi 0.
DAFTAR LAMPIRAN

Gambar : Proses Pengelasan dan Bongkar Muatan

Gambar : Bukti Training Penerapan Sistem K3 Yang Diselenggarakan Sebagai


Tindakan Perbaikan (PT. Indopora. TBK)

69
Gambar : Izin Pengambilan Data Penelitian

70
Gambar : Area Wajib APD

Gambar : Personal Protective Equipment

71
Gambar : Contoh Penggunan APD PT. Indopora, Tbk.

72
Gambar : Rambu-rambu Pengerjaan Area

Gambar : Rambu-rambu Lubang Pengeboran

73
Gambar : Rambu-rambu Area Jalan Licin

74
DAFTAR PUSTAKA

Fauzan, M. 2014. Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.
Tridiantara Alvindo Duri.
Fazlollahtabar, H., Niaki. 2017. FAULT TREE ANALYSIS for Reliability
Evaluation of an Advanced Complex Manufacturing System. Journal of
Advanced Manufacturing Systems.
Fazlollahtabar, Hamed, Ph.D., Niaki, STA, Ph.D 2017 FAULT TREE ANALYSIS
for Reliability Evaluation of an Advanced Complex Manufacturing
System. Journal of Advanced Manufacturing Systems, 2017, Metode
yang digunakan adalah FTA
Harini, S. 2017. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap
Jumlah Penyakit Kerja Dan Jumlah Kecelakaan Kerja Karyawan Pada Pt.
Hanei Indonesia. Program Studi Management Fakultas Ekonomi
Universitas Djuanda Bogor.
Javadi l, Sadegh, Mohammad., Nobakht., Azim., Meskarbashee, Ali, 2016.
FAULT TREE ANALYSIS Approach in Reliability Assesment of Power
System International Journal Of Multidisciplinary Sciences And
Engineering, Vol, 2, No. 6 September 2011, Metode yang digunakan
adalah FTA
Molamohamadi, Z., Ismail, N. 2014. The Relationship between Occupational
Safety, Health, and Environment, and Sustainable Development: A
Review and Critique. International Journal of Innovation, Management
and Technology, Vol. 5, No. 3, June 2014.
Salami, I, RS, dkk. 2016. Keselamatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja. Gajah
Mada University Press. Bandung.
Suliantoro, H., Backtiar, A., Sembiring, J, I. 2016. Analisis Penyebab Kecacatan
Dengan Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis
(FMEA) Dan Metode FAULT TREE ANALYSIS (FTA) Di PT. Alam
Daya Sakti Semarang. Program Studi Teknik Industri. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro. Semarang.

lxxv

Anda mungkin juga menyukai