Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PERUBAHAN SISTEM SELEKSI BERSAMA MASUK PERGURUAN

TINGGI NEGERI TERHADAP KESIAPAN SISWA KELAS XII MAN 2 KOTA


MALANG DALAM MENGHADAPI UTBK

Disusun oleh :
Muhamad Ilham Arif (07111840000041)
New Man Ikbal Ma'rufin (07111840000071)

Muhammad Cendekia Airlangga (07111840000077)

Nadilah Laksmi M (07111840000089)

Ivan Manuel (07111840000108)

Shintia Oliviani (04411840000039)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Pengaruh Perubahan Sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri terhadap Kesiapan
Siswa Kelas XII MAN 2 Kota Malang dalam Menghadapi UTBK”.

Karya ilmiah ini disusun untuk sebagai salah satu tugas Bahasa Indonesia. Dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Bahasa Indonesia yaitu bapak
Marsudi yang telah mengajarkan cara membuat dan menyusun karya tulis ini. Commented [A1]: Tidak diberi keterangan siapa nama
dosen pengajarnya
Penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada adik-adik kelas XII MAN 2 Kota
Malang yang bersedia mengisi pertanyaan survei yang diberikan serta semua pihak yang telah
memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan
tugas ini.

Surabaya, 22 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................................................3
2.1 Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ..............................................................3
2.2 Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ....5
2.2.1 Pengertian Kesiapan.................................................................................................5
2.2.2 Kesiapan Mental ......................................................................................................6
2.2.3 Kesiapan Fisik..........................................................................................................7
2.2.4 Kesiapan Tes Ujian ..................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................................10
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................................13
BAB V PENUTUP ........................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................17
3.2 Saran ..................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................19

ii
ABSTRAK

Sistem SBMPTN tahun 2019 mengalami perubahan dari tahun lalu. Tes ini dilakukan sebanyak
dua tahap dan siswa dapat memilih universitas setelah mendapatkan hasil nilai ujian. Hal tersebut
memengaruhi siswa dan siswa kelas 3 SMA dalam mempersiapkan diri menghadapi ujian Commented [JM2]: Yang benar ‘memengaruhi’

SBMPTN. Sementara di sisi lain, informasi yang hanya diberitakan melalui sosial media
memengaruhi pemahaman siswa dalam sistem yang baru ini. Sehingga siswa harus dapat Commented [JM3]: Yang benar ‘memengaruhi’

beradaptasi dengan sistem SBMPTN yang berbeda dengan sebelumnya. Commented [JM4]: Yang benar ‘pemahaman’

Pelaksanaan UTBK ini lebih difokuskan untuk menilai sejauh mana kesiapan peserta SBMPTN
menghadapi perkuliahan di kampus. Untuk itu, UTBK SBMPTN 2019 memiliki dua materi ujian,
antara lain Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Kompetensi Akademik (TKA) dengan kelompok
ujian Saintek dan Soshum. Tes Potensi Skolastik bertujuan mengukur kemampuan kognitif
peserta, atau kemampuan penalaran dan pemahaman umum yang dianggap penting untuk
keberhasilan menempuh pembelajaran di perguruan tinggi. Sementara TKA mengukur
pengetahuan peserta akan materi yang telah diajarkan di sekolah. Materi TKA terdiri dari sejumlah
soal yang mengukur Higher Order Thinking Skills (HOTS). Dengan hanya menerapkan UTBK,
peserta tidak bisa mendaftar SBMPTN metode UTBC lagi. Selain itu, metode ujian berbasis
Android yang telah diujicobakan pada SBMPTN 2018, untuk sementara belum diterapkan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh terhadap kesiapan
siswa SMA kelas XII yang berlokasi di MAN 2 Kota Malang dengan perubahan Sistem Bersama
Masuk Perguruan Tinggu menjadi Ujian Tulis Berbasis Komputer.

Kata Kunci : Pengaruh, perguruan tinggi, sistem, siswa, SBMPTN, dan UTBK.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini
didukung dengan fakta adanya program wajib belajar yang ditetapkan oleh pemerintah. Terlepas
dari program wajib belajar yang telah ditetapkan, ternyata masih sangat banyak pelajar di
Indonesia yang ingin mengenyam pendidikan yang lebih tinggi yaitu ke bangku perkuliahan
khususnya perguruan tinggi negeri atau bisa disingkat PTN. Dengan terbatasnya bangku
perkuliahan yang dimiliki oleh PTN, maka diadakanlah Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN) guna menyaring para pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi melalui jalur tes.

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini dilangsungkan setiap tahun
dan terbuka untuk umum. Akan tetapi, golongan yang mengikuti SBMPTN ini mayoritas berasal
dari pelajar di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu kendala yang dihadapi para
peserta SBMPTN ini adalah perubahan peraturan SBMPTN itu sendiri. Perubahan ini tak hanya
meliputi tata cara pelaksanaan saja namun juga meliputi penilaian dari SBMPTN ini. Hal ini tentu
memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung kepada para peserta SBMPTN
ini. Pada tahun ini, SBMPTN dilaksanakan berbasis komputer sehingga dinamakan Ujian Tulis
Berbasis Komputer atau disingkat UTBK. Sebagian kecil dari peserta SBMPTN ini adalah murid
kelas XII yang akan menghadapi UTBK di salah satu SMA di Malang yaitu MAN 2 Kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebit, dapat ditarik satu rumusan masalah yaitu bagaimanakah pengaruh
perubahan sistem Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri terhadap kesiapan siswa kelas
XII MAN 2 Malang dalam menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer?

1.3 Tujuan

Pembuatan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan sistem
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri terhadap kesiapan siswa kelas XII MAN 2 Kota
Malang dalam menghadapi Ujian Tulis Berbasis Komputer

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri


Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau yang disingkat sebagai SBMPTN
merupakan suatu seleksi yang dilakukan secara bersama-sama sebagai bentuk penerimaan
mahasiswa baru di dalam lingkungan perguruan tinggi negeri. SBMPTN memiliki tujuan sebagai
berikut. Pertama, menyeleksi calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di
perguruan tinggi dengan baik dan tepat waktu berdasarkan hasil ujian tulis saja atau hasil ujian
tulis dan kriteria lain yang telah ditetapkan bersama. Kedua, memberi kesempatan bagi calon
mahasiswa untuk memilih lebih dari satu PTN lintas wilayah. Ketiga, memperoleh calon
mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi negeri tujuan
berdasarkan nilai akademik saja atau nilai akademik dan prestasi siswa lainnya.
SBMPTN telah mengalami banyak perubahan, baik sistem maupun istilah, dari masa ke
masa. Sampai saat ini, sudah terjadi tujuh kali perubahan. Berikut adalah perubahan-perubahan
yang terjadi dari masa ke masa :
1. Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universitas (SKALU)
SKALU diadakan secara serentak pada tahun 1976-1979 oleh lima perguruan tinggi
negeri yang ada di Indonesia pada saat itu, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut
Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada
(UGM), dan Universitas Airlangga (UNAIR). Kelima PTN tersebut menggelar Ujian
Saringan Masuk (USM) yang seragam dengan tujuan agar calon mahasiswa tidak harus
ke daerah yang merupakan lokasi kelima universitas terserbut.
2. Sekretariat Kerjasama Antar Sepuluh Universitas (SKASU)
Pada perkembangan selanjutnya, SKALU berubah menjadi program perintis. Meski saat
itu namanya adalah program perintis, istilah penerimaan mahasiswa baru pada tahun
1979-1983 lebih dikenal dengan SKASU. Adapun universitas-universitas yang terlibat
di dalamnya sama dengan SKALU ditambah dengan Universitas Padjajaran (UNPAD),
Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Sumatera
Utara (USU), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
3. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SIPENMARU)

2
Pada SIPENMARU, pemerintah menggabungkan seleksi ujian masuk perintis. Metode
yang digunakan dalam menyeleksi calon mahasiswa adalah melalui Penelusuran Minat
dan Kemampuan (PMDK). Terdapat lima pilihan bidang studi dalam seleksi
penerimaannya. Sistem ini berjalan dari tahun 1983-1989.
4. Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN)
Pada tahun 1989-2001, UMPTN menggantikan sistem SIPENMARU. Sistem UMPTN
sepenuhnya dilaksanakan oleh masing-masing PTN. Namun, untuk mempermudah
peserta ujian, pelaksanaan UMPTN dikoordinasikan dalam beberapa rayon.

5. Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB)


Sistem ini diterapkan mulai tahun 2001 sampai dengan 2008. Sistemnya tidak jauh
berbeda dengan UMPTN. SPMB dilaksanakan di kota tempat PTN berada serta kota-
kota lain yang dianggap strategis oleh panitia.
6. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
Istilah SPMB berganti menjadi SNMPTN pada tahun 2008. Pada SNMPTN terdapat
dua jalur, yang pertama undangan dan tertulis, Untuk jalur undangan, terbuka bagi
sekolah yang memiliki akreditasi. Untuk jalur tertulis, pendaftarannya masih
menggunakan kertas (paper-based). Pada tahun 2009 pendaftarannya baru beralih ke
sistem daring.
7. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
SBMPTN mulai diperkenalkan pada tahun 2013. Jalur seleksinya meliputi ujian tulis
dan ujian keterampilan. Pendaftaran dan pengumuman semuanya bersifat daring. Pada
tahun 2016, untuk pertama kalinya SBMPTN dikelola oleh Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, setelah sebelumnya dikelola oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 2019 ini, terdapat beberapa perbedaan dalam sistem penyelenggaraan SBMPTN
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berikut adalah tabel perbedaan antara SBMPTN 2018
dengan SBMPTN 2019.

3
2018 2019
Ditangani oleh Panpus SNPMB PTN Ditangani oleh Lembaga Tes Masuk
Perguruan Tinggi
Peserta yang sudah lolos SNMPTN Peserta yang sudah lolos SNMPTN tidak
masih bisa mendaftar SBMPTN bisa mendaftar SBMPTN
Alokasi daya tampung minimal 30% Alokasi daya tampung minimal 40%
Metode tes berupa UTBC (Ujian Tulis Metode tes hanya berupa UTBK
Berbasis Cetak) atau UTBK (Ujian Tulis
Berbasis Komputer)
Kelompok ujian terdiri dari SAINTEK, Hanya SAINTEK dan SOSHUM
SOSHUM, dan Campuran
Kesempatan tes tiap peserta hanya sekali Diperbolehkan mengikuti tes maksimal
saja dua kali.
Setiap peserta bisa mengikuti saintek, Setiap peserta bisa mengikuti:
soshum, atau campuran - Kelompok saintek dan soshum
masing-masing sekali
- Kelompok saintek dua kali
- Kelompok soshum dua kali
Bagi prodi seni dan olahraga wajib Bagi prodi seni dan olahraga wajib
mengikuti ujian keterampilan mengunggah portofolio

2.2 Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
Banyak hal yang perlu disiapkan saat siswa dan siswi kelas XII SMA yang sebentar akan lulus dan
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Untuk dapat masuk perguruan tinggi negeri maka siswa
harus melewati tahap seleksi yaitu SBMPTN. Berbagai jenis persiapan mulai disiapkan dari
mengulang kembali pelajaran SMA, mengikuti try out sebagai simulasi ujian, hingga persiapan
mental dalam mengerjakan ujian. Sistem perubahan ujian SBMPTN berdampak bagi kesiapan para
pelajar. Perubahan tersebut dapat membantu ataupun menambahkan hal-hal yang perlu
diperhatikan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

2.2.1 Pengertian Kesiapan

4
Menurut Thorndike dikutip oleh Slameto (2003:114), kesiapan adalah prasyarat untuk
belajar(ketidakseragaman penandaan paragraf baru) berikutnya, sehingga untuk dapat melakukan
perbuatan belajar, baik anak atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan
kesiapan psikis, kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu (misalnya tes).

Salah satu hukum belajar dari percobaan Thorndike adalah hukum kesiapan (law of
readiness)yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka
pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi
cenderung diperkuat. Hukum kesiapan menunjukkan keadaan-keadaan dimana pelajar cenderung
untuk mendapatkan kepuasan atau ketidakpuasan, menerima atau menolak sesuatu.

Menurut Thorndike yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2001:250) ada tiga keadaan hukum
kesiapan yaitu :

1) Jika kecenderungan bertindak dan orang melakukannya, maka ia akan merasa puas. Akibatnya,
ia tak akan melakukan tindakan lain.

2) Jika ada kecenderungan bertindak, tetapi ia tidak melakukannya, maka timbullah rasa
ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan
ketidakpuasannya.

3) Bila tidak ada kecenderungan bertindak padahal ia melakukannya, maka timbullah


ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan
ketidakpuasannya.

2.2.2 Kesiapan Mental


Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri.
Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berpikir dan berperasaan sehingga seseorang
yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa
percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan
memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Kelebihan yang ada di dalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar
menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Hakim ,2002).

5
Berdasarkan pendapat para ahli, percaya diri merupakan adanya sikap individu akan
kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu
perasaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak
dipengaruhi oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri : toleransi,
tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan
tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.

Proses terbentuknya rasa percaya diri menurut Hakim (2002:6) secara garis besar menyebutkan
sebagai berikut :

a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang


melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.
b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan
keyakinan yang kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-
kelebihannya.
c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau sulit menyesuaikan diri.
d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala
kelebihan yang ada pada dirinya.

Faktor lain yang menyebabkan timbulnya perasaan cemas adalah kurangnya kepercayaan diri
siswa terhadap kemampuan yang ia miliki. Sehingga banyak siswa yang merasa pesimis.
Sebenarnya siswa mampu mengerjakan soal dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Namun
karena kurangnya kepercayaan diri, sehingga mereka malah menyontek dan melakukan hal-hal
curang lainnya yang terkadang membuat mereka gagal.

2.2.3 Kesiapan Fisik


Kondisi fisik atau kebutuhan jasmani manusia, misalnya kebutuhan akan makan, minum, tidur,
istirahat yang cukup dan kesehatan. Untuk belajar yang efektif dan efisien siswa harus sehat,

6
siswa yang sakit, kurang makan, kurang tidur, atau kurang baik alat inderanya tidak dapat belajar
dengan efektif. Siswa yang sakit dapat mengganggu kerja otak yang mengakibatkan
terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.
Menurut Ian Duckett dan Marilyn Tatarkowski (2005: 6) kebutuhan fisik peserta didik terdiri
dari :
a) Air, 80% dari otak adalah air. Otak akan berhenti jika dehidrasi dan peserta didik harus minum
air dari botol jenis olahraga di lingkungan mereka belajar kecuali ada masalah kesehatan dan
keamanan yang mencegah mereka dari melakukan hal itu, seperti bekerja di laboratorium atau
workshop rekayasa. 14
b) Buah dan sayuran, energi menyimpan kimia adenosin trifosfat (ATP) diproduksi oleh
makanan yang kita makan. Ketika otak aktif akan menuntut ATP dan karbohidrat lebih banyak,
yang paling sederhana adalah kandungan glukosa. Peserta didik harus menghindari 'junk food',
terutama ketika merevisi untuk ujian dan pada hari ujian. Pada satu perguruan tinggi, peserta
didik di mana dianjurkan untuk makan buah selama pelajaran. Buah dan sayur merupakan
makanan yang mudah dicerna dan dapat meningkatkan energi dalam otak.
c) Tidur, tidur sangat penting untuk beristirahat tubuh. Saat pikiran masih aktif baik untuk
mendengarkan musik yang lembut atau membaca buku sebelum tidur. Remaja membutuhkan
banyak tidur, meskipun tidur lebih awal lebih bermanfaat daripada tidur larut pagi.
d) Oksigen, otak menggunakan 25% oksigen tubuh, oleh karena itu pembelajar perlu bekerja di
ruangan yang berventilasi baik. Peserta didik dapat beristirahat menggunakan 'brain
gym/olahraga otak' sepanjang hari,dengan cara mereka harus berjalan cepat di udara yang segar
setidaknya selama ±20 menit/hari. Berdasarkan pendapat diatas kondisi fisik terdiri dari air, buah
dan sayur, tidur, oksigen, makan, istirahat dan kesehatan tubuh
2.2.4 Kesiapan Tes Ujian
Menurut Slameto (2003:113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberi respon (jawaban) di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi.
Menurut Bukhori yang dikutip oleh Arikunto (2009:32) tes ialah suatu percobaan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok
murid. Sedangkan menurut Webster‟s Collegiate tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (kalau ambil kutipan yang gak dicantumkan

7
tahun pembuatannya,jadi penulisannya adalah, tuliskan “tanpa tahun” di dalam kurung dibelakang
tulisan nama pengarang).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan tes ujian adalah keseluruhan kondisi siswa
yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu tes yang akan memberikan hasil yang semaksimal mungkin bagi siswa yang bersangkutan.
(Kutipan lamgsung pendek yang isinya kurang dari 4 baris, diapit oleh tanda kutip.

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013: 13), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Jenis penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh
perubahan sistem SBMPTN terhadap kesiapan siswa kelas XII MAN 2 Kota Malang dalam
menghadapi UTBK.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian tentang dampak pengaruh perubahan sistem SBMPTN terhadap kesiapan siswa
dalam menghadapi UTBK ini diadakan di kelas XII MAN 2 Kota Malang . Kegiatan penelitian
ini dimulai sejak tanggal 19 Maret 2019 hingga 26 Maret 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh peneliti.
Seperti menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pendapat di atas menjadi salah
satu acuan bagi penulis untuk menentukan populasi. Populasi yang digunakan sebagai penelitian
adalah Peserta SBMPTN 2019.

9
2. Sampel iiiiiiiiiiiiiiiii

Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti. Menurut
Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi yang ada
sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan
oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada. Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2011:90)
“ ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.” Jika
dibandingkan dengan populasi peserta SBMPTN, tentu saja jumlah responden tidak
sedikitpun mendekati sehingga penulis menggunakan seluruh hasil tanggapan dari angket
yakni 67 tanggapan.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Perolehan dan pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dan alat
pengumpulan berbentuk angket. Angket dalam penelitian ini menggunakan jenis angket terbuka
dan tertutup. Penelitian ini tidak menggunakan dua angket yang berbeda namun hanya satu
angket yang memiliki dua jenis jawaban, yakni pilihan ganda serta pendapat. Terdapat tiga Commented [Fa5]: Diantara kata jawaban dan yakni
harusnya disisipkan tanda baca koma “,”
pertanyaan dengan pilihan ganda Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui peminatan
responden, kesiapan responden dalam menghadapi UTBK dan juga aspek yang paling penting
bagi responden dalam menghadapi UTBK. Terdapat tiga terbuka. Pertanyaan ini bertujuan
untuk mengetahui pendapat responden terhadap perubahan SBMPTN 2019, kesulitan
perubahan tata cara pengujian dan juga pendapat responden tentang SBMPTN yang ideal. Commented [Fa6]: Akhir kalimat harus diakhiri dengan
titik “.”

3.5 Teknik Analisis Data


Data dan informasi yang telah kita kumpulkan merupakan data mentah. Sehingga data
tersebut harus diuji dan diolah guna dapat mengetahui kebenaran dan sejauh mana Commented [Fa7]: mengetahui

permasalahan yang terjadi dilapangan. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono 2011:
246 menerangkan bahwa “Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification.” Dari ketiga kategori tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:

10
a. Data reduction (Reduksi data)

Reduksi data sangat diperlukan dalam sebuah penelitian apabila penelitian melibatkan
sampel yang banyak. Data reduksi ini bertujuan untuk merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Sehingga dengan
mereduksi data, penulis dapat memilih data mana yang penting atau yang masuk dalam
penelitian ini.

b. Data display (penyajian data)

Setelah memilih data yang penting maka langkah selanjutnya dilakukan penyajian
data. Untuk penelitian kuantitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik
dan sebagainya. Pada penelitian ini menggunakan penyajian data persentase yang sudah
terdapat di google form.

c. Conclusion drawing/verificatioan

Langkah ini digunakan untuk menarik kesimpulan sementara yang terdapat


dilapangan. Sehingga pada penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang ditentukan sejak awal. Sehingga pada langkah ini penulis melakukan penarikan
kesimpulan dari hasil data yang kita peroleh.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

12
13
4.2 Pembahasan
Setelah angket dalam bentuk google form disebarkan kepada beberapa siswa kelas XII MAN 2
Kota Malang, hasil yang didapat adalah sebagai berikut. Dari 67 responden, yang terdiri dari siswa
peminatan IPA, IPS, maupun Bahasa, sebanyak 23.9% menyatakan sangat siap dalam menghadapi
UTBK, 70.1% menyatakan kurang siap, dan 6% menyatakan tidak siap sama sekali dalam
menghadapi UTBK. Kemudian, dari ketiga aspek kesiapan yang ada, fisik, mental, dan
pengetahuan, 46.3% dari responden menyatakan bahwa aspek yang paling penting dalam
menghadapi UTBK adalah kesiapan pengetahuan, 38.8% menyatakan bahwa aspek yang paling
penting adalah mental.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa persentase dari siswa yang kurang siap dalam menghadapi
UTBK cukup besar, yaitu sebesar 70.1%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari perubahan sistem SBMPTN terhadap kesiapan siswa kelas XII MAN 2 Kota
Malang dalam menghadapi UTBK mendatang. Dari analisis opini-opini yang telah diberikan oleh
siswa, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa perubahan sistem SBMPTN tahun ini Commented [Fa8]: perubahan

memiliki pengaruh terhadap kesiapan dalam menghadapi UTBK. Pertama, rentang waktu yang
cukup singkat antara ujian tulis yang pertama dan kedua. Kedua, rumitnya sistem pendaftaran dan

14
sempat terjadinya kasus server down. Ketiga, perubahan sistem pengerjaan soal, misalnya
pembatasan waktu tiap mata pelajaran, perubahan materi yang diujikan, serta kurang jelasnya
sistem penilaian. Keempat, perubahan secara total dari ujian tulis yang pada awalnya terdiri dari
ujian tulis berbasis cetak (UTBC) dan berbasis komputer (UTBK), kini hanya berbasis komputer.
Dari aspek kesiapan yang ada, bisa diketahui bahwa aspek pengetahuan memiliki presentase
yang paling besar, yaitu sekitar 46.3%. Hal ini cukup wajar karena materi yang diujikan di UTBK
SBMPTN 2019 ini cukup banyak. Dari peminatan sains dan teknologi (saintek) ada empat mata
pelajaran yang diujikan, yaitu Matematika Saintek, Fisika, Kimia, dan Biologi. Sedangkan dari
peminatan sosial dan humaniora ada lima mata pelajaran, Matematika Soshum, Geografi,
Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah. Melihat banyaknya mata pelajaran yang harus dikerjakan pada
saat UTBK, maka tidak heran aspek kesiapan pengetahuan menjadi aspek yang paling penting
dalam menghadapi UTBK.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah diadakan penelitian terhadap permasalahan tentang pengaruh perubahan sistem
seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri terhadap kesiapan siswa kelas XII MAN 2
Kota Malang dalam menghadapi ujian tulis berbasis komputer, melalui data yang diperoleh
dan disajikan serta dianalisis, selanjutnya dapat diperoleh kesimpulan. Persiapan siswa dalam
menghadapi ujian tulis berbasis komputer tergolong kurang cukup. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah persentase yang diperoleh yakni sebesar 70,1% menyatakan kurang siap,23,9%
menyatan sangat siap dan 6% menyatakan tidak siap sama sekali. Adapun faktor yang
mempengaruhi persiapan siswa dalam menghadapi perubahan sistem SBMPTN dari berbasis
tulis menjadi komputer, yaitu: rentan waktu yang singkat antara ujian tulis pertama dan
kedua,rumitnya sistem pendaftaran ,kasus server down,perubahan sistem pengerjaan
soal,perubahan materi yang diujikan,kurang jelasnya sistem penilaian,perubahan total ujian
berbasis cetak menjadi berbasis komputer , selain itu ada dua aspek yang penting saat
menghadapi ujian tulis berbasis komputer yaitu kesiapan pengetahuan dan kesiapan mental.

5.2 Saran-saran

Pada akhir tulisan ini penulis memberikan saran

Pertama untuk Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Malang, yaitu:

8. Kepala sekolah dapat memberikan kebijakan yang baik untuk siswanya dalam
menghadapi SBMPTN , seperti mempersiapkan guru yang ahli dibidang masing-masing.
9. Guru dapat memberikan les tambahan/terobosan, memotivasi dan
membiasakan siswa untuk mengerjakan latihan soal SBMPTN melalui komputer.
10. Untuk mengikuti SBMPTN siswa dapat mempersiapkan dirinya dari segi pengetahuan,
kesehatan dan mental.

Kedua untuk panitia penyelenggara Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi ,yaitu:

1. Perlunya pembenahan pada server agar tidak terjadi down.

16
2. Perlunya transparansi nilai agar siswa bisa mengukur kemampuannya ,sehingga bila gagal
tahun ini siswa bisa mengetahui kelemahannya .

17
DAFTAR PUSTAKA

Nur,fatma.2012.Hubungan Antara Kesiapan Mengikuti Tes Ujian dengan Prestasi Belajar Mata Commented [A9]: Nama orang diawali dengan huruf
Pelajaran Produktif Siswa SMKN 3 Wonosari. kapital

http://eprints.uny.ac.id/20302/1/Fatma%2007511241025.pdf .diakses pada tanggal 25 Maret 2019


pukul 08.00
Saidah,Nailis.2014.Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kemandirian Belajar Siswa
Akselesrai di Man 1 model Bojonegoro.http://ethess.uin-
malang.ac.id/1847/6/09410074_Bab_2.pdf. diakses pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 08.00
Laman Resmi SBMPTN. (2019). Diakses pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 08.55.
https://sbmptn.ltmpt.ac.id/?mid=13

Kompas. (2018, 9 Mei). Ingat Sipenmaru dan UMPTN? Ini Istilah Tes Masuk PTN dari Masa ke
Masa. Diakses pada tanggal 25 Maret 2019 pukul 09.00.
https://edukasi.kompas.com/read/2018/05/09/16425551/ingat-sipenmaru-dan-umptn-ini-istilah-tes-
masuk-ptn-dari-masa-ke-masa

18

Anda mungkin juga menyukai