5
dari dalam dan luar negeri diantaranya PT PP-Taisei Indonesia
Contruction, PT Mitracipta Polasarana dan PT Citra Waspphutowa.
2003 : PT PP (Persero) melaksanakan program EMBO (Employee
Management Buy Out), yaitu pembelian saham Negara Republik
Indonesia untuk program kepemilikan Saham oleh Karyawan dan
Manajemen, dalam hal ini diwakili oleh Koperasi Karyawan
Pemegang saham PT. PP (KKPSPP). Pelaksanaan program EMBO
tersebut telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 64 tahun 2003 tentang Penjualan Saham Milik Negara Republik
Indonesia pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pembangunan
Perumahan tertanggal 31 Desember 2003. Perjanjian jual beli saham
tersebut diatas dilakukan antara Pemerintah Negara Republik
Indonesia dengan KKPSPP secara notariil pada tanggal 9 Februari
2004.
2009 : Tahun 2009, sejalan dengan berkembangnya bisnis dan semakin
kokohnya kondisi keuangan, maka PT PP ( Persero) melakukan
persiapan transformasi dimana pada tahun 2009 PT PP (Persero)
akan melaksanakan program Penawaran Umum Perdana Saham
kepada masyarakat (Intial Public Offering/IPO). Dimana
pelaksanaan program IPO PT PP ( Persero) telah mendapatkan
persetujuan dari Pemerintahan Republik Indonesia sesuai dengan
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 76 tahun 2009
tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara melalui
Penerbitan dan Penjualan Saham Baru pada Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Pembangunan Perumahan tanggal 28 Desember 2009.
2010 : Dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintahan tentang
Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara pada tahun 2009
tersebut diatas, maka pada tanggal 9 Februari 2010 PT PP (Persero)
telah memenuhi persyaratan pencatatan pada PT Bursa Efek
Indonesia (BEI). Terhitung sejak tanggal tersebut Saham PT PP
6
(Persero) Tbk resmi tercatat dan dapat diperdagangkan di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
7
e. Profesionalisme SDM yang berwawasan Global.
2. Safety, Health & Enviromental Policy
a. Mencegah terjadinya cedera dan sakit akibat kerja.
b. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan terhadap keselamatan,
kesehatan kerja dan pengolahan lingkungan dengan melibatkan pihak
terkait.
c. Melibatkan lingkungan kinerja yang sehat dan mempertimbangkan
dampak lingkungan dalam setiap kegiatan kerja.
d. Penerapan sistem manajemen selalu mengikuti peraturan-peraturan dan
persyaratan lain yang berlaku.
3. Risk Management Policy
a. Menerapkan Manajemen Risiko Korporasi yang terintegrasi dalam
proses perencanaan Strategis maupun Operasional Perusaha, sebagai
perwujudan dari penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG).
b. Direksi, sebagai Pemegang Akuntablitas Tertinggi dalam Pengelolaan
Risiko, memberikan arahan Strategis dan menetapkan Parameter
Risiko.
c. Unit Manajemen Risiko, Memberikan masukan kepada Direksi atas
Pengelolaan Risiko, Pemantauan Profile Risiko, Pengukuran Risiko dan
meninjau efektifitas rencana Penanganan Risiko.
d. Unit Terkait, sebagai Pemilik dan Pengelola Risiko bertanggung jawab
serta akuntabel untuk mengelola risiko secara konsisten dan
berkelanjutan.
8
Sebagai penyempurnaan dari Budaya Perusahaan yang telah ada, maka
Manajemen telah merumuskan Nilai-nilai Perusahaan yang disingkat dengan
sebutan PPEDGES terdiri dari :
P (Performance) :
Efektif dalam Bekerja
Tidak Cepat Puas dan selalu Melakukan Perbaikan
Selalu Berusaha mewujudkan Tujuan Perusahaan
P (Professionalism) :
Disiplin (Tepar Waktu, Tepat Janji, Tertib)
Proaktif, Gesit dan Fleksibel
Tanggung Jawab, Taat Hukum, Taat Peraturan dan Taat Kode Etik
Perusahaan tanpa Benturan Kepentingan
E (Excellence) :
Cermat dan Teliti
Menghasilkan Layanan / Produk Berkualitas Tinggi
Selalu Berusaha mencapai Kinerja Maksimal dengan memperhatikan
Keselamatan Kerja dan Lingkungan
D (Determination) :
Kerja Keras (Pantang Menyerah dan Tangguh)
Memiliki Kebulatan Tekad dan Kegigihan
Focus dalam Bekerja dan Tegas
G (Genuineness) :
Berpikir Inovatif dan Kreatif
Jujur dan Transparan
Memiliki Pola Pikir Global dan Kewirausahaan
E (Efficiency) :
Efisien dalam Bekerja
Peduli terhadap Biaya
S (Satisfaction) :
Bersyukur dan Berjiwa Besar
Focus pada Kepuasan Pelanggan
9
Toleransi, Sopan Santun dan Saling Hormat
10
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi suatu perusahaan memiliki peran penting bagi
perusahaan yang bersangkutan. Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan
antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan.
Dengan adanya struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjanaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi.
11
12
2. QSHE Manager
QSHE Manager merupakan wakil dari Project Manager yang membidangi
Quality Control dan K3 dalam suatu proyek (pt-pp.com). Adapun tugasnya adalah
sebagai berikut :
a. Mengkoordinir tim QC untuk menjaga ataupun mengecek pekerjaan yang
sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan gambar kerja, biasanya tim
QC melakukan dua kali pengecekan dimana pengecekan pertama
dilakukan checklist internal dan yang kedua dilakukan bersama
pengawas untuk mendapatkan progress pekerjaan selanjutnya.
b. Menjaga dan mengkoordinir team safety untuk melakukan tugas sebagai
tim keselamatan di proyek.
c. Mengadakan rapat rutin untuk mengkoordinasikan pelaksanaan K3
dengan para pekerja (mandor).
14
3. Site Engineering Manager (SEM)
Site Engineering Manager adalah penanggung jawab bidang perencanaan
teknis dan pengendalian operasional (quality, cost, delivery dan safety) (pt-
pp.com).
Dalam hal pelaksanaan Site Engineering Manager mempunyai tugas yaitu :
a. Membuat perencanaan operasional yang meliputi (quality plan, site
installation, metode pelaksanaan, shop drawing, cash flow, safety plan,
scheduling).
b. Mempelajari dan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam
kontrak kerja dengan pihak I (Owner) dan pihak ke III (Sub Kontraktor).
c. Membuat laporan-laporan proyek (mingguan, bulanan, dsb).
d. Melakukan seleksi dan negoisasi dengan sub kontraktor dan supplier
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
e. Mengadakan komunikasi dengan klien, perencana dan pengawas dalam
bidang-bidang teknis operasional.
f. Mengadakan value engineering terhadap perencanaan proyek.
g. Melaksanakan pengawasan (mutu produk, biaya , progress fisik, dsb).
15
f. Meneliti dan mensyahkan tagihan-tagihan mandor dan sub-kontraktor
yang berhubungan dengan volume fisik lapangan dan harga satuan.
g. Membina GSP guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi
perusahaan.
h. Melaksanakan pengujian-pengujian laboratorium yang diperlukan guna
menyakinkan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan sesuai standar mutu
yang dikehendaki.
16
b. Mengontrol proses operasional proyek agar berjalan sesuai dengan
aturan dan tidak melanggar rambu-rambu yang sudah disepakati.
c. Melakukan monitoring terhadap kemajuan proyek.
d. Menyiapkan dokumen administrasi dan pendukung berupa ( berita acara
layak pakai, berita acara penerimaan barang, sura pengiriman barang,
berita acara instalasi, invoice atau tagihan, dll) yang menyangkut
operasional proyek selama pekerjaan berjalan.
e. Memastikan operasional proyek berjalan dengan menggunakan standart
yang sudah baku, serta diakui secara nasional maupun internasional.
f. Dibantu oleh tim teknis membuat laporan kemajuan pekerjaan.
7. Surveyor
Surveyor adalah bagian yang mempunyai bermacam-macam tugas dalam
pembangunan gedung, secara umum pekerjaan surveyor berhubungan dengan
pengukuran bangunan (pt-pp.com).Tugas surveyor pada proyek gedung antara
lain:
a. Menentukan titik-titik batas area proyek dan penentuan koordinat
gedung.
b. Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk
diaplikasikan dilapangan
c. Menentukan elevasi pada setiap titik-titik koordinat
d. Marking atau menentukan as kolom gedung, perletakan void dan lobang
lift agar berada tepat pada posisi rencana.
e. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass atau
benang ukur.
f. Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara pinjaman
dengan ketinggian yang sudah direncanakan dar setiap lantainya.
8. Safety Officer
Safety Officer bertujuan untuk menjamin dalam pelaksanaan proyek agar
tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan menjamin produktifitas
17
tidak terganggu menuju kondisi nol kecelakaan (pt-pp.com). Tugas dari seorang
Safety Officer yaitu :
a. Menyiapkan rambu-rambu, pagar pengaman, tanda batas proyek, serta
perangkat-perangkat lain yang dibutuhkan untuk menjamin keamanan.
b. Menyediakan perlengkapan safety bagi pekerja-pekerja lapangan.
c. Memberikan bantuan P3K apabila terjadi kecelakaan.
d. Membuat laporan yang berisi analisis potensi bahaya dan upaya
prevensif yang akan dilakukan guna meminimalkan potensi kecelakaan
kerja.
e. Mempelajari dan memahami prosedur kerja yang disiapkan oleh bagian
operasional serta memperkirakan kemungkinan-kemungkinan bahaya
yang akan terjadi.
f. Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan dan para pekerja di lapangan
agar memenuhi standart keamanan prosedur kesehatan dan keselamatan
kerja dan lingkungan K3 yang berlaku.
18
b. Berkoordinasi dengan owner apabila ada perubahan mengenai
arsitektural.
c. Berkoordinasi dengan pelaksana arsitektural agar sesuai dengan gambar
rencana yang telah dibuat.
d. Menggambar arsitektural dalam proyek yang akan dilaksanakan.
19
13. Site QS (Quantity Surveyor)
Adapun tugas dari Site QS (Quantity Surveyor) menurut PT.PP (Persero)
Tbk adalah sebagai berikut :
a. Melakukan perhitungan volume pekerjaan yang akan dikerjakan maupun
pekerjaan yang sudah dikerjakan.
b. Berkoordinasi dengan pengendali biaya mengenai berapa besar volume
yang telah dihasilkan dalam suatu pekerjaan.
c. Melakukan perhitungan volume terhadap gambar FORCON (For
Construction) dan gambar shop drawing untuk memperoleh berapa
selisih volume yang nantinya apabila ada perubahan bisa diajukan klaim
ke pihak owner.
d. Menghitung luas (m2) pekerjaan bangunan yaitu pasangan batu bata
plasteran, pekerjaan beton, screed lantai dan lain-lain.
e. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan
sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/
pemborongan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule
pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
f. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap
pekerjaan.
g. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barang untuk memberi
informasi kebutuhan material ang harus didatangkan.
h. Menghitung volume (kg) pada pekerjaan besi beton bertulang,
alumunium, dan lain-lain.
i. Mengecek kesesuaian penerapan material.
14. Logistik
Adapun tugas dari Logistik menurut PT.PP (Persero) Tbk adalah sebagai
berikut :
a. Mengadakan material pekerjaan.
b. Berkoordinasi dengan QS tentang berapa banyak material yang harus
didatangkan.
20
c. Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan
waktu.
d. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
e. Membuat laporan penerimaan material yang biasanya di koordinasikan
dengan SEM.
21
c. Berkoordianasi dengan orang K3 untuk mempersiapkan segala bentuk
pengamanan yang terpasang dilokasi proyek.
22
b. Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
c. Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode
pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
d. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai
dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
e. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian atau program mingguan dan bulanan yang ada serta melaporkan
prestasi kerja ke kepala proyek.
f. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan
sub kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain.
23
2.4 Data Pembimbing Lapangan
Berikut merupakan data pembimbing lapangan selama kerja praktik yang
dilaksanakan di PT PP (Persero) Tbk pada proyek Pembangunan Gunawangsa
Tidar Apartment Surabaya.
Nama : Chaesario Bagus P, ST.
Jabatan : Met & Sch
Telepon/Hp : 081217098024
Riwayat Pendidikan : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
24