Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pernyataan tentang Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL


1.1.1 Maksud Pelaksanaan RKL-RPL
Maksud pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan
dilakukan oleh PT. Environmental dalam pembangunan Irigasi di Kecamatan
Payung Sekaki dalam kaitan dengan kegiatan pembangunan irigasi ini adalah:
a. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
berkaitan dengan pengendalian pencemaran, pengelolaan limbah, dan
pengawasan kualitas lingkungan.
b. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalkan perubahan yang
dialami oleh lingkungan hidup dalam hal ini komponen lingkungan geo-
fisik-kimia, biologi, serta kesehatan masyarakat.
c. Melakukan kegiatan penanggulangan, penanganan, dan pemulihan fungsi
lingkungan hidup yang telah mengalami kerusakan dan pencemaran, agar
fungsi lingkungan hidup secara berkelanjutan dapat mendukung segala
aspek kehidupan.
d. Menyakinkan bahwa kegitan-kegiatan PT. Environmental dalam
Pembangunan Irigasi akan menaati ketentuan-ketentuan pembangunan
yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan dengan pengelolaan
sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
demi pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia dan khususnya
pembangunan ekonomi dan sosial di Kecamatan Payung Sekaki Kota
Pekanbaru. Mengevaluasi kesungguhan pemrakarsa dalam melaksanakan
rencana pengelolaan lingkungan hidup yang telah disusun, sebagai wujud
tanggung jawab lingkungan sebagai pelaksana kegiatan.
e. Sebagai pedoman, arahan dan petunjuk operasional kegiatan
pembangunan Irigasidalam pemantauan lingkungan hidup sehubungan
dengan kegiatan yang dilakukannya.
f. Mengetahui keberhasilan penataan, pemeliharaan, pemulihan
pengendalian lingkungan hidup, dan optimalisasi dampak positif yang
terjadi akibat pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan oleh
pihak pemrakarsa.

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-1


g. Mengetahui pelaksanaan sistem pemantauan lingkungan apakah sesuai
dengan yang direncanakan.
h. Membuat rumusan bersama pihak-pihak yang terkait tentang pelaksanaan
pemantauan lingkungan.

1.1.2 Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL


Tujuan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang akan
dilakukan oleh PT. Environmental dalam kaitan dengan kegiatan pembangunan
Irigasi Kecamatan Payung Sekaki Kota Pekanbaru ini adalah:
a. Memberikan pokok-pokok arahan serta prinsip-prinsip yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup kegiatan pembangunan irigasi Kecamatan Payung Sekaki.
b. Tercapainya upaya untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap
berbagai komponen lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh kegiatan
pembangunan Irigasi Kota Pekanbaru.
c. Menyusun mekanisme koordinasi kegiatan pengelolaan dampak
lingkungan dengan instansi yang terkait dalam pelaksanaan pengelolaan
lingkungan.
d. Memantau komponen lingkungan yang terkena dampak kegiatan
pembangunan irigasi Kecamatan Payung Sekaki sesuai dengan studi
ANDAL yang telah dilakukan.
e. Memastikan bahwa pelaksanaan RPL sudah memenuhi target dan dapat
menekan dampak negatif seminimal mungkin dan mengembangkan
dampak positif semaksimal mungkin. Pernyataan Kebijakan Lingkungan
dari Pemrakarsa Kegunaan RKL.

1.2 Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa Kegunaan RKL


Berdasarkan dan mempedomani Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan
perundang-undangan lain yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
dalam konteks pembangunan Irigasi di Kecamatan Payung Sekaki Kota
Pekanbaru, bahwa PT. Environmental tidak hanya mempunyai hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat, tetapi juga berkewajiban memelihara
lingkungan hidup dan mencegah serta menanggulangi kerusakan dan
pencemarannya yang ditimbulkan oleh rencana usaha yang dilakukannya juga

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-2


mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam pengelolaan
lingkungan hidup dalam arti yang luas. PT. Environmental telah memiliki
kebijakan lingkungan yang tertuang di dalam kebijakan lingkungan. Sesuai
dengan misi setiap pembangunan Irigasi wajib mematuhi semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam bidang lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja atau masyarakat setempat serta berpartisipasi dalam
pengembangan masyarakat di sekitar pembangunan irigasi di Kecamatan Payung
Sekaki Kota Pekanbaru. PT. Environmental menyadari pengelolaan lingkungan
harus terintegrasi dalam seluruh tahapan kegiatan pembangunan irigasi di
Kecamatan Payung Sekaki dan senantiasa melakukan penyempurnaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam
bentuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak lingkungan yang
disebabakn oleh kegiatan-kegiatannya serta melakukan pelatihan bagi pekerja di
bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-3


BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Program pengelolaan merupakan penanganan dampak lingkungan hidup


yang terjadi akibat rencana pembangunan Irigasi. Program pengelolaan dampak
lingkungan dimaksudkan untuk mencegah, mengurangi atau meniadakan dampak
negatif serta memperbesar dampak positif yang diakibatkan oleh kegiatan,
terutama terhadap dampak langsung yang menyebabkan perubahan kualitas
lingkungan. Uraian pengelolaan lingkungan terhadap dampak penting tersebut di
atas dirinci secara spesifik dengan mengacu pada Peraturan Mentri Negara
Lingkungan Hidup RI No. 16 Tahun 2012, tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup (Lampiran III, RKL-RPL).
Sesuai dengan hasil telaahan dampak penting hipotetik, beberapa dampak
penting yang akan dikelola meliputi dampak yang diprakirakan akan terjadi pada
tahap -tahap dari kegiatan pembangunan Irigasi
Pengelolaan lingkungan hidup terhadap dampak-dampak penting akibat
kegiatan pembangunan Irigasi ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dampak
penting yang dikaji pada dokumen ANDAL. Adapun tujuan dari pengelolaan ini
tidak lain adalah untuk mencegah dan/atau menanggulangi dampak negatif dan
mengembangkan dampak positif terhadap lingkungan hidup yang diakibatkan
oleh suatu kegiatan. Dengan demikian perlu disusun rencana pengelolaan
lingkungan secara sistematis untuk setiap jenis dampak yang bersumber dari
suatu kegiatan tertentu. Berikut ini disajikan langkah-langkah pengelolaan
lingkungan hidup rencana pembangunan Irigasi.

2.1 Tahap Konstruksi


2.1.1 Perubahan Fungsi dan Tata Guna lahan
1) Sumber dampak
Dampak perubahan fungsi dan tata guna lahan terjadi pada tahap konstruksi
bersumber dari kegiatan, yaitu:
 Pekerjaan kupasan
 Pekerjaan galian
 Pembangunan fasilitas utama bendung

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-1


2) Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup
Keberhasilan pengelolaan dapat diketahui dengan :
1. Kegiatan pembangunan irigasi tidak menyebabkan perubahan yang
signifikan terhadap fungsi dan tata ruang lahan.
2. Kegiatan pembangunan irigasi masih sesuai dengan RTRW kota
Pekanbaru.

3) Bentuk pengelolaan lingkungan hidup


Pengelolaan dampak Keresahan Masyarakat pada tahap prakonstruksi,
yaitu:
1. Pemrakarsa melakukan ganti rugi kepada masyarakat yang lahannya
digunakan untuk pembangunan irigasi
2. Pengukuran luas lahan dan batas-batas kepemilikan lahan dilakukan
secara bersama pemilik lahan

4) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup


Lokasi pengelolaan dampak perubahan fungsi dan tata guna lahan di
kecamatan Payung Sekaki kota Pekanbaru.

5) Periode pengelolaan lingkungan hidup


Periode pengelolaan dampak perubahan fungsi dan tata guna lahan
dilakukan selama tahap pra konstruksi dan konstruksi berlangsung.

6) Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH)


Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH) terdiri dari pelaksana PLH,
pengawas PLH dan pelaporan PLH, yaitu:
a. Pelaksana : PT. Environmental
b. Pengawas : Bapedal dan BLH kota Pekanbaru
c. Pelaporan : Laporan disampaikan kepada Bapedal dan BLH Kota
Pekanbaru

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-2


2.1.2 Peurunnya kualitas udara
1) Sumber dampak
Dampak menurunnya kualitas udara terjadi pada tahap konstruksi
bersumber dari kegiatan, yaitu:
 Mobilisasi peralatan dan bahan material
 Pekerjaan kupasan
 Pekerjaan galian
 Pembangunan fasilitas utama bendung
 Pekerjaan struktur beton bertulang
 Pekerjaan pemasangan lining beton pra-cetak

2) Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup


Indikator keberhasilan pengelolaan dampak Menurunnya kualitas udara
adalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Baku mutu disetiap
parameternya yaitu:

SO2 : 900 ug/Nm3

CO : 30.000 ug/Nm3

NO2 : 400 ug/Nm3

O3 : 235 ug/Nm3

HC : 160 ug/Nm3

PM10 : 150 ug/Nm3

PM2.5 : 65 ug/Nm3

TSP : 230 ug/Nm3

Pb : 2 ug/Nm3

Dustfall : 10 ton/km2/bln (Pemukiman)

3) Bentuk pengelolaan lingkungan hidup


Bentuk pengelolaan dampak Menurunnya kualitas udara pada tahap
konstruksi dapat dilakukan dengan pemberian pagar penutup tinggi
disekitar tapak proyek agar debu hasil proyek tidak mengganggu
masyarakat sekitar proyek.

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-3


4) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dilakukan pada areal
sekitar proyek yang berada di kecamatan Payung Sekaki kota Pekanbaru.

5) Periode pengelolaan lingkungan hidup


Periode pengelolaan dampak penurunan kualitas udara dilakukan selama
tahap konstruksi.

6) Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH)


Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH) terdiri dari pelaksana PLH,
pengawas PLH dan pelaporan PLH, yaitu:
d. Pelaksana : PT. Environmental
e. Pengawas : Dinas Kesehatan dan BLH kota Pekanbaru
f. Pelaporan : Laporan disampaikan kepada Dinas Kesehatan dan BLH
Kota Pekanbaru

2.1.3 Peningkatan Kebisingan


1) Sumber dampak
Dampak peningkatan kebisingan terjadi pada tahap konstruksi bersumber
dari kegiatan, yaitu:
 Mobilisasi peralatan dan bahan material
 Pekerjaan kupasan
 Pekerjaan galian
 Pemadatan tanah
 Pemadatan tanah kedap air dan semi kedap air
 Pekerjaan pengeringan selama pelaksanaan
 Pekerjaan struktur beton bertulang

2) Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup


Indikator keberhasilan pengelolaan dampak munculnya Peningkatan
Kebisingan adalah Tingkat kebisingan tidak melebihi baku mutu yang
disarankan mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-4


No.48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan peruntukkan
pemukiman (55 dB(A)).

3) Bentuk pengelolaan lingkungan hidup


Pengelolaan dampak Peningkatan Kebisingan pada tahap konstruksi, yaitu:
1. Menggunakan kendaraan untuk kegiatan mobilisasi alat dan bahan yang lolos
uji emisi kendaraan, termasuk penggunaan exhaust muffler (knalpot).
2. Pemakaian penutup telinga (earplug) bagi operator kendaraan berat sesuai
dengan keperluan.
3. Perawatan mesin kendaraan secara berkala sesuai denga prosedur dan
ketentuan yang berlaku
4. Pembatasan kecepatan kendaraan maks. 40 km/jam apabila melewati
permukiman dalam batas wilayah studi

4) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup


Lokasi pengelolaan dampak peningkatan kebisingan di kecamatan Payung
Sekaki kota Pekanbaru.

5) Periode pengelolaan lingkungan hidup


Periode pengelolaan dampak peningkatan kebisingan dilakukan selama tahap
konstruksi.

6) Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH)


Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH) terdiri dari pelaksana PLH,
pengawas PLH dan pelaporan PLH, yaitu:
a. Pelaksana : PT. Environmental
b. Pengawas : Dinas kesehatan dan BLH kota Pekanbaru
c. Pelaporan : Laporan disampaikan kepada Dinas kesehatan dan BLH
Kota Pekanbaru

2.1.4 Penurunan Kinerja Ruas Jalan


1) Sumber dampak
Dampak penurunan kinerja ruas jalan terjadi pada tahap konstruksi
bersumber dari kegiatan, yaitu:
 Mobilisasi peralatan dan bahan material

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-5


 Pekerjaan kupasan
 Pekerjaan struktur beton bertulang
 Pekerjaan pemasang lining pracetak

2) Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup


Indikator keberhasilan pengelolaan dampak munculnya penurunan kinerja
ruas jalan adalah tidak melebihinya baku mutu yang mengacu pada Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 dengan kapasitas jalan 2900
smp/jam.

3) Bentuk pengelolaan lingkungan hidup


Pengelolaan dampak penurunan kinerja ruas jalan pada tahap konstruksi,
yaitu:
a. Pemasangan rambu-rambu lalu lintas.
b. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di pintu gerbang masuk dan
keluar tapak proyek.
c. Menghindari atau mengatur jadwal pengangkutan tidak dilakukan pada
jam sibuk atau puncak lalu lintas khususnya di pagi hari yakni kisaran
pukul 07.00 - 09.00 dan sore hari pukul 16.00 - 17.00.
d. Pengaturan setiap kegiatan penurunan peralatan dan material wajib
dilakukan di dalam lokasi tapak proyek.
e. Menerapkan larangan parkir kendaraan pengangkut peralatan dan
material di badan/bahu jalan.

4) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup


Lokasi pengelolaan dampak penurunan kinerja ruas jalan di kecamatan
Payung Sekaki kota Pekanbaru.

5) Periode pengelolaan lingkungan hidup


Periode pengelolaan dampak penurunan kinerja ruas jalan dilakukan selama
tahap konstruksi.

6) Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH)


Institusi pengelolaan lingkungan hidup (PLH) terdiri dari pelaksana PLH,

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-6


pengawas PLH dan pelaporan PLH, yaitu:
a. Pelaksana : PT. Environmental
b. Pengawas : Dinas perhubungan dan BLH kota Pekanbaru
c. Pelaporan : Laporan disampaikan kepada Dinas perhubungan dan
BLH Kota Pekanbaru

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-7


Tabel 2.1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dampak Indikator Lokasi Periode
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Keberhasilan Pengelolaan Pengelolaan
No Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan
Yang Pengelolaan Lingkungan Lingkungan
Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup Hidup Hidup
1. Prubahan  Pekerjaan a. Kegiatan a. Pemrakarsa melakukan ganti rugi kepada Lokasi Periode a. Pelaksana : PT.
Fungsi dan kupasan pembangunan masyarakat yang lahannya digunakan untuk pengelolaan pengelolaan Environmental
Tata Guna  Pekerjaan galian irigasi tidak pembangunan irigasi dampak dampak b. Pengawas :
Lahan  Pembangunan menyebabkan b. Pengukuran luas lahan dan batas-batas perubahan fungsi perubahan Bapedal dan BLH
fasilitas utama perubahan yang kepemilikan lahan dilakukan secara bersama dan tata guna fungsi dan kota Pekanbaru
bendung signifikan pemilik lahan lahan di tata guna c. Pelaporan :
terhadap fungsi kecamatan lahan Laporan
dan tata ruang Payung Sekaki dilakukan disampaikan kepada
lahan. kota Pekanbaru. selama tahap Bapedal dan BLH
b. Kegiatan pra konstruksi Kota Pekanbaru
pembangunan dan
irigasi masih konstruksi
sesuai dengan berlangsung.
RTRW kota
Pekanbaru.
2. Penurunan  Mobilisasi Indikator Bentuk pengelolaan dampak Menurunnya Lokasi Periode a. Pelaksana : PT.
Kualitas peralatan dan keberhasilan kualitas udara pada tahap konstruksi dapat pengelolaan pengelolaan Environmental
Udara bahan material pengelolaan dampak dilakukan dengan pemberian pagar penutup dampak dampak b. Pengawas : Dinas
Menurunnya kualitas tinggi disekitar tapak proyek agar debu hasil penurunan penurunan Kesehatan dan
 Pekerjaan
udara adalah proyek tidak mengganggu masyarakat sekitar kualitas udara kualitas udara BLH kota
kupasan
Berdasarkan proyek. dilakukan pada dilakukan Pekanbaru
 Pekerjaan galian Peraturan Pemerintah areal sekitar selama tahap c. Pelaporan :
 Pembangunan Republik Indonesia proyek yang konstruksi. Laporan
fasilitas utama Nomor 41 Tahun berada di disampaikan
bendung 1999 Tentang kecamatan kepada Dinas
 Pekerjaan Pengendalian Payung Sekaki Kesehatan dan
struktur beton Pencemaran Udara. kota Pekanbaru. BLH Kota
bertulang Baku mutu disetiap Pekanbaru
parameternya yaitu:
 Pekerjaan •SO2 : 900 ug/Nm3

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-1


Dampak Indikator Lokasi Periode
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Keberhasilan Pengelolaan Pengelolaan
No Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan
Yang Pengelolaan Lingkungan Lingkungan
Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup Hidup Hidup
pemasangan •CO : 30.000 ug/Nm3
lining beton pra- •NO2 : 400 ug/Nm3
cetak •O3 : 235 ug/Nm3
•HC : 160 ug/Nm3
•PM10 : 150 ug/Nm3
•PM2.5 : 65 ug/Nm3
•TSP : 230 ug/Nm3
•Pb : 2 ug/Nm3
•Dustfall : 10
ton/km2/bln
(Pemukiman)

3. Peningkatan  Mobilisasi Indikator 1. Menggunakan kendaraan untuk kegiatan Lokasi Periode a. Pelaksana : PT.
Kebisingan peralatan dan keberhasilan mobilisasi alat dan bahan yang lolos uji pengelolaan pengelolaan Environmental
bahan material pengelolaan dampak emisi kendaraan, termasuk penggunaan dampak dampak b. Pengawas : Dinas
 Pekerjaan munculnya exhaust muffler (knalpot). peningkatan peningkatan kesehatan dan BLH
kupasan Peningkatan 2. Pemakaian penutup telinga (earplug) bagi kebisingan di kebisingan kota Pekanbaru
 Pekerjaan galian Kebisingan adalah operator kendaraan berat sesuai dengan kecamatan dilakukan c. Pelaporan :
 Pemadatan Tingkat kebisingan keperluan. Payung Sekaki selama tahap Laporan
tanah tidak melebihi baku 3. Perawatan mesin kendaraan secara berkala kota Pekanbaru. konstruksi. disampaikan kepada
 Pemadatan mutu yang disarankan sesuai denga prosedur dan ketentuan yang Dinas kesehatan dan
tanah kedap air mengacu pada berlaku BLH Kota
dan semi kedap Keputusan Menteri 4. Pembatasan kecepatan kendaraan maks. 40 Pekanbaru
air Negara Lingkungan km/jam apabila melewati permukiman dalam
 Pekerjaan Hidup batas wilayah studi
pengeringan No.48/MENLH/11/19
selama 96 tentang Baku
pelaksanaan Tingkat Kebisingan
 Pekerjaan peruntukkan
struktur beton pemukiman (55 dB
bertulang (A)).

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-2


Dampak Indikator Lokasi Periode
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Keberhasilan Pengelolaan Pengelolaan
No Sumber Dampak Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lingkungan
Yang Pengelolaan Lingkungan Lingkungan
Hidup
Dikelola Lingkungan Hidup Hidup Hidup
4. Penurunan  Mobilisasi Indikator a. Pemasangan rambu-rambu lalu lintas. Lokasi Periode a. Pelaksana : PT.
Kinerja Ruas peralatan dan keberhasilan b. Menempatkan petugas pengatur lalu lintas di pengelolaan pengelolaan Environmental
Jalan bahan material pengelolaan dampak pintu gerbang masuk dan keluar tapak dampak dampak b. Pengawas : Dinas
 Pekerjaan munculnya proyek. penurunan kinerja penurunan perhubungan dan
kupasan penurunan kinerja c. Menghindari atau mengatur jadwal ruas jalan di kinerja ruas BLH kota Pekanbaru
 Pekerjaan ruas jalan adalah pengangkutan tidak dilakukan pada jam kecamatan jalan c. Pelaporan :
struktur beton tidak melebihinya sibuk atau puncak lalu lintas khususnya di Payung Sekaki dilakukan Laporan disampaikan
bertulang baku mutu yang pagi hari yakni kisaran pukul 07.00 - 09.00 kota Pekanbaru. selama tahap kepada Dinas
 Pekerjaan mengacu pada dan sore hari pukul 16.00 - 17.00. konstruksi. perhubungan dan
pemasang lining Manual Kapasitas d. Pengaturan setiap kegiatan penurunan BLH Kota Pekanbaru
pracetak Jalan Indonesia peralatan dan material wajib dilakukan di
(MKJI) tahun 1997 dalam lokasi tapak proyek.
dengan kapasitas e. Menerapkan larangan parkir kendaraan
jalan 2900 smp/jam. pengangkut peralatan dan material di
badan/bahu jalan.

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-3


BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Pemantauan lingkungan hidup merupakan upaya untuk mengetahui


efektifitas pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan hidup yang terjadi. Rencana
pemantauan lingkungan ini terdiri dari teknis pengawasan terhadap pengelolaan
dampak lingkungan akibat pembangunan irigasi. Dengan memperhatikan hasil studi
Analisis Dampak Penting (ANDAL) dan Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL), maka pemantauan lingkungan hidup akan dilakukan terhadap komponen
lingkungan hidup tersebut.
Selanjutnya uraian pemantauan dampak lingkungan hidup tersebut dirinci
secara sistematis dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
RI No. 16 Tahun 2012. Uraian tersebut dicantumkan secara singkat dan jelas dalam
bentuk matriks pada Tabel 3.1 yang berisi program pemantauan terhadap dampak
yang di timbulkan.

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-1


Tabel 3.2 Matriks Ringkasan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pembangunan Irigasi
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Metode
No. Dampak Indikator/ Sumber Pengumpulan Lokasi Waktu dan Penerima
Pelaksana Pengawas
yang Parameter Dampak dan Analisis Pantau Frekuensi Laporan
Timbul Data
1. Prubahan Kegiatan  Pekerjaan 1.Obsevasi pemantauan Periode PT. - Bapedal - Bapedal Kota
Fungsi dan pembangunan kupasan parsipatif dilakukan di pemantauan Environmetal Kota Pekanbaru
Tata Guna irigasi masih sesuai  Pekerjaan melibatkan sekitar tapak dampak Pekanbaru - BLH Kota
Lahan dengan RTRW kota galian wakil proyek perubahan - BLH Kota Pekanbaru
Pekanbaru.  Pembangun masyarakat pembanguna fungsi dan Pekanbaru
an fasilitas 2.Stdui n irigasi tata guna
utama dokumentasi lahan
bendung 3.Wawancara dilakukan
dan selama
kuisioner tahap
4.Metode konstruksi
deskripsi berlangsung
kualitatif
2. Penurunan Indikator  Mobilisasi Metode pemantauan Setiap 1 PT. - Dinas - Dinas
Kualitas keberhasilan peralatan analisa dilakukan di bulan sekali Environmetal Kesehatan Kesehatan
Udara pengelolaan dan bahan dengan sekitar tapak selama Kota Kota
dampak material penentuan proyek tahap Pekanbaru Pekanbaru
Menurunnya  Pekerjaan titik sampling pembanguna konstruksi - BLH Kota - BLH Kota
kualitas udara kupasan mengacu pada n irigasi Pekanbaru Pekanbaru
adalah Berdasarkan  Pekerjaan Kepka
Peraturan galian Bapedal
Pemerintah  Pembangun Nomor
Republik Indonesia an fasilitas Kep.205/Bape
Nomor 41 Tahun utama daI/07/1996
1999 Tentang bendung tentang
Pengendalian  Pekerjaan Pedoman
Pencemaran Udara. struktur Teknis
Baku mutu disetiap beton Pengendalian

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-1


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Metode
No. Dampak Indikator/ Sumber Pengumpulan Lokasi Waktu dan Penerima
Pelaksana Pengawas
yang Parameter Dampak dan Analisis Pantau Frekuensi Laporan
Timbul Data
parameternya yaitu: bertulang Pencemaran

SO2 : 900 ug/Nm3  Pekerjaan Udara

CO : 30.000 pemasangan kemudian
ug/Nm3 lining beton dibandingkan

NO2 : 400 pra-cetak dengan baku
ug/Nm 3 mutu yang

O3 : 235 ug/Nm3 mengacu pada

HC : 160 ug/Nm3 Peraturan

PM10 : 150 Pemerintah
ug/Nm3 Republik

PM2.5 : 65 Indonesia No.
ug/Nm3 41 Tahun
 1999 Tentang
TSP : 230
Pengendalian
ug/Nm3
 Pencemaran
Pb : 2 ug/Nm3
 Udara
Dustfall : 10
ton/km2/bln
(Pemukiman)
2. Peningkata Tingkat kebisingan  Mobilisasi Pengambilan - Tapak Setiap 2 PT. - Dinas - Dinas
n tidak melebihi baku peralatan sampel proyek minggu Environmetal Kesehatan Kesehatan
kebisingan mutu yang dan bahan kualitas udara tempat sekali Kota Kota
disarankan material ambien kegiatan selama tahap Pekanbaru Pekanbaru
mengacu pada  Pekerjaan langsung Irigasi konstruksi. - BLH Kota - BLH Kota
Keputusan Menteri kupasan dilapangan - Jalan Pekanbaru Pekanbaru
Negara Lingkungan  Pekerjaan pada titik masuk
Hidup galian pemantauan lokasi
No.48/MENLH/11/  Pemadatan yang telah pembangu
1996 tentang Baku tanah ditentukan. nan irigasi
Tingkat Kebisingan  Pemadatan Kota
peruntukkan Pekanbaru

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-2


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Metode
No. Dampak Indikator/ Sumber Pengumpulan Lokasi Waktu dan Penerima
Pelaksana Pengawas
yang Parameter Dampak dan Analisis Pantau Frekuensi Laporan
Timbul Data
pemukiman (55 dB tanah kedap - Masyaraka
(A)). air dan semi t
kedap air disekitaran
 Pekerjaan lokasi
pengeringan proyek
selama
pelaksanaan
 Pekerjaan
struktur
beton
bertulang
3. Penurunan Kinerja ruas jalan  Mobilisasi Metode Pemantauan Setiap 1 PT. - Dinas - Dinas
Kinerja adalah tidak peralatan pencacahan dilakukan bulan sekali Environmental Perhubung Perhubungan
Ruas Jalan melebihinya baku dan bahan (hand tally) pada ruas selama tahap an Kota Kota
mutu yang mengacu material terhadap lalu jalan dan konstruksi. Pekanbaru Pekanbaru
pada Manual  Pekerjaan lintas yang persimpanga - BLH Kota - BLH Kota
Kapasitas Jalan kupasan ada, yaitu n jalan Pekanbaru Pekanbaru
Indonesia (MKJI)  Pekerjaan pencacahan disekitar
tahun 1997 dengan struktur lalu lintas tapak
kapasitas jalan 2900 beton berdasarkan proyek.
smp/jam. bertulang pencatatan
 Pekerjaan jumlah
pemasang kendaraan
lining yang melintas
pracetak pada titik
tinjauan
tertentu.

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-3


BAB V
PERNYATAAN KOMITMEN PELAKSANAAN RKL-RPL

Bagian ini berisikan tentang surat pernyataan dari pemrakarsa untuk


melaksanakan RKL-RPL yang telah dijabarkan pada BAB II dan BAB III
sebelumnya yaitu tentang rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana
pemantauan lingkungan hidup.

Surat Pernyataan

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Alen Agustarizal ST. M.Eng
Jabatan : Direktur Umum
Alamat : Jl. Sudirman No. 30
Telepon : (0761) 22597
Fax : (0761) 99731
Selaku pimpinan proyek sekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan proyek Irigasi,
dengan ini menyatakan:

1. Kami berjanji akan melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan


sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Irigasi.
2. Apabila kami tidak melaksanakan kewajiban berupa kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan sebgaimana tercantum dalam butir 1 diatas, maka kami
bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Pekanbaru, 3 Desember 2019


Yang membuat pernyataan,

Alen Agustarizal ST. M.Eng

Teknik Lingkungan-UR /ANDAL (Pembangunan Irigasi) I-4

Anda mungkin juga menyukai