Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KARYA TULIS

Pendidikan Karakter pada Mahasiswa Berasrama PKN STAN

Diajukan oleh :
Salsabila Dyan Pratiwi
NPM: 1421220300

Mahasiswa Program Studi Diploma IV Manajemen Keuangan Negara


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Tahun 2022
Kata Pengantar

Pendidikan karakter belakangan ini mendapatkan perhatian serius dari khal


ayak luas. Masyarakat mengkhawatirkan moral dan karakter anak bangsa yang per
lahan menurun seiring berkembangnya zaman. Hal ini didukung oleh kemajuan di
era digitalisasi dimana penyebaran informasi dapat dipercepat. Kecepatan penyeba
ran informasi ini menyebabkan berbagai macam budaya bisa masuk dan keluar da
ri Indonesia. Budaya budaya tersebut ada yang sesuai dengan budaya kita, tetapi a
da juga yang kurang sesuai untuk diterapkan di Indonesia. Banyak anak muda mas
ih belum bisa memahami hal ini. Utamanya terkait bagaimana nilai nilai baru dapa
t berpengaruh terhadap karakter generasi muda.

Dalam karya tulis ini, penulis mengangkat tema pendidikan karakter pada
generasi muda, utamanya mahasiswa berasrama PKN STAN. Kegiatan terkait pro
gram pendidikan karakter pada mahasiswa berasrama dan dampak pendidikan kar
akter pada mahasiswa PKN STAN juga turut dibahas. Karya tulis ini disusun deng
an penuh perhatian dan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini. N
amun, kami yakin bahwa dokumen ini akan memberikan manfaat bagi mahasiswa
dalam memperdalam pendidikan karakter. Kami juga berharap karya tulis ini dapa
t menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa, tenaga pendidik, dan
seluruh masyarakat dalam menerapkan pendidikan karakter yang efektif.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................................
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................
1.3. Tujuan...................................................................................................................................
1.4. Manfaat................................................................................................................................
1.5. Metode Penelitian................................................................................................................
A Jenis Penelitian......................................................................................................................
B Subjek Penelitian...................................................................................................................
C Metode Penelitian..................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................
2.1 Hakikat Pendidikan Karakter............................................................................................
2.2 Faktor Penyebab..................................................................................................................
2.3 Gambaran Mahasiswa Berasrama.....................................................................................
3.1 Program dan Kegiatan Mahasiswa Berasrama.................................................................
3.2 Dampak Program Mahasiswa Berasrama terhadap Perubahan Perilaku
Mahasiswa........................................................................................................................................
BAB IV SIMPULAN.........................................................................................................................
A Simpulan.................................................................................................................................
B Saran.......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Isu pendidikan karakter telah menjadi permasalahan kompleks yang menyita p
erhatian berbagai pihak, tidak hanya lembaga pendidikan saja, tetapi juga masyarakat
dan pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari maraknya tindak kejahatan dari lini kehidupa
n terkecil sampai lingkup bernegara. Di antara kejahatan tersebut antara lain pencuria
n, penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, penghindaran pajak, dll. Tindak kejah
atan, khususnya yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, seperti korupsi dap
at merusak kepercayaan rakyat terhadap negara. Hal ini menjadi sangat krusial mengi
ngat generasi muda adalah calon petinggi bangsa di masa depan. Lantas, faktor apa y
ang melatarbelakangi kerusakan moral anak bangsa? Kerusakan moral anak bangsa bi
sa terjadi karena pendidikan karakter diajarkan secara tekstual semata dan kurang men
dukung para pelajar untuk menyikapi permasalahan kontradiktif di dalam kehidupan s
ehari hari. (Zubaedi, 2011)

Kurangnya pemantapan pendidikan karakter dapat disikapi dengan penerapan


nilai nilai baik dalam kehidupan sehari hari. Tenaga pengajar, orang tua, dan masyara
kat harus bersinergi dalam mendidik karakter generasi muda. Hal ini adalah salah satu
hal yang ditekankan oleh PKN STAN. Dalam memfokuskan pendidikan karakter terh
adap mahasiswa, PKN STAN membentuk sebuah lembaga bernama Unit Pembagunan
Karakter. Pembentukan UPK didasarkan pada pasal sembilan ayat dua PMK No. 223/
PMK.01/2020 (Indonesia, 2020) yang menyatakan bahwa ,”Kegiatan pembangunan
karakter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b dilaksanakan melalui:
a. pengasuhan; b. konseling; c. pembinaan fisik, mental, spiritual, dan ideologi; d.
capacity building; e. kompetisi mahasiswa; f. keorganisasian; dan g. program sosial
kemasyarakatan.” Dengan beroperasinya lembaga tersebut, PKN STAN berkomitmen
untuk memberikan pengalaman pendidikan karakter terbaik guna mencetak punggawa
keuangan negara yang profesional, berintegritas, dan berbudi luhur.

1.2. Rumusan Masalah


 Program apa saja yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari program pendidikan
karakter?

1
2

 Bagaimana dampak dari program pembangunan karakter, khususnya bagi


mahasiswa PKN STAN?

1.3. Tujuan
 Menanamkan kesadaran akan pentingnya pembangunan karakter bagi generasi
muda
 Menanamkan kedisiplinan, ketekunan, tanggung jawab, dan mengasah kecerdasan
emosional bagi generasi muda

1.4. Manfaat
Bagi peneliti, karya tulis ini merupakan sarana perluasan ilmu pengetahuan
kepada pembaca terkait pembangunan karakter pada generasi muda, khususnya di
PKN STAN.

1.5. Metode Penelitian


A Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif sehingga berisi data dan fakta.
B Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa berasrama PKN STAN
C Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah kuisioner yang
disampaikan melalui media google form.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Pendidikan Karakter


Karakter menurut Kertajaya (Kertajaya, 2010) adalah sifat individu yang dapat me
motivasi seseorang untuk berperilaku, bersikap dan respon terhadap sesuatu. Karakter
merupakan buah dari proses pengembangan yang memiliki jangka panjang. Oleh kare
na itu, karakter bukanlah sesuatu yang bisa diwariskan. Bukan pula sesuatu yang diba
wa seseorang dari lahir.
Menurut Thomas Lickona (Lickona, 1991) terdapat tiga komponen penting dalam
pendidikan karakter. Ketiga hal tersebut antara lain pengetahuan, perasaan, dan tindak
an. Untuk mencapai keberhasilan, unsur unsur tersebut harus ditegakkan secara berur
utan dan berkesinambungan. Tahap pertama dari pendidikan karakter adalah ketika se
seorang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Selanjutnya, pengetahuan tersebut aka
n menyentuh perasaan masing masing pribadi sehingga muncul keinginan untuk menj
unjung nilai nilai tertentu. Pada akhirnya, nilai nilai yang dijunjung akan mengarahka
n setiap pribadi untuk bertindak. Tindakan yang diharapkan tentunya adalah Tindakan
yang luhur dan memanusiakan manusia.

2.2 Faktor Penyebab Menurunnya Karakter Generasi Muda

Menurut Universitas Ma’some (University, 2020) , penurunan kualitas karakte


r pada generasi muda disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yakni : kurangnya pe
ngawasan orang tua, penyalahgunaan gawai, pengaruh media, dan ketidakpedulian ter
hadap lingkungan sekitar.

Kurangnya pengawasan dan perhatian yang diberikan oleh orang tua dapat me
mbentuk karakter yang kurang baik untuk remaja. Tanpa pengawasan orang tua, para r
emaja akan bertindak sesuai dengan keinginan semata tanpa adanya pertimbangan yan
g matang. Hal ini sangat disayangkan karena para remaja dapat melakukan perbuatan
yang dapat merugikan, baik untuk dirinya sendiri, maupun untuk orang lain. Selain itu,
faktor penyalahgunaan gawai juga merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Kec
epatan arus informasi di internet mempermudah kita untuk mendapatkan informasi di
mana saja dan dari mana saja. Hal ini akan sangat membantu kita apabila kita dapat m

3
4

emanfaatkannya secara positif. Namun sebaliknya, jika kita memanfaatkan kecepatan


internet untuk hal negatif maka internet akan membawa dampak buruk bagi kita. Oleh
karena itu, penguatan pendidikan karakter sangat dibutuhkan. Utamanya sebagai peny
aring apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan teknologi seperti internet. Tak
hanya itu, tuntutan zaman juga sangat berpengaruh terhadap karakter generasi muda.
Budaya yang semakin kebarat-baratan perlahan mengubah remaja Indonesia menjadi l
ebih individualis dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini adalah ses
uatu yang sangat disayangkan mengingat budayaa asli Indonesia sangat menekankan
nilai nilai gotong royong dan kebersamaan.

2.3 Gambaran Mahasiswa Berasrama


Menurut Taufiqurrahman (Taufiqurrochman, 2010), “Asrama adalah bangunan
tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, dengan kamar-kamar
yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya dan dipimpin oleh
kepala asrama.” Dengan begitu, mahasiswa berasrama dapat didefinisikan sebagai
mahasiswa yang bertempat tinggal sementara di asrama.

Program mahasiswa berasrama di PKN STAN mulai diselenggarakan pada tah


un 2021. Pada saat itu, penerimaan mahasiswa reguler adalah sejumlah 275 formasi.
Dengan begitu, gedung asrama yang digunakan berjumlah tiga flat, yakni untuk laki l
aki terdapat flat satu, sedangkan untuk perempuan terdapat flat dua dan flat empat. Pa
da tahun 2022, terjadi peningkatan penerimaan mahasiswa reguler sebanyak 744 mah
asiswa. Dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak, PKN STAN menyediakan lima
flat yang difungsikan sebagai tempat tinggal mahasiswa berasrama. Flat satu dan flat l
ima digunakan sebagai gedung asrama laki laki, sedangkan gedung flat satu, flat dua,
dan flat tiga digunakan sebagai gedung asrama perempuan.

Peserta mahasiswa berasrama PKN STAN terdiri dari mahasiswa regular


tingkat satu dan mahasiswa tugas belajar program studi diploma empat. Selain itu
juga terdapat mahasiswa berasrama regular tingkat dua yang menjalani program
berasrama sebagai kakak pendamping. Dalam penerapannya, mahasiswa berasrama m
engikuti perkuliahan dari sesi satu sampai sesi tiga, yaitu tepatnya pada pukul 07.30 s
ampai dengan 16.00. Setelah itu, mahasiswa dapat kembali ke asrama untuk mendapat
kan pembinaan karakter dan menjalankan kegiatan yang telah dicanangkan oleh Unit
Pembangunan Karakter PKN STAN.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Program dan Kegiatan Mahasiswa Berasrama

Program mahasiswa berasrama bertujuan untuk mengoptimalkan pendidikan


karakter pada mahasiswa. Hal ini tecermin dalam berbagai kegiatan positif yang
diusung dalam program mahasiswa berasrama. Di antara kegiatan tersebut adalah
kegiatan 422, makan bersama, ibadah bersama, olahraga umum, dll. Kegiatan 422
adalah peraturan yang ditetapkan Unit Pembangunan Karakter untuk kedisiplinan
mahasiswa. Mahasiswa berasrama diwajibkan bangun pukul 04.00 pagi dan
beristirahat kembali pada pukul 22.00 malam. Peraturan 422 bertujuan untuk menjaga
kedisiplinan waktu istirahat mahasiswa sekaligus sebagai upaya penghematan energi.
Upaya penghematan energi ini tampak pada kewajiban mahasiswa untuk mematikan l
ampu kamar dan lampu area komunal di atas pukul 22.00.

Selanjutnya, mahasiswa juga diwajibkan untuk makan bersama di asrama.


Penyediaan makanan dilakukan secara seragam, serentak, dan adil sehingga seluruh
mahasiswa mendapatkan jenis dan jumlah konsumsi yang sama. Dalam kegiatan
makan bersama ini, mahasiswa berasrama diwajibkan untuk menunggu seluruh
mahasiswa masing masing flat untuk berkumpul di ruang makan. Mahasiswa berasra
ma dilarang memulai kegiatan makan bersama sebelum seluruh mahasiswa berasrama
berkumpul. Hal ini tentu suatu penanaman nilai positif karena mahasiswa diajarkan
untuk sabar dan perduli terhadap sesama teman.

Mahasiswa berasrama juga menjalankan kegiatan ibadah bersama. Mahasiswa


muslim diwajibkan sholat berjamaah lima waktu dan melakukan literasi al-qur’an
setiap harinya. Sama hal nya dengan mahasiswa muslim, mahasiswa dengan agama
kristen, katolik, hindu, dan budha juga diwajibkan untuk beribadah bersama sesuai
dengan tuntunan ajarannya masing masing. Kegiatan ibadah untuk mahasiswa non-
muslim dilakukan minimal dua kali sehari, yakni pada waktu pagi dan malam hari.
Kegiatan ibadah bersama sangat membantu mahasiswa dalam beribadah dan
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasis
wa berasrama untuk fokus mencerna materi perkuliahan dan menjalani aktivitas
sehari hari dengan baik.

5
6

Pendidikan karakter pada mahasiswa berasrama juga melibatkan kegiatan


olahraga dalam prosesnya. Olahraga penting untuk dilakukan mengingat kepadatan
jadwal yang dimiliki oleh mahasiswa berasrama. Dengan olahraga, fisik mahasiswa
akan lebih kuat sehingga lebih siap menjalani aktivitas pembelajaran sehari hari. Kegi
atan olahraga yang diselenggarakan oleh mahasiswa berasrama terdiri dari dua, yaitu
senam pagi dan olahraga umum. Kegiatan senam pagi dilakukan pada pukul 05.00 sa
mpai dengan pukul 05.45. Sedangkan olahraga umum dilakukan pada sore hari atau p
ada waktu waktu yang telah ditentukan oleh Unit Pembangunan Karakter.

Pendidikan karakter pada mahasiswa berasrama Politeknik Keuangan STAN


diselenggarakan secara disiplin dan berdasarkan nilai nilai kekeluargaan. Disiplin
dapat diartikan sebagai ketepatan waktu dan kesinambungan kegiatan yang
diselenggarakan. Kegiatan yang diselenggarakan juga dijiwai oleh rasa kekeluargaan
sehingga memupuk rasa saling perduli dan saling tolong menolong. Hal ini didorong
oleh beragamnya latar belakang mahasiswa. Mengapa demikian? Karena mahasiswa b
erasrama PKN STAN adalah suatu bentuk miniatur dari keberagaman yang ada di Ind
onesia. Terdapat ratusan mahasiswa yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Perbe
daan latar belakang suku, budaya, bahasa, dan agama yang berbeda di antara mahasis
wa diharapkan dapat memacu interaksi baik dan menjalin komunikasi yang solid.

3.2 Dampak Program Mahasiswa Berasrama terhadap Perubahan Perilaku


Mahasiswa
Penelitian yang diselenggarakan oleh penulis bersifat kuantitaf. Oleh karena it
u, hasil penelitian akan berupa angka angka yang mewakili pendapat para responden.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efektivitas dan dampak yang dihas
ilkan oleh program pendidikan karakter mahasiswa berasrana. Dengan tujuan tersebut,
penulis mengumpulkan 25 orang responden yang merupakan mahasiswa berasrama P
oliteknik Keuangan Negara STAN 2022. Penelitian diselenggarakan dengan metode k
uisioner berbasis formulir google.

Program mahasiswa berasrama dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang m


enunjang pembangunan karakter. Mahasiswa diajarkan untuk tidak hanya memahami
nilai baik secara tekstual semata, tetapi juga pengamalannya dalam kehidupan sehari h
7

ari. Para mahasiswa diproses untuk mengalami kegiatan kegiatan tersebut, dari bangu
n

hingga tidur kembali. Hal ini menyebabkan nilai nilai karakter baik dapat tertanam de
ngan kuat karena melalui proses yang diulang secara terus menerus.

Dalam penelitian ini, responden diberikan kesempatan untuk menggambarkan


tingkat efektivitas program mahasiswa berasrama dalam memupuk karakter. Dua pul
uh dari 25 atau 80% responden menyatakan bahwa mereka setuju bahwa pendidikan k
arakter mahasiswa berasrama telah efektif. Hal ini utamanya didukung oleh berbagai
kegiatan yang sifatnya seragam, serentak, dan disiplin. Jenis jenis kegiatan yang dipro
gram oleh Unit Pembangunan Karakter PKN STAN pada dasarnya melibatkan seluruh
mahasiswa berasrama. Alokasi waktu yang diberikan juga cukup sehingga kegiatan ke
giatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Namun, beberapa mahasiswa berpendap
at bahwa program pendidikan karakter mahasiswa berasrama kurang efektif. Respond
en menyebutkan bahwa kegiatan yang dilakukan cukup padat sehingga waktu mengur
angi waktu belajar. Hal ini tentu menjadi sebuah catatan penting karena pendidikan ak
ademis dan pendidikan karakter harus berjalan beriringan, tidak berat sebelah dan tida
k membebani mahasiswa.

Gambar 2. 1 Data Efektivitas Pendidikan Karakter Mahasiswa Berasrama

Selanjutnya, para responden diminta untuk menggambarkan pengaruh pendidi


kan karakter mahasiswa berasrama terhadap perubahan perilaku mereka. Responden d
apat menjawab pertanyaan tersebut dengan memilih indikator satu sampai lima. Satu
8

berarti sangat tidak berpengaruh dan lima berarti sangat berpengaruh. Akumulasi data
menyatakan bahwa 14,3% mahasiswa setuju bahwa pendidikan

karakter mahasiswa berasrama sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku mere


ka dengan indikator 5. Hal ini kemudian didudukung oleh 61,9% mahasiswa yang ber
pendapat bahwa pendidikan karakter berpengaruh pada perubahan perilaku mereka de
ngan indikator 4. Data ini menunjukkan hal yang positif dimana 76,2% responden me
nyatakan setuju dan sangat setuju bahwa pendidikan karakter berpengaruh terhadap p
erubahan sikap dan perilaku mahasiswa.

Gambar 2. 2 Data Perubahan Perilaku Mahasiswa Berasrama

Selanjutnya, responden diminta untuk menggambarkan arah perubahan sikap t


ersebut. Apakah perubahan tersebut menuju pada perbaikan atau justru mengarah pad
a hal hal yang negatif. Dalam penelitian yang diselenggarakan, responden diminta unt
uk menggambarkan tingkat perbaikan sikap dengan adanya pendidikan karakter maha
siswa berasrama. Responden diminta untuk menggambarkan tingkat perbaikan sikap
dalam indikator satu sampai lima. Satu untuk sangat tidak setuju dan lima untuk sanga
t setuju. Akumulasi data menyatakan bahwa 33% mahasiswa menyatakan sangat setuj
u bahwa pendidikan karakter mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik dengan in
dikator 5. Hal ini didukung oleh 53% mahasiswa yang setuju bahwa pendidikan karak
ter mengubah perilaku mereka menjadi lebih baik dengan indikator 4. Hal ini menunj
ukkan bahwa sejumlah 86% mahasiswa berasrama sangat setuju dan setuju bahwa pen
9

didikan karakter membawa perubahan positif terhadap perilaku mereka dalam kehidu
pan sehari hari.

Gambar 2. 3 Data Perbaikan Perilaku Mahasiswa Sebagai Dampak Pendidikan Karakter

Program mahasiswa berasrama merupakan wujud nyata dari pembangunan kar


akter yang selama ini menuai perhatian khalayak luas. Tingkat efektivitas yang tinggi
menunjukkan sinergi antara mahasiswa berasrama dan lembaga sebagai penanggung j
awab. Dampak positif yang disebabkan oleh pendidikan karakter pada mahasiswa ber
asrama juga merupakan suatu hal yang patut diapresiasi. Kegiatan kegiatan yang dipr
ogram oleh Unit Pembangunan Karakter telah membawa pengaruh yang baik terhada
p perilaku mahasiswa. Hal ini adalah sesuatu yang membanggakan karena nilai nilai k
arakter dapat terwujud dengan sebagaimana mestinya. Namun demikian, kegiatan keg
iatan yang dilaksanakan perlu memperhatikan keseimbangan antara pendidikan akade
mis dan pendidikan karakter. Tujuannya adalah supaya mahasiswa dapat menjalani stu
dinya dengan baik tanpa terbebani oleh salah satu dari dua jenis pendidikan tersebut.
BAB IV
SIMPULAN
A Simpulan
Pendidikan karakter sejatinya bukan sesuatu yang baru. Pendidikan karakter a
da, bahkan sejak pendidikan itu berdiri. Namun, kurangnya efektivitas pendidikan kar
akter yang diajarkan di sekolah sekolah kerap kali membuahkan hasil yang nihil. Hal i
ni bisa terjadi karena kurangnya kompetensi pengajar, ketidakmampuan lembaga untu
k menghadirkan sarana yang tepat, sinergi yang buruk antara tenaga pengajar dan ora
ng tua, atau bahkan hal negatif yang sudah telanjur ada pada mahasiswa. Hal ini juga
diperparah oleh pemahaman pendidikan karakter yang hanya berfungsi sebagai pemah
aman tekstual.

Penanaman nilai nilai baik pada mahasiswa tidak bisa dilakukan melalui pema
haman tekstual semata. Mahasiswa perlu mengalami pengalaman tersebut secara nyat
a dan berulang. Maksud dari nyata adalah benar benar diterapkan dalam kehidupan se
hari hari, sedangkan berulang berarti dilakukan secara berkesinambungan atau terus m
enerus. Program mahasiswa berasrama adalah realisasi pendidikan karakter yang tepat.
Meskipun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, misalnya kepadatan jadwal
untuk mahasiswa. Namun, secara keseluruhan program ini telah membuahkan hasil ya
ng baik.

Dampak yang diberikan oleh pendidikan karakter mahasiswa berasrama saat i


ni sudah mulai nampak. Berdasarkan data yang diperoleh dari pembahasan, para maha
siswa merasakan bahwa sikap dan perilaku mereka berubah sejak masuk asrama. Kebi
asaan kebiasaan baik yang diajarkan di asrama pada akhirnya

B Saran
Penelitian terkait pendidikan karakter mahasiswa berasrama PKN STAN belum ba
nyak diangkat oleh akademisi. Hal ini tentunya menciptakan kesempatan yang besar b
agi para peneliti baru untuk menyelenggarakan penelitian. Saran penulis untuk penelit
i selanjutnya adalah lebih memperhatikan perubahan peraturan di asrama. Hal ini pent
ing karena peraturan asrama cukup dinamis menyesuaikan situasi dan kondisi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2020). Peraturan Kementerian Keuangan (PMK)


tentang Statuta Politeknik Keuangan Negara STAN. Jakarta: Kementrian Keuangan.
KertajayaHermawan. (2010). Grow with Character : The Model Marketing . Jakarta:
Gramedia Pustaka .
LickonaThomas. (1991). Educating for Character : How Our School Can Teach Respect and
Responsibility. New York: Bantam Books.
Taufiqurrochman. (2010). Imam Al Jamiah Narasi Indah Perjalanan Hidup dan Pemikiran
Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. UIN Malang Press, 169.

University Ma'soem. (2020 年 Maret 月 10 日). Berita. 检索来源: Ma'soem University:


https://masoemuniversity.ac.id/berita/penyebab-rusaknya-moral-generasi-
millenial.php
Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan karakter (Konsepsi dan Aplikasinya dalam. Jakarat:
Prenadamedia Group.

11

Anda mungkin juga menyukai