Anda di halaman 1dari 23

Makalah Bahasa Indonesia

Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Menghadapi Krisis


Keteladanan Bernegara dan Berbangsa di Era Milenial

Disusun Oleh :

1. Siti Nur Khotimah 102011535015


2. Ica Imelida 102011535016
3. Yunika Tri Yulanti 102011535017
4. Ivvah Nurroniyyah 102011535018

Dosen Pembimbing :
Abdullah Syarofi, S.Hum., M.Hum.

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2020

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok program studi
bahasa indonesia.Penulisan makalah berjudul “Urgensi Pendidikan Karakter
Dalam Menghadapi Krisis Keteladanan Bernegara dan Berbangsa” dapat
diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang
urgensi pendidikan karakter dalam menghadapi krisis keteladanan bernegara dan
berbangsabisa menambah pemahaman dan pembelajaran bagi mahasiswa baru.
Penulis menyadari makalah bertema krisis keteladanan bernegara dan
berbangsa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon
maaf.Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi seluruh pembaca.

Banyuwangi, 16 November 2020

Penulis

i
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

ABSTRAK.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................2

1.5 Tinjauan Pustaka......................................................................................................3

BAB II METODE PENELITIAN......................................................................................5

2.1 Pendekatan Penelitian..............................................................................................5

2.2 Pengumpulan Data...................................................................................................5

2.3 Teknik Analisis Data................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................7

3.1 Peran pendidikan karakter untuk menghadapi krisis keteladanan berbangsa dan
bernegara di era milenial................................................................................................8

3.2 Korelasi pendidikan karakter dengan keteladanan berbangsa dan bernegara di era
milenial..........................................................................................................................8

3.3 Pendidikan karakter jelas sangat dibutuhkan untuk para kaum milenial dalam
menghadapi krisis berbangsa dan bernegara..................................................................9

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................11

4.1 Simpulan................................................................................................................11

4.2 Saran......................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

ii
ABSTRAK

Pendidikan karakter merupakan kebutuhan berkelanjutan guna


membangkitkan dan menguatkan kesadaran masyarakat Indonesia bahwa masa
depan yang lebih baik lagi harus diupayakan dengan membangun dan menguatkan
karakter rakyat Indonesia. Masih banyaknya krisis keteladanan berbangsa dan
bernegara yang di akibatkan kurangnya pendidikan karakter yang layak. Pada
penelitian ini peneliti akan menggunakan metode pendekatan penelitian,
pengumpulan data, dan teknik analisis data melalui pengisian kuisoner secara
online yang sasarannya pelajar. Dari pengisian kuisoner tersebut memuat 9
pertanyaan tentang pendidikan karakter. Sehingga memudahkan peneliti untuk
mengetahui informasi tentang pengetahuan pelajar mengenai pendidikan karakter.
Peran pendidikan karakter untuk menghadapi krisis keteladanan berbangsa
dan bernegara di era milenial sangat dibutuhkan. Karena hal tersebut sebagai
solusi dalam menjawab permasalahan di negeri ini. Pendidikan karakter tidak
hanya mendorong pembentukan perilaku positif anak, tetapi juga meningkatkan
kualitas kognitifnya. Maka dari itu untuk mempersiapkan generasi milenial
menghadapi tantangan dalam era globalisasi, perlu adanya perhatian serius dari
pemerintah dalam sektor pendidikan yang lebih efektif dan terukur sehingga
hasilnya dapat dirasakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan negara.

Kata Kunci : Pembelajaran, pendidikan karakter, krisis keteladanan, milenial,


globalisasi

BAB I

i
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan karakter merupakan salah satu sarana soft skill yang dapat
menjadi pembaruan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
Memberikan materi pembelajaran yang ada keterkaitannya dengan norma atau
nilai-nilai pada setiap meta pelajaran yang perlu dikembangkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari. Bahkan di setiap mata pelajaran perlu
diterapkannya pendidikan karakter. Tetapi era milenial terdapat sebuah
problematika pendidikan karakter yaitu, pertama tenaga pendidik, karena
semua dititik beratkan pada guru pendidikan agama dan bimbingan konseling.
Yang kedua adalah orang tua, karena kurangnya peran orang tua untuk
membangun pendidkan karakter.
Era milenial merupakan era dimana penggunaan teknologi menjadi
lebih mudah dan penggunaan teknologisendiri menjadi daya tarik suatu
kemajuan negara. Pada era milenial, karakter seseorang juga ikut memudar.
Maka dari itu pendidikan karakter harus diterapkan untuk menghindari
kekrisisan karakter.
Keteladanan merupakan bagian yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Namun pada faktanya pendidikan di Indonesia saat ini lebih
mengedepankan penguasaan aspek keilmuan, kecerdasan dan kurang
memperhatikan atau mengabaikan pendidikan karakter serta pengetahuan
tentang kaidah moral berbangsa dan bernegara. Tanpa di sadari karakter
negara sudah mulai luntur. Perlu diterapkannya pendidikan karakter untuk
memulihkan ini semua.Terlebih lagi, di era milenial ini krisis keteladanan
berbangsa dan bernegara di Indonesia sangat minim. Dalam hal ini dengan
peran kontribusi pendidikan karakter dapat menyelesaikan permasalan
mengenai krisis berbangsa dan bernegara di era milenial ini.

i
Persiapan yang diberikan negara kepada generasi milenial dalam
menghadapi era globalisasi adalah salah satunya dengan cara menjalankan
program pendidikan karakter yang terpola dan terukur.Oleh sebab itu, dalam
menyiapkan generasi milenial zaman now terhadap pengaruh globalisasi yang
saat ini sedang berlangsung, pentingnya dalam sekolah-sekolah ditanamkan
pendidikan karakter bagi para pelajarnya sehingga dapat bersaing dan tidak
mudah terpengaruh oleh dunia luar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajakah peran pendidikan karakter untuk menghadapi krisis
keteladanan berbangsa dan bernegara di era milenial?
2. Bagaimana korelasi pendidikan karakter dengan keteladanan
berbangsa dan bernegara di era milenial?
3. Apakah pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk para kaum
milenial dalam menghadapi krisis berbangsa dan bernegara?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui peran pendidikan karakter untuk menghadapi krisis
keteladanan berbangsa dan bernegara di era milenial
2. Menganalisis korelasi atau hubungan dari pendidikan karakte
dengan keteladanan berbangsa dan bernegara di era milenial
3. Mengetahui seberapa penting dan dibutuhkannya pendidikan
karakter untuk para kaum milenial dalam menghadapi krisis
berbangsa dan bernegara.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui peran pendidikan karakter untuk menghadapi
krisis keteladanan berbangsa dan bernegara di era milenial
2. Untuk menganalisis korelasi atau hubungan dari pendidikan
karakte dengan keteladanan berbangsa dan bernegara di era
milenial

2
3. Untuk mengetahui seberapa penting dan dibutuhkannya
pendidikan karakter untuk para kaum milenial dalam
menghadapi krisis berbangsa dan bernegara.

1.5 Tinjauan Pustaka


Menurut U.S. Chamber of Commerce Foundation, generasi milenial
atau Millennial Generation adalah generasi manusia yang lahir dengan
rentang tahun antara 1980 – 1999 Masehi. Sedangkan manusia kelahiran tahun
2000 M sampai sekarang disebut dengan generasi Z atau Z Generation. 
Menurut Hibur Tanis Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak atau
budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Pendidikan karakter
sebagaimana diketahui telah menjadi suatu pembelajaran penting disetiap
sekolah/perguruan tinggi. Dalam perkembangannya sering muncul berbagai
pertanyaan tentang pendidikan karakter, tentang alasan perlunya pendidikan
karakter terutama dalam membentuk kepribadian seseorang, karakter
dan bagaimana membentuk karakter serta mengukur keberhasilan sebuah
pendidikan karakter. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kembali diperkuat oleh
kebijakan yang menjadikan pendidikan karakter sebagai ”program”
pendidikan nasional di Indonesia terutama dalam Kementerian Pendidikan
Nasional Indonesia.
Menurut Megawangi (2007) menyebutkan bahwa Pendidikan Karakter
sebagai solusi dalam menjawab permasalahan negeri ini. Pendidikan karakter
tidak hanya mendorong pembentukan perilaku positif anak, tetapi juga
meningkatkan kualitas kognitifnya. Pengembangan karakte atau character
building membutuhkan partisipasi dan sekaligus merupakan tanggung jawab
dari orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Sebab dengan menjadi dewasa
secara rohani dan jasmani, seseorang menjadi berkepribadian yang bijaksana
baik terhadap dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat.
Keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu menghargai
ucapan, sikap dan perilaku yang melekat pada pendidik (Aqib, 2011: 86).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian keteladanan berasal dari

3
kata “teladan” yang artinya hal yang dapat ditiru atau dicontoh. Sedangkan
menurut Ishlahunnissa’ (2010: 42) pengertian keteladanan berarti penanaman
akhlak, adab, dan kebiasaan-kebiasaan baik yang seharusnya diajarkan dan
dibiasakan dengan memberikan contoh nyata.
Ketersusunan tiga komponen meliputi aspek kompetensi, keinginan dan
kebiasaan yang saling berhubungan secara sinergis, menjadi syarat aktualisasi
pendidikan karakter dalam mengembangkan kecerdasan moral peserta didik
(Setiawan, 2013: 56). Menurut Hamid (2013: 34) pendidikan karakter
merupakan usaha yang dilakukan secara individu dan sosial dalam
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kebebasan individu.
Menurut Aqib (2012: 36) pendidikan karakter adalah upaya yang terencana
untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi
nilainilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Sedangkan
menurut Mulyasa (2014: 1) pendidikan karakter merupakan upaya untuk
membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin menuju ke
arah peradaban yang lebih baik

4
i
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan Penelitian


Rancangan penelitian yang digunakan penulis untuk mengambil
sebuah data ialah dengan menggunakan cara pandang kuantitatif, yakni
dengan menggunakan kuisioner. Sasaran dalam pengisian kuisioner ini adalah
para pelajar yang sedang menempuh pendidikan, pekerja yang produktif
dalam pekerjaannya, serta pasangan suami istri yang sah dalam berumah
tangga. Kebanyakan dari merka sudah mengetahui bagaimana cara pengisian
kuisioner, oleh karena itu mereka menjadi sasaran dalam pengisian kuisioner.
Pendekatan atau pandangan ini bersifat terperinci, kaku, statis, serta prosesnya
berdasarkan alur yang sebelumnya telah disusun. Pendekatan atau pandangan
kuantitatif menggunakan perpaduan antara ilmu sosial dan ilmu statistik dalam
analisis datanya.

2.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu metode yang meliputi cara atau
teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Metode pengumpulan data mempunyai tujuan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan guna mencapai tujuan yang diinginkan dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data secara kuantitatif, yakni data yang berbentuk angka pasti.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menyediakan kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan terkait penelitian,
yang nantinya akan dijawab oleh responden. Metode ini sangat cocok dengan
kondisi yang sedang terjadi, yakni kondisi Pandemi Covid-19 dimana
masyarakat tidak diperbolahkan untuk melakukan komunikasi langsung. Hal
itu merupakan salah satu anjuran pemerintah sebagai upaya pemutusan mata
rantai penyebaran Covid-19. Dengan kuisioner ini para perponden dapat

5
menjawab pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner di rumah masing-masing,
sehingga tidak menyulitkan para responden.
Pertanyaan yang disajikan di dalam kuisioner terdiri dari dua
pertanyaan menyangkut diri responden, yakni nama dan status sosial dan
sembilan pertanyaan terkait bahan uji penelitian, sebagai berikut :
1) Menurut kalian apakah di Indonesia telah terjadi krisis moral?

2) Apakah krisis moral berdampak buruk bagi bangsa?


3) Apakah pendidikan karakter itu penting?
4) Perlukan pendidikan karakter berbangsa dan bernegara
diterapkan di sekolah?
5) Apakah penerapan pendidikan karakter berbngsa dan bernegara
di lingkungan sekolah anda sudah terlaksana dengan baik?
6) Apakah pendidikan karakter berbangsa dan bernegara sudah
tertanam dalam diri anda ?
7) Apakah menyontek itu boleh dilakukan ?
8) Apakah tidak mengerjakan tugas itu boleh dilakukan dan baik ?

2.3 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu cara atau metode yang
digunakan untuk memproses suatu data yang kemudian menjadi informasi
yang lebih mudah untuk dipahami. Sesui metode penggumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini, yakni dengan metode penyebaran kuisioner
maka untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka sumber anlisis yang
digunakan adalah kuisioner tersebut.Teknik yang digunakan dalam penelitian
ini yakni dengan penyuntingan atau pengeditan dengan memeriksa seluruh
daftar pertanyaan, kemudian menggunakan pengkodean dengan memberikan
simbol atau tanda terhadap jawaban responden, kemudian dilanjutkan dengan
proses tabulasi atau penyusunan serta penghitungan data dari hasil
pengokedan pada kuisioner yang telah diisi oleh responden. Setelah ketiga
proses tersebut dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah proses
menganalisis data atau hasil dari kuisioner yang telah dijawab oleh responden

6
i
BAB III
PEMBAHASAN

Kata pendidikan berasal dari bahasa latin yaitu ducare, berarti


“menuntun, mengarahkan, atau memimpin” dan awalen berarti keluar. Jadi,
pendidikan berarti kegiatan” menuntun keluar”. Pendidikan merupakan proses
pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia. Setiap pengalaman yang memiliki
efek formatif pada cara berpikir, merasa, atau tindakan, dapat dianggap
pendidikan.
Kata character berasal dari bahasa yunani charassien, yang berarti to
engrave (melukis menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat
batu atau mental. Berarakar dari pengertian seperti itu, character kemudian
diartikan sebagai tanda atau ciri khusus, dan karenanya melahirkan satu
pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual,
keadaan moral seseorang. Pendidikan karakter menurut Megawangi, “sebuah
usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan
bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
Dengan memperhatikan makna karakter dan pendidikan, maka
pendidikan karakter dapat diartikan sebagai upaya mengembangkan potensi
peserta didik dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa agar mereka
memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai
warganegara.Pendidikan karakter ini sangat penting untuk melindungi jati diri
seseorang dari budaya-budaya asing yang dapat merusak karakter tersebut.Hal
ini juga sangat berpengaruh terhadap masa depan seseorang.
Pendidikan karakter di Indonesia memang sudah berjalan seperti di
beberapa negara lainnya, seperti di Inggris, Amerika dan Finlandia. Namun
bila melihat hasilnya dibandingkan dengan negara-negara yang telah

7
disebutkan, Indonesia masih jauh tertinggal.Hal ini dapat dibuktikan dengan
rendahnya moral pelajar Indonesia yang dapat ditandai dengan kebiasaan-
kebiasaan buruk seperti tindakan menyontek saat ujian dan tidak mengerjakan
tugas dengan baik dan tepat waktu. Hal ini disebabkan karena pendidikan di
Indonesia saat ini lebih mengedepankan penguasaan aspek keilmuan,
kecerdasan dan kurang memperhatikan atau mengabaikan pendidikan
karakter.Pada dasarnya lingkungan dapat mempengaruhi karakter setiap orang,
maka dari itu perlu adanya penerapan pendidikan karakter yang baik di
lingkungan masyarakat seperti sekolah. Pengetahuan
tentang kaidah moral berbangsa dan bernegara saat ini tidak banyak diketahui
oleh masyarakat. Terlebih lagi, di era milenial ini krisis keteladanan berbangsa
dan bernegara di Indonesia tinggi. Dalam hal ini dengan peran kontribusi
pendidikan karakter dapat menyelesaikan permasalan mengenai krisis
keteladanan berbangsa dan bernegara di era milenial ini.

3.1 Peran pendidikan karakter untuk menghadapi krisis keteladanan


berbangsa dan bernegara di era milenial
Megawangi (2007) menyebutkan bahwa Pendidikan Karakter
sebagai solusi dalam menjawab permasalahan negeri ini. Pendidikan
karakter tidak hanya mendorong pembentukan perilaku positif anak, tetapi
juga meningkatkan kualitas kognitifnya. Pengembangan karakter atau
character building membutuhkan partisipasi dan sekaligus merupakan
tanggung jawab dari orangtua, masyarakat, dan pemerintah. Terlebih
adanya partisipasi yang terdorong dari niatan para kaum milenial untuk
mendalami akan pendidikan karakter serta mengimplementasikan
pendidikan karakter tersebut dalam berbagai segi kehidupan dapat
menjadikan keteladanan berbangsa dan bernegara yang kokoh.

3.2 Korelasi pendidikan karakter dengan keteladanan berbangsa dan


bernegara di era milenial
Dengan memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa paska-
reformasi yang dinilai sudah memprihatinkan, seyogyanya seluruh

8
komponen bangsa sepakat untuk
menempatkanpembangunankarakterbangsa (nation and character building)
sebagai prioritas yang utama. Ini berarti setiap upaya pembangunan harus
selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan
karakter bangsa. Urgensi pendidikan karakter dengan sifatnya yang
demikian, mensaratkan karakter sebagai: (1) perekat fondasi bangunan
kehidupan berbangsa dan bernegara; (2) “kemudi” dalam mencapai cita
cenderung mementingkan capaian kompetensi akademik ketimbang
capaian kompetensi karakter. Fenomena krisis multidimensi dan lemahnya
pendidikan kewargaan tersebut mengindikasikan bahwa penguatan
pendidikan karakter menjadi mutlak dilakukan agar generasi muda penerus
kepemimpinan bangsa bisa diselamatkan dari kerusakan moral dan krisis
multidimensi.

3.3 Pendidikan karakter jelas sangat dibutuhkan untuk para kaum


milenial dalam menghadapi krisis berbangsa dan bernegara
Pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter demi tegak dan
kokohnya jati diri bangsa agar mampu bersaing di era globalisasi sekarang
ini. Di Indonesis merupakan negara
berkembang dengan memiliki banyak potensi yang dapat diandalkan,
mulai dari letak geografis, memiliki sumber daya alam yang melimpah dan
memiliki sumber daya manusia manusia yang besar. Dengan
memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki, negara Indonesia dapat
bersaing dengan negara lainnya yang sudah lebih maju. Untuk
mempersiapkan generasi milenial menghadapi tantangan dalam era
globalisasi, perlu adanya perhatian serius dari pemerintah dalam sektor
pendidikan yang lebih efektif dan terukur sehingga hasilnya dapat
dirasakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan negara. Persiapan yang
diberikan negara kepada generasi milenial dalam menghadapi era
globalisasi adalah salah satunya dengan cara menjalankan program

9
pendidikan karakter yang terpola dan terukur. Sudah banyak negara maju
yang menjalankan program tersebut dan berhasil menciptakan sumber

i
daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang unggul
serta keteladanan berbangsa dan bernegara yang kokoh. Sehingga
diharapkan dengan adanya keseriusan pemerintah dalam menjalankan
program pendidikan karakter ini pada sektor pendidikan, generasi milenial
yang dimiliki Indonesia yang berpegang pada keteladanan berbangsa dan
bernegara dapat bersaing dan memiliki kompetensi yang baik dalam
menghadapi era globalisasi. Oleh sebab itu, dalam menyiapkan generasi
milenial zaman now terhadap pengaruh globalisasi yang saat ini sedang
berlangsung, pentingnya dalam sekolah-sekolah ditanamkan pendidikan
karakter bagi para pelajarnya sehingga dapat bersaing dan tidak mudah
terpengaruh oleh dunia luar. Melihat besarnya pengaruh globalisasi
terhadap kehidupan manusia terutama untuk bangsa Indonesia, baik
pengaruh positif maupun negatif di era sekarang ini maka perlu adanya
daya tangkal dan daya cegah masyarakat yang baik khususnya pada
generasi milenial. Sehingga untuk membuat generasi milenial dapat
berkompetensi dan terhindar dari pengaruh negatif sepet=rti krisis
berbangsa dan bernegara di era globalisasi, perlu mendapatkan pendidikan
yang sesuai dengan tantangan zaman sekarang ini.

10
i
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha
untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak
dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.
Pendidikan karakter di Indonesia memang sudah berjalan seperti di
beberapa negara lainnya. Namun bila melihat hasilnya dibandingkan
dengan negara-negara yang lainnya, Indonesia masih jauh tertinggal. Hal
ini disebabkan karena pendidikan di Indonesia saat ini lebih
mengedepankan penguasaan aspek keilmuan, kecerdasan dan kurang
memperhatikan atau mengabaikan pendidikan karakter. Pada dasarnya
lingkungan dapat mempengaruhi karakter setiap orang, maka dari itu perlu
adanya penerapan pendidikan karakter yang baik di lingkungan masyarakat
seperti sekolah.Pentingnya pendidikan dan pembangunan karakter yaitu
demi tegak dan kokohnya jati diri bangsa agar mampu bersaing di era
globalisasi sekarang ini.

4.2 Saran
Sebaiknya pemerintah, instansi pendidikan, dan keluarga saling
bekerjasama dalam memberikan pendidikan karakter kepada para generasi
bangsa agar pendidikan karakter di Indonesia unggul seperti negara-negara
lainnya. Selain itu, diharapkan para mahasiswa setelah membaca makalah
ini agar mempunyai kesadaran diri dalam memberikan kontribusinya
dalam menghadapi krisis keteladanan berbangsa dan bernegara di era
milenial sekarang ini. Sehingga, krisis keteladanan berbangsa dan
bernegara berkurang dan generasi penerus bangsa mempunyai pendidikan
karakter yang lebih baik.

11
i
DAFTAR PUSTAKA

Baru:Indonesia, A. B. P. E. N. Telaah Media Massa: Krisis Keteladanan


Pemimpin Bangsa
Bagi Generasi Muda Indonesia Akibat Tayangan TV Yang Tidak
Mendidik.

Hutasoit, Ririn Try Milen. 2018. Pentingnya Pendidikan Berkarakter di


Era Milenial.

http://tanjungpinangpos.id/pentingnya-pendidikan-berkarakter-di-
era-milenial/. (diakses tanggal 19 November 2020).

Ilma, N. (2015). Peran Pendidikan Sebagai Modal Utama Membangun


Karakter Bangsa.

Kosim, Mohammad. (2011). “Urgensi Pendidikan Karakter”. KARSA,


19(1). 1-92.

Lalo, K. (2018). “Menciptakan generasi milenial berkarakter dengan


pendidikan karakter guna menyongsong era globalisasi”. Jurnal Ilmu Kepolisian,
12(2), 8.

Rosyidin, M.Abror. 2018. Sekilas tentang Era dan Generasi Millenial.

https://tebuireng.online/sekilas-tentang-era-dan-generasi-millenial/.
(diakses tanggal 19 November 2020).

12
Setiawan, Deny. (2013). “PERAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MENGEMBANGKAN KECERDASAN MORAL”. Jurnal
Pendidikan Karakter, 3(1). 1-11.
Tanpa nama. (2018). Pendekatan penelitian: contoh dan
penjelasannya.http://sosiologis.com/pendekatan-
penelitian#:~:text=Pendekatan%20penelitian%20merupakan
%20merupakan%20cara,dan%20bagaimana%20penelitian%20akan
%20dilakukan.&text=Pendekatan%20di%20sini%20dipahami
%20sebagai,diterjemahkan%20sebagai%20%E2%80%9Dresearch
%20approach%E2%80%9D. (diakses tanggal 22 November 2020).
Tanpa nama. (2016). Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian.
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-
penelitian. (diakses tanggal 22 November 2020)
Tanpa nama. (2020). Teknik Analisis Data- Pengertian, Jenis, dan Tahapannya.
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/school-life/teknik-analisis-
data-pengertian-jenis-dan-tahapannya/#:~:text=Dari%20berbagai
%20pendapat%20ahli%20dan,menemukan%20solusi%20dari
%20permasalahan%20penelitian. (diakses tanggal 22 November 2020)

13

Anda mungkin juga menyukai