Anda di halaman 1dari 9

Nama : Chyntia Prima Larasati

NIM : 165060401111019
Kelas : B

Etika Profesi Engineer (Insinyur)

Etika Profesi Engineer (insinyur) bertujuan untuk membantu pelaksana sebagai seseorang
yang professional dibidang keteknikan supaya tidak dapat merusak etika profesi diperlukan
sarana untuk mengatur profesi sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik
profesi.

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan
lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika
profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk
yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika
profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara
jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa
yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang
professional. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut.

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana
profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan
social).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para

1
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Tanggung jawab profesi yang lebih spesifik seorang professional diantaranya:

1. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk hasil
kerja profesional.
2. Menjaga kompetensi sebagai profesional.
3. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan dengan kerja yang
profesional.
4. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung jawab.

Di Indonesia dalam hal kode etik telah diatur termasuk kode etik sebagai seorang insinyur
yang disebut kode etik insinyur Indonesia dalam “catur karsa sapta dharma insinyur Indonesia”.
Dalam kode etik insinyur terdapat prinsip-prinsip dasar yaitu:

1. Mengutamakan keluhuran budi.


2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan umat
manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional keinsinyuran.

Tuntutan sikap yang harus dijalankan oleh seorang insinyur yang menjunjung tinggi kode
etik seorang insinyur yang professional yaitu:

1. Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan


Masyarakat.
2. Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kempetensinya.
3. Insinyur Indinesia hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Insinyur Indonesia senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.

2
5. Insinyur Indonesia senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan
masing-masing.
6. Insinyur Indonesia senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat
profesi.

Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) sendiri secara spesifik
memberikan persyaratan akreditasi yang menyatakan bahwa setiap mahasiswa teknik
(engineering) harus mengerti betul karakteristik etika profesi keinsinyuran dan penerapannya.
Dengan persyaratan ini, ABET menghendaki setiap mahasiswa teknik harus betul-betul
memahami etika profesi, kode etik profesi dan permasalahan yang timbul diseputar profesi yang
akan mereka tekuni nantinya; sebelum mereka nantinya terlanjur melakukan kesalahan ataupun
melanggar etika profesi-nya. Langkah ini akan menempatkan etika profesi sebagai “preventive
ethics” yang akan menghindarkan segala macam tindakan yang memiliki resiko dan
konsekuensi yang serius dari penerapan keahlian profesional.
Seiring dengan berjalannya catur karsa maka insinyur Indonesia dituntut untuk memegang
teguh etika dan integritas di dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di mana pun dia
bekerja sehingga dia bisa tetap mempertahankan reputasi profesinya dari waktu ke waktu.
Substansi utama kode etik Insinyur tidak lain adalah etika dan integritas. Apa pun yang
Insinyur lakukan entah itu dalam rangka pengembangan kompetensi keinsinyuran atau pun
dalam rangka membangun hasil karya keinsinyuran tetap saja selalu mengacu pada prinsip etika
dan integritas. Insinyur dituntut untuk tidak tergoda dengan segala bentuk penyuapan atau
gratifikasi atau bribe dalam istilah Inggris. Bahkan Insinyur dituntut untuk memkampanyekan
anti-kecurangan, anti-penipuan termasuk anti-penyuapan dan berbagai bentuk dan negara
bahkan dalam ruang lingkup proyek-proyek internasional yang melibatkan banyak negara.
Kode etik profesi keinsinyuran yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia adalah
sangat relevan dengan cita-cita Pancasila dan UUD 1945, seiring sejalan dengan program-
program yang dicanangkan oleh lembaga -lembaga anti-korupsi di dalam mengurangi bahkan
memberantas praktek-praktek korupsi di bumi nusantara. Korupsi, suap dan segala bentuk
lainnya bukan hanya mengganggu keberlanjutan pembangunan nasional Indonesia tetapi juga
bisa menjadi contoh buruk dan tidak terpuji yang akan kita tularkan ke generasi penerus
selanjutnya, sehingga menjadi tugas kita bersama, korupsi dan segala bentuknya ini harus
diberantas dan dibumi hanguskan dari tanah air tercinta.
3
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan pembangunan industri
nasional, karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun perekayasaan yang
ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia. Dengan mengacu pada pengertian dan
pemahaman mengenai profesi, (sikap) professional dan (paham) profesionalisme; maka nampak
jelas kalau ruang lingkup keinsinyuran per definisi bisa disejajarkan dengan profesi- profesi
yang lain seperti dokter, pengacara, psikolog, aristek dan sebagainya. Seorang insinyur (tanpa
terkecuali insinyur teknik industri) akan terlibat dalam berbagai aktivitas bisnis yang harus
dilaksanakan dengan prinsip-prinsip komersial dan mengarah untuk memperoleh keuntungan
sebanyak-banyaknya. Namun demikian, sebagai sebuah profesi yang memiliki idealisme dan
tanggung jawab besar bagi kemaslahatan manusia; maka didalam penerapan kepakaran dan
keahlian insinyur tersebut haruslah tetap mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika
yang berlaku.

Undang-Undang yang Mengatur Tentang Profesi Insinyur di Indonesia.


Di Indonesia, undang-undang tentang profesi keinsinyuran sudah diatur didalam UU
Negara Republik Indonesia, “ NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN “.
Undang-undang tersebut terdiri dari pasal 1 sampai dengan pasal 56.

Berikut penjelasan secara umum tentang UU Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran.
a. Umum
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
setiap orangdalam mengembangkan dirinya memerlukan pendidikan dan manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya demi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan umum. Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan umum tersebut,
salah satunya dapat dicapai dengan tersedianya sumber daya manusia yang andal dan
profesional yang mampu melakukan rekayasa teknik guna meningkatkan nilai tambah, daya
saing, daya guna, efisiensi dan efektivitas anggaran, perlindungan publik, kemajuan ilmu dan
teknologi, serta pencapaian kebudayaan dan peradaban bangsa yang tinggi. Sumber daya
manusia yang mampu melakukan rekayasa teknik masih tersebar dalam berbagai profesi dan
kelembagaan masing-masing, belum mempunyai standar keahlian, kemampuan, dan
kompetensi Insinyur. Insinyur sebagai salah satu komponen utama yang melakukan layanan jasa
rekayasa teknik harus memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan secara profesional
4
sehingga kegiatan yang dilakukannya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan
dirinya. Hasil karya Insinyur harus dapat dipertanggungjawabkan, baik secara moril-materiil
maupun di muka hukum sehingga layanan jasa di bidang Keinsinyuran memiliki kepastian
hukum, memberikan pelindungan bagi Insinyur dan pengguna, serta dilakukan secara
profesional, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi etika profesi. Unsur penting dalam
Praktik Keinsinyuran adalah sikap, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan
teknik yang dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan. Pengetahuan yang
dimiliki Insinyur harus terus-menerus dipertahankan dan ditingkatkan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri. Perangkat keilmuan yang dimiliki
seorang Insinyur mempunyai karakteristik yang khas yang terlihat dari kemampuan untuk
melakukan upaya rekayasa teknik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik lingkungan
serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada. Pengaturan Praktik
Keinsinyuran dilakukan untuk memberikan landasan dan kepastian hukum serta pelindungan
kepada Pengguna Keinsinyuran dan Pemanfaat Keinsinyuran. Pengaturan Praktik Keinsinyuran
dimaksudkan juga untuk memberikan arah pertumbuhan dan peningkatan profesionalisme
Insinyur, meletakkan Keinsinyuran Indonesia pada peran dalam pembangunan nasional, serta
menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keinsinyuran Indonesia yang baik. Oleh karena itu,
Praktik Keinsinyuran perlu diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan guna
memberikan kepastian dan pelindungan hukum kepada Insinyur, Pengguna Keinsinyuran, dan
Pemanfaat Keinsinyuran. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan keselamatan kerja,
keberlanjutan lingkungan, dan keunggulan hasil rekayasa, untuk meningkatkan kualitas hidup,
serta kesejahteraan Insinyur dan masyarakat. Lingkup pengaturan Undang-Undang tentang
Keinsinyuran adalah cakupan Keinsinyuran, standar Keinsinyuran, Program Profesi Insinyur,
Registrasi Insinyur, Insinyur Asing, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, hak dan
kewajiban, kelembagaan Insinyur, organisasi profesi Insinyur, dan pembinaan Keinsinyuran.
Undang-Undang ini mengatur bahwa Keinsinyuran mencakup disiplin teknik Keinsinyuran dan
bidang Keinsinyuran. Sementara itu, untuk menjamin mutu kompetensi dan profesionalitas
layanan profesi Insinyur, dikembangkan standar profesi Keinsinyuran yang terdiri atas standar
layanan Insinyur, standar kompetensi Insinyur, dan standar Program Profesi Insinyur.

5
KETENTUAN PIDANA
Pasal 50
(1) Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai
Insinyur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Setiap orang bukan Insinyur yang menjalankan Praktik Keinsinyuran dan bertindak sebagai
insinyursebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini sehingga mengakibatkan kecelakaan,
cacat, hilangnya nyawa seseorang, kegagalan pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau hilangnya harta
benda dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 51
Setiap Insinyur atau Insinyur Asing yang melaksanakan tugas profesi tidak memenuhi standar
Keinsinyuran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c sehingga mengakibatkan
kecelakaan, cacat, hilangnya nyawa seseorang, kegagalan pekerjaan Keinsinyuran, dan/atau
hilangnya harta benda dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Persatuan Insinyur Indonesia (PII)

1. Sarjana Teknik (S.T.)


Gelar akademik untuk tamatan program S-1 perguruan tinggi teknik.
2. Insinyur (Ir.)
Sebutan untuk penyandang gelar Sarjana Teknik (S.T.) atau Sarjana Pertanian yang
memiliki dasar pengetahuan profesi keinsinyuran.
3. Insinyur Profesional (IP)
Insinyur yang memiliki kompetensi profesional, berpengalaman praktek keinsinyuran
(engineering), dan mempraktekan keinsinyuran sebagai profesinya sehari-hari.

Ciri-ciri Insinyur Profesional

1. Memegang teguh kode etik profesi


2. Pekerjaan » “hobi”
6
3. Keahlian awet, segar, dan mutakhir
4. Berupaya mencapai standar hasil yang lebih baik
5. Senantiasa berupaya memperbaiki diri, mempertahankan integritas, dan bekerja ke arah
kesempurnaan
6. Cakap dalam prakarsa, kreativitas, kearifan, dan kedewasaan
7. Berketrampilan tinggi dalam melakukan perhitungan-perhitungan perancangan dan
evaluasi.

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.

Ciri-ciri organisasi profesi


Ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :
1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan
dasar ilmu yang sama
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan
profesi

Peran organisasi profesi

1. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan


2. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

Fungsi organisasi profesi

1. Bidang pendidikan keperawatan

7
2. Menetapkan standar pendidikan keperawatan
3. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut
4. Bidang pelayanan keperawatan
5. Menetapkan standar profesi keperawatan
6. Memberikan izin praktik
7. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan
8. dan memberlakukan kode etik keperawatan
9. Bidang IPTEK
10. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan
11. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan
12. Bidang kehidupan profesi
13. Membina, mengawasi organisasi profesi
14. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota
15. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain, mengupayakan
dan mengawasi kesejahteraan anggota

Manfaat organisasi profesi

1. Menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :


2. Mengembangkan dan memajukan profesi
3. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
4. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
5. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi

8
DAFTAR PUSTKA

https://dinaardyani.wordpress.com/2017/12/31/etika-profesi-seorang-engineer-insinyur/

http://caloninsinyur-rendi.blogspot.com/2014/11/etika-profesi-insinyur.html

Anda mungkin juga menyukai