Anda di halaman 1dari 20

MINI RISET

MANAJEMEN SEKOLAH
ANALISIS PEMAHAMAN, PROSES, GAYA DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA SMAN 8 MEDAN

Dosen Pembimbing : Dr. M. Joharis Lubis, M.Pd

Oleh
Gomgom Marbun
2163111018
Reguler C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini dibuat
bertujuan untuk mengetahui dan melatih mahasiswa mendeskripsikan penerapan masalah
belajar dan teori belajar dalam bentuk survei lapangan.
Makalah Mini Riset ini merupakan tugas pribadi dari mata kuliah Manajemen
Sekolah. Saya dapat menyelesaikan makalah ini karena bantuan dari beberapa pihak, dan juga
saya berterima kasih kepada, Bapak Dr. M. Joharis Lubis, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Manajemen Sekolah. Saya menulis makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun saya juga
menyadari kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja.
Oleh karena itu saya mohon maaf kepada para pembaca pada umumnya. Kritik dan saran
saya terima dengan rasa lapang dada.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat baik bagi saya maupun para pembaca.
Atas perhatianya saya ucapkan terima kasih.

Medan, November 2018

Gomgom Marbun

2
DAFATR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................ 6
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................. 6
1.4 Rumusan Masalah................................................................................................ 7
1.5 Tujuan Penelitian................................................................................................. 7
1.6 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pemahaman Pesrta Didik.................................................................................... 8
2.2 Gaya Belajar Siswa............................................................................................. 8
2.3 Motivasi Belajar.................................................................................................. 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel........................................................................................... 11
3.2 Metode Penelitian................................................................................................. 11

BAB IV PAPARANN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN


4.1 Pemahaman Pesrta Didik Sekolah SMAN 8 Medan........................................... 12
4.2 Proses Pembelajaran di Sekolah SMAN 8 Medan.............................................. 13
4.3 Gaya Belajar Siswa SMAN 8 Medan.................................................................. 14
4.4 Motivasi Belajar Siswa SMAN 8 Medan............................................................ 16

BAB IV PENUTUP
5.1 Simpulan.............................................................................................................. 19
5.2 Saran.................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTKA........................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gaya belajar merupakan kecenderungan untuk mengadaptasi suatu strategi belajar
tertentu dengan mencari dan mencoba secara aktif, sehingga pada akhirnya individu
mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar (Entwistle, Gibbs,
Mogran, & Taylor; Wright, dalam Mangunsong & Indianti, 2006). Menurut DePorter dan
Hernacki (1992), gaya belajar adalah kombinasi dari cara seseorang menyerap, dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. Rita Dunn (dalam Mangunsong & Indianti, 2006),
pelopor dalam gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara
belajar seseorang, antara lain mencangkup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan
lingkungan.
Sebagian orang belajar dengan cahaya terang bahkan ada yang harus memakai lampu
belajar khusus. Ada yang senang belajar sendiri, ada yang membutuhkan nara sumber, dan
ada yang merasa lebih efektif belajar dalam kelompok. Sebagian mahasiswa memerlukan
musik sebagai latar belakang, yang lain justru tidak dapat berkonsentrasi belajar apabila tidak
dalam ruangan yang sepi. Ada yang suka menggelar bukunya untuk melihat berbagai sumber
sekaligus, ada yang sebelum belajar merapikan dulu tempat belajarnya supaya rapih dan
teratur.
Telah disepakati secara umum adanya dua kategori utama tentang bagaimana seseorang
belajar. Pertama, cara menyerap informasi dengan mudah yang disebut sebagai modalitas
belajar, dan kedua, cara mengatur dan mengolah informasi tersebut yang dinamakan sebagai
dominasi otak. Menurut DePorter dan Hernacki (dalam Mangunsong & Indianti, 2006), pada
awal pengalaman belajar, salah satu langkah pertama adalah mengenali dominasi modalitas
visual, auditorial, atau kinestetik (V-A-K). Orang visual belajar melalui apa yang mereka
lihat, auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan tipe kinestetik belajar lewat
gerak dan sentuhan.
Perkembangan ilmu pengetahuan sangat ditentukan oleh perkembangan dunia
pendidikan. Pendidikan mempunyai peran yang sangat startegis dalam menentukan arah
maju mundurnya kualitas pengetahuan masyarakat (bangsa). Penyelenggaraan pendidikan
yang bagus oleh suatu lembaga pendidikan akan menghasilkan kualitas lulusan yang bagus
pula. Sedangkan lembaga pendidikan yang melaksanakan pendidikan hanya dengan

4
sekedarnya maka lulusannya kurang sempurna kualitasnya. Pendidikan merupakan kunci
kemajuan suatu Negara. Berdasarkan hasil penelitian pengendalian mutu pendidikan, bahwa
pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber daya manusia dan insan
yang bekualitas.
Semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan lembaga pemerintahan di suatu
negara, maka akan semakin baik tingkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di suatu
negara. Dengan demikian proses peningkatan mutu pendidikan merupakan langkah pertama
untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pelaksanaan pendidikan oleh lembaga-lembaga pendidikan setidaknya mampu mencapai
makna pendidikan di atas. Memang tidak mudah untuk mencapai semua komponen yang
tercantum dalam UU Sisdiknas tersebut, akan tetapi jika disertai dengan niat dan usaha yang
maksimal oleh lembaga formal maupun nonformal diharapkan akan terwujud output
pendidikan seperti di atas. Kultur sekolah dalam dunia pendidikan juga dapat berpengaruh
terhadap lingkungan sekolah, terutama kepada peserta didik. Karena dalam
kultur/kebudayaan yang baik, sangat penting dalam meningkatkan karakter peserta didik,
agar menjadi siswa yang arif dan beretika.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam rangka pengembangan potensi
diri, setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada siswa yang dapat
mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit siswa mengalami banyak kesulitan. Kita
sering menemukan beberapa masalah pada siswa, seperti malas, mudah putus asa, acuh tak
acuh disertai sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa. Masalah
tersebut kecenderungan tidak semua siswa dapat menyelesaikan dengan sendirinya.
Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara yang baik untuk memecahkan masalah
sendiri. Sebagian yang lain tidak tahu apa sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula
seseorang yang tampak tidak mempunyai masalah, padahal ada masalah yang dihadapinya.
Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajaran
dengan sungguh-sungguh. Guru turut berperan membantu memecahkan masalah yang

5
dihadapi siswa, peran guru sangat diperlukan oleh peserta didik, maka diagnosis bertujuan
untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa serta untuk
mencari pemecahannya.
Peran sekolah dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan melalui proses belajar
mengajar di sekolah sangat diharapkan, memang untuk mewujudkannya tidaklah mudah,
banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi di lapangan, seperti persoalan kurikulum
yang tak kunjung mendapatkan titik temu, dorongan belajar dari orang tuayang sangat kritis,
belum lagi kompetensi pedagogik guru yang masih dipertanyakandan berbagai masalah yang
di hadapi oleh pendidik berkenaan dengankeadaan siswa itu sendiri.Kenyataannya,
ditemukan beberapa masalah pada siswa, yang mengalami hambatan belajar. Siswa sulit
meraih prestasi belajar di sekolah, padahal telah mengikuti pelajarandengan sungguh-
sungguh.Ada juga masalah siswa terkesan lamban dalam mengerjakan tugas,
yangberhubungan dengan kegiatan belajar. Atas kenyataan itu semua, semestinya sekolah
danterkhususpendidikturut dituntut berperanmembantu memecahkan masalah yang dihadapi
siswa.

1.2 Identifikasi Masalah


Banyak permasalahan dalam proses pembelajaran yang diberikan guru kepada peserta
didik, seperti, siswa mengantuk, malas mengerjakan tugas, tidak mendengarkan, merasa
tertekan, dan bosan, masih banyak permasalahan lain yang dihadapi guru. Hal ini akan
berdampak pada pemahaman, proses, gaya dan motivasi belajar siswa. Untuk itu perlu
keterampilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar seperti (1) Keterampilan
dasar bertanya, (2) Keterampilan memberikan penguatan, (3) Keterampilan mengadakan
variasi, (4) Keterampilan menjelaskan, (5) Keterampilan membuka dan menutup
pembelajaran. (6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (7) Keterampilan
mengelola kelas, (8) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

1.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini, penulis hanya mengkaji bagaimana pemahaman, proses, gaya dan
motivasi belajar siswa.

6
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirancang rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pemahaman pesrta didik Sekolah SMAN 8 Medan ?
2. Bagaimana proses pembelajaran di Sekolah SMAN 8 Medan ?
3. Bagaimana Gaya Belajar Siswa SMAN 8 Medan ?
4. Bagaimana Motivasi Belajar Siswa SMAN 8 Medan ?

1.5 Tujuan
Adapun tujuan dan manfaat dari laporan observasi ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemahaman pesrta didik Sekolah SMAN 8 Medan
2. Untuk mengetahui proses pembelajaran di Sekolah SMAN 8 Medan
3. Untuk mengetahui Gaya Belajar Siswa SMAN 8 Medan
4. Untuk mengetahui Motivasi Belajar Siswa SMAN 8 Medan

1.6 Manfaat Penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menjadi landasan bagi guru-guru dan sekolah
dalam meningkatkan proses belajar mengajar dan kebutuhan siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan
pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas.
b. Bagi sekolah, penelitian ini sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan untk
lebih meningkatkan proses belajar mengajar.

7
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pemahaman Pesrta Didik


Pemahaman yang diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti
harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksudnya dan implikasi serta aplikasi-
aplikasinya sehingga menyebabkan siswa memahami suatu situasi. Hal ini sangat penting
bagi siswa yang belajar, memahami maksudnya menangkap maknanya adalah tujuan akhir
dari setiap mengajar. Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakkan
bagian-bagian belajar pada proposinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak
akan bermakna. Sedangkan pemahaman siswa adalah proses, perbuatan, cara memahami
sesuatu. Dan belajar adalah upaya memperoleh pemahaman, hakekat belajar itu sendiri
adalah usaha mencari dan menemukan makna atau pengertian. Berkaitan dengan hal ini J.
Murshell mengatakan: “Isi pelajaran yang bermakna bagi anak dapat dicapai bila pengajaran
mengutamakan pemahaman, wawasan (insight) bukan hafalan dan latihan.”

2.2 Gaya Belajar Siswa


Setiap anak yang dilahirkan memiliki karakteristik kemampuan otak yang berbeda-beda
dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. Belajar merupakan aktivitas
mental yang melibatkan kemampuan otak dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan
informasi. Tentu saja bahwa belajar bukanlah hanya kegiatan menghafal saja. Banyak hal
yang akan hilang (bersifat tidak permanen) dalam beberapa jam. Untuk mengingat apa yang
telah diajarkan, peserta didik harus mengolah informasi tersebut dan memahaminya. Grinder
(1991) dalam Siberman, Melvin L (2014:28) menyatakan bahwa setiap 30 siswa, 22
diantaranya rata-rata dapat belajar dengan efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan
belajar yang berkombinasi antara visual, auditori, dan kinestetik.
Namun sisanya sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua
lainnya, sehingga siswa tersebut harus berupaya keras untuk memahami pelajaran bila tidak
ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang mereka sukai. Jika
seorang anak menangkap informasi/materi sesuai dengan gaya belajarnya, maka tidak akan
ada pelajaran yang sulit. Menurut Barbara Prashning dalam Chatib (2014:171) bahwa
penyerapan informasi bergantung pada cara orang mengusahakannya. Dengan memberikan

8
instruksi kepada anak-anak, kita melalui kekuatan gaya belajarnya, akan terlihat suatu
perubahan sikap yang cepat dan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Gaya belajar merupakan kecenderungan untuk mengadaptasi suatu strategi belajar
tertentu dengan mencari dan mencoba secara aktif, sehingga pada akhirnya individu
mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar (Entwistle, Gibbs,
Mogran, & Taylor; Wright, dalam Mangunsong & Indianti, 2006). Menurut DePorter dan
Hernacki (1992), gaya belajar adalah kombinasi dari cara seseorang menyerap, dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. Rita Dunn (dalam Mangunsong & Indianti, 2006),
pelopor dalam gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara
belajar seseorang, antara lain mencangkup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan
lingkungan.

2.3 Motivasi Belajar


Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak yang telah
menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “
keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk
mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110) Pengertian Motivasi Belajar SiswaMenurut Para
Ahli.Definisi Motivasi Belajar Siswa, Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono
memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu
pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku
terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive).
Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim
Purwanto, 2007 : 61). Dengan demikian motivasi dalam prosespembelajaran sangat
dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran
secara khusus.Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya
respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan
disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal
(Nasution, dkk: 1992: 3).Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,

9
keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek
yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280).
Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktifitas yang dilakukan secara
sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari”
(Djamarah,1991:19-21).Sedangkan menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2). Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara
sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang
baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel


Populasi sumber penelitian ini adalah SMA Negeri 8 Medan dan Sampel penelitian ini
adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan yang dilaksanakan pada tanggal rabu, 14
November 2018.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian adalah strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan data,
analisis data dan penarikan kesimpulan guna menjawab permasalahan yang dirumuskan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.Penilaian
deskriptif adalah salah satu penelitian yang dilakukan untuk melukiskan variabel atau kondisi
apa yang ada dalam situasi (Furchan, 982). Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989),
penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejaka,
peristiwa, keadaan, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penelitian
deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual
sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian yang bersifat deskriptif
bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, situasi,
kejadian dan sifat populasi.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, maka observasi ini termasuk dalam kategori
penelitian deskrptif. Sedangkan masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian
adalah masalah pengelolaan administrasi dan supervisi pendidikan yang ada di SMAN 8
Medan.Penulis juga melakukan telaah pustaka, yaitu mengumpulkan data dari barbagai
sumber informasi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Sumber informasi yang
dimaksud dapat berupa buku, jurnal, koran, dan sumber informasi lainnya yang ada kaitannya
dengan masalah penelitian ini, (M Zulham, 2011).
Observasi adalah teknik penelitian dengan melakukan pengamatan subjek kajian secara
langsung turun ke lapangan, ntuk mengkaji subjek kajian dengan menelaah perilaku dan
interaksi subjek kajian secara spontan dan alamiah. Dalam penelitian ini, peneliti telah
membuat indikator-indikator yang akan diobservasi. Subjek yang akan diobservasi dalam
penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Medan.Maka dalam pengumpulan sumber data ini,
penulis melakukan telaah pustaka dari buku, internet, dan berbagai sumber informasi yang
terkait dengan permasalahan administrasi dan supervisi pendidikan.

11
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengamatan melalui metode secara langsung dalam bentuk angket maka, hasil
yang saya dapat dari sampel mengenai Pemahaman, proses, gaya belajar dan motivasi belajar
siswa SMAN 8 Medan adalah sebagai berikut.
a. Pemahaman Pesrta Didik Sekolah SMAN 8 Medan
Berikut penjelasan mengenai pemahaman peserta didik.

Nama Sekolah : SMAN 8 Medan


Kurikulum : 2013
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas Semester :X
Tahun Pelajaran : 2017/20178
1. Hasil identifikasi karakteristik peserta didik
Dari hasil observasi karakteristik yang saya lakukan di sekolah SMAN 8 Medan,
khususnya siswa kelas X Semester 2. Ditinjau dari aspek emosional, bahwa sebagian besar
siswa/i tidak mampu mengendalikan emosionalnya. Sebab pernah terjadi pertengkaran antara
siswa karena ucapan. Ditinjau dari aspek sosial, saya melihat bahwa siswa kurang dalam
bersosialisasi, berkomunikasi, menghargai satu sama lain antar siswa maupun kepada
pendidik (guru). Ditinjau dari aspek budaya, bahwa sebagian siswa masih mau melaksanakan
ibadah bersama teman maupun guru.
2. Tingkat partisipasi peserta dalam proses pembelajaran
Dari hasil observasi peserta dalam proses pembelajaran, sangat kurang dalam
berpartisipasi. Pada saat guru memasuki kelas, kondisi siswa kurang dalam mempersiapkan
diri untuk belajar, Contohnya ; siswa keluar kelas, bermain handphone, dan berkumpul-
kumpul sambil bercerita. Tetapi ada juga sebagian siswa yang masih mau ikut berpartisipasi
dalam belajar, contohnya ; siswa sudah mempersiapkan buku mata pelajaran, mau bertanya
mengenai pembelajaran dan semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.
3. Pengaturan kelas
Dalam pengaturan kelas, siswa SMAN 8 Medan cukup baik, karena didalam kelas telah
tertera struktur organisasi kelas, misalnya ketua kelas, bendahara kelas, dan sekretaris kelas.
adanya struktur penyusunan bangku dan daftar piket setiap hari senin-sabtu. Namun dalam
tatatertib siswa dalam belajar di kelas sangat kurang.

12
4. Problem dan solusi penyimpangan perilaku peserta didik
Berdasarkan hasil pengamatan saya, penyimpangan perilaku peserta didik di SMA 8
Negeri Medan tidak ada.
5. Pengembangan potensi pesrta didik
Kegiatan ekstrakurikuler untuk membantu perkembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui kegiatan khusus yang diadakan di sekolah. Jenis
kegiatan pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Medan siswa
terlebih dahulu mengisi form tentang bakat dan minat siswa tersebut. Setiap siswa diberi
kesempatan untuk memilih jenis ektrakurikuler yang ada di SMA Negeri 8 Medan.
Ekstrakurikuler di SMA Negeri 8 Medan sebagai berikut: Pramuka, Paduan Suara, Futsal,
PMI, Chiliders,
Keikutsertaan siswa dalam pengembangan diri melalui kegiatan ektrakurikuler, melalui
kegiatan identifikasi kebutuhan, karakteristik, potensi, bakat dan minat siswa yang
bersangkutan. Hal ini,dilakukan agar siswa tidak salah dalam memilih dan mengambil
keputusan untuk mengembangkan bakatnya.
Maka dapat saya simpulkan, mengenai tingkat partisipasi dan karakteristik dalam proses
pembelajaran siswa kelas X SMAN 8 Medan masih belum cukup baik.
b. Proses Pembelajaran di Sekolah SMAN 8 Medan
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dijalani oleh peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan. Proses pembelajaran ini berlangsung dalam interaksi antar
komponen-komponen peserta didik dan pendidik dengan muatan tujuan pendidikan. Dalam
interaksi ini pendidik menyikapi dan memperlakukan pesrta didik sesuai dengan Hakikat dan
martabat manusia(HMM) yang melekat pada diripeserta didik. Dalam penyikapan dan
perlakuan pendidik seperti itu, peserta didik berperilaku sesuai dengan dinamika HMm-nya
yang sedang berkembang. Berikut penjelasan mengenai proses pembelajaran.
1. Persiapan pembelajaran
Dalam hasil observasi yang saya lakukan di Sekolah SMAN 8 Medan, mengenai proses
pembelajaran. Bahwa persiapan pembelajran yang dilaksanakan guru sudah cukup baik.
Karena guru sudah sering menggunakan fasilitas dan sumber belajar ketika mengajar,
melaksanakan tugas rutin, melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, guru juga menggunakan pakain yang rapi dan membawa materi-materi
pembelajaran yang akan di sampaikan kepada siswa. Guru juga menggunakan waktu
pembelajara secara efesien, namun dalam menggunakan alat bantu ( media ) pembelajaran

13
masih jarang dilaksanakan karena kurangnya sarana dan prasarana. Guru juga sering dalam
menggunakan ekspresi lisan, tulisan, gerak badan ketika proses pembelajaran.
Dan berdasarkan pengamatan yang saya lakukan inti pembelajaran yang dilakukan Di
kelas X IPA dengan materi tentang puisi baru, puisi lama, dan negoisasi.
c. Gaya Belajar Siswa SMAN 8 Medan
a. Nama : Seluruh Siswa
b. Kelas : X
c. Sekolah : SMAN 8 Medan
d. Petunjuk pengisian angket:
e. Berilah tanda cek (√) atau silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan anda untuk setiap pernyataan berikut ini!
f. Keterangan:
g. Selalu (SL) : selalu dilakukan
h. Sering (SR) : lebih banyak dilakukan daripada tidak
i. Jarang (JR) : banyak tidak dilakukan dibanding dilakukan
j. Tidak pernah (TP) : sama sekali tidak pernah dilakukan

No PERNYATAAN SL SR JR TP
1 siswa memiliki tulisan yang rapi dan teratur
sehingga saya mudah membaca buku catatan bahasa 
indonesia siswa.
2 siswa lancar berbicara dalam menyampaikan 
pendapat.
3 siswa merasa kesulitan mengingat materi pelajaran 
yang disampaikan dengan bentuk grafik atau tabel.
4 siswa memperhatikan ilustrasi gambar atau warna 
yang terdapat dalam buku teks bahasa indonesia.
5 siswa lambat memahami ketika teman atau guru 
bahasa indonesia melontarkan lelucon atau
guruauan.
6 siswa tidak memiliki jadwal belajar bahasa 
indonesia atau mata pelajaran secara khusus di
rumah.
7 siswa tidak suka membaca buku teks bahasa 
indonesia sendiri dari pada mendengar penjelasan
dari teman atau guru bahasa indonesia.
8 siswa tidak mudah memahami materi bahasa 
indonesia ketika guru mengajar dengan media
pembelajaran berupa model gambar.
9 siswa lupa dengan apa yang disampaikan oleh guru 
karena siswa mempunyai catatan lengkap.
10 siswa belajar dengan keadaan buku-buku dan alat 
tulis lainnya berserakan didekat siswa,
11 Ketika membaca buku teks bahasa indonesia untuk 

14
waktu yang lama, mata siswa mudah lelah
walaupun mata siswa normal.
12 Ketika mengerjakan tugas secara berkelompok, 
siswa tidak menguasai pembicaraan dalam
kelompok tersebut.
13 siswa mengisi hari libur dengan mendengarkan 
musik dibandingkan bermain dengan teman.
14 siswa menjadikan suatu lagu sebagai lagu tema atau 
soundstrack suatu kejadian dalam hidup siswa.
15 siswa tidak merasa terganggu ketika dalam 
memperhatikan guru mengajar ada teman yang
berbicara.
16 siswa mengambar suatu persamaan dengan ukuran - - - -
skala yang benar.
17 Belajar bahasa indonesia menyenangkan sekali bagi 
siswa ketika ada kesempatan untuk berdiskusi.
18 siswa mendengarkan penjelasan guru supaya tidak 
perlu membaca buku di rumah.
19 Ketika menyampaikan pendapat atau menjawab 
pertanyaan, siswa tidak terbiasa berbicara dengan
cepat atau lancar.
20 siswa merasa kesulitan memahami materi pelajaran 
yang disampaikan secara lisan oleh guru bahasa
indonesia atau orang lain.
21 Ketika belajar bahasa indonesia di kelas, mudah 
bagi siswa untuk duduk diam dalam waktu yang
lama.
22 Ketika membaca buku catatan bahasa indonesia, 
siswa menggunakan jari siswa untuk menunjuk kata
atau kalimat yang sedang siswa baca.
23 siswa tidak berani mencoba-coba mengerjakan soal - - - -
yang cara penyelesaiannya belum pernah siswa
kerjakan.
24 siswa mudah mengerti pelajaran dengan menulis 
ulang atau mengetik catatan pelajaran siswa di
rumah.
25 Siswa tidak menyukai pelajaran bahasa indonesia 
melalui permainan yang menyibukkan secara fisik
di kelas.
26 Ketika mendapat lembar soal atau tugas bahasa 
indonesia, siswa langsung mengejakannya tanpa
harus melihat instruksinya terlabih dahulu.
27 Siswa menghapal materi bahasa indonesia dengan 
duduk diam di kursi.

28 Ketika menjelaskan suatu materi dalam bahasa 


indonesia yang ditanyakan teman, siswa terbiasa
menyentuh teman tersebut untuk memperoleh
perhatiannya.

15
29 Siswa tidak peka terhadap perubahan ekspresi 
teman siswa ketika berbicara.
30 Ketika menjelaskan sesuatu dalam kegiatan diskusi 
atau belajar kelompok, tangan siswa tidak bisa
diam, pasti ikut menerangkan juga.

d. Motivasi Belajar Siswa SMAN 8 Medan


Angket ini berisi 44 item pernyataan tentang motivasi belajar siswa secara umum.
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan tersebut. Kemudian, berikanlah jawaban dengan
cara memberi tanda cek (√) pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan
tingkat persetujuan Anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
CS : Cukup Sesuai
KS : Kurang Sesuai
TS : Tidak Sesuai

SKOR
NO PERNYATAAN
SS S CS KS TS
1. Siswa rajin ke sekolah terutama mata pelajaran yang  h
Siswa sukai. h
2. Siswa ragu dengan kemampuan yang siswa miliki

dalam memahami penjelasan guru
3. Siswa senang mencari informasi yang berhubungan

dengan pelajaran, karena bisa memperkaya ilmu kita.
4. Siswa merasa tidak mampu menyelesaikan setiap
tugas mata pelajaran yang diberikan 
5. Siswa suka mengunjungi perpustakaan sekolah untuk

membaca buku pelajaran.
6. Siswa kurang memperhatikan pelajaran yang Siswa

tidak senangi
7. Siswa hadir tepat waktu ketika belajar pada mata

pelajaran yang Siswa anggap gampang.
8. Siswa malas bertanya kepada guru kalau ada

pelajaran yang tidak Siswa mengerti.
9. Bila menghadapi kesulitan dalam mempelajari mata
pelajaran, Siswa berusaha menemukan alternatif 
pemecahannya.
10. Siswa lebih suka pergi ke kantin sekolah dibanding

pergi ke perpustakaan
11. Siswa memandang bahwa hasil belajar yang siswa

dapatkan adalah kemampuan saya sendiri.
12. Siswa menghindari pelajaran yang Siswa anggap

sulit.

16
13. Siswa telah membuat jadwal kegiatan di rumah,
sehingga Siswa mengetahui kapan Siswa harus 
belajar
14. Siswa merasa putus asa bila menghadapi kesulitan

dalam mempelajari mata pelajaran
15. Siswa menghabiskan banyak waktu untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang terkait dengan 
pelajaran di sekolah.
16. Sebagian besar waktu Siswa habis untuk bermain dan

nonton TV.
17. Ketika ada pelajaran yang Siswa kurang pahami,

Siswa bertanya pada orang yang lebih mengerti.
18. Siswa menghabiskan sebagian besar waktu belajar

untuk bergosip dengan teman.
19. Siswa mengisi waktu luang dengan cara mengulangi

pelajaran sekolah
20. Siswa merasa tidak mampu dalam menghadapi

pelajaran yang sulit
21. Jadwal belajar yang telah Siswa buat akan diikuti

dengan perasaan senang.
22. Siswa lebih suka nonton TV dibanding belajar. 
23. Siswa telah merencanakan kegiatan belajar setiap

hari.
24. Siswa merasa tidak mampu menyelesaikan setiap

tugas mata pelajaran yang diberikan
25. Siswa yakin bisa memahami setiap pelajaran yang

diajarkan oleh guru.
26. Siswa tidak memiliki jadwal belajar dirumah 
27. Siswa percaya bisa mengerjakan setiap tugas yang

diberikan oleh guru.
28. Meskipun Siswa telah merencanakan untuk belajar
sesuai jadwal belajar, Siswa tetap malas untuk 
belajar
29. Meskipun Siswa tahu resiko kegagalan itu ada,

Siswatidak takut memperjuangkan cita-cita Siswa.
30. BilaSiswaditeguroleh guru

Siswatidakmenghiraukannya.
31. MeskipunSiswatahutidakakanmendapatprestasi yang

baik, Siswaakantetapberusahadanbelajar.
32. BilaSiswagagalmenyelesaikantugasdari guru,
Siswaakanmengabaikantugas- 
tugastersebutdanakanmengerjakanaktivitas lain.
33. Bila ada PR yang diberikan oleh guru, Siswa tidak

akan menunda mengerjakannya
34 Ketika siswa tidakmengertitentangapa yang

dijelaskanoleh guru di depan, Siswaakanbertanya
35. Jika seseorang menghambat aktivitas belajar Siswa,
maka Siswa akan mencari alternatif untuk mengatasi 
hambatan itu.

17
36. Bila Siswamendapat kritikan dari teman, Siswa

merasa putus asa
37. BilaSiswadiberitugassekolaholeh guru,

Siswaakanmengabaikannya
38. Bila ada tugas yang tidak Siswa ketahui jawabannya,

Siswa menyimpan tugas itu dan memilih bermain.
39 Bila Siswa tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas
mata pelajaran pada kesempatan pertama, Siswa akan 
mengerjakan tugas-tugas itu sampai berhasil.
40. Jika menghadapi PR yang sulit, maka Siswa memilih

untuk melihat pekerjaan teman
41. Ketika Siswa keliru dan dikritik oleh guru, Siswa

sangat senang karena itu menambah ilmu Siswa.
42 Siswa merasa sangat malu jika mendapat nilai jelek,

karena bagi Siswa itu hal yang sangat memalukan.
43. Jika Siswa mendapat nilai jelek, Siswa yakin akan

mampu memperbaikinya.
44. Siswa takut mencoba sesuatu karena pikiran Siswa

dibayang-bayangi oleh kegagalan.

18
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian gaya dan motivasi belajar siswa rata-rata siswa masih kurang
dalam mengikuti PBM, dan masih banyak siswa yang mau mengikuti PBM, jika
pembelajarannya di sukai siswa tersebut. Dan hasil paparan mengenai gaya belajar di SMN 8
Medan, yang terdiri dari 30 aspek penilaian, terdapat 14 aspek yang sering dilakukan, 13
aspek yang jarang dilakukan, 1 tidak pernah dilakukan dan 2 tidak terjawab. Hal ini terjadi
karena siswa jaman sekarang kebanyakan bersekolah karena dipaksa oleh orang tua nya,
sehingga gaya PBM tidak belajar dengan baik. Dalam menghadapi anak-anak untuk
bersekolah adalah dengan cara menanyakan minta anak tersebut, dengan kita menanyakan
minta anak tersebut maka kita dapat mengambil kebijakan yang baik terhadap anak. Dari
hasil paparan mengenai motivasi belajar siswa secara umum, yang terdiri dari 44 aspek
penilaian, terdapat 2 sangat sesuai, 12 sesuai, 23 cukup sesuai, dan 7 kurang sesuai. Maka
dapat saya simpulkan rata-rata motivasi belajar siswa masih sangat kurang dalam kemajuan
teknologi dan perkembangan zaman. Di zaman sekarang siswa selalu melihat apa yang
disukainya maka akan dilakukan dan diikuti, begitu juga sebaliknya.
5.2 Saran
Saya menyarankan agar pemerintah mentindak-lanjuti, dan membuat metode
pembelajaran baru yang sesuai dengan karakteristik siswa, namun tidak lari dari tujuan
pembelajaran dan kurikulum yang berlaku. Agar siswa dapat mengikuti dan menerima PBM
dengan baik. Dan kita sebagai Pendidik harus memahami latar belakang setiap siswa, agar
kita dapat mendekati siswa yang bermasalah dengan baik, harus bisa berkomunikasi dengan
orang tua peserta didik, agar menanyakan bagaimana perkembangan peserta didik. Peran
orang tua, orang tua harus selalu memantau perkembangan anaknya, baik di lingkungan
rumah maupun lingkungan sekolah, cara yang bisa dilakukan orang tua ialah dengan cara,
menanyakan bagaimana belajarnya di sekolah, apakah ada tugas di berikan guru, adakah
permasalahan di sekolah, dan selalu berkomunikasi terhadap anak dan juga terhadap
pendidik, dan menanyakan minta anak tersebut, dengan kita menanyakan minta anak tersebut
maka kita dapat mengambil kebijakan yang baik terhadap anak.

19
DAFTAR PUSTAKA

Aminnatul, Widyana., 2011., laporan observasi administrasi sarana,


Ismail. 2016, “Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Aktif di Sekolah”, Jurnal Edukasi. Volume 2, No. 1, 21 Oktober 2017

Tri Nurjanah Kusumaningrum. 2012, “ Penerapan Pembelajaran Kooperatif”,


jurnal Sosialitas. Volume 2, No. 1, 21 Oktober 2017

Sugiyanto. “Diagnostik Kesulitan Belajar.” http//www. Bab vii


psikologi pendidikan.html (diakses tanggal 21 oktober 2017)

Syahrudin. “Studi kasus anak sering mengantuk.” http//syahrudin14.blogspot.


co.id (diakses tanggal 21 oktober 2017 )

Kartika, Ariesta Sari. 2014, “Analisis Karakteristik Gaya Belajar VAK.”,


Jurnal Ilmiah Edutic. Volume 1, No.1, Nopember 2017

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

20

Anda mungkin juga menyukai