Anda di halaman 1dari 64

1

1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Pada Semester Genap atau 6.
Dimana mahasiswa diharuskan untuk terjun langsung ke suatu proyek
pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan bidang ketekniksipilan selama
30 hari kerja sesuai dengan ketentuan pihak lembaga jurusan Teknik Sipil
Universitas Jenderal Achmad Yani. Pada pelaksanaanya mahasiswa
mengaplikasikan materi yang didapat di perkuliahan bisa dengan mencatat,
mengamati dan meninjau secara langsung suatu pekerjaan di suatu proyek,
mahasiswa dapat mendokumentasikan kegiatan kegiatan di proyek dalam bentuk
gambar atau video kemudian hasil pengamatan dan peninjauan di proyek
dituangkan dalam bentuk laporan dan di prsentasikan.
Penyusunan laporan ini dilakukan berdasarkan peninjauan pada proyek
yang sedang berjalan atau sedang dibangun. Proyek yang kami kunjungi dan
dijadikan sebagai tempat kami melaksanakan Kerja Praktek (KP) yaitu Proyek
Pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya, Jawa Barat. Proyek
tersebut merupakan tugas yang diberikan oleh PT. Tasik Mitra Parahyangan dan
PT. Trans Retail Indonesia yang berlaku sebagai Owner proyek tersebut. Proyek
tersebut dilaksanakan oleh PT. Adhi Persada Gedung yang merupakan perusahaan
kontrakor yang bergerak dalam bidang Engineering & Construction pada
pembangunan gedung-gedung bertingkat (High Rise Building).

1.2 Tujuan Praktik Kerja


Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah agar mahasiswa
mampu

2
belajar mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama duduk di bangku
kuliah. Sehingga diharapkan setelah melaksanakan kerja praktek ini mahasiswa
memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai pelaksanaan pekerjaan di
bidang teknik sipil di lapangan.
Tujuan yang hendak dicapai melalui pelaksanaan kerja praktek ini
yakni :
1. Agar mahasiswa kelak mampu melaksanakan pembangunan infrastruktur
di lapangan
2. Mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan sehingga mengetahui
solusi yang harus ditangani
3. Agar lulusan Teknik Sipil Unjani menjadi lebih siap lagi ketika terjun ke
dunia kerja

1.3 Ruang Lingkup Praktik Kerja


Laporan ini memaparkan pengamatan pekerjaan selama waktu penulis
melakukan kerja praktek selama 30 hari kerja. Pekerjaan yang diamati adalah
pekerjaan mengenai metode pelaksanaan proyek yang dimulai dari pekerjaan
struktur Kolom,Pekerjaan struktur Balok, dan Pekerjaan struktur Pelat.
Berikut adalah ruang lingkup yang dimaksud, sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Scaffolding untuk Struktur Kolom,
Balok dan Pelat
2. Pelaksanaan Pekerjaan Pembesian Untuk Struktur Kolom, Balok dan Pelat
3. Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Bekisting Untuk Struktur Kolom,
Balok dan Pelat
4. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran Untuk Struktur Kolom, Balok dan
Pelat
5. Penyusunan Laporan Kerja Praktek

1.4 Manfaat Praktik Kerja


Manfaat dilaksanakannya praktik kerja ini adalah sebagai berikut :

2
1. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah wawasan dalam dunia industri
konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya terjun ke lapangan.
2. Menambah informasi aktual mengenai dunia konstruksi dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja


Tempat berlangsungnya kerja praktek yang kami laksanakan di Proyek
Pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya, Jawa Barat.. Pemilihan
tempat kerja praktek ini sesuai dengan ketentuan ataupun pedoman yang ada di
Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Achmad Yani, antara lain :
1. Proyek Pembangunan dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Nilai kontrak proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku yakni minimal
1 Milyar Rupiah
3. Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya
berlokasi di Jl.Ir.H. Djuanda, Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan selama 30 hari Kerja atau satu
bulan kalender terhitung sejak 16 Juli 2018 sampai dengan 30 hari kerja.
Dalam satu hari waktu untuk mulai pelaksanaan dilapangan sampai waktu
pulang menyesuaikan ( tidak tentu ).

Lokasi proyek Pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya, ini


berada di Jalan Ir.H. Djuanda, Kelurahan Bungursari, Kecamatan Indihiang, Kota
Tasikmalaya, Jawa Barat. (Dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1dan 2.2). Secara
detail lokasi proyek adalah sebagai berikut :

3
Gambar 1. 1 Peta Lokasi Proyek
Sumber: Google Map
Pembangunan proyek gedung ini berfungsi untuk keperluan
kebutuhan Primer masyarakat.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan Kerja Praktik, uraian dan penjelasam disusun
dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisikan tentang pendahuluan latar
belakang, tujuan praktik kerja, ruang lingkup praktik kerja, manfaat
praktik kerja, serta waktu dan tempat pelaksanaan praktik kerja.
BAB II ORGANISASI PROYEK
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi proyek, bentuk dan
struktur organisasi proyek, dan hubungan kerja antar unsur
pelaksana.
BAB III KEGIATAN PELAKSANAAN PROYEK
Bab ini memberikan gambaran mengenai pelaksanaan proyek
secara umum dari awal sampe proyek ini dilaksanakan di lapangan
dan gambaran pekerjaan-pekerjaan yang penulis tinjau selama
praktek kerja lapangan.

4
BAB IV PENGAMATAN DAN EVALUASI
Bab ini menjelaskan hasil pengamatan di lapangan dan evaluasi
apa saja yang telah terjadi dilapangan berikut dengan solusinya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi ringkasan dari hasil analisa dan pengamatan yang
dilakukan selama praktik kerja.

5
2 BAB II
ORGANISASI PROYEK

2.1. Deskripsi Proyek


Kota Tasikmalaya adalah salah satu kota administratif yang mulai
berkembang khususnya di Jawa Barat Umumnya di Indonesia.
Perkembangan kota Tasikmalaya meliputi pembangunan sarana dan pra
sarana atau infrastuktur untuk menunjang perekonomian dan kebutuhan
masyarakat Tasikmalaya. Seiring pertambahan jumlah penduduk yang
semakin meningkat, tidak dapat dipungkiri pertumbuhan perekonomian
dan kebutuhan primer dari masyarakat di tasikmalaya pun semakin
meningkat. Untuk menunjang perekonomian dan kebutuhan masyarakat
yang semakin meningkat atas dasar itulah didirikan nya Gedung Transmart
Carrefour Tasikmalaya oleh PT. Trans Retail Indonesia sebagai pusat
Perbelanjaan untuk Memenuhi kebutuhan Primer masyarakat kota
Tasikmalaya. PT Trans Retail Indonesia dapat menjadi solusi untuk
masyarakat kota Tasikmalaya dalam memenuhi kebutuhan Primer-nya.
Yang berinovasi dalam memberikan standar pelayanan kelas dunia di
industri ritel Indonesia.
Dengan lokasi yang strategis dan berada di pusat kota yang terletak
di Jl. Ir. H. Djuanda, Indihiang, Tasikmalaya tidak jauh dari pusat
perkantoran administratif kota Tasikmalaya dan pusat keramaian. Hal ini
didukung juga oleh sarana dan Prasarana prasarana transportasi seperti
angkutan umum yang dapat menghubungkan Jl. Ir. H. Djuanda menuju
lokasi-lokasi tersebut. Dan juga merupakan jalan jalur lintas Kota. Dengan
dibangunnya Gedung ini tentu akan menunjang dan memaksimalkan
perkembangan perekonomian kota Tasikmalaya dan juga memudahkan
Masyarakat Tasikmalaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Primer-
nya.

6
2.2. Data Proyek
2.2.1 Data Umum Proyek
Pada umumnya suatu proyek memiliki data-data penting yang dibuat secara
terperinci untuk mempermudah memperoleh informasi suatu proyek secara
terstruktur. Data-data umum biasanya dimuat dalam satu dokumen kontrak. Pada
proyek pembangunan Gedung Transmart Tasikmalaya memiliki data-data secara
umum sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya
2. Lokasi Proyek : JL. Ir.H. Djuanda, Kota Tasikmalaya
3. Jenis Proyek : Gedung Pusat Perbelanjaan (Mall)
4. Pemilik Proyek (owner) : PT. Trans Retail Indonesia
PT. Tasik Mitra Parahyangan
5. Konsultan Perencana : PT. Gratama Consultant
6. Kontraktor Pelaksana : PT. Adhi Persada Gedung
7. Konsultan Pengawas : PT. Pilar Graha Artistika
8. Waktu Pelaksanaan : 10 Bulan
9. Nilai Kontrak : Rp. 144.533.053.317,00;-
10. Sistem Pelelangan : Lelang Terbuka
11. Sumber Dana : PT. Trans Retail Indonesia
PT. Tasik Mitra Parahyangan
12. Awal Pelaksanaan : April 2018
13. Akhir Pelaksanaan : Maret 2019
14.Masa Pemeliharaan : 360 Hari (dalam kalender)
15. Luas Bangunan : 28.624,77 m² (By IMB)
16. Jumlah Lantai : 1 Basement 4 Lantai
17. Tinggi Bangunan : 35 M + 3 M Basement (By IMB)

7
2.2.2 Data Teknis
Adapun dibawah ini merupakan data-data teknis proyek Gedung Transmart
Carrefour Tasikmalaya, yaitu :
1. DimensiBangunan
a. LuasLahan : 2.450 m²
b. LuasBangunan : 4514 m²
c. JumlahLantai : 5 Lantai
d. ElevasiBangunan :
 Lantai Dasar Elv + 0.03
 Lantai 1 Elv + 4.95
 Lantai 2 Elv + 22.45
 Lantai 3 Elv + 31.20
 Lantai Basement Elv -3.00
e. LuasLantai
 Lantai Dasar : 4514 m²
 Lantai 1 : 4514 m2
 Lantai 2 : 4514 m²
 Lantai 3 : 4514 m²
 Lantai Basement : 3584 m²

2. StrukturBawah (Pondasi)
JenisPondasi : TiangPancang (400x400) + Pile Cap
MutuBeton : K-350
Kedalaman : 6 meter
JumlahTitik : 100 titik

2.3. Bentuk dan Struktur Organisasi


Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau
lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama
dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan

8
sesuai yang direncanakan. Struktur organisasi proyek berfungsi untuk mengatur
suatu hubungan atau koordinasi yang akan diterapkan dalam suatu proyek,
sehingga memperjelas kedudukan dari tiap-tiap pihak yang terkait didalamnya
untuk mencapai sasaran yang dikehendaki dan menjadi tempat bergeraknya
administrasi. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan
memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi.
Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam proyek Gedung Transmart
Carrefour Tasikmalaya secara garis besar terdiri dari :
1. PT. Trans Retail Indonesia dan, PT. Tasik Mitra Parahyangan
2. PT. Pilar Graha Artistika (Konsultan Pengawas)
3. PT. Adhi Persada Gedung ( Kontraktor Pelaksana )

OWNER
PT. Trans Retail Indonesia
dan, PT. Tasik Mitra
Parahyangan

KONSULTAN KONTRAKTOR
PENGAWAS PELAKSANA
PT. Pilar Graha Artistika PT. Adhi Persada Gedung

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi Proyek Gedung Transmart


Carrefour Tasikmalaya
= Garis Tanggung Jawab
= Garis Koordinasi

9
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi

Secara garis besar pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek yaitu
sebagai berikut:
1. Pemilik Proyek ( Owner)
4. Pemilik proyek adalah pihak yang menginginkan suatu fasilitas
proyek, sekaligus yang menanggung pembiayaan proyek yang akan
dilaksanakan. Pada proyek ini pemilik proyek adalah PT. Trans Retail
Indonesia dan, PT. Tasik Mitra Parahyangan.
Tugas dan wewenang Owner yaitu:
a. Menentukan Pemilihan Kontrktor
b. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada kontraktor

10
c. Menandatangani semua Surat Perintah Kerja, Surat Perjanjian,
dan Dokumen pembayaran dengan Kontraktor
d. Menyetujui atau menolak mengenai perubahan kerja.
e. Membiayai semua pengeluaran untuk keperluan pembangunan
proyek sesuai tender.
f. Menerima hasil pekerjaan dari kontraktor sesuai persyaratan
yang disepakati dalam dokumen kontrak.
2. Konsultan Pengawasan
Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh
kontraktor, umumnya Owner akan menunjuk badan atau
perseorangan sebagai konsultan pengawas proyek agar segala
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor sesuai dengan
rancangan yang telah dibuat dan mutu pekerjaannya dapat tercapai
secara maksimal. Pada proyek ini, konsultan pengawas PT. Pilar
Graha Artistika
Tugas dan wewenang Konsultan pengawas yaitu:
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan
b. Seperti halnya kontraktor, konsultan pengawas memiliki tugas
membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.
c. Memeriksa gambar pelaksanaan ( shop drawing) dan as built
drawing
d. Memeriksa laporan perkembangan kemajuan di lapangan dan
hasil pekerjaan kontraktor.
e. Mengendalikan dan mengarahkan seluruh pekerjaan dan
sumber daya untuk mencapai keberhasilan dalam aspek mutu,
biaya, waktu, dan keselamatan dalam pekerjaan.
3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor merupakan pihak yang melaksanakan proyek sesuai
tugas yang diberikan pemilik. Pada proyek ini PT. Adhi Persada
Gedung ditunjuk sebagai kontraktor.
Tugas dan wewenang Kontraktor, yaitu:

11
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak.
b. Membuat metoda kerja.
c. Menyiapkan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan serta segala
sesuatu yang digunakan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
d. Berkewajiban untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan
gambar pelaksanaan, seperti yang telah diintruksikan Owner

2.3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana


Dalam kerja praktik kali ini kami mendapatkan kesempatan bersama
salah satu kontraktor pelaksana yang ada di proyek Pembangunan Gedung
Transmart Carrefour Tasikmalaya. Dengan Struktur Organisasi PT. Adhi Perasada
Gedung (Kontraktor Pelaksana) sebagai berikut:
1. Kepala Proyek ( Project Manager )
Kepala proyek adalah orang yang diangkat untuk memimpin
pelaksanaan kegiatan proyek, mempunyai hak, wewenang, fungsi
serta bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang dipimpinnya
dalam mencapai target yang telah diterapkan.
Tugas dan wewenang kepala proyek yaitu:
a. Mengambil Keputusan terakhir yang berhubungan dengan
proyek.
b. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat
perjanjian (kontrak) antara kepala proyek dengan kontraktor.
c. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada kontraktor.
d. Menyetujui atau menolak pekerjaan ambah dan kurang.
e. Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan.
f. Memberikan semua intruksi kepada konsultan pengawas.
g. Membuat rencana pelaksanaan proyek.
h. Melakukan perencanaan di lapangan berdasarkan rencana
pelaksanaan proyek.

12
2. Safety & Traffic Manager
Para Safety & Traffic Manager bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L)
dan keadaan lalu lintas di lingkungan proyek seperti alat-alat
perlengkapan dasar dapat berfungsi sebagaimana yang dibutuhkan
ketika ada benda-benda terjatuh. Untuk mengatur kegiatan dan
kebijakan K3L ini, Project manager menunjuk seorang Safety &
Traffic Manager yang memiliki tugas, wewenang sebagai berikut:
Tugas dan wewenang Safety & Traffic Manager yaitu:
a. Mempersiapkan Barikade, Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Alat Pelindung Diri (APD), rambu, poster, spanduk K3L yang
diperlukan pada tempatnya.
b. Mempersiapkan lingkungan kerja yang aman.
c. Merencanakan kegiatan safety seperti inspeksi safety, meeting
safety, laporan safety dan penilaian K3L subkontraktor.
d. Memberikan briefing kepada pembantu pelaksana, mandor dan
subkontraktor.
e. Menjamin kesuksesan implementasi dan terus terjaganya
kualitas system pengaturan keamanan.
f. Bertanggung jawab mengontrol kualitas system pengaturan
keamanan untuk memastikan kebijakan dan prosedur yang
telah dibuat diaplikasikan dengan benar.
3. Site manager
Site manager yang memegang kendali pada proses konstruksi
dan bertanggung jawab langsung kepada project manager, mewakili
dan bertindak untuk dan atas nama project manager dalam
melaksanakan pekerjaan proyek jika project manager berhalangan
hadir.
4. Quality Assurance
Quality Assurance, dan memiliki wewenang serta tanggung
jawan untuk menjamin bahwa seluruh persyaratan mutu atau kualitas

13
untuk proyek harus dilaksanakan, team ini terdiri dari banyak peronil
dengan tugas berbeda satu sama lainnya.
Tugas dan wewenang Quality Assuranceyaitu:
a. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.
b. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan
tersebut sesuai dengan dokumen.
c. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
d. Melaksanakan, Mengarsipkan dan mengendalikan prosedur
proyek.
e. Membandingkan dan mengarsipkan catatan-catatan untuk
dokumen.
f. Menyediakan informasi mengenai kebutuhan material yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek, baik dalam bentuk
volume, jenis, dan gambar kerja.
g. Menjamin seluruh persyaratan mutu atau kualitas.
h. Mengusahakan, melaksanakan dan menjamin semua kegiatan
dengan kualitass yang benar, sesuai dengan program-program
proyek.

5. General Supervisor
General Supervisor adalah pihak atau orang yang di tingkat
pelaksanaan suatu proyek bertanggung jawab atas pekerjaan
karyawan secara tepat dan efisien sesuai dengan tugas yang
ditentukan oleh atasanya. Dibawah General Supervisor terdapat
subkontraktor pekerjaan tertentu atau juga mandor. General
Supervisor ini mempunyai ubungan kerja yang tetap dengan
kontrakor.
Tugas dan wewenang General Supervisoryaitu:
a. Memantau pekerjaan lapangan berdasarkan quality plan.

14
b. Melaksanakan prosedur sistem intruksi kerja yang berkaitan
dengan tugas.
c. Melaksanakan metode kontruksi yang menghasilkan mutu
produk sesuai spesifikasi teknis dan peraturan standar yang
berlaku.
d. Memprakarsai tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Mengawasi dan memeriksa efekifitas.
f. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan gambar kerja dan kualiatas yang telah
ditetapkan.
g. Bertanggung jawwab atas pekerjaan karyawan secara tepat dan
efisien sesuai dengan tugas yang ditentukan atasanya.
6. Drafter
Drafter atau drafting specialistsmemliki tujuan utama
untukmempersiapkan gambar kerja yang efisien berdasarkan gambar
kontrakdan spesifikasi teknis sebem pelaksanaan pekerjaan tersebut
dimulai. hasil gambar kerja tersebut tidak langsung dapat digunakan
namun harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak
konsultan.
Tugas dan wewenang Drafter yaitu:
a. Membuat shop drawing atau gambar kerja secara benar, jelas,
efisien, dan tepat waktu.
b. Membuat as built drawing berdasarkan shop drawing dan
kondisi exiting lapangan (actual pelaksanaan).
c. Membuat gambar detail setiap pekerjaan yang rumit
d. Memastikan semua gambar desain mempunyai judul, nomor
gambar, nomor issue, dan detail lainnya sesuai dengan
persyarata gambar untuk proyek.
e. Memastikan semua gambar tersimpan dalam soft copy di
tempat yang benar.

15
f. Melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait (struktur,
main road, main bridge) dan eksternal (konsultan perencana)
g. Melakukan tertib administrasi gambar.
h. Menyelesaikan shop drawing yang akurat dan tepat waktu.
i. Memudahkan pelaksanaan dengan referensi gambar
perencanaan.
j. Menyelasikan as built drawing dengan tepat waktu.
k. Melaksanakan dan menjamin disetujuinya shop drawing.
7. Surveyor
Surveyor atau yang di sebut pelaksana ukur merupakan suatu
pekerjaan yang difungsukan untuk menentukan koordinat-koordinat
suatu bangunan di lapangan yang telah ditentukan dalam gambar
rencana.
Tugas dan wewenang surveyor yaitu:
a. Bersama tim proyek menetapkan referensi titik awal proyek.
b. Membuat titik referensi bantuan untuk mempermudah control
kebenaran pengukuran.
c. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan dalam
pengukuran.
d. Mengukur letak atau koordinat-koordinat dari bangunan, baik
tiang pancang, kolom dan juga Borepile yang sudah sesuai
dengan koordiat local (X,Y) dan global (N,E).
e. Dengan menggunakan alat sifat datar (water pass) menentukan
elevasi tanah dan bangunan.
f. Memberi tanda letak koordinat yang telah diukur dengan stek.
g. Melaksanakan kalibrasi alat ukur secara periodic sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
h. Melaksanakan pemeriksaan atau pemeliharaan rutin peralatan
alat ukur yang digunakan.
i. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan proyek.

16
j. Melakukan tertib administrasi yang berhubungan dengan
tugasnya.
8. Procurement Manager
Procurement adalah perolehan barang atau jasa. hal ini
menguntungkan bahwa barang / jasa yang tepat dan bahwa mereka
yang dibeli dengan biaya terbaik untuk memenuhi kebutuhan
pembeli dalam hal kualitas dan kuantitas, waktu, dan lokasi (Weele
2010). Korporasi dan badan-badan publik sering mendefinisikan
proses dimaksudkan untuk mempromosikan paparan penipuan dan
kolusi. procurement merupakan orang melaksanakan proses
pengadaan material dan jasa dengan mengacu pada prosedur
pelaksanaan yang telah ditetapkan, agar subkon/supplier yang
terpilih memenuhi tuntunan yang bermutu, K3L, waktu dan biaya.
Tugas Procurement adalah sebagai berikut:
a. Membuat surat perjanjian pengakuan hutang (SPPH) ke
supplier yang sudah diseleksi terlebih dahulu dan atau yang
sudah tercantum di dalam vendor approved list sesuai schedule
bahan.
b. Melakukan klarifikasi dan negosiasi vendor.
c. Membuat analisa komparasi perbandingan harga.
d. Membuat purchase order (PO) susai schedule.
e. Memonitoring kedatangan bahan berdasarkan purchase order
(verifikasi surat jalan) atau kedatangan bahan yang dipasok
pelanggan.
f. Melakukan incoming inspection terhadap barang datang, baik
dari segi mutu maupun volume.
g. Melakukan penyimpanan bahan sesuai prosedur.
h. Penanganan dan pemeriksaan permintaan materian/bahan.
i. Menyusun laporan pengendalian material/bahan.
j. Mengeluarkan barang berdasarkan rekapan kebutuhan baha
perlokasi.

17
k. Melakukan opname sisa bahan lapang.
l. Membuat daftar sisa bahan berdasarkan hasil verifikasi sisa
bahan lapangan dan kartu gudang.
m. Membuat SPK dan kontrak / sub kontraktor per tiga bulan atau
pada saat selesai kontrak.

2.4. Hubungan Kerja Antar Unsur Pelaksana


Dalam Melaksanakan suatu proyek ada beberapa tahapan yang harus
dilaksanakan. Tahap pertama yang harus dilaksanakan yaitu tahap pelelangan
dimana pada tahap ini para kontraktor akan diseleksi kemampuannya untuk
melaksanakan proyek. Dari tahap ini ditunjuk kontraktor pelaksana yang akan
menjalankan proyek ini dan diawasi oleh wakil owner, dalam hal ini konsultan
pengawas.

2.4.1 Pelelangan
Pelelangan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaring pemberi jasa
konstruksi dengan tujuan untuk mendapatkan jasa konstruksi yang terbaik dalam
melakukan pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi.
Pelelangan dalam proyek Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya ini
jenis pelelangannya tender terbuka dan penunjukan langsung, dimana pekerjaan
proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentunya oleh badan-badan yang
sudah lulus pra-kwalifiksi. Biasanya tender terbuka dilakukan oleh proyek-proyek
pemerintah dan perusahaan swasta yang besar. Dan penunjukkan langsung ini
adalah pengadaan jasa kontruksi yang dilakukan melalui tender terbuka dan
pemilihan langsung yang akan dilakukan hanya terhadap satu penyedia jasa
dengan cara melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga yang wajar
dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
Pada pelelangan proyek Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya, PT.
Adhi Persada Gedung menerima tugas selaku kontraktor pelaksanaan setelah
diadakannya pelelangan. Kesalahan perhitungan volume yang menyebabkan
terjadinya kelebihan dan kekurangan volume sepenunya menjadi tanggung jawab

18
kontraktor. Kontraktor harus mempelajari dokumen-dokumen tender dengan
cermat dan hati-hati, juga harus melakukan kunjungan ke lokasi proyek untuk
mengetahui kondisi lapangan dan informasi lainnya yang bisa mempengaruhi
penawaran. Tidak ada eskalasi harga akibat apapun (fluktuasi harga, kenaikan
BBM, nilai tukar mata uang)

2.4.1 Data Administrasi & Pendanaan


Cara pembayaran pekerjaan penyedia jasa dibedakan dalam tiga
macam, yaitu: :
1. Pembayaran bulanan (monthly payment)
Pembayaran bulanan yaitu pekerjaan kontraktor dihitung setiap bulan dan
dibayar setiap bulan.
2. Pembayaran atas prestasi (stage payment)
Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi kemajuan prestasi. Besarnya
presentase dinyatakan dalam presentase. Cara pembayaran termin atau
prestasi (stage payment) seringkali prestasi yang diakui penyedia jasa
bukan saja prestasi fisik (pekerjaan selesai) tetapi termasuk pula presentasi
bahan mentah dan setengah jadi walupun barang-barang tersebut sudah
berada di lapangan (front end loading).

3. Pra pendanaan penuh penyedia jasa


Pada pra pendanaan penuh dari penyedia jasa ini mendanai terlebih dahulu
sampai selesai 100% diterima baik oleh penggunan jasa dibayar. Pengguna
jasa memberi jaminan kepada penyedia asa berupa jaminan bank kontrak
ini biasanya nilai lebih tinggi.

19
3 BAB III
4 KEGIATAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek


Pelaksanaa konstruksi dimulai dengan tahap perancanaan dan selanjutnya
diikuti dengan tahap pelaksanaan dan tahap pengawasan.
Tahap perencanaan konstruksi sangat penting baik secara umum mapun
teknis. Dengan perencanaan yang baik maka pelaksanaan kontruksi akan
berjalan lancar dengan hasil yang diingingkan. Dalam perencancanaan ada 3
sumber daya yang harus direncanakan secara matang yaitu waktu, biaya, dan
kualitas. Ketiga sumber daya tersebut saling berkaitan.
Tahap perencanaan yang matang harus didukung dengan pelaksana yang
berpengalaman, karena sering terjadi perbedaan antara pelaksanaan di
lapangan dengan peencanaan. Pengalaman kerja dari pelaksana merupakan
salah satu yang dapat menunjang penyelesaian masalah yang terjadi di
lapangan.
3.1.1 Material
Material merupakan komponen utama dalam suatu pembangunan. Matrial
Yang baik akan menghasilkan struktur Bangunan yang baik. Selain kualitas
matrial yang baik, manajemen penggunaan material yang baik dan tepat juga
akan memberikan keuntungan baik fisik bangunan maupun segi finansial.
Berikut ini merupakan material-material yang digunakan dalam proyek, antara
lain :

1. Besi Tulangan
Besi tulangan digunakan dalam struktur beton bertulang scbagai pemikul
gaya tarik yang terjadi pada struktur. Hal ini karena beton memiliki kuat tekan
yang tinggi tetapi lemah terhadap gaye tarik. Besi tulangan yang digunakan yaitu
diameter D1O, D13, DI6, D22, dan D25 seperti pada Gambar 3.1

20
Gambar 3.1 Tulangan Besi
2. Beton Ready Mix
Beton ready mix / beton siap pakai adalah beton yang diproduksi di batching
plant yang diaduk dalam mesin pengaduk stasioner atau dalam truk mixer, dan
dikirim ke pada konsumen beton dalam keadaan segar menggunakan truk mixer
dengan kualitas tertentu sesuai dengan yang disyaratkan atau sesuai spesifikasi
yang diinginkan oleh konsumen. Pada Proyek ini penyedia beton ready mix adalah
dari PT. Unggul Sejati Indonesia yang berlokasi di kota Tasikmalaya.

Gambar 3.2 menunjukan beton ready mix dari supplier.


Beton ready mix diuji dengan 2 cara, yaitu slump test dan uji kuat tekan beton.
Slump Test berfungsi tunggak untuk mengetahui kekentalan campuran beton,

21
dengan nilai slump test yang berbeda-beda untuk setiap mutu beton. Sedangkan
uji kekuatan tekan beton.

3. Multiplex
Multiplex digunakan sebagai material untuk membuat bekisting balok
(bodeman dan tembereng), Retaining wall (Dinding penahan tanah) dan kolom.
Tebal multiplex yang digunakan adalah 15 mm dengan lebar 12x24m seperti pada
Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Multiplex


4. Square pile & Spun pile
Square pile & Spun pile digunakan sebagai tiang pondasi yang
berfungsi untuk penahan utama struktur. Panjang square pile & Spun
pile 12 m. dimensi square pile 40x40 cm, sedangkan spun pile
berdiameter D50. Bisa dilihat pada gambar 3.4 dan 3.5.

22
Gambar 3.4 square pile Gambar 3.5 Spun pile

5. weirmess
weirmess digunakan sebagai tulangan kerja untuk plat lantai yang terletak
diatas bondex, dapat dilihat Gambar 3.6

Gambar 3.6 weirmess

6. Beton deckling
Beton deckling berfungsi agar tulangan dan bekisting tidak saling menempel.
Padaa saat pembuatannya, bagian tengah beton decling diberi kawat yang be
rfungsi sebagai pengikat beton deckling ke besi tulangan. Ketebalan beton
deckling disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan, yaitu 3 cm
untuk plat lantai, 5 cm untuk balok dan kolom, 7cm untuk pile cap. seperti pada
Gambar 3.7.

23
Gambar 3.7 Beton Deckling
7. Bondeck
Bondeck berfungsi sebagai pengganti tulangan besi plat lantai konvensional
yang berfungsi sama seperti tulangan besi konvensional yang berfungsi sebagai
penunjang beban tarik pada suatu struktur lantai. Dapat dilihat pada gambar 3.8

Gambar 3.8 bondeck

8. Kawat bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan sehingga dapat
membuat struktur seperti yang diinginkan. Kawat bendrat terbuat dari baja lunak
dengan diameter 1 mm, seperti pada gambar 3.9

Gambar 3.9 kawat bendrat


.

24
9. Plaster
Plaster berfungsi untuk meratakan permukaan dinding dan kolom agar terlihat
rapi. Material plaster yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 plaster

10. Bata Hebel


Bata Hebel atau bata ringan berfungsi sebagai dinding suatu struktur lantai
dasar hingga lantai 3, Bata Hebel dipasang secara vertikal pada dinding struktur
dan di tutup dengan plesteran, dapat dilihat pada gambar 3.11

Gambar 3.11 Bata hebel


11. Paku
Paku digunakan dalam pekerjaan bekisting balok dengan fungsi utama sebagai
sambungan antar elemen bekisting balok yaitu bodeman dan tembereng
12. Ram kawat

25
Ram kawat berfungsi sebagai Stop cor atau pemisah dan penahan material
ready mix saat pengecoran yang dipasang pada celah antar elemen struktur yang
memiliki mutu beton berbeda

3.1.2 Peralatan
Peralatan merupakan salah satu komponen penting dalam suatu konstruksi.
Peralatan akan memberikan faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih besar
dibandingkan pekerjaan secara manual. Berikut ini merupakan peralatan yang
digunakan di proyek, antara lain
1. Bekisting
Bekisting adalah cetakan yang bersifat sementara yang digunakan untuk
menahan beton beton selama dituang dan dibentuk sesuai dengan yang
diinginkan. Dan cetakan ini akan dibuka jika telah memenuhi standar waktu yang
diperlukan untuk pengerasan beton cukup kuat menahan beban sendiri dan beban
lainnya

Gambar 3.12 Bekisting kolom Gambar 3.13 bekisting balok

2. Vibrator

26
Vibrator adalah alat yang digunakan untuk memadatkan adukan beton pada
saat dimasukkan dalam cetakan atau bekisting. Dengan demikian diharapkan
seluruh bagian yang dicor dapat terisi beton dengan baik dan rapat, sehingga tidak
menimbulkan celah kosong atau ruang yang dapat menyebabkan beton keropos.
Vibrator tidak boleh dibiarkan terlalu lama pada satu tempat dalam adukan beton
karena hal ini dapat menyebabkan segregasi atau pemisahan. Vibrator yang
digunakan di proyek dapat dilihat pada Gambar 3.14

Gambar 3.14 Vibrator

3. Bar bender
Bar bender merupakan alat yang berfungsi untuk membengkokkan baja
tulangan sesuai dengan sudut yang dimaksudkan. Prinsip kerja bar bender im
dengan menempatkan baja tulangan antara poros tekan dan poros pembengkok.
Sudut daa panjang pembengkokkan diatur dengan cara memasukkan penanya ke
dalam salah satu lubang yang berada di atas alat. Bar hender yang bisa diolah bisa
dilihat pada Gambar 3.15

27
Gamber 3.15 Bar bender
4. Bur Cutter
Bar cutter bertujukan untuk mermotong baja tulangarı sesui dengan ukuran
yang diinginkan, bisa dilihat Gambar 3.16

Gambar 3.16 Bar cutter

5. Bucket Beton
Bucket beton yang berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari iruc
mixer ke area pengecoran dengan bantuan tower crane. Ada satu orang operator
yang buang untuk membuka atau menutup ember pada saat pengecoran akan di
lakukan, yang berisi beton segar yang siap untuk dicetak kedalam bekisting. Pada
umumnya bucket beton digunakan untuk mengecor kolom dikarenakan posisi
kolom sangat sulit dijangkau pada saat pengecoran. Berikut gambar dari Bucket
beton

28
Gamba 3.17 Bucket beton

6. Scaffolding
Scaffolding merupakan struktur sementara yang digunakan untuk review
menyangga suatu konstruksi yang belum mampu memikul bebannya sendiri.
Scaffolding juga dipakai untuk membantu dalam pekeraan yang tidak terjangkau
oleh puncak manusia. Bahan scatfolding dapat membuat dan besi bambu maupun
kayu, seaffoldling yang digunakan dalam proyek berbuhan besi.

Berikut ini merupakan bagian-bagian scafiolding yang berfungsi untuk


menyangga struktur balok:
a. Jack base
Jake base digunakan sebagai alas dari scaffolding agar dapat berdiri secara rata
sehingga beban yang dipikul dapat terdistribusi secara merata. Jake base yang
digunakan pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.18

29
Gambar 3.18 jack base

b. U-head
U-head terletak di bagian bawah sebagai penyambung antara main frame dan
base plate dan juga pada bagian atas antara main frame min dan gelagar yang
berfingsi untuk menopang gelagar pada bagian atas scaffolding dan dapat diatur
ketinggiannya. U-head yang digunakan pada proyek ini, dapat dilihat pada
Gambar 3.19

Gambar 3.19 U-head

c. Join pin
Join pin digunakan untuk penyambung antara Jake base atau U-Head dengan
Main Frame atau menambahkan Main Frame sesuai kebutuhan. Berikut Gambar
Join pin yang digunakan pada proyek ini

30
Gambar 3.20 Join pin
d. Main Frame
Main frame merupakan rangka utama dari scaffolding. Main frame yang
digunakan pada proyek ini tinggi 170 cm dan lebar 120 cm, seperti pada Gambar
3.21

Gambar 3.21 main frame


e. Cross brace
Cross Brace digunakan untuk menyambung antar main frame, kegunaannya
untuk memperkokoh rangkaian. Karena tinggi main frame yang digunakan adalah
170 cm, maka cross brace yang digunakan memiliki panjang 220 cm, seperti pada
Gambar 3.22

31
Gambar 3.22 Coss brace
f. Gelagar
Gelagar berfungsi scbagai alas suri-suri, Gelagar dipasang di atas U-head yang
menumpu pada main frame. Pemasanugan gelagar memanjang searah dengan
balok beton yang akan disangga. Gelagar dapat dilihat pada Gambar 3.23

Gambar 3.23 Gelagar


g. Suri-Suri
Suri-suri digunakan sehagai alas dari bodeman balok. Material suri-suri terbuat
dari UNP 80x50x2,5 mm dengan panjang 200 cm . Jarak antar main frame 180
cm, suri-suri dipasang di atas U-head dan di antara. Pada suri-suri tcrdapat
kopling (besi yang dilas antar UNP) yang berfungsi sebagai tumpuan untuk
mengatur lebar bodeman yang akan dipasang. seperti pada Gambar 3.24

32
Gambar 3.24 Suri-suri
h. Siku
Siku dapat diatur (maju atau mundur) disesuaikan dengan lebar bodeman yang
akan dipasang. Siku dapat dilihat pada Gambar 3.25

Gambar 3.25 Siku

i. Tie Rod
Tie rod berfungsi sebagai pengunci siku dan kopling pada suri-suri. Tie rod bisa
dilihat pada Gambar 3.26

33
Gambar 3.26 Tie rod
7. Jack-in pile
Jack-in pile berfungsi sebagai alat pemancang square pile & spon pile dengan
metode pressure yang efektif karena dapat meminimalisir getaran tanah dan lebih
cepat. Bisa dilihat pada Gambar 3.27

Gambar 3.27 Jack-in pile

8. Peralatan tambahan
Peralatan tambahan yang digunakan pada proyek ini selain yang disebutkan di
atas adalah alat-alat seperti sekop, palu, alat pemotong kayu, serta alat-alat manual
lainnya yang sccara tidak langsung juga membantu pelaksanaan pekerjaan.

3.1.3 Metode Pelaksanaan Konstruksi


Menerut Soehendradjati (1987) Manajemen Kontrusi adalah kelompok yang
menjalankan fungsi manajemen dalam proses kontruksi (tahap pelaksanaan) ,
suatu fungsi yang akan terjadi dalam setiap proyek konstruksi.Pelaksanaan
Manajemen Konstruksi yang baik dan sesuai prosedur maka akan menghasilkan

34
konstruksi yang bagus. Pelaksanaan Manajemen Konstruksi dalam sebuah proyek
pembangunan yaitu :
1. Memonitoring setiap pekerjaan
2. Mengawasi setiap pekerjaan
3. Menilai hasil pekerjaan
4. Mengevaluasi hasil pekerjaan

3.1.4 Metode Pekerjaan


Dalam pelaksanaan pekerjaan sebuah proyek, perlu adanya metode yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan kerja. Dalam sudut pandang Manajemen Konstruksi
metode yang digunakan oleh para pelaksana dilapangan harus mendapat
persetujuan dari pihak Manajemen Konstruksi (pengawas).
Metode yang digunakan harus sesuai dengan prosedur dan apabila ada perubahan
maka pihak kontraktor harus berdiskusi terhadap pihak perencana dan pengawas
(MK), Metode-metode pekerjaan yang digunakan dalam proyek pembangunan
Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya adalah :
1. Pekerjaan Bekisting
a. Metode Bekisting Kayu
Metode bekisting kayu adalah metode pekerjaan bekisting yang menggunakan
bahan utama plywood (corniplek). Metode bekisting kayu ini digunakan untuk
pembuatan bekisting plat lantai, bekisting balok,bekisting kolom dan bekisting
tangga .
b. Metode Bekisting Plat
Metode bekisting plat adalah metode dimana pekerjaan bekisting yang
menggunakan bahan utama plat baja, dengan ketebalan ± 120 mm . Metode
bekisting plat ini digunakan untuk pembuatan bekisting kolom dan bekisting
retainingwall.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Metode Penyetakan (Stek)
Metode stek besi adalah metode pekerjaan pembesian yang dilakukan dengan cara
pengeboran pada beton lalu memasukkan besi dan dilakukan pengeleman. Metode

35
stek ini digunakan untuk penyambungan balok dan penyambungan sloof
(tiebeam).
b. Metode Tulangan Sepihak
Metode tulangan sepihak atau sering disebut Ties adalah metode pekerjaan
pembesian yang dilakukan dengan cara memasang tulangan pada bagian tengah
kolom, dengan posisi lurus atau miring , mirip seperti sengkang. Metode tulangan
sepihak ini digunakan untuk pembuatan kolom.
3. Pekerjaan Pengecoran
Metode yang digunakan dalam proyek ini adalah Metode cor konvensional.
Metode cor konvensional adalah metode dimana pengecoran dilakukan langsung
diarea yang sudah di pilih untuk dilakukan pengecoran.
4. Pekerjaan Pengukuran
a. Metode Pengukuran Theodolite
Metode pengukuran theodolite adalah metode yang dilakukan dengan alat bantu
theodolite . Dimana metode ini digunakan untuk pengukuran antar as kolom serta
pengukuran untuk bekisting kolom, dengan arah bidang horizontal.
b. Metode Pengukuran Waterpass
Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi pondasi raft dan lain sebagainya.
Alat ini digunakan untuk mergukur ketebalan pondasi raft saat pengecoran
sehingga yang diperoleh pondasi raft yang datar

3.1.1. Tahapan Pekerjaan


Dalam proyek pembangunan gedung, tahapan pelaksanaan harus sesuai
dengan prosedur agar menghasilkan pekerjaan yang baik. Proyek pembangunan
khususnya pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya memiliki
beberapa tahapan dalam pelaksanaan pekerjaan , yaitu :
a. Pengukuran
b. Pemasangan beksiting
c. Pembesian
d. Pengecoran

36
1. Pondasi
Pondasi adalah salah satu komponen yang penting dalam pembangunan sutau
gedung . Pondasi berfungsi sebagai penahan beban bangunan agar tidak runtuh .
Dalam proyek pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya
menggunakan pondasi dengan tipe Square pile & Spon pile yang dipasangan
dengan metode pemancangan dengan alat jack-in pile . Berikut adalah cara
pelaksanaan pondasi tipe Square pile & Spon pile:
a. Setting out atau menentukan titik-titik tiang pancang di lapangan
b. Memindahkan tiang pancang ke dekat alat pancang dan mengangkat tiang
pancang
c. Memasukan tiang pancang ke pile clamping box (Penjepit tiang kotak)
d. Mengatur tingkat ketegaklurusan tiang pancang terhadap titik yang akan
dipancang
e. Melakukan penetrasi tiang pancang ke tanah dengan cara menekan tiang
pancang tersebut
f. Sisakan tinggi tiang pancang di atas tanah sekitar 50cm untuk dikelupas dan
diambil kabel steak untuk penyambung pile cap
g. Kemudian Gali tanah menggunakan excavator untuk menemukan elevasi
yang telah ditentukan
Dalam tata cara pelaksanaan pemancangan ada beberapa alat yang digunakan
yaitu :
a. Jack-in pile
b. Unit excavator
Proyek pembangunan ini menggunakan pondasi dengan tipe squre pile &
spoon pile dikarenakan ada beberapa hal yang memiliki keuntungan dari pondasi
tipe lain yaitu :
a. Pemasangan pondasi tipe ini tidak menimbulkan gangguan sura dan getaran
yang membahayakan bangunan sekitarnya
b. Mengurangi kebutuhan beton pada pelat penutup tiang (pile cap).
c. Kolom dapat diletakkan secara langsung dipuncak Tiang Pancang
d. Diameter tiang sesuai dengan kapasitas dukungnya.

37
e. Mengurangi resiko kenaikan muka air tanah
Dalam pemilihan pondasi tipe bored pile untuk mendapatkan tingkat
efisiensi yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Waktu pengerjaan yang relatif cepat
b. Model transfer beban
c. Prosedur pelaksanaan pemasangan tiang
d. Jenis tanah
e. Interaksi anatar pelat penutup tiang (Pilecap) dengan tanah
f. Arah dari beban yang bekerja

38
Gambar 3. 28 Pemasangan Tiang pancang menggunakan jack-in pile

Gambar 3.29 Tiang pancang yang sudah tertanam

39
Gambar 3.30 pengelupasan Tiang Pancang untuk diambil steak-nya

2. Pilecap
Pilecap adalah struktur bawah yang berfungsi untuk mengikat Tiang
pancang menjadi suatu kesatuan. Pilecap juga berfungsi untuk mentransfer
beban dari kolom yang akan dipindahkan pada pilecap. Pilecap yang
digunakan di proyek gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya ini
menggunakan pilecap tipe persegi. Untuk ukuran pilecap sendiri juga
bervariasi tergantung dari berapa titik pondasi yang diikat oleh pilecap. Untuk
pelaksanaan pilecap itu sendiri lebih sederhana dan dalam pelaksanaan pilecap
pihak MK sebagai pengawas berfungsi untuk mengawasi dan memonitoring
pekerjaan dari awal hingga akhir. Berikut adalah cara pelaksanaan pilecap :
1. Melakukan pengukuran pilecap yang akan dibuat.
2. Memasang bekisting pilecap menggunakan bata hebel.
3. Memasang tulangan pilecap yang sudah direncanakan.
4. Melakukan pengecoran dengan mutu beton sesuai rencana.

40
Gambar 3.31 Tahap awal Pemasangan bekisting Pile cap

41
Gambar 3.32 Penulangan Pile cap

Gambar 3.33 Pile cap siap cor

3. Tiebeam
Tiebeam adalah balok beton beton bertulang yang berada dibagian tanah
yang menghubungkan kaki kolom serta pengikat antar pilecap satu ke pilecap
yang lain (Puspantoro, 1984). Tie biem berfungsi untuk menjaga kestabilan
pondasi akibat beban diatasnya, sehingga beban pada pondasi dapat diterima
dari arah vertikal dan horizontal. Untuk pelaksanaan tiebeam itu sendiri lebih
sederhana dan dalam pelaksanaan tiebeam pihak MK sebagai pengawas
berfungsi untuk mengawasi dan memonitoring pekerjaan dari awal hingga
akhir. Berikut adalah cara pelaksanaan tiebeam :
1. Melakukan pengukuran tiebeam yang akan dibuat.
2. Memasang bekisting tiebeam menggunakan bata hebel.

42
3. Memasang tulangan tiebeam yang sudah direncanakan.
4. Melakukan pengecoran dengan mutu beton sesuai rencana.

Gambar 3.34 Pemasangan Tiebeam

4. Pekerjaan Pelat
Plat lantai merupakan lantai yang tidak terletak di atas tanah secara
langsung, yang merupakan lantai pembatas antara tingkat satu dengan tingkat
selanjutnya. Plat lantai dipikul oleh balok, yang bertumpu pada kolom
struktur. Proyek Pembangunan Gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya ini
menggunakan dua jenis plat lantai.Plat konvensional dengan menggunakan

43
tulangan baja, dan Plat Bondeck dengan menggunakan bondeck dan besi
weirmess sebagai penembah rasio kekuatan plat tersebut dengan ketebalan
keduanya 120 mm . Pelaksanaan pembuatan plat lantai yang baik dapat
memepengaruhi kekuatan dari bangunan itu sendiri dan harus disesuaikan
dengan elevasi yang sudah ditentukan dan di cek ulang pada saat pengecoran
menggunakan waterpass. Untuk menghasilkan plat lantai yang baik serta kuat
perlu tahapan yang benar dan sesuai dengan prosedur pelaksanaan yang pas

Gambar 3.35 Pemasangan Tulangan plat

44
Gambar 3.36 pengecoran plat

3.1.5 Kurva S
Kurva S adalah suatu kurve yang disusun untuk menunjukan hubungan
antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian
pada kurva S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnyaproyek atau pekerjaaan yang diselesaikan. Kurva S
pada proyek pembangunan Transmart Carrefour Tasikmalaya terdapat pada
Gambar 3.37

45
Gambar 3.37 Kurva-S

3.1.6 Sistem Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


merupakan sistem perlindungan bagi tenaga kerja dan jasa konstruksi untuk
meminimalisasi dan menghindarkan diri dari resiko kerugian moral maupun
material, kehilangan jam kerja, maupun keselamatan manusia dan lingkungan
sekitarnya yang nantinya dapat menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan
efisien. Pedoman penerapan SMK3 di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996.
Pedoman penerapan SMK3 yang berlaku di Indonesia menurut Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No: PER.05/ MEN/ 1996:
a) Komitmen dan Kebijakan
Pengusaha dan pengurus tempat kerja harus menetapkan komitmen dan
kebijakan K3 serta organisasi K3, menyediakan anggaran dan tenaga kerja
dibidang K3. Disamping itu pengusaha dan pengurus juga melakukan koordinasi
terhadap perencanaan K3. Dalam hal ini yang perlu menjadi perhatian penting
terdiri atas 3 hal yaitu:

46
1. Kepemimpinan dan Komitmen
2. Tinjauan Awal K3
3. Kebijakan K3

b) Perencanaan
Dalam perencanaan ini secara lebih rinci menjadi beberapa hal:
1. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko dari
kegiatan, produk barang dan jasa.
2. Pemenuhan akan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kemudian
mem-berlakukan kepada seluruh pekerja

3. Menetapkan sasaran dan tujuan dari kebijakan K3 yang harus dapat


diukur,menggunakan satuan/indicator pengukuran, sasaran pencapaian dan
jangka waktu pencapaian.
4. Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian kinerja K3 sekaligus
menjadi informasi keberhasilan pencapaian SMK3
5. Menetapkan sistem pertanggungjawaban dan saran untuk pencapaian
kebijakan K3
6. Keberhasilan penerapan dan pelaksanaan SMK3 memerlukan suatu proses
perencanaan yang efektif dengan hasil keluaran (output) yang terdefinisi
dengan baik serta dapat diukur.

c) Penerapan
Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan
kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai
kebijakan, tujuan dan sasaran K3. Suatu tempat kerja dalam menerapkan
kebijakan K3 harus dapat mengitegrasikan Sistem Manajemen Perusahaan yang
sudah ada.
Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan pada tahap ini adalah :
1. Jaminan Kemampuan
a. Sumber daya manusia, fisik dan financial.

47
b. Integrasi
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat.
d. Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
e. Pelatihan dan Keterampilan
2. Dukungan Tindakan
a. Komunikasi
b. Pelaporan
c. Dokumentasi
d. Pengendalian Dokumen
e. Pencatatan Manajemen Operasi
3. Identifikasi Sumber Bahaya dan Pengendalian Resiko
a. Identifikasi Sumber Bahaya
b. Penilaian Resiko
c. Tindakan Pengendalian
d. Perencanaan dan Rekayasa
e. Pengendalian Administratif
f. Tinjauan Ulang Kontrak
g. Pembelian
h. Prosedur Tanggap Darurat atau Bencana
i. Prosedur Menghadapi Insiden
j. Prosedur Rencana Pemulihan
4. Pengukuran dan Evaluasi
a. Inspeksi dan pengujian
b. Audit SMK3
c. Tindakan perbaikan dan pencegahan

48
3.2 Tinjauan Khusus Pekerjaan Kolom
3.2.1 Definisi kolom
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang berfungsi untuk menahan
beban aksial tekan vertikal yang ditransfer dari plat ke balok lalu ke kolom.
Kolom memiliki peranan penting dalam struktur bangunan. Perencanaan serta
pelaksanaan pembuatan kolom yang baik dapat mempengaruhi kekuatan dari
bangunan itu sendiri. Apabila dalam perencanaan serta pelaksanaan pembuatan
kolom terdapat kegagalan maka akan berakibat fatal,bahkan bisa meruntuhkan
seluruh bangunan. Untuk menghasilkan kolom yang baik serta kuat perlu tahapan
yang benar serta sesuai perencanaan. Untuk pelaksanaan kolom itu sendiri lebih
sederhana dan dalam pelaksanaan kolom pihak MK sebagai pengawas berfungsi
untuk mengawasi dan memonitoring pekerjaan dari awal hingga akhir. Kontruksi
kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang .
Sedangkan menurut SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral terkecil.
Dalam buku struktur beton bertulang (istimawan diphosudho,1994) ada tiga
jenis kolm beton bertulang yaitu :
a. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom
beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang , yang pada
jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral .
Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar
tetap kokoh pada tempatnya.
b. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama
hanya sajasebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral
yang dililitkan keliling membentuk heliks menerusdi sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk
menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah
terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen
dan tegangan terwujud.

49
c. Struktur kolom komposit , merupakan komponen struktur tekan yang
diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan
atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Kolom berfungsi sangat penting , agar bangunan tidak mudah roboh . Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah dibawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton . Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan . Besi adalah material
yang tahan tarikan , sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian strutural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan.
3.2.2 Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan
sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat
bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta
beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan.
Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau
bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya
tarik pada bangunan .

50
3.2.3 Metode Pelaksanaan Pembuatan Kolom

3.2.3.1 Peralatan Yang Digunakan Untuk Pekerjaan Kolom

1. Tower Crane
2. Bucket
3. Concrete Vibrator
4. Theodolite
3.2.3.2 Bahan

1. Besi Tulangan
2. Kawat Bendrat
3. Bekisting
4. Beton Deckling
5. Beton Ready Mix
Tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan struktur kolom dapat digambarkan
dalam diagram alir sebagai berikut :

Mulai

Gambar Kerja

Marking Kolom

Penulangan Pada Kolom

Mengoles Bekisting
Dengan oil foil

Pemberian Beton Decking


Pada tulangan kolom

51
Pasang dan atur bekisting
kolom
YA TDK

Cek Vertikalitas

Pembersihan bekisting

Pekerjaan Pengecoran

Gunakan concrete vibrator


pada hasil pengecoran

Perawatan beton

Selesai

Tahapan pekerjaan kolom dalam diagram diatas dapat dijelaskan sebagai


berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan kolom dilakukan pekerjaan persiapan , berupa persiapan
metode berdasarkan gambar Shop Drawing .
b. Pekerjaan Marking Kolom
Pekerjaan marking kolom adalah pekerjaan untuk menentukan as kolom
menggunakan survey sebagai acuan untuk pekerjaan pemasangan bekisting

52
kolom . Pekerjaan ini dilakukan dilapangan oleh surveyor dan diawasi oleh
kontraktor .
Penggunaan theodolite sebagai alat yang dapat menghitung sudut mendatar
maupun tegak pada suatu permukaan . Pada proyek Pembangunan Gedung
Transmart Carrefour Tasikmalaya , setelah melakukan pengecekkan shop drawing,
surveyor mengukur kolom dengan cara membidikkan total station pada area
kolom yang akan diukur . Kemudian , surveyor yang lain menandai titik kolom
dari hasil bidik tersebut. Kemudian membuat alat sipatan untuk membuat garis
dimensi kolom pada lantai. Setelah itu , tentukan titik yang akan dibidik kemudian
sesuaikan dengan as kolomnya sampai sesuai dengan gambar rencana.
c. Penulangan Kolom
Tulangan adalah hal terpenting dalam sebuah struktur. Tulangan dapat
memperkuat beton. Tulangan yang dipasang dalam sebuah kolom harus sesuai,
agar nantinya menghasilkan sebuah kolom yang kuat dan kokoh.
Langkah-langkah yang dilakukan saat pemasangan tulangan kolom adalah
1) Baja tulangan dipotong dan dibengkokkan pada bar cutter dan bar bender
sesuai dengan gambar rencana.
2) Tulangan tersebut dibawa ke lokasi kolom menggunakan tower crane
kemudian dibawa ke lokasi kolom yang akan dirakit sesuai dengan gambar
kerja.
3) Pemasangan sengkang yang sudah dibentuk, dirakit dan diletakkan pada
posisi jarak yang sudah di tentukan, dan diikat ke tulangan pokok
menggunakan kawat bendrat.
4) Sengkang pada bagian stek ujung-ujung kolom dipasang lebih merapat
karena ujung kolom dan bagian tumpuan menerima gaya geser.
d. Pengolesan Bekisting menggunakan Oil Form
Pekerjaan pengolesan bekisting menggunakan Oil Form merupakan salah satu
pekerjaan perawatan kolom yang dilakukan sebelum pengecoran . Pekerjaan ini
dilakukan untuk meminimalisir kerusakan pada hasil pengecoran saat bekisting
dibongkar.

53
e. Pemberian Beton Decking pada Tulangan Kolom
Sebelum dilakukannya pekerjaan pengecoran kolom , dilakukan terlebih dahulu
pemasangan beton decking . Selimut beton nantinya bersifat sebagai cover
daripada struktur kolom yang harus sesuai dengan spesifikasi teknis . Jika tebal
selimut beton sesuai dengan spesifikasi teknis maka tulangan yang nantinya
berfungsi sebagai perkuatan beton dapat bekerja dengan maksimal .
f. Pemasangan dan Pengaturan Bekisting
Bekisting yang digunakan dalam proyek pembangunan gedung Transmart
Carrefour Tasikmalaya adalah bekisting knock down , jadi pada pemasangannya
tidak perlu memasangkan disisi kolom satu persatu

g. Cek Vertikalitas
Pengecekan vertikalitas berfungsi sebagai quality control dari pemasangan
bekisting kolom untuk memastikan ketegakkan dan kelurusan kolom sebelum
kolom tersebut di cor .
h. Pembersihan Bekisting dan Tulangan
Pekerjaan pembersihan bekisting dan tulangan dari debu ini bertujuan untuk
mengoptimalkan kualitas beton yang nantinya akan ditempatkan pada tulangan
kolom yang telah diberi bekisting . Pekerjaan tersebut dilakukan menggunakan
alat khusus yang menggunakan air compressor .
i. Pekerjaan Pengecoran
Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat sesuai mutu
pesanan sehingga pelaksana proyek dapat langsung menggunakan untuk proses
pengecoran. Supplier beton ready mix pada proyek pembangunan gedung
Transmart Carrefour Tasikmalaya adalah PT.Unggul Sejati Indonesia.
Pengangkutan beton dari tempat pembuatan beton ready mix (batching plant)
ke lokasi proyek menggunakan mixer truck.
Pengecoran kolom yang tidak dapat dijangkau oleh concrete pump, maka
pengecoran perlu dilakukan menggunakan concrete bucket yang bawahnya
disambung dengan pipa tremi untuk memasukan campuran beton ke bekisting

54
kolom. Pengecoran menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-350
untuk kolom. Langkah-langkah pegecoran kolom :
1) Campuran beton ready mix yang baru datang , tes dahulu nilai slumpnya
yaitu 11-14 cm pada proyek ini.
2) Sebelum pengecoran dilakukan tulangan dan bekisting disiram
menggunakan air supaya tidak ada kotoran yang menempel pada
bekisting, dan bekisting tidak menyerap air dari adukan beton
3) Beton dari ready mix dituangkan ke concrete bucket untuk diangakat
beserta operator bucket menggunakan tower crane menuju lokasi kolom
yang dituju, beton disalurkan dari concrete bucket menggunakan pipa
tremi.
4) Selama proses pengecoran digunakan alat vibrator yang dimasukan
ke kolom untuk memadatkan hasil pengecoran. Diperlukannya concrete
vibrator yang digunakan untuk memadatkan hasil adukan beton yang
dituangkan saat pengecoran agar beton dapat terisi pada seluruh volume
ruangan yang dicetak oleh bekisting sehingga tidak terdapat rongga
udara diantara beton yang membuat beton menjadi keropos. Pada
proyek pembangunan gedung ini concrete vibrator digerakan oleh
mesin listrik dan mempunyai lengan yang panjang untuk menggetarkan
adukan beton pada posisi yang jauh atau dalam pada kolom dan
dinding.

j. Perawatan Beton
Setelah Proses pengecoran dan sudah kering , beton tersebut harus
dilakukan perawatan agar mendapatkan kualitas yang sesuai dengan rencana.
Bekisting dapat dilepas minimal setelah umur beton ± 6-12 jam .

55
5 BAB IV
6 PERMASALAHAN DAN EVALUASI
7
4.1 Permasalahan Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek pasti akan ada permasalahan yang dapat
menghambat berjalannya suatu proyek. Permaslahan yang terjadi ditimbulkan dari
beberapa faktor seperti faktor cuaca, faktor sosial, faktor pelaksanaan, dan faktor
keselamatan kerja, faktor sumber daya manusia. Pada sub bab ini akan dibahas
mengenai permasalahan yang terjadi dan solusi yang dilakukan.

4.1.1 Faktor-Faktor Permasalahan Poyek


Selama proyek pembangunan berlangsung, terdapat beberapa masalah yang
timbul. Berikut ini beberapa permasalahan yang timbul:
1. Faktor Alam
Alam adalah suatu wujud yang terdiri dari beberapa unsur dasar seperti
air, tanah, udara, dan Api. Alam adalah sesuatu yang tidak bisa diatur dan
diprediksi sesuai dengan kehendak Manusia. Oleh karena itu faktor alam
sangat berpengaruh dalam pengerjaan proyek pembangunan Gedung
Transmart Carrefour Tasikmalaya. Karena akan menghambat pekerjaan
yang membuat terulurnya waktu pelaksanaan. Permasalahan yang terjadi
akibat faktor alam antara lain:
a. Banyaknya bongkahan batu yang menghambat proses
pemancangan pondasi

56
Gambar 4.1 bongkahan batu pada saat jacking Tiang Pancang
b. Muka air di lokasi proyek sangat tinggi sehingga menggenangi
struktur pondasi dan menghambat pekerjaan pengecoran pile cap

Gambar 4.2 Genanggan air pada saat pemasangan pile cap

2. Faktor keselamatan kerja

Kurangnya kesadaran dari pekerja untuk mentaati peraturan yang


dibuat oleh tim K3, pada saat bekerja. Adapun pelanggaran-pelanggaran
yang sering terjadi yaitu :
a. Tidak memakai perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri)
b. Merokok pada saat bekerja
c. Membuang sampah sembarangan
d. Peralatan dan Material disimpan sembarang tempat

57
Gambar 4.3 Pekerja tidak memakai APD sesuai standar
3. Faktor Keterlambatan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu akan menghasilkan proyek


konstruksi yang baik juga. Dalam setiap proyek konstruksi pasti ada
permasalahan yang dihadapi . Salah satunya adalah permasalahan
keterlambatan dalam pekerjaan kosntruksi. Keterlambatan pekerjaan ini bisa
dipicu oleh beberapa faktor , antara lain:
a. Kurangnya pembiasaan disiplin dalam pekerjaan
b. Berkurangnya jumlah tenaga kerja akibat sakit
c. Keterlambatan pengiriman bahan material
d. Rusaknya peralatan pekerjaan
Bila permasalahan keterlambatan pekerjaan terjadi, maka akan
berpengaruh terhadap waktu dan biaya yang dibutuhkan.

4.1.2 Pemecahan permasalahan


Beberapa pemecahan permasalahan yang terjadi saat proyek berlangsung
yaitu:

1. Faktor Alam
Bila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan alam ataupun
teknis seperti yang terjadi pada struktur pondasi di proyek pembangunan
gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya maka hal yang perlu dilakukan
adalah pihak kontraktor meminta toleransi kepada pihak MK (Manajemen
Konstruksi) atau owner untuk mengajukan perubahan rencana pekerjaan
ataupun alat tambahan untuk menyelesaikan permasalahan yang tidak
diperkirakan sebelumnya. Agar rencana pekerjaan dapat kembali berjalan
dengan baik dan ketertinggalan pekerjaan dapat kembali dikejar sesuai
dengan rencana awal. Seperti pada proyek ini meminta alat tambahan berupa
pompa air Jet Pump yang tertera pada gambar 4.4

58
Gambar 4.4 jet pump

2. Faktor keselamatan kerja


Untuk mengatasi masalah K3 ini, dilakukan:
a. upaya untuk menumbuhkan kesadaran para pekerja, dengan cara menegurnya,
memeberikan sanksi berupa sanksi sosial dan lain-lain.
b. Pasang Papan Informasi K3 agar pekerja tidak mudah lupa
c. Adanya alat keselamatan yang lengkap seperti: Body Hearnes, Safety Helmet,
Safety shoes, dan sarung tangan sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang ada.
Adanya sosialisasi atau pengenalan alat keselamatan dari koordinator HSE atau
Safety Man terhadap tenaga kerja baik itu menegur atau memberitahu penggunaan
alat kesalamatan yang benar.Dapat dilihat pada papan informasi Gambar 4.5

59
Gambar 4.5 Papan Informasi K3

3. Faktor Keterlambatan Pekerjaan

Apabila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan


tentang keterlambatan pekerjaan , maka hal yang perlu dilakukan adalah
pihak kontraktor mencari tambahan pekerja. Aapabila kekurangan pekerja
segera mencari alternatif supilyer lain untuk bahan material dan
menambah jumlah jam pekerjaan (lembur) agar keterlambatan pekerjaan
dapat dikejar. Akan tetapi semua itu harus mendapatkan perizinin dari
pihak owner dan pihak MK (Manajemen Konstruksi). Jam kerja tambahan
dapat dilihat pada Gambar 4.6

Gambar 4.6 Jam kerja tambahan (Lembur)

60
4 BAB V
PENUTUP
Setelah melaksanakan Praktik Kerja selama kurang lebihnya 30 hari. Penulis
mendapatkan sebuah Ilmu dan Pengalaman yang sangat bermanfaat sekali karena
bisa membandingkan dan mengimplementasikan ilmu yang dipelajari secara teori
di ruang perkuliahan dan di lapangan. Serta dapat mengetahui dunia keteknik
sipilan yanng dimuat dari hasil pengamatan selama praktik kerja berlangsung,
dimana penulis bisa mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Pengamatan yang kami lakukan selama melaksanakan kerja
praktik pada proyek pembangunan gedung Transmart Carrefour Tasikmalaya
dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Praktik Kerja memberikan Ilmu Pengetahuan di lapangan melalui analisa
dan studi kasus yang dialami oleh mahasiswa untuk menunjang
mahasiswa dalam dunia kerja yang sesungguhnya
2. Metode Pelaksanaan dalam proyek yang dilakukan oleh pihak kontraktor
sangat baik dalam tahap demi tahap pelaksanaannya, sehingga bisa
mengejar ketertinggalan rencana kerja yang sempat tertinggal di awal

61
3. Koordinasi antara pihak kontraktor dengan pengawas lapangan atau MK
(Management Konstruksi) baik dengan pihak owner berjalan cukup baik
dan berintegritas

4. Pengawasan yang dilaksanakan berupa pelaksanaan mutu ( Quality


Control), pengawasan biaya ( Cost Control ), pengawasan waktu
pelaksanaan (Time Control ), dan Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja ( K3 )

5. Daya dukung alat berat seperti Tower Crane, Jack-in Pile, unit excavator
dan alat bantu lain nya sangat mendukung efektifitas dan efisiensi
pengerjaan proyek

6. Kerja sama dan saling percaya menunjukan kapasitas Sumber Daya


Manusia di Proyek sangat baik

7. Jam kerja yang terlalu lama yang mengakibatkan jam istirahat para
pekerja sangat kurang

8. Kurangnya menerapkan budaya disiplin di proyek

5.2. Saran
Saran dari kami selaku penulis adalah agar waktu dalam pelaksanaan Kerja
Praktek bisa diperpanjang agar dalam pelakaksanaanya mahasiswa bisa menyerap
ilmu lebih banyak dan lebih efektif terutama ilmu – ilmu yang biasanya tidak
ditemukan ataupun tidak diajarkan pada saat kegiatan perkuliahan. Sehubungan
dengan terbatassnya waktu pelaksanaan kerja praktek kami selaku penulis
menyarankan rekan-rekan mahasiswa agar pada pelaksaanaan kerja praktek lebih
aktif ketika di proyek karena dengan begitu akan lebih banyak mendapat
pengetahuan yang diharapkan sehingga bisa mendapatkan data yang lengkap guna
menunjang dalam proses penyususan laporan kerja praktek.

62
63

Anda mungkin juga menyukai