Anda di halaman 1dari 65

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PENCAK SILAT TERHADAP

KEDISIPLINAN SANTRI PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH


KARIMUN

PROPOSAL

MUSTOFA

NIM.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MUMTAZ
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori......................................................................................
1. Ekstrakurikuler......................................................................................
2. Pencak Silat ..........................................................................................
3. Kedisiplinan .........................................................................................
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................
C. Hipotesis ..............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan ...........................................................................
B. Waktu dan Tempat ...............................................................................
C. Sumber Data..........................................................................................
D. Populasi dan Sampel ............................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
F. Teknik Analisis Data ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................

Tabel 3.1
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan karakter di Indonesia sudah dicantumkan pada mata pelajaran

dari dulu dipelajari melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Pendidikan sedangkan pada pendidikan agama islam sendiri anak didik akan

diajarkan bahwa manusia memegang teguh iman, islam, dan ihsan. Hal ini

mengharapkan anak agar mempunyai karakter sesuai dengan dasar negara

Indonesia, yaitu pancasila dan dasar nilai agama. Namun, jika dilihat kondisi

masyarakat yang sekarang yang notabene dari “pendidikan karakter berbasis

pancasila dan agama”, maka outcome yang ada ternyata belum sesuai makna

karakter dan masih banyak problema yang harus dipecahkan.1

Desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan

Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar itu, era globalisasi total

yang akan terjadi pada tahun 2021. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian

berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Rahasia

keberhasilan dalam menyambut tantangan berat itu terletak pada kualitas

sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang bijak dan berbudaya. Oleh karena itu,

peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal serius yang harus dipikirkan

secara sungguh- sungguh.2

1
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 4

2
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional,
(Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35
Pendidikan karakter mewujudkan suatu pondasi bangsa yang sangat serius

dan harus ditanamkan sejak dini kepada anak- anak.3 Padahal, dampak globalisasi

yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan

karakter bangsa. Mundurnya bangsa dan negara Indonesia kala ini tidak hanya

disebabkan oleh kritis perdagangan melainkan juga oleh krisis akhlak. Oleh karena

itu, perekonomian bangsa menjadi ambruk, korupsi, kolusi, nepotisme, dan

perbuatan-perbuatan yang merugikan bangsa merajalela. Perbuatan-perbuatan

yang dimaksud adalah perkelahian, perusakan, perkosaan, minum- minuman

keras, dan bahkan pembunuhan. Keadaan seperti itu, terutama krisis akhlak terjadi

karena kesalahan dunia pendidikan atau kurang berhasilnya dunia pendidikan

dalam menyiapkan generasi muda bangsa. 4

Pondok Pesantren bukanlah sekedar tempat untuk meraih keterampilan

kognitif dan linguistik. Pondok pesantren juga merupakan tempat berlangsungnya

perkembangan pribadi (personal development), yakni saat anak-anak dan remaja

menguasai pola- pola perilaku yang khas dan mengembangkan pemahaman diri

(self-understanding), yang telah muncul semenjak masa bayi dan masa taman

kanak-kanak.5

Masa remaja merupakan masa dimana seorang manusia dalam masa yang

labil, penuh rasa ingin tahu, dan dalam pencarian jati diri. Tidak sedikit orang

yang menyesali masa remajanya karena pernah melakukan kecerobohan yang

3
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, hlm
1
4
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, hlm
17
5
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang,
(Jakarta: Erlangga, 2009 ) hlm89
berdampak buruk bagi masa depan hidupnya. Kenakalan masa remaja pada titik

ekstrim yang membawa penyesalan biasanya bila telah melanggar hukum, sex

pranikah, putus sekolah, dan terlibat jaringan narkoba. Kenakalan remaja bisa juga

merambah kelingkungan pesantren, mengingat masa remaja adalah masa pubertas

yang memiliki fisik orang dewasa namun pikiran cenderung masih anak-anak.

Para santri dipondok pesantren pun bisa saja melakukan kenakalan remaja dalam

skala yang ringan misalnya keluar lingkungan pesantren tanpa izin, bolos ataupun

kenakalan remaja yang dilakukan santri yaitu tertidur saat diterangkan oleh

ustadz/ustadzah saat jam pelajaran dikarenakan mereka tidak memanfaatkan

waktu tidur/istirahat secara baik. Penyuluh yang juga pelatih ekstrakurikuler

pencak silat di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun ini membagi kisah santri

didiknya. Menurutnya sebelum ada ekstra kurikuler beladiri, pintu kamar mandi

santri putra di Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun sering rusak dan harus

diganti. Hal ini disebabkan para santri putra sering mempraktekkan tendangannya

ke pintu kamar mandi disaat mereka sedang menunggu antrian. Akan tetapi sejak

ekstrakurikuler olah raga bela diri pencak silat diadakan dipesantren, fenomena

rusaknya pintu kamar mandi sudah tidak seperti dulu lagi.

Pihak sekolah menghimbau para santri untuk bisa menyalurkan energi

mereka ke hal-hal yang positif. Itu mengapa ketika suatu lingkungan pergaulan

memberikan ruang bagi mereka untuk menyalurkan energi secara positif,

kenakalan remaja santri bisa diminimalisir. Pihak sekolah juga menyarankan

bahwa sebelum para remaja melakukan kenakalan yang lebih jauh dan fatal, para

orang tua dan guru harusnya memfasilitasi wahana-wahana untuk menyalurkan

ekspresi dan energi mereka. Seperti mengikutkan remaja-remaja dalam ekstra


kurikuler disekolah dan kompetisi yang mengedepankan prestasi. Sistem ini

terbukti berguna di Hidayatullah Karimun yang sering mendapatkan prestasi

akademik maupun non-akademik. Karena dengan mengikuti ekstra kurikuler,

resiko remaja terkena pengaruh negatif sangat kecil. Sebab menurut pihak sekolah,

bahwa sebagian besar santri yang bertindak negatif berasal dari lingkungan luar

sekolah. Itu sebabnya perlu membentuk lingkungan baik dengan kegiatan baik

untuk menghindarkan kenakalan remaja dan jauh dari pengaruh buruk luar.

Sejak lahirnya ilmu psikologi pada akhir abad 18, kedisiplinan atau tingkah

laku manusia selalu menjadi topik bahasan yang penting. Dalam membentuk

karakter, watak atau jiwa yang tangguh baik secara fisik maupun mental ada

banyak hal yang bisa kita lakukan selain melalui Yayasan Pondok Pesantren, salah

satunya melalui pendidikan beladiri pencak silat yang merupakan warisan budaya

asli Indonesia. Pencak silat sudah terbukti membentuk manusia-manusia yang

berkarakter, pantang menyerah dan tidak mudah putus asa atas segala masalah

yang dihadapi, pencak silat telah berhasil membentuk para pendekar yang kuat

secara jasmani maupun rohani sehingga terbentuk pribadi-pribadi yang tangguh

dan siap terjun dalam masyarakat.6

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Pandji Oetojo bahwa pencak silat

sebagai hasil krida atau karya pengolahan akal, kehendak dan rasa yang dilandasi

kesadaran atau kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, terdiridari 4 aspek yang merupakan satu kesatuan

yang bulat, yakni aspek mental-spiritual, beladiri, seni dan olahraga. Keempat

aspek tersebut baik masing-masing maupun keseluruhan, mengandung materi

6
Purwa atmaja prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012).
pendidikan yang menyangkut sikap dan sifat ideal, yaitu sikap dan sifat yang

menjadi idaman bagi hidup pribadi, hidup bermasyarakat dan bernegara.7

Demikian pula dalam ajaran pencak silat di antaranya yang memiliki panca

dasar yaitu yaitu persaudaraan, olahraga, beladiri, seni, dan kerohanian atau

spiritual. Aspek persaudaraan diharapkan akan dapat membantu seseorang untuk

dapat hidup bermasyarakat, aspek olahraga dan beladiri akan membantu seseorang

untuk mendapatkan kesehatan jasmani, semangat dan pemberani, aspek seni

berkaitan dengan estetika, hal ini dapat membuat jiwa menjadi indah, sedangkan

aspek spiritual dapat meningkatkan religiusitas. Jadi setiap aspek yang terkandung

pada pencak silat sangat penting artinya untuk melengkapi upaya pembentukan

karakter generasi muda dan fenomena merosotnya karakter dalam kehidupan anak

bangsa kita.

Bertolak dari pemikiran tersebut bukanlah suatu hal yang tidak mungkin

kalau pencak silat sebagai seni beladiri dengan multi aspeknya dijadikan sarana

untuk membina moral dan tingkah laku manusia.

Pada saat ini sudah ada beberapa pondok pesantren yang

menyelenggarakan ekstrakulikuler pencak silat, salah satunya adalah Pondok

Pesantren Hidayatullah Karimun di situ peran ekstra kurikuler pencak silat sangat

berpengaruh dalam memasukkan nilai-nilai kedisiplinan akhlak sehingga siswa-

siswa dapat mengerti tentang akhlak yang baik disamping bisa membentengi

dirinya melalui bela diri. Anak-anak menjadi lebih berhati-hati dalam bersikap

karena mereka tahu bahwa berbuat tidak baik kepada orang lain itu dilarang dan

merugikan diri sendiri maupun orang lain.

7
Pandji Oetojo,Pencak Silat, (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000), hlm.8
Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui bagaimana cara penerapan

disiplin pada peserta didiknya, baik penyampaian teknik beladiri pada latihan,

maupun proses penanaman nilai-nilai moralitas pada anak didiknya melalui ajang

ke-SH-an, yang mempunyai peranan penting pada pembentukan watak dan

kedisiplinan peserta didik. Untuk itu peneliti tertarik untuk membahas dan

mengkaji tentang pengaruh ekstra kurikuler pada kegiatan pencak silat itu sendiri.

Maka dari itu peneliti mengangkat tema skripsi yang berjudul “ Pengaruh

Kegiatan Ekstra Kurikuler Pencak Silat Terhadap Kedisiplinan Santri

Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Adakah pengaruh kegiatan ekstra kurikuler pencak silat

terhadap kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini

adalah : Untuk mengetahui pengaruh ekstra kurikuler pencak silat terhadap

kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun.

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Santri

a) Untuk melestarikan salah satu budaya Indonesia melalui kegiatan

Pencak Silat.

b) Sebagai sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa.

2. Bagi Guru
a) Sebagai alternatif untuk membentuk kedisiplinan seseorang selain

melalui lembaga pendidikan Pondok Pesantren.

b) Untuk membangun kerangka berfikir aplikatif yang bersesuaian dengan

kondisi saat ini

3. Bagi Lembaga

a) Sebagai sumbangan pemikiran tentang pendidikan islam melalui

kegiatan ekstra kurikuler pencak silat di Pondok Pesantren

Hidayatullah Karimun.

b) Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pada

pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler pencak silat Pondok Pesantren

Hidayatullah Karimun

4. Bagi Peneliti

a) Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti, serta tambahan

pengetahuan.

b) Untuk mengembangkan pengetahuan peneliti dengan landasan dan

kerangka teoritis yang ilmiah.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Ekstrakurikuler

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan

program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara

khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa.8

Menurut Suryosubroto, ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang

dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar

sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari dari

berbagai mata pelajaran.9

Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia ekstrakurikuler merupakan

kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti

latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.10

Dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa

Ekstrakurikuler atau sering juga disebut dengan ”ekskul” di sekolah merupakan

8
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 dan Nomor
080/U/1993.
9
Suryosubroto, B.1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
10
M. Andre Martin, F.V Bhaskarra, Kamus Bahasa Indonesia Millennium, (Surabaya:
Karina Surabaya, 2002). Hlm 162
aktivitas tambahan di luar jam sekolah yang diharapkan dapat membantu

membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat masing-

masing.

2. Pencak Silat

Secara Etimologi Pencak Silat berasal dari dua kata yaitu Pencak dan Silat.

Istilah Pencak sudah terkenal di daerah Asia tenggara sedangkan Silat hanya

dikenal di Indonesia. Kata Pencak dan Silat memilikiarti yang sama namun dalam

perkembanganya, Pencak lebih mengarah ke seni bela diri sedangkat silat

mengarah ke ajaran beladiri atau pertarungan.

Pencak silat merupakan hasil budi daya manusia yang bertujuan untuk

menjamin keamanan dan kesejahteraan bersama, pencak silat merupakan bagian

dari kebudayaan dan peradaban manusia yang diajarkan kepada warga masyarakat

yang meminatinya.

Sebelum ada kesepakatan untuk mengukuhkan kata pencak silat sebagai

istilah nasional, bahkan mungkin sampai sekarang walaupun mungkin hanya

kelompok minoritas, dikalangan pendekar masih ada yang mengartikan istilah

pencak silat yang berasal dari dua kata yang berbeda masing- masing artinya.

Beberapa pendekar pencak silat mengungkapkan arti pencak silat sebagai

berikut:

a) Hasan Alwi mengemukakan Pencak adalah suatu keahlian dalam

pertahanaan diri, dalam seni keahlian yang satu ini meliputi gerakan

seperti menangkis, menghindar, menyerang dan lain sebagainya.

Sedangkan kata silat maknanya ialah olahraga yang dengan


didasarkan pada kegiatan menghindar, menyerang dan

mempertahankan diri, dengan atau tanpa senjata.

b) Abdus Syukur11 mengemukakan pencak adalah gerak langkah

keindahan dengan menghindar, yang besertakan gerakan berunsur

komedi. Pencak dapat dipertontonkan sebagai sarana hiburan,

sedangkan silat adalah unsur teknik beladiri menangkis, menyerang

dan mengunci yang tidak dapat diperagakan di depan umum.

c) Menurut pendapat K.R.T Soetardjonegoro, pencak silat diartikan

sebagai gerak serang bela yang teratur menurut sistem, waktu,

tempat, iklim, dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing

secara kesatria tidak mau melukai perasaan.12

d) Menurut Mr. Wongsonegoro mengatakan bahwa pencak adalah gerak

serang bela yang berupa tari dan berirama dengan peraturan adat

kesopanan tertentu yang biasanya untuk pertunjukan umum.

Sedangkan silat adalah intisari dari pencak untuk berkelahi membela

diri mati-matian yang tidak dapat dipertunjukkan di depan umum.13

e) R.M. Imam Koesoepangat, Guru Besar Pencak Silat di Madiun

mengartikan pencak sebagai gerakan beladiri tanpa lawan, sedangkan

silat sebagai gerakan beladiri yang tidak dapat dipertandingkan.14

Pencak silat mempunyai 4 aspek ajaran pencak silat, yakni:


11
Pandji Oetojo, Pencak Silat, (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000), hlm. 2.
12
Sucipto, Materi Pokok Pencak Silat, (Jakarta: Universitas Terbuka DEPDIKNAS, 2009),
hlm. 1.19.
13
Murhananto, Menyelami Pencak Silat, (Jakarta: Puspa Swara, 2003),

hlm. 2.

14
Sucipto, Materi, hlm. 1.19.
a) Membentuk mental spiritual dan pembentukan Kedisiplinan Pencak

silat mengajarkan pengenalan diri pribadi sebagai insan atau mahluk

hidup yang percaya adanya kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Pencak

silat membangun dan mengembangkan kedisiplinan dan karakter

mulia seseorang.15 Dapat diartikan bahwa sikap atau perbuatan yang

seharusnya dilakukan oleh seorang manusia sebagai makhluk kepada

Tuhan sebagai sang kholik. pokok paling utama adalah mempercayai

akan keesaan Tuhan. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ikhlas ayat 1 yang

berbunyi :

‫قُ ْل ُه َو ٱهَّلل ُ أَ َح ٌد‬

Yang artinya: wahai Muhammad, katakanlah: “allah adalah Tuhan


yang Esa”.

Pencak silat juga merupakan sarana yang ampuh untuk

pembinaan mental spiritual, terutama untuk mewujudkan budi pekerti

yang luhur. Pencak silat telah menunjukkan jati diri dan telah terbukti

membentuk kedisiplinan yang kokoh bagi para pengikutnya. Tidak

hanya pembinaan terhadap olahraganya, seni, dan bela diri semata,

melainkan dapat mengembangkan watak luhur, sikap kesatria,

percaya diri sendiri dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Dalam

dunia pendidikan pencak silat akan sangat membantu membentuk

kader bangsa yang berjiwa patriotik, kedisiplinan luhur, disiplin dan

takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.16

b) Pengembangan aspek beladiri

15
Nur Dyah Naharsari, Olahraga Pencak Silat, (Jakarta: Ganeca Exact, 2008), hlm. 10.
16
Sucipto, Materi, 1.21
Indonesia terdiri dari berbagai aspek suku bangsa dengan

karakteristik biologis, sosial dan kebudayaan yang berbeda, namun

mereka memiliki tradisi mempelajari pencak silat sebagai alat membela

diri dari ancaman alam, binatang maupun manusia. Pencak silat bela diri

merupakan cikal bakal dari aspek pencak silat lainnya.10Karena pada

dasarnya pencak silat mempunyai unsur seni bela diri yang di dalamnya

terdapat unsur 17
pengembangan ketrampilan, sikap, kedisiplinan, dan

rasa kebangsaan yang sangat berguna untuk membentuk manusia

seutuhnya (sehat jasmani dan rohani).18 Sebagaimana yang telah

dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 41 :

‫يل هَّللا ِ ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخ ْي ٌر‬ ِ ُ‫م َوأَ ْنف‬Rْ ‫ا ْنفِ ُروا ِخفَافًا َوثِقَااًل َو َجا ِهدُوا بِأ َ ْم َوالِ ُك‬
َ ‫م فِي‬Rْ ‫س ُك‬
ِ ِ ‫سب‬
َ‫لَ ُك ْم إِنْ ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬
Artinya : "Wahai kaum mukmin, pergilah kalian berperang
dengan senang hati atau berat hati. Berjihadlah kalian dengan harta
dan jiwa kalian untuk membela islam. Demikian itu lebih baik bagi
kalian daripada dikuasai musuh, jika kalian menyadari besarnya
pahala jihad.19

Pada hakikatnya, aspek beladiri pada pencak silat lebih

ditekankan kepada penguasaan bukan untuk mengalahkan lawan, serta

pesilat harus memiliki mental spiritual yang kuat agar dapat

mengendalikan kemampuannya untuk hal-hal yang positif.20

c) Pengembangan seni

17
Muhammad Thalib, Al-Qur’an Terjemah Tafsiriyah memahami Makna Al-Qur’an lebih mudah,
cepat dan tepat, (Yogyakarta: Ma’had Annabawy, 1433H/2012M) hlm. 800
18
Sucipto, Materi, hlm. 1.23
19
QS. At-taubah Ayat 41
20
Murhananto, Menyelami, hlm. 39.
Pada dasarnya pencak silat dapat juga dikatakan sebagai pencak

silat bela diri yang indah. Pada saat diperlukan, pencak silat seni dapat

difungsikan kembali ke asalnya menjadi pencak silat bela diri. Hal

tersebut disebabkan karena pencak silat seni memiliki struktur yang

sama dengan pencak silat bela diri. Struktur tersebut meliputi teknik-

teknik sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan sebagai satu

kesatuan.21

d) Pengembangan Olahraga

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan

jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut.

Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi

untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Aspek

fisik dalam pencak silat sangat penting, gerakan-gerakan pencak silat

melibatkan otot-otot tubuh, sehingga dapat berpengaruh baik dalam

kemampuan daya otot maupun daya tahan kardiovaskuler, kecepatan,

kelenturan, keseimbangan, ketepatan maupun kemampuan dalam

mengambil keputusan secara singkat dan tepat.22

Pencak silat olahraga bertujuan untuk mengembangkan aspek

olahraga yaitu terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kesehatan

jasmani dan rohani yang dilandasi hasrat hidup sehat.

e) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pencak Silat

21
Sucipto, Materi, hlm. 1.24.
22
Nur Dyah Naharsari, Olahraga, hlm. 10.
Nilai-nilai pendidikan watak diduga telah melekat pada

pembelajaran pencak silat. Memang tidak banyak ditemukan bukti

empiris mengenai hal itu sehingga diperlukan pengkajian yang mendalam

apa sebenarnya yang terjadi ketika seseorang belajar pencak silat.

Pencak silat sebagai refleksi dari nilai-nilai budaya masyarakat

Indonesia merupakan system budaya yang dipengaruhi oleh lingkungan

alam, dan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia. Dalam kehidupan

nyata di masyarakat, pencak silat telah digunakan sebagai alat beladiri,

pemeliharaan kebugaran jasmani, mewujudkan rasa estetika, dan

menyalurkan aspirasi spiritual manusia. Pada tataran individu, pencak

silat berfungsi membina manusia agar dapat menjadi warga teladan yang

mematuhi norma-norma masyarakat. Pada tataran kolektif, pencak silat

sebagai kekuatan kohesif yang dapat merangkul individu-individu dalam

ikatan hubungan sosial organisasi perguruan silat, guna mempertahankan

kekuatan dan persatuan dengan menciptakan rasa kesetiakawanan dan

kebersamaan diantara anggotanya.

Materi pembelajaran pencak silat ditujukan untuk memberikan

pemahaman kepada siswa mengenai esensi dan pembelajaran pencak

silat. Jika pemahaman ini tidak disampaikan dengan jelas, bisa jadi siswa

punya persepsi bahwa pembelajaran pencak silat bertujuan untuk

mempersiapkan mereka menjadi “jagoan”. Hal inilah yang menjadi dasar

pertimbangan guru pendidikan jasmani menyampaikan materi falsafah


pencak silat, khususnya yang berkaitan dengan pesan- pesan moral yang

terkandung di dalam pembelajaran pencak silat.23

Nilai-nilai yang terkandung dalam pencak silat, antara lain sebagai

berikut:

a) Nilai Mental Spiritual

1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur.

2) Tenggang rasa, Percaya diri dan Disiplin.

3) Cinta bangsa dan tanah air.

4) Persaudaraan, pengendalian diri dan tanggungjawab.

5) Solidaritas sosial, mengejar kemajuan, serta membela kejujuran,

kebenaran dan keadilan.

b) Nilai Beladiri

1) Berani menegakkan keadilan, kebenaran dan kejujuran.

2) Tahan uji dan tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan.

3) Tangguh dan ulet mengembangkan kemampuan.

4) Tanggap, peka, cermat, tepat, dan cepat di dalam menelaah

permasalahan yang dihadapi.

5) Laksana ilmu budi, yaitu jauh dari sikap sombong dan takabur.

6) Menggunakan keterampilan gerak spesifik dalam perkelahian hanya

dalam keadaan terpaksa.

c) Nilai Seni Budaya

23
Mulyana, Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri dan Karakter Bangsa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Hlm 86-88
1) Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonesia

yang mencerminkan nilai-nilai luhur.

2) Mengembangkan pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai-

nilai kedisiplinan bangsa yang berdasar pancasila.

3) Mencegah penonjolan secara sempit nilai-nilai pencak silat yang

bersifat kearifan lokal.

4) Mencegah kebudayaan asing yang negatif.

5) Mampu menyaring dan menyerap nilai-nilai budaya dari luar yang

positif dan memang diperlukan bagi pembaharuan dalam proses

pembangunan.

d) Nilai Olahraga

1) Terus berlatih dan melaksanakan olahraga pencak silat sebagai

bagian dari kehidupan sehari-hari.

2) Selalu menyempurnakan prestasi untuk pertandingan.

3) Menjunjung tinggi sportivitas.24

3. Kedisiplinan

a) Pengertian Kedisiplinan

Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kedisiplinan dapat diartikan

sebagai suatu rangkaian perbuatan yang bertujuan untuk hal yang baik.

“untuk mendisiplinkan berarti mengintruksikan orang untuk mengikuti

tatanan tertentu melalui aturan-aturan tertentu”.25

24
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi UntukPendidikan, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2014), hlm. 35

25
Mohamad Mustari, Nilai Karakter…, hlm. 41 - 42
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu
dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat
apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa, disiplin bukan hanya tepat

waktu saja, tetapi juga patuh pada peraturan-peraturan yang ada.

Melaksanakan yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang

dilarang-Nya. Di samping itu juga melakukan perbuatan tersebut secara

teratur dan terus menerus walaupun hanya sedikit. Karena selain

bermanfaat bagi kita sendiri juga perbuatan yang dikerjakan secara

kontinyu dicintai Allah walaupun hanya sedikit.

Menurut latar belakang pendidikan, kedisiplinan merupakan suatu

kepatuhan yang menggambarkan tanggung jawab siswa sebagai anggota

masyarakat pendidikan untuk belajar, mentaati tata tertib sekolah, dan

mentaati nilai-nilai susila. Dengan demikian, disiplin yang bertujuan

kearah yang baik perlu difokuskan pada pendidikan sejak dini.

Kedisiplinan di sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa

dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi

peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan

hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul


(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” (QS. An – nisa: 59)

Dari ayat di atas terungkap pesan untuk patuh dan taat kepada para

pemimpin, dan jika terjadi perselisihan di antara mereka, maka urusannya


harus dikembalikan kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya. Di samping

mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung

arti kepatuhan, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan

waktu, tanggungjawab atas dirinya serta kesungguhan terhadap bidang

keahlian yang ditekuni. Islam mengajarkan kita agar benar-benar

memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisplinan dalam

kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat

yang lebih baik.

Untuk menerapkan kedisiplinan itu sendiri terdapat juga beberapa

faktor yang dapat berpengaruh, salah satunya faktor lingkungan. Disiplin

yang ditekankan pada suatu lingkuangan secara tidak langsung akan

membentuk suatu karakter yang baik.

Disiplin memang harus ditanamkan dan diinternalisasikan kedalam

diri kita. Dan berlatih dengan disiplin tiap hari, walaupun sebentar akan

sangat berpengaruh daripada berlatih berjam-jam, tetapi esok dan lusanya

tidak. Orang sukses adalah orang yang terus-terusan berlatih, walaupun

sedikit demi sedikit, “keterus- menerusan walaupun sedikit”, (dawamuha

wa in qalla). Demikian kata Imam Syafi’i.26

b) Dasar kedisiplinan

Seperti yang telah kita ketahui, pada dasarnya setiap penciptaan

Allah SWT atas segala seluruh makhluknya di dalam semesta ini selalu

disertai dengan nuansa kedisiplinan dalam berbagai aspeknya hal itu

ditunjukan dengan perubahan-perubahan waktu, yaitu sislih berganti antara

26
Mohamad Mustari, Nilai Karakter…, hlm. 41 - 42
malam dan siang dan keteraturan jalannya matahari, bulan, dan benda-

benda langit lainnya.27 Hal ini sebagimana dijelaskan dalam Al-Qur’an

Surat Yasin ayat 36 : 40.

‫م َو ِم َّما اَل‬Rْ ‫س ِه‬ ُ ‫ق ٱأْل َ ْز ٰ َو َج ُكلَّ َها ِم َّما ت ُۢنبِتُ ٱأْل َ ْر‬
ِ ُ‫ض َو ِمنْ أَنف‬ َ َ‫س ْب ٰ َحنَ ٱلَّ ِذى َخل‬
ُ

‫ستَقَ ٍّر‬
ْ ‫س ت َْج ِرى لِ ُم‬ َّ ‫سلَ ُخ ِم ْنهُ ٱلنَّ َها َر فَإِ َذا هُم ُّم ْظلِ ُمونَ َوٱل‬
ُ ‫ش ْم‬ ْ َ‫يَ ْعلَ ُمونَ َو َءايَةٌ لَّ ُه ُم ٱلَّ ْي ُل ن‬
ٰ ٰ
ِ ‫ون ٱ ْلقَ ِد‬
‫يم اَل‬ ِ ِ‫لَّ َها ۚ َذلِكَ تَ ْق ِدي ُر ٱ ْل َع ِزي ِز ٱ ْل َعل‬
ِ ‫يم َوٱ ْلقَ َم َر قَد َّْرنَهُ َمنَا ِز َل َحت َّٰى عَا َد َكٱ ْل ُع ْر ُج‬

ْ َ‫ق ٱلنَّ َها ِر ۚ َو ُك ٌّل فِى فَلَ ٍك ي‬


َ‫سبَ ُحون‬ َ ‫س يَ ۢنبَ ِغى لَ َهٓا أَن تُ ْد ِر َك ٱ ْلقَ َم َر َواَل ٱلَّ ْي ُل‬
ُ ِ‫ساب‬ ُ ‫ش ْم‬
َّ ‫ٱل‬

Artinya :
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui Dan suatu tanda
(kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada
dalam kegelapan Dan matahari berjalan ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui Dan
telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia
sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan
yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam
pun tidak mengetahui siang. Dan masing-masing dan mereka beredar
pada garis edarnya.” (QS. Yaasin/36:40)28

c) Tujuan Kedisiplinan

Tujuan merupakan suatu hal atau maksud yang hendak dicapai.

Segala sesuatu yang dilakukan seseorang pasti mempunyai sebuah tujuan.

Karena dengan tujuan tersebut seseorang akan mempunyai arah hidup dan

kepuasan tersendiri ketika terpenuhi tujuan yang hendak dicapainya.

Dalam melaksanakan suatu aktivitas atau usaha seseorang dituntut untuk

27
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi juz XXIII, terj. Bahrun Abu Bakar,
(semarang: PT. Toha Putra, 1993), hlm. 11.
28
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya, (Jakarta: lentera abadi 2010), jilid VIII,
hlm. 224
mempunyai sikap disiplin, disiplin dalam segala hal agar memperoleh hasil

yang maksimal.

Tujuan kedisiplinan adalah membentuk perilaku yang baik sehingga

akan sesuai dengan peran-peran yang ditentukan oleh pihak atau kelompok

budaya tertentu.29

d) Bentuk-bentuk Kedisiplinan

1) Kedisiplinan Mentaati Peraturan Sekolah

Peraturan dan tata tertip merupakan sesuatu untuk mengatur

perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.30

2) Bertanya mengenai materi yang belum jelas .

Penjelasan dari guru belum tentu semua dapat dipahami oleh

siswa, maka dari itu bertanya ketika belum dipahami.

3) Memperhatikan penjelasan guru

Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi

tertentu semua perhatian harus tertuju pada guru. Pendengaran

harus betul-betul dipusatkan kepada penjelasan guru.31

4) Mengerjakan tugas

Sebagai seorang pelajar tentunya tidak lepas dari tuntutan tugas

studi, baik PR maupun praktikum. Selama menuntut ilmu

dilembaga pendidikan formal seorang pelajar tidak akan pernah

29
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Terj. Meitasari Tjandrasa, (Jakarta:
Erlangga, 1978), hlm. 82
30
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara manusiawi (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1993), hlm. 114

31
Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, ( Jakarta: PT. Rineka cipta,
2010),hlm.99
melepaskan diri dari keharusan untuk mengerjakan tugas studi

atau PR.32

5) Masuk kelas tepat waktu

Berangkat tepat waktu dan masuk kelas tepat waktu merupakan

cerminan seorang yang disiplin. Masuk kelas tepat waktu

maksudnya peserta didik masuk ruangan guna mengikuti

kegiatan belajar mengajartepat pada waktuya sebelum bel

berbunyi.33

6) Berpakaian seragam yang sesuai

Memakai atribut sekolah, baju masuk, memakai sabuk, dan lain

sebagainya, inilah yang menjadi ciri sorang siswa. Seorang

peserta didik apabila berangkat ke sekolah dituntut untuk

berpakaian rapi. Dalam hal ini berpakaian rapi bukan berarti

harus baru, tetapi harus memakai seragam sesuai dengan

peraturan yang ditentukan sekolah.34

7) Membuang sampah pada tempatnya

Lingkungan yang sehat dan bersih adalah salah satu yang

mendukung kenyamanan dalam belajar, dambaan setiap sekolah

dan siswa yang disiplin pasti tidak akan membuang sampah di

sembarang tempat, begitu juga ketika melihat sampah pasti

segera dibersihkan.35

32
Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar…, hlm.
33
Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar…, hlm.97
34
Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar…, hlm. 130
35
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), hlm. 124
B. Kajian Pustaka

Berpijak pada judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat yang hendak

dicapai dalam penelitian ini, maka penulis mengacu pada sumber data yang

memiliki relevansi dengan penelitian ini, diantaranya adalah :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti, Metode Hasil Penelitian Persamaan dan


Judul dan Tahun Penelitian Perbedaan
Jurnal
Suci Muzfira, Penelitian ini Dari hasil penelitian Persamaan
Pengaruh menggunakan rekapitulasi observasi penelitian dengan
Kegiatan Penelitian siswa bahwa proses penelitian penulis
Ekstrakurikuler kuantitatif kegiatan adalah Variabel
Pencak Silat ekstrakurikuler X:
Terhadap Variabel Y : pencak silat adalah Ekstrakurikuler
Pengembangan Pengembangan 77% dengan kriteria Pencak Silat ,
Karakter Siswa Karakter Siswa kuat (baik). Hasil sedangkan
di MI Salafiyah angket pengembangan Perbedaan
Kota Cirebon, Variabel X : karakter adalah 83% tersebut ada pada
2020 Ekstrakurikuler dengan kriteria sangat variabel Y :
Pencak Silat kuat (sangat baik). Pengembangan
Berdasarkan hasil uji Karakter Siswa
regresi nilai Akan tetapi
signifikansi sebesar variabel Y yang
0,000. Karena diteliti oleh
menurut hipotesis peneliti adalah
nilai signifikansi lebih kedisiplinan
kecil dari 0,05 maka Santri
Ho ditolak, artinya
bahwa ada pengaruh Persamaan
kegiatan penelitian sama-
ekstrakurikuler sama
pencak silat terhadap menggunakan
pengembangan metode penelitian
karakter siswa. Kuantitatif
Adapun pengaruhnya
yakni sebesar 37,9%,
yang artinya pengaruh
tersebut lemah.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh
yang lemah dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
pencak silat terhadap
pengembangan
karakter siswa di MI
Salafiyah Kota
Cirebon.
Pengaruh Peneliti tidak Penelitian ini Perbedaan
Ekstrakurikuler menggunakan bertujuan untuk penelitian penulis
Pramuka Variabel Y dan mengetahui pengaruh dengan Peneliti
terhadap X ekstrakurikuler Sebelumnya
Karakter Disiplin pramuka terhadap terdapat pada
Siswa SD karakter disiplin siswa metode penelitian.
Septiana Intan Sekolah Dasar. Jenis Peneliti
Pratiwi, penelitian yang sebelumnya
2020 digunakan adalah Menggunakan
penelitian metode penelitian
kepustakaan dari Kualitatif
penelitian yang telah Sedangkan
dilakukan penulis
sebelummnya. menggunakan
Penelitian ini metode penelitian
menggunakan metode Kuantitatif.
kualitatif. Tujuan dari
penelitian ini adalah
untuk mengetahui
pengaruh
ekstrakurikuler
pramuka terhadap
karakter disiplin siswa
Sekolah Dasar.
Pengumpulan data
dalam penelitian ini
dilakukan dengan
menelusuri jurnal
melalui Google
Cendekia. Kata kunci
yang digunakan untuk
penelusuran jurnal
adalah :
ekstrakurikuler
pramuka, karakter
disiplin. Dari
ekstrakurikuler
pramuka dipilih 10
hasil penelitian untuk
dianalisis lebih lanjut.
Berdasarkan analisis
dari 10 penelitian,
dapat disimpulkan
bahwa ekstrakurikuler
pramuka berpengaruh
terhadap karakter
disiplin siswa
SD.
The Penelitian ini Based on testing the Persamaan dalam
effectiveness of menggunakan research hypothesis penelitian ini
Pencak Silat to Penelitian using the t-test adalah sama-sama
change teenage deskriptif statistical analysis it is menggunakan
personalities kuantitatif known that the t-value metode penelitian
Tjung Hauw is 3,227, while the t- kuantitatif.
Sin1 table value is 1,720.
, Nurul Ihsan2 Thus, it can be
2020 concluded that the
hypothesis proposed
in this study was
accepted. The
conclusion that can be
drawn in this study is
that martial arts
exercises provide
effects on changes in
adolescent personality
Sumber : Data Diolah, 2021

C. Hipotesis

Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik

tentang parameter populasi.36 Hipotesis adalah simpulan sementara tentang

masalah yang merupakan perkiraan tentang keterkaitan variabel-variabel

yang diteliti. Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa hipotesis merupakan

36
Sugiono. Statistik untuk Penelitian, (Bandung: alfabeta.2010) hlm. 84
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data yang terkumpul.37

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan.

Hipotesis dikatakan sementara karena hipotesis hanya didasarkan pada teori

yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta yang empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data dan penelitian. Jadi hipotesis dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

jawaban yang empirik dengan data.38

Adapun hipotesis yang penulis tentukan yakni:

H1= Kegiatan ekstra kurikuler pencak silat berpengaruh terhadap kedisiplinan

santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun

H0 = Kegiatan ekstra kurikuler pencak silat tidak berpengaruh terhadap

kedisiplinan Santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun.

37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006). Hlm. 110
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 96
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara-cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan

mengajukan reliabel dan terpercaya.39

Berdasarkan topik penelitian, sebagai subjek yang akan diteliti yaitu Santri

Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Regresi Sederhana.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatullah

Karimun berlokasi di .

2. Waktu penelitian dilakukan mulai tanggal

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan

jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.40

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

39
Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1996) hlm 10

40
Nana Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsisto, 2005), Cet. I, hlm. 6
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.41Adapun populasi dalam penelitian ini adalah santri

Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun yang mengikuti kegiatan

ekstra kurikuler pencak silat yang berjumlah 20 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.42 Dalam tekhnik pengambilan sampel peneliti

menggunakan teknik random sampling, karena data yang digunakan

kurang dari 100. Sampel diperoleh dari keseluruhan populasi yang

berjumlah 45 santri.

D. Variable dan Indikator Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.43

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen

dan variabel dependen. Adapun kedua variabel tersebut antara lain:

1. Variabel Independen atau variabel bebas (X)

Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: alfabeta, 2015) hlm 117
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
hlm 118
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan... hlm 60
variabel dependen dalam penelitian ini variabel bebas adalah pengaruh

ekstra kurikuler pencak silat Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun.

2. Variabel Dependen atau variabel terikat (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.44

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kedisiplinan Santri

Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun yang mengikuti kegiatan ekstra

kurikuler pencak silat.

Tabel 3.1 Indikator Variabel Penelitian

Variabel Indikator
Y (Kedisiplinan Santri)  Kedisiplinan tidak melanggar

peraturan sekolah

 Memperhatikan penjelasan guru

 Mengerjakan tugas

 Masuk kelas tepat waktu

 Memakai seragam sekolah yang

sesuai

 Tidak membuang sampah

sembarang
X (Ekstrakurikuler Pencak Silat)  Gerak

 Kerohanian

 Keaktifan

44
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan …,(Bandung: ALFABETA, 2010),
cet ke-10, hlm. 60-61.
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di sini adalah cara-cara yang ditempuh dan

alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya. 45 Dalam

Pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data diantaranya menggunakan teknik :

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.46 Tujuan penyebaran angket yaitu “mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa

merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai

dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan”.47Dalam penelitian

ini kuesioner ( angket ) digunakan untuk mengetahui data tentang

kedisiplinan siswa.

2. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau

cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan

dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang

45
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013) hlm 159
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
hlm 199
47
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hlm.26
memberikan pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat,

dsb.48

Penjelasan tersebut juga sesuai dengan yang dijelaskan oleh S. Nasution

dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif,

bahwa observasi adalah sebagai alat pengumpul data dengan cara melihat

dan mendengarkan objek yang diamati.49 Sedangkan menurut Haris

Herdiansyah observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat

digunakan untuk memberikan kesimpulan atau diagnosa.50

Metode ini dilakukan peneliti dengan cara melihat atau mengamati secara

langsung kondisi lapangan serta bagaimana sikap atau kedisiplinan dari

guru dan siswa dalam proses pelaksanaan latihan, serta bagaimana proses

penyampaian materi dilakukan dalam latihan pencak silat di Pondok

Pesantren Hidayatullah Karimun. Dalam teknik ini observasi digunakan

untuk memperoleh dan memperkuat data-data terkait tentang penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

terdiri dari catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya”.51

Dokumentasi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini adalah dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan administrasi di

Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun, struktur organisasi, program

48
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian pendidikan(Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010) , hlm. 220
49
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1992), hlm 66
50
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmuilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2011), Cet ke-2, hlm. 131.
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,1998), hlm. 225
kerja sekolah, kegiatan ekstra dan intra kurikuler dan sebagainya. Teknik

dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data kegiatan yang

diperlukan dalam penelitian ini

F. Teknik Analisis Data

Data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah :

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis. Responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyiapkan data tiap variabel

yang diteliti, melakukan analisa untuk menjawab rumusan masalah, dan

melakukan perhitungan untuk hipotesis yang telah ditetapkan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan analisis

statistik.52 Adapun tahapnya adalah sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan

proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga

mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan

ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel

numerik dan grafik. Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh

peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel

penelitian yang utama.

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan …,(Bandung: Alfabeta, 2010), cet
ke-10, hlm. 207.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi sederhana. Dalam penelitian terdapat satu variabel

independen yaitu ekstrakulikuler pencak silat, serta satu variabel

dependen yaitu kedisiplinan santri. Adapun rumus dari regresi linier

sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + bX

Untuk nilai konstantaa a dan b di cari dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)


n(Σx²) – (Σx)²

b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)


n(Σx²) – (Σx)²

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Kedisiplinan Santri)

a = Harga Y ketika X = 0 (Harga konstan)

b = Koefisien regresi

X = Variabel independen (Ekstrakurikuler Pencak Silat)

a) Analisis Pendahuluan

Analisis pendahuluan merupakan tahap pertama dengan menyusun

tabel distribusi frekuensi sederhana sesuai variabel yang ada setelah data

terkumpul tentang pengaruh kegiatan ekstra kurikuler pencak silat terhadap

kedisiplinan santri Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun.

Dalam analisis ini peneliti memasukkan hasil perolehan nilai

kegiatan yaitu tentang kegiatan ekstrakurikuler pencak silat dan nilai


angket yaitu tentang kedisiplinan santri ke dalam tabel distribusi frekuensi

untuk memudahkan perhitungan dalam pengolahan data selanjutnya.

Untuk memudahkan penggolongan data statistiknya, maka dari

setiap item soal diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Angket

Kriteria Skor Penilaian


Untuk jawaban A 4
Untuk jawaban B 3
Untuk jawaban C 2
Untuk jawaban D 1
(Sumber : Sugiyono, 2013)

Penjelasan :

- Untuk jawaban A mendapat nilai 4

- Untuk jawaban B mendapat nilai 3

- Untuk jawaban C mendapat nilai 2

- Untuk jawaban D mendapat nilai 1

Setelah menghimpun data angket, kemudian dilakukan pengolahan

data untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pencak silat

terhadap kedisiplinan santri.

Dengan menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor, adapun

langkahnya sebagai berikut:53

1) Mencari mean dan interval kelas

Mencari mean untuk variabel X dan variable Y

Mean variabel X, X̅= ∑ X 15


N

Mean variabel Y, Y̅= ∑ Y


N
53
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung : PT. Tarsito, 1996), hlm. 6916
Untuk menentukan kualifikasi dan interval, digunakan rumus

sebagai berikut :54

I = R 16
K

Dimana R = H – L dan K = 1+ 3,3 Log N

Keterangan:

I = Panjang kelas interval

R = Rentang

K = Banyak kelas interval

H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah

N = Responden

2) Mencari Standar Deviasi 55

S = √ ( X - X̅)²
N-1

Keterangan:

S = Standar deviasi

Xi = Data ke i dari suatu kelompok data

X ̅ = rata-rata kelompok

N = Jumlah sampel

3) Penyusunan kualitas masing-masing variable dengan skala lima.

Adapun patokan yang digunakan adalah sebagai berikut.56

54
Budi Susetyo, Statistika Untuk Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012),
hlm. 20.
55
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian…, hlm. 57.

56
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2001, cet.8) hlm. 4.
Tabel 3.3 Skala Pengukuran Lima

Skala Pengukuran Kriteria


M + 1,5 SD Baik Sekali
M + 0,5 SD Baik
M – 0 SD Cukup
M - 0,5 SD Cukup Sekali
M - 1,5 SD Kurang
(Sumber : Sutrisno Hadi, 2001)

Membuat tabel kerja satu prediktor, kemudian mencari korelasi

antara prediktor X dan kriterium Y melalui teknik korelasi momen

tangkar dari Pearson, dengan rumus umum:57

Telah kita ketahui bahwa :

rxy = Σxy .
√( Σx² ) ( Σy² )

Keterangan

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Nilai variabel X (kegiatan ekstra kurikuler pencak silat )

Y = Nilai variabel Y (kedisiplinan)

∑ = Nilai variabel X yang dikuadratkan

∑ = Nilai variabel Y yang dikuadratkan

N = Jumlah sampel yang menjadi obyek peneliti.

b) Analisis Uji Hipotesis

Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan. Adapun jalannya adalah melanjutkan hasil angket, tekniknya

yaitu dari hasil analisis pendahuluan tersebut dianalisis kuantitatif dengan

menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor.

57
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.
456
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Hidayatullah Karimun

Pondok Pesantren Al-Qur’an Hidayatullah Sememal adalah lembaga


pendidikan Islam milik ummat yang dikelola dibawah naungan Organisasi Massa
(ORMAS) Pengurus Daerah Hidayatullah Karimun yang didirikan sejak juni
2003, yang berusaha tampil dimedan dakwah, sebagai lembaga pengkaderan
generasi muda Islam, Pembina pribadi dan masyarakat.

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berupaya melembagakan isi


ajaran Al-Qur’an dan Hadits, mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran-
ajarannya dalam aktivitas sehari-hari. Lembaga pendidikan swasta yang bersinergi
dengan pemerintah bersama membangun kepribadian ummat, memfilter arus
zaman dalam derasnya efek pembangunan, tanpa khusus berpihak dan lepas dari
pengaruh stratifikasi sosial partai politik tertentu. hal ini di maksudkan agar
lembaga ini hadir untuk semua golongan dan dapat diambil manfaatnya bagi
keseluruhan umat Islam tanpa memandang golongan, aliran, dan sekte tertentu,
juga agar Pondok Pesantren Hidayatullah dapat memusatkan konsentrasi
sepenuhnya dalam masalah dakwah, pendidikan dan pengajaran.

Sebagai realisasi dan konsekwensi tanggungjawab Yayasan Pondok


Pesantren Hidayatullah yang keberadaannya telah lama dirasakan masyarakat,
khususnya kabupaten karimun sejak tahun 1996 M, Dan telah diperbarui dengan
Akte Notaris Yayasan Hidayatullah Karimun, tertanggal 18 Juli 2011, No.35 a.n.
Zulkhainen,SH. Kemudian pada tahun 2016, kembali diperbaharui dengan Akte
Notaris Yayasan Hidayatullah Karimun, tertanggal 25 April 2016, No.59 a.n.
Zulkhainen,SH. Dan telah dilengkapi dengan SK MENKUMHAM Nomor AHU-
0023416.AH.01.04. Tahun 2016. untuk membuka wawasan dan pola berfikir
masyarakat kearah Islam dinamis tanpa meninggalkan esensi syariat serta
menghindarkan dari kesalahan beribadah. Maka sebagai lembaga pendidikan yang
berbasis masyarakat, terus giat berusaha mengadakan pembinaan melalui majlis-
majlis ta’lim dan pengajian.
Mengacu sistem salafiyah dan kholafiyah sehingga sesuai dengan tuntutan
zaman, yang pada awal tahun pelajaran 2007-2008 alhamdulillah telah dibuka
program khusus Salafiyah Wustho yang pada tahun ajaran 2011-2012 M
dipadukan dengan Salafiyah Ulya (Setara SLTP-SLTA), kemudian ditahun 2012
M kembali dilengkapi dengan program kesetaraan salafiyah Ula (Dasar), sebagai
upaya bersama mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan mensukseskan Program
Pemerintah ”Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun” (WAJAR
DIKDAS).

Sebagai lembaga Sosial milik ummat, maka biaya operasional berasal dari
berbagai pihak, dari donatur tetap yayasan, bantuan pemerintah, simpatisan hamba
Allah, dan sumbangan-sumbangan tak terikat dari masyarakat.

Lokasi Pesantren yang strategis representatif dan kondusif untuk


lingkungan pendidikan, Dengan luas lokasi pada awal tahun 2011 bertambah 0,5
Ha, maka saat ini luasnya menjadi 2,3 Ha , Terletak + 18 Km dari kota Tanjung
Balai Karimun, di kaki bukit Tembaga kawasan Gunung Jantan, persisnya di
daerah Sememal Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat Kabupaten
Karimun Propinsi Kepulauan Riau.

1. Visi Pesantren

“ Menjadi wadah dakwah dan pusat pembinaan ummat islam bagi terbentuknya
generasi Qur’ani yang madani, berwawasan IMTAQ dan IPTEK agar bermanfaat
bagi ummat dan Negara.”

2. Misi / Tujuan

Menegakkan kalimat tauhid


Memberantas buta baca tulis al-Qur’an
Mengkaji, memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah
As Shohihah.
Mengangkat anak yatim, fakir miskin dan kaum mustadh’afin
Mencetak hafidz yang berwawasan luas, mandiri dan sanggup berkorban
untuk agama, bangsa dan Negara.
3. Program Unggulan.

* SLTP-SLTA ISLAM (SALAFIYAH WUSTHO-ULYA).

Sistem pendidikan dan pengajaran setingkat sekolah lanjutan pertama dan


menengah yang berbasis kurikulum pesantren dipadu dengan kurikulum
kementerian Agama RI serta kementerian Pendidikan Nasional (DIKNAS), yang
insyaAllah mengantar anak didik dalam memahami dan mengkaji ilmu-ilmu
islam. Merupakan system pendidikan yang memberikan kesempatan besar bagi
masyarakat dan kader dakwah agar dapat mempelajari bahasa Arab sebagai
bahasa al-Qur’an dan Sunnah, serta untuk menyebarkan pengajaran bahasa Arab
dan Studi Islam

Program pengkaderan islam yang membekali siswa dengan aqidah


shohihah yang kuat, berakhlaq mulia, cinta ibadah dan ilmu, memiliki wawasan
luas dan terampil bermuamalah dengan mencintai dan meneladani Baginda
Rasulullah SAW.

Program pembelajaran dengan metode bahasa Arab aktif/praktis sebagai


bahasa pengantar resmi pendidikan serta dasar bahasa inggris secara intensif.
Merupakan program pendidikan formal/non formal yang bersertifikasi ijazah
kementerian Agama RI.

4. Extrakurikuler Pesantren.

a) Tahfidzul Qur’an ( Program pembelajaran dan penghafalan al-Qur’an)


b) Ta’limul Kutub ( Kajian/pengajaran Kitab Kuning)
c) Muhadhoroh (Pelatihan Pidato)
d) Arabic/English Conversation Club ( Kelompok belajar bahasa)
e) Seni Bela Diri Silat.
f) Olah Raga
g) Komputer dll.

5. Fasilitas Pendukung

a) Musholla
b) Kantor
c) Asrama Guru
d) Asrama Santri putra/Putri
e) Ruang kelas
f) perpustakaan
g) Lapangan Olah Raga
h) Dapur Umum
i) MCK
j) Lahan Pertanian /perikanan dll.

6. Status Santri

Santri Resmi, adalah santri yang bermukim yang tinggal dan belajar di
kampus dibawah bimbingan dan pengawasan penuh dari pengasuh.

Santri Luar, yaitu santri yang datang belajar pada waktu-waktu tertentu,
disamping aktif menjalankan aktifitasnya diluar pesantren, yang usianya tidak
terikat.

7. Pengelola

Dikelola oleh tenaga pengasuh dan pendidik yang berpengalaman


dibidangnya, yang merupakan alumni pesantren pusat Hidayatullah, pesantren
Darul Huffadh Sul-sel, serta pesantren dan perguruan tinggi lainnya dengan
dukungan tokoh-tokoh dan masyarakat.

Pelindung dan pengarah :

Ka.KANKEMENAG Kabupaten Karimun

KASI PENDIS ISLAM

Dinas Pendidikan Karimun

-Penasehat :

1. H.Sudirman

2. H.Sabnu HS

3. H. Suprapto

4. Nino Adrian

5. Ketua Yayasan : Saefuddin Ad-Dawamy


Sekretaris : Abdul Wahab Simbolon

Bendahara : Safriyanto

Tabel.4.1 Rekapitulasi Majlis Guru/Pembina (per-Desember 2020)

NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN KET


1 Saefuddin ,S.Pd.I Pengasuh* S1
2 Urip Al-islam Pengasuh MA Lesat
3 Safriyanto Pengasuh MA Lesat
4 Nuriyani Pengasuh* MAK
5 Abd. Wahab, .Sos.I Pengasuh* S1
6 Syaiful Nazar S.Pd Pembina* S1
7 Syahrin, SE Pembina* S1
8 Nur Aida Sitepu,S.Pd Guru S1
9 Nur Lela SE Guru S1
10 Ibrahim Pembina* D2
11 Indra Gunawan S.Pd.I Pembina* S1
12 Mustopa Pembina* MA
13 Ahmad Fauzan Guru MA
14 Ezlina Guru MA
15 Firman Firdaus, S.Pd.I Guru S1
16 Juliantika Guru MA
17 Nurul Hidayah Guru MA
18 Evi Mardiyanti Guru MA
19 Kiki Agriani Guru MA Ula
20 Azizul Makris Guru MA
21 Nur Zannah Guru MA
22 Muh. Vriyatna, M.IKom Guru S2
23 Joko Hadi P Guru S1
24 Husain Guru MA
25 Muh. Hafizi Guru MA
26 Ifansyah M Guru MA
* Guru

Tabel 4.2 Rekapitulasi Santri

No. Status Pendidikan Kls Jml Sekolah Ket.L/P


01 RESMI/ ULA/SD I PPS HIDAYATULLAH 14
MUKIM II
III 3
IV 3
V 5
VI 3
02 RESMI/ WUSTHA/ I
MUKIM SLTP II Muallimin 127
III 30
03 RESMI/ ULYA/ I 13
MUKIM SLTA II 9
III 5 Muallimin 27
Jumlah 168
04 SANTRI 11
Magang
JUMLAH TOTAL 179

Tabel 4.3 Daftar Materi Pelajaran Muallimin SLTP-SLTA (KMI) :

NO MATA PELAJARAN JAM/MINGGU KELAS KET


A KEISLAMAN :
01 Tauhid 2 1-4 45 Menit/Jam
02 Fiqih 3 1-4
03 Ushul Fiqh 2 3-6
04 Hadits 2 1-6
05 Mustholah Hadits 2 4-6
06 Tafsir 1 4-6
07 Ulumul Qur’an 2 4-6
08 Tarikh Islam 2 1-3
09 Bahasa Arab 4 1-3
10 Nahwu 3 2-6
11 Shorof 2 2-6
12 Balaghoh 2 4-6
13 Ushul Tarbiyah WT 2 3-6
14 Faroid 2 3-4
15 Mahfudhot 1 1-2
16 Akhlaq 1 1-2
17 Tajwid 1 1-2
18 Insya’ 1 2-6
19 Imla’ 1 1-4
20 Hafalan 6 1-6
21 Ketrampilan 2 1-6
22 Kepesantrenan 1 6
B UMUM :
1 Bahasa Inggris 2 1-6
2 Grammar 2 3-6
3 Bahasa Indonesia 2 1-6
4 IPS 2 1-6
5 IPA 2 1-3
6 PKN 2 1-6
7 Matematika 2 1-6

B. Data khusus Hasil Penelitian


Setelah melakukan penelitian pada tanggal 23 Januari 2021, peneliti
mendapatkan data hasil penelitian mengenai judul skripsi “pengaruh kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri ”Pondok Pesantren Al-
Qur'an Hidayatullah Karimun memperoleh data kegiatan ekstrakurikuler pencak
silat diperoleh dari hasil penilaian kegiatan ekstrakurikuler pencak silat dan data
kedisiplinan diperoleh melalui instrumen angket yang disebar kepada santri
Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun yang mengikuti ekstra
kurikuler pencak silat.

Adapun jumlah item soal instrumen angket yang digunakan dalam uji
coba sebanyak 25 item soal tentang kedisiplinan. soal disebarkan kepada 45
santri sebagai responden dalam melakukan penelitian. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, diperoleh data tentang penilaian kegiatan ekstakurikuler
pencak silat dan kedisiplinan santri, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Daftar Nama Responden

No Nama Siswa Keterangan


1 M. Efendi Santri
2 Hisyam Santri
3 Ilham Santri
4 Rahmad Santri
5 Masiadi Santri
6 Aldi Santri
7 Arya Santri
8 Nayaka Santri
9 Hermawan Santri
10 Yudha Al Santri
11 Yudha An Santri
12 Rangga Santri
13 Arjuan Santri
14 Dava Santri
15 Deva Santri
16 Rasyid Santri
17 Arsil Santri
18 Adit Santri
19 Aprizal Santri
20 Rehan Santri
21 Arul Santri
22 Wildan Santri
23 Dani Santri
24 Maulana Santri
25 Fikri Santri
26 Aidil Santri
27 Syafii Santri
28 Nando Santri
29 Syamil Santri
30 Amsa Santri
31 Andra Santri
32 Hazid Santri
33 Yadi Santri
34 Juandinata Santri
35 Alfa Santri
36 Fahrul Santri
37 Fahrel Santri
38 Dimas Santri
39 Gifar Santri
40 Refendi Santri
41 Izam Santri
42 Wahyu Santri
43 Axcel Santri
44 Refan Santri
45. Rendy Santri

Tabel 4.5 Penilaian Ekstra Kurikuler Pencak Silat Pondok Pesantren Al-Qur'an
Hidayatullah Karimun

No. PENILAIAN Rata-rata


Gerak Kerohanian Keaktifan
1. 90 80 100 90
2. 75 80 100 85
3. 90 70 85 82
4. 80 70 90 80
5. 75 65 75 72
6. 85 90 100 92
7. 80 90 100 90
8. 75 70 80 75
9. 80 80 100 87
10. 75 70 80 75
11. 85 90 100 92
12. 80 65 90 78
13. 85 70 85 80
14. 90 80 100 90
15. 80 75 85 80
16. 90 90 100 93
17. 70 85 70 75
18. 90 85 100 92
19. 80 75 90 82
20. 80 70 80 77
Jumlah 1667
Rata-rata 83,35
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 72
Tabel 4.6
Tabulasi Data Angket Kedisiplinan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Y
1 4 4 3 1 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 84
2 2 3 4 3 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 83
3 4 2 1 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 83
4 3 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 81
5 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 67
6 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 95
7 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 95
8 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 1 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 73
9 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 89
10 2 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 1 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 75
11 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 84
12 1 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 1 3 3 1 3 4 3 3 2 2 2 3 2 4 69
13 2 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 78
14 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 94
15 4 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 83
16 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 87
17 2 2 3 3 4 4 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 2 4 2 2 69
18 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 91
19 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93
20 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 4 1 4 4 4 4 1 2 1 1 4 70
21 2 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 1 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 73
22 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 1 3 1 1 79
23 1 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
24 2 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 1 3 1 4 4 79
25 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 1 1 1 80
26 4 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
27 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 85
28 2 2 3 3 4 4 3 2 1 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 75
29 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 2 3 2 2 2 2 3 80
30 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 1 2 1 2 2 4 4 81
31 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90
32 4 4 3 1 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 4 82
33 2 3 4 3 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 83
34 4 2 1 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 82
35 3 3 4 4 3 3 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
36 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
37 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3 3 2 2 4 87
38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 88
39 3 2 4 3 3 4 3 2 3 3 1 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 3 76
40 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 4 3 4 4 4 2 2 1 1 2 2 2 77
41 2 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
42 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 85
43 1 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 89
44 2 4 3 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 80
45 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 1 2 2 1 83
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Variabel

X Y X² Y² X.Y
90 84 8100 7056 7560
85 83 7225 6889 7055
82 83 6724 6889 6806
80 81 6400 6561 6480
72 67 5184 4489 4824
92 95 8464 9025 8740
90 95 8100 9025 8550
75 73 5625 5329 5475
87 89 7569 7921 7743
75 75 5625 5625 5625
92 84 8464 7056 7728
78 69 6084 4761 5382
80 78 6400 6084 6240
90 94 8100 8836 8460
80 83 6400 6889 6640
93 87 8649 7569 8091
75 69 5625 4761 5175
92 91 8464 8281 8372
82 87 6724 7569 7134
77 70 5929 4900 5390
80 73 6400 5329 5840
88 79 7744 6241 6952
76 89 5776 7921 6764
77 79 5929 6241 6083
84 80 7056 6400 6720
83 81 6889 6561 6723
81 85 6561 7225 6885
73 75 5329 5625 5475
79 80 6241 6400 6320
79 81 6241 6561 6399
89 90 7921 8100 8010
80 82 6400 6724 6560
82 83 6724 6889 6806
80 82 6400 6724 6560
90 91 8100 8281 8190
71 84 5041 7056 5964
87 87 7569 7569 7569
88 88 7744 7744 7744
74 76 5476 5776 5624
72 77 5184 5929 5544
78 80 6084 6400 6240
84 85 7056 7225 7140
88 89 7744 7921 7832
79 80 6241 6400 6320
N = 45 45 45 45 45
4.2 Teknik Analisis Data

4.2.1 Analisis Deskriptif

Tabel 4.8 Analisis Deskriptif


N X Y X² Y² X.Y
SUM 3689 3696 304105 305646 304374
MAX 93 95 8649 9025 8740
MIN 71 67 5041 4489 4824
MEAN 81.9777777 82.13333333 6757.888889 6792.133333 6763.866667
STD.DEV 6.19563221 6.877499546 1021.772351 1120.830994 1003.600011
Sumber : Data diolah, 2021

4.2.2 Analisis Regresi Sederhana

Tabel 4.9
Uji Regresi Sederhana Coefficientsb
Unstandardzed Standardzed
Coefficients Coefficients
Model B Std.Error Beta t Sig.
1. ( Constant) 14.95 6.6364 1.85667 .050
Ekstrakurikuler .661 .623 .872 2.98029 .050
Kedisiplinan 702.495
Sumber : Hasil Olahan Data, 2021

Hal pertama yang akan kita lakukan adalah membentuk persamaan regresi,

yaitu :

Y' = a + bX

Selanjutnya adalah menentukan konstanta a dan koefisien b, kita ikuti

langkah sebagai berikut :

maka diperoleh :

Menghitung nilai a

a
( y 
)( x2
) (x
)(
xy
)

18( 2
x)  2
x
a = ( 3696 x 304105 ) - ( 3689 x 304374 ) =
( 45 x 304105 ) - 36892

a = 1.123.972.080 - 1.122.835.686 = 1.136.394


13.684.725 - 13.608.721 76.004
a = 14,951
Menghitung nilai b
b = (45 x 304105) - (3696 x 3689)
(45 x 304105) - 36892
b = 13.684.725 - 13.634.544 = 50.181
13.684.725 - 13.608.721 76.004

b = 0,66

Persamaan regresi diperoleh :

Y' =14,951 + 0,66 X

Y =14,951 + 0,66 (45)

Y = 702,495

dimana :

Keterangan:

X = Variabel terikat (Ekstrakurikuler Pencak Silat)

Y = Variabel bebas (Kedisiplinan)

a = Bilangan konstanta

b = Koefisien regresi

n = Jumlah Data sampel (Usman dan Akbar, 2011:219)

Pada saat:

b = 0 maka X tidak berpengaruh terhadap Y


b < 0 maka X berpengaruh terhadap Y

Interpretasi dari koefisien regresi :

Nilai = 14,951 artinya ada ekstrakurikuler pencak silat maka ada

kedisplinan. (karena tidak ada tinggi yang bernilai negatif sehingga

dianggap nol).

Nilai b = 0,66, artinya ada ekstrakurikuler pencak silat maka akan terjadi

peningkatan kedisiplinan sebesar 0,66 X.

Koefisien Determinasi R2 :

r= 45 (304374) - (3696)(3689) .
√[45 (304105) - (3696)2 ][ 45 (305646)-(3689)2
r= 13.696.830 -13.634.544 .
√[ 13.684.725 - 13.660.416 ] [ 13.754.070 - 13.608.721 ]
r= 62286 . = 62286 .
√[24.309] [145.349] √ 3.533.288.841
r =62286 .
59441.4740
r = 1.0478542 bernilai positif dan kuat

artinya terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara Ekstrakurikuler

pencak silat dengan Kedisiplinan. Semakin besar adanya Ekstrakurikuler pencak

silat maka semakin besar Kedisiplinan .

R2 = 1.047 = 1.05
artinya sekitar 105% variasi dari variabel ekstrakurikuler pencak silat dapat

menjelaskan variasi dari variabel kedisiplinan.(sangat tinggi)

Standar Error Estimate Persamaan Regresi:

Jadi besarnya standar error estimate persamaan regresi adalah 6,6364. Hal ini
menunjukkan penyimpangan data-data terhadap garis regresi, atau bagaimana
penyimpangan data yang menyebar disekitar garis regresi. (cukup kecil).

Pengujian Koefisien Regresi :

> Hipotesis Uji

Ho : b = 0,5

Ha : b ≠ 0,5

> Taraf Signifikansi

Pilih nilai signifikansi a = 5%

> Daerah Kritis

dengan nilai a = 5% dan derajat bebas n-2 = 8-2 = 6, maka diperoleh nilai t-
tabel pada 5%/2 = 2,5% yaitu 2,447.

> Statistik Uji

> Keputusan

nilai t-hitung = 4,6805 > t-tabel = 2,447 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

> Kesimpulan

Dengan tingkat signifikansi 5% cukup menjelaskan bahwa ada pengaruh


ekstrakulikuler pencak silat terhadap kedisiplinan.

4.2.3 Analisis pendahuluan

Data kegiatan ekstrakurikuler pencak silat


Mencari mean (rata-rata) dengan rumus

X̅ =∑K
N
3696
=
45
= 82,13

Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan range:


I = R/M

R =H–L+1

= (93–71) +1
= 22 + 1
= 23
M = 1 + 3,3 log N

=1 + 3,3 log 45
=1 + 3,3 (1,65)
=1 + 5,45
= 6,45 dibulatkan menjadi 6 Sehingga
dapat diketahui interval nilai:

I =R/M

= 23/6

= 3,83 dibulatkan menjadi 4

Keterangan:
I = Lebar interval
R = Jarak pengukuran
M = Jumlah interval
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
N = Responden
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat

Interval
nilai F X x=X-𝑋 (X-𝑋̅)² f(X-𝑋̅)²
71-74 5 72,5 -11,85 140,42 561,68
75-78 8 76,5 -7,85 61,62 123,24
79-82 14 80,5 -3,85 14,82 74,1
83-86 4 84,5 0,15 0,02 0,04
87-90 10 88,5 4,15 17,22 51,66
91-94 4 92,5 7,15 51,12 204,48
Jumlah 45 1015,2

Mencari Standar Deviasi

(K−K̅ )2
S =√
𝑁−1

1015,2
=√
20−1

1015,2
=√
19

=√53,43

=7,31

Mengubah skor mentah ke dalam standar skala lima sebagai berikut :

M + 1,5 . SD = 85,35 + 1,5 . 7,31 = 96,31

M + 0,5 . SD = 85,35 + 0,5 . 7,31 = 89,005

M - 0,5 . SD = 85,35 - 0,5 . 7,31 = 81,69

M - 1,5 . SD = 85,35- 1,5 . 7,31 = 74,38

Tabel 4.11
Tabel Kualitas Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat
Interval Kriteria
96,31keatas Baik sekali
89,005 -96,31 Baik
81,69–89,005 Cukup
74,38–81,69 Kurang
74,38 kebawah Kurang sekali

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa minat belajar santri yang memiliki
mean 81,97 terletak pada interval 81,69-89,005 berkategori “cukup”
Data kedisiplinan santri
Mencari mean (rata-rata) dengan rumus:

X ̅ = ∑K
𝑁

= 3689
45

= 81,97
Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara menentukan range:
I= R/M
R = H–L+ 1
=(94–67)+1
= 27+1
= 28
M = 1 + 3,3 log N
=1 + 3,3 log 45
=1 + 3,3 (1.65)
= 1 + 5,45560129545863
M =6.45 dibulatkan menjadi 6, Sehingga dapat diketahui interval nilai:
I =R/M
=28/6
=4,6 dibulatkan menjadi 5

Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Santri
Interval nilai F X x=X-𝑋̅ (X-𝑋̅)² f(X-𝑋̅)²
67-72 4 69,5 -12,35 152,52 610.08
73-78 7 75,5 -6,35 40,32 120.96
79-84 19 81,5 -0,35 0,12 0.72
85-90 10 87,5 5,65 31,92 16.95
91-96 5 93,5 11,65 135,72 542.88
Jumlah 45 1291.59

Mencari Standar Deviasi

(K−K̅)2
S =√
𝑁−1

1291.59
=√
20−1

1291,59
=√
19

=√67,97

=8,24

Mengubah skor mentah kedalam standar skala lima sebagai berikut :

M+1,5.SD=81,85+1,5 .8,24=94,21

M+0,5 .SD=81,85+0,5 .8,24=85,97

M -0,5.SD =81,85-0,5.8,24=77,7

M -1,5.SD =81,85-1,5.8,24=69,49

Tabel 4.13
Tabel Kualitas Kedisiplinan Santri

Interval Kriteria

94,21 keatas Baik sekali

85,97-94,21 Baik

77,73-85,97 Cukup

69,49-77,73 Kurang

69,49 kebawah Kurang sekali


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedisplinan siswa yang memiliki
mean 82,133 terletak pada interval 77,73-85,97 berkategori bernilai “cukup”.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah diketahui hasil perhitungan diatas, untuk mengetahui signifikansi
pengaruh kegiatan ekstrakurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri adalah
dengan membandingkan harga Freg dengan Ftabel. Jika Freg> Ftabel maka diterima (non
signifikan). Dengan taraf signifikansi 5% diperoleh Ftabel sebesar 4,35 sedang
Freg untuk korelasi X terhadap Y sebesar 56,20. Pada korelasi X dengan Y, Freg=
56,20 > Ftabel = 4,35 dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel kegiatan
ekstra kurikuler pencak silat pengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan
siswa. Kemudian pada taraf signifikansi 1% diperoleh Ftabel sebesar 8,10 sedang
untuk korelasi X terhadap Ysebesar 56,20. Jika dibandingkan keduanya, Freg=
56,20 > Ftabel = 8,10 dengan demikian dapat diketahui bahwa variabel kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kedisiplinan siswa.
Nilai korelasi variabel X terhadap Y adalah 1,05 termasuk kategori
korelasi “cukup”. Artinya kegiatan ekstra kurikuler pencak silat cukup
berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa.
Berdasarkan analisis diatas maka dapat diketahui variabel penentu antara
variabel X dan variabel Y sebesar 105% sedangkan sisanya sebesar 0%.
Merupakan variabel lain yang belum diteliti oleh penulis.
Dengan melihat hasil pengujian hipotesis variabel X terhadap Y pada taraf
signifikansi 1% dan 5%, keduanya menunjukkan arah yang signifikan, hal
tersebut menunjukkan bahwa variabel kegiatan ekstra kurikuler pencak silat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan santri Pondok Pesantren
Al-Qur'an Hidayatullah Karimun.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian dan menganalisis data yang telah
diperoleh, baik yang bersifat teoritis maupun lapangan tentang pengaruh kegiatan
ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan di Pondok Pesantren Al-Qur'an
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pencak silat di Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah
Karimun termasuk kategori cukup. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata
(mean) hasil nilai kegiatan ekstrakurikuler pencak silat sebesar 81,97.
Nilai mean tersebut terletak pada interval 81,69 –89,005 termasuk dalam
kategori “cukup”.
2. Kedisiplinan siswa di Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun
termasuk kategori cukup. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata (mean) hasil
angket tentang kedisiplinan siswa sebesar 82,133. Nilai mean tersebut
terletak pada interval 77,73-85,97 termasuk dalam kategori “cukup”.
3. Pengaruh variabel kegiatan ekstrakurikuler Pencak silat (X) terhadap
kedisiplinan siswa di Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun,
hal ini dibuktikan dengan : Untuk variabel X terhadap Y Persamaan
regresi Ŷ= 14,951 + 0,66 X, dan varians garis regresi Freg= 56,80 > Ftabel
= 8,10 berarti signifikan, dan Freg= 56,80> Ftabel = 4,35 berarti
signifikan.
4. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara kegiatan ekstra kurikuler pencak silat terhadap kedisiplinan santri
Pondok Pesantren Al-Qur'an Hidayatullah Karimun
B. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Ekstra
Kurikuler Pencak Silat terhadap Kedisiplinan santri Pondok Pesantren Al-Qur'an
Hidayatullah Karimun”, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut untuk
ditindaklanjuti, yaitu:
1. Kepada Yayasan Pondok Pesantren, disarankan bagi pihak yayasan
pondok pesantren untuk selalu memperhatikan keadaan minat santri dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler di pondok pesantren. Dan
memperhatikan perkembangan kedisiplinan dan akhlak santri.
2. Kepada kepala pondok pesantren dan dewan guru, pembentukan
kedisiplinan dan akhlak terhadap santri merupakan tanggung jawab dari
semua pihak yang ada di yayasan pondok pesantren, tentunya harapannya
semua pihak ini bekerja sama mencetak santri yang berbudi pekerti luhur
dan unggul dalam prestasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (1988). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,


Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,
Jakarta : Rineka Cipta.
Baharuddin, (2010). Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena,
Yogyakarta : ARLUS Meida.
Darmawan, Deni, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Elizabeth B. Hurlock, (1978). Perkembangan Anak, Terj. Meitasari Tjandrasa,
Jakarta: Erlangga), hlm. 82
Feist, Jess, & Gregory J. Fiest, (2010). Teori Kedisiplinan, Jakarta: Salemba
Humanika.
Hajar, Ibnu, (1996). Dasar-Dasar Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Herdiansyah,, Haris, (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmuilmu
Sosial, Jakarta: Salemba Humanika.
Hidayat, Roni, (2010). Seni Bela Diri: Pencak Silat, Bogor: PT Regina Eka Utama.
Koentjaraningrat, (1991). Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia.
Martin, F.V, M. Andre Bhaskarra, (2002). Kamus bahasa Indonesia Millennium,
Surabaya: karina Surabaya..
Mulyana, (2013). Pendidikan Pencak Silat Membangun Jati Diri dan Karakter
Bangsa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munawar Sholeh dkk, (2005). Psikologi Perkembangan, Jakarta : Rineka Cipta.
Murhananto, (2003). Menyelami Pencak Silat, Jakarta: Puspa Swara, 2003.
Muslich, Masnur, (2008). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional, Jakarta: PT Bumi Aksara
Naharsar, Nur Dyah, (2008). Olahraga Pencak Silat, Jakarta: Ganeca Exact.
Najati, Utsman, (2012). Al-Qur’An dan Ilmu Jiwa, Bandung: Pustaka, 1405 H -1985
M.
Nasution, S., (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito.
Notosoejitno, (1997). Khasanah Pencak Silat, Jakarta: Infomedika.
Oetojo, Pandji, (2000). Pencak Silat, Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Ormrod, Jeanne Ellis, (2009). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang, Jakarta: Erlangga.
Purwa Atmaja Prawira, (2012). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Purwanto, Ngalim, (2014). Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Riduwan, (2007). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta
Sjarkawi, (2014). Pembentukan Kedisiplinan anak peran moral, intelektual,
emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri,
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sucipto, (2009). Materi Pokok Pencak Silat, Jakarta: Universitas Terbuka
DEPDIKNAS.
Sudijono, (2009), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta; PT. Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana, (2005). Metoda Statistika, Bandung: Tarsisto.
Sugiono. (2010). Statistik untuk penelitian, bandung: alfabeta.
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D, Bandung: alfabeta
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif,
kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, (2010) Metode penelitian pendidikan Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi, (1990). Psikologi Kedisiplinan, Jakarta: CV. Rajawali.
Susetyo, Budi, (2012). Statistika Untuk Data Penelitian, Bandung: PT. Refika
Aditama.
Thalib, Muhammad, Al-Qur’an Tarjamah Tafsiriyah Memahami Makna Al-Qur’an
Lebih Mudah, Cepat dan Tepat, Yogyakarta: Ma’had Nabawy, 1433H/
2012M.
Yusuf, (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai