Anda di halaman 1dari 7

Kasus Hujan Es Di Aceh

Terjadi pada tanggal 7 Juli 2019


Lokasi : Kecamatan Jagong Jeget, Aceh Tengah
Waktu : 10 menit
Penyebab terjadinya : karena adanya awan Cumulonimbus Tetapi
syarat utama hujan es, lanjut dia, harus memiliki dasar awan Cb
yang sangat rendah di lapisan atmosfer dengan permukaan tanah,
dan lapisan paling bawah awan ini memiliki suhu udara sangat
dingin.
"Kristal-kristal es ini yang mulai jatuh sebagai hujan, karena
dorongan angin kencang dari lapisan awan Cb. Kristal itu tidak
sempat mencair akibat di lapisan bawah permukaan awan Cb juga
dingin, sehingga butir-butir es tersebut jatuh ke permukaan tanah,"
jelasnya.
Kerugian : 695 rumah warga rusak, serta tanaman kebun warga
banyak mengalami kerusakan
Karena terlalu tinggi cuaca panas, penguapan es di atmosfer meningkat dan bisa memicu
terbentuknya hujan es
Peristiwa seperti ini kerap terjadi pada masa transisi atau pancaroba dari musim hujan ke
musim kemarau dan berlaku juga sebaliknya.
satu hari sebelum kejadian, udara pada malam hari hingga pagi terasa panas. Hal ini terjadi
karena adanya radiasi matahari yang cukup kuat
Awan kumulonimbus terbentuk karena pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari.
Pada masa pancaroba biasanya akan terjadi pembentukan awan secara konvektif di mana
massa udara basah terangkat ke atas dan membentuk awan yang puncaknya melebihi
freezing level dan terjadilah proses pengintian es. Maka, bagian atas awan tersebut banyak
mengandung es. Saat sudah cukup waktunya untuk hujan, maka butiran atau bahkan
gumpalan es juga ikut jatuh ke permukaan bumi. Akibat ukurannya, walaupun es telah turun
ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya dapat mencair.
Di musim pancaroba, udara lembap berada di bawah udara kering. Pemanasan udara yang
kuat dari permukaan bumi, serta tiupan angin dingin dari gunung pun terjadi di musim
pancaroba. Alutsyah menjelaskan, hal tersebut membuat udara akan menjadi lebih labil dan
lekas 'marah'.
“Salah satu manifestasi kelabilan udara ini adalah awan kumulonimbus,
Terdapat pemanasan udara yang intens dari matahari serta radiasi panas dari aktivitas
perkotaan. Adanya tiupan angin dingin dari tempat lain yang menabrak udara panas di
Jakarta,”
dikarenakan adanya proses pemanasan yang cukup tinggi, sehingga suplai uap air naik-
turun.
Badai Pasir Di Lereng Gunung
Bromo
Terjadi pada tanggal 30 Juli 2019
Lokasi : Kawasan lereng Gunung Bromo di Kabupaten
Probolinggo, Jawa Timur
Waktu : pagi hingga siang hari
Akibatnya, kawasan lautan pasir atau kaldera
tertutup pasir yang beterbangan. Tidak hanya area
kaldera atau lautan pasir, badai abu juga memapar
puncak Gunung Bromo, hingga tebing perbukitan di
kawasan konservasi tertutupi debu.
Badai pasir tersebut membuat hamparan luas lautan pasir tertutup
abu. Bahkan jarak pandang terbatas hingga 30 meter.

badai pasir akibat angin kencang. Hal itu biasa terjadi di musim
kemarau di sekitar Bromo.
"Selain iklim, bisa juga karena pertemuan panas matahari dan udara
dingin yang menyebabkan timbulnya angin,"

badai pasir merupakan siklus tahunan saat masuk musim kemarau.


Gelombang Panas Di Prancis
Terjadi pada tanggal
lokasi : 24 Juni 2019
Waktu : 2 bulan
1.500 warga meninggal dunia
rekor suhu tertinggi yang terekam mencapai 45,9 derajat
celsius pada 28 Juni silam.
gelombang udara sangat panas, datang dari Afrika utara,
membawa cuaca panas yang tidak biasa. Tetapi tanpa
perubahan iklim kita tidak akan mengalami puncak suhu
tertinggi seperti saat ini.
Banjir Di Konawe
Terjadi pada tanggal 2Juni 2019
Lokasi : Konawe Utara, Sulawesi Tenggara
kerugian materi akibat bencana banjir yang melanda daerah
itu mencapai Rp674,8 miliar.
kerugian terbesar pada kerusakan infrastruktur seperti
jembatan, jalan, jaringan listrik Rp436 miliar.
Penyebab : terjadi gangguan atmosfer dalam bentuk Osilasi
Madden Julian menyebabkan hujan ekstrem yang
menimbulkan banjirKarena adanya MJO, konsentrasi
pertumbuhan awan kuat sehingga hujan-hujan yang terjadi
berintensitas tinggi dan berlangsung lam
Kekeringan Di NTT
Terjadi dari bulan Juni
Lokasi 13 kabupaten/kota di provinsi
mengalami HTH dengan kategori sangat panjang (31-
61 hari) hingga kategori kekeringan ekstrem (>60
hari)
Dampaknya masyarakat kekekurangan air bersih,
petani mengalami gagal panen.

Anda mungkin juga menyukai