DETAIL JUNCTION

TUGAS BESAR PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR MINUM
KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
BAB V
DETAIL JUNCTION DAN RENCANA PENANAMAN PIPA
5.1. Detail Junction
Junctions merupakan titik – titik yang merupakan tempat penyambungan antar links
(pipa, pompa dan katup) sekaligus penanda masuk maupun keluarnya air dalam jaringan
distribusi. Aksesoris yang digunakan pada gambar detail junction umumnya
digambarkan dengan simbol-simbol tertentu. Simbol dari detail junction yang
digunakan dalam perencanaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 5.1 Simbol Detail Junction
No. Nama Fungsi
Digunakan bila ada 3 percabangan
1.
Digunakan bila ada 2 percabangan

2.
Digunakan untuk belokan 45°

3.
Digunakan untuk belokan 90°

4.
Dipakai sebagai penyambung yang kuat dan

fleksibel, agar mudah melepas aksesoris
5.
didekatnya bila ada kerusakan
ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
Mengatur debit yang keluar/mengalir

6.
Untuk sambungan pipa diperbesar atau

7. diperkecil
Sambungan pipa yang masuk tembok, agar

8. pegangan pipa kuat pada tembok
Mengetahui besarnya debit air yang mengalir

9.
Gambar detail junction menunjukkan jenis-jenis aksesoris yang digunakan pada

tiap node yang ada pada jaringan pipa distribusi, yang dapat dilihat pada tabel 5.1 akan
tetapi terlebih dahulu harus diketahui diameter dari pipa yang diinginkan. Berikut
adalah tabel detail junction.

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
Tabel 5.2 Detail Junction

Junction Detail Junction Keterangan Junction
1. Gilboult Joint
2 2. Gate Valve Ø 18"
2
3. Elbow 90° Ø 18"
3
4. Gate Valve Ø 18"
4
5. Gilboult Joint Ø 18"
5
18"
18" 1. Gilboult Joint

5

3. Elbow 90° Ø 18"
4

3
1
2
3
18"

18"
3. Tee All Flang Ø 20"
8

17"
5. Reducer Ø 18"-17"
7

6
18"
4 8. Gilboult Joint Ø 18"
5
4
3
2
1

3. CI Pipe With Flange
5

4
17" 5. Gilboult Joint Ø 17"

3
2
1
5
17"
4"
6
2. Gate Valve Ø 8"
5 3. Elbow 45 ° Ø 8"
8"
4 4. Reducer Ø 8"-6"
6 1 2
6. Gate Valve Ø 4"

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019

3
2
8"
3. Elbow 90°
4
5
4"
1. Gilboult Joint Ø12"

9
3. Elbow 45°
8
4"
8 6 7. Reducer Ø 6"-4"
12"
5
1 2 3

1

10"
2 3. Tee All Flange Ø 10"

9 10 4. Reducer Ø 10"-12"
3
4
9
5
10"
6
16"
9
8
7
2
14" 1
3
3. Tee All Flange Ø 10"
10
4
10" 5 6. Reducer Ø 10"-12"

5 6 2. Gate Valve Ø 14"
4
3. Elbow 45 °
13" 3
11 2
4. Reducer 14"-13"
1

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
9
8
3. Tee All Flange Ø13"
6 7 4. Reducer Ø 13"-12"
6" 5 5. Reducer Ø 12"-10"
4 6. Reducer Ø 10"- 8"
7. Reducer Ø 8"-6"
8. Gate Valve Ø 6"
13" 12 1 2 3 10 17 18 19 20
10. Tee All Flange Ø13"
11 11. Reducer Ø 13"-12"
12 12. Reducer Ø 12"-10"
13 13. Reducer Ø 10"- 8"
14 14. Reducer Ø 8"-6"
6"
17. Reducer Ø 13"- 12"
16
18. Reducer Ø 12"-10"
6"
1
2. Gate Valve Ø 6"

3. Elbow 45 °
4. Reducer Ø 6"-4"
2
13 5. Reducer Ø 4"-2"
7
6
4
5
3
2"
6. Gate Valve Ø 2"
3"

1
2. Gate Valve Ø 2"
2"
14 3. Elbow 90 °
5 2 4. Gate Valve Ø 3"
4 3 5. Gilboult Joint Ø 3"

8"
4. Reducer Ø 3"-5"
7
5. Reducer Ø 5"-7"
10" 5 7. Gate Valve Ø 8"
4
13 12 11 10 9 10. Reducer Ø 5"-7"
2
3"
1
4"

6
2. Gate Valve Ø 6"

3
16 3. Elbow 45 °
2
4. Reducer Ø 6"=4"
5. Gate Valve Ø 4"
1
6"

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
3"
1
2. Gate Valve Ø 3"
3. Elbow 45 °
2
17
1
2
5. Gate Valve Ø 4"
2"
6

5
2. Gate Valve Ø 3"
4 7 8 9
4. Reducer Ø 3"-2"
3
18 4" 5. Gate Valve Ø 2"
2
7. Reducer Ø 3"-4"
8. Gate Valve Ø 4"
3"

2. Gate Valve Ø 8"
3. Elbow 45 °
4. Reducer Ø 8"-6"
3
4
5
4. Gate Valve Ø 6"

6
19
2
6"
1
8"

2. Gate Valve Ø 6"
3. Elbow 45 °
20 6"
3
4
2
5. Reducer Ø 4"-2"
6. Gate Valve Ø 2"
5
6
2"
7
8" 1
3 2
4
21
5
10"
10"
2
7 8 9 10
3
4
22 6" 5
12"

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
7
3" 2. Gate Valve Ø 6"
6 3. Elbow 45°
6" 23 5. Reducer Ø 4"-3"
4
1
6. Gate Valve Ø 3"
2 3
12" 1
2
24
3
3. CI Pipe With Flange Ø 12"
4
5
12"
12"
2
3
3. CI Pipe With Flange Ø 12"
4
12"
5
12"
1

3. Elbow 90°
2

3
5
4
26 12"

20"
5
7
8
10
9
11
27 3
12
13
12"
2
10. Reducer Ø 16"-14"
1 11. Reducer Ø 14"-12"
22"
16"
1
3. Elbow 90°
2
3
4

6

20"

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
5.2. Rencana Penanaman Pipa

Penanaman pipa bertujuan untuk keamanan pipa secara permanen maka harus
diperhatikan kondisi tanah dan kondisi beban.
a. Bagian tanah dengan kondisi yang baik

Untuk penanaman pipa dengan kualitas tanah yang baik tanpa ada campuran pasir
berbatu ataupun berpadas, dasar galian dapat digunakan secara langsung.
b. Kondisi tanah yang normal
Pada tanah yang normal, uruglah dasar galian dengan pasir, ketebalan 10cm atau
lebih.
c. Tanah Berbatu
Pada tanah berbatu atau berdadas maka uruglah dengan pasir minimal 30cm pada
dasar galian keemudian tatalah pasir itu untuk membuat urugan pasir. Galian harus
dibuat lebar untuk memudahkan pemasangan, pengaturan dan pekerjaan pemadatan
urugan. Menurut pedoman perencanaan dan pelaksanaan kerja konstruksi sewerage
PDAM (1999), lebar galian yang akan dibuat harus memenuhi ketentuan, yaitu:
lebar maksimum = (1.5 m x diameter) + 300 mm.
Adapun ketetapan penempatan bangunan utilitas di daerah perkotaan pada sistem

jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang diatur pada Permen PU
No. 13 tahun 2004 adalah sebagai berikut:
a. Penempatan bangunan utilitas di atas tanah
Penempatan memanjang maupun melintang harus ditempatkan minimal 5 meter di
atas permukaan perkerasan jalan dan > 0.5 m dari tepi perkerasan.
b. Penempatan utilitas di bawah tanah
Bila utilitas ditempatkan memanjang jalan, penempatannya adalah di luar badan
jalan. Bila lahan tak tersedia maka utilitas ditempatkan di bawah perkerasan jalan
dengan kedalaman minimal 1.50 meter.
Bila utilitas ditempatkan melintang jalan, utilitas harus ditempatkan dengan
kedalaman minimal 1.50 meter dari permukaan perkerasan jalan, terutama bila utilitas
tersebut tidak menggunakan perlindungan terhadap beban lalulintas. Selain itu, standar

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
lebar dan kedalaman galian untuk pipa sesuai dengan standar bina marga dapat dilihat
pada Tabel 5.3 berikut ini :
Tabel 5.3 Standar Lebar dan Kedalaman Galian Pipa sesuai Bina Marga
Adapun hal –hal yang harus diperhatikan:

a. Siramlah parit secara merata, isikan urugan pasir pada galian untuk menahan
getaran
b. Pasang pipa sesuai dengan ketentuan untuk menghindari lubang terbuka sedapat
mugkin pipa dipasang dalam waktu sehari
c. Apabila hal diatas tidak memungkinkan, tutuplah pipa dengan tanah setebal 40 cm
untuk menghindari pipa terapung jika terjadi hujan
d. Tutuplah ujung pipa dengan baik untuk menghindari masuknya binatang / kotoran
kedalam pipa
e. Setelah pemasangan selesai simpan kembaliperalatan yang digunakan pada tempat
yang aman. Standar pekerjaan urugan tanah untuk pipa :
1. Pengurugan di atas pipa
Tebarkan pasir pada dasar pipa secara merata, setelah diletakkan, uruglah
kembali dengan pasir hingga bagian atas pipa. Hindarkan ikut masuknya
material lain (batu/balok/kayu). Padatkan urugan dengan menggunakan alat
pemadat untuk menghindari ruang kosong
2. Pengurugan diatas 30 cm

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
Pekerjaan dibagi menjadi 2 tahap pemadatan, yaitu 15 cm pertama lalu

dipadatkan kemudian 15cm kedua dan dipadatkan. Usahakan tidak ada ikut
masuknya material lain (batu/balok/kayu).
3. Pengurugan sampai permukaan tanah
Setelah proses diatas uruglah pipa sampai rata dengan tanah asli,pisahkan
dengan material lain dan padatkan untuk menghindari rongga, pemadatan dapat
dilakukan dengan roller/buldozer jika tebal urugan lebih dari 30cm.
5.2.1 Perhitungan penanaman pipa distribusi
Contoh perhitungan penanaman pipa air bersih pada jalur J2-J3 (dari Junction 2 ke
junction 3) adalah sebagai berikut:
 Dterpakai = 450 mm = 0,45 m
 L = 83 m
 Vf = 1.1 m/det
𝑄 1,85
 Hf = (0,2785 𝑋 130 𝑋 (1,1)2,63) 𝑋𝐿
= 0,082688 m
ℎ𝑓
 SSaluran =
𝐿
0,082688
=
83
= 0,000996239 m
 Elevasi tanah awal = 15 m

 Elevasi tanah akhir = 15 m
 Tinggi media kerikil dan pasir di bawah pipa = 0.2 m
 Tinggi tanah urug awal = 0.70 m
 Tinggi tanah urug akhir = 0.70 m
 Lebar galian = (1.5 m x diameter) + 300 mm
= (1.5m x 0,45m)+(300:1000) m
= 0,975 m
 Total kedalaman awal
= Tinggi tanah urug awal + Dterpakai

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
= 0.7 m + 0,45 m
= 1,15 m
 Total kedalaman akhir
= Tinggi tanah urug akhir + Dterpakai
= 0.7 m + 0,45 m
= 1,15 m
 Elevasi pipa awal
= Elevasi tanah awal – Total kedalaman awal
= 15 m – 1,15 m
= 13,85 m
 Elevasi pipa akhir
= Elevasi tanah akhir – Total kedalaman akhir – Hf
= 15 m – 1,15 m – 0,082688 m
= 13,76731 m
 Tinggi galian awal
= Elevasi tanah awal – Elevasi pipa awal + Tinggi media
= 15 m – 13,85 m + 0.2 m
= 1,35 m
 Tinggi galian akhir
= Elevasi tanah akhir – Elevasi pipa akhir + Tinggi media
= 35 m – 33.3 m + 0.2 m
= 1,432688 m
Hasil perhitungan penanaman pipa dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini:

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
Tabel 5.4 Perhitungan Penanaman Pipa Distribusi

diameter panjang Elevasi TInggi Lebar Total Kedalaman Elevasi pipa Tinggi galian
jalur pipa vf hf s
(m) (m) awal akhir Media Galian awal akhir awal akhir awal akhir
j2-j3 P2 0,450 83 1,10 0,209712 0,002526646 15 15 0,975 1,15 1,15 13,85 13,64029 1,350 1,559712
j3-j4 P3 0,450 85 1,07 0,204055 0,002400644 15 15 0,975 1,15 1,15 13,85 13,64595 1,350 1,554055
J4-J5 P4 0,250 499 0,58 0,765474 0,001534016 15 20 0,675 0,95 0,95 14,05 18,28453 1,150 1,915474
j5-j6 P5 0,250 455 0,31 0,219038 0,000481401 20 20 0,675 0,95 0,95 19,05 18,83096 1,150 1,369038
j6-j7 P6 0,100 748 0,34 1,242867 0,001661587 20 15 0,450 0,8 0,80 19,20 12,95713 1,000 2,242867
j7-j8 P7 0,200 81 0,33 0,056777 0,000700951 15 20 0,600 0,9 0,90 14,10 19,04322 1,100 1,156777
j8-j9 P8 0,250 660 0,47 0,68614 0,001039607 20 15 0,675 0,95 0,95 19,05 13,36386 1,150 1,83614
j9-j10 P9 0,300 456 0,80 1,025377 0,002248634 15 15 0,750 1,00 1,00 14,00 12,97462 1,200 2,225377
j4-j27 P10 0,450 365 0,86 0,58490 0,00160247 15 15 0,975 1,15 1,15 13,85 13,2651 1,350 1,934902
j27-j28 P11 0,355 224 0,90 0,514746 0,002297971 15 15 0,833 1,06 1,06 13,95 13,43025 1,255 1,769746
j28-j9 P12 0,400 350 0,67 0,405408 0,001158309 15 15 0,900 1,10 1,10 13,90 13,49459 1,300 1,705408
j27-j26 P13 0,300 526 0,62 0,73810 0,001403223 15 15 0,750 1,00 1,00 14,00 13,2619 1,200 1,938096
j26-j25 P14 0,300 360 0,55 0,40474 0,001124277 15 15 0,750 1,00 1,00 14,00 13,59526 1,200 1,60474
j25-j24 P15 0,300 340 0,49 0,308705 0,000907956 15 20 0,750 1,00 1,00 14,00 18,69129 1,200 1,508705
j24-j22 P16 0,300 275 0,42 0,187735 0,000682674 20 15 0,750 1,00 1,00 19,00 13,81226 1,200 1,387735
j15-j19 P17 0,200 675 0,38 0,614243 0,000909989 15 10 0,2 0,600 0,90 0,90 14,10 8,485757 1,100 1,714243
j22-j23 P18 0,150 321 0,36 0,369588 0,001151363 15 15 0,525 0,85 0,85 14,15 13,78041 1,050 1,419588
j23-j10 P19 0,075 130 0,10 0,031394 0,000241492 15 15 0,413 0,78 0,78 14,23 14,19361 0,975 1,006394
j10-j11 P20 0,350 188 0,53 0,164909 0,000877175 15 15 0,825 1,05 1,05 13,95 13,78509 1,250 1,414909
j11-j12 P21 0,325 186 0,54 0,184132 0,000989955 15 15 0,788 1,03 1,03 13,98 13,79087 1,225 1,409132
j12-j13 P22 0,150 190 0,41 0,278264 0,001464545 15 15 0,525 0,85 0,85 14,15 13,87174 1,050 1,328264
j13-j14 P23 0,050 195 0,75 3,140765 0,016106488 15 15 0,375 0,75 0,75 14,25 11,10923 0,950 4,090765
j14-j15 P24 0,075 200 0,97 3,231922 0,016159609 15 15 0,413 0,78 0,78 14,23 10,99308 0,975 4,206922
j15-j12 P25 0,250 202 0,45 0,193768 0,000959248 15 15 0,675 0,95 0,95 14,05 13,85623 1,150 1,343768
j12-j16 P26 0,150 80 0,57 0,215532 0,002694146 15 20 0,525 0,85 0,85 14,15 18,93447 1,050 1,265532
j16-j17 P27 0,100 336 0,55 1,359244 0,004045368 20 15 0,450 0,80 0,8 19,20 12,84076 1,000 2,359244
j17-j18 P28 0,075 366 0,56 2,140583 0,005848587 15 10 0,413 0,78 0,78 14,23 7,084417 0,975 3,115583
j22-j21 P29 0,250 283 0,34 0,161626 0,000571116 15 10 0,675 0,95 0,95 14,05 8,888374 1,150 1,311626
j21-j18 P30 0,200 315 0,32 0,208581 0,000662162 10 10 0,600 0,90 0,90 9,10 8,891419 1,100 1,308581
j18-j20 P31 0,050 474 0,35 1,863982 0,003932452 10 10 0,375 0,75 0,75 9,25 7,386018 0,950 2,813982
j19-j20 P32 0,150 691 0,35 0,755191 0,001092895 10 10 0,525 0,85 0,85 9,15 8,394809 1,050 1,805191

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
5.2.2 Perhitungan penanaman pipa transmisi

Contoh perhitungan penanaman pipa transmsi pada jalur J2-J3 (dari Junction 2 ke
junction 3) adalah sebagai berikut:
 Dterpakai = 559 mm = 0,559 m
 L =4m
 Vf = 1 m/det
𝑄 1,85
 Hf =( 2,63 )
𝑋𝐿
0,2785 𝑋 130 𝑋 (0,559)
= 0,00658 m
ℎ𝑓
 SSaluran =
𝐿
0,00658
=
4
= 0,001645 m
 Elevasi tanah awal =0m

 Elevasi tanah akhir = 20 m
 Tinggi media kerikil dan pasir di bawah pipa = 0.2 m
 Tinggi tanah urug awal = 0.70 m
 Tinggi tanah urug akhir = 0.70 m
 Lebar galian = (1.5 m x diameter) + 300 mm
= (1.5m x 0,559m)+(300:1000) m
= 1,1385 m
 Total kedalaman awal
= Tinggi tanah urug awal + Dterpakai
= 0.7 m + 0,559 m
= 1,26 m
 Total kedalaman akhir
= Tinggi tanah urug akhir + Dterpakai
= 0.7 m + 0,559 m
= 1,26 m
 Elevasi pipa awal

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
= Elevasi tanah awal – Total kedalaman awal

= 0 m – 1,26 m
= -1,26 m
 Elevasi pipa akhir
= Elevasi tanah akhir – Total kedalaman akhir – Hf
= 20 m – 1,26 m – 0,00658 m
= 18,733 m
 Tinggi galian awal
= Elevasi tanah awal – Elevasi pipa awal + Tinggi media
= 0 m – (-1,26 m) + 0.2 m
= 1,28 m
 Tinggi galian akhir
= Elevasi tanah akhir – Elevasi pipa akhir + Tinggi media
= 20 m – 18,733 m + 0.2 m
= 1,467 m
Hasil perhitungan penanaman pipa transmisi dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut
ini:

KECAMATAN SUKAJADI
2018/2019
Tabel 5.5 Perhitungan penanaman pipa transmisi

diameter panjang Elevasi TInggi Lebar Total Kedalaman Elevasi pipa Tinggi galian
jalur pipa vf hf s
(m) (m) awal akhir Media Galian awal akhir awal akhir awal akhir
j1-J2 P1 0,559 4 1 0,00658 0,001645 0 20 1,1385 1,259 1,259 -1,259 18,73442 1,459 1,46558
j2-J3 P2 0,559 161 1 0,264853 0,001645 20 22 0,2 1,1385 1,259 1,259 18,741 20,47615 1,459 1,723853
J3-J4 P3 0,559 220 1 0,361911 0,001645 22 25 1,1385 1,259 1,259 20,741 23,37909 1,459 1,820911

DETAIL JUNCTION

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

DETAIL JUNCTION

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS BESAR PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR MINUM

Digunakan bila ada 2 percabangan

Digunakan untuk belokan 45°

Digunakan untuk belokan 90°

Dipakai sebagai penyambung yang kuat dan

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

Mengatur debit yang keluar/mengalir

Untuk sambungan pipa diperbesar atau

Sambungan pipa yang masuk tembok, agar

Mengetahui besarnya debit air yang mengalir

Gambar detail junction menunjukkan jenis-jenis aksesoris yang digunakan pada

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

Tabel 5.2 Detail Junction

18" 1. Gilboult Joint

2. Gate Valve Ø 18"

5. Gilboult Joint Ø 18"

1. Gilboult Joint Ø 18"

4. Gate Valve Ø 20"

7. Gate Valve Ø 18"

1. Gilboult Joint Ø 17"

4. Gate Valve Ø 17"

17" 5. Gilboult Joint Ø 17"

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

1. Gilboult Joint Ø 8"

1. Gilboult Joint Ø12"

1. Gilboult Joint Ø10"

2. Gate Valve Ø 10"

2 3. Tee All Flange Ø 10"

1. Gilboult Joint Ø 14"

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

2. Gate Valve Ø 6"

1. Gilboult Joint Ø 2"

1. Gilboult Joint Ø 3"

1. Gilboult Joint Ø 6"

2. Gate Valve Ø 6"

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

1. Gilboult Joint Ø 3"

1. Gilboult Joint Ø 8"

4. Gate Valve Ø 6"

1. Gilboult Joint Ø 6"

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

2. Gate Valve Ø 12"

5. Gilboult Joint Ø 12"

1. Gilboult Joint Ø 22"

28 6. Gate Valve Ø 20"

7. Gilboult Joint Ø 20"

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

5.2. Rencana Penanaman Pipa

a. Bagian tanah dengan kondisi yang baik

Adapun ketetapan penempatan bangunan utilitas di daerah perkotaan pada sistem

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

Adapun hal –hal yang harus diperhatikan:

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

Pekerjaan dibagi menjadi 2 tahap pemadatan, yaitu 15 cm pertama lalu

 Elevasi tanah awal = 15 m

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

Tabel 5.4 Perhitungan Penanaman Pipa Distribusi

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)

5.2.2 Perhitungan penanaman pipa transmisi

 Elevasi tanah awal =0m

ISABELLA AMALIA DENISA PUTRI (1607123544)