Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

“PROFIL PDAM AETRA AIR JAKARTA”

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Isabella Amalia Denisa Putri 1607123544


2. M. Dandy Abdillah 1607123471
3. Marchel Pratama Y 1607123387
4. Tasha Fuzfa Dwiputri 1607123468
5. Ulfatun Nisa’ 1607123529

Dosen Pengampu:
Dr. Lita Darmayanti, ST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air
Minum dengan judul "Profil PDAM Aetra Jakarta" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan
didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya. Selain itu, kritik dan saran dari pembaca kami tunggu untuk
perbaikan makalah ini nantinya.

Pekanbaru, 09 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
1.4 Batsan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN


2.1 Sejarah Aetra .......................................................................................... 3
2.2 Visi, Misi, Nilai-Nilai Aetra dan Perjanjian Kerja Sama ....................... 3
2.3 Sumber Air ............................................................................................. 5
2.4 Lingkup Produksi ................................................................................... 5
2.5 Proses Pengolahan Air ........................................................................... 5
2.5.1 Air Baku ........................................................................................... 6
2.5.2 Intake ................................................................................................ 7
2.5.3 Mixing Basin .................................................................................. 10
2.5.4 Pulsator........................................................................................... 11
2.5.5 Rapid Sand Filter ........................................................................... 11
2.5.6 Ground Reservoir ........................................................................... 12
2.5.7 Pompa............................................................................................. 13
2.5.8 Waste Basin .................................................................................... 13
2.5.9 Sludge Drying Bed ......................................................................... 14
2.6 Sarana Bangunan Pendukung Instalasi Produksi ................................ 14
2.6.1 Stasiun Pompa Distribusi ............................................................... 14
2.6.2 Bangunan Operasi .......................................................................... 14
2.6.3 Bangunan Alum ............................................................................. 16
2.6.4 Bangunan Khlorinasi...................................................................... 16
2.6.5 Bangunan Kapur............................................................................. 19
2.6.6 Power Substation dan Power Distribution..................................... 20

ii
2.6.7 Waste Water Basin ......................................................................... 20
2.6.8 Service Building ............................................................................. 21
2.7 Penerapan Teknologi PT. Aetra Air Jakarta ......................................... 21
2.8 Penerapan Teknologi PT. Aetra Air Jakarta ......................................... 21
2.8.1 Service Business Utara ................................................................... 23
2.8.2 Service Business Tengah ................................................................ 23
2.8.3 Service Business Selatan ................................................................ 24
2.9 Tarif Air Minum Pelanggan PT. Aetra Air Jakarta .............................. 25
2.10 Kualitas Air Minum ............................................................................ 26

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 27
3.2 Saran .................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi
disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak
jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat
musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau berbau. Sebagian
besar penduduk di Indonesia masih menggunakan air sumur sebagai sumber air
bersih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan bertambahnya
aktivitas dan jumlah penduduk, maka jumlah air bersih yang diperlukan manusia
akan semakin meningkat. Secara global kuantitas sumber daya tanah dan air
relatif tetap, sedangkan kualitasnya makin hari makin menurun.
Perkembangan perusahaan dewasa ini, badan usaha milik daerah sebagai
salah satu pelaku ekonomi di Indonesia ikut serta melaksanakan pembangunan
ekonomi nasional pada umumnya dan pembangunan ekonomi daerah yang
bersangkutan khususnya dalam sektor perindustrian yang kegiatannya
menyediakan barang dan jasa. Salah satu badan usaha tersebut adalah Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM).
Untuk mengatasi masalah air bersih tersebut terutama di kota-kota besar,
pemerintah membuat PDAM atau sebuah Perusahaan Daerah Air Minum yang
merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air
bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan
kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai
sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor olehs aparat-aparat
eksekutif maupun legislatif daerah.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bereksistensi dalam bidang
penyediaan air bersih yang pengelolaannya masuk sampai ke daerah–daerah.
Untuk mencukupi kebutuhan konsumennya Perusahaan Daerah Air Minum selalu
meningkatkan pelayanan baik dari segi kualitas maupun produktifitasnya.
Pada makalah ini akan dibahas profil salah satu Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) PT. Aetra Jakarta. Sumber air baku yang digunakan Aetra

1
berasal dari Waduk Jatiluhur. Air tersebut dialirkan ke Jakarta melalui saluran
terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang). Di sepanjang aliran sungai itu,
masyarakat seringkali membuang sampah di sungai, sehingga air baku tercemar.
Setelah sampai di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Aetra Jakarta, air baku tersebut
melewati serangkaian proses pengolahan sampai menjadi air minum yang siap
didistribusikan ke pelanggan.
Untuk memenuhi pasokan air bersih bagi pelanggan, Aetra memproduksi
air dengan standar kualitas air minum. Standar kualitas air minum tersebut dapat
dicapai dengan melakukan proses yang baik terhadap air baku. Proses pengolahan
yang dilakukan terhadap air baku tersebut seharusnya sesuai dengan kualitas air
baku. Dengan semakin meningkatnya pencemaran terhadap air baku, proses yang
dilakukan juga harus ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, akan dibahas profil
perusahaan serta sistem pengolahan air bersih yang digunakan pada PDAM PT
Aetra Jakarta.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan
dijelaskan pada makalah ini adalah Sistem pengolahan air bersih pada PDAM PT
Aetra Air Jakarta, mulai dari sumber, instalasi pengolahan, tarif air minum serta
jumlah pelanggan yang dilayani oleh perusahaan air minum tersebut.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui bagaimana sistem pengolahan air bersih pada PT Aetra Air Jakarta,
mulai dari sumber, instalasi pengolahan, kualitas air yang dihasilkan serta tarif
yang dikenakan pada pelanggan.

1.4 Batasan Masalah


Untuk menambah jelasnya materi pembahasan penulisan dari makalah ini
dan agar masalah dapat terfokus pada titik permasalahannya sehingga tidak
meluas, maka perlu adanya batasan masalah yaitu pemakalah hanya membahas
profil perushaan, sistem pengolahan air bersih, serta tarif yang dikenakan pada
pelanggan oleh PT Aetra Air Jakarta.

2
BAB II
PEMBASAHAN

2.1 Sejarah Aetra

Gambar 2.1 Perusahaan PT Aetra Air Jakarta


Sumber: http://www.aetra.co.id
Pada awalnya, Aetra adalah Thames PAM Jaya (TPJ), perusahaan yang
berada di bawah RWE Thames Water yang berpusat di Inggris. TPJ
menandatangani 25 tahun perjanjian kerja sama dengan PDAM DKI Jakarta
(PAM Jaya) pada bulan Juni 1997, dan mulai beroperasi pada tanggal 1 Februari
1998 untuk mengelola, mengoperasikan, memelihara serta melakukan investasi
guna mengoptimalkan sistem pasokan air bersih bagi warga di wilayah timur DKI
Jakarta yang meliputi: Sebagian wilayah Jakarta Utara, sebagian Jakarta Pusat,
dan seluruh wilayah Jakarta Timur dengan Kali Ciliwung sebagai perbatasan
wilayah operasionalnya. Pada tahun 2007, Acuatico Pte. Ltd. mengambil alih
operasi kerja TPJ, melanjutkan sisa perjanjian Thames Water, dengan nama baru
yaitu Aetra. Melalui visinya, Aetra berupaya untuk selalu meningkatkan
kehidupan masyarakat, setiap saat.

2.2 Visi, Misi, Nilai-Nilai Aetra, dan Perjanjian Kerjasama


VISI AETRA
Penyedia Layanan Air Minum Terdepan Di Indonesia
MISI AETRA
1. Memenuhi Kebutuhan Air Minum Pelanggan Melalui Pelayanan Prima
2. Mengembangkan Perusahaan Yang Sehat Secara Berkelanjutan dan
Berwawasan Lingkungan Sehingga Memberikan Nilai Tambah Bagi
Pemangku Kepentingan

3
3. Membangun Lingkungan Kerja Yang Kondusif Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Dan Kepuasan Karyawan
NILAI-NILAI AETRA
1. Mengutamakan Pelanggan
2. Berkualitas
3. Berintegritas
4. Inovatif
5. Peduli
6. Terbuka
7. Bersinergi
PERJANJIAN KERJASAMA
 PAM JAYA menserahkelolakan aset yang ada (termasuk produksi dan
distribusi) kepada Aetra untuk mengoperasikan termasuk memberikan
hak eksluusif kepada Aetra untuk mengelola layanan air bersih di area
Timur Jakarta.
 PAM JAYA membayar kepada Aetra, imbalan air untuk setiap m³ air
yang terjual dan tertagih.
 Kewajiban Aetra:
 Mencapai Technical Target dan Service Standars.
 Memelihara dan meningkatkan Assets.

Gambar 2.2 Konsep Perjanjian Kerjasama


Sumber: http://www.aetra.co.id

4
2.3 Sumber Air
Untuk kebutuhan air baku, Aetra menggunakan sumber air baku yang
berasal dari Waduk Jatiluhur yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II (PJT II), yang

dialirkan ke Jakarta melalui saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang).
Gambar 2.3 Sumber Air Baku PT Aetra Air Jakarta
Sumber: http://www.aetra.co.id

2.4 Lingkup Produksi


Untuk memenuhi pasokan air bersih bagi pelanggan serta warga di
wilayah timur DKI Jakarta, Aetra memproduksi air dengan standar kualitas air
minum di tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010.
Kapasitas produksi air Aetra sebagai berikut :
 IPA Buaran I : 2.000 liter/detik (tahun 1992)
 IPA Buaran II : 3.000 liter/detik (tahun 1995)
 IPA Pulo Gadung : 4.000 liter/detik (tahun 1982)
Monitoring Produksi Air : Menguji 1000 sampel air setiap bulannya.

2.5 Proses Pengolahan Air


Instalasi Pengolahan Air PT Aetra disebut Baran yang berlokasi di sebelah
selatan Jl. Inspeksi Kali Malang berdekatan dengan Kanal Tarum Barat di Timur
Jakarta. Instalasi Pengolahan Air Buaran terdiri dari Instalasi Buaran I dan

5
Instalasi Buaran II. Fungsi dari instalasi ini adalah untuk mengolah air baku yang
diambil dari Kanal Tarum Barat, mendistribusikan air bersih ke seluruh wilayah
Timur Jakarta dan mentransmisikannya ke Pusat Distribusi Cilincing (PDC). Air
bersih dari PDC didistribusikan ke seluruh wilayah Jakarta Utara.

Gambar 2.4 Diagram alir proses pengolahan air


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.5.1 Air Baku


Aetra menggunakan sumber air baku yang berasal dari Waduk Jatiluhur
yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II (PJT II), yang dialirkan ke Jakarta melalui
saluran terbuka Kanal Tarum Barat (Kali Malang). Pihak Aetra dan pihak PJT II
harus selalu berkoordinasi dalam pengambilan air baku ini agar tuntutan kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas dapat terpenuhi.

6
Gambar 2.5 Waduk Ir. H. Djuanda (Jatiluhur)
Sumber: http://www.aetra.co.id

2.5.2 Intake
Air baku masuk melalui bar screen ke intake secara gravitasi. Unit bar
screen berada di depan Instalasi Pengolahan Air Buaran tepat di tepi Kanal Tarum
Barat atau Kali Malang.

Gambar 2.6 Bar Screen


Sumber: http://www.aetra.co.id

Setelah melewati bar screen, air baku melewati coarse screen. Air bak tersebut
terbagi menjadi dua aliran menuju coarse screen Buaran I dan coarse screen
Buaran II. Coarse screen berfungsi menyaring sampah kasar yang terbawa oleh
air baku.

7
Gambar 2.7 Coarse Screen
Sumber: http://www.aetra.co.id
Setelah melewati coarse screen, air baku melewati fine screen Buaran I dan fine
screen Buaran II sesuai dengan aliran. Fine screen berfungsi menyaring sampah
halus yang terbawa oleh air baku.

Gambar 2.8 Fine Screen


Sumber: http://www.aetra.co.id

Setelah melewati fine screen, sebagian kecil air baku dialirkan menuju
laboratorium proses melalui pipa dengan bantuan pompa. Sedangkan air baku
yang lain mengalami pembubuhan bahan kimia pertama yaitu karbon aktif,
prekhlor, dan prelime.

8
Gambar 2.9 Pembubuhan Karbon Aktif Gambar 2.10 Pembubuhan Prekhlor
Sumber: http://www.aetra.co.id

Gambar 2.11 Pembubuhan Prelime


Sumber: http://www.aetra.co.id

Setelah melewati pembubuhan bahan kimia, air baku melewati emergency valve.
Emergency valve ada dua buah yaitu untuk Buaran I dan Buaran II. Emergency
valve digunakan apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Emergency valve
secara otomatis akan menutup saluran masuk air baku jika terjadi pemadaman
listrik dari PLN.

Gambar 2.12 Emergency Valve


Sumber: http://www.aetra.co.id

9
Setelah melewati emergency valve, air baku melewati valve flowmeter air baku.
Valve flowmeter air baku berfungsi mengukur dan mengontrol aliran air baku.
Valve tersebut juga berfungsi menutup aliran air baku yang masuk jika terjadi
pemadaman listrik dari PLN dan emergency valve mengalami gangguan atau tidak
bekerja otomatis.

Gambar 2.13 Valve Flowmeter


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.5.3 Mixing Basin


Mixing basin adalah tempat untuk pengadukan atau pencampuran bahan
kimia (koagulan) dengan air baku agar didapat pencampuran yang merata
(homogen). Tujuan dari zat koagulan adalah untuk mengikat menjadi satu
partikel-partikel halus yang terdapat di dalam air baku, sehingga lebih mudah
untuk dipisahkan melalui proses penjernihan dan penyaringan

Gambar 2.14 Mixing Bacin


Sumber: http://www.aetra.co.id

10
2.5.4 Pulsator
Pulsator adalah sebagai tempat terjadinya flokulasi dan sedimentasi.
Flokulasi adalah proses terbentuknya flok akibat dengan adanya pembubuhan
bahan koagulan, dari proses flokulasi tersebut akan dihasilkan gumpalan partikel
lumpur. Sedimentasi adalah proses pengendapan flok-flok yang terjadi secara
gravitasi, proses pengendapan ini terjadi karena berat jenis flok lebih berat dari
berat jenis air.

Gambar 2.15 Pulsator


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.5.5 Rapid Sand Filter


Dari pulsator, air proses yang telah menjalani proses produksi selanjutnya
dialirkan ke dalam bak saringan pasir cepat. Di dalam bak saringan pasir cepat ini,
flok-flok dan zat lainnya yang masih terbawa dalam aliran akan tersaring dan
terikat dalam saringan pasir ini. Bak saringan pasir cepat terdiri dari unsur-unsur:
1. Lapisan pasir dan kerikil dengan ukuran tertentu yang berguna untuk
mengikat lumpur-lumpur halus dan zat-zat yang membahayakan bagi
kesehatan. Pasir diganti secara berkala.

Gambar 2.16 Lapisan Pasir


Sumber: http://www.aetra.co.id

11
2. Nozzle dengan ukuran diameter dan jarak tertentu yang berfungsi untuk
menahan agar lapisan kerikil dan pasir tidak terbawa dalam aliran. Nozzle
ini juga berfungsi untuk memberikan tekanan udara dan tekanan air yang
merata pada saat pencucian saringan pasir dilaksanakan.

Gambar 2.17 Nozzle pada Dasar Bak


Sumber: http://www.aetra.co.id
2.5.6 Ground Reservoir
Air yang telah disaring masuk ke dalam reservoir air bersih melalui
pipa/saluran air bersih, dimana bahan kimia untuk pengontrolan pH dan disinfeksi
akhir dibubuhkan. Khlor adalah zat disinfektan yang sangat kuat, yang digunakan
untuk membunuh organisme penyebab penyakit di dalam air. Larutan kapur
ditambahkan untuk menaikkan pH air yang mengalir keluar instalasi, karena pipa
distribusi akan rusak bila terkena air asam. Setelah dilakukan disinfeksi, air
dipompa keluar untuk didistribusikan

Gambar 2.18 Pembubuhan Post Khlor pada Pipa Kuning


Sumber: http://www.aetra.co.id

12
2.5.7 Pompa
Untuk mendistribusikan air minum kepada konsumen, dipergunakan pompa
distribusi yang dipakai secara bergantian dengan kapasitas 5000 l/detik yang
ditunjang oleh pompa distribusi sebanyak:
 5 unit, 3600 m3/jam, head 16 m (pompa transmisi)
 4 unit, 2880 m3/jam, head 50 m
 2 unit, 1440 m3/jam, head 50 m

Gambar 2.19 Pompa Distribusi Buaran I


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.5.8 Waste Basin (Bak Air Kotor)


Fungsi dari bak air kotor adalah untuk mengumpulkan, mengendapkan, dan
membuang bahan buangan hasil dari proses pengolahan air. Bak air kotor terdiri
dari dua bagian, yaitu bak untuk lumpur dari pulsator dan bak air untuk sisa
pencucian filter dan pulsator

Gambar 2.20 Waste Basin


Sumber: http://www.aetra.co.id

13
2.5.9 Sludge Drying Bed
Sludge drying bed atau bak pengering lumpur berfungsi mengeringkan
lumpur yang dihasilkan dari Sludge Extraction (SE) dan Sludge Draining (SD).
Lumpur dari SE dan SD yang sudah dikumpulkan di waste basin kemudian
dipompakan menuju sludge drying bed. Pada ujung bak pengering terdapat
saluran menuju Kali Jati Kramat yang mengalirkan air yang sudah terpisah dari
lumpur. Sebagian air yang terkandung dalam lumpur akan menguap. Lama
kelamaan lumpur tersebut akan mengering. Setelah lumpur kering, lumpur kering
tersebut di angkut dan dikumpulkan pada satu tanah lapang dan nantinya dibuang
ke tempat pembuangan akhir sampah. Bak yang sudah kosong lalu diisi kembali
dengan lumpur.

Gambar 2.21 Lumpur basah; Lumpur mengering; Lumpur sudah diangkut


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.6 Sarana Bangunan Pendukung Instalasi Produksi


Instalasi Buaran dilengkapi dengan bangunan pendukung. Tujuan
dibangunnya bangunan-bangunan pendukung di IPA Buaran adalah untuk
membantu pemrosesan air minum dan pendistribusian air bersih.

2.6.1 Stasiun Pompa Distribusi


Stasiun pompa distribusi adalah suatu bangunan yang dilengkapi dengan
pemasangan pompa-pompa distribusi untuk memompakan air bersih dari reservoir
ke pipa distribusi menuju para konsumen dengan kapasitas pemompaan sebesar
5000 l/detik atau 432.000 m3/hari.

2.6.2 Bangunan Operasi


Bangunan operasi adalah bangunan yang dibuat di tengah-tengah lokasi
instalasi Buaran dan merupakan pusat pengendali dari seluruh operasi Instalasi
Buaran yang terdiri dari:

14
a) Laboratorium Kimia dan Bakteriologi merupakan laboratorium tempat
pemeriksaan parameter lengkap untuk air baku dan air minum.

Gambar 2.22 Laboratorium Kualitas


Sumber: http://www.aetra.co.id

Untuk air baku, parameter yang dianalisis setiap hari adalah daya
hantar listrik, amonia, besi, mangan, kandungan organik, total coliform, E.
Coli. Parameter yang dianalisis setiap minggu adalah total hardness, nitrit,
nitrat, sulfat, SS, TDS, BOD, COD. Parameter yang dianalisis setiap bulan
adalah air raksa, arsenik, barium, kadmium, kromium 6+, selenium, seng,
sulfat, sulfida, surfactant, tembaga. Parameter yang diperiksa setiap 6 jam
adalah kekeruhan, pH, temperatur, warna. Parameter lainnya diperiksa setiap
3 bulan.
b) Laboratorium Proses
Laboratorium Proses dilengkapi dengan keran air yang berasal dari air
baku, air pulsator Buaran I dan II, air filter Buaran I dan II, air minum
Buaran I dan II. Pemeriksaan yang dilakukan setiap jam adalah kekeruhan
air, sisa khlor, dan pH. Selain itu, pada laboratorium proses ini dilakukan
penentuan dosis bahan kimia koagulan yang akan dibubuhkan melalui jar
test.

15
Gambar 2.23 Laboratorium Proses
Sumber: http://www.aetra.co.id

2.6.3 Bangunan Alum


Bangunan alum adalah suatu bangunan gudang tempat penyimpanan dan
pemrosesan pembubuhan Aluminium Sulfat dan pembubuhan Polymer ke sistem
proses pengolahan. Setelah dosis pembubuhan alum ditentukan dan stroke pompa
alum dihitung, dilakukan pengaturan stroke pada pompa alum.

2.6.4 Bangunan Khlorinasi


Bangunan khlorinasi adalah suatu bangunan gudang tempat penyimpanan
dan pemrosesan pembubuhan gas khlor yang dilengkapi dengan deteksi kebocoran
yang akan memberikan informasi isarat sedini mungkin bila terjadi kebocoran gas
khlor tersebut. Bangunan khlorinasi terdiri dari:
a. Kontainer
Gedung khlor dilengkapi dengan gedung kontainer. Ruangan ini berisi
tabung-tabung yang berisi khlor liquid. Terdapat dua line yaitu line A dan line B.
Masing-masing line memiliki 3 tabung khlor yang terpasang. Satu line bekerja
sedangkan satu line yang lain sebagai cadangan. Line tersebut dilengkapi dengan
timbangan dan pengukur tekanan sehingga dapat segera diketahui jika khlor di
dalam tabung habis. Dalam satu line, tabung khlor yang bekerja satu buah. Jika
tabung tersebut habis maka dipakai tabung kedua, dan seterusnya sampai tabung
ketiga. Jika semua tabung dalam line habis maka dipakai line yang berikutnya.

16
Gambar 2.24 Kontainer Khlorin
Sumber: http://www.aetra.co.id

b. Evaporator
Pada evaporator, khlor yang berbentuk likuid diubah menjadi berbentuk gas
dengan pemanasan pada suhu 70-80oC. Sistem evaporasi ada dua yaitu sistem
spiral dengan alat portacel dan sistem plat tabung dengan alat WT. Jika suhu
kurang dari 70oC maka akan terjadi pembekuan khlor. Jika suhu lebih dari 80oC
akan terjadi pelelehan pipa.

Gambar 2.25 Evaporator Portacel dan WT


Sumber: http://www.aetra.co.id

17
Gambar 2.26 Sistem Spiral pada Evaporator Portacel
Sumber: http://www.aetra.co.id

c. Khlorinator
Khlorinator merupakan tempat pengaturan dosis pre, intermediate, dan post
khlorinasi. Setelah khlor melalui evaporator, gas yang terbentuk dilewatkan
melalui regulator menuju khlorinator. Regulator berfungsi mengatur tekanan gas
dari evaporator menuju khlorinator. Khlor yang sudah berbentuk gas diatur
dosisnya dalam satuan kg/hari. Setelah diatur dosisnya, khlor yang berbentuk gas
tersebut diinjeksikan dengan air melalui injektor.

Gambar 2.27 Khlorinator untuk Pre, Inter, dan Post Khlorinasi


Sumber: http://www.aetra.co.id

d. Netralisasi
Netralisasi merupakan tempat penyedotan gas khlor jika terjadi kebocoran.
Di masing-masing ruangan dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang
tersambung dengan pipa-pipa menuju tabung netralisasi. Blower akan menghisap
udara tersebut. Udara yang mengandung gas khlor yang bocor akan masuk ke

18
suatu tabung lalu disemprotkan dengan caustic soda secara otomatis. Udara yang
sudah netral kemudian keluar melalui cerobong di bagian atas tabung. Jika terjadi
kebocoran, alarm akan berbunyi.
Untuk mendeteksi bagian mana yang mengalami kebocoran gas khlor,
digunakan amonia. Petugas harus mengenakan alat pelindung diri lengkap untuk
memasuki ruangan yang mengalami kebocoran. Kemudian, petugas membawa
amonia di dalam botol yang terbuka dan mendekatkannya pada bagian-bagian
pipa. Jika timbul asap di salah satu bagian pipa maka dapat disimpulkan bahwa
bagian pipa tersebut mengalami kebocoran gas khlor.

Gambar 2.28 Netralisasi


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.6.5 Bangunan Kapur


Bangunan kapur merupakan bangunan tempat penyimpanan kapur powder
dan lime milk. Untuk kapur powder, terlebih dahulu dicampurkan dengan air di
dalam bak. Setelah itu, kapur powder yang telah tercampur dengan air masuk ke
dalam saturator melalui saluran resirkulasi. Kemudian, masuk ke dalam bak untuk
dicampurkan kembali dengan air sampai menjadi larutan kapur jenuh. Larutan
kapur jenuh tersebut kemudian disalurkan ke pre dan post. Untuk kapur cair atau
lime milk, tidak melalui saturator, tetapi langsung disalurkan melalui pipa.

19
Gambar 2.29 Bak Pencampuran Kapur Powder dengan Air
Sumber: http://www.aetra.co.id

Gambar 2.30 Saturator


Sumber: http://www.aetra.co.id

2.6.6 Power Substation dan Power Distribution


Power Substation dan Power Distribution adalah suatu bangunan gardu
tenaga listrik untuk dipergunakan kebutuhan tenaga listrik Instalasi Produksi
Buaran I & Instalasi Produksi Buaran II sebesar 9.800 KVA

2.6.7 Waste Water Basin


Waste Water Basin adalah suatu bangunan tempat penampungan dan
pembuangan cucian filter (backwash dan surface wash water), dialirkan melalui
pipa berdiameter 1.500 mm. Fungsi dari waste water basin ini adalah untuk
memproses lumpur-lumpur dan air buangan dari backwash dan surface wash
water, dengan maksud agar hasil dari proses pengolahan air buangan/lumpur
tersebut setelah dibuang di sungai tidak menimbulkan pencemaran pada badan
sungai.

20
2.6.8 Service Building
Service building pada awalnya adalah suatu bangunan sebagai sarana
pelengkap untuk kegiatan lanjutan dari proyek pembangunan Instalasi Produksi
Buaran II. Akan tetapi, bangunan ini sekarang dipergunakan sebagai sarana
kegiatan perkantoran.

2.7 Penerapan Teknologi PT Aetra Air Jakarta


Dalam menunjang efisiensi operasionalnya Aetra telah
mengimplementasikan teknologi baru, diantaranya :
a Geographical Information System (GIS) dan foto satelit untuk memonitor
dan menata asset serta data pelanggan.
b Cyble Radio Frequency (Cyble RF) yang merupakan cara pembacaan
Meter secara Otomatis menggunakan gelombang Radio
c GSM Logger yang berfungsi memantau aliran dan tekanan air pada pipa
distribusi dan dapat mengidentifikasi terjadinya kebocoran pipa.
d Leak Noise Correlator yaitu alat deteksi kebocoran untuk
mengidentifikasi kebocoran bawah tanah.
e Komputer Genggam (Hand Held) disertai dengan teknologi MVRS
Online (Sistem GPRS) yang digunakan oleh petugas pembaca meter
untuk mencatat volume pemakaian air. Data langsung ter-upload ke
dalam system Data Base Pelanggan. Alat ini juga dilengkapi dengan
Kamera untuk merekam gambar (photo) meter air & properti pelanggan.
f Aetra Sedetik, Sistem penagihan rekening dengan mekanisme spot bill -
rekening langsung dicetak pada saat dilakukan pembacaan meter.
g Authomatic Meter Reading yaitu Meter Elektromagnetik, untuk
mengukur volume pemakaian dan suplai air pelanggan, Data yang
terekam dalam meter langsung dikirimkan ke dalam Data Base sehingga
pelanggan dapat langsung mengakses informasi pemakaian air melalui
Website yang disediakan Aetra.
h Distrik Meter Area, DMA ini untuk meningkatkan aliran air dan
kemampuan jaringan pipa distribusi, sekaligus penurunan kehilangan air
serta pencurian air.

21
i Mempunyai 3 Inline Booster Pump (Pompa Tekan) di Tugu (2009),
Kiwi (2010) dan Halim (2011).
Selain itu PT Aetra Air Jakarta juga menerapkan standar internasional yaitu:
a. Salah satu bentuk komitmen Aetra dalam meningkatkan Pelayanan
adalah dengan menerapkan Standard Internasional pada pengoperasian
jaringan distribusi air di wilayah operasional Aetra yang ditandai dengan
penerimaan sertifikat ISO 9001 versi 2008 dari Loyid’s Register Quality
Assurance (LRQA) untuk bidang Sistem Management Operasional,
Produksi, Customer Service dan Laboratorium.
b. Aetra memproduksi Air dengan standar kualitas air minum sesuai dengan
SK Permenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 di 3 (tiga) Instalasi
Pengolahan Air Aetra.
c. Aetra selalu memonitor kualitas air yang di produksi dengan menguji ±
1000 sampel air dari 1000 titik lokasi yang berbeda setiap bulannya.
d. Untuk mengukur standard kepuasan pelanggan (MCS – Measuring
Customer Satisfaction) yang dilakukan melalui pooling oleh lembaga
survey Independent, pada tahun 2011 Aetra memperoleh point sebesar
69.
2.8 Area Pelayanan PT Aetra Air Jakarta

Gambar 2.31 Divisi Area Pelayanan PT Aetra Air Jakarta


Sumber: http://www.aetra.co.id

22
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya Aetra membagi Area
service pelanggan ke dalam 3 (tiga) SBU - Service Business Unit :
2.8.1 Service Business Utara

Gambar 2.32 Services Business Utara


Sumber: http://www.aetra.co.id

Tabel 2.1 Luas Area, Jumlah Pelanggan setiap KPP pada Area Services Business
Utara

Sumber: http://www.aetra.co.id

2.8.2 Service Business Tengah

Gambar 2.33 Services Business Tengah


Sumber: http://www.aetra.co.id

23
Tabel 2.2 Luas Area, Jumlah Pelanggan setiap KPP pada Area Services Business
Tengah

Sumber: http://www.aetra.co.id

2.8.3 Service Business Selatan

Gambar 2.34 Services Business Selatan


Sumber: http://www.aetra.co.id

24
Tabel 2.3 Luas Area, Jumlah Pelanggan setiap KPP pada Area Services Business
Selatan

Sumber: http://www.aetra.co.id

2.9 Tarif Air Minum Pelanggan PT Aetra Air Jakarta


Tabel 2.5 Susunan Tarif Air Minum dan Uraian kelompok/Golongan
Pelanggan PT Aetra Air Jakarta

Sumber: http://www.aetra.co.id

Tabel 2.5 Uraian Kelompok/Golongan Pelanggan

Sumber: http://www.aetra.co.id

25
2.10 Kualitas Air Minum
Air minum yang dihasilkan dari hasil pengolahan air oleh PT Aetra merupakan air
yang berkualitas air minum sesuai dengan standar air minum Permenkes
907/MENKES/SK/VII/2002.
Tabel 2.6 Beberapa Hasil Pengukuran Air Minum PT Aetra
No Parameter Baku mutu Hasil
Pengukuran
1 Kekeruhan 5 NTU 1 NTU
2 pH 6,5-8,5 6,7-7,5
3 Residu Khlor 0,6-1,0 mg/l 0,3-0,4 mg/l
4 Besi 0,3 mg/l 0,1 mg/l
5 Mangan 0,1 mg/l 0,05 mg/l
6 Ammonia 1,5 mg/l 0,03 mg/l
7 Organik 10 mg/l 3,23 mg/l
Sumber: http://www.aetra.co.id

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PDAM PT Aetra Air Jakarta telah berdiri dari tahun 1998 dan memanfaat
kan air Waduk Jatiluhur. Memiliki pelanggan yang meningkat tiap tahunnya. Dan
memiliki kualitas air minum yang sesuai dengan standar Permenkes
907/MENKES/SK/VII/2002. Unit pengolahan yang digunakan adalah intake,
mixing basin, pulsator, rapid sand filter dan reservoir. Proses yang terjadi adalah
koagulasi pada mixing basin, filtrasi pada rapid sand filter, desinfeksi dan
netralisasi.

3.2 Saran
Penulis menyarankan agar perusahaan air minum di seluruh Indonesia
dapat meningkatkan kerja dan kualitas air yang dihasilkan. Dan diharapkan
perusahaan dapat menginformasikan kualitas air yang dihasilkan secara data yang
lengkap.

27
DAFTAR PUSTAKA

Internet:
http://www.aetra.co.id, di akses pada tanggal 20 April 2013 jam 20:16
Kania, Dewi. Slide kuliah Rekayasa Lingkungan Departemen Teknik Lingkungan,
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB 2009,
http://aryansah.wordpress.com/2010/12/03/instalasi-pengolahan-air-bersih/,
dikases pada tanggal 20 April 2013 jam 20:35
http://id.wikipedia.org/wiki/PDAM, diakses pada tanggal 20 April 2013 jam
20:40

28

Anda mungkin juga menyukai