MAKALAH
NUR SAKINAH
G 501 19 054
MARET 2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah”Pembentukan
Karakter Mahasiswa Program Studi Statistika Angkatan 2019 Melalui Program
Kaderisasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Karakter Dan Anti
Korupsi.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan
kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak
yang terkait.
Sehubungan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rais, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari pengetahuan dan
pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih
baik dan bermanfaat. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat ......................................................................................... 5
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 19
5.2 Saran .............................................................................................. 19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Doni Koesuma A,Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger (Jakarta: Grasindo, 2009), hlm. 115
2
Windi Siti Jahroh, Nana Sutarna, “ Pendidikan Karakter sebagai Upaya/ Mengatasi Degradasi
Moral” , Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan-Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, (Widya Sari, 2017), hlm. 396
3
AW Widjaja, Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila (Jakarta: Era Swasta,
1985), hlm. 154
1
Jumlah tersebut terbilang fantastis karena data terakhir dari Badan
Narkotika Nasional (BNN) dan Puslitkes Universitas Indonesia menyebutkan
total pengguna narkoba segala usia mencapai 5 juta orang di Indonesia. Angka
tersebut 2,8 persen dari total seluruh penduduk Indonesia pada 2015.4
Belum lagi adanya data yang bersumber dari survei yang dilakukan oleh
Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan,
(Kemenkes) pada Oktober 2013, yang memaparkan bahwa sekitar 62,7%
remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah . 20% dari
94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari
kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Lalu
pada kasus terinfeksi HIV dalam rentang 3 bulan sebanyak 10.203 kasus, 30%
penderitanya berusia remaja.5
4
Ririn Indriani, “Memprihatinkan, Anak Pengguna Narkoba Mencapai 14 Ribu”, dalam
https://www.suara.com/lifestyle/2016/05/02/173838/memprihatinkan-anak-pengguna-narkoba
capai-14-ribu, diakses pada Sabtu, 21 Maret 2020
5
Anonim, “63 Persen Remaja di Indonesia Melakukan Seks Pra Nikah”, dalam
https://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-indonesia-melakukan-
seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4, diakses pada Sabtu, 21 Maret 2020
6
Yunus Abidin, Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter (Bandung: Refika
Aditama,2012),hlm.27
7
Andi Hartik,“Buang Bayinya di Saluran Irigasi Seorang Mahasiswi Ditangkap”,
http://regional.kompas.com/read/2018/01/12/13504811/buang-bayinya-di-saluran-irigasi-seorang-
mahasiswi-ditangkap-polisi, diakses pada Sabtu, 21 Maret 2020
2
serta pemukulan seorang siswa terhadap gurunya di Sampang, sehingga
menyebabkan guru tersebut meninggal.8
Namun, ironi rasanya, manakala degradasi moral yang terjadi selama ini
justru dipicu oleh kalangan terpelajar. Padahal, hakikatnya, pendidikan yang
dilalui kalangan pelajar, seharusnya mampu membawa mereka menjadi
manusia yang bermartabat. Tetapi, jika melihat fenomena degradasi moral di
lapangan, nampak sekali bahwa pendidikan seakan tidak mampu
meninggalkan value yang berarti dalam diri para pelajar.
8
Lukman Hakim,“Guru di Sampang Meninggal Setelah Dipukul Siswanya“,
https://daerah.sindonews.com/read/1278843/23/guru-di-sampang-meninggal-setelah-dipukul-
siswanya-1517557007, diakses pada Sabtu, 21 Maret 2020
9
Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Kritis Multidimensial (Jakarta:
Bumi Aksara, 2011),hlm.36-37
3
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab .
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat memberikan
beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
a) Apa yang dimaksud kaderisasi dalam organisasi ?
b) Bagaimana peran kaderisasi dalam pembentukan karakter mahasiswa?
c) Apa saja faktor-faktor kegagalan dalam kaderisasi ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud kaderisasi dalam organisasi.
b) Untuk mengetahui bagaimana peran kaderisasi dalam pembentukan
karakter mahasiswa.
c) Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor kegagalan dalam kaderisasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Bagi penulis
Penulisan makalah ini di susun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari
mata kuliah pendidikan karakter dan anti korupsi
b) Bagi pihak lain
Makalah ini di harapkan dapat menambah referensi bagi pembaca yang
berhubungan dengan pembentukan karakter mahasiswa program studi
statistika angkatan 2019 melalui program kaderisasi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Sudirman N, Ilmu Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1987), hlm. 4
11
Doni Koesoema A. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern (Jakarta:
Grasindo, 2007), hlm. 80
12
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam PerspektifIslam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), hlm.24
6
Dapat dipahami bahwa intinya pendidikan selain sebagai proses
humanisasi, pendidikan juga merupakan usaha untuk membantu manusia
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya (olahrasa, raga dan rasio)
untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Selain itu karakter juga mempunyai arti: 1) Sebuah bagi jumlah total sifat
seseorang, yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, hal-hal yang
tidakdisukai, kemampuan, bakat, potensi, nilai dan pola piker. 2) Struktur yang
terkait secara relatif atau sisi sebuah kepribadian yang menyebabkan sifat seperti
itu. 3) Kerangka kerja sebuah kepribadian yang secara relatif telahditetapkan
sesuai dengan sifat-sifat tertentu itu di dalam mewujudkandirinya. Bila
disimpulkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa karakter itu terkait dengan
sikap mental yang menjadi watak, tabiat dan pembawaan seseorang.16
13
Ryan Kevin & Karen E. Bohlin, Building Character in Schools: Practical Ways to Bring Moral
Instruction to Lif (San Francisco: Jossey Bass, 1999), hlm. 5
14
John M Echols,.dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1987), Cet.
XV, hlm. 214
15
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat
Bahasa.2008), Cet. I, hlm. 628
16
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Rineka cipta,
2009), hlm. 132
7
khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima
dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak
lahir.17
2.1.2 Kaderisasi
17
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta:
Grasindo, 2007), Cet. I, hlm. 80
8
untuk membentuk kader yang bisa menggerakkan organisasi, himpunan, ataupun
kelompok dengan kepentingan masing-masing agar dapat terus berkembang.
Komponen Kaderisasi terdiri dari dua macam, yaitu (1) pertama, pelaku
kaderisasi (subjek) adalah individu atau sekelompok orang yang
dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya
yangmelakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugastugas organisasi, dan
(2) kedua, sasaran kaderisasi (objek) adalah individu-individu yang dipersiapkan
dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi(Alfian,1980).
9
menggunakan kurikulum tertentu. Akan tetapi kaderisasi informal ini merupakan
sebuah proses pendidikan sehari-hari yangdimulai dari sejak dini, baik itu proses
belajar di sekolah, pendidikan yang diberikan keluarga dan lingkungan
masyarakat setempat. Proses ini menekankan pembentukan kepribadian dan
penanaman akhlak dan sikap yang baik dalam jangka waktu yang lama.
Kepribadian positif perlu dipupuk sejak dini dan seumur hidup.Dari proses
kaderisasi informal ini dapat diketahui kelebihan seseorang calon pemimpin yang
memiliki kepribadian positif. Hal ini bisa dilihat dari prestasinya, loyalitas dan
dedikasinya dalam sebuah kelompok atau organisasi yang diikutinya, serta akhlak
dan agamanya atau loyalitasnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan (2)
Kaderisasi Formal merupakan proses kaderisasi atau upaya mempersiapkan
seseorang menjadi calon pemimpin yang dilaksanakan secara disengaja, terarah,
teratur, tertib, sistematis dan mengikuti kurikulum tertentu dalam jangka waktu
tertentu yang berisi bahanbahan teoritis dan praktik tentang kepemimpinan dan
berbagai aspek pendukungnya.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.
Penelitian ini yang menjadi sasaran populasinya adalah seluruh
Mahasiswa Statistika Angkatan 2019 yang terdiri dari 89 orang.
3.2.2. Sampel
Merujuk pada pendapat di atas maka penentuan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random
sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan dan penentuan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu (Arikanto,2017). Dalam hal ini untuk dijadikan
sampel penelitian adalah 40 orang Mahasiswa Statistika Angkatan 2019.
11
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.4.1. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung.
3.4.2. Angket
Teknik angket digunakan untuk menggali data tentang bagaimana
Pembentukam Karakter Mahasiswa Melalui Program Kaderisasi. Angket ini
ditujukan kepada 40 mahasiswa . Angket ini terdiri dari 4 item untuk
mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa terhadap pentingnya
kaderisasi dalam pembentukan karakter. Dengan 4 alternatif jawaban yang
disesuaikan dengan item. Sistem penskorannya sebagai berikut: Sangat
Sretuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
12
Jumlah Skor Terendah = Skor Terendah Jumlah Pertanyaan
= 1 4=4
= 4/16 100% = 25%
Rumus Umum :
Interval (I) =
Krteria Penilaian =
= 100% 37,5%
= 62,5%
Skor Kualifikasi
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1.1
Pertanyaan
No Angkatan JUMLAH SKOR PREDIKAT
1 2 3 4
1 2019 4 4 4 2 14 87.5% SETUJU
2 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
3 2019 3 3 4 3 13 81.25% SETUJU
4 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
5 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
6 2019 3 4 3 2 12 75% SETUJU
TIDAK
7 2019 2 2 2 3 9 56.25%
SETUJU
8 2019 4 3 3 2 12 75% SETUJU
9 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
10 2019 4 3 2 3 12 75% SETUJU
TIDAK
11 2019 1 2 3 3 9 56.25%
SETUJU
12 2019 2 3 4 3 12 75% SETUJU
13 2019 3 3 2 2 10 62.5% SETUJU
TIDAK
14 2019 1 1 2 3 7 43.75%
SETUJU
15 2019 2 3 3 3 11 68.75% SETUJU
TIDAK
16 2019 2 2 3 2 9 56.25%
SETUJU
17 2019 2 3 4 3 12 75% SETUJU
18 2019 3 3 3 1 10 62.5% SETUJU
19 2019 4 4 4 2 14 87.5% SETUJU
20 2019 3 3 2 2 10 62.5% SETUJU
TIDAK
21 2019 2 3 3 1 9 56.25%
SETUJU
22 2019 3 3 4 3 13 81.25% SETUJU
23 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
24 2019 3 2 3 2 10 62.5% SETUJU
25 2019 2 3 3 2 10 62.5% SETUJU
26 2019 3 3 3 2 11 68.75% SETUJU
27 2019 3 3 3 2 11 68.75% SETUJU
28 2019 3 3 4 3 13 81.25% SETUJU
29 2019 3 4 3 3 13 81.25% SETUJU
14
30 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
31 2019 3 4 4 2 13 81.25% SETUJU
32 2019 3 3 4 3 13 81.25% SETUJU
33 2019 3 3 3 2 11 68.75% SETUJU
34 2019 3 3 3 3 12 75% SETUJU
35 2019 3 3 4 2 12 75% SETUJU
36 2019 4 4 4 2 14 87.5% SETUJU
37 2019 3 3 3 2 11 68.75% SETUJU
38 2019 3 3 4 2 12 75% SETUJU
39 2019 2 2 3 3 10 62.5% SETUJU
TIDAK
40 2019 2 3 2 2 9 56.255
SETUJU
Rerata 2.8 2.98 3.15 2.45 11.375 71.09%
Min 7 43.75
Q1 10 62.5
Median 12 75
Q3 12 75
Max 14 87.5
Stdv 1.61225 10.077
Var 2.59936 101.54
Modus 12 75
Presentase
Pentingnya Sistem
71%
Kaderisasi dalam
Pembentukan
Karakter
Mahasiswa Baru
Angkatan 2019
Stem-and-leaf of C1 N = 40
Leaf Unit = 0,10
1 7 0
1 8
6 9 00000
12 10 000000
17 11 00000
(14) 12 00000000000000
9 13 000000
3 14 000
15
Boxplot of C1
14
13
12
11
C1
10
Probability Plot of C1
Normal
99
Mean 11,38
StDev 1,612
95 N 40
AD 1,205
90
P-Value <0,005
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
1
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
C1
16
PENTINGNYA SISTEM KADERISASI DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA
BARU ANGKATAN 2019
30 20
18
25
16
14
20
12
15 10
8
10
6
4
5
2
0 0
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4
Histogram 4.1.2
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan,dengan mengajukan
empat pernyataan kepada 40 responden dimana setiap pernyataan diberi nilai
1-4.Adapun pernyataan yang diajukan yaitu:
17
Sedangkan keterangan untuk nilai yang diberikan yaitu:
o 4 = Sangat Setuju
o 3 = Setuju
o 2 = Tidak Setuju
o 1 = Sanagat Tidak setuju
Pada bagian steam and leaf terlihat bahwa modus dari data di atas
adalah 12 dengan frekuensi sebanyak 14.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, “63 Persen Remaja di Indonesia Melakukan Seks Pra Nikah”, dalam
https://www.kompasiana.com/rumahbelajar_persada/63-persen-remaja-di-
indonesia-melakukan- seks-pra-nikah_54f91d77a33311fc078b45f4,
diakses pada Sabtu, 21 Maret 2020
AW Widjaja, Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila (Jakarta:
Era Swasta, 1985), hlm. 154
Ciphardian, Y. (2010). Bukan Generasi Kepalang Tanggung.
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global, (Jakarta: Grasindo, 2007), Cet. I, hlm. 80
21